You are on page 1of 41

PONDOK RAMADHAN 1429 H

SDN KALIPANG 01
KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR

MATERI : SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


Oleh : Ust. Rudi Hartono, S.PdI

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Nabi Muhammad adalah rasul dan nabi terakhir yang merupakan nabi dan rasul penutup. Nabi
Muhammad diahirkan pada hari Senin, tanggal 12 Rabi'ulakhir tahun gajah bertepatan dengan tanggal
20 April 571 Masehi. Ayah Nabi Muhammad adalah Abdullah sedang ibunya bernama Aminah.
Nasab Nabi Muhammad dari pihak ayah adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib
bin Hasyim bion Abdi Manaf bin Qushoi bin Kilab. Nasab dari pihak ibu adalah Muhammad bin
Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab.

Ibrahim
Ismail
Adanan
Ma'ad
Bizar
Mudhar
Ilyas
Mudrikah
Khuzaimah
Kinanah
Nadhar
Malik
Fihir
Ghalib
Lu'ai
Ka'ab
Murrah
Kilab

Qushai Zuhrah
Abdi Manaf Abdi Manaf
Hasyim
Abdul Mutholib Wahab
Abdullah Aminah

Muhammad

Nabi Muhammad dibesarkan di Makkah dalam keadaan yatim karena ayahnya wafat dua bulan
sebelum beliau dilahirkan ketika berdagang di Syam.
Di Arab pada waktu itu terdapat tradisi yang menyerahkan penyusuaan bayi-bayinya kepada
perempuan dusun lain. Sesudah Nabi lahir, Nabi disusui ibunya hanya beberapa hari selanjutnya
diserahkan kepada Suwaibah yang menyusui nabi selama 3 hari. Dan selanjutnya di serahkan kepada
Halimah. Setelah nabi berusia 4 tahun dikembalikan kepada ibunya ketika Nabi berusia 6 Nabi diajak
untuk berziarah ke makam ayahnya akan tetapi dalam perjalanan pulang ibunya sakit dan akhirnya
meninggal dan dimakamkan di desa Abwa.
Kemudian Nabi diasuh oleh kakeknya Abdul Mutholib 2 tahun kemudian Abdul Mutholib
meninggal dan Nabi selanjutnya diasuh oleh panamnya yaitu Abu Thalib.
Setelah Nabi berusia 12 belia diajak pamannya berdagang ke Negeri Syam. Di tempat itu
bertemu dnegan seorang Pendeta Nasrani yang bernama Bukhaira, pendeta tersebut melihat adanya
tanda-tanda keistimewaan pada diri beliau yaitu beliau akan menjadi orang yang dikaruniai Tuhan.

1
Kemudian pendeta tersebut menyuruh Abu Thalib untuk menjaga beliau dan menyuruhnya untuk
membawa pulang.
Nabi adalah seorang yang terkenal kejujurannya higga akhirnya seorang janda kaya yang
brernama Siti Khadijah mempercayakan dagangannya kepada beliau hingga mendapat keuntungan
yang sangat besar. Lama-kelamaan Siti Khadijah semakin tertarik akan kejujuran dan keluhuran budi
Nabi hingga akhirnya Siti Khadijah meminta kepada Abu Tahlib agar Nabi bersedia menjadi suaminya
pada waktu itu Nabi berusia 25 tahun sedang Siti Khadijah berusia 40 tahun. Dari Siti Kahdijah beliau
dikaruniai 2 orang putra dan 4 orang putri: (1) Qosim – wafat pada usia 2 tahun, (2) Abdullah – wafat
waktu masih kecil, (3) Zainab bersuamikan Abdul 'Us , (4) Ruqoyah – bersuamikan Ustman bin Affan
(khalifah ke 3), (5) Umi Kulsum- bersuamikan Ustman setelah Ruqoyah wafat, (6) Fatimah –
bersuamikan Ali bin Abi Thalib (khalifah ke 4)
Setelah beliau berusia 40 tahun beiau sering menyendiri dan bertafakur di gua Hira, dan pada
malam dalam bulan Ramadhan tahun 611 M ketika beliau sedang bertafakur datanglah malaikat Jibril
membawa surah Al-Alaq ayat 1 s.d 5. pada waktu menerima wahyu pertama beliau merasa ketakutan,
seluruh tubuhnya gemetar kedinginan dan beliau lekas pulang dan menceritkan semua yang terjadi
kepada Siti Khadijah. Kemudian Siti Khadijah mengajak suaminya pergi kerumah sepupunya yang
bernama Waraqah bin Naufal seorang penganut agama Nasrani. Waraqah menceritakan bahwa Nabi
Isa mengabarkan seperti yang terdapat dalam Injil akan datang nabi baru. Setelah mendengar wahyu
yang diterima beliau Waraqah mangatakan bahwa yang datang pada beliau adalah Jibril sebagaimana
yang telah datang pada Nabi Musa.
Wahyu kedua datang 6 bulan kemudian (ada yang mengatakan 2 tahun) yaitu surah Al-
Mudatsir ayat 1 s.d 7 wahyu ini menyuruh beliau supaya bertabligh menyeru kepada umat.
Yang mula-mula beriman adalah: Siti Khadijah, Waraqah bin Naufal, Abu Bakar As Shiddiq,
Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harist.
Mula-mula kaum Qurasiy hanya menganggap cukup menjelek-jelekan Nabi dan pengikut
beliau dikiranya agama Islam akan patah dengan sendirinya. Tapi dugaan tersebut meleset sebab Islam
bertambah kuat.dan akhirnya orang-orang kafir quraisy mulai menggunakan kekerasan baik terhadap
umat Islam maupun terhadap beliau. Tiada tahan melihat penderitaan umatnya Nabi menganjrkan
sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Abesinia yang bergama Nasrani di sana sahabat-sahabat Nabi yang
hijrah diterima dengan baik bahkan akhirnya Raja Abesinia memeluk Islam.
Sesudah siksaan yang dilakukan kaum kafir terhadap umat Islam tidak membuahkan hasil
mereka maminta agar Abu Thalib memperingatkan Nabi agar menghentikan dakwahnya jika tidak
akan terjadi perang saudara tetapi akhirnya Nabi tetap tidak gentar. Karena bangsa Quraisy ragu-ragu
untuk memusuhi Bani Hasyim, mereka berusaha melunakan hati Nabi dengan menawarkan harta
benda dan kedudukan yang sangat tinggi dan memenuhi apapun yang diinginkan Nabi asal mau
menghentikan dakwahnya, dan Nabi menolak dengan tegas.
Selang beberapa lama kemudian paman Nabi Abu Thalib wafat dan disusul dengan Siti
Khadijah maka beliau telah kehilangan dua orang yang sangat dicintainya sehingga tahun tersebut di
sebut "Amul Huzn" dalam suasana itulah Nabi oleh Allah di Isra' Mi'rajkan menuju dimensi langit
yang ke tujuh hingga sampai di sidratul muntaha untuk menerima perintah kewajiban sholat dalam
tahun ke 11 setelah menerima wahyu.
Sesudah Nabi ditinggalkan oleh orang yang sangat membela beliau, maka semakin
menghebatlah kekejaman kaum Kafir Quraisy. Sehingga beliau hijrah ke Thaif akan tetapi
sesampainya di Thaif beliau tidak diterima dengan baik malah mendapat siksaan dan pengusiran.
Pada permulaan tahun ke 13 sesudah wahyu turun semua umat Islam telah hijrah ke Madinah
kecuali Nabi, Abu Bakar dan Ali.
Dendan kaum kafir Quraisy semakin menghebat setelah melihat perkembangan Islam di
Madinah hingga akhirnya pemimpin-pemimpin mereka bermufakat untuk membunuh Nabi. Dan
akhirnya disepakati semua Qabilah Quraisy mengirim para pemudanya yang terkuat untuk ditugaskan
membunuh nabi. Rencana mereka oleh Allah diberitahukan kepada Nabi. Dan akhirnya Nabi
memanggil Ali untuk tidur di tempat tidur Nabi dan Nabi meminta Abubakar mempersiapkan bekal
untuk hijrah ke Madinah.
Setelah petang orang-orang bersenjata mulai mengepung rumah nabi. Karena keperwiraan
bangsa Arab melarang membunuh lawan di dalam rumah maka mereka menunggu Nabi keluar setelah
hari gelap gulita Nabi meninggalkan rumah dengan melalui mereka dengan izin Allah mereka tak
satupun melihat Nabi keluar dari rumah menuju rumah Abu Bakar. Dan keesokan harinya alangkag
terkejutnya mereka yang mereka temukan bukannya Nabi melainkan Ali yang tidur di ranjang Nabi.
Nabi dan Abu Bakar selanjutnya menuju ke Madinah dan mereka berisitirahat di gua Tsur.
Orang-orang kafir selanjutnya menjanjikan akan memnerikan hadiah bagi siapa yang melihat kemana
2
Nabi. Dan mereka juga mengirimkan tim penyelidik untuk mencari Nabi. Penyelidik mereka sampai di
depan gua tsur. Abu bakar merasa gelisah jika kalau mereka menemukan Nabi, tetapi dengan
pertolongan Allah mereka tak melihat Nabi.
Berita hilangnya Nabi sampai di Madinah sehingga penduduk Madinah bersiap menyambut
kedatangan Nabi. Beberapa Mil sebelum Madinah Nabi telah sampai di suatu tempat yang bernama
Quba kira-kira 3 mil di situ Nabi dipersilahkan istirahat, orang-orang Madinah berduyun-duyun
menjumpai Nabi di Quba'. Di Quba' Nabi tinggal 14 hari lamanya dan selama di Quba' Nabi dan umat
Islam mendirikan Masjid pertama dan di Masjid Quba' tersebut sholat Jum'at pertama kali didirikan
Nabi masuk kota Madinah pada tanggal 12 Rabiu'ul Awal tahun ke 13 sesudah wahyu turun
atau tahun 1 hijriyah, bertepatan dengan 28 Juni 622 Masehi. Sesampainya di Madinah Nabi disambut
dengan suka cita semua orang berharap Nabi bersedia tinggal di rumahnya. Umat Islam yang hijrah
disebut kaum Muhajirin sedangkan pendudk madinah disebut kaum anshar. Selanjutnya Nabi
mempersaudarakan mereka dan Nabi mengadakan perjanjian untuk mengikat persaudaraan tersebut.
Orang-orang kafir di Makkah bukan kepalang marahnya setelah mengetahui kemajuan Islam di
Madinah selanjutnya orang-orang kafir Quraisy dengan bantuan beberapa orang Yahudi Madinah yang
iri kepada Nabi seperti Abdullah bin Ubay sepakat akan menyerang kota Madinah dan selanjtnya
terjadilah perang Badar dimana umat Islam hanya terdiri dari 313 prajurit yang belum berpengalamab
dan persenjataan yang kurang dan orang kafir terdiri dari 1000 orang prajurit berpengalaman dengan
kendaraan dan senjata lengkap akan tetepi dengan pertolongan Allah umat Islam berhasil memenagkan
pertempuran tersebut bahkan Abu Jahal paman Nabi yang paling memusuhi Nabi juga ikut terbunuh.
Selama hidup Nabi terdapat sejumlah peperangan untuk membela diri sebanyak 47 kali. Dan
perang yang paling pahit bagi umat Islam adalah perang Uhud dimana pada perang tersebut umat Islam
hampir kalah dan banyak syuhada yang gugur dalam perang tersebut. Ini terjadi karena kurang
disiplinya sebagian pasukan Islam.
Perang demi perang telah banyak dilalui Nabi untuk mempertahankan diri dari serangan orang
kafir dan kemenangan-demi kemenangan telah diraih. Selanjutnya kurang lebih 1 tahun setelah perang
Ahzab Nabi berniat untuk berziarah ke ka'bah di Makkah.
Pada tahun ke 6 hijriyah dengan disertai 1.400 umat Islam Nabi berangkat menuju Makkah
dengan tanpa membawa perlengkapan perang selain pedang untuk menghindari salah faham.
Sesampainya di luar kota Makah kaum kafir quraisy telah bersiap-siap untuk mengusir dan melawan
Nabi. Tetapi Nabi memberitahu kaum kafir Quraisy bahwa kedatangannya bukan untuk perang tetapi
untuk berziarah sehingga akhirnya terjadilah Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah telah
berjalan 2 tahun perkembangan umat Islam semakin pesat banyak orang yang sadar akan kebenaran
agama Islam sehingga umat bertambah dengan pesat.
Pada tanggal 10 Ramadhan 8 Hijriyah Nabi beserta 10.000 umat Islam berangkat menuju
Makkah dan umat Islam memasuki kota Makkah dengan aman tanpa perlawanan yang berarti sehingga
seluruh kota Makah telah dikuasai umat Islam dan hampir seluruh penduduk Makkah telah insyaf dan
sadar sehingga akhirnya memeluk Islam.
Ketika para delegasi Qabilah-qabilah suku Arab datang kepada Nabi untuk menyatakan masuk
Islam selanjutnya Nabi bermaksud melaksanakan haji wada' yang terjadi pada tanggal 25 Dzulqo'dah
tahun 10 Hijrah Nabi. Nabi meninggalkan Madinah menuju Makah al-Mukarromah dan beliau
berkhutbah yang terkenal dengan Khutbah Arafah.
Dan kira-kira 3 bulan sesudah haji wada' yaitu pada akhir bulan Shaffar tahun 11 Hijrah Nabi,
Nabi menderita sakit selama 13 hari. Selama sakit beliau masih mengimami jamaah sholat di masjid.
Pada suatu hari sesudah adzan beliau sudah tak kuat lagi sehingga beliau minta agar digantikan Abu
Bakar untuk mengimami sholat.
Selanjutnya pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah/ 7 Juni 632
Masehi beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Setelah Nabi wafat kepemipinan Islam dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar as Shidiq,
Khalifah Umar bin Khotob, Khalifah Ustman bin Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan
selanjutnya pemerintahan Islam dilanjutkan oleh para Khalifah Dinasti Umayah yang selanjutnya
digantikan oleh Dinasti Abasiyah. Dan Islam megalami kemajuan luar dalam bidang ilmu
pengetahuan dan keagamaan banyak tokoh-tokoh cendekiawan Islam muncul seperti Ibnu Sina dalam
bidang kedokteran dan filsafat, Al-Farabi dalam bidang kedokteran, Imam Syafii dalam bidang fiqih,
Asy Ary dalam bidang teology, al Ggazali dalam bidang tasyawuf dan filsafat, Ibn Rusyd dalam
bidang filsafat dan kedokteran, Imam Bukhori dan Imam Muslim dalam bidang hadis dan banyak
cendikiawan lain dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti matematikan, astronomi, kimia,
arsistek dan lain-lain. Begitu pula dengan kekuasaan Islam bertambah luas mulai dari benua Eropa
(Sepanyol Islam) hingga benua Asia (India).
3
Akan tetapi karena semakin merosotnya mental generasi muda Islam maka Islam mengalami
zaman kemunduran terlebih setelah jatuhnya kota Baghdag ibu kota Islam waktu itu ketangan orang-
orang mongolia peradapan Islam semakin mengalami kemunduran ditambah dengan semakin
meningkatnya taqlid buta serta masuknya unsur-unsur di luar Islam seperti bid'ah dlolalah dan khurafat
serta sikap fatalisme. Hingga akhirnya hampir semua negara Islam jatuh di tangan penjajah barat yang
notabene merupakan orang-orang Nasrani. Yang mana disamping menjajah mereka berusaha
memasukan dan menanamkan adat istiadat dan agama mereka kepada negara yang dijajahnya
(westernisasi dan kristenisasi). Akan tetapi setelah muncul para pembaharu Islam umat Islam saat ini
mulai bangkit.

4
Ahmadiyah! Pokoknya Nabi Muhammad
Adalah Nabi Akhir Zaman!!
REP | 19 February 2011 | 21:58 190 1
1 dari 1 Kompasianer menilai aktual

Isu-isu yang sekarang banyak beredar di Tv, Radio, Koran, Internet adalah ada nabi lagi setelah Nabi
Muhammad, setau saya Nabi akhir zaman adalah Nabi Muhammad dan itu tidak bisa terbantahkan
lagi, untuk usia anak sd pun tau bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi-nabi
lain selajn beliau “Muhammad Saw”.

Kalau sekarang ada Nabi baru, apakah itu penyempurnaan dari kitab terakhir kita Al-Qur`an?
sedangkan Al-Qur`an diturunkan hanya untuk Nabi Muhammad dan umatnya saja, tetapi kenapa
sekarang merebak isu-isu Nabi baru? wahyu dari mana? dari betapakah? Nepakkah, atau semedi?
sehingga ada wahyu Allah yang datang kepada Nabi baru tersebut. dan apakah Allah lupa untuk
penyempurnaan agama sehingga ada Nabi lain untuk menyempurnakan agama dari agama Islam?

Lagi

Diriwayatkan dari Ibn Mas`ud RA, Berkata Jabir kepada Nabi SAW : ”Wahai Baginda Nabi SAW,
kabarkan kepada kami sesuatu sebelum terjadinya sesuatu, Berkata Nabi SAW : “Wahai Jabir,
Ketahuilah sesuatu sebelum dijadikannya sesuatu, maka Allah SWT menjadikan cahaya aku dari
cahaya Allah SWT, Maka dari cahaya itu Allah menjadikannya seluruh alam semesta beserta isinya”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Maka bersabda Nabi SAW :”Aku yang pertama diciptakan dan
aku yang terakhir dibangkitkan di alam dunia”.

