Professional Documents
Culture Documents
013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
BAB 7
KONSTRUKSI BETON
7.1.1 Umum
(1) Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan
agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta / disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet),
yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi baik yangbergradasi kasr maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah
agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar
serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau
bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak
diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan Kontrak khusus.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(4) Toleransi
a. Toleransi dimensi
• Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter + 5 mm
• Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter + 15 mm
• Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol
• Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm
b. Toleransi Posisi (darititik acuan) + 10 mm
c. Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding-dinding + 10 mm
d. Toleransi ketinggian permukaan + 10 mm
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(5) Penyerahan-penyerahan
Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada
keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan
dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak
karena hujan.
7.1.2 Bahan
(1) Semen
a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis
P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASHTO M85 :
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(2) Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang berbahaya seperti oli,garam, asam, alkali,gula atau bahan-bahan organik.
Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari
suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO
T25).
(3) Agregat
a. Persyaratan Umum
i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan
pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel
7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 7.1.3.
iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas
minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan.
(acuan)
iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hamper seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.
v. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan
organic menggunakan pengujian colorimetrik AASHTO T21. Setiap agregat yang
gagal pada tes warna, harus ditolak.
vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 7.1.2. berikut ini,
namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila
kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat
dihasilkan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
50 2 100
37 11/2 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
13 ½ - 25-60 - 90-100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4,75 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menentukan besarnya pengembangan
d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai
e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang
diberikan pada Tabel 7.1.5
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
K 225
(didalam 145 225 120 185 - 75-175
air)
Catatan : Untukpengujian kekuatan tekanyang dilakukan dengan contoh uji silinder,
Persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan
kubus
b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan
Tabel 7.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang
diberikan pada Tabel 7.1.7
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah
standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat
menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan,
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil di
bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah
demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan
spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada
Tabel 7.1.6 dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada BAB 7.1.1 (8).
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan
pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistic, persiapan contoh uji
yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan
sebelum mengambil putusan akhir.
b. Penyesuaian Kekuatan
i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa
perintah tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang
akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan
tersebut pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor.
c. Bahan Campuran Tambahan (additive)
i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi
Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk
meningkastkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta
volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik
dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan dilapangan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,
pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu
sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas 3/4 m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah15 detik untuk setiap penambahan ½ m3campuran
beton.
iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat
yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang
pendek sebelum ditambah air.
iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut
harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(3). Acuan/Cetakan
Acuan/Cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis
dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan
berikut.
i. Acuan/Cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton.
Permukaan sebelah dalam acuan/cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas
atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai
jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk
permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan
tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expose).
iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali
diperintahkanlain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan
lebar paling sedikit 20 mm dipasang disudut.
iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut,klemp atau sarana lain yang
akan digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan
selama pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga
dapat dibongkar tanpa merusak permukaan betoan.
v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya
dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.
Catatan: Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan
mengacu kepada “Petunjuk Perencanaan Jembatan”
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
c. Perawatan Beton
i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat,
panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser beton tersebut.
ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup
dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan
air untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam
keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
iii. Cetakan yang terpasang harus dijaga tetap basah.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
e. Tes kekuatan tekan Satu tes kekuatan tekan (dengan tiga contoh
AASHTO T 22 bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60
m3 beton campuran yang di-cor. Sebagai
tambahan paling sedikit satu tes untuk setiap
bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu
beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti
harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
f. Tes agregat halus untuk gumpalan Tes harus seprti dan jika diperintahkan oleh
lempung dan partikel-partikel Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat
pecahan. halus atau pasir yang digunakan dilapangan.
AASHTO T 112
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(1). Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter
kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaanyang sesuai dengan
ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lainyang
ditanam seperti penulangan, penghentian air (water Stops), lubang-lubang drainase
dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.
(2). Beton yang harus di cord an diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti:
a. Beton structural bertulang kelas K 175; K 225; K 275; K 350; dan K 400 (kelas
yang sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran).
b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan BO.
(3). Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau
pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan/cetakan perancah untuk balok-balok dan slab
(lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan),
pemompaan, penyelesaian,perawatan mengeras,penyediaan lubang lepas dan urusan
kembaliterhadap struktur beton yang barusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton,akan
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.
(4). Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan
cetakan yang digunakan dalam pelaksaknaan jembatan beton yang sesuai dengan item
pembayaran bersangkutan dengan dimasukkan dalam “Spesifikasi Umum Jembatan
Kabupaten”.
