Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Kurikulum 2004
Situasi fasilitas usaha yang harus dipelajari oleh calon wirausaha antara lain
sebagai berikut:
1. Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah disini mengandung ketentuan tentang perizinan
usaha, hak, dan kewajiban penyelenggaraan usaha.
2. Perkreditan
Di sini calon wirausaha, dalam rangka mempersiapkan pendirian usaha,
harus mencari lembaga-lembaga keuangan mana yang akan memberikan
pinjaman modal usaha dengan persyaratan yang ringan.
3. Sarana usaha
Di sini calon wirausaha, dalam rangka dalam rangka mempersiapkan
pendirian usaha, harus menyiapkan sarana mana yang diperlukan dan
efisien di dalam penggunaannya.
4. Pembinaan usaha
Di sini calon wirausaha, dalam rangka mempersiapkan pendirian usaha,
harus mengetahui badan atau lembaga-lembaga mana yang kiranya dapat
membantu dan memberikan pembinaan.
Calon wirausaha yang akan mempersiapkan pendirian usaha, dari awal
harus menyadari dan mampu menganalisis situasi diri dan situasi
lingkungan usaha dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah ada peluang untuk bidang usaha yang akan didirikan?
2. apakah calon wirausaha tahu betul mengenai seluk beluk bidang usaha
yang akan didirikan?
3. apakah calon wirausaha sudah menjajaki diaman, kapan, dan kepada
siapa untuk mendapatkan pinjaman modal usaha?
4. apakah calon wirausaha tahu persis siapa nanti yang akan menjadi
pesaing dan calon pesaing di dalam bidang usaaha yang sama?
5. apakah calon wirausaha tahu persis siapa pensuplainya?apakah ada
calon pensuplai yang potensiapl di tempat lain?
6. apakah calon wirausaha tahu persis berapa besar pasar yang hendak
dilayani?
7. apakah calon wirausaha tahu persis teknik pembuatan barang?
8. apakah calon wirausaha sudah menentukan dimana lokasi usaha akan
didirikan?
9. apakah calon wirausaha mengerti tentang seluk beluk peralatan usaha
yang diperlukan yang akan digunakan?
10. apakah calon wirausaha mengetahui cara untuk mendapatkan tenaga
kerja yang dibutuhkan?
11. apakah calon wirausaha mengetahui segala peraturan pemerintah yang
menyangkut yuridis tentang perizinan usaha?
Berbisnis jika berhasil akan memberikan earning yang berlipat
ganda, namun risikonya juga sepadan dengan hasilnya. (Rhenaldi)
Proses perencanaan usaha dimulai dengan merumuskan dengan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. (Danggun)
4. Faktor pertimbangan khusus
Faktor pertimbangan khusus yang perlu dilakukan oleh calon wirausaha dalam
rangka mempersiapkan pendirian usaha, meliputi hal-hal berikut ini:
b. Perencanaan pasar
8
a. pengamatan pasar
pengamatan pasar sangat penting dalam rangka pendirian usaha dan
pengembangannya. Tujuan dari pengamatan pasar ialah agar produk (barang
atau jasa) yang dihasilkan itu dapat dibeli oleh pasar dan menguntungkan.
Pada dasarnya, kegiatan pengamatan pasar itu ialah untuk mencari dan
memperoleh bahan keterangan dan informasi mengenai:
1. produk (barang/jasa) apa saja yang dapat diminta oleh pasar?
2. kapan produk (barang/jasa) tersebut diperlukan?
3. berapa jumlah produk (barang/jasa) yang diperlukan?
4. berapa dan siapa yang menjadi pembeli langsung?
5. bagaimana suasana persaingan dalam usaha?
6. bagimana cara pendistribusian produk (barang/jasa)
di sini ada dua hal yang harus diperhatikan oleh para calon wirausaha
mengenai bahan keterangan atau informasi yang perlu ditelaah, yaitu:
1. tanggapan khusus para pembeli mengenai barang/jasa yang dijual
2. mengatur potensi usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar
b. menentukan jenis usaha
dalam hal ini, akan sesuai dan cocok sekali jika calon wirausaha dapat
menentukan jenis usaha yang akan dilaksanakan dan akan dikembangkannya.
Didalam praktek, ada dua pilihan untuk menentukan jenis usaha yaitu:
1. menciptakan jenis kebutuhan pasar yang sesuai dengan potensial pasar
2. mengatur potensi usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
c. pengaturan produksi
agar jenis produk dan mutunya disenangi pembeli/pelanggan dan sesuai
dengan kebutuhan pasar, maka calon wirausaha perlu menagtur produknya,
antara lain dengan cara:
1. memperhatikan waktu, yaitu kapan produk itu diedarkan secepatnya.
2. menjaga kondisi produk, yaitu modelnya, mutunya, manfaatnya,
bungkusnya, penyajiannya, dan sebagainya.
3. mengatur jumlah produk yang di produksi
d. penentuan harga jual produk
di sini calon wirausaha harus dapat menentukan harga jual produk. Penentuan
harga produk itu tergantung pada:
1. keuntungan usaha
2. daya beli konsumen/pembeli/pelanggan
3. harga produk umumnya dan persaingannya
4. komisi untuk para agen/penyalur
5. cara pembayarannya
harga produk (brang atau jasa)itu merupakan salah satu penentu luasnya pasar.
Oleh karena itu, untuk menentukan harga jual produk/jasa yang terbaik,
diharapkan clon wirausaha dapat menguasai perhitungan masalah yang
berkaitan dengan usaha.
e. membuat produk
11
jika jenis usaha sudah ditentukan dan akan dilaksanaka, selanjutnya calon
wirausaha perlu mempertimbangkan dan memikirkan:
1. apakah keseluruhan proses produksi akan ditangani sendiri?
2. apakah ada sebagain proses yang dipercayakan kepada penguasha lain?
f. tempat usaha
1. letak tempat usaha
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam menentukan letak
tempat usahnya:
a. daerah sekitarnya dan masyarakatnya
b. persaingan usahanya
c. hubungan dengan pasar dan sumber bahan mentah atau bahan baku
d. dekat dengan fasilitas air, listrik, jalan, telepon dan sebagainya.
2. tanah tempat usaha
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam menentukan tanah
tempat usaha yaitu:
a. luas dan harganya
b. sumber air, tempat pembuangan air limbah dan sebagainya
g. rencana anggaran pendapatan dan belanja usaha (RAPB usaha)
RAPB usaha adalah perhitungan kalkulasi usaha. Umtuk membuat RAPB
usaha yang baru dimulai, semua pos-pos dalm jangka waktu tertentu harus di
catat dengan teliti. Adapun manfaatnya RAPB ialah untuk mengawasi
pelaksanaan usaha, mengetahui perkembangan usaha dan untuk mengambil
keputusan yang tepat. Dengan adanya RAPB usaha, penggunaan uang akan
lebih terkendali dan lebih terarah pada pencapaian usaha.
izin penggunaan tnah (IPT) ini dikeluarkan oleh kantor agraria pemda setempat, setelah
izin pembebasan tanah dimiliki. Izin pembebasan tanah itu berupa sertifikat hak guna
bangunan (SHGB).
c. izin mendirikan bangunan
Izin mendirikan bangunan (IMB) dikeluarkan oleh pemda melalui dinas pengawasan
pembangunan kota (DPPK). Adapun persyaratan untuk menggurus IMB ialah bangunn
yang akan didirikan harus sesuai dengan gambar yang telah disahkan oleh kepala dinas,
pelaksanaan pembangunannya tidak bioleh menggangu tempat masyarakat disekitarnya
dan sebagainya.
d. izin gangguan
izin gangguan diukeluarkan oleh bagian undang-undang gangguan pemda setempat,
sebelum mengajukan permohonan izin gangguan, calon wirausaha yang akan
mendirikan perusahaan, wajib memiliki izin dari RT, RW, dan kelurahan setempat
serta mendapat persetujuan tidak keberatan dari para tetangga terdekat. Adapun
persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh calon wirausaha jika akan mendirikan
perusahaan yaitu :
1. tempat usaha dan perkarangan harus selalu bersih
2. diesel atau mesin-mesin tidak bising, pondasi bangunan harus kuat menahan getaran,
dan sebagainya.
3. menyediakan sarana pengaman, seperti alat pemadam kebakaran, obat-obatan dan
sebagainya.
4. buka usaha hanya pada jam tertentu dan tidak menganggu masyarakat disekitarnya.
5. memiliki surat izin usaha pedagangan (SIUP).
2. Pelaksanaan pengurusan izin usaha
Didalam pelaksanaannya, mengurus surat izin usaha tersebut tidaklah terlalu sulit. Setelah
semua persyaratan dipenuhi, selanjutnya calon wirausaha dapat langsung menghubungi
instansi yang terkait yang berwenang (pemda, kanwil perdagangan, kanwil perindustriian,
kanwil pertanian, kanwil pariwisata, dan sebagainya). Di dalam mengurus perizinan
usaha, kepada calon wirausaha diberikan formulir isian untuk dilengkapi. Adapun
keterangan-keterangan yang diperlukan untuk mengisi formulir tersebut yaitu:
a. nama perusahaan
b. bentuk usaha
c. nomor pokok wajib pajak (NPWP)
d. alamat kantor
e. identitas pemilik dan pengurus perusahaan
f. jenis usaha
g. ketenagakerjaan
h. golongan usaha
i. mesin-mesin peralatan usaha
j. permodalan usaha
k. akta pendiian usaha
Adapun prosedur untuk memperoleh perizinan usaha sebagai berikut:
a. calon pengusaha atau pemohon mendatangi kanwildag atau kantor perdagangan di
bagian perizinan
b. dari bagian perizinan, calon pengusaha akan di beri buku pedoman formulir surat
permohonan izin (SPI) dan mendapat penjelasan-penjelasan yang berhubungan dengan
penyelesaian perizinan usaha.
13
2. salinan surat keterangan SITU dari daerah tingkat II, sepanjang ketentuan-
ketentuan undang-undang gangguan (HO) mewajibkan.
3. pas poto 2 buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung jawab/pemilik
e. Perusahaan yang berbentuk koperasi
Untuk perusahaan yang berbentuk koperasi, dokumen-dokumen yang harus
dipersiapkan dalam penggurusan SIUP tergantung pada luas wilayah
oprasionalnya.
1. Koperasi yang kegiatannya lebih dari 1 provinsi/daerah tk.1
a. salinan surat pendiian koperasi dari Direktorat Jendral Koperasi
b. salinan surat keterangan dari direktorat salinan jendral koperasi tentang:
nama dan jabatan penggurus
nama manajer
nomor badan hukum
jenis kegiatan dan domisili
2. Koperasi yang kegiatannya didalam daerah provinsi/daerah tk 1 yang
mencangkup beberapa kabupaten/daerah tingkat II
a. salinan surat pendirian koperasi dari kantor wilayah koperasi
b. salinan surat keterangan dari kantor koperasi tentang:
nama dan jabatan penggurus
nama manajer
nomor badan hukum
jenis kegiatan dan domisili
3. Koperasi yang kegiataannya di dalam daerah/kabupaten daerah tingkat II
a. salinan surat pendirian koperasi dari kantor wilayah koperasi
b. salinan surat keterangan dari kantor koperasi tentang:
nama dan jabatan penggurus
nama manajer
nomor badan hukum
jenis kegiatan dan domisili
f. Perusahaan yang berbentuk perusahaan perseroan (PERSERO)
Untuk perusahaan yang berbentuk persero, dokumen-dokumen yang perlu
dipersiapkan dalam penggurusan SIUP antara lain:
1. Salinan peraturan pemerintah tentang penyertaan modal
2. Salinan surat keputusan menteri keuangan tentang pengangkatan menteri
3. salinan akta notaries tentang pendirian perusahaan perseroan.
20
Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang
ada di dalam rumah tangga perusahaan yang berfungsi secra produktif untuk
membentuk pendapatan. Modal barang disini adalah modal berbentuk aktiva
berwujud, contohnya: tanah, gedung/pabrik, alat-alat, mesin-mesin dan sebagainya.
Oleh karena itu yang dapat menjamin maju mundurnya perusahaan. Begitu juga
masalah modal awal, harus tetap diusahakan dan di cari sampai cukup untuk
menggerakan langkah pertama di dalam berwirausaha.
b. Sumber perolehan dan manfaat modal usaha
Sumber modal usaha idealnya dari modal sendiri, atau dapat kerja sama dengan
patner yang masing-masing menyetorkan modalnya dan bisa juga dengan pihak
bank..
Ada orang yang optimis dengan berutang ke pihak bank. Mereka berpendapat
bahwa tanpa berutang, perusahaannya sulit untuk maju dan berkembang, sebab di
dalam melaksanakan pemupukan modal sendiri sangat lambat. tetapi ada juga
orang yang tidak mau berutang karena takut utang itu akan menjadi beban
hidupnya. Di dalam mempersiapkan pendirian usaha dan perkembangaanya,
wirausaha sangat membutuhkan modal usaha.
Jika suatu usaha kekurangan modal, maka akan menimbulkan masalah misalnya:
Adanya kekurangan biaya untuk pelaksanaan usaha, penelitian pasar,
memproduksi barang dan sebagainya.
Adanya kekurangan uang untuk pembelian mesin-mesin produksi
Adanya kekurangan biaya untuk ekstensifikasi, adanya kekurangan spareparts
bagi modal mesin-mesin produksi
Adanya kekurangan biaya untuk pelaksanaan promosi dan distribusi.
1. Harta tetap
Harta tetap adalah barang-barang yang dibeli bernilai tinggi dan tidak
bergerak. Contoh harta tetap yaitu tanah, bangunan, mesin-mesin, instalansi
listrik, instalansi listrik, dan sebaginya.
2. Harta lancar
Harta lancar di sini meliputi:
a) Uang tunai ada di dalam kas atau yang disimpan di bank
b) Piutang atau tagihan yaitu sejumlah barang atau uang yang masih berada
di tangan orang lain
c) Persediaan barang jadi, setengah jadi, dan bahan mentah
c. Modal aktif dan modal pasif
Pada dasranya di dalam kegiatan usaha atau bisnis dikenal ada 2 macam modal
yaitu modal aktif dan modal pasif.
1. Modal aktif
Modal aktif adalah modal yang berbentuk aktiva/harta yang menunjukan
bentuk modal usaha yang ditanamkan di dalam perusahaan. Modal aktif dapat
dikelompokan berdasarkan masa pakaianya atau penggunaannya dan
bedasarkan wujudnya
a. Berdasarkan masa pakainnya
Modal lancar (current assets)
Modal lancar adalah keseluruhan aktiva perusahaan yang masa
pakaiannya atau penggunaannya kurang dari satu tahun. Contoh modal
lancar yaitu kas, barang, wesel, surat-surat berharga dan sebagainya
Modal tetap (fixed assets)
Modal tetap adalah keseluruhan aktiva perusahaan yang masa pakainya
atau penggunaannya lebih dari satu tahun. Modal tetap dapat dibedakan
atas
- Aktiva tetap berwujud (tangible assets), contohnya tanah, gedung,
pabrik, mesin, alat-alat tahan lama dan sebagainya
- Aktiva tetap tak berwujud (intangible assets) contohnya hak cipta,
goodwill, hak paten dan merek dagang, dan sebagainya.
b. Berdasarkan wujudnya
1. Modal barang
Modal barang adalh modal-modal berbentuk aktiva berwujud,
contohnya tanah, barang-barang, gedung, alat-alat, mesin-mesin dan
sebagainya.
2. Modal tunai
Modal tunai adalah modal-modal yang berbentuk uang tunai, contoh
nya uang kas, cek, wesel tagih, simpanan di bank dan sebagainya.
2. Modal pasif
Modal pasif adalah modal yang menunjukan dari mana asalnya modal dan
merupakan suatu jumlah yang abstrak. Modal pasif dapat dibedakan atas dasr
sumbernya dan atas dasr lama penggunaannya.
a. Modal pasif atas dasar sumbernya
Modal sendiri
Modal sendiri adalh modal yang berasal dari pihak dalam perusahaan,
termasuk modal para pemilik atau pemegang saham.
Modal asing
24
Modal asing adalah modl yang berasal dari pihak luar perusahan yaitu
para kreditor.
b. Modal pasif atas dasar lama penggunaannya
Modal pasif jangka pendek
Modal pasif jangka pendek adalah modal yang berasal dari pihak luar
yang harus dilunasi kembali dalam jangka waktu di bawah satu tahun.
Modal pasif jangka panjang
Modal pasif jngka panjang adalah modal yang berasal dari pihak luar
yang harus di lunasi kembali dalm jangka waktu lebih dari satu tahun.
3. Manfaat dan cara menyimpan modal usaha
Manfaat dari adanya simpanan modal usaha, terutama kalau perusahaan tengah
mengalami kekurangan modal yang cukup besar.
Faktor pendorong wirausaha melakukan simpanan modal usaha yaitu:
a. Adanya kesulitan di dalam permodalan usaha akibat adanya suatu resiko
b. Adanya kemungkinan hal-hal yang tidak dapat dihindari karena kurang tepatnya
Penilaian dan penghapusan permodalan atau persediaan modal usaha.
Oleh karena itu, setiap kali perusahaan memperoleh pendapatan yang berwujud
keuntungan, penyisihan pendapatan mutlak perlu dilakukan sebagai simpanan modal
usaha yaitu:
a. Simpanan dapat dilakukan dari keuntungan bersih (netto) pendapatan usaha
b. Simpanan dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
c. Simpanan dapat dilakukan tanpa pengorbanan usaha
d. Simpanan dapat dilakukan dengan hasrat yang baik karena adanya masalah dalam
permodalan usaha.
