You are on page 1of 21

78 PENERAPAN

Varia STRATEGI
Pendidikan, Vol. PEMBELAJARAN
21, No. 1, Juni 2009 THE POWER OF TWO
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SMP NEGERI 2 KARTASURA

Ida Ayu Kartika Surya Dewi dan Budi Sutrisno


Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
Telp. 0271-717417 psw 130

Abstract: This Classrom Action Research aims to know The effectiveness of “the power of two”
applications strategy for increase student activity study of IPS, and to know what this applications
strategy can increase accomplishment learn student, with detect class student response of SMP 2
kartasura. The data collecting is done with observation sheet, cycle test, inquiry, documentation
and interview. accomplishment result data learns and student activities in study is analyzed by
using descriptive comparability. The result of this research shows that accomplishment learns
student experiences enhanced. This matter visible from cycle test result data that experience average
enhanced 20,73%. before watchfulness, the classical learning completely only 39,02%, in my cycle
increases to be 70,73% and in second cycle increase again be 80,49%. For activities learns
student in course of average study experiences enhanced 18,9%, while the student activities learns
in double-groupinf show the average increase until 18,70%. Accomplishment enhanced learns
and activities learns also followed with ability enhanced psycomotoric that by student ability
enhanced in percentage.

Keywords: students activity, accomplishment learns and the power of two strategy

Pendahuluan peningkatan kualitas pendidikan sesuai harapan.


Hal ini nampak dari hasil belajar peserta didik yang
Dalam upaya meningkatkan mutu pendi- masih memprihatinkan atau masih rendahnya daya
dikan, pemerintah telah melakukan banyak hal serap peserta didik yang merupakan masalah
seperti ; penyempurnaan kurikulum, penyediaan pokok dalam pembelajaran pada pendidikan for-
sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan mal (sekolah). Semua ini tentunya merupakan hasil
kemampuan professional para pendidik(Guru), kondisi pembelajaran yang masih harus terus
peningkatan kualitas pembelajaran, melakukan dikembangkan sehingga benar-benar menyentuh
sosialisasi, termasuk melakukan penelitian-pene- ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagai-
litian untuk perbaikan di bidang pendidikan. mana sebenarnya belajar itu (belajar untuk
Sampai saat ini pemerintah telah mampu mening- belajar).
katkan kuantitas pendidikan yaitu peningkatan Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis
jumlah anak yang bersekolah, namun belum diikuti Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum

78
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 79

tingkat satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peru- pembelajaran yang cukup variatif seperti
bahan paradigma dalam pendidikan dan pembe- menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD,
lajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendi- diskusi kelompok, pemecahan masalah termasuk
dikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut pemberian tugas dengan berbantuan LKS. Namun
harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung dilihat dari keaktifan dalam proses pembelajaran
jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di secara umum masih kurang, misalnya hanya
sekolah(di dalam kelas ataupun di luar kelas). beberapa siswa saja yang aktif bertanya, berdis-
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran kusi dalam kelompok (membantu teman dalam
tersebut adalah orientasi pembelajaran yang kelompok yang mendapat masalah, bertanya
semula berpusat pada guru( Teacher Centered) kepada teman lain dalam kelompoknya, menco-
beralih berpusat pada peserta didik (Student cokkan jawaban dengan teman lain dikelompok-
centered); Metodelogi yang semula lebih dido- nya) maupun yang mampu menanggapi serta
minasi ekspositori berganti ke partisipasi ;dan menjawab pertanyaan guru. Pada kesempatan
pendekakan yang semula lebih banyak bersifat presentasi hasil kerja kelompok siswa cenderung
tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua menunjuk teman yang pintar di kelompoknya
perubahan tersebut dimaksudkan untuk memper- sebagai wakil mereka, sedang yang lain hanya
baiki mutu pendidikan, baik dari segi proses menerima saja apa yang sudah disampaikan wakil
maupun hasil pendidikan. dari kelompoknya. Sebagian besar siswa cende-
Pada mata pelajaran IPS rendahnya hasil rung hanya mendengar dan menerima apa yang
belajar, salah satunya diduga disebabkan oleh disampaikan guru dan temannya yang pintar, hal
rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPS. ini mempengaruhi proses pembelajaran yang
Duagaan ini didasarkan pada kenyataan yang ada cenderung pasif dari aktivitas siswa. Keadaan ini
bahwa beberapa faktor seperti diantaranya; secara langsung berdampak pada rendahnya ting-
struktur materi yang sangat padat, cakupan materi kat ketuntasan klasikal yang diharapkan.
yang luas serta terdiri dari beberapa kajian ilmu Dengan mempelajari data awal yang diper-
sosial (sejarah, sosiologi, ekonomi dan geografi), oleh, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
anak belum memiliki metode belajar yang tepat permasalahan sebenarnya adalah kurang aktifnya
untuk memahami keseluruhan materi tersebut atau siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
metode mengajar guru yang belum sesuai dengan mengalami kesulitan belajar yang secara langsung
tujuan pembelajaran IPS dan karakter siswa. berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan
Rendahnya hasil belajar IPS juga terjadi di hal tersebut, menurut peneliti harus ditemukan
kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura yang dijadikan suatu cara agar siswa dapat aktif dalam kegiatan
sebagai subyek penelitian tindakana kelas. Dari pembelajaran dan bisa bekerjasama dengan baik
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai bersama teman-temannya, baik dalam memecah-
data awal diketahui bahwa hasil belajar yang kan masalah,maupun dalam mengerjakan tugas
dicapai siswa belum memuaskan. Hasl ulangan sehingga dapat memahami materi pelajaran
harian, dengan nilai rata-rata 60,36, daya serap dengan baik. Oleh karena itu pemilihan metode
60,36%, sedangkan ketuntasan secara klasikal yang digunakan dalam proses pembelajaran harus
39,02% dengan KKM 65. Kenyataan ini masih memungkinkan peserta didik dapat terlibat secara
jauh dari koefisien rata-rata, daya serap serta aktif. Pendapat ini menuntut guru memilih strategi
ketuntasan yang diharapkan, yaitu masing-masing pembelajaran yang mempertimbangkan aktivitas
65, 65 % dan 75%. siswa tanpa mengabaikan pengetahuan awal yang
Dari pra observasi kelas, diketahui bahwa telah dimilikinya. Keaktifan siswa dalam pembe-
guru pengajar IPS telah menerapkan model lajaran dapat dilihat dari interaksinya, baik interaksi
80 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

siswa dengan guru maupun interaksi siswa siswa, serta untuk mengetahui respon siswa
dengan siswa lain. terhadap pembelajaran dengan strategi The power
Dari permasalahan tersebut, peneliti mene- of two pada SMP 2 Kartasura.
mukan suatu metode pembelajaran yang dapat Berbicara mengenai belajar dan pembela-
meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan jaran, semua ahli telah mencoba merumuskan dan
pembelajaran dengan harapan hasil belajar juga membuat penafisran yang berbeda namun
akan meningkat. Salah satu metode mengajar hakikatnya sama. Baharuddin (2008, 21), mene-
yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan gaskan bahwa belajar merupakan proses manusia
interaksi belajar siswa adalah pembelajaran de- untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
ngan The power of two strategy yaitu strategi ketrampilan dan sikap. Sedangkan Oemar Hama-
belajar dengan “kekuatan pikir dua orang”. Tujuan lik (2003, 72), belajar adalah modifikasi atau
penerapan strategi ini adalah untuk membiasakan memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
siswa belajar aktif secara individu dan kelompok Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu
sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
Diperkirakan pendekatan pembelajaran tujuan.
dengan the power of two strategy atau kekuatan Dari kedua pengertian tersebut dapat
dua orang ini dapat mengatasi kelemahan- disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
kelemahan yang ada. Harapan ini dikuatkan oleh proses atau kegiatan untuk mencapai berbagai
alur logika bahwa pada pembelajaran dengan macam kompetensi, ketrampilan dan sikap melalui
kekuatan dua orang ini, siswa dapat berkolaborasi pengalaman. Belajar dimulai sejak manusia lahir
dengan baik dengan pasangannya, sehingga sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk
secara spontan akan muncul kesadaran bahwa belajar merupakan karakteristik penting yang
keberhasilan tergantung mereka berdua, baik membedakan manusia dengan mahluk hidup
dalam hal mempresentasikan hasil kerja kelompok lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi
maupun pemilikan kesiapan yang sama karena individu maupun bagi masyarakat. Belajar dapat
materi yang dipresentasikan benar-benar meru- membawa perubahan bagi pelaku, baik perubahan
pakan hasil pemikiran berdua. Disamping itu, pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Dengan
melalui metode ini setiap siswa dalam kelompok- perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku
nya akan aktif dan bertanggung jawab dalam juga akan membantu dalam memecahkan per-
memahami materi yang harus mereka pahami, baik masalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri
dengan panduan tugas-tugas dari guru melalui dengan lingkungannya.
LKS ataupun dalam memecahkan masalah. Dengan mengadopsi pendapat Baharuddin
Dengan adanya keterlibatan siswa secara aktif (2008:41) ditemukan beberapa ciri belajar yaitu :
dan bertanggung jawab diharapkan dapat mem- a) belajar ditandai dengan adanya perubahan
perbaiki daya serap siswa terhadap materi yang tingkah laku (change behavior), b) perubahan
sedang mereka pelajari, sehingga berdampak juga perilaku relatif permanen, c) perubahan tingkah
pada tercapainya tingkat ketuntasan klasikal laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
sebesar 75% dengan KKM 65. proses belajar sedang berlangsung, perubahan
Penelitian tindakan kelas ini dilakkan perilaku tersebut bersifat potensial, d) perubahan
dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas tingkah laku merupakan hasil latihan atau
penerapan strategi The power two dalam mening- pengalaman, e) pengalaman atau latihan dapat
katkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS, memberi penguatan.
dan untuk mengetahui apakah penerapan strategi Belajar dan pembelajaran adalah proses
The power two dapat meningkatkan hasil belajar yang kompleks karena dipengaruhi oleh beberapa
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 81

