Professional Documents
Culture Documents
Bila dikaitkan dengan penataan ruang, maka tujuan peran serta masyarakat adalah :
• Meningkatkan mutu proses dan produk penataan ruang;
• Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat memahami pentingnya
pemanfaatan tanah, air, laut, dan udara serta sumber daya alam lainnya demi
terciptanya tertib ruang;
• Menciptakan mekanisme keterbukaan tentang kebijaksanaan penataan ruang;
• Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
dalam penataan ruang terutama membantu memberikan informasi tentang
pelanggaran pemanfaatan ruang;
• Menjamin pelibatan secara aktif peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan
ruang dengan hak dan kewajibannya.
TABEL V.1
PERENCANAAN, PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN TATA RUANG
Rencana Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
Rencana • Memberikan • Pemanfaatan ruang • Pengawasan thd
Tata masuk- an daratan dan ruang pemanfaatan
Ruang terhadap arah udara berdasarkan ruang wilayah
Wilayah pembangunan perundang- Kabupaten/ Kota.
Kota • Mengidentifikasi undangan • Memberikan
potensi & • Bantuan pemikiran/ informasi/laporan
masalah pertimbangan bagi pemanfaatan
pembangunan wujud struktural ruang
• Memberi dan pola • Bantuan pemikiran/
masukan dalam pemanfaatan ruang pertimbangan
rumusan di perkotaan dan untuk penertiban
perencanaan perdesaan kegiatan
• Memberi • Menyelenggarakan pemanfaatan
informasi, saran, kegiatan ruang &
pertimbang- an pembangun-an peningkatan
atau pendapat • Konsolidasi peman- kualitas
dalam faatan tanah, air, pemanfaatan
penyusunan udara dan sumber ruang.
strategi daya alam lainnya
pelaksana-an • Perubahan/konversi
• Mengajukan pemanfaatan
keberatan • Memberi masukan
terhadap RTRW untuk penetapan
Kabupaten/ Kota. lokasi pemanfaatan
• Kerjasama dalam ruang
penelitian dan • Menjaga,
pengembangan memelihara &
• Bantuan tenaga meningkatkan
ahli keles tarian
lingkungan.
Rencana • Memberikan • Pemanfaatan ruang • Pengawasan thd
Rinci Tata kejelasan hak daratan dan ruang pemanfaatan
Ruang atas ruang udara ruang kawasan,
Kota kawasan • Bantuan pemikiran termasuk
• Memberikan dan pertimbangan pemberian
infor-masi, saran, • Menyelenggarakan informasi /laporan
pertim- kegiatan pelaksanaan
bangan/pendapat pembangun- an pemanfaatan
dalam • Konsolidasi peman- ruang kawasan
penyusunan faatan tanah, air, • Bantuan pemikiran/
rencana udara, dan sumber pertimbangan
pemanfaatan daya alam lain utk untuk penertiban
ruang mencapai dalam kegiatan
Rencana Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
• Memberi pemanfaat-an pemanfaatan
tanggapan thd ruang kawasan ruang kawasan &
rancangan yang berkualitas peningkat-an
rencana rinci tata • Perubahan/konversi kualitas pemanfaat
ruang kawasan pemanfaatan ruang an ruang kawasan
• Kerjasama dalam sesuai dgn rencana
penelitian & rinci tata ruang
peng-embangan kawasan
• Bantuan tenaga • Pemberian usulan
ahli dalam penentuan
• Bantuan dana lokasi dan bantuan
teknik
• Menjaga,
memelihara dan
meningkatkan
kelestarian fungsi
lingkungan
• Partisipasi Bebas, yaitu partisipasi yang dapat terjadi bila individu atau sekelompok
masyarakat melibatkan diri dalam kegiatan tersebut secara sukarela dengan penuh
kesadaran. Partisipasi bebas dapat dibagi dalam 2 (dua) sub-kategori, yaitu:
1. Partisipasi spontan, yaitu suatu partisipasi yang didasarkan pada keyakinan
dan kebenaran tanpa adanya pengaruh dari orang lain.
2. Partisipasi terbujuk, yaitu bila seseorang tergerak untuk berpartisipasi karena
adanya pihak lain yang menggerakkannya baik melalui sosialisasi atau pun
engaruh sehingga secra sukarela ikut beraktivitas dalam suatu kelompok
tertentu. Pihak yang mempengaruhi atau menggerakkan dapat berasal dari
aparat pemerintah, pimpinan suatu agama, atau ketua adat dan lembaga
lainnya.
• Partisipasi Terpaksa, yaitu partisipasi yang muncul karena adanya hal-hal yang
membatasi ataupun karena situasi dan kondisi.