Seperti kita ketahui bahwa perlunya penahanan keuntungan usaha dapat diartikan
untuk memperbaiki likuiditasi perusahan. Bagitu juga dengan memperhatikan
25
A. Kredit Investasi
1. Pengertian, tujuan, dan fungsi kredit.
Menetapkan tujuan dan fungsi pengkreditan sangat penting. Akan tetapi sebelum
kita menetapkan tujuan dan fungsi, sebaiknya mengetahuai terlebih dahulu tentang
pemberian kredit. Kredit adalah suatu pemberian prestasi pada suatu pihak ke
pihak yang lain yang akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu disertai
dengan suatu kontraprestasi berupa bunga. Dengan kata lain, uang atau barang
yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yang akan datang.
Sedangkan dalam arti ekonomi, kredit adalah penundaan pembayaran.
Didalam pemberian kredit, terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung :
pihak yang berlebihan uang.
Didalam pemberian kredit, terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung :
pihak yang berlebihan uang, disebut pemberi kredit (kreditur) dan pihak yang
membutuhkan uang, disebut penerima kredit (debitur). Kita mengetahui bahwa
para wirausaha atau para pengusaha, selalu berupa untuk memenuhi kebutuhan
usaha atau bisnisnya. Kebutuhan wirausaha atau para pengusaha selalu meningkat,
sedangkan kemampuan modalnya terbatas. Oleh karena itu, wirausaha selalu
berusaha untuk mendapatkan kredit, baik kredit investasi maupun kredit modal
kerja, guna meningkatkan usaha atau bisnisnya. Adapun yang menjadi dasar
pemberian investasi dan kredit modal kerja adalah kepercayaan.
Kredit produktif digunakan untuk peningkatkan usaha atau bisnis yang meliputi
usaha-usaha produksi, perdagangan, atau investasi. Berbagai macam atau ragam
jenis kredit banyak sekali, tetapi yang dibahas dibawah ini yaitu khusus mengenai
kredit investasi.
a. Pengertian dan Tujuan Kredit Investasi.
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan
modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha atau bisnis, serta untuk
mendirikan suatu proyek baru. Dalam rangka penanaman modal inilah, kredit
investasi menjadi popular dan secara langsung digerakkan dan di awasi oleh bank
sentral atau bank Indonesia. Kredit investasi diberikan oleh pihak bank, kepada para
wirausaha atau para pengusaha, untuk keperluan penanaman modal.
Kredit investasi bukanlah untuk keperluan penambahan modal kerja, akan tetapi
untuk keperluan perbaikan atau penambahan barang modal ( capital goods), beserta
fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Misalnya : untuk membangun
pabrik, untuk membeli atau mengganti mesin-mesin, dan untuk peralatan produksi.
Kredit investasi bersifat produktif karena adanya perbaikan atau adanya pertambahan
barang-barang modal (capital goods) dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Kredit investasi yang diberikan bank, pelaksanaannya mempunyai ciri-ciri tertentu.
Adapun cirri-ciri kredit investasi yaitu sebagai berikut :
1. Mempunyai perencanaan yang terarah dan matang.
28
perbankan dalam pembiayaan kredit investasi sangat penting. Adapun tujuan kredit
yaitu:
1. Untuk memperoleh hasil dari kredit, berupa keuntungan.
2. Untuk memperoleh keuntungan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang
diberikan bank
c. Fungsi kredit investasi
Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peranan angat penting dan
berfungsi sebagai lembaga keuangan yang membantu para wirausaha dalm rangka
meningkatkan keberhasilan usaha tau bisnisnya. Adapun fungsi kredit itu antara lain
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna dari modal/uang
2. Untuk menstabilkan perekonomian
3. Untuk menimbulakan kegairahan dalam berusaha atau berbisnis
4. Untuk menigkatkan peredaran dan lalu lintas uang
5. Untuk meningkatkan daya guna sesuatu barang
Dalam kedaan ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasrnya
diarahkan pada usaha-usaha antara lain:
Pengendalian inflansi
Peningkatan ekspor
Rehabilitasi sarana/prasarana
Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
2 . unsur-unsur kredit
Kredit investasi dan kredit modal kerja dibeikan atas dasar kepercayaan. Dengan
demikian pemberian kredit dapat diartikan sebagai pemberian kepercayaan. Hal ini
bahwa prestasi yang diberikan kepada peminjam atau nasabah, benar-benar dapat
diyakini dapat dikembalikn oleh penerima kredit, sesuai dengan waktu dan sayart-
syarat yang sudah di setujui bersama.
Berdasarkan hasil-hasil diatas, maka unsure-unsur yang terdapat dalam kredit yaitu
sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Di sini bank mempunyai keyakinan bhwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang
diberikan nasabah akan benar-benar diterimanya kembali pada tertentu yang akan
datang.
b. Waktu
Di sini bank menetapkan bahwa antara pemberian prestasi dan pengambilan
kredit di batsi oleh waktu/masa tertentu. Dalam unsure waktu ini, terkandung
dalam pengertian tentang nilai agio uang, bahwa uang sekarang lebih bernilai di
banding uang pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk
Di sini bank sudakh mengetahui bahwa pemberian kredit menimbulkan tingkat
risiko pada masa-masa tenggang waktu yang dikenal dalam masa abstrak. Risiko
timbul bagi pemberi kredit karena uang, jasa, atau barang yang berupa prestasi
telah lepas dari orang lain (nasabah).
d. Prestasi
Disini bank sudah mengetahui bahwa suatu prestasi yang sudah diberikan dapat
berupa uang, jasa, atau barang. Dalam perkembangan perkreditan pada zaman
30
sekarang, yang dimaksud dengan prestasi dalam pemberian kredit itu adalah
uang.
Barang / jasa
33
b. Kredit modal kerja merupakan alat untuk mengukur likuiditas usaha perusahaan
Modal kerja merupakan alat untuk mengetahui kemampuan usaha dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek.
Dalam hal ini perusahaan dapat dinyatakan “likuid” atau lancar.
c. Modal sebagai sarana penyusunan rencana usaha
Pengaturan modal kredit kerja dapat membantu para wirausaha atau para pengusaha dalam
menyusun perencanaan usaha perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang akan lebih
baik. Dengan demikian para wirausaha sangat berkepentingan untuk mengatur modal kerja
demi kelangsungan hidup perusahaan.
4. Perputaran modal kerja
Perputaran kredit modal kerja yang diberikan bank dapat dimulai saat diinvestasikan
dalam unsur-unsur modal kerja, sampai kembali lagi menjadi unsur uang kas. Seperti kita
ketahui bahwa unsur-unsur modal kerja terdiri atas:
Uang kas,
Surat-surat berharga,
Piutang-piutang dagang,
Persediaan barang dagangan.
Perputaran kredit modal kerja ini, perlu diketahui oleh para wirausaha. Sebab, periode
perputaran modal kerja merupakan salah satu factor untuk menentukan besarnya kebutuhan
kredit modal kerja. Semakin lama/panjang periode perputaran modal kerja, berarti semakin
besar pula kebutuhan-kebutuhan kredit modal kerja tersebut. Begitu pula semakin pendek
periode perputaran modal kerja, akan menyebabkan semakin kecil kebutuhan akan kredit
modal kerja. Jika digambarkan, perputaran modal kerja tersebut ialah sebagai berikut :
Jaminan untuk mendapatkan kredit ada 2 macam yaitu, jaminan poko (berupa
barang-barang) dan jaminan tambahan (tanah, bangunan, kendaraan, dan
jaminan pihak ketiga.).
b) Analisis permohonan kredit
1. Aspek umum
a. Izin/akte pendirian usaha
b. Pemilik modal
c. Pengalaman usaha
d. Informasi pihak ketiga
e. Lain-lain
2. Aspek manajemen
a. Pengurus
b. Jumlah personalia
c. Jabatan rangkap diluar perusahaan dapat menghambat atau tidak
d. Pemohon berwenang atau tidak mengajukan permohonan kredit
e. Kerapian administrasi
f. Kebenaran data yang disampaikan
3. Aspek pemasaran
a. Jenis barang yang dipasarkan
b. Saluran distribusi
c. Posisi pemohon terhadap perantara
d. Cara pembayarnnya
e. Rata-rata penjualan produk perbulan dan selama 6 bulan terakhir
f. Rencana penjualan produk yang akan datng
g. Share pembiayaan pemohon kredit
h. Konsumen akhir dan daerah pemasaran produk
i. Rata-rata nilai kontrak 3 tahun terakhir (khusus untuk usaha kontruksi)
j. Nilai kontrak yang sedang dilaksanakan (khusus untuk usaha kontruksi)
4. Aspek teknik dan produksi/pembelian
a. Tempat usaha/lokasi proyek
b. Peralatan yang diperlukan
c. Keadaan peralatan dan mesin-mesin
d. Biaya penambahan peralatan/mesin-mesin /pabrik dan lain-lain
e. Rencana poduksi rata-rata perbulan
f. Rata-rata produksi enam bulan terakhir
g. Perbandingan rata-rat produksi dan rata-rata penjualan
h. Sumber bahan baku/sumber dagangan
i. Jalur pembelian
j. Cara pembayaran
k. Peralatan yang tersedia
l. Pengalaman atas jenis proyek yang akan dilaksanakan
m. Jadwal termin dan tingkat penyelesaian proyek
5. Aspek keuangan
a. Kalkulasi biaya menguntungkan atau tidak
b. Analisis sumber dan penggunaan dana
c. Analisis rtio
37
Likuiditas
Solvabilitas
Rentabilits
Soliditas
Aktivitas
c) Perhitungan kebutuhan kredit dan jangka waktunya,
d) Pemutusan (wewenang pimpinan) bank cabang pelaksana
1. Disetujui
2. Ditolak
Direktur
Skema organisasi kredit
Bagian
kredit
Seksi Seksi
pemberian pengawasa
38
Bagian
kredit
Nasabah
surat permohonan
kredit
Perjanjian
kredit
Direktur
Bagian
kredit
Seksi Seksi
pemberian pengawasan
Skema organisasi kredit tersebut harus dapat disesuaikan dengan keadaan perekonomian
zaman sekarang. Didalam bank terdapat beberapa perbedaan yang tidak prinsipiel didalam
penyusunan skema organisasi kredit dan kadang-kadang berbeda namanya saja. Akan tetapi
pada hakikatnya pekerjaan dan prosedur pemberian kredit adalah sama. Dikalangan direksi
ada seorang direktur yang membawahi secara langsung kegiatan perkreditan dan bertanggung
jawab atas segala kegiatan perkreditan bank.
Dibawak direktur perkreditan ada seorang kepala atau lebih mengatur teknis kegiatan
perkreditan sehari-hari. Adapun organisasi kredit bank-bank besar, disusun berdasarkan
39
prinsip-prinsip dab fungsi manajemen. Adanya unit perencana, unit pelaksana, unit
pengawasan merupakan suatu keharusan. Apabila kita telaah dan teliti lebih lanjut, maka
skema organisasi kredit bank yang besar mempunyai cabang-cabang yang terbesar di daerah-
daerah diantaranya sebagai berikut:
1. Organisasi di kantor pusat (organisasi lini)
a. Kekuasaan yang paling atas dalam perkreditan dipegang oleh seorang direktur.
Direktur ini memimpin unit-unit pengarahan dana untuk mempelancar kegiatan
perkreditan.
b. Dibawahnya ialah seorang kepala biro (bidang atau devisi) perkreditan.
c. Dibawahnya lagi yaitu:
Kepala bagian perencanaan kredit
Kepala bagian pemberian kredit
Kepala bagian pengawasan kredit
d. Sesuai dengan kebutuhannya maka masing-masing bagian dilengkapi dengan seksi-
seksi atau sub-sub bagian. Pembagian sub bagian dan atau seksi itu, dapat dilakukan
menurut pinjaman regional dan atau sektoral.
2. Staffing pada organisasi kredit
Sesuai dengan fungsi dan tugas biro kredit yang sedemikian luasnya, maka
pengorganisasian kredit harus dilengkapi dengan organisasi staff. Staff ini bertugas
membantu kepala biro/devisi.
3. Corporate financial service
Corporate financial service bertugas untuk membantu nasabah dalam mengatur
perusahaan terutama dalam menyusun suatu rencana keuangan dalam suatu waktu
tertentu. Disini diberikan bantuan kepada nasabah-nasabah tentang apa yang harus
dilakukan perusahaan demi peningkatan usahanya. Misalnya: bagaimana seharusnya
mengatur produksi, jumlah penjualan, biaya-biaya perusahaan, dan sebagiannya.
Corporate financial ini masuk ke dalam organisasi lin, dan ditampung pada bagian
pengawasan dan pembinaan kredit.
4. Organisasi di kantor distrik
Kantor distrik berfungsi sebagai coordinator kantor cabang. Fungsi kantor distrik ini yaitu
sebagai alat pengawasan dan pembinaan dari kantor pusat.
5. Organisasi kredit di kantor cabang
Seksi-seksi organisasi kredit di kantor cabang yaitu:
Seksi perencanaan kredit
Seksi pemberian kredit
Seksi administrasi kredit
40
Berdasarkan analisis tempat usaha yang strategis yang akan dipilih harus
berdekatan dengan tempat pemusatan para konsumen/pembeli/pelanggan, agar
dapat menjamin penyerahan barang dengan mudah dan cepat. Disini
pengambilan keputusan untuk menentuak dan memilih tempa usaha yang paling
strategis dapat dipandang sebagai proses:
a) Mencari tempat usaha umum yang strategis
b) Mencari tempat usaha yang khas atau khusus
Untuk menentuak dan memilih tempat usaha strategis, banyak kaitannya dengan
badan usaha. Seperti kita ketahui bahwa untuk menentukan dan memilih tempat
usaha yang strategis pada umumnya lebih mudah apabila dibandingkan dengan
mencari tempat untuk pabrik, maka harus melalui pertimbangan secara seksama
karena berkaitan dengan masalah bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan
sebagainya.
2 Masalah tempat usaha
Masalah tempat usaha bagi suatu industry tidaklah sama, karena bagi suatu
industry mungkin yang paling penting ialah sumber bahan baku dan yang alinnya
mungkin masalah fasilitas tyransportasi. Jadi masalah-masalah utama yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan bagi para wirausaha di dalam menentukan dan
memilih tempat usaha yaitu sebagai berikut:
a) Bertalian dengan usaha ke depan
Bertalian dengan usaha ke depan adalah masalah tempat usaha yang
berhubungan dengan pemasaran hasil produksi. Masalah selanjutnya apakah
tersedia konsumen-konsumen yang cukup menyerap hasi produksi perusahaan.
b) Bertalian dengan usaha kebelakang
Bertalian denan usaha ke belakng adalah masalah tempat yang berhubungan
dengn sumber daya yang akan digunakan. Masalah ini mehyangkut
tersedianya bahan baku, tenaga kerja , suasana, dan kondisi masyarakat
setempat.
Berdasarkan hasil analisis, apabila wirausaha sebagai pengelola usaha telah
menentukan dan memilih tempat usaha yang strategis, maka masalah-masalah
lainnya yang akan dihadapinya yaitu sebagai berikut:
1. Masalah permodalan dan biaya usaha
2. Masalah pelayanan prima terhadap konsumen
3. Masalah arus pengunjung / konsumen
4. Masalah perparkiran
5. Masalah keamanan perusahaan dan konsumen
6. Masalah populasi lingkungan
7. Masalah persaingan di dalam usaha
8. Masalah transportasi
9. Masalah batas-batas perdagangan
10. Masalah keindahan, kenyamanan,kebersihan, kesehatan dan sebagainya.
11. Masalah tenaga kerja bahan baku dan sebagainya
3 Memilih tempat usaha yang paling strategis
Di dalam analisis yang berkenaan dengan penentuan dan pemilihan tempat usaha
yang paling strategis, para wirausaha sebelumnya harus menunjukan peta daerah
yang menunjukan kepadatan konsumen dan para pesaing. Menentukan dan
memilih tempat usaha harus disertai dengan analisis tentang daerah atau wilayah
mana yang paling berpotensi tinggi dan berapa alternative banyaknya tempat
usaha.
44
lainnya yang dibutuhkan wirausaha diantaranya yaitu pemberian izin usaha yang
mudah, pajak, adanya dukungan masyarakat setempat, dukungan dari pemerintah
dan sebaginya.
Tahapan-tahapan untuk mempermudah pengadaan bahan baku yang diperlukan
wirausaha sebagai pemilik perusahaan yaitu sebagi berikut:
1. Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya,
jumlahnya.
2. Membuat jadwal kapan bahan baku itu dibutuhkan perusahaan
3. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran
umum
4. Melaksanakan pembelian bhan baku sesuai jadwal dan program perusahaan.
Dalam tahap ini, wirausaha sebagai milik perusahaan harus melaksanakan
pemeriksaan terhadap jumlah dan kualitas bahan baku yang dibelinya
5. Melaksanakan menyimapan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan
6. Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi
7. Menempatkan tenaga pengawas yang bertanggung jawab terhadap
terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan.
Bahan baku menyangkut pada tangible input yang digunkan dalam proses
produksi. Bahan baku dapat berupa sumber daya alam atau dalam konteks
industry yang memerlukan bahan mentah dan komponen yang langsung
digubakan. Adapun fasilitas bahan baku itu merupakan kemudahan yang dapat
dimanfaatkan untuk perkembangan usaha. Dari penjelasan materi di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa fasilitas yang mungkin dapat digunakan yaitu sebagai
berikut:
a. Peraturan pemerintah yang mengatur hak dan kewajiban wirausaha
b. Kemudahan akan kebutuhan tenaga kerja
c. Kemudahan akan transportasi
d. Kemudahan akan tenaga listrik, air, dan telepon
e. Kemudahan dan izin surat usaha
f. Kemudahan akan bahan baku
g. Kebutuhan akan dukungan masyarakat setempat
h. Kemudahan akan kebutuhan pajak
f. Pemeriksaankesehetan;
Pemerisaan kesehatan calon tenaga kerja sangat pewrlu dan harus
dilakukan oleh dokter yang kompeten
g. Rekomendasi
Rekomendasi tentang calon tenag kerja baru, diajukan kepada yang
memerlukan pegawai
h. Wawancara akhir
Wawancara akhir dilakukan oleh bagian yang memerlukan tenaga kerja,
sebagai bahan akhir dalam proses pengambilan keputusan diterima atau
tidaknya seorang calon tenaga kerja.
i. Penempatan calontenaga kerja;
Sebelum diangkat sebagai tenaga kerja, maka calon pegawai tersebut
diberikan masa percobaan terlebihdahulu
j. Pengangkatan Tenaga kerja;
Penganmgkatan tenaga kerja di lakukan oleh wirausaha sebagai pemilik
perusahaan atau oleh menejer perusahaan.