(5). Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan
dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan
tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran
terpisah yang disediakan ditempat lain dalam Spesifikasi ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
BETON
ITEM PEMBAYARAN DAN
NOMOR SATUAN PEMBAYARAN
URAIAN
7.1.1 Beton struktur bertulang Meter kubik
7.1.2 Beton tidak bertulang Meter kubik
7.2.1 URAIAN
(1). Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan barang
baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan
spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2). Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaknsanakan betul-betul sesuai dengan
persyratan FBI 1971 (N.1.2).
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Kelonggaran penempatan
i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang daridiameter batang atau
ukuran maksimum agregat kasar ditmbah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm yang
mana lebih besar.
ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan
lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/jarak
vertical minimum 2,5 cm.
c. Selimut beton
i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada tabel 7.2.1 untuk
beberapa macam kondisi yang didapat.
ii. Untuk beton bertulang di bawah permukaan air yang tidak dapat dijangkau atau
beton yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat
karat, penutup minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm.
(3). Penyerahan-penyerahan
a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar
batang untuk penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak
atau seperti petunjuk Direksi Teknink.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu
batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu barang
atau dengan baja yang dilas untukdigunakan dalam pekerjaan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan
harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi teknik. Damana harus dipertahankan
sampai kapada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan
yang paling rendah.
Apabila jari-jari pembengkokkan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar
rencana, ia harus paling sedikit lima kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24)
atau 6,5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan
begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (NI-2).
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan buka-bukaan dan
harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab (lantai)
(1). a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan
total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat
satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.
b. jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan
luas jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan
berat yang disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja.
c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat
normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.
(2). Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan
pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh dimasukkan dalam berat yang
harus dibayar.
(3). Penulangan yang digunakan untuk pembuatan goromg-gorong pipa atau pada suatu
konstruksi lainnya untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran,
tidak boleh diukur untuk pembayaran dalam bab ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
NOMOR ITEM
URAIAN SATUAN PENGUKURAN
PEMBAYARAN
7.2.1 BAJA TULANGAN (U 24) Kilogram
7.2.2 Anyaman baja dengan las (mutu Kilogram
anyaman harus ditentukan)
7.3.1 Umum
(1). Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan
dalam pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya
yang diperlukan dalam spesifikasi ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(1). Bahan-bahan
a. Semen
Semen yang digunakan untuk campuran adonan semen harus sesuai dengan
persyaratan AASHTO M 85 Type I. semen Portland biasa akan dipakai kecuali
dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi
Teknik.
b. Agregat halus dan adonan
i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum
digunakan). Bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi batas-
batas gradasi pada tabel 7.3.1 berikut
ii. Syarat-syarat kuaslitas untuk agregat halus diberikan pada tabel 7.3.2. Direksi akan
menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus
dan lokasi pekerjaan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
c. Kapur hidrasi
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi
persyaratan stsndar konstruksi PBI NI-7 (syarat-syarat untuk kapur bahan
bangunan)
ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi
dengan pasir (1:3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari.
d. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas dari benda
organis atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran.
(2). Campuran
Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi perrsyaratan berikut:
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-cacat dalam
pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di
bawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus
dicampur dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus
atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan
penanganan campuran tersebut dengan satu rasio maksimum air/semen sekitar 0.65
dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung pasangan
batu, akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk
mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10%
volume semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan
desak tidak kurang dari 50 kg/cm2 pada 28 hari.
(1). Pencampuran
a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer beton, atau dengan
tangan diatas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya
merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan
pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan dari
kekentalan yang diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan
tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran)
bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani.
Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran
harus dibuang.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
7.4.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan
yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai
bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi
tembok penahan tanah pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong dan
dinding sayap.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
banding, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak tersebut sebelumnya telah diterima
sepenuhnya oleh direksi.
7.4.2 Bahan-bahan
(1) Batu
a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus
memiliki satu daya tahan (awet).
b. Batu-batu tersebut berbentuk rata, baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama
dan memberikan satu profil permukaan didalam batas-batas ukuran yang ditetapkan
pada bab 7.4.1 (2)
(2) Adonan
Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran satu bagian semen terhadap
dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab 7.3
“adonan semen”.
