You are on page 1of 33

Proposal Penelitian Kualitatif (Skripsi)

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-


kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu,
laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam
serta menunjukkan cirri-ciri naturalistic yang penuh keotentikan.
 
 
Format Proposal Penelitian Kualitatif

1.   Konteks Penelitian atau Latar Belakang

Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa peelitian
ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian. (Lihat juga membuat pendahuluan
skripsi )

2.   Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah

Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok
yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah,
fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan
diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa
yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung
oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian
kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang
diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di
lapangan.
 

3.   Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini,
sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

4.    Landasan Teori

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat
perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam
penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

5.   Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari
uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah
yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

6.   Metode Penelitian

Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan
tahap-tahap penelitian. 
 
a.   Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian II peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini
digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berfikir untuk
memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan,
etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis
penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif,
ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas.
 
b.  Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas
sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di
lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan
secara eksplisit dalam laopran penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai
partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan
apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.
 
c.  Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih
lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara
jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur
organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang
dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna
dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah
peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
 
d.  Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, da teknik penjaringan data dengan
keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan,
bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana
ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga
kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik
bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh
kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk
mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi).
Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.
 
e. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman
data: fidelitas da struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan
disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan
memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan
observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis
rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini.
Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan
waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.
 
f. Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat
menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan
sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang
dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis,
analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik
nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya
diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. (lihat analisis )
 
g. Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan mengunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di
lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi(menggunakan beberapa sumber, metode,
peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan
pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke
latar lain (transferrability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-
tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) .
 
h. Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikann proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.
 

7. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Tatacara penulisan daftar rujukan.
Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:
1.  nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar
akademik,
2.  tahun penerbitan
3.  judul, termasuk subjudul
4.  kota tempat penerbitan, dan

5.  nama penerbit.

(Lihat Contoh cara membuat rujukan)

Lihat resource yang lain:

Prinsip Metodologi Penelitian

Definisi Penelitian

Jenis-jenis Penelitian

Kode Etik Penelitian di Internet

How to Do Ethnographic Research: A Simplified Guide

Sampling Methods

Components of a Research Proposal

Rencana Kerja Penulisan Proposal Skripsi

Sample Proposal (English)

Sample Proposal (Arabic)


Proposal Penelitian Kualitatif

Proposal Penelitian Kuantitatif

Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Proposal Penelitian Pengembangan  


 

Proposal Penelitian Kuantitatif (Skripsi)

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.


Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman
peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
 
Format Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
    Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik
kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang
diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil
penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi
yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih
untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. (lihat pendahuluan )
 
2. Rumusan Masalah
    Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-
pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat,
padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-
variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji
secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP
dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?. (Tips membuat rumusan
masalah )
 
3. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan
kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara
tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
 
4. Hipotesis Penelitian (jika ada)
    Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu
subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian
kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian
pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis
yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab
Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya
menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada
paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
    Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan
telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
    Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya
tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika
dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik
hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam
bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat
diuji secara empiris.
 
5. Kegunaan Penelitian
    Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari
uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah
yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
 
6. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
    Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan
pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan
asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini
ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif
atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan
asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
 
7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
    Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti,
populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan
penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan
penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali
diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada.
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam
penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan
ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik
penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang
bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti
untuk mencari data yang diinginkan.
 
8. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
    Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul
perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak
diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan
konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa
suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan
masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung,
dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian
yang diberikan oleh peneliti.
    Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat
diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data
yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel. Contoh
definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang
aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan
desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau
konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan
definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang
dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. (Lihat Glossary)
 
9. Metode Penelitian
    Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup
aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4)
pengumpulan data, dan (5) analisis data.
 
a. Rancangan Penelitian
    Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan
untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian
diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental,
rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk
mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel
terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada
hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan
penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian
historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula
variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-
variabel tersebut. (Lihat beberapa kesalahan dalam desain penelitiian)
 
b. Populasi dan Sampel
    Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil
sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh
anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam
penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam
penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya
sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel
yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya
secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan
sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel
terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik
populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-
hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-
batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel,
serta (c) besarnya sampel.
 
c. Instrumen penelitian
    Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang
diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data
atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat
apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau
dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas.
Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.
Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban
untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang
perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap
masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara
cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
    Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena
belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab
instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
 
d. Pengumpulan Data
    Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses
pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti
menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara
pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan
ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu
dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
 
e. Analisis Data
    Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya,
ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan
jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena
itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya,
bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih
dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan
teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara
tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik
nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
    Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga
dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal,
maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik
analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang
analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer
perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. 

