Professional Documents
Culture Documents
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa peelitian
ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian. (Lihat juga membuat pendahuluan
skripsi )
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok
yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah,
fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan
diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa
yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung
oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian
kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang
diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di
lapangan.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini,
sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.
4. Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat
perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam
penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari
uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah
yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan
tahap-tahap penelitian.
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian II peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini
digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berfikir untuk
memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan,
etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis
penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif,
ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas.
b. Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas
sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di
lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan
secara eksplisit dalam laopran penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai
partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan
apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.
c. Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih
lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara
jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur
organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang
dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna
dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah
peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
d. Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, da teknik penjaringan data dengan
keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan,
bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana
ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga
kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik
bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh
kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk
mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi).
Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.
e. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman
data: fidelitas da struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan
disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan
memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan
observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis
rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini.
Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan
waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.
f. Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat
menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan
sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang
dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis,
analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik
nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya
diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. (lihat analisis )
g. Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan mengunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di
lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi(menggunakan beberapa sumber, metode,
peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan
pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke
latar lain (transferrability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-
tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) .
h. Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikann proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.
7. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Tatacara penulisan daftar rujukan.
Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:
1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar
akademik,
2. tahun penerbitan
3. judul, termasuk subjudul
4. kota tempat penerbitan, dan
Definisi Penelitian
Jenis-jenis Penelitian
Sampling Methods
(lihat analisis )
10. Landasan
Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah
haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian
Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi
juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua
hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan
tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I.
Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan
adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian
dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil
penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian
pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi,
laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan
resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah
terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat
dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah
diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks
permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada
perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan
disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka
berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka
yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk
penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan
untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
11. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks.
Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama
penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2.
tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.
(Lihat Contoh cara membuat rujukan)
Definisi Penelitian
Jenis-jenis Penelitian
Sampling Methods
Jenis-jenis Penelitian Ilmiah
Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu, antara lain berdasarkan: (1) Tujuan; (2) Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian atau
hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik
yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-
masing pembagiannya.
1. Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum,
dsb.
2. Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik,
dsb.
1. Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan
khusus) terhadap variabel yang diteliti.
2. Experimen Research (Penelitian Percobaan), dilakukan perubahan (ada perlakuan
khusus) terhadap variabel yang diteliti.
Berdasarkan Keilmiahan :
2. Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)
TUJUAN PENELITIAN :
1. Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu
2. Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah
ada
3. Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam bidang
yang telah ada
4. Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)
PERANAN PENELITIAN
PERSYARATAN PENELITIAN :
1. Mengikuti konsep ilmiah
2. Sistematis/Pola tertentu
3. Terencana
Garis besar :
1. Pembuatan rancangan;
2. Pelaksanaan penelitian;
3. Pembuatan laporan penelitian
Sumber: (abdulhamid.files.wordpress.com)
Prinsip Metodologi Penelitian Ilmiah
Mengingatkan saya sewaktu pertama kali mendapat tugas untuk mengerjakan proposal
pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Karena banyak hal (misal bolos kuliah), akhirnya
sewaktu bertemu bagian metodologi, saya hanya bisa bingung, “Apa yang harus saya isi pada
bagian ini? Apa bisa ‘mengarang indah’?”
Akhirnya saya sedikit mengerti tentang metodologi: (mudahnya kurang lebih begini)
Jika seorang berbicara tentang cara seorang peneliti melakukan percobaan lapangan, dimana
dalam menentukan plot di lapangan, ia pertama-tama membagi daerah dalam 4 (empat) buah
blok. Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4 (empat). Diteruskan dengan memberikan
perlakuan pada masing-masing blok tersebut, dan seterusnya. Maka yang dibicarakan di sini
adalah Prosedur Penelitian. Jika kita membicarakan bagaimana secara berurut suatu
penelitian dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian
dilakukan, maka yang dibicarakan adalah Metode Penelitian.
Berikut ini saya kutipkan beberapa prinsip metodologi dari Titin Supenti dalam Sukses
Membuat Proposal .
(http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penelitian).
Prinsip Metodologi
A. Rene Descartes
B. Alfred Julesayer
Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip
metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu
proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan.
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan
sebagai pernyataan yang mengandung makna.
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-
pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang
MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun
K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip
verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper
mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan
kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis
(dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir.
Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi)
secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang
itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa.
Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris
yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan
berubah menjadi hukum.
K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa
sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan
empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA
BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya
sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum
ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada
pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup
ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan
lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat
bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin
diperkokoh (CORROBORATION).
Akhirnya, semoga peristiwa mengarang indah seperti yang saya lamunkan dapat
dihindari dan sekelumit eceran informasi ini bisa mengisi penelitian yang benar indah.
Sumber:
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penelitian.