(4) Beton
Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan baru
harus disediakan yang sesuai dengan Bab 7.1 spesifikasi ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi
dinding penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus
bertangga terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya dasar pondasi harus
horizontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga.
d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter
harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan
Bab 2.7 spesifikasi ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan
dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
f. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga
menjamin satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut,
yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada
ujung-ujung bangunan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
7.5.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan
struktur yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan ataupun
perbaikan struktur baru yang sejenis
b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada, gorong-
gorong, dinding kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan
lama dan halangan lainnya yang mengganggu terhadap pekerjaan-pekerjaan baru atau
dalam kondisi yang dapat dipakai lagi dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk
pembongkaran, penanganan, pengangkutan dari lapangan, dan pengamanan serta
penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dpat digunakan lagi.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
barang yang diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari
pemilik, kecuali secara khusus disebutkan dalam daftar penawaran,dan kontraktor
akan membuang atau menyimpan barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan-
persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.
b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan
lainnya untuk sebuah jembatan, gelegar, dinding kepala atau komponen structural
lainnya, pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan yang tidak perlu terhadap bagian-bagian struktur yang tersisa yang harus
dipertahankan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang
disebabkan oleh kalalaian kontraktor terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya
pengawasan dari kontraktor, harus dibetulkan atas biaya kontraktor.
c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik
lahan tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang
cocok bagi pembuangan barang-barang buangan dan untuk penyimpana sementara
barang-barang yang harus diselamatkan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
BAB 8
LAIN-LAIN
8.1.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari melapisbagian samping dan memberi perkerasan dasar selokan
dan saluran serta pembangunan lintasan air kecil lainnya dengan pasangan batu dengan
siar (pasangan batu kali) yang memenuhi garia-garis, kemiringan dan ukuran yang
ditunjukkan pada Gambar rencana atau menurut petunjuk Direksi.
b. Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan suatu penanganan dan bahan-bahan yang
bermutu tinggi, Direksi dapat memerintahkan bahwa, harus digunakan pekerjaan batu
pasangan sebagai pengganti pasangan batu dengan siar.
Tebal minimum = 10 cm
Batas lebar = 15 cm- 18 cm
Batas panjang = 15 cm- 30 cm
c. Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan sebagai
berikut:
Selokan/saluran masuk = 2 cm
Penampang melintang selokan/saluran = 5 cm
Bak pengumpul, lantai bantaran = 2 cm
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai.
8.1.2 Bahan-Bahan
(1) Batu
a. Bahan batu terdiri dari batu lapangan atau batu tambang, kasar tidak pecah, yang baik,
keras, awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai pasangan
batu dengan siar.
b. Ukuran-ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan
toleransi ukuran dan bentuk yang ditetapkan serta kualitas tumpukan batu harus
diperiksa dan disetujui Direksi sebelum digunakan.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
c. Bilamana pasangan batu harus dipasang dalam parit-parit untuk kontruksi lubang
(kotak) penampungan atau dinding cut off (dinding penghalang aliran air dibawah
tanah),batu-batu terebut harus secara penuh ditanam dalam adonan yang dipasang pada
lapisan berikutnya keatas sampai ketinggian permukaan. Harus diberikan cetakan
(begisting) jika diminta demikian oleh Direksi Teknik untuk membatasi pasangan
tersebut dan permukaan lapisan-lapisan adonan harus discreed (dibingkai) sampai satu
ketinggian puncak permukaan diatas pasangan batu.
d. Permukaan batu harus diselesaikan (dibuat jadi) secepatnya mengikuti pengerasan awal
dengan penyapuan menggunakan sebuah sikat yang kaku.
e. Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka perkerasan
ataupelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan adonan semen sekitar
1 cm tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran adonan satu bagian semen terhadap
dua bgian pasir kasar. Adonan semen harus mengunci dengan baik kedalam pasangan
batu dan dipulir sampai menjadi satu permukaan akhir yang rata.
f. Permukaan-permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selam paling
sedikit 3 hari dan dilindungi dari panas matahari, bila diminta demikian oleh Direksi
Teknik.
g. Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dab tidak lebih awal 10 hari
setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan sebagaimana
ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, yang sesuai dengan persyaratan
yang relevan dari Spesifikasi pada Bab 3.2.
h. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya harus dirapihkan dan diselesaikan sehingga
menjamin saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar dan harus diberi
bentuk sepantasnya sampai kepermukaan, untuk memberikan stabilisasi bangunan dan
drainase yang tidak terhalangi serta mencegah gerusan pada pinggiran/ujung-ujung
bangunan tersebut.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
8.2.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembanguna pasangan batu kosong sebagai pelindung batu
terpasang kering atau disiar sebagaimana ditetapkan dan dipasang beserta atau tanpa
bahan saringan butiran sebagai pendukung.
b. Pasangan batu kosong akan diletakkan diatas talud tebing sungai, timbunan miring,
galian miring dan permukaan tanah sejenis.