Untuk merekrut calon-calon tenaga kerja baru yang memenuhi persyaratan
Terlebihb dahulu harus mengetahui data-data yang lengkap mengenai
jabatan yang akan di isiya. Didalam pelaksanaan recruitment, terlebih
dahulu wirausaha harus mengetahui orang yang bagaimanakah yang kira-
kira dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
5. Kualipikasi dasar seleksi sumberdaya sebagai tenaga kerja
Kualifikasi dasar seleksi dalam rangka merekrut tenaga kerja yaitu sebagai
berikut.
a. Keahlian
b. Penagaman
c. Umur
d. Jeniskelamin
e. Pendidikan
f. Keadaan Fisik
g. Bakat
h. Tampang
i. Temperamen
j. Karakter
6. Jenis tes dalam rangkamerekrut sumber tenaga Merekrut sumberdaya manusia
sebagai tenaga kerja
Jenis-jenis tes dalam rangka Merekrut tenaga kerja untuk perusahaan antara
lain sebagai berikut;
a. Achaievement test
Achaieveement test adalah suatu tes yang di tujukan untuk mengukur apa
yang dapat dilakukan oleh seorang calon tenaga kerja. Cara tes ini ialah
dengan mengajukan beberapa pertanyaan, baik secara tertulis maupun
lisan.tes ini bertujuan untuk mengukur kecakapan dari calon tenaga kerja
pada waktu di uji/di tes untuk melakukan tugas-tugas dan tanggung jawab
tertentu dari suatu jabatan.
b. Aptitude test
Aptitude test suatu test yang tujuannya ingin mengukur kesanggupan atau
bakat dari seorang calon pegawai atau tenaga kerja. Tes ini dapt
dipergunakan untuk perseorangan atau untuk kelompok. Test ini ditujukan
52
Agar para perencanaan pengelolaan sumber daya manusia yang akan bekerja di
dalam perusahaan berhasil dengan baik, maka para pegawai / karyawan peril
memiliki ;
a. Motivasi ataudorongan untuk bekerja secara prestatip;
b. Koordinasi yang baik di dalam melaksakan pekerjaan dengan semua pihak;
c. Loyalitas dan pengabdian pada perusahaan milik eira usaha;
d. Kerjasama dengan semua pihak di dalam perusahaan
e. Mempuyai kemampuan, keahlian, dan keterampilan dalam melaksanakan
pekerjaannya
Konsep perencanaanpengelolaan sumber daya manusia sebagai pegawai /
karyawwan perusahaan merupakn alat untuk menentukan prioritas, mengukur
kemampuan keberhasilannya dalam meleksanakan pekerjaannya. Jika wirausaha
sebagai pemilik perusahaan tidak membuat konsep perencanaan pengelolaan
sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja perusahaannya, bagaimana dapat
mengetahui mau kemana, sampai dimana, dan apa yang harus dilakukannya
sehubungan dengan pengelolaan usaha dan pengembangannya
2. Unsur-unsur perencanaan sumber daya manusia
Setelah dikembangkan scientific manajemen usaha, maka sumber daya manusia
mulai dianggap sebagai sosok yang mempuyai perasaan, pikiran, kebutuhan,
kemampuan dan harga diri. Semua keinginan dan kebutuhannya serta segala
permasalahannya harus di perhatikan dan di kembangkan agar prestasi kerja para
pegawai/ karyawan perusahaan dapat meningkat. Sumberdaya manusia di sini
merupakan para pegawai / karyawan perusahaan yang sangat penting dalam dapat
menentukan maju mundurnya usaha. Maka dari itu, wira usaha sebagai pemilik
perusahaan sudah sepantasnya menitik beratkan perhatiaan dan usahanya, agar
tenaga kerja manusia dapat pberdaya guna dan berhasil guna sebagai mana yang
di harapkan perusahaan.
Di dalam manajemen usaha, realisasinya di titik beratkan terhadap pentingya
peranan tenaga kerja manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
wirausaha sebelumnya. Adapun unsure-unsur perencanaan pengelolaan
sumberdaya manusia di dalam perusahaan milik wirausaha sebagai berikut
a. Rasional
Perencanaanpengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan harus di buat
dengan pemikiran secara rasional, tidak secara khayalan atau angan-angan saja
b. Etimasi
Dasar dari perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan
yang baik ialah dari adaya penganalisisan fakta-fakta dan pemikiran-pemikiran
yang mendekati ( estimasi ) keyataannya
c. Preparasi
Perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaa, dibuar
sebagai persiapan yaitu merupakan pedoman dan patokan untuk tindakan yang
akan dilakukan oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
d. Operasional
Perenjcanaan pengelolaan sumberdaya manusia, sebaiknya di laksakan untuk
keperluan sesuatu tindakan dalam pekerjaan didalam perusahaan dan bukan
untuk yang sudah di oprasikan pada masa lalu
Latihan induksi adalah latihan yang dapat ditempuh melalui kuliah-kuliah, dan
melalui perjalanan dinas/studi banding
b. Latiahn tugas
Latihan tugas dapat dilaksanakan dalam bentuk para pegawai/karyawan
bekerja sambil belajar, para pegawai/karyawan mengikuti pelatihan dan
pendidikan di luar perusahaan, para pegawai/karywn mengikuti pelatihan dan
pendidikan didalam perusahaan oleh tenaga ahli yang didatangkan wirausaha.
c. Latihan pegawas
Latiahn pengawas dapat dilaksanakn dalam bentuk para pegawai/karyawan
dapat belajar melalui kursus-kursus di luar perusahaan, dan wirasusaha
melaksanakan kursus didalam perushaan utnuk kepentingan
pegawai/karyawan.
d. Latihan manajemen
Latihan manajemen dapat dilaksanakan dalam bentuk par karyawan/pegawai
dapat mengikuti ujian professional manajemen perusahaan, dan dapat
mengikuti sekolah khusus pada sore hari setelah selesai/ habis tugas di dalam
perusahaan
e. Pengembangan manajer/pimpinan perusahaan
Pengembangan pimpinan/manajer perushaan dapat dilaksanakan dalam bentuk
pimpinan/manajer perusahaan dapat belajar melalui kursus-kursus keahlian
mananjemen usaha dan dapt sekolah lagi di pergurun tinggi.
4. Tujuan dan prinsip latiha/pendidikan
Tujuan dan prinsi-prinsip latihan/pendidikan yang diselenggarakan wirausaha
sebagai pemilik perusahaan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kemampuan para pegawai/karyawn agar cara kerjanya
lebih efektif dan efisisen
b. Pengawasan para pegawai/karyawn dalam car bekerja lebih mudah dan
berkurang.
c. Wirausaha dapart mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam perusahaan
d. Wirausaha dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan para
pegawai/karyawan dalam perushaaan.
e. Wirausaha dapat mengembangkan para pegawai/karyawan secara positif dan
prestatif dalam bekerja pada perusahaan
f. Wirausaha dapat memupuk pengembangan para pegawai/karyawan untuk
berprakarsa, berinisiatif dan berinovatif di dalam perusahaan.
g. Wirausaha dapat mengembangkan para pegawai/karyawan di dalam
perusahaan
h. Wirausaha dapat mengembangkan daya guna dan hasil guna para
pegawai/karyawan didalam bekerja pad perusahaan
i. Wirausaha dapat mengembangkan dan meningkatkan pengabdian, kualitas,
keahlian, kemampuan, keterampilan, para pegawai/karyawan di dalam
perushaan.
Adanya latihan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kepribadian,
pengetahuan, dan kemampuan pegawai/karyawan sebagai sumber daya manusia.
(Danggun)
Adanya latihan dan pendidikan akan menjamin tersediannya pegawai/karyawan
yang mempunyai keahlian khusus dan dapat mempergunakan keahliannya.
(Ategawa)
63
Pekerjaan-pekerjaan yang besar bukanlah yang dilakukan oleh tarikan otot atau
keterampilan jasmani, melainkan oleh pengalaman, kekuatan, wata, dan
keyakinan. (Cicero)
6. Cara menganalisis jabatan
Salah satu cara untuk menganalisis jabatan sumber daya manusia sebagai tenaga
kerja didalam perusahaan ialah dengan daftar pertanyaan.
Daftar pekerjaan diberikan atau dilimpahkan kepada karyawan/pegawai pelaksana
dan harus menjelaskan hal-hal yang mengenai pekerjaannya. Untuk menentukan
kualifikasi sumber daya manusia sebagai tenaga didalam perusahaan dapat
diajukan pertanyaan-pertanyaan yaitu sebagai berikut:
1. What worker does
2. How he does it
3. Why he does it
4. The skill involve in the doing
7. Macam-macam ananlisis jabatan dan manfaatnya
a. Macam-macam analisis jabatan
Berikut ini akan diuraikan macam-macam analisis jabatan dalam rangka
menentukan kualifikasi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja didalam
perusahaan:
1. Job analysis for personal specification
2. Job ananlysis for training purposes
3. Job ananlysis for setting rates
4. Job analysis for method improvement
b. Manfaat analisis jabatan
Dibawah ini diuraikan manfaat dari adanya analisis dalam rangka
menempatkan dan menentukan kualifikasi sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja didalam perusahaan
1. Dalam penarikan dan penempatan
2. Dalam pendidikan dan latihan
3. Dalam penilaian jabatan
4. Dalam perbaikan syarat pekerjaan
5. Dalam perencanaan organisasi
6. Dalam pemindahan dan promosi
Masih ada wirausaha sebagai pemilik perusahaan yang belum mengerti dan belu
menerima kenyataan bahwa unsure manusia merupakan titik sentral perusahaan.
(Atesuna)
Risiko perusahaan tidak semuanya terletak pada wirausaha sebagai pemilik
perusahaan, tetapi lebih banyak diletakan pada pundak seluruh tenaga kerja.
(Danggun)
8. Pengelolaan sumber daya manusia melalaui mutasi
Mutasi yang dilakukan oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan, diharapkan
akan menimbulkan rasa percaya diri pada karyawan/pegawai dalam melaksanakan
tugas pekerjaannya dengan penuh kreatif, inovatif dan prestatif,. Pelaksanaan
mutasi dilakukan oleh wirausaha sangat penting dalam perencanaan pengelolaan
sumber daya manusi dintaranya:
1. Untuk menenmpatkan pegawai/karyawan yang tepat pada jabatan tertentu
pada perusahaan
2. Untuk meningkatkan prestasi pegawai/karyawan didalam perusahaan
65
usaha akan berhasil baik jikasemua orang yang melakukan kerja sama di
dalamnya dan masing-masing mempunyai tugas, wewenang, tanggung jawab, dan
cara-cara yang sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. Prinsip dan fungsi administrasi usaha pengaturan dan tujuan administrasi usaha
Prinsip administrasi sangat diperlukan dan penting sekali dalam rangka
pengembangan perusahaan. Pencatatan semua kegiatan perusahaan sangat
diperlukan bagi kelancaran pengelolaan usaha dan masalah ini merupakan tugas
administrasi. Tugas para pleksana administrasi di dalam perusahaan yaitu
melakukan pencatatan data-data transaksi usaha, keuangan usaha, produksi,
tenaga kerja, bahan baku, pemasaran, promosi, distribusi, dan sebagainya.
Dengan demikian tanpa adanya administrasi yang baik semua pekerjaan didalam
perusahaantidak akan berjalan lancar. Adapun yang menjadi prinsip didalam
administari usaha itu timbul karena ada 3 faktor yaitu:
1. Adanya sekelompok manusia yang terikat didalam dunia usaha
2. Adanya tujuan yang diharapkan didalam dunia usaha
3. Adanya kerjasama usaha dengan semua pihak
Adapun bentuk dan model administrasi bermacam-macan akan tetapi yang perlu
diperhatikan ialah administrai tersebut dapat dibuat secara rapi, sistematis, tertib
dan sederhana sehingga wirausaha dapat memeriksa dan mengendalikannya.
Maka dari itu pembinaan terhadp penyelenggaraan buku-buku admministarsi
perusahaan supaya lebih ditingkatkan dan dekerjakan secara kontinu. Adapu
fungsi dari admnistrasi yaitu sebagai berikut:
a. Menyediakan dan melengkapi serta mengelola buku-buku administrasi
perusahaan dengan baik dan teratur.
b. Mencatat alat-alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan-kegiatan usaha atau
bisnis kedalam buku-buku administrasi.
c. Mengerjakan buku-buku administrasi perusahaan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
d. Memelihara buku-buku administrasi perusahaan denga baik dan benar.
Administrasi
Administrasi yan baik merupakan jaminan terhadap pihak ketiga dalam rangka
mengadakan kerjasama dibidang usaha atau mengadakan permohonan pinjaman
modal kepihak bank. (Robert wagner)
3. Pengaturan dan tujuan administrasi usaha
Administarsi itu harus diatur dan dibuat sebaik-baiknya dengan tujuan yang sudah
ditentukan yaitu:
a. Membantu wirausaha dalam rangka pengembangan usaha
b. Memberikan kepuasan kepada para pembeli/pelanggan/konsumen.
c. Memberikan kepeda tata usaha didalam perusahaan secara teratur
d. Memberikan pelayanan yang baik kepada para pembeli/pelanggan/konsumen.
Sedangkan pengaturan dan pelaksanaan administrasi usaha diantaranya:
a. Pengaturan catatan dan dokumen transaksi usaha
b. Pengaturan catatan dan dokumen pemasaran dan penjualan produk.
c. Pengaturan catatan dan dokumen para konsumen/pembeli/pelanggan.
d. Pengaturan catatan dan dokumen inventaris barang dagngan dan sebagainya.
e. Pengaturan catatan dan dokumen personalia perusahaan
f. Pengaturan catatan dan pengarsipan dokumen-dokumen perusahaan
Dari penjelasan materi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa maksud
dan tujuan administrasi usaha yaitu sebagai berikut:
69
4. Kepegawaian (personalia)
5. Perbekalan (logistic)
6. Ketatausahaan (recording)
7. Tata hubungan (relationship)
8. Perwakilan/humas (public relation)
Administrasi itu akan melibatkan penggunaan sumber daya manusia, dana,
perlengkapan, peralatan, dan tempat-tempatnya. Di dalam pelaksanaan
administrasi usaha menyangkut pengaturan dan penatalaksanaan berbagai
kegiatan yang dimulai dari administrasi umum, keuangan, pembelian,
pemasaran, penjualan, pengadaan, produksi dan sebagainya.
Administrasi adalah suatu alat umum untuk mengerakkan sekelompok
manusia (termasuk perlengkapan, peralatan, dan fasilitas) yang bekerja sama
dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan. (Ategawa)
3. Prosedur administrasi usaha
Prosedur administrasi usaha merupakan pedoman yang menunjukan pemilihan
cara bertindak dan berhubungan dengan kegiatan usaha. Di dalam kegiatan
administrasi usaha itu meliputi pencatatan seperti berikut ini:
a. Administrasi dalam usaha kecil
Dalam usaha kecil administrasinya dalam hal-hal berikut ini.
1. Pencatatan produksi dan pengadaan barang diantaranya:
a. Pencatatan produksi barang
b. Pencatatan persediaan barang
c. Pencatatan pembelian barang dan pengarsipan faktur
d. Pencatatan pengurusan rektur dan klaim
e. Pembuatan surat pesanan/order pembelian barang
2. Pencatatan produksi dan barang dagangan diantaranya:
a. Pencatatan produksi barang
b. Pencatatan rektur dan klaim barang
c. Pencatatan penerimaan pesanan/order dari pelanggan
d. Pencatatan penerimaan pembayaran
e. Pencatatan persediaan barang
f. Pembuatan nota/faktur
g. Pembuatan surat jalan pengiriman barang
h. Pelaksanaan penagihan
b. Administrasi dalam usaha besar
Kegiatan administrasi didalam kegiatan usaha besar meliputi antara lain:
1. Pencatatan produksi barang
2. Pencatatan pembayaran
3. Pencatatan rektur dan klaim
4. pencatatan penerimaan pesanan/order barang
5. Pembuatan kuitansi pembayaran
6. Pembuatan nota pengeluaran barang dari gudang
7. Pembuatan faktur penjualan barang
8. Pembuatan nota pengeluaran barang dari gudang
9. Pembuatan surat jalan pengiriman barang
Berbagai kegiatan di bidang usaha ialah objek yang harus diadministrasikan.
Penyelenggaraan administrasi usaha diatur sedemikian rupa dengan
menempatkan orang-orang yang mampubekerja di bidangnya. (Danggun).
4. Perangkat administrasi usaha
72
merupakan cerminan atau gambaran keadaan pada suatu saat yang memuat
uraian tentang sumber keuangan dan penggunaan atau suatu daftar yang
menyebutkan harta, uatang dn modal perusahaan. Sedangkan yang dimaksud
ikhtisar dan perhitungan rugi laba adalah daftar mengenai selisih penerimaan
dan pengeluaran uang pada suatu saat atau tnggal tertentu.
