Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2010
Entamoeba histolytica
Amoebiasis adalah suatu keadaan terdapatnya Entamoeba histolytica dengan atau tanpa
manifestasi klinik, dan disebut sebagai penyakit bawaan makanan (Food Borne Disease).
Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan Dysentery amoeba, penyebarannya
kosmopolitan banyak dijumpai pada daerah tropis dan subtropics terutama pada daerah yang
sosio ekonomi lemah dan hugiene sanitasinya jelek. Entamoeba histolytica pertama kali
ditemukan oleh Losh tahun 1875 dari tinja disentrai seorang penderita di Leningrad, Rusia.
Pada autopsi, Losh menemukan Entamoeba histolytica bentuk trofozoit dalam usus besar,
tetapi ia tidak mengetahui hubungan kausal antara parasit ini dengan kelainan ulkus usus
tersebut. Pada tahun 1893 Quiche dan Roos rnenemukan Entamoeba histolytica bentuk kista,
sedangkan Schaudin tahun 1903 memberi nama spesies Entamoeba histolytica dan
membedakannya dengan amoeba yang juga hidup dalam usus besar yaitu Entamoeba coli.
Sepuluh tahun kemudian Walker dan Sellards di Filiphina membuktikan dengan eksperimen
pada sukarelawan bahwa entamoeba histolytica merupakan parasit komensal dalam usus
besar. Klasifikasi amoebiasis menurut WHO (1968) dibagi dalam asimtomatik dan
simptomatik, sedang yang termasuk amoebiasis simptomatik yaitu amoebiasis intestinal yaitu
dysentri, non-dysentri colitis, amoebic appendicitas ke orang lain oleh pengandung kista
entamoeba hitolytica yang mempunyai gejala klinik (simptomatik) maupun yang tidak
(asimptomatik)
1. Taksonomi
Kingdom : Protista
Filum : Sarcomastigophora
Kelas : Rhizopoda
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
Spesies : Entamoeba histolytica
2. Distribusi Grafik
Amebiasis terdapat di seluruh dunia (kosmopolit) terutama di daerah tropic dan di daerah
beriklim sedang.
3. Epidemiolgi
Amooebasis tersebar luas diberbagai negara diseluruh dunia. Pada berbagai survei
menunjukkan frekwensi diantara 0,2 -50 % dan berhubungan langsung dengan sanitasi
lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak dijumpai pada daerah tropik dan subtropik
yang sanitasinya jelek, dan banyak dijumpai juga dirumahrumah sosial, penjara, rumah sakit
jiwa dan lain-lain. Sumber infeksi terutama "carrier" yakni penderita amoebiasis tanpa gejala
klinis yang dapat bertahan lama megeluarkan kista yang jumlahnya ratusan ribu perhari.
Bentuk kista tersebut dapat bertahan diluar tubuh dalam waktu yang lama. Kista dapat
menginfeksi manusia melalui makanan atau sayuran dan air yang terkontaminasi dengan tinja
yang mengandung kista.
Infeksi dapat juga terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoak
(lipas) atau tangan orang yang menyajikan makanan (food handler) yang menderita sebagai
"carrier", sayur-sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia dan selada buah yang ditata atau
disusun dengan tangan manusia. Bukti-bukti tidak langsung tetapi jelas menunjukkan bahwa
air merupakan perantara penularan. Sumber air minum yang terkontaminasi pada tinja yang
berisi kista atau secara tidak sengaja terjadi kebocoran pipa air minum yang berhubungan
dengan tangki kotoran atau parit. Penularan diantara keluarga sering juga terjadi terutama
pada ibu atau pembantu rumah tangga yang merupakan "carrier", dapat mengkontaminasi
makanan sewaktu menyediakan atau menyajikan makanan tersebut.
Pada tingkat keadaan sosio ekonomi yang rendah sering terjadi infeksi yang disebabkan
berbagai masalah, antara lain:
1. Penyediaan air bersih, sumber air sering tercemar.
2. Tdak adanya jamban, defikasi disembarang tempat, memungkinkan amoeba dapat
dibawa oleh lalat atau kecoa.