(lihat analisis )

 
10. Landasan
    Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah
haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian
Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi
juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua
hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan
tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I.
    Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan
adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian
dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil
penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian
pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi,
laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan
resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah
terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat
dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah
diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks
permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada
perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan
disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka
berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka
yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk
penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan
untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
 
11. Daftar Rujukan
    Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks.
Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama
penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2.
tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.
(Lihat Contoh cara membuat rujukan)

 
 

Lihat resource yang lain:

Prinsip Metodologi Penelitian

Definisi Penelitian

Jenis-jenis Penelitian

Kode Etik Penelitian di Internet

How to Do Ethnographic Research: A Simplified Guide

Sampling Methods

Components of a Research Proposal

Rencana Kerja Penulisan Proposal Skripsi

Sample Proposal (English)

Sample Proposal (Arabic)

Proposal Penelitian Kualitatif

Proposal Penelitian Kuantitatif

Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Proposal Penelitian Pengembangan  

 
 
Jenis-jenis Penelitian Ilmiah
Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu, antara lain berdasarkan: (1) Tujuan; (2) Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian atau
hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik
yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-
masing pembagiannya.

Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:

1. Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka


pengembangan ilmu pengetahuan;
2. Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk
mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.

Berdasarkan Bidang yang diteliti:

1. Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum,
dsb.
2. Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik,
dsb.

Berdasarkan Tempat Penelitian :

1. Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan;


2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), dilaksanakan dengan menggunakan
literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya;
3. Laboratory Research (Penelitian Laboratorium), dilaksanakan pada tempat tertentu /
lab, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan;

Berdasarkan Teknik yang digunakan :

1. Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan
khusus) terhadap variabel yang diteliti.
2. Experimen Research (Penelitian Percobaan), dilakukan perubahan (ada perlakuan
khusus) terhadap variabel yang diteliti.

Berdasarkan Keilmiahan :

1.      Penelitian Ilmiah

Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran,


menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-
rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:

1. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:


2. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:

1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;


2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat
dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

2.      Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)

 Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan,


Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan),
Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi,
Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro,
Pembangunan), dll.
 Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif.
Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi)
adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan).
Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian
eksperimen.

PENELITIAN SECARA UMUM :

o       Penelitian Survei:

 Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;


 Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb.
 Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain
dalam menangani hal yang serupa;
 Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara
sampel;
 Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
 Penelitian ini dapat berupa :

1. Penelitian Exploratif (Penjajagan). Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti


tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini
misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah
Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan
infrastruktur jalan dan jembatan yang baik.
2. Penelitian Deskriptif. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang
berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang
fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta,
tapi tidak menguji hipotesis.
3. Penelitian Evaluasi. Mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan
sebelumnya. Evaluasi di sini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan
program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian
tujuan).
4. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan). Menggunakan data yang sama, menjelaskan
hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
5. Penelitian Prediksi. Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
6. Penelitian Pengembangan Sosial. Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan
secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-
2003;

o       Grounded Research

Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan


mengadakan  generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori,
mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan.
Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data
merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data
diurai.

TUJUAN PENELITIAN :

Secara umum ada empat tujuan utama :

1. Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu
2. Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah
ada
3. Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam bidang
yang telah ada
4. Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)

PERANAN PENELITIAN

1. Pemecahan Masalah, meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan


fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait;
2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan
kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari
masalah tersebut;
3. Mendapatkan pengetahuan / ilmu baru :

PERSYARATAN PENELITIAN :
1. Mengikuti konsep ilmiah
2. Sistematis/Pola tertentu
3. Terencana

Penelitian dikatakan baik bila :

1. Purposiveness, Tujuan yang jelas;


2. Exactitude, Dilakukan dengan hati-hati, cermat, teliti;
3. Testability, Dapat diuji atau dikaji;
4. Replicability, Dapat diulang oleh peneliti lain;
5. Precision and Confidence, Memiliki ketepatan dan keyakinan jika dihubungkan
dengan populasi atau sampel;
6. Objectivity, Bersifat objektif;
7. Generalization, Berlaku umum;
8. Parismony, Hemat, tidak berlebihan;
9. Consistency, data/ungkapan yang digunakan harus selalu sama bagi kata/ungkapan
yang memiliki arti sama;
10. Coherency, Terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu bagian dengan
bagian lainnya.