Turunlah cahaya tersebut melalui terwujudnya Nabi Allah Adam AS sampai kepada para Anbiya dan
Rasul yang menyambungkan keturunan dari Nabi Ismail AS, anak dari Nabi Ibrahim AS yang
keturunannya menyampaikannya kepada Sayyid Abdillah, maka cahayanya terlihat pada Sayyid
Abdillah dan beliaupun menikah dengan Siti Aminah, begitupun turun cahaya tersebut kepada Ibunda
Nabi Muhammad SAW, maka beliaupun mengandung Nabi Muhammad SAW dengan kasih sayang
Allah SWT.

Sebelum detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada kejadian besar sehingga tahun itu
dinamakan Tahun Gajah dikarenakan Raja Abraha ingin menyerang Ka`bah dengan tentara gajah,
tetapi kuasa Allah SWT Yang Maha Agung tidak diizinkannya tentara tersebut memasuki Kota
Mekkah yang akhirnya Allah SWT mengirim balik tentara tersebut dengan tentara burung ababil dan
telah jelas dikabarkan di dalam surat AL-Fiil yang menewaskan semua tentara bergajah bagaikan daun
di makan ulat, begitulah penjagaan Allah SWT sebelum dilahirkan Nabi Muhammad SAW.

http://filsafat.kompasiana.com/2011/02/19/ahmadiyah-pokoknya-nabi-muhammad-adalah-nabi-
akhir-zaman/

?Muhammad Adalah Nabi Terakhir Yang Ditunggu Umat Hindu

Posted by Ibnu Maryam on Januari 23, 2010 · Komentar Dimatikan 

Nabi Muhammad adalah Nabi yang ditunggu umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi
kebanyakan umat Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu.
Betapa tidak, syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda. Mungkinkah Nabi Muhammad adalah
Nabi dari kedua agama itu?

Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah juga nabi dari umat Yahudi & umat Kristen, mungkin
banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat

5
yang menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-
kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil. Lima kitab awal dari kitab Perjanjian Lama Kristen
adalah apa yang oleh umat Yahudi diakui sebagai Torah/Taurat/Pentatouch, yaitu kitab-kitab Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Sedangkan 4 kitab awal dari kitab Perjanjian Baru Kristen
diakui oleh umat Kristen sebagai kitab Injil, yaitu kitab-kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

Sekalipun umat Islam menyatakan bahwa Taurat & Injil yg diturunkan pada nabi Musa & Nabi Isa
adalah bukan yg diakui oleh umat Yahudi & Kristen sekarang, atau setidaknya sudah berubah/diubah
dari aslinya, banyak para pakar ilmu Kristologi yang menyatakan kalau dalam Taurat & Injil yg diakui
umat Yahudi & Kristen sekarang inipun masih terdapat sisa-sisa ramalan kedatangan Nabi Muhammad
(sebenarnya sangat menarik untuk menampilkan argumentasi pembuktiannya, tapi hal itu bukan topik
utama dari tulisan ini).

Jika umat Islam mempercayai ramalan kedatangan nabi Muhammad dalam kitab Taurat & Injil,
bagaimana dengan kitab suci umat Hindu? Mungkinkah Nabi Muhammad Saw adalah seorang Nabi
yang kedatangannya sudah diramalkan oleh kitab suci umat Hindu? Itulah yang akan kita bahas di sini.

Sebenarnya dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang dapat dijadikan acuan bahwa Nabi Muhammad
mungkin saja adalah juga seorang Nabi yang ramalan kedatangannya terdapat dalam kitab-kitab suci
umat agama lain, diantaranya :

1. Dalam surat Asy-Syu’ara(26) ayat 196 : “Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar
(tersebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu”. Jadi dalam kitab-kitab sebelum Al-Qur’an
juga terdapat wahyu Tuhan
2. Dalam surat Fatir(35) ayat 24 dinyatakan bahwa tidak ada suatu kaum di masa lalu tanpa
seorang pemberi peringatan
3. Dalam surat Al-Ahzab(33) ayat 40 dinyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan dan
merupakan penutup para nabi (utusan terakhir)
4. Dalam surat Al-Anbiya(21) ayat 107 dinyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak diutus
melainkan untuk seluruh semesta alam.
5. Dalam surat Saba’ (34) ayat 28 dinyatakan bahwa Tuhan mengutus Muhammad untuk seluruh
umat manusia, pemberi kabar gembira, dan peringatan akan dosa, tapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya.

Juga dalam hadits Bukhari vol 1. dalam kitab Shalat bab 56 hadits no 429, nabi Muhammad
bersabda :

“Semua rasul yg diutus sebelumku hanya berlaku untuk umat/bangsanya saja, tapi aku diutus untuk
semua umat manusia”.

Sekarang akan kita lihat dalam kitab suci agama Hindu. Ada banyak kitab dalam agama Hindu yang
diakui sebagai kitab suci mereka. Dari semuanya yang dianggap paling suci adalah kitab Veda
(Weda). Bila diantara kitab-kitab itu ada yang bertentangan, maka yang harus menjadi rujukan utama
adalah Weda yg juga masih terbagi lagi menjadi beberapa kitab. Kitab-kitab lain selain Weda adalah :
Upanishad, Smriti, Dharma Sastra, Bhagavat Gita, Puranas, dll.

Ayat-ayat ramalan kedatangan Nabi Muhammad

Disebutkan dalam Bhavisa Purana –> dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10
to 27 :

“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus
oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya
tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan
mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka
tidak akan disucikan dengan tanaman semak-semak/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan
perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”

6
Kalau anda baca tulisan diatas dengan baik, maka anda akan melihat bahwa ciri-ciri dari pengikut
agama kebenaran yg disebutkan adalah ciri-ciri yang umum terdapat pada umat Islam.

Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yang
mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian.

 Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya
“yang terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Kata “Muhammad” dalam
bahasa arab juga berarti : orang yang terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta
adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yang sama
dengan Nabi Muhammad. Ia akan disebut “Kaurama” yang bisa berarti : pangeran
kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang
pangeran kedamaian yang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh
yang akan dikalahkannya yang berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk
Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.
 Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan
India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh
menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi
Hindu), tapi seorang asing.
 Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dengan Nabi agung
umat Islam yaitu Nabi Muhammad SAW.
 Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yang terpuji. Nabi
Muhammad yang juga dipanggil dengan nama Ahmad adalah berarti juga “orang yang terpuji”
yang terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb.

Beberapa ramalan lainnya :

 Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah
: “akkaru” yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh
tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad
mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah.
 Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20
penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah
pada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yang
berarti yang terpuji, yang akan mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar
Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku.
 Dalam Rigveda book 1 Hymn 53 : 9 nabi dipanggil dg sebutan “Suslama” yg artinya lagi-lagi
adalah : orang yg terpuji yg merupakan arti dari nama Muhammad.
 Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini
persis dengan Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita
bernama Halimah.
 Dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi
undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad yang akan dianugrahi kitab
suci Al-Qur’an. Tapi karena orang India yang berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad,
maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri
yang menerima undang-undang abadi”. Padahal seharusnya “Muhammad sendiri yang
dianugrahi undang-undang abadi”.
 Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam kitab-kitab
Weda. Juga diramalkan pada tak kurang dari 16 tempat yang berbeda dalam kitab weda dg
nama Narasangsa artinya adalah sama dengan arti dari nama Muhammad, yaitu “yang
terpuji”.

Kalky Autar

Salah satu ramalan kedatangan nabi Muhammad yg sangat terkenal yang juga telah membuat seorang
professor bahasa dari Alahabad University India mengajak kepada umat Hindu untuk segera
memeluk agama Islam, adalah terdapatnya sebuah ramalan penting dalam kitab suci Hindu tentang
kedatangan yang ditunggu-tunggu dari seorang Kalky Avtar (baca : autar). “av” artinya : turun. “tr”

7
artinya melewati. Jadi arti kata Avtar adalah “diturunkan atau diutus untuk turun”. Kalky Avtar
artinya adalah : “utusan terakhir”.

Pundit Vaid Parkash – sang professor (yang menulis buku berjudul “Kalky Avtar”), secara terbuka
dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam
dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, karena menurutnya, sebenarnya
Nabi Muhammad adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual dalam agama
Hindu.

Disebutkan dalam Nashpropesy, Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Kalky Avtar (Autar
terakhir) dan Amtim Rishi. Sedangkan dalam kitab Puranas disebutkan tentang Kalky Autar dan
kedatangannya. Diantara ayat-ayat yang menyebutkan adalah :

 Dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan dalam rumah
Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa dunia, yang
terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik & menonjol. Dia akan diberi tanda-tanda. Dia akan
diberi oleh malaikat sebuah kendaraan yang cepat. Dia akan menaiki kuda putih sambil
memegang pedang. Dia akan mengalahkan orang-orang jahat dan dia akan terkenal di dunia.
 Dalam Baghavata Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru selamat di
rumah Visnuyash
 Dalam Kalki Purana (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Visnuyash pemimpin kampung
Sambala akan lahir Kalki Avtar
 Dalam Kalki Purana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para sahabatnya (4
orang sahabat) mengalahkan orang-orang jahat
 Dalam Kalki Purana (2) : 7 disebutkan bahwa dia akan dijaga oleh malaikat di medan perang
 Dalam Kalki Purana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Visnuyash dan dalam rumah
Summati Kalki Autar akan lahir
 Dalam Kalki Purana (2) : 15 disebutkan bahwa dia akan lahir pada tanggal 12 bulan pertama
Madhop

Semua ramalan yg disebut diatas tadi tiada lain merujuk pada Nabi Muhammad SAW. Penjelasannya
demikian :

 Dirumah Visnuyash berarti dirumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah dari
Nabi Muhammad adalah bernama Abdullah yang artinya adalah pengikut Allah (pengikut
Tuhan). Orang Islam menyebut “Allah” sebagai Tuhan, sedang orang Hindu menyebut
“Vishnu” sebagai Tuhan. Jadi di rumah Visnuyash adalah di rumah Abdullah.
 Summati dalam bahasa sansekerta artinya adalah orang yang sangat setia. Sedangkan
ibunda nabi Muhammad adalah bernama Aminah yang dalam bahasa arab artinya juga orang
yg setia.
 Sambala bahasa arabnya adalah tempat yang aman & damai. Nabi Muhammad dilahirkan di
Makkah yang terkenal dengan nama “Darul Aman” yaitu tempat yang aman & damai. Akan
lahir diantara kepala suku Sambala, artinya bahwa Nabi akan lahir diantara kepala suku di
Makkah.
 Dilahirkan pada tanggal 12 di bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12
rabiul awal
 Sebagai Amtim Rishi (resi terakhir). Nabi Muhammad adalah juga nabi terakhir dari
deretan nabi-nabi yang dikirim Tuhan seperti yang terdapat pada QS. Al- Ahzab : 40.
 Dia akan memperoleh bimbingan di atas gunung dan akan kembali lagi ke arah utara. Nabi
Muhammad memperoleh wahyu pertamanya di gua Hira di Jabal Nur. Jabal Nur artinya
Gunung Cahaya lalu kembali lagi ke Makkah.
 Dia akan memiliki sifat-sifat yang sangat mulia. Persis seperti nabi Muhammad seperti terdapat
pada QS. Al-Qalam : 14 “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.
 Kalki Autar akan diberi 8 kemampuan spiritual, yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan
yg terhormat, punya pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget kurikulum, sangat
dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh nabi Muhammad
 Dia akan diberi kendaraan yg sangat cepat oleh Shiva. Nabi Muhammad juga diberi bouraq
yang sangat cepat oleh Allah yg membawanya ke langit dalam peristiwa Mi’raj.

8
 Dia akan naik kuda putih dengan tangan kanannya memegang pedang. Nabi Muhammad juga
ambil bagian dalam peperangan termasuk dengan menunggang kuda dan bertempur dengan
memegang pedang dengan tangan kanannya.
 Dia akan menjadi penyelamat umat manusia. Dalam QS. Faatir(35) ayat 24 dan QS.
Saba(34) ayat 28 disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa berita gembira &
peringatan bagi seluruh umat manusia, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
 Dia akan menjadi pembimbing ke jalan yang benar. Nabi Muhammad hidup pada jaman
jahiliyah yang penuh kegelapan dimana ia membawa umatnya ke jalan yang terang benderang.
 Dia akan dibantu oleh 4 sahabat dalam menyebarkan misi. Kita tahu ada 4 orang khalifah
sahabat nabi yaitu : Sayyidina Abubakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib.
 Dia akan ditolong oleh malaikat di medan pertempuran. Dalam perang Badr Nabi Muhammad
dibantu oleh para malaikat Allah seperti tersebut dalam QS. Ali Imran (3) ayat 123 & 125 :
“Jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga
niscaya Allah menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda”. Juga QS. Al-
Anfal(8) ayat 9 yang berbunyi “…. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan
kepadamu dengan seribu malaikat yg datang berturut-turut.”

Subhanallah..

Ternyata sekian banyak ayat tersebut (yang sebenarnya belum semuanya ditampilkan) yang
meramalkan akan datangnya seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu, begitu cocok
dengan gambaran Nabi Muhammad, umat Islam, dan sejarahnya. Mungkin saja ini juga merupakan
pembuktian yang diberikan Allah bahwa Nabi Muhammad memang diutus Allah untuk seluruh
umat manusia.

Hal ini juga dapat membuka diskusi yg menarik tentang agama Hindu, kitab suci umat Hindu, dan
syariat-nya. Benarkah agama Hindu memang merupakan agama yang diturunkan oleh Allah jauh
sebelum Nabi Muhammad lahir? Kalau ya, apakah berarti umat Hindu bisa disebut “muslim”, atau
juga bisa disebut “ahlul kitab”? Bagaimana sesungguhnya ajaran agama Hindu itu, dan sesuaikah
dengan ajaran Islam? Bagaimana pendapat anda sendiri? (rkh)

http://ibnumariam.wordpress.com/2010/01/23/muhammad-adalah-nabi-terakhir-yang-ditunggu-
umat-hindu/

Nabi Muhammad (bahasa Arab: ‫محمد‬, juga dikenal sebagai Mohammad, Mohammed, dan kadang-
kadang oleh orientalis Mahomet, Mahomed) adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat
Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya (dalam
bahasa Arab disebut sirah), ia lahir sekitar tahun 570 di Mekkah (atau “Makkah”) dan wafat pada 8
Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).

“Muhammad” dalam bahasa Arab berarti “dia yang terpuji”. Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam
yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh
nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar Rasulullah (‫)رسول هللا‬, dan menambahkan
kalimat sallallaahu alayhi wasallam (‫لم‬ff‫ه و س‬fff‫لى هللا علي‬fff‫ص‬, yang berarti “semoga Allah memberi
kebahagiaan dan keselamatan kepadanya”; sering disingkat “S.A.W”) setelah namanya. Selain itu Al-
Qur’an dalam Surat Ash Shaff (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama “Ahmad” (‫)أحمد‬, yang
dalam bahasa Arab juga berarti “terpuji”.

Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh
sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih
keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang
awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan
pasukan Romawi di medan pertempuran.

9
Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin
Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah
(Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Dimana Adnan merupakan keturunan laki-
laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.

Riwayat

Kelahiran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Maulud Nabi Muhammad Para penulis sirah (biografi)
Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Nabi
Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu
merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu
pengetahuan. Ayahnya,Sayyidina Abdullah[4], meninggal dalam perjalanan dagang di Yastrib, ketika
Nabi Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri
dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.

Pada saat Nabi Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib
(Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Siti Aminah meninggal dunia di Abwa’
yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[2] Setelah ibunya meninggal, Nabi
Muhammad dijaga oleh kakeknya, ‘Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah
dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan
Palestina).

Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di bulan Rabiulawal,
kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi’ah, sesuai dengan arahan para
Imam yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari
Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12
Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).

Masa remaja
Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan
Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia
menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan
berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab
pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia
dikenal sebagai As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya). Ia senantiasa dipercayai
sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekkah.

Kerasulan
Gua Hira tempat pertama kali Nabi Muhammad memperoleh wahyu. Nabi Muhammad dilahirkan di
tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering
menyendiri ke Gua Hira’, sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An
Nur karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering
berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Pada suatu malam, ketika Nabi Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira’, Malaikat Jibril
mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta
membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Nabi
Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.

Akhirnya, Jibril berkata:”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia
10
dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun 2 bulan 22 hari.
Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Nabi Muhammad, dan dikumpulkan
dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya
mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat
yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Nabi Muhammad sendiri melalui
percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-
Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka yang menyerahkan
diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.

Selama tiga tahun pertama, Nabi Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman
dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Nabi Muhammad
adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Sayyidatina Khadijah,
Sayyidina Ali, Zayd dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Nabi Muhammad mengumumkan secara
terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair
bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan
bergabung membela Nabi Muhammad.

Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya,
disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya
ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah
ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Nabi Muhammad sendiri,
pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara
Mekkah.