Definisi Penelitian
Jenis-jenis Penelitian
Sampling Methods
Pengertian Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Penelitian
enelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan
kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah
terhadap suatu masalah. Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang artinya, suatu
penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi yang benar.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris “research†(re berarti kembali,
dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.
Menurut kamus Webster’s New Internasional, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati
dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu. Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemuka-kan bahwa
penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut. (Hillway, 1965)
Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti
berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah adalah titik
sentral dari keseluruhan penelitian.
Pengetahuan didasarkan pada pikiran sehat yang secara umum diterima kebenarannya, tapi tidak
ditunjang oleh informasi empiris.
1. Otoritas
Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang atau sesuatu tanpa kritik.
Contoh : Dimasa Ptolemaeus berkembang teori geosentri, yang merupakan doktrin dari kaum gereja
yang berkuasa saat itu.
1. Intuitif
1. Logika
Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan diperoleh dari data-data
hasil penelitian.
D. Karakteristik penelitian :
3. Melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data (fakta dan opini).
E. Langkah-langkah penelitian :
Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah
dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai
ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat
subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu
penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.
Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji
suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang
mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan,
berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan
dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau
menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan
verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan
menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga
dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial
dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang
dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu
pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu
harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah
dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-
nilai etis.
5. Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar
bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang
peneliti
Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986: 17-18).
Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta
atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena
merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah
(Indriantoro & Supomo,1999: 16).
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) penelitian adalah suatu cara sistematik untuk
maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Definisi penelitian di antara ketiga ahli ini tentu didasarkan pada latar belakang pendidikan
yang berbeda juga latar belakang waktu yang berbeda. Kerlinger mendefinisikan penelitian
pada tahun 1986. Kerlinger memuat beberapa istilah yang tidak mudah dikenali orang dalam
definisi penelitiannya. Sehingga orang awam akan kesulitan memahami maksud definisi yang
diuraikannya. Meski definisi di atas sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, tapi
tetap saja memuat istilah yang tidak semua orang dapat memahaminya, seperti kata
“investigasi” atau “proposisi”.
Namun penggunaan istilah ini digunakan untuk keefisienan definisi tersebut. Sehingga satu
kalimat definisi singkat, menjabarkan banyak makna. Karlinger menyebutkan empat
karakteristik penelitian yaitu sistematis, terkontrol, empiris dan kritis. Empat karakterisitik ini
sudah melingkupi prasyarat dari sebuah penelitian. Selanjutnya Karlinger menyebutkan objek
penelitian yaitu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena, sehingga
definisi Karlinger bisa disebut lengkap karena memuat kata kerja utama penelitian yaitu
investigasi atau penyelidikan, karakteristik penelitian, dan objek penelitian.
Selanjutnya definisi dari Indriantoro & Supomo pada tahun 1999, cukup berbeda dengan
definisi yang diuraikan Karlinger. Indriantoro tidak menyematkan karakteristik penelitian
dalam definisinya. Hal unik dari pengertian ini adalah adanya pengertian “refleksi dari
keinginan”, karena sangat benar jika dikatakan sebuah penelitian diawali oleh sebuah
keinginan, juga rasa keingintahuan terhadap sesuatu. Tidak akan lahir sebuah penelitian jika
tidak ada pemikiran kritis yang menimbulkan keingintahuan untuk mencari tahu lebih dalam
tentang sesuatu.
Indriantoro & Supomo memiliki kesamaan dengan Karlinger dalam menyebutkan objek dari
penelitian ini, yaitu fenomena. Namun bedanyam Karlinger menyebutkan objeknya yaitu
hubungan antarfenomena, sedangkan Indriantoro & Supomo hanya menyebutkan fenomena
dan fakta secara umum.
Definisi yang ketiga dari Fellin dkk. menyebutkan kembali satu karakteristik yang disebutkan
Kerlinger sebelumnya yaitu “sistematik”. Uniknya, mereka menguraikan tujuan dari
penelitian itu sendiri, yaitu “meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan”
tidak seperti kedua definisi sebelumnya yang tidak menyematkan tujuan penelitian pada
definisi miliknya.
Dari analisis ketiga definisi dari para ahli di atas, dapat saya simpulkan bahwa pengertian
penelitian yaitu :
Suatu penyelidikan yang bersifat sistematik, terkontrol, empiris dan kritis, dalam
mengungkap suatu fenomena atau hubungan fenomena tertentu dengan maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
diverifikasi.
Referensi
Kurniasih, Erni. (2010). Hakikat Ilmu dan Penelitian. [online]. Tersedia :
http://ernakurniasih.blogspot.com/2010/02/hakikat-ilmu-dan-penelitian.html. 15 September
2010.
Memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan ilmiah. Misalnya
seminar atau karya wisata. Sebelum melaksanakan suatu kegiatan, sbeaiknya membuat
proposal terlebih dahulu.
Proposal adalah usulan untuk melakukan suatu kegiatan.
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan
untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau
perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih
mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail
mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan
tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada
pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.
