You are on page 1of 156

1

DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
Kurikulum 2004

Bab 1 Mempersiapkan pendirian usaha .................................................................................. 3


A. Perencanaan pendirian usaha ..................................................................................
B. Mengurus surat izin usaha
Soal-soal latihan
Bab 2 Permodalan usaha
A. Masalah permodalan usaha
B. Peminjaman modal usaha tambahan
Soal-soal latihan
Bab 3 Pengajuan kredit usaha
A. Kredit investasi
B. Kredit modal kerja
C. Prosedur mendapatkan kredit investasi dan kredit modal kerja
D. Skema kredit investasi dan kredit modal kerja
Soal-soal latihan
Bab 4 Menentukan tempat usaha dan fasilitas bahan baku
A. Menentukan tempat usaha
B. Analisis penentuan tempat usaha
C. Mengadakan fasilitas dan bahan baku
Soal-soal latihan
Bab 5 Merekrut dan mengelola sumber daya manusia
A. Merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
B. Konsep, unsure, sifat, manfaat dan penetapan sumber daya manusia
C. Langkah dan tahapan pengelolaan sumber daya manusia
D. Cara mengembangkan pengelolaan sumber daya manusia
E. Pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia
Soal-soal latihan
Bab 6 Mempersiapkan dan mengelola administrasi usaha
A. Masalah administrasi usaha
B. Macam kegiatan administrasi usaha
Soal-soal latihan
Bab 7 Mengelola keuangan usaha dan menghitung rasionya
A. Perencanaaan pengelolaan keuangan usaha
B. Proses pengeloaan keuangan usaha
Soal-soal latihan
Bab 8 Pemasaran produk
A. Peranan dan tujuan pemasaran produk
B. System pemasaran produk
C. Macam, jenis, tipe, dan proses pemasaran produk
D. Menyususn perencanaan pemasaran produk
E. Pelaksanaan pemasaran produk
Soal-soal latihan
Bab 9 Kiat persaingan usaha
A. Persaingan usaha
2

B. Kiat mengatasi persaingan usaha


Bab 10 Pengendalian usaha
A. Pedoman pengendalian usaha
B. Prinsip dan tujuan pengendalian usaha
C. Pelaksanaan pengendalian usaha
D. Praktek khusus pengendalian usaha
Soal-soal latihan
Bab 11 Penyusunan laporan pengelolaan usaha
A. Menyusun laporan pengelolaan usaha
B. Laporan keuangan usaha
Soal-soal latihan
Bab 12 Menyusun perencanaan pengembangan usaha
A. Proses perencanaan pengembangan usaha
B. Kerangka perencanaan pengembangan usaha
C. Karakteristik perencanaan pengembangan usaha
D. Teknik pengembangan usaha
E. Realisasi pengembangan usaha
Soal-soal latihan
Bab 13 Mengevaluasi kegiatan usaha
A. Konsep evaluasi usaha
B. Model dan bentuk evaluasi kegiatan usaha
Soal-soal latihan

MENERAPKAN PENDIRIAN USAHA


3

1. MENERAPKAN PENDIRIAN USAHA


1. Pokok pikiran mempersiapkan pendirian usaha
Seorang calon wirausaha didalam mempersiapkan pendirian usahanya, tidak
mungkin berhasil dengan baik tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu.
Perencanaan pendirian usaha itu memang harus ada, betapa pun sangat sederhana. Di
sisi calon wirausaha, dalam rangka mempersiapkan pendirian usahanya, diwajibkan
membuat perencanaan. Mengapa calon wirausaha harus membuat perencanaan usaha?
Karena perencanaan wirausaha itu merupakan alat yang paling ampuh untuk
menentukan prioritas, mengukur kemampuan, serta mengukur keberhasilan serta
kegagalan usaha. Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang
langkah-langkahnya dengan sasaran, target, petunujuk pelaksanaan, jadwal waktu,
strategi, taktik, program, biaya, dan kebijakannya.
Adapun perencanaan pendiriran usaha yang dibuat secara tertulis merupakan
perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus pelaksanaan usahanya
tidak menyimpang. Membuat perencanaan pendirian usaha itu merupakan
pengalaman yang paling berharga bagi para calon wirausaha. Selanjutnya berdasarkan
pengalaman tersebut dan adanya data-data yang sudah terkumpul, maka pelaksanaan
usahanya akan berkembang dan akan dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Di
dalam mempersiapkan pendirian usaha, calon wirausaha harus membuat dan
menuangkan pokok-pokok pikirannya yang mencangkup:
1. nama perusahaan
2. lokasi perusahaan
3. komiditi yan akan diusahakan
4. konsumen yang akan dituju
5. pasar yang akan di tuju
6. patner yang akan di ajak kerja sama
7. personil yang dipercaya untuk membantu menjalankan usaha
8. jumlah modal yang dibutuhkan dan yang tersedia.
9. peralatan yang perlu disediakan
10. penyebaran promosi

2. Faktor pendirian usaha


Dalam mengambil keputusan untuk mewujudkan minatnya berkaitan dengan
persiapan pendirian usaha, unsur kepribadian calon wirausaha sangat berperan. Suatu
keputusan didalam merencanakan pendirian usaha dengan penuh minat, selalu
berhubungan dengan tanggung jawabnya. Selanjutnya calon wirausaha yang akan
mendirikan usaha,dalam rangka mempersiapkan pendirian usahanya, perlu menelaah
dan memahami kekuatan dan kelemahan yang ada padanya.
Di dalam merencanakan pendirian usaha itu, calon wirausaha menerapkan
kekuatan mentalnya dan selanjutnya dapat melaksanakannya sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi, biasanya
selalu memberikan pengaruh positif terhadap perencanaan pendirian usaha.
Selanjutnya faktor utama yang dapat mendorong seseorang ingin mendirikan usaha
yaitu adanya peluang usaha, ingin menghimpun kekayaan, ingin menjadi bos sendiri,
ingin memperoleh keuntungan dan sebagainya.
Seperti kita ketahui semakin maju suatu Negara, akan semakin banyak orang terdidik
dan banyak juga orang yang menganggur. Oleh karena itu akan semakin terasa
pentingnya perkembangan dunia usaha. Adapun dunia usaha itu merupakan suatu
kegiatan usaha yang penuh tantangan dan penuh risiko. Oleh karena itu untuk
4

mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha terlebih dahulu perlu


menghayati faktor-faktor usaha yang dapat mendukungnya. Agar pendirian usahanya
berhasil maka calon wirausaha selain memahami faktor-faktor usaha, juga harus dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Pemahaman dan penghayatan
terhadap faktor-faktor usaha, sangat penting dalam rangka merealisasikan pendirian
usaha. Agar lebih jelas faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan dan dihayati oleh
calon pendiri usaha. Simaklah uraian sebagai berikut:
a. alam
faktor alam yang perlu dipelajari oleh calon wirausha, antara lain: tanah, sumber
air, bahan mentah dan bahan baku, bangunan atau pabrik dan sebaginya.
b. modal usaha
faktor modal usaha yang perlu dipelajari oleh calon wirausaha, meyangkut
pembiayaan kegiatan usaha dan pengembangannya.
c. keterampilan usaha
faktor keterampilan usaha yang perlu dimiliki oleh calon usaha antara lain:
keahlian, kemampuan, keterampilan teknis, pengetahuan teknologi dan
sebagainnya.
d. tenaga kerja
faktor tenaga kerja sangatlah penting. Sumber tenaga kerja dapat diambil dari
keluarga sendiri, teman-teman dan dari orang lain.
e. faktor-faktor lainnya
adapun faktor-faktor lainnya yang dapat menunjang keberhasilan dalam
mempersiapkan pendirian usaha dapt diuraikan sebagai berikut:
1. faktor lingkungan internal
faktor lingkungan internal merupakan suatu variabel yang menyatakan tingkat
kemampuan calon wirausaha yang mengendalikan pendirian usahanya.
Berikut ini diberikan uraian ringkas tentang faktor-faktor yang termasuk ke
dalam faktor lingkungan internal.
a. sumber daya finansial
di dalam mempersiapkan pendirian usaha, faktor financial hendaknya
disiapkan dan diuraikan berdasarkan kebutuhannya.
b. sasaran dan tujuan
calon wirausaha yang aakn mendirikan usaha, terlebih dahulu harus
menetapkan sasaran dan tujuan usahanya. Hal itun dimaksudkan untuk
mengetahui target-target yang harus di capai, kemajuan dan
perkembangaannya.
c. manajemen usaha
calon wirausaha harus menyusun tim yang efektif dan efisien serta
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan dan merealisasikan
pendirian usaha.
d. pemasok
pemasok yang digunakan harus didasrkan pada faktor-faktor penunjangnya
seperti harganya , waktu penyerahannya, kualitas bahan bakunya dan
sebagainya.
2. faktor lingkungan eksternal
Faktor penunjang eksternal akan menunjang keberhasilan dalam
merealisasikan pendirian usaha. Faktor lingkungan eksternal meliputi hal-hal
berikut:
a. kebudayaan
5

Calon wirausaha yang akan mendirikan usaha harus mempertimbangkan


pergeseran populasi menurut demografi dan budaya masyarakat. Misalnya
dampak ledakan penduduk, perubahan sikap pnduduk, kesehatannya,
tuntutannya, adapt istiadatnya dan sebagainnya.
b. persoalan hukum
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, biasanya calon usaha banyak
menghadapi persoalan hukum, misalnya perizinan usaha. Disini calon
wirausaha harus bersiap-siap untuk dapat mengurus dan mengatasi
perizinan usaha dan persoalan hukum lainnya.
c. perekonomian
Dalam rangka mempersiapkan pendirian usaha, calon wirausaha harus
memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan dalam pendapatan
nasional bruto, pengangguran menurut daerah geografis, dan sebagainya.
d. teknologi
Calon wirausaha yang mempersiapkan pendirian usaha, harus
mempertimbangkan adanya perkembangan teknologi baru yang mungkin
akan mempengaruhi pembuatan poduk dan perkembangan usahanya.
e. persaingan
Calon wirausaha yang akan mempersipkan pendirian usaha, sebagaian
besar selalu menghadapi ancaman persaingan dari perusahaan-perusahaan
besar yang sudah lama berdiri. Di sini calon wirausaha harus bersiap-siap
untuk merencanakan strategi yang paling efektif dan tepat untuk
menghadapi persaingan khususnya dalm bidang pemasaran.
f. permintaan
Sebagian besar produk akan mengikuti daur hidupnya. Berbagai tahap dari
daur hidup produk, biasanya berhubungan dengan pertumbuhan permintaan,
penurunan, permintaan dan sebagainya. Disini calon wirausaha harus
membuat persiapan cara mengatasi berbagai perubahan dalam permintaan
produk. Cara yang dapat dijalankan calon wirausaha adalh menetapkan
saluran distribusi yang tepat, promosi, harga produk, model produk, manfaat
produk dan sebagainya.
g. bahan mentah dan bahan baku
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, calon wirausaha harus
memperhatikan sumber bahan mentah atau bahan baku. Gagasan terbaik
dalam mengatasi bahan mentah adalah membetuk hubungan yang kuat
dengan pemasok dan mewaspadai adanya ancaman kelangkaan bahan
mentah.
Apabila calon wirausaha mempunyai gagasan atau ide untuk mempersiapkan
pendirian usaha, maka dia akan mencari faktor-faktor yang dapat mendorong
gagasan atau idenya itu. Faktor-faktor tersebut antar lain dapat berupa
dukungan keluarga, teman, pengalaman, keuangan, keadaan ekonomi, keadaan
lapangan kerja, sumber daya yang tersedia, dan sebagainya. Adapun faktor-
faktor yang lain cukup berpengaruh yaitupertimbangan pengalaman dengan
spirit, energi serta rasa optimis di dalam mengelola usahanya.
Oleh sebab itu, persiapan pendirian usaha sebaiknya di lakukan pada saat
calon wirausaha memiliki semangat rasa optimis dan sudah dipertimbangkan
untung ruginya. Adapun faktor-faktor umum dalam rangka mempersiapkan
pendirian usaha antara lain sebagai berikut:
1. personal
6

Faktor rasional menyangkut aspek-aspek kepribadian calon wirausaha yang


akan mendirikan usaha.
2. sociological
Faktor sociological menyangkut masalah hubungan calon wirausaha yang
akan mendirikan usaha dengan dukungan keluarga, famili, teman dan
sebagainya.
3. environmental
Faktor environmental menyangkut hubungan calon wirausaha yang akan
mempersiapkan pendirian usaha dengan lingkungannya (bygrave, 1994).
Dalam prakteknya kadang-kadang calon wirausaha yang akan
mempersiapkan pendirian usaha di dorong oleh rasa optimis yang berlebihan.
Untuk memecahkan atau mengatasi rasa optimis yang berlebihan itu ialah
dengan melakukan evaluasi. Bagaimana cara mengevaluasinya?
Cara untuk menevaluasi adalah berhubungan dengan teman-teman yang
akan di ajak kerja sama, para karyawan, sumber modal, komiditi yang akan di
jual, dan daya serap pasar. Mempersiapkan pendirian usah, bergantung juga
pada faktor-faktor berikut ini.
1. Minat dalam usaha
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, apakah calon wirausaha berminat
mengelola di bidang industri, di bidang jasa, dan sebagaianya.
2. Relasi usaha
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, apakah calon wirausaha sudah ada
relasi usahanya yang menekuni usaha yang sama.
3. Perizinan usaha
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, apakah calon wirausaha sudah
mengurus perizinan usahanya.
Setaip timbul gagasan atau ide untuk perencanaan pendirian usah, akan timbul
pertanyaan. Apakah bentuk dan jenis usahanya ? (Atesuna).
Jika keliru memilih jenis usaha, akan menyebabkan kesulitan atau kegagalan
di dalam usahanya. (Rhenaldi).
3. Situasi lingkungan usaha
Calon wirausaha di dalam mempersiapkan pendirian usaha harus
memperhatikan situasi lingkungannya. Adapun lingkungan usaha yang yang
perlu diperhatikan dan dipahami calon usaha yaitu sebagai berikut.
a. Situasi lingkungan usaha secara umum
Situasi lingkungan usaha secara umum yang harus dipelajari oleh calon
wirausaha dalam rangka pendirian usaha antara lain sebagai berikut:
1. Alam disekitar tempat usaha
Dlam hal ini, calon wirausaha harus memperlajari:
 Keadaan tanah, keadaan sumber air, keadaan bahan mentah atau bahan
baku, dan sebagainya.
 Kemudahan atau tersedianya sarana transportasi dan sebagainya.
2. lingkungan masyarakat
Dalam hal ini calon wirausaha harus mempelajri tentang:
 adat istiadatnya, aganmanya, budaya, pandangan, daya belinya, dan
sebagainya.
 Kegemarannya, hobinya, minatnya, dan sebagainya.
b. Situasi fasilitas usaha
7

Situasi fasilitas usaha yang harus dipelajari oleh calon wirausaha antara lain
sebagai berikut:
1. Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah disini mengandung ketentuan tentang perizinan
usaha, hak, dan kewajiban penyelenggaraan usaha.
2. Perkreditan
Di sini calon wirausaha, dalam rangka mempersiapkan pendirian usaha,
harus mencari lembaga-lembaga keuangan mana yang akan memberikan
pinjaman modal usaha dengan persyaratan yang ringan.
3. Sarana usaha
Di sini calon wirausaha, dalam rangka dalam rangka mempersiapkan
pendirian usaha, harus menyiapkan sarana mana yang diperlukan dan
efisien di dalam penggunaannya.
4. Pembinaan usaha
Di sini calon wirausaha, dalam rangka mempersiapkan pendirian usaha,
harus mengetahui badan atau lembaga-lembaga mana yang kiranya dapat
membantu dan memberikan pembinaan.
Calon wirausaha yang akan mempersiapkan pendirian usaha, dari awal
harus menyadari dan mampu menganalisis situasi diri dan situasi
lingkungan usaha dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah ada peluang untuk bidang usaha yang akan didirikan?
2. apakah calon wirausaha tahu betul mengenai seluk beluk bidang usaha
yang akan didirikan?
3. apakah calon wirausaha sudah menjajaki diaman, kapan, dan kepada
siapa untuk mendapatkan pinjaman modal usaha?
4. apakah calon wirausaha tahu persis siapa nanti yang akan menjadi
pesaing dan calon pesaing di dalam bidang usaaha yang sama?
5. apakah calon wirausaha tahu persis siapa pensuplainya?apakah ada
calon pensuplai yang potensiapl di tempat lain?
6. apakah calon wirausaha tahu persis berapa besar pasar yang hendak
dilayani?
7. apakah calon wirausaha tahu persis teknik pembuatan barang?
8. apakah calon wirausaha sudah menentukan dimana lokasi usaha akan
didirikan?
9. apakah calon wirausaha mengerti tentang seluk beluk peralatan usaha
yang diperlukan yang akan digunakan?
10. apakah calon wirausaha mengetahui cara untuk mendapatkan tenaga
kerja yang dibutuhkan?
11. apakah calon wirausaha mengetahui segala peraturan pemerintah yang
menyangkut yuridis tentang perizinan usaha?
 Berbisnis jika berhasil akan memberikan earning yang berlipat
ganda, namun risikonya juga sepadan dengan hasilnya. (Rhenaldi)
 Proses perencanaan usaha dimulai dengan merumuskan dengan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. (Danggun)
4. Faktor pertimbangan khusus
Faktor pertimbangan khusus yang perlu dilakukan oleh calon wirausaha dalam
rangka mempersiapkan pendirian usaha, meliputi hal-hal berikut ini:
b. Perencanaan pasar
8

Dengan adanya perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya


persaingan, maka usaha yang baru didirikan, bukan hanya didorong untuk
melayani kebutuhan pasar saja, akan tetapi harus dapat menciptakan pasar.
Di sini, sebelum calon wirausaha menentukan jenis atau bentuk usaha,
terlebih dahulu harus meneliti apa yang diminta oleh pasar.
Seperti kita ketahui, kiblat pertama bagi calon wirausaha di dalam
mempersiapkan pendirian usaha yitu harus merencanakan dan
mempertimbangkan pasarnya. Selanjutnya dengan mendayagunakan
kemampuannya, calon wirausaha harus merencanakan dab menciptakan
pemasaran jenis barang yang berbeda dengan barang sejenis yang telah
lama dikenal umum dipasaran.
c. Perencanaan pokok usaha
Setelah calon wirausaha mengadakan pengamatan dan penelitian pasar,
diharapkan dapat memperkirakan pemasaran jenis barang dagangan atau
produk apa yang akan dikembangkan. Berdasarkan luasnya pasar, calon
wirausaha didalam rangka mempersiapkan pendirian usaha harus
memperhitungkan perencanaan pokok usaha di bawah ini.
1. Perencanaan produksi
Dalam merencanakan produksi, calon wirausaha diharapkan
menguasai hal-hal yang menyangkut cara pembuatan dan peyediaan
barang yang maksimal sebanyak jumlah yang didapat diserap oleh
pasar.
2. Perencanaan keuangan
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, calon wirausaha diharapkan
dapat menguasai faktor-faktor pendukung yang dapat menunjang
keberhasilan usaha. Di sini calon wirausaha selalu dihadapkan pada
banyak pilihan antara lain memproduksi barang, memasarkan barang,
alat-alat produksi, dan merencanakan keuangan usaha.
3. Perencanaan penjualan
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, calon wirausaha harus
memperhitungkan atau menafsirkan jumlah barang yang akan
diproduksi dan dapat dijual serta dapat dijual oleh pasar.
Selanjutnya calon wirausaha harus memperhatikan dan bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
a. bagaimana tanggapan konsumen dengan adanya perusahaan baru?
b. Bagaimana tanggapan keluarga dan orang-orang yang akan
membantu dalam mempersiapkan pendirian usaha?
c. Berapa jumlah bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan dan
berapa biayanya?
d. Bagaimana kemampuan dan keahlian sumber daya manusia yang
akan memproduksi barang-barang?
e. Bagaimana mempersiapkan peralatan atau mesin-mesin
meproduksi barang?
f. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan?
g. Bagaimana mempersiapkan anggaran keuangan usaha?

5. Proses perencanaan pendirian usaha


9

Agar proses perencanaan pendirian usaha berhasil, maka calon wirausaha


harus mempunyai perencanaan usaha jangka panjang dan jangka pendek. Adapun
pelaksanaan proses pendirian usaha itu, dimulai dengan merumuskan tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Secara umum proses dan hakikat
perencanaan pendirian usaha ynag dilakukan oleh para calon wirausaha adalah
sama.
Adapun proses perencanaan pendirian usaha itu ada delapan langkah pokok
sistematis yaitu:
Langkah pertama mrumuskan tujuan dan sasaran usaha. Kemudian calon
wirausaha mengumpulkan data, fakta, dan informasi
mengenai informasi mengenai situasi dan kondisi
lingkungan di sekitar tempat usaha yang akan didirikan.
Langkah kedua mngumpulkan fakta, data dan informasi mengenai situasi
kondisi usaha yang akan didirikan.
Langkah ketiga mengadakan pembahasan atau analisis mengenai fakta, data
dan informasi yang didapatkan dari langkah 1 dan 2 untuk
mencari peluang usaha, mengenai ancaman, kekuatan, dan
kelemahan di dalam mengambil langkah-langkah kegiatan
usaha pada masa mendatang.
Langkah keempat merumuskan sasaran usaha yang akan didirikan dengan
penuh tanggung jawab
Langkah kelima merumuskan berbagai berbagai alternative dan memilih
alternative yang terbaik dan dapt ditempuh untuk
merealisasikan sasaran pendirian usaha.
Langkah keenam merumuskan rencana strategis pendirian usaha jangka
pendek.
Langkah ketujuh merumuskan rencana taktis pendirian usaha jangka panjang.
Langkah kedelapan menyusun anggaran belanja dalam rangka pendirian usaha.

Perencanaan usaha merupakan alat yang ampuh untuk menentukan prioritas,


mengukur kemampuan serta mengukur keberhasilan dkegagalan usaha. (Wiliam
Jr)
Suatu perencanaan usaha dapat menolong wirausaahawan untuk mengembangkan
kemampuan manajerial dan menyusun suatu rancangan yang teratur.
6. Kegiatan memulai usaha
Di dalam praktek untuk mendirikan suatu usaha baru, calon wirausaha sangat
memerlukan penguasaan mengenai berbagai faktor yang saling melengkapi.
Selanjutnya untuk melaksanakan serentetan kegiatan yang saling berhubungan itu,
banyak hal yang perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan diantaranya:
a. berapa banyak bahan baku atau bahan mentah yang diperlukan oleh
perusahaan?
b. Berapa besarenya biaya yang diperlukan oleh perusahaan?
c. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan?
Sejak usaha baru didirikan maka para calon wirausaha akan dihadapkan pada
banyak pilihan antara lain mengenai:
a. produksi
b. keuangan usaha
c. pemilihan membuat produk barang atau jasa
d. penetapan harga produk
10

e. pelaksanaan pemasaran dan penjualan produk (barang atau jasa)


setelah sebagain besar faktor-faktor usaha dapat dikuasai oleh wirausaha,
kepribadiannya cukup mantap, modal usahanya sudah disiapkan, maka langkah-
langkah kegiatan memulai usaha selanjutnya sebagai berikut:

a. pengamatan pasar
pengamatan pasar sangat penting dalam rangka pendirian usaha dan
pengembangannya. Tujuan dari pengamatan pasar ialah agar produk (barang
atau jasa) yang dihasilkan itu dapat dibeli oleh pasar dan menguntungkan.
Pada dasarnya, kegiatan pengamatan pasar itu ialah untuk mencari dan
memperoleh bahan keterangan dan informasi mengenai:
1. produk (barang/jasa) apa saja yang dapat diminta oleh pasar?
2. kapan produk (barang/jasa) tersebut diperlukan?
3. berapa jumlah produk (barang/jasa) yang diperlukan?
4. berapa dan siapa yang menjadi pembeli langsung?
5. bagaimana suasana persaingan dalam usaha?
6. bagimana cara pendistribusian produk (barang/jasa)
di sini ada dua hal yang harus diperhatikan oleh para calon wirausaha
mengenai bahan keterangan atau informasi yang perlu ditelaah, yaitu:
1. tanggapan khusus para pembeli mengenai barang/jasa yang dijual
2. mengatur potensi usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar
b. menentukan jenis usaha
dalam hal ini, akan sesuai dan cocok sekali jika calon wirausaha dapat
menentukan jenis usaha yang akan dilaksanakan dan akan dikembangkannya.
Didalam praktek, ada dua pilihan untuk menentukan jenis usaha yaitu:
1. menciptakan jenis kebutuhan pasar yang sesuai dengan potensial pasar
2. mengatur potensi usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
c. pengaturan produksi
agar jenis produk dan mutunya disenangi pembeli/pelanggan dan sesuai
dengan kebutuhan pasar, maka calon wirausaha perlu menagtur produknya,
antara lain dengan cara:
1. memperhatikan waktu, yaitu kapan produk itu diedarkan secepatnya.
2. menjaga kondisi produk, yaitu modelnya, mutunya, manfaatnya,
bungkusnya, penyajiannya, dan sebagainya.
3. mengatur jumlah produk yang di produksi
d. penentuan harga jual produk
di sini calon wirausaha harus dapat menentukan harga jual produk. Penentuan
harga produk itu tergantung pada:
1. keuntungan usaha
2. daya beli konsumen/pembeli/pelanggan
3. harga produk umumnya dan persaingannya
4. komisi untuk para agen/penyalur
5. cara pembayarannya
harga produk (brang atau jasa)itu merupakan salah satu penentu luasnya pasar.
Oleh karena itu, untuk menentukan harga jual produk/jasa yang terbaik,
diharapkan clon wirausaha dapat menguasai perhitungan masalah yang
berkaitan dengan usaha.
e. membuat produk
11

jika jenis usaha sudah ditentukan dan akan dilaksanaka, selanjutnya calon
wirausaha perlu mempertimbangkan dan memikirkan:
1. apakah keseluruhan proses produksi akan ditangani sendiri?
2. apakah ada sebagain proses yang dipercayakan kepada penguasha lain?
f. tempat usaha
1. letak tempat usaha
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam menentukan letak
tempat usahnya:
a. daerah sekitarnya dan masyarakatnya
b. persaingan usahanya
c. hubungan dengan pasar dan sumber bahan mentah atau bahan baku
d. dekat dengan fasilitas air, listrik, jalan, telepon dan sebagainya.
2. tanah tempat usaha
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam menentukan tanah
tempat usaha yaitu:
a. luas dan harganya
b. sumber air, tempat pembuangan air limbah dan sebagainya
g. rencana anggaran pendapatan dan belanja usaha (RAPB usaha)
RAPB usaha adalah perhitungan kalkulasi usaha. Umtuk membuat RAPB
usaha yang baru dimulai, semua pos-pos dalm jangka waktu tertentu harus di
catat dengan teliti. Adapun manfaatnya RAPB ialah untuk mengawasi
pelaksanaan usaha, mengetahui perkembangan usaha dan untuk mengambil
keputusan yang tepat. Dengan adanya RAPB usaha, penggunaan uang akan
lebih terkendali dan lebih terarah pada pencapaian usaha.

2. MENGURUS SURAT IZIN USAHA


1. Teknis pengurusan surat izin usaha
Sebelum perusahaan memulai beroprasi, salah satu yang tidak boleh dilupakan oleh calon
wirausah ialh mengurus surat perizinan usaha. Perizinan usaha itu merupakan alat untuk
pembinaan , pengarahan, pengawasan, dan alat pengendalian pengelolaan usaha.
Perizinan usaha ini dilakukan atau diwajibkan akan tercapai ketertiban di dalam usaha,
kelancaran arus barang dan kesempatan untuk mengembangkan usaha.
Didalam membantu perkembngn usaha, pemerintah daerah (pemda) banyak memberikan
kemudahan dalam pengurusan perizinan usaha. Bagi pemerintah sendiri, perizinan usaha
itu sangat penting untuk mengetahui perkembangan tentang di dunia usaha di wilayah
Negara Republik Indonesia. Sebagai tindak lanjut inpres nomor 5 tahun 1984, tentang
penyederhanaan dan pengendalian perizinan di bidang usaha, telah diterbitkan SK Mentri
perdagangan nomor 1458/KP/XII/1984.
Dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah daerah melalui peraturan dalam bidang
perizinan usaha, berarti pememrintah daerah melalui peraturan dalam bidang perizinan
bidang usaha, berarti pemerintah turut serta meningkatkan efektivitas dan produktivitas
dalam bidang usaha. Adapun perizinan usaha yang harus dimiliki oleh calon wirausaha
itu banyak macamnya dan bergantung pada jenis usaha yang akan dijalankannya. Seperti
kita ketahui bahwa untuk usah industri pada prinsipnya diperlukan izin-izin usaha antara
lain:
a. izin prinsip
izin prinsip (IP) adalah suatu persetujuan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
(pemda) setempat untuk mendirikan perusahaan industri.
b. izin penggunaan tanah
12

izin penggunaan tnah (IPT) ini dikeluarkan oleh kantor agraria pemda setempat, setelah
izin pembebasan tanah dimiliki. Izin pembebasan tanah itu berupa sertifikat hak guna
bangunan (SHGB).
c. izin mendirikan bangunan
Izin mendirikan bangunan (IMB) dikeluarkan oleh pemda melalui dinas pengawasan
pembangunan kota (DPPK). Adapun persyaratan untuk menggurus IMB ialah bangunn
yang akan didirikan harus sesuai dengan gambar yang telah disahkan oleh kepala dinas,
pelaksanaan pembangunannya tidak bioleh menggangu tempat masyarakat disekitarnya
dan sebagainya.
d. izin gangguan
izin gangguan diukeluarkan oleh bagian undang-undang gangguan pemda setempat,
sebelum mengajukan permohonan izin gangguan, calon wirausaha yang akan
mendirikan perusahaan, wajib memiliki izin dari RT, RW, dan kelurahan setempat
serta mendapat persetujuan tidak keberatan dari para tetangga terdekat. Adapun
persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh calon wirausaha jika akan mendirikan
perusahaan yaitu :
1. tempat usaha dan perkarangan harus selalu bersih
2. diesel atau mesin-mesin tidak bising, pondasi bangunan harus kuat menahan getaran,
dan sebagainya.
3. menyediakan sarana pengaman, seperti alat pemadam kebakaran, obat-obatan dan
sebagainya.
4. buka usaha hanya pada jam tertentu dan tidak menganggu masyarakat disekitarnya.
5. memiliki surat izin usaha pedagangan (SIUP).
2. Pelaksanaan pengurusan izin usaha
Didalam pelaksanaannya, mengurus surat izin usaha tersebut tidaklah terlalu sulit. Setelah
semua persyaratan dipenuhi, selanjutnya calon wirausaha dapat langsung menghubungi
instansi yang terkait yang berwenang (pemda, kanwil perdagangan, kanwil perindustriian,
kanwil pertanian, kanwil pariwisata, dan sebagainya). Di dalam mengurus perizinan
usaha, kepada calon wirausaha diberikan formulir isian untuk dilengkapi. Adapun
keterangan-keterangan yang diperlukan untuk mengisi formulir tersebut yaitu:
a. nama perusahaan
b. bentuk usaha
c. nomor pokok wajib pajak (NPWP)
d. alamat kantor
e. identitas pemilik dan pengurus perusahaan
f. jenis usaha
g. ketenagakerjaan
h. golongan usaha
i. mesin-mesin peralatan usaha
j. permodalan usaha
k. akta pendiian usaha
Adapun prosedur untuk memperoleh perizinan usaha sebagai berikut:
a. calon pengusaha atau pemohon mendatangi kanwildag atau kantor perdagangan di
bagian perizinan
b. dari bagian perizinan, calon pengusaha akan di beri buku pedoman formulir surat
permohonan izin (SPI) dan mendapat penjelasan-penjelasan yang berhubungan dengan
penyelesaian perizinan usaha.
13

c. calaon pengusaha atau pemohon melengkapi dokumen-dokumen atau persyaratan yang


diperlukan dan mengisis formulir SPI. Apabila kurang jelas, pemohon dapat meminta
penjelasan petugas di loket perizinan usaha.
d. formulir SPI yang sudah diisi di lampiri dokumen-dokumen atau persyaratan lainnya
diserahkan ke loket perizinan usaha dan di sana kelengkapan itu akan diperiksa oleh
petugas.
e. calon pengusaha atau pemohon meninggalkan loket perizinan dengan membawa
dokumen-dokumen asli, sedangkan yang dilampirkan atau foto copy aslinya.
f. apabila permohonannya dikabulkan, maka pemohon akan menerima surat perintah
pembayaran uang administrasi dan uang jaminan ke bank yang ditunjuk.
g. setelah menerima surat perintah membayar, maka calon pengusaha atau pemohon
langsung mendatangi bank yang ditunjuk untuk melakukan pembayaran sebagaimana
yang sudah ditentukan.
h. dengan menyerahkan tanda bukti pembaran dari bank, calon pengusaha atau pemohon
dapat menghubungi bagian perizinan untuk mengambil surat izin usaha perdagangan.

b. SITU (surat izin tempat usaha)


1. Ketentuan-ketentuan pokok SITU
Untuk kelancaran usaha stiap pengusaha perlu mengurus surat izin tempat usaha.
Surat izin tempat usaha dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II, sepanjang
ketentuan-ketentuan undang-undang gangguan (HO) mewajibkannya. Adapun
prosedur pengurusan surat izin tempat usaha di antaranya:
 Terlebih dahulu meminta izin para tetangga disekitarnya kiri-kanan dan depan-
belakang.
 Jika sudah memperoleh izin dari para tetangga serta sudah diketahui oleh RT dan
RW, selanjutnya diteruskan ke kelurahan dan kecamatan untuk memperkuat izin
tempat usaha.
 Permohonan surat izin dari para tetangga yang sudah diketahui oleh lurah dan
camat, akhirnya di urus ke kotamadya/kabupaten untuk memperoleh surat izin
tempat usaha. SITU setiap tahun sekali dilakukan registrasi (daftar ulang).
 Membayar biaya izin dan leges, berdasarkan PERDA nomor 17/PD/1976, nomor
35/PD/1977 dan nomor 09 tahun 1986.
2. Syarat-syarat yang tertuang dalam SITU
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha/pemilik/pengurus yang bersangkutan
wajib mentaati syarat-syarat sebagai berikut:
a. keamanan
ketentuan umum untuk keamanan tempat usaha antara lain:
 Dalam perusahaan harus disediakan alat pemadam kebakaran
 Perusahaan yang kegiatannya menyediakan bahan-bahan yang mudah terbakar,
harus menyimpan barang-barang tersebut dengan aman.
 Bangunan perusahaan harus terdiri atas bahan-bahan yang tidak mudah terbakar.
 Harus mengikuti dan mentaati undang-undang keselamatan kerj.
b. kesehatan
ketentuan umum untuk kesehatan tempat usaha antara lain:
 Harus memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan.
 Harus menyediakan tempat kotoran/sampah yang tertutup
 Harus mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup.
 Harus menyediakan alat-alat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
c. ketertiban
14

Ketentuan umum untuk ketertiban tempat usaha antara lain:


 Harus menjaga ketertiban
 Kegiatan perusahaan akan dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah
daerah
 Melebihi ketentuan jam kerja, dapat dilakukan izin khusus.
 Dilarang menyimpan barang-barang di pinggir jalan umum.
 Penggunaan bangunan usaha harus sesuai dengan peraturan pemerintah daerah
tempat perusahaan itu berdomisili.
d. syarat-syarat lain
syarat-syarat lain yng hrus dipenuhi yaitu:
 harus mengutamakan penerimaan tenaga kerja dari penduduk disekitarnya yng
mempunyai KTP.
 Harus menjaga keindahanlingkungan dan mengadakan penghijauan.
Seperti kita ketahui bahwa perusahaan yan melanggar syarat-syarat tersebut di atas,
berakibat SITU-nya akan di cabut dan dikenakan tindakan tutupnya perusahaan.
SITU pada umumnya di berikan dalam jangka waktu 3 tahun terhitung mulai
tanggal permohonan, dan selambat-lambatnya 1 bulan sebelum jangka waktu
tersebut berakhir harus mengajukan perpanjangan.
b. SIUP (surat izin usaha perdagangan
1. Ketentuan umum SIUP
SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh mentri atau pejabat yang ditunjuk
kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang perdagangan dan
jasa. SIUP diberikan kepada para pengusaha baik perorangan, firma, CV, PT,
koperasi, BUMN, dan sebagainya.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domosili atau penanggung jawab perusahaa. SIUP
perusahan kecil dan menengah diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala kantor
perdagangan daerah tingkat II atas nama mentri, sedangkan SIUP perusahaan
besar diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala kantor wilayah departemen
perdagangan daerah tingkat I atas nama mentri.
SIUP perusahaan kecil dan menengah masa berlakunya tidak terbatas atau selama
perusahaan yang dimilikinya masih menjalankan kegiatan usaha. SIUP bagi
perusahaaan besar mempunyai masa 5 tahun, berdasarkan tempat kedudukan
perusahaa, dan berlaku untuk melakukan kegiatan perdagangan dalam negeri di
seluruh wilayah republic indonesi.
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan surat permohonan izin.
Perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan dapat dibedakan menjadi:
1. perusahaan kecil yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih
(netto) di bawah Rp. 25.000.000.
2. perusahaan menengah yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan
bersih (netto) Rp. 25.000.000 sapai 100.000.000.
3. perusahaan besar yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan
bersih (netto) diatas Rp. 100.000.000.
2. Kewajiban pemilik SIUP
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa kewajiban yang dibebankan kepada pemilik
SIUP di antarnya sebagai berikut:
a. Pemilik SIUP wajib melaorkan kepada
1. kepala kantor wilayah departemen perdagangan atau kepala departemen
kantor departemen perdagangan yang menerbitka SIUP, apabila perusahaan
15

tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menuntup perusahaan disertai


dengan pengembalian SIUP.
2. kepala kntor wilayah departemen perdagangan setempat mengenai:
a. pembukaan cabang/perwakilan perusahaan
b. penghentian kegaiatan atau penutupan cabang/perwakilan perusahaan.
b. Perusahaan wajib memberikan data informasi mengenai kegiatan usahanya
apabila diperlukan oleh mentri atau pejabat berwenang.
c. Perusahaan wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. warna putih untuk perusahaan kecil
2. warna biru untuk perusahaan menengah
3. warna kuning untuk perusahaan besar
c. NPWP (nomor pokok wajib pajak)
Setiap wajib pajak wajib mendaftarkan dirinya pada kantor pelayanan pajak setempat
dan kepadanya diberikan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Terhadap wajib pajak
yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP, akan dikenakan sanksi
pidana sesuai dengan ketentuan dalam pasal 39 undang-undang , nomor 6 tahun 1983,
yaitu:
“ Barang siapa yang tidak disengaja mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada Negara,
di pidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-
tingginya sebesar empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang
tidak dibayar”.
Pada umumnya yang diwajibkan untuk mendaftarkan dan mendapatkan NPWP adalah
setiap wajib pajak yang meliputi:
1. Setiap badan yang menjadi subjek pajak penghasilan yaitu CV, PT, firma
BUMN/Kongsi, Koperasi, Yayasan/lembaga, dan badan usaha tetap.
2. Setiap wajib pajak orang pribadi/perorangan pajak penghasilan yang mempunyai
penghasilan neto di atas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang mulai berlaku
sejak tahun 2000 besarnya adalah:
a. Rp. 2.880.000/tahun untuk diri wajib pajak.
b. Rp. 1.440.000/tahun untuk wajib pajak pajak yang kawin (istri).
c. Rp. 1440000/tahun untuk setap orang keluarga sedarah dan semenda dalam garis
lurus dan anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhyah, maksimal 3orang
3.setiap wajib pajak harus mengisi surat pemberi tahuan, menandatangani dan
meyampaikan kedirektorat jendral pajak ( kantor pelayanan pajak/ KPP ) dalam
wilayah wajib pajak bertempat tinggal atau berkedudukan . Pada Umumya, Setiap
orang yang mempuyai MPWP wajib mengisi dan meyampai kan surat pemberitahuan
( SPT ). Apabila SPT tidak disampaikan atau di sampaikan tidak sesuai dengan atas
waktu sebagai mana yang ditentukan tersebut, di kenakan sangsi adminitrasi sebesar
Rp. 10000 pengisian SPT harus dilakukan secara benar,jelas, lengkap sesuai dengan
petunjuk yang di berikan yang harus di sampaikan kepada kantor pelayanan pajak
tepat pada waktuya.
4. Setiap wajib pajak harus mengambil sendiri SPT yang telah di sediakan oleh
Direktorat jendral pajak Mengisi, Menghitung, Dan memperhitungkan sendiri pajak
yang terutang dalam satu dalam satu masa pajak dan meyampaikan SPT yang telah di
isi dan di tandangani tersebut kepada direktorat jendral pajak/ kantor pelayanan pajak
setempat dalam batas waktu yang telah di tentukan
d. NRP (nomor register perusahaan)
16

Nomor regester perusahaan di sebut juga tanda daptar perusahaan ( TDP ).


