You are on page 1of 3

Hebatnya TK di Indonesia

24 Nov

Rate This

TK atau Taman Kanak-kanak merupakan wadah pendidikan awal seorang anak sebelum
dia melanjutkan ke pendidikan dasar. Masih ada lagi sebenarnya kelas di bawah TK
seperti play group, namun di TK lah seorang anak mendapat bekal untuk melanjutkan ke
pendidikan dasar.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas) No 20 tahun 2003, TK masuk dalam


sistem pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan titik berat pembelajaran moral, nilai
agama, sosial, emosional dan kemandirian.

Dari undang-undang tersebut, dapat diketahui bahwa pelajaran membaca dan menulis
tidaklah termasuk dalam kurikulum pembelajaran anak di TK. Namun hampir semua TK
di Indonesia mengajarkan membaca, menulis dan berhitung (calistung) kepada muridnya.
Hal ini terkait dengan tuntutan dari SD di Indonesia. Sekolah Dasar di Indonesia
menuntut agar murid-murid kelas 1 (satu) nya sudah mampu menguasai calistung. Ini
dapat dilihat dari tes masuk SD, yang mengetes para lulusan TK dengan calistung.
Akhirnya, mereka yang menguasai calistung lah yang dapat sekolah di SD tersebut.
Dengan tuntutan seperti ini para orang tua murid di TK juga menuntut agar di TK
tersebut diadakan pembelajaran calistung. Dan itu membuat para guru TK di Indonesia
untuk wajib mengajarkan calistung kepada muridnya.

Hal ini tentunya memberikan tekanan psikologis tersendiri untuk para murid TK. TK
yang seharusnya adalah tempat bermain bagi mereka telah menjadi “neraka” bagi
sebagian murid. Disinilah salahnya struktur pendidikan kita, dimana para murid TK
sudah diajarkan stress sedari dini. Hal ini akan berpengaruh pada psikologi anak TK.
Mereka tidak bisa mengembangkan kemampuan improvisasi otak mereka, karena mereka
sudah didoktrin dahulu dengan pelajaran calistung. Anak usia TK yang masih ingin
bermain, sudah diberikan tekanan psikologis kepada mereka. Efeknya akan terjadi ketika
mereka telah dewasa. Mereka kurang mampu utuk mengambangkan imajinasi mereka.

Sekolah TK diluar negeri, belum ada yang memasukan kurikulum calistung di sekolah
mereka. Ambil contoh di Jepang. Para murid TK disana hanya mendapatkan pelajaran
bernyanyi, berbaris, makan. Tidak ada sama sekali proses belajar mengajar calistung.
Kemudian di sekolah dasar mereka baru mendapatkan pelajaran calistung. Mereka sadar,
bahwa belum saatnya anak TK belajar calistung. Mereka hanya mengarahkan anak murid
agar mereka dapat disiplin, menjaga kebersihan, taat kepada Tuhan.
Alangkah hebatnya TK di Indonesia yang sudah melebihi kurikulum pendidikan TK di
negara maju….

Tag:TK, PAUD, kurikulum TK

• Komentar 4 Komentar
• Kategori Sepak Pojok
• Penulis Mas Igit

← Mengabadikan Perjalanan Anda


Dampak Turunnya Tarif Telekomunikasi Seluler Terhadap Kehidupan Sosial Dan
Ekonomi Masyarakat Indonesia →
Suka
Be the first to like this post.

4 Tanggapan to “Hebatnya TK di Indonesia”

1.

lela 5 Desember 2008 pada 10:05 am #

Salah kaprah pendidikan dasar di Indoesia sdah lama terjadi, namun pemerintahh
kok adem ayem aja ya. kenapa pemerintah gak bercermin pada sekolah TK di luar
negeri ya.

2.

metta 14 Februari 2009 pada 11:10 pm #

sy sbg uru tk juga merasa tidak bs berbuat banyak di 1 sisi sy ingin


mengembangkan kreatifitas anak dgn permainan,,nyanyi,dan bermusik ttp para
ortu sll berharap anak mrk cepat bs baca tulis dan hitung.dan ini berarti beban di
anak2 mrk.semua tk di indonesia khususnya di kota2 besar memang seperti itu.

3.

kristy 20 Maret 2009 pada 10:25 pm #

senagnya ada tulisan ini, semoga di baca oleh “orang-orang pintar”di negeri ini.
ayolah pemerintah lihatlah..pantaulah pendidikan anak indonesia, anda adalah
orang-orang yang berhak membuat kebijaksanaan yang sebijaksana-bijaksananya
untuk anak-anak, berilah batasan yang tegas pada usia berapa anak boleh
calistung serta beri sangsi yang tegas pada lembaga yang menerapkan hal itu,
cobalah belajar dari negara-negara maju…, please..perhatikan kami, saya sadar…
mungkin pendidikan indonesia perlu dikaji ulang karena saya merasa bahwa
mungkin saja segala kerusakan moral anak-anak mungkin juga salah penerapan
pendidikan kita, anak terlalu dibatasi gerak dan kreativitasnya sehingga mereka
menuntutnya saat mereka besar atau mereka tumbuh menjadi robot-robot hidup
karena selalu didekte sejak kecil, aduh…kasihan sekali anak-anakku, dan aku
mohon semoga Tuhan mengampuni dosaku sebagai guru TK., iya memang sudah
ada kurikulumnya tapi pelaksanaan di lapangan banyak sekali penyimpangan,
saya sebagai guru tk juga merasa serba salah dan sangat berdosa pada anak-anak
karena saya merasa telah merampas hak bermain serta hak anak menikmati
indahnya masa kecil mereka yang harus di bebani dengan pendidikan scholastik
yang terus berkelanjutan sampai mereka dewasa…., masih banyak yang perlu
diberikan kepada mereka sebagai bekal mereka untuk menghadapi dunia ini
seperti kemandirian, kepedulian, kepekaan, disiplin diri, kreativitas dan
spiritualitas dan bukan hanya hal-hal akademik saja yang menjadi fokus utama
karena hal-hal akademik akan mereka peroleh mulai sd sampai
kuliah,,,duh..puanjang sekali perjalanan kalian naaakk…, semoga kita semua baik
oarang tua, guru dan pemerintah mampu bergandengan tangan untuk bersama-
sama memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita…, buah hati kita…

4.

Ailiyana 3 Mei 2010 pada 5:05 am #

Artikelnya bagus

You might also like