1. Partisipasi terpaksa karena adanya peraturan yang mengikat (aturan hukum).
Dalam rangka menjaga ketertiban umum maka setiap orang dibatasi ruang
geraknya karena apabila terjadi suatu pelanggaran norma hukum dapat
dikenakan sanksi hukum.
2. Partisipasi terpaksa karena situasi dan kondisi adalah keterlibatan seseorang
untuk berpartisipasi karena sudah tidak ada upaya lain. Partisipasi ini dapat
bersifat negatif atau positif tergantung dari situasi dan kondisi.
Dalam rangka menumbuhkan langkah kegiatan agar masyarakat dapat berperan serta
dalam pembanguan secara aktif, maka para petugas lapangan harus dapat menggali
dan menangkap aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Mereka harus dapat
memanfaatkan-nya sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan ataupun
pelaksanaannya. Peran serta masyarakat tersebut dapat terdiri dari:
• Partisipasi para ilmuwan, dapat berupa hasil seminar, lokakarya, dan diskusi yang
membahas tata ruang.
• Partisipasi para pengusaha, dapat berupa saran-saran tentang efektivitas
pemanfaatan lokasi maupun bantuan fasilitas.
• Partisipasi para praktisi hukum: dapat berupa saran pencegahan atau penyelesaian
permasalahan.
• Masyarakat umum. Pada umumnya masyarakat yang langsung terlibat atau
terkena tata ruang tidak bereaksi apapun dan mereka hanya berprinsip tidak
dirugikan, namun tidak menutup kemungkinan munculnya beberapa pemuka
masyarakat yang secara aktif memberikan saran, pertimbangan dan pendapat
yang positif serta mengikuti perkembangan selanjutnya.
• Penelitian
Menerapkan aksesibilitasnya terhadap informasi proyek, database, dan studi kasus,
advocacy planner kemudian harus meneliti dasar-dasar dari permasalahan yang
ada, termasuk parameter-parameter dari fasilitas lingkungan yang diusulkan
maupun yang sudah ada dan para developer/operatornya, kemungkinan untuk
membangun/ menggunakannya sama sekali, peraturan penzoningan yang
mempengaruhi masyarakat, hak-hak legal dan politik masyarakat, studi kasus-
kasus dari permasalahan sejenis dalam masyarakat dan aspek-aspek lain yang
mempengaruhi lokais, masyarakat, dan area-area lainnya yang terpengaruhi.
• Taktik Pengorganisasian
Kebanyakan keberhasilan dari grassroots efforts untuk mengatasi masalahnya
sendiri dapat dicapai berkat jenis dan kecepatan taktik pengorganisasian kelompok-
kelompok masyarakat. Advocacy planner harus memahami taktik-taktik
pengorganisasian untuk membawa perhatian ketidakadilan, termasuk protes publik,
demonstrasi, petisi-petisi, lobi-lobi, laporan-laporan dan penemuan fakta-fakta serta
dengar pendapat untuk mendidik masyarakat dan mengintensifkan debat publik.
Lokakarya masyarakat dan forum-forum setempat dapat juga berperan untuk tetap
menjaga agar masyarakat selalu mendapat informasi sementara melibatkan para
stakeholder lainnya. Penentuan waktu, lokasi dan intensitas dari taktik-taktik
tersebut dapat terbukti menjadi sangat penting dalam meyakinkan lainnya bahwa
masyarakat berada pada posisi yang benar.
Advocacy planner bertanggung jawab untuk memastikan bahwa taktik-taktik
tersebut dipergunakan dan keterlibatan masyarakat tersebut dapat dipompa dan
dipertahankan. Bagaimanapun juga advocay planner tidak bekerja sendiri,
sehingga usahanya harus berupa kolaborasi langsung dengan para pemimpin
masyarakat dan/atau organisasi masyarakat.
• Keterlibatan Politis
Penting bagi masyarakat untuk menarget pemerintah lokal, wilayah atau federal
untuk suatu pengaruh baik yang langsung maupun yang tidak langsung dalam
menetapkan dan menjalankan keputusan-keputusan. Misalnya di Chicago 10th
Ward, organisasi masyarakat menghubungi US Army Corps of Engineers dalam
bentuk petisi untuk pemberlakuan ijin untuk mengolah wetlands, melobi anggota
dewan kota untuk turun tangan. Tekanan politik dari masyarakat dapat
menghentikan kasus-kasus yang ada yang sedang terjadi maupun yang akan
terjadi, dan memaksa pemerintah untuk meloloskan peraturan atau perundang-
undangan yang dapat menjamin tidak terulangnya aktivitas serupa di masa yang
akan datang.
Akhirnya ketidakadilan dapat diangkat ke tingkat dimana ia menjadi suatu isu yang
dapat mempengaruhi para pemilih. Atau dengan kata lain, pemecahan masalah
secara efisien dan equitable dapat diadopsi oleh seorang kandidat walikota yang
kemudian memenangkan pemilihan karena mendukung masyarakat. Atas
usahanya itu ia telah mendapatkan dukungan masyarakat luas.
