You are on page 1of 42

Blok Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Asam Basa

Dehidrasi

Wrap up

Kelompok: B-15
Ketua : Windy Nugraha Pratama 1102010204
Sekretaris : Yushelly Dinda Pratiwi 1102010305
Anggota :
1. 1102010170 : Mohammad Syarif Hidayatullah
2. 1102010204 : Nawar Najla Mastura
3. 1102010188 : Mustika Zeinia Melinda
4. 1102010221 : Prissilma Tania Jonardi
5. 1102010240 : Riezky Trinawati
6. 1102010258 : Rosa Ismasari Hosni Puteri
7. 1102008243 : Siti Masitoh

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2010/2011
SKENARIO 1 DEHIDRASI
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO.1.1 Menjelaskan pengertian Larutan dan Cairan
LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan
LO.1.3 Menjelaskan Fungsi Larutan dan Cairan
LO.1.4.Menjelaskan Distribusi Cairan
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
LO.2.1 Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh
LO.2.2 Menjelaskan Presentase Kompertemen Tubuh Berdasarkan Umur dan Gender
LO.2.3 Menjelaskan Perbedaan Kompertemen Cairan Tubuh
LO.2.4 Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh
LI.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh (Dehidrasi)
LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi
LO.3.2 Menjelaskan Faktor Penyebab Dehidrasi
LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi
LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi
LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi
LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding
LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak
LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak
LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak
LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak
LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral:Natrium(Na),Kalium(K),dan Klorida
(Cl) ,Kalsium (Ca)
LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium
(K) Klorida (Cl) .
LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium
(Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim.
LO.5.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam
Tubuh
LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral : Natrium
(Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca).
LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh ( Natrium dan Kalium )
LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na)
LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K)
LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO.1.1 Menjelaskan Pengertian Larutan dana Cairan
Definisi Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang
terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut) secara teoritis
berdasarkan definisi larutan makan ada sembilan kemungkinan macam larutan
a. Bila solven : Suatu Cairan
Solute : Gas, zat padat atau cairan lain
b. Bila solven : Suatu Zat padat
Solute : Gas,Cairan atau zat padat lain
c. Bila Solven : Suatu Gas
Solute : Cairan, zat padat atau gas lain
Definisi Cairan
Cairan : Bahan yang langsung mengalire secara alamiah buakn padat atau gas

LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan


Macam-macam Larutan
Berdasarkan Kepekatan :
 Larutan Encer : Larutan yang menganduang relatif sedikit solute(zat yang
Dilarutkan ) dalam larutan
 Larutan pekat : Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan)
Dalam larutan
 Larutan Jenut : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan
Solute dalam larutan
 Larutan Tidak Jenuh: Larutan yang mengandung jumlah solute yang kuranf dari
Larutan jenuh.
Berdasarkan Daya Hantar Listrik:
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan
atas:
a. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,
karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah
menjadi ion-ion (alpha = 1)
 Asam-asam kuat seperti : HCL,HC103, H2S04, HNO3 Dan lain-lain.
 Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
 Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lain-lain.

b. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1
 Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN.H2CO3,H2S dam lain-lain.
 Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.
 Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4 ,PbI2 dan lain-lain

2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak beion)
Tergolong kedalam jenis ini misalnya :
1. Larutan Urea
2. Larutan Sukrosa
3. Larutan Glukosan
4. Larutan Alkohol
Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya :
1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan
ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran
larutan
2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult.
Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif
dari hukum Roult.
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran
yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan Wjud / Fasanya :
Solvent Solute
No Larutan
Fasa Contoh Fasa Contoh
1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat Untuk Las
3 Cair Air Padat Garam Larutan Garam
4 Padat Pd Gas H2 Gas Oven
5 Padat Cd Cair Hg Amalgam Gigi
6 Padat Au Padat Ag Sinsin
7 Gas O2 Gas He Gas Untuk Menyelam
8 Gas Udara Cair Minyak Wangi Spray
9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer

Macam-macam Cairan
a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya
Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total).
Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel.
Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion
b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri:
 Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel
 Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah
 Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya
cairan otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.
Cairan ektrasel berperan sebagai :
-Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan
regulator hormon)
-Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.
LO.1.3 Menjelaskan fungsi larutan dan cairan
Fungsi Larutan:
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute
(zat yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut).
Faktor Faktor yang mempengaruhi kelarutan:
1. Suhu
Makin tinggi suhunya makin besar kelarutannya
2. Sifat solut dan solvent
Berdasarkan polar dan non polarnya seperti hukum “like disolve like”
Suatu solut polar akan larut pada solvent yang polar juga.
3. Tekanan
Gas dalam cair tekanan parsial
Diatur oleh hukum henry

C=kp Gas yang larut secara fisika

Semakin tinggi tekanan, semakin kecil kelarutan


4. Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan.

Fungsi Cairan :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kekurangan cairan,maka darah akan mengental. Hal ini disebankan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
c. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedia cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan
pernafasan.
d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kuliat. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga kelambaban, kelembutan dan elastisitas
akibat pengarus suhu udara dari luar tubuh.
e. Pencernaan
Pencernaan air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim melalau sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan
usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basa dalam
bekerja memasukkan oksigen kedalam sel-sel tubuhn dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan
nafas kekaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang
dihembuskan pada kaca.
g. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungin dan melumasi gerakan sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air
dengan cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
h. Pemulihan Penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh
LO 2.1 Menjelaskan kompartemen cairan tubuh

Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen besar yaitu


1. Kompartemen intrasel
Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh.Volumenya ± 33%berat
badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan
ekstrasel, presentase volume cairan intrasel pada anak lebih kecil dibandingkan orang
dewasa karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel lebih kecil.

Peranan cairan intrasel:


1. Pada proses menghasilkan,menyimpan,dan penggunaan energi
2. Proses perbaikan sel
3. Proses replikasi
4. Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan
osmolalitas cairan ekstrasel

Kandungan Elektrolit Intrasel


Dalam cairan intrasel,kation utama adalah kalium, sedamgkan anion utama
adalah fosfat dan protein
2. Kompartemen ekstrasel
Cairan ekstrasel terdiri atas:
1.cairan interstisium/cairan antar sel yang berada diantara sel sel
2. cairan intravaskular,yang berada dalam pembuluh darah
3. cairan tran-sel,yang berada dalam rongga rongga khusus misalnya cairan
otak, bola mata,sendi.Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit

Tabel 3.Volume air tubuh pada masing masing kompartemen


Kompartemen Jumlah % BB % jumlah
cairan
Volume intraseluler 24.0 L 33 60
Volume ekstraseluler 16.0 L 22 40
Terdiri atas:
Volume interstisium 11,2 L 15,4 28
Volume plasma 3,2 L 4,4 8
Volume trans seluler ** 1,6 L 2,2 4
*sebagai model adalah seorang pria sehat BB=73 kg dan cairan tubuh total sejumlah 40
L(55%)
**cairan serebrospinal,gastrointestinal,traktus urinarius,duct of glands,cairan sereous cavities

Peran cairan ekstrasel:


1. Pengantar semua keperluan sel (nutrien,oksigen,berbagai ion,trace minerals,dan
regulator hormon/molekul)
2. Pengangkut CO2,sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami
detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Kandungan Elektrolit Sel
Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah natrium (Na+). Kation ekstasel
2+ 2+
lainnya adalah kalium (K+),Kalsium (Ca )dan magnesium (Mg ).Anion adalah
klorida,bikarbonat,dan albumin.