faktor. Untuk memahami dan meningkatkan cara sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan
pembelajaran, guru harus memahami faktor-faktor buku ajar tetapi juga sesama siswa. Pengetahuan
tersebut yang diantaranya adalah ; Budaya, dan pengertian dikontruksi oleh siswa dalam dialog
Sejarah, Hambatan praktis, Karakteristik guru dan aktif dalam percobaan dan pengalaman.
sebagai guru, karakteristik siswa, sifat alamiah Melalui kelompok belajar siswa diberikan kesem-
proses belajar dan pembelajaran (Abdorrakhman patan mengungkapkan gagasan, mendengarkan
Ginting, 2008:12). pendapat orang lain serta bersama-sama memba-
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran ngun pengertian, yang semuanya sangat penting
terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dalam belajar karena memiliki unsur yang berguna
dicapai, guru harus merencanakan kegiatan belajar menantang pemikiran dan peningkatan harga diri
dan pembelajaran yang akan diselenggarakannya seseorang.
dengan seksama yang di dalamnya termasuk Jadi melalui pembelajaran kooperatif siswa
menentukan model pembelajaran yang tepat, yang akan lebih mudah memahami konsep yang sulit
salah satunya adalah model pembelajaran karena dapat mendiskusikan permasalahan yang
kooperatif. mereka temukan dengan teman-teman di dalam
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam kelompoknya. Dengan pembentukan kelompok
teori konstruktivistis. Ada beberapa difinisi tentang seperti ini dapat mengembangkan sikap sosial
pembelajaran kooperatif diantaranya; yang siswa karena mereka dituntut untuk saling meng-
disebutkan dalam Sugiyanto (2008:11), pembe- hargai pendapat dan pandangan siswa lain dalam
lajaran kooperatif adalah pembelajaran yang kelompoknya sehingga tugas dan tujuan mereka
secara sadar dan sengaja mengembangkan inte- dapat tercapai.
raksi yang silih asuh untuk menghindari Strategi belajar adalah salah satu cara yang
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat dapat digunakan oleh siswa untuk dapat belajar
menimbulkan pemusuhan, sebagai latihan hidup mengolah pikiran sendiri. Guru diharapkan
di masyarakat. Lie dalam Sugiyanto(2008:7) mengembangkan atau mencari alternatif yang
mengemukakan bahwa: Pengajaran kooperatif digunakan untuk membimbing strategi belajar
(cooperative) adalah suatu system yang di siswa. Pada dasarnya tidak ada strategi yang
dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai
terkait. Elemen-elemen tersebut adalah; saling kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, tergantung pada tujuan yang hendak dicapai,
akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk pengguna strategi (guru), kesediaan fasilitas, dan
menjalin hubungan antarpribadi atau ketrampilan kondisi siswa (Tarmizi Ramadhan, 2009:25).
sosial yang secara sengaja diajarkan. Menurut Proses belajar akan lebih efektif jika guru
Trianto (2007:18), Pembelajaran kooperatif mengkondisikan agar setiap siswa terlibat secara
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mu- aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling
dah menemukan dan memahami konsep yang sulit mendukung antara siswa yang satu dengan siswa
jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. yang lain. Menurut Muqowin dalam Tarmizi
Dari beberapa pendapat tersebut dapat Ramadhan (2009:17), disebutkan terdapat bebe-
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif rapa strategi belajar yang dapat digunakan siswa
adalah salah satu pendekatan pengajaran, dimana agar siswa aktif secara kolektif, misalnya; strategi
siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok belajat tim pendengar, strategi membuat catatan
kecil yang sederajat tetapi heterogen untuk terbimbing(guided note taking), strategi pembe-
menciptakan interaksi yang silih asuh secara aktif lajaran terbimbing, perdebatan aktif (active
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai debate), strategi poin-kounterpoin, strategi
82 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

kekuatan berdua(the power of two), dan perta- membiasakan belajar aktif secara individu dan
nyaan kelompok(team quiz). Dari beberapa kelompok karena belajar bersama hasilnya akan
strategi kelompok tersebut, penulis memfokuskan lebih berkesan.
pada strategi the power of two. Asumsi atau teori yang mendasari model
The power of two strategy atau strategi pembelajaran kooperatif dengan strategi the
pembelajaran dengan kekuatan dua orang, power of two adalah bahwa belajar paling baik
menurut mafatih dalam Tarmizi (2009:36) ter- ketika mereka dapat saling membimbing satu
masuk bagian dari belajar kooperatif yaitu belajar sama lain, memiliki tanggung jawab perorangan,
dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan dan terdapat kesepakatan untuk aktif dan saling
kerjasama secara maksimal melalui kegiatan interaktif ( Sri Naya Udani, 2006:33).
pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota Dengan demikian pembelajaran dengan the
dua orang di dalamnya untuk mencapai kompe- power of two strategy diharapkan dapat meme-
tensi dasar. Sedangkan menurut Muqowin dalam cahkan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian
Tarmizi Ramadhan (2009:17), strategi belajar besar jenjang pendidikan formal, yaitu rendahnya
kekuatan berdua (the power of two) adalah ke- aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
giatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar rendahnya prestasi belajar siswa .
kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan Menurut Melvin L.Silberman (2006:33) dan
dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik Hisyam Zaini (2007:73), langkah-langkah pene-
dari pada satu orang. rapan the power of two strategy yaitu : a) berikan
Menurut Hisyam Zaini,dkk (2007: 67), The siswa satu atau beberapa pertanyaan yang me-
power of two merupakan aktifitas pembelajaran merlukan perenungan dan pemikiran, b) perintah-
yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kan siswa untuk menjawab pertanyaan secara
kooperatif dan memperkuat arti penting serta perorangan, c) setelah semua siswa menyelesai-
manfaat sinergi dua orang. Strategi ini mempunyai kan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah
prinsip bahwa berfikir berdua jauh lebih baik dari pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi
pada berfikir sendiri. Aktivitas pembelajaran jawaban satu sama lain, d) perintahkan pasangan
dengan kekuatan dua orang, digunakan untuk untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan,
meningkatkan pembelajaran,dan menegaskan memperbaiki tiap jawaban perorangan, e) bila
manfaat dari sinergi, yakni; bahwa dua kepala semua pasangan telah menuliskan jawaban baru,
adalah lebih baik dari pada satu (Melvin L. bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan
Silberman :2006:81). pasangan lain di dalam kelas, f) perintahkan
Dari beberapa pendapat di atas dapat seluruh siswa untuk memilih jawaban terbaik untuk
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dengan tiap pertanyaan, g) untuk menghemat waktu,
kekuatan dua orang(The power of two strategy), berikan pertanyaan khusus kepada pasangan
merupakan pembelajaran kooperatif yang tertentu, bukannya memerintahkan semua pa-
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran sangan menjawab semua pertanyaan.
kolaboratif, menunbuhkan kerjasama secara Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
maksimal, dan memperkuat arti penting manfaat dalam penerapan strategi pembelajaran The
sinergi dua orang(dua kepala lebih baik dari pada Power Of Two , diantaranya:
satu), Dalam pembelajaran ini siswa akan berko- a. Prinsip-prinsip Reaksi
laborasi dengan temannya(dua orang) untuk Dalam penerapan strategi pembelajaran the
memperkuat pemahaman individu masing-masing. power of two, guru memberikan kesempatan
Menurut Ismail, dalam Tarmizi Ramadhan (2009: kepada siswa untuk menggali sendiri konsep-
44), tujuan penerapan strategi ini adalah konsep yang terkait dengan materi secara
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 83

