Professional Documents
Culture Documents
Drama turgi adalah ajaran tentang masalah hukum, dan konvensi/persetujuan drama. Kata drama
berasal dari bahasa Yunani yaitu dramoai yang berarti berbuat, berlaku, beraksi, bertindak dan
sebagainya, dan “drama” berarti : perbuatan, tindakan. Ada orang yang menganggap drama sebagai
lakon yang menyedihkan, mengerikan, sehingga dapat diartikan sebagai sandiwara tragedi.
Komedi Tragedi
Drama dapat berupa komedi dan tragedi. Kekeliruan demikian terjadi karena kekeliruan dengan istilah
drama dalam hidup keluarga. Misalnya : drama percintaan yang maksudnya mengandung peristiwa
menyedihkan, mengerikan.
Arti Drama
* Arti pertama : Drama adalah kualitas komunikasi, situasi,action. (segala apa yang terlintas dalam
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar/penonton.
* Arti kedua : Menurut Moulton, drama adalah : hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented
action). Jika buku roman menggerakan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan manusia
diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri.
Menurut Brander Mathews : Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action.
Menurut Balthazar Verhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan
gerak.
* Arti ketiga : Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
pentas dengan menggunaka percakapan dan action dihadapan penonton.
Pertunjukan drama disebut juga sandiwara. kat sandiwara itu dibuat oleh P.K.G mangkunegara VII
almarhum sebagai kata pengganti Toneel, yang pada hayat P.K.G sudah mulai mendapat perhatian di
kalangan kaum terpelajar, tetapi pada waktu itu dan lingkungan kaum terpelajar itu yang dipergunakan
masih dalam bahasa Belanda. Kata baru “sandiwara” dibentuk dari kata “sandi: dan “Wara”, sandi
(Jawa sekarang) berarti rahasia, dan “Wara” (wara Jawa) adalah pengajaran. Demikialah menurut Ki
Hadjar Dewantara, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.
Demikianlah kupasan singkat dari kata sandiwara sebagai pengganti kata Toneel sebagai pengganti
kata drama. Sebenarnya arti kata sandiwara lebih kena dari pada kata Toneel (bahasa belanda), yang
artinya tak lain dari pada pertunjukan. Demikian pulajuga dibandingkan dengan arti drama dalam
bahasa yunani yang artinya mula-mula tak lain dari pada “perbuatan” dan kemudian semata-mata
perbuatan diatas panggung. tetapi sungguh sayang, arti kata sandiwara yang sedalam itu sekarang
merosot, bahkan kata sandiwara bagi umum banyak menimbulkan rasa “hina” atau ejekan. Apakah
sebabnya demikian?
Oleh karena itu dalam sandiwara memang sering terdapat hal-hal yang kurang baik, kata seorang guru
atau seorang bapak kepada anaknya, “Jangan main sandiwara kamu”. Kata sandiwara merosot
derajatnya karena yang menyelenggarakan dan yang memelihara sandiwara kurang cakap atau kurang
baik budinya. Jika kita ingin mengembalikan arti kata sandiwara seperti yang semestinya, lapangan
sandiwara meminta juga kepada kaum terpelajar, kepada orang yang cakap, kepada yang berjiwa
seniman dan berbudi tinggi.
A1 : Menghayalkan
A2 : Menuliskan
A3 : Memainkan
A4 : Menyaksikan
A1 : Disini untuk pertama kali manusia/pengarang menghayalkan kisah : ada inspirasi-inspirasi, ide-
ide.
A2 : Pengarang menyusun kisah yang sama untuk kedua kalinya pengarang menulis kisah
A3 : Pelaku-pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya (action). disini actor dan aktris
yang bertindak dalam stage tertentu
Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang
berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta
kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan
dengan tema atau konflik yang sudah diusung.
4. Bentuk Lakon :
a. Tragedi : Salah satu bentuk lakon dalam mana tokoh tragis yang oftimistis hancur dalam perjuangan
karena mempunyai cacat tragis.
b. Komedi : Salah satu bentuk lakon dalam mana terdapat banyak hal atau peristiwa tentag tokoh-tokoh
tertentu yang menimbulkan kelucuan, kegelian dan atau kemuakan moral
c. Tragedikomedi : Salah satu bentuk lakon dengan tokoh utama atau tokoh-tokoh yang lainnya,
diperistiwakan, disuasanakan, dikarakterisasikan pengarang secara lucu dan komis, tapi sekaligus
kadang atau seringkali mengerikan, menyeramkan atau menimbulkan rasa iba prihatin atau simpati
d. Melodrama : salah satu bentuk lakon dalam mana tokoh protagonis secara total, baik, antagonis
secara total, jahat, sementara aksi-aksi dramatis dan pengkarakterisasian dibuat untuk menghasilkan
efek yang gagal atau hebat
5. Aliran :
a. Konvensional
b. Non Konvensional
TEHNIK MENGOLAH BAHAN CERITA
METODE ; Fact and Fictionalization
Memadukan kenyataan ( Fact ) dan rekaan ( Fiction ) ; buatlah kemungkinan – kemungkinan hubungan
baru, dari orang – orang yang pernah anda wawancarai atau yang pernah anda ketahui, seperti daftar
dibawah ini;
Pedagang
kecil
Salesmen
/ girl
Buruh pabrik
Loper koran rumah
Pengamen jalanan
Tukang reparasi keliling
Pembantu rumah tangga
Satpam rumah pribadi
Tukang pijat keliling
Pedagang batu akik
Tukang potong rambut DPR
Tukang sayur keliling
Pedagang asongan
Contoh hubungan baru ; Membuat plot atau Alur cerita
Pembatu rumah tangga punya pacar tukang pijat keliling. Tapi, satpam rumah pribadi naksir berat pada
pembantu rumah tangga. Satpam minta bantuan pedagang batu akik untuk membuat batu pelet yang
ampuh. Oleh pembantu rumah tangga batu pelet malah diberikan pada tukang sayur keliling.jadi jatuh
hati pada satpam. Satpam menolak, karena tukang sayur keliling sudah bersuami, yaitu tukang pijat
keliling. Seorang loper koran menyebarkan desas desus. Perselingkuhan tukang pijat keliling dengan
pemabantu rumah tangga diketahui oleh warga lain………
Tema, yang bisa diangkat menjadi fokus cerita : ( pilih salah satu )
PERSAINGAN
PERCINTAAN
PERJUANGAN HIDUP
PERSEKONGKOLAN
KEADILAN, DLL
Cara menerapkan metode Fact and Fictionalization
jalan cerita dan nama – nama tokoh diganti
Karakter dan penampilan tokoh disesuaikan dengan fakta dalam kenyataan
Bahasa disesuaikan dengan latar belakang tokoh masing – masing
Pilih gaya penuturan yang sesuai dengan tema cerita dan potensi pemain
DAFTAR KATA ACAK
Pemuda Miskin Saleh Ayah Haus Karir Ibu Royal Pencemburu
Ibu Baik Hati Janda Kenes Janda Alim
Banci Galak Preman Budiman Dokter Komersil
Kopral Madona Kampung Maling Lihai
Gadis Jujur Nenek Gatal Guru Sederhana
Anak Pemberani Suami Hidung Belang Rentenir Serakah
Polisi Penyabar RT pembual Nenek Roker
Mahasiswa Pecandu Narkoba Pengusaha Nakal
Satpam Erotis Pensiunan Paranormal Gadungan
Haji Rendah Hati Anak Band Cuek Pembantu Kocak
Jendral Darah Tinggi Banci Galak Polisi Cabul
Merangkai kata acak, menjadikan sebuah alur cerita, sebagai llangkah awal untuk mencipta dialog.
MAIN CHARACTER in MuSICAL
Protagonis – Tokoh Utama (1)
Antagonis – Lawan Tokoh Utama (1)
Deutragonis – Pembela Protagonis (1)
Foil – Sekutu Antagonis (1)
Choral – Massa, Crowd, kelompok (1)
Narator – Pengisah Peristiwa (1)
ELEMENS OF MUSICAL SCRIPT
Narator – Opening, Middle, Closing
Dialogue – Core Lines of Main Character
Song – Lirical Song, Choral Song, Finale
Choreo – Intro, Act-Choreo, Bridging, Finale
Music – Illustrasion, Thematic, Effect
SUPORTIVE ELEMENTS
Costumes, Make-up, Hand-props, Becgaraund Scenery, Special Effect
PROTAGONIS – MALING ( JATUH CINTA )
ANTAGONIS – JANDA ( KENES )
DEUTRAGONIS – NENEK ( ROKER )
FOIL JENDRAL ( DARAH TINGGI )
CHORAL – SATPAM ( EROTIS ), BANCI ( GALAK )
SESUAIKAN SCRIPT DENGAN GAYA ;
DRAMA, ROMANCE, COMEDI, FABLE
Unsur pendukung sesuai dengan kebutuhan
Definition ;
Opening Naration ; pembuka kisah diawal pertunjukan
Middle Naration ; Narasi jembatan antara adegan/act
Closing Naration ; penutup kisah diakhir pertunjukan
Core Lines Dialogue; Ucapan inti tokoh-tokoh penting
Lirical Song; Nyanyian solo oleh tokoh penting
Choral Song; Nyanyian koor oleh kelompok choral
Finale Song; Nyanyian penutup oleh seluruh pemain
Intro choreo; koreo kelompok diawal pertunjukan
Act Choreo; choreo tunggal oleh tokoh-tokoh penting, saat menyanyikan lyrical song.
Bridging Choreo; Koreo kelompok penghubung antara adegan
Finale Choreo; koreo kelompok diakhir pertunjukan, saat menyanyikan finale song
Ilustrasion Music; musick penguat suasana untuk adegan penting atau khusu
Thematick
Music; musik tema sesuai gaya pertunjukan. Dipakai diakhir pertunjukan, pada finale
song
Effect music; Efek audio untuk dramatisasi suasana.
Costumes; busana khusus untuk identitas tokoh
Make-up;
efek perupaan untuk karakterisasi tokoh
Hand-props;
peralatan khusu yang dibawa tokoh
Background scenery; gambaran lokasi peristiwa
Spesial Effect; Efek audio-visual untuk peristiwa penting.
Contoh Treatmen
STYLE : COMEDI
TITEL : SAPUTANGAN BUAT MARKISA
THEMA ; PERSAINGAN KELAS SOSIAL
TREAMENT:
Darga, maling lihai, tampan tapi tak terawat. Jatuh cinta pada Markisa, janda kenes. Jalan Darga
terhalang, sebab Markisa sudah dipinang Suroto Broto, pansiunan jendral, pengidap darah tinggi.
Darga tak pandai menyatakan perasaan cinta. Dia minta bantuan pada Nita Thalidut, nenek pengamen
penyanyi rock, untuk membuat lagu rayuan. Sementara itu, markisa sudah diboyong oleh Suroto Broto
ke sebuah villa. Darga dan Nita Thalidut mendatangi villa Suroto, untuk melamar Markisa.
Tapi, saat lagu rayuan didendangkan, yang terbakar asmaraya justru satpam erotis penjaga villa,
bernama Darma. Darga dikerjar Darma, dikepung oleh kelompok satpam, kolega Darma. Tapi Darga
menolak. Terjadi perkelahian. Darga terluka.
Melihat darga terluka, Markisa melunak hatinya, bersimpati pada Darga. Tapi Suroto Broto naik pitam.
Suroto mengancam menembak Darga. Pada saat kritis itu, muncul Isye Rai, banci galak, simpanan
Suroto Broto. Muncul pula rombongan maling, kelompok binaan Darga.
Ise Rai merabrak Suroto Broto, karena dianggap buaya. Suroto kecut dan malu, Hendak kabur, tapi
dikepung oleh rombongan maling. Kelompok satpam melindungi Suroto. Terjadi perkelahian massal
antara rombongan maling dengan kelompok satpam. Rombongan maling menang.
Suroto Broto tak berkutik, pergi digiring Isye Rai. Markisa akhirnya menerima Cinta Darga. Cinta
Markisa dan Darga dirayakan bersama oleh Nita Thalidut, Darma dan kelompok satpam, serta oleh
rombongan maling. Happy ending sesaat.
Suara sirene terdengar. Rombongan polisi datang mengepung untuk menangkap darga dan
komplotannya. Terdengar perintah polisi dari sebuah toa, perintah untuk menyerah. Troubled Ending.
SENI TEATER
Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya sejak manusia
mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga
berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam
semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh
berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara manusia
dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal
dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam mempertahankan
kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan perilaku
binatang buruannya. Setelah selesai melakukan perburuan, mereka
mengadakan ritual atau upacara-upacara sebagai bentuk “rasa syukur”
mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada
juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000
SM dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini
kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk
dipertunjukkan serta dihadiri oleh manusia yang lain.
The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang
berarti seeing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana
aktor mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Sedangkan
istilah teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada
aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang
melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun
demikian, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari
kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan
Drame yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan
Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang
kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti
lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting
tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika. Kata drama juga dianggap
telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani
Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan
sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang
mempergunakan drama ’lebih identik sebagai teks atau naskah atau
lakon atau karya sastra.
Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya,
seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks,
sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya
teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan
berbagai macam keahlian dan keterampilan. Seni teater
menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang
meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa. Seni teater
merupakan suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh penulis lakon,
sutradara, pemain (pemeran), penata artistik, pekerja teknik, dan
diproduksi oleh sekelompok orang produksi. Sebagai seni kolektif, seni
teater dilakukan bersama-sama yang mengharuskan semuanya
sejalan dan seirama serta perlu harmonisasi dari keseluruhan tim.
Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok
manusia dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama.
