You are on page 1of 23

NILAI – NILAI SOSIAL BUDAYA SEBAGAI FAKTOR

PEMBENTUK KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA

PENULIS

NAMA : AMRISA NURUL AINI

NPM : 1013053034

P.S. : PGSD ( UPP KAMPUS )

MATA KULIAH : LANDASAN PENDIDIKAN

DOSEN : Drs. Baharudin Rizak, M.pd.

Jurusan Ilmu Pendidikan


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandarlampung
20 Januari 2011
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………. ………………i

Kata Pengantar………………………………………………………………….ii

Daftar Isi……………………………………………………….. ………………iii

BAB. I. PENDAHULUAN……………………………………………………

1.1. Latar Belakang………………………………………….…………….. 1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3

BAB. II. PEMBAHASAN…………………………………………………….

2.1. Pengertian Dan Ciri-ciri Nilai Sosial Dan Nilai Budaya…………….. 4

2.2. Pokok Permasalahan………………………………………………….. 5

BAB. III. PENUTUP…………………...………..............................................

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………18

3.2. Saran…………………………………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 20

iii
KATA PENGANTAR

Makalah yang berjudul Nilai-nilai Sosial Budaya Sebagai Faktor

Pembentuk Kepribadian Bangsa Indonesia ini, memaparkan tentang

seberapa besar pangaruh nilai sosial budaya di dalam pembetukan pribadi

bangsa Indonesia. Nilai sosial budaya yang saya ambil sebagai sample

adalah nilai sosial budaya asing terutama nilai sosial budaya barat. Dimana

nilai sosial budaya barat memiliki dampak yang paling jelas terlihat dalam

hal pembentukan kepribadian bangsa Indonesia. Makalah ini disajikan

berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen PGSD S1 UPP Kampus

bapak Drs. Baharudin Rizak, M.pd. untuk menambah pengetahuan dalam

bidang ilmu sosial dan sebagai tugas mata kuliah wajib.

Saya merasa bahwa makalah ini masih banyak kelemahan dan

kekurangannya lantaran keterbatasan yang saya milki, oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran-saran untuk bahan perbaikan bagi saya

selaku penulis di dalam pembuatan makalah yang akan datang. Dengan

selesainya makalah ini tak lupa saya ucapkan terimakasih pada bapak

Drs.Baharudin M.pd, selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan.

Demikian kata pengantar dari saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi kehidupan masyarakat.

Bandar Lampung,20 Januari 2011

Penulis

ii
BAB. I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, manusia


mulai brsikap untuk hidup serba praktis, cepat, dan efisien. Dengan gaya hidup
seperti ini, kebiasaan terdahulu yang telah ada perlahan mulai ditinggalkan. Terutama
cara hidup yang berhubungan dngan adat dan budaya. Saat ini, sesuatu yang bersifat
adat dan budaya dinilai sebagai kebiasaan kuno atau kolot dan menyebalkan. Karena
itulah saat ini banyak orang yang meninggalkan kebiasaan tersebut, bahkan untuk
mempelajarinya saja enggan. Ini adalah salah satu dampak negative dari
perkembangan teknologi dan perubahan zaman yang katanya semakin modern,
terutama Indonesia yang notabene moral dan kesadaran masyarakat Indonesia akan
kebudayaan dan jatidiri bangsa sendiri rendah. Masyarakat Indonesia cenderung
mudah terlarut dan mengikuti budaya asing, terutama budaya barat. Sebut saja
berbagai acara televisi lokal yang sebagian besar atau bias juga dikatakan hampir
seluruhnya paling tidak meggunakan bahasa inggris sebagai penyegar suasana. Dalam
beberapa konteks, pengaruh budaya barat dalam kebudayaan kita memilki efek yang
baik, namun apabila seluruh budaya mereka kita serap secara mentah-mentah tanpa
ada proses penyaringan, maka dampaknya akan sangat berbahaya. Karena pada
dasarnya pribadi masyarakat timur dan masyarakat barat memiliki perbedaan besar,
baik dala koteks sosial, agama, ekonomi, budaya, cara hidup, dan lain-lain.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh
masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial,
norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam
mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh
manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi
kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan pasti ada sanksi