individu, kemudian dikolaborasikan bersama melakukan aktivitas sendiri, dimana anak (siswa)
pasangan masing-masing. Guru memberikan belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka
bimbingan seperlunya apabila ada siswa yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengem-
tugas dengan menggali pengetahuan atau bangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup
informasi yang telah dimiliki sebelumnya di masyarakat. Sedangkan menurut E.Mulyasa
sehingga masalah dapat diselesaikan. (2006:261), proses pembelajaran pada hakekatnya
b. Sistem sosial untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas
Ciri khas lingkungan belajar pada model peserta didik, melalui berbagai interaksi dan
pembelajaran ini adalah setiap siswa memiliki pengalaman belajar. Aktivitas peserta didik dalam
tanggung jawab secara individu untuk meme- belajar sangat bergantung pada aktivitas dan
cahkan permasalahan kemudian mendiskusi- kreativitas guru dalam pembelajaran dan pem-
kannya kembali dengan pasangannya masing- bentukan kompetensi peserta didik, serta mencip-
masing. Ciri khas ini memastikan keterlibatan takan lingkungan belajar yang kondusif (E.
dan keaktifan penuh dari seluruh siswa sehing- Mulyasa,2006:264).
ga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab Untuk dapat meningkatkan aktivitas siswa
perorangan dan rasa solidaritas antar siswa dalam kegiatan pembelajaran maka diperlukan
serta belajar untuk dapat menghargai pendapat strategi pembelajaran aktif. Strategi Pembelajaran
orang lain. Aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
Topik pembelajaran biasanya dipilih oleh guru peserta didik untuk belajar secara aktif. Dalam
dan tugas utama siswa adalah mengerjakan belajar secara aktif, peserta didik akan mendo-
tugas-tugas yang diberikan baik sosial maupun minasi aktifitas pembelajaran dengan menggu-
kognitif. Hal ini di maksudkan agar siswa nakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari
dapat menyelesaikan tugas tersebut secara materi pembelajaran, memecahkan persoalan atau
individual dan dengan berdiskusi dengan siswa mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari
lain (pasangannya) serta dalam kelas secara ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan
keseluruhan. nyata. Dengan belajar aktif , peserta didik dilibat-
c. Sistem Pendukung kan dalam semua proses pembelajaran,baik seca-
Sistem pendukung yang diperlukan siswa ra fisik maupun mental. Dengan cara ini peserta
sehingga dapat menggali informasi yang terkait didik akan merasakan suasana yang lebih menye-
dengan materi dan diperlukan dalam kerja nangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksi-
berpasangan yaitu; LKS,Alat peraga, alat-alat malkan.
tulis dan buku penunjang. Belajar adalah proses yang aktif dan me-
d. Dampak Langsung dan Dampak Pengiring ngajar yang baik bukan sekedar mentransfer
Melalui pembelajaran dengan strategi the pengetahuan kepada peserta didik akan tetapi
power of two, dampak langsung yang bagaimana membantu peserta didik supaya dapat
diperoleh berupa aktifitas siswa dalam proses belajar. Dalam belajar siswa harus dilibatkan
pembelajaran IPS yang dapat diukur dari hasil secara aktif dalam proses pembelajaran agar tu-
observasi dan dampak pengiring yaitu hasil juan pembelajaran dapat tercapai.karena tidak
belajar siswa yang diukur dari tes hasil belajar. mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang
dikehendaki kalau siswa tidak dilibatkan dalam
Menurut Oemar Hamalik (2007:25), proses pembelajaran. Jadi belajar dengan aktif
pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang sangat diperlukan oleh peserta didik untuk
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Karena
84 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima akhirnya dapat berdampak pada peningkatan
dari guru ada kecenderungan untuk cepat melu- prestasi belajar siswa. Peningkatan hasil belajar
pakan apa yang telah di ajarkan. Dengan kata siswa tidak hanya dapat diukur secara klasikal
lain tidak akan terjadi proses belajar mengajar tetapi juga secara individu dengan melihat rata-
tanpa ada aktivitas siswa dalam pembelajaran. rata, dan daya serap yang semakin besar, hal ini
Hanya persoalannya terletak pada kadar keaktifan diharapkan terjadi pada setiap individu didalam
belajar siswa yaitu; ada yang kadar keaktifannya kelompok merasa bertanggungjawab memahami
rendah dan ada pula yang tinggi. materi yang sedang dibahas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prestasi belajar siswa adalah hasil dari
dalam pembelajaran “aktifitas” siswa sangat berbagai upaya dan daya yang tercermin dari
menentukan dalam pencapaian tujuan. Oleh partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam
karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh
dapat meningkatkan aktivitas siswa agar dapat guru (Abdorrakhman Ginting, 2008;87). Sedang-
mengikat informasi yang baru kemudian menyim- kan dalam Kamus besar Bahasa Indonesia(1990)
pannya di dalam otak sehingga prestasi belajar disebutkan; Prestasi belajar adalah “penguasaan
akan dapat ditingkatkan. pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
bentuk seperti; perhatian, proses internal terhadap nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh
informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi guru”.
kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, Mengukur prestasi belajar merupakan
mengejakan tugas-tugas yang diberikan guru, suatu cara untuk mengetahui kemampuan siswa
menilai kemampuan dirinya dalam menguasai dalam belajarnya, yang lazimnya menggunakan
informasi, menyampaikan ide atau gagasan lewat alat test. Adapun prinsip dasar yang diterapkan
presentasi dan lain-lain. Melalui pembelajaran dalam pengukuran kemampuan siswa diantaranya
dengan penerapan strategi the power of two, yaitu: (1) Pengukuran prestasi belajar harus
dituntut kadar keaktifan siswa secara optimal dilaksanakan secara obyektif, (2) Pengukuran
dengan harapan dapat mencapai hasil belajar yang prestasi belajar harus dilaksanakan secara konti-
optimal pula. Dalam strategi pembelajaran ini nue, (3) Pengukuran prestasi belajar hendaknya
setiap siswa dituntut untuk terlibat secara aktif dilaksanakan secara komprehensip.
dalam proses pembelajaran baik secara mandiri Dalam pelaksanaan ters (tertulis) ada
(individu) maupun secara berpasangan. beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru
Belajar dalam kelompok-kelompok kecil antara lain: a) Harus ada pemberitahuan sebelum-
akan berdampak pada keterlibatan siswa secara nya kepada siswa tentang pelaksanaan test, b)
aktif dalam proses pembelajaran. Diskusi dalam ruang tempat test diusahakan setenang mungkin,
kelompok-kelompok kecil atau hanya dengan c) Selama siswa bekerja pengawas harus menga-
kekuatan dua orang, untuk menyelesaikan suatu wasi agar siswa bekerja dengan jujur, d) Siswa
permasalahan disertai presentasi dan mendis- dilarang untuk menerima dan memberikan jawa-
kusikan hasilnya dalam kelompok besar (kelas), ban kepada siswa lain, e) pengawas tidak boleh
akan dapat memunculkan adanya tanggungjawab memberikan bantuan kepada siswa pada saat
secara individu maupun kelompok, dimana hal ini mengerjakan test.
merupakan ciri dari pembelajaran. Adanya tang- Dengan mengacu pada rumusan masalah
gungjawab individu dalam kelompok terhadap dan landasan teori maka penelitian ini dilakukan
materi yang sedang dipelajari diharapkan dapat dengan kerangka berfikir: bahwa rendahnya
meningkatkan aktivitas belajar siswa yang pada prestasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 85