LO 2.2 Menjelaskan presentase kompartemen tubuh berdasarkan umur dan gender

Keseimbangan cairan tubuh: Cairan tubuh ±60% dari berat badan


1. Berdasarkan gender:
-Wanita : 50-55% dari berat badan
-Pria :55-60% dari berat badan
2. Berdasarkan usia
-Bayi :75% dari berat badan
-Usia lanjut :45% dari berat badan

Regulasi volume cairan


Orang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh
selalu dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan
sesuai dengan kehilangan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit akan menyebabkan
gangguan pada keseimbangan cairan dan elektolit tubuh. Dalam rangka
mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilangan cairan,antara lain:melalui
proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal(urin),ekskresi pada proses
metabolisme.
a. Intake cairan

No Umur Berat badan Kebutuhan cairan (ml/l)


1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-3000
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700
Mekanisme haus:
Dehidrasi intrasel=sekresi angiostensin 2=penurunan tekanan darah =penurunan
volume darah= pusat haus di otak

b. Output cairan
1. Urine
Dalam kondisi normal,pengeluaran urin sekitar 1400-1500ml/hari atau 30-
50ml/jam. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam
setiap harinya bila beraktivitas kelenjar keringat meningkat produksi urin
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
2. IWL (insesible water loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi.
Pada orang dewasa normal,kehilangan cairan tubuh melalui proses ini berkisar
300-400 ml/hari.Tapi bila respirasi atau suhu tubuh meningkat IWL
meningkat
3. Keringat
Berkeringat terjadi akibat respon oleh tubuh dalam kondisi panas. Respon ini
berasal dari anterior hipotalamus. Sedangkan impulsnya oleh sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit
4. Feses
Pengeluaran berkisar 100-200 ml/hari yang diatur oleh mekanisme reabsorpsi
kolon
LO.2.3. Menjelaskan perbedaan kompartemen cairan tubuh.
Cairan tubuh terdapat pada dua kompartemen besar, yaitu intrasel dan ekstrasel.
a. Kompartemen Intrasel
Cairan intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel
tubuh. Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% tubuh total). Kandunga air
intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses
menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel.
Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi
khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan
osmolalitas cairan ekstrasel.
Kandungan Elektrolit Intrasel
Kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein.
Ion K+, Mg2+ dan PO42+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek
osmotik pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik.
Konsentrasi kalsium intrasel sangat rendah.
b. Kompartemen Ekstrasel
Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Terdiri dari:
 Cairan interstitium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel.
 Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah.
 Cairan trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan
otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan trans-sel relatif
sedikit.
Denggan menggunakan berbagai marker, diperoleh volume cairan ekstrasel
sebesar 42-53% jumlah cairan tubuh total untuk marker klorida dan 30-33%
untuk marker inulin dan sulfat.
Cairan ekstrasel berperan sebagai:
 Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals
dan regulator hormon/molekul).
 Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Kandungan Elektrolit Ekstrasel
Komposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel
(plasma dan cairan interstitium) berbeda, hal ini disebabkan oleh pengaruh
keseimbangan Gibbs-Donnan3, kadarnya lebih tinggi pada cairan interstitium,
kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak yang terikat pada protein
plasma. Perbedaan yang nyata antara cairan intrasel adalah pada kationnya. Kation
utama cairan ekstrasel adalah natrium (Na+) dan dalam cairan intrasel kalium (K +).
Kation ekstrasel lainnya adalah kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium
(Mg2+). Untuk menjaga netralitas listrik, di dalam cairan ekstrasel terdapat anion
klorida, bikarbonat dan albumin.
Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat merupakan elektrolit penting karena
kontribusinya sebagai daya osmotik untuk mempertahankan air dalam cairan
ekstrasel. Natrium dan kalium memperngaruhi tekanan osmotik kristaloid cairan
ekstrasel dan intrasel serta secara langsung berhubungan dengan fungsi sel dalam
proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan kontributor utama dalam
osmolalitas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Jumlah natrium di dalam
cairan ekstrasel merupakan hasil keseimbangan dua faktor, yaitu uptake natrium di
saluran cerna dan ekskresi natrium di ginjal dan tempat lain. Natrium adalah
komponen utama cairan ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natrium-
natrium ATPase.
Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartemen terjadi karena
adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel
dengan cairan interstitial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial
dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan
volume cairan dan elektrolit antar kompartmen.
Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka
akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi
keseimbangan kembali.
LO.2 4.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
adalah:
a. Umur.
Usia sangat berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat
badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim.
Orang yang tinggal di daerah panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktivitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet.
Diet berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan
cadangan protein akan menurun, padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Stress.
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi sakit.
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya:
 Trauma, seperti luka bakar.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulasi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
f. Tindakan medis.
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, seperti suction dan nasogastric tube.
g. Pengobatan.
Pengobatan seperti pemberian diuretik atau laxative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan.
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama
pembedahan berlangsung.
LI.3 Memahami dan Menjelaskan tentang Gangguan Keseimbangan cairan tubuh
(dehidrasi)
LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan berkurangnya volume air tanpa elektrolit
(natrium) berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari ekstrasel.
Hal ini terjadi natrium dari ektrasel tinggi lalu cairan diintrasel masuk ke
ektrasel.Dehidrasi ini menyebabkan berkurangnya 60 % cairan intrasel 40% cairan
ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang
masuk.
LO.3.2 Menjelaskan Faktor yang menyebabkan dehidrasi
1. Aktifitas
Orang yang banyak aktifitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari orang yang tidak beraktifitas
2. Diare
Diare merupaka keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Diseluruh dunia, 4 juta anak-anak mati setiap tahun karena
dehidrasi akibat diare.
3. Usia
Semakin tua usianya, Kerja organ semakin menurun
4. Muntah
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan
cairan yang keluar dengan cara minum
5. Berkeringat. Tubuhn kehilangan banyak cairan saat berkeringat, Kondisi
lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatuh suhu tubuh
dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara
pemasukan cairam kurang maka tubuh dapat jatuh kedalam kondisi dehidrasi.
6. Diabetes.
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalaui kencing sehingga
penderita diabetes akan menegluh sering kebelakang untuk kencing.
7. Luka Bakar.
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairam
berlebihan pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
8. Kesulitan Minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu
sebab rentan untuk jatuh kekondisi dehidrasi.
9. Gantroenteritis.
Ini adalah paling umum dehidrasi.Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan
semakin mudah terjadi
10. Stomatitis.
Nyeri dapat membatasi asupan oral
11. Diabetic Ketoasidosis (DKA).
Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan
disebabkan karena kehilanagn cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan.
Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk.DKA sangat
spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
12. Demam Penyakit.
Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat
mempengaruhi nafsu makan.
13. Pharyngitis.
Ini dapat mengurangi asupan oral.
14. Congenital adrenal hiperplasia
Berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.
15. Cystic Fibrosis.
Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menenmpatkan pasien
pada resiko hiponatremia dan hipernatremia.
16. Heat Stroke.
Hyperpyrexia, kulit kering dan perubahan status mental dapat terjadi.
17. Diabetes Insipidus.
Output urin yang berlebihan yang sangat encerdapat mengakibatkan kerugian
besar air bebas dan hipernatremia.
18. Tirotoksikosis.
Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare terjadi.
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :
1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan
yang keluar. Air seni akan tamapak lebih pekat dan berwarna gelap.
Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk kekondisi
selanjutnya yaitu:
1. Mulut kering
2. Berkurangnya air mata
3. Berkurangnya keringat
4. Kekakuan otot
5. Mual dan Muntah.
6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh kekondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah
dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi makan akan sangat
sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
Mengobati Dehidarsi
 Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggatian cairan. Penggatian
cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan
pemasukan cairan melalui infus, Tapi yang utama disini adalah pemggantian
cairan sedapat mungkin dari minuman.
 Keputusan menggunakan cairan infus sangat tergantung dari kondisi pasien
berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan pananganan dehidrasi dapat
dilihat dari produksi kencing.
 Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang
merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare,muntah dan lain-lain.

Dehidarasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut:


1. Lingkungan.Dehidarasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin
un tuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan .Janga jadwal kegiatan atau
aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas
berlebihan pada siang hari.
2. Olahraga. Orang yang berolahraga pada kondisi cuaca yang panas harus minum
lebih banyak cairan.
3. Umur .Umur muda atau tua sama beresikonya untuk mengalami dehidarasi
Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan
tetangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.
LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi
Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya
1. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolitdarah.
Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L
2. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila
kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga disebut
sebagai dehidrasi hiponatremia
3. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai
dengan rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam
plasma melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai dehidrasi
hipernatremia
Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya:
1. Dehidrasi ringan
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5% bb
2. Dehidrasi sedang
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%-10% bb
3. Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 10% bb
Untuk mempertahankan volume plasma tubuh akan menggunakan cairan intrasel
Dan interstisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu, rehidrasi baru
Dianggap lengkap bila cairan eksrasel, intrasel,dan interstitial kembali normal.
Kehilangan cairan berlebih dapat terjadi melalui:
1. Kulit misalnya banyak berkeringat pada udara panas ,demam,luka bakar,dan
sebagainya
2. Traktus digestivus misalnya muntah muntah,diare,fistel,dan lain lain
3. Traktus urinarius misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus
4. Paru paru misalnya hiperventilasi
5. Pembuluh darah misalnya pendarahan
LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi
Tanda dan Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat
Gejala
Kehilangan berat 3-5 6-9 10 atau lebih
badan (%)
Kondisi umum Haus,sadar,gelisah Haus,sadar,hipotensi Biasanya sadar,ekstermitas
postural dingin,lembab,sianotik,kulit
jari tangan dan kaki
berkerut;kejang otot
Nadi radial Kecepatan dan Cepat dan lemah Cepat,sangat lemah,kadang
tekanan normal tidak teraba
Respirasi Normal Dalam mungkin Dalam dan cepat
cepat
Foatanella normal Cekung Sangat cekung
anterior
Tekanan darah normal Normal atau rendah Rendah mungkin tidak
sistolik hipotensi ortostatik terukur
Elastisitas kulit Cubitan segera Cubitan kembali Cubitan tidak segera
kembali perlahan kembali
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada atau Tidak ada
berkurang
Keluaran Normal Jumalh berkurang Anuria/ oliguria berat
kencing atau pekat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut


1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan mata
cekung sering tidak jelas
2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut
lebih dari 3%
3. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi kondisi
dehidrasi adalah hipotensi ortostatik
4. Berdasarkan studi di divisi Geriatri Departemen Ilmu penyakit dalam FKUI-RSCM:
a.ditemukan aksila lembah/basah
b.suhu tubuh meningkat
c. Diuresis berkurang
d. berat jenis (b) urine lebihdari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan
proteinuria
e. Rasio blood urea nitrogen atau kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa
adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada
usia lanjut adalah 81% kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: menggunakan obat-
obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload
(gagal jantung, kongensif, sirosis, hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal
kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi
Umumnya, tidak mungkin untuk memastikan jumlah defisit cairan secara
langsung. Perkiraan harus didaptkan melalui pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik
yang dapat dilakukan untuk memastikan terjadinya dehidrasi pada pasien yaitu:
 Pemeriksaan denyut jantung.
 Pemeriksaan tekanan darah pasien.
 Pemeriksaan turgor kulit pasien (kelenturan kulit).
 Dapat dilakukan pengecekan pada kuku-kuku pasien.
 Pemeriksaan tekanan vena jugularis (JVP).

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:


 Penggunaan kateter urin untuk memantau pengeluaran urin setiap menitnya.
 Tes fungsi ginjal untuk menentukan jumlah ureum dan kreatinin pada urin
yang diproduksi ginjal.
 Pemantauan yang invasif termasuk penurunan tekanan vena sentral (yang
menggambarkan tekanan atrium kanan) dan tekanan bagi kapiler pulmonal ,
yang menggambarkan tekanan atrium kiri.

LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding


Diagnosis penderita dehidrasi yaitu:
o Pada penderita dehidrasi, denyut jantung meningkat.
o Perubahan tekanan darah pada pasien. Awalnya berupa hipotensi
postural (penurunan tekanan darah postural akibat berkurangnya
volume darah, insufisiensi otonom, dan pengaruh obat-obatan), lalu
terjadi penurunan tekanan darah saat berbaring.
o Terjadinya penurunan turgor kulit (kelenturan kulit). Turgor kulit
dilakukan menilai tingkat kecukupan cairan dalam tubuh. Penilaian
turgor kulit dilakukan dengan cara mencubit kulit pasien, apabila kulit
tidak segera kembali ke posisi semula, maka dapat dikatakan bahwa
pasien menderita dehidrasi. Kondisi dehidrasi yang parah dapat
menyebabkan sianosi perifer, yaitu aliran darah banyak berkurang
sehingga sangat menurunkan saturasi darah vena, dan akan
menyebabkan suatu daerah tubuh pasien menjadi biru.
o Jika kuku pasien berwarna pucat dan tidak cerah maka pasien
kemungkinan mengalami dehidrasi.
o Tekanan vena jugularis (JVP) tidak terlihat, bahkan saat pasien
berbaring secara horizontal.
o Jika timbul confusion pada pasien (koma atau kematian).
o Produksi urin yang di bawah rata-rata.
o Jika gagal ginjal disebabkan oleh dehidrasi , ureum akan menigkat
dengan cepat dan tidak seimbang dibandingkan dengan peningkatan
kreatinin. Pada dehidrasi ringan-sedang, ureum meningkat sampai
dengan lebih kurang 10-20 mmol/L, sedangkan kreatinin tetap normal
dengan kadar > 120 μmol/L. Pada dehidrasi berat, kadar kreatinin juga
meningkat, misalnya sampai 2-300 μmol/L. Ureum pada saat itu lebih
kurang 30-40 mmol/L, sedangkan jika gagal ginjal disebabkan oleh
patologi intrinsik ginjal, bukan dehidrasi, maka kadar ureum
seharusnya 10-15 mmol/L.
o Takikardia timbul pada dehidrasi yang berat (100x /menit).
Hal hal yang harus diperhatikan adalah:
o Keluhan haus tidak dapat diandalkan pada orang lanjut usia, atau jika
kehilangan garam atau cairan dalam jumlah yang sama (mekanisme
haus sebagian bekerja dengan mendeteksi peningkatan tonsisitas
plasma).
o Penurunan turgor jaringan dan lemahnya kulit hanya bermakna pada
orang lanjut usia ketika kehilangan cairan dalam jumlah besar.
o Penurunan aliran balik kapiler mengindikasikan adanya kehilangan
cairan dalam jumlah yang besar.
o Tekanan darah yang rendah seringkali bukan merupakan parameter
status cairan intravaskular yang dapat diandalkan. Jika terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah antara posisi berbaring dan duduk
atau berdiri) merupakan tanda kehilangan cairan intravaskular yang
lebih berguna. Jika terdapat hipotensi postural yang berat-penurunan >
30-40 mmHg- pasien akan mengeluhkan pusing atau presinkop saat
berdiri. Penyebab lain dari hipotensi postural yaitu diabetes dengan
komplikasi neuropati otonom, obat-obatan (misalnya antihipertensi,
obat obatan psikotropik, pengobatan antiparkinson) dan berbagai
kondisi neurologis (seperti sindrom Guillain-Barre dan sindrom
demensia tertentu).
o Pada perdarahan saluran pencernaan bagian atas, kadar ureum biasanya
meningkat di atas dan lebih dari peningkatan apapun yang disebabkan
dehidrasi, karena absorpsi protein dari saluran pencernaan dalam
jumlah yang besar. Pada gagal hati, kadar ureum dapat tetap rendah
bahkan ketika telah terjadi dehidrasi yang signifikan.
LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi
Cairan harus diberikan untuk mengkoreksi jumlah kehilangan yang
terakumulasi, dan juga kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Jenis cairan yang
diberikan tergantung dari cairan dan garam jenis apa yang telah hilang:
 Jika yang telah hilang adalah darah, maka berikanlah darah.
 Jika yang telah hilang adalah garam yang berimbang dengan cairan,
berikanlah salin fisiologis.
 Jika yang telah hilang terutama air, pada tahap awal berika dekstrosa 5%, jenis
gula yang dimetabolisme dengan cepat sehingga meninggalkan sisa berupa air.
 Jika dehidrasi berat, berikan ekspander volume (misalnya Haemaccel)

Terapi diarahkan dengan kadar elektrolit serum (periksa setiap hari), terutama kadar
Na:
 Tinggi > mmol/L – infus dekstrosa 5%
 Rendah akut 120-132 mmol/L-infus salin fisiologis
Hati-hati: banyak pasien dengan hiponatremia tidak mengalami kehilangan cairan dan
akan diperburuk dengan pemberian salin, misalnya pada gagal jantung, penyakit hati, SIADH
(syndrome of inappropiate antidiuretic hormone secretion). Perlu hati-hati dalam
memberikan salin pada pasien dengan kadar natrium yang sangat menurun, yaitu < 115
mmol/L, terutama jika di bawah pengaruh alkohol atau menderita malnutrisi, hal tersebut
dapat memicu mielinosis pons sentral (sindro batang otak yang berat dan ireversibel)
 Natrium fisiologis: 2 liter salin fisiologis diberikan untuk setiap liter dekstrosa
5%.
 Pada terapi penggantian cairan yang berlangsung lama, nutrisi juga harus
diberikan. Jangan memberikan kalium, karena darah sudah mengandung
kalium, kecuali jika kadarnya memang rendah < 3,5 mmol/L.

Terdiri dari 3 jalur pemberian cairan:


1. Jalur oral: defisit ringan dan pasien dalam keadaan sadar serta bisa menelan.
Kehilangan cairan masih dalam batas normal.
2. Jalur nasogastrik: gangguan menelan pada pasien dengan keadaan stabil dan
dalam terapi jangka panjang, misalnya pada pasien stroke.
3. Jalur intravena: terapi jangka pendek < 48 jam, terapi dalam jumlah besar atau
kehilangan yang berfluktuasi. Fungsi saluran pencernaan terganggu.

Kehilangan cairan dapat digantikan dengan cepat, misalnya 500 mL/jam,


kecuali pada penderita penyakit jantung dengan risiko edema paru, kecepatan
diperlambat menjadi 200 mL/ jam. Euvolemia ditandai dengan tidak adanya dehidrasi,
atau gagal jantung, produksi urin normal.
Rumus sederhana untuk mempertahankan euvolemia pada pasien yang tidak
demam adalah:
Asupan cairan/jam= produksi urin/jam + 20 mL/jam + kehilangan lainnya
(misalnya fistula, diare)/jam
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak
Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit
(natrium atau berkurangnya air jenuh melebihi berkurangnya natrium dari cairan
ekstrasel.Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami
dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam
tubuh, tingginya metabolisme dan imunitas ginjal.
LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak
1. Diare
Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan
seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk keluar dari tubuh
tidak keluar. Sejumlah mineral penting, seperti sodium, folasium, dan klorida
juga ikut terbuang.
2. Pneumonia
Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru
biasanya mengalami demam tinggi dan nafas terengah-engah, hal ini akan
membuat cairan, berupa uap air yang keluar dari paru-paru juga meningkat.
Penanganan yang terlambat dan tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
3. Kurang makan dan minum
Kondisi ini jarang terjadi pasalnya kalau lapar atau haus umumnya
bayi akan mengangis minta makan atau minum namun mungkin saja saat anak
sedang sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum selama 3-5 hari maka
dehidrasi bisa terjadi
LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak
Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang, maupun
yang berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak.
Serta merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi. Berikut merupakan
gejala dehidrasi,

