You are on page 1of 12

Makalah

Efek Rumah Kaca

Oleh:

1. Dsk Ayu Sri Cinthya Uttari (02)


2. Ayu Savitri Siskayani (04)
3. I.A Md Dwi Virgoyani (14)
4. Sang Ayu Virgayani (21)
5. Ni Ketut Yulianti (24)

Kelas XII IPA 1

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena

berkat rahmat-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. Dalam makalah ini kami membahas “Efek Rumah Kaca”, suatu permasalahan

yang belakangan ini menjadi topik utama dan sangat berpengaruh pada bumi kita.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas kami pada mata pelajaran

fisika. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi citivitas

akademika. Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna,oleh sebab itu penulis

mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini. Tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Bangli, 12 Februari 2011

Penulis

PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia, kini bumi pun mengikuti
perubahan tersebut dengan berbagai dampak dan akibatnya. Perubahan zaman yang
menuntut berbagai komponen dalam lapisan konsumen untuk terus meningkatkan
konsumsi dari berbagai jenis materi dan bahan-bahan buatan, telah mencapai pada titik
sangat tinggi. Dengan keadaan seperti demikian, membuat manusia sangat tergantung
akan hasil dari industri, yang kemudian menimbulkan keadaan dimana bumi mengalami
perubahan suhu, cuaca dan atmosfer menjadi tidak menentu disemua benua. Perubahan
tingkat penggunaan dan peningkatan industri, menjadi salah satu penyebab
terjadinya pemanasan bumi dan mengakibatkan efek rumah kaca. Keadaan suhu di bumi
sekarang ini semakin hari semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca
yang tidak menentu membuat kehidupan di muka bumi ini terancam. Pembangunan
gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar merupakan salah
satu penyebab makin panasnya suhu bumi – karena tidak seimbangnya kadar karbon
dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh mesin-mesin industri, asap
kendaraan bermotor, dan lain-lain.

PEMBAHASAN
A. Pengenalan Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars,
Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang
belakangan ini diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh
ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10


energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34%
dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas,
23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk
berfotosintesis.

Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak
diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman
dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari
permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di
atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.

Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga terjadi di dalam rumah
kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca.
Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar
inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca
menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut
efek rumah kaca atau ”green house effect”. Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada
rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
B. Pengaruh Rumah Kaca

Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya
meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-
macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi
terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara
normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet. Uap air
atmosfer dan gas metana dari pembusukan – mengabsorpsikan sebagian besar
inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga
dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer.
Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar
yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin. Sinar
dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorpsikan oleh karbon
dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan
meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat
sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan.
Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan
meningkat. Keadaan inilah yang disebut pengaruh rumah kaca.
Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari pencemaran udara berbentuk
gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca. Karbon dioksida mempunyai sifat
menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar inframerah – sehingga temperatur udara
menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila kadar yang lebih ini merata di seluruh
permukaan bumi, temperatur udara rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit
naik, dan ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub dan di puncak-
puncak pegunungan, sehingga permukaan air laut naik.

C. Mekanisme Terjadinya
Segala sumber energi
yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk
radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan
Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang
menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.

Gas-gas ini menyerap dan memantulkan


kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat

Gas-gas tersebut berfungsi


sebagaimana gas dalam rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya.

Selain itu proses terjadinya efek rumah kaca ini juga berkaitan dengan daur
aliran panas matahari. Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah
dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen,
oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut,
dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada
udara di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai
radiasi inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar
radiasi inframerah ini akan tertahan oleh karbon dioksida dan uap air di atmosfer.
Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah
bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida,
dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
Sedangkan proses secara singkatnya yaitu ketika sinar radiasi matahari
menembus kaca sebagai gelombang pendek sehingga panasnya diserapa oleh bumi
dan tanaman yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Untuk selanjutnya, panas
tersebut di radiasikan kembali namun dengan panjang gelombang yang
panjang(panjang geklombang berbanding dengan energi) sehingga sinar radiasi
tersebut tidak dapat menembus kaca. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu yang di luar rumah kaca.

D. Dampak Rumah Kaca


Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan
dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-
gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air
laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
Kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata
1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini
akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan
oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorpsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami: 25% dipantulkan oleh
awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diabsorpsi permukaan
bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Secara ringkas dampak efek rumah kaca adalah sebagai berikut:
1. Iklim mulai tidak stabil.
2. Peningkatan permukaan laut.
3. Suhu Global cenderung meningkat.
4. Gangguan ekologis.
5. Dampak social dan politik.

E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca


Tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang
ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Ada dua pendekatan utama untuk
memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon
dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-
nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).
Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca. Cara yang paling mudah untuk
menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan
menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Penghutanan kembali berperan
dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbon dioksida juga
dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas
tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke
permukaan

PENUTUP

Kesimpulan
1. Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi, sehingga mempengaruhi
iklim secara global.

2. Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap
berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
3. Efek rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang
menyebabkan kerugian pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

Saran
1. Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar
sebaiknya lebih diefisienkan.

2. Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.

3. Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar


karbon dioksida.

4. Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata
surya.

5. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan


pemeliharaan kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain
melaksanakan program Langit Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang
sudah di ambang batas – terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

6. Efek rumah kaca yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan ekologi
yang sulit ditebak, seperti perubahan suhu dan pola hutan yang mengurangi
produktivitas pertanian.

7. Kerugian Indonesia di bidang pertanian karena perubahan iklim yang disebabkan


oleh dampak efek rumah kaca diperkirakan sangat besar. ANGLAS (Asian Least
Gost Greenhouse Gas Abatement Strategy) memaparkan bahwa efek rumah kaca
mengakibatkan antara lain: naiknya permukaan air laut, krisis air bersih,
meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, rusaknya
infrastruktur daerah tepi pantai, dan menurunnya produksi pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek

http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/

http://www.psb-psma.org

http://www.google.com/efekrumahkaca

You might also like