Bagian belakang Perhatian
1. tanda daptar perusahaan wajibdi pasang di tempat tyang mudah di lihat oleh
umum.
2. nomor tanda daptar perusahaan wajib di cantumkan pada papan nama perusahaan
dan dokumen dokumen yang di pergunakan dalam kegiatan usaha
3. apa bila tanda daptar perusahaan hilang atau rusak, wajib mengajukan permintaan
tertulis kepada kantor pendaptaran perusahaan untuk memperoleh penggantiya
dalam waktu 3 bulan kehilangan atau rusak.
4. setiap peruahan hal hal yang di daptarkan wajib dilaporkan kepada kantor
pendaptaran perusahaan denagmeyebutkan alasa alasanya, dalam waktu 3 bulan
setelah terjadiya 3 bulan.
5. daptar perusahaan hapus apabila terjadi hal hal berikut :
6. tanda daptar perusahaanberlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak di terbitkan dan
wajib diperbaharui selambat lambatya 3 bula sebelum masa berlakunya berakhir.
Ketentuan pidana
1. barang siapa yang menurut undang undang ini dan atau peraturan pelaksanaanya
di wajibkan mendaptarkan perusahaanya dalam daptar yang dengan sengaja atau
karna kelalayannya tidak memenuhi kewajibannya di ancam dengan pidana
penjara selama lamya 3 bulan atau pidan setinggi-tingginya Rp 3000000. tindak
pidan tersebut merupakan kejahatan. ( pasal 32 )
2. Barangsiapa melakukan atau meyuruh melakukan pendafaran secara keliru atau
tidak lengkap dalam Daptar perusahaan diancam dengan pidana kurungan selam-
lamanya 3 ( tiga ) bulan atau pidana dendasetinggi-tinggiya Rp. 1500000. tindak
pidana tersebut merupakan pelanggaran. ( pasal 33 ).
3. barang siapa tidak memenuhi kewajibanya menurut undang-undang ini dan atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya untuk menghadap atau menolak untuk
meyereahkan atau menagjukan sesuatu persyaratan dan atau keterangan lain untuk
keperluan pendaptaran dalam daptar perusahaan diancam dengan pidana kurungan
selama-lamaya 2 bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 1000000 tindak
pidna tersebut merupakan pelanggaran. ( asal 34 ).

e. NRB (nomor rekening bank)


Persyaratan untuk mendapatkan No rekening bank adalah sebagai berikut:
1. poto copy KTP atau SIM
2. Mengisi pormulir contoh tanda tangan
Nomor rekening bank untuk peusahaan minimal 2 orang yaitu:
1. Bendahara;
2. Manajer.
Sedangkan nomor rekening bankunuk per orangan hana yang bersangkutan saja.

f. AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)


Analisis mengenai dampak lingkungan adalah keseluruhan proses yang meliputi
peyusunan analisis mengenai dampak lingkungan bagi berbagai usaha atau kegiatan
terpadu / multi sector. Dengan perkataan lain, AMDAL adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
17

Terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan dan terkendaliya


pemanfaatan sumberdaya alam secarabijaksana merupakan tujuan dalam AMDAL
( Analisis mengenai dampak lingkungan ). Dampak penting menurut penjelasan pasal
16 di tentukan antara lain oleh :
1. Jumlah manusiayang akan terkenadampak:
2. Luas wilayah persebaran dampak :
3. lamaya dampak berlangsung:
4. Intensitas dampak:
5. banyaknya Komponen Lingkungan lainnya yang akan terkena dampak:
6. Sifat kumulatif dampak tersebut :
7. Berbalik ( reversible ) atau tidak berbalik ( irreversible )
Adapun yang mendasari analisis mengenai dampak lingkungan, di antaranya:
1. jumlah manusia yang akan terkena dampak ;
2. luas wilayah persebaran dampak;
3. lamanya dampak berlangsung;
4. intensitas dampak;
5. bayaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak;
6. sifat kumulatif dampak tersebut;
7. berbalik ( reversible ) atau tidak berbalik ( irreversible ).
Adapun yang mendasari medasari analisis mengenei dampak lingkungan, diantaranya:
1. undang –undang No. 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup:
2. undang-undang no. 5 tahun 1990tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya
3. undang-undang no. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang
4. peraturan pemerintah no. 20 tahun 1990 tentang pengendalian pencmaran air
5. peraturn pemerinteh no. 51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan
6. keputusan presiden RI no. 23tahun 1990 tentang badan pengendalian dampak
lingkungan
7. surat mentri Negara lingkungan hidup No. B
2335/MENLH/12/93,No.B2347/MENLH/12/93, tentang konsep kriteria kegiatan
wajib AMDAL.
Menurut keputusan mentri Negara lingkungan hidup/kepala badan pengendalian
dampak lingkungan nomor: KEP .11 / MENLH 3/ 94, tanggal 19 maret 1994
bahwa bidang usaha yang harus memperhatikan AMDAL, di antaranya:
1. Bidang pertambangan dan energi;
2. bidang kesehatan;
3. bidang pekerjaan umum;
4. bidang pertanian;
5. bidang parpistel;
6. bidang transmigrasi dan pemukiman;
7. bidang prindustria;
8. bidang prindusterian;
9. bidang perdagangan;
10. bidang pertahanan dan keamanan;
11. bidang pengembangan tenaga nuklir;
12. bidang kehutanan
13. bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun;
18

14. bidang kegiatan terpadu / multisektor


3. mempersiapkan dokumen-dokumen perusahaan untuk mengurus surat izin
dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan SIUP, tergantung pada
jenis perusahaan.
a. Perusahaan yang berbentuk PT
Untuk perusahaan yang berbentuk PT, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam
pengurusan SIUP antaralain;
1. Salinan akta pendirian yang di buat notaries ;
2. salinan pengesahan anggaran dasar dari departemen kehakiman
3. salinan pendaptaran akta pendirian pada kepanitraan penagadilanm setempat
4. salinan berita Negara tentang pendirian perseroan terbatas
5. salinan risalah rapat umum pemegang saham tentang pengangkatan dereksi dan
dewan komisaris
6. salinan SITU dari pemerintah daerah
7. salinan kartu anda penduduk( KTP )dari penanggung jawab
8. Salinan surat keputusan ganti nama dari penanggung jawab perusahaan, yang di
keluarkan oleh mentri kehakiman / kepala daerah tingkat II ( apabila ada
pengganti nam )
9. pas poto 2 buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung jawab
10. salinan surat keputusan direksi dan persetujuan dewan komisaris mengenai
pendirian cabang / perwakilan dan nomor surat izun usah perdagangan dari
perusahaan setempat
b. Perusahaan yang berbentuk prima ( fa )
Untuk perusahaan yang berbentuk firma, dokumen-dokumen yang harus
dipersiapkan dalam pengurusan SIUP antara lain:
1. salinan akta pendirian yang dibuar notaries
2. salina surat tentang pendaptaran akta pendirian pada kepanitraan pengadilan negri
setempat
3. salinan berita Negara tentang pendirian firma
4. salinan surat keterangan SITU dari pemerintah daerah
5. salinan kartu tanda penduduk (KTP) dari penanggung jawab/pemilik
6. salinan surat keputusan ganti nama, dari penanggung jawab/pemilik perusahaan,
yang dikeluarkan oleh mentri kehakiman/kepala daerah tingkat II (apabila ada
pegantian nama).
7. pas poto duah buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung jawab/pemilik.

c. Perusahaan yang berbentuk CV


Untuk perusahaan yang berbentuk CV, dokumen-dokumen yang perlu
dipersiapkan dalam penggurusan SIUP antara lain:
1. salinan akta pendirian yang dibuat notaries
2. salinan tentang pendaftaran akta pendirian pada kepaniteraan pengadilan negri
setempat
3. salinan berita Negara tentang pendirian CV yang bersangkutan
4. salinan surat keterangan SITU dari pemerintah daerah tingkat II.
d. Perusahaan yang berbentuk perorangan
Untuk perusahaan perseorangan, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan
dalam penggurusan SIUP antara lain:
1. salinan kartu tanda penduduk (KTP) dari pemilik
19

2. salinan surat keterangan SITU dari daerah tingkat II, sepanjang ketentuan-
ketentuan undang-undang gangguan (HO) mewajibkan.
3. pas poto 2 buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung jawab/pemilik
e. Perusahaan yang berbentuk koperasi
Untuk perusahaan yang berbentuk koperasi, dokumen-dokumen yang harus
dipersiapkan dalam penggurusan SIUP tergantung pada luas wilayah
oprasionalnya.
1. Koperasi yang kegiatannya lebih dari 1 provinsi/daerah tk.1
a. salinan surat pendiian koperasi dari Direktorat Jendral Koperasi
b. salinan surat keterangan dari direktorat salinan jendral koperasi tentang:
 nama dan jabatan penggurus
 nama manajer
 nomor badan hukum
 jenis kegiatan dan domisili
2. Koperasi yang kegiatannya didalam daerah provinsi/daerah tk 1 yang
mencangkup beberapa kabupaten/daerah tingkat II
a. salinan surat pendirian koperasi dari kantor wilayah koperasi
b. salinan surat keterangan dari kantor koperasi tentang:
 nama dan jabatan penggurus
 nama manajer
 nomor badan hukum
 jenis kegiatan dan domisili
3. Koperasi yang kegiataannya di dalam daerah/kabupaten daerah tingkat II
a. salinan surat pendirian koperasi dari kantor wilayah koperasi
b. salinan surat keterangan dari kantor koperasi tentang:
 nama dan jabatan penggurus
 nama manajer
 nomor badan hukum
 jenis kegiatan dan domisili
f. Perusahaan yang berbentuk perusahaan perseroan (PERSERO)
Untuk perusahaan yang berbentuk persero, dokumen-dokumen yang perlu
dipersiapkan dalam penggurusan SIUP antara lain:
1. Salinan peraturan pemerintah tentang penyertaan modal
2. Salinan surat keputusan menteri keuangan tentang pengangkatan menteri
3. salinan akta notaries tentang pendirian perusahaan perseroan.
20

Kewirausahaan Tkt XII

BAB II. PERMODALAN USAHA

A. MASALAH PERMODALAN USAHA


1. Pengertian dan penggunaan modal usaha
a. Pengertian modal usaha
Modal adalah kolektivitas dari barang-barang yang masih ada dalam proses
produksi. Modal usaha terjadi karena sinkronisasi dari produksi tidak langsung
melalui fase-fase yang berturut-turut.
Ada beberapa pendapat pengertian modal, diantaranya:
1. Menurut Prof. Dr. Meij, modal adalah kolektivitas dari barang-barang modal
yang tercatat di neraca sebelah debet.
2. Menurut Prof Bakker, modal adalah berupa barang-barang kongkret yang masih
ada dalam rumah tangga perusahaan yang tercatat di neraca sebelah debet.
3. Menurut Prof. Polak, modal adalah kekuasaan untuk menggunakan barang-
barang modal yang tercatat di neraca sebelah kredit.
21

Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang
ada di dalam rumah tangga perusahaan yang berfungsi secra produktif untuk
membentuk pendapatan. Modal barang disini adalah modal berbentuk aktiva
berwujud, contohnya: tanah, gedung/pabrik, alat-alat, mesin-mesin dan sebagainya.
Oleh karena itu yang dapat menjamin maju mundurnya perusahaan. Begitu juga
masalah modal awal, harus tetap diusahakan dan di cari sampai cukup untuk
menggerakan langkah pertama di dalam berwirausaha.
b. Sumber perolehan dan manfaat modal usaha
Sumber modal usaha idealnya dari modal sendiri, atau dapat kerja sama dengan
patner yang masing-masing menyetorkan modalnya dan bisa juga dengan pihak
bank..
Ada orang yang optimis dengan berutang ke pihak bank. Mereka berpendapat
bahwa tanpa berutang, perusahaannya sulit untuk maju dan berkembang, sebab di
dalam melaksanakan pemupukan modal sendiri sangat lambat. tetapi ada juga
orang yang tidak mau berutang karena takut utang itu akan menjadi beban
hidupnya. Di dalam mempersiapkan pendirian usaha dan perkembangaanya,
wirausaha sangat membutuhkan modal usaha.
Jika suatu usaha kekurangan modal, maka akan menimbulkan masalah misalnya:
 Adanya kekurangan biaya untuk pelaksanaan usaha, penelitian pasar,
memproduksi barang dan sebagainya.
 Adanya kekurangan uang untuk pembelian mesin-mesin produksi
 Adanya kekurangan biaya untuk ekstensifikasi, adanya kekurangan spareparts
bagi modal mesin-mesin produksi
 Adanya kekurangan biaya untuk pelaksanaan promosi dan distribusi.

Selanjutnya masalah permodalan tersebut akan menyangkut keseimbangan di


dalam modal usaha yang meliputi hal-hal berikut ini:
1. keseimbangan modal intern
keseimbangan modal intern adalah keseimbangan antara modal yang ada dan
tersedia di dalam perusahaan.
2. keseimbangan ekstern
keseimbangan modal ekstern adalah keseimbangan antara modal yang
dibutuhkan dengan modal yang tersedia pada masyarakat.
3. keseimbangan modal kuantitatif
keseimbangan modal kuantitaif adalah keseimbangan antara jumlah modal yang
dibutuhkan dari satu pihak dengan jumlah modal yng akan ditarik.
4. keseimbangan modal kualitatif
keseimbangan modal kualitaif adalah keseimbangan antara jenis barang modal
yang akan digunakan di satu pihak dengan jenis modal untuk di tarik ke dalam
perusahaan pihak lain.

Untuk memperkecil timbulnya masalah permodalan usaha, wirausaha perlu memperhatikan


dan memahami hal-hal sebagai berikut:
 Bagaimana cara wirausaha memperoleh modal usaha, apakah cukup
dipenuhi dari kekayaan sendiri atau dengan pinjaman dari pihak bank.?
 Berapa besar modal usaha yang harus dipenuhi oleh wirausaha sebagai
pemilik perusahaan? Kebutuhan modal usaha disini, contohnya untuk
pembelian lahan/tanah, biaya bahan baku, biaya peralatan, biaya mesin-
mesin dan sebagainya.
22

 Membuat perencanaan permodalan usaha secara mantap untuk


melaksanakan kegiatan atau tindakan-tindakan yang akan di jalankannya.
Besar kecilnya modal usaha yang dibutuhkan wirausaha sangat bergantung pada jenis produk
bisnisnya dan cara pemasarannya, meliputi:
 Pelaksanaan produksi dan pemasaran serta penjualan produk
 Lama penyimpanan produk di dalam gudang.
 Besarnya persediaan bahan baku yang dibutuhkan.
Kalau wirausaha sebagai pemilik perusahaan merasa sangat perlu dan
secara ekonomis menguntungkan tanpa menganggu likuiditas, dapat saja
mengajukan permohonan dan menggunakan modal usaha pinjaman dari
bank. Namun unutk memberikan pinjaman modal usaha tersebut, pihak
bank akan meninjau prusahaan milik wirausaha dari berbagai sudut, yaitu
sebagai berikut:
1) Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan badan usaha untuyk memenuhi semua
kewajibannya apabila badan usaha itu dibubarkan. Dengan perkataan
lain, solvabilitas itu adalah berapa besarnya jaminan ekstra terhadap
modal dari luar.
2) Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan badan usaha untuk membayar utang-
utangnya yang telah jatuh tempo.
3) Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba
atau keuntungan.

Seorang wirausaha akan mengambil pinjaman usaha dari pihak bank


harus disesuaikan dengan kemampuan cara mencicilnya. (Atesuna)
Jangan mengambil pinjaman modal usaha dari pihak bank seecara
besar-besaran jika wirausaha tidak mampu menggunakannya secara
produktif dan mengguntungkan. (Rhenaldi)
2. Penggolongan modal usaha
a. Modal sendiri dan modal pinjaman
Berdasarkan sumber perolehannya, modal usaha dapat dibedakan ke dalam modal
sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal sendiri
Modal sendiri adalah sejumlah uang dan barang milik sendiri yang khusus
disiapkan untuk digunakan dan ditanam serta dikelola dalam usaha atau bisnis.
2. Modal pinjaman atau kredit
Modal pinjaman atau kredit dapat diperoleh dari:
a.bank pemerintah atau bank swasta
b. perorangan
c. pamili atau teman
d. penyalur barang
e. penambahan modal lewat penjualan hasil produksi
f. penambahan modal lewat penyisihan sebagian keuntungan usaha
b. Harta tetap dan harta lancar
Modal usaha atau modal kerja yang akan digunakan wirausaha di dalam
mengelola perusahaan dapat dibedakan dalam bentuk harta tetap dan harta lancer.
23

1. Harta tetap
Harta tetap adalah barang-barang yang dibeli bernilai tinggi dan tidak
bergerak. Contoh harta tetap yaitu tanah, bangunan, mesin-mesin, instalansi
listrik, instalansi listrik, dan sebaginya.
2. Harta lancar
Harta lancar di sini meliputi:
a) Uang tunai ada di dalam kas atau yang disimpan di bank
b) Piutang atau tagihan yaitu sejumlah barang atau uang yang masih berada
di tangan orang lain
c) Persediaan barang jadi, setengah jadi, dan bahan mentah
c. Modal aktif dan modal pasif
Pada dasranya di dalam kegiatan usaha atau bisnis dikenal ada 2 macam modal
yaitu modal aktif dan modal pasif.
1. Modal aktif
Modal aktif adalah modal yang berbentuk aktiva/harta yang menunjukan
bentuk modal usaha yang ditanamkan di dalam perusahaan. Modal aktif dapat
dikelompokan berdasarkan masa pakaianya atau penggunaannya dan
bedasarkan wujudnya
a. Berdasarkan masa pakainnya
 Modal lancar (current assets)
Modal lancar adalah keseluruhan aktiva perusahaan yang masa
pakaiannya atau penggunaannya kurang dari satu tahun. Contoh modal
lancar yaitu kas, barang, wesel, surat-surat berharga dan sebagainya
 Modal tetap (fixed assets)
Modal tetap adalah keseluruhan aktiva perusahaan yang masa pakainya
atau penggunaannya lebih dari satu tahun. Modal tetap dapat dibedakan
atas
- Aktiva tetap berwujud (tangible assets), contohnya tanah, gedung,
pabrik, mesin, alat-alat tahan lama dan sebagainya
- Aktiva tetap tak berwujud (intangible assets) contohnya hak cipta,
goodwill, hak paten dan merek dagang, dan sebagainya.
b. Berdasarkan wujudnya
1. Modal barang
Modal barang adalh modal-modal berbentuk aktiva berwujud,
contohnya tanah, barang-barang, gedung, alat-alat, mesin-mesin dan
sebagainya.
2. Modal tunai
Modal tunai adalah modal-modal yang berbentuk uang tunai, contoh
nya uang kas, cek, wesel tagih, simpanan di bank dan sebagainya.
2. Modal pasif
Modal pasif adalah modal yang menunjukan dari mana asalnya modal dan
merupakan suatu jumlah yang abstrak. Modal pasif dapat dibedakan atas dasr
sumbernya dan atas dasr lama penggunaannya.
a. Modal pasif atas dasar sumbernya
 Modal sendiri
Modal sendiri adalh modal yang berasal dari pihak dalam perusahaan,
termasuk modal para pemilik atau pemegang saham.
 Modal asing
24

Modal asing adalah modl yang berasal dari pihak luar perusahan yaitu
para kreditor.
b. Modal pasif atas dasar lama penggunaannya
 Modal pasif jangka pendek
Modal pasif jangka pendek adalah modal yang berasal dari pihak luar
yang harus dilunasi kembali dalam jangka waktu di bawah satu tahun.
 Modal pasif jangka panjang
Modal pasif jngka panjang adalah modal yang berasal dari pihak luar
yang harus di lunasi kembali dalm jangka waktu lebih dari satu tahun.
3. Manfaat dan cara menyimpan modal usaha
Manfaat dari adanya simpanan modal usaha, terutama kalau perusahaan tengah
mengalami kekurangan modal yang cukup besar.
Faktor pendorong wirausaha melakukan simpanan modal usaha yaitu:
a. Adanya kesulitan di dalam permodalan usaha akibat adanya suatu resiko
b. Adanya kemungkinan hal-hal yang tidak dapat dihindari karena kurang tepatnya
Penilaian dan penghapusan permodalan atau persediaan modal usaha.
Oleh karena itu, setiap kali perusahaan memperoleh pendapatan yang berwujud
keuntungan, penyisihan pendapatan mutlak perlu dilakukan sebagai simpanan modal
usaha yaitu:
a. Simpanan dapat dilakukan dari keuntungan bersih (netto) pendapatan usaha
b. Simpanan dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
c. Simpanan dapat dilakukan tanpa pengorbanan usaha
d. Simpanan dapat dilakukan dengan hasrat yang baik karena adanya masalah dalam
permodalan usaha.

Sebaiknya mulailah berusaha dengan modal keerja minimal, sambil mempelajari


kebutuhan modal tambahan untuk pengembangan usaha yang menguntukngkan
(Danggun)
Permodalan usaha merupakan barometer bagi para pembutuh modal jangka panjang
yang akan dipergunakan untuk ekspansi pendirian usaha dan pengembangannya.
(Ategawa)
Adapun perlunya dan manfaat perusahaan memiliki simpanan modal usaha yaitu
sebagai berikut:
a. Simpanan sebagai cadangan untuk perbaikan modal usaha perusahaan
b. Simpanan sebagai cadangan untuk stabilisasi perusahaan
c. Simpanan sebagai cadangan untuk permodalan ekspansi perusahaan
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus berusaha memperbaiki struktur-struktur
permodalan permodalan usaha. Selanjutnya, wirausaha juga harus berusaha untuk
memperkecil persentase modal pinjaman jika dibandingkan dengan jumlah modal
seluruhan yang ada di dalam perusahaan.
Adapun perbaikan-perbaikan dan upaya yang harus dijalankan oleh wirausaha disini
dapat dicapai dengan cara :
1. Menahan sekian persen dari keuntungan usaha;
2. Melunasi utang-utang yang diambil dari hasil keuntungan usaha

Seperti kita ketahui bahwa perlunya penahanan keuntungan usaha dapat diartikan
untuk memperbaiki likuiditasi perusahan. Bagitu juga dengan memperhatikan
25

pelunasan utana-utang dengan bagian keuntungan uasha,berarti akan melepaskan


perusaan dari beban-beban tetap usahanya. Selanjutnya, keuangan perusahaan akan
lebih setabil dan akan mudah untuk menarik modal usaha jika diperlukan.
Tujuaan wirausaha mengadakan simpanaan modal usaha ialah untuk menjaga
kemungkinan-kamungkinan akan kekurangan modal kemudian hari simpanan
modal perusahaan hanya dapat dipergunakan untuk ekspansi apa bila ekspansi itu
membutuhkan modal jangka pendek. Adapun penarikan modal sendiri atau modal
pinjaman dari pihak bank, tegantung pada;
1 struktur keuangan perusaan
2 keadaan keuangan uasha pada waktu lampau
3ekspansi parusahaan yang akan dijalankan
Untuk memparbaiki permodalan usaha wirausaha sebagai pemilik perusahaan
dapat melakukan dengan cara
1 melaksanakan simpan modal usaha secara teratur
2 pengambilaan pinjaman uang desinvetasi
Sehat tidaknya struktur permodalan perusahaan akan ditentukan oleh:
1. penarikan modal usaha
2. kualitas modal pinjaman
3. perbandiingan beban dan keuntungan dari modal pinjaman
B. PEMINJAMAN MODAL USAHA TAMBAHAN
1. Tujuan peminjaman dan cara penataan perusahaan
Persoalan pokok yang perlu dipahami dn dikuasai oleh wirausaha sebelum memohon
pinjaman modal usaha ke pihak bank, terlebih dahulu harus mengecek dan
meningkatkan kemampuan dirinya untuk meneta perusahaannya adapun tujuan
peminjaman modal usaha ke pihak bank ialah untuk memperluas dan
mengembangkan usahanya agar dapat meningkatkan keuntungan. Dalam hal ini,
sangat penting dan perlu dijadikan pegangan untuk menuntun kea rah mana modal
pinjaman usaha itu digunakan.
Adapun cara penataan perusahaan dalam rangka peningkatan peminjaman modal
usaha ke pihak bank sebagai berikut:
a. Secara umum
Penataan perusahaan secara umum sebagi berikut:
1. Mengusai tata laksana usaha secara umum
2. Mengusai dan menerapkan manajemen usaha
3. Menguasai penggurusan dan penggunaan keuangan usaha
4. Menguasai cara memproduksi barang
5. Menguasai cara pemasaran dan penjualan bareang
b. Secara khusus
Penataan perusahaan secara khusus ialah dengan membina dan memupuk
hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan yaitu dengan pihak bank, para
relasi dagang, para pelanggan dan sebagainya.
Setelah wirausaha membuat rencana pendiriasn usaha dan pengembangaanya
secara cermat, maka ia dapat memperkirakan jumlah modal maksimal, pinjaman
yang dibutuhkan. Besarnya permohonan pinjaman modal usaha itu akan diteliti
ulang oleh pihak bank tersebut,besar kecilnya berhubungan dengan kepercayaan
kepada pihak wirausaha sebagai pendiri perusahaan.
Adapun wirausaha pemilik perusahaan meminjam modal usaha untuk tambahan
permodalan perusahaan, dengan tujuan:
a. Meningkatkan keuntungan usaha
26

b. Manambah modal usaha


c. Memperluas dan mengembangkan usaha
2. Permohonan pinjaman modal usaha
Setelah melalui pertimbangan dan perhitungan yang tepat, wirausaha sebagai pendiri
perusahaan dapat merancang suatu permohonan pinjaman tambahan modala usaha
kepada pihak bank. Biasabya, pihak bank selalu melihat perusahaan yng memohon
pinjaman tambahan modal usaha dari sudut likuiditasnya. Likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar kembali
pinjamannya tepat waktu.
Di samping itu, wirausaha perlu menyiapkan jaminan secara nyata dalam bentuk:
a. Harta milik pribadi
b. Harta perusahaan yang mudah di jual
Di jamin harus ada jaminan tersebut, pihak bank juga harus memperhatikan proses
pencapaian keunutngan perusahaan wirausaha yaitu seberapa jauh kemungkinan
usahanya dapat menguntungkan. Setiap perusahaa yang baru didirikan pada
umumnya diharapkan dapat berkembang dan mendapatkan tambahan modal untuk
membiayai iprasional usahanya. Modal usaha yang dibutuhkan itu dapat diperoleh
dari modal sendiri atau dari hasil pinjaman dri pihak bank. Semakin berkembang
kegiatan usahanya, maka akan semakin besar modal yang digunakan unutuk
membiayai kegiatan tersebut.
3. Cara memohon pinjaman modal usaha
Wirausaha sebagai pendiri dan pengelola usaha yang memerlukan pinjaman modal
dari pihak bank, dapat mengajukan permohonannya. Adapun cara mengajuikan
permohonan pinjaman modal usaha kepada pihak bank yaitu sebagai berikut:
a. Diajukan langung kepada kantor bank pelaksana
b. Mengisi daftar isian yang formulirnya sudah disediakan oleh kantor cabang bank
pelaksana
c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar mengenai keadaan keuangan
Untuk mendaptkan pinjaman modal usaha dari pihak bank, wirausaha sebagai
pemohon harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pihak bank yaitu:
1. Pemohon adalah serang pengusaha yan memiliki atau sedang mengajukan izin
usaha, memiliki jaminan, memiliki bukti pembayaran pajak, memiliki akta
pendirian usaha, dan sebagainya
2. Peminjaman modal usaha yang diajukan tersebut benar-benar akan digunakan
untuk kegiatan usaha yang produktif
3. Peminjam modal usaha mengajukan permohonan denga dilengakpi
persyaratannya.
Sedangkan dokumen-dokumen yang perlu dilampirkan dalam permohonan pinjaman
modal usaha dari pihak bank yaitu sebagai berikut:
1. Akta pendirian usaha
2. Kartu tanda penduduk
3. SITU, SIUP, dan AMDAL
4. Neraca rugi/laba
5. NPWP
6. Proposal usaha
Ambilah pinjaman modal usaha apabila ada peluang untuk meningkatkan efesien dan
efektivitas usaha (Rhenaldi)
Jangan silau dengan tawaran pinjaman dari pihak bank jika wirausaha tidak
membutuhkan dan tidak bisa menjalankannya. (Dizagin)
27

PENGAJUAN KREDIT USAHA

A. Kredit Investasi
1. Pengertian, tujuan, dan fungsi kredit.
Menetapkan tujuan dan fungsi pengkreditan sangat penting. Akan tetapi sebelum
kita menetapkan tujuan dan fungsi, sebaiknya mengetahuai terlebih dahulu tentang
pemberian kredit. Kredit adalah suatu pemberian prestasi pada suatu pihak ke
pihak yang lain yang akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu disertai
dengan suatu kontraprestasi berupa bunga. Dengan kata lain, uang atau barang
yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yang akan datang.
Sedangkan dalam arti ekonomi, kredit adalah penundaan pembayaran.
Didalam pemberian kredit, terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung :
pihak yang berlebihan uang.
Didalam pemberian kredit, terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung :
pihak yang berlebihan uang, disebut pemberi kredit (kreditur) dan pihak yang
membutuhkan uang, disebut penerima kredit (debitur). Kita mengetahui bahwa
para wirausaha atau para pengusaha, selalu berupa untuk memenuhi kebutuhan
usaha atau bisnisnya. Kebutuhan wirausaha atau para pengusaha selalu meningkat,
sedangkan kemampuan modalnya terbatas. Oleh karena itu, wirausaha selalu
berusaha untuk mendapatkan kredit, baik kredit investasi maupun kredit modal
kerja, guna meningkatkan usaha atau bisnisnya. Adapun yang menjadi dasar
pemberian investasi dan kredit modal kerja adalah kepercayaan.
Kredit produktif digunakan untuk peningkatkan usaha atau bisnis yang meliputi
usaha-usaha produksi, perdagangan, atau investasi. Berbagai macam atau ragam
jenis kredit banyak sekali, tetapi yang dibahas dibawah ini yaitu khusus mengenai
kredit investasi.
a. Pengertian dan Tujuan Kredit Investasi.
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan
modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha atau bisnis, serta untuk
mendirikan suatu proyek baru. Dalam rangka penanaman modal inilah, kredit
investasi menjadi popular dan secara langsung digerakkan dan di awasi oleh bank
sentral atau bank Indonesia. Kredit investasi diberikan oleh pihak bank, kepada para
wirausaha atau para pengusaha, untuk keperluan penanaman modal.
Kredit investasi bukanlah untuk keperluan penambahan modal kerja, akan tetapi
untuk keperluan perbaikan atau penambahan barang modal ( capital goods), beserta
fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Misalnya : untuk membangun
pabrik, untuk membeli atau mengganti mesin-mesin, dan untuk peralatan produksi.
Kredit investasi bersifat produktif karena adanya perbaikan atau adanya pertambahan
barang-barang modal (capital goods) dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Kredit investasi yang diberikan bank, pelaksanaannya mempunyai ciri-ciri tertentu.
Adapun cirri-ciri kredit investasi yaitu sebagai berikut :
1. Mempunyai perencanaan yang terarah dan matang.
28

2. Waktu penyelesaian kredit, berjangka menengah atau berjangka panjang.


3. Diperlukan untuk penanaman modal.
Dengan cirri-ciri kredit investasi tersebut, pada umumnya jumlah keuangan bank
yang tertanam didalam proyek-proyek itu sangat besar. Untuk mensukseskan usaha
atau binis para wirausaha atau pengusaha, pemerintah atau bank sentral menetapkan
arah pemberian kredit investasi di bataskan dalm bentuk pembatasan kualitatif.
Batasan yang dimaksud ditujukan untuk mengarahkan pemberian investasi ke sector-
sektor usaha yang palin penting,seperti yang akan diuraikan sebagai berikut.
1. Sektor agraris
Di sector agrasis, dititikberatkan pada pertannian bahan makanan, perkebunan,
kehutanana, perikanan, peternakan dan irigasi.
2. Sector industri
Di sector industry diarahkan untuk kebutuhan pokok masyarakat, seperti sandang
dan pangan. Dan barulah ke bidang industry yang dapat menghasilkan devisa atau
menghemat devisa, seperti industry pupuk, industry semen, industry kimia,
industry semen-semen, industry farmasi, industry pertekstilan, industry kertas dan
sebagainya.
3. Sector perhubungan
Di sector perhubungan, dititikberatkan pada peningkatan:
 Angkutan jalan raya
 Angkutan laut
 Angkutan udara
 Angkutan sungai dan danau
 Telekomunikasi
 Produksi jasa
Kredit merupakan hal yang esesnsial dalam dunia perekonomian dank arena
perkembangan yang sedemikian pesat maka perusahaan dan permasalahannya sagat
memerlukan kredit.
Kredit merupakan suatu barometer, suatu pengukur, apakah seorang wirausaha sukses
atau tidak.
b. Cash flow
Meningat lamanya pengedapan uang dalam proyek investasi, maka haruslah disusun
suatu cash flow atau perputaran keuangan perusahaan yang mencangkup segala
komponen biaya dan pendapatan. Denan demikian dapat diketahui berupa uang yang
tersedia setelah segala kewajiban lainya terpenuhi. Setelah cash flow disusun
kemudian dibuatkan suatu rencana pengangsuran kredit berdasarkan proyeksi
kemampuan pendapatan dan biaya dari tahun ketahun.
Keadaan cash flow ini disertai dengan perkiraan tentang keadaan-keadaan pada masa
yang akan datang. Mengingat kredit invesatsi sesuai dengan sifatnya memerlukan
waktu yang cukup panjang. Untuk memperkirakannya, perlu diperhitungkan dan
dibuat neraca rugi laba selama kredit masih berjalan,. Dari perkembangan-
perkembangan inilah kemudian disusun dan diadakan pengukuran tentang kekuatan
pendapatan dan kemampuan untuk mengangsur kredit investasi.
Pelaksanaan kredit investasi di Negara indonesia harus sesuai dengan kebijaksanaan
ekonomi dan moneter, serta kebijaksanaan dalam pembangunan. Dalam
melaksanakan pembangunan yang dicita-citakan bangsa dan Negara, peranan
29

perbankan dalam pembiayaan kredit investasi sangat penting. Adapun tujuan kredit
yaitu:
1. Untuk memperoleh hasil dari kredit, berupa keuntungan.
2. Untuk memperoleh keuntungan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang
diberikan bank
c. Fungsi kredit investasi
Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peranan angat penting dan
berfungsi sebagai lembaga keuangan yang membantu para wirausaha dalm rangka
meningkatkan keberhasilan usaha tau bisnisnya. Adapun fungsi kredit itu antara lain
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna dari modal/uang
2. Untuk menstabilkan perekonomian
3. Untuk menimbulakan kegairahan dalam berusaha atau berbisnis
4. Untuk menigkatkan peredaran dan lalu lintas uang
5. Untuk meningkatkan daya guna sesuatu barang
Dalam kedaan ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasrnya
diarahkan pada usaha-usaha antara lain:
 Pengendalian inflansi
 Peningkatan ekspor
 Rehabilitasi sarana/prasarana
 Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
2 . unsur-unsur kredit
Kredit investasi dan kredit modal kerja dibeikan atas dasar kepercayaan. Dengan
demikian pemberian kredit dapat diartikan sebagai pemberian kepercayaan. Hal ini
bahwa prestasi yang diberikan kepada peminjam atau nasabah, benar-benar dapat
diyakini dapat dikembalikn oleh penerima kredit, sesuai dengan waktu dan sayart-
syarat yang sudah di setujui bersama.
Berdasarkan hasil-hasil diatas, maka unsure-unsur yang terdapat dalam kredit yaitu
sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Di sini bank mempunyai keyakinan bhwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang
diberikan nasabah akan benar-benar diterimanya kembali pada tertentu yang akan
datang.
b. Waktu
Di sini bank menetapkan bahwa antara pemberian prestasi dan pengambilan
kredit di batsi oleh waktu/masa tertentu. Dalam unsure waktu ini, terkandung
dalam pengertian tentang nilai agio uang, bahwa uang sekarang lebih bernilai di
banding uang pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk
Di sini bank sudakh mengetahui bahwa pemberian kredit menimbulkan tingkat
risiko pada masa-masa tenggang waktu yang dikenal dalam masa abstrak. Risiko
timbul bagi pemberi kredit karena uang, jasa, atau barang yang berupa prestasi
telah lepas dari orang lain (nasabah).
d. Prestasi
Disini bank sudah mengetahui bahwa suatu prestasi yang sudah diberikan dapat
berupa uang, jasa, atau barang. Dalam perkembangan perkreditan pada zaman
30

sekarang, yang dimaksud dengan prestasi dalam pemberian kredit itu adalah
uang.

3. Persyaratan memperoleh kredit


Kata kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang artinya
kepercayaan.wirausaha yang memperoleh kredit dari bank didasarkan pada
kepercayaan. Dalam hal ini, berarti prestasi yang diberikan benar-benar sudah
diyakini, karena dapat dikembalikan lagi oleh si penerima kredit (nasabah ) sesuai
dengan waktu dan persyaratannya.
a) Persyaratan memperoleh kredit pada umumnya
Masalah keuangan selalu berhubungan erat dengan masalah permodalan. Dengan
demikian maslah permodalan merupakan salah satu aspek dalam rangka evaluasi
suatun uslan investasi atau suaru proyek. Adapun modal usaha atau bisnis dapt
diperoleh dari modal sendiri atau kredit bank. Salah stau factor yang terpenting
dalam pemberian kredit ialah kepercayaan. Kepercayaan bank terhadap calon
nasabah pada umumnya didasarkan atas keyakinan sebagai berikut:
1. Kejujuran dan itikad baik nasabah
Mengapa pihak bank memberikan kredit kepada nasabah? Dalam hal ini,
dikarenakan factor kejujuran dan itikad baik nasabah yang akan
mengembalikan pinjamannya dengan tepat waktu. Dana kredit yang akan
digunakan wirausaha, sesuai dengan telah disetujui dalam perjanjian kredit.
2. Permodalan
Keadaan permodalan nasabah yang memadai tampak dari adanya asas-asas
pembiayaan usahanya yang sehat. Pemberian kredit kepada nasabah,
dikarenakan keadaan keadaan permodalan nasabah yang memadai bagi asas-
asas pembiayaan usahanya secara teratur dan sehat. Permodalan nasabah
tidak dilihat dari besar kecilnya modal, tetapi juga bagaimana distribusi
modal itu ditempatkan.
3. Kemampuan
Maksud kemampuan disini ialah kemampuan nasabah untuk melunasi kredit
beserta bunganya sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan atau dijanjikan.
Pihak bank perlu mengetahui, bagaimana cara nasabah untuk untuk
mengembalikan pinjamannya. Dalam hal ini dapat dilihat dari perhitungan
tentang kelancaran kegiatan usaha atau bisnis wirausaha yang bersangkutan.
4. Jaminan
Jaminan adalah suatu tambahan untuk mengamankan kepentingan bank
dalam sumber perlunasan kreditnya. Dalam hal ini jangan sampai terjadi atau
menimbulakan kredit bermasalah. Jaminan merupakan hal yang
diperhitungkan oleh bank bilamana ada suatu kesangsian pada nasbah yang
bersangkutan. Oleh karena itu, jamnina nasabah merupakan data untuk
menyakinkan dan dan menentukan besarnya nilai kredit yang diberikan pihak
bank.
No one like to be in debt. Tidak seorang pun pada hakikatnya mau terlibat
hutang. Tetapi karena terlalu populernya kredit, para wirausaha selalu berusaha
untuk memperolehnya.
31

Hakikatnya masalah permodalan merupakan masalah hidup dan matinya suatu


usaha atau bisnis.
Kredit bukan hanya dengan sekedar utang, tetapi suatu modal, suatu alat untuk
mencapai tujuan usaha. (Atesuna)
b) Persyaratan memperoleh kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen
Kebijakan pemerintah melalui bank-banktelah mengeluarkan serangkaian
peraturan dlam membantu modal usaha wirausaha atau para pengusaha . dalam
membantu modal usaha tersebut, pemerintah mengeluarkan kredit investasi kecil
(KIK) dan kredit modal kerja permanen (KMKP).
Kredit investasi kecil adalah kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan
kepada wirausaha atau pengusaha pribumi golongan ekonomi lemah, guna
membiayai barang modal untuk keperluan rehabilitasi perusahaan,
memodernisasi perusahaa, perluasan usaha, dan proyek baru.
Kredit modal kerja permanen adalah kredit yang diberika kepada para wirausaha
atau para wirausaha pribumi golongan ekonomi lemah guna membiayai barang-
barang modal untuk keperluan modal kerja. Contohnya: untuk bahan baku, bahan
pembantu, upah atau gaji dan sebagainya.
Adapun persyaratan untuk memperoleh KIK dan KMKP yaitu sebagai berikut:
1. Pengusaha pribumi
2. Pengusaha atau perusahaan golongan ekonomi lemah
3. Mempunyai usaha yang jelas
4. Ada izin usaha atau sedang dalam penyelesaian
5. Tidak sedang menikmati kredit dari bank lainnya
6. Tidak termasuk daftar hitam atau daftar kredit rangkap atau daftar kredit
macet, menurut catatan pihak bank.
KIK tergoling kredit investasi, tetapi jumlahnya relative kecil, sedangkan KMKP
adalah kredit modal kerja permanen dan tergolong dalam kredit produksi atau
eksploitasi.
Melalui KIK dan KMKP, diharapkan dapt meratakan kemanfaatan hasil
pembangunan. Kedua macam kredit itu diberikan oleh bank-bank pemerintah
dengan syarat-syarat yang lunak, yaitu dengan bungan rendah dan jangka
waktunya relative panjang. Dengan kedua kredit ini diharapkan para wirausaha
dapat memajukan dan memperluas usaha atau bisnisnya sampai mereka dapat
swasembada dalam membiayai usahanya.
4. Pemberian kredit
Kredit pada dasarnya merupakan kepercayaan dan hal itu akan tiimbul apabila telah
ada pendekatan antara pemberi dan penerima kredit. Untuk menimbulkan
kepercayaan, pihak pemberi kredit (bank) perlu meneliti terlebih dahulu apa,
bagaimana, dan siapa calon peminjam (nasabah). Karena kredit sangat diperlukan
oleh para wirausaha atau para pengusaha, maka kredit mempunyai suatu nilai
tersendiri. Untuk menentukan nilai kredit biasanya ada beberapa formulasinya.
Formulasi yang lazim digunakan pihak bank dikenal dengan istilah “P4” yaitu
sebagai berikut:
a. Personality
32

Disini piahk bank mencari data-data tentang kepribadian si peminjam (nasabah),


seperti riwayat hidup, keadaan keluarga, hobi, status sosial, dan hal-hal yang
berhubungan dengan masalah kepribadiannya.
b. Purpose
Disini piahk bank mencari data-data tentang tujuan atau keperluan penggunaan
kredit. Apakkah kredit itu untuk berdagang atau produksi.
c. Prospect
Prospect adalah harapan masa depan dari usaha atau bisnis si peminjam
(nasabah), selama beberapa bulan atau tahun. Ini dapat diketahui dari
perkembangan ekonomi atau perdagangan sector usaha si peminjam (nasabah),
kekuatan keuangan perusahaan, pendapatan dan keuntungan perusaahaan dan
sebagainya.
d. Payment
Disini pihak bank harus mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman
yang akan diberikan nasabah. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang
prospek kelancaran penjualan dan pendapatan, sehinggga dapat diperkirakan
kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah
pengembaliannya.
B. KREDIT MODAL KERJA
1. Pengertian dan kegunaan kredit modal kerja
Kredit modal kerja (working capital) tergolong dalam kredit produksi atau eksploitasi. Kredit
modal kerja merupakan kredit jangka pendek, lamanya maksimum satu tahun. Kredit modal
kerja diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi,baik untuk peningaktan jumlah
hasil produksi maupun kualitas produksi.
Kredit modal kerja disebut juga kredit eksploitasi, karena modal kerja bantuan tersebut
digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas, berupa pembelian
bahan-bahan baku, bahan penolong dan biaya-biaya produksi lainnya.
2. Pengelolaan kredit modal kerja
Modal kerja ialah jumlah uang yang tergabung dalam aktiva lancar perusahaan. Sedangkan
yang termasuk aktiva lancar adalah harta perusahaan dalam jangka paling lama satu tahun dan
dap dicairkan menjadi uang kas. Adapun aktiva lancar itu terdiri atas jumlah harta perusahaan
yang berupa:
a. Uang kas dan jumlah saldo yang tersedia
b. Surat-surat berharga yang dapat dicairkan
c. Piutang-piutang dagang
d. Persediaan barang dagangan
3. Pengaturan kredit modal kerja
Pentingnya pengaturan modal kerja yaiutu sebagai berikut:
a. Modal kerja selalu dibutuhkan modal usaha perusahaan masih beroprasi
Kredit modal kerja perusahaan akan terus-menerus berputar didalam perusahaan. Karena
kredit modal kerja sangat dibutuhkan secara terus-menerus, wirausaha atau pengusaha
menaruh perhatian terhadap pengaruh modal kerja. Pengeluaran-pengeluaran yang
digunakan perusahaan seperti untuk pembelian bahan baku, bahan penoling, pembayaran
upah/gaji, dan lain-lain. Dan kesemuanya itu akan kembali lagi menjadi uang kas melalui
penjualan produknya. Jika di gambarkan perputaran modal kerja tersebut sebagai berikut:
Modal kerja

Penjualan Operasi perusahaan

Barang / jasa
33

b. Kredit modal kerja merupakan alat untuk mengukur likuiditas usaha perusahaan
Modal kerja merupakan alat untuk mengetahui kemampuan usaha dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek.
Dalam hal ini perusahaan dapat dinyatakan “likuid” atau lancar.
c. Modal sebagai sarana penyusunan rencana usaha
Pengaturan modal kredit kerja dapat membantu para wirausaha atau para pengusaha dalam
menyusun perencanaan usaha perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang akan lebih
baik. Dengan demikian para wirausaha sangat berkepentingan untuk mengatur modal kerja
demi kelangsungan hidup perusahaan.
4. Perputaran modal kerja
Perputaran kredit modal kerja yang diberikan bank dapat dimulai saat diinvestasikan
dalam unsur-unsur modal kerja, sampai kembali lagi menjadi unsur uang kas. Seperti kita
ketahui bahwa unsur-unsur modal kerja terdiri atas:
 Uang kas,
 Surat-surat berharga,
 Piutang-piutang dagang,
 Persediaan barang dagangan.
Perputaran kredit modal kerja ini, perlu diketahui oleh para wirausaha. Sebab, periode
perputaran modal kerja merupakan salah satu factor untuk menentukan besarnya kebutuhan
kredit modal kerja. Semakin lama/panjang periode perputaran modal kerja, berarti semakin
besar pula kebutuhan-kebutuhan kredit modal kerja tersebut. Begitu pula semakin pendek
periode perputaran modal kerja, akan menyebabkan semakin kecil kebutuhan akan kredit
modal kerja. Jika digambarkan, perputaran modal kerja tersebut ialah sebagai berikut :

Kas Beli barang Jual barang Kas

Persediaan Jual kredit/


barang piutang

5. Besarnya kredit modal kerja


Besar kecilnya kredit modal kerja yang dibutuhkan tergantung pada dua faktor sebagai
berikut :
34

a. Periode terikatnya modal kerja


Meskipun jumlah pengeluaran setiap harinya tetap, tetapi jika periode terikatnya modal
kerja makin lama, maka kredit modal kerja semakin dibutuhkan perusahaan. Begitu pula
bila perputarannya tetap, tetapi pengeluaran kas setiap harinya besar maka jumlah modal
kerja yang dibutuhkan semakin besar.
b. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Pengeluaran kas rata-rata setiap hari merupkan jumlah pengeluaran setiap harinya.
Tambahan kredit modal kerja dipergunakan untuk pembelian bahan baku, bahan
penolong, pembayaran upah atau gaji dan biaya-biaya lainnya.