1
bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di
Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan
lagi norma-norma yang ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan
prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri,
menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti itu menandakan bobroknya
mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang bisa diperkirakan dapat
lebih buruk dari masa sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada
kaum remaja saat ini.
Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi saat ini
banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan
lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya asing serta kemudahan
masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia muda rawan tergoda
dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Seperti banyaknya blue film yang
masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat
khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan porno laiinya yang dapat
diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan menonton
film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan
menonton adegan porno, si remaja tersebut jadi termotivasi ingin melakukan hal yang
ia tonton dan ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya di coba jadi ingin dicoba.
Jika sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan? Permasalahan ini hanyalah satu
contoh kasus yang sekarang sering terjadi di Indonesia. Sehingga saya sebagai
mahasiswa ingin sekali mengangkat tema “Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya
Hidup Remaja Di Indonesia”. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas di bab
pembahasan selanjutnya.

2
1.3 Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh nilai sosial budaya asing khusunya budaya barat sebagai salah
satu faktor pembentuk kepribadian bangsa Indonesia ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Ciri-ciri Nilai Sosial Serta Nilai Budaya


Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,
orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung
lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk
mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Nilai Sosial Menurut
para Ahli :
Kimball Young
Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak
disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

A.W.Green
Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi
terhadap objek.

Woods
Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari.

M.Z.Lawang
Menyatakan nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang
pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai
tersebut.

4
Hendropuspito
Menyatakan nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat
karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
Ciri-ciri nilai sosial:

• Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta
melalui interaksi sosial,
• Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses
sosialisasi, dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi
tindakan-tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-hari disadari atau
tanpa disadari lagi (enkulturasi),
• Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,
• Nilai sosial bersifat relative,
• Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
• Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
• Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
• Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan
• Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.

Nilai Budaya adalah nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
anggota atau warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap
mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka. Perwujudan nilai-nilai budaya ini bisa
berupa aturan atau norma-norma, hukum adat, adat istiadat, sopan santun, tata susila
dan sebagainya. Dalam padangan antropologi, nilai budaya atau kultur tidak dapat
terlepas dari kehidupan sosial masyarakat. Kebudayaan merupakan tata kelakuan dari
kelakuan manusia. Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang memangku
kebudayaan tadi. Dengan demikian masyarakat merupakan wadah dari kebudayaan
(koentjaraningrat,1966, 105). Atas dasar pandangan itu maka orang beranggapan
bahwa kebudayaan selalu mewarnai kehidupan sosial manusia.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi,
atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau

5
organisasi. Dalam ruang lingkup sosial budaya, ada dua tipe kepribadian yang
terbentuk oleh nilai sosial budaya. Pertama, masyarakat tradisional alamiah dan yang
kedua masyarakat modern. Masyarakat tradisional alamiah terbentuk berdasarkan
pada nilai sosial budaya asli bangsa Indonesia, sedangkan masyarakat modern pribadi
masyarakatnya terbentuk karena adanya kepentingan bersama dan pengaruh budaya
luar. Kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan
zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka
unsur-unsur yang datang dari luar, secara tidak langsung pengaru budaya luar yang
masuk ke indonesia aka sangat berpengaruh dalam pembentukan pribadi bangsa,
karena budaya asli bangsa berbeda dengan budaya luar yang masuk ke indonesia.
Nilai tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu
bersaing dengan derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan
masyarakat. Beberapa dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa sosial
dan tenggang rasa masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah
pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan
konsumerisme yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana.
Nilai budaya Timur pada intinya banyak bersumber dari agama. Inti
kepribadian manusia Timur terletak pada hatinya. Dengan hatinya mereka
menyatukan akal budi, intuisi, intelegensi, dan perasaan. Pemikiran Timur lebih
menekankan unsur terdalam dari jiwa. Budaya Timur lebih menekankan disiplin
mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia. Sesuatu yang baik
menurut budaya Timur tidak terdapat hanya dalam dunia benda (materialisme), tidak
dengan memanipulasi alam (eksploitasi), atau mengubah masyarakat dan mencari
kesenangan dirinya (hedonisme).
Nilai budaya Barat lebih menekankan dunia objektif dibandingkan perasaan
sehingga hasil pola pemikirannya membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya
Barat lebih ditekankan pada akan pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu yang masuk
akal saja, sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu yang tidak masuk
akal (irasional). Tidak heran jika bangsa Barat tidak mempercayai adanya Tuhan atau
tidak mau menjalankan ibadah dalam kehidupan sehari-harinya. Kehidupan Barat