Adapun pentingnya neraca bagi wirausaha sebagai pemilik perusahaan yaitu
sebagai berikut:
1. Utnuk meninjau dan meneliti sejauh mana usahanya didalam memperoleh
keuntungan
2. Untuk mengetahui apakah keuntungan usahanya secara tepat guna.
3. Untuk meninjau dn meneliti pengguanaan modal kerja usahanya.
Dri adanya laporan keuangan usaha itu dapat ditelaah berbagai hal secara teliti
dan mendetail. Di dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan usahanya, dapat
saja wirusaha meminta bantuan jasa seorang ahli akuntan dan penasihat
didalam masalh keuangan usahnya.
Salah satu bidang kunci sukses wirausahawan adalh membuat perencanaan
pengelolaan keuangan usaha.(Janssen Jr)
Pengelolaan keuangan yng baik dan tept sangat menentukan bagi
pengembangan usaha .(Rhenaldi)
Didalm mengelola keuangan wirausaha harus mengerti siklus keuangn dan
mengkaitkannya dengan investasi awl dengan pendapatn, pengeluaran, dan
keuntungan usahanya. (Atesuna)
Adapun yang dimaksud posisi keuangan perusahaan yaitu harta, modal dan
utang. Tugas selanjutnya wirausaha harus dapat menganalisis kelayakan
pengelolaan keuangan usahanya. Analisis kelayakan pengelolaan keuangan
usaha merupakan landasn utnuk menentukan sumber daya keuangan yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan usaha atau laba yang diharapkan. Analisis
kelayakan pengelolaan keuangan usaha memerlukan pemilihan alternative
yang diterapkan. Adapun pendekatan analisis kelayakn pengelolaan keuangan
usaha dipusatkan paa 4 langkah yaitu:
1. Penentuan kebutuhan keuangan total dengan dana-dana yang diperlukan
untuk oprasional.
2. Penentuan sumber daya keuangan yang tersedia serta biaya-biaynya.
3. Penentun liran kas pada masa depan yang diharapkan dari operasi usaha.
4. Penentuan pengemblian melalui anlisis dri investasi keuangan didalam
perusahaan.
Selanjutnya langkah pertama dalam langkah perhitungan kelayakan
pengelolaan usaha ialah analisis semua kewajiban keuangan dan kebutuhan
pengeluaran secara mendetail yang harus dipenuhi usaha baru pada masa
depan. Kebutuhan akan keuangan hendaknya diproyeksikan tiap bulan atu
mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha baru.
Adapun dari lngkah kedua dalm anlisi kelayakan pengelolaan keuangan usaha
ialah proyeksi sumber daya keuangan yang tersedia.
6. Penghitungan rasio keuangan
Menilai kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai
cara antar lain dengan mengunakan rasio-rasio keuangan. Perencanaan perusahaan
perlu di analisis untuk mengenali kelemaahan-kelemahan yang dapat
mengakibatkan adanya kesulitan didalm masalah keuangan usaha. Menganalisis
keuangan usaha itu bertujuan untuk membuat wirausaha dapat menjawab
81
Pengeluaran 100%
3. Marjin pengeluaran = x =……
Penjualan 1
s
b. Apakah wirausaha telah mengurangi risiko kerugian perusahaannya?
Dari analisis maka rasio-rasio keuangan yang dapat dipakai untuk mengukur
risiko perusahaannya sebagai berikut:
1. Break event point (BEP)
BEP (titik impas) adalah titik penjualan yang harus dicapai dan dilewatkan
secepatnya. BEP juga merupakan salah satu dari sekian banyak sasaran
perusahaan. BEP (titik impas) ini dapat dihitung dengan rumus:
Pengeluaran bisnis
BEP = = ….
Marjin kotor
2. Dari BEP (titik impas) selanjutnya pindah kerasio keuangan lainnya yang
disebut M/K (marjin keamanan atau marjin of sapety). M/K adalah
persentase penurunan dalam penjualan produk dibawah penjualan yang
sudah direncanakan sebelum mencapai BEP (titik impas). Adapun rumus
rasio M/K adalah:
Rencana penjualan - penjualan titik impas 100
MK = x = ….
Rencana penjualan 1
3. Apakah keuangan perusahaan sudah mantap?
Dari analisis berbagai ukuran dapat diketahui kemampuan keuangan
perusahaannya. Adapun rumusnya adalah:
Uang kas
= ….kali
Hutang lancar
c. Bagaimana menghitung rasio likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan adalah kesanggupan perusahaan untuk membayar
utang-utangnya yang sudah jatoh tempo. Perusahaan mampu membayar utang-
utangnya yang telah jatoh tempo apabila jumlah aktiva lebih lancar lebih besar
82
daripada utang lancar. Makin besar jumlah aktiva lancar yang merupakan
untuk membayar disbanding dengan jumlah utang lancar, bearti makin tinggi
tingkat likuiditasnya. Likuiditas dari perusahaan dapat dihitung dari neracanya
pada suatu saat yaitu dengan membandingkan jumlah aktiva lancar dengan
utang lancar. Hasil perbandingan ini disebut “current ratio”. Selain itu untuk
mengukur likuiditas perusahaan dapat juga menggunakan “quick ratio” atau
accid ratio”.
Pada umumnya currentratio pada perusahaan industry, jika kurang dari 2:1
maka dikatakan rasio keuangannya yang kurang baik. Jika yang dipergunakan
alat ukur quick ratio maka perusahaan dapat dapat dikatakan likuid jika hasil
perbandingannya tidak kurang dari 1:1. Selanjutnya agar lebih jelas dibawah
ini diberikan contoh perhitungan current ratio dan current ratio.
Jadi perhitungan quick ratio keuangan perusahaan adalah aktiva lancar selain
persediaan barang utang lancar = 4.000.000 : 4.000.000 = 1 : 1
Untuk menentapka likuid tidaknya keuangan perusahaan yang berdasarkan
rasio harus dilihat dari standar rasionya. Standar rasio tersebut berlaku secara
umum untuk setiap perusahaan yang sejenis. Pada umumnya pada perusahaan
industry harus memiliki current ratio 200% atau perbandingan 2 : 1.
Sedangkan untuk quick ratio harus mencapai 100% atau dengan perbandingan
1 : 1, jika ingin dipandang likuiditas perusahaan itu dianggap baik. Adapun
rasio-rasio yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, maka masalah
likuiditasnya dapat dihitung dengan rumus:
Aktiva lancar
1. current ratio = x 100% =….
Utang lancar
Persediaan barang
2. quick ratio = x 100% =….
Utang dagang
3. quick assets = aktiva lancar – persediaan barang = ….
PT Gunawan
Neraca
31 Desember 2004
Kas Rp. 1.000.000 Utang dagang Rp. 1.500.000
Piutang Rp. 500.000 6% obligasi PT Rp. 14.000.000
Persediaan barang Rp. 480.000 X Rp. 20.000.000
Penanaman modal Rp. 5.000.000 Modal saham Rp. 7.000.000
Tanah Rp. 11.500.000 Laba usaha Rp. 280.000
Gedung Rp. 13.000.000 Laba saham
Peralatan Rp. 11.300.000
Sisa laba
1. Rentabilitas perusahaan = x 100% =…..
Modal sendiri
SL – LP – BP
2. Rentabilitas ekonomi = = ……
MS + MA – PM
SL –LP
3. Rentabilitas modal sendiri : R =
MS – PM
Keterangan :
R = Rentabilitas
SL = Sisa laba
LP = Laba penyertaan di perusahaan lain
BP = bunga pinjaman jangka panjang
MS = modal sendiri
MA = modal asing
PM = penyertaan modal di perusahaan lain
Berdasarkan rumus-rumus tersebut maka rentabilitas dan rasio keuangan
perusahaan PT. Gunawan sebagai berikut:
SL = Rp. 7.000.000
85
LP = Rp. 280.000
BP = 6% x Rp. 14.000.000 = Rp. 840.000
MS = Rp. 20.000.000
MA = Rp. 15.000.000 ( utang dagang + obligasi PT X)
PM = Rp. 5.000.000
secara efektif dan efisien. Pemasaran produk sangat diperlukan oleh seorang
wirausaha untuk mengetahui perkembangan usahanya pada masa yang akan
datang. Pemasaran produk pada dasarnya merupakan peryataan mengenai apa
yang ingin dicapai oleh organisasi perusahaan. Pemasaran produk yang sudah di
program perlu di koordinasi dan diarahkan agar tujuan usaha yang sudah
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.
Adapun peranan pemasaran produk-produk yaitu sebagai berikut:
a. Agar wirausaha akan termotivasi untuk memikirkan usahanya jauh ke masa
depan
b. Agar wirausaha dapat mengkoordinasi kegiatan pemasaran produk jauh lebih
baik dan terarah.
c. Agar wirausaha dapat merumuskan tujuan pemasaran produk yang ingin di
capainya.
d. Agar wirausaha dapat merumuskan kebijakan operasional di bidang
pemasaran produk.
e. Agar wirausaha dapat berpartisipasi dan mempertebal rasa tanggung jawab
para pelaksana di bidang produk.
4. Tujuan pemasaran produk
Tujuan dan pemasaran produk yaitu sebagai berikut:
1. Membawa kearah peningkatan koordinasi ke dalam pemasaran produk
2. Menetapkan standar prestasi untuk mengukur hasil pemasaran produk
3. Memberikan dasar yang logis untuk pengambilan keputusan dalam pemasaran
produk
4. Meningkatkan kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam
pemasaran produk.
5. Memberikan pendekatan yang teratur bagi usaha untuk:
a. Pengendalian didalam usaha-usaha kegiatan pemasaran produk
b. Menjamin keserasian antara bagian-bagian yang terdapat di perusahaan
c. Menyelaraskan kegiatan pemasaran produk
d. Mengunakan cara-cara berusaha dalam bidang pemasaran produk secara
optimal.
B. SISTEM PEMASARAN PRODUK
1. Keterampilan pemasaran produk
System pemasaran produk merupakan salah satu uinsur utama untuk mencapai
keuntungan perusahaan. Wirausaha sebagai pengelola usaha di dalam
melaksanakan system pemasaran produk harus bisa menjaganya, agar selalu tetap
seimbang antara permintaan pasar dengan kemampuan berproduksi. Oleh karena
itu, wirausaha sebagai pemilik perusahaa, serta dapat meningkatkan pemasaran
produk secara berkesinambungan.
Disini wirausaha harus memahami bagaimana pelaksanaan system pemasaran
produknya, distribusinya, penentuan harganya, cara kemasannya, cara
penawarannya, pembayarannya dan promosinya. Oleh karena itu, wirausaha
sebagi pemilik perusahaan harus dapat melaksanakan system pemasarannya
produk dengan proses produksinya serta harus tetap dinamis dan saling
mendukung.
Wirausaha harus melaksanakan keterpaduan semua kegiatan pemasaran produk
meliputi hal-hal berikut:
a. Kebijaksanaan pemilihan produk
88
b. Perencanaan devisi
Perencanaan devisi adalah perencanaan mengenai pertumbuhan dan
penganalisisan hasilnya yaitu laba atau keuntungan yang diharapkan oleh
wirausha sebagai pemilik perusahaan. Didalam perencanaan devisi,
diuraikan tentang strategi pemasaran produk, strategi keungan, strategi
produksi, strategi produk, strategi keuangan, strategi kepegawaian dan
sebagainya.
c. Perencanaan jajaran produk
Perencanaan jajaran produk adalah perencanaan yang menguraikan tujuan
ssaran dan teknik suatu jajaran produk tetentu yang akan dipasarkan.
d. Perencanaan merek produk
Perencanaan merek produk memuat tentang tujuan, sasaran, dan teknik
mengerjakan merek produk. Seperti kta ketahui bahwa masalah merek
produk selalu berhubungan dengan promosi pemasaran produk.
3. Tipe pemasaran produk
Seorang wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus memuat konsep tipe
pemasaran produk yaitu sebagai berikut:
a. Pemasaran produk keseluruhan
Pemasaran produk secara keseluruhan akan mencangkup tentang
ketentuan-ketentuan umum perencanaan yaitu perencnaan usaha jangka
pnjang dan pengembangannya, serta strategi pemasaran produk untuk
mencapai tujuan perusahaan.
b. Pemasaran produk jangka panjang
Pemasaran produk jangka panjang adalah adalah pemasaran dalam periode
3,5,10 sampi jangka waktu 25 tahun.masalah yang dihadapi didalam
pemasaran produk jangka panjang sangat luas, karena berhubungan
dengan perluasan pbrik, masalah pasar, masalah produksi, masalh,
pemasaran, masalah harga, masalah promosi, masalah distribusi dn
sebagainya.
c. Pemasaran produk tahunan
Pemasaran produk tahunan waktunya relaif sangat pendek yaitu 1 tahun.
Masalh pemasaran produk tahunan yang harus dibuat oleh wirausaha
diantaranya berhubungan dengan periklanan, daerah operasi pemasaran,
pembelian barang-barang, penjualan dan sebagainya. Pemasaran produk
tahunan merupakan pedoman seorng wirausah didalm mengelola usahanya
dengan cangkupan kegiatan pemasaran untuk produk tertentu.
Adapun dlam operasi sehari-hari pemasaran produk tahunan itu akan
menjadi dokumen praktis para wirausaha, karena brisis identifikasi
pemasaran, taktik dan strategi, informasi dan alokasi anggaran pemasaran
produk. Selanjutnya yang menjadi alasan wirausaha membuat program
pemasaran produk tahunan antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mendorong para wirausaha untuk memandang masa depan
kemajuan perusahaannya secara sistematis.
b. Dapat mendorong para wirausaha didalam menghadapi dan
memajukan perkembangan usaha pemasaran produk pada masa yang
akan datang
c. Dapat mendorong para wirausaha untuk menetapkan sasaran dan
strategi pemasaran produk secara mantp dan terarah.
94
A. PERSAINGAN USAHA
1. Pengertian persaingan usaha
Pada umumnya persaingan usaha itu, ber-langsung di antara usaha atau bisnis yang menjual
produk yang sama dan bisnis lain yang bersaingan untuk pembeli/pelanggan/konsumen
yang sama pula. Dalam dunia usaha atau bisnis apapun bentuk/jenisnya, banyak sekali
pesaing yang berjuang untuk memenangkan perlombaan usaha atau bisnis untuk mencapai
prestasi dan tujuan yang diharapkannya. Jika demikian, apa yang dimaksud dengan saingan
itu?
Saingan adalah orang-orang atau pengusaha yang mempunyai maksud dan kemauan yang
tidak sejalan dengan maksud atau tujuan wirausaha, sedangkan yang dimaksud dengan
persaingan adalah sesuatu yang melekat pada kehidupan dunia usaha atau bisnis itu sendiri.
Adapun pesaing yang menjual produk atau barang yang berlainan jenis dan kegunaannya,
itu bukan termasuk saingan wirausaha. Jadi, tidak semua usaha atau bisnis merupakan
saingan wirausaha. Kalau usaha atau bisnis dalam jenis atau lapangan yang sama, barulah
itu disebut saingan.
Dalam melayani pasar tertentu, suatu perusahaan tertentu, jarang sekali bergerak sendiri
tanpa mendapat tandingan. Dalam prakteknya, kegiatan usaha atau bisnis seringkali
mendapat tandingan dari perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dalam jalur usaha atau
bisnis yang sama. Akan tetapi persaingan dalam usaha atau bisnis itu dapat juga membawa
keberuntungan, karena perasaan untuk mencapai peningkatan usahanya akan berkembang.
Di sini wirausaha lawan akan membawa perusahaannya ke arah kemajuan dan dapat juga
mendorong untuk bekerja lebih baik, lebih efektif, lebih produktif, dan prestatif. Menurut
pengamatan penulis, salah sekali jika ada pengusaha yang selalu mengeluh ketika mendapat
saingan dari perusahaan lainnya
2. Bentuk persaingan usaha
Bentuk persaingan usaha atau bisnii semakin tinggi memerlukan perencanaan
yang tepat dan sistematis, baik dalam kuantitas maupun kualitas, untuk membantu
wirausaha dalam mengawasi operasional dan sasaran usaha atau bisnis. Bagaimanapun
besar atau kecilnya persaingan usaha atau bisnis, hal itu merupakan bentuk fenomena
persaingan yang menarik di dalam perkembangan perusahaan. Adapun bentuk persaingan
usaha atau bisnis bukan pada kuantitas dan kualitas produk saja, akan tetapi di dalam
masalah harganya juga ikut terlibat persaingan.
Memang dalam berusaha atau berbisnis selalu ada bentuk .persaingan yang semakin ketat
dan sehat. Di sini wirausaha perlu berusaha dan melaksanakan kiat dalam mengatasi
persaingan dan harus bisa berkelit dari suasana yang kurang menguntungkan. Adapun
persaingan dalam usaha atau bisnis, bentuk persaingannya tidak hanya berkembang dalam
jumlah dan ukuran yang besar, tetapi dapat juga persaingan dalam bentuk tekno-loginya.
Bentuk persaingan dalam usaha atau bisnis, bisa muncul dalam segala macam jenis atau
cara. Sebagai contoh, banyak produk atau barang yang diimport dari luar negeri, bahkan
diselundupkan ke negara Indonesia dengan harga murah. Hal inilah yang merupakan
ancaman bagi wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
Wirausaha harus mengenal bentuk saingan dalam usaha atau bisnisnya dan berapa besar
kekuatan dan kelemahan para pesaingnya. Agar lebih jelas, di bawah ini ada 3 (tiga) bentuk
persaingan dalam usaha atau bisnis yang perlu dipelajari wirausaha.
a. Persaingan antarperusahaan
Di sini persaingan dapat terjadi antara 2 (dua) atau lebih perusahaan yang usahanya
sejenis atau sama.
b. Persaingan bentuk barang
98
c. Persaingan generic
Persaingan generik adalah persaingan di antara berbagai barang yang
memberikan manfaat yang sama dalam memenuhi keperluan hakiki para
konsumen/pembeli/pelanggan.