(2) Toleransi
Batu untuk pasangan batu kosong harus memenuhi persyaratan terhadap ukuran dan berat:
¾ Ukuran miminum = 25 cm
¾ Berat minimum = 40 km
8.2.2 Bahan-Bahan
(1) Batu
a. Batu untuk pasangan batu kosong terdiri dari batu yang sedapat mungkin mendekati
persegi, dan harus keras, awet, tahan terhadap pelapukan tanpa lapisan-lapisan atau
patahan-patahan dan cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dikehendaki.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Ukuran minimum masing-masing batu harus sebagaimana diuraikan pada Sub Bab 8.2.1
(2). Direksi dapat diminta digunakan batu-batu ukuran lebih besar jika kecepatan sungai
atau kecepatan arus tinggi dan melebihi 3m/detik.
c. Syarat-syarat mutu untuk pasangan batu kosong harus mematuhi Tabel 8.2.1.
b. Bila ditempatkan diatas talud tebing, pasangan batu kosong tersebut harus berdiri di
dalam satu parit kali yang digali dibawah kedalaman penggerusan atau semacam
kedalaman lain yang diminta Direksi.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Wajah permukaan pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dibiarkan nampak dan
diselesaikan dengan penyapuan dengan sapu yang kaku.
c. Pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dijaga tetap basah dan dirawat untuk satu
jangka waktu paling sedikit tiga hari.
8.3.2 Bahan-Bahan
(1) Bronjong
a. Persyaratan Umum
Bronjong akan dibuat dari kawat baja dilapisi seng (galvanasi), yang akan dipasok dalam
gulungan datar, demi pengangkutan dan penanganannya. Bronjong dipasok dalam berbagai
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
panjang dan tinggi yang diperlukan oleh gambar rencana atau menurut perintah Direksi.
Kecuali dinyatakan lain, ukuran keranjang satuan standar adalah:
Lebar - 1 meter
Tinggi - 0,5 meter atau 1 meter
Panjang - 1 meter atau 2 meter sesuai denagn kebutuhan
b. Kawat Bronjong
i. Kawat tersebut harus baja galvanasi memenuhi persyaratan AASHTO M279.
Kekuatan tarik dari kawat harus 4200 kg/cm2 dengan satu elestisitas minimum 10%
untuk memungkinkan perpanjangan anyaman tersebut. Galvanasi harus dengan
pelapisan minimum 0,26 kg/m2
ii. Ukuran minimum kawat yang digunakan dalam pabrikasi keranjang Bronjong harus:
Kawat Pokok - Ø 4 mm
Kawat keliling - Ø 5 mm
Kawat pengikt dan Kawat penyambung - Ø 2,1 mm
c. Pabrikasi
i. Bronjong harus berbentuk keranjang persegi dari ukuran yang diperlukan dan dibuat
dari kawat yang ditetapkan seperti diatas.
ii. Anyaman trsebut harus berbentuk kawat anyaman hexagonal dianyam dalam pada
tiga kali dua dengan bukaan sekitar 80 cm x 60 cm. Sis-sisi dibentuk menjadi sudut
yang disambung secara aman untuk mencegah bercerai berai.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
8.4.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan kereb beton, pracetak atau cetak ditempat., sampai
memenuhi kualitas, bentuk dan ukuran yang diperlukan yang telah ditetapkan, dan
memasangnya pada lokasi jalan, garis dan ketinggian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi.
(2) Toleransi.
a. Kereb beton pracetak.
Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, suatu kereb dengan satu ketidakrataan
permukaan lebih dari 5 mm, atau lubang permukaan dengan diameter lebih dari 15 mm
akan ditolak.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
8.4.2 Bahan-Bahan
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
h. Segera setelah mengendap dan mengeras, permukaan kereb beton tersebut disiram
dengan air dan satu permukaan yang basah dijaga sampai paling sedikit 3 hari
perawatan.
i. Urugan kembali dengan bahan bahu jalan pilihan, akan dipasang di belakang kereb bila
beton tersebut telah cukup terpasang dan mengeras serta tidak kurang dari 10 hari
setelah pengecoran selesai.
Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kereb pracetak dan cetak di tempat,
temasuk semen, agregat beton dan air, harus memenuhi persyaratan mutu dan gradasi yang
relevan sebagaimana ditetapkan pada Bab 7.1 ; 7.2 dan 7.3 Spesifikasi ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Kereb beton akan dipasang memenuhi syarat-syarat toleransi dan kualitas yang diuraikan
dalam Spesifikasi ini dan akan diperiksa selama pross pelaksanaan dan pada penyelesaian.