3. Pembuangan sampah yang jelek merupakan tempat pembiakan lalat atau lipas yang
berperan sebagai vektor mekanik.
Pengandung kista yang jumlahnya besar dan penderita dalam keadaan konvalesensi
merupakan bahaya potensial yang merupakan sumber infeksi dan harus diobati dengan
sempurna karena keduanya merupakan masalah kesehatan yang besar. Kista dapat hidup
lama dalam air (10 -14 hari). Dalam lingkungan yang dingin dan lembab kista dapat hidup
selama kurang lebih 12 hari, kista juga tahan terhadap Clor ( Cl ) yang terdapat dalam air
leding dan kista akan mati pada suhu 50° C atau dalam keadaan kering. Entamoeba
histolytica ini juga menyebabkan Dysenteriae amoeuba, abses hati dan Giardia lamblia yang
banyak ditemukan pada anak-anak. Infeksi juga ditularkan dalam bentuk kista, sehingga
pengandung kista adalah penting dalam penyebaran penyakit ini.
Di Indonesia, amoebiasis kolon banyak dijumpai dalam keadaan endemi. Prevalensi
Entamoeba histolytica di berbagai daerah di Indonesia berkisar antara 10 –18 %. Amoebiasis
juga tersebar luas diberbagai negara diseluruh dunia. Pada berbagai survei menunjukkan
frekuensi diantara 0,2 -50 % dan berhubungan dengan sanitasi lingkungan sehingga penyakit
ini akan banyak dijumpai pada daerah tropic dan subtropik yang sanitasinya jelek. Di Cina,
Mesir, India dan negeri Belanda berkisar antara 10,1 –11,5%, di Eropa utara 5 -20%, di
Eropa Selatan 20 -51 % dan di Amerika Serikat 20%. Frekuensi infeksi Entamoeba
histolytica diukur dengan jumlah pengandung kista. Perbandingan berbagai macam
amoebiasis di Indonesia adalah sebagai berikut, amoebiasis kolon banyak ditemukan,
amoebiasis hati hanya kadang-kadang amoebiasis otak lebih jarang lagi dijumpai.
4. Morfologi E. histolytica
Amoeba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoitnya memiliki ciri-ciri
morfologi :
Dalam peralihan bentuk trofozoit menjadi kista, ektoplasma dan di dalam sitoplasma
tidak dijumpai lagi eritrosit. Bentuk ini dikenal dengan istilah minuta. Bentuk minuta dari
E. histolytica sangat mirip dengan bentuk trofozoit dari E. coli.
5. Siklus Hidup
Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit ini didalam usus besar
akan memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk 8 tropozoit yang apabila
tinja dalam usus besar konsistensinya padat maka, tropozoit langsung akan terbentuk
menjadi kista dan dikeluarkan bersama tinja, sementara apabila konsistensinya cair maka,
pembentukan kista terjadi diluar tubuh.
E. histolytica terdapat diseluruh dunia (kosmopolit) terutama didaerah tropic dan
daerah beriklim sedang. Dalam daur hidupya Entamoeba histolytica memiliki 3
stadium yaitu:
1. Bentuk histolitika.
2. Bentuk minuta
3. bentuk kista
Bentuk histolitika dan bentuk minuta adalah bentuk trofozoit. Perbedaan antara
kedua bentuk tropozoit tersebut adalah bahwa bentuk histolytika bersifat fatogen dan
mempunyai ukuran yang lebih besar dari bentuk minuta. Bentuk histolitika berukuran 20
– 40 mikron, mempunyai inti entamoeba yang terdapat di endoplasma. Ektoplasma
bening homogen terdapat di bagian tepi sel, dapat dilihat dengan nyata. Pseudopodium
yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebih seperti daun, di biasanya tidak
mengandung bakteri atau sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah. Bentuk
histolytica ini patogen dan dapat hidup dijaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan
vagina. Bentuk ini berkembang biak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak
jaringan tersebut sesuai dengan nama spesiesnya Entomoeba histolitica (histo= jaringan,
lysis = hancur).