Dalam bentuk persaingan yang ada di pasar., dimulai dari pengusaha yang
sangat dominan, kekuatan yang sedang, dan ada juga yang lemah. Seperti kita
ketahui bahwa berwirausaha itu penuh risiko, rintangan, dan tantangan, seperti
adanya bentuk persaingan, turun naiknya harga, barang-nya tidak laku, dan
sebagainya. Begitu juga walaupun adanya monopoli dan tidak kebal terhadap
ancaman usaha atau bisnis, akan tetapi persaingan tetap saja merupakan suatu
hambatan atau rintangan. Oleh karena itu, akan lebih baik jika wirausaha dapat
menjual produknya dengan relatif murah, desainnya menarik, manfaatnya tinggi,
dan model-nya menarik.
Peningkatan kiat dalam mengatasi persaingan tanpa hentinya, harus
dilaksanakan untuk me-ngejar dan melampaui usaha atau bisnis para
pesaingnya. Tidak ada ruginya apabila wirausaha berupaya untuk mengerjakan
usahanya atau bisnisnya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan usaha para
pesaingnya. Oleh sebab itu, wirausaha lebih baik mengenal dan mengerti
tentang apa persaingan itu, daripada harus bersikap masa bodoh atau berpura-
pura tidak mengetahui terhadap masalah bentuk persaingan. Adapun bentuk
persaingan dalam usaha atau bisnis, terdapat pada tingkat usaha lokal, usaha
regional, usaha nasional, dan usaha internasional. Di sini pihak pemerintah harus
dapat menertibkan persaingan yang tidak sehat dan saling menghancurkan di
dalam kegiatan dunia usaha atau bisnis.
Pengaturan dan penertiban atas persaingan tersebut, terutama ditujukan untuk
melindungi usaha atau bisnis kecil. Menurut pengamatan penulis, ada produk-
produk yang dihasilkan oleh industri perusahaan kecil, sama dengan yang
dihasilkan oleh industri perusahaan besar dalam bentuk masal dengan kualitas
yang lebih baik dan harga yang jauh lebih murah. Akan tetapi meskipun ada
proteksi dari pemerintah untuk usaha atau bisnis kecil, namun hal itu bukan
berarti satu-satunya jaminan bagi kelangsungan hidup dalam sektor industri
kecil, Di sini jaminan yang lebih penting dalam kiat mengatasi persaingan justru
dengan meningkatkan kualitas produk, manfaat produk, model produk, dan
efisiensinya.
Hindarilahkonflik dengan pesaing, karena kesukaran yang ditimbulkan olehnya
tidak sepadan dengan hasilnya. (Rhenaldi)
Hindarilah usaha-usaha mematahkan gerakan para pesaing dengan mengguna-kan
suattt tindakan yang tidak terpuji. (Atesuna)
3. Manfaat persaingan dalam usaha
Persaingan dalam usaha atau bisnis semakin ketat, begitu pula peluang pasar
seakan-akan tidak pernah muncul. Persaingan dalam usaha atau bisnis itu selalu ada,
akan tetapi seolah-olah tidak ada apabila tidak diciptakan oleh pesaing. Maka dari
itu, persaingan dalam usaha atau bisnis, perlu . diamati secara cermat dan bilamana
perlu gerak-annya bisa dihambat atau dilumpuhkan agar jangan mengganggu
stabilitas pemasaran produk perusahaan milik wirausaha.
99
dari biro statistik mengenai informasi persaingan usaha atau bisnis mengenai
kecenderungan pasar, dan dari badan^badan pemerintah. Selanjutnya, dari asosiasi
bisnis dan dari majalah-majalah bisnis pun dapat dicari sejumlah informasi tentang
seluk beluk persaingan usaha atau bisnis. Akhirnya, wirausaha akan membuat suatu
keputusan atas dasar diperolehnya informasi persaingan usaha tentang problema-
problema usaha atau bisnisnya. Informasi dalam persaingan usaha tersebut datang
dari pelbagai sumber yang berbeda-beda.
Wirausaha sebenarnya sudah mengetahui bahwa informasi saingan dalam usaha
atau bisnis dapat diperoleh dari informasi yang berbeda-beda. Para pelanggan
wirausaha akan memberikan informasi tentang persaingan dalam usaha atau bisnis
secara khusus mengenai produk dan jasa yang mereka beli dari saingannya. Para
pelanggan merupakan sumber informasi persaingan di dalam usaha atau bisnis yang
baik sekali, mengenai ke-kuatan atau kelemahan usahanya. Berikutnya,
perpustakaan juga merupakan sumber informasi dalam persaingan usaha atau bisnis.
Wirausaha di sini akan mengetahui informasi persaingan usaha yang tersedia dan
terdapat di dalam buku atau majalah bisnis di perpustakaan.
Selanjutnya, wirausaha harus dapat me-mahami data-data kuantitatif informasi
saingan usaha atau bisnis, agar nantinya dapat mengambil suatu keputusan yang
tepat di dalam mengembang-kan usahanya. Jangan lupa bahwa seorang akun-tan
juga merupakan sumber informasi persaingan usaha atau bisnis dalam masalah
keuangan dan prestasi bisnisnya pada masalampau. Prestasi usaha atau bisnis para
pesaing pada masa lampau merupakan informasi saingan usaha yang terbaik di
dalam mengambil keputusan mengenai pengembangan usaha wirausaha untuk masa
depannya.
Bersaing ingin mengalahkan usaha atau bisnis orang lain, menjadi alasan untuk
membeli barang, tetapi tidak sekuat alasan membeli barang atas manfaatnya.
(Dizadin)
Salah sekali jika ada orang mengeluh karena ada persaingan. Ingat, persaingan
dalam bisnis itu sangat diperlukan. Tanpa persaingan, dunia bisnis tidak akan maju.
(Ategawa)
Wirausaha tidak pernah mengetahui secara mendadak, kapan datangnya informasi
persaingan usaha yang dapat membantu strategi pengembangan bisnisnya.
(Atesuna)
B. KIAT MENGATASI PERSAINGAN USAHA
1. Faktor-faktor meningkatkan usaha
a. Faktor-faktor utama dalam meningkatkan usaha
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan, untuk mengatasi persaingan usaha atau
bisnisnya tidak cukup hanya pintar membuat produk. Wirausaha harus pandai juga
dalam memasarkan dan menjual produknya. Dalam rangka mengatasi persaingan
usahanya, wirausaha-harus mempunyai kiat dengan memperhatikan faktor-faktor
'dalam meningkatkan usaha atau bisnisnya yaitu:
1) Meningkatkan dan menjaga kualitas produk dengan harga jual yang relatif
murah;
2) Membuat produk lebih cepat dan lebih berguna atau bermanfaat sesuai dengan
jenis produknya.
3) Membuat produk jasa yang cepat laku dijual, serta berani bersaing dengan
perusahaan lainnya.
4) Mendesain produk dengan bahan baru atau kombinasi yang disenangi oleh para
konsumen/ pembeli/pelanggan.
102
atau bisnis ialah dengan menciptakan peluang pasar dan mengetahui selera para
konsumen terhadap produk yang dibuatnya.
Oleh karena itu, untuk menarik selera para konsumen/pembeli/pelanggan, wirausaha
harus mempelajari dan melaksanakan motif-motif para konsumen/pembeli/pelanggan,
yaitu sebagai berikut.
1) Motif rasional
Produk mudah dalam penggunaannya
Produk efisien dalam penggunaannya
Produk kualitasnya terjamin
Produk dapat dijamin pemakaiannya
Produk sangat hemat penggunaannya
Produk sangat awet atau kuat pemakaiannya.
2) Motif emosional
Adanya penonjolan diri si pemakai produk
Adanya pemenuhan cita rasa bagi konsumen
Adanya pemuasan selera terhadap pembelian produk
Adanya iri hati perusahaan lain
Adanya kebersihan dan pemeliharaan produk
Adanya ambisi untuk memiliki produk
Adanya naluri romantis dalam memiliki produk
Adanya persaingan ekonomis dalam pembelian produk
Adanya pemilihan yang menyenangkan terhadap produk
Adanya kebanggaan pribadi terhadap pembelian produk
Adanya pernyataan selera artistik terhadap produk
Itulah motif-motif konsumen/pembeli/pelanggan untuk membeli atau untuk mendapatkan
produk yang mereka inginkan. Oleh karena itu, wirausahawan dalam memberikan
pelayanannya harus senantiasa berfalsafah bahwa konsumen/ pembeli/pelanggan sebagai
raja. Maksudnya, para konsumen/pembeli/pelanggan harus diberi petayanan prima atau
pelayanan sebaik-baiknya dan memuaskan.
Wirausaha yang baik tidak membiarkan dirinya direncanakan oleh pihak lain atau oleh
pesaing, melainkan merencanakan pengembangan dirinya. (Rhenaldi)
Ringankanlah atau mudahkanlah, jangan mempersukar; gembirakanlah, jangan
menggusarkan; dan salingmengalahkan di antaramu. (HR. Bukhari)
Manajemen harus bisamenciptakan bisnis baru, kemudian mendahului saingannya. (Akio
Morita)
d. Beberapa masalah yang perlu dijawab para wirausaha dalam mengatasi persaingan
Wirausaha yang kreatif dan inovatif, biasanya berani mengambil risiko di dalam
mengatasi persaingan usahanya. Mereka bersedia dan menerima perubahaii, mencoba
perbagai alternatif, serta mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang-
bidang bisnis baru. Dalam mengatasi kiat persaingan usahanya, wirausaha mempunyai
ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi baru serta sumber daya lainnya untuk
mewujudkan tujuannya. Menilai potensi keberhasilan di dalam mengelola usaha atau
bisnisnya merupakan suatu kegiatan yang sukar, akan tetapi hal ini perlu dilaksanakan
dengan taktik dan strategi manajemen yang tepat. Untuk mengatasi kiat persaingan di
dalam usaha atau bisnisnya, wirausaha harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
akan membantunya yaitu:
1) Apakah produknya berada dalam suatu industri yang sedang tumbuh pesat?
104
2) Apakah permintaan terhadap produknya pada masa depan tumbuh pesat, tetap, atau
ber-kurang?
3) Bagaimana sifat persaingan usahanya?
4) Sampai di manakah ketergantungan usahanya kepada para pembekal dari bisnisnya?
5) Apakah memiliki cukup dana untuk membiayai perkenalan produk terbarunya?
6) Apakah ada kelemahan-kelemahan dari produk barunya itu?
7) Apakah produk baru itu serupa dengan atau berbeda dengan produk para
pesaingannya?
8) Bagaimana cara meluaskan daerah pemasaran produk barunya?
9) Sampai di manakah sumbangan pemasaran produk baru di dalam usahanya?
Di sini para konsumen/pembeli/pelanggan akan mempunyai pilihan dan wirausaha
hendaknya memastikan secara positif tentang alasannya mem-beli produk baru atau
barangnya. Akan mengun-tungkan di dalam kiat mengatasi persaingan, apa-bila ide-ide
wirausaha digabungkan dengan ide-ide para pesaing. Wirausaha akan banyak belajar dari
keberhasilan usaha atau bisnisnya para pesaing dan dapat menghindari kesalahan-
kesalahan di dalam mengelola usahanya.
Agar lebih jelas, di bawah ini ada pertanyaan-pertanyaan lagi yang perlu dijawab dan
dipelajari oleh wirausaha mengenai kiat mengatasi persaingan di dalam usaha atau
bisnisnya, yaitu:
1) Berapa banyak saingan yang merongrong kegiatan usahanya?
2) Bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan milik wirausaha terhadap
saingannya?
3) Apa dan bagaimana kebijaksanaan'saingannya dalam penjualan produknya?
4) Bagaimana bentuk-bentuk persaingan usaha atau bisnis yang dihadapi wirausaha?
5) Siapa saja yang akan dilayani oleh saingannya?
2. Persaingan usaha yang sehat
Persaingan usaha atau bisnis yang sehat adalah persaingan yang bukan berlandaskan pada
"free fight competition", tetapi persaingan yang berlandaskan pada philosofi "The
customer is a King". Persaingan usaha atau bisnis yang sehat bukanlah persaingan dengan
tujuan ingin menghancurkan lawan bisnisnya, tetapi persaingan yang dapat meningkatkan
daya pesona komoditas di mata konsumen/pembeli/pelanggannya. Pola persaingan yang
sehat di dalam usaha atau bisnis, yaitu wirausaha selalu yakin akan dapat memenangkan
persaingan di arena usaha atau bisnisnya pada masa depan.
Seperti kita ketahui, dunia usaha atau dunia bisnis, biasanya penuh dengan rintangan,
halangan, dan persaingan. Kendala dan persaingan usaha atau bisnis tersebar di mana-
mana. Sifat hati dengki yang bersumber dari sifat iri hati dalam berbisnis sebaiknya
dijauhi, karena akan mengarah pada tindakan kriminal. Perasaan iri hati di dalam
persaingan usaha atau bisnis adalah ibu kandung dari sifat dengki yang dapat
mencelakakan usaha sendiri dan orang lain.
Padahal kita ketahui bahwa tujuan sebenamya dari setiap usaha atau bisnis apapun bentuk
atau jenisnya ialah mencari laba atau keuntungan. Akan tetapi di dalam upaya mencari
laba atau keuntungan dalam usaha atau bisnis, ada saja orang yang cenderung ingin
menghalalkan segala cara, serakah, dan dengan melaksanakan persaingan usaha tidak
sehat. Satu-satunya yang dapat mengendalikan nafsu serakah dalam persaingan dalam
usaha atau bisnis ialah dengan melaksanakan persaingan secara sehat. Di sini wirausaha
akan membedakan usaha atau bisnis yang baik dengan yang buruk dan dapat
membedakan usaha yang halal dengan yang haram. Sebagai wirausaha yang berhasil di
dalam usaha atau bisnisnya, ia harus mampu meningkatkan kiat dalam mengatasi
105
persaingan dengan jalan cepat membaca dan merasakan jalan pikiran serta keinginan para
konsumen/pembeli/pelanggan.
Dengan demikian, wirausaha akan dapat melayani mereka dengan lebih baik, sesuai
dengan peribahasa "konsumen/pembeli/pelanggan adalah raja". Dalam situasi persaingan
usaha atau bisnis yang sehat akan ikut menentukan pilihan strategi di dalam mengelola
kegiatan usaha dan mengem-bangkannya. Jika pesaing usahanya tertidur, maka wirausaha
dapat menggesernya dengan meng-gunakan strategi ofensif. Jika persaingan sangat ketat,
wirausaha dapat menghadapinya dengan strategi market niching atau mencari celah-celah
yang aman. Sedangkan dalam menghadapi pesaing yang kuat, maka wirausaha dapat
mempergunakan strategi gerilya yang cepat dan tepat.
Menurut pendapat penulis, kiat untuk mengatasi persaingan secara sehat ialah dengan
sifat simpatik kepada semua pihak. Sifat simpatik sangat diperlukan oleh wirausaha dan
harus dilaksanakan untuk dapat menarik hati para konsumen/pembeli/ pelanggan. Sifat
simpatik wirausaha tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk keramahtamahan kepada
semua pihak, agar dapat melaksanakan persaingan secara sehat di dalam dunia bisnisnya.
Fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran, yang disebarkan dengan
maksud menjatuhkan nama baik wirausaha atau pesaing bisnisnya. (Danggun)
Tepat waktu, tepat mutu, dan tepat janji di dalam berbisnis merupakan unsur utama untuk
menciptakan kiat mengatasi persaingan dalam usaha. (Atesuna)
Wirausaha di dalam mengembangkan usaha atau bisnisnya, harus memberi peluang
kepada saingannya untuk banyak berbuat baik dan bukan memusuhinya. Dalam kegiatan
usaha atau bisnis, semua urusan harus dibuat mudah, baik dalam membeli, dalam
menjual, dalam memasarkan, dalam berusaha, dan dalam menetapi janji bisnisnya.
Dalam kegiatan bisnis, semua urusan harus dibuat mudah agar dapat melaksanakan
persaingan secara sehat. (Y. Rodiah)
Tujuan usaha untuk mencari untung di-benarkan, namtm menghalalkan semua cara
dengan persaingan secara tidak sehat adalah merugikan semua pihak. (Atesuna)
Gencarnya persaingan bebas, tidak lantas membiarkan dunia usaha berkembang secara
liar. Karena itu, diperlukan sejumlah perangkat hukum untuk menjadi jaring pengaman,
agar dunia usaha itu bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Salah satunya ialah
keberadaan Undang-Undang Nomor 5/1999 tentang larangan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat tetapi harus dapat membuat pasar mengakomodasi
kepentingan perekonomian rakyat Indonesia. Keberadaan Undang-Undang Nomor 5/1999
itu sangat penting untuk mengontrol perilaku para pengusaha dalam menjalankan
bisnisnya.
Para pesaing usaha atau bisnis akan berusaha untuk mengambil keuntungan yang sebesar-
besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya dan kadang-kadang mereka
menghalalkan segala cara, termasuk melakukan persaingan usaha yang tidak sehat. Maka
dari itu, Undang-Undang Nomor 5/1999 pada intinya ingin menciptakan dunia usaha atau
bisnis yang sehat dan tidak melawan hukum.
PENGENDALIAN USAHA
Pengendalian usaha tidak langsung adalah pengendalian usaha yang dilakukan secara
tidak langsung dan biasanya secara jarakjauh, melalui laporan yang diberikan dengan
lisan maupun tulisan.
