You are on page 1of 10

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA KINCIR AIR

Listrik adalah kebutuhan pokok dan memainkan peranan yang penting dalam
kehidupan sehari hari manusia.

Saat ini banyak penduduk Indonesia tinggal di daerah yang tidak terjangkau jaringan
listrik karena lokasi yang sulit ditempuh.

Sahabat Alam bertekad mengajak teman-teman Sahabat Alam untuk membantu


saudara-saudara kita yang jauh dan tidak terjangkau dengan listrik untuk mendapatkan
listrik.

Dalam konteks krisis lingkungan bumi saat ini dimana pemanasan global yang
menimbulkan berbagai perubahan iklim membuat kami berpikir untuk membuat
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan potensi alam setempat yang mampu
berfungsi terus-menerus sepanjang tahun.

Potensi listrik yang kami terapkan adalah berdasarkan hasil penyisiran lokasi, potensi
sumber alam yang digabung dengan ilmu yang kita dapat dari sekolah: science,
matematika dan fisika yang akan memberikan sumber energi yang terbarukan dan
ramah terhadap lingkungan dengan sebutan tenaga kincir air.

Potensi tenaga air besar yang berasal dari air terjun bisa dimanfaatkan sebagai sumber
energi alternatif lain sebagai pembangkit tenaga listrik yang disebut Pembangkit
Listrik Tenaga Kincir Air.

Daya listrik yang didapatkan berasal dari ketinggian air terjun dikombinasikan dengan
volume per second flow.dan gravitasi:

Daya Listrik = Ketinggian x Flow x Gravitasi

Pembangkit listrik tenaga kincir air juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan
bahan bakar fosil yang karena tidak menambah jumlah gas karbondioksida ke
atmosfer yang akan memperburuk efek rumah kaca penyebab naiknya suhu muka
bumi secara global.

Bagi masyarakat Indonesia yang mempunyai listrik akan membuat hidup mereka
lebih baik dan desa mereka bisa berkembang. Aktifitas pembangunan bisa
terkonsentrasi dengan berbagai fasilitas listrik yang mendukungnya. Mutu kehidupan
dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan juga lebih baik yang mana energi
memiliki peranan yang sangat besar.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan
tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan;
ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis. Tanpa
adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan
baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka
dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan
tidak optimal.
Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pertanian,
industri, rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun
demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air masih
mengandalkan dari sumber air permukaan. Oleh karena itu sumber
air permukaan perlu dikelola dengan baik sehingga mampu
memberikan manfaat bagi pengembangan sektor pertanian.
Dengan adanya pedoman teknis ini diharapkan sumber air
permukaan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan air permukaan adalah
a. Memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air
irigasi ; air minum & sanitasi untuk budidaya ternak.
b. Meningkatkan ketersediaan air irigasi sehingga dapat
menjamin pasokan air dalam berusaha tani secara umum
(tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan);
c. Meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman dan
produktivitas usaha tani ;
d. Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan dan
kesejahteraan petani.
2. Sasaran
a. Terbangunnya pengembangan air permukaan sebagai
irigasi untuk mengairi lahan pertanian; sebagai sumber air
minum dan sanitasi ternak
b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi untuk usaha tani
c. Meningkatnya luas areal tanam, IP dan produktivitas usaha
tani ;
d. Meningkatnya produksi pertanian, pendapatan dan
kesejahteraan petani.
C. Pengertian
1. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada
permukaan tanah (sungai, danau, mata air, terjunan air).
2. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuatan
bangunan air untuk menunjang usaha pertanian, termasuk

didalamnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan


peternakan.
3. Sumber air adalah tempat/wadah air alami dan atau buatan
yang terdapat pada, diatas ataupun di bawah permukaan
tanah.
4. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasarkan garis
lintang, garis bujur dan ketinggian diatas permukaan laut.
5. Kincir Air adalah alat yang terbuat dari besi berbentuk roda
dengan berputar dapat mengambil dan memindahkan air dari
aliran air sungai.
6. Kincir angin adalah alat untuk menaikkan air dengan
menggunakan pompa yang digerakkan dengan tenaga angin.
II. PEMILIHAN LOKASI PETANI/KELOMPOK PETANI
Dalam pengembangan air permukaan, ada dua factor penting yang perlu
diperhatikan agar kegiatan ini dapat berhasil dengan baik. Faktor
tersebut adalah : (a) pemilihan lokasi dan (b) pemilihan petani.
A. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Mempunyai sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan irigasi air permukaan
- Sering mengalami kendala/kekurangan air irigasi terutama
pada musim kemarau (untuk usahatani tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan)
- Merupakan kawasan pengembangan peternakan yang
memerlukan air sebagai air minum dan sanitasi ternak serta
pengairan irigasi untuk hijauan makanan ternak.
- Lokasi kegiatan agar dideliniasi dengan menggunakan Global
Positioning System (GPS), hal ini bertujuan untuk menentukan
lokasi kegiatan secara akurat.
B. Pemilihan Petani/Kelompok Tani
Pemilihan petani/kelompok tani memperhatikan persyaratan
sebagai berikut :
1. Petani di lokasi memerlukan air irigasi dan mampu/bersedia
memanfaatkan serta merawat infrastruktur irigasi air
permukaan dengan baik.
2. Telah terbentuk Kelompok Tani/P3A atau segera akan
membentuk Kelompok Tani/P3A.
3. Mampu dan bersedia menyediakan dana perasional &
pemeliharaan secara berkelompok.
4. Petani/kelompok tani terpilih belum pernah mendapat bantuan
sejenis.
5. Calon petani/kelompok tani mempunyai semangat partisipatif
untuk melakukan ”sharing” dalam bentuk tenaga kerja dan
pembiayaan penyempurnaan pekerjaan pembuatan air
permukaan.
6. tidak ada tuntutan ganti rugi pembebasan lahan yang
dibuktikan dengan surat pernyataan petani/kelompok tani.
III. BENTUK-BENTUK SUMBER AIR PERMUKAAN DAN JENIS
KEGIATAN
A. Sumber Air Permukaan
Beberapa contoh sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber air irigasi, adalah :
1. Air Bekas Galian Tambang/Air Kolong
Bekas aktivitas galian tambang biasanya meninggalkan lubanglubang
besar yang setelah selesainya penggalian ditinggal
begitu saja. Bekas galian ini pada musim hujan akan penuh
terisi air yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
air irigasi. Di Propinsi Bangka Belitung bekas galian tambang
timah dapat mencapai ukuran 80 x 40 x 5 meter. Sehingga air
yang tertampung di dalam galian ini sebesar 16.000 m3,
jumlah yang cukup untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber
air irigasi. Salah satu contoh air kolong yang terdapat di
Propinsi Bangka Belitung seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Sumber air permukaan bekas air kolong penambangan timah di Bangka
Belitung yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi.