6
lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Barat hidup dalam dunia teknis dan
ilmiah sehingga mereka menganggap pikiran nilai-nilai hidup yang meminta
kepekaan hati sebagai sesuatu yang tidak bermutu. Menurut To Thi Anh, ada tiga
nilai penting yang mendasari semua nilai di Barat, yakni martabat manusia,
kebebasan, dan teknologi.
Budaya Timur/ Eastern Culture adalah kebudayaan yang muncul dari negara-
negara yang pernah dijajah oleh bangsa eropa barat. Eastern Culture memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Menjunjung Tinggi Harga Diri dan Nilai-Nilai Kerohanian/Agama
2. Menjunjung Tinggi Sopan Santun, Keramahan dan Adat Istiadat
3. Memiliki Konsep Kebersamaan / Gotong Royong

Western Culture memiliki 3 ciri dominan yaitu:


1. Penghargaan terhadap Martabat manusia
2. Kebebasan/Freedom
3. Penciptaan dan Pemanfaatan teknologi

2.2 Pokok Permasalahan


Perkembangan tekhnologi saat ini turut ditandai dengan perkembangan
budaya yang ada di Indonesia saat ini. Seperti telah dibahas diatas bahwa budaya
asing bebas masuk begitu saja, tanpa ada filterisasi. Pada umumnya usia remaja
merupakan usia kritis dimana apa yang ia lihat menyenangkan pasti akan ditiru atau
diaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari. Budaya-budaya tersebut dapat
masuk dengan mudah melalui apa saja, misalnya televisi dengan bentuk film,video
klip, internet, dan macam-macam alat tekhnologi lainnya. Saat ini internet bukan
merupakan sarana yang langka lagi, sarana ini bisa digunakan dimana saja dan kapan
saja oleh user. Biasanya masyarakat lebih sering mengakses sesuatu yang baru
melalui internet. Saat ini banyak warung internet atau biasa kita sebut dengan warnet
menjamur dimana-mana sehingga memudahkan orang-orang yang tidak memasang
internet agar bisa mengaksesnya. Diwarnet ini lah kadang-kadang banyak remaja

7
dapat mengakses video porno secara bebas tanpa pengawasan. Ada beberapa pihak
warnet yang memblok situs porno tetpai ada juga beberapa warnet yang tidak
memblok situs porno sehingga situs ini dapat dibuka secara bebas. Kegunaan internet
sering disalahgunakan untuk kepentingan yang kurang baik.
Permasalahan yang sering terjadi lainnya yakni pemasaran blue film dalam
bentuk dvd dan vcd yang menyebar luas dikalangan remaja. Sepertinya norma agama
sudah tidak lagi dihiraukan oleh segelintir pihak. Mereka yang meraup keuntungan
dari bisnis ini seakan tidak memikirkan akibat serta dampak yang akan ditorehkan
pada generasi muda yang menonton. Sekarang ini vcd serta dvd banyak dijual
dipasaran secara bebas dan mudah didapatkan.
Dampak dari permaslahan sosial ini sangat berat bagi para remaja, salahsatu
dampaknya yakni meningkatnya angka MBA (Married By Accident) saat ini. Gaya
hidup remaja yang metropolis seakan sudah tidak terbendung lagi, belum lagi
kehidupan malam yang sudah sudah menjaring generasi muda kita, tidak dipungkiri
kuatnya arus negatif dalam kehidupan remaja saat ini, memicu remaja untuk mencoba
obat-obatan terlarang seperti narkotika, ganja, shabu dan sebagainya belum lagi gaya
hidup sex bebas.
Gaya hidup Sex Bebas dikalangan remaja sudah tidak lazim sepertinya kita
dengar, awalnya mereka melihat tontonan yang sudah sepantasnya tidak ditonton,
kemudian timbul rasa penasaran ingin mencoba, kemudian merealisasikannya kepada
pasangannya. Hal ini sudah sering terjadi, dan yang lebih parahnya sex bebas tidak
dilakukan dengan satu orang tetapi dengan beberapa orang. Hal ini dapat
meneyebabkan penyakit kelamin atau bisa mengakibatkan AIDS. Usia muda
diibaratkan seperti bunga yang baru mekar sehingga diusia ini jiwa dan pikiran kita
masih labil. Terkadang pasangan-pasangan muda yang menganut paham ini, tidak
memikirkan akibat dari hal yang mereka lakukan, mereka hanya mementingkan nafsu
mereka saja tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi pada akhirnya. Salahsatu
contoh kasus pernah terjadi disalahsatu pasangan remaja dalam satu sekolah, mereka
tadinya hanya memadu kasih biasa selayaknya orang “berpacaran secara sehat”, tetapi
si laki-laki lama-lama mulai jenuh terhadap gaya pacaran yang menurutnya itu-itu