Hijrah ke Madinah.

Di Mekah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. Masyarakat jahiliyah Arab dari
berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai
tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Nabi Muhammad mengambil peluang ini untuk
menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari
Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Nabi Muhammad dan
beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi.
Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad)
dan orang-orang Islam Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka
menemui Nabi Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu
pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka
mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Nabi Muhammad akhirnya setuju
untuk berhijrah ke kota itu.

Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke
Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-
daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah
pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah
atau “Madinatun Nabi” (kota Nabi).

Di Madinah, pemerintahan (khalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Nabi Muhammad. Umat
Islam bebas beribadah (shalat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal
ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh
umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian,
perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.

11
Penaklukan Mekkah ( Futul Makkah )
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan
pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk
menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Nabi Muhammad kembali pada tahun
berikutnya. Nabi Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia
menaklukkan Mekkah secara damai. Nabi Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji,
memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti
umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.

Pernikahan
Selama hidupnya Nabi Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat
mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Siti Khadijah binti khuwalid r.a, yang
berlangsung selama 25 tahun hingga Siti Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,
sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib
pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.

Kaligrafi Nabi Muhammad dalam bentuk yang lebih sederhana Sepeninggal Istrinya Siti Khadijah,
Nabi Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti
Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya.
Kemudian setelah itu Nabi Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total
sebelas orang, dimana sembilan diantaranya masih hidup sepeninggal Nabi Muhammad. Berikut Nama
nama Istri beliau beserta alasannya Nabi Muhammad menikahi nya :

1. Siti Khadijah Binti Khuwalid R.a, ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun
dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki
dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan
beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita
lain selama Khodijah masih hidup.

2. Saudah Binti Zam’ah R.a, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh
dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati
oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.

3. Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari
kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia
dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat
usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis
selain Aisyah.

Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka
memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah
Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah
Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.

Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana
begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal
dari sosok ibunda muslimin ini.

4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah
As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya
untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.

12
Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan
Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki
pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat
perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir
semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.

5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho’sho’ah dan dikenal sebagai Ummul
Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan
tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat
Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .

6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah,
akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan
dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di
tahun yang sama. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan
memelihara anak-anak yatim tersebut.

7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi
Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya
tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima dari Hijrah. Pernikahan
tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal
pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.

8. Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan
perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah
SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya
adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin
kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.

9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy
dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di
sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr
bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom
tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta
dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah. Sehingga alasan yang paling kuat
adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta
penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami
siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.

10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar
lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar
tahun 7 Hijriyyah. Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari
pemuka kabilah.

11. Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah
seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat
melaksanakan Umroh Qadho.

Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak
hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan
di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang
budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar
Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.

Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana secara khusus
Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka.

13
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar pernikahan itu
dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan
penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang
menekankan pernikahan dengan perawan). Dan saya sendiri memberikan tambahan pendapat kalau
Nabi Muhammad saw menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan untuk kelancaran
urusan dakwah.

Status dari beberapa istri Muhammad menjadi sumber perdebatan dalam sejarah. Maria al-Qibtiyya
dikatakan seorang budak atau seorang budak yang dibebaskan. Di sisi lain terdapat perdebatan tentang
umur Aisyah saat dinikahi. Sebagian besar referensi (termasuk sahih Bukhari dan sahih Muslim)
menyatakan bahwa upacara pernikahan tersebut terjadi diusia enam tahun, dan Aisyah diantarkan
memasuki rumah tangga Muhammad sejak umur sembilan tahun. Sementara pada hadits lainnya
dikatakan Aisyah pada umur belasan tahun saat itu.

Sayyidatina Aisyah Lahir sebelum nabi Muhammad saw diangkat sebagai nabi(610), Perbedaan umur
Siti Aisyah dan Siti Fatimah adalah sekitar 5 tahun. Siti Fatimah lahir pada saat Ka’bah sedang
dibangun(605). Maka diperkirakan Siti Aisyah dipinang oleh Nabi Muhammad pada usia sekitar 12-15
tahun, setelah Siti Khadijah wafat(622).

Terdapat perbedaan pemahaman mengenai istilah “memasuki rumah tangga” Nabi Muhammad,
sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits-hadits sahih tersebut. Umumnya umat Islam berpendapat
bahwa perlakukan Aisyah sebagai istri terjadi saat ia sudah mengalami menstruasi. Pendapat lain
mengatakan bahwa perdebatan mengenai umur Aisyah yang terjadi pada abad ke-7, yaitu saat praktik
pernikahan dengan anak adalah tradisi umum yang juga pernah terjadi di India, China dan bahkan
Eropa, yang kemudian dibawa ke abad modern sehingga telah keluar dari konteks. Terlepas dari
perdebatan tersebut, tidak didapatkan informasi lain tentang umur pasti Aisyah saat menikah.

Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu


Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad diutus Allah untuk
menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan Nabi dan Rasul sebelumnya hanya
diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah
kepada kaum Bani Israil.

Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu
kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).

Kronologi Kehidupan Muhammad

Tahun dan lokasi penting dalam hidup Muhammad dalam Tahun Masehi

‘569 Meninggalnya ayah, Abdullah

‘570 Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah

‘570 Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah

‘576 Meninggalnya ibu, Aminah

‘578 Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib

‘583 Melakukan perjalanan dagang ke Suriah

‘595 Bertemu dan menikah dengan Khadijah

14
‘610 Wahyu pertama turun: Makkah

‘610 Ditunjuk sebagai Nabi: Makkah

‘613 Memulai menyebarkan Islam kepada umum: Makkah

‘614 Mendapatkan pengikut: Makkah

‘615 Hijrah pertama ke Habsyah

‘616 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad mulai

‘619 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad selesai

‘619 Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninngal

‘620 Isra’ dan Mi’raj

‘621 Bai’at Aqabah pertama

‘622 Bai’at Aqabah kedua

‘622 Hijrah ke Madinah

‘624 Pertempuran Badar

‘624 Pengusiran Bani Qaynuqa

‘625 Pertempuran Uhud

‘625 Pengusiran Bani Nadir

‘626 Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah

‘627 Pertempuran Khandak

‘627 Penghancuran Bani Quraizhah

‘628 Perjanjian Hudaybiyah

‘628 Melakukan umrah ke Ka’bah

‘628 Pertempuran Khaybar

‘629 Melakukan ibadah haji

‘629 Pertempuran Mu’tah

‘630 Pembukaan Kota Makkah

‘630 Pertempuran Hunain

‘630 Pendudukan Thaif

‘631 Menguasai sebagian besar Jazirah Arab

‘632 Pertempuran Tabuk

15
‘632 Haji Wada’

‘632 Meninggal (8 Juni): Madinah


http://mhfathurrahim.wordpress.com/2011/02/17/nabi-muhammad-adalah-sejarah-nyata/

Pendahuluan

Ada sebuah fenomena alamiah dalam diri manusia untuk mencintai seseorang yang dikaguminya.
Kekaguman tersebut bisa lahir dari bentuk fisik yang indah, wajah yang cantik atau tampan, suara yang
merd, perilaku yang ramah dan santun., sikap yang tegas dan bijaksana,atau dari hal-hal yang lainnya.
Dari berbagai hal yang berpotensi untuk membangkitkan kekaguman dan pada gilirannya
menimbulkan rasa cinta tersebut, ada satu hal yang pada umumnya bisa membangkitkan kekaguman
dan rasa cinta yang mendalam dan bertahan dalam waktu yang panjang. Hal tersebut adalah kesadaran
yang tulus dalam diri seseorang tentang perasaan berhutang budi dirinya kepada seseorang yang telah
dengan tulus dan tanpa pamrih-meski sampai mengorbankan jiwa dan raga memberikan sesuatu yang
secara hakiki sangat bermakna dan berharga. Cinta yang lahir karena hal yang digambarkan diatas
biasanya tidak muncul seketika, tidak seperti love at the first sight, akan tetapi biasanya muncul setelah
setelah melalui proses interaksi, baik langsung (face to face), maupun secara tidak langsung (by oral
or literal information).

K emudian, perwujudan dari rasa cinta tersebut juga beragam, dari yang muali sangat sederhana
dengan sekedar mengingat-ngingat nama, sampai kerelaan untuk mengorbankan apa saja demi orang
yang di cintai. Selain itu, posisi orang yang di kagumi atau di cintai tersebut menempati posisi yang
berbeda di mata pengagum atau pencintanya. Ada yang di posisikan sebagai kekasih (pacar), sahabat,
saudara dekat, atau idola.

Dalam konteks posisi yang istilahnya di sebut terakhir di atas, yaitu idola, ada kecenderungan umum
yang di lakukan oleh seseorang berkaitan dengan idolanya, yaitu “meniru” atau dalam istilah
sosiologinya disebut “proses identifikasi”. Artinya, Berupaya untuk berucap, bertindak,
berpenampilan, atau yang lainnya, sama persis dengan “objek identifikasi” atau idolanya itu. Contoh
konkrit tentang hal itu bisa kita lihat pada beberapa tahun yang lalu ketika film “Ghost” yang di
bintangi olehaktris Dewi More, yang berpenampilan dengan model rambut pendek sebahu, menjadi
film yang cukup laris, maka serentak para pengagum yang mengidolakan Dewi More merubah model
rambut mereka dengan model rambut yang eperti dimiliki oleh Dewi More pada saat berperan di film
“Ghost” tersebut. Atau, orang yang mengidolakan Keanu Reeves ketika berperan dalam film “speed”
yang box office itu, kemudian merubah potongan rambutnya menjadi rambut seperti yang di miliki
oleh Keanu Reeves ketika ia berperan dalam film speed tersebut. Dan banyak contoh-cintoh lain
tentang hal itu.

Dalam kaitannya dengan masalah idola, yang kemudian berimplikasi pada di jadikannya idola sebagai
objek identifikasi, atau sosok yang di jadikan contoh atau teladan, kita sebagai orang Islam, disamping
karena diajarkan oleh Al-Qur’qn dan karena dorongan naluri alamiah kita, maka idola kita yang utama
adalah Rasulullah, khususnya Rasulullah Muhammad SAW. Hal tersebut sesuai dengan firma Allah
dalam Al-Qur’an Surat Al Ahzab ayat 21, yang artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah”.

Dengan demikian, sosok yang harus dijadikan sebagai idola yang paling utama bagi orang islam adalah
Rasulullah SAW.

Artinya, bukan berarti kita tidak diperbolehkan mempunyai idola-idola lain selain Rasulullah
Muhammad SAW, akan tetapi kecintaan kita terhadap idola-idola yang lain tersebut tidak boleh
mengalahkan kecintaan kita kepada Rasulullah saw.

Di atas telah disampaikan bahwa kecintaan kita terhadap Rasulullah Muhammad saw, tersebut
memang salah satu diantaranya karena diajarkan oleh Al-Qur’an. Akan tetapi, selain karena diajarkan
16
oleh Al-Qur’an, kecintaan kita terhadap Rasulullah saw. Itu juga lahir karena kesadaran kita bahwa
kita berhutang budi terhadap Rasulullah Muhammad saw. Yang telah secara tulus bahkan disertai
pengorbanan jiwa dan raga beliau telah memberikan itu ajarn yang bisa mengantarkan kita kepada
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pada bagian terdahulu atau bagian awal dari tulisan ini telah disampaikan bahwa rasa kagum dan cinta
lahir dari kesadaran bahwa kita berhutang budi kepada seseoarang yang telah secara tulus berkorban
untuk kita, biasnya muncul tidak dengan seketika, akan tetapi baru muncul setelah melalui proses
interaksi baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dalam konteks kecintaan kita kepada
Rasulullah Muhammad saw. Setiap orang, bahkan yang mengaku dirinya beragama Islam sekalipun
akan setuju bahwa kelahiran tentu harys melalui proses interaksi. Bagi kita yang hidup tidak sejaman
dengan Rasulullah saw, proses interaksinya itu tentu bersifat tidak langsung, yaitu lewat informasi
yang berkaitan dengan sejarah hidup dan ajaran-ajaran beliau, baik yang berupa informasi oral,
maupun literal.

Jadi salah satu upaya untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah Muhammad saw, tersebut
adalah dengan membangkitkan kesadaran diri kita bahwa diri kita ini telah berhutang budi yang sangat
banyak kepada beliau. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan mengkaji hikmah-hikmah berbagai
ajaran yang disampaikan oleh beliau dalam rangka memperkuat kesadaran bahwa apa yang di
berikannya adalah benar-benar sesuatu yang sangat berharga bagi kita, dan dengan cara mengkaji
sejarah perjalanan hidupnya, dalam rangka mempertegas betapa besar pengorbanan beliau untuk
menyampaikan ajaran-ajaran yang sungguh mulia tersebut.

Akhlak Rasulullah Muhammad saw. Dalam Memimpin

Salah satu hal yang perlu kita contoh dari diri Rasulullah Muhammad saw. Adalah akhlak beliau dalam
menjalankan kepemimpinannya. Gambaran tentang bagaimana Rasulullah Muhammad saw
menjalankan tugas kepemimpinannya tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 159,
yang artinya:

“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingnya. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu”.

Asbabun Nuzul ayat yang berkenaan dengan perang uhud, dimana pada perang uhud kaum muslimin
menderita kekalahan yang besar. Sesuatu yang memprihatinkan pada saat itu adalh kebanyakan para
sahabat pada saat itu melarikan diri dari medan pertempuran, padahal melarikan diri dari medan
pertempuran menurut ajaran islam adalah sebuah dosa besar. Karena hal tersebut, Rasulullah
Muhammad saw. pada saat itu hanya dikawal oleh delapan sampai empat belas orang saja.

Akan tetapi, meskipun demikian, ketika Rasulullah Muhammad saw. kembali ke Madinah, para
sahabat yang lari dari emperan tersebut kemudian kembali menemui Rasul. Ketika Rasulullah
Muhammad saw. melihat mereka kembali, beliau tidak berkata kasar dan menunjukan wajah yang
ramah. Rasul tetap memperlakukan mereka dengan penuh keramahan. Itulah yang di maksud oleh ayat
itu maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Dari ayat tersebut, ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik berkaitan dengan masalah
kepemimpinan, atau akhlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu:

-Siap untuk kecewa melihat kinerja para bawahan yang mempunyai kinerja yang tidak baik

-Siap untuk memaafkan bawahan yang mempunyai kinerja yang tidak baik tersebut

-menjauhkan diri dari sikap atau sifat fazhzban, yaitu mempunyai lisan yang kasar dan sering
menyakiti orang lain

-Menjauhakan diri dari sikap atau sifat ghalizhal qalb, yaitu hatinya keras, tidak mudah tersentuh
dengan penderitaan orang lain
17
-Memaafkan dan memohon ampunkan mereka yang telah berbuat kesalahan atau kekeliruan

Jika beberapa akhlak tersebut dapat di miliki oleh beberapa pemimpin, maka kesuksesan pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya akan berwujud kesuksesan yang paripurna dan akan mendapatkan
dukungan dari fihak manapun.

Demikianlah sekilas tentang pengertian beserta upaya kita untuk menjadikan Rasulullah sebagai
uswatun hasanah.

http://darunnajah.wordpress.com/2007/07/09/muhammad-saw-sebagai-uswatun-khasanah/

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 23 Februari 2010


Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 23 Februari 2010
Pembicara : DR Ir Nana Rukmana DW, MA
Tema: Nabi Muhammad sebagai uswatun khasanah

: Dalil yang berhubungan dengan Nabi Muhammad

: Rasulullah sebagai suri taudan

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
.yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
QS. al-Ahzab (33) : 21

: Rasulullah keras terhadap orang kafir

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-
orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia
Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka
.ampunan dan pahala yang besar
QS. al-Fath (48) : 29

: Rasulullah diturunkan bagi seluruh umat manusia

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka
dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan
.cukuplah Allah menjadi saksi
QS. an-Nisa' (4) : 79

: anjuran untuk Taat kepada Allah dan Rasulullah

Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul- (Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu
berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan
.(amanat Allah) dengan terang
QS. al-Mai'dah (5) : 92

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan Katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang
diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Bagi kami amal-amal
kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
."mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)
QS. as-Syura (42) : 15

18
: Jangan sampai kita meragukan kebenaran Allah, Rasulullah dan Al Quran

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika
diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakannya di waktu Al Qur'an
itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal
.itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun
QS. al-Mai'dah (5) : 101

: Rasulullah adalah pembawa kabar gembira

Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi
peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran
.terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati
QS. al-An'am (6) : 48

Rasulullah sebagai penyampai wahyu Allah, memberitahukan kepada ummat manusia mengenai ajaran
: Allah

Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad)
.hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang
QS. an-Nahl (16) : 82

Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia memberi rahmat kepadamu jika Dia menghendaki dan
Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga
.bagi mereka
QS. al-Isra' (17) : 54

Katakanlah:" Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata
." kepada kamu
QS. al-Hajj (22) : 49

Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa
yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka
.kekal di dalamnya selama-lamanya
QS. al-Jinn (72) : 23

.Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan
QS. al-Ghasyiyah (88) : 21
,Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka
QS. al-Ghasyiyah (88) : 22

: Rasulullah sebagai Uswatun khasanah

sebagai suri tauladan bagi seluruh ummat manusia .1

bahkan Nabi Muhammad mendapatkan cobaan berat namun tetap bersabar, sungguh suri tauladan yang
: utama

Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu
.sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)
QS. Qaf (50) : 39

: sebaik baik manusia adalah

.a. Manusia yang paling baik ialah yang paling baik ahklaknya
b. Manusia yang paling baik adalah yang paling banyak membaca dan memahami agamanya, paling
taqwa kepada ALLAH, yang paling banyak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, dan paling suka
19
.menyambung tali persaudaraan
.c. Manusia yang paling baik ialah yang paling banyak manfaatnya untuk sesama manusia
.d. Manusia yang paling baik ialah manusia yang paling baik dalam membayar hutangnya
.e. Manusia yang paling baik ialah manusia yang berhati tulus dan berlidah lurus
.f. manusia yang paling baik ialah yang suka memberi kepada yang tidak pernah memberi
g. manusia yang paling baik ialah yang meaafkan kepada yang mendzolimi

: Jangan mengolok, jangan mencela, jangan memanggil dengan gelar yang buruk

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena)
boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan
pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
.mereka itulah orang-orang yang zalim
QS. al-Hujurat (49) : 11

keras terhadap kaum kafir .2


kasih sayang terhadap sesama manusia .3
http://nining-aidil.blogspot.com/2010/02/pengajian-masjid-raya-bani-umar-tanggal_23.html
NABI MUHAMMAD SEBAGAI USWATUN KHASANAH
Nabi Muhammad diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Ambiya' : 107).
Tujuan dari risalah Nabi Muhammad atau misi Islam adalah : membersihkan dan mensucikan jiwa
dengan jalan mengenal Allah serta beribadah kepada-Nya, dan mengokohkan hubungan antara
manusia dengan menegakkannya di atas dasar kasih sayang, persamaan, dan keadilan. Risalah yg
diwaba beliau adalah norma-norma yg mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat baik dan menjauhi
perbuatan yg buruk.