Proposal merupakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Proposal dibuat
dengan tujuan untuk mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan yang akan
dilaksanakan. Sebuah proposal harus menyajikan hal-hal berikut :
1. Latar belakang
2. Masalah
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Pelaksanaan
6. Jadwal Pelaksanaan
7. Anggaran Pelaksanaan
8. Penutup
Diterbitkan di: Agustus 28, 2010 Diperbarui: Oktober 05, 2010
pengertian proposal
pengertian proposal
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan
untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau
perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih
mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail
mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat proposal:
A. JUDUL PENELITIAN
Setelah kita membahas bagaimana cara menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah
membuat Judul Penelitian. Dalam membuat judul penelitian, beberapa hal yang harus
diketahui adalah judul itu harus:
Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran
tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau
sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Alasan pemilihan judul juga harus:
* Menarik minat
* Layak diteliti
* Bermanfaat bagi masyarakat, dll.
1. Inovasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekitar (IPAS) Pokok Bahasan Kimia
Lingkungan Melalui Pembuatan Film tentang Pencemaran Lingkungan Sekitar Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak 1 SMK Negeri 8
Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 (Oleh : Ardan Sirodjuddin, S.Pd.)
2. Pembelajaran Berbasis Project Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Wonosari Tahun Pelajaran
2007/2008 (Oleh : Dra. Sri Wahyuni Dwiyanti M.Pd).
3. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa
Kelas III IPS SMA Negeri 1 Randublatung Pada Semester I Tahun Pelajaran 2004/2005.
(Oleh : Juremi)
4. Penggunaan “Dakon Elektron” Dalam meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA
Kelas I Kecantikan Kulit Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2004/2005 SMK Negeri 1
Tegal (Oleh : Ibnu Hajar Dewantoro).
B. BIDANG ILMU
Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti dan kajian masalah yang diteliti. Bidang
penelitian yang diteliti sebaiknya relevan dengan disiplin ilmu guru, misalnya guru
matematika tidak membahas pembelajaran yang ada di pelajaran Biologi. Begitupun
sebaliknya. Terkecuali penelitian yang ditekuninya masih ada hubungannya dengan disiplin
ilmu yang dimiliki. Contohnya pembuatan media pembelajaran.
C. PENDAHULUAN
a. Uraian tentang kedudukan mata pelajaran dalam kurikulum (semester, mata pelajaran yang
ditunjang dan mata pelajaran penunjang);
b. Gambaran umum isi mata pelajaran tsb termasuk pembagian waktunya (lampirkan Analisis
Instruksional, RPP, Silabus dari mata pelajaran yang bersangkutan);
2. Masalah yang dihadapi guru ditinjau dari hasil belajar yang dicapai siswa selama
proses pembelajaran.
D. PERUMUSAN MASALAH
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam
perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan
alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi.
Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata
terjadi di kelas, penting dan mendesak untuk dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi)
masalah penelitiannya, selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan akar penyebab dari
masalah tersebut.
Substansi:
Perlu mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih untuk meningkatkan
dan/atau memperbaiki pembelajaran
Orisinalitas (tindakan):
Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya, tidak bermakna ganda, lugas menyatakan secara
eksplisit dan spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan tindakan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut
Teknis:
* Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan prestasi belajar geografi khusus
kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan pada siswa kelas XII IPS SMA
Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?
* Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan kelas XII IPS
SMA Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?
* Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas proses belajar
matematika siswa SMPN 5 Jepara?
* Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
SMPN 5 Jepara?
Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti,
sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas (yang meliputi: perencanaan-tindakan-
observasi/ evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Cara pemecahan masalah
telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang
dengan data yang lengkap dan baik.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari
penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang
tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini
digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat
keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.
G. TUJUAN PENELITIAN
Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada
permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga
tampak keberhasilannya.
I. METODE PENELITIAN
Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu
dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan-
observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklis. Tunjukkan siklus-siklus
kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus
sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.
J. JADWAL PENELITIAN
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Contohnya, jadwal kegiatan
penelitian disusun selama 10 bulan.
K. PERSONALIA PENELITIAN
Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang
digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti,
golongan, pangkat, jabatan, dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada Lembar
Pengesahan.
Lampiran-lampiran
1. Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten menurut model APA, MLA atau
Turabian.
2. Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti (Bila penelitian berkolaborasi)
3. Cantumkan pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut
format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan
penelitian tersebut berbeda.
Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan,
sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk
memecahkan suatu permasalahan.
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali
pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan
yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar
pemecahan masalah.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan
penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta
menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
Dalam pengertian lain, Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang
dibuat dalam bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal
yang dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah
“Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang
peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi).
Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan
penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan
penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan
berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.
Secara mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah
satu dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya dalam buku ini. Penulisan proposal adalah suatu langkah
penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap¬tahap
sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu melakukan langkah¬langkah
sebagaimana yang diuraikan dalam buku ini, maka kemungkinan besar penulisan
proposal akan menemui kesulitan.