2 kartasura disebabkan oleh beberapa hal yaitu; di atas dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
sebagian besar siswa tidak mampu memahami Bertolak pada kerangka pikir penelitian
materi secara keseluruhan karena materi IPS inilah, dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai
terlalu padat, sehingga siswa kesulitan meng- berikut:
aplikasikan materi pelajaran dalam kehidupan 1. Penerapan strategi pembelajaran the power
nyata dan sebagian besar siswa menganggap mata of two dapat meningkatkan aktifitas siswa
pelajaran IPS sulit dipahami. Hal ini dipicu oleh pada pembelajaran IPS siswa kelas VIIIF
guru yang belum mampu menciptakan pembe- SMP Negeri 2 Kartasura.
lajaran yang inovatif sehingga aktivitas siswa 2. Penerapan strategi pembelajaran The power
dalam pembelajaran sangat rendah. of two dapat meningkatkan prestasi siswa
Bertolak dari uraian di atas penulis memilih pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIIIF
strategi pembelajaran the power of two untuk SMP Negeri 2 Kartasura.
memberi solusi dan sekaligus sebagai upaya untuk 3. Siswa kelas VIIIF SMP Negeri 2 Kartasura
meningkatkan aktifitas belajar siswa dan mening- merespon positif penerapan strategi pembe-
katkan prestasi belajar siswa. Kerangka berfikir lajaran The power of two.

Guru belum menciptakan


Rendahnya aktivitas siswa pembelajaran yang inovatif
dalam kegiatan sehingga tidak efektif dan
pembelajaran kurang menyenangkan

Siswa Tidak dapat Tidak dapat Siswa sulit


menganggap mengaplikasikan melihat materi memahami
mata pelajaran materi dalam secara materi karena
IPS sulit kehidupan keseluruhan terlalu padat

Rendahnya prestasi belajar siswa

Strategi Pembelajaran yang dapat


Strategi Pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk lebih
meningkatkan aktivitas belajar
mudah memahami materi secara
siswa
keseluruhan

Strategi pembelajaran The Power Of Two


Atau pembelajaran dengan kekuatan dua orang

AKTIVITAS BELAJAR PRESTASI BELAJAR SISWA


SISWA MENINGKAT MENINGKAT

Gambar 1. Kerangka berfikir


86 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

Metode

Penelitian ini merupakan jenis penelitian


tindakan kelas dengan mengadopsi model siklus
Kemmis & Taggat (1988). Menurut Eliot, dalam
wiraatmaja(2007: 19); Penelitian tindakan kelas
(Classroom action Research) adalah upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
seseorang atau sekelompok pengajar dengan
melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan
tersebut. Menurut Rochiati Wiriatmadja (2007:20,
penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian
yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.
Secara kolaboratif artinya guru tidak melakukan
penelitian sendiri, ada kemungkinan berkolaborasi Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas
atau bekerjasama dengan sesama guru. Secara
partisipatif bersama-sama mitra peneliti akan subyek penelitian, karena pada kelas tersebut
melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. memiliki prestasi belajar yang rendah yang dapat
Demikian pula menurut supardi (2006:11), pene- dilihat dari daya serap yang rendah, dan ketun-
litian tindakan kelas merupakan bentuk investigasi tasan secara klasikal juga rendah. Selain itu pene-
yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif yand litian ini juga melibatkan guru, kolabolator dan team
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, teaching IPS di SMP Negeri 2 Kartasura.
metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Karakteristik dan pengukkutan data yang
Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa:
melalui beberapa tahap, yaitu1. Perencanaan 1. Data tentang aktivitas siswa dalam kegiatan
(planing), menjelaskan tentang apa, mengapa, pembelajaran diambil dengan menggunakan
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan pedoman observasi.
tersebut dilakukan; 2. Tindakan (acting), pelak- 2. Data prestasi belajar awal siswa, diukur dari
sanan yang merupakan implementasi atau pene- nilai ulangan harian sebelum dilakukan tin-
rapan isi rancangan mengenai tindakan di kelas; dakan.
3. Pengamatan (observing), kegiatan penga- 3. Data tentang prestasi belajar siswa diukur
matan yang dilakukan oleh pengamat; 4. Refleksi dengan nilai post test dan nilai ulangan harian
(reflecting), merupakan kegiatan untuk menge- dari setiap akhir siklus.
mukakan kembali apa yang sudah dilakukan. 4. Data tentang respon siswa diukur dengan
Model penelitian tindakan kelas dari model model angket.
yang dikembangkan Kemmis & Taggat ini digam-
barkan pada gambar 2. Data diperoleh dari beberapa sumber anta-
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini ra lain:
adalah siswa-siswi kelas VIII.F SMP Negeri 2 1. Informan atau nara sumber, yaitu; siswa, guru,
Kartasura, pada semester Genap tahun ajaran Kolaborator dan team teaching IPS.
2008/2009 yang berjumlah 41 orang terdiri dari 2. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan pem-
16 orang siswa perempuan dan 25 orang siswa belajaran yang dilakukan selama tindakan di
laki-laki. Alasan dipilihnya kelas VIII.F sebagai kelas VIII.F
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 87

3. Dokumen atau arsip tentang nilai hasil ulangan kemungkinan salah mengisi instrument karena
harian siswa, lembar observasi, dan angket. tidak memahami apa yang dimaksud oleh setiap
instrument dapat dihindari.
Data mengenai aktifitas siswa dikumpulkan Teknik analisis data dilakukan dengan
dengan menggunakan lembar observasi. Adapun rincian sebagai berikut: untuk aktivitas siswa,
indikator-indikator yang digunakan untuk menga- dianlisis secara deskriptif komparatif. Dimana dari
mati aktivitas siswa adalah : a). Kemampuan untuk rata-rata skor aktifitas belajar siswa dari masing-
bekerjasama, b). Siswa aktif berdiskusi dengan masing siklus dibandingkan antara satu dengan
pasangannya masing-masing, c). Siswa dapat yang lainya untuk mengetahui peningkatan akti-
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya fitas belajar siswa pada setiap siklus dan dari re-
secara berpasangan, d). Menjawab pertanyaan fleksi awal. Sedanglan untuk prestasi siswa siswa
guru, e). Mengajukan pertanyaan yang relevan, dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu de-
f). Memahami dan melaksanakan kegiatan pem- ngan membandingakan hasil-hasil penilaian yang
belajaran, g). Mendukung dan ikut aktif dalam diperoleh antar siklus, berupa rata-rata kelas, nilai
kegiatan belajar. tertinggi, nilai terendah, dan ketuntasan belajar
Data mengenai prestasi belajar dikumpul- siswa secara klasikal. Mengenai tanggapan siswa,
kan dengan test hasil belajar. Tes ini diberikan pada dilakukan secara deskriptif komparatif dengan
setiap akhir siklus. Adapun indikator dari prestasi membandingkan skor rata-rata tanggapan siswa
belajar siswa adalah: a) Nilai tertinggi, b) Nilai denga kreteria penggolongan yang telah ditetap-
terendah, c) Nilai rata-rata kelas, d) Ketuntasan kan.
klasikal siswa. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui
Data mengenai tanggapan atau respon tingkat keberhasilan penelitian, digunakan indi-
siswa dikumpulkan dengan model angket. Jenis kator kinerja: 1) Parameter peningkatan aktivitas
angket yang digunakan adalah skala Likert yang siswa, ditujukan oleh aktivitas belajar siswa yang
setiap pernyataan mengandung dua alternative meningkat dengan kategori minimal cukup aktif
tanggapan atau dua pernyataan yaitu setuju dan atau minimal 85% siswa aktif. Sedangkan untuk
tidak setuju. Untuk tanggapan setuju : berarti siswa parameter peningkatan prestasi belajar berupa: a)
menanggapi positif atau mendukung pembelajaran Peningkatan prestasi belajar siswa kelompok
IPS dengan strategi The Power Of Two, karena bawah dan tengah sekurang-kurangnya mendapat
merasakan kelebihan atau manfaat startegi ini. nilai ulangan harian minimal 65 pada siklus I dan
Untuk pernyataan tidak setuju; berarti sikap siswa 70 pada siklus II, dan b) Peningkatan ketuntasan
menanggapi negatif atau tidak mendukung belajar secara klasikal, pada siklus I sekurang-
kegiatan pembelajaran dengan strategi the power kurangnya 70% siswa mendapatkan nilai minimal
of two. 65 dan pada siklus II 75% siswa mendapat nilai
Untuk menguji validitas data dilakukan minimal 65.
dengan melakukan triangulasi data dan triangulasi
tentang metode. Triangulasi tentang data dilaku- Hasil dan Pembahasan
kan terhadap sumber-sumber data dengan cara
meneliti ulang dokumen-dokumen bersama nara Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan
sumber serta melakukan wawancara dengan pembelajaran sebelum pembelajaran pada siklus
sumber dokumen tersebut. Sedangkan triangulasi I, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam
tentang metode dilakukan dengan revieu informan, kegiatan pembelajaran secara menyeluruh sangat
yaitu dengan melakukan cross-cek lembar rendah. Walaupun guru sudah mencoba menggu-
observasi dan angket untuk siswa, sehingga nakan beberapa strategi pembelajaran seperti
88 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