Akhlak Nabi Muhammad sangatlah mulia, sedikitnya ada 4 sifat (asma) Allah yang diberikan dan
ditempelkan menyertai Nabi Muhammad sebagai rasul yaitu : Aziiz, Hariish, Ra'uuf dan Rahiim (QS.
At-Taubah : 128, dan QS. Al-Qalam : 4)

nabi Muhammad sebagai suri tauladan bagi manusia dalam segala bidang dan keadaan, dalam
memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, berdakwah menyeru manusia kepada tauhid,
memimpin rakyat, membangun negara dan segala aspek kehidupan, sebagaimana firman Allah dlm
QS. Al-Ahzab : 21)

Untuk menumbuhkan kekuatan dalam diri menuju insan kamil, seorang mukmin meresapi dan
menghayati akhlak Ilahi, seperti para Khulafa ar-Rasyidin yaitu : Abu Bakar, Umar bin
Khatab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Para sahabat itulah yg secara langsung mencontoh
perilaku Nabi Muhammad SAW.
http://bundakumenulis.blogspot.com/2011/01/materi-pai-stmik-sinus.html
.Menggapai Kemuliaan Nilai-Nilai Utama Khusnul Khotimah

Oleh: H Muhammad Abdullah

Menggapai berarti mengulurkan tangan berusaha mencapai sesuatu yang berada diatas.
Usaha demikian tentu tidak mudah, terlebih bila yang hendak diraih berupa nilai-nilai hidup yang
terpuji, bila berhasil pada satu tingkat mukmin yang istiqamah akan berupaya untuk mencapai yang
.lebih tinggi, bila gagal mereka akan mencobanya lagi
Nilai-nilai utama banyak dijumpai dalam kitab Al Qur’an, indah dan memberi kesan yang mendalam,
tapi memerlukan penghayatan untuk dapat diaplikasikan hingga menjadi sikap hidup dalam
menghadapi segala permasalahan dan menjiwai setiap amal perbuatan. Tanda-tanda khusnul khotimah
mewarnai kehidupan mukmin yang istiqamah, nampak perubahan dari sikap yang semakin arif dan
tenang menghadapi berbagai permasalahan, semakin banyak amal saleh yang dikerjakan, lebih khusu’
beribadah, memperbanyak ibadah sunnah dan menyempurnakan ibadah fardhu, menyikapi milik
duniawi menjadi amanah yang harus dipertanggung jawabkan pada yaumal hisab kelak. Kalbunya
20
semakin dipenuhi kemuliaan nilai-nilai utama, meliputi taubatan nashuha, uswatun hasanah, membagi
.pengalaman dan pengetahuan (‘knowledge’), dzikrullah dan ridho-ikhlas karena Allah
Untuk mencapai derajat yang lebih tinggi, dinaikinya tangga ketakwaan setingkat demi
setingkat, terus menerus (‘continous improvement’), tidak berhenti di tengah jalan, disadarinya bahwa
setiap upaya perbaikan peringkat keimanan akan mendapat ujian tersendiri dari Allah yang Maha
.Mengetahui dan Maha Menguji
Dalam sebuah Hadis Rasulullah saw. mengingatkan: “Upaya sedikit demi sedikit tapi terus menerus,
lebih baik dari pada sekali besar tapi kemudian berhenti”. Semisal orang yang terus berusaha
memperbaiki bacaan AlQur’an walaupun terbata-bata mendapat nilai kebajikan tersendiri di sisi Allah
.swt
Sebuah keteladanan diberikan oleh seorang nenek yang telah berusia 85 tahun, sudah melaksanakan
ibadah haji dua kali pada usia 2 bulan dan pada usia 79 tahun, tidak pernah meninggalkan shalat
tahajud, selalu melaksanakan puasa Senin – Kamis, kuat membaca buku agama dan koran dari jam
8.00 pagi hingga waktu Ashar dan kini sudah khatam Qur’an 458 kali(empat ratus lima puluh delapan
kali) dari keinginan mencapai khatam 500 kali sebelum meninggalkan dunia fana ini. Subhanallah,
bekal ketakwaan yang pantas dipertunjukkan pada yaumal hisab kelak, sebuah prestasi dari kampung
yang diraih dengan ketekunan dan kegigihan

.Membersihkan Diri dengan Taubatan Nashuha


Langkah pertama menuju Khusnul Khotimah adalah membersihkan diri dengan
.bertaubat atas segala dosa dan kesalahan
Allah swt. berfirman dalam Surat Asy Syuura ayat 25, 26 dan 27: “Dan Dia-lah yang menerima
taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan dari kesalahan-kesalahan, dan Dia mengetahui apa
”.yang kamu kerjakan
Dan Dia memperkenankan (do’a) orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan Dia menambah
mereka dari karuniaNya. Dan orang-orang yang kafir bagi merekalah azab yang sangat keras.”
Dan jika Allah melapangkan rizki bagi hamba-hambaNya tentulah mereka akan melampaui batas di
muka bumi, tetapi Dia menurunkan dengan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
”.Mengetahui lagi Maha Melihat terhadap hamba-hambaNya
:Agar taubat dapat diterima diperlukan langkah-langkah amal berupa
- Penyesalan mendalam atas dosa yang telah diperbuat.
- Membaca istighfar dengan sepenuh hati memohon ampun kepada Allah swt.
- Berjanji dengan sungguh-sungguh (nashuha) untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.
- Melakukan amal soleh besar (yang terpuji) dengan niat sebagai penebus (kompensasi) atas dosa
yang dilakukannya.
Taubat bukan hanya sebagai penghapusan dosa saja, lebih dari itu yakni sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Para Rasul dan Nabi meskipun
sudah dalam keadaan maksum (suci), mereka tetap bertaubat sepanjang hayatnya memohon limpahan
maghfirahNya. Mengikuti jejak para nabi apabila seorang muslim hendak berdo’a selalu diawali
dengan mohon ampun terlebih dulu dengan membaca istighfar dan diteruskan dengan membaca
.shalawat Nabi
Kepada orang-orang yang beriman Allah swt. memerintahkan agar mereka bertaubat, dengan
firmanNya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya
.kamu beruntung.” (Surat 24 ayat 31)
Keberuntungan dari taubat orang yang beriman adalah keberuntungan yang kekal, yang diterimanya di
dunia dan di akhirat, karena mahabbah (perasaan cinta) mereka kepada Allah dan rasa bencinya
kepada bujukan dan tekanan iblis sebagai musuh Allah yang Maha Perkasa. Dalam Surat 39 ayat 53
:Allah swt. berfirman
Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah “
kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
.”Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Beberapa amalan dan kejadian yang dapat mendekatkan diri pada pertaubatan antara
:lain
- Sikap sabar sewaktu menderita sakit atau penderitaan lain sehinga Allah menurunkan
maghfirahNya.
- Menghilangkan hijab-hijab yang menghalangi pancaran NurIllahi kedalam hati nurani dan akal
pikiran yang sehat.
- Menjauhkan diri dari hal atau perbuatan yang mendekatkan pada dosa syirik, durhaka pada
orang tua,membunuh tanpa hak, zina, dan kemaksiatan besar kecil lainnya.
21
Rasulullah saw. meskipun beliau telah terpelihara dari dosa, tetapi beliau tetap saja memohon
ampunanNya, bahkan semakin diperbanyak taubatnya. Untuk ini beliau bersabda: “Demi Allah,
sesungguhnya aku memohon ampunan Allah dan bertaubat kepadaNya dalam sehari semalam lebih
.dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari dari Abi Hurairah)
Karenanya taubat membuka jalan menuju inabah, bergerak naik dari yang baik ketingkat kebaikan
yang lebih tinggi lagi, serta bermaksud menyempurnakan kekurangan dan kekurang-khusu’kan amal
.ibadah demi memohon keridhaan dan ampunanNya

.’Kelebihan Nilai Utama ‘Uswatun Hasanah


Uswatun Hasanah’ bermakna suri tauladan yang baik, yaitu cara hidup yang diridhoi“
Allah swt. sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw., sebagaimana tertera dalam Surat Al Ahzab
ayat 21 yang berbunyi: “Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah itu adalah teladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keselamatan) di hari akhir dan yang banyak
”mengingat Allah
Selain itu suri tauladan juga diberikan oleh Nabi Ibrahim as. dan para pengikutnya, termaktub dalam
Surat Al Mumtahanah ayat 6: “Sesungguhnya pada mereka itu ada suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi siapa yang mengharapkan (pahala dari) Allah dan (keselamatan) pada hari akhirat. Dan
barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha
”.Terpuji
Cahaya tuntunan Nabi Muhammad saw. tidak hanya dalam amal ibadah saja, tapi meliputi juga cara
hidup (‘way of life’) yang diikuti pengikutnya yang patuh dan taat terhadap ajaran yang terdapat dalam
Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Untuk sampai pada tingkat maksum yang berarti terpelihara
dari cacat dan noda yang dapat menjatuhkan kehormatan diri, Nabi Muhammad saw. sebelum di Isyra’
Mi’raj kan terlebih dahulu disucikan hatinya di sisi ka’bah oleh Malaikat atas perintah Allah swt.
Sudah barang tentu tidak ada keraguan sedikitpun pada sikap dan tindakan beliau untuk kita jadikan
.tauladan hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
Dalam upaya menemukan panutan atau pemimpin yang bisa diteladani, para ulama
bermunajat pada Allah swt. agar diturunkan pemimpin yang bermoral dan memiliki akhlakul karimah
yang selalu berusaha mendekat pada perilaku Rasulullah saw. dan ber-taqarrub menuju ridho dan
.maghfirah Allah swt
Setelah jaman wahyu Rasulullah saw. pada masa kekuasaan Bani Umaiyah, umat Islam memperoleh
suri tauladan yang luar biasa melalui sosok pribadi terpuji bernama Umar bin Abdul Aziz. Seorang
khalifah yang sangat sibuk mengadakan perubahan tradisi pemerintahan yang rendah penuh dengan
kegelapan, penindasan dan fanatisme yang keras, menjadi pemerintahan dengan paradigma baru, tanpa
banyak janji-janji, bersih, adil dan sejahtera. Proses perubahan kultuur ini beliau laksanakan dalam
waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua tahun. Tidak hanya restrukturisasi pemerintahan,
kehidupan pribadinyapun menunjukkan peningkatan ketakwaan yang luar biasa, dari seorang putera
pangeran yang serba kelimpahan fasilitas, kebebasan masa muda menjadi seorang ahli ibadah yang
.rajin sholat malam, selalu berusaha mengerjakan ibadah sunnah dan hidup sangat sederhana
Sebagai khalifah yang waktu itu baru berusia 35 tahun, kearifan dan kematangan
sikapnya memberi warna mendalam pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkannya serta
menumbuhkan perasaan simpati dihati rakyatnya. Seluruh jajaran pemerintahannya mencoba
mengikuti semangat hidup baru yang ternyata menimbulkan ketenangan dan kedamaian hati itu, tapi
nyaris tak terkejar ketika sang khalifah mengangkut seluruh kekayaan pribadinya diserahkan ke Baitul-
Mal. Para ahli sejarah mengakui telah terjadi perubahan kualitas hidup dan arah pemikiran kenegaraan
yang mencengangkan dalam waktu yang sangat singkat, dimana beliau merubah konsep milik pribadi
menjadi semua adalah amanah titipan Allah, yang harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk
manfaat ummat. Setelah sekian lama ditinggal manusia mulia utusan Allah swt., kini muncul sosok
pengikut setia, yang patut jadi panutan dan teladan, seorang khalifah muda yang berahlak, cerdas dan
kompeten memimpin rakyatnya, Umar bin Abdul Aziz, salah seorang pewaris utama keteladanan yang
.diturunkan oleh Rasulullah saw
‘Aisyah r.a. ditanya: “Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw. di rumahnya?”
“Aisyah r.a. menjawab: “Beliau adalah seorang manusia biasa, beliau mencuci bajunya sendiri,
memerah susu kambingnya sendiri dan melayani dirinya sendiri”.
Anas bin Malik r.a. berkata:
“Tiada seorangpun yang paling mereka sukaiselain Rasulullah saw.
Walaupun demikian, apabila mereka melihat Nabi saw., tidak ada yang
berdiri (untuk menyambutnya), karena mereka tahu beliau tidak menyukai
hal itu”.
22
‘Ali bin Abi Thalib berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh, hendaklah orang yang hadir
memberitahukan kepada orang yang tidak hadir diantara kalian. Sampaikanlah kepadaku keperluan
orang yang tidak mampu menyampaikannya kepadaku. Sesungguhnya orang yang menyampaikan
sesuatu hajat orang yang tidak mampu menyampaikannya kepada pemerintah (penguasa), niscaya
Allah akan mengokohkan kedua kakinya pada hari qiamah”.
‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Rasulullah saw. menjaga lisannya (tidak
sembarang bicara) kecuali pada hal-hal yang bermanfaat”.
Nilai-nilai terpuji yang terkandung dalam Uswatun Khasanah memberikan motivasi dan arah hidup
yang diridhaiNya. Rasulullah saw. berakhlak mulia, tawadhu’ tidak arogan dalam sikap dan
penampilan, beliau tidak memilih orang ambisius menjadi pemimpin dan sangat mengkhawatirkan
gebyar kemewahan. Suatu hari beliau menangis, seorang sahabat menanyakan penyebabnya. Beliau
menjawab: “Aku sangat mengkhawatirkan kemenangan umat Islam atas Persia yang penuh
kemewahan dan wanita yang tidak menghargai dirinya dengan pakaiannya.”

