You are on page 1of 6

"POLA adalah pondasi berfikir anak"

Oleh: Enik Chairul Umah S.Pd, M.Si

Sebagian dari kita berfikir bahwa pola itu hanya sekedar kotak, bulat, kotak, bulat . .

dst atau hitam, putih, hitam, putih . . . dst cukupkah…?

Jika kita berbicara tentang pola, sebenarnya di sekitar kehidupan anak-anak banyak

hal-hal yang berbau pola. Dalam kamar tidur anak-anak saja, kita bisa menemukan

banyak pola, mulai dari seprai kasur mereka, baju tidurnya, mainannya dan lainnya.

Dalam gerakan senam pun ada pola, dari hitungannya, ataupun gerakan satu ke gerakan

berikutnya.

Sebuah pola adalah susunan beberapa bentuk atau bilangan yang teratur dan

diulang-ulang.

Mengerti tentang pola adalah dasar untuk mempelajari matematika yang akan

membantu anak-anak memahami matematika dengan lebih mudah, sebab dengan

memahami pola anak-anak akan bisa melihat dan mengerti cara berfikir dan bekerja sama.

Ketika mempelajari matematika, anak-anak tidak dapat melepaskan diri dari pola

karena hampir semua unsur dalam matematika berhubungan dengan pola. Sadar atau

tidak sadar pola dibutuhkan dalam setiap kegiatan.

Sementara masih banyak guru yang melupakan memasukkan pola dalam

perencanaan program pembelajaran matematikanya, karena beranggapan bahwa pola

diberikan kepada siswa hanya dalam bentuk pola bilangan. Jika hal ini terus menerus

dilakukan, jangan terkejut jika dalam jangka panjang akan banyak siswa yang kesulitan

menyelesaikan pola bilangan, karena diberikan secara tiba-tiba tanpa kegiatan

pendahuluan dan bekal pengetahuan yang cukup agar memahami apa yang dimaksud

dengan pola bilangan.

Mengapa harus belajar pola

Pola sebaiknya dikenalkan sejak pra sekolah atau pre school yang diajarkan

secara berkesinambungan sampai jenjang berikutnya, yang penyampaiannya

dilakukan dengan kegiatan sederhana, menarik, menyenangkan dan menantang.

Saat anak belajar pola secara otomatis anak mengasah kemampuan berfikir sejak

dini, mengapa demikian ?


Berikut beberapa hal yang menjelaskan pentingnya belajar pola,

 Menumbuhkan kemampuan matematika : konsep, ketrampilan prosedur dan

strategi.

 Meningkatkan rasa ingin tahu anak-anak untuk menemukan hal-hal yang

baru dari konsep yang diberikan.

 Membantu siswa membedakan lambang.

Belajar pola juga dapat membantu siswa dalam belajar membaca, karena pada

dasarnya pola dimulai dengan membedakan symbol, sama halnya dengan

membaca.

Kita dituntut sabar dalam mengajarkan konsep matematika, karena

matematika tidak hanya berhitung, menghitung luas dan menyelesaikan soal-soal

ujian , tetapi yang lebih penting dalam mengajarkan matematika sebenarnya kita

sedang membangun cara berfikir logis-matematis peserta didik.

Bagaimana Cara Mengajarkan Pola . . . ?

Belajar pola membantu siswa menemukan banyak hal dalam matematika

secara menyenangkan, misalnya mengelompokkan bangun berdasarkan banyak

sisinya ( ) atau perkalian bilangan (2,4,6, )

dan sebagainya. Bagaimana dengan lampu lalu lintas ? Apakah berpola ? hal ini

menarik untuk diperhatikan anak-anak.

Berikut beberapa langkah yang harus diperhatikan saat mengajarkan pola

pada peserta didik agar mereka dapat memahami dengan baik, karena begitu anak-

anak paham dengan apa yang disampaikan/dilakukan maka mereka akan mudah

bereksplorasi dengan pola dan dapat menerapkan ke dalam bentuk yang lain.