pembelajaran kooperatif tipe STAD, NHT dan nakan untuk dikuasai oleh siswa adalah Mendes-
yang lainnya tetapi peneliti melihat bahwa siswa kripsikan pranata sosial dalam kehidupan masya-
yang aktif hanya siswa tertentu saja sementara rakat.
yang lain hanya sebagai peserta pasif dalam Hasil pengamatan pada siklus I secara
pembelajaran. Dari hasil ulangan harian yang terperinci sebagai berikut:
dilakukan sebelum siklus I diperoleh data pada a. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa
Tabel 1. dalam proses pembelajaran. Aktifitas siswa
Tabel.1 menunjukkan bahwa siswa yang dalam proses pembelajaran diamati dengan
telah tuntas belajarnya atau telah mencapai KKM menggunakan lembar penilaian aktifitas siswa
65 hanya 39,02%, sedangkan yang belum men- dalam PBM dan aktivitas siswa dalam bekerja
capai KKM sebesar 60,98%, berarti di kelas VIII berpasangan diamati dengan lembar penilaian
F ketuntasan klasikal baru 39,02%. Hal ini tidak aktifitas siswa dalam kelompok(berpasangan).
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal ideal Hasil analisis terhadap data penilaian aktifitas
yang ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan siswa dalam proses pembelajaran dijelaskan
Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 2 Kartasura, dalam tabel 2.
yang mengatakan bahwa suatu kelas dikatakan
telah tuntas belajarnya apabila sekurang-kurang- Tabel.4.2 menunjukkan bahwa pada siklus I
nya 75% siswa telah mencapai KKM. aktifitas siswa dalam PBM sudah termasuk
Penelitian Tindakan kelas pada siklus I katagori aktif yang dapat dilihat dari persentase
dilaksanakan pada tanggal 25 pebruari 2009 siswa yang menjawab pertanyaan guru
sampai 16 Maret 2009 selama dua kali pertemuan. sebesar 68,29%, siswa yang memahami dan
Pada siklus I kompetensi Dasar yang direnca- melaksanakan kegiatan belajar sebesar

Tabel 1. Rangkuman Analisa Data Prestasi Belajar Siswa Sebelum SiklusI

Tabel 2. Persentase Hasil Penilaian Aktifitas siswa Dalam PBM Siklus I


Jml siswa Jml siswa yang
Jumlah Persentase (%)
No. Aspek yang dinilai yang tidak melakukan
siswa katagori aktif
melakukan (Tidak)
1 Menjawab pertanyaan guru 41 28 13 68,29%
2 Mengajukan pertanyaan yang 41 24 16 58,54%
relevan
3 Memahami dan melaksanakan 41 32 9 78,05%
kegiatan belajar
4 Mendukung dan ikut aktif 41 33 6 80,49%
dalam kegiatan belajar
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 89

Tabel 3. Persentase Hasil Penilaian Aktifitas Siswa Dalam Kelompok


(Berpasangan) Pada Siklus I

Jml
No. Aspek yang dinilai yang aktif Persentase
siswa
1 Kerjasama 41 32 78,05
2 Sumbangan terhadap pasangan 41 30 73,17
3 Tanggung jawab dan kepedulian terhadap 41 30 73,17
hasil kerja berdua

78,05%, yang mendukung dan ikut aktif dalam belajar siswa yang diambil dari nilai ulangan
kegiatan belajar 80,49%. Khusus pada aspek harian setelah dilakukan siklus I dijelaskan
mengajukan pertanyaan yang relevan persen- dalam Tabel 4.
tase katagori aktif hanya 58,54% dan hal ini Tabel 4. menunjukkan bahwa siswa yang
sangat perlu untuk ditingkatkan pada siklus belum tuntas atau belum mencapai KKM
II. sebesar 29,27% sedangkan siswa yang telah
Hasil análisis terhadap hasil penilaian aktifitas tuntas belajarnya baru mencapai 70,73%.
siswa dalam kelompok (berpasangan) dijelas- Rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada
kan dalam tabel 3. siklus I ini sebesar 66,71. Berdasarkan hasil
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada siklus I tes tersebut maka pada siklus I ini keberhasilan
aktifitas siswa dalam kelompok (berpasangan) penelitian belum tercapai. Namun jika diban-
cukup aktif walaupun belum maksimal. Hal dingkan dengan sebelum pelaksanaan peneli-
ini dilihat dari persentase siswa yang beker- tian maka terjadi peningkatan hasil belajar yang
jasama dengan baik mencapai 78,05%, siswa cukup signifikan. Ketuntasan klasikal baru
yang memberikan sumbangan terhadap pasa- 39,02% namun pada siklus I ini menjadi
ngan baru 73,17%, dan siswa yang memiliki 70,73% berarti terjadi peningkatan sebesar
tanggung jawab dan kepedulian terhadap hasil 31,71%. Peningkatan ketuntasan kelas ini
kerja berdua baru mencapai 73,17%. Ini berarti terjadi karena siswa mengkonstruksi
ada peningkatan aktifitas siswa dalam pembe- pengetahuannya sendiri melalui kekuatan dua
lajaran dibandingkan dengan sebelum pelaksa- orang sehingga siswa memahami materi
naan siklus I, walaupun belum signifikan. dengan baik, bukan hanya mengingat materi.
Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktifitas
b. Hasil Penilaian Tes Siklus I (Prestasi Belajar) siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi
Hasil análisis terhadap data hasil prestasi seperti ini akan meningkatkan daya serap

Tabel 4. Rangkuman Analisa Data Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I

Jumlah Siswa yang belum


Nilai Nilai Nilai rata- Siswa yang tuntas
No siswa tuntas
tertinggi terendah rata kelas
Jumlah Persen % Jumlah Persen %
1 41 80 50 66,71 29 70,73% 12 29,29%
90 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

siswa terhadap materi pembelajaran. Kelebihan atau kebaikan yang ditemukan


c. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pem- pada pelaksanaan tindakan siklus I ini antara lain:
belajaran Dengan Strategi The Power Of 1) Siswa mulai antusias mengikuti pembe-
Two. lajaran. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas dan
Hasil análisis angket sikap siswa terhadap partisipasi siswa yang mulai meningkat, dan
pembelajaran IPS- Sosiologi dengan strategi hasil análisis angket menunjukkan bahwa
The Power of Two tampak dalam tabel 5. 88,00% menyatakan senang mengikuti pem-
Tabel 5. menunjukkan bahwa pembelajaran belajaran dan 70% siswa menyatakan merasa
IPS dengan menggunakan strategi The Power tertantang dengan tugas yang diberikan guru.
Of Two membuat siswa mudah memahami 2) Keterampilan kooperatif siswa mulai ber-
materi pelajaran, menyenangkan dantidak kembang. Hal ini terjadi karena dengan
membosankan dan manfaat positif lainnya strategi The Power Of Two siswa diharuskan
yang diketahui dari hasil angket yang untuk berdiskusi dengan pasangannya dalam
dikumpulkan diperoleh hasil bahwa semua memecahkan permasalahan.
pernyataan ditanggapi setuju oleh rata-tata 3) Hasil belajar siswa mengalami pening-katan
lebih dari 80% siswa. Ini menunjukkan bahwa walaupun belum cukup signifikan. Hal ini bisa
pembelajaran dengan strategi ini bermanfaat dilihat dari hasil tes awal yang menunjukkan
lebih bagi siswa. bahwa ketuntasan klasikal hanya 39,02%
menjadi 70,73% pada siklus I, berarti terjadi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peningkatan sebesar 31,71%.
aktifitas siswa, hasil análisis nilai akhir siklus I, 4) Pembelajaran berpusat pada siswa. Guru
angket sikap siswa, dan wawancara informal hanya berperan sebagai fasilitator dan moti-
dengan siswa, pada siklus I diperoleh refleksi vator. Kondisi ini berbeda sekali dengan
pembelajaran sebagai berikut: sebelum penelitian yang cenderung berpusat