Bentuk minuta adalah bentuk pokok esensial, tanpa bentuk minuta daur hidup tidak
dapat berlangsung, besamya 10-20 mikron. Inti entamoeba terdapat di endoplasma yang
berbutir-butir. Endoplasma tidak mengandung sel darah merah tetapi mengandung
bakteri dan sisa makanan. Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak bila membentuk
pseudopodium. Pseudopodium dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat.
Bentuk minuta berkembang biak secara belah pasang dan hidup sebagai komensal di
rongga usus besar, tetapi dapat berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen.
Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar, besamya 10 -20 mikron,
berbentuk bulat lonjong, mempunyai dinding kista dan ada inti entamoeba. Dalam tinja
bentuk ini biasanya berinti 1 atau 2, kadang-kadang terdapat yang berinti 2. Di
endoplasma terdapat benda kromatoid yang besar, menyerupai lisong dan terdapat juga
vakuol glikogen. Benda kromatoid dan vakuol glikogen dianggap sebagai makanan
cadangan, karena itu terdapat pada kista muda. Pada kista matang, benda kromatoid dan
vakuol glikogen biasanya tidak ada lagi. Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat
merupakan bentuk infektif. Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta
di rongga usus besar manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat
membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja.
Dengan adanya dinding kista, bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di
luar tubuh manusia. bentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat. Endoplasma berbutir
halus
Bentuk yang infektif adalah kista. Setelah tertelan, kista akan mengalami ekstitasi di
ileum bagian bawah trofozoit kembali. Trofozoit kemudian memperbanyak diri dengan
cara belah pasang. Trofozoit kerap mengalami enkistasi (merubah diri menjadi bentuk
kista). Kista akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk trofozoit dan kista dapat dijumpai di
dalam tinja. Namun trofozoit biasanya dijumpai pada tinja cair.bE. histolytica bersifat
invasif, sehingga trofozoit dapat menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam
sirkulasi darah (hematogen).
Diagnosis pasti penderita amoebiasis adalah menemukan parasit didalam tinja atau
jaringan. Diagnosis laboratorium dapat dibuat dengan pemeriksaan mikroskopis atau
menemukan parasit dalam biakan tinja sering dijumpai Entamoeba histolytica bersama-
sama dengan kristal Charcot-Leyden. Diagnosis tidak selalu mudah, maka perlu
dilakukan pemeriksaan berulang teristimewa pada kasus menahun. Kegagalan dapat
terjadi dengan teknik yang salah, mencari parasit tidak cukup teliti atau sering
dikacaukan dengan protozoa lain dan sel-sel artefak. Pemeriksaan tinja dengan sediaan
langsung dengan memakai air garam faal, atau lugol, dengan pengecatan trichrom,
hematoksilin (sediaan permanen) atau dengan metode konsentrasi. Pada umumnya pada
tinja encer akan di jumpai bentuk tropozoit disertai gejala klinik nyata, sedangkan pada
tinja padat pada penderita tanpa gejala terutama pada penderita menahun "carrier" akan
dijumpai terutama bentuk kista.