3) Pengendalian usaha khusus
Pengendalian usaha khusus adalah pengendalian usaha yang dikhususkan jika ada
penyimpangan yang luar biasa dari standar kerja yang sudah ditetapkan oleh
wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
Selanjutnya, cara wirausaha di dalam melaksanakan pengendalian usaha agar tujuannya
berhasil yaitu sebagai berikut:
1) Menciptakan kerja sama yang menyenangkan di dalam organisasi perusahaan
2) Meningkatkan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf dan para karyawan di
dalam perusahaan
3) Menerapkan prinsip untuk meningkatkan prestasi staf dan para karyawan perusahaan
4) Menunjukkan pengertian dan rasa hormatpada kebutuhan para karyawan perusahaan;
5) Menunjukkan perhatian dan keharmonisan di dalam organisasi perusahaan, serta meng-
hilangkan ketegangan para staf dan para karyawan perusahaan;
6) Mendelegasikan wewenang dan tanggung-jawab, serta mendorong inisiatif, kreatif,
inovatif, prestatif kepada staf dan karyawan perusahaan
7) Menunjukan perhatian kepada staf dan para karyawan perusahaan sebagai manusia
serta bukan sebagai alt produksi atau mesin.
Proses perencanaan usaha diikuti oleh adanya pengendalian usaha dan memberitahukan
serta memotivasi staf dan karyawan yang terlibat di dalam kegiatan perusahaan. (Aditiya)
B.PRINSIP DAN TUJUAN PENGENDALIAN USAHA
1. Prinsip pengendalian usaha
Setiap wirausaha mempunyai cara sendiri-sendiri untuk meneliti bahwa usaha yang
dikelolanya dapat dilaksanakan dalam pengendaliannya menurut standar masing-masing.
Pengendalian usaha yang dilaksanakan wirausaha ditujukan untuk mengukur dan mengatur
hasil usahanya yang sudah ditetapkan perusahaan. Di sini seorang wirausaha yang
menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien, akan dapat menilai dirinya sendiri
tentang kualitas pekerjaannya dan keberhasilan di dalam usahanya.
Untuk mencapai tujuan di dalam pengendalian usaha, sebaiknya para wirausaha
memperhatikan dan mempertinibangkan 5 (lima) prinsip berikut ini.
a. Prinsip periodik
Prinsip pengendalian usaha secara periodik ini akan dilaksanakan dan disusun terlebih
dahulu menurut urutan prioritas sesuai dengan men-desaknya obyek kegiatan usaha
yang segera harus dikendalikan.
b. Prinsip setempat
Di dalam prinsip pengendalian usaha setempat ini, seorang wirausaha dapat
melaksanakan pengendalian u.saha langsung ke tempat-tempat pekerjaan karyawan
perusahaan.
Di sini wirausaha harus banyak memberikan kesempatan terhadap obyek kegiatan
usaha yang perlu dikendalikan. Dengan adanya pengendalian di dalam usahanya dan
mendatangi ke tempat-tempat kegiatan kerja secara langsung, maka seorang wirausaha
akan dapat mengukur dan mengatur pekerjaannya dengan cepat dan tepat
Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pengendalian usaha akan berhasil dengan baik jika
dasar kegiatan-kegiatannya berkaitan langsung dengan kebutuhan dan sasaran perusahaan.
Di sini seorang wirausaha harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek usaha yang vital bagi
perkembangan masa depan usahanya.
2. Macam pelaksanaan pengendalian usaha
Pengendalian usaha yang dilaksanakan wirausaha itu sebenarnya sangat luas dan banyak
macamnya. Para wirausaha sangat percaya atas kemampuannya di dalam mengendalikan
usahanya dengan baik. Adapun macam pelaksanaan pengendalian usaha yang harus
dijalankan oleh para wirausaha meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pengendalian bidang kerja
Pengendalian di bidang kerja antara lain menyangkut:
1) penjualan produk
2) keuangan dan pembiayaan
3) material dan pembekalan
4) personalia dan produksi
5) anggaranbelanjadanpendapatan.
b. Pengendalian bidang petugas/staf/ karyawan
Pengendalian di bidang petugas/staf karyawan di dalam perusahaan, antara lain meliputi
hal-hal berikut ini.
1) Pengendalian internal
Pengendalian internal adalah pengendalian yang dilakukan petugas/stai/karyawan
yang ada di dalam perusahaan.
2) Pengendalian eksternal
Pengendalian eksternal adalah pengendalian yang dilakukan oleh para petugas/staf/
karyawan dari luar perusahaan, misalnya oleh pemerintah, masyarakat, dan
sebagainya.
3) Pengendalian formal
Pengendalian formal adalah pengendalian yang dilakukan oleh wirausaha atau
petugas-petugas resmi yang ditunjuk oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan
sesuai dengan rencana usahanya.
4) Pengendalian informal
Pengendalian informal adalah pengendalian yang dilakukan oleh petugas-petugas
perusahaan yang ditunjuk wirausaha sewaktu-waktu.
5) Pengendalian manajerial
Pengendalian manajerial adalah pengendalian yang dilakukan oleh wirausaha
sebagai pemilik perusahaan dan menyangkut segala sesuatu yang berkenaan
dengan proses manajemen usaha.
6) Pengendalian staf
Pengendalian staf adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha kepada staf
perusahaan yang diberi tugas dalam bidang tertentu.
c. Pengendalian bidang waktu
Pengendalian di bidang segi waktu, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1) Pengendalian preventif
Pengendalian preventif adalah pengendalian untuk mencegah timbulnya
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang tidak diinginkan oleh wirausaha sebagai
pemilik perusahaan.
2) Pengendalian improses
Pengendalian improses adalah pengendalian yang dilakukan pada waktu sedang
terjadinya penyimpangan atau kekeliruan di dalam memproses produk.
114
a. membuat jadwal tentang kapan perbekalan bahan baku itu dibutuhkan perusahaan. Di
sini wirausaha harus mengetahui bagaimana cara pengadaannya dan berapa jumlahnya
b. membuat daftar jenis-jenis bahan baku dan barang-barang yang dibutuhkan
perusahaan, bagaimana persyaratannya serta berapa jumlah yang dibutuhkan
c. setelah persiapan perbekalan bahan baku selesai direncanakan, langkah berikutnya
adalah mencari para pembekal. Mencari para pembekal itu caranya dengan penawaran
umum, penawaran khusus, dan sebagainya
d. melaksanakan pembelian jenis bahan baku dan barang produksi yang sesuai dengan
jadwal yang dibuat wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Dalam tahap ini, wirausaha
perlu melakukan pemeriksaan terhadap kualitas dan kuantitas perbekalan bahan baku
e. perbekalan bahan baku produksi yang dipilih itu memerlukan penyimpanan yang baik
di dalam gudang perusahaan
f. melaksanakan pemeriksaan perbekalan bahan baku/barang yang ada di dalam gudang
yaitu mengenai jumlahnya, kualitasnya, perawat-annya, dan pengendaliannya.
Di sini para wirausaha harus mengusahakan agar proses pengendalian produksi dapat
berjalan lancar sesuai dengan rencana perusahaan. Untuk mempermudah praktek
pengendalian produksi, seorang wirausaha perlu memperhatikan dan mempertimbangkan
hal-hal berikut.
1. membuat jadwal pelaksanaan proses produksi yang pasti sesuai dengan rencana
perusahaan
2. menyusun urutan tata kerja proses pembuatan produk yang melukiskan tahapan-
tahapan dan waktu mengerjakan bahan baku hingga menjadi produk jadi
3. membuat model atau desain kasar dari produk yang akan diproduksi. Model atau desain
kasar ini dapat dilaksanakan dengan gambar-gambar, prototipe, dan sebagainya
4. menyusun daftar komponen-komponen produk, baik jenisnya maupun jumlahnya
5. menempatkan tenaga pelaksana ahli untuk memproses produksi disertai pengawasannya
terhadap pelaksanaan program perusahaan.
Seorang wirausaha perlu meningkatkan pencapaian cara kerja yang efektif dan efisien,
serta meningkatkan iklim kerja yang menyenangkan. Wirausaha yang membuat produk
jadi dan setengah jadi, harus efektif meneliti keadaan, kuantitas, kualitas, harga produk,
dan pengendaliannya.
Selanjutnya agar wirausaha berhasil mengendalikan produksi, sebaiknya mengikuti dasar-
dasar manajemen perusahaan yaitu:
a. mencari teknik dan metode standar proses produksi
b. mencari mode atau desain produk yang disenangi para konsumen/pembeli/pelanggan
c. pemeliharaan dan peningkatan kualitas produk yang baik
d. memperbaiki sarana dan prasarana kerja keamanan kerja, iklim kerja, dan sebagainya
e. mengadakan promosi dan pendistribusian produk
f. memelihara hubungan baik dan harmonis dengan para penyalur dan para konsumen/
pembeli/pelanggan.
2. Pengendalian mutu produk
Adapun tugas wirausaha di dalam pengendalian mutu produk ialah memeriksa dan
menentukan, apakah ada penyimpangan dalam pembuatan mutu produk atau tidak. Jika
telah terjadi penyimpangan pembuatan mutu produk, maka tugas wirausaha harus
melakukan perbaikan dan pengendaliannya. Ketika praktek wirausaha harus
melaksanakan pengendalian mutu produk, di antaranya:
a. harus ada petugas pengawasan mutu produk yang ahli, terampil, dan terlatih
b. harus ada tempat-tempat produk yang perlu diawasi para petugas pengendalian mutu
produk
116
fungsi dari laporn pengelolaan usaha itu sebagai media informasi untuk menilai sampai
seberapa jauh tugas-tugas yang sudah dijalankan oleh seorang wirausahawan.
Jika didalam laporan pengelolaan usaha hasil atau isinya kurang memuaskan maka
seorang wirausaha harus mencar sebab-sebab dan harus dicarikan jalan pemecahan atau
perbaikannya. Pada dasarnya penyusunan laporan pengelolaan usaha itu sangat penting
untuk memberitahukan persoalan usaha secara detail dan objektif serta member
keterangan atau informasi yang singkat tentang mundur majunya suatu usaha.
Tujuan dari penyusunan laporan pengelolaan usaha itu ialah untuk memberikan
keterangan tentang masalah kegiatan usaha sehinga dapat diketahui oleh
pimpinan/bagian yang menyusun laporan pengelolaan usaha. Adapun jenis penyusunan
laporan pengelolaan usaha dapat dibuat secara harian, mingguan, triwulan, semesteran,
dan tahunan. Banyak para wirausaha berpendapat bahwa informasi yang diperhatikan
dan diperlukan untuk laporan kegiatan usaha dapat diperoleh dari laporan rugi laba yang
dipersiapkan. Sedangkan kewajiban-kewajiban yang harus dipahami oleh seorang
wirausaha atas penyusunan laporan kegiatan usahanya diantaranya:
a. Harus memahami arti dan pentingnya laporan kegiatan usaha
b. Harus dapat mendistribusikan laporan kegiatan usaha baik yang bersifat umum
maupun khusus.
c. Menyiapkan sarannya, data-datanya, tekniknya, serta latihan-latihan dalam
penyusunan laporan pengelolaan usahanya.
2. Jenis-jenis laporn pengelolaan usaha
Penyusunan laporan pengelolaan usaha jenis-jenisnya dapat digolonkan seperti di bawah
ini:
a. Laporan lisan
Laporan lisan adalah lporan yang disampaikan secara lisan serta langsung dilaporkan
oleh pembuat atau penyusun laporan kepada pimpinan perusahaan mengenai maju
mundurnya pengelola usaha. Laporn pengelolaan usaha secara lisan dapat
disampaikan melalui:
Wawancara
Pertemuan
Rapat
Lokakarya
Seminar
Dan sebagainya
b. Laporan tertulis
Laporn tertulis adalh laporan yang disusun secara tertulis mengenai pertanggung
jawaban bawahan kepada atasan. Laporan pengelolaan usaha secara tertulis pada
dasarny terdiri atas lporan pimpinan dan laporan berkala.
1. Laporan pimpinan
Laporan pimpinan adalah laporan yang berhubungan dengan laporan yang disusun
utnuk anggota-anggota manajemen tingkat puncak (top management) dan tingkat
menengah (middle management). Kegiatan pengelolaan usaha yang perlu
dilaporkan yaitu:
Neraca
Dftar biaya
Neraca rugi/laba
Anggaran biaya usaha
2. Laporan berkala
121
Laporan berkala adalah laporan yang berhibungan dengan kegiatan bagian usaha
di dalm perusahaan.
Laporan berkala biasanya merupakan laporan mingguan, bulanan, semesteran,
tahunan. Laporan berkala ini meliputi:
Laporan hasil pekerjaan
Laporn pembelian
Laporan penjualan
Laporan promosi
Laporan distribusi
Laporan kepegawaian
3. Laporan khusus
Laporan kusus adalah laporan pengelolaan usaha yang waktunya tidak tentu.
Laporan khusus dalm pengelolaan usaha biasanya menyangkut:
Pengembangan idustri
Riset pemasaran
Asuransi perusahaan
Dan sebagainya
Fakta dan angka-angka untuk memenuhi penyusunan laporan usaha melalui posisi
kas harian, ringkasan penjualan, pemasaran, pembayaran, kontan, uang yang
diterima dari tagihan utang, saldo kas dalam bank, dan saldo akhir kas. Dari
informasi pengelolaan usaha seorang wirausaha dapat menaksir rugi/laba harian
dan dapat dikumpulkan dapat menaksir laba/rugi mingguan. Saldo kas pada
permulaan dapat dilihat dan dibandingkan dengan jumlah uang yang sebenarnya
yang terdapat deregister.
Dengan adanya sestem informasi laporn pengelolaan usaha, wirausaha dapat
memberikan taksiran laba kotor harian dan taksiran biaya sehari-hari.
3. Teknik penyusunan pengelolaan usaha
Para wirausaha sudah mengetahui bahwa demi hokum dan peraturan pemerintah semua
usaha atau bisnis apapun bentuknya atau jenisnya harus membuat laporan pengelolaan
usahanya. Dalam peraturan perundangan dan ketetntuan peraturan daerah serta pusat,
seorang wirausaha harus menyusun laporan pengelolaan usaha yang dilengkapi dengan
surat izin usaha, batasan wilayah usaha, ketentuan bangunan, pajak kekayaan dan
pendapatan pajak, penjualan dan distribusinya.
Selanjutnya bagaimana teknik menyusun laporan pengelolaan usaha itu? Teknik
penyusunan laporan pengelolaan usaha itu dapat diklasifikasikan berikut:
a. Laporan pribadi
b. Laporan umum
c. Laporan usaha
d. Laporan departemen
e. Laporan teknis
f. Laporan non teknis
Di dalam prakteknya ada tiga macam bentuk penyusunan laporan pengelolaan usaha
yang perlu dibuat oleh seorang wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
1. Laporan pimpinan pelaksana
Penyusunan laporan pimpinan pelaksana usaha atau bisnis diantaranya meliputi:
a. Neraca
b. Daftar rugi/laba
c. Anggaran biaya
122
d. Laporan tahunan
e. Laporan bagi para pemillik saham
2. Laporan periodic
Penyusunan laporan pengelolaan secara periodic diantaranya meliputi hal-hal berikut
ini.
a. Laporan bulanan
Penyusunan laporan bulanan harus memiliki:
Laporan rugi/laba yang terperinci
Analisis penjualan dan inventaris produk
Analisis arus kas, debitur, kreditur
Analisis rasio perusahaan
b. Laporan triwulan
Laporan triwulan teknik penyusunannya harus memiliki:
Posisi keuangan
Perbandingan industry intern dan ekstern
Inventaris dan informasi usaha atau bisnis
c. Laporan tahunan
Laporan teknik pnyusunannya harus memiliki:
Neraca
Laporan rugi/laba
Keterangan arus kas
d. Laporan pelaksanaan bagian/departemen
e. Laporan kredit bulanan
f. Laporan hasil penjualan produk
g. Laporan hasil pemasaran produk
h. Laporan persediaan bahan baku
i. Laporan kepegawaian
j. Laporan perkembangan
3. Laporan khusus
Penyusunan laporan khusus adalah laporan yang harus diperhatikan oleh seorang
wirausaha yang memiliki perusahaan yaitu organisasi perusahaan, perkembangan
situasi, dan kondisi perekonomian Negara indonesia. Penyusunan laporn pengelolaan
usaha khusus merupakan sarana komunikasi yang mempunyai peranan penting yang
dapat menentukan keberhasilan penyampaian informasi formal laporan khusus.
Oleh karena itu, apa yang tertera dan tercantum dalam isi laporan khusus pengelolaan
usaha harus benr-benar tepat, sejauh mungkin menghindari adanya kekurangan dan
kelemahnnya. Agar penyusunan laporan pengelolaan usaha yang akan disajikan
bermanfaat bagi para wirausaha maka penyusunannya harus berdasarkan pada prinsip
dan system tertentu atau khusus diantaranya sebagai berikut:
a. Laporan harus tepat waktu
b. Lapran harus teliti benar dan percaya
c. Laporan harus jelas dan sederhana
d. Laporan harus ada standarnya
e. Laporan harus mempunyai nilai atau manfaat
4. Langkah dan sistematika penyusunan laporan pengelolaan usaha
a) Langkah-langkah penyusunan laporan usaha
Adapun teknik penyusunan laporan usaha langkah-lngkahnya adalah sebagai berikut:
123
rugi/laba
1. unit ……………………………, rugi/laba Rp. ………….
2. unit ……………………………, rugi/laba Rp …………..
3. unit ……………………………, rugi/laba Rp …………..
4. unit ……………………………, rugi/laba Rp ………….
bidang keuangan
neraca (terlampir)
analisis :
likuiditas = ……………………..%
solvabilitas = ……………………..%
rentabilitas = ……………………..%
bidang permodalan
modal sendiri
modal luar (asing) Rp ………….
Pinjaman jangka pendek Rp ………….
Pinjaman jangka panjang Rp ………….
Pinjaman lain-lain ` Rp ………….
bidang administrasi dan pembukuan
buku-buku
buku pembelian tunai Rp ………….
Buku pembelian kredit Rp ………….
Buku persediaan barang Rp ………….
Buku penjualan tunai Rp ………….