Tabel 5. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran IPS Dengan strategi


The Power Of Two Siklus I

Persentase Sikap
No PERNYATAAN
Setuju Siklus I
1 Memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran. 82,92%
2 Menyenangkan dan tidak membosankan 82,92%
3 Lebih mudah memahami materi pelajaran 87,80%
4 Dapat meningkatkan aktifitas saya dalam pembelajaran 85,37%
5 Dapat memotivasi saya untuk berprestasi 85,37%
6 Melatih untuk dapat bekerjasama dengan teman 90,24%
7 Meningkatkan penalaran dalam mempelajari materi pelajaran 85,37%
8 Dapat mengarahkan berfikir lebih kritis 82,92%
9 Memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat 80,49%
10 Merasa lebih dihargai dalam berpendapat 82,92%
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 91

pada guru, sehingga siswa hanya sebagai petensi Dasar yang akan dilaksanakan dengan
pendengar dan kurang berpartisipasi dalam mengakomodasi kekurangan pada siklus I.
pembelajaran. Kele-bihan-kelebihan yang Perbaikan perencanaan yang dilakukan pada
ditemukan pada siklus I ini akan tetap siklus II ini terutama pada pembagian waktu
dipertahankan dan diupayakan untuk lebih dan penentuan pasangan. Pada siklus II ini
ditingkatkan lagi. ditetapkan pasangan seperti pada siklus I.
Pembagian waktu perlu direncanakan ulang
Kekurangan yang ditemukan pada siklus I karena pada siklus I perencanaan waktu
ini antara lain: kurang tepat sehingga alokasi waktu sebagian
1) Perencanaan waktu kurang tepat. Pada besar digunakan untuk memecahkan masalah
pelaksanaannya, siswa membutuhkan waktu baik secara perorangan maupun berpa-
yang cukup lama untuk berdiskusi dan sangan dan untuk presentasi, akibatnya pada
presentasi sehingga guru kekurangan waktu saat pembahasan dan penguatan hasil diskusi
untuk mempertegas materi. oleh guru terjadi kekurangan waktu. Sebagai
2) Dalam memilih pasangan, muncul suasana perbaikan, pada siklus II ini akan ditentukan
kelas yang kurang terkendali. waktu secara jelas berapa menit setiap proses
3) Sebelum pembelajaran dimulai sebagian siswa harus sudah diakhiri. Persiapan siswa dalam
belum membaca buku sumber sehingga dalam pembela-jaran juga perlu ditekankan dengan
memecahkan permasalahan baik secara indi- meng-informasikan Kompetensi Dasar yang
vidu maupun berpasangan siswa meng- akan dibahas minimal sehari sebelum proses
habiskan sebagian waktu untuk membaca pembelajaran.
buku sumber. b. Membuat instrumen yang digunakan untuk
4) Ketuntasan klasikal belum tercapai karena penilaian prestasi belajar dan pengamatan
ketuntasan klasikal baru mencapai 70,73%. pada siklus II.
c. Membuat resume materi sesuai Kompe-tensi
Mencermati berbagai kekurangan yang Dasar yang digunakan pada siklus II.
ditemukan pada siklus I ini maka perlu di tindak- d. Menyusun permasalahan yang akan diberikan
lanjuti dengan siklus II. Hasil refleksi ini digunakan pada siswa untuk dibahas sesuai dengan
sebagai dasar untuk merevisi skenario pembe- Kompetensi Dasar pada siklus I.
lajaran pada siklus I untuk dilaksanakan pada e. Mengumumkan materi pelajaran pada siswa
siklus II. dan meminta siswa untuk mencari buku
Pada siklus II dilaksanakan pada tanggal sumber atau sumber-sumber lain yang relevan
16 Maret 2009 sampai 8 April 2009 selama tiga dengan materi “Pengendalian Penyimpangan
kali kegiatan pembelajaran dan kegiatan pembe- Sosial”.
lajaran ke-3 digunakan untuk melaksanakan tes
hasil belajar. Pada siklus II ini Kompetensi Dasar Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksa-
yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa nakan dengan menggunakan skenario tindakan
adalah mendeskripsikan pengendalian penyim- sebagai berikut:
pangan sosial. a. Pendahuluan (10 menit)
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka Guru menyiapkan siswa untuk belajar dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti yel-yel untuk menghilangkan kejenuhan.
antara lain: Kemudian guru memaparkan indikator yang
a. Membuat Perencanaan Pembelajaran/ ingin dicapai dari pembelajaran hari itu. Guru
skenario pembelajaran sesuai dengan Kom- memotivasi siswa dengan mengaitkan
92 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

pengetahuan awal siswa dengan materi yang untuk memilih jawaban terbaik untuk setiap
akan dibahas serta kegunaan untuk materi pertanyaan.
berikutnya dalam kehidupan. Guru menga- c. Penutup ( 20 menit).
dakan pretest untuk mengetahui kemampuan Penutup pembelajaran meliputi kegiatan
awal siswa. Siswa diarahkan agar menge- antara lain; guru mengklarifikasi hasil jawaban
tahui informasi tentang materi yang dapat siswa sekaligus menguatkan dan menyim-
digunakan untuk menyelesaikan tugas yang pulkan, kemudian guru melakukan refleksi
diberikandan meimformasikan pembagian dengan menanyakan kesan-kesan siswa
waktu yang jelas dalam setiap tahapan pada terhadap pembelajaran yang telah diikuti. Guru
kegiatan inti. memberikan tugas individu untuk dikerjakan
b. Kegiatan Inti, ( 50 menit) di rumah. Pada akhir pertemuan ke- menga-
Guru memberikan siswa beberapa perta- dakan post test sebagai test siklus setelah
nyaan yang memerlukan perenungan dan tindakan pembelajaran dilaksanakan untuk
pemikiran. Siswa diminta untuk menjawab mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara Setelah selesai mengerjakan tes siswa
individual. Guru mengamati cara kerja siswa. mengisi angket sikap siswa terhadap kegiatan
Setelah semua siswa menjawab dengan pembelajaran dengan strategi The Power Of
lengkap semua pertanyaan sesuai waktu yang Two.Setelah itu siswa juga diminta mem-
telah disepakati, guru meminta siswa berikan refleksi atas peran guru dalam pem-
berpasangan kembali seperti pada siklus I belajaran dengan strategi the power of two.
dengan pasangan yang sama untuk bertukar
jawaban dan membahasnya. Guru meminta Hasil pengamatan pada siklus II secara
pasangan-pasangan tersebut membuat ja- terperinci sebagai berikut:
waban baru untuk setiap pertanyaan, sekaligus a. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa
memperbaiki jawaban individual mereka. dalam proses pembelajaran.
Ketika semua pasangan telah menulis ja- Hasil analisis terhadap data penilaian aktifitas
waban-jawaban baru, guru meminta siswa siswa dalam proses pembelajaran dijelaskan
mempresentasikan jawaban dari pasangannya dalam tabel 6.
untuk membandingkan jawaban pasangan di Tabel.4.6 menunjukkan bahwa pada siklus II
dalam kelas.Dalam kegiatan ini semua siswa aktifitas siswa dalam PBM sudah termasuk
harus siap. Guru meminta keseluruhan kelas katagori sangat aktif dan ada peningkatan

Tabel 6. Persentase Hasil Penilaian Aktifitas siswa Dalam PBM Siklus II

Jumlah yang yang tidak Persentase


No. Aspek yang dinilai
siswa melakukan melakukan katagori aktif
1 Menjawab pertanyaan guru 41 36 5 87,80
2 Mengajukan pertanyaan yang 41 35 6 85,37
relevan
3 Memahami dan melaksanakan 41 38 3 92,68
kegiatan belajar
4 Mendukung dan ikut aktif 41 39 0 95,12
dalam kegiatan belajar
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 93