Kereb yang dalam pendapat Direksi tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini akan ditolak
dan diganti atas biaya Kontraktor.
(1) Kereb beton pracetak dan kereb beton dicetak di tempat akan diukur untuk
pembayaran dalam meter panjang sebagai panjang kereb terselesaikan dan dapat
diterima Direksi, diukur sepanjang permukaan depan pada kemiringan permukaan jadi
(selesai). Pengukuran panjang akan dibuat untuk struktur drainase, seperti lubang
penampungan, parit dan kereb inlet.
(2) Kereb yang disediakan dan dibuat sebgai kereb inlet akan diukur secara terpisah atas
jumlah unit (satuan)
(3) Penggalian dan persiapan untuk pemasangan kereb beton, penyediaan cetakan dan
sambungan muai untuk kereb dicetak di tempat tidak boleh diukur untuk pembayaran
sebagai item pembayaran terpisah, tetapi akan dianggap sudah dimasukkan dalam
harga satuan kontrak bagi masing-masing kereb beton.
(4) Beton dan adonan yang diperlukan untuk lapisan dasar kereb beton pracetak tidak
boleh dibayar sebagai item. Pembayaran yang terpisah, tetapi akan dianggap sudah
dimasukkan dalam harga satuan kontrak bagi kereb beton pracetak.
(5) Bahan filter berbutiran yang dipasang sebagai lapisan dasar atau pendukung kereb
beton cetak di tempat akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, yang
dimasukkan pada Bab 2.7 spesifikasi ini.
Volume yang ditentukan sebagaimana yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga kontraj
per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, dan diperlihatkan
dalam Daftar Penawaran, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua galian dan persiapan,
penyediaan cetakan, untuk penyelesaian dan urugan kembali yang diperlukan, serta untuk
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
semua pekerjaan lain dan biaya-biaya yang diperlukan bagi penyelesaian pekerjaan yang baik
yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.
8.5.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan atau penggantian
rambu lalu lintas, patok-patok penunjuk dan patok-patok kilometer pada lokasi jalan
sebagaimana diperintahkan Direksi.
b. Pekerjaaan pemasangan akan meliputi semua penggalian pondasi, urugan kembali,
pengangkeran, penunjangan dan penguncian ikatan.
Jika tidak dinyatakan lain, contoh bahan-bahan berikut yang diuraikan dalam Spesifikasi ini,
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai
a. Satu liter kaleng dari setiap jenis dan warna cat, bersama-sama dengan data pabrik
pembuat mengenai komposisi, cara pemakaian usia pakai dan umur kalengan.
b. Sebuah patok baja bulat galvanisasi untuk rambu lalu lintas
c. Sebuah plat tanda dengan pengecatan yang sudah selesai
d. Sebuah patok kilometer
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Rambu lalu lintas harus dari ukuran, warna, jenis dan bidang mengkilat yang diuraikan
sebelumnya oleh DLLAJR seperti ditunjukkan pada Gambar Standar.
Tanda-tanda dan patok-patok yang harus disediakan di bawah kontrak ini, harus dipasok dan
dipasang sesuai dengan program pekerjaan yang disediakan oleh Direksi.
Setiap item yang harus dipasok di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor atas beban biaya Kontraktor.
8.5.2 Bahan-Bahan
Plat rambu lalu lintas harus dipabrikasi dengan lembaran datar aluminium campuran keras
No.5052-H3K mematuhi standar spesifikasi ASTM B209, dan memiliki satu ketebalan
minimum 2 mm. Lembaran-lembaran tersebut harus diproses secara baik sebelum digunakan
sebagai plat rambu lalu lintas serta dibuat sesuai dengan standar Gambar Rencana.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Patok rambu akan dibuat dari pipa baja dengan tebal minimum 3,7 mm, galvanisasi celup
panas, memenuhi ASTM_A 120 dengan diameter antara 40 – 60 mm dan dari berbagai
panjang total untuk memenuhi jenis rambu sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar
(E2/3/3). Semua ujung terbuka akan diberi topi (penutup) untuk mencegah masuknya air dan
patok tersebut akan dipasok lengkap dengan pipa fitting dan tutup patok, semua sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar Standar.
Barang-barang ini harus dipabrikasi dengan aluminium atau baja tegangan tinggi.