Bentuk trophozoit dapat dikenal karena gerakannya aktif, ektoplasma yang berbatas
jelas, nukleus dan adanya sel darah merah, cristal Charcot–Letden, yang dicernakan dan
kista-kista dapat dikenali dari bentuknya yang bulat dimana jumlah inti 1 - 4 dan benda
chromatoidnya. Pemeriksaan serologis, test haemaglutinasi, test presipitin, pemeriksaan
radiologis atau scalhing berperan pada penderita ekstra intestinal amoebiasis. Aspirasi
abses dapat dilakukan dengan menemukan cairan warna coklat dan pada akhir aspirasi
akan ditemukan bentuk tropozoit. Pada amoebiasis kolon akut biasanya diagnosis klinis
ditetapkan bila terdapat sindrom disentri disertai sakit perut (mules). Biasanya gejala
diare berlangsung tidak lebih dari 10 kali sehari. Gejala tersebut dapat dibedakan dari
gejala penyakit disentri basilaris. Pada disentri basilaris terdapat sindrom disentri dengan
diare yang lebih sering, kadangkadang sampai lebih dari 10 kali sehari, terdapat juga
demam dan lekositosis. Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan
Entamoeba histolytica bentuk histolytica dalam tinja.
Amoebiasis kolon menahun biasanya terdapat gejala diare yang ringan diselingi
dengan obstipasi. Dapat juga terjadi suatu eksaserbasi akut dengan sindrom disentri.
Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan Entamoeba histolytica bentuk
histolytica dalam tinja. Bila amoeba tidak ditemukan, pemeriksaan tinja perlu diulangi 3
hari berturut-turut. Reaksi serologi perlu dilakukan untuk menunjang disgnosis.
Proktoskop dapat digunakan untuk melihat luka yang terdapat di rektum dan untuk
melihat kelainan di sigmoid digunakan sigmoidoskop. Sedangkan pada amoebiasis hati
secara klinis dapat dibuat diagnosis bila terdapat gejala berat badan menurun, badan
terasa lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati yang nyeri tekan. Pada
pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan peninggian diafragma. Pemeriksaan darah
menunjukkan adanya kista dan trofozoit.
8. Pengobatan
9. Pencegahan.
Pencegahan penyakit amoebiasis terutama ditujukan kepada kebersihan perorangan
(personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental hygiene). Kebersihan
perorangan antara lain adalah mencuci tangan dengan bersih sesudah mencuci anus dan
sebelum makan. Kebersihan lingkungan meliputi: memasak air minum, mencuci sayuran
sampai bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buang air besar dijamban, tidak
menggunakan tinja manusia untuk pupuk, menutup dengan baik makanan yang
dihidangkan untuk menghindari kontaminasi oleh lalat dan lipas, membuang sampah
ditempat sampah yang ditutup untuk menghindari lalat.
Untuk menurunkan angka sakit, maka perlu diadakan usaha jangka panjang berupa
pendidikan kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan dan usaha jangka pendek berupa
penyuluhan kesehatan dan pembersihan kampung halaman secar serentak (gotong
royong) dan juga dengan pengobatan massal ataupun individual.
Entamoeba coli
1. Taksonomi
Kindom : Protista
Filum : Sarcomastigophora
Kelas : Rhizopoda
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
2. Distribusi Geografik
3. Morfologi
Bergerak dan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki semu (ada dua macam yaitu
lobodia dan filopodia). Hidup bebas di dalam air laut dan tawar. Berkembangbiak dengan cara
membelah biner. - Bentuk selalu berubah-ubah, Habitat di air tawar, Inti sel berfungsi untuk
mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sel, Mempunyai vakuola makanan dan
vakuola kontraktil Reproduksi dengan pembelahan biner.
E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi
berikut :
Dengan morfologi demikian, maka trofozoit E. coli sangat mirip dengan prekista
dariE.histolytica. Kista E.coli memiliki ciri-ciri berikut:
1. Bentuk membulat dengan ukuran 10-35 mikron
2. Kista batang berisi 8-16 inti
3. Cromatoidal bodies berupa batang-batang langsing yang menyerupai jarum
E.coli
E. coli hidup sebagai komensial di rongga usus besar. Dalam daur hidupnya terdapat bentuk
trofozoit dan bentuk kista. Di endoplasma terdapat benda kromatid yang besar, menyerupai
lisong dan terdapat juga vakuola glikogen. Benda kromatid dan vakuola glikogen di anggap
sebagai makanan cadangan, karena itu terdapat pada kista muda. Pada kista matang, benda
kromatid dan vakuola glikogen biasanya tidak ada lagi. Bemtuk kista ini tidak pathogen, tetapi
dapat merupakan bentuk infektif. Kista memiliki dinding yang mampu melindungi atau dapat
bertahan terhadap pengaruh buruk di luar badan manusia. Bila Kista matang tertelan, kista
tersebut sampai di lambung masih dalam keadaan utuh karena dinding kista tahan terhadap asam
lambung. Di rongga usus halus dinding kista dicernakan, terjadi eksitasi dan keluarlah bentuk-
bentuk trofozoit yang masuk ke rongga usus besar.
