You are on page 1of 11

c   






































c 
 
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan maka isu utamanya adalah
pembangunan pendidikan dalam segala aspek. Salah satu isu krusial peningkatan kualitas
pendidikan adalah efektivitas pembelajaran oleh guru profesional. Guru sebagai pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik membutuhkan peningkatan professional secara
berkesinambungan dan terus menerus.
Di era kurikulum yang senantiasa mengalami pergeseran atau perubahan ini,
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran membutuhkan guru yang juga berfungsi
sebagai peneliti secara most powerfull , yakni guru yang mampu melaksanakan tugas dan
mengadopsi strategi baru. Jika guru diinginkan mengadopsi sesuatu yang baru, maka harus
diberi waktu untuk merefleksi teori tentang bagaimana peserta didik belajar atau
memperoleh informasi.
Profesionalisasi guru dari sejak awal harus dikemas dalam rangka pembentukan ilmu
pengetahuan, dimana meneliti, menulis, dan pertemuan ilmiah adalah tiga serangkai
kegiatan yang memberikan kemampuan pembentukan pengetahuan ( knowledge
construction ) tersebut. Melalui penelitian tindakan kelas, seorang guru memperoleh
pemahaman tentang apa yang harus dilakukan, merefleksi diri untuk memahami dan
menghayati nilai pendidikan dan pembelajarannya sendiri, dapat bekerja secara kontekstual,
dan mengerti sejarah tentang pendidikan dan persekolahannya, demikian Stephen Kemmis
dan Robbin McTaggart (dalam Aswandi, 2006).
Terkait hal di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang
cukup besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ketika diimplementasikan dengan
baik dan benar. Terminologi implementasi dengan baik berarti guru mencoba dengan sadar
untuk mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar
berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
Sesungguhnya apabila guru merasa bahwa proses pembelajaran dalam kelas tidak
bermasalah, maka PTK tidak perlu dilakukan. Namun yang menjadi masalah biasanya adalah
guru tidak bisa obyektif dalam menilai diri sendiri. Guru telah terjebak dalam kekeliruan
rutinitas tahunan yang tidak disadari. Jika guru pada satu titik fase telah menyadari adanya
problema dalam proses belajar mengajar, maka pada saat yang sama harus lahir kesadaran
untuk mencari akar persoalannya untuk dipecahkan secara profesional. Upaya atas
kesadaran untuk memecahkan problema dalam proses pembelajaran itulah yang menjadi
justifikasi akademik untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
Pada prinsipnya, aktivitas penelitian telah banyak dilakukan. Namun sayangnya
berbagai kegiatan penelitian tersebut kurang dirasakan dampaknya bagi peningkatan mutu
pembelajaran. Menurut Raka Joni dkk (1998) penyebabnya ada dua hal, yaitu:
1. Penelitian bidang pendidikan umumnya dilakukan oleh pakar atau peneliti, baik yang
bekerja di berbagai perguruan tinggi, termasuk LPTK maupun di berbagai lembaga
penelitian yang mandiri. Meskipun penelitian oleh pakar sering dilakukan di sekolah dan
di kelas, namun penelitian semacam ini kurang melibatkan guru dalam pembentukan
ilmu pengetahuan;
2. Penyebarluasan (dissemination ) hasil penelitian melalui publikasi ilmiah ke kalangan guru
di lapangan memakan waktu sangat panjang, yakni sekitar tiga tahun. Selain itu,
menurut penulis ini juga disebabkan karena kurangnya kesempatan guru mengakses
hasil penelitian untuk perbaikan mutu pembelajaran. Sedangkan penyebarluasan hasil
program penelitian dan pengembangan memakan waktu yang jauh lebih panjang.
Karena itu mari kita bicarakan penelitian tindakan (PTK). Kalau Anda pernah
mempelajarinya, pembicaraan ini berfungsi untuk menyegarkan kembali atau
memperkaya apa yang telah diketahui. Kalau belum tahu banyak, lewat pembicaraan ini
akan dikenal, dipahami, dan akhirnya dilaksanakan, dengan tujuan untuk meningkatkan
keberhasilan dalam mendidik, mengajar, dan melatih siswa-siswa, yang akan
memberikan sumbangan yang signifikan pada peningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang merupakan salah satu tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti dinyatakan pada
alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam
mengisi kemerdekaan yang telah direbut lewat pengorbanan yang besar dari pejuang
bangsa.
Kompetensi : Mampu melakukan PTK sebagai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran
Sub Kompetensi :
1. Mampu menyusun proposal PTK
2. Mampu menyusun persiapan pelaksanaan PTK
   
a. Judul : Pengertian, prinsip, tujuan dan manfaat PTK
b. Indikator esensial :
1. Mampu mengemukakan arti PTK,
2. Mampu mengemukakan prinsip-prinsip PTK
3. Mampu mengemukan tujuan dan manfaat PTK bagi guru dalam pembelajaran
 