PROSEDUR / LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN :

Garis besar :

1. Pembuatan rancangan;
2. Pelaksanaan penelitian;
3. Pembuatan laporan penelitian

Bagan arus kegiatan penelitian

1. Memilih Masalah; memerlukan kepekaan


2. Studi Pendahuluan; studi eksploratoris, mencari informasi;
3. Merumuskan Masalah;  jelas, dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan
dengan apa
4. Merumuskan anggapan dasar; sebagai tempat berpijak, (hipotesis);
5. Memilih pendekatan; metode atau cara penelitian, jenis / tipe penelitian : sangat
menentukan variabel apa, objeknya apa, subjeknya apa, sumber datanya di mana;
6. Menentukan variabel dan Sumber data; Apa yang akan diteliti? Data diperoleh
dari mana?
7. Menentukan dan menyusun instrumen; apa jenis data, dari mana diperoleh?
Observasi, interview, kuesioner?
8. Mengumpulkan data; dari mana, dengan cara apa?
9. Analisis data; memerlukan ketekunan dan pengertian terhadap data. Apa jenis data
akan menentukan teknis analisisnya
10. Menarik kesimpulan; memerlukan kejujuran, apakah hipotesis terbukti?
11. Menyusun laporan; memerlukan penguasaan bahasa yang baik dan benar.

Sumber: (abdulhamid.files.wordpress.com)
Prinsip Metodologi Penelitian Ilmiah

Mengingatkan saya sewaktu pertama kali mendapat tugas untuk mengerjakan proposal
pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Karena banyak hal (misal bolos kuliah), akhirnya
sewaktu bertemu bagian metodologi, saya hanya bisa bingung, “Apa yang harus saya isi pada
bagian ini? Apa bisa ‘mengarang indah’?”

Akhirnya saya sedikit mengerti tentang metodologi: (mudahnya kurang lebih begini)

Jika seorang berbicara tentang cara seorang peneliti melakukan percobaan lapangan, dimana
dalam menentukan plot di lapangan, ia pertama-tama membagi daerah dalam 4 (empat) buah
blok. Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4 (empat). Diteruskan dengan memberikan
perlakuan pada masing-masing blok tersebut, dan seterusnya. Maka yang dibicarakan di sini
adalah Prosedur Penelitian. Jika kita membicarakan bagaimana secara berurut suatu
penelitian dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian
dilakukan, maka yang dibicarakan adalah Metode Penelitian.

Berikut ini saya kutipkan beberapa prinsip metodologi dari Titin Supenti dalam Sukses
Membuat Proposal .

(http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penelitian).

Prinsip Metodologi

Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-


langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah.
Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran
yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah
asumsi-asumsi yang melatarbelakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas
ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan
para ilmuwan maupun peneliti di dalam kegiatan ilmiah mereka.

Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, diantaranya:

A. Rene Descartes

Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi


yaitu:

1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat


(common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. Akal sehat menurut
Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang
terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam
aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau
aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu: (1) Jangan pernah
menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan
yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-
kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke
dalam pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga
tidak perlu diragukan lagi, (2) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak
mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk  mempermudah
penyelesaiannya secara lebih baik.(3) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib,
mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat
sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan
dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan diantara objek yang sebelum itu tidak
mempunyai ketertiban baru. (4) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan
selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda
dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan. (5)Langkah yang digambarkan
Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh
kebenaran yang pasti.
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode
sebagai berikut: (1) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil
berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak. (2) Bertindak tegas
dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling
meragukan. (3) Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan
dunia.
4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita
memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat
membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan
kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu,
namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-
ragu.
5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu
RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas). Tubuh
(Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka
tertata lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat
jasmani. Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia
itu abadi.

B. Alfred Julesayer

Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip
metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu
proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan.
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan
sebagai pernyataan yang mengandung makna.
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-
pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang
MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun

C. Karl Raimund Popper

K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip
verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper
mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:

1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan
kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis
(dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir.
Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi)
secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang
itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa.
Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris
yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan
berubah menjadi hukum.
K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa
sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan
empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA
BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya
sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum
ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada
pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup
ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan
lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat
bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin
diperkokoh (CORROBORATION).

Akhirnya, semoga peristiwa mengarang indah seperti yang saya lamunkan dapat
dihindari dan sekelumit eceran informasi ini bisa mengisi penelitian yang benar indah.