• Dokumentasi
Mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan penyelesaian yang akan terjadi,
atau bahkan keduanya gagal dan proses kembali ke langkah 2 dan 3, penelitian
dan taktik pengorganisasian, sangat penting bagi advocacy planner untuk
mengambil manfaat/ keuntungan dari pengalaman yang terdokumentasikan, dan
memungkinkan mereka untuk membangun acuan dasar yang dapat menangani
ketidakadilan sosial dan lingkungan lainnya.
Bentuk dan status Kota Majalaya berdasarkan UU No. 22 Tahun1999 adalah termasuk
dalam bentuk Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian administrasi dari sistem
pemerintahan daerah kabupaten. Kota Majalaya merupakan kawasan perkotaan yang
terbentuk dari hasil kegiatan industri yang dominan. Penataan pembangunan Kota
Majalaya berdasarkan Undang Undang Pemerintahan Daerah harus dilakukan oleh
suatu badan khusus yang disebut Badan Pengelolaan Pembangunan. Badan
Pengelolaan Pembanguan Kota Majalaya merupakan badan yang dibentuk dan
bertanggungjawab kepada Kepala Daerah Kabupaten Bandung.
Alternatif lain yang dapat dilakukan sebelum alternatif di atas dapat diwujudkan adalah
dengan cara memaksimalkan peran pengaturan yang ada pada Dinas Pekerjaan Umum
Cipta Karya Kabupaten Bandung dengan penanganan terhadap :
a. Penegasan fungsi, tugas dan wewenang Dinas Pekerjaan Umum dalam Pelaksanaan
Rencana Detail Tata Ruang Kota Majalaya yang telah disusun.
b. Penentuan sistem koordinasi antar instansi dalam pembangunan dan pelaksanaan
rencana kota.
c. Perbaikan sistem koordinasi serta penyederhanaan dalam sistem birokrasi perijinan
yang lebih mendayagunakan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
d. Pelimpahan tugas pengawasan dan penindakan pada satu instansi yang sama
(seperti Dinas PU) disertai peraturan perundangan yang tegas dan memiliki
kekuatan hukum.
GAMBAR 5.1
BAGAN ALTERNATIF SISTEM KELEMBANGAAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
KOTA MAJALAYA
2
Dewan Perwakilan Bupati Kepala
Rakyat Daerah Daerah Kabupaten
Kabupaten Bandung Bandung
3 Instansi Pemerintahan
Daerah
6 Instansi Vertikal
BUMD dan BUMN
6 terkait
6
4
2 Badan Pengelolaan
Forum Kota Camat Majalaya
Majalaya Pembangunan Kota
Tuan
Majalaya
3 4
6
4
2 6
Badan Perwakilan Desa Kepala Desa
3 Perangkat Desa
Masyarakat
Swasta
1 = Jalur Penyampaian Aspirasi
2 = Fungsi Pengawasan
3 = Jalur Konsultasi
4 = Jalur Koordinasi
5 = Partisipasi
6 = Garis Instruksi
Permohonan
Permohonan
Investor/Pengembang/
Investor/Pengembang/
Masyarakat
Masyarakat
Rencana Sektoral
RTRW
- Prasarana
Kabupaten Bandung
- Jalan dan Sistem
Transportasi
- Kawasan Wisata Fatwa Ijin Lokasi
- Dll
Izin Lokasi/Izin
Pemanfaatan Lahan Pedoman Perencanaan Ruang
Dan Penetapan
Fungsi Kota Bangunan
Majalaya
Studi AMDAL RUTR
Pembebasan Lahan
Kota Majalaya
Izin Tetap
Rencana Tapak
Hak Guna
Bangunan Izin Usaha Rencana Terinci
IMB - RDTRK
Hak Milik - RTRK
Pembangunan Fisik
Oprerasi/Usaha/
Kegiatan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 1996 tentang Pedoman
Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaan disebutkan bahwa :
• Setiap perubahan pemanfaatan lahan harus mendapat ijin tertulis dari Kepala
Daerah.
• Bagi perubahan pemanfaatan terhadap lahan yang strategis dan berdampak
penting, ijin perubahan hanya dapat diberikan setelah mendapat rekomendasi dari
tim penilai dan sesudah itu dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Yang dimaksud dengan lahan strategis dan berdampak penting adalah
perubahan pemanfaatan lahan perkotaan pada blok-blok yang besar, yaitu blok
yang minimal dibatasi jalan kolektor utama dan menimbulkan dampak yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan, tingkat kesejahteraan masyarakat dan keamanan
sekitarnya.