C. PROSEDUR PENDAPATAN KREDIT INVESTASI DARI KREDIT MODAL KERJA


1. Cara Memohon Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja
Setiap wirausaha atau pengusaha yang memerlukan kredit investasi dan kredit modal kerja
dari bank, dapat mengajukan permohonannya.
Adapun cara mengajukan kredit dari bank yaitu sebagai berikut :
a. Diajukan kepada kantor cabang bank pelaksana,
b. Mengisi daftar isian yang formulirnya sudah disediakan oleh kantor cabang bank
pelaksana,
c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar mengenai keadaan keuangan perusahaan
dan kegiatan usaha si pemohon kredit.
2. Dokumen-dokumen Permohonan Kredit
Dokumen-dokumen yang perlu dilampirkan dalam permohonan kredit dari bank antara lain
sebagai berikut :
a. Akte pendirian perusahaan,
b. Kartu tanda penduduk,
c. SITU, SIUP dan AMDAL,
d. Neraca dalam perincian rugi laba,
e. NPWP,
f. Proposal usaha.
3. Praktek Lapangan
a. Prosedur mengajukan kredit ke bank
Para pengusah atau wirausaha yang akan menambah modal investasi dan modal kerjanya
dapat mengajukan kredit ke bank. Permohonan kredit hendaknya diajukan kepada :
1) Kantor cabang bank pelaksana,
2) Pemohon kredit mengisi daftar isian,
3) Memberikan keterangan yang lengkap dan benar.
b. Pengolahan permohonan kredit
Pengolahan permohonan kredit bank yaitu sebagai berikut :
1) Penelitian pendahuluan
Langkah awal dalam pengolahan permohonan kredit pada dasarnya berupa penelitian
kelengkapan persyaratan dan keberadaan pemohon, yang antara lain meliputi
penelitian :
a) Memenuhi persyaratan sebagai pemohon atau tidak,
b) Pemohon kredit dapat dipercaya atau tidak,
c) Apakah data pemohon lengkap atau tidak,
d) Bagaimana sektor usaha pemohon yang akan dibiayai sudah jenuh atau belum,
35

e) Apakah pemohon termasuk daftar hitam/kredit rangkap/kredit macet atau tidak,


f) Sektor usaha pemohon termasuk yang dapat dibiayai bank atau tidak.
2) Wawancara atau interview
Kantor cabang bank pelaksana mengadakan wawancara (interview) dengan pemohon
kredit atau nasabah. Dua hal yang terpenting dalam wawancara atau interview yaitu
mengenai tujuan penggunaan kredit dan bagaimana rencana pengembaliannya.
Mengenai kemampuan dan rencana pembayaran kembali harus menyebutkan sumber-
sumber keuangannya. Dengan demikina dapat diketahui tentang kemampuan utnuk
melunasinya.
3) Pemeriksaan ketempat usaha
Pemeriksaan ke tempat usaha pemohon kredit memegang peranan yang sangat
penting untuk memperoleh informasi yang diperlukan bank. Pengalaman menunjukan
bahwa sebenarnya si pemohon kredit lebih senang jika dikunjungi pejabat bank
sebabnya yaitu:
a) Pemohon kredit lebih senang dan bebas mengemukakan data-data lengkap yang
diperlukan bank,
b) Pemohon kredit dapat menunjukan kegiatan-kegiatan usahanya kepada pihak
bank serta dapat dilihat kenyataanya,
c) Dengan adanya kunjungan dari pihak bank akan membina hubungan yang baik
dan akrab diantara kedua belah pihak,
d) Dengan adanya kunjungan dari pihak bank akan dapat menciptakan hubungan
komunikasi antara kedua belah pihak.
4) Memintakan infomasi mengenai pemohon kredit dari bank-bank lainnya
5) Penilaian atau analisis atar permohonan kredit nasabah
a) Penilaian untuk menghadapi resiko kredit
Adapun penilaian untuk menghadapi resiko kredit antara lain :
1) Watak (karakter)
Dalam hal penilaian bank menyangkut kemampuan pemohon kredit untuk
dapat melunasi kredit berikut bunganya sesuai dengan perjanjian. Disamping
itu pihak bank menilai apakah si pemohon kredit mempunyai pengalaman,
pengetahuan, keterampialn untuk mengurus dan mengembangkan usahanya
yang dibiayai oleh bank.
2) Kemampuan (capacity)
Dalam hal ini, penilaian bank menyangkut kemampuan pemohon kredit
untuk dapat melunasi kredit berikut bunganya sesuai dengan perjanjian. Di
samping itu pihak bank menilai apakah si pemohon kredit mempunyai
pengalaman, pengetahuan, keterampilan untuk mengurus dan
mengembangkan usahanya yang dibiayai oleh bank.
3) Modal (capital)
Dalam hal ini penilaian bank berhubungan dengan besarnya modal kekayaan
perusahaan yang akan meminta kredit.
4) Kondisi (Condition),
Kondisi yang dinilai adalah factor-faktor yang dapat mempengaruhi usaha
pemohon (nasabah) baik secara positif maupun negative.
5) Jaminan (collateral)
36

Jaminan untuk mendapatkan kredit ada 2 macam yaitu, jaminan poko (berupa
barang-barang) dan jaminan tambahan (tanah, bangunan, kendaraan, dan
jaminan pihak ketiga.).
b) Analisis permohonan kredit
1. Aspek umum
a. Izin/akte pendirian usaha
b. Pemilik modal
c. Pengalaman usaha
d. Informasi pihak ketiga
e. Lain-lain
2. Aspek manajemen
a. Pengurus
b. Jumlah personalia
c. Jabatan rangkap diluar perusahaan dapat menghambat atau tidak
d. Pemohon berwenang atau tidak mengajukan permohonan kredit
e. Kerapian administrasi
f. Kebenaran data yang disampaikan
3. Aspek pemasaran
a. Jenis barang yang dipasarkan
b. Saluran distribusi
c. Posisi pemohon terhadap perantara
d. Cara pembayarnnya
e. Rata-rata penjualan produk perbulan dan selama 6 bulan terakhir
f. Rencana penjualan produk yang akan datng
g. Share pembiayaan pemohon kredit
h. Konsumen akhir dan daerah pemasaran produk
i. Rata-rata nilai kontrak 3 tahun terakhir (khusus untuk usaha kontruksi)
j. Nilai kontrak yang sedang dilaksanakan (khusus untuk usaha kontruksi)
4. Aspek teknik dan produksi/pembelian
a. Tempat usaha/lokasi proyek
b. Peralatan yang diperlukan
c. Keadaan peralatan dan mesin-mesin
d. Biaya penambahan peralatan/mesin-mesin /pabrik dan lain-lain
e. Rencana poduksi rata-rata perbulan
f. Rata-rata produksi enam bulan terakhir
g. Perbandingan rata-rat produksi dan rata-rata penjualan
h. Sumber bahan baku/sumber dagangan
i. Jalur pembelian
j. Cara pembayaran
k. Peralatan yang tersedia
l. Pengalaman atas jenis proyek yang akan dilaksanakan
m. Jadwal termin dan tingkat penyelesaian proyek
5. Aspek keuangan
a. Kalkulasi biaya menguntungkan atau tidak
b. Analisis sumber dan penggunaan dana
c. Analisis rtio
37

 Likuiditas
 Solvabilitas
 Rentabilits
 Soliditas
 Aktivitas
c) Perhitungan kebutuhan kredit dan jangka waktunya,
d) Pemutusan (wewenang pimpinan) bank cabang pelaksana
1. Disetujui
2. Ditolak

D. SKEMA KREDIT INVESTASI DAN KREDIT MODAL KERJA


Langkah-langkah untuk mendapatkan kredit investasi dan kredit modal kerja, secara
sistematis adalah sebagai berikut:
Pertama : perencanaan kredit
Kedua : permohonan kredit
Ketiga : administrasi kredit
Keempat : pengawasan/pengamanan kredit
Secara skematis system dan prosedur penyelesaian pemberian kredit investasi dan kredit
modal kerja sebagai berikut:
Pertama : permohonan diajukan oleh emohon (nasabah) kepada bank permohonan
kredit itu disampaikan kepada direktur bank pelaksana yang segera
diteruskan ke pada bagian kredit untuk untuk diolah.
Kedua : oleh kepala bagian kredit permohonan diserahkan ke seksi analisis atau
seksi pemberian kredit untuk dilakukan penelaahan/analisis. Apabila data
untuk pertimbangan cukup, maka analisis dapat dilakukan. Tetapi apabila
masih ada kekurangan data, maka seksi analisis dapat meminta tambahan
keterangan atau data kepada pemohon (nasabah) secar tertulis. Ada kalanya
permintaan ini dilakukan secara lisan ttapi sebaiknya secara tertulis agar
administrasinya baik dan tertib.
Ketiga : setelah analisis dilakukan selanjutnya data-data pemohon kredit diperiksa
oleh kepala bagian kredit dan seterusnya disusun analisis secara tertulis
dengan rapi.
Keempat : direktur bank pelaksana memeriksa analisis dan mengambil keputusan.
Diteruskan ke bagian kredit untuk dilaksanakan. Persiapan perjanjian kredit
diurus oleh seksi pemberian kredit atau analisis. Setelah diparaf oleh kepala
bagian kredit perjanjian ditandatangani oleh pemohon dan direktur bank
pelaksana.
Kelima : pengawasan/pengamanan fasilitas kredit yang diberikan bank dilakukan
sampai kredit itu dibayar lunas.

Agar lebih jelas, disini dimuat skema organisasi kredit.

Direktur
Skema organisasi kredit

Bagian
kredit

Seksi Seksi
pemberian pengawasa
38

Bagian
kredit

Skema sistem organisasi dan


prosedur penyelesaian pemberian kredit

Nasabah
surat permohonan
kredit

Perjanjian
kredit

Direktur

Bagian
kredit

Seksi Seksi
pemberian pengawasan

Skema organisasi kredit tersebut harus dapat disesuaikan dengan keadaan perekonomian
zaman sekarang. Didalam bank terdapat beberapa perbedaan yang tidak prinsipiel didalam
penyusunan skema organisasi kredit dan kadang-kadang berbeda namanya saja. Akan tetapi
pada hakikatnya pekerjaan dan prosedur pemberian kredit adalah sama. Dikalangan direksi
ada seorang direktur yang membawahi secara langsung kegiatan perkreditan dan bertanggung
jawab atas segala kegiatan perkreditan bank.
Dibawak direktur perkreditan ada seorang kepala atau lebih mengatur teknis kegiatan
perkreditan sehari-hari. Adapun organisasi kredit bank-bank besar, disusun berdasarkan
39

prinsip-prinsip dab fungsi manajemen. Adanya unit perencana, unit pelaksana, unit
pengawasan merupakan suatu keharusan. Apabila kita telaah dan teliti lebih lanjut, maka
skema organisasi kredit bank yang besar mempunyai cabang-cabang yang terbesar di daerah-
daerah diantaranya sebagai berikut:
1. Organisasi di kantor pusat (organisasi lini)
a. Kekuasaan yang paling atas dalam perkreditan dipegang oleh seorang direktur.
Direktur ini memimpin unit-unit pengarahan dana untuk mempelancar kegiatan
perkreditan.
b. Dibawahnya ialah seorang kepala biro (bidang atau devisi) perkreditan.
c. Dibawahnya lagi yaitu:
 Kepala bagian perencanaan kredit
 Kepala bagian pemberian kredit
 Kepala bagian pengawasan kredit
d. Sesuai dengan kebutuhannya maka masing-masing bagian dilengkapi dengan seksi-
seksi atau sub-sub bagian. Pembagian sub bagian dan atau seksi itu, dapat dilakukan
menurut pinjaman regional dan atau sektoral.
2. Staffing pada organisasi kredit
Sesuai dengan fungsi dan tugas biro kredit yang sedemikian luasnya, maka
pengorganisasian kredit harus dilengkapi dengan organisasi staff. Staff ini bertugas
membantu kepala biro/devisi.
3. Corporate financial service
Corporate financial service bertugas untuk membantu nasabah dalam mengatur
perusahaan terutama dalam menyusun suatu rencana keuangan dalam suatu waktu
tertentu. Disini diberikan bantuan kepada nasabah-nasabah tentang apa yang harus
dilakukan perusahaan demi peningkatan usahanya. Misalnya: bagaimana seharusnya
mengatur produksi, jumlah penjualan, biaya-biaya perusahaan, dan sebagiannya.
Corporate financial ini masuk ke dalam organisasi lin, dan ditampung pada bagian
pengawasan dan pembinaan kredit.
4. Organisasi di kantor distrik
Kantor distrik berfungsi sebagai coordinator kantor cabang. Fungsi kantor distrik ini yaitu
sebagai alat pengawasan dan pembinaan dari kantor pusat.
5. Organisasi kredit di kantor cabang
Seksi-seksi organisasi kredit di kantor cabang yaitu:
 Seksi perencanaan kredit
 Seksi pemberian kredit
 Seksi administrasi kredit
40

MENENTUKAN TEMPAT USAHA DAN FASILITAS BAHAN BAKU

A. MENENTUKAN TEMPAT USAHA


1. Menentuak dan memilih tempat usaha
Penentuan dan pemilihan tempat usaha itu akan menyangkut masalah efisiensi
transportasi, sifat bahan baku, dan kemudahan untuk mencapai para
konsumen/pelanggan/pembeli. Para calon wirausaha disini, sudah mengetahui
bahwa sifat bahan baku yang diperoleh dan bahan atau barang yang akan
dipasarkan selau ikut mempengaruhi penentuan dan pemilihan tempat usaha.
Penentuan dan pemilihan tempat badan usaha tidak begitu sukar jika
dibandingkan dengan penentuan tempat perusahaan. Tempat usaha perusahaan
besar sekali pengaruhnya terhadap ongkos atau biaya produksi, maupun biaya
penjualan dan akan berpengaruh terhadap harga pokok hasil produiksinya.
Menentukan dan mengurus trempat usaha bagi tiap-tiap jenis badan usaha, akan
berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung pada jenmis lapangan
usahanya. Selanjutnya di dalam menentukan dan mengurus tempat usaha
perusahaan, harus memperhatikan dan mempertimbangkan tempat yang paling
menguntyungkan berdasarkan poertimbangan ekonomis. Disini pertimbangan-
pertimbangannya antara lain:
a. Dekat dengan bahan baku
b. Dekat dengan pasar
c. Dekat dengan energy
d. Dekat dengan tenaga kerja
e. Mudah untuk memperoleh modal investasi
Adapun penentuan dan pemilihan tempat badan usaha itu dapat dibedakan
menurut bidang usahanya sebagai berikut:
a. Badan usaha ekstratif dan agraris
Penentuan dan pemilihan tempat badan usaha ekstratif dan agraris sangat
dipengaruhi oleh factor alam.
b. Badan usaha perdagangan
Badan usaha peragangan adalah badan usaha yang lapangan usahanya
membeli barang untuk di jual kembali. Dalam penentuan dan penggurusan
tempat badan usaha perdagangan ada 2 hal sebagai berikut:
1. Pertokoan
Tempat usaha pertokoan, tepanya berada di daerah tempat kediaman
konsumen, daerah dekat pusat perkotaan, di daerah dekat pasar dan
sebagainya.
2. Perusahaan dagang
41

Karena perusahaan dagang banyak menjual barang dagangannya ke daerah


lain, maka wirausaha akan menentukan dan menggurus tempat usaha yang
mudah transportasinya.
Untuk badan usaha yang menghasilkan jasa seorang wirausaha akan
menentukan dan mengurus tempat usaha yang sesuai dengan sifat jasa
yang dihasilkannya. Contoh menentukan dan memilih temapt ini ialah
daerah temapt perbankan di kota-kota perdagangan dan sebagainya.
Penentuan dan pemilihan tempat usaha itu sangat penting, karena
menyangkut tempat oprasional usaha, pengembangan usaha, perluasan
pembangunan usaha, dan sebagainya. Di sini setiap jenis usaha atau bentuk
usaha, selalu menghendaki penentuan dan penggurusan tempat usaha yang
berbeda.
Penentuan dan penggurusan tempat usaha itu, sangat berguna untuk
meningkatkan keberhasilan dan perkembangan perusahaan. Agar lebih
jelas, di bawah ini dimuat pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya
dengan masalah penentuan dan penggurusan temapt usaha sebagai berikut:
a) Di bagian wilayah/daerah/tempat usaha yang anda akan pilih?
b) Di kota aman kira-kira tempat usaha yang anda tentukan atau akan
anda pilih?
c) Di temapat khusus mana dari bagian kota yang akan anda tentukan
atau akan anda pilih?
Menentuakn tempat usaha sangat penting, karena akan menyangkut
efesiensi transportasi, sifat bahan baku dan kemudahan mencapai
konsumen/pembeli/pelanggan. (Atesuna)
2. Faktor-faktor penentuan dan pemilihan tempat usaha
Di dalam menentuakn dan memilih temapt usaha, factor-faktor yang
dipertimbankan sangat berbeda-beda sesuai dengan sifat perusahaan yang di
kelola wirausaha. Namun pada umumnya para wirausaha di dalam menentukan
dan memilih tempat usaha tersebut, selalu mempertimbangakn factor-faktor:
a) Kedekatan dengan pasar
b) Tersedianya bahan baku yang cukup
c) Hubungannya dengan konsumen/pembeli/pelanggan
d) Adayan staf dan kryawan yang dapat membantu di dalam perusahaan.
Secara lebih rinci factor-faktor yang berperan dalam penentuan dan pemilihan
tempat usaha yaitu sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan setempat
Dalam factor ini, wirausaha sebagai pemilik perusahaan perlu memperhatikan
dan mempertimbangkan masalah pengadaan tenaga kerja yang murah dan
mudah di dapat, pengaruh usaha yang terhadap lingkungan, tingka sosial
penduduk, adat istiadat, harga tanah, dan tersedianya bahan pembantu.
Pengaruh factor lingkungan stetmapt ini, cukup banyak dalam rangka
menentukan dan memilih tempat usaha yang diinginkan wirausaha.
Di samping itu, di dalam menentukan tempat usaha, wirausaha perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan pula pengaruh limbah dari
perusahaan, agar tidak merusak lingkungan setempat.
2. Factor bahan baku,pasar, dan transportasi
Di dalam factor ini, wirausaha dapat memperhatikan dan mempertimbangkan
bahan baku, pasar dan ongkos transportasi. Di sini perlu dipertahankan dan di
42

pertimbangkan mengenai mudah tidaknya memperoleh bahan baku, ukuran,


beratnya, volumenya, dekat pasar, transportasinya mudah dan murah.
Selanjutnya, wirausaha tinggal menentukan dan memilih dimana tepat usaha
yang cocok, tepat dan menguntungkan. Didalam prakteknya banyak wirausaha
yang menentukan dan memilih tempat usaha dan lokasi atau di daerah
perkotaan, dekat dengan jalan raya, dekat dengan pasar, dekat dengan sumber
bahan baku dan sebagainya.
3. Factor-faktor lainnya
Adapun factor-faktor lainnya yang dipertimbangkan oleh wirausaha didalam
menentukan dan memilih tempat usaha di antaranya:
a) Sifat produk yang diproses
b) Sifat bahan baku yang diperlukan
c) Sifat produk yang dihasilkan
d) Kebutuhan-kebutuhan akan bahan baku
e) Pengadaan tenaga kerja dan sumber air
f) Peraturan-peraturan pemerintah setempat
g) Fasilitas yang disediakan pemerintah, seperti perizinan usaha, listrik,
telepon, jalan, transportasi dan sebaginya.
Adapun factor lain yang menjadi pertimbangan didalam menentukan dan
memilih tempat usaha yaitu:
a) Temapt usaha dekat dengan pemerintah daerah
b) Tempat usaha dekat dengan dunia perdagangan
c) Tempat usaha dekat dengan bank, asuransi dan kantor jasa lainnya.
Seperti kita ketahui bahwa tempat kedudukan usaha adalah tempat badan
usaha dan biasanya pengelola perusahaan berada di tempat lain, sedangkan
tempat kediaman usaha adalah tempat usaha perusahaan beroprasi. Adapun
tempat antara kedudukan dan tempat kediaman ada beberapa perbedaan yaitu:
1. Tempat yang baik untuk badan usaha, belum tentu baik untuk tempat
perusahaan
2. Menentukan dan memilih tempat usaha lebih mudah dari pada menentukan
dan memilih tempat untuk perusahaan
3. Badan usaha yang memimpin dan mempunyai beberapa perusahaa, harus
memilih tempat usaha yang berlainan sebab factor-faktor yang
mempengaruhi tiap-tiap perusahaan itu tidak sama
4. Penentuan dan pemilihan tempat kediaman perusahaan banyak tergantung
pada rentabilitas yang diharapkan, misalnya keuntungan yang ditimbulkan
oleh proses produksi, murahnya bahan baku, dan mudahnya transportasi ,
mudahnya tenaga kerja dan sebagainya.
Ada dua hal yang penting menyangkut penentuan dan pemilihan tempt usaha
yaitu tempat kedudukan dan tempat kediaman usaha. (Ategawa)
B. ANALISIS PENENTUAN TEMPAT USAHA
1 Penentuan dan pemilihan tempat yang strategis
Tempat usaha yang strategis merupakan tempat atau perusahaan melakukan
aktivitasnya berikut pemasarannya, serta penjualan barang dagangan yang dapat
memberikan keuntungan. Para wirausaha sebagai pengelola usaha sangat
berkepentingan di dalam menentukan dan memilih tempat usaha yang strategis,
besar sekali pengaruhnya terhadap biaya-biaya produksi, biaya pemasaran, dan
biaya penjualan perdagangan.
43

Berdasarkan analisis tempat usaha yang strategis yang akan dipilih harus
berdekatan dengan tempat pemusatan para konsumen/pembeli/pelanggan, agar
dapat menjamin penyerahan barang dengan mudah dan cepat. Disini
pengambilan keputusan untuk menentuak dan memilih tempa usaha yang paling
strategis dapat dipandang sebagai proses:
a) Mencari tempat usaha umum yang strategis
b) Mencari tempat usaha yang khas atau khusus
Untuk menentuak dan memilih tempat usaha strategis, banyak kaitannya dengan
badan usaha. Seperti kita ketahui bahwa untuk menentukan dan memilih tempat
usaha yang strategis pada umumnya lebih mudah apabila dibandingkan dengan
mencari tempat untuk pabrik, maka harus melalui pertimbangan secara seksama
karena berkaitan dengan masalah bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan
sebagainya.
2 Masalah tempat usaha
Masalah tempat usaha bagi suatu industry tidaklah sama, karena bagi suatu
industry mungkin yang paling penting ialah sumber bahan baku dan yang alinnya
mungkin masalah fasilitas tyransportasi. Jadi masalah-masalah utama yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan bagi para wirausaha di dalam menentukan dan
memilih tempat usaha yaitu sebagai berikut:
a) Bertalian dengan usaha ke depan
Bertalian dengan usaha ke depan adalah masalah tempat usaha yang
berhubungan dengan pemasaran hasil produksi. Masalah selanjutnya apakah
tersedia konsumen-konsumen yang cukup menyerap hasi produksi perusahaan.
b) Bertalian dengan usaha kebelakang
Bertalian denan usaha ke belakng adalah masalah tempat yang berhubungan
dengn sumber daya yang akan digunakan. Masalah ini mehyangkut
tersedianya bahan baku, tenaga kerja , suasana, dan kondisi masyarakat
setempat.
Berdasarkan hasil analisis, apabila wirausaha sebagai pengelola usaha telah
menentukan dan memilih tempat usaha yang strategis, maka masalah-masalah
lainnya yang akan dihadapinya yaitu sebagai berikut:
1. Masalah permodalan dan biaya usaha
2. Masalah pelayanan prima terhadap konsumen
3. Masalah arus pengunjung / konsumen
4. Masalah perparkiran
5. Masalah keamanan perusahaan dan konsumen
6. Masalah populasi lingkungan
7. Masalah persaingan di dalam usaha
8. Masalah transportasi
9. Masalah batas-batas perdagangan
10. Masalah keindahan, kenyamanan,kebersihan, kesehatan dan sebagainya.
11. Masalah tenaga kerja bahan baku dan sebagainya
3 Memilih tempat usaha yang paling strategis
Di dalam analisis yang berkenaan dengan penentuan dan pemilihan tempat usaha
yang paling strategis, para wirausaha sebelumnya harus menunjukan peta daerah
yang menunjukan kepadatan konsumen dan para pesaing. Menentukan dan
memilih tempat usaha harus disertai dengan analisis tentang daerah atau wilayah
mana yang paling berpotensi tinggi dan berapa alternative banyaknya tempat
usaha.
44

Berdasarkan analisis memilih tempat usaha yang paling strategis akan


menyangkut banyaknya pusat usaha perdagangan dan pusat penjualan produk.
Adapun tempat usaha yang paling strategis dipengaruhi beberapa factor
diantaranya:
a. Corak barang yang disediakan perusahaan
b. Model dan desain barang-barang yang dibuat
c. Pelayanan prim yang diberikan perusahaan
d. Harga barang yang sesuai dengan daya beli konsumen
e. Penyerahan barang-barang
f. Kemudahan transportasinya
Tempat usaha yang ditentukan dan akan dipilih dan benar-benar paling
strategis sangat ditentukan oleh kepentingan usaha yang paling diinginkan dan
paling dipilih para wirausaha sebagai pemilik perusahaan serta para konsumen
sebagai berikut:
a. Tempat usaha yang diinginkan perusahaan
Tempat usaha yang diinginkan perusahaan di antaranya:
1. Letaknya strategis
2. Dekat bahan baku atau bahan dasar
3. Dekat dengan pasar
4. Dekat dengan konsumen/pembeli/pelanggan
5. Mudah untuk mendaptkan tenaga kerja
6. Biaya transportasi murah dan mudah
7. Segala fasilitas yang diberikan pemerintah daerah mendukung dan
menunjang
8. Daya beli dan minat para konsumen cukup potensial
9. Fasilitas tenaga pengerak/energi mudah didapt
10. Sosial ekonomi par konsumen di daerah tersebut baik sekali
b. Tempat usaha yang diinginkan para konsumen
Tempat usaha yang diinginkan para konsumen diantarnya:
1. Adanya fasilitas peparkiran yang cukup luas
2. Adanya fasilitas transportasi yang mudah, murah dan lancar
3. Adanya keamanan dan keselamatan bagi para konsumen
4. Adanya barang-barang yang dibutuhkan cukup tersedia dan memuaskan
5. Adanya pelayanan yang memuaskan
c. Dambaan tempat usaha yang diinginkan wirausaha
Menentukan dan memilih tempat usaha yng paling strategis merupakan
dambaan para wirausaha sebagai pengelola usaha, sebab:
1. Sangat menguntungkan
2. Dapat memuaskan para konsumen
3. Adanya kemudahan dalam mengurus segala hal
4. Memperlancar pemasaran dan penjualan barang dagangan
Jika wirausaha telah menentukan dan memilih tempat usaha yang paling
strategis, selanjutnya perlu merumuskan serta menganalisis kembali kembali
dengan seksama untuk menentapkan dari sekian alternative memilih tempat
usaha yang paling didambakan. Adapun yang menjadi ukuran yng dalam
menentukan dan memilih tempat usaha yang paling didambakan para wirausah
yaitu:
a. Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan
b. Dapat menjamin pengembangan perusahaan
45

c. Dapat menjamin keuntungan perusahaan


Penentuan dan pemilihan tempat usaha menyangkut kebutuhan luas banguna,
luas perusahaan, pengembangan usaha, dan perluasannya. (Rhenaldi)
C. MENGADAKAN FASILITAS DAN BAHAN BAKU
1. Aspek dan cara pengadaan bahan baku
a. Pengertian dan aspek-aspek pengadaan bahan baku
Perbekalan produksi meliputi semua barang dan bahan-bahan baku yang dimiliki
perusahaan dan digunakan untuk proses produksi. Adapun yang dimaksud
dengan bahan adalah unsure yang melekat dan secara langsung terlibat pada
produik yang bersangkutan. Bahan dapat dibedakan atas bahan baku dan bahan
pembantu. Bahan baku adalh bahan utama ynag diolah atau diproses menjadi
produk jadi, sedangkan bahan pembantu adalah bahan yang ditambahkan dan
sifatnya hanya untuk melengkapi.
Pengadaan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan terdiri dari atas:
a. bahan baku untuk proses produksi
b. bahan baku setengah jadi
c. bahan baku untuk proses produksi
d. bahan pengemas produk
Adapun aspek-aspek didalam pengadaan bahan baku yaitu:
1. Sumber air dan listrik
2. Sumber tenaga kerja dan bahan baku
3. Jalan dan transportasi
4. Penunjang lainnya
b. Perhitungan bahan baku
Bahan baku yang diperlukan perusahaan ialah bahan baku yang lansung
dibutuhkan untuk proses produksi. Selanjutnya untuk menghitung banyaknya
bahan baku yang diperlukan perusahaan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Taksiran secara langsung
Taksiran secara langsung adalah berdasarkan taksiran pengalaman wirausaha
di dalam melakukan pembelian bahan baku pada waktu yang lampau.
2. Menggunakan perhitungan standar usage rate
Cara ini adalah menentukan berapa satuan bahan baku yang diperlukan untuk
memproduksi satuan produk.
Pengendalian bahan baku sangat penting mengiangat akan berpengaruh langsung
terhadap kelancaran dan mutu produk. (Shogunata)
Sangat disayangkan gara-gara kehabisan bahan baku atau mutunya rendah
mengakibatkan produksinya bermutu rendah pula. (Atesuna)
3. Fasilitas dan tahapan pengadaan bahan baku
Fasilitas pengadaan bahan baku sangat penting dan perlu diperhatikan sebelum
wirausaha menetapkan suatu usaha. Fasilitas pengadaan bahan baku merupakan
factor yang dapt menentukan tingkat harga pokok dan kelncaran proses produksi.
Factor kemudahan di dalam mengelola usaha yang sangat dibutuhkan wirausaha
untuk oprasionalnya yaitu cepat atau mudahnya memperoleh pengadaan bahan
bakunya. Mengenali fasilitas tenaga kerja yang mudah dan murah, sangat
diharapkan oleh wirausaha dan perlu dipertimbangkan karena mereka member
sumbanagn terhadap perolehan laba perusahaan. Sedangkan sarana transportasi
dan keadaan jalan raya yang baik untuk mengangkut bahan baku merupakan
fasilitas yang sangat diperlukan wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Fasilitas
46

lainnya yang dibutuhkan wirausaha diantaranya yaitu pemberian izin usaha yang
mudah, pajak, adanya dukungan masyarakat setempat, dukungan dari pemerintah
dan sebaginya.
Tahapan-tahapan untuk mempermudah pengadaan bahan baku yang diperlukan
wirausaha sebagai pemilik perusahaan yaitu sebagi berikut:
1. Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya,
jumlahnya.
2. Membuat jadwal kapan bahan baku itu dibutuhkan perusahaan
3. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran
umum
4. Melaksanakan pembelian bhan baku sesuai jadwal dan program perusahaan.
Dalam tahap ini, wirausaha sebagai milik perusahaan harus melaksanakan
pemeriksaan terhadap jumlah dan kualitas bahan baku yang dibelinya
5. Melaksanakan menyimapan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan
6. Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi
7. Menempatkan tenaga pengawas yang bertanggung jawab terhadap
terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan.
Bahan baku menyangkut pada tangible input yang digunkan dalam proses
produksi. Bahan baku dapat berupa sumber daya alam atau dalam konteks
industry yang memerlukan bahan mentah dan komponen yang langsung
digubakan. Adapun fasilitas bahan baku itu merupakan kemudahan yang dapat
dimanfaatkan untuk perkembangan usaha. Dari penjelasan materi di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa fasilitas yang mungkin dapat digunakan yaitu sebagai
berikut:
a. Peraturan pemerintah yang mengatur hak dan kewajiban wirausaha
b. Kemudahan akan kebutuhan tenaga kerja
c. Kemudahan akan transportasi
d. Kemudahan akan tenaga listrik, air, dan telepon
e. Kemudahan dan izin surat usaha
f. Kemudahan akan bahan baku
g. Kebutuhan akan dukungan masyarakat setempat
h. Kemudahan akan kebutuhan pajak

MEREKRUT DAN MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA

A. MEREKRUT SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI TENAGA KERJA


1. Persyaratan merekrut sumber daya manusia sebagai tenga kerja
Pada dasrnya perusahaan merupakan sumber organisasi yang berdasarkan pada
kerja sama antar manusia dalam jumlah kecil atau besar. Betapapun baiknya
organisasi perusahaaan disususn, tidak berjalan lancar jika sumber daya manusia
dalam hal ini adalah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh wirausaha sebagai pemilik
perusahaan.
Oleh karena itu dalam merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja,
terutama yang menduduki jabatan tertentu dan sangat penting, terlebih dahulu
harus diteliti kemampuan dan keahliannya, baik untuk sekarang maupun
kemudian hari. Sebelum memutuskan untuk merekrut sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja, perlu diketahui dulu tenaga kerja apa dan berapa jumlah
yang dibutuhkan. Untuk itu wirausaha sebagai pemilik perusahaan hendaknya
47

membuat kelompok-kelompok bidang pekerjaan, kemudian dalam bidang


pekerjaan itu disususn tugas-tugas pokok yang harus dipenuhi. Pengelompokan
jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai persamaan kegiatan, di satukan dalam
kelompok bidang satu pekerjaan. Misalnya: kegiatan pembelian bahan-bahan
baku, pengawasan proses produksi, pengemasan dan sebagainya dapat
dikelompokan dalm bidang produksi, kegiatn penjualan, penagihan, promosi dan
sebagainya dapat dikelompokan menjadi stu dalam bidang pemasaran.
Kegiatan-kegiatan dalam dunia usaha atau bisnis biasanya dapat dikelompokan
dalam bidang produksdi, administrasi, keungan, pemasaran, pimpinan,
kepegawaian dan sebaginya. Untuk memudahkan pengelompokan jenis-jenis
pekerjaan, dapat dibuatkan daftar kegiatan kerja sejak awal hingga akhir.
Kemudian dari daftar kgiatan itu di pilih jenis-jenis kegiatn yang mempunyai
kesamaan dan kemudian disatukan. Selanjutnya dari bidang-bidang yang dibuat,
diuraikan tugas-tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan tugasnya.
Tugas-tugas pekerjaan itu terdiri atas tugas utama, rutin, dan incidental.
Selanjutnya wirausaha sebagai pemilik perusahaan, baru merekrut sumber daya
manusia sebagai tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut. Seterusnya dalam merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja,
ditentukan persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh setiap calon tenaga
kerja. Pertimbangan lain dalam merekrut sumber daya manusia ialah besarnya dan
beratnya jenis tugas pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugasnya. Tugas-tugas di dalam perusahaan itu akan dapat di selesaikan dengan
baik hanya oleh sumber daya manusia yang tepat dan terampil, serta penentuannya
didasarkan oleh persyaratan tertentu. Adapun persyaratan-persyaratan di dalam
merekrut sumber daya sebagai tenaga kerja yaitu:
a. Keahlian mencangkup pendidikan formal, kejuruan, kursus-kursus
keterampilan, pengalaman dan sebagainya.
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Kondisi fisik dan kesehatan
e. Kondisi mental dan kejuruan
2. Cara merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
Meskipun sumber daya manusia di indonesia cukup melimpah, untuk
mendapatkan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang baik tidk selamanya
mudah.
a. Cara perekrutan tenaga kerja berdasarkan sumber daya
Di sini ada 2 cara merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja, yaitu
sebagai berikut.
1. Cara formal
Cara merekrut sumber daya manusia sebagi tenaga kerja ini dpat dilakukan
melalui bantuan kantor penenmpatan tenaga kerja yang ada daerah, sekolah
atau kursus-kursus, perguruan tinggi, atau bursa tenaga kerja. Dengn cara ini
persyartan keahlian dan kondisi perekrutan sumber daya manusia sebagi clon
teng kerja angat mudah diperoleh.
2. Cara nonformal
Car merekrut sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perntaraan pegawi
yang sudah ada di dalam perusahaan, rekan-rekan dan melalui iklan. Dengan
melalui teman atau rekan-rekan, maka masalah karakter atau pribadi calon
48

tenaga kerja relative lebih terjamin. Sedangkn jika melalui iklan,


jangkauannya lebih luas dan diperlukan adanya latihan kerja.
b. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalm merekrut tenaga kerja
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merekrut sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja yaitu:
1. Membuat daftar kegiatan perusahaan secara lebih terperinci, kemudian
dikelompokan ke dalm bidang kerja atau tugas tertentu.
2. Membuat uraian tugas pada masing-masing bidang yang mencangkup seluruh
kegaiatan perusahaan
3. Menentukan persyaratan minimum sesuai tuntutan uraian tugas dan
memperkirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
4. Meneleksi dan merekrut kebutuhan tenaga kerja dengan mempertimbangkan
tersedianya dana
5. Melakukan perekrutan tenaga kerj, baik melalui rencana resmi maupun tidak
resmi.
6. Menyeleksi sumber daya manusia sebagai calon tenaga kerja menurut
kebutuhan
7. Memberikan latihan atau pendidikan tertentu jika diperlukan
8. Memberikan msa percobaan terhadp tenaga kerja yang telah direkrut dan
diterima untuk menilai kemampuan kerjanya, kejujurannya, loylitasnya,
kemampuan kerja sama dan sebagainya.
Segala usaha harus dilaksanakan wirausaha untuk merekrut tenag kerja,
memelihara, mendidik, mengembangkan, dan membinanya kea rah suasana kerja
yang memuaskan. (Fillipus)
Sumber tenaga kerja yang baik dapat dipergunakan sebagai sumber recruitment
tenaga kerja yang dibutuhkan. (Robertus)
c. Seleksi calon tenaga kerja
Baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah selalau mengadakn
perekrutan dan seleksi terhadap calon tenaga kerja yang dibutuhkan. Menagpa
setiap calon pelamar pekerjaan yang akan direkrut harus diseleksi terlebih dahulu?
Karena dalam hal ini, setiap wirausaha sebagai pemilik perusahaan ingin
mendapatkan sumber dayua manusia yang cocok dan tept untuk memangku suatu
jabatan tertentu. Apabil clon tenga kerja sudah resmi diterima jdi pegawai,
diwajibkan untuk melaksanakan suatu orientasi terhadap lingkungan perusahaan
dimana nantinya ia bekerja. Dalam masa orientasi, kepad tenaga kerja baru,
diberikan suatu gambaran tentang seluk beluk masalah pekerjaan di dalam
perusahaan. Orientasi itu merupakan masa perkenalan untuk memperoleh kesan-
kesan terhadap masalah pekerjaan, agara para tenga kerja baru dapat
menyesuaikan diri.
Dengan adanya orientasi maka wirausaha sebagai pemilik perusahaan akan
mengetahui apakah tenaga kerja baru itu merupakan tim yang baik atau tidak. Di
dalm prakteknya, cara merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
melalui seleksi sebagai berikut:
1. Cara Seleksi Tidak Berdasarkan Ilmu pengetahuan
Cara Seleksi ini tidak berdasakan ilmu pengetahuan dan tidak berdasarkan
pada seleksi atas JOB SPECIFICASION. Seleksi Sumberdaya manusia Ini haya
berdasarkan :
a. Surat lamaran pekerjaan;
b. Ijasa calon tenaga kerja;
49

c. Penagalaman tenaga kerja;


d. Wawancara langsung;
e. Rekomendasi dari pihak tertentu;

2. Cara Dengan Berdasarkan Ilmu Pengetahuan


Seleksi suimberdaya manusia yang berdasarkan ilmu pengetahuan, dapat di
pertanggung jawabkan karena seleksi ini berdasarkan pada prosedur –
prosedur RECRUITMENT yang benar. Adapun prosedurya:
a. APLICATION FORM; lamaran dan persyaratan yang diperlukan
b. Wawancara; wawancara awal dan akhir
c. Tes/Ujian; tes intelensi, mekanisme, minat, bakat dan sebagaiya.
3. Sumber Dan Merekrut Sumber Daya Manusia Sebagai Tenaga Kerja
Suatu keharusan bagian setiap wirausaha sebagai pemilik perusaan
untuk mengadakan penilaian terhadap berbagai sumber daya manusia.
Sumberdaya manusia sebagai calon tenga kerja yang baik, dapatdi pergunakan
sebagai sumbrer RECRUIMENT yang di butuhkan perusahaan. Seuatau
perusahaan yang akan merekrut sumbersumberdaya manusiasebagai tenaga
kerja, selaian menetapkan kualipikasi, juga menetapkan dari mana calon para
tenaga kerja tersebut harus direkrut.
Merekrut sumberdaya manusia sebagai tenagakerja yang baru, Perlu di
pertimbangkan dengan seksama berdasarkan pedoman dan persyaratan di
dalam RECRUIMENT. Kebijaksanaan di dalam RECRUITMENT hendakya
di buat prtauran-peraturan, apakah pencarian sumber – sumber tenag kerja itu
akan meluas sampai keluar perusahaan ataucukup dari dalam perusahaan
sendiri.
Dengan adaya kebijaksanaan RECRUITMENT, makawira usaha sebagai
Pemilik perusahaan dapat menentukan pola yang berhubungan dengan jenis-
Jenis dari sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja yang diperlukan. adapun
Tehnik RECRUITMENTyaitu;
a. Memasangiklan
b. Membuat daptar orang- orang yang akan diwawancarai
c. Memeriksa persyaratan para pelemar kerja
d. Mewawancarai calon tenaga kerja yang sudah terdaptar
e. Menentukan tes / ujian
f. Memilih para pelamr pekerjaan yang paling cocok menurut
kebutuhan;
g. Membuat perjangjian tentang kerja
Sumbr-sumber untuk merekrut simberdaya manusia sebagi tenaga kerja
Sangat penting bagi setiap perusahaan. Pada umumnya sumber-sumber tenaga
kerja yang di butuhkan wirausaha sebagai pemilik perusahaan itu di dapat
dari;
a. Dalam perusahaan sendiri
b. Kantor penempatan tenaga kerja
c. Teman – teman pegawai perusahaan sendiri
d. Orang-orang yang mencari pekerjaan
e. Begas pegawai yang dahulu pernah bekerja
f. Lembaga-lembaga pendidikan
g. Postr-poster surat edaran
h. Keluarga Dan para tetangga
50

Tenaga kerja manusia merupakan sumberdaya yang sangat penting karena


dapat menentukan segala-galanya. Berhasilnya suatu proses pencapaian tujuan
organisasi sangat tergantung pada unsure-unsur tenaga kerja manusia.
Sumbergaya manusia sebagai tenaga kerja merupakan sumberdaya
yang sangat penting didalam memajukan perusahaan. Oleh karena itu para
wirausaha sebagai pemilik perusahaan, sebagai menitikberatkan perhatian dan
usahaya agar tenaga kerja manusia dapat berdaya guna. Menurut pengamatan
penulis, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa merekrut sumber daya manusi
sebagai tenaga kerja di dalam perusahaan memeganhg perananpenting
disegala bidang.
Adapun peranan sumber daya manusia sebagai tenag kerja di dalam
perusahaan itu, diantaraya:
a. Sebagai perencana dan pengatur organisasi perusahaan
b. Sebagai penentu kunci utama peruses maju mundurya perusahaan
c. Sebagai sumberdaya yang produktif didalam perusahaan
d. Sebagai generator ketatakerjaan didalam perusahaan
e. Sebagai pengendali proses produksi didalam perusahaan
f. Sebagai modal uttamapenghembangan perusahaan
g. Sebagai pelaksana proses produksi di dalam perusahaan
h. Sebagai penggerak menejemen perusahaan
i. Sebagai administrator organisasi kepegawaiandi dalam perusahaan
j. Sebagai dinamisator pembangunan di dalam perusahaan
4. Prosedur merakrut sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja
Prosedurmerekrut sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja, terlebih dahulu
harus di seleksi.peyeleksian sumbertenaga kerja, sangat penting untuk
menjaga ketertiban dan kelencaran di dalam perekrutan atau penerimaan para
tenaga kerja baru.
Adapun prosedur seleksi 8ntuk merekrut sumberdaya manusia sebagai
twenaga kerja baru, yaitu sebagai berikut:
a. Pengisian pormulir;
Calon tenaga kerja baru, diharuskan mengisi piormulir dengan melampiri
1. Surat lamaran pekerjaan
2. Salinan ijasah
3. Suarat keyterangan berkelakuan baik
4. Surat keterangan tidak terlibat G.30.S/PKI
5. Suarat keterangan pengalaman tenaga kerja
b. Wawancara pendahuluan
Maksud Wawancara pendahuluan ialah Untuk memperoleh kesan tentang
calon tenaga kerja.
c. Wawanucara lanjutan;
Berdasarkan formulir lamaran dan lampiran-lampiranya,diadakan lagi
wawancara lanjutan untuk mendapatkan inpormasi calon tenaga kerja baru
dengan lebih mendalam.
d. Testing;
Untuk mendapatkan kepastian lebih lanjut tentang ilmu pengetahuan dan
mketerampiulanya, maka diadakan testingbagi calon tenaga kerja baru.
e. Penelitian penagalaman dan surat keterangan;
Setelah diadakan testing, perlu ditelitikembali pengalam calon tenaga
kerja, serta persyaratan lainya yang diperlukan
51

f. Pemeriksaankesehetan;
Pemerisaan kesehatan calon tenaga kerja sangat pewrlu dan harus
dilakukan oleh dokter yang kompeten
g. Rekomendasi
Rekomendasi tentang calon tenag kerja baru, diajukan kepada yang
memerlukan pegawai
h. Wawancara akhir
Wawancara akhir dilakukan oleh bagian yang memerlukan tenaga kerja,
sebagai bahan akhir dalam proses pengambilan keputusan diterima atau
tidaknya seorang calon tenaga kerja.
i. Penempatan calontenaga kerja;
Sebelum diangkat sebagai tenaga kerja, maka calon pegawai tersebut
diberikan masa percobaan terlebihdahulu
j. Pengangkatan Tenaga kerja;
Penganmgkatan tenaga kerja di lakukan oleh wirausaha sebagai pemilik
perusahaan atau oleh menejer perusahaan.
Untuk merekrut calon-calon tenaga kerja baru yang memenuhi persyaratan
Terlebihb dahulu harus mengetahui data-data yang lengkap mengenai
jabatan yang akan di isiya. Didalam pelaksanaan recruitment, terlebih
dahulu wirausaha harus mengetahui orang yang bagaimanakah yang kira-
kira dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
5. Kualipikasi dasar seleksi sumberdaya sebagai tenaga kerja
Kualifikasi dasar seleksi dalam rangka merekrut tenaga kerja yaitu sebagai
berikut.
a. Keahlian
b. Penagaman
c. Umur
d. Jeniskelamin
e. Pendidikan
f. Keadaan Fisik
g. Bakat
h. Tampang
i. Temperamen
j. Karakter
6. Jenis tes dalam rangkamerekrut sumber tenaga Merekrut sumberdaya manusia
sebagai tenaga kerja
Jenis-jenis tes dalam rangka Merekrut tenaga kerja untuk perusahaan antara
lain sebagai berikut;
a. Achaievement test
Achaieveement test adalah suatu tes yang di tujukan untuk mengukur apa
yang dapat dilakukan oleh seorang calon tenaga kerja. Cara tes ini ialah
dengan mengajukan beberapa pertanyaan, baik secara tertulis maupun
lisan.tes ini bertujuan untuk mengukur kecakapan dari calon tenaga kerja
pada waktu di uji/di tes untuk melakukan tugas-tugas dan tanggung jawab
tertentu dari suatu jabatan.
b. Aptitude test
Aptitude test suatu test yang tujuannya ingin mengukur kesanggupan atau
bakat dari seorang calon pegawai atau tenaga kerja. Tes ini dapt
dipergunakan untuk perseorangan atau untuk kelompok. Test ini ditujukan
52

untuk meramalkan kecakapan belajar didalam bekerja bagi calon tenaga


kerja pada kemudian hari.
c. Intelligence test
Intelligence test adalah suatu test yang tujuannnya untuk mengukur aspek-
aspek intelegensi seseorang calon tenaga kerja dan kesanggupan
mentalnya.
d. Personality test
Personality test adalah tes kepribadian calon tenaga kerja. Dengan
wawancara dapat diukur siaft-sifat kepribadian seorang calon tenaga kerja.
Tes kepribadian didasarkan atas tampang, perangai, dan sikap calon tenaga
kerja. Dengan adanya tes kepribadian diharapkan jawaban-jawaban calon
tenaga kerja dapat menunjukan sifat-sifat dan wataknya seperti: ramah
tamah, suka menghina, egoism, bekerja sama dengan orang lain, percaya
pada diri sendiri dan sebagainya.