1. Dehidrasi ringan
Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak,
sehingga biasanya anak baru merasakan kondisi patologis dehidrasi
pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan dehidrasi ringan tubuh juga
kehilangan cairan mencapai 5 % bb. Serta perkiraan defisit cairan berkisar
antara 30-50 ml/kg sehingga dianjurkan agar anak banyak minum air
sehingga tidak berlanjut pada dehidrasi sedang
2. Dehidrasi sedang
Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga
terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, diantaranya:
- Anak menan
- gis tanpa air mata
- Mulut dan bibir kering
- Jika tubuh kekurangan cairan, hampir seluruh tubuh akan menjadi
kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang
kering.
- Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan
5%-10% berat badan
- Lihat ubun ubun nya bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi
- Jarang buang air kecil(BAK) waspadai jika air seni yang keluar sangat
sedikit dan berwarna gelap.
- Mata anak tampak cekung dan seakan tergenanang dan seakan terbenam
- Tidak bergairah, lemas,dan selalu mengantuk seperti: hanya tergolek di
tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti
- Perkiraan defisit cairan 69-90 ml/kg
- Kulit tampak pucat,kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan
cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami
dehidrasi, setelah dicubit kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
- Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh samapi 38 derajat C bahkan
lebih
3. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan
Selain itu pada tahapan ini keadaan anak juga semakin kritis sehingga
dibutuhkan perawatan intensif serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral
melalui infus. Berikut merupakan gejala dehidrasi berat:
- Kesadaran anak menurun,napas cepat, denyut jantung meningkat, hilang
kesadaran. Hal ini karena cairan yang sanagt dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang maka seluruh sistem kerja organ tubuh
menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna
- Pengeluaran cairan semakin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh,
yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg berat badan dalam sehari. Kondisi
ini membuat berat badan anak turun secara drastis yaitu lebih dari 10%
bb asalnya.
- Tangan dan kaki yang dingin dan lembab.
- Ketidakmampuan untuk minum.
- Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan.
- Jika menangis tidak ada air mata.
- Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut.
- Berkurangnya volume air seni.
LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak
- Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan
distribusi air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat
membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan)
- Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami:
a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L)
b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L)
c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L)
- Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang
hilang atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi:

a. Ringan ( 30 m/kg atau <5%)


b. Sedang (50-100m/kg atau 5-10%)
c. Berat (100m/kg atau >10%)

Menentukan derajat dehidrasi dibtuhkan untuk menentukan


pengobatan mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik
pada anak, urin, dan berat badan
- Dehidrasi di atas dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sbb:
1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang biasanya
berkisar antara 5-15% berat badan.
2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang
hilang melalui pemnguapan pada kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hiolang melalui muntah dan
diare (kira kira 25 ml bb /24 jam), dengan suction, parasentesis asites,
dan sebagainya.
 Jenis Cairan untuk Rehidrasi
o Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula
lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit.
CRO yang tidak mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam,
larutan tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin
mengandung glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh.
Protein poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses
lebih padat.
o Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental
jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.
Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RK pada bayi (< 12 bulan):
 1 jam pertama: 30 ml/kgbb
 5 jam berikutnya: 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
 1 jam pertama: 30 ml/kgbb
 3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral :Natrium (Na), Kalium (K), dan
Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)
LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium
(K) Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)
Sumber dan kebutuhan Mineral
1. Natrium (Na)
 Sumber:garam dapur ,roti,keju,ketan tiram,biskuit,gandum,wortel,lobak,
bayam,kol,telur,kerang.
 Kadar normal:135 mEg/L
 Fungsi :kation utama dalam cairan ekstrasel,mempertahankan tekanan
osmotik,cairan tubuh,preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.
Kelebihan :Hipernatremia
Kekurangan :hiponetremia,penyakit addison ,berat badan menurun.
Eksresi: Keringat (20-50 mEg/L),urine,(5-35 mg),feses (20-50 mg),Kulit (25
mg).
Absropsi : mudah di serap oleh ileum, pada tubulus proksimol (di pengaruhi
oleh Hormon aldosteron , norepenifrin, angiontensin 11),lengkung henle
Henle (Kotranspor NaCl), dan lengkung henle (Kontranspor NaK2Cl)
Distribusi: Natrium dalam tubuh
Cairan /Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh tubuh 160 70
Plasma 330 143
Sel 85 37
Jaringan otot 60-160
Jaringan saraf 312

2. Kalium (k)
Sumber :jeruk,pisang,hati sapi,daging sapi, brokoli,ayam, daging anak kerbau.
Kadar normal: 3,5-5 mEg/L
Fungsi: kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi Keseimbangan
Asam
Basa dan tekanan osmotik,penting umtuk metabolisme ,penting dalam biosintesis
protein ,penting pada fungsi saraf dan otot.
Kelebihan: hiprerkalemia
Kekurangan : hipokalemia
Eksresi:di pengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks
Adrenal.Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu di iltrasi oleh
glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus .
Absorpsi : pada usus halus
Distribusi Kalium dalam tubuh
Cairan/jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh tubuh 200 50
Plasma 20 5
Sel 440 112
Jaringan otot 250-400
Jaringan saraf 530

3 . Klorida ( Cl)
Sumber : garam dapur
Kadar normal:96- 106 mEg/L
Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga Keseimbangan cairan dan
Elektrolit ,mengatur tekanan osmotik ,peranan khusus dalam darah
Karena Fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam
hidroklorida dalam
Getah lambung .
Kelebihan :hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : tergantung oleh natrium , jika tubuh banyak Kehilangan natrium
tubuhpun
Akan kehilangan Klor.Tetapi ,Klor juga dapaat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan Cairan lambung oleh muntah- muntah atau pada
obstruksi pilorus atau pada duodenum

Distribusi Klorida dalam tubuh

Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L


Seluruh darah 250 70
Plasma atau serum 365 103
Sel 190 53
Jaringan otot 440 124
Cairan spinal 40
Jaringan saraf 171

Tabel kebutuhan mineral dalam tubuh

Usia (Tahun) Natrium (mg) Kalium (mg) Klorida (mg)


0-0,5 115-130 350-925 275-200
Bayi
0,5-1 250-750 425-1275 400-1200
Anak-
anak
1-3 325-975 550-1650 500-1500
dan
remaja
4-6 450-1350 775-2325 700-2100
7-10 600-1800 1000-3000 925-2775
11+ 900-2700 1525-4575 1400-4200
dewasa 110-3300 1875-5625 1700-5100

LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium


(Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim.