Dalam proses produksi artistik ini, ada sekelompok orang yang
mengkoordinasikan kegiatan (tim produksi). Kelompok ini yang
menggerakkan dan menyediakan fasilitas, teknik penggarapan, latihanlatihan,
dan alat-alat guna pencapaian ekspresi bersama. Hasil dari
proses ini dapat dinikmati oleh penyelenggara dan penonton. Bagi
xv
penyelenggara, hasil dari proses tersebut merupakan suatu kepuasan
tersendiri, sebagai ekspresi estetis, pengembangan profesi dan
penyaluran kreativitas, sedangkan bagi penonton, diharapkan dapat
diperoleh pengalaman batin atau perasaan atau juga bisa sebagai
media pembelajaran.
Melihat permasalahan di dalam teater yang begitu kompleks,
maka penulis mencoba membuat sebuah paparan pengetahuan teater
dari berbagai unsur. Paparan ini dimulai dari Bab I Pengetahuan
Teater yang berisi tentang definisi teater baik secara keseluruhan
maupun secara detail, sejarah singkat perkembangan teater baik
sejarah singkat teater Eropa maupun sejarah singkat teater Indonesia,
dan unsur-unsur pembentuk teater. Bab ini sangat penting karena
untuk mendasari pemikiran dan pengetahuan tentang seni teater.
Bab II Lakon yang berisi tentang tipe-tipe lakon, tema, plot,
struktur dramatik lakon, setting, dan penokohan. Dalam bab ini
pembahasan lebih banyak pada analisis elemen lakon sebagai
persiapan produksi seni teater. Sesederhana apa pun sebuah naskah
lakon, diperlukan sebagai pedoman pengembangan laku di atas
pentas. Pemilihan lakon yang akan disajikan dalam pementasan
merupakan tugas yang sangat penting. Tidak sembarang lakon akan
sesuai dan baik jika dipentaskan. Sulitnya tugas ini disebabkan oleh
karena setiap kelompok teater memiliki ciri khas masing-masing.
Sebuah lakon yang dipentaskan dengan baik oleh satu kelompok
teater, belum tentu akan menjadi baik pula jika dipentaskan oleh
kelompok lainnya.
Bab III Penyutradaraan yang berisi tentang penentuan lakon
yang akan dipentaskan, analisis lakon secara menyeluruh hingga
sampai tahap konsep pementasan, menentukan bentuk pementasan,
memilih pemain, membuat rancangan blocking, serta latihan-latihan
hingga gladi bersih. Kerja penyutradaan dalam sebuah pementasan
merupakan kerja perancangan. Seorang sutradara harus bisa memberi
motivasi dan semangat kebersamaan dalam kelompok untuk
menyatukan visi dan misi pementasan antar mereka yang terlibat.
Kerja penyutradaraan merupakan kegiatan perancangan panggung
dapat berupa penciptaan estetika panggung maupun ekspresi
eksperimental.
Bab IV Pemeranan yang berisi tentang persiapan seorang
pemeran dalam sebuah pementasan seni teater. Persiapan tersebut
meliputi persiapan olah tubuh, olah suara, penghayatan karakter serta
teknik-teknik pemeranan. Persiapan seorang pemeran dianggap
penting karena pemeran adalah seorang seniman yang
mengekspresikan dirinya sesuai dengan tuntutan baru dan harus
memiliki kemampuan untuk menjadi ’orang baru’. Pemeran
didefinisikan pula sebagai tulang punggung pementasan, karena
dengan pemeran yang baik, tepat, dan berpengalaman akan
menghasilkan pementasan yang bermutu. Pementasan bermutu
adalah pementasan yang secara ideal mampu menterjemahkan isi
naskah. Walaupun di lain pihak masih ada sutradara yang akan melatih
dan mengarahkan pemeran sebelum pentas, tetapi setelah di atas
panggung tanggungjawab itu sepenuhnya milik pemeran.
Bab V Tata Artistik yang berisi tentang teori dan praktek tata
artistik yang meliputi; tata rias, tata busana, tata cahaya, tata
panggung, dan tata suara. Sebagai komponen pendukung pokok,
xvi
keberadaan tata artistik dalam pementasan teater sangatlah vital.
Tanpa pengetahuan dasar artistik seorang sutradara atau pemain
teater tidak akan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik.
Persesuaian dengan tata artistik yang menghasilkan wujud nyata
keindahan tampilan di atas pentas adalah pilihan wajib bagi para
pelaku seni teater.
Bahasan yang penulis pilih dalam setiap bab merupakan
pengetahuan dan praktek mendasar proses penciptaan seni teater.
Artinya, sebuah pertunjukan teater yang berlangsung di atas panggung
membutuhkan proses garap yang lama mulai dari (penentuan) lakon,
penyutradaraan, pemeranan, dan proses penataan artistik. Dalam
setiap tahapan proses ini melibatkan banyak orang (pendukung) dari
berbagai bidang sehingga dengan memahami tugas dan tanggung
jawab masing-masing maka kerja penciptaan teater akan padu.
Kualitas kerja setiap bidang akan menjadi harmonis jika masingmasing
dapat bekerja secara bersama dan bekerja bersama akan
berhasil dengan baik jika semua elemen memahami tugas dan
tanggung jawabnya. Itulah inti dari proes penciptaan seni teater, “kerja
sama”.
Teater ibarat laboratorium kehidupan itu sendiri, seperti yang diungkapkan Peter Brook “Teater akan menjadi tempa
yang indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah tindak budaya, Teater bukanlah
tempat untuk melarikan diri ataupun untuk mencari perlindungan”.
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama
untuk menyatakan dirinya yang diwujutkan dalam suatu karya seni suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita
pergulatan kehidupan manusia.
Dari rumusan diatas dapt ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur teater menurut urutannya adalah sebabagai berikut
1. Tubuh, manusia sebagai unsur utama ( pemeran/pelaku/pemain)
2. Gerak, sebagai unsur penunjang.
3. Suara, sebagai unsur penunjang ( kata/untuk acuan pemeran)
4. Bunyi, sebagai unsur penunjang ( bunyi benda,efek dan musik).
5. Rupa sebagai unsur penunjang ( cahaya, rias dan kostum.).
6. Lakon sebagai unsur penjalin ( cerita,non cerita,fiksi dan narasi ).
MEDIA RELEASE
FESTIVAL DRAMA PELAJAR SMA / SEDERAJAT
TINGKAT NASIONAL
Seni Drama merupakan sebuah bidang seni yang telah begitu lama mengakar pada budaya kita. saat ini, terdapat
begitu banyak remaja dan pelajar sekolah yang berminat untuk bergelut dengan jenis kesenian ini. Berangkat dari ha
itulah, Teater GEMA IKIP PGRI Semarang bermaksud untuk menyelenggarakan Festival Drama Pelajar 2006 SMA
Sederajat Tingkat Nasional ( FDPN).
Festival tahun ini merupakan Festival yang ke-5 yang diadakan oleh Teater Gema IKIP PGRI Semarang. Dengan
perluasan jangkauan wilayah, diharapkan FDPN akan menjadi lebih kompetitif dan menarik untuk dinikmati para
pecinta seni drama dan Teater.
Menurut Lilik, Ketua Panitia, dalam FDPN kali ini Teater Gema membuka kesempatan kepada 24 kelompok Teater
SMA / sederajat untuk unjuk kebolehan. Selain itu akan dipilih 7 kategori terbaik, yaitu, Penyaji Terbaik, Aktor
Terbaik, Aktris Terbaik, Aktor Pembantu Terbaik, Aktris Pembantu Terbaik, Tata Artistik Terbaik dan Sutradara
Terbaik. dimana nantinya Penyaji terbaik berhak mendapatkan uang pembinaan senilai Rp. 3.000.000 dan kategori
lainnya masing-masing mendapatkan Rp. 500.000, imbuhnya [total hadiah 6 juta].
Bagi kelompok Teater SMA / Sederajat yang berminat dapat mendaftarkan kelompoknya pada sekretariat Teater
Gema Jl. Lontar No. 1 Sidodadi Timur Semarang pada jam kerja (08.00 – 14.00). Pendaftaran dibuka mulai 15 Janu
– 1 April 2006 dengan kontribusi Rp 200.000 per kelompok. Pendaftaran juga dapat melalui Rek. No. 0900-01-01-
3344-53-0 Bank BRI Cab. Unit Kartini Semarang a/n. Lilik Budi Prasetyo. Nantinya para pemain dan kru akan
mendapatkan fasilitas Akomodasi dan Konsumsi. Terdapat pembatasan jumlah peserta dan kru yaitu max 15 orang.
Festival ini sendiri akan dihelat selama seminggu penuh mulai 24 April – 30 April 2006 dan pengumuman nominato
serta penyerahan hadiah untuk pemenang pada tanggal 1 Mei 2006.
Di setiap era terjadi ledakan. Ada yang menyebutnya big bang. Tapi bukan sekedar big bang. Bisa jadi ledakan itu
adalah ledakan kultural, ledakan peradaban, ledakan kosmis, ledakan ideologis, bahkan ledakan spiritual.
Sebagaimana nuklir, setiap ledakan meninggalkan radiasi. Radiasi yang tersisa akan menyebar, merembet, menjalar
ke setiap sendi hidup dan kehidupan. Radiasi itu merayap melalui vibrasi-vibrasi. Dalam vibrasi terdapat atom, dala
atom terdapat partikel, dalam partikel terdapat ion, dalam ion terdapat rasa, dan dalam rasa terdapat esensi (hakikat)
***
Suatu ketika terjadi ledakan maha dahsyat.
Ledakan itu menghancurkan semua yang ada di sekelilingnya. Ledakan itu sendiri menghancurkan ledakannya
sendiri. Radiasi yang ada justru meradiasi kemanusiaan. Dan secara tidak sadar tak ada lagi "rasa," yang ada hanya
"kehendak." Dari ledakan-ledakan yang pernah terjadi akhirnya tersimpul bahwa manusia tidak pernah ada.
Selama ini, tidak pernah ada manusia. Karena dalam setiap era, manusia selalu gagal menjadi manusia seutuhnya.
***
BABAK I
Buana.
Keras.
Hancur.
Kering.
Sunyi senyap, dan gelap.
***
Tiba-tiba sebuah cahaya merah menyala dari angkasa. Cahaya itu menembak sesuatu yang terbungkus plastik raksas
yang berisi air berwarna merah. Sesuatu itu bergerak-gerak. Sesuatu itu adalah plastik besar, dengan kepala sesuatu
ujungnya, dan kedua sesuatunya yang terikat. Plastik itu membulat, membungkus sesuatu di dalamnya. Pada ujung
atasnya mengikat erat di leher sesuatu itu. Bergerak-gerak sehingga air merah yang berada di plastik itu ikut terkoya
koyak.
Tiba-tiba sesuatu itu mengeluarkan suara dengan tidak jelas, terbata-bata:
LE VISAGE NU
VISAGE SIGNIFIANT
ALTER EGO
Raut sesuatu itu terlihat murung dan gelisah.
GRRHHHHHHHHHHHHHHHHH
MULA JIWA
TIDAK APA PUN
NAMUN
KETIKA MATA TERBUKA
SEGALANYA FANA
Gelap tiba-tiba datang menghampar.
***
Ketika cahaya biru yang diiringi asap menyeruak masuk datang serombongan anjing yang bergerak dari berbagai
penjuru. Ada yang bergerombol dan ada yang terpisah. Semua mengendus, bergerak ke sana ke mari tak tentu arah.
Hingga bertaut dan saling terdiam. Tak ada sapa tak ada tanya.
Mungkin ada selusin lebih anjing-anjing memenuhi suasana. Bergerak keluar masuk tak tentu apa tujuan mereka. Ta
di antara mereka terus terjadi wicara.
Anjing Entah :
KITA TERSUSUN DARI VIBRASI YANG HALUS
Asap masih membahana tiada henti. Salah satu dari Anjing Yang Entah Mungkin Tak Dikenal melompat menaiki
sebuah bongkahan kepunahan.
SEMUA HIDUP MEMENUHI PERMINTAAN VIBRASI
ANJING AKAN MENIRUKAN MENYALAK
TATKALA DI SUATU RUANG
ADA ANJING LAIN YANG MENYALAK.
Si Anjing Yang Mungkin Entah Tak Dikenal perlahan turun dari bongkahan kepunahan dan terus nyerocos, yang lai
hanya bisa mengendus.
VIBRASI BEKERJA MELALUI JALINAN
JALINAN SIMPATI SECARA ALAMI
KAMI BISA MENDENGAR, MEMBACA,
MENGENDUS, DAN MENCIUM VIBRASI.
TAPI MEREKA,
MAKHLUK BERKAKI DUA
TAK PERNAH BISA
MERASAKAN VIBRASI.
Si Anjing Entah Tak Dikenal, menyambut saling berpagut, dan berkesiap bicara:
TENTU SAJA MEREKA TAK MAMPU MERASAKAN VIBRASI, KARENA MEREKA HANYA DIPENUHI
KEBUTAAN.
KEBUTAAN MATA HATI KARENA DIJAJAH OLEH EGONYA.
Kumpulan anjing itu berkerumun dalam kegelisahan.
Anjing Entah :
GRHHHHHHHHHHH
Anjing Entah :
SEMUA RUANG TERISI OLEH VIBRASI
TAPI TAK SATU PUN YANG MAMPU MENANGKAPNYA
Anjing Entah :
ITU BUNYI
Mereka kembali berpencar. Namun mereka masih terus bersinggungan. Saling berpaut dalam keterasingan.