Temperamen seorang tenaga kerja akan menunjukan cara bereaksi atau


bertingkah laku yang bersifat tetap. Sedangkan istilah watak dibentuk oleh
pengalaman semasa kanak-kanak dan dapat diubah oleh pengalaman-
pengalaman baru.
B. KONSEP, UNSUR, SIFAT, MANFAAT, DAN PENETAPAN SUMBER DAYA
MANUSIA
1. Konsep perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan pengelolaaan sumber daya manusia merupakan pola perbuatan yang
mengambarkan sumber daya manusia yang dibutuhkan perusahaan dan hal-hal
yang akan dikerjakan pada kemudian hari. Dengan perkataan lain, perencanaan
sumber daya manusia itu ialah memikirkan para pegawai/ karyawan perusahaan
sekarang dan dilaksanakan serta tindakannya akan datang dalam masalah
pekerjaan. Secara umum, sumber daya manusia itu merupakan system kerja dan
pengerah segala fasilitas, agar tujuan usaha yang telah ditentukan sebelumnya
benar-benar tercapai dengan baik.
Dalam manejemen modern, dijelaskan bahwa sumber daya manusia, merupakan
sumber pokok yang paling menentukan keberhasilan dalam pengelolaan usaha.
Pada dasarnya usaha atau bisnis yang dikelola wirausaha berkewajiban
memanajemeni para pegawai/karyawan guna mengapai tujuan atau sasaran yang
hendak di capai. Sudah terbukti apabila sumber daya manusia bermotivasi tinggi
dan merasa sebagai bagian dari keluarga perusahaa, maka para pegawai/karyawan
akan bekerja lebih efektif, efesien, prestatif, dan menguntungkan untuk
perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, ada baiknya wirausaha sebagai pemilik
perusahaan merencanakan pengelolaan sumber daya manusia dan menetapkan
kebijakannya yang mantap meliputi:
a. Merencanakan dan menetapkan cara mengelola sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja yang produktif.
b. Merencanakan dan menetapkan syarat-syarat naik pangkat bagi mereka yang
berhasil/berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya
c. Menerapkan pedoman jamkerja, cara mengerjakan, masalah cuti kerja, dan
sebagainya.
d. Menetapkan gajih minimumdan tunjangan yang cukup untuk hidup wajar bagi
para pegawai / karyawan
53

Agar para perencanaan pengelolaan sumber daya manusia yang akan bekerja di
dalam perusahaan berhasil dengan baik, maka para pegawai / karyawan peril
memiliki ;
a. Motivasi ataudorongan untuk bekerja secara prestatip;
b. Koordinasi yang baik di dalam melaksakan pekerjaan dengan semua pihak;
c. Loyalitas dan pengabdian pada perusahaan milik eira usaha;
d. Kerjasama dengan semua pihak di dalam perusahaan
e. Mempuyai kemampuan, keahlian, dan keterampilan dalam melaksanakan
pekerjaannya
Konsep perencanaanpengelolaan sumber daya manusia sebagai pegawai /
karyawwan perusahaan merupakn alat untuk menentukan prioritas, mengukur
kemampuan keberhasilannya dalam meleksanakan pekerjaannya. Jika wirausaha
sebagai pemilik perusahaan tidak membuat konsep perencanaan pengelolaan
sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja perusahaannya, bagaimana dapat
mengetahui mau kemana, sampai dimana, dan apa yang harus dilakukannya
sehubungan dengan pengelolaan usaha dan pengembangannya
2. Unsur-unsur perencanaan sumber daya manusia
Setelah dikembangkan scientific manajemen usaha, maka sumber daya manusia
mulai dianggap sebagai sosok yang mempuyai perasaan, pikiran, kebutuhan,
kemampuan dan harga diri. Semua keinginan dan kebutuhannya serta segala
permasalahannya harus di perhatikan dan di kembangkan agar prestasi kerja para
pegawai/ karyawan perusahaan dapat meningkat. Sumberdaya manusia di sini
merupakan para pegawai / karyawan perusahaan yang sangat penting dalam dapat
menentukan maju mundurnya usaha. Maka dari itu, wira usaha sebagai pemilik
perusahaan sudah sepantasnya menitik beratkan perhatiaan dan usahanya, agar
tenaga kerja manusia dapat pberdaya guna dan berhasil guna sebagai mana yang
di harapkan perusahaan.
Di dalam manajemen usaha, realisasinya di titik beratkan terhadap pentingya
peranan tenaga kerja manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
wirausaha sebelumnya. Adapun unsure-unsur perencanaan pengelolaan
sumberdaya manusia di dalam perusahaan milik wirausaha sebagai berikut
a. Rasional
Perencanaanpengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan harus di buat
dengan pemikiran secara rasional, tidak secara khayalan atau angan-angan saja
b. Etimasi
Dasar dari perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan
yang baik ialah dari adaya penganalisisan fakta-fakta dan pemikiran-pemikiran
yang mendekati ( estimasi ) keyataannya
c. Preparasi
Perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaa, dibuar
sebagai persiapan yaitu merupakan pedoman dan patokan untuk tindakan yang
akan dilakukan oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
d. Operasional
Perenjcanaan pengelolaan sumberdaya manusia, sebaiknya di laksakan untuk
keperluan sesuatu tindakan dalam pekerjaan didalam perusahaan dan bukan
untuk yang sudah di oprasikan pada masa lalu

3. Sifat perencanaan sumber daya manusia


54

Didalam konsep perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia, wirausaha


sebagai pemilik perusahaan akan meyiaokan pegawai/kryawan yang di butuhkan
perusahaan diman pekerjaan/aktipitas perlu dijalankan
Konsep perencanaan pengelolaan sumberdardaya manusia ialah menp[ersiapkan
sumbermanusianya, tentang apa yang dikerjakan dalam bats waktu tertentu agar
memperoleh para pegawai/kaeyawan yang produktif dan prestatif.
Adapuis sipat perenvanaan sumberdaya manusia dalam perusahaan yaitu sebagai
berikut.
a. Rasional
Perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia yang baik harus atas dasar
pemikiran yang masuk akal, ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan
b. Faktual
Perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia yang baik harus di buat
berdasarkan pakta dan data yang ada, serta harus dipikirkan kejadian-kejadian
yang akan timbul dalam pelaksanaan pekerjaan didalam perusahaan
c. Pleksibel
Perencanaan pengelolaan sumber daya manusia yang baik dan sempurna hrus
mengikuti perkembangan perusahaan.
d. Kontiniu
Perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia yang baik harus dibuat dan
dipesiapkan untuk tindakan yang terus menerus danm berkelamnjutan dalam
bekerja di dalam perusahaan
e.
4. Manfaat perencanaan pengelolaan sumber daya manusia
Proses perencanaan sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja didalam
perusahaan, hakikatnya sama dengan proses perencanaan yang lainnya. Dalam
proses perencanaan pengelolaan sumberdya manusia, wirausaha harys mampu
membayanmgkan dan mengantisipasi keberhasilan masa depan perusahaannya.
Adapun manpaat perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia sebagai tenagta
kerja didalam perusahaan yaitu;
a. Memberikan uraian tentang langkah-langkah yang harusdikerjakan dalam
sasaran, target, dan petunjuk pelaksanaan merekrut tenaga kerja yang
berkualitas
b. Alat untuk memperkecil resiko dabn memperbesar peluang usaha, kaena adaya
sumbertmanusia yang berkualiutas
c. Alat untuk mengembangkan kemampuan manajerial atau kepemimpinan
dalam perusahaan.
d. Alat komunikasi dalam pengelolaan sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja
didalam perusahaan
5. Penetapan perencanaan sumber daya manusia
Setiap usaha atau bisnis yang di kelola wirausaha pasti mempuyai kegiatan-
kegiatan yang dikerjakan. Misalnya;kegiata proses produksi, pemasyaran,
penjualan, promosi, distribusi, dan sebagainya. Untuk melaksanakan kegiatan
usaha atau bisnis memerlukan adaya penetepan perencanaan pengelolaan saumber
daya manusia sebagai tenaga kerja yang terampil dan berkemampuan dalam
bekerja.para wirausaha haruyus menetapkan dan mencata, apakah tanaga kerja
yangf dimiliki sudah cukup baik dalam jumlahnya maupun keterampuilan dan
kemampuannya. Contoh dalam bidang produksi, apakah sumberdatya manusia,
55

sebagai tenaga kerja sudah mencukupi dan mampu memproses produksi


barqangnya.
Pungsi organisasi prusahaan yang di kelole wirausaha berpusat sumberdaya
manusianya.pungsi ini perlu dilaksanakan direncanakan pengelolaannya
sehubungan dengan pentingnya sumberdaya manusia dalam suatu usaha atau
bisnis. Dengan melalui sumberdaya manusia maka sumberdaya lainnya dapt
dikembangkan. Begitujuga dalam peraktek manejemen modern, paktor penetapan
perwencanaan pengelolaan sumberdaya amanusia sebagai tenga kerja, merupakan
unsure poko yang dapat menentukan keberhasilan usaha atau bisnis. Didalm usaha
atau bisnisnya, wirausaha harus merencanakan pengelolaan sumberdaya manusia
dan harus memahaminya, serta dilaksanakan dengan sebaik – baiknya. Bayak
sumber daya manusia tersedia, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Sumber sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja yang baik. Dapat
dipergfunakan sebagai bahan recruitment ( penerimaan ) tenaga kerja yang di
butuhkan . masalah perencanaan menetapkan tenaga kerja yang yang di perlukan,
wirausaha sebagai pemilik perusahaan yang sangat penting untuk mengganti
tenaga kerja yang sudah lama dan sudah habis masa baktinya menurut undan-
undang yang berlaku.
Penetepan perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia, sebagai tenaga kerja
yang di perlukan, harus dipertimbangkan dengan seksama dipertimbangkan
dengan seksama dipertimbangkan pedoman recruitment ( penerimaan ).
Kebijaksanaan didalam recruitment9 penerimaan ) sumberdaya manusia sebagai
tenaga kerja hendaknya di buat peraturan-peraturan, apakanh pencariandan
pengelolaan tenaga kerja itu akan meluas sampai keluar perusahaan atau cukup
dari dalam perusahaan saja. Dengan adaya kebijaksanaan dalam recruitment
( penerimaan ) sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja, maka wira usaha
sebagai pemilik perusahaan dapat menentukan polqa dengan jenis sumbertenaga
yang ada.
Hal yang perlu dipertimbangkan dari seseorang tenaga kerrja yaitu
keterampilannya, spesialisasinya, penaglamannya, dan kejujurannya. ( rhenaldi )
Didalam pengel0laan uysaha atau bisnis, paktor sumberdaya manusia merupakan
unsure poko yang p[aling menentukan keberhasilannya. ( atesuna )
Pertencanaan pengelolaan sumberdaya manusia ialah mermilih dan menetapkan
pegawai / karyawan yang di butuhkan, sehingga akan diperoleh kualitas hasilnya
dalam bekerja. ( aditya )
C. LANGKAH DAN TAHAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Langkah pengelolaan sumberdaya manusia
Pengelolaan sumberdaya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan, dam
peningkatan sumberdaya manusia yang bekerja di dalam perusahaan.Tahap
pengelolaan sumber daya didalam perusahaan, mencakup masalah recruitment
( penerimaan ), seleksi, orientasi, dan pengembangannya. Tahap pengelolaannya
perlu memperhatikan kesesuaian antara kemampuan sumberdaya manusia dan apa
yang menjadi tugas dan tangguing jawabnya didalam perusahaan.
Dalam pengelolaan sumber daya manusia, wirausaha perlu memperhatikan dan
memberi kesempatan untuk memperoleh pelatihan, pendidikan, supervisi,
penilaian kerja, imbvalan, serta jaminan perlindungan, dan kesehatan kerja. Yang
bekerja di dalam perusahaan ialah bagaimana agar para pegawai/karyawan merasa
puas di dalam bekerja.
56

Adapun langkah-langkah pengelolaan sumber daya manusia yang bekerja di


dalam perusahaan yaitu:
Pertama : membuat suatu pengelolaan sumber daya manusia dengan menentukan
kebutuhan pegawai/karyawan dan tujuan yang akan dicapai perusahaan.
Kedua : mengadakan observasi dan penelitian yaitu dengan melakukan
penyelidikan atau penelitian terhadap keterangan-keterangan yang
sudah dikumpulkan sehubungan dengan sumber daya manusia
Ketiga : menyelesaikan masalah-masalah sumber daya manusia di dalam
perusahaan dengan menetapkan periode yang diperkirakan relefansinya
dengan keperluan pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas
didalam perusahaan
Keempat : berdasarkan hasil penilihan dan hasil percobaan terhadap sumber
daya manusia sebagai pegawai/karyawan di dalam perusahaan akan
ditemukan metode-metode atau alternative penyelesaian pengelolaan
sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga kerja di dalam
perusahaan.
Kelima : metode-metode yang telah dipilih dan diuji, terus di evaluasi
berdasarkan hasil pengalaman wirausaha di dalam mengelola sumber
daya manusia di perusahaannya.
Keenam : akhirnya, wirausaha melaksanakan metode pengelolaan sumber daya
manusia yang sudah ditentukan dengan menetapkan pelaksanaan-
pelaksanaan atau petugas yang ada di perusahaan.
2. Tahapan pengelolaan sumberdaya manusia
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dan harus
dilaksanakan oleh wirausaha untuk menentukan apa yang harus dikerjakan ileh
pegawai/karyawan di dalam perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia
merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha membuat rencana,
membuat iktisar lengakp, dan menetapkan karyawan/pegawai didalam
perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia, akan memberikan pola-pola tinadakan yang
akan mencangkup dan merupakan pedoman melaksanakan pekerjaan didalam
perusahaan. Adapun tahapan-tahapan dalam membuat pengelolaan sumber daya
manusia didalam perusahaan milik wirausaha meliputi hal-hal berikut ini:
a. Adanya ramalan
Dalam ramalan pengelolaan sumber daya manusia yaiutu bagaimana jalanya
perkembangan perusahaan untuk masa depan dan bagaimana kemampuan
kinerja para pegawai atau karyawannya.
b. Adanya sasaran
Disini wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus menetapkan sasaran dan
perincian singkat serta tegas mengenai apa yang akan dikerjakan dan akan
dicapai oleh pegawai/karyawan didalam perusahaan.
c. Adanya kebijaksanaan
Di sini wirausaha sebagi pemilik perusahaan harus menerapkan kebijaksanaan
rumusan cara-cara kerja yang dilakukan pegawai karyawan di dalam
perusahaan.
d. Adanya program
Di dalam melaksanakan pekerjaan, sebaiknya ada urutan langkah-langkah
yang akan dilakukan pegawai/karyawan di dalam perusahaan sesuai dengan
program yang sudah ditentukan wirausaha sebagai pemilik perusahaan .
57

e. Adanya factor waktu


Adanya factor waktu ialah lamanya tiap-tiap pekerjaan harus diselesaikan
tepat waktu sesuai dengan perencanaan perusahaan.
f. Adanya prosedur kerja
Didalam prosedur kerja harus ada penegasan system pekerjaan yang dilakukan
pegawai/karyawan dalam pekerjaan.
g. Adanya anggaran biaya
Ddalam penetapan sumber-sumber keuangan peruisahaan untuk pelaksanaan
pengelolaan sumber daya manusia, sebelumnya anggaran biaya harus
dipersiapkan oleh wirausaha.
3. Maksud dan tujuan pengelolaan sumber daya manusia
Pengelolaan sumber daya manusia selalu berhubunagn dengan segala macam
usaha untuk mencapai dan memelihara pegawai/karyawan didalam perusahaan
milik wirausaha dengan memuskkan. Adapun tujuan dan maksud dalam
menerapkan pengelolaan sumber daya manusia pada pegawai/karyawan
perusahaan yaitu:
1. Untuk mendapatkan pegawai/karyawan dan membinanya dalam rangka
mendayagunakan sumber daya manusia yang berkualitas didalam
melaksankan pekerjaanya.
2. Untuk meningkatkan kreativitas, inovatif, prestatif, dan keterampiln kerja
pegawai/karyawan di dalam perusahaan milik wirausaha.
3. Untuk menciptakan suasana dan hubungan kerja lebih baik, harmonis, dn
serasi diantara para pegawai karyawan, baik secara vertical maupun secara
horizontal
Pengelolaan sumber daya manusia di dalam perusahaan merupakan suatu fungsi
manejemen yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh wirausaha sebagai
pemilik perusahaan yang ingin mencapai sukses di bidang usaha atau bisnis
pengelolaan sumber daya manusia, mempunyai beberapa keuntungan untuk
wirausaha diantaranya sebagi berikut:
1. Memberikan sesuatu pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap
pegawai/karyawan dalam manejemen kepegawaian dan usaha atau bisnis.
2. Memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai seluruh kegiatan
kerja yang akan dilaksanakan oleh pegawai/karyawan di dalam perusahaan.
3. Kegiatan-kegiatan usaha atau bisnis dan kerjanya berlangsung secara teratur,
dengan tujuan tertentu didalam perusahaan.
4. Sesuatu pekerjaan di dalam perusahaan menajdi lebih produktif dan efektif
5. Penggunaan fasilitas dan alat-alat dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan
efisien.
Pengelolaan sumber daya manusia dititikberatkan pada masalah manusianya yang
ada hubungannya dengan masalah kualitas kerjanya. (Ategawa)
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan bagian manajemen yang
beruhubungan dengan manusia, baik perorangan maupun kelompok dengan
sumbangannya pada efektivitas kerjanya. (Rhenaldi)
Dalam kegiatan manajemen usaha atau bisnis yang dijalankan wirausaha, sumber
daya manusia merupakan factor yang sangat menentukan keberhasilan usaha atau
bisnisnya. Sumber daya manusia akan menentukan tujuan dan proses kegiatan
untuk mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan wirausaha didalam
perusahaannya. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas tidak akan
ada proses kerja didalam perusahaan.
58

Sumber daya mnusia di dalam perusahaan merupakan pusat kegiatan dalam:


a. Melahirkan proses kegiatan kerja
b. Menggunakan alat-alat dan mesin dalam proses kerja
c. Melaksanakan tugas kerja dengan produktif, efektif, efisien, dan prestatif.
D. CARA MENGEMBANGKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Mengembangkan kemampuan bekerja
Para wirausaha harus mengetahui bagaimanan menggunakan berbagai sumber
daya manusia dalam lingkungan perusahaannya untuk membantu kegiatan proses
produksi. Dalam prakteknya banyak sumber daya manusia yang berkualitas
tersedia, baik dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Semakin maju
suatu Negara semakin banyak sumber daya manusia yang mempunyai
kemampuan dan keterampilan didalam melakukan proses pekerjaannya. Sumber
daya manusia merupakan potensi pembangunan baik dalam kuantitas maupun
dalam kualitas.
Wirausaha harus memajukan dan mengembangkan usaha atau bisnisnya dan
berusaha mengembangkan para pegawai/ karyawannya dengan mendidik serta
melatih agar mereka bias mandiri, disiplin, jujur, tekun, berkualitas dan prestatif
didalam melaksanakan pekerjaan. Wirausaha selalu memberikan darma baktinya
untuk melancarkan proses pengembangan kemampuan sumber daya manusia,
produksi, distribusi dan keberhasilannya. Untuk meningkatkan pengembangan
para pegawai/karyawan wirausaha selalu memberikan pendidikan dan pelatihan
agar mereka memperoleh kemampuan, keterampilan, dan keahlian didalam
melaksanakan pekerjaan diantaranya:
a. Mengembangkan kemampuan strategis sumber daya manusia dalam rangka
menghadapi persaingan global melalui pengemangan kualitas
pegawai/karyawan didalam perusahaan milik wirausaha.
b. Memperluas kesempatan bekerja melalui pengembangan kemampuan
pengelolaan usaha atau bisnis
c. Mengembangkan kemampuan bekerja atau memahami manajemen usaha atau
bisnis
Stevenson mengatakan bahwa tingkah laku dan usaha wirausaha mencangkup
kemampuan untuk menggunakan sumber daya manusia yang dimilikinya, seperti
kemampuannya, keahliannya, keterampilannya, spesialisasinya, ide-idenya dan
bakat-bakatnya. Adapun factor yang mendorong pola tingkah laku wirausaha
dalam mengembangkan sumber daya manusia ialah ingin meningkatkan kualitas
didalam bekerja dan mengurangi risikonya.
2. Peranan pengelolaan sumber daya manusia
Para pegawai/karyawan perusahaan merupakan sumber daya manusia sangat
penting, karena dapat menentukan keberhasilan dalam usaha/bisnisnya. Para
pegawai/karyawan yang sumber daya manusianya berkualitas akan memegang
peranan penting karena dapat meningkatkan produktivitas dalam mengembangkan
usaha atau bisnis wirausaha.
Adapun peranan pengelolaan sumber daya manusia sebagai pegawai/karyawan
perusahaan milik wirausaha yaitu:
a. Sebagai pelaksana proses pengembangan usaha atau bisnis
b. Sebagai kunci proses maju mundurnya kegiatan usaha atau bisnis
c. Sebagai sumber daya manusia yang produktif, inovatif dan prestatif
d. Sebagi perencana dan mengatur organisasi didalam perusahaan milik
wirausaha
59

e. Sebagai modal dasar pengembangan dan kemajuan usaha atau bisnis


f. Sebagai dinamisator pengembangan dan kemajuan usaha atau bisnis
g. Sebagai pengendali proses produksi yang efektif dan efisien
h. Sebagai penggerak manajemen usaha atau bisnis
i. Sebagai administrator kepegawaian didalam perusahaan milik wirausaha
j. Sebagai generator ketatakerjaan didalam perusahaan milik nasional
3. Penilaian pengelolaan sumber daya manusia
Penilaian pengelolaan sumber daya manusia didalam perusahaan merupakan salah
satu yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan promosi. Didalam penilaian
pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas banyak sekali
permasalahannya.
Roger Bellows menyebutkan didalam bukunya “ Psychology of personel in
business and industry” bahwa sumber daya manusia itu adalahpegawai/ karyawan
perusahaan yang dapat dipergunakan:
a. Sebagai dasar untuk menentukan pembayaran gji/upah/bonus kepada
pegawai/karyawan perusahaan
b. Sebagai alat dalam pengawasan penugasan pekerjaan didalam perusahaan
c. Sebagai alat latihan dan pendidikan bekerja didalam perusahaan
d. Sebagai alat dalam pemberian tugas kerja didalam perusahaan
e. Sebagai alat pemberian perangsang untuk pegawai/karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan didalam perusahaan
Adapun tujuan penialaian sumber daya manusia yang berkualitas sebagai
pegawai/karyawan perusahaan milik wirausaha yaitu:
1. Untuk menilai pegawai/karyawan yang berhubungn dengan masalah tmbahan
gaji/upah/bonus
2. Untuk menilai aktivitas, kreativitas, dan inovatif pegawai/karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
3. Untuk menilai kemampuan dan keterampilan pegawai/karyawan didalam
melaksanakan tugas karyawnnya.
4. Untuk menilai hal-hal yang berhubungan dengan masalah promosi
pegawai/karyawan perusahaan.
5. Untuk menilai pegawai/karyawan tentang kecakapannya dan kemampuannya
bekerja di dalam perusahaan.
Tidak ada satu usaha pun yang dapat bertahan lama serta mencapai sasarannya
apabila tidak menggunakan praktek manajmen yang efektif. Sebab terwujudnya
tujuan usaha sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusiannya.
(Rhenaldi)
Adapun komponen data dan fakta yang diperlukan di dalam penilaian dan
pengelolaan sumber daya manusia yang dibutuhkan perusahaan yaitu:
1. Kejujuran pegawai/karyawan
2. Tanggung jawab di dalam bekerja
3. Keandalan dan kemahiran di dalam bekerja
4. Kualitas pekerjaan para pegawai/karyawan
5. Inisiatif, inovatif, dan prestatif pegawai/karyawan
6. Pemanfaatan waktu di dalam bekerja
7. Sikap pegawai/karyawan terhadap perusahaan
8. Pengetahuan pegawai/karyawan terhadap pekerjaan
9. Kerja sama para pegawai/karyawan didalam perusahaan
60

10. Kehadiran dan kerajianan para pegawai/karyawan bekerja didalam


perusahaan.

E. PELAKSANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


1. Pengelolaan sumber daya manusia melalui latihan dan pendidikan
a. Manfaat latihan dan pendidikan kerja
Sumber manusia dalam perusahaan salah satau aspek yang perlu ditangani
secra berencana dan berkesinambungan. Dengan adanya latihan dan
pendidikan kerja diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia yaitu
para pegawai/karyawan perusahaan milik wirausaha diantaranya:
1. Keahliannya dalam bekerja akan meningkat
2. Kemampuannya dalam bekerja akan meningkat
3. Kepribadiannya dalam bekerja akan lebi baik
4. Keterampilannya dalam bekerja akan meningkat
5. Pengetahuannya dalam bekerja akan bertambah
Dibawah ini akan diberikan beberapa pendapat para ahli tentang manfaat
adanya ltihan dan pendidikan dalam rngka meningkatkan sumber daya
manusia sebagai pekerja didalam perusahaan diantaranya:
1. D. Yoder : untuk mningkatkan stabilitasi pegawai/karyawan
untuk memperbaiki dan meningkatkan cara bekerja
dalam perusahaan
2. A. Latinier: Para pegawai/karyawan akan lebih berkembang, lebih cepat
dan lebih baik
Cara bekerja para pegawai/karyawan akan lebih
prestatif
3. J. Tiffen :para pegawai/karyawan perusahaan akan melaksanakan
tugasnya dengan baik dan tuntas
Para pegawai/karyawan perusahaan akan melaksanakan
tugasnya dengan efektif dan efisien

4. F.W. Taylor : perusahaan dapat memilih pegawai/karyawan yang


berkualitas
Para pegawai/karyawan perusahaan akan melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan tuntas
Proetor dan Thorton menjelaskan tentang manfaat pengelolaan sumber daya
manusia melalui latihan dan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas
pegawai/karyawan perusahaan sebagai berikut:
1. Meningkatkan rasa puas para pegawai/karyawan perusahaan
2. Meningkatkan pengetahuan serba guna untuk para pegawai/karyawan
perusahaan
3. Meningkatkan dan memperbaiki komunikasi para pegawai/karyawan
perusahaan
4. Meningkatkan kerja sama yang lebih baik dalam bekerja pada perusahaaan
5. Memperbaiki moral para pegawai/karyawan perusahaan
6. Mengurangi ketidakhadiran para pegawai/karyawan dalam bekerja pada
perusahaan
7. Mengurangi biaya-biaya lembur pekerjaan dalam perusahaan
8. Mengurangi pemborosan dalam pelaksanaan kegiatan kerja didalam
perusahaan
61

9. Mengurangi biaya pemeliharaan peralatan mesin-mesin milik perusahaan


10. Mengurangi keluhan-keluhan para pegawai karyawan pada waktu bekerja
dalam perusahaan
11. Mengurangi kecelakaan-kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan
12. Memperbaiki metode dan system dalam bekerja pada perusahaaan
13. Menaikan dan meningkatkan penghasilan/laba perusahaan
b. Beberapa sasaran pengembangan dalm pengembangan sumber daya manusia
Dalam rangka pengembangan, pengelolaan sumber daya manusia melalui
pelatihan dan pendidikan kerja didalam perusahaan milik wirausaha antara
lain sebagai berikut:
1. Pengembangan pengetahuan, kemampuan, keterampilan
pegawai/karyawan dalam bekerja di perusahaannya
2. Pengembangan informasi, misalnya dengan latihan orientasi kerja didalam
perusahaan
3. Pengembangan sikap pegawai/karyawan, misalnya dengan menambah
sensitivitas bekerja didalam perusahaan dan supervisor manajemen
personaliannya
Beberpa hal penting didalam sumber daya manusia yang akan diperlukan dan
akan dinilai antara lain, mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja,
kepuasan kerja, pelatihan kerja, pengembangan kerja dan kepemimpinannya.
Segala usaha harus dilaksanakan untuk mendapatkan, memelihara, mendidik,
mengembangkan, dan membina sumber daya manusia yang diarahkan pada
suasana kerja yang menyenangkan. (Dizadin)
2. Macam-macam latihan dan pendidikan
Macam-macam latihan dan pendidikan dalam perusahaan yang dikelola wirausaha
dalam rangka peningkatn sumber daya manusia meliputi hal-hal berikut ini:
a. Latihan industry
Latihan ini tujuannya untuk membantu pra pegawai/karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien.
b. Latihan tugas (job training)
Latihan ini tujuannya adalah untuk memberikan intruksi kepada
poegawai/karyawan guna melaksanakan tugas-tugas tertentu didalam
perusahaan.
c. Latihan pengawasan (supervisor training)
Latihan ini tujuannya adalah untuk mengajar karyawan/pegawai tentang
bagaimana memeriksa dan megawasi kegiatan pekerjaan dalam perusahaan.
d. Latihan manajemen ((management training)
Latihan ini tujuannya adalah untuk melatih pegawai/karyawan yang
memangku suatu jabatan tertentu didalam perusahaan, misalnya untuk menjadi
sekertaris dan akuntn.
e. Latihan pengembangan pimpinan (executive development)
Latihan ini tujuannya adalah untuk pengembangan pimpinan/manajer
perusahaan milik wirausaha agar mereka memperoleh kemampuan-
kemampuan memimpin anak buahnya dalam rangka pengembangan usaha
atau bisnisnya.
3. Metode latihan dan pendidikan
Metode latihan dan pendidikan yang dijalankan wirausaha sebagai pemilik
perusahaan dalam rangka peningkatan sumbe daya manusia antara lain:
a. Latihan induksi
62

Latihan induksi adalah latihan yang dapat ditempuh melalui kuliah-kuliah, dan
melalui perjalanan dinas/studi banding
b. Latiahn tugas
Latihan tugas dapat dilaksanakan dalam bentuk para pegawai/karyawan
bekerja sambil belajar, para pegawai/karyawan mengikuti pelatihan dan
pendidikan di luar perusahaan, para pegawai/karywn mengikuti pelatihan dan
pendidikan didalam perusahaan oleh tenaga ahli yang didatangkan wirausaha.
c. Latihan pegawas
Latiahn pengawas dapat dilaksanakn dalam bentuk para pegawai/karyawan
dapat belajar melalui kursus-kursus di luar perusahaan, dan wirasusaha
melaksanakan kursus didalam perushaan utnuk kepentingan
pegawai/karyawan.
d. Latihan manajemen
Latihan manajemen dapat dilaksanakan dalam bentuk par karyawan/pegawai
dapat mengikuti ujian professional manajemen perusahaan, dan dapat
mengikuti sekolah khusus pada sore hari setelah selesai/ habis tugas di dalam
perusahaan
e. Pengembangan manajer/pimpinan perusahaan
Pengembangan pimpinan/manajer perushaan dapat dilaksanakan dalam bentuk
pimpinan/manajer perusahaan dapat belajar melalui kursus-kursus keahlian
mananjemen usaha dan dapt sekolah lagi di pergurun tinggi.
4. Tujuan dan prinsip latiha/pendidikan
Tujuan dan prinsi-prinsip latihan/pendidikan yang diselenggarakan wirausaha
sebagai pemilik perusahaan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kemampuan para pegawai/karyawn agar cara kerjanya
lebih efektif dan efisisen
b. Pengawasan para pegawai/karyawn dalam car bekerja lebih mudah dan
berkurang.
c. Wirausaha dapart mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam perusahaan
d. Wirausaha dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan para
pegawai/karyawan dalam perushaaan.
e. Wirausaha dapat mengembangkan para pegawai/karyawan secara positif dan
prestatif dalam bekerja pada perusahaan
f. Wirausaha dapat memupuk pengembangan para pegawai/karyawan untuk
berprakarsa, berinisiatif dan berinovatif di dalam perusahaan.
g. Wirausaha dapat mengembangkan para pegawai/karyawan di dalam
perusahaan
h. Wirausaha dapat mengembangkan daya guna dan hasil guna para
pegawai/karyawan didalam bekerja pad perusahaan
i. Wirausaha dapat mengembangkan dan meningkatkan pengabdian, kualitas,
keahlian, kemampuan, keterampilan, para pegawai/karyawan di dalam
perushaan.
Adanya latihan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kepribadian,
pengetahuan, dan kemampuan pegawai/karyawan sebagai sumber daya manusia.
(Danggun)
Adanya latihan dan pendidikan akan menjamin tersediannya pegawai/karyawan
yang mempunyai keahlian khusus dan dapat mempergunakan keahliannya.
(Ategawa)
63

5. Pengelolaan sumber manusia melalui analisis jabatan


Didalam pengelolaan sumber daya manusia melaui analisis jabatan (job analysis),
wirausaha terlebih dahulu mengetahui data-data yang lengakp mengenai jabatan
yang akan diisinya. Analisis jabatan adalah suatu proses untuk membuat uraian
pekerjaan jika nantinya dapat diperoleh keterangan pekerjaan untuk menilai
jabatan tertentu.
Untuk menetapkan kualifikasi sumber daya manusia di dalam perusahaan
diperlukan keterangan-keterangan terperinci tentang suatu jabtan meliputi:
1. Apa yang harus dikerjakan oleh pegawi/karyawan pada jabatn tertentu
didalam perusahaan?
2. Apa wewenang tanggung jawab pegawai/karyawan yang bersangkutan di
dalam perusahaan?
3. Alat-alat atau mesin-mesin yang diperlukan dan akan dipergunakan oleh
pegawai/karyawan didalam perusahaan
4. Kondisi-kondisi pekerjaan yang akan dilaksanakan
5. Latihan dan pendidikan keahlian khusus untuk pegawai/karyawan di dalam
perusahaan.
Adapun tujuan dari adanya analisis jabatan dalam pengelolaan sumber daya
manusia untuk mengisi suatu jabatan tertentu didalam perusahaan milik wirausaha
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan suatu pengertian tentang unsure-unsur jabatan yang
tergantung dalam tiap-tiap jabatan didalam perusahaan
2. Meruapak dasar dari program-program manajemen kepegawaian di dalam
perusahaan
3. Untuk menyelidiki proses, tugas, tanggung jawab, dan tentang masalah kerja
didalam perusahaan
4. Untuk menentapakan suatu pekerjaan yang cocok bagi pegawai/karyawan
didalam perusahaan
5. Untuk memberikan keterangan cara melaksanakan pekerjaan didalam
perusahaan.
Gambaran berikut ini perlu diperlukan untuk menetapkan sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja yang diperlukan untuk mendapatkan keterangan yang lebih
terperinci yaitu:
1. Kegiatan yang harus dikerjakan oleh pegawai/karyawan pada jabatan tertentu.
2. Wewenang dan tanggung jawab pegawai/karyawan yang bersangkutan
3. Alat-alat yang diperlukan dan dan diperguanakan oleh pegawai/karyawan
4. Kondisi-kondisi pekerjaan didalam perusahaan
5. Pendidikan dan pelatihan untuk pegawai/karyawan
6. Besarnya upah atau gaji, lamanya jam kerja dan promosi
Adapun tugas pekerjaannya itu sangat dipengaruhi oleh adanya kualifikasi dan
spesifikasi jabata. Spesifikasi jabatan adalah suatu keterangan tentang syarat-
syarat tentang seorang pegawai/karyawan yang diperlukan untuk memangku
jabatan tertentu.spesifikasi jabatan merupakan standar untuk menetukan
kualifikasi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang menentukan kualitas
yang diperlukan dalam suatu jabatan tertentu didalam perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan modal dasar untuk usaha atau bisnis, karena
sumber daya lainnya dapat dikelola dan dikembangkan. (Atedja)
64

Pekerjaan-pekerjaan yang besar bukanlah yang dilakukan oleh tarikan otot atau
keterampilan jasmani, melainkan oleh pengalaman, kekuatan, wata, dan
keyakinan. (Cicero)
6. Cara menganalisis jabatan
Salah satu cara untuk menganalisis jabatan sumber daya manusia sebagai tenaga
kerja didalam perusahaan ialah dengan daftar pertanyaan.
Daftar pekerjaan diberikan atau dilimpahkan kepada karyawan/pegawai pelaksana
dan harus menjelaskan hal-hal yang mengenai pekerjaannya. Untuk menentukan
kualifikasi sumber daya manusia sebagai tenaga didalam perusahaan dapat
diajukan pertanyaan-pertanyaan yaitu sebagai berikut:
1. What worker does
2. How he does it
3. Why he does it
4. The skill involve in the doing
7. Macam-macam ananlisis jabatan dan manfaatnya
a. Macam-macam analisis jabatan
Berikut ini akan diuraikan macam-macam analisis jabatan dalam rangka
menentukan kualifikasi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja didalam
perusahaan:
1. Job analysis for personal specification
2. Job ananlysis for training purposes
3. Job ananlysis for setting rates
4. Job analysis for method improvement
b. Manfaat analisis jabatan
Dibawah ini diuraikan manfaat dari adanya analisis dalam rangka
menempatkan dan menentukan kualifikasi sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja didalam perusahaan
1. Dalam penarikan dan penempatan
2. Dalam pendidikan dan latihan
3. Dalam penilaian jabatan
4. Dalam perbaikan syarat pekerjaan
5. Dalam perencanaan organisasi
6. Dalam pemindahan dan promosi
Masih ada wirausaha sebagai pemilik perusahaan yang belum mengerti dan belu
menerima kenyataan bahwa unsure manusia merupakan titik sentral perusahaan.
(Atesuna)
Risiko perusahaan tidak semuanya terletak pada wirausaha sebagai pemilik
perusahaan, tetapi lebih banyak diletakan pada pundak seluruh tenaga kerja.
(Danggun)
8. Pengelolaan sumber daya manusia melalaui mutasi
Mutasi yang dilakukan oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan, diharapkan
akan menimbulkan rasa percaya diri pada karyawan/pegawai dalam melaksanakan
tugas pekerjaannya dengan penuh kreatif, inovatif dan prestatif,. Pelaksanaan
mutasi dilakukan oleh wirausaha sangat penting dalam perencanaan pengelolaan
sumber daya manusi dintaranya:
1. Untuk menenmpatkan pegawai/karyawan yang tepat pada jabatan tertentu
pada perusahaan
2. Untuk meningkatkan prestasi pegawai/karyawan didalam perusahaan
65

3. Untuk menanamkan rasa senang bagi karyawan/pegawai didalam


melaksanakan tugas pekerjaan didalam perusahaan.
4. Untuk menimbulkan rasa puasdi dalam bekerja didalam perusahaan.
5. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecakapan pegawai/karyawan
dalam bekerja pada perusahaan
6. Untuk menghilangkan rasa jenuh atau bosan dalam bekerja dalam perusahaan
Adapun tujuan dari adanya mutasi yang dilaksankan oleh wirausaha sebagai
pemilik perusahaan yaitu:
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai/karyawan didalam
perusahaan.
2. Untuk mendayagunakan pegawai/karyawan didalam perusahaan
3. Untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan pegawai/karyawan
bekerja didalam perusahaan
4. Untuk meningkatkan tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan didalam
perusahaan
5. Untuk mengisi jabatan-jabatan yang belum terisi didalam perusahaan
Analisis jabatan merupakan alat utnuk mengenali susunan pekerjaan, hubungan
pekerjaan dan syarat-syarat pekerjaan dalam raangka peningkatan sumber daya
manusia. (Atesuna)
Puas tidaknya bekerja didalam mutasi tergantung pada sikap mental
pegawai/karyawan. (Rhenaldi)
9. Pengelolaan sumber daya manusia melalui promosi
Promosi adalah kenaikan jabatan yang lebih tinggi baik kekuasaan maupun
tanggung jawab seorang pegawai/karyawan dalam suatau struktur organisasi di
perusahaan. Agar pelaksanaan promosi dapat berjalan dengan baik dan lancer
maka wirausaha didalaam memberikan promosi harus berdasarkan pada pedoman
dan suatu perencanaan yang mantap dengan berpedoman pada “ the right man in
the right place”. Salah satu cara didalam perancanaan pengelolaan sumber daya
manusia sebagai karyawan/pegawai perusahaan ialah dengan promosi.
Adapun pentingnya promosi untuk pegawai/karyawan perusahaan milik
penguasaha yaitu sebagi berikut:
a. Dapat meningktkan semangat kerja para pegawai/karyawan dengan prestatif.
b. Merupakan suatu penghargaan terhadap pegawai/karyawan yang cukup
membanggakan
c. Dapat menjamin stabilitas kepegawaian didalam perusahaan
d. Menanamkan rasa kepuasan didalam bekerja
e. Meningklatkan produktivitas para pegawai/karyawan didalam bekerja
f. Menambah harga diri para pegawai/karyawan yang kaut pada waktu bekerja
g. Dapat meningkatkan kegairahan para pegawai/karyawan didalam bekerja
h. Adanya motivasi kearah prestasi para pegawai/karyawan pada waktu bekerja.
Setiap pelaksanaan promosi para pegawai/karyawan didalam perusahaan
mempunyai persyaratan-persyaratn tertentu. Adapun syarat didalam pelaksanaan
promosi pegawai/karyawan perusahaan dalam rangka perencanaan pengelolaan
sumber daya manusia yaitu sebagai berikut:
1. Adanya promosi dalam suatu jabatan tertentu didalam perusahaan
2. Pegawai/karyawan yang bersangkutan mempunyai kecakapan yang tinggi dan
merupakan sumber daya manusia yang berkualitas didalam perusahaan
66