Bentuk trofozoit berukuran 15-30 mikron, berbentuk lonjong atau bulat. Bentuk ini
mempunyai sebuah inti entamoeba, dengan kariosom kasar dan biasanya letaknya eksentrik.
Butir-butir kromatin perifer juga kasar dan letaknya tidak merata. Ektoplasma tidak nyata, hanya
tampak bilapseudopodium dibentuk. Psedopodium lebar, dibentuk perlahan-lahan sehingga
pergerakannya lambat. Endoplasma bervakuola, mengandung bakteri dan sisi makanan, tidak
mengandung sel darah merah. Bentuk ini tidak dapat dibedakan dari bentuk minuta E.histolytica.
Cara berkembangbiaknya dengan belah pasang. Bentuk trofozoit biasanyaditemukan dalam tinja
lembek atau cair. Bentuk kista bulat atau lonjong berukuran 15-22 mikron. Dinding kista tebal,
berwarna hitam. Dalam tinja biasanya kista berinti 2 atau 8. Kista yang berinti 2 mempunyai
vakuola glikogen yang besar dan benda kromatid yang halus dengan ujung runcing seperti jarum.
Kista matang yang berinti 8 biasanya tidak lagi mengandung vakuola glikogen dan benda
kromatid. Infeksi terjadi dengan menelan kista matang.
Infeksi E.coli bersifat asimtomatis dan non pathogen. Namun Parasit E. coli sering dijumpai
bersamaan dengan infeksi E. hystolytica pada penderita amobiasis
6. Diagnosis
dilakukan dengan pemerikasaan tinja. Bentuk trofozoit E.coli agak sukar dibedakan dengan
bentuk prekista E. histolytica. Kista mudah dibedakan bila telah memiliki lebih dari 4 inti.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan bentuk trofozoit atau bentuk kista dalam tinja.
7. Pengobatan
Pengobatan tidak diperlukan karena protozoa ini non pathogen. Namun dalam beberapa kasus
diare yang disebabkan konsentrasi E.coli yg berlebih di dalam tubuh manusia, dapat diberikan
pengobatan berupa oralit untuk menjaga elektrolit tubuh pasien.
8. Epidemiologi
Parasit E. coli tersebar luas diberbagai negara diseluruh dunia. Pada berbagai survei
menunjukkan frekwensi diantara 0,2 -50 % dan berhubungan langsung dengan sanitasi
lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak dijumpai pada daerah tropik dan subtropik yang
sanitasinya jelek, dan banyak dijumpai juga dirumahrumahsosial, penjara, rumah sakit jiwa dan
lain-lain.
9. Pencegahan
Pencegahan terutama ditujukan kepada kebersihan perorangan (personal hygiene) dan
kebersihan lingkungan (environmental hygiene). Kebersihan perorangan antara lain adalah
mencuci tangan dengan bersih sesudah mencuci anus dan sebelum makan. Kebersihan
lingkungan meliputi: memasak air minum, mencuci sayuran sampai bersih atau memasaknya
sebelum dimakan, buang air besar dijamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk,
menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari kontaminasi oleh lalat dan
lipas, membuang sampah ditempat sampah yang ditutup untuk menghindari lalat. Untuk
menurunkan angka sakit, maka perlu diadakan usaha jangka panjang berupa pendidikan
kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan dan usaha jangka pendek berupa penyuluhan
kesehatan dan pembersihan kampung halaman secara serentak (gotong royong) dan juga dengan
pengobatan massal ataupun individual.