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom action research (CAR) adalah action
research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya
merupakan rangkaian Ơriset-tindakan-riset-tindakan- Ʀơ, yang dilakukan secara siklik, dalam
rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action
research , dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action
research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan
collaborative action research ; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Arikunto dkk (2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Karena itu penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
Hal tersebut sejalan dengan Burns, (1999); Kemmis & McTaggrt (1982); Reason &
Bradbury (2001) dalam Madya (2007) yang menjelaskan bahwa penelitian tindakan
merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi
praktis.
Karena itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan
situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ơpenelitian tindaka n
kelasơ atau PTK. Sehubungan dengan itu, maka pertanyaan yang muncul adalah ơKapan
seorang guru secara tepat dapat melakukan PTK?ơ Jawabnya: Ketika guru ingin
meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan sekaligus ia
ingin
melibatkan peserta didiknya dalam proses pembelajaran. Karena itu dapat dikatakan bahwa
tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku siswa di
kelas,
dan/atau mengubah kerangka kerja pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh guru (Madya,
2006)

1. Prinsip-Prinsip PTK
Hopkins (dalam Aqib, 2007), mengemukakan ada enam prinsip yang harus
diperhatikan dalam PTK, yaitu: (1) Metoede PTK yang diterapkan seyogyanya tidak
mengganggu komitmen sebagai pengajar; (2) metode pengumpulan data yang digunakan
tidak menuntut waktu yang berlebihan karena justru ia dilakukan dalam proses
pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal; (3) metodologi yang digunakan
harus reliable ; (4) masalah program yang diusahakan adealah masalah yang
merisaukankan,
dan didasarkan pada tanggung jawab professional; (5) Dalam menyelenggarakan PTK, guru
harus selalu bersikap konsisten dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan
prosedur
yang berkaitan dengan pekerjaannya; (6) PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas
atau mata pelajaran tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Sehubungan dengan itu, maka Madya (2007) mengemukakan bahwa penelitian
tindakan kelas (PTK): (1) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan
relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja; (2) subyek dalam PTK termasuk
muridmurid;
(3) dapat dilakukan dengan bekerjasama (kolaborasi) dengan guru lain yang
mengajar bidang pelajaran yang sama, (4) Guru dituntut untuk adaptif dan flek sibel agar
kegiatan PTK Anda selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar
proses mengarah pada tercapainya perbaikan. (5) guru diharapkan mampu melakukan
evaluasi diri secara kontinyu sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat
diraih. (6) diperlukan kerangka kerja agar semua tindakan dilaksanakan secara terencana,
hasilnya direkam dan dianalisis dari waktu ke waktu untuk dijadikan landasan dalam
melakukan modifikasi.
2. Tujuan dan Manfaat PTK
Tujuan PTK, yaitu: (1) meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil
pendidikan dan pembelajaran di sekolah; (2) membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas; (3)
meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan; (4)
menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka manfaat yang dapat diperoleh jika guru mau
dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain: (1) inovasi pembelajaran,
(2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan (3) peningkatan
profesionalisme guru (Aqib, 2007). Sejalan dengan itu, Rustam dan Mundilarto (2004)
mengemukakan manfaat PTK
bagi guru, yaitu: (1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, (2) Meningkatkan
profesionalitas guru, (3) Meningkatkan rasa percaya diri guru, (4) Memungkinkan guru
secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannyaj

 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu model penelitian tindakan. PTK memiliki
prinsip-prinsip pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran biasa (konvensional).
Pembelajaran yang berbasis PTK umumnya mengikuti siklus yaitu (i) Perencanaan, (ii)
Pelaksanaan Tindakan, (iii) Pengamatan, (iv) Refleksi.
Pelaksanaan PTK yang benar akan sangat membantu guru dalam peningkatan
kualitas pembelajarannya, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas belajar
siswa