3. Adanya kebijaksanaan dan prosedur-prosedur untuk mengukur rencana


pengelolaan sumber daya manusia melalui promosi pegawai/karyawan
didalam perusahaan
4. Pegawai/karyawn yang bersngkutan cukup lama masa kerjanya
5. Adanya metode-metode penilaian promosi tertentu didalam perusahaan
10. Pengelolaan sumber manusia melalui motivasi
Perencanaan pengelolaan sumber daya manusia didalam perusahaan, diantarnya
dengan cara member motivasi kepada para pegawai/karyawan diantarnya:
a. Pemberian insentif semimaterial
Pemberian insentif semimaterial adalah daya dorong yang diberikan wirausaha
sebagai pemilik perusahaan kepada pegai/karyawan agar kegairahan kerjanya
lebih meningkat dan produktif. Motivasi ini oleh wirausaha dapat diberikan
dalam bentuk:
1. Penempatan pegawai/karyawn yan tepat di suatu jabatan yang tepat pula
2. Memberikan latihan pendidikan, penataran, kursus-kursus dan lokakarya
secara sistematis
3. Memberikan dan menyediakn fasilitas kerja didalam perusahaan
4. Memberikan pekerjaan dan jabatan yang cocok dengan keahlian
pegawai/karyawan didalam perusahaan.
b. Pemberian insentif material
Pemberian insentif material yang diberikan wirausaha sebagai pemilik
perusahaan adalah daya dorongan yang dinilai dengan pemberian uang.
Dengan memberikan/gaji/upah dn bonus yang memadai dan cukup untuk
keperluan hidupnya akan mendorong peningkatan daya kerja para
pegawai/karyawan dengan penuh prestatif dan produktif.
Motivasi merupakan pendorong kegiatan kegairahan kerja pegawai/karyawan
dengan hasil guna daya tarik yang penuh produktif. (Rhenaldi)
Motivasi merupakan perangsang bagi par pegawai/karyawan kearah peningkatn
kerja penuh inisiatif, kreatif, prestatif. (Dizadin)
11. Pengelolaan sumber daya manusia melalaui actuating
Pengelolaan sumber daya manusia dengan actuating (penggerakan) sangat
penting. Kegiatan actuating pengelolaan sumber daya manusia didalam
perusahaan biasanya akan memperoleh hasil yang maksimal apabila wirausaha
memperhatikan factor-faktor dibawah ini:
a. Memberikan dorongan untuk maju kepada pegawai/karyawan dan mampu
mengembangkan potensi dirinya didalam bekerja
b. Memperlakukan sumber daya manusia yang bekerja didalam perusahaan
dengan sebaik-baiknya
c. Mengusahakan adanya keadilan kepada pegawai/karyawan tanpa pilih kasih
dalam bekerja milik wirausaha.
d. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan sumber daya manusia yang
bekerja di perusahaan milik wirausahawan
e. Menghargai hasil pekerjaan pegawai/karyawan yang produktif didalam
perusahaan milik wirausaha
f. Menanamkan keinginan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
bekerja sama secar produktif didalam perusahaan milik wirausaha
g. Memberikan kesempatan dan bantuan yang cukup kepada pegawai/karyawan
didalam bekerja pada perusahaan milik wirausaha.
67

MEMPERSIAPKAN DAN MENGELOLA ADMONISTRASI USAHA

A. MASALAH ADMINISTRASI USAHA


1. Pengertian administrasi usaha
Pada umumnya banyak maslah karena tidak besarnya administrasi usaha dapat
menganggu kelancaran kegiatan perusahaan. Maka dari itu masalh administrasi
usaha tidak dapat diabaikan begitu saja dalam rangka pengembangan perusahaan.
Masalah administrasi pelaksanaannya tergantung pada keadaaan perusahaan yang
bersangkutan.
Administrasi berasal dari bahasa belanda yaitu ad dan ministratie yang artinya
melakukan kegiatan ctat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan sebagainya.
Sedangkan pengertian administrasi secara lebih luas berasal dari bahasa inggris
yaitu administration yang pengertiannya dinyatakan oleh para ahli administrasi
berikut ini:
a. Menurut H.A. Simon, administrasi adalah suatu kegiatan dari usaha kelompok
yang mengadakan kerjasama umntuk mencapi tujuan bersama
b. Menurut Leonard D. White administrasi adalah suatu proses yang umumnya
terdapat pada semua kelompok usaha Negara, swasta, sipil atau militer serta
berbagai bentuk kelompok perkumpulan.
c. Secara umuim administrasi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
 Adanya sekelompok orang
 Adanya kerjasama dari sekelompok orang
 Adanya tujuan yang harus di capai
 Adanya proses kegiatan usaha
 Adanya aspek bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa administrasi itu dapat dilaksanakan jika
banyak orang yang berkepentingan terhadap aministrasi itu sendiri hal ini
disebabkan seseorang untuk mengatur suatu organisasi dalam melaksanakan
administrasi usaha sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Suatu administrasi
68

usaha akan berhasil baik jikasemua orang yang melakukan kerja sama di
dalamnya dan masing-masing mempunyai tugas, wewenang, tanggung jawab, dan
cara-cara yang sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. Prinsip dan fungsi administrasi usaha pengaturan dan tujuan administrasi usaha
Prinsip administrasi sangat diperlukan dan penting sekali dalam rangka
pengembangan perusahaan. Pencatatan semua kegiatan perusahaan sangat
diperlukan bagi kelancaran pengelolaan usaha dan masalah ini merupakan tugas
administrasi. Tugas para pleksana administrasi di dalam perusahaan yaitu
melakukan pencatatan data-data transaksi usaha, keuangan usaha, produksi,
tenaga kerja, bahan baku, pemasaran, promosi, distribusi, dan sebagainya.
Dengan demikian tanpa adanya administrasi yang baik semua pekerjaan didalam
perusahaantidak akan berjalan lancar. Adapun yang menjadi prinsip didalam
administari usaha itu timbul karena ada 3 faktor yaitu:
1. Adanya sekelompok manusia yang terikat didalam dunia usaha
2. Adanya tujuan yang diharapkan didalam dunia usaha
3. Adanya kerjasama usaha dengan semua pihak
Adapun bentuk dan model administrasi bermacam-macan akan tetapi yang perlu
diperhatikan ialah administrai tersebut dapat dibuat secara rapi, sistematis, tertib
dan sederhana sehingga wirausaha dapat memeriksa dan mengendalikannya.
Maka dari itu pembinaan terhadp penyelenggaraan buku-buku admministarsi
perusahaan supaya lebih ditingkatkan dan dekerjakan secara kontinu. Adapu
fungsi dari admnistrasi yaitu sebagai berikut:
a. Menyediakan dan melengkapi serta mengelola buku-buku administrasi
perusahaan dengan baik dan teratur.
b. Mencatat alat-alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan-kegiatan usaha atau
bisnis kedalam buku-buku administrasi.
c. Mengerjakan buku-buku administrasi perusahaan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
d. Memelihara buku-buku administrasi perusahaan denga baik dan benar.
Administrasi
Administrasi yan baik merupakan jaminan terhadap pihak ketiga dalam rangka
mengadakan kerjasama dibidang usaha atau mengadakan permohonan pinjaman
modal kepihak bank. (Robert wagner)
3. Pengaturan dan tujuan administrasi usaha
Administarsi itu harus diatur dan dibuat sebaik-baiknya dengan tujuan yang sudah
ditentukan yaitu:
a. Membantu wirausaha dalam rangka pengembangan usaha
b. Memberikan kepuasan kepada para pembeli/pelanggan/konsumen.
c. Memberikan kepeda tata usaha didalam perusahaan secara teratur
d. Memberikan pelayanan yang baik kepada para pembeli/pelanggan/konsumen.
Sedangkan pengaturan dan pelaksanaan administrasi usaha diantaranya:
a. Pengaturan catatan dan dokumen transaksi usaha
b. Pengaturan catatan dan dokumen pemasaran dan penjualan produk.
c. Pengaturan catatan dan dokumen para konsumen/pembeli/pelanggan.
d. Pengaturan catatan dan dokumen inventaris barang dagngan dan sebagainya.
e. Pengaturan catatan dan dokumen personalia perusahaan
f. Pengaturan catatan dan pengarsipan dokumen-dokumen perusahaan
Dari penjelasan materi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa maksud
dan tujuan administrasi usaha yaitu sebagai berikut:
69

1. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat memonitor kegiatan dan


pengendalian usaha.
2. Agar wirusaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengamankan jalannya
kegiatan usaha.
3. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengevaluasi kegiatan-
kegiatan usaha.
4. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menyususn program
pengembangan kegiatan usaha.
5. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menunjukan adanya bukti-
bukti kegiatan usaha.
6. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mngambil kepuitusan dalam
pengembangan dan pengendalian usaha.
Administasi merupakan alat mnajemen dan alat dasar penilain maju mundurnya
kegiatan usaha atau bisnis. (Robert Wagner).
Pada masa kini adminitrasi telah menduduki posisi penting dalam organisasi
perusahaan dan berperan mendukung tujuan usaha. (William Jr).

B. MACAM KEGIATAN ADMINISTRASI USAHA


1. Bentuk dan model catatan administrasi
Biasanya yang banyak digunakan administrasi usahanya ialah bentuk daftar atau
kolom-kolom dan system kartu. Agar lebih jelas, dibawah ini ada beberapa
macam catatan kegiatan administrasi usaha yang mungkin dapat dipakai sebagai
pebandin oleh para wirausaha.
a. Surat menyurat
b. Perjanjian dagang
c. Pemesanan dan pengiriman produk
d. Pemasaran produk
e. Perbekalan/persediaan
f. Kepegawaian
g. Proses produksi
h. Gudang
Banyak halkarena tidak beresnya administrasi dapat menganggu kelancaran
jalanya perusahaan .(Jannsen)
Ilmu administrasi perusahaan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana teknik
untuk mencapai laba atau keuntungan usaha (Rhenaldi)
2. Pencatatan dan perlengkapan buku administrasi
a. System pencatatan
Barang-barang milik perusahaan baik itu barang-barang untuk digunakan
sendiri maupun barang-barang dagangan mau dijual kepada konsumen, harus
diadministrasikan sebaik-baiknya. Di dalam pelaksanaannya administrasi
perusahaan itu ada 2 cara yang dapat digunakan yaitu sebagai berikutr:
1. System pencatatan terus-menerus
System ini disebut juga system buku yang pencatatan persediaan barang-
barangnya dilakukan secara terus-menerus. Untuk setiap jenis barang
dibuat perkiraan, rekening, kartu atau buku administrasinya khusus. Dalam
pelaksanaan administrasinya bertambahnya barang perusahaan harus
dicatat sebelah debet dan berkurangnya barang dicatat disebelah kredit
disetiap adanya transaksi bisnis.
2. System pencatatan secara periodik
70

Dalam system ini setiap adanya transaksi penjualan produk hanya


penerimaan uang atau piutang itulah yang perlu di catat, sedangkan harga
pokok penjualan produk tersebut harus ditetapkan dan dicatat berdasarkan
daftar perincian persediaan produk yang ada.
b. Perlengkapan administrasi usaha
Perlengkapan administrasi usaha yang mencatat pembelian dan penjualan
barang yaitu sebagai berikut:
1. Buku pembelian
Termasuk kedalam buku pembelian yaitu:
 Buku persediaan barang
 Buku pembelian tunai
 Buku pembelian kredit
2. Buku penjualan
Termasuk kedalam buku penjualan yaitu:
 Buku penjualan tunai
 Buku penjualan kredit
3. Buku perlengkapan
Termasuk kedalam buku perlengkapan yaitu:
 Buku voucher untuk mencatat prioritas pembayaran utang
 Kuitansi, faktur,nota dan sebagainya.
c. Hal-hal yang memerlukan pencatatan
Adapun hal-hal yang memerlukan catatan-catatan di dalam administrasi usaha
yaitu sebagai berikut:
1. Persediaan barang bahan mentah, barang dagangan dan sebagainya.
2. Utang-pituang dagang atau bisnis
3. Surat –surat relasi bisnis atau tanggapannya
4. Para pemesan produk alamatnya dan kapan harus dilayani
Dengan semakin meningkatnya perkembangan usaha administrasinya pun
perlu dibuat dan ditingkatkan terutama pembukuan keuangan usaha. Hal ini
berguna untuk:
a. Membantu wirausaha guna mengambil keputusan sehubungan dengan
perencanaan usaha
b. Membantu wirausaha guna mengetahui keadaan keuangan usaha
d. Unsur-unsur bidang administrasi
Pengelolaan usaha dan kelengkapan serta pemeliharaan buku-buku
administrasi sangat penting bagi kegiatan dan pengembangan usaha. Maka
dari itu, penyelengaraan buku-buku administrasi agar ditangani lebih serius
dan dikerjakan secara terus-menerus. Buku-buku administrasi itu sangat
penting karena merupakan alat manajemen dalam rangka pengembangan dan
pengendalian. Bahwa yang menjadi kepala bagian administrasi didalam
perusahaan adalah orang-orang yang menentukan tujuan, menentukan
kebijaksanaan, memberikan garis-garis peoman, dan melaksanakan
kegiatannya. Agar wirausaha berhasil didalam mengelola usahanya maka ia
harus memahami dan melaksanakan unsur-unsur bidang administrasi yang
meliputi hal-hal berikut ini:
1. Pengorganisasian
2. Keuangan (financial)
3. Manajemen (management)
71

4. Kepegawaian (personalia)
5. Perbekalan (logistic)
6. Ketatausahaan (recording)
7. Tata hubungan (relationship)
8. Perwakilan/humas (public relation)
Administrasi itu akan melibatkan penggunaan sumber daya manusia, dana,
perlengkapan, peralatan, dan tempat-tempatnya. Di dalam pelaksanaan
administrasi usaha menyangkut pengaturan dan penatalaksanaan berbagai
kegiatan yang dimulai dari administrasi umum, keuangan, pembelian,
pemasaran, penjualan, pengadaan, produksi dan sebagainya.
Administrasi adalah suatu alat umum untuk mengerakkan sekelompok
manusia (termasuk perlengkapan, peralatan, dan fasilitas) yang bekerja sama
dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan. (Ategawa)
3. Prosedur administrasi usaha
Prosedur administrasi usaha merupakan pedoman yang menunjukan pemilihan
cara bertindak dan berhubungan dengan kegiatan usaha. Di dalam kegiatan
administrasi usaha itu meliputi pencatatan seperti berikut ini:
a. Administrasi dalam usaha kecil
Dalam usaha kecil administrasinya dalam hal-hal berikut ini.
1. Pencatatan produksi dan pengadaan barang diantaranya:
a. Pencatatan produksi barang
b. Pencatatan persediaan barang
c. Pencatatan pembelian barang dan pengarsipan faktur
d. Pencatatan pengurusan rektur dan klaim
e. Pembuatan surat pesanan/order pembelian barang
2. Pencatatan produksi dan barang dagangan diantaranya:
a. Pencatatan produksi barang
b. Pencatatan rektur dan klaim barang
c. Pencatatan penerimaan pesanan/order dari pelanggan
d. Pencatatan penerimaan pembayaran
e. Pencatatan persediaan barang
f. Pembuatan nota/faktur
g. Pembuatan surat jalan pengiriman barang
h. Pelaksanaan penagihan
b. Administrasi dalam usaha besar
Kegiatan administrasi didalam kegiatan usaha besar meliputi antara lain:
1. Pencatatan produksi barang
2. Pencatatan pembayaran
3. Pencatatan rektur dan klaim
4. pencatatan penerimaan pesanan/order barang
5. Pembuatan kuitansi pembayaran
6. Pembuatan nota pengeluaran barang dari gudang
7. Pembuatan faktur penjualan barang
8. Pembuatan nota pengeluaran barang dari gudang
9. Pembuatan surat jalan pengiriman barang
Berbagai kegiatan di bidang usaha ialah objek yang harus diadministrasikan.
Penyelenggaraan administrasi usaha diatur sedemikian rupa dengan
menempatkan orang-orang yang mampubekerja di bidangnya. (Danggun).
4. Perangkat administrasi usaha
72

Di samping adanya peralatan danm perlengkapan perusahaan perlu


mempersiapkan perangkat administrasi berupa formulir, kartu atau buku untuk
mencatat dan membuat dokumen diantaranya:
a. Buku produksi
b. Buku penjualan
c. Buku penerimaan kas
d. Buku piutang
e. Buku voucher
f. Faktur penjualan
g. Kuitansi
h. Surat jalan dan sebagainya
Di dalam suatu usaha, administrasinya dapat dilakukan dalam satu bagian dan
dilengkapi dengan:
a. Buku keuangan
b. Buku pembelian tunai
c. Buku pembelian kredit
d. Buku utang
e. Buku pergudangan
f. Buku persediaan barang
g. Buku voucher
h. Buku kepegawaian
i. Buku pemasaran dan penjualan

MENGELOLA KEUANGAN USAHA DAN MENGHITUNG RASIONYA

A. PERENCANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA


1. Memahami istilah keuangan usaha
Sebagai pemilik perusahaan, wirausaha harus mengetahui dan memahami istilah-
istilah keuangan, serta mampu menerapkan pedoman-pedoman dasar dalam
pengelolaan keuangan usahanya. Dengan adanya perencanaan didalam
perencanaan usaha terutama pada bidang keuangan maka wirausaha
memungkinkan dapat mengendalikan keuangannya denganbaik. Perencanaan
keuangan usaha dan pengendaliannya sangat penting bagi eksistensi terutama
untuk perkembangan usaha masa depannya.
a. Rencana-rencana yang harus dibuat
Agar usahanya dapat bertahan dan berhasil maka wirausaha sebagai pemilik
perusahaan harus mampu merencanakan dan membuat:
1. Rencana pemasukan keuangan usaha pertahun yang kemudian dibagi-bagi
menjadi perbulan
2. Rencana pengeluaran keuangan usaha pertahun yang kemudian dibagi-
bagi menjadi perbulan.
Semua wirausaha tentu sependapat bahwa perencanaan pengelolaan keuangan
itu merupakan hal yang sangat penting didalam kehidupan kegiatan usaha.
Keuangan usaha itu merupakan darah dan nafasnya perusahaan. Menurut
manajemen modern uang dan keuangan merupakan salah satu fungsi yang
saling penting disamping produksi, personalia, dan pemasaran produk dan
jasa.
b. Beberapa istilah di bidang keuangan usaha
73

Sebelum wirausaha mengelola keuangan usahanya terlebih dahulu harus


menyimak dan memahami pengertian beberapa istilah di bidang keuangan
usaha diantaranya sebagai berikut:
1. Harta
Harta adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik berupa
benda berwujud atau hak-hak perusahaan yang dinyatakan dalam ukuran
uang.
2. Harta lancar
Harta lancar adalah hal-hal yang dapat diukur dengan uang tunai selama
operasi perusahaan didalam 12 bulan mendatang. Pengertian secara umum,
harta lancar dalah uang tunai, piutang, wesel tagih, persediaan dan
investasi jangka pendek.
3. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan langsung dengan proses
produksi dalam rangka menghasilkan suatau produk. Biaya produksi
terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya tak langsung.
4. Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang meliputi kegiatan seluruh
bagian perusahaan. Biaya ini contohnya gaji, biaya lat-alat kantor, dan
biaya penyusutan inventaris kantor.
5. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan hasil
produksi. Misalnya biaya bahan baku dan biaya upah langsung.
6. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan
dengan hasil produksi tertentu, tetapi berhubungan dengan suatu prestasi
tertentu.
7. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak terpengaruh oleh perubahan
kegiatan perusahaan dalam batas tertentu. Biaya tetap ini contohnya gaji,
biaya penyusutan alat-alat produksi, biaya pemeliharaan pabrik, biaya
asuransi, biaya administrasi, biaya umum, biaya pengembangan produk,
pembayaran bunga hipotik, dan sewa peralatan. Dengan perkataan lain
biaya tetap adalah biaya yang diharapkan konstan, walaupun ada
perubahan dalam volume penjualan produk (barang/jasa).
8. Biaya variable
Biaya variable adalah biaya yang berubah-ubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan usaha. Dengan kata lain biaya variable adalah biaya yang
besarnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan kegiatan perusahaan.
Contohnya biaya bahan baku, upah langsung dan bahan pembantu.
9. Biaya semi variable
Biaya semi variable adalah biaya yang berubah-ubah tetapi tidak harus
berkaitan dengan produksi atau penjualan. Contohnya untuk periklanan,
promosi penjualan, riset awal, biaya supervisor, biaya bagian gudang,
biaya sosial dan biaya riset pasar. Biaya semi variable ini bersifat variable
dan sebagian lagi bersifat tetap.
10. Biaya operasi
74

Biaya operasi adalah biaya yang diperlukan untuk memungkinkan


terselenggaranya usaha dalam memenuhi fungsinya yaitu biaya jasa atau
biaya tenaga kerja dan pengalokasian biaya umum.
11. Harta tetap
Harta tetap adalah sumber daya fisik dalam jangka panjang yang
digunakan berkali-kali untuk operasi usaha.
12. Harga pokok
Harga pokok ialah suatu kombinasi dari biaya-biaya bahan mentah untuk
proses produksi, biaya transportasi, biaya tenaga langsung, dan biaya
umum. Dengan perkataan lain biaya pokok adalah biaya yang seharusnya
diperhitungkan untuk memproduksi suatu produk dan dinyatakan dalam
nilai uang sampai produk dan jasa itu berada di pasar.
13. Uang tunai
Uang tunai adalah uang tunai di dalam catatan uang tunai di dalam kotak
kas atau deposito di bank. Uang tunai ini bersifat siap pakai untuk
pembayaran segera, seperti untuk membayar gaji karyawan, pinjaman,
utang, dan sebagainya.
14. Ramalan uang tunai
Ramalan uang tunai adalah suatu ramalan tentang keperluan uang tunai
pda masa mendatang untuk operasi kegiatan perusahaan.
15. Laba kotor
Laba kotor adalah penjualan dikurangi harga pokok penjualan.
16. Laba bersih
Laba bersih adalah laba operasi ditambah pendapatan lain dikurangi biaya
lainnya.
17. Laba rugi
Laba rugi adalah selisih antara penghasilan/pendapatan dikurangi biaya-
biaya. Apabila penghasilan lebih besar dari pada biaya-biaya usaha, maka
selisihnya merupakan laba. Jika biaya-biaya usaha lebih besar dari pada
pendapatan maka selisihnya disebut rugi.
18. Utang dagang
Utang dagang adalah utang-utang yang biasanya ditulis dalam bentuk uang
rupiah yang ditanggung oleh perusahaan terhadap para pembekal
(pensuplai) barang/jasa yang dibeli dikontrak pembayarannya.
19. Piutang dagang
Piutang dagang adalah tagihan yang ditulis dalam istilah uang oleh
perusahaan kepada orang lain, karena itu telah membeli barang/jasa dan
pembayarannya untuk masa mendatang.
20. Catatan umur piutang
Catatan umur piutang adalah pengelompokan umur piutang atas jumlah
yang di pinjam oleh para pelanggan dalam jangka waktu 30 hari, 60 hari,
90 hari dari jatuh temponya.
21. Penjualan bruto
Penjualan bruto adalah jumlah harga barang yang ditagih atau di jual
setelah dikurangi potongan penjualan, tetapi belum dikurangi return
penjualan barang/jasa.
22. Penjualan bersih
Penjualan bersih adalah penjualan bruto atau kotor dikurangi potongan
penjualan dan return penjualan barang/jasa.
75

23. Potongan penjualan


Potongan penjualan adalah potongan ekstra yang diizinkan dan diberikan
kepada para langganan yang membuat order besar.
24. Modal aktif
Modal aktif adalah modal yang berbentuk aktiva/harta yang menunjukan
dalam bentuk apa modal usaha itu ditanamkan.
25. Modal pasif
Modal pasif adalah modal yang menunjukan dari mana asalnya dan
merupakan jumlah yang abstrak.
26. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan badan usaha untuk membayar utang-
utangnya yang telah jatuh tempo.
27. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan badan usaha untuk memenuhi semua
kewajibannya apabila badan usaha itu dibubarkan.
28. Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba atau
keuntungan. Rentabilitas selalu menunjukan perbandingan antara laba
dengan modal yang dipergunakan.
29. Alat-alat kas
Alat-alat kas adalah sesuatu yang menjamin badan usaha yang selalu dapat
menggunakan keuangannya untuk pembayaran. Misalnya uang kas, uang
yang disimpan di bank, dan surat-surat berharga yang mudah diuangkan.
30. Neraca
Neraca dalah laporan keuangan yang menggambarkan suatu ringkasan dari
sumber daya keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca harus
mengambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat, yaitu posisi
harta, uatng dan modal.
Selanjutnya dengan mempelajari dan memahami arti beberapa istilah-istilah
keuangan usaha tersebut, maka wirausaha sebagai pemilik perusahaan akan
dapat:
a. Menetapkan tujuan didalam pengelolaan keuangan usaha
b. Menetapkan dan mengembalikan prioritas keuangan usaha untuk mencapai
hasil maksimal dalam waktu pendek.
c. Mengevaluasi posisi pengelolaan keuangan usaha.
d. Menyusun pengelolaan rencana keuangan sebagai peta kendali didalam
usaha.
e. Mengevaluasi hasil pengelolaan keuangan usaha yang dicapai per
minggunya, perbulannya, pertriwulannya, dan pertahunnya.
f. Mengendalikan penerimaan dan pengeluaran keuangan usaha secara ketat
dan tepat.
g. Mengkomunikasikan posisi keuangan usaha kepada karyawan, sehingga
dapat mengambil tindakan-tindakan konkret sebelum terlambat.
Semua kegiatan usaha atau bisnis selalu berkisar pada masalah uang atau
keuangan.
Pengelolaan dan pengendalian keuangan usaha sehari-hari sangat penting bagi
wirausaha di dalam perencanaan kegiatn usaha. (Rhenaldi)
2. Perencanaan pengelolaan keuangan usaha
76

Salah satu bidang kunci keberhasilan wirausaha di dalam mengelola usahanya


adalah membuat perencanaan pengelolaan keuangan usaha. Perencanaan
pengelolaan keuangan usaha itu sangat menentukan masa depan perusahaan.
Maka dari itu wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus meluangkan waktunya
dan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan posisi pengelolaan keuangan
usahanya. Selanjutnya wirausaha harus bersedia mengambil suatu tindakan secara
korektif dan menginvestasikan sumber-sumber daya keuangannya.
Adapun tata cara dalam perencanaan pengelolaan keuangan usaha yaitu:
a. Mengumpulkan dan mengevaluasi fakta dan data angka keuangan usaha untuk
melengkapi perencanaan pengelolaan keuangan usaha.
b. Menetapkan tujuan pengelolaan keuangan usaha yang tepat dn
pengendaliannya.
c. Mengembangkan perencanaan pengelolaan keuangan usaha secara
menyeluruh untuk memberikan peta masa depan perusahaan.
d. Mengevaluasi strategi-strategi pengelolaan keuangan usaha.
Perencanaan pengelolaan keuangan usaha perlu dianalisis dn dievaluasi untuk
mengenali dan megetahui kelemah-kelemahannya yang dapat mengakibatkan
kesulitan keuangan usaha. Adapun kunci untuk mengatasi masalah keuangan
usaha tersebut ialah dengan pembuatan pembukuan dan administrasi yang rapid an
teratur. Setoap ada transaksi usaha atau bisnis bagaimnapun besar kecilnya usah,
harus selalu di catat dengan bukti yang jelas dan lengkap, seperti fktu. Kuitansi,
dan sebagainya. Perencanaan pengelolaan keuangan usaha yang baik paling tidak
mengandung asas-asas untuk mencapai suatu tujuan, realistis, wajar, dan efesien.
Setelah perencanaan pengelolaan keuangan dalam bentuk masih global dan
berjangka panjang dibuat hendaknya wirausaha menuangkannya ke dalam bentuk
jangka pendek yaitu berupa proyek-proyek usaha.
Perencanaan pengelolaan keuangan usaha akan dilengkapi dengan anggarannya.
Perencanaan pengelolaan keuangan usaha di susun secara sistematis dalam bentuk
angka dan dinyatakan dalam bentuk uang dan keuangan yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan. Dalam perencanaaan pengelolaan keuangan usaha masalah
uang menempati posisi paling penting karena segala kegiatan akan
dikuantifikasikan dalam bentuk uang.
Adapun manfaat pengelolaan keuangan usaha bagi perusahaan antara lain:
a. Sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan kegiatan keuangan perusahaan.
b. Sebagai alat koordinasi kerja, alat pengawasan kerja, dan alat penilaian
rencana pengelolaan keuangan usaha.
Mengelola keuangan usaha yang baik dan teratur sangat membantu perusahaan
utnuk mencapai sasarannya yaitu perusahaan yang sehat dan mendatangkan
keuntungan. (Shogunataria)
Untuk menganalisis pengelolaaan keuangan usaha dalam evaluasi kinerja
prusahaan diperlukan rasio-rasio keuangan usaha yaitu rasio likuiditas, efisiensi,
dan profitabilitas (Rhenaldi).
B. PROSES PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA
1. Tujuan pengelolaan keuangan usaha
Tujuan wirausaha melaksanakan pengelolaan keuangan usaha adalah ingin
mengoptimalkan kemampuan mengelola sumber keuangan usaha yang mungkin
diperoleh dan menggunakannya seefesien mungkin, serta menjaga likuiditas
usahanya. Berdasarkan analisis keuangan tujuan dari pengelolaan keuangan usaha
itu dapat ditinjau dari laba atau keuntungan yang membandingkannya antara
77

pengeluaran dan pendapatan, ketersediaan keuangan, kemampuan perusahaan


membayar utang, dan kestabilan keuangan usahanya. Pengelolaan keuangan usha
itu mengurusnya harus didasarkan atas kebutuhan atas kebutuhan-kebutuhan
keuangan didalam usaha dan tidak atas motif-motif pribadi wirausaha.
Pengelolaan usaha itu akan berhasil dan stabil sejauh kegiatan-kegiatan usaha
yang berkaitan langsung dengan kebutuhan dan sasaran perusahaan. Tujuan
pengelolaan keuangan usaha yaitu sebagai berikut:
1. Ingin meningkatkan pertumbuhan usaha
2. Ingin meningkatkan kemampulabaan di dalam usaha
3. Ingin meningkatkan efesiensi di dalam usaha
4. Ingin meningkatkan imbalan untuk pemilik usaha.
Kesimpulannya tujuan dari pengelolaan keuangan usaha tersebut sangat penting
sebagai titik dimulainya sebagai proses pengelolaaan keuangan dan
pengendaliannya. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh agar tujuan
pengelolaaan keuangan usaha berhasil sebagai berikut:
a. Menyusun taksiran kebutuhan keuangan atau modal kerja usaha
b. Menyusun pengelolaan keuangan usaha tahunan
c. Mengadakan evaluasi dan analisis keadaan keuangan usaha
2. Fungsi pengelolaan keuangan usaha
Adapun fungsi pengelolaan keuangan usaha yaitu sebagai berikut:
a. Menangani masalah-masalah khusus yang ada di dalam perusahaan
b. Mencari, memilih dan mencampur sumber keuangan usaha
c. Perencanaan dan pengendalian keuangan usaha
d. Pengadaan pemilihan sumber keuangan usaha
Selanjutnya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai fungsi
pengelolaan keuangan usaha, wirausaha sebelumnya perlu mengetahui kekuatan
dan kelemahan didalam bidang keuangannya. Adapun kekuatan yang dimiliki
perusahaan yang dijadikan sebagai landasan dasar berpijak untuk mengelola
keuangannya. Sedangkan sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah pada waktu
kegiatan usaha yang akan datang mengenai kekurangan keuangannya sulit
dihindarkan.
Adapun hasil-hasil pengelolaan keuangan usaha dan analisisnya merupakan
informasi mengenai keadaan keuangan usaha. Berdasarkan analisis fungsi
pengelola keuangan usaha dan pengendalian sangat penting untuk:
a. Para wirausaha pemilik perusahaan
b. Manajemen perusahaan
c. Lembaga keuangan
d. Pemerintah
3. System pengelolaaan keuangan usaha
Di dalam membuat dan melaksanakan system pengelolaan keuangan ussaha,
wirausaha sangat membutuhnkn data-data dan fakta yang benar dan lengkap,
dantaranya hal-hal yang berhubungan dengan masalah keuangan di dalam
perusahaannya. Berdasarkan data-data dan fakta akan diperoleh dari hasil proses
audit informasi proses perusahaan mengenai keuangan usahanya. Berdasarkan
data-data dan fakta hendaknya system pengelolaan keuangan usaha dapat
menghasilkan informasi keuangan, sehingga wirausaha dapat mengambil
keputusan di dalam pengendaliannya. System pengelolaan keuangan usaha itu
sebenarnya dapat dilaksanakan dan duperhitungkan perkembangannya lebih jelas
dan tepat. System pengelolaan keuangan usaha itu merupakan suatu
78

pengelolaankeuangan dalam jangka pendek dan jangka panjang yang sangat


kuantitatif dan biasanya dinyatakan dengan ukuran uang.
System pengelolaan keuangan usaha akan menyangkut rencana pendapatan usaha,
pengeluaran, pembiayaan kegiatan perusahaan. Siatem pengelolaan keuangan
usaha harus dibuat secara tertulis dan dapat dipakai sebagai alat pengendalian
keuangan perusahaan. Biasanya yang dikelola dalam system pengelolaan
keuangan usaha yaitu keuangan penjualan, keuangan promosi, keuangan
distribusi, keuangan gaji, pegawai, rugi laba,arus uang tunai, dan sebagainya.
Didalam system pengelolaan keuangan usaha, hal-hal yang perlu dibuat dan
dipertimbangkan oleh wirausaha yaitu sebagai berikut:
1. Membuat pembukuan yang teratur dan tertib, catat semua uang yang masuk
dan keluar dengan rincian yang jelas tentang jumlahnya uang, asalnya,
tujuannya, tanggal, serta keterangan lainnya.
2. Memeriksa keabsahan semua bukti pembayaran deidalam kegiatan usaha atau
bisnis.
3. Memisahkan harta atau keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan.
4. Menentukan gaji para karyawan termasuk untuk pemilik perusahaan.
5. Menggunakan jasa bank dengan sebaik-baiknya.
6. Membuat anggaran usaha untuk semua aspek keuangan dan
membandingkannya dengan realisasinya.
System pengelolaan keuangan harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga
seluruh dana tau keuangan dapat diedarkan kesemua kegiatan bagian perusahaan.
Jika perusahaan kekurangan dana atau uang akan menyebabkan banyak program
usaha menjadi terbengkalai dan jika kelebihan dana atau uang akan menyebabkan
banyak sumber dana menganggur tiak efisien penggunaannya dan sebagainya.
Oleh karena itu wirausaha harus dapat mengatasinya dengan cara membuat system
pencatatan atau pembukuan keuangan usaha dengan sebaik-baiknya. System
pengelolaan keuangan usaha itu adalah mengurus pemasukan dan pengeluaran
uang tunai. Dengan adanya system pengelolaan usaha nantinya akan diketahui
adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan memungkinkan bagi pihak
yang berkepentingan untuk menilai keadaan keuangan perusahaan.
Semua kegiatan dalam pengelolaan usaha atau bisnis berkisar pada uang. Jika
lebih banyak uang masuk dari pada keluar perusahaan akan mendapatkan laba.
Manajemeni pengelolaan keuangan usaha sangat penting dalam meningkatkan
kemampulabaan dan pengembangan perusahaan.(Shakugawa)
4. Langkah-langkah pengelolaan keuangan usaha
Didalam menentapkan langkah-langkah pengelolaan keuangan usaha wirausaha
harus dapat memahami siklus keuangan dan mengkaitkan investasi awal usaha
dengan pendapatannya, pengeluaran biaya usaha, keuntungan usaha, imbalan
usaha, dan laba diinvestasikan kembali pada perusahaannya.
Adapun langkah-langkah didalam pengelolaan keuangan usaha yaitu sebagai
berikut:
a. Mendapatkan tujuan pengelolaan keuangan usaha
b. Menetapkan tingkat dan target efisiensi usaha jika di pandang dari sudut
imbalannya.
c. Mengembangkan pengembangan pengelolaan keuangan usaha secara
menyeluruh untuk memberikan peta peluang usaha pada masa mendatang.
d. Mengevaluasi fakta dan data angka keuangan usaha.
79

e. Mengevalusi strategi kemajuan dan pengembangan pengelolaan keuangan


usaha .
f. Memeriksa kebenaran pengelolaan keuangan usaha dan merevisinya jika ada
kesalahan dan penyimpangan.
g. Mendokumentasikan data-data dan fakta pengelolaan keuangan usaha.
System pengelolaan keuangan usaha bagikan fungsi jantung pada makhluk hidup.
Keuangan merupakan darah untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
bentuk modal kerja atau inventasi didalam perusahaan. (William Jr)
Langkah-langkah pengelolaan keuangan usaha didalam prakteknya merupakan
salah satu kendali yang sangat berguna dan membantu di dalam mengembangkan
kegiatan perusahaan. Adapun jenis-jenis keuangan usaha yang perlu dikelola dan
dikembangkan sebagai berikut:
a. Keuangan penjualan produk
b. Keuangan pemsaran produk
c. Keuangan proses produksi
d. Keuangan pembelian dan pengadaan bahan baku
e. Keuangn distribusi produk
f. Keuangan promosi produk
g. Keuangan administrasi dan umum
h. Keuangan untuk gaji karyawan dan pemilik usaha
i. Keuangan pengemasan dan pengepakan produk
j. Keuangan perawatan mesin dan produk
5. Tugas pokok pengelolaan keuangan usaha
Dalam pengelolaan keuangan usaha ada 2 tugas poko yang perlu dipahami dan
diperhatiakan oleh seorang wirausaha sebagai berikut:
a. Keuntungan atau usaha laba
Keuntungan atau usaha laba merupakan suatu ukuran sampai berapa besar
keuntungan suatu usaha yang diperoleh atau kemampuan penanaman modal
untuk dapat memberikan pendapatan yang menguntungakan. Jika suatu usaha
mempunyai keuntungan atau laba yang besar berarti usahanya tersebut mampu
menggunakan modalnya dengan baik.
Adapun cara untuk menghasilkan keuntungan atau laba didalamnya yaitu:
1. Menekan serendah mungkin biaya untuk mendapatkan modal usaha
2. Membatasi pengeluaran yang sesuai dengan sasaran usaha
b. Kemampuan membayar kebutuhan dengan uang tunai
Kemampuan disini maksudnya ialah bagaimana kemampuan usaha untuk
memenuhi kewajiban membayar atau memenuhi kebutuhan usaha secara tunai
(likuiditas). Adapun ketepatan waktu untuk memenuhi kewajiban membayar
kebutuhannya dengan tunai sangat berhubungan dengan nama baik wirusaha
sebagai pemilik perusahaan.
Wirausaha harus siap mengeluarkan uang tunai ketika kewajibannya diajukn
kepadanya. Wirusaha harus dapat mengatur pengeluaran dan pemasukan uang
tunai. Kapan pemasukan keuangan bisa terjadi , bila mana pengeluarannya dan
berapa jumlahnya. Didalam memperhitungkan kemampuan mebayar uang
tunai, wirausaha perlu memperhitungkan pemasukan dan kewajiban-
kewajibannya dalam satu periode waktu tertentu.
Adapun keterangan yang diperlukan perusahaan yang mengenai pengelolaan
usha yaitu dari laporan keuangan berupa neraca dan ikhtisar rugi laba yang
diangkat dari catatn dan keuangan buku kas harian. Neraca dalah daftar yang
80

merupakan cerminan atau gambaran keadaan pada suatu saat yang memuat
uraian tentang sumber keuangan dan penggunaan atau suatu daftar yang
menyebutkan harta, uatang dn modal perusahaan. Sedangkan yang dimaksud
ikhtisar dan perhitungan rugi laba adalah daftar mengenai selisih penerimaan
dan pengeluaran uang pada suatu saat atau tnggal tertentu.
Adapun pentingnya neraca bagi wirausaha sebagai pemilik perusahaan yaitu
sebagai berikut:
1. Utnuk meninjau dan meneliti sejauh mana usahanya didalam memperoleh
keuntungan
2. Untuk mengetahui apakah keuntungan usahanya secara tepat guna.
3. Untuk meninjau dn meneliti pengguanaan modal kerja usahanya.
Dri adanya laporan keuangan usaha itu dapat ditelaah berbagai hal secara teliti
dan mendetail. Di dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan usahanya, dapat
saja wirusaha meminta bantuan jasa seorang ahli akuntan dan penasihat
didalam masalh keuangan usahnya.
Salah satu bidang kunci sukses wirausahawan adalh membuat perencanaan
pengelolaan keuangan usaha.(Janssen Jr)
Pengelolaan keuangan yng baik dan tept sangat menentukan bagi
pengembangan usaha .(Rhenaldi)
Didalm mengelola keuangan wirausaha harus mengerti siklus keuangn dan
mengkaitkannya dengan investasi awl dengan pendapatn, pengeluaran, dan
keuntungan usahanya. (Atesuna)
Adapun yang dimaksud posisi keuangan perusahaan yaitu harta, modal dan
utang. Tugas selanjutnya wirausaha harus dapat menganalisis kelayakan
pengelolaan keuangan usahanya. Analisis kelayakan pengelolaan keuangan
usaha merupakan landasn utnuk menentukan sumber daya keuangan yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan usaha atau laba yang diharapkan. Analisis
kelayakan pengelolaan keuangan usaha memerlukan pemilihan alternative
yang diterapkan. Adapun pendekatan analisis kelayakn pengelolaan keuangan
usaha dipusatkan paa 4 langkah yaitu:
1. Penentuan kebutuhan keuangan total dengan dana-dana yang diperlukan
untuk oprasional.
2. Penentuan sumber daya keuangan yang tersedia serta biaya-biaynya.
3. Penentun liran kas pada masa depan yang diharapkan dari operasi usaha.
4. Penentuan pengemblian melalui anlisis dri investasi keuangan didalam
perusahaan.
Selanjutnya langkah pertama dalam langkah perhitungan kelayakan
pengelolaan usaha ialah analisis semua kewajiban keuangan dan kebutuhan
pengeluaran secara mendetail yang harus dipenuhi usaha baru pada masa
depan. Kebutuhan akan keuangan hendaknya diproyeksikan tiap bulan atu
mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha baru.
Adapun dari lngkah kedua dalm anlisi kelayakan pengelolaan keuangan usaha
ialah proyeksi sumber daya keuangan yang tersedia.
6. Penghitungan rasio keuangan
Menilai kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai
cara antar lain dengan mengunakan rasio-rasio keuangan. Perencanaan perusahaan
perlu di analisis untuk mengenali kelemaahan-kelemahan yang dapat
mengakibatkan adanya kesulitan didalm masalah keuangan usaha. Menganalisis
keuangan usaha itu bertujuan untuk membuat wirausaha dapat menjawab
81

pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaanya.


Adapun sebagai metode untuk menganalisis rasio keuangan usahanya, wirausaha
dapat menjawab masalah pengelolaan dan penghitungan keuangan dibawah ini.
a. Apakah wirausaha dapt memelihara tingkat efesiensi keuangan perusahaan
yang dapat dipertanggung jawabkan?
Dari hasil analisis maka rumus untuk menghitung rasio-rasio keuangan
perusahaan yaitu sebagai berikut:
Laba bersih 100%
1. Marjin bersih = x = …..
Penjualan 1

Laba kotor 100%


2. Marjin kotor = x = ……
Penjualan 1

Pengeluaran 100%
3. Marjin pengeluaran = x =……
Penjualan 1
s
b. Apakah wirausaha telah mengurangi risiko kerugian perusahaannya?
Dari analisis maka rasio-rasio keuangan yang dapat dipakai untuk mengukur
risiko perusahaannya sebagai berikut:
1. Break event point (BEP)
BEP (titik impas) adalah titik penjualan yang harus dicapai dan dilewatkan
secepatnya. BEP juga merupakan salah satu dari sekian banyak sasaran
perusahaan. BEP (titik impas) ini dapat dihitung dengan rumus:
Pengeluaran bisnis
BEP = = ….
Marjin kotor
2. Dari BEP (titik impas) selanjutnya pindah kerasio keuangan lainnya yang
disebut M/K (marjin keamanan atau marjin of sapety). M/K adalah
persentase penurunan dalam penjualan produk dibawah penjualan yang
sudah direncanakan sebelum mencapai BEP (titik impas). Adapun rumus
rasio M/K adalah:
Rencana penjualan - penjualan titik impas 100
MK = x = ….
Rencana penjualan 1
3. Apakah keuangan perusahaan sudah mantap?
Dari analisis berbagai ukuran dapat diketahui kemampuan keuangan
perusahaannya. Adapun rumusnya adalah:

Uang kas
= ….kali
Hutang lancar
c. Bagaimana menghitung rasio likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan adalah kesanggupan perusahaan untuk membayar
utang-utangnya yang sudah jatoh tempo. Perusahaan mampu membayar utang-
utangnya yang telah jatoh tempo apabila jumlah aktiva lebih lancar lebih besar
82

daripada utang lancar. Makin besar jumlah aktiva lancar yang merupakan
untuk membayar disbanding dengan jumlah utang lancar, bearti makin tinggi
tingkat likuiditasnya. Likuiditas dari perusahaan dapat dihitung dari neracanya
pada suatu saat yaitu dengan membandingkan jumlah aktiva lancar dengan
utang lancar. Hasil perbandingan ini disebut “current ratio”. Selain itu untuk
mengukur likuiditas perusahaan dapat juga menggunakan “quick ratio” atau
accid ratio”.
Pada umumnya currentratio pada perusahaan industry, jika kurang dari 2:1
maka dikatakan rasio keuangannya yang kurang baik. Jika yang dipergunakan
alat ukur quick ratio maka perusahaan dapat dapat dikatakan likuid jika hasil
perbandingannya tidak kurang dari 1:1. Selanjutnya agar lebih jelas dibawah
ini diberikan contoh perhitungan current ratio dan current ratio.