Buku voucher Rp
………….
dokumen-dokumen dagang
surat-surat perjanjian dagang Rp ………….
SITU, SIUP, NPWP, AMDAL dan lain-lain Rp ………….
Faktur dan kuitansi Rp
………….
Nomor rekening bank Rp
………….
Nomor register perusahaan Rp ………….
Nota penjualan dan pembelian Rp ………….
bidang ketenagakerjaan
manajer
Rp
………….
karyawan
Rp
………….
bidang pemasaran
local Rp ………….
Nasional Rp ………….
Organisasi pemasaran Rp ……………
bidang penjualan
kondisi pasar Rp ……………
kemampuan penjual Rp ……………
125
Tujuan dalam pengembangan usaha di sini merupakan hasil akhir yang hendak
dicapai dan dapat diukur, berapa lama waktunya dan berapa biayanya dan dituangkan
di dalam berbagai sasaran pengembangan usahanya.
c. Target dalam pengembangan usaha
Adapun yang menjadi target di dalam pengembangan usaha adalah hasil yang ingin
dicapai dalam waktu yang lebih singkat. Misalnya, target untuk 6 bulan atau 1 tahun.
d. Sasaran dalam pengembangan usaha
Sasaran dalam pengembangan usaha ialah hasil yang hendak dicapai dalam periode
tertentu. Misalnya, dalam waktu 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun.
a. adanya perencanaan pengembangan usaha yang tepat dan mantap, serta dapat dilak-
sanakan
b. adanya visi dan misi serta dedikasi yang tinggi dari wirausaha dalam rangka
pengembangan usaha
c. adanya sumber daya manusia yang handal dan terampil, serta teknologi yang tinggi
d. adanya manajemen usaha yang baik, tepat, danrealistis
e. adanya komitmen yang tinggi di dalam mengelola usaha untuk mencapai tujuan
pengembangan usaha
f. adanya dana atau modal yang cukup dalam rangka pengembangan usaha
g. adanya sarana prasarana yang lengkap sebagai penunjang pengembangan usaha
h. adanya keterampilan dan pengalamandi dalam pengembangan usaha
i. adanya kecocokan minat atau interes terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumen
j. adanya kepuasan konsumen terhadap barangdan jasa yang dibeli
k. adanya faktor internal dan eksternal berupa peningkatan akan barang dan jasa yang
dipasarkan.
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis, faktor-faktor keberhasilan pengembangan
usaha akan menimbulkan:
1. persaingan usaha
2. berkembangnya usaha-usaha baru
3. mencari daerah pemasaran baru
4. mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada.
Selanjutnya dalam rangka pengembangan usaha, wirausaha harus dapat meningkatkan
pemasaran, penjualan, permodalan, promosi,penetrasi pasar, laba usaha, aset usaha, unit
usaha, dan peningkatan usaha.
3. Karakteristik perencanaan pengembangan usaha
Perencanaan pengembangan usaha hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga
kriterianya dapat terpenuhi. Ada beberapa karakteristik penting yang harus diperhatikan
dan dibuat oleh wirausaha sebagai berikut:
a. perencanaan pengembangan usaha, hendaknya didasarkan pada fakta dan data, serta
asumsi yang sangat valid
b. perencanaan pengembangan usaha, hendaknya menspesifikasikan kriteria kerja yang
akan dimonitor dan dikendalikan
c. perencanaan pengembangan usaha hendaknya memberikan strategi untuk mencapai
tujuannya
d. perencanaan pengembangan usaha harus memberikan kesinambungan, agar
memenuhi tujuan dan sasarannya
e. perencanaan pengembangan usaha hendaknya dibuat secara singkat, sederhana, dan
fleksibel
f. perencanaan pengembangan usaha hendaknyamenggunakan sumber daya yang ada
g. perencanaan pengembangan usaha, keberhasil annya tergantung pada fleksibilitas
usaha
h. perencanaan pengembangan usaha yang berhubungan dengan organisasi, harus
diuraikan untuk mengimplementasikan kegiatan usaha.
D. TEKNIK PENGEMBANGAN USAHA
1. Tahapan pengembangan usaha
Dalam teknik pengembangan usaha, selalu mengarah pada skill khusus internal yang
bisa menciptakan produk inti yang unggul untuk memperkuat pangsa pasar. Teknik
138
perhatikan kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas dan tangung
jawabnya.
4) Teknik manajemen pemasaran
Dalam teknik manajemen pemasaran, hendak-nya dapat mendukung implementasi
bidang pemasaran produk agar dapat dikendalikan perusahaan, di antaranya produk,
harga, tempat usaha, dan promosi usaha.
Teknik manajemen pemasaran yang dijalan-kan wirausaha, hendaknya mencermati
analisis segmentasi pasar, target, posisi dan situasi persaingan dalam pengembangan
usaha. Hal ini dilakukan agar perencanaan pengembangan usaha berjalan lancar.
2. Langkah teknik pengembangan usaha
Teknik pengembangan usaha, baik untuk wirausaha baru maupun untuk wirausaha
lama, terlebih dahulu harus memahami langkah-langkahnya. Masalah ini akan
menyangkut ke-berhasilan di dalam pengembangan usaha. Adapun langkah-langkah
teknik pengembangan usaha sebagai berikut:
Langkah Pertama: Seorang wirausaha harus menetapkan gambaran pasaran hasil
produksinya, di antaranya:
a. mencari konsumen yang dituju dan biasanya suka membeli produk
b. menentukan banyaknya produkyang dibutuhkan atau diinginkan konsumen
c. menetapkan harga jual produk yang sesuai dengan daya beli konsumen
d. membuat ukuran model-nya, dan macam produk yang diminati konsumen
e. menciptakan mutu produk dan manfaat yang diminati konsumen.
f. menciptakan kemasan/ bungkus yang disenangi konsumen
g. menciptakan selera dan minat konsumen, serta tanggapannya terhadap produk.
Langkah Kedua : Wirausaha harus menciptakan saluran distribusi secara tepat, agar hasil
produksi perusahaan cepat sampai ke tangan konsumen, di antaranya:
a. disalurkan langsung ke tangan para konsumen. Apakah secara door to door atau
langsung dijual ke pasar
b. disalurkan secara tidak langsung, misalnya di-titipkan melalui penyalur (agen),
dititipkan melalui warung-warung atau di toko-toko kepunyaan orang lain
c. disalurkan secara semi langsung, misalnya bisa dijual di toko-toko sendiri, di pabrik
sendiri, dan sebagainya.
Langkah ketiga : Wirausaha harus dapat memproduksi produk yaitu:
a. membentuk produk dengan menggunakan mesin-mesin modern
b. membuat bungkus/ke-masan produk yang me-narik dan disenangi konsumen
c. membuat warna produk yang menarik dan disenangi konsumen
d. membuat jenis dan bentuk produk yang diminati konsumen
e. membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen.
Langkah Keempat: Wirausaha harus dapat mengawasi dan mengendalikan produk, di
antaranya:
a. mengawasi hasil produksi dan pengendaliannya
b. membuat catatan hasil pengawasan/pengendalian produk, terutama kualitas dan
manfaatnya
Langkah Kelima : Wirausaha harus dapat mencari dan memperoleh bahan baku di
antaranya:
a. mencari bahan baku dengan mudah
b. menyiapkan persediaan bahan baku dengan cukup
c. menyiapkan dan melaksanakan transportasi dengan baik
d. mencari dana menyediakan tenaga kerja yang terampil.
Langkah Keenam : Wirausaha dapat memelihara sarana dan prasarana, di antaranya:
140
proses penilaian terhadap kinerja kegiatan usaha atau bisnis yang meliputi analisis dan
penafsiran hasil usaha atau bisnis yang sudah dicapainya.
Dengan perkataan lain, evaluasi usaha atau bisnis merupakan penilaian maju
mundurnya usaha atau bisnis dalam suatu periode tertentu. Secara lebih luas pengertian
evaluasi usaha atau bisnis adalah penilaian seluruh kegiatan usaha atau bisnis yang
diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (pro-
dusen, pedagang, dan industri) dalam rangka memperbaiki standar kualitas usaha atau
bisnisnya. Seperti kita ketahui bahwa evaluasi usaha atau bisnis pengertiannya lebih luas
daripada pengertian evaluasi perusahaan, karena perusahaan merupakan bagian dari usaha
atau bisnis. Jadi, evaluasi perusahaan fokusnya lebih mengarah pada evaluasi organisasi.
Adanya data-data kuantitatif (angka-angka) dalam kegiatan usaha atau bisnisnya akan
membantu wirausaha dalam mengevaluasi maju mundurnya usaha atau bisnis. Begitu
pula dengan adanya data-data kuantitatif (angka-angka), wirausaha akan bisa mengukur
hasil-hasil yang telah dicapai di dalam usaha atau bisnisnya. Evaluasi pelaksanaan
kegiatan usaha atau bisnis perlu dibuat dan disusun oleh wirausaha secara sistematis,
logis, dan secermat mungkin. Evaluasi usaha atau bisnis adalah penilaian informasi
kegiatan usaha atau bisnis dan menciptakan komunikasi antara wirausaha dengan pihak
lain. Evaluasi usaha atau bisnis itu merupakan tahap yang sangat penting di dalam
manajemen usaha atau bisnis untuk memberikan feed back atas pelaksaanaan suatu
kegiatan yang telah direncanakan agar pelaksanaannya berada pada jalur yang behar.
Evaluasi usaha atau bisnis hendaknya dibuat secara komunikatif, jelas, dan mudah
dipahami oleh semua pihak yang terlibat perniagaan. Agar menjadi komunikatif,
sebaiknya evaluasi usaha atau bisnis disusun dalam bahasa yang lugas dan dapat
dimengerti. Evaluasi usaha atau bisnis, di-katakan lugas apabila bahasa yang
digunakannya langsung dapat menunjang persoalan yang nyata dan tidak bertele-tele.
Evaluasi dikatakan logis apabila segala keterangan yang disajikannya dapat dianalisis
dengan sebaik-baiknya. Agar lebih jelas, untuk mempelajari teknik pembuatan evaluasi
usaha atau bisnis, terlebih dahulu wirausaha harus memahami bahwa evaluasi itu
merupakan alat yang sangat penting. Di dalam proses pembuatan evaluasi usaha atau
bisnis itu, akan terungkap sejauh mana hasil suatu kegiatan telah dicapai apakah sesuai
atau tidak, apakah berhasil sesuai dengan perencanaannya. Evaluasi usaha atau bisnis
adalah suatu proses sejauh mana kegiatan usaha atau bisnis telah dicapainya, bagaimana
perbedaan pencapaiannya dengan standar tertentu, apakah ada selisihnya dan manfaatnya.
Kegiatan evaluasi usaha atau bisnis pembuatannya membutuhkan data-data yang lengkap
untuk dianalisis dengan alat-alat yang relevan guna menghasilkan informasi usaha atau
bisnis yang sesuai dengan kebutuhannya. Segala data usaha atau bisnis dapat dikatakan
sistematis apabila keterangan-keterangan yang dikemukakannya disusun dalam urutan
yang memperlihatkan adanya keterkaitan yang saling menunjang.
Maksud diadakan evaluasi usaha atau bisnis adalah untuk menganalisis kinerja usaha
atau bisnis, baik yang akan dilaksanakan untuk bahan pertimbangan, sedang
dilaksanakan, maupun yang sudah selesai dilaksanakan. Pada dasarnya yang perlu
dievaluasi dalam pelaksanakan kegiatan usaha atau bisnis, di antaranya:
a. bidang kegiatan usaha/bisnis
b. rugi/laba usaha/bisnis
c. bidang pemasaran dan penjualan produk
d. bidang keuangan usaha atau bisnis
e. bidang permodalan usaha atau bisnis
f. bidang administrasi dan pembukuan usaha/bisnis
g. bidang ketenagakerjaan dalam usaha/bisnis
147
Dalam dunia usaha atau bisnis, apa saja yang dapat mengacu pada program kerjanya
dan dapat dievaluasi oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Di sini banyak
terdapat aspek-aspek yang dapat dan perlu dievaluasi.
b. Mendesain evaluasi usaha/bisnis
Sebelum evaluasi usaha atau bisnis dUakukan atau dilaksanakan oleh wirausaha,
terlebih dahulu harus menentukan desain evaluasinya. Hal ini dilakukan agar data-
data yang dibutuhkan lengkap, ada tahapan-tahapan kerja, ada orang-orangyang
dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan agar evaluasi jelas serta dapat diterima oleh
setiap pihak.
c. Pengumpulan data usaha/bisnis
Berdasarkan desain evaluasi usaha atau bisnis yang telah disiapkan, maka
pengumpulan data eveluasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku dan sesuai menurut kebutuhannya.
d. Pengelolaan data dan analisis evaluasi usaha/bisnis
Setelah data-data terkumpul, selanjutnya diolah dan dikelompokkan agar mudah
dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai dan menghasilkan fakta-
fakta yang benar dan dapat dipercaya. Di sini wirausaha harus dapat membandingkan
fakta-fakta dengan harapan usaha atau bisnisnya.
e. Pelaporan hasil usaha evaluasi usaha/bisnis
Pelaporan hasil evaluasi usaha bisnis, hendaknya didokumentasikan/diarsipkan secara
tertulis dan wirausaha harus menginformasikannya, baik secara lisan maupun secara
tulisan. Hal ini dilakukan agar hasil evaluasi usaha atau bisnis dapat dipahami dan
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Tindak lanjut hasil evaluasi usaha/ bisnis
Tindak lanjut hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya bisa dimanfaatkan untuk
mengambil keputusan dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi dalam
manajemen usaha atau bisnis wirausaha.
Dari penjelasan materi tersebut di atas, didapat kesimpulan bahwa proses pembuatan
evaluasi usaha atau bisnis, prosedur dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang jelas,
objektif, dan efektif, agar pihak-pihak yang memerlukan hasil evaluasi memiliki
kepercayaan terhadap usaha wirausaha tersebut.
Prinsip dalam melaksanakan evaluasi usaha/ bisnis sebagai berikut.
1. Evaluasi usaha/bisnis dapat dilakukan dengan cara:
a. kegiatan usaha secara menyeluruh
b. kegiatan usaha secara berkesinambungan
c. kegiatan usaha secara objektif
d. kegiatan usaha berorientasi pada tujuan usaha.
2. Evaluasi usaha/bisnis dapat dilaksanakan setiap akhir tahun untuk menetapkan tingkat
keberhasilan dan perkembangan.
3. Evaluasi usaha/bisnis dapat dilaksanakan sebagai bagian integral dari proses kegiatan.
4. Evaluasi usaha/bisnis dapat membantu me-ningkatkan efektivitas dalam kinerja
kegiatan.
5. Evaluasi usaha/bisnis hasilnya atau keguna-an, serta kemajuannya dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan perbaikan dalam pengelolaan usaha atau bisnis.
Dari penjelasan materi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip
evaluasi usaha/ bisnis adalah suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya
usaha atau bisnis dengan manfaatnya untuk menentukan suatu tujuan dan sebagai alat
penilaian keberhasilannya.
149
Evaluasi usaha atau bisnis diawali dengan menetapkan patokan keberhasilan yang
akan dijadikan acuan dalam pengembangannya. (Danggun)
Evaluasi usaha atau bisnis menyediakan informasi yang diperlukan dan menjadi alat
penggunaan sumber daya dalam keberhasilannya. (Rhenaldi)
3. Aspek-aspek evaluasi kegiatan usaha
Evaluasi usaha atau bisnis merupakan penganalisisan secara sistematis untuk meng-
gambarkan berhasil tidaknya usaha atau bisnis dan perkembangannya pada masa depan.
Dalam mengevaluasi usaha atau bisnis, wirausaha sebagai pemilik perusahaan perlu
memperhatikan:
a. kegiatan usaba atau bisnis hendaknya berhasil dan ada manfaatnya
b. kegiatan usaha atau bisnis hendaknya dapat meningkatkan nilai tambah bagi
lingkungan masyarakat di sekitarnya.
a. Aspek-aspek dalam pembuatan evaluasi usaha/bisnis
Adapun aspek-aspek dalam pembuatan evaluasi usaha atau bisnis yang harus
diperhatikan oleh wirausaha sebagai berikut.
1) Aspek teknis
Aspek ini berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran barang yang akan
digunakan, serta dihasilkan dalam kegiatan usaha atau bisnisnya. Dengan perkataan
lain, aspek teknis itu berhubungan dengan input dan output barang-barang yang akan
diproduksi serta dipasarkan kepada konsumen/pembeli/ pelanggan
2) Aspek manajerial, organisasi, dan lembaga
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan staf, pelaksana administrasi dan
berhubungan dengan aspek lembaga lainnya, misalnya dengan pemerintah,
perbankan, dan sebagainya. Aspek ini diharapkan dapat mempersatukan sumber daya
manusia dengan cara yang teratur dan mengatur orang-orang agar dapat
melaksanakan usaha atau bisnisnya untuk mencapai tujuan.
3) Aspek komersial
Aspek ini menyangkut masalah permintaan faktor produksi dan penganalisisan
penawaran untuk mencapai tujuan.
4) Aspek finansial
Asek ini menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang dengan
pemasukan uangyang dipergunakan dalam kegiatan usaha atau bisnis.
5) Aspek ekonomi
Aspek ini menyangkut sejauh mana peranan wirausaha di dalam mengelola usaha
atau bisnisnya terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Aspek ekonomi
ini akan menentukan besar kecilnya sumbangan usaha atau bisnisnya.
6) Aspek sosial
Aspek ini menyangkut dampak sosial yang disebabkan oleh adanya penggunaan
input dan output yang akan dicapai wirausaha di dalam usaha atau bisnis.
b. Standar yang dipakai wirausaha di dalam mengevaluasi usaha/bisnis
Sedangkan standar yang dipakai wirausaha di dalam mengevaluasi usaha atau bisnis,
dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek berikut ini.