Anjing Entah Tak Dikenal:
KETIKA PIKIRAN MUNCUL DARI SEORANG YANG SEJATI,
IA MEMILIKI KEKUATAN LEBIH BESAR DARIPADA PIKIRAN ITU SENDIRI, DARIPADA YANG
DIKANDUNG PIKIRAN ITU,
KARENA MANUSIA ADALAH NYAWA DARI PIKIRAN ITU;
PIKIRAN ADALAH SELUBUNG BAGI KEHIDUPAN ITU.
ITULAH IBRAHIM.
Anjing Entah:
HEI
JANGAN LAGI KAU BICARA MANUSIA.
KITA TAK MUNGKIN LAGI MENJADI MANUSIA.
KITA GAGAL...
KITA GAGAL MENJADI MANUSIA.
Anjing Entah:
CUKUP!!!
KITA BUKAN LAGI MANUSIA,
UNTUK APA KITA BICARA MANUSIA.
Anjing Entah:
ENTAH!!!
TAPI CUKUP!!!
AKU BILANG CUKUP.
ATAU..
Anjing Entah melompat, menerjang Anjing Entah Tak Dikenal. Yang lain pun ikut bergulat. Terjadilah peperangan.
DFLIGKOERIT FLIJGERO'IGJ
ER JEROIF JDFKVNE;RIOUFH
KDFUYD;KSJFHDAKFJH
Pertarungan yang tidak seimbang antara siapa melawan siapa.
JYERTLEUARYELIURYRIEWURYE;LRIUERYLIE
IRUYERIUEYILUEY FITUYERLITUAE
OIERTYI;EURTYIERUTYE
Gelap. Asap kembali membahana.
OIDRUGELIRUYERLIUJHDVBLJY
LJKSDFUSELTWEYHGEOUYGFAWELI
UERYTOEQRURYGEORU
UREYGEOQIRUYEORIU
ETYUYSDFUYFGWEPRIURWE
Cahaya biru, redup dan berasap. Ruang kembali sepi. Dan sepi.
***
BABAK II
Gelap. Asap masih membahana.
Gemerincing suara pilu bertalu.
Disambut kesibukan sesuatu. Seperti kumpulan para pekerja bangunan yang sibuk. Semakin lama semakin keras dan
ingar.
DUA, TIGA,
EMPAT
DUA ADALAH DZAT DAN SIFAT
ITU TUBUH DAN NYAWA
Suatu waktu mereka berdiri layaknya manusia. Namun suatu waktu mereka saling mengendus, mencium, dan menat
ke angkasa.
Berdiri, merangkak. Merangkak, berdiri.
Di antara entah, atau mungkin tak dikenal, berpapasan. Terjadilah pemerkosaan beramai-ramai. Korban meronta.
Berteriak garang namun para pemerkosa tak kalah garang dan sadis.
GHJGSERFOUIRGOFIGEORIFGY
PTIUYHHIOURHHFGOIUERHOIU
EOIRUYUHPIEURYIUYUYHGFIOU
RRYRTBFGVIRUEGHIRUE
Si korban terkapar, telentang. Yang lain mengendus, menciumi, menggerayangi, menjilati, dan menindih. Dalam
kekhusyukan pemerkosaan tiba-tiba terdengar lagi ledakan dahsyat. Sebuah dentuman yang besar. Dan semua pun
terpental. Bergelimpangan, ketakutan dan meronta.
Berturut-turut terdengar guntur, ledakan atom, hantaman petir, ombak, dan entah apa lagi.
INI PASTI KIAMAT
BUKAN KIAMAT!!!
KIAMAT TAK PERNAH ADA.
LALU APA INI?
INI ADALAH EVOLUSI!!!
Terhempas. Dan semua pun berhamburan keluar. Berteriak, mengaduh, menyumpah dan entah ketakutan apa lagi.
***
BABAK III
Dawai gitar surgawi menjalar, melalui vibrasi merembet pada telinga siapa pun yang mendengarnya.
Empat ekor manusia datang.
Kedua kaki dan tangannya terikat satu sama lain dengan rapat dan erat. Berjalan dengan kekuatannya masing-masin
Berjuang untuk keluar namun tak mampu.
Dan berlalu.
Dua ekor binatang punggung saling membelakangi. Wajah mereka tidak bertemu. Terikat erat. Berguling, datang. D
berlalu.
Dua ekor datang.
Kedua telapak kakinya terikat satu sama lain. Berguling, dan berlalu.
Gelap.
***
Terjadi lagi ledakan yang sungguh keras.
Cahaya menjadi terang. Penuh warna-warni.
Datang seorang dengan memakai jas, berdasi dan bersepatu. Datang dengan senyum bangga, membawa tas kerja. D
berlalu.
Datang perempuan genit, berdandan casual dan menawan. Lalu berlalu.
Entah siapa lagi dengan kerapiannya. Datang dan berlalu.
Datang pengemis. Memelas dan berlalu.
Tiba-tiba cahaya labil, dan terjadi lagi ledakan yang maha dahsyat.
Sepi. Gelap.
Terdengar anjing menyalak.
Kerbau.
Sapi.
Harimau.
Kuda.
Entah apa lagi. Dan semua gelap.
***
Semua benar-benar gelap, benar-benar nyata.
Tak ada lagi vibrasi. Radiasi telah kehabisan dayanya.
Semua tak bisa diubah kembali menjadi keadaan sebelumnya.
PEMBARUAN/YC KURNIANTORO
MONOLOG BUTET - Salah satu penampilan Butet Kartaredjasa dalam monolognya yang berjudul "Matinya
Toekang Kritik", di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (2/2). Pentas berlangsung mulai
Jumat (3/2) hingga Minggu (5/2) mendatang.
Kelak pemilu tahun 2009, Indonesia akan mengalami perubahan besar. Pemenangnya adalah tokoh yang dicalonkan
dari partai panji tengkorak. Seorang seniman menjadi presiden. Program pertamanya adalah mengganti nama- nama
jalan. Lho kok ?
"Dia punya program pertama mengganti nama-nama jalan yang beraroma tentara dengan nama seniman. Nah jalan
Gatot Subroto akan menjadi jalan Sapardi Djoko Damono, jalan S Parman menjadi jalan S Bagio, jalan Ahmad Yan
menjadi jalan Ahmad Albar dan jalan Sudirman menjadi jalan Sujiwo Tejo lengkap dengan patung saksofonnya,"
celoteh usil pembantu bernama Bambang.
Tokoh Bambang tak lain adalah rekaan penulis Agus Noor. Butet Kartaredjasa, si raja monolog itu menampilkannya
dalam gladi resik pertunjukan Matinya Toekang Kritik di Graha Bakti Budaya TIM Jakarta, Kamis (2/2) malam.
Monolog itu dipentaskan pada 3-5 Februari 2006, di TIM, Jakarta.
Monolog Matinya Toekang Kritik mengisahkan tukang kritik bernama Suhikayatno yang hidup dari zaman kerajaan
Astina hingga zaman serba canggih di masa depan. Suhikayatno ditemani oleh pembantu setianya bernama Bamban
Butet membawakan dua tokoh itu dengan personifikasi yang baru dan utuh.
Nakal dan segar, tapi juga tak kehilangan kesan serius. Penulis naskah Agus Noor membuat monolog ini penuh
simbol-simbol yang menyentil.
Monolog ini tidak terikat pada tokoh dan zaman. Itu sebabnya, Suhikayatno tidak dapat dipersonifikasikan pada
seorang tokoh manapun. Esensinya justru ada pada pesan.
"Saya tahu, dikritik memang sakit. Tapi itu tidak seberapa. Orang yang sering mengkritik justru lebih merasa sakit
ketika kritikannya tidak didengar," ujar Suhikayatno.
Boleh jadi, monolog memang menyinggung idiom-idiom lokal dan sangat familiar. Tetapi sosok Suhikayatno
membuyarkan penafsiran itu. Penonton justru dibawa pada pemahaman etos seorang tukang kritik atau kritikus
apapun bidangnya. Kesadaran itulah yang hendak dikemukakan di atas panggung. Tidak mesti serius, tapi seringkal
malah menggelitik
"Saya mengkritik bukan karena sirik. Tapi saya ingin semua menjadi lebih baik. Kan enak kalau semuanya baik, ter
dan rapih. Saya tidak suka lihat baju yang kotor.Jangan seperti seniman, celana dalam saja baru ganti lima minggu
sekali," ujar Suhikayatno.
Dialog Konyol
Buat penonton, setting latar waktu yang sangat rentang rasanya tak jadi soal. Di zaman apapun Suhikayatno hidup
bukan lagi masalah. Alhasil penuturan Suhikayatno tentang pengalamannya mengintip orang mandi bersama tokoh
mahapatih Gadjah Mada cukup dicerna dengan selera humor. Demikian pula, dialog konyol dengan Semar yang
pernah menawarkan posisi Raja Astina.
Identitas tokoh Suhikayatno memang samar-samar. Bahkan Bambang sang pembantu setia juga tak tahu persis. Teta
menurut kakek Bambang yang juga pembantu, majikannya itu adalah seorang tukang kritik sejati. Legenda zaman
yang berubah nama di setiap periode waktu.
Suhikayatno bahkan mengaku pernah ditawari menjadi presiden pertama Indonesia. Tapi lagi-lagi, dia menjunjung
etika tukang kritik dan setia pada profesinya. Suhikayatno bukan tipe orang yang mengkritik untuk mengincar jabata
"Apa enaknya jadi presiden. Itu profesi yang sama sekali tidak menarik. Nyusahin rakyat. Kalau orang cerdas, pinta
dan kreatif. Jangan sekali-kali jadi presiden Indonesia. Monoton dari waktu ke waktu," katanya santai.
Boleh percaya, boleh tidak. Bambang hanya meyakini Suhikayatno adalah orang hebat. Dia lahir bersama permulaa
dunia tercipta. Suhikayatno tidak bisa mati dan tidak berubah. Bahkan cerita ketokohannya terdiri dari 1.673 versi.
Suhikayatno nyaris seperti wali. Sekalipun kerap diajak berbicara tertidur, dia bisa mengerti.
"Konon ada yang bilang dia dilahirkan dari bonggol pisang. Ada juga yang menyebutkan dia lair dari kabut sang
waktu. Ada juga yang bilang dia eksperimen manusia dan genderuwo. Jadi indo, cocok untuk sinetron.. Ganteng tid
jelek iya," kelakar Bambang.
Monolog Panjang
Buat Butet, Matinya Toekang Kritik adalah pertunjukan yang pertama setelah empat tahun menghilang. Sekalipun
tetap membawakan monolog, dia tak pernah tampil dalam monolog berdurasi panjang. Terakhir kali, Butet tampil fu
time saat membawakan Mayat Terhormat pada tahun 2001.
"Bagi saya mungkin pentas monolog ini juga bisa semacam terapi kesehatan. Sebab itu, saya harus mengolah
danmenyiapkan fisik secara serius. Harus latihan dengan keras dan terpaksa berolah raga," katanya.
Pasalnya dia pernah mempunyai pengalaman buruk saat pementasan monolog berjudul Lidah Pingsan pada tahun
1997.
Waktu itu, Butet benar- benar pingsan di atas panggung. Wajar saja, dia cukup merasa was-was apalagi membawaka
monolog ini berjudul Matinya Toekang Kritik.
Soal penciptaan karakter, Butet mengaku ingin sesuatu yang baru. Tidak seperti penampilannya dulu, dia tidak lagi
menirukan suara atau gaya seorang tokoh. Baik Suhikayatno dan Bambang diciptakan dari eksplorasi peran. Tetapi
mungkin ada juga karakter yang masih dapat dikenali para penonton. Seperti misalnya gaya Gepeng, pelawak
Srimulat.
Itulah sebabnya, Butet tampak loyal pada skenario. Setelah menimba ilmu di Teater Koma dan Teater Mandiri, dia
menyerap banyak hal. Tetapi dalam monolog Matinya Toekang Kritik, ciri khas gaya teater Gandrik mungkin masih
terlihat. Itu juga yang menjanjikan monolog tetap menarik meskipun Butet tak menirukan seseorang.
"Jauh-jauh hari,kami ingatkan kepada Butet. Secara psikologis, dia bisa terganggu. Sampai mungkin yang paling
kejam, Butet hanya menirukan suara seperti beo. Ini input buat dia. Kalau memang monolog selalu berhubungan
dengan tokoh penting, jangan-jangan masyarakat nanti membuat definisi monolog hanya menirukan suara-suara saja
kata sang adik, Djaduk Ferianto yang terlibat sebagai penata musik.
Barangkali seperti kata Agus Noor, sang penulis. Di era keterbukaan, yang terjadi justru kemunculan monolog-
monolog. Tidak ada lagi dialog. Tetapi kita boleh mencari dialog dalam monolog. Sebab dalam monolog ternyata ad
peluang ter- jadinya dialog.
PEMBARUAN/UNGGUL WIRAWAN
DU THEATRE A L'ECRAN
PANGGUNG TEATER DIANGKAT KE LAYAR
pemutaran film fiksi, pemutaran film adaptasi teater,
pameran pengarang teater & diskusi teater
Pemutaran film adaptasi teater : 16, 17, dan 18 Maret 2006 - 16.00 & 19.00
di Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu n�68 H Jakarta Timur
masuk bebas
FRANCOPHONIES ?
(Masyarakat penutur bahasa Prancis)
Sebuah versi cerita Hamlet, menurut versi Peter Brook, yang dengan jelas
merupakan kesinambungan dari pementasan-pementasan sebelumnya dan estetika
teaterikal beliau : minimalitas yang murni, simplisitas dan penampilan penuh
cahaya. Pementasan ini dipusatkan pada tokoh dalam judul, dimainkan oleh
Adrian Lester yang pernah bermain dalam "As you like it".