Tabel 7. Persentase Hasil Penilaian Aktifitas Siswa Dalam Kelompok


(Berpasangan) Pada Siklus II

No. Aspek yang dinilai Jumlah siswa aktif (%)


1 Kerjasama 41 40 97,56
2 Sumbangan terhadap pasangan 41 38 92,68
3 Tanggung jawab dan kepedulian 41 37 90,24
terhadap hasil kerja berdua

yang signifikan, dapat dilihat dari persentase Tabel.4.8 menunjukkan bahwa siswa yang
siswa yang menjawab pertanyaan guru belum tuntas atau belum mencapai KKM
sebesar 87,80%, mengajukan pertanyaan sebesar 19,51% sedangkan siswa yang telah
yang relevan 58,54%, ini sangat jauh pening- tuntas belajarnya mencapai 80,49%. Rata-
katan dibandingkan pada para siklus dan pada rata hasil prestasi belajar siswa pada siklus II
siklus I. Bahkan siswa yang memahami dan ini sebesar 78,78. Berdasarkan hasil tes
melaksanakan kegiatan belajar sebesar tersebut maka pada siklus II ini tujuan pene-
92,68%,dan yang mendukung dan ikut aktif litian sudah tercapai, bahkan jika dibandingkan
dalam kegiatan belajar mencapai 95,12%. Hal dengan siklus I maka terjadi peningkatan hasil
ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS belajar yang cukup signifikan.
dengan strategi The Power Of Two dapat Pada siklus I ketuntasan klasikal baru 70,73%
meningkatkan aktivitas siswa dalam PBM. namun pada siklus II ini menjadi 80,49%
Hasil analisis terhadap hasil penilaian aktifitas berarti terjadi peningkatan sebesar 9,76%.
siswa dalam kelompok (berpasangan) Peningkatan ketuntasan kelas ini terjadi
dijelaskan dalam tabel 7. karena siswa mengkonstruksi pengeta-
Tabel 7. menunjukkan bahwa pada siklus II huannya sendiri melalui kekuatan dua orang
aktifitas siswa dalam kelompok (berpa- sehingga siswa memahami materi dengan
sangan) sangat. Hal ini dilihat dari persentase baik, bukan hanya mengingat materi. Hal ini
siswa yang bekerjasama dengan baik men- dipenga-ruhi oleh meningkatnya aktifitas
capai 97,56%, siswa yang memberikan siswa dalam proses pembelajaran.
sumbangan terhadap pasangan baru 73,17%,
dan siswa yang memiliki tanggung jawab dan c. Hasil Angket tentang Sikap Siswa ter-hadap
kepedulian terhadap hasil kerja berdua Pembelajaran dengan Strategi The Power Of
mencapai 90,24%. Ini berarti ada peningkatan Two.
yang signifikan terhadap aktifitas siswa dalam Hasil análisis angket sikap siswa terhadap
pembelajaran dibandingkan dengan sebelum pembelajaran IPS dengan strategi The Power
pelaksanaan siklus I, maupun saat pelak- of Two tampak dalam tabel 9.
sanaan siklus I. Tabel 9. menunjukkan bahwa pembelajaran
IPS dengan menggunakan strategi The Power
b. Hasil Penilaian Tes Siklus II (Prestasi Belajar) Of Two ditanggapi positif oleh siswa hal ini
Hasil analisis tentang prestasi belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan per-sentase
yang diambil dari nilai ulangan harian setelah siswa yang setuju cukup signifikan di-
dilakukan siklus II dijelaskan dalam tabel 8. bandingkan dengan persentase sikap setuju
94 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

Tabel 8. Rangkuman Analisa Data Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II

Jumlah tuntas belum tuntas


siswa Nilai Nilai Rata-rata
No
tertinggi terendah kelas Jml Persen (%) Jml Persen (%)

1 41 90 60 78,78 33 80,49 8 19,51

Tabel 9. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran IPS dengan strategi The Power Of Two Siklus I

No PERNYATAAN (%)
1 Memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran. 87,80%
2 Menyenangkan dan tidak membosankan 90,24%
3 Lebih mudah memahami materi pelajaran 90,24%
4 Dapat meningkatkan aktifitas saya dalam pembelajaran 95,12%
5 Dapat memotivasi saya untuk berprestasi 92,68%
6 Melatih untuk dapat bekerjasama dengan teman 95,12%
7 Meningkatkan penalaran dalam mempelajari materi pelajaran 87,80%
8 Dapat mengarahkan berfikir lebih kritis 85,37%
9 Memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat 82,92%
10 Merasa lebih dihargai dalam berpendapat 87,80%

pada siklus I yang juga sudah menunjukkan strategi The Power Of Two siswa diharuskan
tanggapan positif. Pada siklus II hampir untuk untuk berdiskusi dengan pasangannya dalam
setiap indikator siswa yang setuju di atas memecahkan permasalahan dengan penuh
85%, kecuali indikator kebe-ranian untuk tanggung jawab.
mengukakan pendapat baru 82,92% siswa. 3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Hal ini karena hal itu masih merupakan Hal ini bisa dilihat dari hasil tes siklus I me-
masalah bagi siswa. nunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hanya
70,73% menjadi 80,49% pada siklus II, berarti
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap terjadi peningkatan sebesar 9,76%.
aktifitas siswa, hasil análisis nilai akhir siklus, 4) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan
angket sikap siswa, dan wawancara informal dan pada siklus II ketuntasan klasikal telah
dengan siswa, pada siklus I diperoleh refleksi tercapai. Siswa yang telah mencapai KKM
pembelajaran sebagai berikut: sebesar 80,49%.
Kelebihan atau kebaikan yang ditemukan 5) Pembelajaran berpusat pada siswa (student
pada pelaksanaan tindakan siklus I ini antara lain: center). Hal ini ditunjukkan oleh keterlibatan
1) Siswa mulai antusias mengikuti pem- aktif siswa selama proses pembelajaran.
belajaran. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas Siswa mengkonstruksi dan membangun
siswa yang mulai meningkat. pengetahuannya melalui pemecahan masalah
2) Keterampilan kooperatif siswa mulai ber- secara individu kemudian didiskusikan dengan
kembang. Hal ini terjadi karena dengan pasangannya untuk menemukan jawaban
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 95

hasil pemikiran berdua, setelah itu dipre- bahwa penelitian ini dikatakan berhasil bila 75%
sentasikan hasilnya dihadapan teman-teman siswa mencapai KKM atau tuntas belajarnya telah
dalam satu kelas untuk menemukan jawaban tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh ketuntasan
yang sesungguhnya. Guru hanya mengkla- klasikal pada siklus II sebesar 80,49%.
rifikasi dan menguatkan sebelum siswa me- Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan
nyimpulkan bersama-sama. II dapat dibuat perbandingan sebagai berikut:
6) Interaksi antara guru dengan siswa, dan antara Aktifitas siswa dalam pembelajaran selalu
siswa dengan siswa semakin harmonis dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
baik untuk pengembangan pengetahuan. Secara terperinci peningkatan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran seperti tabel 10.
Kelebihan-kelebihan yang ditemukan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa aktifitas
siklus II ini akan tetap dipertahankan dan di- belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklus-
upayakan untuk lebih ditingkatkan lagi. nya. Dalam menjawab pertanyaan pada sklus I
Kekurangan yang masih ditemukan pada siswa yang aktif hanya 68,29% menjadi 87,80%
siklus II ini adalah pada kemampuan pre-sentasi pada siklus II. Untuk mengajukan pertanyaan yang
siswa dihadapan teman-teman dalam satu kelas. relevan, pada siklus I siswa yang aktif hanya
Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa menge- 58,54%, naik menjadi 85,37%. Dalam memahami
mukakan pendapat dihadapan orang banyak. dan melaksanakan kegiatan belajar dari 78,05%
Berdasarkan hasil refleksi siklus II pada siklus I, naik menjadi 92,68%. Untuk aktifitas
tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja dalam mendukung dan ikut aktif dalam kegiatan
laporan penelitian tindakan ini yang menyatakan belajar dari siswa yang aktif hanya 80,49% pada

Tabel 10. Persentase tingkat aktifitas siswa dalam PBM pada Siklus I dan II

Siklus I Siklus II
No. Aspek yang dinilai
Jml siswa Persentase Jml siswa Persentase
1 Menjawab pertanyaan guru 28 68,29 36 87,80
2 Mengajukan pertanyaan yang 24 58,54 35 85,37
relevan
3 Memahami dan melaksanakan 32 78,05 38 92,68
kegiatan belajar
4 Mendukung dan ikut aktif dalam 33 80,49 39 95,12
kegiatan belajar