Perusahaan “ Suteja makmur”


Neraca
31 Desember tahun 2004

Kas Rp. 600.000 Utang dagang Rp. 2.400.000


Bank Rp. 2.000.000 Utang wesel Rp. 1.600.000
Piutang Rp. 1.400.000 Utang hipotik Rp. 4.000.000
Persediaan barang Rp. 5.200.000 Modal sendiri Rp. 20.000.000
Tanah Rp. 4.000.000
Gedung Rp. 4.800.000
Mesin-mesin Rp. 10.000.000
Jumlah Rp. 28.000.000 Rp. 28.000.000
Perhitungannya sebagai berikut:
Aktiva lancar terdiri atas:
Kas Rp. 600.000
Bank Rp. 2.000.000
Piutang Rp. 1.400.000
Persediaan barang Rp. 5.200.000
Jumlah Rp. 9.200.000

Utang lancar terdiri atas:


Utang dagang Rp. 2.400.000
Utang wesel Rp. 1.600.000
Jumlah Rp. 4.000.000

Perhitungan current ratio perusahaan adalah:


Aktiva lancar : hutang lancar = 9.200.000 : 4.000.000 = 2,3 : 1
Aktiv lancar selain dari persediaan barang terdiri atas:
Kas Rp. 600.000
Bank Rp. 2.000.000
Piutang Rp. 1.400.000
Jumlah Rp. 4.000.000
Utang lancar persediaan barang tersebut jumlahnya sebesar Rp. 4.000.000
83

Jadi perhitungan quick ratio keuangan perusahaan adalah aktiva lancar selain
persediaan barang utang lancar = 4.000.000 : 4.000.000 = 1 : 1
Untuk menentapka likuid tidaknya keuangan perusahaan yang berdasarkan
rasio harus dilihat dari standar rasionya. Standar rasio tersebut berlaku secara
umum untuk setiap perusahaan yang sejenis. Pada umumnya pada perusahaan
industry harus memiliki current ratio 200% atau perbandingan 2 : 1.
Sedangkan untuk quick ratio harus mencapai 100% atau dengan perbandingan
1 : 1, jika ingin dipandang likuiditas perusahaan itu dianggap baik. Adapun
rasio-rasio yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, maka masalah
likuiditasnya dapat dihitung dengan rumus:
Aktiva lancar
1. current ratio = x 100% =….
Utang lancar

Persediaan barang
2. quick ratio = x 100% =….
Utang dagang
3. quick assets = aktiva lancar – persediaan barang = ….

d. Bagaimana cara menghitung rasio solvabilitas perusahaan?


Solvabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi semua
utang-utangnya pada saat perusahaan itu dibubarkan. Perusahaan yang
memiliki kemampuan tersebut dinamakan solvable, sebaliknya yang tidak
memiliki kemampuan tersebut dinamakan insolvable. Adapun ukuran
solvabilitas yang ditentukan oleh setiap perusahaan itu berbeda-beda satu
sama lainnya. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa rasio minimum keuangan
yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan adalah 100%, artinya jumlah harta
berwujud sama dengan jumlah utang 1 : 1. Apabila jumlah aktiva berwujud
lebih besar daripada jumlah utang, maka nilai kelebihannya disebut axcess
value.
Pada neraca PT.Gunawan di Bandung diketahui bahwa total aktiva berwujud
adalah Rp. 10.200.000 + Rp. 105.000.000 = Rp. 115.200.000 dan total
utangnya Rp. 6.000.000 + Rp. 30.000.000 = Rp. 36.000.000. berdasarkan
data-data tersebut maka akan dapat ditentukan tingkat solvabilitas PT.
Gunawan di Bandung adalah :
Rp. 115.200.000
1. Solvabilitas : x 100% = 320% atau 3,2 : 1
Rp. 36.000.000
Rp. 115.200.000 – Rp. 36.000.000
2. excess value : x 100% = 69%
Rp. 115.000.000

Adapun rasio-rasio keuangan usaha PT. Gunawan adalah sebagai berikut:


1. setiap utang sebesar Rp. 100 akan dijamin oleh aktiva berwujud
sebesar Rp. 320
2. setiap Rp. 100 aktiva akan memiliki nilai sebesar Rp. 69 dan dinilai ini
akan dipergunakan untuk membayar utang
3. dari jumlah aktiva Rp. 100 hanya sebesar Rp. 310 yang dipergunakan
untuk membayar utang
84

e. Bagaimana cara menghitung rasio rentabilitas perusahaan


Rentabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan atau laba. Rentabilitas perusahaan dapat dibedakan antara
rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomi
adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan seluruh
modal yang tertanam dalam perusahaan. Sedangkan yang termasuk dengan
rentabilitas modal sendiri adalah kemampua perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dengan modal sendiri yang tertnam dalam perusahaan. Untuk
menghitung rasio rentabilitas perusahaan dibawah ini diberikan contoh
perhitungannya.

PT Gunawan
Neraca
31 Desember 2004
Kas Rp. 1.000.000 Utang dagang Rp. 1.500.000
Piutang Rp. 500.000 6% obligasi PT Rp. 14.000.000
Persediaan barang Rp. 480.000 X Rp. 20.000.000
Penanaman modal Rp. 5.000.000 Modal saham Rp. 7.000.000
Tanah Rp. 11.500.000 Laba usaha Rp. 280.000
Gedung Rp. 13.000.000 Laba saham
Peralatan Rp. 11.300.000

Jumlah Rp. 42.780.000 Rp. 42.780.000


Berdasarkan neraca diatas rentabilitas perusahaan PT Gunawan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

Sisa laba
1. Rentabilitas perusahaan = x 100% =…..
Modal sendiri
SL – LP – BP
2. Rentabilitas ekonomi = = ……
MS + MA – PM

SL –LP
3. Rentabilitas modal sendiri : R =
MS – PM

Keterangan :
R = Rentabilitas
SL = Sisa laba
LP = Laba penyertaan di perusahaan lain
BP = bunga pinjaman jangka panjang
MS = modal sendiri
MA = modal asing
PM = penyertaan modal di perusahaan lain
Berdasarkan rumus-rumus tersebut maka rentabilitas dan rasio keuangan
perusahaan PT. Gunawan sebagai berikut:
SL = Rp. 7.000.000
85

LP = Rp. 280.000
BP = 6% x Rp. 14.000.000 = Rp. 840.000
MS = Rp. 20.000.000
MA = Rp. 15.000.000 ( utang dagang + obligasi PT X)
PM = Rp. 5.000.000

PEMASARAN PRODUK (BARANG DAN JASA)

A. PERANAN DAN TUJUAN PEMASARAN PRODUK


1. Pengertian pemasaran produk
Sebelum melaksanakan pemasaran produk, sebaiknya wirausaha terlebih dahulu
mengetahui pengertian pemasaran. Berikut ini dimuat beberapa batasan tentang
pengertian pemasaran.
a. Philip kothler
Philip kothler mendefinisikan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan
manusia yang ditujukan untuk memperlancar serta menyempurnakan
pertukaran.
b. D. W. foster
D. W. foster mendefinisikan bahwa pemasaran adalah suatu proses sistematika
dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Pemasaran adalah suatu
filsafat yang menyatakan bahwa perusahaan harus dipengaruhi oleh fasilitas
produksi atau teknik yang dimilikinya.
c. William J Stanton
William J Stanton mendefinisikan bahwa pemasaran adalah suatu system
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang/jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ad mupun
kepada pembeli yang potensial.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah usaha untuk
menciptakan dan mengarahkan suatu standar kehidupan masyarakat. Setelah
mengetahui pengertian pemasaran selanjutnya seorang wirausaha harus dapat
melaksanakan produk dari hasil produksi.
2. Pentingnya pemasaran produk
Para wirausaha sebetulnya sudah sadar bahwa pemasaran produk itu sangat
penting bagi keberhasilan usaha atau bisnisnya. Didalam melaksanakan produk,
para wirausaha harus mengetahui seluk beluk konsep pemasaran dan segala
macam informasinya. Selanjutnya untuk dapat menyusun pelaksanaan pemasaran
produk seorang wirausaha wajib menjawab tiga pertanyaan di bawah ini:
a. Darimana seorang wirausaha mulai usahanya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang wirausaha harus
memperhatikan latar belakang usahanya, serta bagaimana peluang pemasaran
produk dan kendalanya.
86

b. Kearah usaha mana seorang wirausaha akan menuju?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang wirausaha harus menetapkan
sasaran pemasaran produk untuk masa yang akan datang.
c. Bagaimana usaha wirausaha akan mencapai sasaran?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang wirausaha terlebih dahulu harus
menetapkan strategi pemsaran, diantaranya penelitian pemasaran produk,
penyiapan anggaran dan sebagainya.
Adapun manfaat adanya pemasaran produk bagin pemerintah ialah dapat
memberikan informasi adanya lapangan kerja, juga merupakan rencana usha
untuk meningkatkan devisa Negara. Begitu pula pentingnya pemasaran produk
bagi para wirausaha ialah dapat menentukan rencana mengalirnya produk ke
tangan para konsumen.
Dengan demikian intisari pentingnya kegiatan pemasaran produk yaitu sebagai
berikut:
1. Menganalisa situasi lingkungan dan peluang pasar
2. Menetapkan strategi pemasaran produk/jasa
3. Mengembangkan sasaran pemasaran produk/jasa
4. Menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan pemasaran produk.
Di dalam melaksanakan pemasaran produk yang baik dan tepat harus didasarkan
pada data, fakta, dan asumsi yang benar tentang:
1. Bagimana target marketnya , dimana lokasinya dan berapa besar daya
serapnya?
2. Bagaimana cara melaksanakan teknik produksi yang efektif dan efisien?
3. Bagaimana perubahan harga produk/jasa di pasar?
4. Bagimana saluran distribusinya?
5. Bagaimana keadaan saingannya?
6. Bagaimana analisis SWOT dari perusahaan?
7. Bagaimana sumber daya manusianya, fasilitasnya dan sebaginya?
Wirausaha yang bijaksana tak akan meremehkan pentingnya pemasaran produk
walaupun kelihatannya sepele. (H.R Sutsina)
Didalam dunia usaha apapun pemasaran produk tetap merupakan factor yang
sangat menentukan keberhasilan usahanya. (Rhenaldi)
Selanjutnya utnuk mengetahui mengetahui dan memahami konsep dan ruang
lingkup pemasaran produk, para wirausaha perlu menjawab pertanyaan di bawah
ini:
1. Produk apa yang akan dipasarkan perusahaannya?
2. Siapa yang akan memasarkan produk perusahaannya?
3. Bagaimana cara memasarkan produk perusahaannya?
Oleh karena itu dengan adanya pelaksanaan pemasaran produk secara matang
dan tepat, wirausaha yang mengelola perusahaannya akan dapat:
1. Memberikan suatu landasan pokok untuk fungsi-fungsi usaha lainnya
2. Menjadi alat ukur atas hasil-hasil yang akan dicapai dalam pemasaran
produk.
3. Pekerjaan yang tidak produktif dalam usahanya dapat dihilangkan
4. Aktivitas-aktivitas pemasaran produk dapat dilakukan secara teratur dan
terarah.
3. Peranan pemasaran produk
Seorang wirausaha didalam megelola usahanya, harus menelaah dengan cara
bagaimana organisasi perusahaan dapat menyusun kegiatan pemasaran produk
87

secara efektif dan efisien. Pemasaran produk sangat diperlukan oleh seorang
wirausaha untuk mengetahui perkembangan usahanya pada masa yang akan
datang. Pemasaran produk pada dasarnya merupakan peryataan mengenai apa
yang ingin dicapai oleh organisasi perusahaan. Pemasaran produk yang sudah di
program perlu di koordinasi dan diarahkan agar tujuan usaha yang sudah
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.
Adapun peranan pemasaran produk-produk yaitu sebagai berikut:
a. Agar wirausaha akan termotivasi untuk memikirkan usahanya jauh ke masa
depan
b. Agar wirausaha dapat mengkoordinasi kegiatan pemasaran produk jauh lebih
baik dan terarah.
c. Agar wirausaha dapat merumuskan tujuan pemasaran produk yang ingin di
capainya.
d. Agar wirausaha dapat merumuskan kebijakan operasional di bidang
pemasaran produk.
e. Agar wirausaha dapat berpartisipasi dan mempertebal rasa tanggung jawab
para pelaksana di bidang produk.
4. Tujuan pemasaran produk
Tujuan dan pemasaran produk yaitu sebagai berikut:
1. Membawa kearah peningkatan koordinasi ke dalam pemasaran produk
2. Menetapkan standar prestasi untuk mengukur hasil pemasaran produk
3. Memberikan dasar yang logis untuk pengambilan keputusan dalam pemasaran
produk
4. Meningkatkan kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam
pemasaran produk.
5. Memberikan pendekatan yang teratur bagi usaha untuk:
a. Pengendalian didalam usaha-usaha kegiatan pemasaran produk
b. Menjamin keserasian antara bagian-bagian yang terdapat di perusahaan
c. Menyelaraskan kegiatan pemasaran produk
d. Mengunakan cara-cara berusaha dalam bidang pemasaran produk secara
optimal.
B. SISTEM PEMASARAN PRODUK
1. Keterampilan pemasaran produk
System pemasaran produk merupakan salah satu uinsur utama untuk mencapai
keuntungan perusahaan. Wirausaha sebagai pengelola usaha di dalam
melaksanakan system pemasaran produk harus bisa menjaganya, agar selalu tetap
seimbang antara permintaan pasar dengan kemampuan berproduksi. Oleh karena
itu, wirausaha sebagai pemilik perusahaa, serta dapat meningkatkan pemasaran
produk secara berkesinambungan.
Disini wirausaha harus memahami bagaimana pelaksanaan system pemasaran
produknya, distribusinya, penentuan harganya, cara kemasannya, cara
penawarannya, pembayarannya dan promosinya. Oleh karena itu, wirausaha
sebagi pemilik perusahaan harus dapat melaksanakan system pemasarannya
produk dengan proses produksinya serta harus tetap dinamis dan saling
mendukung.
Wirausaha harus melaksanakan keterpaduan semua kegiatan pemasaran produk
meliputi hal-hal berikut:
a. Kebijaksanaan pemilihan produk
88

Kebijaksanaan pemilihan produk itu akan menyangkut kebutuhan mana yang


akan dipenuhi, apa kebutuhan premier, sekunder dan tersier sesuaidengan
kemampuannya. Keijaksanaan pemilihan produk yang dilaksanakan wirausaha
harus disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan dapat menarik minat
konsumen. Disini produk yang akan dipasarkan perusahaan harus menarik dan
menguntungkan, sehingga dapat merangsang para konsumen untuk membeli
produk.
b. Kebijaksanaan harga produk
Cara-cara pembayaran produk perlu mendapatkan perhatian dalam
pengelolaan bidang pemasaran karena dengan adanya keringanan dalam
pembayarannya akan akan merupakan daya tarik tersendiri bagi para
konsumen. Menurut waktunya pembayaran produk dapat dilakukan sekaligus
akan bertahap dengan jangka waktu tertentu.
Para konsumen yang membutuhkan dan dan berniat membeli produk mungkin
akan mengurungkan atau membatalkan niatnya jika tidak ada kesesuaian
dengan harganya. Oleh karena itu, system pemasaran harus dipentingkan dan
diperhatikan terutama dalam kebijaksanaan harga produk dan didalam
menyusun program pemasaran.
c. Pengemasan dan pengepakan produk
Pengemasan produk akan mempermudah pengangkutan dan penyimpangan
serta mengurangi kemungkinan adanya kerusakan produk. Sedangkan
pengepakan, berfungsi melindungi isi produk, juga berfungsi sebagi daya tarik
bagi para konsumen/pembeli/pelanggan. Selanjutnya wirausaha sebagai
pemilik perushaan harus memperhatikan kemasan karena kemasan produk
yang baik, indah menarik akan meningkatkan minat konsumen/pembeli/
pelanggan untuk membeli produk. Kemasan produk yang khas juga akan
mempermudah para konsumen/pelanggan/pembeli untuk mengingat produk
yang dibutuhkan dan yang akan dibelinya.
Pengepakan produk yang menarik para konsumen/pelanggan/pembeli dapat
juga dijadikan sebagai alat promosi dalam bidang pemasaran produk. Dengan
melihat bungkus produk yang menarik maka para
konsumen/pelanggan/pembeli tidak hanya mengenal merek produknya tetapi
tertarik dan bersedia untuk membelinya.

2. Strategi pemasaran produk


Wirausaha sebagai pengelola usaha perlu menetapkan strategi dasar pemasaran
produk yang biasa idsebut grand strategy. Strategi dasar pemasaran (grand
strategy) adalah memilih dan menganalisis pasar sasaran yang merupakan suatu
kelompok orang yang ingin dicapai dan menganalisis pasar sasaran yang
memuaskan. Seperti kita ketahui bahwa pemasaran produk diibaratkan sebagai
suatu medan pertempuran bagi para wirausaha, produsen, para pedagang yang
bergerak dalam komiditi yang sama. Wirausaha perlu sekali menciptakan suatu
strategi pemasaran produk (grang strategy) agar dapat menang di dunia bisnis.
a. Beberapa pilihan strategi pemasaran
Jika strategi dasar pemasaran (grand stategy) sudah tepat dan benar maka
diharapkan wirausaha sebgai pemilik perusahaan akan berhasil mencapai
sasaran pemasaran produkny. Ada 4 pemilihan strategi pemasaran produk
sebagai berikut:
1. Penetrasi pasar
89

Penetrasi pasar adalah strategi pemasaran untuk tetap bertahan pada


produk semula tetapi penjualannya di perbanyak.
2. Pengembangan produk
Pengembangan produk dilakukan dengan adanya pembaharuan atau
memproduksi produk baru akan tetapi pasar tetap seperti semula.
3. Perluasan pasar
Perluasan pasar adalah tetap pada produk seperti semula tetapi pasarannya
diperluas.
4. Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi pemasaran dengan membuat produk baru dan
pasar yang baru.
b. Variabel pertama dalam penyusunan strategi penawaran produk
Jika sasaran dan strategi pemasaran sudah ditetapkan wirausaha, selanjutnya
perlu dilakukan penjatahan penjualan produk untuk setiap wilayah aau daerah
pemasarannya. Wirausaha disini biasanya membuat pernyataan secara
terbuka atas pertimbangan fakta dan data pemasaran produk masa lalu dan
hasil-hasil penelitian pasarnya. Selanjutnya yang diharapkan wirausaha ialah
menguasai market share yang luas maupun market position yang mantap.
Market share artinya penguasaan luas pasar, sedangkan market position
adalah kedudukan yang kokoh dari suatu produk pada suatu pasar.
Adapun didalam penyusunan strategi pemasaran produk itu ada 2 variabel
yang utama yang perlu dipertimbangkan oleh para wirausaha sebagai
pengelola usaha yaitu sebagai berikut:
1. Variabel yang dapat dikontrol perusahaan
Variable yang dapat dikontrol oleh perusahaan diantaranya sebgai
berikut:
a. Market segmentation
Jika seorang wirausaha ingin menjangkau semua segmen pasar, maka
saasaran target marketnya mungkin tidak akan tercapai, karena pada
zaman sekarang selalu muncul spesialisasi produk tertentu untuk
segmen pasar tertentu pula. Wirausaha sebagai pemilik perusahaan
harus menetapkan strategi arah sasaran dari pemasaran produksi yang
ditunjukan ke seluruh lapisan masyarakat konsumen atau hanya
menetapkan segmen pasar tertentu.
Dalam masa spesialisasi pada zaman sekarang wirausaha sangat sukar
untuk mengarahkan pemasaran produk ke semua jenis konsumen.
Dalam praktekny banyak wirausaha sebagai produsen sudah mulai
memilih dan melaksanakan segmen pasar tertentu yang sifatnya lebih
khusus atau spesialisasi. Adapun alas an wirausaha sebagai pemilik
perusahaan melaksanakan market segmentation adalah karena adnaya
perbedaan keinginan konsumen, lokasi usaha, sikap konsumen,
kebiasaan konsumen dan sebagainya. Sedangkan cara wirausaha
didalam menyusun segmen pasar (market segmentation) antara lain
sebagai berikut:
1. Berdasarkan demografis
Pemasaran produk berdasarkan demografis adalah pasar dibagi atas
variable-variabel menurut jenis kelamin, umur, jumlah anggota
keluarga, suku, jabatan, dan sebagainya. Alasannya karena
90

kebutuhan dan keinginan para konsumen yang sangat hubungannya


serta lebih lebih mudah diukur jumlah permintaannya.
2. Berdasarkan geografis
Menysusn segmen pasar yang berdasarkan geografis ini pasar dapat
dipilah-pilih menurut kebangsaan, kota dan sebagainya. Untuk
mecapai sasaran geografis tersebut maka wirausaha sebgaai
pemilik perusahaan harus menyusun dan melaksanakan periklanan,
promosi serta usaha produk yang mengarah pada lokasi pemasaran
lainnya.
3. Berdasarkan psikologis
Pemasaran produk yang berdasarkan psikologis ini pasar dipilah-
pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas sosial para konsumen,
akan mebuat adanya para konsumen yang daya belinyam kuat dan
ada juga yang lemah. Demikian pula didalam gaya hidupnya
membuat para konsumen sangat berbeda didalam mengkonsumsi
produk yang dibelinya.
4. Berdasarkan prilaku
Segmentasi pasar yang berdasarkan prilaku ini dititik beratkan pada
pengetahuan, sikap kebutuhan, pemakaian atau tanggapan para
konsumen terhadap produk yang dibutuhkan dan yang akan
dibelinya.
b. Market budget
Pada umumya apabila dana bertambah untuk kegiatan pemasaran
produk maka jumlah penjualan akan meningkat. Adapun strategi
penetapan jumlah dana pemasaran (market budget) produk sangat
mempengaruhi keberhasilan di wirausahanya. Jika wirausaha ingin
berhasil di dalam usahanya, syaratnya ialah harus menambah anggaran
belanja pemasarannya (market budget).
c. Timing
Disini wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus dapat menjaga dan
mengatur waktu (timing), kapan ia harus mulai melancarkan pemsaran
produknya. Dengan menjaga ketepatan waktu (timing), maka
wirausaha sebagai pemilik perusahaan akan mendapat suatu
keuntungan.
d. Marketing mix
Marketing mix adalah kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan
pemasaran produk, agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil usaha
yang memuaskan.
Didalam pelaksanaannya ada 4 elemen yang tercangkup dalm bauran
pemasarn (marketing mix) produk yang dikenal dengan elemen 4P
adalah sebagai berikut:
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
2. Variable yang tidak dapat dikontrol perusahaan
Adapun variable yang tidak dapt dikontrol oleh perusahaan yaitu sebagai
berikut:
a. Perkembangan teknologi
91

Didalm prakteknya wirausaha seagai pengelola usaha sangat sulit dan


tidak akan dapat menduga kapan akan muncul teknologi baru yang
dapat membuat proses produksi lebih efisien dan lebih berkualitas.
Untuk menngatsi hal ini wirausaha harus mencoba dan berusaha
menemukan serta menggunakan teknologi baru lebih cepat dri
saingannya.
b. Sumber daya alam
Wirausaha dalam melaksanakan usahanya sangat sulit meramalkan
kapan sumber daya alam akan habis atau kapan sumber daya alam
yang baru akan diketemukan.
c. Keadaan persaingan
Didalam pelaksanaannya sangat sulit bagi seong wirausaha sebagai
pemilik perusahaan untuk meramalkan kapan muncul saingan baru
dalam usaha yang sama dan produk yang sama pula. Disini wirausaha
tidak boleh lengah dan harus berusaha memperbaiki produk atau
pelayanan usahanya gar tidak tersingkir oleh para pesain baru.
d. Perubahan demografi
Perubahan produk (demografi) juga sangat sulit untuk diantisipasi
oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan, karena data-data
perubahan penduduk itu sulit untuk diperoleh. Wirausaha harus
berusaha mencari informasi masalah kependudukan dari biro statistic
kependudukan.
e. Kebijaksanaan ekonomi dan politik
Perubahan-perubahan politik dan ekonomi pemerintah juga sulit untuk
diantisipasi oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Contohnya
terutama yan menyangkut masalah kredit bank, naik turunnya suku
bunga, perubahan politik luar negeri, inflansi, devaluasi, penggantian
para penjabat pemerintah dan sebagainya.
Secara konvensional perencanaan pemasaran produk didahului oleh
analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluan dan risiko yang
dihadapinya. (Anata)
Ada 4 kekuatan yang dapat mengancam usaha seorang wirausaha yaitu
customer (pelanggan), competition (persaingan), cost (biaya), crisis
(krisis). (Atesuna)
3. Teknik pemasaran produk
Teknik pemasaran produk dari wirausaha sebagai produsen sampai
kepada para konsumen yaitu sebagai berikut:
a. Pemasaran langsung
Disisni pemasaran produk pelaksanaannya ialah langsung dari
produsen ke para konsumen. Contohnya: produk kerajinan rumah
tangga, pemasaran dan penjualannya ialah langsung ketangan
konsumen.
b. Pemasaran tidak langsung
Pemasaran produk tidak langsung ialah melalui para perantara.
Misalnya: melalui para agen, pedagang besar, pedagang kecil,
pedagang eceran baru ke konsumen.
c. Pemasaran semi langsung
Pemasaran produk semi langsung disini digunakan satu perantara
yaitu dengan menggunakan saluran ke pedagang eceran.
92

C. MACAM, JENIS, TIPE DAN PROSES PEMASARAN PRODUK


1. Macam pemasaran produk
Macam pemasaran produk didalam suatu perusahaan yang dikelola oleh
wirausaha meliputi 2 hal sebagai berikut:
a. Pemasaran produk secara strategis
Pemasaran produk secara strategis bekaitan dengan usaha perusahaan dan
kearah mana perusahaan wirausaha akan dikembangkan. Didalam
pemasaran produk secara strategis, seorang wirausaha perlu
mengembangkan dan mempertimangkan:
1. Para pelanggan yang akan dilayani
2. Para pesaing yang harus dihadapi
3. Ciri-ciri pasar yang ada
4. Trend lingkungan seperti sosial ekonominya, budaya, teknologi, politik
dan sebagainya.
Strategi pemasaran terpadu produk yaitu strtei produk, strategi harga,
strategi promosi, dan strategi istribusi.
b. Strategi peusahaan
Strategi perusahaan adalah perencanaan pemasaran perusahaan jangka
panjang yang bersifat menyeluruh. Didalam melakukan strategi
pemasaran produk seorang wirausaha perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut ini.
1. Analisis sumber daya lingkungan strategis dengan cuan pemasaran
produk.
2. Analisis situasi pemasaran produk yang mencangkup:
a. Analisis pasar dan segmentasi pasar
b. Analisis pengukuran pasar
c. Analisis produktivitas usaha dan pemasaran
d. Analisis rentabilitas pemasaran
3. Penetapan strategi pemasaran produk prusahaan yang mencangkup:
a. Strategis penetrasi pasar
b. Stategis pengembangan produk
c. Strategis pengembangan pasar
d. Strategis pemasaran produk
e. Strategis diversifikasi produk
c. Pemasaran produk baru
Pemasaran produk baru adalah pemasaran produk yang masih baru dan
disebarkan langsung kepada para konsumen. Didalam pemasarannya akan
tercangkup sasaran yang akan dituju.
d. Pemasaran operasional
Pemasaran operasional adalah kegiatan pelaksanaan dibidang pemasaran
produk atas daerah atau wilayah niaga dan waktu pemasarannya dalam
jangka pendek.
2. Jenis pemasaran produk
Jenis pemasaran produk didalam perusahaan yang dikelola oleh seorang
wirausaha yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan perusahaan
Didalam perencanaan perusahaan diuraikan secara keseluruhan pemasara
produk. Didalam perencanaan perusahaannya wirausaha harus membuat
perincian kegiatan pemasaran produk secra tepat.
93

b. Perencanaan devisi
Perencanaan devisi adalah perencanaan mengenai pertumbuhan dan
penganalisisan hasilnya yaitu laba atau keuntungan yang diharapkan oleh
wirausha sebagai pemilik perusahaan. Didalam perencanaan devisi,
diuraikan tentang strategi pemasaran produk, strategi keungan, strategi
produksi, strategi produk, strategi keuangan, strategi kepegawaian dan
sebagainya.
c. Perencanaan jajaran produk
Perencanaan jajaran produk adalah perencanaan yang menguraikan tujuan
ssaran dan teknik suatu jajaran produk tetentu yang akan dipasarkan.
d. Perencanaan merek produk
Perencanaan merek produk memuat tentang tujuan, sasaran, dan teknik
mengerjakan merek produk. Seperti kta ketahui bahwa masalah merek
produk selalu berhubungan dengan promosi pemasaran produk.
3. Tipe pemasaran produk
Seorang wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus memuat konsep tipe
pemasaran produk yaitu sebagai berikut:
a. Pemasaran produk keseluruhan
Pemasaran produk secara keseluruhan akan mencangkup tentang
ketentuan-ketentuan umum perencanaan yaitu perencnaan usaha jangka
pnjang dan pengembangannya, serta strategi pemasaran produk untuk
mencapai tujuan perusahaan.
b. Pemasaran produk jangka panjang
Pemasaran produk jangka panjang adalah adalah pemasaran dalam periode
3,5,10 sampi jangka waktu 25 tahun.masalah yang dihadapi didalam
pemasaran produk jangka panjang sangat luas, karena berhubungan
dengan perluasan pbrik, masalah pasar, masalah produksi, masalh,
pemasaran, masalah harga, masalah promosi, masalah distribusi dn
sebagainya.
c. Pemasaran produk tahunan
Pemasaran produk tahunan waktunya relaif sangat pendek yaitu 1 tahun.
Masalh pemasaran produk tahunan yang harus dibuat oleh wirausaha
diantaranya berhubungan dengan periklanan, daerah operasi pemasaran,
pembelian barang-barang, penjualan dan sebagainya. Pemasaran produk
tahunan merupakan pedoman seorng wirausah didalm mengelola usahanya
dengan cangkupan kegiatan pemasaran untuk produk tertentu.
Adapun dlam operasi sehari-hari pemasaran produk tahunan itu akan
menjadi dokumen praktis para wirausaha, karena brisis identifikasi
pemasaran, taktik dan strategi, informasi dan alokasi anggaran pemasaran
produk. Selanjutnya yang menjadi alasan wirausaha membuat program
pemasaran produk tahunan antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mendorong para wirausaha untuk memandang masa depan
kemajuan perusahaannya secara sistematis.
b. Dapat mendorong para wirausaha didalam menghadapi dan
memajukan perkembangan usaha pemasaran produk pada masa yang
akan datang
c. Dapat mendorong para wirausaha untuk menetapkan sasaran dan
strategi pemasaran produk secara mantp dan terarah.
94

d. Dapt menghasilkn koordinasi yang lebih sempurna terhdap kegiatan


pemasaran produk.
e. Dapat menghasilkan patokan-patokan pengontrolan dalam mengukur
dan mengevaluasi serta keberhasilan di bidang pemasaran produk.
Agar tujuan pemasaran produk tahunan dapat berhasil dengan baik,
seorang wirausaha harus dapat menyusun perencanaan dan programnya
berdasarkan pada 3 macam cara pendekatan berikut ini:
1. Extrapolative planning
Di sini pada waktu melaksanakan manajemen pemasaran produk,
seorang wirausaha perlu mempertimbngkan startegi dan
memperkirakan tentang laba atau keuntungan dan tingkat
pengembangan penjualan produk.
2. Optimization planning
Di sini pada waktu melaksanakan manajemen pemasaran produk,
seorang wirausaha manajemen pemasaran produk mempertimbangkan
strategi alternative yang mempunyai pengaruh kuat terhadap laba atau
keuntungan yang diinginkan perusahaan. Di dalam pemasaran produk
ini ada kesempatan dan rasa optimis bagi wirausaha didalam
meninkatkan omzet penjualan produk, serta akan mempunyai
kesempatan untuk menanamkan investasinya dalam perusahaan pada
masa yang akan datang.
3. Goal planning
Di dalam goal planning, pelaksanaan manajemen pemasaran produk,
wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus mempertimbangkan
strategi alternative dalam mencapai laba atau keuntungan dan
peningkatan omzet penjualan produk utnuk tahun tertentu.
4. Proses pemasaran produk
Adapun proses pemasaran produk pelaksanaannya harus diikuti dengan
beberapa langkah diantaranya sebagai berikut:
a. Perencanaan pemasaran produk
Perencanaan perencanaan produk yang di susun oleh wirausaha harus
menggambarkan adanya kegiatan dalam bidang pemasaran dan
strateginya.
b. Penetapan tujuan pemasaran produk
Seorang wirausaha yang ingin berhasil didalam usahanya perlu
menetapkan tujuan didalam bidang pemasaran produk. Tujuan pemasaran
produk yang sudah ditentukan wirausaha akan mempengaruhi penetapan
strategi pemasaran yang akan dilaksanakannya.
D. MENYUSUN PERENCANAAN PEMASARAN PRODUK
1. Proses perencanaan pemasaran produk
Sebelum menyusun perencanaan produk baik jangka pendek, jangka menegah,
maupun jangka panjang, sebaiknya wirausaha sebagai pemilik perusahaan terelbih
dahulu harus mempelajari prosesnya. Perencanaan pemasaran produk dan jasa
yang akan dibuat itu meruapakan kegiatan merumuskan usaha-usaha yang
dilakukan dalam bidang pemasaran pada masa yanga akan datang dalam rangka
mencapai tjuan usahanya.
Perencanaan pemasaran produk yang disusun wirausaha sebagai pemilik
perusahaan tidak trlepas dri perencanaan kegiatan perusahaan secara menyeluruh
95

baik jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Perencanaan pemasaran


produk itu ialah memikirkan, menimbang, memutuskan dan menentukan:
a. Apa yang dikerjakan dalam bidang pemasaran produk?
b. Kapan pekerjaan pemasaran produk akan dilakukan?
c. Siapa yan ditugaskan untuk melaksanakan pkerjaan dalam bidang pemasaran
produk?
d. Dimana pekerjaan bidang pemasaran produk akan dilakukan?
e. Mengapa pekerjaan bidang pemasaran produk harus dilaksanakan perusahaan?
a. Langkah –langkah dalam menyusun perencanaan pemasaran produk
Adapun proses dalam menyusun perencanaan pemasaran produk, perlu diikuti
dengan beberapa diantaranya sebagai berikut:
1. Analisis hasil prestasi kegiatan pemasaran
2. Analisis keungulan, kelemahan, kesempatan, dan ancamn dalam bidang
pemasaran
3. Penyususnan program pemasaran
4. Penentuan tujuaj pemasaran
5. Penerapan strategi pemasaran
6. Penetapan target pemasaran
7. Penyusunan anggaran pemasaran
b. Manfaat dari penyususnan rencana pemasaran
Menyusun perencanaan pemasaran produk dapat memberikan manfaat bagi
wirausaha sbagai pemilik perusahaan yaitu:
1. Utnuk mendorong cara berpikir lebih jauh ke masa depan didalam
pengelolaan usahanya.
2. Untuk mengkoordinasi kegiatan pemasarn produk secara lebih baik dan
terarah
3. Untuk mengawasi kegiatan pemasaran produk berdasarkan standar prestasi
kerja yang sudah ditetapkan perusahaan
4. Untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai dn kebijakan operasional
perusahaannya.
5. Untuk menggairahkan partisispasi dan mempertebal rasa tanggung jawab
para pelaksana bidang pemasaran di dalam perusahaan.
c. Tujuan penyusunan rencana pemasaran produk
Dengan demikian menyusun perencanaan pemasaran produk bertujuan untuk
memberikan pendekatan secara sistematis dan teratur. Adapun tujuan
menyususn perencanaan pemasaran produk bagi wirausaha sebagai pemilik
perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai alat pengendalian yang cepat, tepat, dan tetur atas catatan, gagsn,
kegiatan usaha
b. Sebagai alat untuk menjmin keselarasan antara bagian-bagian yang
terdapat didalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
c. Sebagai alat utnuk menyeimbangkan dan menyelaraskan kegiatan
pemasaan yang dapat menjamin tercapai sasaran usahanya.
d. Sebagai alat untuk menggunakan cara-car berusaha di bidang pemasaran
produk secara intensif dan optimal.
Penyusunan perencanaan pemasaran sangt menentukan keberhasilan
pengelolaan usaha perusahaan untuk mencapai tujunnya. (Atesuna)
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahany, selalau menyususn
rencn kegiatan pemasaran dalam rangka keberhasilnnya. (Rhenaldi)
96

2. Perencanaan pemasaran jangka pendek, sedang, dan panjang


Perencanaan pemasarn produk yang diuu wirausaha sebgi pemilik perusahaan
tidak terlepas dari rencana kegiatan secar menyeluruh baik jangka pendek,
menengah, mupun jangk panjng. Perencanaan pemasaran produk jangka pendek
(short range planning) adalah rencana pemasaran yang disiapkan untuk periode
dibawah satu tahun atau yang sifatnya relative pendek. Perencanaan jangka
pendek waktunya sngat sempit padahl kebutuhannya sngt mendesak dn tiba-tiba.
Perencanaan produk jangka menengah (intermediate planning) adalah rencana
pemasaran yang disiapkan untuk periode 1 tahun sampai 5 tahun. Adapun yang
dimaksud dengan perencanaan pemasaran produk jangka pnjang (long rnge
planning) pada jenis usah biasa, memerlukn waktu 5 tahun sampai 10 tahun.
Bhkn utnuk jenis usaha yang memerlukan studi yang lama memerlukan waktu
diatas 30 tahun.
Disini terdapat perbedaan jangk waktu hal ini disebabkan oleh kondisi jenis
usaha yang berbeda-beda. Contohny: jenis usaha makanan dan minuman dimana
bahan bakunya cepat bususk, maka perencanaan pemasaran jangka pndek sangat
diperlukan. tetapi hal yang paling penting bagi wirausahawan sebagai pemilik
perusahaan dalh cara menyusun perencanaan pemasaran produk jangka pendek,
menengah, panjang dengan baik dan terarah sehingga perencanaan pemasaran itu
dapat diterapkn pada relisasi ktivitasnya.
Yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan pemasaran yaitu sebagai
berikut:
a. Strategi planning of marketing
Perencanaan strtegi ini harus ditkankan pada mananjerial strategi agar
pemasran produk benar-benar mempunyai tepat guna sehingg tidak terjadi salh
sasaran.
b. Comprehensive planning of marketing
Tujuan perencanaan pemasaran secara menyeluruh ini sasarn dan proyeksinya
harus diketahui agar semuanya dapat terliht di dalam pemasaran yang akn
disususn baik untuk jangka pendek, jangka menegah maupun jangka panjang.
c. Operational planning of marketing
Perencanaan operasi pemasaran ini manajemennya sudah melangkah pada
pelaksanaan yang harus dilaksanakan pada wktu pemasaran produk baru
dimulai. Rincian dan acuan aktivitas pemasaran produk dapat disusun
berdasarkan kebutuhan strategi dan jangkauan yang akan dicapai. Disini
perusahaan dapat menggunakan planning organization dengan membuat chart
dari perencanaan yang akan dilaksanakn perusahaan.