Daftar Pustaka
A. Samik Wahab, Prof.dr. 1993., Imunologi III. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta
Gandahusada, Sriasi. Herry, D Ilahude dan Wita, P.1997. Parasitologi Kedokteran. Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah mada. Yogyakarta.
E.coli dapat hidup secara kosmopolit yang artinya dapat hidup pada suhu berapa pun tak
terkecuali hidup di daerah dingin. Karena dalam E.coli memilki ketahanan terhada suhu
rendah.
3. Apakah E.coli memiliki hospes perantara atau reservoar?? E. coli memiliki resevoar
berupa seperti kecoa, lalat dll
1. Bagaimana penyerangan parasit E.coli pada penderita amebiasis? E.coli bersifat tidak
pathogen, dan tidak bisa menyebabkan penyakit amebiasis.
2. Saya masih belum mengerti tentang daur hidup parasit ini. Apakah anda dapat
menjelaskan kembali??
Makanan yang tertelan dengan mengandung kista matang. Prosesnya kista dalam tinja
yang keluar bertranformasi membentuk trofozoit. Dalam kondisi trofozoit akan
mengalami pembelahan biner, menghasilkan 2 anakan yaitu bentuk trofozoit dan kista.
Bentuk trofozoit akan terus membelah membuntuk 2 anakan tadi. Lain halnya dengan
bentuk kista. Bentuk kista muda yang masih memliki vakuola glikogen dan benda
kromatid yang dapat membantu proses hidupnya hingga menjadi kista matang kedua
organel itu akan menghilang. Apabila kista matang ini yang tertelan maka proses infeksi
dalam tubuh akan terjadi. Dengan menyerapa sumber ion2/ elektrolit dalam tubuh yang
dapat menyebabkan gejala diare
1. Dalam bentuk apakah E.coli akan berbahaya pada manusia?? Bentuk kista matang.
2. Bagaimana cirri-ciri orang yang menderita amebiasis?? Dilihat dari cirri-ciri fisik,
penderita amebiasis tidak nyata, namun secar fisiologi ada beberapa cirri sebagai berikut,
perut terasa mules mules ( berhari-hari), nafsu makan menurun, terjadi gangguan pada
sistem otak ( tumor otak ), hatinya mengalami abses. bagi orang yang menderita penyakit
amebiasis dapat dilihat dari pemeriksaan tinjanya.
Kosmopolit artinya terdistribusi merata ke seluruh dunia, penyakit ini dapat terjadi
hampir diseluruh dunia.
2. Pada patologi dan gejala klinis disebutkan infeksi E.coli bersifat asimtomatis. Bisa
dijelaskan apa itu asimtomatis?? Asimtomatis artinya tidak memiiki gejala secara klinis
yang nyata.
1. Saya masih belum mengerti dari daur hidupnya baik secara vegetative dan kista. Bisa
dijelaskan keduanya? Daur hidup secara vegettif terjadi pada saat kromatid dari trofozoit
ada namun fungsinya untuk pembelahan secar biner. Daur hidup secara kista diawali dari
perubahan secara transformasi dari kista menjadi trofozoit dengan perubahan jumlah
inti entamoeba.
Mira semarawati(08-16)
1. Bagaimana membedakan antara E.coli dan E.hystolitica yang hidup diusus??? E.coli tidak
menyebabkan penyakit khusus, hanya berupa simptom. E.histolitica menyebabkan amoebiasis.
2. Tadi diisebutkan bahwa E.coli hidup didaerah tropis,tadi disebutkkan juga bahwa dialaska ada
kasus E.coli.khan perbedaan iklimnya jauh..mengapa bisa demikian??? Karena pada daerah
tersebut E.coli dibawa oleh manusia yang tinggal disana sehingga dapat ditemukan kasus
seperti itu.