DISTRIBUSI KOSMOPOLIT DENGAN WAJAH DAN AKSEN INDIA,
JEPANG, EROPA DAN AFRICA MENEKANKAN TUJUAN
UNIVERSALITAS DAN PENCAMPURAN KEANEKARAGAMAN
BUDAYA YANG MENJADI TUJUAN SUTRADARA.
Bahasa dari kata-kata adalah milik Shakespeare tetapi suara para aktor yang
datang dari tiga benua membuat pementasan Tragedi Hamlet ini sebagai
"pementasan dunia", dimana teka-teki dan tragedi intim yang dialami oleh
pangeran dari Denmark - "to be or not to be" - berbicara dan menggaung pada
setiap orang. Seperti yang telah ia lakukan di pementasan-pementasan
sebelumnya (Mahabharata, Carmen atau Marat Sade, terutama), Peter Brook
sendiri lah yang menggagas dan menyutradarai film "The Tragedy of Hamlet"
dengan mengubah pementasan menjadi sebuah bahasa sinematografis yang
terdekat dengan para aktor.
Tak lama setelah pementasan "La bicheet son Chapeau de paille d'Italie",
Georges Lavaudant menggarap naskah karya sastrawan Feydeau, figur komik
ternama lainnya dari repertoar Prancis. Film yang ia buat berdasarkan
pementasannya "Un fil a la patte" bersama para pemain dari Theatre de l'
Odeon, mengajak kita untuk menyaksikan, lewat kekonyolan dan hiburan segar,
bagaimana sutradara memahami dan menggarap "teknis" sebagai karakteristik
bahasa pengarang Feydeau yang terkenal itu.
LAYAKNYA LAVAUDANT MELAKUKANNYA SENDIRI, DENGAN
"KENAIFAN" DAN "KESEGARAN" IA TENGGELAM DALAM PENULISAN
FEYDEAU, MEMBIARKAN DIRINYA MASUK KE DALAM KEHEBATAN
DAN EFISIENSI BAHASA YANG BERJALAN LEBIH CEPAT DARI YANG
LAIN, LEBIH CEPAT DARI SITUASI-SITUASI, DARI PARA PEMAIN,
LEBIH CEPAT DARI PIKIRAN DAN YANG MENYATU SAMPAI
MENJADI SETENGAH OTONOM.
Dan siapa yang membuat sebuah tawa yang membuat pembodohan, yang membiarkan
pada kekuatan yang tak terduga pada dirinya sendiri. Dengan raut, puisi dan
bayangan kegelisahan kita menyaksikan perjalanan sebuah mekanisme yang tiada
bandingnya dimana tokoh wanita simpanan, orang yang kasmaran dan suami yang
dibodohi saling berputar dan bersilangan ; strategi-strategi, tipu daya dan
salah pengertian ; jebakan-jebakan dan pemutarbalikan situasi dalam gerakan
tanpa akhir yang tampaknya tak pernah berakhir.
> Inventaires
karya Philippe Minyana, sutradara oleh Robert Cantarella, realisasi oleh
Jacques Renard
1990, 48 min., versi Prancis teks Inggris
Film karya Jacques Renard ini, dengan sangat menghormati teks dari
pementasan karya Philippe Minyana dan sutradara Robert Cantarella,
menawarkan sebuah adaptasi lakon "Inventaires" untuk film.
DENGAN MENGUBAH AKSI DI TENGAH-TENGAH HYPERMARKET
DENGAN DEKOR BANYAK CADDY, DERETAN KASIR DAN
PELANGGAN-PELANGGAN ANONIM YANG SEDANG BERBELANJA
DAN IKUT DALAM FILM SEBAGAI PENONTON PEMENTASAN, IA
MENCIPTAKAN SEBUAH PERUSAKAN VISUAL YANG MENGGANGGU
DARI PERMAINAN TELEVISI SECARA LANGSUNG DAN BERBAGAI
REALITY SHOW LAINNYA YANG BERTENDESI PADA TUJUAN
PEMENTASAN KARYA MINYANA.
Tiga wanita, Angele, Jacqueline dan Barbara, masing-masing dengan "benda
kesayangan" mereka, dengan cepat membangun cerita, "Inventaires" atau
"Inventaris" mengenai kehidupan mereka setelah menerima aba-aba dari pembawa
acara agar secara berturutan sesuai peran mereka masing-masing
mengumandangkan suara. Dengan mengikuti alur cerita tak terputus lalu
merajut kehidupan ketiga tokoh wanita tadi kita akan memahami sedikit demi
sedikit kepentingan serta makna yang tragis sekaligus menyedihkan dari tiga
benda : baskom milik Jacqueline, pakaian tahun 1954 milik Angele dan tempat
lampu merah muda milik Barbara. Di balik kejenakaan dan absurditas yang
chaos dari tiga kisah pelik menembus emosi, kedengkian dan kecabulan yang
dirasakan ketika mendengar keberadaan ketiga tokoh yang tampil dan
terkembang dengan matang, bermekaran.
Dalam film dokumenter karya Jerome Descamps ini, Philippe Minyana mengawali
cerita dengan "Inventaire", untuk bertemu dengan sutradara satu serial
benda-benda yang berhubungan dengan masa kecilnya, asal-muasalnya dan kisah
pribadinya yang ia komentari sedikit demi sedikit.
SEBUAH KATA PENGANTAR YANG KONKRIT DAN MATERIALISTIS
DENGAN HASIL KERJA PENULISAN TEATERIKAL DIMANA IA
MENGGUNAKAN BERBAGAI FASE-FASE KAMERA YANG BERBEDA.
Pengarang dalam hal ini mempercayakan kekagumannya pada Michel Vinayer,
sebuah figur referensi dalam dunia Teater sehari-hari, membicarakan
hubungannya dengan para aktor, mengenai proyeknya yang tidak pernah usai
dengan rupawan Chirstophe Boltanski, namun terutama membangun konsep
penulisan teaterikal yang berpatokan pada gerakan di dalam teks, vibrasi dan
musikalisasi bahasa, serta tensi dan energi yang ia cari agar dapat
melampaui ekspoisi puncak dari sebuah penuturan yang sederhana, tanpa peran
psikologis atau tujuan tertentu.
Film karya Ariane Mnouchkine "Tambours sur la digue" atau "Genderang di atas
bendungan" ini merupakan sebuah transposisi sinematografis dari pertunjukkan
yang ia tampilkan seperti kartu bersama grup Theatre du Soleil. Perjalanan
teater menuju film menciptakan sebuah efek penghancuran tambahan dan lagi
sangat berhubungan dengan sebuah karya dramatik yang dimainkan dengan
jukstaposisi berbagai bentuk teaterikal dan berbagai tingkatan rasa serta
persepsi. Kisah politis dan filosofis yang dibayangkan oleh Helene Cixous
berlangsung di Cina yang mistis dan arkais. Para penduduk berkonfrontasi
lantaran ancaman banjir besar sehingga harus membangun bendungan-bendungan
pelindung kota. Semakin dekatnya hadirnya bencana itu terkristal di setiap
rumah, pangeran atau pengemis, kenyataan yang cepat dimana alam dan karakter
setiap makhluk pun terkembang, dimana ketika berhadapan dengan takdir saling
mengejutkan kesadaran, kebijaksanaan, keberanian dan pengecut, ditampilkan
bersama-sama dengan pertahanan kekuatan serta interes beberapa orang.
UNTUK PERTUNJUKAN INI, ARIANE MNOUCHKINE MEMILIH
BENTUK YANG MENYATUKAN TEATER DAN BONEKA SECARA
MENAKJUBKAN, DIINSPIRASI DARI TEATER NO DAN BUNRAKU
JEPANG DIMANA PARA AKTOR BERTOPENG PENUH WARNA
MEMBANGUN "BONEKA HIDUP" YANG DIGERAKKAN OLEH
PARA PEMAIN MANIPULATOR NATURAL YANG BERPAKAIAN
GELAP.
Pertunjukan "boneka yang lahir kembali" ini, di luar dimensi komik dan
puitis, telah menciptakan sebuah efek yang sangat menyolok dari perbedaan
realitas yang digandakan karena kekuatan tujuan, secara bersamaan
menenggelamkan penonton dalam keresahan yang aneh.
Setiap minggu di keluarga Menard semua orang berkumpul di cafe dimana Henri
adalah pemiliknya dan mereka makan bersama di Aux ducs de Bretagne. Malam
itu, walaupun merupakan hari pesta untuk merayakan ulang tahun Yolande sang
menantu, sebuah insiden akan mengganggu semua kebiasaan mereka. Arlette,
istri Henri, pergi selama seminggu untuk berpikir. Hal ini akan mengacaukan
kestabilan seluruh anggota keluarga. Sebuah pementasan teater yang sukses
diangkat ke layar perak.
adalah imigran Yahudi. Semua orang bekerja sebagai penjahit keluarga. Esther
adalah seorang yang lambat dan menyebalkan, ia tidak punya pendapat tentang
apapun, ia tidak memiliki perasaan kepada siapapun : Esther adalah sebuah
batu. Suatu malam, di teater, Esther "terbangun" dan tergerak : ia tidak
menyaksikan pertunjukan seperti penonton lainnya, ia hidup di dalamnya. Ia
memutuskan untuk menjadi aktris. Maka dimulailah pembelajaran teater dan
kehidupan yang membawanya pada suatu malam kepada sesuatu hal, di atas
panggung, duapuluh tahun kehidupan sampai kemudian merasa lelah. Sebuah film
dengan latar belakang teater yang dapat menggugah kesenimanan Anda.
Yosef Indra
program audio visual
Salam Budaya !
Dengan Hormat, STUDI TEATER UNIVERSITAS
ISLAM BANDUNG (STUBA) mengundang rekan-
rekan untuk hadir pada pertunjukan monolog
berjudul Rangkaian 3 Monolog, Episode 2, karya;
MD. Ruhanda, Pemain; Mira Dewi Kania, Mikrima
puspasari, Evi Sri Rezeki, Nia, dan Deni Kurniadi,
Sutradara; MD. Ruhanda. Astrada; Bangkit
Setiawan, Stage Decoration; Iep Triyanto, Penata
Artistik; Widodo dan Irpan, Property; Febri dan
Adang, Penata musik; Dadan, Bangkit, Attir dan
MD. Ruhanda, Penata Cahaya; Maulana dan
Hendro, Pimpinan Produksi; Ahmad dickie,
Publikasi dan Dokumentasi; A. Sholeh D dan Ade
Widia. Pertunjukan ini akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal: Jumat dan Sabtu/ 17-18
Februari 2006
Waktu: Pk. 16.00 WIB dan 20.00
WIB
Tempat: Aula Utama UNISBA
SINOPSIS NASKAH
MONOLOG; Dipersimpangan
Karya : MD. Ruhanda
Pemain : Mira Dewi Kania
Mikrima Puspasari
PENDUKUNG ACARA :
Universitas Islam Bandung (UNISBA),
Pocarisweat, donatur dan Media Pathner.
Harga Tiket
Umum : Rp. 7.500
Pelajar dan Mahasiswa: Rp. 5.000
Bagi penonton, akan dibagikan minuman
pocarisweat, terbatas!
PENDAHULUAN
BEBERAPA PENGERTIAN
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti
perbuatan atau tindakan.
ARTI DRAMA
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang
menimbulkan perhatian, kehebatan (axciting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.
Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan
menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).
ARTI TEATER
Ada yang mengartikan sebagai “gedung pertunjukan”, ada yang mengartikan sebagai “panggung” (stage). Secara
Etimologi (asal kata), Teater Adalah Gedung Pertunjukan (auditorium).
Dalam arti luas Teater adalah kisah hidup dah kehidupan manusia yang dipertunjukan di depan orang banyak.
Misalnya Wayang Orang, Ludruk, Lenong, Reog, Sulapan.
Dalam arti sempit Teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan dalam pentas, disaksikan oleh
orang banyak, dengan media, gerak, percakapan dan laku, dengan atau tanpa dekor (layer); Didasarkan pada naskah
yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik.
Berikut ini contoh Elemen dari sebuah Group Teater dalam mengadakan sebuah Produksi.
- Pimpinan Produksi
- Sekretaris Produksi
- Keungan Produksi / Bendahara
- Urusan Dokumentasi
- Urusan Publikasi
- Urusan Pendanaan
- Urusan Ticketing atau karcis
- Urusan Kesejahteraan
- Urusan Perlengkapan
- Sutradara
- Art Director / Pimpinan Artistik
- Stage Manager
- Property Master
- Penata Cahaya
- Penata Kostum
- Penata setting
- Perias / Make Uper
- Penata Cahaya
- Penata Musik
Setiap Elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk bertanggungjawab penuh atas tugas itu
(secara profesional). Sebagai Contoh seorang Urusan Pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang
dibuhtuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggungjawab atas pola
permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain).
Jikalau kita memandang Elemen dalam Group Teater, ada kesamaan dengan elemen dalam tubuh kita sendiri; setiap
organ tubuh memiliki fungsi sendiri, tetapi saling berhubungan dan tergabung dalam fungsi yang sempurna. Teater
ibarat laboratorium kehidupan itu sendiri, seperti yang diungkapkan Peter Brook “Teater akan menjadi tempat yang
indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah tindak budaya, Teater bukanlah tempat
untuk melarikan diri ataupun untuk mencari perlindungan”.
RUMUSAN TEATER
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama
untuk menyatakan dirinya yang diwujutkan dalam suatu karya seni suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita
pergulatan kehidupan manusia.