Natrium (Na):
Berguna menjaga keseimbangan asam basa tubuh, membantu
mempertahankan tekanan osmosa darah, mengantar impuls saraf,mempertahankan
aktivitas sel, meregulasi membran sel, dan sebagai penyerap serta pembawa zat gizi
Kalium (K):
Peranan kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan
osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan protein. Kalium juga
membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan
asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kalium mudah sekali diserap
tubuh; diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil
Klorida (Cl):
Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecah pati
yang dikonsumsi.
Kalsium (Ca):
Peranan kalsium dalam tubuh membantu membentuk tulang dan gigi,
mengatur proses biologis dalam tubuh dll

LO.4.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam


Tubuh
Natrium (Na): 
Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Bila terjadi kekurangan
natrium, maka cairan ekstraseluler berkurang, tekanan osmotik dalam cairan tubuh
tubuh menurun
menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga
tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk darah
akan menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Pada keadaan hilangnya
banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena cairan yang ada dalam
usus banyak mengandung natrium. Keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi) banyak
ditemukan pada masyarakat yang mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar
Kalium (K):
Defisiensi kalium dapat menyebabkan stress fisik dan mental, oedema, serta
hipoglikemi.
Kekurangan kalium biasanya disebabkan sakit hati, cirrhosis, terlalu banyak
muntah-muntah, luka bakar, atau KKP (Kurang Kalori Protein) yang berat. Gejala
kekurangan kalium biasanya pelunakan otot
Klorida (Cl):
Kekurangan klorida dapat menyebabkan gangguan kesimbangan asam basa
pada tubuh
Kalsium (Ca):
Bila konsumsi kalsium menurun dapat terjadi kekurangan kalsium yang
menyebabkan osteomalasia, yang ditandai tulang menjadi lunak. Kekurangan kalsium
memyebabkan juga osteoporosis atau masa tulang menurun.

LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral:


Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca).
1. Natrium
Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), Urine (5-35 mg), feses (20-50 mg) dan kulit
(25 mg).
Absorbsi : natrium mudah di serap oleh ileum, pada tubulus proksimal
(dipengaruhi oleh hormon aldosteron, norepinefrin, dan angiotensin II),
lengkung henle (kotranspor NaCl) dan lengkung henle (kotranspor NaK2Cl).
Distribusi Natrium dalam tubuh :
Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh darah 160 70
Plasma 330 143
Sel 85 37
Jaringan otot 60 – 160
Jaringan saraf 312

2. Kalium
Eksresi :dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, disekresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
Absorbsi terjadi pada usus halus
Distribusi kalium dalam tubuh :
Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh darah 200 50
Plasma 20 6
Sel 440 112
Jaringan otot 250 - 400
Jaringan saraf 530

3. Klorida
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
maka tubuh pun akan kehilangan klorida. Tetapi klorida juga dapat lebih
banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah – muntah
atau pada obstruksi pilorus atau duodenum.
Distribusi klorida dalam tubuh :
Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh darah 250 70
Plasma atau serum 365 103
Sel 190 53
Cairan spinal 440 124
Jaringan otot 40
Jaringan saraf 171

LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh (Natrium


Dan kalium)
LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular.Kadarnya
didalam tubuh diatur oleh ginjal dan di pengaruhi oleh hormon aldosteron.Apabila
kadar natrium dalam tubuh berkurang dapat terjadi suatu gangguan klinis berupa
hiponatremia.
Gejala dari hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang
hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak memiliki gejala klinis) dam
gejala awal biasanya berupa mual dan muntah.

LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K)


Kalium adalah kation intraselular utama, dan memainkan peranan penting
pada metabolisme sel. Terdapat sekitar 2% kalium dalam CES. Bagian terbanyak dari
kalium tubuh terletak dalam sel.
Distribusi kalium diantara CES dan CIS dipengaruhi oleh pH CES, serta oleh
banyak hormon, termasuk insulin, epinefrin, dan aldosteron. Tubuh menambah
kalium melalui makanan (terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-obatan.
Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan kalium. Ginjal melakukan hal ini
dengan mengatur jumlah kalium yang dieksresikan dalam urine. Adanya aldosteron
juga meningkatkan eksresi kalium urine. Kalium serum normal 3,5-5,0 mEq/L.

HIPOKALEMIA
Hipokalemia terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh. Perubahan pada
kadar kalium serum menunjukkan perubahan pada kalium CES, bukan selalu
perubahan pada kadar total tubuh.
Pengkajian
1. Tanda dan gejala: Keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau
kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan
konsentrasi urine (mis: poliuria).
2. Pengkajian fisik: Penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi
lemah dan tak teratur, penurunan refleks, dan penurunan tonus otot.

Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum: <3,5 mEq/L
2. Gas darah arteri: Dapat menunjukkan alkalosis metabolik (peningkatan pH
dan HCO3-)
3. Elektrokardiogram (EKG): Depresi sekmen-ST, gelombang T datar,
adannya gelombang U, disritmia ventrikel.
Hipokalemia menimbulkan efek digitalis. EKG dapat menunjukkan tanda
toksisitas digitalis meskipun serum normal.
Penatalaksanaan Kolaboratif
1. Pengobatan penyebab dasar
2. Penggantian kalium: Baik melalui mulut (PO) (melalui penungkatan
masukan diet atau obat) atau IV. Dosis umum adalah 40-80 mEq/hari dalam
dosis yang dibagi-bagi. Kalium IV diperlukan bila hipokalemia berat atau
pasien tak mampu menggunakan kalium per oral. Kalium IV tidak boleh
diberikan pada kecepatan >10-20 mEq/jam atau konsentrasi >30-40 mEq/L
kecuali hipokalemia berat, karena ini dapat mengakibatkan hiperkalemia yang
mengancam hidup. Bila kalium diberikan melalui jalur perifer, kecepatan
pemberian perlu dikurangi untuk mencegah iritasi pembuluh darah. Pasien
menerima 10-20 mEq/jam harus pada pemantau jantung kontinu. Terjadi
gelombang T datar menunjukkan adanya hiperkalemia dan memerlukan
perhatian dokter segera.
3. Diuretik pengikat kalium: Dapat diberikan pada suplemen kalium oral.
4. Penggantian garam kalium klorida: Dapat digunakan untuk masukan
tambahan kalium (satu sendok teh = 60 mEq kalium klorida).
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko
disritmia ventrikel) sekunder terhadap hipokalemia atau koreksi hipokalemia terlalu
cepat dengan akibat hiperkalemia.
Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan konfigurasi normal dan tak adanya
distrima ventrikel. Frekuensi dan irama nadi normal untuk pasien. Kadar kalium
serum dalam batas normal (3,5-5,0 mEq/L).
1. Berikan suplemen kalium IV sesuai program. Hindari pemberian kalium klorida
IV pada frekuensi lebih cepat daripada yang dianjurkan, ini dapat menimbulkan
hiperkalemia yang mengancam jiwa. Jangan menambahkan kalium klorida pada
wadah larutan IV dalam posisi tergantung karena ini dapat menyebabkan
pelapisan obat. Sebaliknya, balikkan wadah larutan sebelum menambahkan obat
dan mencampurkan dengan baik. Catatan: Kalium klorida IV dapat menyebabkan
iritasi lokal vena dan flebitis kimia. Kaji tempat pemasangan IV terhadap eritema,
panas, atau nyeri. Waspadakan dokter terhadap gejala-gejala. Iritasi dapat
dihilangkan dengan memberikan kantung es, memberikan sedasi ringan, taua
membuat kebas tempat pemasangan IV dengan sejumlah kecil anestesi lokal.
Flebitis dapat memerlukan penggantian tempat IV.
2. Berikan suplemen kalium oral sesuai program. Catatan: Suplemen oral dapat
menyebabkan iritasi GI. Berikan dengan segelas air penuh atau sari buah;
anjurkan pasien untuk menghisap perlahan. Waspadakan dokter pada gejala nyeri
abdomen, distensi, mual, atau muntah. Jangan mengganti suplemen kalium tanpa
program dokter.
3. Anjurkan masukan makanan tinggi kalium. Pengganti garam dapat digunakan
sebagai suplemen kalium yang tidak mahal.