2. Terjunan Air
Terjunan air (gambar 2) merupakan air permukaan yang
sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai air irigasi.
Terjunan air seperti ini pada umumnya belum termanfaatkan
secara optimal. Dengan sedikit sentuhan teknologi
(pembuatan bak penampung, pembuatan saluran terbuka
(open chanel) atau saluran tertutup/pipa (close chanel), maka
air ini dapat dimanfaatkan untuk mengairi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan maupun untuk memenuhi kebutuhan
air untuk pengembangan peternakan
Gambar 2. Air permukaan yang belum dimanfaatkan dan sangat berpotensial
untuk dikembangkan sebagai sumber air irigasi melalui pembuatan
bak penampung dan pemasangan pipa distribusi

3. Aliran Sungai
Pada daerah daerah tertentu banyak dijumpai aliran sungai
yang belum dimanfaatkan dengan optimal (gambar 3). Melalui
pengembangan air permukaan (misalnya dengan pembuatan
kincir air, pembuatan saluran pembawa ataupun pemasangan
pipa) maka sumber air ini dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan).
Gambar 3. Aliran sungai/anak sungai yang dapat disadap sebagai sumber air irigasi
melalui pembuatan saluran air

B. Jenis-Jenis Kegiatan
Disadari bahwa kondisi lapangan sangat bervariasi, dengan
demikian jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan
pengembangan air permukaan sangat beragam sesuai dengan
kondisi dan potensi yang ada di daerah. Beberapa contoh kegiatan
yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan air permukaan
adalah sebagai berikut :
1. Kincir Air
Pembangunan kincir air (gambar 4) dimaksudkan untuk
menaikkan air sungai dengan memanfaatkan tenaga dari
aliran/arus air. Pada umumnya kincir air terdiri poros, lingkaran.

roda yang dilengkapi dengan tabung dan sudut-sudut yang


dipasang disekeliling roda.

Gambar 4. Penggunaan kincir air untuk irigasi yang telah dipakai masyarakat tani di
Sumatera Barat.
2. Kincir Angin
Pembangunan kincir angin (gambar 5) dimaksudkan
untuk menaikkan air permukaan dengan menggunakan
pompa yang digerakkan dengan tenaga angin. Teknologi
ini sangat cocok dipergunakan pada daerah-daerah
“remote” dimana sumberdaya lainnya (listrik, BBM)
belum tersedia. Teknologi ini disamping tidak
memerlukan biaya operasional yang besar juga tidak
menghasilkan polusi. Pompa air dengan memanfaatkan

tenaga angin (kincir angin) sudah banyak dilakukan oleh


petani-petani di wilayah pantai utara Pulau Jawa.

Gambar 5 Pengembangan air permukaan dengan menggunakan


pompa yang digerakkan oleh tenaga angina

3. Pembuatan Saluran/Pembawa
Pengembangan air permukaan dapat pula digunakan
mengalirkan air sungai dengan membangun saluran irigasi
baru (gambar 6). Dengan adanya pembuatan saluran
tersebut, diharapkan diperoleh penambahan luas areal tanam,
peningkatan indeks pertanaman maupun peningkatan
produktivitas tanaman.
Gambar 6. Pembangunan jaringan irigasi kuarter merupakan salah satu aspek
pengembangan air permukaan
4. Pembuatan Bak Penampung dan Pemasangan Pipa
Distribusi
Pemanfaatan air permukaan (terjunan air) sebagai sumber air
irigasi dapat dilakukan dengan pembuatan bak penampung
yang dilengkapi dengan pemasangan pipa-pipa untuk
mendistribusikan air. Selanjutnya air tersebut digunakan untuk
mengembangakan usaha budidaya pertanian baik tanaman
pangan, hortikultura maupun peternakan.

5. Pompanisasi
Sistem pompanisasi dalam pengembangan irigasi air
permukaan adalah upaya mengambil air dari sumber air
permukaan (sungai, danau dll), yang diangkat dan
didistribusikan dengan mempergunakan pompa air. Termasuk
dalam kegiatan ini adalah : pengadaan pipa/selang hisap,
pipa/selang buang serta saluran distribusi ke lahan yang akan
diari. Saluran distribusi ini dapat berupa saluran terbuka
ataupun saluran tertutup/pipa paralon (gambar 7)

You might also like