Dari rumusan diatas dapt ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur teater menurut urutannya adalah sebabagai berikut
1. Tubuh, manusia sebagai unsur utama ( pemeran/pelaku/pemain)
2. Gerak, sebagai unsur penunjang.
3. Suara, sebagai unsur penunjang ( kata/untuk acuan pemeran)
4. Bunyi, sebagai unsur penunjang ( bunyi benda,efek dan musik).
5. Rupa sebagai unsur penunjang ( cahaya, rias dan kostum.).
6. Lakon sebagai unsur penjalin ( cerita,non cerita,fiksi dan narasi ).
WORKSHOP KEAKTORAN
A. TUBUH
1. Relaksasi
Realaksasi adalah hal pertama yang haru dilakukan dengan cara menerima keberadaan dirinya. Relaksasi bukan
berarti berada dalam keadaan pasif (santai) tetapi keadaan dimana semua kekangan yang ada di tubuh terlepas.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh aktor adalah kebutuhan untuk relaksasi. Baik itu di dalam kelas, dalam
latihan, di atas panggung, maupun paska produksi. Relaksasi adalah hal yang sangat penting bagi semua performer.
Relaksasi bukanlah keadaan menta dan fisik yang tidak aktif, melainkan keadaan yang cukup aktif dan positif. Ini
memungkinkan seorang aktor untuk mengekspresikan dirinya saat masih didalam kontrol faktor-faktor lain yang
bekerja melawan cara pemeranan karakter yang baik. Jadi, relaksasi adalah hal yang penting dalam upaya mencapai
tujuan utama dari seorang performer.
Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mencampuri konsentrasi seorang aktor atas sebuah karakt
cenderung dapat merusak relaksasi. Aktor pemula biasanya tidak dapat dengan mudah merespon sebuah perintah
untuk relak, hal ini disebabkan berkaitan dengan aspek-aspek fisik kepekaan dan emosi akting ketika berada
dihadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks, aktor akan menunggu dengan tenang dan sadar dalam
mengambil tempat dan melakukan akting. Untuk mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun
fisik diatas panggung, konsentrasi adalah tujuan utama. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh.
Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakuny
Langkah awal untuk menjadi seorang aktor yang cakap adalah sadar dan mampu menggunakan tubuhnya dengan
efisien.
2. Ekspresi
Kemampuan Ekspresi merupakan pelajaran pertama untuk seorang aktor, dimana ia berusaha untuk mengenal diriny
sendiri. Si aktor akan berusaha meraih ke dalam dirinya dan menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya, agar
mencapai kepekaan respon terhadap segala sesuatu. Kemampuan Ekspresi menuntut teknik-teknik penguasaan tubuh
seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas dan kepunahan diri (pikiran-perasaan-tubuh yang seimbang)
seorang aktor harus terpusat pada pikirannya.
Kita menggunakan cara-cara non linguistik ini untuk mengekspresikan ide-ide sebagai pendukung berbicara.
Tangisan, infleksi nada, gesture, adalah cara-cara berkomunikasi yang lebih universal dari pada bahasa yang kita
mengerti. Bahkan cukup universal untuk disampaikan kepada binatang sekalipun.
3. Gesture
Gesture adalah impuls (rangsangan), perasaan atau reaksi yang menimbulkan energi dari dalam diri yang selanjutny
mengalir keluar, mencapai dunia luar dalam bentuk yang bermacam-macam; ketetapan tubuh, gerak, postur dan
infleksi (perubahan nada suara, bisa mungkin keluar dalam bentuk kata-kata atau bunyi).
4. Gestikulasi
Bahasa tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang menggunakan isyarat tubuh, postur, posisi dan perangka
inderanya. Dalam media ini, kita akan memahami bahasa universal tubuh manusia dalam aksi maupun reaksi di
kehidupan sehari-hari.
5. Olah Mimik
Perangkat wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam olah mimik ini, kita akan
memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan mulut, pipi, rahang, leher kepala, secara berkesinambungan.
Mimik merupakan sebuah ekspresi, dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah, cinta, dan lain-lain akan
terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan permainan seorang aktor. Meskipun bermacam gerakan sudah
bagus, suara telah jadi jaminan, dan diksi pun kena, akan kurang meyakinkan ketika ekspresi matanya kosong dan
berimbas pada dialog yang akan kurang meyakinkan penonton, sehingga permainannya akan terasa hambar.
6. Olah Tubuh
Warming-Up atau pemanasan sebaiknya menjadi dasar dalam pelajaran acting. Melatih kelenturan tubuh, memula
dari organ yang paling atas, hingga yang paling bawah. Latihan ini ditempuh untuk mencapai kesiapan secara fisik,
sebelum menghadapi latihan-latihan lainnya.
Olah tubuh bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan pada balet, namun kalau di Indonesia sangat mungkin
berangkat dari pencak silat atau tari daerahnya masing-masing seperti kebanyakan actor cirebon dengan masres
(sejenis teater tradisional cirebon) yang banyak menguasai tari topengnya, juga tentu di Bali, Sunda dan banyak
tempat yang berangkat dari tradisinya dan kemudian dikembangkan pada tujuan pemeranan,.
Bowskill daalam bukunya menyatakan “Stage and Stage Craft”, yang katanya Apa yang kau lakukan dengan kedua
tanganku. Pertanyaan tersebut dilanjutkannya pula dengan Apa yang harus aku lakukan dengan kedua kakiku. Bany
aktor pemula selalu gagal dalam menampilkan segi kesempurnaan Artistik, karena pada waktu puncak klimaks selal
diserang oleh kekakuan, mengalami ketegangan urat.
Kekejangan ini memberikan pengaruh buruk pada Emosi bagi pemeran yang sedang menghayati perannya, apabila h
ini menimpa Organ suara maka se-orang yang mampunyai suara baik menjadi parau bahkan bisa kehilangan suara,
jika kekejangan itu menyerang kaki maka orang itu berjalan seakan lumpuh, jika menimpa tangannya akan menjadi
kaku.
Untuk mengendurkan ketegangan urat ada bermacam cara latihan, dengan melalui latihan gerak, senam, tari-tari.
Hingga gerakkan dapat tercipta dengan gerakan artistic, dan dapat lahir dari Inter Akting (Gerakan Dalam).
Olah tubuh sebaiknya dilakukan sau jam setengah setiap hari, dalam dua tahun terus menerus, untuk memperoleh
actor yang enak dipandang mata, subjeknya: Senam irama; Tari Klasik, Main anggar, Berbagai jenis latihan bernapa
latihan menempatkan suara diksi, bernyanyi, pantomime, Tata Rias.
B. SUARA
Penguasaan suara dalam seni acting pada dasarnya adalah penguasaan diri secara utuh, karena kedudukan suara
dalam hal ini hanyalah merupakan salah satu alat ekspresi dan totalitas diri kita sebagai seorang pemain (actor).
Pengertian ‘penguasaan diti secara utuh’ menuntut suatu keseimbangan seluruh aspek serta alat-alatnya, baik yang
menyangkut kegiatan indrawi, perasaan, pikiran atau yang bisa disebut segi-segi dalam dari seni acting, maupun yan
menyangkut segi-segi luarnya seperti tubuh dan suara. Ketimpangan akan menghasilkan ketimpangan.
Pernafasan Diafragma
Otot-otot akan berkembang dan menegang ketika kita menghisap nafas, hanya bagian inilah yang tegang. Kemudian
otot-otot samping bagian punggung pun ikut pula mengembang lalu mengempis saat nafas dihembuskan kembali.
Posisi diaphragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut. Pernafasan melalui diaphragma inilah yang
dirasakan paling menguntukan dalam berolah vocal, sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan
pernafasandan peralatan suara dan juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume suara. Keuntungan lain
yang diperoleh adalah pada saat ita menahan nafas otot-otot diaphragma tersebut tegang, ketegangan otot ini justru
melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu hati. Pernafasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun “tanaga
dalam” yang mengolah vibrasi, karena pernafasan diaphragma akan memudahkan kita dalam mengendalikan dan
mengatur penggunaan pernapasan.
Berlatih pernapasan banyak ragam dan caranya. Latihan pernafasan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari caban
cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau berenang sekalipun. Namun ada beberapa catatan penting yang haru
dilakukan untuk tujuan pernafasan dalam pemeranan (acting), yaitu:
Latihan 1.
- Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut, rasakan tubuh betul-betul rileks.
- Berbaring dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan pikiran kea rah telapak kaki kita, ke ujung-ujung jari, rasaka
seluruh pergelangan kaki terlepas. Bayangkan seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lututpun terisi udara biarkanla
tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu dengan tulang-tulang. Bayangkan sendi-sendi
pinggang dan tuang paha berisi udara sehingga seluruh tubuh tidak lagi memberatkan kaki. Biarkan otot punggung
dan perut kita meleleh seperti air, biarkan punggung rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung menjadi ra
biarkan otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang disamping telinga kita rileks hingga gigi kita tidak terkunc
juga lidah tidaklah lengket pada bagian atas mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang
tidak saling menyentuh. Biarkan wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi, bibir, pelupuk mata
seluruhnya rileks.
- Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah nafas secara penuh untuk merasakan sensasi-sensasi yang
terjadi pada tubuh kita saat di lantai akibat pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.
Latihan 2
- Waspadai bahwa ditengah kediaman tubuh kita yang rileks itu akan tidak terelakan sebuah kondisi yang mudah
untuk jatuh apabila nafas keluar dan masuk dari tubuh, rileks bukan berarti tidak ada control terhadap tubuh namun
control sering kali membuat kita justru menjadi tegang, jadi pernafasan yang berlangsung alami adalah citra dari rile
itu sendiri.
- Tariklah nafas secara mendalam tanpa paksaan, simpanlah tangan di pundak untuk merasakan dorongan nafas
pada diaphragma.
- Pada saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau hidung, masuk ke pusat dan keluar kembali,
senantiasa merasakan kehangatan udara di dalam tubuh dan dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
- Pada saat merasakan udara yang masuk kedalam tubuh ksenantiasa melakukan penghayatan pada udara tersebu
rasakan rasa lega yang mendalam di dalam tubuh lalu hayatilah udara turun keperut dengan emosi yang selalu terjag
(konsentrasi).
- Ulangi dorongan kausalitas tersebut dengan latihan yang intensif, emosi terjaga, selalu merasakan bahwa saat
latihan kita adalah bagian alam semesta ini.
- Hal yang paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan, biarkan seluruhnya bergerak secara alami
dan teratur
Olah Vokal
Vokal (Suara) dan Spech (ucapan) amatlah penting di dalam sebuah pementasan sebuah drama, menurut MAURIZE
ZOLOTOV merupakan bagian dari isyarat ataupun symbol, menurutnya ada kalimat Emosional untuk menyatakan
perasaan dan ada pula kata-kata yang dapat digunakan sebagai senjata mencapai kekuatan.
1. Diksi
Ucapan, lafal, menentukan suara yang harus dipergunakan. Diksi, lagu (gaya) berata, memberi kualitas kejelasan
suara dari sebuah kata yang diucapkan. Latih aga dapat membedakan dengan jelas membedakan antara huruf-huruf
dengan b, t dengan d, k dengan g.
Cobalah :
Ulang-ulangilah latihan ini. Akan sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap pagi atau sore. Tidak usah lama.
Cukup barang sepuluh atau lima belas menit saja.
Coba pula pada huruf-huruf yang lain dengan cara yang sama, hingga semua dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir
merupakan sesuatu yang amat penting bagi pengucapan yang jelas. Untuk memperoleh hal itu maka gerazkan bibir
sebanyak mungkin. Aktifkan gerakan bibir.
2. Tekanan
Tekanan dicapai dengan kontras. Suatu kata dapat diberi tekanan dengan mengubah tempo dan volumenya. Tempo
sangatlah penting artinya. Tempo yang terlalu cepat hanya memberi kesan suara ribut. Saja. Kehilangan kandungan
makna yang akan disampaikan Kebiasaan bicara cepat itu bisa dihilangkan dengan berlatih membiasakan ucapan-
ucapan lambat. Mula – mula mengucapkan serentetan kata atau atau kalimat hanya dengan gerakan bibir saja, lamba
tanpa bersuara. Sesudah itu dengan bersuara. Demikian berulang-ulang dilakukan.
Kata dapat diberi tekanan dengan merendahkan volume. Misalnya mengucapkan kata dengan lemah dalam saaatu
kalimat yang nyaring. Belajarlah memberi tekanan pada suatu kata dengan memberi sedikit jeda sebelum dan
sesudahnya.
Perubahan dalam pikiran dapat diperlihatkan dengan jeda atau dengan perubahan tiba-tia pada nada serta volumenya
3. Bentuk Ucapan
Suatu ucapan Panjang atau pendek umumnya membangun klimaks, maka dari permulaan dibangunlah : (1) volume,
(2) intensitas emosi, (3) variasi, (4) jarak, kecepatan.
Membangun satu unsure dari keempat unsure di atas secara teknis amatlah sulit. Biasanya baik membangun dengan
satu unsure, lalu beralih pada yang lain, atau membangun dalam dua atau tiga unsure sekaligus.
4. Memuncak
Bila dua pemain atau lebih harus bersama-sama membangun satu reka-rekaan yang disebut topping, memuncak,
dipergunakan, maka tiap pemain berkata pada saatu titik tinggi dalam volume, jarak, dan sebagainya dari kata terakh
pemain sebelumnya. Ini mungkin efektif. Tapi menuntut latihan, sebab pembangunan cenderung untuk meninggi
begitu cepat hingga ucapan ketiga. Maka satu penanjakan agi sudah tidak mungkin.