4. Pantau masukan dan keluaran setiap jam. Waspadakan dokter pada keluaran urine
<30 ml/jam. Kecuali berat, terjadi hipokalemia simtomatik, suplemen kalium tidak
diberikan bila pasien mempunyai keluaran urine tak adekuat karena hiperkalemia
dapat terjadi dengan cepat pada pasien dengan oliguria (<15-20 ml/jam).
Waspadakan dokter terhadap peningkatan nitrogen urea darah (BUN) atau kadar
kreatinin.
5. Pantau terhadap adanya nadi tak teratur atau nadi lemah (bedakan antara frekuensi
nadi apikal dan radialis).
6. Indikator fisik abnormal kadar kalium sulit untuk mengidentifikasi pada pasien
yang sakit kritis. Pantau EKG terhadap tanda hipokalemia kontinu (depresi
segmen ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia ventrikel) atau
hiperkalemia (gelombang T tinggi dan kecil; interval PR memanjang; depresi ST;
QRS melebar; kehilangan gelombang P), yang dapat terjadi selama penggantian
kalium.
7. Pantau kadar kalium serum dengan cermat, khususnya pada individu berisiko
terjadi hipokalemia, seperti pasien yang menggunakan diuretik atau menerima
penghisapan
8. Berikan kalium dengan hari-hati pada pasien yang menerima diuretik pengikat
kalium (mis: spironolakton atau triameteren) karena potensial terhadap terjadinya
hiperkalemia.
9. Karena hipokalemia dapat menimbulkan efek digitalis, pantau pasien yang
menerima digitalis terhadap tanda peningkatan efek digitalis: KVP multifokal atau
bigeminal, takikardi atrium paroksismal dengan berbagai blok AV, blok jantung
Wenckenbach (tipe I AV).

Pola nafas tak efektif yang berhubungan dengan kelemahan atau paralisis
otot-otot pernafasan sekunder terhadap hipokalemia berat (kalium <2-2,5 mEq/L)
Hasil yang diharapkan: Pasien mempunyai pola nafas efektif dibuktikan
oleh kedalaman, pola, dan kecepatan normal 12-20 nafas/menit.
1. Bila pasien menunjukkan tanda hipokalemia memburuk, waspadai bahwa
hipokalemia berat dapat menimbulkan kelemahan otot-otot pernafasan,
mengakibatkan pernafasan dangkal dan akhirnya, apnea dan henti nafas. Kaji
karakter frekuensi dan kedalaman pernafasan. Waspadakan dokter dengan
segera bila pernafasan menjadi cepat dan dangkal.
2. Pertahankan resusitator manual di samping tempat tidur pasien bila
hipokalemia berat dicurigai.
3. Reposisikan pasien setiap 2 jam untuk mencegah stasis sekresi penghisapan
jalan nafas sesuai kebutuhan.

HIPERKALEMIA
Hiperkalemia (kadar kalium serum >5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan
masukan kalium, penurunan eksresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium
keluar dari sel-sel.
Pengkajian
1. Tanda dan gejala: Peka rangsangm ansietas, kram abnomen, diare,
kelemahan (khususnya ekstremitas bawah), parestesia.
2. Pengkajian fisik: Nadi tak teratur; standstill jantung terjadi pada kadar >8,5
mEq/L.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum: Akan >5,0 mEq/L. Catatan: Beberapa faktor dapat
menyebabkan kalium serum tinggi palsu karena peningkatan pelepasan kalium
intraselular pada spesimen laboratorium (mis: jumlah trombosit tinggi,
penggunaan torniket lama pada waktu fungsi vena, hemolisis spesimen darah,
atau lambat pemisahan plasma dan sel-sel).
2. GDA: Dapat menunjukkan asidosis metabolik (penurunan pH dan ion
bikarbonat [HCO3-]).
3. EKG diagnostik: Perubahan progresif termasuk gelombang T tinggi dan
kecil; interval PR panjang; depresi ST; QRS melebar; kehilangan gelombang
P. Akhirnya QRS menjadi makin lebar dan terjadi henti jantung.
Penatalaksanaan Kolaboratif
Tujuannya adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar
kalium serum ke normal.
Sub akut
1. Kation yang mengubah resin (mis: Kayzalate): Diberikan baik secara oral,
nasogastrik, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium
di usus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah
konstipasi daro Kayexatale dan karena diare, sehingga meningkatkan
kehilangan kalim di usus.
Catatan: Kayexatale dapat berikatan dengan kation lain di saluran GI dan
memperberat terjadinya hipomagnesia atau hipokalsemia.
2. Penurunan masukan kalium: Diet menghindari makanan yang mengandung
kalium tinggi. Intravena khusus atau formula enteral dapat diatur untuk pasien
dengan gagal ginjal.
Akut
1. IV kalsium glukonat: Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung
terhadap hiperkalemia. Kadar kalium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida
juga dapat digunakan. Catatan: kalsium klorida dan kalsium glukonat tidak
dapat saling ditukar. Meskipun keudanya tersedia dalam ampul 10 ml, kalsium
glukonat mengandung hanya 4,5 mEq/kalsium, sedangkan klorida
mengandung 13,6 mEq kalsium.
2. IV glukosa dan insulin: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.
Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa
hipertonik (ampul D50W atau 250-500 ml D10W) diberikan dengan insulin
reguler.
3. Bikarbonat natrium: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.
Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam).
Catatan: Efek kalsium, glukosa dan insulin, dan natrium bikarbonat adalah
sementara. Biasanya, perlu untuk memberikan pengobatan ini dengan terapi
yang menghilangkan kalium dari tubuh, misalnya, dialisa atau pemberian
kation yang menukar resin.
4. Dialisis: Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk
membuang kelebihan kalium.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko
disritmia ventrikel) sekunder terhadap hipokalemia atau koreksi hipokalemia
terlalu cepat dengan akibat hiperkalemia.
Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan tak ada bukti disritmia ventrikel
yang berhubungan dengan hipokalemia (gelombang U, KVP) atau hiperkalemia
(gelombang T memuncak). Kadar kalium serum dalam rentang normal (3,5-5,0
mEq/L).
1. Pantau masukan dan keluaran. Waspadakan dokter terhadap keluaran urine
<30 ml/jam. Oliguria meningkatkan risiko terhadap terjadinya
hiperkalemia.
2. Pantau terhadap indikator hiperkalemia (mis: peka rangsang, ansietas,
kram abnomen, diare, kelemahan ekstremitas bawah, parestesia, nadi tak
teratur). Juga waspada terhadap indikator hipokalemia (mis: kelelahan,
kelemahan otot, kram kaki, mual, muntah, penurunan bising usus,
parestesia, nadi lemah dan tak teratur) setelah pengobatan. Kaji terhadap
sumber kalium: obat-obatan (mis: kalium penicillin G); darah dari bank
(darah lama, jumlah kalium lebih besar karena pelepasan klaium saat SDM
mati dan rusak); pengganti garam; perdarahan GI; atau kondisi yang
menyebabkan peningkatan katabolisme, seperti infeksi atau trauma.
3. Pantau kadar kalium serum, khususnya pada pasien berisiko terjadi
hiperkalemia, seperti individu dengan gagal ginjal. Beri tahu dokter kadar
di atas atau di bawah normal.
4. Indikator fisik kadar kalium abnormal sulit untuk mengidentifikasi pada
pasien sakit kritis, pantau EKG terhadap tanda hipokalemia (depresi
segmen ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia ventrikel),
yang dapat terjadi sekunder terhadap terapi, atau hiperkalemia lanjut
(gelombang T tinggi dan kecil; interval PR memanjang; depresi ST; QRS
lebar; kehilangan gelombang P). Beri tahu dokter stat bila perubahan EKG
terjadi. Perubahan EKG pada kadar kalium tertentu akan kurang dramatis
pada pasien ginjal kronis yang mengalami hiperkalemia lebih lambat.
5. Berikan kalsium glukosa sesuai program, berikan dengan kewaspadaan
pada pasien yang menerima digitalis karena toksisitas digitalis dapat
terjadi. Catatan: Jangan menambahkan kalsium glukonat pada larutan
yang mengandung natrium bikarbonat karena presipitasi dapat terjadi.
Namun, glukosa IV dan natrium bikarbonat (NaHCO3) dapat dikombinasi
tanpa presipitasi berbahaya. Insulin harus diberikan secara terpisah.
6. Bila pemberian kation penukar resin dengan enema, anjurkan pasien untuk
menahan larutan selama sedikitnya 30-60 menit untuk menjamin efek
terapeutik.

LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam


LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam
Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari
hari
Berikut merupakan etika minum dalam islam:
1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala
Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk
beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar
dapat beribadah kepada Allah
2. Memulai minum dengan membaca basmalah
Diantara sunah Nabi adalah mengucapkan basmalah sebelum minum. Hal ini
berdasarkan hadist yang memerintahkan membaca bismillah sebelum
makan.Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan
bismillah tanpa tambahan ar rahman dan ar rahim
Dari Amr bin abi shalamah,Rasullulah SAW bersabda “ wahai anakku, jiks
engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu
dan makanlah makanan yang ada di dekatmu ( HR Thabrani dalam Mu’jam
kabirz)
3. Minum dengan tangan kanan
Raullulah SAW bersabda” wahai anakku jika salah seorang dari kalian hendak
makan,hendaklah makan dengan tangan kanan.Sesungguhnya setan makan dengan
tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”(HR Muslim)
4. Tidak bernafas dengan dan meniup air minum
Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada
beberapa hadist mengenai hal ini: Dari Abu qatadah, Nabi Saw bersabda “Jika
kalian minum maka janganlah kalian bernafas di wadah air minumnya”(HR
Bukhari Muslim)
Dalam Syarah Syahih Muslim, imam nawawi mengatakan, “Larangan bernafas
dalam wadah air minum termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut
mengotori air minum dan menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan
ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal hal semacam
itu”
Bau ini dapat menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih lebih jika orang
yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah.Ringkasnya hal ini disebabkan
nafas orang yang meniupnya akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu,
Rasullulah SAW melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah
air minum dan meniupnya.
5. Bernafas tiga kali ketika minum
Dari Anas bin Malik ra,beliau mengatakan “ketika rasullulah SAW minum beliau
mengambil nafas di luar wadah sebanyak tiga kali” Dan beliau bersabda “ hal itu
lebih segar, lebih enak, dan lebih nikmat”
Annas mengatakan “Oleh karena itu ketika aku minum,aku bernafas tiga kali”
(HR Bukhari no 45631 dan muslim no 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali
dalam hadist diatas adalah bernafas di luar wadah air minum dan menjauhkan
wadah tersebut karena bernafas dalam wadah air minum adalah hal yang dilarang
seperti hal diatas.
6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret
7. Menutup bejana air pada malam hari
Biasakanlah diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari.Sebagaimana
hadist dari Jabir bin Abdillah,Aku mendengar Rasullulah bersabda,”Tutuplah
bejana bejana dan wadah air.Karena dalam satu tahun ada suatu malam ketika itu
turun suatu wabah dan tidaklah ia melewati bejana bejana yang tidak tertutup
ataupun wadah air yang diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit” (HR
Muslim)
8. Tidak minum berlebihan
Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat
mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah
makan.
9. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu salamah RA, dia berkata Rasullulah SAW bersabda “
orang orang yang makan dan minum dari bejana emas dan perak, sungguh ia telah
menuangkan pada perutnya api dari neraka” (HR Muslim)
10. Minum tiga tegukan yang diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R, dia berkata, Rasullulah SAW bersabda
“Janganlah kalian minum seperti minuman unta,tetapi minumlah dengan dua-dua
(teguk)Atau tiga-tiga (teguk) hendaklah kalian membaca basmalah ketika minum
dan mengakhiri dengan hamdalah setelah minum” (HR tirmidzi)

Daftar pustaka

Davey Patrick.At a glance medicine.Uk:Erlangga


DR.dr.Amir Sjariffudin Madjid,SpAnKIC,dr Badrul Hegar,SpA(K)dkk.Gangguan
Keseimbangan Air-Elektrolit Dan Asam-Basa.Buku ajar.Edisi ke 2. Jakarta:UPK-PKB
FKUI;2008
http://file.upi.edu/Direktori/E%20-%20FPTK/JUR.%20PEND.
%20KESEJAHTERAAN%20KELUARGA/197807162006042%20-%20AI
%20MAHMUDATUSSA%27ADAH/MINERAL.pdf
http://rumahdiabetes.com/2007/07/vitamin-dan-mineral/
Kuliah Biokimia larutan oleh DRA linda weni
M Mima,Pamela L.Swearingen.Keseimbangan Cairan Elektrolit dan asam
basa.Buku ajar.Edisi Ke 2.Jakarta:EGC;1995

You might also like