3. Perencanaaan pemasaran tahunan, lima tahunan dan dekade


E. PELAKSANAAN PEMASARAN PRODUK
97

K1AT PERSAINGAN USAHA

A. PERSAINGAN USAHA
1. Pengertian persaingan usaha
Pada umumnya persaingan usaha itu, ber-langsung di antara usaha atau bisnis yang menjual
produk yang sama dan bisnis lain yang bersaingan untuk pembeli/pelanggan/konsumen
yang sama pula. Dalam dunia usaha atau bisnis apapun bentuk/jenisnya, banyak sekali
pesaing yang berjuang untuk memenangkan perlombaan usaha atau bisnis untuk mencapai
prestasi dan tujuan yang diharapkannya. Jika demikian, apa yang dimaksud dengan saingan
itu?
Saingan adalah orang-orang atau pengusaha yang mempunyai maksud dan kemauan yang
tidak sejalan dengan maksud atau tujuan wirausaha, sedangkan yang dimaksud dengan
persaingan adalah sesuatu yang melekat pada kehidupan dunia usaha atau bisnis itu sendiri.
Adapun pesaing yang menjual produk atau barang yang berlainan jenis dan kegunaannya,
itu bukan termasuk saingan wirausaha. Jadi, tidak semua usaha atau bisnis merupakan
saingan wirausaha. Kalau usaha atau bisnis dalam jenis atau lapangan yang sama, barulah
itu disebut saingan.
Dalam melayani pasar tertentu, suatu perusahaan tertentu, jarang sekali bergerak sendiri
tanpa mendapat tandingan. Dalam prakteknya, kegiatan usaha atau bisnis seringkali
mendapat tandingan dari perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dalam jalur usaha atau
bisnis yang sama. Akan tetapi persaingan dalam usaha atau bisnis itu dapat juga membawa
keberuntungan, karena perasaan untuk mencapai peningkatan usahanya akan berkembang.
Di sini wirausaha lawan akan membawa perusahaannya ke arah kemajuan dan dapat juga
mendorong untuk bekerja lebih baik, lebih efektif, lebih produktif, dan prestatif. Menurut
pengamatan penulis, salah sekali jika ada pengusaha yang selalu mengeluh ketika mendapat
saingan dari perusahaan lainnya
2. Bentuk persaingan usaha
Bentuk persaingan usaha atau bisnii semakin tinggi memerlukan perencanaan
yang tepat dan sistematis, baik dalam kuantitas maupun kualitas, untuk membantu
wirausaha dalam mengawasi operasional dan sasaran usaha atau bisnis. Bagaimanapun
besar atau kecilnya persaingan usaha atau bisnis, hal itu merupakan bentuk fenomena
persaingan yang menarik di dalam perkembangan perusahaan. Adapun bentuk persaingan
usaha atau bisnis bukan pada kuantitas dan kualitas produk saja, akan tetapi di dalam
masalah harganya juga ikut terlibat persaingan.
Memang dalam berusaha atau berbisnis selalu ada bentuk .persaingan yang semakin ketat
dan sehat. Di sini wirausaha perlu berusaha dan melaksanakan kiat dalam mengatasi
persaingan dan harus bisa berkelit dari suasana yang kurang menguntungkan. Adapun
persaingan dalam usaha atau bisnis, bentuk persaingannya tidak hanya berkembang dalam
jumlah dan ukuran yang besar, tetapi dapat juga persaingan dalam bentuk tekno-loginya.
Bentuk persaingan dalam usaha atau bisnis, bisa muncul dalam segala macam jenis atau
cara. Sebagai contoh, banyak produk atau barang yang diimport dari luar negeri, bahkan
diselundupkan ke negara Indonesia dengan harga murah. Hal inilah yang merupakan
ancaman bagi wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
Wirausaha harus mengenal bentuk saingan dalam usaha atau bisnisnya dan berapa besar
kekuatan dan kelemahan para pesaingnya. Agar lebih jelas, di bawah ini ada 3 (tiga) bentuk
persaingan dalam usaha atau bisnis yang perlu dipelajari wirausaha.
a. Persaingan antarperusahaan
Di sini persaingan dapat terjadi antara 2 (dua) atau lebih perusahaan yang usahanya
sejenis atau sama.
b. Persaingan bentuk barang
98

Persaingan bentuk barang adalah persaingan antara barang-barang yang memberikan


pelayanan dan fungsi yang sama.

c. Persaingan generic
Persaingan generik adalah persaingan di antara berbagai barang yang
memberikan manfaat yang sama dalam memenuhi keperluan hakiki para
konsumen/pembeli/pelanggan.
Dalam bentuk persaingan yang ada di pasar., dimulai dari pengusaha yang
sangat dominan, kekuatan yang sedang, dan ada juga yang lemah. Seperti kita
ketahui bahwa berwirausaha itu penuh risiko, rintangan, dan tantangan, seperti
adanya bentuk persaingan, turun naiknya harga, barang-nya tidak laku, dan
sebagainya. Begitu juga walaupun adanya monopoli dan tidak kebal terhadap
ancaman usaha atau bisnis, akan tetapi persaingan tetap saja merupakan suatu
hambatan atau rintangan. Oleh karena itu, akan lebih baik jika wirausaha dapat
menjual produknya dengan relatif murah, desainnya menarik, manfaatnya tinggi,
dan model-nya menarik.
Peningkatan kiat dalam mengatasi persaingan tanpa hentinya, harus
dilaksanakan untuk me-ngejar dan melampaui usaha atau bisnis para
pesaingnya. Tidak ada ruginya apabila wirausaha berupaya untuk mengerjakan
usahanya atau bisnisnya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan usaha para
pesaingnya. Oleh sebab itu, wirausaha lebih baik mengenal dan mengerti
tentang apa persaingan itu, daripada harus bersikap masa bodoh atau berpura-
pura tidak mengetahui terhadap masalah bentuk persaingan. Adapun bentuk
persaingan dalam usaha atau bisnis, terdapat pada tingkat usaha lokal, usaha
regional, usaha nasional, dan usaha internasional. Di sini pihak pemerintah harus
dapat menertibkan persaingan yang tidak sehat dan saling menghancurkan di
dalam kegiatan dunia usaha atau bisnis.
Pengaturan dan penertiban atas persaingan tersebut, terutama ditujukan untuk
melindungi usaha atau bisnis kecil. Menurut pengamatan penulis, ada produk-
produk yang dihasilkan oleh industri perusahaan kecil, sama dengan yang
dihasilkan oleh industri perusahaan besar dalam bentuk masal dengan kualitas
yang lebih baik dan harga yang jauh lebih murah. Akan tetapi meskipun ada
proteksi dari pemerintah untuk usaha atau bisnis kecil, namun hal itu bukan
berarti satu-satunya jaminan bagi kelangsungan hidup dalam sektor industri
kecil, Di sini jaminan yang lebih penting dalam kiat mengatasi persaingan justru
dengan meningkatkan kualitas produk, manfaat produk, model produk, dan
efisiensinya.
Hindarilahkonflik dengan pesaing, karena kesukaran yang ditimbulkan olehnya
tidak sepadan dengan hasilnya. (Rhenaldi)
Hindarilah usaha-usaha mematahkan gerakan para pesaing dengan mengguna-kan
suattt tindakan yang tidak terpuji. (Atesuna)
3. Manfaat persaingan dalam usaha
Persaingan dalam usaha atau bisnis semakin ketat, begitu pula peluang pasar
seakan-akan tidak pernah muncul. Persaingan dalam usaha atau bisnis itu selalu ada,
akan tetapi seolah-olah tidak ada apabila tidak diciptakan oleh pesaing. Maka dari
itu, persaingan dalam usaha atau bisnis, perlu . diamati secara cermat dan bilamana
perlu gerak-annya bisa dihambat atau dilumpuhkan agar jangan mengganggu
stabilitas pemasaran produk perusahaan milik wirausaha.
99

Untuk menghambat atau melumpuhkan gerak saingan, wirausaha harus


melaksanakan strategi dan taktik yang sesuai dengan etika bisnis secara umum.
Dengan adanya persaingan di dalam dunia usaha atau bisnis, sebenarnya ada
manfaat yang dapat menjamin barang dan jasa yang dijual pada harga dan kualitas
yang tepat. Usaha untuk memuaskan kebutuhan para konsumen/pembeli/ pelanggan,
akan mendorong wirausaha meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku,
peralatan usaha, dan sumber daya manusia untuk menghasilkan produk yang lebih
berkualitas dan bermanfaat
Adanya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis, berjalan seperti perlombaan
dalam peningkatan kualitas produk, kuantitas produk, harga produk, bentuk produk,
manfaat produk, model produk, maupun peningkatan dalam pelayanan. Di dalam
dunia usaha atau bisnis, ada saja orang yang mempunyai pikiran tidak tenang karena
pola usahanya yang tidak benar, bahkan ada niat jahat dan ingin menjatuhkan
saingannya.
Menurut pendapat penulis, obat yang mujarab atau utama adalah dengan berbuat
baik, dekat dengan Allah, walaupun wirausaha semuanya sibuk di dalam
melaksanakan kegiatan bisnisnya. Berwirausaha itu sebenarnya banyak memberi
peluang kepada wirausaha dan kepada pesaingnya, untuk banyak berbuat baik dan
bukan sebaliknya. Wirausaha di dalam mengelola usaha atau bisnisnya, sangat
membutuhkan orang lain sebagai pesaing untuk hidup bersama dan bekerja sama.
Wirausaha akan hidup sukses bila dapat memelihara hubungan yang harmonis
dengan para pesaing, pemasok, dan para konsumen/pembeli/ pelanggan.
Setiap persaingan yang dilakukan secara sehat, akan membawa suatu keuntungan
dan
kemajuan dalam segala usaha atau bisnisnya. Jika demikian, apa manfaatnya dengan
adanya para pesaing usaha atau bisnis itu?
Manfaat dengan adanya para pesaing itu antara lain sebagai berikut:
1. Dengan adanya saingan, akan mendorong wirausaha untuk mencapai prestasi di
dalam usahanya;
2. Dengan adanya saingan, maka tenaga pen-jualan dan pemasaran akan dihargai
dan dihormati;
3. Dengan adanya saingan, wirausaha akan memperbaiki kualitas produknya,
kuantitas produknya, desain atau model produknya, manfaat produknya, dan
sebagainya;
4. Dengan adanya saingan, akan mendorong wirausaha untuk meningkatkan dan
me-ngembangkan usahanya;
5. Dengan adanya saingan, akan meningkatkan kerja wirausaha secara prestatif.
Jadi, persaingan itu sebenarnya bukanlah musuh yang sesungguhnya, akan tetapi
merupakan lawan dalam mengadu kepandaian berusaha, dalam pelayanan usaha,
dalam mencari kepercayaan, dan sebagainya.
Para wirausaha sebenarnya sudah mengetahui bahwa saingan itu bukannya musuh
yang sesungguhnya, melainkan hanya lawan dalam pertandingan bidang usaha atau
bisnis. Para pesaing dapat menjadi sahabatbagi para wirausaha dan tanpa merintangi
peterjaan dalam kegiatan usaha atau bisnisnya masing-msing. Bagaimana
seandainya para pesaing mencela produk atau barang buatan wirausaha? Menurut
pendapat penulis, jangan pedulikan apa yang dikatakan para pesaing terhadap
produk atau barang kita dan jangan pula dibalas dengan menjelekkan atau
membusukkan produk atau barang buatan pesaing.
100

Sebaliknya wirausaha harus dapat membuktikan bahwa produk atau barang


buatannya lebih berkualitas, besar manfaatnya, dan lebih berharga bagi para
konsumen/pembeli/pelanggan. Akan tetapi dalam kenyataannya saingan usaha atau
bisnis itu tetap saja disebut saingan. Maka dari itu, wirausaha janganlah memberi
kesempatan kepada para pesaing untuk mengambil atau merebut para pelanggan
miliknya. Sebaliknya, setiap saat wirausaha harus berusaha mencari
konsumen/pembeli/pelanggan baru.
Di sini wirausaha jangan membuka rahasia tentang kegiatan strategi. usaha
atau'bisnisnya kepada para pesaingnya. Wirausaha juga tidak boleh merendahkan
dan mencela produk atau barang-barang buatan para pesaingnya. Para konsumen/
pembeli/pelanggan yang mengerti, pasti akan memandang rendah kelakuan
wirausaha tersebut apabila berbuat demikian. Wirausaha lebih baik dan lebih tepat
membicarakan produk atau barang buatannya sendiri yang disenangi oleh
konsumen/ pembeli/pelanggan dan yang laku dijual serta menguntungkan.
Bersaing dengan menjelek-jelekkan barang saingan, berarti menunjukkan akhlak
yang rendah (Y. Rodiah).
Persaingan dalam jual beli yang tidak sehat bukanlah akhlak yang terpuji, karena
dapat menimbulkan pertentangan dan merenggangkan persaudaraan (Soetedja).
4. Informasi persaingan usaha
Sebaiknya, wirausaha dapat belajar dari keberhasilan usaha atau bisnis para pesaingnya dan
harus menghindari kesalahan-kesalahan di dalam pengelolaan usahanya. Mencari informasi
usaha atau bisnis sangat penting, meliputi siapa pesaingnya (berapa banyaknya dan
bagaimana ke-mampuannya) dan siapa-siapa saja yang menjadi pesaingnya. Wirausaha
haruslah siap untuk mengadakan perubahan-perubahan di dalam pengelolaan usaha atau
bisnisnya untuk menghadapi atau mengatasi adanya para pesaing.
Wirausaha juga harus menyadari apa yang sedang dilakukan oleh para pesaingnya,
mengenali-nya, karena dalam hal ini dapat membantu untuk mengetahui informasi kegiatan
usahanya. Se-lanjutnya, wirausaha akan dapat mencari informasi tentang strategi dan taktik
usaha atau bisnis para pesaingnya. Seperti kita ketahui bahwa pada umumnya para
pembekal mempunyai informasi tentang pembelian bahan mentah, barang setengah jadi,
atau bahan-bahan lainnya yang dipergunakan oleh para pesaingnya. Biasanya para
pembekal akan menginformasikan dan menyorot pelbagai kelebihan produk-produk para
pesaing, bagaimana cara memproduksinya, dan cara mendistribusikannya.
Akan tetapi para pesaing pun tidak akan diam, bahkan akan berusaha untuk mencapai
informasi tentang strategi dan taktik usaha atau bisnis dari wirausaha. Mencari dan merebut
informasi tentang usaha atau bisnis dari para pesaing merupakan cara untuk mencapai
peningkatan pertumbuhan usaha atau bisnis wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Pada
umumnya para pesaing pun akan bereaksi cepat jika kehilangan informasi usaha atau
bisnisnya dan dalam hal ini biasanya akan menimbulkan permasalahan dalam persaingan.
Di sini wirausaha daripada melawan para pesaing dari kelompok pelanggan yang sama,
lebih baik memusatkan perhatiannya pada usaha atau bisnisnya sendiri, agar memperoleh
para konsumen/ pembeli/pelanggan yang baru. Adapun informasi penting dalam persaingan
usaha atau bisnis lainnya ialah informasi mengenai penguasaan pasar oleh pesaing
perusahaan-perusahaan besar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan kecil
pun dapat bersaing dengan perusahaan besar. Strategi dan taktik wirausaha di sini harus
memusatkan kegiatan usaha atau bisnisnya pada segi-segi yang tidak mungkin dilakukan
oleh pesaing perusahaan besar.
Informasi usaha atau bisnis dapat saja diperoleh dari karyawan para pesaing usahanya yang
mungkin bisa memberikan data-data konkret mengenai operasi dan strategi usahanya.
Berikutnya wirausaha mempunyai beberapa kesempatan lain untuk mendapatkan informasi
usaha atau bisnis lainnya yaitu: dari adanya pertemuan-pertemuan asosiasi perdagangan,
101

dari biro statistik mengenai informasi persaingan usaha atau bisnis mengenai
kecenderungan pasar, dan dari badan^badan pemerintah. Selanjutnya, dari asosiasi
bisnis dan dari majalah-majalah bisnis pun dapat dicari sejumlah informasi tentang
seluk beluk persaingan usaha atau bisnis. Akhirnya, wirausaha akan membuat suatu
keputusan atas dasar diperolehnya informasi persaingan usaha tentang problema-
problema usaha atau bisnisnya. Informasi dalam persaingan usaha tersebut datang
dari pelbagai sumber yang berbeda-beda.
Wirausaha sebenarnya sudah mengetahui bahwa informasi saingan dalam usaha
atau bisnis dapat diperoleh dari informasi yang berbeda-beda. Para pelanggan
wirausaha akan memberikan informasi tentang persaingan dalam usaha atau bisnis
secara khusus mengenai produk dan jasa yang mereka beli dari saingannya. Para
pelanggan merupakan sumber informasi persaingan di dalam usaha atau bisnis yang
baik sekali, mengenai ke-kuatan atau kelemahan usahanya. Berikutnya,
perpustakaan juga merupakan sumber informasi dalam persaingan usaha atau bisnis.
Wirausaha di sini akan mengetahui informasi persaingan usaha yang tersedia dan
terdapat di dalam buku atau majalah bisnis di perpustakaan.
Selanjutnya, wirausaha harus dapat me-mahami data-data kuantitatif informasi
saingan usaha atau bisnis, agar nantinya dapat mengambil suatu keputusan yang
tepat di dalam mengembang-kan usahanya. Jangan lupa bahwa seorang akun-tan
juga merupakan sumber informasi persaingan usaha atau bisnis dalam masalah
keuangan dan prestasi bisnisnya pada masalampau. Prestasi usaha atau bisnis para
pesaing pada masa lampau merupakan informasi saingan usaha yang terbaik di
dalam mengambil keputusan mengenai pengembangan usaha wirausaha untuk masa
depannya.
Bersaing ingin mengalahkan usaha atau bisnis orang lain, menjadi alasan untuk
membeli barang, tetapi tidak sekuat alasan membeli barang atas manfaatnya.
(Dizadin)
Salah sekali jika ada orang mengeluh karena ada persaingan. Ingat, persaingan
dalam bisnis itu sangat diperlukan. Tanpa persaingan, dunia bisnis tidak akan maju.
(Ategawa)
Wirausaha tidak pernah mengetahui secara mendadak, kapan datangnya informasi
persaingan usaha yang dapat membantu strategi pengembangan bisnisnya.
(Atesuna)
B. KIAT MENGATASI PERSAINGAN USAHA
1. Faktor-faktor meningkatkan usaha
a. Faktor-faktor utama dalam meningkatkan usaha
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan, untuk mengatasi persaingan usaha atau
bisnisnya tidak cukup hanya pintar membuat produk. Wirausaha harus pandai juga
dalam memasarkan dan menjual produknya. Dalam rangka mengatasi persaingan
usahanya, wirausaha-harus mempunyai kiat dengan memperhatikan faktor-faktor
'dalam meningkatkan usaha atau bisnisnya yaitu:
1) Meningkatkan dan menjaga kualitas produk dengan harga jual yang relatif
murah;
2) Membuat produk lebih cepat dan lebih berguna atau bermanfaat sesuai dengan
jenis produknya.
3) Membuat produk jasa yang cepat laku dijual, serta berani bersaing dengan
perusahaan lainnya.
4) Mendesain produk dengan bahan baru atau kombinasi yang disenangi oleh para
konsumen/ pembeli/pelanggan.
102

b. Faktor-faktor manajemen produksi dalam mengatasi persaingan usaha


Selanjutnya, kalau menginginkan usaha atau bisnisnya bertahan-dan mampu bersaing
dengan perusahaan-perusahaan lainnya, maka wirausaha harus dapat melaksanakan
faktor-faktor manajemen produksi yaitu:
1) Menjaga dan memelihara serta meningkatkan kualitas produk yang dibutuhkan
konsumen/ pembeli/pelanggan.
2) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia di dalam
memproduksi produk yang dibutuhkan konsumen/pembeli/ pelanggan.
3) Meningkatkan teknik dan metode terbaru supaya wirausaha dapat memproduksi
produknya dengan lebih cepat, lebih murah, dan berkualitas tinggi.
4) Mendesain produk atau model baru yang disenangi
konsumen/pembeli/pelanggan.
5) Memperbaiki dan memperbaharui sarana kerja, tempat kerja, dan sebagainya.
6) Mengadakan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi produk yang dihasilkan.
7) Memperbaiki jaringan penyaluran produk supaya lebih cepat, terpercaya, dan
menguntungkan.
8) Memelihara hubungan yang baik dan harmonis dengan para penyalur
konsumen/pembeli/ pelanggan.
9) Melaksanakan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada para
konsumen/pembeli/ pelanggan.
c. Kekuatan-kekuatan yang berperan dalam persaingan usaha
Wirausaha harus mempelajari faktor persaingan usaha atau bisnis, mengenai situasi yang
bakal terjadi, disesuaikan dengan kemampuannya untuk menghadapi para pesaingnya.
Sasaran paling penting yang harus dijalankan oleh wirausaha ialah menitikberatkan pada
usaha atau bisnis yang menguntungkan dan dapat berkembang. Kiat lain untuk mengatasi
persaingan usaha atau bisnis ialah wirausaha harus berusaha mencari informasi tentang
mendesain produk atau bisnis yang disenangi konsumen/pembeli/pelanggan, strategi
pemasarannya, dan melayani pasar yang lebih luas.
Sebenarnya ada kekuatan yang berlaga dan bersama-sama menentukan kiat mengatasi
persaingan suatu usaha atau bisnis kecil yaitu:
1. Para pembeli/konsumen/pelanggan yang dituju
2. Para pemasok produk yang dibutuhkan
3. Produk yang serupa atau sama;
4. Persaingan dengan perusahaan lainnya.
Masalah tersebut di atas semuanya harus dapat disiasati sedemikian rupa oleh wirausaha
dalam rangka menumbuhkembangkan usaha atau bisnis kecil dan dapat memenangkan
persaingannya. Semua tantangan persaingan dalam usaha atau bisnis harus dihadapi
dengan penuh perhitungan yang mantap dan strategi manajemen usaha yang tepat.
Kiat untuk mengatasi persaingan usaha yang dijalankan wirausaha mungkin dengan
produk model baru, bermanfaat, dan berkualitas serta disenangi oleh para konsumen.
Dengan cara ini, penjualan produk kepada para konsumen'yang sudah ada dapat
meningkat dan mungkin akan ada para pelanggan baru.
Di sini wirausaha harus mempertimbangkan kiat-kiat menghindari dan mengatasi
persaingan dengan memperkenalkan produk baru yang tidak ada kaitannya dengan cara
pembuatan lini produknya. Kiat untuk mengatasi persaingan usaha selanjutnya ialah
dengan cara pembuatan produk model yang aneh, peningkatan perangkat mesin-
mesinnya, peningkatan keuangannya, dan peningkatan saluran distribusinya. Upaya
wirausaha lainnya yang dapat ditempuh untuk kiat mengatasi persaingan dalam usaha
103

atau bisnis ialah dengan menciptakan peluang pasar dan mengetahui selera para
konsumen terhadap produk yang dibuatnya.
Oleh karena itu, untuk menarik selera para konsumen/pembeli/pelanggan, wirausaha
harus mempelajari dan melaksanakan motif-motif para konsumen/pembeli/pelanggan,
yaitu sebagai berikut.
1) Motif rasional
 Produk mudah dalam penggunaannya
 Produk efisien dalam penggunaannya
 Produk kualitasnya terjamin
 Produk dapat dijamin pemakaiannya
 Produk sangat hemat penggunaannya
 Produk sangat awet atau kuat pemakaiannya.
2) Motif emosional
 Adanya penonjolan diri si pemakai produk
 Adanya pemenuhan cita rasa bagi konsumen
 Adanya pemuasan selera terhadap pembelian produk
 Adanya iri hati perusahaan lain
 Adanya kebersihan dan pemeliharaan produk
 Adanya ambisi untuk memiliki produk
 Adanya naluri romantis dalam memiliki produk
 Adanya persaingan ekonomis dalam pembelian produk
 Adanya pemilihan yang menyenangkan terhadap produk
 Adanya kebanggaan pribadi terhadap pembelian produk
 Adanya pernyataan selera artistik terhadap produk
Itulah motif-motif konsumen/pembeli/pelanggan untuk membeli atau untuk mendapatkan
produk yang mereka inginkan. Oleh karena itu, wirausahawan dalam memberikan
pelayanannya harus senantiasa berfalsafah bahwa konsumen/ pembeli/pelanggan sebagai
raja. Maksudnya, para konsumen/pembeli/pelanggan harus diberi petayanan prima atau
pelayanan sebaik-baiknya dan memuaskan.
Wirausaha yang baik tidak membiarkan dirinya direncanakan oleh pihak lain atau oleh
pesaing, melainkan merencanakan pengembangan dirinya. (Rhenaldi)
Ringankanlah atau mudahkanlah, jangan mempersukar; gembirakanlah, jangan
menggusarkan; dan salingmengalahkan di antaramu. (HR. Bukhari)
Manajemen harus bisamenciptakan bisnis baru, kemudian mendahului saingannya. (Akio
Morita)
d. Beberapa masalah yang perlu dijawab para wirausaha dalam mengatasi persaingan
Wirausaha yang kreatif dan inovatif, biasanya berani mengambil risiko di dalam
mengatasi persaingan usahanya. Mereka bersedia dan menerima perubahaii, mencoba
perbagai alternatif, serta mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang-
bidang bisnis baru. Dalam mengatasi kiat persaingan usahanya, wirausaha mempunyai
ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi baru serta sumber daya lainnya untuk
mewujudkan tujuannya. Menilai potensi keberhasilan di dalam mengelola usaha atau
bisnisnya merupakan suatu kegiatan yang sukar, akan tetapi hal ini perlu dilaksanakan
dengan taktik dan strategi manajemen yang tepat. Untuk mengatasi kiat persaingan di
dalam usaha atau bisnisnya, wirausaha harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
akan membantunya yaitu:
1) Apakah produknya berada dalam suatu industri yang sedang tumbuh pesat?
104

2) Apakah permintaan terhadap produknya pada masa depan tumbuh pesat, tetap, atau
ber-kurang?
3) Bagaimana sifat persaingan usahanya?
4) Sampai di manakah ketergantungan usahanya kepada para pembekal dari bisnisnya?
5) Apakah memiliki cukup dana untuk membiayai perkenalan produk terbarunya?
6) Apakah ada kelemahan-kelemahan dari produk barunya itu?
7) Apakah produk baru itu serupa dengan atau berbeda dengan produk para
pesaingannya?
8) Bagaimana cara meluaskan daerah pemasaran produk barunya?
9) Sampai di manakah sumbangan pemasaran produk baru di dalam usahanya?
Di sini para konsumen/pembeli/pelanggan akan mempunyai pilihan dan wirausaha
hendaknya memastikan secara positif tentang alasannya mem-beli produk baru atau
barangnya. Akan mengun-tungkan di dalam kiat mengatasi persaingan, apa-bila ide-ide
wirausaha digabungkan dengan ide-ide para pesaing. Wirausaha akan banyak belajar dari
keberhasilan usaha atau bisnisnya para pesaing dan dapat menghindari kesalahan-
kesalahan di dalam mengelola usahanya.
Agar lebih jelas, di bawah ini ada pertanyaan-pertanyaan lagi yang perlu dijawab dan
dipelajari oleh wirausaha mengenai kiat mengatasi persaingan di dalam usaha atau
bisnisnya, yaitu:
1) Berapa banyak saingan yang merongrong kegiatan usahanya?
2) Bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan milik wirausaha terhadap
saingannya?
3) Apa dan bagaimana kebijaksanaan'saingannya dalam penjualan produknya?
4) Bagaimana bentuk-bentuk persaingan usaha atau bisnis yang dihadapi wirausaha?
5) Siapa saja yang akan dilayani oleh saingannya?
2. Persaingan usaha yang sehat
Persaingan usaha atau bisnis yang sehat adalah persaingan yang bukan berlandaskan pada
"free fight competition", tetapi persaingan yang berlandaskan pada philosofi "The
customer is a King". Persaingan usaha atau bisnis yang sehat bukanlah persaingan dengan
tujuan ingin menghancurkan lawan bisnisnya, tetapi persaingan yang dapat meningkatkan
daya pesona komoditas di mata konsumen/pembeli/pelanggannya. Pola persaingan yang
sehat di dalam usaha atau bisnis, yaitu wirausaha selalu yakin akan dapat memenangkan
persaingan di arena usaha atau bisnisnya pada masa depan.
Seperti kita ketahui, dunia usaha atau dunia bisnis, biasanya penuh dengan rintangan,
halangan, dan persaingan. Kendala dan persaingan usaha atau bisnis tersebar di mana-
mana. Sifat hati dengki yang bersumber dari sifat iri hati dalam berbisnis sebaiknya
dijauhi, karena akan mengarah pada tindakan kriminal. Perasaan iri hati di dalam
persaingan usaha atau bisnis adalah ibu kandung dari sifat dengki yang dapat
mencelakakan usaha sendiri dan orang lain.
Padahal kita ketahui bahwa tujuan sebenamya dari setiap usaha atau bisnis apapun bentuk
atau jenisnya ialah mencari laba atau keuntungan. Akan tetapi di dalam upaya mencari
laba atau keuntungan dalam usaha atau bisnis, ada saja orang yang cenderung ingin
menghalalkan segala cara, serakah, dan dengan melaksanakan persaingan usaha tidak
sehat. Satu-satunya yang dapat mengendalikan nafsu serakah dalam persaingan dalam
usaha atau bisnis ialah dengan melaksanakan persaingan secara sehat. Di sini wirausaha
akan membedakan usaha atau bisnis yang baik dengan yang buruk dan dapat
membedakan usaha yang halal dengan yang haram. Sebagai wirausaha yang berhasil di
dalam usaha atau bisnisnya, ia harus mampu meningkatkan kiat dalam mengatasi
105

persaingan dengan jalan cepat membaca dan merasakan jalan pikiran serta keinginan para
konsumen/pembeli/pelanggan.
Dengan demikian, wirausaha akan dapat melayani mereka dengan lebih baik, sesuai
dengan peribahasa "konsumen/pembeli/pelanggan adalah raja". Dalam situasi persaingan
usaha atau bisnis yang sehat akan ikut menentukan pilihan strategi di dalam mengelola
kegiatan usaha dan mengem-bangkannya. Jika pesaing usahanya tertidur, maka wirausaha
dapat menggesernya dengan meng-gunakan strategi ofensif. Jika persaingan sangat ketat,
wirausaha dapat menghadapinya dengan strategi market niching atau mencari celah-celah
yang aman. Sedangkan dalam menghadapi pesaing yang kuat, maka wirausaha dapat
mempergunakan strategi gerilya yang cepat dan tepat.
Menurut pendapat penulis, kiat untuk mengatasi persaingan secara sehat ialah dengan
sifat simpatik kepada semua pihak. Sifat simpatik sangat diperlukan oleh wirausaha dan
harus dilaksanakan untuk dapat menarik hati para konsumen/pembeli/ pelanggan. Sifat
simpatik wirausaha tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk keramahtamahan kepada
semua pihak, agar dapat melaksanakan persaingan secara sehat di dalam dunia bisnisnya.

Fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran, yang disebarkan dengan
maksud menjatuhkan nama baik wirausaha atau pesaing bisnisnya. (Danggun)
Tepat waktu, tepat mutu, dan tepat janji di dalam berbisnis merupakan unsur utama untuk
menciptakan kiat mengatasi persaingan dalam usaha. (Atesuna)
Wirausaha di dalam mengembangkan usaha atau bisnisnya, harus memberi peluang
kepada saingannya untuk banyak berbuat baik dan bukan memusuhinya. Dalam kegiatan
usaha atau bisnis, semua urusan harus dibuat mudah, baik dalam membeli, dalam
menjual, dalam memasarkan, dalam berusaha, dan dalam menetapi janji bisnisnya.
Dalam kegiatan bisnis, semua urusan harus dibuat mudah agar dapat melaksanakan
persaingan secara sehat. (Y. Rodiah)
Tujuan usaha untuk mencari untung di-benarkan, namtm menghalalkan semua cara
dengan persaingan secara tidak sehat adalah merugikan semua pihak. (Atesuna)
Gencarnya persaingan bebas, tidak lantas membiarkan dunia usaha berkembang secara
liar. Karena itu, diperlukan sejumlah perangkat hukum untuk menjadi jaring pengaman,
agar dunia usaha itu bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Salah satunya ialah
keberadaan Undang-Undang Nomor 5/1999 tentang larangan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat tetapi harus dapat membuat pasar mengakomodasi
kepentingan perekonomian rakyat Indonesia. Keberadaan Undang-Undang Nomor 5/1999
itu sangat penting untuk mengontrol perilaku para pengusaha dalam menjalankan
bisnisnya.
Para pesaing usaha atau bisnis akan berusaha untuk mengambil keuntungan yang sebesar-
besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya dan kadang-kadang mereka
menghalalkan segala cara, termasuk melakukan persaingan usaha yang tidak sehat. Maka
dari itu, Undang-Undang Nomor 5/1999 pada intinya ingin menciptakan dunia usaha atau
bisnis yang sehat dan tidak melawan hukum.

PENGENDALIAN USAHA

A. PEDOMAN PENGENDALIAN USAHA


106

1. Aspek dan asas pengendalian usaha


a. Aspek pengendalian usaha
Seorang wirausaha yang usahanya ingin maju, syaratnya ialah harus dapat melaksanakan
pengendalian usahanya dengan tepat dan baik. Pengendalian usaha itu merupakan
kegiatan lanjutan usaha dan selamanya harus berpedoman pada tujuan usaha yang
dituangkan ke dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan penge-rahan.
Pengendalian usaha itu dapat dilaksanakan dengan baik apabila fungsi tersebut di atas
sudah dijalankan dan berjalan lancar di dalam operasional usahanya.
Seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya harus dapat mengendalikan usahanya
dengan tepat dan bagaimana cara untuk mem-prosesnya, apa standarnya, bagaimana
menilainya, serta bagaimana mengadakan perbaikannya. Di dalam mengendalikan usaha
tersebut, seorang wirausaha harus mengerti tentang siklus keuangan dan mengaitkan
investasi awal dengan pendapatan, pengeluaran, laba, imbalan, dan laba yang ditanamkan
kembali di dalam usahanya.
Dalam pelaksanaannya, para wirausaha harus mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya di dalam mengendalikan usahanya dan selalu siap untuk menangani
faktor-faktor yang berada di luar pengendaliannya.
Di dalam perusahaan, pada umumnya pengendalian usaha itu merupakan tugas
manajemen puncak. Pengendalian usaha ini biasanya bersifat umum dan merupakan
pedoman untuk meng-operasikan usaha. Namun pengendalian usaha itu sebenarnya
merupakan tanggung jawab semua anggota organisasi yang ada dalam perusahaan.
Semakin banyak karyawan yang terlibat di dalam organisasi perusahaan, semakin besar
kesempatan bagi karyawan untuk ikut serta di dalam proses pengendalian usaha.
Akan tetapi meskipun pengendalian usaha itu sangat baik untuk semua karyawan, namun
jumlah waktu yang diluangkan ditentukan oleh kemampuan pekerjaan seseorang.
Selanjutnya semakin tinggi kedudukan karyawan di dalam perusahaan, maka akan
semakin banyak waktu yang akan digunakan untuk memanfaatkan aspek-aspek
pengendalian dan operasionalnya. Pengendalian usaha dan tindakan wirausaha pada masa
lampau, akan dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi pengembangan
usaha.
Aspek-aspek cara pengendalian usaha itu sangat luas karena menyangkut masalah
perencanaan, pengorganisasian, dan pengkoordinasian di dalam perusahaan. Jika
diuraikan secara lebih rinci, aspek-aspek pengendalian usaha itu sebagai berikut.
1) Aspek perencanaan usaha
Dalam aspek perencanaan usaha yang perlu dikendalikan yaitu menyangkut hal-hal
berikut ini.
a) Perencanaan fisik
Perencanaan fisik ini berkaitan dengan masalah gedung, kantor, pabrik, gudang,
toko, mesin-mesin, peralatan, dan sebagainya.
b) Perencanaan fungsional
Perencanaan fungsional ini berkaitan dengan masalah produksi, pemasaran,
penjualan pendistribusian, dan sebagainya.
c) Perencanaan menyeluruh
Perencanaan menyeluruh ini berkaitan dengan seluruh aspek, baik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan.
2) Aspek pengorganisasian usaha
Aspek pengorganisasian usaha yang perlu dikendalikan akan menyangkut:
a) Para staf dan para karyawan yang melaksanakan pekerjaan di dalam perusahaan
b) Bagian-bagian penting di dalam organisasi perusahaan
107

c) Hubungan bagian-bagian di organisasi di dalam perusahaan


3) Aspek pengkoordinasian usaha
Aspek pengkoordinasian yang perlu dikendalikan oleh wirausaha, menyangkut masalah-
masalah berikut ini.
a) Kepemimpinan dalam usaha
Kepemimpinan dalam usaha di sini berkaitan dengan pengaruh kekuasaan dan
kewibawaan wirausaha di dalam mengelola usahanya.
b) Motivasi dalam usaha
Wirausaha sebagai pemimpin perusahaan di dalam mengendalikan usahanya perlu
mem-berikan motivasi kepada para karyawannya. Maksud wirausaha memberikan
motivasi, agar para karyawannya mau bekerja dengan keiklasan, merasa senang, dan
puas.
c) Komunikasi dalam usaha
Di sini wirausaha harus dapat memberikan keterangan dan ide-ide atau gagasan
secara timbal balik dengan para staf dan para karyawan perusahaannya.
Adapun aspek pengendalian usaha yang paling penting ialah adanya kemampuan untuk
mencapai pengendaliannya, melalui kerja sama dengan staf dan para karyawannya di
dalam perusahaan.
Usaha atau bisnis harus dikendalikan dan diorganisasi dengan balk. Wirausaha harus
mengambil sikap positif terhadap pengendalian. usahanya. (Rhenaldi).
Pengendalian usaha atau bisnis merupakan suatu tantangan dan dalam pelaksanaannya
harus dapat mengambil hikmah dari perjalanan usahanya. (Datiggun).
b. Asas pengendalian usaha
Adapun yang menjadi asas di dalam penetapan pengendalian usaha menurut pendapat
Harol Koontz dan Cyril O. Donnerl yaitu sebagai berikut.
1) Asas tercapainya tujuan pengendalian usaha
Asas pengendalian usaha ini tujuannya ialah mengadakan perbaikan untuk
menghindarkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan usaha.
2) Asas efisiensi pengendalian usaha
Asas efisiensi pengendalian usaha ini tujuannya ialah untuk menghindarkan deviasi-
deviasi dari perencanaan usaha dan akan dapat mencegah hal-hal di luar dugaan,
sehingga pengendalian usaha.ini dapat dikatakan efisien.
3) Asas tanggung jawab pengendalian usaha
Asas tanggung jawab pengendalian usaha ini dapat dilakukan apabila wirausaha
sebagai pemilik perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
pengendalian usaha.
4) Asas masa depan pengendalian usaha
Asas masa depan pengendalian usaha ini, ditujukan ke arah usaha pencegahan dalam
penyimpangan perencanaan usaha yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang
maupun untuk masa depan perkembangan usaha.
5) Asas pengendalian usaha langsung
Asas pengendalian usaha langsung ini, dilakukan langsung oleh wirausaha sebagai
pemilik perusahaan atas dasar bahwa karyawannya pasti ada yang berbuat kesalahan,
baik disengaja maupun tidak disengaja.
6) Asas pengendalian usaha refleksi
Asas pengendalian usaha refleksi ini disusun dengan baik, sehingga akan
mencerminkan karakter perencanaan pengembangan usaha.
7) Asas pengendalian usaha organisasi
108

Asas pengendalian usaha organisasi ini merupakan sarana untuk melaksanakan


rencana usaha yang efektif dan efisien, serta harus sesuai dengan besarnya wewenang
wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
8) Asas pengendalian usaha individu
Asas pengendalian usaha individu ini merupakan ruang informasi yang
pengendaliannya di-butuhkan perusahaan dan tergantung pada tingkat tugas manajer
dan karyawan masing-masing.
9) Asas pengendalian usaha standar
Asas pengendalian usaha standar merupakan tolok ukur pelaksanaan pengendalian usaha dan
tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
10) Asas pengendalian usaha kekecualian
Asas pengendalian usaha kekecualian ini dapat tercapai dan terjadi dalam keadaan tertentu,
yaitu ketika situasi usaha berubah.
11) Asas pengendalian usaha fleksibel
Asas pengendalian usaha fleksibel merupakan pengendalian untuk menghindarkan adanya
kegagalan di dalam pengelolaan usaha sewaktu-waktu.
12) Asas pengendalian usaha peninjauan kembali
Asas pengendalian usaha ini dilakukan berkali-kali peninjauannya agar sistem yang diguna-
kan di dalam pengendalian berguna untuk mencapai tujuan usaha.
13) Asas pengendalian usaha tindakan
Asas pengendalian usaha tindakan ini ber-tujuan untuk mengoreksi adanya
penyimpang-an-penyimpangan dari rencana organisasi perusahaan, staffing, dan
directing di dalam usaha.
Pengendalian usaha akan berhasil sejauh kegiatan-kegiatan usaha berhubungan
langsung dengan kebutuhan dan sasaran-perusahaan. (Dizadin)
2. Proses, fungsi, dan cara pengendalian usaha
a. Proses pengendalian usaha
Proses pengendalian usaha pada prinsipnya ialah mengusahakan agar proses kegiatan
usaha berjalan lancar, tepat waktu, dan menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas
yang sesuai dengan rencana perusahaan. Agar pengendalian usaha bisa berhasil dengan
baik, sebelumnya harus dipenuhi dulu persyaratan yang diperlukan oleh seorang
wirausaha sebagai pengelolah usaha.
Untuk mempermudah proses pengendalian usahanya, hal-hal yang perlu
dipertimbangkan oleh para wirausaha yaitu sebagai berikut:
1) Membuat sesuatu model kasar pengendalian usaha yang akan ditetapkan oleh
wirausaha
2) Menyusun urutan tata kerja pengendalian usaha yang melukiskan tahapan-tahapan
dan waktu mengerjakannya
3) Menyusun daftar komponen-komponen pe-nyusunan pengendalian usaha
4) Menyusun jadwal pelaksanan proses pengendalian usaha
5) Menempatkan tenaga kerja pelaksana proses pengendalian usaha yang terampil,
berikut tenaga pengawasannya.
Selanjutnya, di bawah ini secara lebih terperinci dapat diuraikan mengenai proses
pengendalian usaha.
1) Penentuan standar pengendalian usaha
Standar pengendalian usaha adalah suatu ukuran yang dinyatakan dalam bentuk-
bentuk kualitatif yang sudah ditetapkan perusahaan terlebih dahulu. Penentuan
standar pengendalian usaha dapat saja ditetapkan di semua kegiatan dalam usaha,
serta sebagai alat pengawasan operasional usahanya.
109

2) Pengukuran penampilan pengendalian usaha


Pengukuran penampilan pengendalian usaha di dalam organisasi perusahaan dapat
menimbulkan manfaat berupa penilaian dan penyediaan informasi usaha yang
faktual.
3) Menganalisis dan mengemukakan pendapat pengendalian usaha
Pengendalian usaha ini adalah pengendalian menganalisis usaha, mengemukakan
pendapat dan mengevaluasi penampilan, serta keterampilan para karyawan
perusahaan dengan standar kerja yang sudah ditentukan oleh wirausaha.
4) Perbaikan dalam pengendalian usaha
Apabila diketemukan adanya penyimpangan-penyimpangan dari standar proses
pengendalian usaha, berarti:
a) Pelaksana pengendalian usaha tidak mampu menyesuaikan diri dengan standar
kerja usaha yang sudah ditentukan;
b) Standar kerja usaha yang sudah ditetapkan oleh wirausaha di dalam
perusahaannya, mungkin terlalu berat untuk dipenuhi oleh para pelaksana.
Oleh karena itu, wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus berusaha
menentukan standar pengendalian usaha dengan baik dan tepat sesuai dengan
tujuan perusahaan.
b. Fungsi pengendalian usaha
Dengan adanya pengendalian usaha, berarti wirausaha dapat mengamati semua kegiatan
usaha, menganalisis arah kerja usaha, mengetahui hasil-hasilnya, dan bagaimana
menanggulangi penyimpangan-penyimpangannya. Apabila peren-canaan usaha ditetapkan
oleh wirausaha, maka apa yang akan dicapai di dalam usaha harus diterapkan
pengendaliannya.
Jika di dalam pelaksanaan usaha belum berhasil, maka dengan adanya pengendalian usaha,
nantinya akan dapat dicari apa yang menjadi faktor penyebab adanya penyimpangan.
Adapun yang menjadi dasar dalam pengendalian usahanya ialah membandingkan antara
hasil usaha yang nyata dengan ketentuan yang sudah diterapkan wirausaha serta adanya
tindakan korektif. Dari penjelasan masalah pengendalian usaha tersebut, akhirnya dapat
diambil kesimpulan bahwa pengendalian usaha itu banyak sekali fungsinya. Adapun
fungsi-fungsi dari pengendalian usaha secara lebih rinci dan lebih luas yaitu sebagai
berikut:
1) Mempertebal rasa tanggung jawab di dalam melaksanakan kegiatan usahanya
2) Memperbaiki kesalahan-kesalahan di dalam melaksanakan kegiatan usahanya
3) Mencegah adanya penyimpangan-penyim-pangan di dalam pelaksanaan operasional
usahanya
4) Menindakpenyalahgunaandanpenyelewengan di dalam pelaksanaan kegiatan usahanya
5) Mendorong para staf dan para karyawan pe-rusahaan agar lebih intensif di dalam
melaksanakan kegiatan usahanya
6) Meningkatkan kemajuan dan perkembangan usahanya.
c. Cara pelaksanaan pengendalian usaha
Adapun cara pelaksanaan pengendalian usaha yang dijalankan wirausaha sebagai pemilik
perusahaan yaitu sebagai berikut.
1) Pengendalian usaha langsung
Pengendalian usaha langsung adalah pengendalian usaha yang dilakukan secara
langsung oleh manajer perusahaan.
2) Pengendalian usaha tidak langsung
110