Olah Vokal
Sebagai media ucap dalam berakting, melatih organ suara merupakan hal yang paling pokok. Bagaimana produksi
suara kita, dilokalisir dengan baik sesuai dengan kebutuhan peran. Jika actor tekun melatih perangkat suaranya lewa
latihan yang benar dan teratur, dia akan lebih mudah dalam memainkan perannya.
(Eka Gandra, Bagi Masa Depan Teater)
Kemampuan Vokal bagi seorang actor adalah syarat utama agar bisa memainkan peran dengan baik. Dengan laku
vocal, pemeran dituntut untuk dapat menjadi perwujudan watak-watak yang nyata.
Vokal sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi actor, merupakan media penyampai informasi melalui dialog
Informasi tentang alur cerita, setting peristiwa, karakter tokoh, emosi, kondisi, usia tokoh dan lainnya. Dan hendakn
tersampaikan secara jelas melalui keterampilan pemeran dalam menyampaikan dialog.
Pencapaian dalam materi ini adalah menciptakan actor dengan perangkat vokalnya yang efektif dan elastis sehingga
mampu menyesuaikan takaran volume suaranya dengan kondisi apapun. Ia juga mampu menampilkan variasi-varias
suara dengan baik seolah berbicara seperti kebiasaan sehari-hari, tetapi tanpa kehilangan kesan teaterikal.
Melalui vocal seorang actor harus mampu menggali kedalaman karakter tokoh dan nuansa dramatic shingga mampu
menggugah imajinasi dan empatik penonton.
Dalam olah vocal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena merupakan sumber tenaga penggerak atau
penggetar pita suara kita. Latihan pernafasan kita menjadi stabil dan efektif dalam menunjang pembentukan suara.
(Eka Gandra, Bagi Masa Depan Teater)
Dilakukan dengan sikap berdiri, duduk atau tidur terlentang. Lemaskan badan selemas-lemasnya, setelah betul-betul
lemas aturlah nafas seenak mungkin. Tarik nafas perlahan sekali (lima detik) lalu tahan => himpun nafas pada
diaphragma dalam tempo yang sama dengan waktu menarik nafas => hembuskan perlahan sama seperti menarik
nafas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang sama dengan menarik nafas, kemudian tahan kembali dalam temp
yang tetap sama => kemudian tarik dan seterusnya berulang-ulang. Latihan ini hendaknya dilakukan setiap hari,
semakin lama tempo hitungan diperlambat sesuai dengan kemampuan yang dicapai.
Berlatih dengan menyuarakan a, i, u, e, o pada saat menghembuskan nafas. Pada latihan pertama biarlah dulu pada
nada yang tetap kemudian coba dalam nada-nada yang lain, yang lebih rendah atau lebih tinggi. Usahakan agar setia
nafas yang keluar benar –benar memproduksi suara sehingga tidak “over”. Agar ada variasi dan tidak membosankan
gerakan tubuh anda seperti seorang pesilat dengan gerakan dasar yang mudah saja.
Pengucapan
Untuk dapat berartikulasi dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat pengucapan. Artikulasi yang baik, akan dapa
dicapai dengan menempatkan posisi yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga efektif dan terkontrol.
Alat-alat tersebut antara lain:
Bibir
Sangat berperan dalam membentuk huruf-huruf hiduo dan huruf M-B-P. Latihan dengan membentuk mulut dengan
ruang gerak yang maksimal, otot bibir berulang membentuk bunyi U-A-U-I-U-A-O-E. Pada saat menyuarakan huru
bibir dibentuk mengkerucut tarik semaksimal mungkin kedepan. Pada bentuk O, bibir membuat bulatan dan jangan
lupa tarik bibir kearah depan tetap diperhatikan. Pada bunyi A, bibir seolah pada posisi menguap membentuk lonjon
maksimal. Pada bentuk bunyi I, bibir seolah ditarik pipi ke samping sehingga mulut nampak pipih. Lakukan latihan
berulang-ulang mulai dengan tempo membentuk lambing-lambang bunyi, percepatan temponya semakin cepat dan
cepat lagi. Lakukan latihan dengan menyuarakan gabungan huruf mati dengan huruf diatas, menjadi MU-BA-PU-M
BU-PA-MO-BE berulang-ulang dari lambat ke sedang dan cepat. Lakukan dengan diiringi latihan dan pernapasan.
Lidah
Lidah sangat berperan dalam membentuk bunyi huruf-huruf mati seperti C-D-L-N-R-S-T dan lainnya. Lidah
yang lincah akan dapat menentukan pembentukan lafal yang baik, tepat dan jelas. Latihan-latihan dimaksud untuk
mencapai tingkat kelenturan sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga mempunyai kemampuan seseoran
yang mengalami kesulitan dalam membentuk bunyi R dan T. Latihan lidah:
- Menjulurkan dan menaril lidah berulang-ulang
- Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan kemudian menjulurkannya untuk
membuat gerakan berupa lingkaran.
- Tempelkan ujung pada gigi seriates lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung lidah pada gigi serri bawah lalu
doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.
- Tutup mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.
Rahang
Membantu pembentukan rongga mulut.
Lakukan latihan-latihan seperti ini:
- Tutup dan buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.
- Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/ leher lalu tutup mulut, rahang
rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan seterusnya berulang-ulang semakin cepat.
- Gerakan rahang bawah ke kanan dan kiri.
- Buat lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.
- Ucapkan dalam satu helaan nafas hitung berapa pengulangan bunyi:
wawawawawawawawa, yayayayayayayayayaya
Langit-langit
Terdiri dari langit-langit keras dan langit-langit lunak, merupakan bagian penting dalam pembentukan suara maupun
pengucapan. Selain itu, langit-langit berperan juga sebagai dinding resonator pada rongga mulut. Latihan:
- Tutup mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang berkumur, buka rahang bawah tetapi bibir tetap rapat, tekan
langit-langit ke atas dank ke bawah pula.
- Tutup mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan seolah anda mengucapkan bunyi M, B, K, N, NG, D, da
lainnya. Saat melakukan ini dapat dirasakan langit-langit bergerak ke atas dan ke bawah.Setelah seluruhnya peralata
pernapasan dan peralatan pengucapan kita latih dengan baik, barulah kita mencoba dengan membaca dialog. Bacala
dengan volume yang sedang dan rasakann pula dorongan nafas diaphragma, arahkan pembentukan suara ke resonato
yang dirasakan paling tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.
Pembentukan Suara
Nafas yang keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara, dank arena getaran itu
timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana terlah beresonansi pada salah sat
resonator, baik rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada. Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka sua
yang diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik melebar kesamping maka suara yang diproduk
akan terdengar ‘cempreng’. Seorang actor harus lebih menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah
texture dan warna suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Seorang actor juga harus bisa mengolah beberapa warna vocal sesuai tuntutan scenario, seperti:
- Menaikkan dan menurunkan volume suara.
- Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.
- Mengatur atau mengolah tempo pengucapan.
- Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.
Latihan 1:
- Tariklah nafas dan keluarkan seperti angina.
- Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara angina itu sendiri, rasakan efek nafas tersebut pada langit-langit atas
mulut, lidah dan pembentukannya.
- Tariklah nafas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik, rasakan bagaimana kandungan nafas d
suara yang keluar.
- Tariklah nafas dan keluarkan dengan teks dan seolah suara itu menyerupai angina.
- Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 2 :
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan harimau, ajah, anjing, kucing dan
lain sebainya).
- Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi burung, ayam, bebek, dan lain
sebagainya).
- Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 3 :
- Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.
- Cobalah berdialog improvisasi aa saja keluar dari mulut.
- Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi yang volumenya di tambah.
- Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am: rasakan sensasi-sensasi usia yang dit
pada teknik suara).
- Cobalah acting dengan teks.
- Hindari ketegangan-ketegangan.
Berikut ini catatan-catatan yang dibuat oleh Frans Marajinen dari “Institut des Arts Spectaculaires” (INSAS) di
Brussell selama kursus yang diadakan oleh Jerzy Grotowsky dan sahabatnya, Ryszard Cieslak, pada tahun 1966.
Dengan membandingkan latihan-latihan tahun 1959-1962, memang ada perubahan yang dapat dicatat yakni dalam
orientasi dan objek latihan yang merupakan hasil kerja beberapa tahun sebelumnya.
Dalam pengantarnya, Grotowsky menjelaskan bahwa hubungan antar penonton dan actor adalah penting. Dengan
dasar pemikiran ini, dia memulai pelajaranya dengan semboyan: “Inti teater adalah actor, perbuatan-perbuatannya,
dan apa yang dapat ia capai”. Skema pelajarannya dan pelbagai macam latihan adalah didasari atas pengalaman seca
metodik menuju kepada teknik-teknik actor dan kehadirannya secara fisik di atas panggung.
Latihan-latihan Vokal
Untuk memulainya, Grotowski membuat beberapa tanda tentang sikap yang disesuaikan dengan kerja seseorang. Ia
minta keterangan yang mutlak kepada siapa saja yang hadir dalam ruangan, baik actor maupun penonton. Ketawa
haruslah ditahan pada bagian permulaan latihan nampak seperti permainan sirkus. Mereka yang tidak biasa dengan
metode tersebut hendaknya menerima impresi ini, tapi secepatnya orang akan memahami apabila ia telah menghadir
beberapa latihan dan melihat hasil yang dicapai. Penonton dalam hal ini adalah mereka yang tidak ambil bagian akti
dalam latihan, dan mereka harus “tidak terlihat dan tidak terdengar” oleh murid-murid.
Catatan: Grotowski menekankan bahwa selama latihan pikiran harus dikosongkan. Murid-murid membaca teks tanp
berpikir dan tanpa pause. Grotowski akan menyetop setiap kali ia melihat ada murid sedang berpikir dalam latihan.
Dalam hal ini ia mendorong murid-murid untuk memasuki permainan secara penuh. Sungguh hebat bagaimana mur
muridnya kemudian mengikuti latihan ini. Sekarang semua perasaan malu-malu menjadi lenyap. Kekurangannya
hanyalah karena belum terbiasa dengan teks, dan memang dalam improvisasi, kata-kata tidak timbul secara mudah.
Tiba-tiba Grotowski menginterupsilatihan (tidak disadari beberapa murid dalam hal ini menunjukan bahwa mereka
benar-benar secara total adalah jelas dimaksudkan untuk “mengistirahatkan” organ-organ suara. Grotowski
menganggap bahwa “vocal relaxation” adalah sangat penting , terutama bagi mereka yang berlatih untuk pertama
kalinya. Organ-organ ini suara belum terbiasa digunakan dengan cara iin. Cara pendidikan Grotowski yang keras
nampak dalam kenyataannya bahwa murid-murid mengalami kesulitan menahan latihan. Mereka tidak memperhatik
penonton yang mana hal itu merupakan suatu yang luar biasa dalam keseluruhan proses latihan.
Latihan “King-Kong”
Inti dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata “King” pada nada yang sangat tinggi dan tempo yang sang
cepat, dengan seluruh rentetan variasi dari nada rendah ke nada tinggi.
Akhirnya suara ke luar dari occiput yang sementara adalah Grotowski memperoleh hasil yang luar biasa dengan
improvisasi kata ini pada nada yang lebih tinggi. Setelah kira-kira lima menit, atas petunjuk Grotowski, murid-murid
mencapai skala vocal yang tinggi dan nampak bagi mereka sebagai sesuatu yang baru. Kami mendapatkan keadaan
karena banyak wajah-wajah murid yang nampak surprise.
Latihan “La-La”
Latihan dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan “la-la” kemudian Grotowski merebahkan diri, terlentan
diri, terlentang di atas lantai. Lalu “la-la” di ulang dengan menghadap ke langit-langit, dinding dan lantai sebagai
alternatip suara kepala, perut dan dada.
Grotowski berpesan agar mereka melonggarkan perut dan mendorong resonator yang terletak di perut.
Setelah latihan ini, murid-murid tetap terlentang di atas lantai untuk beberapa saat, istirahat secara penuh.
(Catatan: Hasilnya sunggu luar biasa. Bahkan setelah pelajaran pertama suara murid-murid bisa mencapai intonasi
yang sebelumnya tidak pernah mereka sangka dapat mereka miliki).
Grotowski memulai lagi dengan serangkaian latihan-latihan sama seperti yang diberikan kepada murid yang pertam
1. Simulasi vocal keluar dari resonator-resonator yang berbeda
2. Suara kepala (menghadap kelangit-langit).
3. Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)
4. Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas actor).
5. Suara dada (diproyeksi di depan actor)
6. Suara perut (menghadap kelantai
Suara-suara yang keluar dari:
a. sepasang bahu (menghadap kelangit-langit di samping actor)
b. the small of the back (menghadap dinding disamping actor)
c. the lumber region (menghadap lantai, dinding dan ruangan di sampingnya)
Latihan Berikutnya
Meong kucing dengan daya penyampaian yang paling luas dari:
a. Intonasi
b. nuanasa-nuansa
c. pitch
Tiba – tiba grotowski kembali kepembicaraan teks secara normal/ biasa
Macan
Ekspresi suara dalam bentuk ruangan macan. Ada tanda-tanda kemajuan yang nampak kalau dibandingkan dengan
yang sebelumnya. Latihan vocal sekarang dibarengi dengan gerak mengendap-endap, jumpalitan dan mencakar-cak
Grotowski tidak ragu-ragu mempelajari dari pengalaman tentang kebutuhan murid-murid sehingga memungkinkan
penyerahan diri mereka secara penuh dalam latihan.