.Membagi Pengalaman dan Pengetahuan (‘Knowledge’)


Para ahli dan praktisi berbagai bidang pada saat ini tengah berusaha menerapkan suatu
sistem pengembangan analisa dan sistem desain baru melalui rangkaian proses aktivitas yang lebih
spesifik. Keberhasilan sistem pengembangan ini bergantung pada kemampuan mengangkat seluruh
rangkaian nilai elemen pengalaman dan pengetahuan (‘all elements of knowledge value chain)
termasuk di dalamnya identifikasi, koleksi dan distribusi informasi, kemampuan mengorganisir
permasalahan dan aplikasi solusinya serta kemampuan memperoleh knowledge dari berbagi sumber
termasuk para eksekutif pendahulunya yang keseluruhannya terintegrasi dalam konsep pengertian
.’‘Knowledge Management
Perkembangan teknologi industri, komputer dan networknya serta teknologi selular saat ini sangat
membantu peningkatan fasilitas untuk melayani kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks
dengan kadar kualitas yang berbeda. Kesemuanya ini meluaskan jangkauan dan mempercepat
.’perolehan manfaat ‘ilmu amaliyah dan amal ilmiyah
Ummat Islam sebagai individu maupun kelompok pada bidang dan
kapasitasnya masing-masing, saat ini bekerja bersama dengan yang lain dalam satu atau lebih
rangkaian inter-active team work. Dalam pengembangan sistem desain dan analisa baru untuk berbagai
macam usaha (bisnis, pemerintahan, pendidikan, kedokteran dan lain-lain) yang berbasis teknologi
informasi ini, tidak dimungkinkan adanya eksklusifitas aktivitas yang terlepas dari totalitas
mekanismenya. Tidak ada yang tertinggal jauh dibelakang, bahkan sebagian ada yang dikaruniai ilmu
pengetahuan yang lebih maju (‘advanced knowledge’) sehingga kehadirannya selalu diharapkan dapat
ikut memajukan perkembangan ilmu dan teknologi serta bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan
kehidupan ummat manusia. Dari sinilah muncul hasrat untuk membagi pengalaman dan pengetahuan
sebagai salah satu elemen nilai-nilai mulia khusnul khotimah dengan dorongan motivasi pemahaman
.’makna ‘Islam sebagai rahmatan lil alamin
Kesemuanya ini terjadi berkat kasih sayang Allah swt. kepada hambaNya dengan menurunkan kebumi
.satu dari seratus rahmatNya yang bergantung antara bumi dan langit
Salah satu dari sifat-sifat wajib Allah yang harus diyakini oleh setiap ummat Islam
adalah ‘ilmu’. Allah meyakinkan bahwa Dia Maha Berpengetahuan terhadap segala sesuatu, terhadap
.semua mahluk ciptaanNya dengan segala peristiwa dan permasalahannya

:Surat Al ‘Alaq ayat 1 sampai dengan 5 berbunyi


,Iqra’ (Bacalah) dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan “
,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
,Bacalah dan Tuhanmu itu amat mulia
,Yang mengajar manusia dengan kalam
”.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Dalam konsep Islam para ulama membedakan ilmu menjadi Ilmu Laduni yakni ilmu yang diajarkan
langsung oleh Allah swt. kepada hambaNya melalui ilham. Disamping itu dikenal Ilmu Burhani yakni
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada alasan-alasan akliyah mantiqiyyah (berdasarkan
logika), juga dikenal sebagai Ilmu Ushuluddin yang membahas pokok-pokok dasar ajaran Islam yang
.bersumber dari norma-norma naqli, membahas segala persoalan yang berhubungan dengan Allah swt
Pada saat ini, berkat rahmat Allah swt, dengan diketemukannya perangkat keras dan software
komputer serta jaringannya yang dikenal dengan Teknologi Informasi, penyebaran ilmu agama
mencapai tempat-tempat yang dekat hingga tempat yang jauh terpencil. Kini tidak ada alasan lagi
23
untuk mengatakan bahwa satu lokasi atau daerah dihamparan bumi ini tidak tersentuh oleh dakwah
syi’ar Islam. Ribuan websites, mailing lists yang mengajarkan dan mendiskusikan agama Islam
tersebar d isitus-situs internet, madrasah dan perguruan tinggi bahkan pesantren online dan
perpustakaan maya (‘virtual library) tidak sulit didapatkan dengan mencarinya melalui alat pencari
(‘search engine’). Orang yang ingin belajar agama saat ini tidak harus pergi jauh berkunjung ke Mesir
atau negara – negara di Timur Tengah, tapi sebagai alternatif dapat cukup dari meja komputer yang
.dilengkapi dengan modem yang dihubungkan dengn jaringan internet

.Mengisi pundi hidup dengan Dzikrullah dan Ridho-Ikhlas karena Allah


,Rangkaian proses kehidupan berawal dari alam arwah turun ke alam rahim ibu
keluar hidup di alam dunia, kemudian masuk ke alam kubur, selanjutnya dikumpulkan di alam barsah,
setelah terjadi hari kiamat masing-masing diadili di alam hisab (pertanggungan jawab amal perbuatan
.di dunia), dan berakhir di alam akhirat
Alam arwah adalah tempat berkumpulnya roh sebelum kehidupan di alam arham (rahim ibu) dan alam
dunia. Dalam alam ini manusia sudah mengikat janji bahwa hanya Allah swt. saja yang akan disembah.
Kemudian Allah swt. meniupkan roh ini kedalam janin yang berada dalam rahim ibu sewaktu berusia 4
bulan, dan setelah genap berusia 9 bulan atau kurang, janin dilahirkan kedunia sebagai bayi yang
bersih tanpa noda. Kedua orang tuanyalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas kehidupan bayi
tersebut yang kemudian dipengaruhi lingkungan duniawi, sehingga banyak yang ingkar janji sewaktu
.berada di alam roh dan berbalik menjadi penyembah dunia atau sesembahan lainnya
Dengan berpegang teguh pada keikhlasan dan ketakwaan, seorang ibu menanggung
kesulitan demi kesulitan dan berusaha memelihara bayi dalam kandungan alam rahim dengan segala
pengorbanan yang mungkin diberikan. Karenanya Allah swt. memerintahkan manusia agar berbut baik
kepada kedua orang tuanya, syukur ni’mah, beramal saleh dan bertaubat, sesuai Surat Al Ahqaaf ayat
:15
“Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik terhadap kedua orang tuanya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula) mengandungnya
dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia sampai dewasa dan (umurnya)
sampai empat puluh tahun dia berdo’a: Yaa Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku (dapat) beramal
saleh yang Engkau ridhoi, dan berilah kebaikan kepadaku pada keturunanku, sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
Setelah melewati alam kubur dan alam barsah, manusia diadili atas amal ibadah dan amal
perbuatannya dengan saksi-saksi para Nabi, Rasul dan para Syuhada, dimana dipertunjukkan titian
rambut dibelah tujuh sebagai perlambang jalan kembali yang pernah dilewatinya semasa hidup di
dunia. Sangat beruntung mereka yang mendapat syafaat dari Rasulullah saw. dan menerima kitab
catatan amalnya dari sebelah kanan dan sangat merugi orang yang sebaliknya, menerima kitabnya dari
.sebelah kiri
Untuk mendapat syafaat, ummat Nabi Muhammad saw. harus mencintai Allah dan
RasulNya lebih dari cintanya pada yang lain, banyak berdzikir, selalu berusaha mendekat kepada Allah
swt. (bertaqarrub) dan berserah diri kepadaNya. Untuk kepentingannya sendiri, manusia akan
mengalami ketenangan hidup bila terus memperbaiki derajat keimanan dan rasa takwa pada berbagai
situasi dan permasalahan yang dihadapinya. Barang siapa mengharapkan syafaat, dia harus akrab
dengan Allah dan RasulNya antara lain membiasakan diri beramal sunnah dan mengucapkan salawat
untuk Nabi. Bagi muslimah khususnya, busana yang dikenakannya akan sangat menentukan perolehan
syafaat Rasul, sesuai sabda beliau: “Busana yang kau kenakan akan menyebabkan engkau dilindungi
”.dan dikenali
Berdzikir atau dzikrullah berarti selalu mengingat Allah pada berbagai macam kondisi,
sewaktu bekerja, beristirahat, berdiri, duduk atau sambil berbaring dengan lisan atau hati.
Dilaksanakan diwaktu lapang atau sempit, bisa dalam bentuk amal ibadah, memujinya, membaca
.firmanNya, berdialog denganNya, menuntut ilmuNya, dan berdo’a memohon kepadaNya
Dalam berdzikir hendaknya disertai dengan perenungan mengenai apa yang didzikirkan , bila tidak
dzikir menjadi kosong, tidak berjiwa. Dzikir harus dilaksanakan dengan khusu’, penuh konsentrasi
tidak terpengaruh suasana apapun disekitar kita. Karenanya hati harus hadir, memahami makna dan
.arti dari yang kita hajatkan
Demi ketenangan dan ketenteraman hidup hambaNya yang beriman, Allah swt.
:memerintahkan untuk selalu berdzikir, sesuai ayat-ayatNya

24
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) kepada Allah, dengan
dzikir yang banyak.” (Surat 33 ayat 41)
“Apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka ingatlah kepada Allah diwaktu berdiri,
diwaktu duduk dan diwaktu berbaring.”(Surat 4 ayat 103)
“Orang-orang yang beriman hatinya tenteram karena mengingat Allah. Ketahuilah dengan mengingat
Allah hati menjadi tenteram.” (Surat 13 ayat 28)
Dalam hadits Qudsyi Allah berfirman yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw.
:bersabda bahwa Allah berfirman
“Aku menurut yang menjadi prasangka hambaKu kepadaKu, dan aku selalu bersamanya apabila dia
selalu ingat kepadaKu. Apabila dia selalu menyebut namaKu di dalam hatinya. Akupun selalu
mengingat kepadanya di dalam DzatKu. Apabila dia selalu menyebut di kalangannya, Aku juga selalu
menyebut namanya di kalangan yang lebih baik dari kalangannya.”
Menjelang kembali ke kampung akhirat, orang yang dilimpahi rahmat barakah khusnul
khotimah akan mempersiapkan pundi bekal yang paling indah, yang paling baik dan sebaik-baik bekal
adalah takwa.
Ketakwaan sebagai perwujudan keikhlasan dan kepatuhan melaksanakan perintahNya dan menjauhi
apa yang tidak dikehendakiNya. Semua itu semakin disadarinya sebagai sifat kasih sayang dan rahmat
Allah kepada hambaNya, bukan semata-mata sebagai kewajiban orang beragama semata. Segala yang
ditetapkan Allah swt. sebagai Qada dan QadarNya diterima dengan penuh keikhlasan, yang
dipandangnya kurang baik diterima dengan kesabaran, sedang hal-hal yang tampak menyenangkan
ditanggapinya dengan rasa syukur dan kewaspadaan. Dia meyakini bahwa Allah swt. telah memilihkan
hasil yang terbaik dan tempat serta waktu yang paling memberikan hikmah buat manfaat
.keberuntungan hidup dunia – akhiratnya
Manusia, fauna dan flora sebagai mahluk ciptaanNya, dengan habitat masing-masing
mempunyai siklus hidup dan kapasitas daya tahan hidup yang berbeda-beda. Kepada manusia
diberikan kelebihan akal - kalbu yang membuat manusia mampu berikhtiar dengan program
perencanaan dan pemilihan metode proses aktivitasnya. Meskipun demikian jangkauan
keberhasilannya ditentukan oleh apa yang dikehendaki Allah, sehingga keikhlasan menerima hasil
(‘results’) setelah berusaha keras dan berupaya sebaik mungkin membuat denyut nadi kehidupannya
.berdetak lebih tenang dan teratur. Insya Allah

25
NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI USWATUN HASANAH BAGI UMAT
YANG INGIN MENEMUI ALLAH
Written by Abu Irsyad   
Monday, 23 March 2009
Pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau tanggal 20 April 571 Masehi yang lalu telah lahir seorang
manusia yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan menyandang derajat keterpujian yang tidak terukur ketinggian
dan kesempurnaannya serta kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Manusia tersebut
adalah Ahmad yang kemudian menyandang nilai-nilai Ke-Muhammad-an yang sangat tinggi sehingga beliau
berhak menyandang gelar Muhammad yaitu yang sangat terpuji dan selalu dipuja dan dipuji, yang menjadi
Rahmatan Lil Alamin dan Uswatun Hasanah bagi seluruh makhluk yang ada di alam semesta Raya ini. 

Kata Muhammad apabila kita renungkan lebih dalam lagi dapat diartikan secara lahiriah maupun secara
batiniah, yaitu : 

Pertama, Muhammad secara lahiriah adalah menunjuk kepada satu sosok seorang manusia biasa yang
mempunyai sifat terpuji dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan seruan atau ajaran Tauhid kepada seluruh
umat manusia. 

Katakanlah : “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku
bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Maha Esa….” (QS Al Kahfi 18 : 110). 

Sebagai manusia biasa, Muhammad merupakan prothotype manusia sempurna yang patut menjadi Uswatun
Hasanah bagi seluruh umat manusia. Sebutan “Manusia Sempurna” sering disalahartikan oleh sebagian besar
umat Islam, yakni Manusia sempurna adalah sosok manusia yang serba bisa, serba tahu, serba baik dan lain
sebagainya. Padahal jika kita kaji dan renungkan kembali hakikat dari istilah “Sempurna” itu, mempunyai unsur
keseimbangan, kesepadanan, kesesuaian dan keharmonisan dalam hal apapun. Dalam kajian Tauhid,
kesempurnaan yang paling sempurna pada hakikatnya adalah Allah SWT itu sendiri. Apa yang diciptakan Allah
di alam semesta ini merupakan ciptaan yang Maha Sempurna dan tidak ada yang sia-sia, sesuai dengan firman-
Nya : 

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang
Maha Pemurah, sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu melihat sesuatu yang
tidak seimbang”?. (QS Al Mulk 67 : 3). 

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang
demikian itu adalah anggapa orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan
masuk neraka” (QS Shad 38 : 27). 

“…Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran 3 : 191). 

Berdasarkan firman tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa apa yang terjadi dan apa yang dicipta di
alam semesta ini adalah suatu kesempurnaan yang tidak sia-sia, baik sifat maupun bentuknya. Misalnya seperti :
baik-buruk, indah-jelek, terpuji-tercela, siang-malam, panas-dingin, panjang-pendek, siang-malam, pria-wanita,
besar-kecil dan sebagainya. Jadi suatu kesempurnaan adalah satu keseimbangan antara dua sifat atau unsure
yang dikotomis atau bertolak belakang, sebab apabila hanya ada satu sifat saja atau ada baik saja, atau ada siang
saja, atau ada dingin saja, hal itu bukanlah suatu yang dapat disebut sempurna. 

Dengan dalih bahwa kita tidak akan sanggup mencapai derajat sempurna seperti Nabi Muhammad, banyak umat
Islam merasa tidak perlu mencontoh semua apa yang telah diteladani oleh Nabi Muhammad SAW, terutama
peristiwa Isra’ dan Mi’raj-nya beliau. Padahal sebagai Guru Besar bidang Tauhid Islam, beliau akan senang
apabila seluruh umatnya dapat mencontoh semua teladannya., baik lahir maupun batin, bahkan beliau akan
lebih senang lagi apabila ada umatnya yang dapat melebihi beliau. 

Di dalam Al Qur’an telah diterangkan bahwa Muhammad SAW adalah contoh yang paling baik bagi umat
manusia yang menghendaki perjumpaan dengan Allah ketika kita masih hidup di atas dunia. Hal ini sesuai
dengan firman Allah ; 

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang
26
yang mengharapkan menemui Allah dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyak” (QS Al Ahzab 33 :
21). 

Sebagian ahli tafsir, banyak yang menterjemahkan ayat tersebut dengan iftiro atau menambah-nambahkan ayat
tersebut dengan kata “mengharapkan rahmat Allah”, padahal bunyi sebenarnya adalah “Laqod kaana lakum fii
Rasulillahi uswatu hasanatun liman kaana yaarjullohu walyaumil akhirawadzakarooloha kasyiron”.

Dalam ayat tersebut terdapat kata “yarjulloha” yang berarti mengharap Allah. Jadi bukan mengharapkan rahmat
Allah atau mengharapkan ridha Allah, atau mengharapkan pahala Allah, atau mengharapkan rezeki Allah, tetapi
yang benar adalah mengharapkan Allah semata. Bahkan kalau boleh dipertegas lagi ayat tersebut
bermakna : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang paling baik bai kamu, yaitu
bagi orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”. Berdasarkan ayat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah adalah contoh yang paling baik bagi umat manusia yang ingin
mengharapkan bertemu dengan Allah di dunia ini, dan juga bertemu dengan hari akhir, agar kita dapat
mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Sebab mustahil kita dapat mengingat Allah apabila kita belum pernah
bertemu dan melihat Allah.

Kedua, Muhammad secara batiniah adalah suatu anasir Yang Bersifat Terpuji, yang telah dimiliki oleh setiap
manusia tanpa kecuali. Tetapi yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak semua umat manusia yang
menyadari keberadaan anasir tersebut, apalagi menumbuhkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga
tidaklah mengherankan apabila banyak orang yang mengaku umat Muhammad atau umat yang sangat terpuji,
justru banyak melakukan perbuatan tercela. Hal ini diakibatkan karena mereka belum dapat meneyerap
Muhammad dalam arti nilai-nilai keterpujian, di setiap aktivitas hidupnya dalam bermasyarakat. Padahal setiap
harinya mereka selalu mengatakan : “Aku telah menyaksikan bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku telah
menyaksikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Kalimat Syahadat tersebut mempunyai makna yang
sangat dalam sekali, yaitu saksinya seorang pesaksi yang menyaksikan kepada siapa dia bersaksi. Secara
hakikat, makna simbolis dari “wa asyhadu an la Muhammad Rasulullah” adalah sebuah pengakuan bahwa
setiap diri telah ditempati oleh anasir Terpuji yaitu Nur Muhammad, yang harus diimani dan diikuti sesuai
dengan firman Allah dalam Al Qur’an dan juga sabda Nabi Muhammad SAW : 

“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam dirimu ada Rasulullah …” (QS Al Hujurot 49 : 7). 

Katakanlah : “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu” QS Ali Imran 3 : 31). 

“Muhammad itu sekali-kalilah bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasul
Allah dan penutup Nabi-Nabi. Dan sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segalanya” (QS Al Ahzab
33 : 40). 

“Orang-orang yang telah kami beri Al Kitab, mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya
sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka
mengetahuinya” (QS Al Baqarah 2 : 146). 

“Ana ahmad bi la mim, wa ana ‘arabbi bi la ‘ain, wa man roaini, innaroaitul haq” Aku ahmad tanpa huruf mim
dan aku adalah ‘arabbi tanpa huruf ‘ain, barang siapa melihat aku, sesungguhnya telah melihat Sang Maha
Benar” (HR Bukhari Muslim). 

“Yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT adalah Cahaya-ku, wahai Jabir (HR Ibnu jabir).       
http://wwwirone.blogspot.com/2010/10/nabi-muhammad-saw-sebagai-uswatun.html

ETIKA MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Pengantar

Menyambut kehadiran hari kelahiran nabi Muhammad SAW, sebagaimana biasa umat Islam Indonesia
senantiasa merayakan dengan berbagai acara. Saat seperti itu, mungkin didasari oleh rasa hormat,
kecintaan dan menunjukkan kebesaran sifat beliau kepada masyarakat , kadang-kadang tanpa disadari,
telah melakukan pemujaan kepada nabi di luar batas-batas syar'ih, menempatkan keadaan Nabi
Muhammad SAW sebanding dengan Allah, sebagaimana sering dilakukan umat tauhid terdahulu.

27
Untuk menghindari tindak kesyirikan/pengkultusan pada nabi Muhammad SAW saat memperingati
maulid nabi, penulis memberikan sumbangan pikiran, dengan judul Etika Memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.

Hukum Peringatan

Hukum memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW, oleh sebagian ulama' pernah dipers
oalkan/diharamkan, karena tidak ada dalil secara Nash yang menjelaskan, pada Ulul Albab terdahulu
pernah dibahas secara detail tentang tindakan hukum, prinsipnya setiap tindakan ibadah secara umum
tidak harus didukung oleh Nash yang kongkrit, melainkan dap at ditunjang oleh Nash Umum.
Misalkan umat Islam, mengajarkan al-Qur'an dengan papan tulis atau slide, tidak dapat diharamkan,
karena dalam al-Qur'an dan hadist, tidak pernah memerintahkan agar mengajarkan agama dengan
papan tulis. Laki-laki dan perempuan yang berciuman tidak dapat dihalalkan karena tidak ada nash
yang jelas (tekstual). Demikian juga, umat Islam yang memperingati kelahiran nabinya, dapat
bersandar pada dalil-dalil umum diantaranya ialah :

Perintah dakwah tertulis pada al-Qur'an surat al-Haj j ayat 67, berbunyi :

“ Bagi tiap-tiap umat kami tetapkan syari'at yang mereka lakukan, maka jangan sekali-kali mereka
membantah kamu dalam urusan syari'at ini, serulah mereka pada ajaran Tuhanmu, sesungguhnya
kamu benar-benar pada jalan yang lurus ” .

Ayat i ni menyerukan pada umat Islam, agar berdakwah menyampaikan syari'at Islam, agar mereka
kembali pada jalan yang lurus.

Salah satu khas, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, membicarakan tentang ajaran Islam,
khususnya yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW, dengan memperingati Maulid Nabi, tidak
ubahnya melaksanakan perintah dakwah.

Etika Peringatan

Dalam al-Qur'an, banyak sekali ayat-ayat Allah yang memerintahkan kepada oran g-orang beriman
agar mentaati, menyintai membela bahkan mengorbankan segalanya demi Rasulullah. Allah sendiri
sering memberikan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, diantaranya pada waktu perang khondak,
beliau menyatu dengan rakyatnya ikut menggali lubang-lubang parit, Allah memuji sebagai Uswatun
Khasanah, pada waktu Rasul mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshor, Allah mengabadikan
perintah tersebut pada surat Al Hasyr ayat 9-10, agar supaya orang-orang beriman di belakang mereka
dapat mengambil pelajaran pada kecerdasan Rasulullah, tapi bagaimanapun superioritas Nabi
Muhammad dalam aspek apapun beliau tetap MANUSIA, yang terikat oleh hukum-hukum
kemanusiaan, beliau bukan malaikat apalagi kemanusiaan, beliau bukan malaikat apalagi Allah, dalam
sudut apapun beliau harus dipandang atau ditempatkan sebagaimana manusia secara umum, nilai
kekhususannya hanya karena Nabi Muhammad menerima wahyu, dan mendapatkan teguran bilamana
keliru memecahkan masalah pada zamannya, sedangkan pelaksanaan wahyu dikembalikan lagi pada
kesungguhan nabi, bilaman beliau sungguh-sungguh melaksanakan akan mendapat hasil sesuai dengan
tingkat kerjanya, sebaliknya bilamana beliau lalai atau lengah atau kurang sungguh akan mendapatkan
akibat negatif, seperti kasus pada Perang Uhud, meskipun bukan beliau sebab kehancurannya.

Pernyataan Allah, Muhammad sebagai manusia biasa diantaranya tertulis pada surat Fushilat ayat 6
berbunyi :

Katakanlah : “Bahwasanya Aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku
bahwasanya Ilahi (Tuhan) kamu adalah Ilah yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus
menuju kepadanya dan Mohonlah ampun kepada-Nya dan kecelakaan besar bagi orang yang
mempersekutukan” .

Pada surat Ali Imron ayat 79-80 disebutkan : Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al Kitab, Hikmah dan Kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia : “Hendaklah kamu
beribadah kepadaku bukan beribadah kepada Allah”. Akan tetapi (dia selalu berkata) : “Hendaklah

28
kamu menjadi orang-orang ROBBANI, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap
mempelajarinya. Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi
sebagai Robb (penguasa) apakah patut dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah
berserah diri” .

Dari ayat di atas, telah ditegaskan bahwa nabi adalah manusia, yang mengajak kepada manusia
beribadah kepada Allah bukan kepadanya, mengibadahi nabi merupakan tindak kesyirikan,
ancamannya neraka jahannam, kekal selama-lamanya, tapi kadang-kadang manusia tidak menyadari
bahwa mer eka tengah mengibadahi Nabi. Allah memberikan petunjuk dalam al-Qur'an bentuk-bentuk
pengkultusan umat kepada nabinya, diantara ialah :

Yang pertama, menjadikan nabi sebagai anak Allah, Dalilnya sebagai berikut :

Orang-orang Yahudi berkata : “Uzair itu putra Allah” dan Orang Nasrani berkata : “Almasih itu
putra Allah”. Demikian itu ucapan yang meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu, mereka
dilaknat Allah karena berpaling (Surat At Taubah ayat 30).

Sikap orang-orang Yahudi yang telah menjadikan nabinya sebagai putra Allah, barangkali didasari
oleh rasa kekaguman terhadap mukjizat yang dibawanya, hal itu tidak mungkin dilakukan oleh
manusia biasa kecuali Allah sebagai pencipta Alam, tanpa membedakan adanya variabel pemberian,
lalu disimpulkan Putra Allah atau bagian dari Allah. Seperti tertulis pada surat Al Maidah ayat 73
berbunyi sbb :

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari tiga. Padahal
sekali-kali tidak ada Ilah (Tuhan) melainkan Allah yang bersifat Tunggal, jika mereka tidak berhenti
dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang itu ditimpa siksaan yang pedih .

Kedua. Menjadikan Nabi sebagai Robb disamping Allah. Dalilnya sebagai berikut :

Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai penguasa-penguasa (Arbaban)
dan Almasih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh mengabdi pada Tuhan yang Tunggal,
tiada Ilah melainkan Dia (Allah) maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan (At Taubah : 31).

Menurut tinjauan bahasa istilah Robb artinya pem ilik atau penguasa. Robbul'alamin artinya penguasa
alam, Nabi Zakariyah ketika berdo'a, menyebut Allah dengan istilah Robb, demikian juga Nabi Nuh,
teksnya sebagai berikut :

Disanalah Zakariyah menyeru pada Robbnya seraya berkata : “Ya Robbku, berilah aku dari sisi
engkau, seorang anak yang baik, sesungguhnya engkau maha mendengar do'a ” (Ali Imron : 38).

Menjadikan nabi sebagai Robb disamping Allah ialah, orang yang menjadikan nabi memiliki
kekuasaan yang sama dengan Allah, dapat memberikan ampunan, safa'at , nikmat atau siksa. Sehingga
mereka banyak bertasbih tidak hanya ke Allah saja melainkan juga kepada Rasulullah, bacaan shalawat
tidak dioperasionalkan pada kehidupan yang riil yaitu menjaga keselamatan Nabi Muhammad SAW
ketika masih hidup dari gangguan o rang-orang kafir Quraisy dan memelihara kemurnian ajarannya
setelah beliau wafat melainkan dijadikan do'a yang berisi harapan mendapatkan berkat dari beliau.

Padahal Rasul Allah tidak pernah dapat mendatangkan bencana atau manfaat, dalilnya sebagai berikut :

Katakanlah : “Sesungguhnya Aku tidak kuasa mendatangkan kemudhorotanpun kepadamu dan tidak
pula kemanfaatan” (QS. Al Jin : 21).

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tapi
Allah memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendakinya, dan Allah lebih mengetahui orang-
orang yang menerima petunjuk (QS. Al Qoshosh : 56).

Ketiga. Menjadikan Nabi sebagai Sarana/Alat/washilah mendekatkan diri kepada Allah, lalu mereka
menyeru dan memohon kepadanya. Dalilnya sbb :

29
Ingatlah hanya kepunyaan Allah agama yang bersih (dari syirik) dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah berkata : “Kami tidak beribadah kepada mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan
diantara mereka tentang apa yang mereka berselisih kepada-Nya. Sesungguhnya Allah tidak
memberikan petunjuk kepada orang-orang pendusta dan ingkar” (QS. Az Zumar : 3).

Allah pada ayat tersebut, menjelaskan orang-orang yang menyeru berhala-berhala, meskipun
mempercayai Allah dan tidak bermaksud menyembah/beribadah/menyeru, hanya sekedar alat
mendekatkan diri kepada Allah, tetap ditempatkan sebagai tindakan kesyirikan.

Dengan demikian setelah Nabi wafat, lalu menjadikan nabi, keluarga nabi dan kubur nabi sebagai alat
untuk mendekatkan diri kepada Allah merupakan bentuk kesyirikan, karena orang yang sudah
meninggal, kuburan atau berhala merupakan benda-benda pasif. Orang yang meninggal sudah selesai
kiprahnya di dunia, mereka tinggal mempertanggung jawabkan amalnya di dunia.

Ada 2 keadaan yang dapat menyebabkan orang-orang beriman menyekutukan Rasul-rasul Allah.
Pertama perebutan pengaruh antara kaum pembaru dengan kaum tradisional, kedua, kecintaan kepada
Rasul tanpa ilmu pengetahuan.

Daerah yang dijadikan Missi Dakwah para Rasul, biasa lebih baik dari daerah-daerah yang tidak
disinggahi dakwah Rasul, misalnya kota Madinah dan Mekkah di zaman Nabi Muhammad.

Setelah Rasul Allah wafat, agama Allah semakin berkembang ke daerah-daerah, timbullah b erbagai
permasalahan yang sebelumnya tidak pernah ada di zaman Rasul masih hidup, Ulama' yang tinggal di
daerah baru dituntut untuk menjawab permasalahan tersebut lalu timbullah pemikiran-pemikiran baru,
sedangkan ulama' yang tinggal di daerah lama, sering memberikan penilaian bahwa pemikiran kaum
pembaharu telah meninggalkan ajaran Rasul, sementara kaum pembaharu telah meninggalkan ajaran
Rasul, sementara kaum pembaharu menjawab bahwa pembaruan pemikiran yang dicanangkan untuk
menjawab masalah-masalah baru merupakan aplikasi ajaran Rasul.

Dalam mempertahankan ide dan mendapatkan pengikut kaum anti pembaharu, banyak menekankan
argumentasinya pada kebesaran-kebesaran Rasul Allah, hingga diluar batas-batas kemanusiaannya.
Pada awalnya, mungkin hanya merupakan sistem untuk menjatuhkan kaum pembaru, pada generasi
berikutnya sudah menjadi kepercayaan (aqidah).

Aspek kedua yang dapat menimbulkan pengkultusan kepada Rasul adalah kecintaan tanpa Ilmu
Pengetahuan, Umar bin Khattab ketika mendengar Nabi Muhammad meninggal, beliau sangat marah
dan mengatakan : “Siapa yang mengatakan Nabi meninggal akan saya pancung lehernya, Muhammad
tidak mati melainkan hanya menghadap kepada Allah”, kemudian Abu Bakar memberikan kesadaran
dengan membacakan ayat Allah yang berisi Rasul-rasul Allah akan wafat sebagaimana manusia pada
umumnya. Akhirnya Umar bin Khattab menyadari kekeliruannya.

Pandangan Sahabat Rasul tersebut semata-mata didasari oleh rasa kecintaan dan kekhawatiran
ditinggalkan oleh Nabi Muhammad. Tidak sedikit umat agama yang sangat menyintai Nabi dan
menginginkan agar masyarakat menyintai, lalu mereka membesar-besarkan Nabi sampai menyamakan
dengan Allah.

Dengan penjelasan diatas semoga dapat menjadi alat pengontrol bagi umat Islam dalam memperingati
kelahiran Nabi Muhammad SAW, dimana saat itu banyak membicarakan tentang kebesaran dan
keagungan Nabi Muhammad SAW.

“Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW” ketegori Muslim. Assalaamu alaikum wr. wb.
30
Pak ustadz, saya mau bertanya seputar tentang Maulid Nabi Muhammad SAW yang setiap tanggal 12
Rabiul Awwal selalu diperingati oleh banyak ummat Islam di Indonesia. Dan juga bagaimana
hukumnya? Terima kasih atas jawabanya.

Wassalaamu ‘alaikum wr. wb.

Maksum

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wrahmatullahi wabarakatuh,

Fakta yang sesungguhnya dari kehidupan Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada riwayat yang
menyebutkan beliau pada tiap ulang tahun kelahirannya melakukan ritual tertentu. Bahkan para
shahabat beliau pun tidak pernah kita baca dalam sejarah pernah mengadakan ihtifal secara khusus
setiap tahun untuk mewujudkan kegembiraan karena memperingati kelahiran Nabi SAW.

Bahkan upacara secara khusus untuk merayakan ritual maulid nabi SAW juga tidak pernah kita dari
generasi tabi’in hingga generasi salaf selanjutnya. Perayaan seperti ini secara fakta memang tidak
pernah diajarkan, tidak pernah dicontohkan dan juga tidak pernah dianjurkan oleh Rasulullah SAW,
para shahabat bahkan para ulama salaf di masa selanjutnya.

Perayaan maulid nabi SAW secara khusus baru dilakukan di kemudian hari. Dan ada banyak versi
tentang siapa yang memulai tradisi ini. Sebagian mengatakan bahwa konon Shalahuddin Al-Ayyubi
yang mula-mula melakukannya, sebagai reaksi atas perayaan natal umat Nasrani. Karena saat itu di
Palestina, umat Islam dan Nasrani hidup berdampingan. Sehingga terjadi interaksi yang majemuk dan
melahirkan berbagai pengaruh satu sama lain.

Versi lain menyatakan bahwa perayaan maulid ini dimulai pada masa dinasti Daulah Fatimiyyah di
Mesir pada akhir abad keempat hijriyah. Hal itu seperti yang ditulis pada kitab Al-A’yad wa atsaruha
alal Muslimin oleh Dr. Sulaiman bin Salim As-Suhaimi hal. 285-287. Disebutkan bahwa para khalifah
Bani Fatimiyyah mengadakan perayaan-perayaan setiap tahunnya, di antaranya adalah perayaan tahun
baru, asyura, maulid Nabi sAW bahwa termasuk maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husein
serta maulid Fatimah dll. .

Versi lainnya lagi menyebutkan bahwa perayaan maulid dimulai tahun 604 H oleh Malik Mudaffar
Abu Sa’id Kukburi.

Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW


Mereka yang sekarang ini banyak merayakan maulid nabi SAW seringkali mengemukakan dalil. Di
antaranya:

1. Mereka berargumentasi dengan apa yang ditulis oleh Imam As-Suyuti di dalam kitab beliau, Hawi li
al-Fatawa Syaikhul Islam tentang maulid serta Ibn Hajar Al-Asqalani ketika ditanya mengenai
perbuatan menyambut kelahiran nabi SAW. Beliau telah memberi jawaban secara bertulis:

Adapun perbuatan menyambut maulid merupakan bid’ah yang tidak pernah diriwayatkan oleh para
salafush-shaleh pada 300 tahun pertama selepas hijrah. Namun perayaan itu penuh dengan kebaikan
dan perkara-perkara yang terpuji, meski tidak jarang dicacat oleh perbuatan-perbuatan yang tidak
sepatutnya.

Jika sambutan maulid itu terpelihara dari perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tergolong
dalam perbuatan bid’ah hasanah. Akan tetapi jika sambutan tersebut terselip perkara-perkara yang
melanggar syari’ah, maka tidak tergolong di dalam bida’ah hasanah.

2. Selain pendapat di atas, mereka juga berargumentasi dengan dalil hadits yang menceritakan bahwa
siksaan Abu Lahab di neraka setiap hari Senin diringankan. Hal itu karena Abu Lahab ikut bergembira
ketika mendengar kelahiran keponakannya, Nabi Muhammad SAW. Meski dia sediri tidak pernah mau

31
mengakuinya sebagai Nabi. Bahkan ekspresi kegembiraannya diimplementasikan dengan cara
membebaskan budaknya, Tsuwaibah, yang saat itu memberi kabar kelahiran Nabi SAW.