(6) Cat
Semua pelapisan, cat dan email yang digunakan dalam persiapan rambu, patok-patok dan
fitting, harus dari mutu paling baik, khususnya dibuat untuk tujuan yang dilayaninya, dan dari
jenis dengan merek dagang yang dapat diterima Direksi. Cat untuk bagian-bagian baja harus
dari kandungan oxida seng tinggi berisikan minimum tujuh kilogram oxida seng per seratus
liter cat.
Untuk menjamin kecocokannya, cat dasar, cat bawah dan cat penyelesaian, dimana mungkin
harus dari pabrik yang sama. Semua bahan harus digunakan didalam batas waktu yang
ditetapkan oleh pabrik.
Lapis mengkilap harus dari mutu keteknikan “Scotchlite” atau bahan pemantul warna lainnya
yang disetujui. Wajah dari masing-masing tanda harus memantulkan cahaya yang sesuai
dengan persyaratan DLLAJR dan wajah masing-masing patok penunjuk harus memantulkan
cahaya.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Patok-patok tersebut harus dicetak dengan akuran yang memenuhi Gambar Standar
dari keseluruhan ukuran berikut :
i. Patok KM standar (Gambar E1/1)
● Panjang total 160 cm
● Potongan (persegi) 30 cm
● Rabat atas 30 cm tebal
ii. Patok HM standar (Gambar E1/2)
● Panajng total 80 cm
● Potongan (segitiga) 14 cm
iii. Patok beton standar (Gambar E1/2)
● Panjang total 100 cm
● Potongan (persegi) 20 cm
c. Semua patok harus dilengkapi dengan ujung yang dibentuk serong (tumpul)
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar dan ditandai yang cocok serta dicat.
d. Patok beton tersebut harus diberi tulangan dengan batang-batang baja yang dibentuk,
dibengkok dan dikait sebagaimana ditunjukkan pada Gambar, dengan batang tulangan
memanjang 6 m dan begel (batang keliling) 6 mm. Baja tulangan tersebut harus sesuai
dengan persyaratan Bab 7.2 Spesifikasi ini.
Beton yang diperlukan untuk blok pondasi harus campuran berdasarkan volume dengan
perbandingan 1 : 2, 5 : 5 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 Spesifikasi ini.
a. Lubang-lubang harus digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan untuk
pondasi beton bagi rambu lalu lintas dan untuk dasar patok-patok beton, seperti
ditunjukkan pada Gambar Rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi di
lapangan.
b. Urugan kembali akan dilaksanakan dengan menggunakan bahan yang cocok yang
disetujui Direksi dan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan 15 cm. Bahan
penggalian yang berlebih harus dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
a. Patok baja untuk rambu lalu lintas harus dipasang tegak dalam posisi di dalam cetakan
blok pondasi sebelum pengecoran beton dan harus didukung yang baik dengan
penunjang untuk mencegah gerakan selama pengecoran dan pemadatan beton. Patok-
patok tersebut harus ditempatkan seperti ditunjukkan pada Gambar rencana atau
sebagaimana ditunjukkan di lapangan oleh Direksi.
Blok pondasi beton tersebut harus dicetak menurut ukuran dan bentuk yang
ditunjukkan pada Gambar standar dengan tinggi total 55 cm dan potongan persegi 40 x
40 cm. Blok pondasi tersebut harus ditanam sekitar 35 cm masuk ke tanah.
b. Patok kilometer dan patok penunjuk dari beton akan dipasang seperti ditunjukkan pada
Gambar Standard an ditanam masuk ke dalam tanah pada kedalaman sebagai berikut :
● Patok KM Standar tinggi 160 cm = 60 cm
● Patok HM Standar tinggi 80 cm = 35 cm
● Patok beton Standar tinggi 100 cm = 80 cm
a. Panel-panel rambu harus dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan rincian yang
ditunjukkan pada Gambar Rencana. Setiap pecah-pecah atau bengkok-bengkok panel
rambu tersebut akan merupakan alasan Direksi untuk meminta penggantian panel
tersebut atas beban Kontraktor.
b. Bagian-bagian yang nonjol dari penguncian-penguncian pada permukaan rambu harus
dicat dengan email menyamakan dengan warna latar belakang.
c. Semua rambu lalu lintas yang baru dipasang harus ditutup dengan kantong sampai
pembukaannya diperintahkan oleh Direksi.