C. JIWA
Jiwa
Proses pertama transformasi atau penjiwaan terhdap peran, adalah memberi focus kepada energi yang sudah dimilik
oleh si actor. Dia harus mengendalikan dirinya menuju satu tujuan tertentu. Usaha memfokuskan energi itu adalah
usaha menyerahkan diri sepenuhnya kepada aksi dramatis sesuai tuntutan naskah, dimana ia mampu menentukan
pilihan-pilihan aksi selaras dengan keyakinannya terhadap tokohnya.
Konsentrasi
Pengertian : konsentrasi secara harfiah berarti memfokus, sehingga dalam konsentrasi, kepekaan si actor dapat
mengalir bebas menuju satu titik atau bentuk tertentu.
Motivasi
Pengertian :Peran apapun yang anda mainkan harus memiliki tujuan dan motivasi. Dalamus keadaan bagaimanapun
adalah mustahil untuk melakukan sesuatu yang secara langsung diarahkan untuk mencetuskan suatu perasaan demi
perasaan itu sendiri. Kalau hal ini tidak diindahkan, maka anda tidk akan memperoleh apapun. Hanya kedangkalan
saja. Jika kita memilih suatu tindakan atau perbuatan jangan menggunakan perasaan dan bathin anda. Jangan menco
memperlihatkan aksi cemburu atau menyatakan cinta, semata hanya untuk kepentingan perasaan itu aja. Semua
perasaan itu adalah akibat dari sesuatu yang terjadi sebelumnya. Cobalah ingat kejadian sebelumnya itu dalam-dalam
dan hasilnya akan datang sendiri. Penggambaran nafsu yang palsu, yang menggunakan gerakan-gerakan
konvensional, semuanya ini merupakan kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi.
Tips:
Anda harus mampu bermain sesuai dengan pengkhayatan anda sendiri terhadap tokoh, penggambaran artistic dari
realita dunia actual kedalam dunia imajinasi. Untuk memperoleh hubungan antara actor dan tokoh yang digambarka
anda harus mendekatkan pada sumber-sumber yang dekat dengan perasaan dan batin kita sendiri. Jika hal ini bisa
dicapai, maka kita akan merasakan dorongan dan rangsangan dari dalam.
Dorongan ini akan mengutarakan dirinya sendiri dalam aksi si tokoh imajiner yang telah ditempatkan di tengah-
tengah permainan lakon. Mainkanlah dan anda akan menciptakan kehidupan baru. Kita akan dibawa kedunia bawah
sadar, menyadari hal-hal dalam permainannya yang sebelumnya tidak disadari sama sekali. Ini merupakan rangsang
“dunia bawah-sadar yang kreatif ”yang paling pokok adalah anda telah memainkan dunia bawah sadar kreatif melal
tehnik yang disadari. Setelah ini bisa disatukan dalam pikiran dan imajinasi, barulah anda bisa menciptakan dunia
baru dan mulai memainkannya dengan penuh motivasi dan rasa kebenaran artistic. Dibalik kata-kata, kita memasuka
pikiran kita dalam karakter toloh kehidupannya. Lalu kita filter melalui diri kita sediri seluruh bahan yang kita perol
dari pengarang dn sutradara. Bahan ini menjadi bagian dari diri kita, baik dalam pengertian spiritual dan fisik, emos
kita jujur dan sebagai hasil kita memperoleh aktivitas yang betul-betul produktif, semuanya berjalin dengan implika
sebuah lakon.
Imajinasi:
Imajinasi adalah suatu cara bagi seorang actor untuk mendekati pikiran dan perasaan karakte yang akan dimainkan
sehingga dia dapat menempatkan dirinya dalam situasi si karakter. Metode ini merupakan proses imajinasi dimana d
actor melakukan identifikasi dengan karakter tokohnya. Di setiap identifikasi dengan karakter tokohnya, si actor
harus melihat pengalaman hidupnya dan pengalaman hidup yang paling relevan untuk ditransver ke pengalaman hid
yang dimiliki si karakter. Si actor harus mampu menyelidiki asal mula dirinya sendiri untuk dapat tulus dan jujur
pada realita eksistensi dirinya yang baru. Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi,
sedangkan fantasi membuat hal-hal yang tidak ada, yan tidak pernah ada. Tapi siapa tahu, suatu hari kesemuanya itu
mungkin ada. Bagi seorang actor, proses kreatif ini dipimpin oleh imajinasinya.
Pertama, anda memaksa imajinasi anda, padahal sebetulnya anda harus membujukny. Lalu, anda coba merenung
tanpa suatu objek yang menarik bagimu. Kesalahan yang ketiga adalah pikiran anda pasif. Dalam imajinasi, aktifitas
yang intens sangatlah penting. Awalnya datang gerakan dari dalam, kemudian gerakan luar.
Sebelum sutradara memberikan pengarahan dan latihan, anda harus memiliki catatan mengenai gambaran tokoh dan
tempat yang akan dijadikan area latihan. Lalu anda harus memiliki suatu gasi gambaran yang batin yang kuat. Imaji
imaji bain ini akan menciptakan suasana yang sesuai dan mencetuskan emosi, sambil menjaga supaya kita tetap
berada dalam batas-batas lakon itu.
Mengembangkan imajinasinya
Pertama-tama coba ceritakan tentang kehidupan sehari-hari terhadap pengalaman yang paling sensitive. Apa yang
paling mudah untuk merangsang perasaanmu, rasa takut dan gembira anda.
Jika anda mengetahui betul seluk beluk sifat-sifat anda sendiri maka bagi anda tidak akan sulit untuk
mengadaptasikannya ke dalam keadaan imajiner. Karena itu, paparkan beberapa sifat khas, kualitas, perhatian, yang
khas yang anda miliki. Anda harus bisa menjawab (kapan, dimana, kenapa, bagaimana) yang anda ajukan sendiri
tatkala ia mendorong kesanggupannya untuk menemukan sesuatu yang baru guna membuat gambaran yang lebih jel
dari sebuah kehidupan pura-pura. Kadang-kadang ia tidak perlu melakukan semua usaha intelektual dan disadari ini
Imajinasinya mungkin bekerja secara intuitif. Sebuah pendekatan secara sadar dan dengan akal pada imajinasi
seringkali menghasilkan suatu perasaan hidup palsu yang tak berdarah. Seni acting menghendaki supaya seluruh
harkat seorang actor terlibat secara aktif, supaya ia menyerahkan dirinya, baik bathin maupun lahir, kepada peran
yang ia mainkan. Anda harus merasakan tantangan untuk berbuat, baik secara fisik maupun secara intelektual, karen
imajinasi yang tidak punya substansi.
………………vvv…………………
CIPTA TUNGGAL
(Referensi lain tentang olah sukma atau meditasi , sekedar intermezzo, cukup dibaca aja)
(diambildari www.jawapalace.org)
cipta bermakna: pengareping rasa, tunggal artinya satu atau difokuskan ke satu obyek. Jadi Cipta Tunggal bisa
diartikan sebagai konsentrasi cipta.
1. Cipta, karsa ( kehendak ) dan pakarti ( tindakan ) selalu aktif selama orang itu masih hidup. Pakarti bisa
berupa tindakan fisik maupun non fisik, pakarti non fisik misalnya seseorang bisa membantu memecahkan atau
menyelesaikan masalah orang lain dengan memberinya nasehat, nasehat itu berasal dari cipta atau rasa yang muncul
dari dalam. Sangatlah diharapkan seseorang itu hanya menghasilkan cipta yang baik sehingga dia juga mempunyai
karsa dan pakarti/tumindak yang baik, dan yang berguna untuk diri sendiri atau syukur -syukur pada orang lain.
2. Untuk bisa mempraktekkan tersebut diatas, orang itu harus selalu sabar, konsestrasikan cipta untuk sabar,
orang itu bisa makarti dengan baik apabila kehendak dari jiwa dan panca indera serasi lahir dan batin. Ingatlah bahw
jiwa dan raga selalu dipengaruhi oleh kekuatan api, angin, tanah dan air.
3. Untuk memelihara kesehatan raga, antara lain bisa dilakukan :
a. Minumlah segelas air dingin dipagi hari, siang dan malam sebelum tidur, air segar ini bagus untuk syarat dan
bagian-bagian tubuh yang lain yang telah melaksanakan makarti.
b. Jagalah tubuh selalu bersih dan sehat, mandilah secara teratur di negeri tropis sehari dua kali.
c. Jangan merokok terlalu banyak.
d. Konsumsilah lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan dan sedikit daging, perlu diketahui daging yang
berasal dari binatang yang disembilah dan memasuki raga itu bisa berpengaruh kurang baik, maka itu menjadi
vegetarian ( tidak makan daging ) adalah langkah yang positif.
e. Kendalikanlah kehendak atau nafsu, bersikaplah sabar, narima dan eling. Janganlah terlalu banyak
bersenggama, seminggu sekali atau dua kali sudah cukup.
4. Berlatihlah supaya cipta menjadi lebih kuat, pusatkan cipta kontrol panca indera. Tenangkan badan ( heneng )
dengan cipta yang jernih dan tentram ( hening ) Bila cipta bisa dipusatkan dan difokuskan kearah satu sasaran itu
bagus, artinya cipta mulai mempunyai kekuatan sehingga bisa dipakai untuk mengatur satu kehendak.
5. Buatlah satu titik atau biru ditembok atau dinding ( . ) duduklah bersila dilantai menghadap ke tembok,
pandanglah titik itu tanpa berkedip untuk beberapa saat, konsentrasikan cipta, kontrol panca indera, cipta dan pikiran
jernih ditujukan kepada titik tersebut. Jangan memikirkan yang lain, jarak mata dari titik tersebut kira-kira tujuh pul
lima sentimeter, letak titik tersebut sejajar dengan mata, lakukan itu dengan santai.
6. Lakukan latihan pernafasan dua kali sehari, pada pagi hari sebelum mandi demikian juga pada sore hari sebelum
mandi tarik nafas dengan tenang dalam posisi yang enak.
7. Lakuakan olah raga ringan ( senam ) secara teratur supaya badan tetap sehat, sehingga mampu mendukung latiha
olah nafas dan konsentrasi.
8. Hisaplah kedalam badan Sari Trimurti pada hari sebelum matahari terbit dimana udara masih bersih, lakukan
sebagai berikut :
Tarik Nafas Tahan Nafas Keluarkan Nafas Jumlah
10 detik 10 detik 10 detik 30 detik minggu I : 3 kali
9. Untuk memperkuat otak tariklah nafas dengan lobang hidung sebelah kiri dengan cara menutup hidung sebelah
kiri dengan cara menutup lobang hidung sebelah kanan dengan jari, lalu tahan nafas selanjutnya keluarkan nafas
melalui lobang hidung sebelah kanan, dengan menutup lobang hidung sebelah kiri dengan jari.
Tarik Nafas Tahan Nafas Keluarkan Nafas Jumlah
4 detik 8 detik 4 detik 16 detik minggu I : 7 kali
10. Karsa akan terpenuhi apabila nasehat-nasehat diatas dituruti dengan benar, praktekkan samadi pada waktu malam
hari, paling bagus tengah malam ditempat atau kamar yang bersih. Kontrol panca indera, tutuplah sembilan lobang
dari raga, duduk bersila dengan rilek, fokuskan pandangan kepada pucuk hidung. Tarik nafas, tahan nafas, dan
keluarkan nafas dengan tenang dan santai, konsentrasikan cipta lalu dengarkan suara nafas. Pertama-tama akan
dirasakan sesuatu yang damai dan apabila telah sampai saatnya orang akan bisa berada berada dalam posisi hubunga
harmonis antara kawula dan Gusti ALLAH
11. Cobalah lakukan sebagai berikut :
a. Lupakan segalanya selama dua belas detik
b. Dengan sadar memusatkan cipta kepada dzat yang agung selama seratus empat puluh detik.
c. Jernihkan pikiran dan rasa selama satu, dua atau tiga jam ( semampunya)
12. Tujuh macam tapa raga, yang perlu dilakukan
a. Tapa mata, mengurangi tidur artinya jangan mengejar pamrih.
b. Tapa telinga, mengurangi nafsu artinya jangan menuruti kehendak jelek.
c. Tapa hidung, mengurangi minum artinya jangan menyalahkan orang lain
d. Tapa bibir, mengurangi makan artinya jangan membicarakan kejelekan orang lain
e. Tapa tangan, jangan mencuri artinya jangan mudah memukul orang
f. Tapa alat seksual, mengurangi bercinta dan jangan berzinah
g. Tapa kaki, mengurangi jalan artinya jangan membuat kesalahan
13. Tujuh macam tapa jiwa yang perlu dilakukan
a. Tapa raga, rendah hati melaksanakan hanya hal yang baik
b. Tapa hati, bersyukur tidak mencurigai orang lain melakukan hal yang jahat
c. Tapa nafsu, tidak iri kepada sukses orang lain, tidak mengeluh dan sabar pada saat menderita
d. Tapa jiwa, setia tidak bohong, tidak mencampuri urusan orang
e. Tapa rasa, tenang dan kuat dalam panalongso
f. Tapa cahaya, bersifat luhur berpikiran jernih
g. Tapa hidup, waspada dan eling
14. berketetapan hati
a. tidak ragu-ragu
b. selalu yakin orang yang kehilangan keyakinan atas kepercayaan diri adalah seperti pusaka yang kehilangan
yoninya atau kekuatannya
15. Menghormati orang lain tanpa memandang jenis kelamin, kedudukan, suku, bangsa, kepercayaan dan agama,
semua manusia itu sama : saya adalah kamu ( tat twan asi ). Artinya kalau kamu berbuat baik kepada orang lain, itu
juga baik buat kamu, kalau kamu melukai orang lain itu juga melukai dirimu sendiri.
