You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bumi terbentuk miliaran tahun lalu, tetapi permukaan bumi telah banyak
mengalami proses perkembangan dan perubahan sepanjang masa. Bumi adalah
sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda dibandingkan
gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet
kebumian, dalam kedua arti, massa dan ukuran. Dari keempat planet kebumian,
bumi juga memiliki kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan
magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet
kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif.
Manusia telah menjadi agen perubahan terbesar bagi topografi dan iklim
bumi selama dua abad terakhir ini. Tiap-tiap lapisan kerak bumi mengungkap
bagaimana kondisi di masa lampau Bumi. Para peneliti telah menelaah secara
teliti sejarah geologis ini, memilah-milah lapisan, dan mengklasifikasikannya ke
dalam berbagai durasi seperti eon, era, perioda, dan epoh.
Ilmu bumi adalah suatu istilah untuk kumpulan cabang-cabang ilmu yang
mempelajari bumi. Cabang ilmu ini menggunakan gabungan ilmu fisika, geografi,
matematika, kimia, dan biologi untuk membentuk suatu pengertian kuantitatif dari
lapisan-lapisan bumi.
Ilmu kebumian mulai berkembang sejak periode awal sains. Perkembangan
tersebut menciptakan berbagai teori pembentukkan bumi. Para ilmuan (khususnya
peneliti kebumian) yang hidup pada setiap periode terus meneliti bagaimana
sejarah terbentuknya bumi sesuai pada periodenya. Teori-teori yang berkembang
pun sangat variatif pada tiap-tiap periode. Tentunya perkembangan tersebut lebih
ke arah yang rasional dan memungkinkan difahami oleh masyarakat yang ada
pada tiap periode.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 1


I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sains kebumian pada tiap periode?
2. Siapa saja tokoh populer yang berpartisipasi dalam perkembangan sains
kebumian pada tiap periode?
I.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini tujuan yang ingin dicapai yaitu selain untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Fisika, juga untuk mengetahui
perkembangan sains kebumian pada tiap periode dan siapa saja tokoh populer
yang berpartisipasi dalam perkembangan sains kebumian pada tiap periode.

I.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah analisis
deskripsi dan metode kepustakaan dengan mencari beberapa sumber dari buku-
buku dan artikel yang ada di internet.

I.5 Sistematika Penulisan


Makalah ini terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Terdiri dari isi materi.
BAB III PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang  lalu.  Bumi merupakan
planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang memiliki jarak dekat dengan
matahari.  Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat
dengan radius ± 6.370 km.  Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat
dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup dari kedelapan planet yang ada di tata
surya kita.  Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan.

II.1 Periode Pra-Sains (Antara zaman purbakala s.d. 1550)


Pada periode pra-sains manusia belum berfikir mengenai awal
terbentuknya bumi. Dari mana bumi berasal atau kapan bumi ini terbentuk.
Perkembangan pengetahuan mengenai bumi pada periode ini masih seputar
bentuk-bentuk bumi yang di kemukakan atas dasar pemikiran yang sederhana.
Pada tahun 384-322 SM, Aristoteles mengemukakan teori geosentris (bumi
sebagai pusat tata surya) yang kemudian di awal abad ke-2 Claudius Ptolemaus
juga mengungkapkan teori tersebut. Sedangkan sekitar tahun 310-230 SM
Aristrachus mengajukan teori heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya)
yang kemudian Copernicus juga mengungkapkan teori tersebut pada abad ke-15.

II.2 Periode Awal Sains (1550 s.d. 1800)


Pada periode ini merupakan periode awal manusia berfikir mengenai dari
mana dan bagaimana proses bumi ini terbentuk.
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-
1804) pada tahun 1775. Kabut/nebula adalah kabut yang terdiri dari gas (terutama
helium dan hidrogen) dan partikel-partikel angkasa. Kemudian ahli matematika
terkenal dari Prancis Simon de Laplace mengusulkan teori yang hampir sama
(teori kant-laplace).
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 3


Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

II.3 Periode Fisika Klasik (1800 s.d. 1900)


Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul Teori Planetesimal yang
dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa
pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini
didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada
bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-
ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari,
kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan
disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-
planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi,


dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena
proses waktu dan perputaran cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan
pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu
tinggi.