1) Aspek layak
Dalam aspek ini, hendaknya proses evaluasi usaha atau bisnis yang dirancang dapat
di-laksanakan dengan baik dan benar, tidak hanya dilihat dari aspek teknis, tetapi juga
dari aspek lainnya.
2) Aspek manfaat
Dalam aspek ini, hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya bermanfaat bagi
manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
150
3) Aspek akurat
Dalam aspek ini, informasi atas hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya memiliki
tingkat ketepatan yang tinggi. Setelah dilakukan evaluasi, hendaknya informasi usaha
atau bisnis dapat dipakai untuk menilai apakah realisasi promosi usaha menyimpang
atau tidak.
Evaluasi usaha atau bisnis dapat dibuat wirausaha pada berbagai bidang pekerjaan
yaitu dalam bidang usaha, bidang organisasi, maupun dalam bidang perusahaan. Perencanaan
dan evaluasi merupakan beberapa aspek manajemen usaha atau bisnis yang sangat penting.
Di dalam dunia usaha atau bisnis, perencanaan dan evaluasi selalu memberi kesempatan pada
dunia manajemen untuk berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi komputer dan
sistem informasi.
c. Aspek usaha/bisnis yang akan di-evaluasi oleh wirausaha
Berikut ini ada beberapa aspek usaha atau bisnis yang akan dievaluasi oleh wirausaha,
di antaranya sebagai berikut.
1) Aspek strategi usaha/bisnis
Evaluasi aspek strategi usaha atau bisnis bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
implementasi dari strategi usaha atau bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Aspek sumber daya manusia
Ada beberapa hal penting dari aspek sumber daya manusia yang perlu dievaluasi oleh
wirausaha, antara lain mengenai produktivitas kerja, pengembangan kerja, dan kepe-
mimpinan.
3) Aspek keuangan
Tujuan mengevaluasi usaha atau bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui
apakah realisasi investasinya sesuai dengan rencana dan harapan. Adapun analisisnya
dapat ditinjau dari sudut laba atau keuntungan dengan membandingkan antara
pengeluaran dengan pendapatannya. Dalam aspek ini juga dievaluasi masalah
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek usaha untuk mem-bayar utang
dan menilai apakah usaha atau bisnisnya akan berkembang terus.
4) Aspek operasional
Evaluasi untuk aspek operasional di dalam usaha atau bisnis ada beberapa hal yang
penting, yaitu:
a) kualitas produk dan jasa
b) teknologi yang dipergunakan
c) kapasitas produksi
d) persediaan bahan baku dan barang jadi
e) model dan manfaat produk;
f) promosi dan pendistribusian produk
Dalam dunia bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada program
kerja usahanya (Atesuna).
4. Faktor dan manfaat evaluasi kegiatan usaha
Pada zaman sekarang, evaluasi usaha atau bisnis telah menjadi media informasi dan alat
komunikasi bagi para wirausaha untuk menuang-kan profil usaha atau bisnis yang akan
dikembangkan-nya. Selanjutnya, wirausahawan dapat merefleksi-kan perkembangan
usaha atau bisnis dan sekaligus dapat mencerminkan maju mundurnya perusahaan.
a. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan wirausaha di dalam membuat evaluasi kegiatan
dan perkembangan usaha
Dalam pelaksaannya, ada 4 (empat) faktor yang perlu diperhatikan wirausaha di
dalam membuat evaluasi kegiatan dan perkembangan usaha atau bisnis yaitu sebagai
berikut.
1) Tujuan evaluasi usaha/bisnis
Tujuan evaluasi usaha atau bisnis yang ingin dicapai harus spesifik dapat diukur,
dan ada kesatuannya.
2) Sub-sub tujuan evaluasi usaha/bisnis
Sub-sub tujuan evaluasi usaha atau bisnis harus dibuat secara berkesinambungan
dan menggambarkan kemajuan usahanya atau bisnisnya.
3) Evaluasi usaha/bisnis mendapat dukungan
Evaluasi usaha atau bisnis harus mendapat dukungan dari semua pihak.
4) Evaluasi usaha/bisnis dapat diantisipasi
Evaluasi usaha atau bisnis harus diantisipasi dan ada kemungkinan munculnya
alternatif strategi usaha atau bisnis yang dapat diformulasikan.
b. Kegunaan evaluasi kegiatan usaha/ bisnis
Adapun kegunaaan dari adanya evaluasi usaha atau bisnis yaitu:
1) untuk membuat studi kelayakan usaha atau bisnis
2) sebagai alat mengajukan kredit modal usaha atau bisnis ke bank atau ke lembaga
keuangan lainnya
3) sebagai bahan pertimbangan dalam mengem-bangkan usaha atau bisnisnya lebih
efektif dan efisien.
c. Manfaat evaluasi usaha/bisnis yang dibuat wirausaha
Adapun manfaat adanya evaluasi usaha atau bisnis yang dibuat wirausaha yaitu:
1. dapat menjadi sebuah gambaran awal, mengenai seberapa jauh kemampuan
manajerial wirausaha di dalam mengelola dan mengembangkan usaha atau bisnis
2. dapat memberikan informasi potensi pasar dan. perkiraan market share yang
mungkin dapat diraih;
3. untuk membandingkan antara perkiraan rencananya dengan hasil yang nyata
4. dapat menyediakan alat komunikasi dan informasi maju mundurnya usaha
5. dapat membantu dalam menguji strategi usaha atau bisnis dan hasil yang
diharapkannya.
d. Cara mendapatkan data dan fakta masa kini sebagai bahan evaluasi usaha/bisnis
Selanjutnya untuk mengetahui perkembangan usaha atau bisnis, wirausaha dapat
mengevaluasi dari sumber data-data dan fakta masa kini. Adapun untuk mendapatkan
data-data dan fakta masa kini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Evaluasi langsung
Evaluasi langsung adalah penilaian langsung dari dekat dan mencari tahu apa
yang dilaksanakan atau dilakukan di dalam kegiatan usaha atau bisnisnya.
Evaluasi langsung ini dapat memberikan gambaran langsung apa yang sedang
terjadi di lapangan kegiatan usaha atau bisnisnya. Cara evaluasi langsung ini
152
dapat membantu dalam mengecek dan menilai kegiatan usaha atau bisnisnya
yang terjadi secara nyata.
2) Evaluasi tertulis
Evaluasi usaha atau bisnis secara tertulis akan menghasilkan data yang lengkap
dan dapat menentukan serta menggunakan metode statistik. Data evaluasi tertulis
ini dapat disimpan lama untuk dijadikan sebagai bahan studi perbandingan
kemajuan dan perkembangan usaha atau bisnis pada masa mendatang. Evaluasi
usaha atau bisnis tertulis yang dibuat oleh wirausaha ada yang berbentuk
deskriptif, berbentuk statistik, dan sebagainya. Sedangkan yang menjadi standar
dalam membuat evaluasi usaha atau bisnis adalah adanya alat ukur untuk
menjajagi penilaian yang sesuai dengan kenyataan keberhasilannya.
3) Evaluasi lisan
Evaluasi usaha atau bisnis secara lisan dapat dikatakan dan dilakukan wirausaha
dengan cara mengadakan serangkaian wawancara atau pertemuan kelompok
untuk mengadakan evaluasi secara informal. Evaluasi secara lisan ini dapat
dilakukan tehadap tenaga penjualan pada akhir kegiatannya dan ditujukan untuk
mengetahui maju mundurnya usaha atau bisnis.
Apabila ada hasil usaha atau bisnis yang berbeda antara yang dicapai dengan standar
evaluasi, maka wirausaha harus berusaha mencari permasalahan dan pemecahannya.
Evaluasi untuk aspekstrategiusaha/bisnis ialah bagaimana implementasi dan strategi
usaha/bisnis yang .telah ditetapkan, (Toshumi)
Hasil evaluasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan mengikuti standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi ke mana hasil evaluasi akan dilaporkan. (Shakura.)
B. MODEL DAN BENTUK EVALUASI KEGIATAN USAHA
1. Pelaporan evaluasi kegiatan usaha
Pelaporan evaluasi usaha atau bisnis memiliki macam-macam model atau bentuk. Hal
ini tergantung pada kebutuhan wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Setelah evaluasi
usaha atau bisnis dipresentasikan, sebaiknya hasil evaluasi dijadikan bahan masukan
dalam pengambilan keputusan atas permasalahan evaluasi yang akan dilaporkan. Langkah
proses pelaporan evaluasi usaha atau bisnis, selanjutnya dapat dilakukan untuk aspek-
aspek lain, baik kualitas analisisnya maupun kuantitas permasalahannya.
Menurut Cronbach (1980), laporan evaluasi yang baik adalah evaluasi yang
memberikan dampak positif pada perkembangan pelaksanaan suatu program usaha.
Adapun untuk model atau bentuk pelaporan evaluasi usaha, wirausaha dapat
menggunakan pola pelaporan riset usaha yang sesuai dengan kebutuhan yaitu mengikuti
standar yang telah ditetapkan oleh wirausaha.
Pelaporan hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya menghasilkan informasi penting
dan berguna bagi wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Jika terjadi penyimpangan
dalam laporan evaluasi usaha atau bisnis, maka wirausaha harus melakukan perubahan
evaluasi dan melakukan pengendaliannya. Agar laporan hasil evaluasi usaha atau bisnis
ada manfaatnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan, maka laporan evaluasi usaha
didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Model evaluasi kegiatan usaha
Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam melakukan evaluasi usaha atau bisnis.
Menurut Alkin (1969) model evaluasi usaha atau bisnis yang evaluasi usaha atau bisnis
dapat dibagi menjadi 5 (lima) macam.
a. System assessment
System assessment adalah sistem evaluasi usaha atau bisnis yang memberikan
informasi tentangkeadaan atau posisi sistem usaha. Evaluasi dapat menghasilkan
153
informasi mengenai posisi terakhir dari seluruh elemen program promosi yang sedang
diselesaikan.
b. Program planning
Program planning adalah program evaluasi usaha/bisnis yang membantu pemilihan
aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya.
c. Program implementation
Program implementation adalah evaluasi usaha atau bisnis yang menyiapkan
informasi, apakah programnya sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang
tepat sesuai dengan perencanaannya. Program ini adalah untuk mengevaluasi usaha
atau bisnis apakah program promosi yang dilaksanakan telah sesuai dengan
segmentasi, target, dan posisi di pasar.
d. Program implovement
Program implovement adalah program evaluasi usaha atau bisnis yang memberikan
informasi, apakah programnya berfungsi, bagaimana program kerjanya, dan
bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu
pelaksanaan kegiatannya.
e. Program certification
Program certification adalah program evaluasi usaha/bisnis yang memberikan
informasi mengenai nilai atau manfaat program. Program ini adalah untuk
mengevaluasi, apakah dampaknya pada konsumen potensial makin tertarik untuk
membeli produk atau untuk menjadi pelanggan.
Agar jelas, di bawah ini dimuat salah satu model evaluasi usaha atau bisnis.
Keterangan:
A1 = Faktor kegiatan usaha/bisnis yang akan dievaluasi
A1,A2 = Apa yang diinginkan dari faktor kegiatan (A1)
A2, A1 = Rentetan mengenai keinginan-keinginan atas faktor (A1)
A3, A5 = Adanya proses analisis data dan fakta (A1, A3), sehingga akan menghasilkan
nilai (A5)
A6 = suatu tolok ukur untuk menilai gap (perbedaannya)
A7 = hasil evaluasi menggunakan tolok ukur (A1) bahwa faktor (A1 memang
bermasalah.
A8 = hasil evaluasi menggunakan tolok ukur
(A6) bahwa faktor (A1 tidak bermasalah
A8, A9 = tindak lanjut hasil evaluasi usaha atau
bisnis.
Contoh:
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan, misalnya melaksanakan penjualan produknya kepada
konsumen/pembeli/pelanggan.(A1). Dalam hal ini, wirausaha perlu mengevaluasinya.
Misalnya menurut perencanaan atau prakiraan laba usaha atau bisrtisnya untuk tahun 2003
sebesar Rp 500.000.000,00 (A1, A2). Pada data akhir bulan Desember 2003 telah terkumpul
data-data pengeluaran dan pemasukan dari seluruh transaksi dagang mulai bulan Januari
sampai bulan Hesember 2003 (A1, A3). Selanjutnya wirausaha melakukan kalkulasi secara
keseluruhan usaha dan akhirnya dapat diketahuai adanya laba bersih sebesar Rp
400.000.000,00. Dalam hal ini, dapat diketahui dari adanya informasi kegiatan usaha atau
bisnis pada (A5).
Sekarang coba Anda bandingkan selisih antara laba yang seharusnya dan laba yang
berdasarkan kenyataannya (antara A4 dan A5). Hal ini disebut gap (perbedaan). Selanjutnya
coba bandingkan nilai gap (perbedaan) ini dengan tolok ukur tertentu(A 6) berupa adanya
154
kebijakan usaha atau bisnis, misalnya jikagap (perbedaan) yang terjadi nilainya kurang dari
5%, maka penyimpangannya dianggap wajar. Dalam prakteknya, misalnya besar gap
(perbedaan) ternyata 1%, maka hasil evaluasi kinerja usaha atau bisnis dan sisa laba
bersihnya termasuk tidak ada masalah (A8).
Laporan hasil evaluasi usaha atau bisnis, akan menghasilkan informasi salah satu alternatif
dan rekomendasinya berupa adanya pernyataan suatu masalah. Hal yang dianggap masalah di
dalam laporan hasil evaluasi adalah adanya gap (perbedaan) yang berada di luar batas
toleransi, sehingga perlu disiapkan langkah-langkah pengendaliannya.
3. Format kegiatan evaluasi usaha
Melakukan evaluasi usaha atau bisnis memer-lukan alat-alat evaluasi yang tepat.
Penggunaan alat-alat evaluasi usaha tergantung pada apa yang akan dievaluasinya.
Jika yang akan dievaluasi aspek pemasaran dan penjualan produk, maka alat-alat yang
dipergunakan adalah alat-alat evaluasi pemasaran dan penjualan. Jika yang dievaluasi
aspek keuangan usaha, maka alat-alat yang dipergunakan tentu berhubungan dengan
masalah keuangan. Kesemuanya itu dapat dilakukan dalam jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
Wirausaha akan mengevaluasi kegiatan kerja usahanya untuk mengetahui apakah
perusahaan miliknya makin berkembang dan berhasil atau tidak. Evaluasi kegiatan usaha
ini dilakukan untuk menilai implementasi strategi di dalam perusahaan milik para
wirausaha.
Salah satu format evaluasi kegiatan usaha yang biasanya dipergunakan para wirausaha,
sistematisnya sebagai berikut.
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah Kegiatan Usaha
B. Identifikasi Masalah Kegiatan Usaha
C. Rumusan Masalah Kegiatan Usaha
D. Pembatasan penelitian kegiatan
E. Hipotesis penelitin kegiatan usaha
segala bidang usaha atau bisnis yang dijalankan para wirausaha. Para wirasuaha didalam
pelaksanaan kegiatan usaha atau bisnisnya, akan berlomba-lomba untuk berusaha
menarik dan mempengaruhi sebanyak nmungkin para konsumen/pembeli/pelanggan
dengan memberikan pelayanan primanya.
Berbagai macam cara dilakukan para wirausaha untuk memaksimalkan rasa kepuasan
para pelanggannya, baik melalui pengembangan mutu produk, model produk, manfaat
produk, maupun kualitas pelayanannya.
B. Identifikasi masalah kegiatan usaha
Hal-hal yang dapat diidentifikasi untuk diteliti didalam pelaksanaan kegiatan usaha
adalh kepuasan para konsumen/pembeli/pelanggan atas layanan yang diberikan
wirausaha sebagai pemilik perusahaan, misalnya di dalam harga produk, model
produk, manfaat dan kualitas produk.
C. Rumusan masalah kegiatan usaha
Rumusan masalah evaluasi kegiatan usaha disini adalah sejauh mana rasa kepuasan para
konsumen/pembeli/pelanggan atas layanan yang diberikan wirausaha sebagai pemilik
perusahaan.
D. Pembatasan penelitian kegiatan usaha
Adapun pembatasan penelitian evaluasi kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Penelitian kegiatan usaha dilakukan secara terbatas par
konsumen/pembeli/pelanggan.
2. Wilayah penelitian kegiatan usaha dibatasi pada pasar atau tempat usaha tertentu.
3. Periode penelitian kegiatan usaha dilakukan dari bulan-bulan tertentu yang sudah
ditetapkan oleh wirausaha
4. Data-data primer kegiatan usaha diambil melalui pembagian secara kuisioner
E. Hipotesis penelitian kegiatan usaha
Hipotesis penelitian kegiatan usaha berdasarkan para identifikasi masalah yitu para
konsumen/pembeli/pelanggan merasa puas atas pelayanan wirausaha sebagai pemili
perusahaan.
F. Kesimpulan dan saran kegiatan usaha
Kesimpulan evaluasi kegiatan usaha secra keseluruhan mengenai kualitas pwrusahaan
milik wirausaha sangat maju dan berkembang serta memuaskan para
konsumen/pelanggan/pembeli.
Saran-saran di dalam evaluasi kegiatan usaha ialah kemajuan usaha, perkembangan
usaha, keuntungan usaha dan kepuasan para konsumen/pelanggan/pembeli dapat
dipertahankan bahkan terus ditingkatkan.
Evaluasi kegitan usaha adalah salah satu tahap paling penting dalam manajemen usah
yang berguna untuk memberikan feedback atas pelaksanaan suatu kegiatan usaha yang telah
direncanakan. (William jansen)
Evaluasi kegiatan usaha membutuhkan data-data untuk dianalisis dengan alat-alat yng
relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.(Ategawa)
156