16. Sedulur papat kalimo pancer
Orang Jawa tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat (saudara empat) yang selalu menyertai seseorang diman
saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia. Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan alam untuk selalu
dengan setia membantu, mereka tidak tidak punya badan jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga harus mempunyai
hubungan yang serasi dengan mereka yaitu :
a. Kakang kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya di timur warnanya
putih.
b. Adi ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di barat warnanya kuning
c. Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di selatan warnanya merah
d. Puser, pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.
Selain sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer kelima itulah badan jasmani kamu. Merekalah
yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat
papat lima tengah, ( empat jurusan yang kelima ada ditengah ). Mereka berlima itu dilahirkan melalui ibu, mereka it
adalah Mar dan Marti, berbentuk udara. Mar adalah udara, yang dihasilkan karena perjuangan ibu saat melahirkan
bayi, sedangkan Marti adalah udara yang merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang bayi. Secara
mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa meminta bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kam
melaksankan tapa brata ( laku spiritul yang sungguh-sungguh )
17. Tingkatkan sembah, menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti juga menghormati dan memujaNY
istilah lainnya ialah Pujabrata. Ada guru laku yang mengatakan bahwa seseorang itu tidak diperkenankan melakukan
pujabrata, sebelum melewati tapabrata.
a. Sembah raga
Ini adalah tapa dari badan jasmani, seperti diketahui badan hanyalah mengikuti perintah batin dan kehendak. Badan
itu maunya menyenag-nyenangkan diri, merasa gembira tanpa batas. Mulai hari ini, usahakan supaya badan menuru
kehendak cipta yaitu dengan jalan: bangun pagi hari, mandi, jangan malas lalau sebagai manusia normal bekerjalah.
Makanlah makanan yang tidak berlebihan dan tidur secukupnya saja: makan pada waktu lapar, minum pada waktu
haus, tidur pada waktu sudah mengantuk, pelajarilah ilmu luhur yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
b. Sembah cipta
1. Kamu harus melatih pikiranmu kepada kenyataan sejati kawula mengenal Gusti.
2. Kamu harus selalu mengerjakan hal-hal yang baik dan benar, kontrollah nafsumu dan taklukan keserakahan.
Dengan begitu rasa kamu akan menjadi tajam dan kamu akan mulai melihat kenyataan.
Berlatih cipta sebagai berikut :
1. akukan dengan teratur ditengah, ditempat yang sesuai.
2. Konsentrasikan rasa kamu
3. Jangan memaksa ragamu, laksanakan dengan santai saja
4. Kehendahmu jernih, fokuskan kepada itu
5. Biasakanlah melakukan hal ini, sampai kamu merasa bahwa apa yang kamu kerjakan itu adalah sesuatu yang
memang harus kamu kerjakan, dan sama sekali tidak menjadi beban
Kini kamu berada dijalan yang menuju ke kenyataan sejati, kamu merasa seolah-olah sepi tidak ingat apapun, seolah
olah badan astral dan mental tidak berfungsi, kamu lupa tetapi jiwa tetap eling ( sadar ) itulah situasi heneng dan
hening dan sekaligus eling kesadaran dari rasa sejati. Ini hanya bisa dilaksanakan dengan keteguhan hati sehingga
hasilnya akan terlihat.
c Sembah jiwa
Sembah jiwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan rasa yang mendalam menggunakan jiwa suksma yang telah
kamu temui pada waktu pada heneng, hening dan eling, ini adalah sembah batin yang tidak melibatkan lahir. Apabil
kamu melihat cahaya yang sangat tenang tetapi tidak menyilaukan itu pertanda kamu sudah mulai membuka dunia
kenyataan. Cahaya itu adalah pramana kamu sendiri, kamu akan merasa yakin pada waktu bersamadi, kamu dan
cahaya itu saling melindungi.
d. Sembah rasa artinya sejati ( rasa sejati )
1 Kita bisa mengerti dengan sempurna untuk apa kita diciptkan dan selanjutnya apakah tujuan hidupmu.
2. Kita akan mengerti dengan sempurna atas kenyataan hidup dan keberadaan semua mahluk melalui olah samadi
atau memahami Sangkan Paraning Dumadi, hubungan harmonis antara kawula dan Gusti layaknya seperti manisny
madu dan madunya, tidak terpisahkan.
Nyinau ngilmu kedah ngertos ilmunipun
Ilmu bebukanipun sarana pikir
Ngilmu lelabetan kalian laku
Olehipun sampurna kedah kekalih
Menawi sampun lajeng kagunaknya
Adamel uruping sasamya
Samodraning guna agesang
Seorang aktor Pemeran Muncul pertama kali bahasa inggris di sebut dengan –TEKNIK OF ENTRANCE - , yaitu
teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil di atas pentas dalam satu sandiwara satu babak atau satu adega
Barang kali kemunculannya tatkala pemain-pemain yang lain sudah berada duluan di atas pentas dalam satu adegan
barang kali ia muncul tepat waktu layar di buka, barang kali juga ia munculo pertama kali seorang diri diatas pentas
seorang iri seorang diri di atas pentas sebagai pembuka.
Tekinik muncul ini penting karena ia lakukan dalam keadaan kesan ( Imprese) menerbitkan ke inginan tahuan
penonton kepada sang pemain, bagaiman ia melakukan aktifitas penonton akan lebih dapat menikmati dalam berma
Ketika di dalam naskah “ PANEMBAHAN RESO “ ( W.S Rendra ). Ada adegan pesta pora di Istana, jaga baya
terburu-buru dating menghadap Raja membawa surat Panji- Tumbal.
Jagabaya : Yang mulia, hamba menghadap untuk mempersembahkan surat.
Raja Tua : Reso bawa dia kemari.
Reso : baik,yang mulia. Mari kamu ! bicara
Jagabaya : Hamba memimpin pasukan pengawal istana hari ini. Seorang pasukan menggebu dengan kuda. Ia
datang dari Tegal Wurung membawa surat panji tumbal untuk Sri baginda, sedang ia sendiri selesai bicara langsung
melompat ke punggung kuda, dan setelah mohon maaf karena ia sendiri di buru oleh urusan maha gawat lalu melaju
di telan debu.
Raja Tua : bawa kemari surat itu.
Muncul Jagabaya membawa surat Panji Tumbal ayang diserahkan kepada raja tua, supaya l;ebih memberi pendalam
watak permainan maka peranan tersebut harus dapat menyesuaikan alur irama permainan yang sedang – brjalan.
Jagabaya : ( Melangkah beberapa langkah menuju arah ke-arah Raja Tua, dengan tergesa-gesa ).
Jagabaya : yang mulia, hamba menghadap
Untuk mempersenbahklan surat
( menunggu beberapa saat reaksi Raja Tua ) Didalam naskah “ OIDIPUS REX “ ( Sopholes ) adanya adegan
Ratu Jocosta yang keluar dari istana denga tergesa-gesa untuk memisah pertengkaran oidpus dengan creon sambil
berseru :
Jocosta : Bencana ! Bencana ! kenapa para pangeran bersenketa, sedang negara dalam bencana.
Akan lebih megesankan lagi apabila pemeran jocosta muncul, dengan setengah berlari sambil berseru
Jocosta : Bencan ! Bencana !
( lalu berhenti sekejap dua kejap sambil memandang tajam pada oidipus dan creon sanbil maju ke tengah-tengah di
antara oidipus dan creon sambil mengucapkan sisa kalimat ) klenapa para pangeran bersengketa, sedang negara dala
bencan.
Sebuah kalimat akan tersa mempunyai kesan apabila di beri isi atupun tekanan, dalam istilah bahasa inggris
namakan:THE TECHNIQUE OF PHRASING.
Pada kalimat “ Gayanya itu “. Bisa mengandung bermacam-macam pengertian, jika di ucapkan dengan cara
tertentu, dapat menjadi dari orang yang mengucapkan.
Tekan Dinamik
Tekanan keras dalam pengucapan, dalam berbicara biasanya orang akan menekan kata-kata yang di anggap penting
“ saya akan pergi kekantor ( bukan ke rumah )
“ siapa wanita tadi ( bukan laki-laki )
“ saya yang mengatakan ( bukannya dia )
Tekanan Nada
Tekan tinggi rendahnya dalam pengucapan suatu kata. Pada sebuah kalimat:
“ Apa “.
( bisa merupakan arti pertanyaan dan bisa pula. Dan bisa pula berupa teguran, bergantung dari ucapan ).
“ Gila “
( bisa berarti makian, bisa sekaligus pujian).
Tekana nada lebih mencerminkan ISI PERASAAN – dari pada pikiran.
Tekanan Tempo
Tekan lambat dan cepat nya mengucapkan sebuah kata dalam kalimat, sepperti juga halnya tekanaan tempo sangat
berarti apabila ia di pergunakan untuk menjelaskan ISI PIKIRAN. Di dalam suasan SEDIH tempo pengucapan akan
LAMBAT. Pada suasana genbira tempo pengucapan akan CEPAt.
“ saya muak sekali mendengar kata-katanya “.
( tempo di gunakan dengan lambat )
“ senang benar saya menerima suratnya “.
( tempo di gunakan dengan cepat )
teknik me,beri Isi yang lainnya dengan mempergunakan ANGGOUTA BADAN dan BADAN. Pengguna
angguta badan – dan badan ini bisa menjadi GERAK, AIR MUKA, dan SIKAP. Yang di maksud Gerak; ialah gerak
anggouta badan, pernyataan perasaan dan oikiran melalui gerakan JARI, GENGGAMAN TELAPAK TANGAN,
LAMBAYAN TANGAN, BAHU dkk.
Dari kleseluruhan semua anggouta badan, telapakj tangan. Jari-jarilah yang piling pokok di gunakan.
Teknik pengembangan
Teknik pengembangan dapat di capai dengan menggunakan melalui pengucapan dan jasmani.
Pengucapan : 1. Menaikkan volume suara.
2. Menaikkan tinggi suara.
3. Menaikkan kecepatan tempo suara.
4. mengurangi volume tinggi nada, kecepatan tempo suara.
Menaikkan tempo suara dalam berdialog, dari nada rendah terus naik ke nada tinggi. Tempo
kaliamat dapat di cepatkan.
Mengurangi volume tinggi kecepatan tempo suara, apabila terjadi anti klimak.
Jasmani :
1. Menaikkan tingkat posisi Posisi jasmani. Kepala menunduk menjadi tengadah. Tangan terkulai menjadi teracung
Sikap berbaring menjadi duduk. Duduk menjadi jongkok, jongkok menjadi berdiri.
2. Dengan cara berpaling. Memalingkan kepala, tubuh (torso) serta badan.
“Aku putramu creon. Jadi selama adil dan bijaksana, aku akan patuh dan setia. Tak mungkin aku menganggap
pekawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.”
Kalimat-kalimat tersebut dapat di sisi dengan tindakan-tindakan.
“Aku putramu creon. Jadi selama anda adil dan bijaksana”.
(Memalingkan kepala kearah creon.) aku akan patuh dan setia (sekejab memberikan jeda, lalu memalingkan tubuh)
Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.
3. Dengan cara berpindah tempat.
Berpindah dari kiri ke kanan, dari belakang ke depan, dari bawah ke atas.
4. Dengan melakukan gerakan anggauta badan. Tanpa melakukan perobahan tempat, pemeranan dapat melakuka
pegembangan dengan melalui melambaikan tangan, mengembangkan jari, mengepal tinju, menghentakan kaki,
mengagguk-anggukan kepala. Dll.”Jangan lagi menyebut nama Indadid, saripah. Ia sudah sirna dari masa lajang u.
Lima purnama yang lalu di Bukit Selasih, dia mengguna-gunaai suntil iparku. Dan sudah berulang egkau lupa. Lain
kali janganlah lupa, kau adalah istriku (Kalimat ini walaupun oleh si pemeran mengucapkan sambil duduk, dapat di
lakukan dengan beberapa gerakan.)
5. Dengan air muka. Perobahan-perobahan air muka dapat mencerminkan perkembangan emosi si pemeran
TIMING
Yang dimaksud dengan timing adalah ketepatan hubungan gerakan jasmani yang berlangsung sekejab dengan kata
atau kalimat yang diucapkan.
TEKHNIK PENONJOLAN
Upaya memilah bagian mana yang perlu ditonjolkan senjata teknisnya adalah SUARA PENGUCAPAN dan
JASMANI nya.
TEMPO PERMAINAN
Merupakan cepat atau lambatnya permainan.
IRAMA PERMAINAN
Merupakan gelombang yang naik turun, longgar kencangnya gerakan, atau suara-suara yang terjadi dengan teratur.
MENCIPTAKAN PERAN
Melalui pendekatan imajinatif (spontan daan otomatis) dan terperinci (mengumpulkan keterangan-keterangan)
Cara nya adalah
Pertama ; Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus di lakukan oleh peran yang bersaangkutan.
Kesdua : Kumpulkanlah watak sifat sang peran, lalu hubungkan dengan tindakan-tinddakan pokok yang harus
kerjakan, lalu yang mana yang harus ditonjolkan
Ketiga : Carilah pada naskah Ucapan-ucapan yang meskipun tersirat dapat ditimbulkan maksudnya.
Keempat : Carilah pada naskah hal-hal yang mana sifat sifat tersebut untuk dapat kesempatan di tonjolkan.
Kelima : Ciptakanlah gerakan-gerakan air muka, sikap dan langkah yang bisa menyatkan WATAK-WATAK
yang termaksud di atas.
RESPON
Respon sangat penting (yang datangnya dr rasa spontan, yan lahir dari jiwa terdalam ier ackting).
Pertama respon dengan tanggapan-tanggapan cerita
Kedua respon pada tanggapan lingkungan
Ketiga Tanggapan kepada teman-teman bermain.
DAFTAR PUSTAKA