II.4 Periode Fisika Modern (1900 – saat ini)

Teori Pasang Surut Gas ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys pada
tahun 1917, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi,
jika  sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang
raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 4


semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan
merentang kea rah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-
kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-
planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh
matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet  besar, seperti Yupiter
dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan
berjalan relatif lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi


matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu
ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat
kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh
planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari
planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar
mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk
bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam
membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A


Lyttleton sekitar tahun 1930. Menurut teori ini, bahwa dahulunya tata surya kita
berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah
satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil sehingga banyak material
yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi
yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari,
sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 5


Teori Dentuman besar (Big Bang Theory 1972). Teori ini berdasarkan
jenis asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis sangat
besar. Adanya reaksi inti menyebabkan amssa tersebut meledak hebat. Massa
tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat, menjauhi pusat ledakan.
Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya akan
menjadi pusatnya.
Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan ilmuwan
mendukung teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar tersebut
merupakan awal terbentuknya alam semesta. Berdasarkan Theory Big Bang,
proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada
awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka
waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,
kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

II.5 Perkembangan Ilmu Kebumian

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara


bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum
mengalami perlapisan atau perbedaan unsur. Pembentukan perlapisan struktur
bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat
jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan
akan bergerak ke permukaan. Ilmu bumi adalah suatu istilah untuk kumpulan
cabang-cabang ilmu yang mempelajari bumi.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 6


Dalam perkembangan ilmu kebumian muncul cabang-cabang ilmu baru
yang berkaitan dengan kebumian. Cabang-cabang utama ilmu kebumian antara
lain adalah:

 Geologi mempelajari lapisan batuan dari kulit bumi (atau litosfer) dan
perkembangan sejarahnya. Cabang utama dari ilmu ini adalah mineralogi,
petrologi, geokimia, paleontologi, stratigrafi dan sedimentologi.
 Geofisika mempelajari sifat-sifat fisis bumi, seperti bentuk bumi, reaksi
terhadap gaya, serta medan potensial bumi (medan magnet dan gravitasi).
Geofisika juga menyelidiki interior bumi seperti inti, mantel bumi, dan
kulit bumi serta kandungan-kandungan alaminya.
 Geodesi ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi dan
dasar laut.
 Ilmu tanah mempelajari lapisan terluar kulit bumi yang terlibat dalam
proses pembentukan tanah (atau pedosfer). Disiplin ilmu utama antara lain
adalah edafologi dan pedologi.
 Oseanografi dan hidrologi mempelajari bagian air dari bumi (laut dan air
tawar) atau hidrosfer. Kadang cabang ilmu ini digabungkan dengan
geofisika.
 Glasiologi mempelajari bagian es dari bumi (atau kriosfer).
 Ilmu atmosfer mempelajari bagian gas dari bumi (atau atmosfer) antara
permukaan bumi sampai lapisan eksofer (~1000 km). Cabang utama
bidang ini adalah meteorologi, klimatologi, dan aeronomi.

II.6 Struktur Bumi

Bumi terbagi menjadi beberapa lapisan yaitu inti bumi, mantel bumi, dan
kerak bumi.
Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). 
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batu-batuan basa dan masam.  Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh mahluk hidup.  Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100oC. 

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 7


Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km
dinamakan litosfer.

Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah


lapisan kerak bumi.  Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat.  Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam
besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat  pada kedalaman 2900 – 5200
km.  Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. 
Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas   besi cair yang
suhunya mencapai 2.200 oC.  inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2.700 km.  Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang
suhunya mencapai 4.500 oC.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,


yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan, bagian cair
(hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau
dan sungai, bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi
serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).

Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera
artinya lapisan lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas
batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Batuan tersebut adalah batuan
beku,batuan sedimen,dan batuan metamorf.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 8


Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di
permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata
hidros yang berarti air dan sphere yang berarti
lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau,
sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan
uap air yang terdapat di lapisan udara.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah
planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut
sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat
dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena
yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain
berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan
tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang.
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi,
mencakup udara, daratan, dan air, yang
memungkinkan kehidupan dan proses biotik
berlangsung.

Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem


ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan
antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air),
dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat
yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung
selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.

II.7 Medan Magnet Bumi


Magnetosfer adalah lapisan medan magnet yang menyelubungi benda
angkasa. Selain Bumi, Merkurius, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus juga
diselubungi magnetosfer. Magnetosfer Bumi terjadi disebabkan oleh inti Bumi

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 9


yang tidak stabil. Molekul di dalam inti Bumi (yang umumnya berwujud ion)
selalu bergerak dengan sangat cepat karena suhu dan pengaruh medan gravitasi,
menimbulkan arus listrik yang menciptakan medan magnet raksasa yang disebut
magnetosfer.
Magnetosfer Bumi adalah suatu daerah di angkasa yang bentuknya
ditentukan oleh luasnya medan magnet internal Bumi, plasma angin matahari, dan
medan magnet antarplanet. Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-
elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya
magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.
Magnetosfer Bumi ditemukan tahun 1958 oleh satelit Explorer 1 selama
penelitian yang dilakukan pada masa Tahun Geofisika Internasional. Sebelumnya,
para ilmuwan tahu bahwa arus listrik mengalir di ruang angkasa, karena letusan
matahari kadang menyebabkan gangguan-gangguan “badai magnetik”. Namun
tidak seorangpun tahu, di mana arus itu mengalir dan mengapa, atau bahwa angin
matahari itu ada. Pada Agustus dan September 1958, Proyek Argus dilakukan
untuk menguji teori tentang pembentukan sabuk radiasi yang mungkin memiliki
kegunaaan taktis dalam perang. Pada tahun 1959 Thomas Gold mengusulkan
nama magnetosfer.
II.8 Fenomena yang Terjadi pada Bumi
Tsunami yang secara harfiah berarti "ombak
besar di pelabuhan" adalah perpindahan badan air
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan
permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh
gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut,
atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama
yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20,

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 10


pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih
terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan
yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal
terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.
Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi
apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat
ditahan.
Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) : Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang
juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi.
Gempa bumi tektonik : Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa
bumi tektonik : gempa ini disebabkan oleh perlepasan (tenaga) yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area
dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 11


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sejarah
periodisasi ilmu kebumian mulai pesat berkembang pada periode ke-2 “awal
sains”. Pada periode pra-sains manusia belum terlalu memikirkan bagaimana
proses bumi ini terbentuk. Pada periode tersebut, ilmuan khususnya masih
bergelut mengemukakan teori mengenai bentuk bumi dan pusat tata surya.
Selanjutnya pada periode ke-2 mulailah manusia berfikir tentang proses
terbentuknya bumi. Berawal dari Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775
mengemukakan mengenai teori hipotesis nebula yang kemudian diikuti oleh
Simon de Laplace yang mengusulkan teori yang hampir sama (teori kant-laplace).
Pada periode Fisika Klasik muncul Teori Planetesimal yang dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton. Ini merupakan satu-satunya teori yang terkenal
pada periode fisika klasik bahkan muncul di akhir periode tersebut. Ada pula yang
menganggap bahwa teori ini muncul pada periode fisika modern.
Bermunculannya teori mengenai kebumian pada periode Fisika Modern
lebih banyak dibandingkan periode lainnya. Pada periode ini muncul Teori
Pasang Surut Gas yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys pada tahun 1917,
Teori Bintang Kembar yang dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A
Lyttleton sekitar tahun 1930, dan Teori Dentuman besar (Big Bang Theory 1972)
yang dikemukakan oleh Stephen Hawking.
Disamping teori-teori di atas, ilmu kebumian terus berkembang sampai
saat ini. Sebagai bukti perkembangannya adalah dengan munculnya cabang ilmu
fisika terbaru yakni geologi geofisika.

Sejarah Fisika FI335 – Sains Kebumian tiap Periode Page 12

You might also like