Martiari(08-23)
1. Bagaimana mekanisme peredaran tropozoit didalam tubuh manusia ketika makanan atau
minuman yang mengandung tropozoid dimakan oleh manusia??? Tropozoit yang tertelan masuk ke
dalam saluran pencernaan kemudian dilisis oleh enzim – enzim yang terdapat di dalam saluran
pencernaan.
2. Bila E.coli bersifat non-patogen,bagaimana entamoeba itu terlalu banyak dalam tubuh manusia??
apa akibatnya??? Jumlah E.coli yang melewati jumlah normalnya terjadi umumnya karena keadaan
fisiologi manusia yang sedang menurun atau adanya asupan yang terkontaminasi E.coli dari luar
tubuh. Akibatnya akan terjadi diare.
Anggie Anggraeni(08-02)
Makanan yang tertelan dengan mengandung kista matang. Prosesnya kista dalam tinja
yang keluar bertranformasi membentuk trofozoit. Dalam kondisi trofozoit akan
mengalami pembelahan biner, menghasilkan 2 anakan yaitu bentuk trofozoit dan kista.
Bentuk trofozoit akan terus membelah membuntuk 2 anakan tadi. Lain halnya dengan
bentuk kista. Bentuk kista muda yang masih memliki vakuola glikogen dan benda
kromatid yang dapat membantu proses hidupnya hingga menjadi kista matang kedua
organel itu akan menghilang. Apabila kista matang ini yang tertelan maka proses infeksi
dalam tubuh akan terjadi. Dengan menyerapa sumber ion2/ elektrolit dalam tubuh yang
dapat menyebabkan gejala diare.
Eka sumartini(08-26)
1. Selain pemberian oralit pada diare yang disebabkan oleh E.coli apakah ada
obat-obat lain yang dapat digunakan untuk mengobati diare tersebut??? Ada.
Contohnya karbon aktif.
2. Infeksi terjadi dengan menelan kista matang dan yang ditemukan dalam tinja
adalah bentuk tropozoidnya. Lalu bagaimana proses perubahan dari kista
matang ini hingga menjadi tropozoidnya??? Kista di dalam usus berubah
menjadi tropozoit.
2. Dalam siklus hidup E.coli ada fase tropozoid dan kista,apa perbedaan dari
kedua fase hidup tersebut dan fase mana yang menyebabkan infeksi pada
manusia??? Fase Kista tidak memiliki pseudopoda dan fase kista yang
bersifat infektif.
1. Apakah ada / seperti apa gejala-gejala klinis yang dapat ditimbulkan oleh
E.coli?? Ada. Diare.
2. Tadi dijelaskan protozoa E.coli bersifat non-patogen sehingga pengobatannya
ringan,pengobatan ringan itu seperti apa??? Hanya mengobati simptom yang
timbul.
E.coli dapat hidup secara kosmopolit yang artinya dapat hidup pada suhu berapa pun tak
terkecuali hidup di daerah dingin. Karena dalam E.coli memilki ketahanan terhada suhu
rendah.
2. Infeksi E.coli bersifat asymtomatis,apa artinya asimtomatis??? Tidak
menimbulkan gejala khusus.
Ria medisina(08-30)
4. Apa perbedaan tropozoid dan kista??? Fase Kista tidak memiliki pseudopoda
dan fase kista yang bersifat infektif.
2. E.coli hidup dalam rongga usus besar manusia yang tidak bersifat phatogen.
Dalam keadaan bagaimana E.coli dapat menyebabkan penyakit pada
manusia?? Dalam keadaan fisiologis manusia yang sedang tidak baik dan
jumlah E.coli berlebih dalam usus manusia.
Ni Made Wiryatini(08-03)
3. Dimana E.coli dapat hidup dan berkembang biak dalam tubuh manusia??
mengapa tempat itu yang dipilih?? Di usus besar. Karena pada usus besar
terdapat makanan yang diperlukan E.coli.