Sumber:
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penelitian.
 

Lihat resource yang lain:

Prinsip Metodologi Penelitian

Definisi Penelitian

Jenis-jenis Penelitian

Kode Etik Penelitian di Internet

How to Do Ethnographic Research: A Simplified Guide

Sampling Methods

Components of a Research Proposal

Rencana Kerja Penulisan Proposal Skripsi

Sample Proposal (English)

Sample Proposal (Arabic)

Proposal Penelitian Kualitatif

Proposal Penelitian Kuantitatif

Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Proposal Penelitian Pengembangan  

 
 

 Pengertian Penelitian
BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Penelitian

enelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan
kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah
terhadap suatu masalah. Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :

1. David H Penny

Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

2. J. Suprapto

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.

3. Sutrisno Hadi

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

4. Mohammad Ali

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.

5. The New Horison Ladder Dictionary

Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang artinya, suatu
penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi yang benar.

Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris “research† (re berarti kembali,
dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.

Menurut kamus Webster’s New Internasional, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati
dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu. Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemuka-kan bahwa
penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut. (Hillway, 1965)

Tuckman mendefinisikan penelitian (research) : “ a systematic attempt to provide answer to


question ” yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan
jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah
tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik
yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya, yaitu empiris dan
analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Kadang-kadang orang menyamakan pengertian penelitian dengan metode ilmiah. Sesuai dengan
tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan,
serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara
sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah
lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif di dalam memecahkan suatu masalah.

Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti
berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah adalah titik
sentral dari keseluruhan penelitian.

B. Cara memperoleh pengetahuan

1. Commonsense: akal sehat.

Pengetahuan didasarkan pada pikiran sehat yang secara umum diterima kebenarannya, tapi tidak
ditunjang oleh informasi empiris.

Contoh : matematika adalah pengasah otak.

1. Otoritas

Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang atau sesuatu tanpa kritik.

Contoh : Dimasa Ptolemaeus berkembang teori geosentri, yang merupakan doktrin dari kaum gereja
yang berkuasa saat itu.

1. Intuitif

Pengetahuan yang didasarkan atas firasat atau pengalaman.

Contoh : Doktrin dari Supranatural

1. Logika

Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.

Contoh : Mayor premise : Semua manusia mati

Minor premise : Socrates adalah manusia

Kesimpulan : Sorates mati.


1. Empiris

Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan diperoleh dari data-data
hasil penelitian.

C. Ciri – ciri penelitian

1. Memiliki masalah, terumus jelas dan terperinci.


2. Memiliki hipotesis, terumus jelas dan terperinci.
3. Terencana, bertujuan dan bermetode.
4. Empiris, berdasarkan observasi fenomena.
5. Berlogika, berdasarkan analisis teoritis.
6. Berakurasi dan valid, menggunakan instrumen yang tepat dan reliabel.
7. Memiliki sumber data, primer dan sekunder.
8. Non-etikal, bersifat objektif.
9. Siklikal, sistematis.
10. Berproduk: abstrak (berupa: prinsip, generalisasi, dan teoritik) atau konkret (berupa: model atau
alat)

D. Karakteristik penelitian :

1. Berfungsi menjawab permasalahan tertentu.

2. Dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu.

3. Melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data (fakta dan opini).

E. Langkah-langkah penelitian :

1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah.


2. Penelaahan kepustakaan.
3. Penyusunan hipotesis.
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable-variabel.
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data.
6. Penyusunan rancangan penelitian.
7. Penentuan sample.
8. Pengumpulan data.
9. Pengolahan dan analisis data.
10. Interpretasi hasil analisis.
11. Penyusun laporan/publikasi penelitian.

Tuesday March 20, 2007 - 02:42pm (ICT)


http://blog.360.yahoo.com/blog-z0yPW..._kM-?cq=1&p=93
Penelitian Ilmiah dan Non Ilmiah

Beberapa pengertian Penelitian :


Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan
kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah
terhadap suatu masalah.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :
1. David H Penny. Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. J. Suprapto. Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali. Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau
usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-
hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
5. The New Horison Ladder Dictionary. Pengertian research ialah a careful study to discover correct
information, yang artinya, suatu penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh
informasi yang benar.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali, dan search
berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.
Tuckman mendefinisikan penelitian (research) : a systematic attempt to provide answer to question
yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah
adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak
maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya, yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu
sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Selain itu penelitian juga dapat didefinisikan sebagai :
a. Suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
b. Suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan
mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan
menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam
mengembangkan metode-metode baru.
c. Penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-fakta
atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
d. Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha
mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
e. Pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
Kadang-kadang orang menyamakan pengertian penelitian dengan metode ilmiah. Sesuai dengan
tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan,
serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara
sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah
lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif di dalam memecahkan suatu masalah.
Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti
berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah adalah titik
sentral dari keseluruhan penelitian.
Dari kelima definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip
(menemukan/ mengembangkan/menguji kebenaran).
2. Dengan cara/kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan).
Dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode
ilmiah.

Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah
dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai
ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat
subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu
penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.

Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji
suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang
mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan,
berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan
dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau
menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan
verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan
menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga
dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial
dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang
dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu
pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu
harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah
dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.

B. Perbedaan Penelitian Berdasarkan Keilmiahan :


1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan
melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua
kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila
data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;

2. Penelitian non ilmiah


a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati
pada bidang garapan sebagai berikut :
1. Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
2. Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
3. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
4. Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5. Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.

b. Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) :


variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik
kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa lalu dan sekarang
(sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/ menggambarkan).
Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.

C. Syarat-syarat/kriteria agar suatu penelitian dikatakan sebagai Penelitian Ilmiah

Sifat atau ciri dari penelitian:


1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan
2. aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:
(1) Keinginan manusia,
(2) permasalahan yang timbul,
(3) ilmu pengetahuan, dan
(4) metode ilmiah.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:


1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus
memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada
lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah
yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian
kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur
penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum
dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau
melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan
satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab
akibat).

4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-
nilai etis.
5. Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar
bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang
peneliti

Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986: 17-18).

Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta
atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena
merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah
(Indriantoro & Supomo,1999: 16).
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) penelitian adalah suatu cara sistematik untuk
maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.

Definisi penelitian di antara ketiga ahli ini tentu didasarkan pada latar belakang pendidikan
yang berbeda juga latar belakang waktu yang berbeda. Kerlinger mendefinisikan penelitian
pada tahun 1986. Kerlinger memuat beberapa istilah yang tidak mudah dikenali orang dalam
definisi penelitiannya. Sehingga orang awam akan kesulitan memahami maksud definisi yang
diuraikannya. Meski definisi di atas sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, tapi
tetap saja memuat istilah yang tidak semua orang dapat memahaminya, seperti kata
“investigasi” atau “proposisi”.

Namun penggunaan istilah ini digunakan untuk keefisienan definisi tersebut. Sehingga satu
kalimat definisi singkat, menjabarkan banyak makna. Karlinger menyebutkan empat
karakteristik penelitian yaitu sistematis, terkontrol, empiris dan kritis. Empat karakterisitik ini
sudah melingkupi prasyarat dari sebuah penelitian. Selanjutnya Karlinger menyebutkan objek
penelitian yaitu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena, sehingga
definisi Karlinger bisa disebut lengkap karena memuat kata kerja utama penelitian yaitu
investigasi atau penyelidikan, karakteristik penelitian, dan objek penelitian.

Selanjutnya definisi dari Indriantoro & Supomo pada tahun 1999, cukup berbeda dengan
definisi yang diuraikan Karlinger. Indriantoro tidak menyematkan karakteristik penelitian
dalam definisinya. Hal unik dari pengertian ini adalah adanya pengertian “refleksi dari
keinginan”, karena sangat benar jika dikatakan sebuah penelitian diawali oleh sebuah
keinginan, juga rasa keingintahuan terhadap sesuatu.  Tidak akan lahir sebuah penelitian jika
tidak ada pemikiran kritis yang menimbulkan keingintahuan untuk mencari tahu lebih dalam
tentang sesuatu.

Indriantoro & Supomo memiliki kesamaan dengan Karlinger dalam menyebutkan objek dari
penelitian ini, yaitu fenomena. Namun bedanyam Karlinger menyebutkan objeknya yaitu
hubungan antarfenomena, sedangkan Indriantoro & Supomo hanya menyebutkan fenomena
dan fakta secara umum.

Definisi yang ketiga dari Fellin dkk. menyebutkan kembali satu karakteristik yang disebutkan
Kerlinger sebelumnya yaitu “sistematik”. Uniknya, mereka menguraikan tujuan dari
penelitian itu sendiri, yaitu “meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan”
tidak seperti kedua definisi sebelumnya yang tidak menyematkan tujuan penelitian pada
definisi miliknya.