Bu Ani, seorang guru SD yang memiliki pengalaman mengajar selama 20 tahun. Ia
hampir setiap 2 tahun berpindah dari kelas 1 hingga kelas 6 menjadi wali kelas. Dari
pengalamannya menjadi wali kelas ia menemukan banyak permasalahan di kelas. Suatu
waktu, ia mengikuti seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas. Dari mengikuti seminar itu,
ia berniat melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) hingga akhirnya ia betul -betul
melaksanakannya. Langkah yang ia lakukan pertama adalah meminta jadwal khusus ke
kepala sekolah, lalu ia kumpul seluruh siswa kelas 6 dan menyampaikannya bahwa ia mau
melakukan PTK. Diskusikan dengan teman duduk disamping anda, apakah tindakan Bu Ani
sudah tepat. Kemukakan alasan-alasannya.






  
a. Judul : Identifikasi Masalah PTK
b. Indikator Esensial:
1. Mampu memahami permasalahan-permasalahan dalam PTK
2. Mampu mengidentifikasi masalah dalam PTK
3. Mampu memilih masalah dalam PTK
4. Mampu Membuat rumusan masalah dalam PTK
c. Uraian Materi
Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada
putus-putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk PTK
sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman sejawat, Anda
akan segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah merepotkan Anda selama
ini.
Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a)
pengorganisasian materi pelajaran , (b) penyampaian materi pelajaran , dan (c)
pengelolaan
kelas. Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi
secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara
sendirisendiri,
Anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian materi. Jika Anda suka
dengan masalah metode dan media, sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah
penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan
dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat
pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting.
1. Masalah Dibawah Kendali Guru
Jika Anda yakin bahwa faktor tidak adanya buku yang menyebabkan siswa sukar
membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu
melakukan CAR untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan
dibelikan buku masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda.
Dengan perkataan lain yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup
layak (feasible) , berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh
lain masalah yang berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena
sekolah berada di dekat jalan raya.
2. Masalah yang terlalu luas
Adanya standar nasional mengenai sarana, prasarana, standar isi maupun standar
evaluasi merupakan masalah yang terlalu luas untuk dipecahkan melalui PTK. Faktor yang
mempengaruhi hal tersebut sangatlah kompleks. Pilihlah masalah yang
sekiranya mampu untuk Anda pecahkan.
3. Masalah yang terlalu kecil.
Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara
keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali,
terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang
siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk masalah kecil karena
hanya menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak masalah lain yang
menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.
Sebelum melaksanakan PTK, langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan adalah:
1. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua masalah yang
Anda rasakan selama ini.
2. Pemilihan Masalah
Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara
sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda
satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh
jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang
satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan sekaligus.
3. Deskripsi Masalah
Setelah Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin
untuk memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu untuk dipecahkan ditinjau dari
pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang terlibat.
4. Perumusan Masalah
Setelah Anda memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu
merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan
masalah action research menggunakan lima pertanyaan:
1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
3. Masalah apa sebenarnya itu?
4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan hipotesis
tindakan).

 
Menemukan masalah dalam PTK merupakan langkah strategis guru dalam
memecahkan permasalahan di dalam proses pembelajarannya. Masalah tersebut dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian materi pe lajaran , (b)
penyampaian materi pelajaran , dan (c) pengelolaan kelas .
Kelayakan masalah untuk dapat dipecahkan melalui PTK harus memperhatikan halhal
penting seperti (i) masalah di luar kendali guru, (ii) masalah yang terlalu luas, (iii)
masalah yang terlalu kecil.
Sebelum melaksanakan PTK, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu
(i)Identifikasi Masalah, (ii) Pemilihan Masalah, (iii) Deskripsi Masalah, dan (iv) Perumusan
Masalah.