8
saja, suatu hari ia berpikiran untuk melakukan hubungan intim dengan sang kekasih,
dan kekasihnya pun mengiyakan ajakan si pria. Alih-alih cinta digunakan untuk
merayu sang kekasih, awalnya sang kekasih enggan melakukannya, karena rayuan
maut sang pria, si wanita pun mengiyakan. Didalam kasus yang dicontohkan ini,
pihak wanita seakan terlihat bodoh dan mau mengikuti saja keinginan sang kekasih
hatinya. Alih-alih cinta digunakan untuk merayu si wanita. Tadinya mereka
melakukan hubungan intim sekali dan kemudian berkali-kali lalu sampai akhirnya
sang wanita hamil dan si laki-laki tidak ingin bertanggungjawab.
Contoh kasus seperti diterangkan diatas sudah banyak terjadi di negeri kita ini, kasus
MBA itu seakan mencoreng norma-norma yang berlaku di Indonesia. Peristiwa ini
sangat melanggar norma hukum,agama,kesopanan,kesusilaan. Generasi muda seakan
tidak menghiraukan lagi norma-norma yang berlaku di Indonesia. Jika contoh kasus
seperti diatas, tentu sangat merugikan pihak perempuan, dimana kemuliaan seorang
wanita sudah tidak ada dan telah terampas oleh nafsu busuk sesaat. Jika kejadian
sudah seperti ini, pihak orang tua lah yang pada akhirnay harus menanggung malu
atas perbuatan anak-anak mereka. Para orang tua selalu berharap anak-anakanya
menjadi orang-orang yang berguna dan bisa dibanggakan dan tidak ingin anakanya
hancur karena hal yang tidak penting seperti ini.
Norma agama merupakan norma yang paling prioritas diutamakan dalam
kehidupan. Agama merupakan pondasi dasar jiwa atau pondasi utama pokok yang
wajib kita tanamkan dalam diri manusia. Kerabat yang dapat menanamkan norma
tersebut hanyalah kelompok kecil terdekat yakni keluarga. Keluraga merupakan
rumah bagi anak-anaknya, keluarga merupakan tempat sandaran yang paling nyaman
dan aman bagi anak-anaknya, keluarga merupakan sarana bertanya bagi seorang anak
dan orang tua wajib menjawab serta menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh sang
anak. Keluarga yakni khususnya orang tua wajib menanamkan nilai agama bagi anak-
anaknya, didalam agama sangat jelas ada perintah yang harus dilaksanakan dan
larangan yang harus dijauhi. Semua itu dilakukan demi terciptanya kehidupan yang
selaras, serasi, dan seimbang.
Orang tua harus menanamkan norma agama secara keras dan sifatnya