Dari analisis ketiga definisi dari para ahli di atas, dapat saya simpulkan bahwa pengertian
penelitian yaitu :

Suatu penyelidikan yang bersifat sistematik, terkontrol, empiris dan kritis, dalam
mengungkap suatu fenomena atau hubungan fenomena tertentu dengan maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
diverifikasi.

Referensi
Kurniasih, Erni. (2010). Hakikat Ilmu dan Penelitian. [online]. Tersedia :
http://ernakurniasih.blogspot.com/2010/02/hakikat-ilmu-dan-penelitian.html. 15 September
2010.

Rusdi,Ibnu. (2008). Pengertian, Tujuan, Implikasi Dan Langkah-Langkah Penelitian .


[online]. Tersedia :http://ibnurusdi.wordpress.com/2008/04/06/pengertian-penelitian/. 15
September 2010.

Memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan ilmiah. Misalnya
seminar atau karya wisata. Sebelum melaksanakan suatu kegiatan, sbeaiknya membuat
proposal terlebih dahulu.
Proposal adalah usulan untuk melakukan suatu kegiatan.
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan
untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau
perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih
mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail
mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan
tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada
pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.

Proposal merupakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Proposal dibuat
dengan tujuan untuk mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan yang akan
dilaksanakan. Sebuah proposal harus menyajikan hal-hal berikut :
1. Latar belakang
2. Masalah
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Pelaksanaan
6. Jadwal Pelaksanaan
7. Anggaran Pelaksanaan
8. Penutup
Diterbitkan di: Agustus 28, 2010   Diperbarui: Oktober 05, 2010

pengertian proposal

pengertian proposal
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan
untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau
perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih
mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail
mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat proposal:

A. JUDUL PENELITIAN
Setelah kita membahas bagaimana cara menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah
membuat Judul Penelitian. Dalam membuat judul penelitian, beberapa hal yang harus
diketahui adalah judul itu harus:

1. Komunikatif, mudah dipahami maksudnya oleh pembaca


2. Memuat variabel penelitian
3. Menjawab apa yang ingin ditingkatkan
4. Dengan cara apa/upaya apa untuk meningkatkannya.
5. Sasaran dan Lokasi tercermin dalam judul;
6. Banyak kata sekitar 15-20 kata

Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran
tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau
sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Alasan pemilihan judul juga harus:

* Menarik minat
* Layak diteliti
* Bermanfaat bagi masyarakat, dll.

Contoh judul penelitian Tindakan kelas antara lain :

1. Inovasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekitar (IPAS) Pokok Bahasan Kimia
Lingkungan Melalui Pembuatan Film tentang Pencemaran Lingkungan Sekitar Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak 1 SMK Negeri 8
Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 (Oleh : Ardan Sirodjuddin, S.Pd.)
2. Pembelajaran Berbasis Project Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Wonosari Tahun Pelajaran
2007/2008 (Oleh : Dra. Sri Wahyuni Dwiyanti M.Pd).
3. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa
Kelas III IPS SMA Negeri 1 Randublatung Pada Semester I Tahun Pelajaran 2004/2005.
(Oleh : Juremi)
4. Penggunaan “Dakon Elektron” Dalam meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA
Kelas I Kecantikan Kulit Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2004/2005 SMK Negeri 1
Tegal (Oleh : Ibnu Hajar Dewantoro).

B. BIDANG ILMU

Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti dan kajian masalah yang diteliti. Bidang
penelitian yang diteliti sebaiknya relevan dengan disiplin ilmu guru, misalnya guru
matematika tidak membahas pembelajaran yang ada di pelajaran Biologi. Begitupun
sebaliknya. Terkecuali penelitian yang ditekuninya masih ada hubungannya dengan disiplin
ilmu yang dimiliki. Contohnya pembuatan media pembelajaran.

C. PENDAHULUAN

Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Dalam


pendahuluan harus dikemukakan:

1. Latar belakang masalah secara jelas dan sistematis, yang meliputi:

a. Uraian tentang kedudukan mata pelajaran dalam kurikulum (semester, mata pelajaran yang
ditunjang dan mata pelajaran penunjang);

b. Gambaran umum isi mata pelajaran tsb termasuk pembagian waktunya (lampirkan Analisis
Instruksional, RPP, Silabus dari mata pelajaran yang bersangkutan);

c. Metode pembelajaran yang digunakan saat ini.