Sebagai guru SD (Mi), SMP (MtS), SMA (MA) atau SMK tentu saja anda memiliki
sejumlah permasalahan yang dirasakan dan dialami dalam proses pembelajaran. Fakta
menunjukkan bahwa hampir seluruh sekolah, dari tahun ke tahun, nilai UAN yang tetap
rendah. Seorang guru SMP bernama Malik ingin mengangkat isu atau masalah ren dahnya
nilai UAN di sekolahnya sebagai topik dalam melaksanakan PTK. Diskusikan dengan anggota
kelompok anda, apakah masalah yang diangkat tersebut layak dan dapat dilakukan.
Kemukakan pula masalah-masalah yang anda temukan di sekolah masing-masing yang
layak
dan dapat dipecahkan melalui PTK
   
a. Judul : Penyusunan Proposal (Usul) Penelitian Tindakan Kelas
b. Indikator Esensial:
1. Mampu menyusun komponen pokok pada suatu proposal PTK berdasarkan hasil
identifikasi maasalah pembelajaran di kelas.
2. Mampu menyusun komponen pokok pada suatu proposal PTK berdasarkan hasil
identifikasi maasalah pembelajaran di kelas.
 
1. MENYUSUN USULAN (PROPOSAL) PTK
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya
disebut usulan penelitian. Pada umumnya usulan penelitian terdiri atas:
1. Judul Penelitian
Judul penelitian dinyatakan dengan kalimat sederhana dan spesifik, namun tampak
jelas maksud tindakan yang akan dilakukan dan di mana penelitian dilangsungkan, jik a
dierlukan cantumkan penanda waktu caturwulan/semester/tahun ajaran. Atau dengan
kata lain dalam judul seharusnya ditulis adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan,
(misalnya: peningkatan hasil belajar) dan bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalahnya (misalnya penggunaan model pembelajaran kooperatif). Apabila
menggunkan sub judul, maka sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci
tentang populasi, misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, dan
lainlain.
Contoh Judul PTK:


! "c  
1. Tebak Gambar dengan Mewarnai Daerah Bilangan sebagai Media Altenratif TK
Pembelajaran pada Pengembangan Daya Pikir Siswa
2. Pemanfaatan Limbah Kertas Percetakan Setia Budi Sebagai Sarana TK
Pengembangan Keterampilan Anak
3. Efektivitas Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Inggris dengan Permainan SD
Dadu
4. Pembelajaran Konstruktivisme Model Siklus Belajar pada Sub Pokok SD
Bahasan Perkembangbiakan
5. Peningkatan Kemampuan Membaca Interpretatif dengan Teknik Jigsaw SMP
6. Penggunaan Metode Gen Sederhana dalam Meningkatkan Pemahaman SMP
Mengenai Peluang dan Harapan pada Persilangan Dua Individu dengwan
Dua Sifat Beda (DIHIBRIDA)
7. Ampermeter: Suatu Upaya Pendekatan Mutu Pembelajaran Fisika SMP
yang Berorientasi pada Peningkatan Contextual Reading Learning
8. Penggunaan Kartu Konsep dan Kartu Bertingkat dalam Pembelajaran SMP
Matematika Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar
9. Model Investasi Kelompok (Group Investigation Model ) sebagai SMP
Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Menciptakan Iklim
Belajar PPKN
10. Simulasi Bermain Peran dalam Pembelajaran Sejarah Suatu Langkah SMP
Efektif Menanamkan Nilai Nasionalisme dan Rasa Persatuan
11. Penggunaan Metode Cooperative Learning daslam Pembelajaran Sejarah SMA
12. Strategi Metode Actual Learning dalam Pengintegrasian Life Skill untuk SMA
Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Sosiologi
13. Mengorganisasi Siswa dalam Outbound Training untuk Meningkatkan SMA
Aktivitas Pembelajaran Kimia
14. Penggunaan Teknik Eksplorasi Untuk Meningkatkan Kemampuan SMA
Mencetuskan Gagasan Dalam Melukis Dekoratif Siswa Kelas II
15. Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan Bola Berpita Terhadap SMA
Prestasi Belajar Lempar Lembing
16. Rancanhg Bangun Layar Pengamatan Model Gerometris dalam SMK
Meningkatkan Pemhaman Belajar Siswa pada Sub Kompetensi Gambar
Proyeksi
17. Optimalisasi Belajar Tuntas dengan Media Pembelajaran Modul dan SMK
Transparansi sebagai Strategi Pembelajaran dalam Mempelajari
Transmisi Otomatis.
18. Upaya Meningkatkan Minat Belajar IPS dengan Menggunakan Alat Peraga SLB
Multi Guna Tabungan
19. Meningkatkan Kemampuan Vocational Skill Siswa Tuna Grahita SLTPB
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Menggali Potensi Personal
Berdasarkan Kemampuan Motorik (Sebuah Alternatif Model Pembelajaran
Berbasis Luas)

2. Pendahuluan
Tujuan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu pada
bagian pendahuluan ini intinya adalah paparan latar belakang penelitian. Pada bagian ini
menguraikan kondisi objektif yang mengharuskan dilaksanakannya PTK. Kondisi ini
merupakan hasil identifikasi guru terhadap masalah proses pembelajaran yang
diselenggarakan. Selain itu masalah tersebut adalah masalah penting dan mendesak
untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan.

3. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah


Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan
kelas. Rumusan masalah dapat menggunakan kalimat tanya atau dapat pula
menggunakan kalimat pernyataan.
Untuk pemecahan masalah, maka harus diuraikan alternatif tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang akan digunakan
untuk menjawab masalah hendaknya sesuai dengan kaidah PTK.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan proses yang akan dilakukan atau kondisi yang
diinginkan setelah dilaksanakannya PTK. Karena itu tujuan penelitian hendaknya
didasarkan pada permasalahan yang dikemukakan.

5. Kontribusi Hasil Penelitian


Pada bagian ini dikemukakan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan
atau pembelajaran yang dilakukan sehingga tampak manfaatnya terhadap siswa, guru,
maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Selain itu jug a harus diuraikan inovasi
yang dihasilkan dari PTK ini.

6. Kajian Pustaka (Teori)


Kajian pustaka berisikan ulasan-ulasan teori dengan konsep pembelajaran dan
konteks PTK yang telah lazim digunakan. Kajian teori ini yaitu yang menumbuhkan
gagasan dan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. Sehubungan dengan
itu, maka sebaiknya dikemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini
dapat digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan
dalam penelitian. Di bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan
indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.

7. Metodologi Pelaksanaan
Metodologi dalam PTK memuat secara jelas prosedur penelitian yang akan
dilaksanakan. Pada bagian ini dikemukakan bagian-bagian sebagai berikut:
a. Prosedur penelitian yang akan dilakukan,
b. Objek, waktu dan lamanya tindakan serta lokasi penelitian secara jelas
c. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
evaluas-refleksi yang bersifat daur ulang.
d. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan
yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus be rikutnya.
e. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus.
f. Dalam pelaksanaan tindakan hendaknya dijelaskan peranan dan intensitas masingmasing
anggota peneliti sehingga tampak dengan jelas tingkat dan kualitas kolaborasi
dalam penelitian tersebut.
Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu
menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana contoh
berikut:

m   



Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
 Identifikasi PBM
masalahdan
Menetukan pokok bahasan
penetapan
Mengembangkan skenario pembelajaran
alternatif
Menyusun LKM
pemecahan
Menyiapkan sumber belajar
masalah
Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
m   



Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
 Identifikasi PBM
masalahdan
Menetukan pokok bahasan
penetapan
Mengembangkan skenario pembelajaran
alternatif
Menyusun LKM
pemecahan
Menyiapkan sumber belajar
masalah
Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
|
 
 Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan LKM

  

Melakukan observasi dengan memakai format observasi

Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM
h 
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.

Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario, LKM, dan lain-lain.

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi,
untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Evaluasi tindakan I
m   



Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
 masalah

Pengembangan progam tindakan II
|
 
 Pelaksanaan program tindakan II

  
 Pengumpulan data tindakan II
h  Evaluasi Tindakan II
Siklus-siklus berikutnya
Kesimpulan, saran, rekmendasi
p
8. Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal pelaksanaan meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan
laporan. Jadwal ini sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram, seperti contoh berikut:

 

  h

 

     
  
      
1. Menyusun konsep pelaksanaan X
2. Menyepakatai jadwal dan tugas X
3. Menyusun instrumen X
4. Seminar konsep pelaksanaan X
! 

      
5. Menyiapkan kelas dan alat X
6. Melakukan tindakan siklus I X Xx
7. Mellakukan tindakan siklus II xx X
p ] 
"

#
      
8. Menyusun konsep laporan X
9. Seminar hasil penelitian x
10. Perbaikan laporan x
11. Penggandaan dan pengiriman hasil x
p


   $
|
Bab Pendahuluan
Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah,
Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian
Bab Kajian/Tinjauan Pustaka
Bab Metodologi Pelaksanaan
Penjelasan mengenai kegiatan pendukung

You might also like