Pada umumnya satu lapis cat dasar, satu lapis cat bawah dan satu lapis penyelesaian harus
dilapiskan. Semua cat harus diperiksa mengenai kecocokannya dengan jenis barang yang
harus dicat dan harus memenuhi persyaratan Sub Bab 8.5.2 (6) Spesifikasi ini, beserta satu
warna yang dapat diterima seperti diuraikan pada Gambar Standar.
a. Patok beton harus dicat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Standar (E1/1-2) yang
sesuai dengan daftar lokasi dan rambu yang harus dipasok untuk kontrak khusus.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Patok baja harus dibersihkan seluruhny, bebas dari lemak, karatan dan kerak, serta
dicat menurut warna penyelesaian yang diminta Direksi. Kecuali diperintahkan lain,
cat dasar harus dari cat dasar pencegah karat.
c. Plat rambu lalu lintas harus bersih dan siap pakai, dan cat dilapiskan kepada
permukaaan kering dengan semprotan bertekanan yang membentuk satu film yang rata
dan halus. Pengeringan cat tersebut harus dengan panas lampu. Plat rambu harus
dibuat sesuai dengan satu jadwal yang disiapkan untuk kontrak khusus.
Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin
bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada Spesifikasi ini dipatuhi. Data uji yang
cukup dan sertifikat pabrik harus disediakan oleh Kontraktor untuk pelulusan dan persetujuan
bahan0bahan tersebut.
(1) Volume yang diukur untuk rambu lalu lintas, patok penunjuk dan patok kilometer
adalah jumlah sebenarnya rambu lalu lintas dan patok-patok yang dilengkapi dan
dipasang sesuai dengan daftar dan Gambar Kontrak dan yang dapat diterima oleh
Direksi.
(2) Volume yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar, pada harga satuan
kontrak per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah,
dan diberikan dalam Daftar Penawaran, yang mana harga-harga dan pembayaran
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua barang-barang,
tenaga, peralaatn, alat bantu dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan bab dan Spesifikasi ini.
(3)
NOMOR ITEM URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN PENGUKURAN
8.5.1 Rambu lalu lintas Unit
8.5.2 Rambu penunjuk Unit
8.5.3 Patok kilometer Unit
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
8.6.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan rel pengaman jenis
balok, dibuuat sesuai spesifikasi ini dan tepat benar dengan garis dan kemiringan yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.
b. Pemasangannya meliputi semua penggalian, pondasi, urugan kembali, pengangkeran,
penunjangan dan penguncian ikatan yang diperlukan.
Sebuah contoh tipikal rel pengaman (potongan 20 cm) harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebulum perkerjaan dimulai.
Rel pengaman yang harus disediakan di bawah kontrak tersebut harus dipasok dan dipasang,
sesuai dengan program perkerjaan yang disiapkan oleh Direksi.
Setiap item rel yang harus dipasok dan dipasang di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi
persyaratan Spesifikasi ini atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan harus
diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor.
8.6.2 Bahan-Bahan
(1) Uraian
Elemen rel baja harus digalvanisasi atau balok baja bergelombang dicat, dibuat di pabrik dari
lembaran baja memenuhi persyaratan AASHTO M180 (Gambar 1) rincian disain berikut
• Elemen balok tersebut harus dibentuk dari lembaran baja dengan lebar nominal 483
mm, agar dapat membentuk potongan balok W.
• Ketebalan lembaran baja minimum adalah 2,74 mm, kecuali ditetapkan lain.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
• Balok yang harus digalvanisasi harus dilapisi dengan lapisan seng pada kedua sisi,
dengan total minimum berat lapisan 610 gram/m2
• Balok-balok yang harus dilapisi dengan cat dasar pencegah karatan sebelum
pengecatan.
Bagian ujung atau bagian penahan benturan harus dari ketebalan dan jenis baja yang sama
dengan balok rel pengaman.
Semua sambungan atau penyambungan harus dibentuk dengan kancing bahu baut
berkepalaoval, guna memperkecil tonjolan dari permukaan rel pengaman. Mur dan baut
untuk balok harus memenuhi persyaratan AASHTO A307 dan harus digalvanisasi celup panas
dilapisi seng, kecuali dinyatakan lain.