Langkah-langkah mengajarkan pola :

1. Mengidentifikasi pola

2. Mengidentifikasi inti/ciri khusus pola

3. Melanjutkan pola
4. Mengidentifikasi pola yang sama pada gambar /bentuk yang berbeda

Contoh

• Diskripsikan pola

Langkah 1. Anak diarahkan mengidentifikasi macam-macam gambar yang ada

Langkah 2. Anak dirahkan menemukan Inti polanya , yaitu urutan susunan

gambar mulai dari kupu-kupu, bunga, bebek, dan ikan

Langkah 3. Anak melanjutkan pola, dalam kasus ini disarankan menggunakan

teknik menempel

Langkah 4. Anak melanjutkan langkah 1,2,3 pada gambar atau bentuk lain yang

berbeda

• Deskripsikan pola 124124 . . .

Langkah 1. Anak diarahkan mengidentifikasi angka yang dipakai 1, 2 dan 4

Langkah 2. Anak dirahkan menemukan Inti polanya : urutan angka 1, 2 dan 4

diulang-ulang

Langkah 3. Anak menuliskan lanjutan pola : 124124124124

Langkah 4. Anak melanjutkan langkah 1,2,3 pada gambar atau bentuk lain yang

berbeda.

• Deskripsikan pola 10, 9, 8, 7, 6, 5 . . .

Dan masih banyak contoh pola yang bisa diajarkan, tentu saja materinya

disesuaikan dengan jenjang kelasnya.

Memperkenalkan pola dilakukan dengan perlahan, tidak tergesa-gesa, harus

memastikan bahwa anak-anak paham apa yang dimaksud.

Berikut paparan pengenalan pola sederhana di kelas 1.


Siswa diajak berbaris, guru meminta siswa pertama untuk berdiri, sedangkan

siswa kedua jongkok, siswa ke tiga berdiri, siswa ke empat jongkok, siswa kelima

diminta menemukan sendiri apa yang harus dilakukan. Hal ini dilanjutkan dengan

gerakan berikutnya, misalnya siswa pertama mengangkat kedua tangannya ke atas,

siswa kedua berkacak pinggang, siswa ketiga mengangkat kedua tangannya, siswa

ke empat diminta menentukan sendiri apa yang harus dilakukan dst, berikutnya

guru membuat pola bunyi-bunyian, misalnya siswa pertama bertepuk satu kali,

siswa kedua bertepuk dua kali, siswa ke empat menentukan sendiri apa yang harus

dilakukan, dst.

Kegiatan berikutnya siswa belajar menceritakan apa yang telah dilakukan

bisa secara lisan yang dapat kita ambil sebagai nilai sikap atau dalam bentuk

tulisan sebagai nilai produk.

Pada pertemuan yang lain,misalnya untuk pokok bahasan bilangan lompat

menggunakan media kertas bernomor, guru meletakkan kertas bernomor di lantai

secara berurutan, siswa diminta melompat maju satu atau dua lompatan (sesuai

bilangan lompat yang dikehendaki) sambil menyebutkan bilangan yang diinjak,

penerapan kegiatan melakukan pola ini diterapkan pada pokok bahasan hitung

lompat, misalnya Untuk mengajarkan bilangan lompat, guru bisa menuliskan

deretan beberapa angka, misalnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14, kemudian

guru melingkari bilangan 2, 4 dengan spidol merah untuk menunjukkan lompat

dua 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14, siswa diminta melanjutkan melingkari

bilangan sesuai pola.

Mengenalkan dan mengajarkan pola tidak dapatdiberikan hanya satu kali

waktu saja atau satu topic dan selesai, karena siswa memerlukan latihan secara

berkesinambungan oleh karena itu lingkungan belajar perlu diciptakan sedemikian

rupa sehingga anak dapat menggunakan pola dalam proses belajarnya. Pengajaran

pola sejak dini seperti yang telah disampaiakan, akan sangat mempengaruhi

pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan, pemahaman yang baik tentang

pola yang sarat dengan problem solving dapat membantu anak-anak dalam

menyelesaikan permasalahan yang lebih rumit, selain itu siswa akan terbantu

dalam mengembangkan kompetensi matematikanya, kemampuan “Algerbaic


Thingking”nya akan berkembang hal ini merupan modal atau bekal mereka dalam

belajar aljabar kelak.

Kesulitan dalam mencari ide pembelajaran pola sudah bukan kendala bagi

kita untuk memasukkan pembelajaran pola di kelas, karena fasilitas internet bisa

kita akses dengan mudah.

Semoga bermanfaat

You might also like