9
memaksa kepada anak-anakanya. Karena bagaimanapun norma ini adalah norma
yang paling utama, dan hanya dengan agama serta keimananlah seseorang dapat
terhindar dari serangan marabahaya yang akan membahayakan. Hanya agama yang
sanggup menepis godaan-goadaan yang akan membahayakan hidup anak-anak
mereka kelak, sehingga agama harus diajarkan dari sejak dini.
Hal kedua yang bisa orang tua antisipasi terhadap gaya hidup bebas para
remaja adalah pemahaman pendidikan mengenai gaya hidup sex bebas. Terkadang
segelintir orang tua menganggap sex edukasi tidak perlu dijelaskan kepada anak-
anaknya, sebenarnya hal itu sangat perlu untuk dijelaskan kepada anak-anaknya,
tentunya pendidikan ini diberikan jika si anak sudah cukup umur untuk
memahaminya, yakni sekitar usia 13/15 tahun, atau dimana anak sudah akil baligh.
Orang tua memang tidak secara gamblang menjelaskan mengenai apa itu sex? Tapi
minimal si anak mengetahui bagaimana bahaya jika anak-anak kita bisa sampai
melakukan perbuatan itu. Dalam memberikan sex edukasi pasti anak-anak akan
timbul rasa penasaran, karena menurut mereka hali itu merupakan sesuatu yang baru.
Caranya para orangtua wajib memberikan penjelasan secara baik dan benar. Karena
anak-anak sekarang lahir didalam dunia yang kritis dan penuh dengan rasa
keingintahuan yang sangat besar, sehingga peran orang tua lah yang sangat berperan.
Salah besar jika orang tua menyerahkan seluruh pendidikan terhadap lembaga formil
atau biasa kita sebut dengan sekolah. Ada beberapa yang tidak bisa anak-anak
dapatkan dalam bangku sekolah. Sehingga pendidikan prilaku pembentukan terhadap
anak bisa dimulai dari didikan yang diajarkan oleh orang tua mereka.
Saat ini banyak orang tua yang tidak bisa terbuka terhadap anak-anaknya,
lingkungan keluarga lebih kepada iklim otoriter, dimana orang tua bersikap aktif dan
si anak bersikap pasif. Sehingga suasana seperti ini yang ada adalam keluarga dapat
menimbulkan miss komunikasi terhadap kedua belah pihak. Sehingga dalam setiap
pengambilan keputusan terdapat diditangan orang tua dan anak tidak boleh
menyampaikan aspirasi yang ingin mereka tuangkan sedikitpun. Hal ini juga tidak
sehat jika terjadi dalam sebuah keluarga, hal ini akan mengakibatkan anak-anak tidak
akan terbuka dengan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka lakukan.

10
Dimana orang tua tidak ingin mengenal pertumbuhan si anak dan hanya sibuk
mencari uang saja tanpa memikirkan anak-anak mereka. Konflik sosial ini dapat
menimbulkan suatu “ketertutupan”anak-anak usia remaja pada apa yang mereka
lakukan di luar sana. Mereka berpikir bahwa orang tua mereka tidak memepdulikan
mereka lagi. Sehingga faktor keterbukaan terhadap anak-anak sangat penting, anak-
anak bisa bercerita apa saja kepada orang tuanya dan anak-anak bebas menyampaikan
aspirasi mereka kepada orang tua. Begitupun orang tua harus bisa menjadi wadah
aspirasi serta “teman curhat paling utama” bagi anak-anaknya.
Para orang tua juga wajib mengenal teman-teman anak mereka, karena usia
remaja merupakan usia dimana kita nyaman bergaul dengan siapa saja dan semangat
mencari teman baru. Teman bagi kehidupan remaja merupakan faktor utama dalam
arah kelangsungan kehidupannya. Seperti kita lihat di televisi, banyak anak remaja
terjerat narkotika karena teman dekatnya. Misalnya selebritis, Shila Marcia baru baru
ini, artis kelahiran bali ini terjerembab lubang narkoba karena ajakan teman-
temannya. Ditambah lagi dara kelahiran tahun 1989 ini kurang diperhatikan oleh
orangtua serta tidak ada pengawasan dari orangtuanya, membuat dara manis ini
mudah sekali masuk ke dunia narkotika ini. Ada istilah dalam pertemanan “jangan
suka memilih-milih teman”, kalimat itu salah jika di realisasikan pada saat ini. Dalam
bersosialisasi kita harus pandai memilih teman, bagaimana kita menyaring teman
yang membawa dampak baik dan mana teman yang dapat membawa dampak buruk
bagi kehidupan kita kelak. Dunia luar adalah dunia kedua setelah keluarga, sehingga
lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada
dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”.
Misalnya seperti banyak terjadi, awalnya oleh teman kita diperkenalkan dengan
rokok, lalu meningkat menjadi minuman keras, diperkenalkan lagi ganja, lalu shabu
dan seterusnya. Jika kita tidak dibentengi oleh keimanan, pasti kita dengan mudah
terbawa arus. Sehingga disini sangat diperlukan keimanan dan kontrol diri yang
penting. Banyak kasus yang sering kita saksikan di televisi bahwa angka penggunaan
narkotika dikalangan remaja cukup meningkat. Disini peran orang tua sangat amat
dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali

11
orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-
anaknya bisa salah gaul. Sedangkan bagi para orang tua yang terlanjur anak-anaknya
sudah terjerembab kedalam dunia narkotika sebaiknya jangan dijadikan suatu aib,
tetapi jadikanlah setiap kesalahan menjadi suatu pembelajaran hidup yang berharga.
Jika sudah seperti ini, orang tua wajib mengintrospeksi diri, pasti ada sesuatu yang
kurang atau belum total yang ia berikan kepada anaknya yakni kasih sayang serta
perhatian.
Hal yang ketiga yakni pendidikan formal atau sekolah, dalam mengantisipasi
budaya-budaya asing yang masuk. Sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib
mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik anak-anak
agar menjadi anak-anak yang disiplin dan berakhlah baik. Seperti kita lihat di televisi
ada beberapa sekolah yang justru mengajarkan tindak asusila kepada muridnya.
Seperti kasus guru yang mencabuli muridnya atau guru yang melakukan tindakan
pelecehan kepada murid-muridnya. Sepertinya norma-norma yang ia ajarkan dan ia
kumandangkan kepada murid-muridnya hanya isapan jempol belaka. Apa yang ia
ajarkan tidak sesuai dengan prilakunya. Dalam contoh kasus seperti ini sudah jelas
sangat melanggar norma-norma yang ada di Indonesia, selain norma agama juga
melanggar norma asusila.
Sekolah dan anggota-anggota didalamnya seperti guru harus menjadi tokoh
pendidik dan panutan yang baik bagi anak muridnya. Guru harus bisa mendidik dan
mengawasi tingkah laku anak di luar. Sejak duduk dibangku sekolah dasar, kita sudah
diperkenalkan oleh guru-guru kita dengan norma agama, norma kesopanan,norma
kesusilaan, serta norma hukum. Di sekolah dasar mungkin kita dididik dengan cara-
cara memupuk kedisiplinan dari mulai hal yang kecil. Seperti ucapkan salam sebelum
belajar dan tidak lupa berdoa, lalu hukuman jika tidak mengerjakan PR (pekerjaan
rumah), dan sebagainya. Tetapi perkenalan norma-norma itu telah bergeser seiring
dengan kemajuan teknologi yang berkembang. Sehingga anak-anak harus diawasi dan
diberkan sanksi lebih keras.
Sekarang ini banyak video porno yang memasuki wilayah handphone atau
telepon genggam. Saat ini usia dini apalagi usia remaja menggunakan tekhnologi ini.