Pato-patok dari kayu, beton atau baja yang ditetapkan untuk kontrak khusus dan harus
memenuhi persyaratan disain sebagimana ditunjukan pada Gambar Standar.
a. Patok Kayu
patok kayu harus dibuat dari kayu Indonesia kelas I, seperti jati atau semacamnya. Potongan
patok tersebut adalah 15 cm x 25 cm, dengan total panjang 1,5 m, kecuali ditunjukan lain
dalam Gambar rencana. Lapisan dasar pato-patok tersebut harus dilapisi dengan bahan
pengawet creosot yang disetujui dan bagian atas cat.
b. Patok Beton
patok beton harus dicetak dengan beton kelas K175 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1
Spesifikasi ini, dan harus diberi penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar
dengan baja memanjang diameter 10 mm dengan begal (kolongan) diameter 8 mm pada
selang jarak 20 cm pusat ke pusat. Setiap potongan patok beton harus 18 cm persegi dengan
total panjang 1,25 meter.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
c. Patok Baja
Patok-patok baja harus digalvanisasi mematuhi ASTM A120, dan harus dipabrikasi dari baja
mutu BJ34 tebal 6 mm berbentuk potongan U 178 mm x 75 mm, panjang patok 1,85 meter.
(5) Cat
a. semua lapisan, cat dan email yang digunakan dalam penyiapan patok dan pemasangan
harus dari mutu yang paling baik, yang cocok untuk pilihan yang dimaksud, dan dari
jenis dan merek yang dapat diterima Direksi. Cat untuk batang-batang baja harus dari
kandungan exida seng tinggi berisis minimum tujuh kilogram exida seng per seratus
liter cat.
b. Untuk menjamin kecocokannya, cat dasar, lapisan bawah dan lapisan penyelesaian
dimana mungkin harus berasal dari pabrik pembuat yang sama dan sesuai dengan
permukaan yang harus dicat. Semua bahan-bahan cat harus digunakan menurut
menurut batas waktu yang ditetapkan oleh Pabrik perbuat.
Blok ganjal kayu dipasang diantara rel pengaman dan patok, harus memenuhi persyaratan
untuk patok kayu pada item (4) Sub Bab 8.6.2.
a. lubang patok harus digali sampai kedalaman yang diperlukan dan semua patok
dipasang vertical dalam posisi yang ditempatkan di lapanagan dengan jarak
pemasangan sebagaimana diberikan pada Gambar Standar atau ditunjukan di lapangan
oleh Direksi dan sesuai dentgan 8.6.1 berikut.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
b. Patok-patok tersebut harus didirikan dlama beton 1:2,5:5 dimana ditunjukan dalam
gambar atau jika diminta demikian oleh Dirwksi Teknik. Bilamana patok-patok
ditanam dalam pondasi beton, patok-patok tersebut harus tetap tidak diganggu untuk
minimum selama 48 jam sebelum memasang belok rel pengaman dan urugan kembali.
c. Ruangan disekitar masing-masing patok harus diurug kembali sampai permukaan
tanah normal dengan tanah terpilih tidak berisikan batu besar dan dipadatkan dalam
lapisan 10 cm.
d. Bilaman patok baja ditanjapkan ke dalam tanah dasar, tidak boleh ada patok-patok
yang bengkok atau kepalanya berubah bentuk yang akan diterima.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
(3) Pengecatan
Bila rel pengaman dan patok-patok harus dicat, mereka harus dilapisi dengan satu lapisan cat
dasar yang disetujui dan dicat satu lapis cat penyelesaian. Cat hanya akan dilapiskan kepada
permukaan yang kering, bersih, dalam warna yang sesuai yang diminta oleh Direksi.
Pengendalian mutu akan dilaksankan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin
bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada spefikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji
dan disetujui bahan-bahan tersebut.
(1) Volume yang diukur untuk Balok Rel pengaman adalah meter panjang sebenarnya
yang disediakan dan dipasang sesuai dengan Gambar rencana dan dapat diterima
Direksi. Panjangnya akan ditentukan dari pusat ke pusat ujung patok-patok untuk
setiap bagain terselesaikan.
(2) Batang ujung rel pengaman akan dikukur dengan sejumlah yang dipasang ditempat
dan dapat diterima Direksi.
(3) Patok untuk rel pengaman akan diukur dengan jumlah dan jenis yang dipasang di
tempat dan dapat diterima oleh Direksi.
(4) Tidak ada ukuran terpisah akan dibuat untuk penggalian urugan kembali, pengecatan,
dan semua perkerjaan tersebut akan dimasukkan dalam harga satuan untuk rel
pengaman.
(5) Bila penunjang (pondasi) beton harus disediakan, beton tersebut akan diukur dan
dibayar secara terpisah di bawah item pembayaran yang sesuai termasuk dalam Bab
7.1.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995
Spesifikasi Umum Jalan kabupaten
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibyar pada harga satuan per satuan
pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah dan diberikan dalam Daftar
Penawaran yang mana harag-haraga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
perkerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian perkerjaan yang memuaskan sesuai dengan Bab
dari Spesifikasi ini.
G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96