You are on page 1of 3

December 22nd, 2010 | 

 Author: aldoranuary26

KONFLIK SARA di INDONESIA

Contohkan masalah SARA yang ada di Indonesia dan dianalisis !

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang bererti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diertikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar
dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan
menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Faktor-faktor penyebab konflik antara lain :

1.      Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda

3.      Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

(www.id.wikipedia.com)

Konflik adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat.
Selama masyarakat masih memiliki kepentingan, kehendak, serta cita-cita konflik senantiasa
“mengikuti mereka”. Oleh kerana dalam upaya untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan
pastilah ada hambatan-hambatan yang menghalangi, dan halangan tersebut harus disingkirkan.
Tidak menutup kemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan antara individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Jika hal ini terjadi, maka konflik merupakan
sesuatu yang niscaya terjadi dalam masyarakat. (www.hendrasyahputra.com)

Konflik kepentingan lebih penting meskipun dikatakan bahwa konsep kepentingan juga
melibatkan keuntungan bagi kelompok lain selain kelompoknya sendiri (Achmad Fedyani,
2006 : 340). Konflik kepentingan inilah yang akan kita bahas disini, yaitu konflik yang berupa
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan). SARA adalah berbagai pandangan dan
tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama,
kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan,
diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan
sebagai tindakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-
hak dasar yang melekat pada manusia. SARA dapat digolongkan dalam tiga kategori :

1.      Individual : merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan maupun pernyataan yang bersifat menyerang,
mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupun golongan.

2.      Institusional : merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh suatu institusi, termasuk
negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat
peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya.

3.      Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide diskriminatif melalui struktur
budaya masyarakat. (www.insearching.tripod.com/sara.html)

Salah satu contoh kasus SARA di Indonesia adalah adanya konflik agama antara gereja HKBP
dengan ormas Islam di daerah Bekasi. Pertikaian berbau SARA ini terjadi sejak beberapa bulan
lalu dan puncaknya pada Minggu, pada tanggal 8 Agustus 2010, saat bentrokan terjadi di lokasi
Gereja HKBP Pondok Timur di Kampung Ciketing Asem, Mustikajaya. Massa meminta jemaat
HKBP tidak melakukan ibadah di lokasi itu sehingga terjadi bentrokan. Polisi yang hanya 100
orang tidak mampu menangani masalah tersebut sehingga penyerbuan pun terjadi. Massa yang
tidak suka ada gereja menilai HKBP telah melanggar Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga
menteri. Sedangkan pengurus HKBP menilai lahan mereka itu hasil penunjukkan dari Pemkot
Bekasi.(www.poskota.co.id)

Sebenarnya, konflik berbau SARA seperti ini tidak perlu terjadi bila masing-masing golongan
mau terbuka dan tentunya saling menghargai. Konflik semacam ini sebenarnya tidak perlu
sampai terjadi. Semua harus menahan diri dan tidak mendahulukan ego. Walikota Bekasi pun
berupaya menangani kasus SARA ini dengan membuat dua tim untuk menyelesaikan maslah
tersebut. Dua tim ini nantinya yang akan melakukan pendekatan persuasif dan melakukan upaya
hukum jika di dalamnya ada pelanggaran.

Setelah mengetahui penyebab terjadinya konflik SARA tersebut, terdapat beberapa alternatif
teoretis untuk menyelesaikan konflik yang tejadi. Secara umum, untuk menyelesaikan konflik
dikenal beberapa istilah, yakni :

1.            pencegahan konflik; pola ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kekerasan dalam
konflik

2.            penyelesaian konflik; bertujuan untuk mengakhiri kekerasan melalui persetujuan


perdamaian

3.            pengelolaan konflik; bertujuan membatasi atau menghindari kekerasan melalui atau
mendorong perubahan pihak-pihak yang terlibat agar berperilaku positif

4.            resolusi konflik; bertujuan menangani sebab-sebab konflik, dan berusaha membangun
hubungan baru yang relatif dapat bertahan lama di antara kelompok-kelompok yang bermusuhan

5.            transformasi konflik; yakni mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang
lebih luas, dengan mengalihkan kekuatan negatif dari sumber perbedaan kepada kekuatan
positif. (www.hendrasyahputra.com)

Hal ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran seluruh kelompok elemen masyarakat untuk saling
menjaga dan menghormati hak semua umat beragama. Tentunya kita berharap agar kejadian
semacam ini tidak lagi terjadi di Bekasi juga di daerah lain. Kasus yang terjadi di Kota Bekasi
bisa menjadi bahan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua.

You might also like