12
Sehingga para guru di sekolah harus lebih waspada dalam mengawasi anak muridnya.
Sehingga seminggu 3x harus ada razia mendadak disekolah, yakni dilarang keras
membawa hp ke sekolah apalagi didalam hp ada gambar atau video yang tidak
senonoh.
Setiap sekolah sekarang rata-rata memberlakukan peraturan ini, barang siapa
murid yang membawa ponsel kesekolah akan mendapatkan hukuman dan jika sudah
berkali-kali akan ada surat peringatan. Disini pihak sekolah cukup kritis dalam
mendidik anak-anaknya, mereka mengawasi ponsel-ponsel yang didalamnya ada
gambar serta video yang tidak pantas. Jika ketahuan ada anak yang menyimpan video
serta gambar porno sekolah tidak segan-segan memberikan hukuman serta sanksi
yang cukup berat bagi yang melanggar peraturan yang ia tetapkan tersebut.
Para siswa sepertinya paham dan patuh dengan peraturan yang ditetapkan oleh
sekolah ini. Cara ini cukup ampuh dalam menanamkan kedisiplinan dalam diri anak-
anak. Terbukti anak-anak sekolah jarang membawa ponselnya ke sekolah apalagi
disaat jam belajar sedang berlangsung. Hal ini merupakan salahsatu cara sekolah
dalam memfilter budaya asing yang mudah masuk saat ini. Sekolah merupakan pusat
pendidikan bagi anak-anak untuk belajar. Pengajaran terhadap anak-anak tidak hanya
bersifat akademis saja tetapi ada beberapa pelajaran nonakademis yang harus
diterapkan juga kepada anak-anak. Arahkan anak-anak kepada sesuatu
kegemarannya, tentunya kegemaran atau kesenangan yang berifat positif seperti
olahraga dan seni. Olahraga dan seni dapat membuat anak-anak menjadi lebih kreatif
dan dapat mengembangkan diri lebih baik.
Keluarga, sekolah dan lingkunga sosial adalah merupakan tiga elemen penting
yang dekat dengan sosok anak. Sehingga ada keterkaitan diantara ketiganya.
Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya.
Sekolah juga tidak kalah penting, lembaga ini harus menjadi panutan pusat
pendidikan bagi si anak serta lingkungan sosial juga yang mengarahkan anak agar
bisa mengikuti arus yang lebih baik.

2.2.1 Faktor –faktor Budaya Asing Masuk

13
a. Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi
khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke
Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno yang
didatangkan dari luar.
b. Lifestyle yang berkiblat pada barat
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle
orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex
bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita
sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini digunakan kepada pasangan yang
bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa
norma yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi
yang diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada
lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul kebo” atau
tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas
oleh warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi
cukup menyakitkan karena bisa-bisa akan mengucilkan orang yang
melakukan kegiatan ini.
c. Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah
dapat mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti
Internet sekarang ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif,
seperti ada situs porno, melakukan hal penipuan, dll. Orang-orang
menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang tidak benar.
Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka
inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.

2.2.2 Antisipasi Budaya Asing Negatif yang Masuk 14


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri
bangsa yang tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena
pengaruh-pengaruh negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan
mental generasi penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan antisipasi yang
perlu dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya
negatif diantaranya :

a. Bersikap kritis dan teliti


Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap
hal-hal yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter
apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita.
Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada
orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan teliti apakah inovasi
tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar
norma-norma yang berlaku di Indonesia.
b. Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa
inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa
mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya, seperti situs jaringan
facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat,
dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali
silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang
menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci maki dan hina dina. Jika
kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk menjalin
tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat
yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu
fungsinya untuk apa dan manfaatnya seperti apa.

c. Harus sesuai dengan Norma-norma dan nilai sosial budaya yang berlaku
di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan
15
noram-norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film
luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini
melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja
berciuman dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film barat yang
melakukan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa
diterapkan di Indonesia karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di
film-film barat, wanitanya berpesta dengan menggunakan pakaian mini
sambil bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di Indonesia, adat
seperti itu tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.
Indonesia masih memegang adat ketimuran yang sangat kental sehingga
masyarakat di sini hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya
pantas sesuai dengan adat kesopanan. Walaupun Indonesia memiliki
beriburibu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu mengajarkan kebaikan
dan tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk dilakukan.”

d. Tanamkan “Aku Cinta Indonesia


Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan
oleh nenek moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa
manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya.
Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa
kita kepada dampak yang negatif.

e. Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan


Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam
diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan
mengganggu kita kedalam jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi
kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam
kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah
kembali menjadi lebih baik.
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik
bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam
16
lingkungan sosialnya, ketika ia terjun di dalam lingkungan sosialnya ia
menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia ingin
bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya
kepada siapa saja tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena
pengaruh negatif dari pihak asing bisa datang dari siapa saja, baik dari
teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita sebagai
orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran kita.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Budaya asing yang masuk ke Indonesia memberikan warna tersendiri dalam
pembentukan kepribadian bangsa, hal ini disebabkan oleh beberapa unsur antara lain :
a. Faktor-faktor yang menyebabkan budaya asing masuk ke Indonesia
Faktor yang pertama, kurangnya filterisasi terhadap nilai-nilai budaya luar yang
masuk, sehingga masyarakat terkadang menyerap mentah-mentah nilai budaya
yang masuk ke Indonesia sehingga nilai sosial budaya yang tidak bisa berbaur
dengan nilai sosial budaya asli akan berdampak pada memudarnya nilai sosial
budaya asli Indonesia. Kedua, pengimitasian masyarakat Indonesia terhadap gaya
hidup yang serba bebas dan tidak terikat peraturan yang semula diterapkan dalam
kehidupan masyarakat barat. Dan ketiga, penyalahgunaan kemajuan teknologi
dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk, misalnya kerusakan moral dan
pribadi individu.
b. Penyebaran budaya asing dalam kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia
Proses penyebaran budaya asing dapat melalui internet, media cetak, media
elektronik, dan lain-lain. Masyarakat dapat mengangkes atau mendapatkan semua
informasi dengan gampangnya melalui sumber-sumber tersebut, sehingga dengan
gampang juga nilai sosial budaya asing dapat menyebar ke dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat Indonesia.
c. Pengaruh nilai budaya asing terhadap kepribadian bangsa Indonesia
Di dalam kehidupan, setiap hal pasti punya nilai baik dan buruk, manfaat dan
kerugian, serta positif dan negatif, begitu juga dengan nilai sosial budaya asing
terhadap kepribadian bangsa Indonesia. Ada nilai positif yang bisa kita ambil jika
kita mampu menyaring dan memilah nilai sosial budaya asing itu dengan baik dan
benar. Nilai positif itu dapat berbaur dengan nilai sosial budaya bangsa Indonesia
sehingga tidak menghilangkan nilai sosial budaya asli negeri atau bahkan bisa
saja nilai-nilai yang didapatkan akan semakin mengukuhkan kepribadian bangsa

18
indonesia. Sebaliknya jika kita tidak dapat memilah dengan baik, maka ada
banyak nilai negatif yang akan kita dapatkan. Nilai-nilai negatif ini akan
memberikan warna baru dalam pembentukan kepribadian bangsa Indonesia.
Misalnya saja, bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahan dan kehalusan
budi serta kesopanan prilakunya, saat ini karena ada pengaruh budaya asing
khususnya budaya barat sedikit demi sedikit mulai mangalami perubahan
membentuk pribadi yang apatis, bebas dan kurang mengutamakan sopan santun.
Munculnya bentuk kepribadian bangsa yang baru yang disebabkan karena adanya
pengaruh nilai sosial budaya asing, lambat laun bisa saja dapat memudarkan
kepribadian bangsa yang lama.

19
DAFTAR PUSTAKA
Wikawikakuro, 2010. Pengaruh Budaya Barat terhadap Masyarakat. Dari
http://wikawikakuro.blogspot.com/2010/10/pengaruh-budaya-barat-terhadap.html, 8
Januari 2011

Sp, Dipo, 2010. Budaya Barat VS Budaya Timur. Dari


http://diposp.blogspot.com/2010/11/budaya-barat-vs-budaya-timur.html, 8 Januari
2011

Faturohman, Riza, 2010. Pengaruh Budaya Barat. Dari


http://rizaseizingtheday.blogspot.com/2010/10/pengaruh-budaya-barat.html, 8 Januari
2011

Azhari, Beni, 2010. Kepribadian Bangsa Timur. Dari


http://beniazhari.blogspot.com/2010/12/kepribadian-bangsa-timur_18.html, 8 Januari
2011

Pranadji, Tri, 2010. Perspektif Perkembangan Nilai-nilai Sosial Budaya Bangsa. Dari
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ART02-4a.pdf, 8 Januari 2011

Prof. Muhammad, Abdulkadir, S.H., 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandar
Lampung: PT Citra Aditya Bakti.

Dr. Hasan, Zaini, M., Dr. Salladin, 1996. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Jalan Pintu
Satu.

20

You might also like