2. Masalah yang dihadapi guru ditinjau dari hasil belajar yang dicapai siswa selama

proses pembelajaran.

Kriteria masalah yang dapat dibuat PTK adalah :

* Masalah di sekolah/di kelas


* Layak diteliti dan terjangkau PTK
* Perlu ada: identifikasi masalah; analisis masalah.
* Rumusan masalah: singkat; jelas; operasional.
* Bukan permasalahan individual siswa, tetapi masalah kelas;

D. PERUMUSAN MASALAH

Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam
perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan
alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi.

Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata
terjadi di kelas, penting dan mendesak untuk dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi)
masalah penelitiannya, selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan akar penyebab dari
masalah tersebut.

Pada perumusan masalah perlu diperhatikan :

Substansi:

Perlu mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih untuk meningkatkan
dan/atau memperbaiki pembelajaran

Orisinalitas (tindakan):

Perlu mempertimbangkan belum pernah tidaknya tindakan dilakukan guru sebelumnya

Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya, tidak bermakna ganda, lugas menyatakan secara
eksplisit dan spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan tindakan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut

Teknis:

Mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, seperti kemampuan


metodologi penelitian, penguasan materi ajar, teori, strategi dan metodologi pembelajaran,
kemampuan menyediakan fasilitas (dana, waktu, dan tenaga).

Contoh perumusan masalah :

* Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan prestasi belajar geografi khusus
kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan pada siswa kelas XII IPS SMA
Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?
* Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan kelas XII IPS
SMA Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?
* Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas proses belajar
matematika siswa SMPN 5 Jepara?
* Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
SMPN 5 Jepara?

E. CARA PEMECAHAN MASALAH

Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti,
sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas (yang meliputi: perencanaan-tindakan-
observasi/ evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Cara pemecahan masalah
telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang
dengan data yang lengkap dan baik.

F. TINJAUAN PUSTAKA

Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari
penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang
tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini
digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat
keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.

G. TUJUAN PENELITIAN

Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada
permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga
tampak keberhasilannya.

H. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN

Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran,


sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lainnya.
Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.

I. METODE PENELITIAN

Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu
dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan-
observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklis. Tunjukkan siklus-siklus
kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus
sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.

J. JADWAL PENELITIAN

Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Contohnya, jadwal kegiatan
penelitian disusun selama 10 bulan.

K. PERSONALIA PENELITIAN

Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang
digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti,
golongan, pangkat, jabatan, dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada Lembar
Pengesahan.

Lampiran-lampiran

1. Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten menurut model APA, MLA atau
Turabian.
2. Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti (Bila penelitian berkolaborasi)
3. Cantumkan pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini

Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu:


1. Proposal Penelitian Pengembangan
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
3. Proposal Penelitian Kualitatif
4. Proposal Penelitian Kuantitatif

1. Proposal Penelitian Pengembangan


Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan
masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada
pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk
memecahkan masalah.

Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut
format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan
penelitian tersebut berbeda.

Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan,
sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk
memecahkan suatu permasalahan.

2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka


Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu
pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah
pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari
berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan
baru.

Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali
pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan
yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar
pemecahan masalah.

3. Proposal Penelitian Kualitatif


Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan
penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta
menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

4. Proposal Penelitian Kuantitatif


Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan
ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan
beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi)
dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Diposkan oleh yunita di 00.57
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang
bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca
(individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai
tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat
memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga
akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian yang akan
dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa. Rancangan ini harus
diseminarkan untuk penyempurnaan sehingga akan sangat membantu mahasiswa
dalam melaksanakan penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran
mengumpulkan bahan skripsinya. 

Dalam pengertian lain, Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang
dibuat dalam bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal
yang dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah
“Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang
peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi).
Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan
penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan
penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan
berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.

Secara mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah
satu dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya dalam buku ini. Penulisan proposal adalah suatu langkah
penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap¬tahap
sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu melakukan langkah¬langkah
sebagaimana yang diuraikan dalam buku ini, maka kemungkinan besar penulisan
proposal akan menemui kesulitan.

Sistematika Penulisan Proposal


1.Pendahukuan
2.Dasar Pemikiran
3.Tujuan Kegiatan
4.Tema Kegiatan
5.Jenis Kegiatan
6.Target Kegiatan
7.Sasaran / Peserta Kegiatan
8.Waktu dan Tempat Pelaksanaan
9.Anggaran Dana
10.Susunan Panitia
11.Jadwal Kegiatan
12.Penutup 

You might also like