Tabel 11. Persentase tingkat aktifitas siswa dalam kelompok


(berpasangan) pada siklus I dan II

Siklus I Siklus II
No. Aspek yang dinilai
Jml siswa % Jml siswa %
1 Kerjasama 32 78,05 40 97,56
2 Sumbangan thd pasangan 30 73,17 38 92,68
3 Tanggung jawab dan kepedulian 30 73,17 37 90,24
terhadap hasil
96 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

Tabel 12. Persentase Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Siswa


Berdasarkan Nilai Tes Siklus

Siswa yang belum


Jml Nilai Nilai Nilai rata- tuntas
Siklus tuntas
siswa tertinggi terendah rata kelas
Jumlah % Jumlah Persen
1 41 80 50 66,71 29 70,73 12 29,29
2 41 90 60 78,78 33 80,49 8 19,51

siklus I naik menjadi 95,12% pada siklus II, ini kerja berdua dari 73,17% meningkat menjadi
berarti strategi pembelajaran ini sangat efektif 90,24%. Ini berarti bahwa pembelajaran IPS
untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses dengan strategi The Power Of two dapat men-
pembelajaran dengan peningkatan rata-rata ingkatkan aktifitas siswa dalam kelompok
mencapai 18,9%. (berpasangan) dengan peningkatan rata-rata
Secara terperinci peningkatan aktifitas mencapai 18,70%.
siswa dalam kelompok (berpasangan) seperti tabel Prestasi belajar merupakan hasil belajar
11. siswa dari aspek kognitif yang menggambarkan
Tabel 11. menunjukkan bahwa aktifitas keterserapan materi oleh siswa diukur dengan tes
siswa dalam kelompok (berpasangan) mengalami hasil belajar atau tes siklus. Nilai tes menentukan
peningkatan setiap siklusnya.Siswa yang aktifi ketuntasan belajar siswa. Dalam penelitian ini,
dalam bekerja sama dari 78,05% pada siklus I telah tercapai ketuntasan klasikal pada siklus II
menjadi 97,56% pada siklus II. Siswa yang aktif yaitu sebesar 80,49%, berarti terdapat 33 orang
memberikan sumbangan terhadap pasangan dari siswa yang telah mencapai KKM atau telah tuntas
73,17% pada siklus I menjadi 92,68%. Sedangkan belajarnya. Secara terperinci peningkatan setiap
siswa yang memiliki kepedulian terhadap hasil siklusnya seperti tabel 12.

Tabel 13. Perbandingan Persentase Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran


Dengan strategi The Power Of Two

Persentase (%)
No PERNYATAAN
Siklus I Siklus II
1 Memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran. 82,92% 87,80%
2 Menyenangkan dan tidak membosankan 82,92% 90,24%
3 Lebih mudah memahami materi pelajaran 87,80% 90,24%
4 Dapat meningkatkan aktifitas saya dalam pembelajaran 85,37% 95,12%
5 Dapat memotivasi saya untuk berprestasi 85,37% 92,68%
6 Melatih untuk dapat bekerjasama dengan teman 90,24% 95,12%
7 Meningkatkan penalaran dalam mempelajari materi pelajaran 85,37% 87,80%
8 Dapat mengarahkan berfikir lebih kritis 82,92% 85,37%
9 Memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat 80,49% 82,92%
10 Merasa lebih dihargai dalam berpendapat 82,92% 87,80%
Ida Ayu Kartika dan Budi Sutrisno, Peningkatan Strategi Pembelajaran the Power Two... 97

Tabel 12. menunjukkan bahwa siklus I siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
ketuntasan klasikal baru70,73% dan pada siklus aktifitas siswa dalam proses pembelajaran maupun
II meningkat menjadi 80,49%, berarti terjadi dalam kelompok dalam setiap siklus. Hal ini
peningkatan sebesar 9,76%. terbukti dengan peningkatan aktifitas siswa dalam
Peningkatan hasil belajar tersebut disebab- proses belajar mengajar mencapai rata-rata
kan oleh peningkatan kualitas proses pembe- 18,9%. Berarti strategi pembelajaran ini sangat
lajaran. Siswa berpartisipasi aktif dalam pem- efektif untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam
belajaran melalui bekerja berpasangan. Dalam proses pembelajaran.
belajar berpasangan rasa tanggung jawab siswa Sementara aktivitas dalam kelompok (ber-
sangat menentukan berhasil atau tidaknya pasangan) juga mengalami peningkatan. Pada
mereka. Dalam strategi pembelajaran the power siklus I siswa yang aktif dalam bekerja sama dari
of two ini siswa mempunyai kesempatan untuk 78,05% menjadi 97,56% pada siklus II. Siswa yang
membangun dan mengkonstruksi pengetahuannya aktif memberikan sumbangan terhadap pasangan
dengan belajar menyelesaikan masalah secara dari 73,17% pada siklus I menjadi 92,68%. Se-
individu kemudian didiskusikan dengan pasangan- dangkan siswa yang memiliki kepedulian terhadap
nya. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara hasil kerja berdua dari 73,17% meningkat menjadi
membangun sendiri pengetahuannya akan lama 90,24%, dengan rata-rata peningkatan mencapai
mengendap dalam pikiran siswa dan memudahkan 18,70%. Ini berarti bahwa pembelajaran IPS
siswa untuk menyerap materi, sehingga akan lebih dengan strategi The Power of two sangat efektif
mudah menjawab pertanyaan atau memecahkan untuk meningkatkan aktifitas siswa baik dalam
permasalahan yang diberikan lewat tes maupun proses pembelajaran maupun dalam kelompok
non tes. (berpasangan).
Perbandingan persentase pernyataan sikap Sedangkan meningkatnya prestasi belajar
siswa terhadap pembelajaran IPS dengan strategi siswa dapat dilihat dari peningkatan prestasi
thepower of two dapat dilihat pada tabel 4.13 di belajar siswa setiap siklusnya. Sebelum penelitian
bawah ini: ketuntasan belajar klasikal hanya 39,02%, pada
Tabel 13. menunjukkan bahwa pada semua siklus I meningkat menjadi 70,73%, sehingga ada
indikator mengalami peningkatan. Ini berarti peningkatan sebesar 31,71%. Pada siklus II
bahwa pembelajaran IPS dengan strategi the ketuntasan belajar klasikal meningkat lagi menjadi
power of two di setujui oleh siswa untuk diterap- 80,49%, yang berarti terjadi peningkatan sebesar
kan karena memiliki berbagai manfaat seperti 9,76%
pernyataan dalam angket yang dijawab oleh siswa. Peningkatan prestasi belajar tidak hanya
terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek
Simpulan dan Saran afektif dan psikomotor. Pada aspek afektif di-
tunjukkan oleh semakin berkembangnya kete-
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba- rampilan kooperatif siswa, dan pada aspek psiko-
hasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS motor ditunjukkan oleh kemampuan siswa
dengan penerapan Strategi The Power Of Two menyusun bahan presentasi.
dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar
98 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abdorrakhman Gintings, 2008. Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran. Bandung; Humaniora.
Dewa Komang Tantra. 2005. Konsep Dasar dan Karakteristik PTK. Denpasar : Dirjen Dikti Depdiknas.
E.Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
H.Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni,2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZZ
Media Group.
Hisyam Zaini,dkk,2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD( Center for Teaching
Staff Development).
Ketut Sri Naya Udani. 2006. “Penerapan model pembelajaran tipe NHT untuk meningkatkan kreatifitas
dan pemahaman konsep matematika siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Singaraja:. Skripsi.
Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesa.
Melvin L.Silberman, 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media.
Oemar Hamalik,2007.Proses Belajar Mengajar. Jakarta; PT.Bumi Aksara.
Rochiati Wiriatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta : Bina Aksara.
Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta:
Bina Aksara.
Sugiyanto, 2008. Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru(PLPG). Surakarta; Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13.
Trianto,2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Tarmizi Ramadhan, 2009 . Strategi belajar kekuatan berdua (The power of two) dalam pembelajaran
matematika. http://tarmisi wordpress.com. Diakses jam 10.30 tgl.20 Januari 2009.

You might also like