Perkara ini dinyatakan dalam sahih Bukhari dalam kitab Nikah. Bahkan Ibnu Katsir juga
membicarakannya dalam kitabnya Siratunnabi jilid 1halaman 124.

Syamsuddin Muhammad bin Nasiruddin Ad-Dimasyqi menulis dalam kitabnya Mawrid as-sadi fi
Mawlid al-Hadi : Jika seorang kafir yang memang dijanjikan tempatnya di neraka dan kekal di
dalamnya diringankan siksa kuburnya tiap Senin, apalagi dengan hamba Allah yang seluruh hidupnya
bergembira dan bersyukur dengan kehadiran Ahmad dan meninggal dengan menyebut Ahad ?

3. Hujjah lainnya yang juga diajukan oleh para pendukung maulid Nabi SAW adalah apa yang mereka
katakan sebagai pujian dari Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani.

Menurut mereka, Ibnu Hajar telah menulis di dalam kitabnya, ‘Al-Durar al-Kamina fi ‘ayn al-Mi’at al-
thamina’ bahwa Ibnu Kathir telah menulis sebuah kitab yang bertajuk maulid Nabi di penghujung
hidupnya, Malam kelahiran NabiSAW merupakan malam yang mulia, utama, dan malam yang
diberkahi, malam yang suci, malam yang menggembirakan bagi kaum mukmin, malam yang
bercahaya-cahaya, terang benderang dan bersinar-sinar dan malam yang tidak ternilai.

4. Para pendukung maulid nabi SAW juga melandaskan pendapat mereka di atas hadits bahwa
motivasi Rasulullah SAW berpuasa hari Senin karena itu adalah hari kelahirannya. Selain karena hari
itu merupakan hari dinaikkannya laporan amal manusia.

Abu Qatadah Al-Ansari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika ditanya mengapa beliau
berpuasa pada hari Senin, menjawab, Itulah hari aku dilahirkan dan itulah juga hari aku diangkat
menjadi Rasul.

Hadits ini bisa kita dapat di dalam Sahih Muslim, kitab as-siyam

Pendapat yang Menentang

Namun argumentasi ini dianggap belum bisa dijadikan landasan dasar pensyariatan seremoni maulid
nabi SAW.

Misalnya cerita tentang diringankannya siksa Abu Lahab itu, mereka mengatakan bahwa Abu Lahab
yang diringankan siksanya itu pun hanya sekali saja bergembiranya, yaitu saat kelahiran. Dia tidak
setiap tahun merayakan kelahiran nabi dengan berbagai ragam seremoni. Kalau pun kegembiraan Abu
Lahab itu melahirkan keringanan siksanya di neraka tiap hari Senin, bukan berarti orang yang tiap
tahun merayakan lahirnya nabi SAW akan mendapatkan keringanan siksa.

Demikian juga dengan pujian dari Ibnu Katsir, sama sekali tidak bisa dijadiakan landasan perintah
untuk melakukan sermonial khusus di hari itu. Sebab Ibnu Katsir hanya memuji malam hari di mana
Nabi SAW lahir, namun tidak sampai memerintahkan penyelenggaraan seremonial.

Demikian juga dengan alasan bahwa Rasulullah SAW berpuasa di hari Senin, karena hari itu
merupakan hari kelahirannya. Hujjah ini tidak bisa dipakai, karena yang saat dilakukan bukan
berpuasa, tapi melakukan berbagai macam aktifitas setahun sekali. Kalau pun mau berittiba’ pada
hadits itu, seharusnya umat Islam memperbanyak puasa sunnah hari Senin, bukan menyelenggarakan
seremoni maulid setahun sekali.

Bahkan mereka yang menentang perayaan maulid nabi ini mengaitkannya dengan kebiasaan dari
agama sebelum Islam. Di mana umat Yahudi, Nasrani dan agama syirik lainnya punya kebiasaan ini.
Buat kalangan mereka, kebiasaan agama lain itu haram hukumnya untuk diikuti. Sebaliknya harus
dijauhi. Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkannya atau mencontohkannya.

Dahulu para penguasa Mesir dan orang-orang Yunani mengadakan perayaan untuk tuhan-tuhan
mereka. Lalu perayaan-perayaan ini di warisi oleh orang-orang Kristen, di antara perayaan-perayaan
yang penting bagi mereka adalah perayaan hari kelahiran Isa al-Masih, mereka menjadikannya hari
32
raya dan hari libur serta bersenang-senang. Mereka menyalakan lilin-lilin, membuat makanan-makanan
khusus serta mengadakan hal-hal yang diharamkan.

Dan akhirnya, para penentang maulid mengatakan bahwa semua bentuk perayaan maulid nabi yang
ada sekarang ini adalah bid’ah yang sesat. Sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk
menyelenggarakannya atau ikut mensukseskannya.

Jawaban dari Pendukung Maulid

Tentu saja para pendukung maulid nabi SAW tidak rela begitu saja dituduh sebagai pelaku bid’ah.
Sebab dalam pandanga mereka, yang namanya bid’ah itu hanya terbatas pada ibadah mahdhah saja,
bukan dalam masalah sosial kemasyarakatan atau masalah muamalah.

Adapun seremonial maulid itu oleh para pendukungnya diletakkan di luar ritual ibadah formal.
Sehingga tdak bisa diukur dengan ukuran bid’ah. Kedudukannya sama dengan seorang yang menulis
buku tentang kisah nabi SAW. Padahal di masa Rasulullah SAW, tidak ada perintah atau anjuran untuk
membukukan sejarah kehidupan beliau. Bahkan hingga masa salah berikutnya, belum pernah ada buku
yang khusus ditulis tentang kehidupan beliau.

Lalu kalau sekarang ini umat Islam memiliki koleksi buku sirah nabawiyah, apakah hal itu mau
dikatakan sebaga bid’ah? Tentu tidak, karena buku itu hanyalah sarana, bukan bagian dari ritual
ibadah. Dankeberadaan buku-buku itu justru akan membuat umat Islam semakin mengenal sosok
beliau. Bahkan seharusnya umat Islam lebih banyak lagi menulis dan mengkaji buku-buku itu.

Dalam logika berpikir pendukung maulid, kira-kira seremonial maulid itu didudukkan pada posisi
seperti buku. Bedanya, sejarah nabi SAW tidak ditulis, melainkan dibacakan, dipelajari, bahkan
disampaikan dalam bentuk seni syair tingkat tinggi. Sehingga bukan melulu untuk konsumsi otak,
tetapi juga menjadi konsumsi hati dan batin. Karena kisah nabi disampaikan dalam bentuk syair yang
indah.

Dan semua itu bukan termasuk wilayah ibadah formal melainkan bidang muamalah. Di mana hukum
yang berlaku bahwa segala sesuatu asalnya boleh, kecuali bila ada dalil yang secara langsung
melarangnya secara eksplisit.

Kesimpulan

Sebagai bagian dari umat Islam, barangkali kita ada di salah satu pihak dari dua pendapat yang
berbeda. Kalau pun kita mendukung salah satunya, tentu saja bukan pada tempatnya untuk menjadikan
perbedaan pandangan ini sebagai bahan baku saling menjelekkan, saling tuding, saling caci dan saling
menghujat.

Perbedaan pandangan tentang hukum merayakan maulid nabi SAW, suka atau tidak suka, memang
telah kita warisi dari zaman dulu. Para pendahulu kita sudah berbeda pendapat sejak masa yang
panjang. Sehingga bukan masanya lagi buat kita untuk meninggalkan banyak kewajiban hanya lantaran
masih saja meributkan peninggalan perbedaan pendapat di masa lalu.

Sementara di masa sekarang ini, sebagai umat Islam, kita justru sedang berada di depat mulut harimau
sekaligus buaya. Kita sedang menjadi sasaran kebuasan binatang pemakan bangkai. Bukanlah waktu
yang tepat bila kita saling bertarung dengan sesamasaudara kitasendiri, hanya lantaran masalah ini.

Sebaliknya, kita justru harus saling membela, menguatkan, membantu dan mengisi kekurangan
masing-masing. Perbedaan pandangan sudah pasti ada dan tidak akan pernah ada habisnya. Kalau kita
terjebak untuk terus bertikai, maka para pemangsa itu akan semakin gembira.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

http://blog.re.or.id/tentang-maulid-nabi-muhammad-saw.htm
Hari ini Jumat 26 Februari 2010 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1431 H. ditetapkan sebagai Hari
Libur Nasional. Hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.
33
Seperti tahun-tahun sebelumnya Perayaan Maulid berlangsung di bebarapa tempat, ada yang
berlangsung sangat meriah namun ada pula yang berlangsung sederhana.

Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi, bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik
dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta,
ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-
desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at.

Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut ada hal yang paling penting kita maknai, agar
perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka.

Peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw., mengingat
kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah swt.
tegaskan sebagai rahmatan lil’alamin.

Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional, mengungkapkan dalam situs
beliau:“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan
nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian.
Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”

Kenyataan saat ini telah membuktikan, bahwa disebabkan belum bersungguh-sungguhnya kita dalam
meneladani Rasulullah SAW dalam mengarungi perjuangan hidup, maka kehidupan kaum muslimin
saat ini cenderung terperosok menjadi ummat terbelakang, dibandingkan dengan ummat-ummat lain di
hampir semua bidang kehidupan.

Oleh karena itu, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau
dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini.

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah segala sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri” (QS.23. Ar-Ra’du : 11).

Imam Ibnu ‘Atho’illah dalam kitab Al-Hikam menyatakan :“Bagaimana mungkin keadaanmu akan
berubah menjadi luar biasa, sedangkan kamu belum mau merubah kebiasaan-kebiasaaan hidupmu”.

Kebiasaan mengabaikan teladan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari ternyata membawa
kita kepada kemunduran derajat hidup, maka jika ingin berubah menjadi ummat yang maju dan
bermartabat, kita harus merubah kebiasaan kita.

Kita harus tinggalkan sikap menyepelekan dan mengabaikan uswahtul hasanah Rasulullah SAW. Kita
harus bersungguh-sungguh dan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mengenal dan mengikuti teladan
Rosulullah SAW dalam hidup ini.

Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam mengarungi
perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan ummat yang lebih maju dan bertartabat di masa
yang akan datang.

Imam Ibnu Atho’illah menyatakan : “Janganlah kamu membanggakan warid yang belum kamu
ketahui buahnya. Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan itu bukanlah hujan.
Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan adalah wujudnya buah-buah pepohonan”.

Al-Hamdulillah jika kita dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan
meriah. Namun hendaknya jangan terlalu bangga dahulu. Sebab terselenggaranya acara itu baru ibarat
awan. Meriahnya suasana baru laksana hujan. Bagaimana dengan buahnya ?. Sudah wujudkah ?.

Buahnya adalah “Mutiara hikmah dan perubahan”. Perubahan menjadi lebih baik. Lebih utuh
dan lebih bersungguh-sungguh dalam meneladani Rosulullah SAW dalam seluruh sisi kehidupan kita.
Kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan dunia.

34
Rasullah SAW adalah rahmat bagi semesta alam, kebaikan dan keberkahannya tidak hanya didapatkan
oleh orang-orang yang semasanya dan tidak pula berakhir dengan wafatnya.

Kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman, " dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar,
maha mengetahui." (Qs. At-Taubah: 103).

Allahumma inni atawajjahu ilaika binabiyyika nabiyyirrahmati Muhammadin shallallahu `alaihi wa


alihi. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan
(perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas
keluarganya.

Wallaahu ‘a’lam bisshowaab. http://amriawan.blogspot.com/2010/02/hikmah-maulid-nabi-


muhammad-saw.html

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW


OPINI | 16 February 2011 | 00:49 317 12
5 dari 5 Kompasianer menilai aktual

Selasa ini, sebagian besar umat muslim memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Ada
banyak bentuk acara yang diselenggarakan di berbagai daerah. Tidak hanya satu macam acara saja,
melainkan bermacam-macam sesuai kebiasaan yang berlaku. Namun demikian, keberagaman acara
tersebut bertujuan pada satu arah: memperingati hari kelahiran Nabi besar Muhammad saw.

Sebagaimana redaksi yang tertera, Maulid Nabi Muhammad saw bukanlah dirayakan tetapi diperingati.
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa, acara tersebut bukan bermaksud kecuali agar umat
muslim dapat mengingat saat-saat Nabi Muhammad saw lahir hingga akhirnya membawa risalah dan
menuntun umatnya menuju cahaya iman dan islam. Begitu banyak buku yang menceritakan sejarah
panjang keemasan umat Islam saat beliau hidup. Pada acara maulid Nabi seperti hari Selasa ini-lah,
jika ingatan kita sedikit lupa di-refresh kembali. Memperingati: mengadakan suatu kegiatan untuk
mengenangkan atau memuliakan suatu peristiwa (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Ironisnya, di tengah peringatan tersebut, terdengar kabar tidak mengenakkan mengenai penyerangan
Ponpes Al Ma’hadul Islam yang terletak di Desa Kenep, Kecamatan Beji, Pasuruan oleh ratusan orang
bersarung, yang berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB. Penyerangan yang terjadi 5-10 menit tersebut
menambah deretan brutal yang mengatasnamakan Agama (detik.com)

Cendikiawan Muslim KH Jalaluddin Rakhmat, usai Diskusi ‘Tebarkan Senyum Sang Nabi’ di Pusdai,
Jalan Diponegoro, Bandung, mengatakan bahwa seharusnya momen peringatan maulid Nabi
Muhammad saw, dapat dijadikan titik awal untuk semakin meneladani perilaku Nabi, terutama dalam
mengatasi konflik antar umat beragama yang sedang memanas di Indonesia. (detikBandung.com)

Ketika Rasulullah saw masih hidup misalnya, saat itu penduduk Thaif adalah salah satu penduduk
yang paling menentang dakwah yang dilakukan umat Islam. Rasul diperlakukan seperti seorang
pencopet yang dikejar-kejar dan dilempari batu, hingga kaki beliau berdarah-darah. Melihat itu,
malaikat Jibril menawarkan ‘jasa’ untuk membalikkan gunung agar seluruh penduduk Thaif tertimpa.
Namun Rasulullah menolak tawaran tersebut seraya berdoa: “Ya Allah, berilah hidayah atau petunjuk
kepada kaumku. Karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui.” (Arya Noor Amarsyah)

Hal demikian menunjukkan bahwa, sesungguhnya Nabi Muhammad saw, mengajarkan kita bahwa
janganlah terburu-buru menyalahkan orang lain sehingga melupakan diri untuk melihat kekurangan
pribadi sendiri. Bisa jadi, apa yang terjadi di Indonesia, saat ini, disebabkan oleh dakwah Islam yang
belum maksimal, teladan umat muslim yang belum terlihat atau hal yang lainnya.

35
Semangat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw itu jugalah, yang sebenarnya, mendorong saya
untuk menuliskan buku Peaceful Jihad for Teens yang baru saja diterbitkan oleh Gramedia Pustaka
Utama. Sebagai remaja muslim, jihad yang mesti dilakukan bukanlah dengan menjadi seorang teroris
dengan menghalalkan bom bunuh diri untuk menghancurkan beberapa tempat, yang bisa jadi ada orang
muslim juga di dalamnya. Remaja muslim, selayaknya, menjadi pioneer dalam jihad damai dengan
terus meneladani apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw: memaksimalkan kebaikan yang ada dalam
diri sendiri, agar dapat ditularkan pada orang banyak. Sehingga, dengan demikian, keyakinan orang
banyak akan risalah kedamaian yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad saw, dapat terus
diperlihatkan, untuk selanjutnya diteladani.

Kembali ke pokok pembahasan, memperingati maulid Nabi Muhammad saw bertujuan agar umat
muslim benar-benar ingat akan dampak lahirnya Nabi Muhammad saw, yang tak lain adalah risalah
untuk segenap manusia. Nabi Muhammad diutus bukan hanya untuk sekelompok orang saja,
melainkan untuk segenap manusia. Jika demikian adanya, nilai-nilai yang dibawa oleh Nabi
Muhammad pun, harus dipegang teguh oleh umat muslim sedunia. Kedamaian dan mendamaikan.
Bukan perpecahan, apalagi memecah belah.

wallahu a’lam..

Ketika memasuki bulan Rabi’ul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan
berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan
Shalawat, Barzanji, dan pengajian-pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi Muhammad SAW
menghiasi hari-hari bulan itu. Sebenarnya, Bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad
SAW?

Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan itu juga muncul. Dan Imam Jalaludin al-Suyuthi (849 H-911
H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam al-
Hawi Li al-Fatawi:

“Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada bulan Rabi’ul Awal,
bagaimanakh hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? dan apakah orang yang
melakukannya diberi pahala atau tidak? Beliau menjawab, “Jawabannya menurut saya bahwa asal
perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan
Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan
yang bisa dinikamti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua
itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan Nabi
SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang mulia
(Al-Hawi li al-Fatawi, Juz I, hal 251-252)

Jadi, sebetulnya hakikat perayaan maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang
dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara
mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah
dan Akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi
setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana Firman ALLAH SWT:

‫ض ِل هللاِ َوبِ َرح َمتِ ِه فَبِ َذلِ َك فَليَف َر ُحوا‬


ْ َ‫ قُل بِف‬.
“Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat ALLAH (kepada kalian), maka bergembiralah
kalian. (QS. Yunus, 58)

Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT.
Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiada
taranya. Sebagaimana Firman ALLAH SWT:

َ ‫ًَ لِل َعالَ ِم‬hg‫سلنَا َك اِالَ َرح َمَة‬


‫ين‬ َ ‫َو َما أر‬
36
“Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-
Anbiya, 107)

Sesungguhnya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan Rasulullah SAW. Dalam
sebuah Hadits diriwayatkan:

ُ‫ض َي هللاُ َعنه‬


ِ ‫صا ِري َر‬ َ ‫َعن أَبِي قَتَا َدة ْاأل ْن‬
‫وم‬
ِ ‫ص‬ َ ‫سأِ َل َعن‬ ُ ‫سلَّ َم‬
َ ‫سو ُل هللاُ َعلَي ِه َو‬ ُ ‫أَنَّ َر‬
‫ين فَقَ َل فِي ِه ُولِدتُ َوفِي ِه أُن ِز َل َعلَ َي‬
ِ َ‫ْاالء ْثن‬
“Diriwayatkan dari Abu Qutadah al-Anshari RA. bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang
puasa senin. Maka beliau menjawab, “Pada Hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan
kepadaku.” (Shahih Muslim [1997])

Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan
keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk Puasa.

Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahrian (Maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk
sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan Shalawat, Barzanji
atau Diba’, Sedekah dengan beraneka ragam makanan, pengajian agama dan sebagainya yang
merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh syari’at Islam. Sayyid Muhammad ‘Alawi
al-Maliki mengatakan:

“Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sesuatu
yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak
kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan
(didalamnya). Sebab, Kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh Syara’ secara parsial (bagian-
bagiannya) ….

Sesungguhnya perkumpulan itu merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan
kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh terlewatkan. Bahkan menjadi kewajiban para da’i dan
ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara
bergaul, dan ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan
petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan memperingatkan umat akan
datangnya bala’ (ujian), bid’ah, kejahatan, dan berbagai fitnah. (Mafahim Yajib an Tushahhah. 224-
226)

Hal ini diakui oleh Ibnu Taimiyyah:

“Ibn Taimiyyah berkata, “Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAW akan diberi
pahala. Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru dikalangan
nasrani yang memperingati kelahiran ISA AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa
cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. ALLAH SWT akan memberi pahala kepada mereka atas
kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid’ah yang mereka lakukan.” (Manhaj al-
Salaf fi Fahm al-Nushush Bain l-Nazhariyyah wa al-Tathbiq, 339)

Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk
penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan tersebut secara satu per
satu, yakni membaca shalawatm mengkaji sejarah Nabi AW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan
amalan yang memang dianjurkan dalam syari’at Islam.

kemudian, siapa perintis perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW?

37
Orang yang pertama kali menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Raja
Muzhaffar Abu Sa’id al-Kukburi bin Zainuddin ‘Ali bin Buktikin yaiut seirang raja yang mulia, raja
yang shaleh dan terkenal sebagai raja yang pemurah dan baik hati.

Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabi mengatakan bahwa “Raja
Muzhaffar merupakan raja yang agamis, beliau seorang yang rendah hati, baik hati, seorang ahl
Sunnah Wal Jamaah dan mencintai fuqaha dan ahli hadits. Beliau wafat tahun 136 H pada usia beliau
82 tahun”

http://musliminsindangkerta.wordpress.com/2011/02/13/merayakan-maulid-nabi-muhammad-
saw/

Makna Dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad  SAW


Februari 2011 Tinggalkan komentar Go to comments 14

Mari sejenak kita merenungi Makna dan Hikmah Maulid Nabi


Muhammad SAW.

Tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H, bertepatan pada 15 Februari 2011 seluruh kaum muslim merayakan
Maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan
secara turun temurun.

Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan
keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima
perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari
kelahiran Nabi Muhammad.

Tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan
membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian,
menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.

Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan
keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah
kehidupan, bahwa nabi Muhammad adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan
teladan agung bagi umatnya.

Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas
kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta
masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,
transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang
bebas partisipasi, dan humanisme.

Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam dua
dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.

Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai masosok nabi
sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai
sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan,
serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.

38
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus
andal. Sosok individu Muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran,
humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan
masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dan tentram.

Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati Maulid secara lebih
mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas
sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual
sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.

Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang
mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter,
toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat
manusia.

Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja, melainkan
harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan. Misal, politik, budaya,
ekonomi, maupun agama.

http://dadangsupriadi.wordpress.com/2011/02/14/makna-dan-hikmah-maulid-nabi-muhammad-
saw/
Saya pernah membaca dari buku terbitan kementrian agama Arab Saudi bahwa Peringatan Maulid
Nabi tidak pernah dilakukan dan dicontohkan pada masa Nabi Muhammad SAW maupun pada masa
sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. "Bagaimana dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
di Indonesia apakah ada hadist yang membenarkannya dan bagaimana sikap kita untuk menghadapi
sesuatu yang dikatagorikan bid'ah?"

Tanya Jawab (422) Maulid Nabi s.a.w. dan Bid'ah


=======
Tanya :
=======
Assalaamu'alaikum Wr.Wb.
Ustadz yang saya hormati: Saya pernah membaca dari buku terbitan kementrian agama Arab Saudi
bahwa Peringatan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan dan dicontohkan pada masa Nabi Muhammad
SAW maupun pada masa sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam buku tersebut diperkuat pula
dengan hadist-hadist shahih. Yang ingin saya tanyakan adalah: "Bagaimana dengan perayaan Maulid
Nabi Muhammad SAW di Indonesia apakah ada hadist yang membenarkannya dan bagaimana sikap
kita untuk menghadapi sesuatu yang dikatagorikan bid'ah?"
Wassalaamu'alaikum
=======
Jawab :
=======
Assalamua'alikum war. wab.
Ada tradisi umat Islam di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunai, Mesir, Yaman, Aljazair,
Maroko, dan lain sebagainya, untuk senantiasa melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti Peringatan
Maulid Nabi SAW, peringatan Isra' Mi'raj, peringatan Muharram, dan lain-lain. Bagaimana sebenarnya
aktifitas-aktifitas itu? Secara khusus, Nabi Muhammad SAW memang tidak pernah menyuruh hal-hal
demikian. Karena tidak pernah menyuruh, maka secara spesial pula, hal ini tidak bisa dikatakan
"masyru'" [disyariatkan], tetapi juga tidak bisa dikatakan berlawanan dengan teologi agama. Yang
perlu kita tekankan dalam memaknai aktifitas-aktifitas itu adalah "mengingat kembali hari kelahiran
beliau --atau peristiwa-peristiwa penting lainnya-- dalam rangka meresapi nilai-nilai dan hikmah yang
terkandung pada kejadian itu". Misalnya, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Itu bisa kita jadikan
sebagai bentuk "mengingat kembali diutusnya Muhammad SAW" sebagai Rasul. Jika dengan
mengingat saja kita bisa mendapatkan semangat-semangat khusus dalam beragama, tentu ini akan
mendapatkan pahala. Apalagi jika peringatan itu betul-betul dengan niat "sebagai bentuk rasa cinta kita
kepada Nabi Muhammad SAW".
Dalam Shahih Bukhari diceritakan, sebuah kisah yang menyangkut tentang Tsuwaibah. Tsuwaibah
adalah budak [perempuan] Abu Lahab [paman Nabi Muhammad [SAW]. Tsuwaibah memberikan
kabar kepada Abu Lahab tentang kelahiran Muhammad [keponakannya], tepatnya hari Senin tanggal
39
12 Robiul Awwal tahun Gajah. Abu Lahab bersuka cita sekali dengan kelahiran beliau. Maka, dengan
kegembiraan itu, Abu Lahab membebaskan Tsuwaibah. Dalam riwayat disebutkan, bahwa setiap hari
Senin, di akhirat nanti, siksa Abu Lahab akan dikurangi karena pada hari itu, hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW, Abu Lahab turut bersuka cita. Kepastian akan hal ini tentu kita kembalikan kepada
Allah SWT, yang paling berhak tentang urusan akhirat. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
secara seremonial sebagaimana yang kita lihat sekarang ini, dimulai oleh Imam Shalahuddin Al-
Ayyubi, komandan Perang Salib yang berhasil merebut Jerusalem dari orang-orang Kristen. Akhirnya,
setelah terbukti bahwa kegiatan ini mampu membawa umat Islam untuk selalu ingat kepada Nabi
Muhammad SAW, menambah ketaqwaan dan keimanan, kegiatan ini pun berkembang ke seluruh
wilayah-wilayah Islam, termasuk Indonesia. Kita tidak perlu merisaukan aktifitas itu. Aktifitas apapun,
jika akan menambah ketaqwaan kita, perlu kita lakukan.
Tentang pendapat Ulama dan Pemerintah Arab Saudi itu, memang benar, sebagaimana yang kami tulis
di atas. Tetapi, jika kita ingin 100% seperti zaman Nabi Muhammad SAW, apapun yang ada di
sekeliling kita, jelas tidak ada di zaman Nabi. Yang menjadi prinsip kita adalah esensi. Esensi dari
suatu kegiatan itulah yang harus kita utamakan. Nabi Muhammad SAW bersabda : 'Barang siapa yang
melahirkan aktifitas yang baik, maka baginya adalah pahala dan [juga mendapatkan] pahala orang
yang turut melakukannya' (Muslim dll). Makna 'aktifitas yang baik' --secara sederhananya--adalah
aktifitas yang menjadikan kita bertambah iman kepada Allah SWT dan Nabi-Nabi-Nya, termasuk Nabi
Muhammad SAW, dan lain-lainnya.
Masalah Bid'ah:
Ibnu Atsir dalam kitabnya "Annihayah fi Gharibil Hadist wal-Atsar" pada bab Bid'ah dan pada
pembahasan hadist Umar tentang Qiyamullail (sholat malam) Ramadhan "Sebaik-baik bid'ah adalah
ini", bahwa bid'ah terbagi menjadi dua : bid'ah baik dan bid'ah sesat. Bid'ah yang bertentangan dengan
perintah qur'an dan hadist disebut bid'ah sesat, sedangkan bid'ah yang sesuai dengan ketentuan umum
ajaran agama dan mewujudkan tujuan dari syariah itu sendiri disebut bid'ah hasanah. Ibnu Atsir
menukil sebuah hadist Rasulullah "Barang siapa merintis jalan kebaikan maka ia akan mendapatkan
pahalanya dan pahala orang orang yang menjalankannya dan barang siapa merintis jalan sesat maka ia
akan mendapat dosa dan dosa orang yang menjalankannya". Rasulullah juga bersabda "Ikutilah kepada
teladan yang diberikan oleh dua orang sahabatku Abu Bakar dan Umar". Dalam kesempatan lain
Rasulullah juga menyatakan "Setiap yang baru dalam agama adala Bid'ah". Untuk mensinkronkan dua
hadist tersebut adalah dengan pemahaman bahwa setiap tindakan yang jelas bertentangan dengan
ajaran agama disebut "bid'ah".
Izzuddin bin Abdussalam bahkan membuat kategori bid'ah sbb : 1) wajib seperti meletakkan dasar-
dasar ilmu agama dan bahasa Arab yang belum ada pada zaman Rasulullah. Ini untuk menjaga dan
melestarikan ajaran agama.Seperto kodifikasi al-Qur'an misalnya. 2) Bid'ah yang sunnah seperti
mendirikan madrasah di masjid, atau halaqah-halaqah kajian keagamaan dan membaca al-Qur'an di
dalam masjid. 3) Bid'ah yang haram seperti melagukan al-Qur'an hingga merubah arti aslinya, 4)
Bid'ah Makruh seperti menghias masjid dengan gambar-gambar 5) Bid'ah yang halal, seperti bid'ah
dalam tata cara pembagian daging Qurban dan lain sebagainya.
Syatibi dalam Muwafawat mengatakan bahwa bid'ah adalah tindakan yang diklaim mempunyai
maslahah namun bertentangan dengan tujuan syariah. Amalan-amalan yang tidak ada nash dalam
syariah, seperti sujud syukur menurut Imam Malik, berdoa bersama-sama setelah shalat fardlu, atau
seperti puasa disertai dengan tanpa bicara seharian, atau meninggalkan makanan tertentu, maka ini
harus dikaji dengan pertimbangan maslahat dan mafsadah menurut agama. Manakala ia mendatangkan
maslahat dan terpuji secara agama, ia pun terpuji dan boleh dilaksanakan. Sebaliknya bila ia
menimbulkan mafsadah, tidak boleh dilaksanakan.(2/585)
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa bid'ah terjadi hanya dalam masalah-masalah ibadah.
Namun di sini juga ada kesulitan untuk membedakan mana amalan yang masuk dalam kategori
masalah ibadah dan mana yang bukan. Memang agak rumit menentukan mana bid'ah yang baik dan
tidak baik dan ini sering menimbulkan percekcokan dan perselisihan antara umat Islam, bahkan saling
mengkafirkan. Selayaknya kita tidak membesar-besarkan masalah seperti ini, karena kebanyakan
kembalinya hanya kepada perbedaan cabang-cabang ajaran (furu'iyah). Kita diperbolehkan berbeda
pendapat dalam masalah cabang agama karena ini masalah ijtihadiyah (hasil ijtihad ulama).
Sikap yang kurang terpuji dalam mensikapi masalah furu'iyah adalah menklaim dirinya dan
pendapatnya yang paling benar.
Demikian, semoga membantu
M. Luthfi Thomafi

40
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=898:peringatan-maulid-nabi-saw-dan-bidah&catid=1:tanya-
jawab
Maulid Nabi Muhammad SAW - Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bermakna
meneladani jejak langkah sunnah Rasul yang telah di wariskannya. Beliau adalah teladan hidup yang
menyemai banyak kebaikan dalam rangkaian keindahan hidup. Keteladanan yang akan senantiasa
layak diikuti setiap generasi dari semua generasi sekarang maupun yang akan datang. Perjalanan
sejarah hidup beliau melalui berbagai fase yang penuh kemandirian dan perjuangan. Semua
perjalanannya juga dihiasi dengan keluhuran sikap dan ketinggian budi pekerti. Rasulullah yang lahir
sebagai seorang yatim kemudian mampu menunjukkan berbagai hal tersebut di atas semenjak masa
kanak-kanaknya.

Menurut berbagai riwayat, pada masa remajanya, Muhammad yang tinggal dengan pamannya,
melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang seusianya. Beliau memulai mengasah
mentalitas wirusahanya dengan menjadi pengembala untuk orang-orang Mekkah di masa kanak-
kanaknya. Dengan menjadi pengembala beliau mendapatkan upah. Guna meringankan sedikit beban
yang ditanggung oleh pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak hendak
berpangku tangan hanya sekedar bermain saja.

Sebagai anak muda yang jujur dan punya harga diri, beliau sama sekali tidak suka berlama-lama
menjadi tanggungan pamannya yang memiliki beban keluarga besar. Sebuah perkerjaan yang
kemudian mengantarkan beliau untuk lebih banyak merenung dan berpikir tentang kondisi kaumnya.
Kaumnya yang saat itu terejerumus dalam berbagai bentuk kejahilliyahan, menyembah berhala,
menjalankan riba, minum minuman keras serta pelbagai macam kesenangan dan hiburan sepuas-
puasnya tidak menarik minat Muhammad remaja sedikitpun.

Jiwa bersihnya yang selalu mendambakan kesempurnaan menyebabkan beliau menjauhi foya-foya,
yang biasa menjadi sasaran utama penduduk Mekah. Beliau mendambakan cahaya hidup yang akan
lahir dalam segala manifestasi kehidupan, dan yang akan dicapainya hanya dengan dasar kebenaran.
Kenyataan ini dibuktikan dengan julukan yang diberikan orang kepadanya dan bawaan yang ada dalam
dirinya. Itu sebabnya, sejak masa kanak-kanak gejala kesempurnaan, kedewasaan dan kejujuran hati
sudah tampak, sehingga penduduk Mekah semua memanggilnya Al-Amin (yang dapat dipercaya)

Dalam usia mudanya, jiwa entrepreneurship-nya semakin kuat karena sejak usia 12 tahun telah
mengikuti perjalanan bisnis pamannya hingga ke Syria, Jordan, dan Lebanon saat ini. Ketika
menginjak dewasa dan menyadari bahwa pamannya memiliki beban berat keluarga besar yang harus
diberi nafkah, beliau mulai berdagang sendiri di Makkah. Profesi sebagai pebisnis ini dimulai dalam
skala yang kecil dan bersifat pribadi. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar lalu menjualnya
pada orang lain. Muhammad adalah seorang pemudah)miskin yang memulai bisnisnya dari tahap awal.
Terkadang bekerja untuk mendapatkan upah dan terkadang sebagai agen untuk beberapa pebisnis kaya
di kota Mekkah. Sampai akhirnya kemudian beliau menjadi pedagang yang sukses. Semua itu berkat
kerja keras, keuletan dan tentu saja kejujuran beliau.
http://kutak-ketik.blogspot.com/2010/02/maulid-nabi-muhammad-saw.html

41

You might also like