Pengendalian usaha tidak langsung adalah pengendalian usaha yang dilakukan secara
tidak langsung dan biasanya secara jarakjauh, melalui laporan yang diberikan dengan
lisan maupun tulisan.
3) Pengendalian usaha khusus
Pengendalian usaha khusus adalah pengendalian usaha yang dikhususkan jika ada
penyimpangan yang luar biasa dari standar kerja yang sudah ditetapkan oleh
wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
Selanjutnya, cara wirausaha di dalam melaksanakan pengendalian usaha agar tujuannya
berhasil yaitu sebagai berikut:
1) Menciptakan kerja sama yang menyenangkan di dalam organisasi perusahaan
2) Meningkatkan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf dan para karyawan di
dalam perusahaan
3) Menerapkan prinsip untuk meningkatkan prestasi staf dan para karyawan perusahaan
4) Menunjukkan pengertian dan rasa hormatpada kebutuhan para karyawan perusahaan;
5) Menunjukkan perhatian dan keharmonisan di dalam organisasi perusahaan, serta meng-
hilangkan ketegangan para staf dan para karyawan perusahaan;
6) Mendelegasikan wewenang dan tanggung-jawab, serta mendorong inisiatif, kreatif,
inovatif, prestatif kepada staf dan karyawan perusahaan
7) Menunjukan perhatian kepada staf dan para karyawan perusahaan sebagai manusia
serta bukan sebagai alt produksi atau mesin.
Proses perencanaan usaha diikuti oleh adanya pengendalian usaha dan memberitahukan
serta memotivasi staf dan karyawan yang terlibat di dalam kegiatan perusahaan. (Aditiya)
B.PRINSIP DAN TUJUAN PENGENDALIAN USAHA
1. Prinsip pengendalian usaha
Setiap wirausaha mempunyai cara sendiri-sendiri untuk meneliti bahwa usaha yang
dikelolanya dapat dilaksanakan dalam pengendaliannya menurut standar masing-masing.
Pengendalian usaha yang dilaksanakan wirausaha ditujukan untuk mengukur dan mengatur
hasil usahanya yang sudah ditetapkan perusahaan. Di sini seorang wirausaha yang
menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien, akan dapat menilai dirinya sendiri
tentang kualitas pekerjaannya dan keberhasilan di dalam usahanya.
Untuk mencapai tujuan di dalam pengendalian usaha, sebaiknya para wirausaha
memperhatikan dan mempertinibangkan 5 (lima) prinsip berikut ini.
a. Prinsip periodik
Prinsip pengendalian usaha secara periodik ini akan dilaksanakan dan disusun terlebih
dahulu menurut urutan prioritas sesuai dengan men-desaknya obyek kegiatan usaha
yang segera harus dikendalikan.
b. Prinsip setempat
Di dalam prinsip pengendalian usaha setempat ini, seorang wirausaha dapat
melaksanakan pengendalian u.saha langsung ke tempat-tempat pekerjaan karyawan
perusahaan.
Di sini wirausaha harus banyak memberikan kesempatan terhadap obyek kegiatan
usaha yang perlu dikendalikan. Dengan adanya pengendalian di dalam usahanya dan
mendatangi ke tempat-tempat kegiatan kerja secara langsung, maka seorang wirausaha
akan dapat mengukur dan mengatur pekerjaannya dengan cepat dan tepat

c. Prinsip diri sendiri


Prinsip pengendalian usaha diri sendiri merupakan bentuk yang paling baik. Dengan
melaksanakan prinsip diri sendiri, akan memberikan kesempatan kepada diri sendiri
untuk melihat kesalahan-kesalahan karyawan perusahaannya. Di sini para karyawan
111

perusahaan akan memperbaiki kesalahan-kesalahan di dalam kerja secara cepat dan


efektif jika mereka mengakui kesalahannya.
d. Prinsip tindakan waktu mendatang
Prinsip pengendalian usaha tindakan waktu mendatang ini adalah tindakan-tindakan
untuk waktu yang akan datang dan kegiatannya harus dapat dilakukan. Prinsip
pengendalian usaha ini, memberikan petunjuk bahwa pengendaliannya akan lebih
efektif dan efisien jika sebelumnya wirausaha sebagai pemilik perusahaan sudah
menyiapkan secara matang perencanaannya.
e. Prinsip sebab terkecil
Prinsip pengendalian usaha sebab terkecil ini merupakan suatu rentetan kejadian
kegiatan usaha sebab terkecil dan akan membuka jalan keberhasilan usahanya yang
lebih besar.
Di dalam prinsip ini memungkinkan seorang wirausaha membuat dugaan-dugaan dalam
keberhasilan usaha tertentu. Menurut prinsip ini, perbandingan kegiatan usaha
sebenarnya hanya sebagian kecil anggota perusahaan atau langganan dapat
menyebabkan suatu kerugian di dalam usahanya. Pada prinsipnya pengendalian usaha
itu, dalam pelaksanaannya harus ada kerja sama antara staf dan para karyawan yang ada
di dalam perusahaan.
Adapun prinsip pengendalian usaha yang bekerja sama dengan staf dan para karyawan
perusahaan dapat diperinci sebagai berikut:
1) prinsip kerja sama yang menyenangkan dan kepuasan batin bekerja di dalam
perusahaan
2) prinsip senasib sepenanggungan di dalam memajukan perusahaan
3) prinsip sasaran atau adanya tujuan untuk kepentingan kemajuan perusahaan
4) prinsip koordinasi dengan semua pihak yang ada di dalam perusahaan
5) prinsip kesatuan perintah dan tanggung jawab di dalam melaksanakan pekerjaan di
dalam perusahaan
6) prinsip kesederhanaan dalam pelaksanaan pengendalian usaha di dalam perusahaan
7) prinsip ketaatan dan kesetiaan staf dan para karyawan terhadap perusahaan
8) prinsip pendelegasian wewenang di dalam perusahaan
9) prinsip pengelompokan dan pembagian kerja di dalam perusahaan
10) prinsip aktivitas, kreativitas, prestatif, dan inovatif di dalam bekerja pada
perusahaan.
Seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya harus berorientasi pada prinsip dan
tujuan pengendalian usahanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. (Atesuna)
2. Tujuan pengendalian usaha
Dengan mempelajari prinsip-prinsip pengendalian usaha, wirausaha akan mengetahui
bahwa pengendalian usaha itu mempunyai tujuan tertentu. Adapun yang menjadi tujuan
utama dari pengendalian usaha itu antara lain sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui hambatan-hambatan, serta faktor-faktor yang diperlukan guna mem-
perbaiki usaha perusahaan.
b. Untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan yang diputuskan wirausaha sebagai pemilik
perusahaan sudah berhasil atau tercapai sesuai dengan perencanaannya.
c. Untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Perusahaan yang dikelola wirausaha akan
lebih berhasil dan berkembang jika pengendalian usahanya tepat dan terarah pada
tujuan perusahaan.Tujuan pengendalian usaha di sini yaitu:
1) produksinya akan lebih meningkat
2) produksinya akan lebih ekonomis
3) proses produksinya akan lebih cepat dan tepat waktu
112

4) pemasaran dan penjualan produknya akan lebih meningkat


5) pendistribusian produknya akan lebih lancar.
d. Agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan.
Agar perusahaan yang dikelola wirausaha dapat memperoleh keuntungan, maka tujuan
pengendalian usahanya tersebut akan dapat:
1) membuat barang-barang dengan biaya relatifmurah
2) bersaing dengan produk hasil buatan perusahaan lainnya
3) memperoleh keuntungan yang sesuai dengan rencana perusahaan
4) meningkatkan omzet penjualan produk perusahaan
5) menjual produk dalam jumlah banyak dengan kualitas yang baik
6) menentukan harga jual produk yang sesuai dengan rencana perusahaan
7) meningkatkan kesempatan yang akan bekerja di dalam perusahaan
8) memperluas dalam penguasaan pasar
9) menggunakan barang modalnya seoptimal mungkin
10) mendesain produknya yang sesuai dengan rencana perusahaannya.
Di sini seorang wirausaha harus menyadari bahwa waktu peluang usaha merupakan
faktor yang sangat penting di dalam menentukan tujuan pengendalian usahanya. Oleh
karena itu, tujuan pengendalian usaha sangat penting sebagai dasar untuk memulai
proses perencanaan di dalam kegiatan usaha.
Jika seorang wirausaha tidak menetapkan tujuan pengendalian usahanya, maka
akibatnya:
1) wirausaha tersebut tidak akan dapat melaksanakan proses perbaikan di dalam
usahanya
2) wirausaha tersebut tidak mempunyai peluang untuk mendeteksi kelemahan-
kelemahan di dalam usahanya
3) wirausaha tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk belajar dari pengalaman di
dalam usahanya
4) wirausaha tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk membangun kekuatan-
kekuatan di dalam usahanya.
Adapun cara wirausaha di dalam menetapkan tujuan pengendalian usahanya yaitu
sebagai berikut:
1) merumuskan tujuan pengendalian usaha secara jelas dan terarah perencanaannya
2) menetapkan tujuan pengendalian usaha yang dapat dimengerti dan dicapai oleh
semua pihak di dalam perusahaan
3) menetapkan prosedur untuk mengukur kemajuan usaha dan pengendaliannya
4) melaksanakan tujuan pengendalian usaha secara aktif, mengarahkan, membimbing,
dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan usaha.
Menetapkan tujuan pengendalian usaha adalah menentukan prioritas dan menetapkan
batas waktu untuk mencapai sasaran kegiatan produktif dan kreatif. (Rhenaldi)
Prinsip umum pengendalian usaha yang balk adalah semakin besar perhatiannya pada
staf dan pada para karyawannya di dalam perusahaan. (Hj. Y. Rodiah)
C. PELAKSANAAN PENGENDALIAN USAHA
1. Dasar pelaksanaan pengendalian usaha
Pelaksanaan pengendalian usaha harus didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan pokok usaha
dan bukan atas motif-motif pribadi. Adapun dasar yang digunakan wirausaha untuk
pengendalian usahanya adalah mengembangkan, menerapkan, dan menilai keberhasilan
usahanya. Adapun yang menjadi dasar pelaksanaan pengendalian usaha, akan tampak
dalam perumusan tujuan dari sasarannya yang spesifik dan membantu staf dan para
karyawannya, serta memahami ap'a yang diinginkannya.
113

Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pengendalian usaha akan berhasil dengan baik jika
dasar kegiatan-kegiatannya berkaitan langsung dengan kebutuhan dan sasaran perusahaan.
Di sini seorang wirausaha harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek usaha yang vital bagi
perkembangan masa depan usahanya.
2. Macam pelaksanaan pengendalian usaha
Pengendalian usaha yang dilaksanakan wirausaha itu sebenarnya sangat luas dan banyak
macamnya. Para wirausaha sangat percaya atas kemampuannya di dalam mengendalikan
usahanya dengan baik. Adapun macam pelaksanaan pengendalian usaha yang harus
dijalankan oleh para wirausaha meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pengendalian bidang kerja
Pengendalian di bidang kerja antara lain menyangkut:
1) penjualan produk
2) keuangan dan pembiayaan
3) material dan pembekalan
4) personalia dan produksi
5) anggaranbelanjadanpendapatan.
b. Pengendalian bidang petugas/staf/ karyawan
Pengendalian di bidang petugas/staf karyawan di dalam perusahaan, antara lain meliputi
hal-hal berikut ini.
1) Pengendalian internal
Pengendalian internal adalah pengendalian yang dilakukan petugas/stai/karyawan
yang ada di dalam perusahaan.
2) Pengendalian eksternal
Pengendalian eksternal adalah pengendalian yang dilakukan oleh para petugas/staf/
karyawan dari luar perusahaan, misalnya oleh pemerintah, masyarakat, dan
sebagainya.
3) Pengendalian formal
Pengendalian formal adalah pengendalian yang dilakukan oleh wirausaha atau
petugas-petugas resmi yang ditunjuk oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan
sesuai dengan rencana usahanya.
4) Pengendalian informal
Pengendalian informal adalah pengendalian yang dilakukan oleh petugas-petugas
perusahaan yang ditunjuk wirausaha sewaktu-waktu.
5) Pengendalian manajerial
Pengendalian manajerial adalah pengendalian yang dilakukan oleh wirausaha
sebagai pemilik perusahaan dan menyangkut segala sesuatu yang berkenaan
dengan proses manajemen usaha.
6) Pengendalian staf
Pengendalian staf adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha kepada staf
perusahaan yang diberi tugas dalam bidang tertentu.
c. Pengendalian bidang waktu
Pengendalian di bidang segi waktu, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1) Pengendalian preventif
Pengendalian preventif adalah pengendalian untuk mencegah timbulnya
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang tidak diinginkan oleh wirausaha sebagai
pemilik perusahaan.
2) Pengendalian improses
Pengendalian improses adalah pengendalian yang dilakukan pada waktu sedang
terjadinya penyimpangan atau kekeliruan di dalam memproses produk.
114

Pengendalian ini maksudnya adalah agar pelaksanaan pengendalian sesuai dengan


rencana perusahaan.
3) Pengendalian represif
Pengendalian represif adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha sebagai
pemilik perusahaan sesudah terjadinya penyimpangan-penyimpangan.
Pengendalian represif ini tujuannya ialah untuk memperbaiki dan selanjutnya
diharapkan tidak akan terjadi lagi kesalahan-kesalahan.
d. Pengendalian usaha bidang lainnya
Pengendalian usaha di bidang lainnya, meliputi hal-hal berikut ini.
1. Pengendalian khusus
Pengendalian khusus adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha untuk
bidang-bidang kegiatan tertentu saja atau khusus.
2) Pengendalian umum
Pengendalian umum adalah pengendalian yang dilakukan secara keseluruhan dari
semua kegiatan yang dijalankan wirausaha di dalam perusahaannya.
3) Pengendalian terus-menerus
Pengendalian terus-menerus adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha tanpa
henti-hentinya selama kegiatan usaha berlangsung.
4) Pengendalian mendadak
Pengendalian mendadak adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha di luar
programnya tanpa terlebih dahulu harus memberitahukan kepada para staf dan
para karyawan perusahaan.
5) Pengendalian langsung
Pengendalian langsung adalah pengendalian yang dilakukan wirausaha sebagai
pemilik perusahaan secara langsung ke tempat-tempat kerja para karyawan pada
saat kegiatannya sedang berlangsung.
Di sini keberhasilan wirausaha dalam mengelola usaha dan pengendaliannya
ditentukan oleh kemampuan peningkatan kemampulabaan pada masa mendatang.
Selanjutnya, semakin berpengalaman di dalam mengendalikan usahanya, semakin
besar kepercayaan dan semakin besar pula orientasi pada tindakan di dalam
pengembangan usahanya.
Menganalisis pengendalian usaha dengan cara membandingkannya dengan proses
prestasi standar yang sudah ditentukan, baik intern maupun ekstern, sangat baik dan
tepat di dalam pengembangan usaha. (Ategawa)

C. PRAKTEK KHUSUS PENGENDALIAN USAHA


Agar dapat dipahami oleh semua pihak, di bawah ini diberikan contoh praktek khusus pe-
ngendalian usaha yang dijalankan wirausaha di dalam kegiatan perusahaannya.
1. Pengendalian produksi
Untuk mempermudah praktek pengendalian produksi, diperlukan adanya hubungan
informatif yang tepat dan serasi dengan sistem produksi serta keuangan perusahaan.
Pengendalian produksi sangat penting, karena dapat berpengaruh langsung terhadap
kelancaran produksi dan kualitas produk. Selanjutnya untuk mempermudah praktek me-
ngenai pengendalian produksi, dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
115

a. membuat jadwal tentang kapan perbekalan bahan baku itu dibutuhkan perusahaan. Di
sini wirausaha harus mengetahui bagaimana cara pengadaannya dan berapa jumlahnya
b. membuat daftar jenis-jenis bahan baku dan barang-barang yang dibutuhkan
perusahaan, bagaimana persyaratannya serta berapa jumlah yang dibutuhkan
c. setelah persiapan perbekalan bahan baku selesai direncanakan, langkah berikutnya
adalah mencari para pembekal. Mencari para pembekal itu caranya dengan penawaran
umum, penawaran khusus, dan sebagainya
d. melaksanakan pembelian jenis bahan baku dan barang produksi yang sesuai dengan
jadwal yang dibuat wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Dalam tahap ini, wirausaha
perlu melakukan pemeriksaan terhadap kualitas dan kuantitas perbekalan bahan baku
e. perbekalan bahan baku produksi yang dipilih itu memerlukan penyimpanan yang baik
di dalam gudang perusahaan
f. melaksanakan pemeriksaan perbekalan bahan baku/barang yang ada di dalam gudang
yaitu mengenai jumlahnya, kualitasnya, perawat-annya, dan pengendaliannya.
Di sini para wirausaha harus mengusahakan agar proses pengendalian produksi dapat
berjalan lancar sesuai dengan rencana perusahaan. Untuk mempermudah praktek
pengendalian produksi, seorang wirausaha perlu memperhatikan dan mempertimbangkan
hal-hal berikut.
1. membuat jadwal pelaksanaan proses produksi yang pasti sesuai dengan rencana
perusahaan
2. menyusun urutan tata kerja proses pembuatan produk yang melukiskan tahapan-
tahapan dan waktu mengerjakan bahan baku hingga menjadi produk jadi
3. membuat model atau desain kasar dari produk yang akan diproduksi. Model atau desain
kasar ini dapat dilaksanakan dengan gambar-gambar, prototipe, dan sebagainya
4. menyusun daftar komponen-komponen produk, baik jenisnya maupun jumlahnya
5. menempatkan tenaga pelaksana ahli untuk memproses produksi disertai pengawasannya
terhadap pelaksanaan program perusahaan.
Seorang wirausaha perlu meningkatkan pencapaian cara kerja yang efektif dan efisien,
serta meningkatkan iklim kerja yang menyenangkan. Wirausaha yang membuat produk
jadi dan setengah jadi, harus efektif meneliti keadaan, kuantitas, kualitas, harga produk,
dan pengendaliannya.
Selanjutnya agar wirausaha berhasil mengendalikan produksi, sebaiknya mengikuti dasar-
dasar manajemen perusahaan yaitu:
a. mencari teknik dan metode standar proses produksi
b. mencari mode atau desain produk yang disenangi para konsumen/pembeli/pelanggan
c. pemeliharaan dan peningkatan kualitas produk yang baik
d. memperbaiki sarana dan prasarana kerja keamanan kerja, iklim kerja, dan sebagainya
e. mengadakan promosi dan pendistribusian produk
f. memelihara hubungan baik dan harmonis dengan para penyalur dan para konsumen/
pembeli/pelanggan.
2. Pengendalian mutu produk
Adapun tugas wirausaha di dalam pengendalian mutu produk ialah memeriksa dan
menentukan, apakah ada penyimpangan dalam pembuatan mutu produk atau tidak. Jika
telah terjadi penyimpangan pembuatan mutu produk, maka tugas wirausaha harus
melakukan perbaikan dan pengendaliannya. Ketika praktek wirausaha harus
melaksanakan pengendalian mutu produk, di antaranya:
a. harus ada petugas pengawasan mutu produk yang ahli, terampil, dan terlatih
b. harus ada tempat-tempat produk yang perlu diawasi para petugas pengendalian mutu
produk
116

c. harus ada alat-alat standar untuk mengukur mutu produk


d. harus ada batas-batas penyimpangan tertentu yang dapat diterima semua pihak.
Adapun maksud seorang wirausaha sebagai pemilik perusahaan mengadakan
pengendalian mutu produk itu, yaitu:
1) mengusahakan agar biaya desain produk dan prosesnya menggunakan mutu produk
tertentu
2) mengusahakan agar biaya inspeksi atau pengendalian mutu produk dapat diketahui
dan ditekan sekecil mungkin
3) mengusahakan agar biaya produksi suatu produk menjadi seringan mungkin
4) mengusahakan agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu produk yang baik
dan sesuai dengan program perusahaan.
Tugas wirausaha di dalam mengendalikan mutu produk berikutnya ialah:
a. melaksanakan penyelidikan dan pengendalianatas sebab-sebab kesalahan atau
penyimpangan yang akan timbul selama adanya proses produksi
b. melaksanakan tes-tes mutu produk dan saran-saran dari konsumen/pelanggan/pembeli
c. melaksanakan pengendalian terhadap mutu bahan-bahan baku yang masuk ke pabrik
d. melaksanakan pengendalian terhadap tingkat kegiatan proses produksi
e. melaksanakan pengendalian terhadap mutu produk yang sudah selesai diproduksi
sebelum dipasarkan.
Maksud dilakukannya pengendalian mutu . produk adalah agar spesifikasi produk yang
telah ditetapkan sebagai standar mutu produk tercapai. (Atesuna)
3. Pengendalian penjualan produk
Penjualan produk dan pengendaliannya biasa-nya menyangkut masalah promosi. Promosi
penjualan produk yang dijalankan wirausaha merupakan upaya khusus untuk
meningkatkan omzet penjualan produk perusahaan. Penjualan produk pengendaliannya
dapat berupa perkenalan produk khusus, potongan harga produk, peragaan produk, dan
sebagainya. Berbagai informasi pengendalian produk yang akan dijual mula-mula
dikumpulkan dari informasi staf penjualan, parakaryawan, para agen, para pengecer, para
konsumen, dan dari catatan penjualan produk yang ada di dalam perusahaan.
Setelah melaksanakan penjualan produknya, wirausaha sebagai pemilik perusahaan, harus
mampu mengendalikannya. Dalam pengendalian penjualan produk, biasanya menyangkut
masalah informasi penjualan produk, ramalan penjualan produk, strategi penjualan, dan
keputusannya. Dalam pengendalian penjualan produk, seorang wirausaha harus
mengetahui ciri-ciri konsumen/pembeli/pelanggan, seperti kesenangannya, minatnya,
daya belinya, pendapatannya, kebutuhannya, dan sebagainya.
Selanjutnya sampai sejauh mana pengendalian penjualan produk dapat berhasil, akan
ditentukan oleh jawaban wirausaha sendiri atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1) Bagaimana keterlibatan staf dan para karyawan Anda dalam pengendalian penjualan
produk perusahaan?
2) Apa kebijakan Anda dalam melaksanakan penjualan produk perusahaan, agar sesuai
dengan perencanaan usaha?
3) Di manakah pasar potensial untuk tempat penjualan produk perusahaan Anda ?
4) Bagaimana cara atau teknik mengevaluasi dan mengendalikan penjualan produk
perusahaan Anda?
5) Bagaimana Anda dapat mengukur efektivitas mengenai pengendalian penjualan
produk perusahaan?
6) Kapankah promosi penjualan produk perusahaan Anda akan dimulai?
7) Media promosi mana yang sebaiknyadiperguna-kan untuk penjualan produk
perusahaan Anda?
117

Adapun langkah-langkah wirausaha sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan


pengendalian penjualan produk sebagai berikut:
a. menentukan tujuan penjualan produk perusahaan
b. menyusun program penjualan produk perusahaan
c. melakukan pengujian program penjualan produk perusahaan
d. menyeleksi alat-alat penjualan produk perusahaan
e. mengevaluasi hasil penjualan produk perusahaan
f. mengendalikan program penjualan produk perusahaan.
Kejarlah tujuan pengendalian penjualan produk yang berhubungan dengan kemam-puan
dan keterampilan yang Anda miliki. (Atesuna)
Jika Anda agresif mengejar tujuan dalam pengendalian penjualan produk, maka akan
dapat mencapai hasil yang positif. (Rhenaldi)
4. Pengendalian keuangan usaha
Pengendalian keuangan usaha selabndalian bungan langsung dengan operasional
kebutuhan dan sasaran-sasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan adanya
situasi usaha atau bisnis yang selalu berubah-ubah, maka para wirausaha perlu
melaksanakan dan meningkatkan pengendalian keuangan usaha perusahaannya.
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan, perlu bersikap positif dalam perencanaan
pengendalian keuangan usahanya dengan cara:
a. menetapkan tujuan pengendalian keuangan usaha dalam operasional perusahaan
b. mengevaluasi strategi-strategi pengendalian keuangan usahanya
c. mengumpulkan dan mengevaluasi fakta dan angka keuangan usaha untuk melengkapi
rencana pengendalian keuangan perusahaan
d. menetapkan tingkat dan target efisiensi pengendalian keuangan usaha, baik jangka
pendek maupun jangka panjang ditinjau dari sudut imbalan untuk pemilik perusahaan
dan karyawannya
e. mengembangkan perencanaan pengendalian keuangan usaha secara menyeluruh untuk
memberikan peta masa depan usahanya
f. menggunakan perencanaan pengendalian keuangan usaha sebagai kekuatan motivasi
dengan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada personalia inti di dalam
perusahaan
g. memeriksa kebenaran perencanaan pengendalian keuangan usaha untuk memastikan
bahwa setiap unsur keuangan realistik ada hubungannya dengan pengalaman
wirausaha di dalam mengelola usahanya
h. menganalisis perencanaan pengendalian keuangan usaha, serta membandingkannya
antara prestasi nyata dengan standar yang sudah ditetapkan perusahaan;
i. memastikan bahwa proses perencanaan pengendalian keuangan usaha dapat
memotivasi staf dan karyawan yang terlibat di dalam perusahaan;
j. meninjau kembali perencanaan pengendalian keuangan usaha dan merevisinya sampai
tercapai kombinasi strategi dan faktor-faktor yang dapat diterima perusahaan.
Selanjutnya para wirausaha harus dapat meluangkan waktu untuk memperbaiki posisi
keuangan usaha dan pengendaliannya dengan cara:
1) mengatur perkembangan keuangan usaha untuk masa depan perusahaan dengan baik,
teliti, cermat, dan tepat
2) menghilangkan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian keuangan usaha
3) memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lampau perusahaan di bidang keuangannya
4) mengembangkan kekuatan-kekuatan keuangan usahanya
5) belajar dari pengalaman dalam keberhasilan-nya pada waktu mengelola usaha.
118

Seorang wirausaha dalam mengelola usahanya, harus mampu menemukan dan


menggunakan sumber-sumber daya keuangan yang akan memberikan sumbangan dalam
pertumbuhan dan perkembangan usaha.
Salah satu bidang kunci keberhasilan usaha wirausahawan adalah perencanaan dan
pengendalian keuangan. Perencanaan dan pengendalian keuangan sangat menentukan
masa depan usaha atau bisnis. (Tokugawa)
5. Pengendalian kepersonaliaan
Seorang wirausaha yang mempunyai hubungan secara harmonis dengan personalia
perusahaan dan pengendaliannya akan dapat meningkatkan keterampilan kerja, disiplin
kerja, memotivasi, kesejahteraannya, dan sebagainya. Faktor personalia merupakan unsur
pokok yang dapat menentukan keberhasilan di dalam usaha atau bisnis. Menurut
peribahasa, uang itu bisa dicari dan dipinjam, tetapi kalau tidak ada personalia yang
mengerjakannya, maka perusahaan tersebut tidak akan berhasil dan berkembang.
Oleh karena itu, wirausahawan sebagai pengelola usaha harus dapat meningkatkan
hubungan yang baik dan harmonis dengan personalia atau karyawan yang bekerja di
dalam perusahaannya. Selanjutnya, untuk merealisasikan kebutuhan personalia dan
pengendaliannya, seorang wirausaha .harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini.
a. Unsur-unsur program pengembangan personalia dan pengendalian manakah yang
akan membantu menyiapkan organisasi untuk masa depan perusahaan Anda?
b. Dengan cara apakah prestasi dan pengendalian personalia di perusahaan Anda dapat
dievaluasi?
c. Bagaimana cara meningkatkan prestasi personalia berikut pengendaliannya yang
bekerja di organisasi perusahaan Anda?
d. Rencana-rencana manakah yang dapat meningkatkan kemampuan manajemen peru-
sahaan yang diperlukan personalia berikut pengendaliannya pada perusahaan Anda?
e. Personalia manakah yang bertanggung jawab atas penyiapan perubahan-perubahan di
dalam organisasi perusahaan Anda?
Seperti kita ketahui bahwa maksud utama wirausaha menetapkan pengendalian
kepersonaliaan di dalam perusahaannya adalah ingin mendapatkan informasi yang benar
mengenai proses pekerjaan, sehingga wirasusaha dapat mengambil keputusan yang tepat.
Selanjutnya seorang wirausaha yang mengelola usaha harus bisa melaksanakan
pengendalian kepersonaliaan dengan benar menurut aspek-aspek tujuan perusahaannya.
Personalian merupakan harta penting dalam usaha atau bisnis manapun dan sukses
wirausaha tergantung pdanya. (Tokugawa)
Personalia dan uang merupakan sumber daya langka yang sangat penting untuk
memajukan usaha. (Atesuna)
6. Pengendalian mesin-mesin dan peralatan
pengendalian mesin-mesin dan peralatan di perusahaan secara preventif akan lebih
memuaskan baik segi pembiayaan, ketahanan, maupun dari segi produktivitasnya.
Pengndalian mesin-mesin dan peralatan perusahaan secara preventif jauh lebih lebih baik
dari pada memulihkan kerusakan yang timbul secara tidak menentu.
Oleh karena itu pengendalian mesin-mesin dan peralatan perusahaan sangat penting dan
dapat ditmpuh dengan cara:
a. Kontrak pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan
b. Servis khusus untuk mesin-mesin dan peralatan
c. Servis umum untuk mesin-mesin dan peralatan
Pengendalian mesin-mesin dan peralatan produksi didalam perushaan sangat diperlukan.
dalam hal ini akan menjamin kelancrn dn keberhasiln dalam proses produksi.
119

Adapun cara pngendalian mesin-mesin dan peralatan produksi peralatan produksi


perusahaan prakteknya sebagai berikut:
a. Tata letak mesin-mesin dan peralatan harus sesui dengan urutan yang benar dan tepat
b. Menetapkan mesin-mesin dan peralatan pada kondisi kontrak kerja dan
memperpanjang umur ekonomisnya
c. Tata ruang pabrik harus diatur sedemikian rupa sehingga diproses produksi kn lebih
efisien, efektif,dan intensif
d. Perawatan mesin-mesin dan peralatan harus lebih efektif, efisien dan intensif
e. Perwatan mesin-mesin dan peralatan perlu dilakukan secara berkala untuk mencegah
kerusakn yang lebih fatal
f. Menyediakan dan melaksanakan pengamanan mesin-mesin dn peralatan poduksi
dengan baik
g. Meningkatkan keterampilan para karyawan agar dapat menangani mesin-mesin dan
peralatn dengan baik dn teratur
h. Menyediakan suku cadang mesin-mesin dan peralatan seandainya terjadi kerusakan.
Pengendalian mesin-mesin dan peralatan perlu dilakukan secara periodic untuk mencegah
terjadinya kerusakan fatal yng dapat mengakibtkan terhambatny proses produksi.
(Rhenaldi)

PENYUSUNAN LAPORAN PENGLOLAAN USAHA

A. Menyususn laporan pengelolaan usaha


1. Fungsi dan tujuan laporan pengelolaan usaha
Laporan pengelolaan usaha perlu dibuat dan disusun secar sistemati, cermat, dan logis.
Penyusunan laporan pengelolaan usaha merupakan penyampaian informasi tentang maju
mundurnya pengelolaan usaha ehingga akan tercipta komunikasi antara yang
melaporkan dengan pihak yang diberi laporan. Penyusunan laporan pengelolaan usaha
hendaknya bersifat komunikatif, jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.
Adapun isi dari penyusunan laporan usaha itu ialah kegiatan pekerjaan di perusahaan
yang sedang berjalan dan pekerjaan yng sudah selesai. Penyusunan laporn pengelolaan
usaha dilaksanakan secara periodic, setidak-tidaknya dibuat sebulan sekli. Laporan
pengelolaan usaha itu haru lengkap dan berisi hal-hal yang berhubungan dengan
hambatan usaha, kemajuan usaha, kemunduran usaha dan sebagainya.
Penyusunan laporan usaha itu sangat penting bagi manajemen perusahaan yaitu dalam
rangka pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen usaha mengenai perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Dengan demikian,
120

fungsi dari laporn pengelolaan usaha itu sebagai media informasi untuk menilai sampai
seberapa jauh tugas-tugas yang sudah dijalankan oleh seorang wirausahawan.
Jika didalam laporan pengelolaan usaha hasil atau isinya kurang memuaskan maka
seorang wirausaha harus mencar sebab-sebab dan harus dicarikan jalan pemecahan atau
perbaikannya. Pada dasarnya penyusunan laporan pengelolaan usaha itu sangat penting
untuk memberitahukan persoalan usaha secara detail dan objektif serta member
keterangan atau informasi yang singkat tentang mundur majunya suatu usaha.
Tujuan dari penyusunan laporan pengelolaan usaha itu ialah untuk memberikan
keterangan tentang masalah kegiatan usaha sehinga dapat diketahui oleh
pimpinan/bagian yang menyusun laporan pengelolaan usaha. Adapun jenis penyusunan
laporan pengelolaan usaha dapat dibuat secara harian, mingguan, triwulan, semesteran,
dan tahunan. Banyak para wirausaha berpendapat bahwa informasi yang diperhatikan
dan diperlukan untuk laporan kegiatan usaha dapat diperoleh dari laporan rugi laba yang
dipersiapkan. Sedangkan kewajiban-kewajiban yang harus dipahami oleh seorang
wirausaha atas penyusunan laporan kegiatan usahanya diantaranya:
a. Harus memahami arti dan pentingnya laporan kegiatan usaha
b. Harus dapat mendistribusikan laporan kegiatan usaha baik yang bersifat umum
maupun khusus.
c. Menyiapkan sarannya, data-datanya, tekniknya, serta latihan-latihan dalam
penyusunan laporan pengelolaan usahanya.
2. Jenis-jenis laporn pengelolaan usaha
Penyusunan laporan pengelolaan usaha jenis-jenisnya dapat digolonkan seperti di bawah
ini:
a. Laporan lisan
Laporan lisan adalah lporan yang disampaikan secara lisan serta langsung dilaporkan
oleh pembuat atau penyusun laporan kepada pimpinan perusahaan mengenai maju
mundurnya pengelola usaha. Laporn pengelolaan usaha secara lisan dapat
disampaikan melalui:
 Wawancara
 Pertemuan
 Rapat
 Lokakarya
 Seminar
 Dan sebagainya
b. Laporan tertulis
Laporn tertulis adalh laporan yang disusun secara tertulis mengenai pertanggung
jawaban bawahan kepada atasan. Laporan pengelolaan usaha secara tertulis pada
dasarny terdiri atas lporan pimpinan dan laporan berkala.
1. Laporan pimpinan
Laporan pimpinan adalah laporan yang berhubungan dengan laporan yang disusun
utnuk anggota-anggota manajemen tingkat puncak (top management) dan tingkat
menengah (middle management). Kegiatan pengelolaan usaha yang perlu
dilaporkan yaitu:
 Neraca
 Dftar biaya
 Neraca rugi/laba
 Anggaran biaya usaha
2. Laporan berkala
121

Laporan berkala adalah laporan yang berhibungan dengan kegiatan bagian usaha
di dalm perusahaan.
Laporan berkala biasanya merupakan laporan mingguan, bulanan, semesteran,
tahunan. Laporan berkala ini meliputi:
 Laporan hasil pekerjaan
 Laporn pembelian
 Laporan penjualan
 Laporan promosi
 Laporan distribusi
 Laporan kepegawaian
3. Laporan khusus
Laporan kusus adalah laporan pengelolaan usaha yang waktunya tidak tentu.
Laporan khusus dalm pengelolaan usaha biasanya menyangkut:
 Pengembangan idustri
 Riset pemasaran
 Asuransi perusahaan
 Dan sebagainya
Fakta dan angka-angka untuk memenuhi penyusunan laporan usaha melalui posisi
kas harian, ringkasan penjualan, pemasaran, pembayaran, kontan, uang yang
diterima dari tagihan utang, saldo kas dalam bank, dan saldo akhir kas. Dari
informasi pengelolaan usaha seorang wirausaha dapat menaksir rugi/laba harian
dan dapat dikumpulkan dapat menaksir laba/rugi mingguan. Saldo kas pada
permulaan dapat dilihat dan dibandingkan dengan jumlah uang yang sebenarnya
yang terdapat deregister.
Dengan adanya sestem informasi laporn pengelolaan usaha, wirausaha dapat
memberikan taksiran laba kotor harian dan taksiran biaya sehari-hari.
3. Teknik penyusunan pengelolaan usaha
Para wirausaha sudah mengetahui bahwa demi hokum dan peraturan pemerintah semua
usaha atau bisnis apapun bentuknya atau jenisnya harus membuat laporan pengelolaan
usahanya. Dalam peraturan perundangan dan ketetntuan peraturan daerah serta pusat,
seorang wirausaha harus menyusun laporan pengelolaan usaha yang dilengkapi dengan
surat izin usaha, batasan wilayah usaha, ketentuan bangunan, pajak kekayaan dan
pendapatan pajak, penjualan dan distribusinya.
Selanjutnya bagaimana teknik menyusun laporan pengelolaan usaha itu? Teknik
penyusunan laporan pengelolaan usaha itu dapat diklasifikasikan berikut:
a. Laporan pribadi
b. Laporan umum
c. Laporan usaha
d. Laporan departemen
e. Laporan teknis
f. Laporan non teknis
Di dalam prakteknya ada tiga macam bentuk penyusunan laporan pengelolaan usaha
yang perlu dibuat oleh seorang wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
1. Laporan pimpinan pelaksana
Penyusunan laporan pimpinan pelaksana usaha atau bisnis diantaranya meliputi:
a. Neraca
b. Daftar rugi/laba
c. Anggaran biaya
122

d. Laporan tahunan
e. Laporan bagi para pemillik saham
2. Laporan periodic
Penyusunan laporan pengelolaan secara periodic diantaranya meliputi hal-hal berikut
ini.
a. Laporan bulanan
Penyusunan laporan bulanan harus memiliki:
 Laporan rugi/laba yang terperinci
 Analisis penjualan dan inventaris produk
 Analisis arus kas, debitur, kreditur
 Analisis rasio perusahaan
b. Laporan triwulan
Laporan triwulan teknik penyusunannya harus memiliki:
 Posisi keuangan
 Perbandingan industry intern dan ekstern
 Inventaris dan informasi usaha atau bisnis
c. Laporan tahunan
Laporan teknik pnyusunannya harus memiliki:
 Neraca
 Laporan rugi/laba
 Keterangan arus kas
d. Laporan pelaksanaan bagian/departemen
e. Laporan kredit bulanan
f. Laporan hasil penjualan produk
g. Laporan hasil pemasaran produk
h. Laporan persediaan bahan baku
i. Laporan kepegawaian
j. Laporan perkembangan
3. Laporan khusus
Penyusunan laporan khusus adalah laporan yang harus diperhatikan oleh seorang
wirausaha yang memiliki perusahaan yaitu organisasi perusahaan, perkembangan
situasi, dan kondisi perekonomian Negara indonesia. Penyusunan laporn pengelolaan
usaha khusus merupakan sarana komunikasi yang mempunyai peranan penting yang
dapat menentukan keberhasilan penyampaian informasi formal laporan khusus.
Oleh karena itu, apa yang tertera dan tercantum dalam isi laporan khusus pengelolaan
usaha harus benr-benar tepat, sejauh mungkin menghindari adanya kekurangan dan
kelemahnnya. Agar penyusunan laporan pengelolaan usaha yang akan disajikan
bermanfaat bagi para wirausaha maka penyusunannya harus berdasarkan pada prinsip
dan system tertentu atau khusus diantaranya sebagai berikut:
a. Laporan harus tepat waktu
b. Lapran harus teliti benar dan percaya
c. Laporan harus jelas dan sederhana
d. Laporan harus ada standarnya
e. Laporan harus mempunyai nilai atau manfaat
4. Langkah dan sistematika penyusunan laporan pengelolaan usaha
a) Langkah-langkah penyusunan laporan usaha
Adapun teknik penyusunan laporan usaha langkah-lngkahnya adalah sebagai berikut:
123

Pertama : Penyusun laporan usaha terlebih dahulu harus mengetahui


kepada siapa laporan pengelolaan usaha itu harus
dilaporkan.
Kedua : Penyusun laporan usaha harus mengetahui bidang apa yang
harus dilaporkan.
Ketiga : Sisi/bidang manakah dari masalah pengelolaan usaha yang
akan dikemukakan dalam isi laporannya.
Keempat : Bentuk laporan pengelolaan usaha yang bagaimana dalam
penyusunan laporan usaha agar penyajiannya dapat diterima.
Kelima : Pembuat laporan pengelolaan usaha yang harus menyadari
bahwa pihak yang akan menerima laporan belum mengerti
tentang masalah isi laporan.
Keenam : Seorang pembuat laporan pengelolaaan usaha, sebelumnya
harus mengetahui apakah masalah yang dilaporkannya itu
ada hubungannya dengan masalah lainnya.
Ketujuh : Informasi yangt melatarbelakangi masalahg atau bidany
yang akan dikemukakan dalam laporan pengelolaan usaha,
perlu dimiliki oleh seorang wirausaha yang memiliki
perusahaan.
b) Sistematika teknik penyusunan laporan usaha
Setiap penyusunan laporan pengelolaan usaha yang baik dan benar terdiri atas
beberapa bagian atau tekhnik pembuatan. Adapun sistematika tekhnik penyusunan
laporan pengelolaan usaha bagian-bagiannya sebagai berikut:
1) Judul laporan (ditulis pada sampulnya).
2) Daftar isi laporan (terdiri atas bab, pasal, dan ayat).
3) Masalah pokok laporan (memuat tujuan laporan, tujuan penilaian, tujuan
penelaahan, dan sebagainya).
4) Batang kubu laporan (memuat semua fakta, data, pandsangan, dan alasan-
alasannya).
5) Penutuyp laporan (berisi laporan)
6) Sumber-Sumber laporan usaha.
7) Lampiran-lampiran laporan usaha
Tekhnik pemnyusunan laporan pengelolaan usaha selalu berhubungan dengan
masalah neraca, rugi/laba, dan perubahan modal usaha. Untruk dapat menggambarkan
posisi laporan dan sifat perkemnbangannya dari waktu ke waktu, seorang wirausaha
yang mempunyai perusahaan diharuskan menyuisun laporan usahanya.
Perencanaan pengembangan uwsaha membantu dalam menetapkan hasil-hasil yang
tepat setelah menyelesaikan tuigas dalam kewirausahaannya. (Atesuna)
Perencanaan pengembangan usaha merupakan suatu dokumen yang menyatajkan
keyakinan akan kemampuan bisnis. (Renaldi)
Di bawah ini dimuat salah satu contoh pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan
usaha.
Laporan pelaksanaan kegiatan usaha
bidang kegiatan usaha
jenis kegiatan
1. jenis usaha …………………………., volume Rp. ………..
2. jenis usaha …………………………, volume Rp ………..
3. jenis usaha …………………………., volume Rp ………..
4. jenis usaha …………………………., volume Rp …………
124

rugi/laba
1. unit ……………………………, rugi/laba Rp. ………….
2. unit ……………………………, rugi/laba Rp …………..
3. unit ……………………………, rugi/laba Rp …………..
4. unit ……………………………, rugi/laba Rp ………….
bidang keuangan
neraca (terlampir)
analisis :
likuiditas = ……………………..%
solvabilitas = ……………………..%
rentabilitas = ……………………..%
bidang permodalan
modal sendiri
modal luar (asing) Rp ………….
 Pinjaman jangka pendek Rp ………….
 Pinjaman jangka panjang Rp ………….
 Pinjaman lain-lain ` Rp ………….
bidang administrasi dan pembukuan
buku-buku
 buku pembelian tunai Rp ………….
 Buku pembelian kredit Rp ………….
 Buku persediaan barang Rp ………….
 Buku penjualan tunai Rp ………….
 Buku voucher Rp
………….
dokumen-dokumen dagang
 surat-surat perjanjian dagang Rp ………….
 SITU, SIUP, NPWP, AMDAL dan lain-lain Rp ………….
 Faktur dan kuitansi Rp
………….
 Nomor rekening bank Rp
………….
 Nomor register perusahaan Rp ………….
 Nota penjualan dan pembelian Rp ………….
bidang ketenagakerjaan
 manajer
Rp
………….
 karyawan
Rp
………….
bidang pemasaran
local Rp ………….
Nasional Rp ………….
Organisasi pemasaran Rp ……………
bidang penjualan
 kondisi pasar Rp ……………
 kemampuan penjual Rp ……………
125

 organisasi penjualan Rp ……………


bidang organisasi
 pembagian tugas : ……………………………..
 wewenang dan tanggung jawab : ……………………………..
 hubungan kerja : ……………………………..
 rencana kerja : ……………………………..
B. Laporan keuangan usaha
1. Analisis laporan keuangan usaha
Pada akhir tahun, seluruh kegiatan pengelolaan usaha diikhtisarkan dan dilaporkan
untuk dianalisis oleh pihak yang berkepentingan, agar memperoleh informasi yang tepat
untuk mengambil keputusan. Analisis laporan keuangan usaha adalah evaluasi atau
penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi keuangan usaha.
Mengadakan analisis laporan keuangan usaha sangat penting untuk mengetahui
keadaan dan perkembangan keuangan usaha milik perusahaan wirausaha. Analisis
laporan keuangan usaha selalu berhubungan dengan masalah neraca, masalah rugi/laba,
dan perubahan akan permodalan usaha. Analisis laporan keuangan usaha pada
hakikatnya ditujukan untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan usaha
wirausaha sebagai pemilik perusahaan.
Untuk dapat menggambarkan perubahan posisi keuangan usaha dan sifat
perkembangan usaha dari waktu ke waktu, maka wirausaha diharuskan membuat laporan
keuangannya paling lama dua tahun terakhir.

2. Dasar analisis laporan keuangan usaha


Adapun yang menjadi dasar analisis dalam laporan keuangan usaha yaitu meliputi
hal-hal berikut ini.
a. Keadaan Keuangan Usaha Jangkla Pendek,
1) Sasaran analisis atas keadaan keuangan usaha jangka pendek di antaranya :
 Kemamuan untuk bertahan dalam keadaan depresi;
 Kemampuan untuk melunasi utang lancar usaha;
 Kemampuan untuk membayar biaya-biaya usaha;
 Kemampuan untuk mempertahankan persediaan barang;
 Kemampuan untuk memberikan kredit penjualan.
2) Sasaran analisis atas modal kerja yang meliputi :
 Dari mana sumber-sumber modal usaha diperoleh;
 Untuk apa saja modal kerja usaha tersebut.
b. Keadaan Keuangan Usaha Jangka Panjang
Sasaran analisis terhadap keadaan keuangan usaha jangka panjang meliputi :
 Berkurang dan bertambahnya utang jangka panjang;
 Kemampuan membayar bunga pinjaman secara stabil;
 Keseimbangan antara modal sendiri dengan modal asing;
 Bertambah dan berkurangnya aktiva tetap.
Hasil Usaha Perusahaan
Sasaran analisis terhadap hasil usaha perusahaan milik wirausaha maliputi:
 Efisiensi usaha antara penjualan dengan aktiva yang digunakan;
 Efisiensi usaha antara laba dengan aktiva yang digunakan;
 Volume penjualan pada tingkat break event;
 Penggunaan aktiva tetap.
126

3. Keguanaan analisis laporan keuangan usaha


Hasil analisis laporan keuangan usaha sangat berguana untuk pihak-pihak berikut ini.
a. Para wirausaha sebagai pemilik perusahaan
Dengan adanya analisis laporan keuangan usaha, wirausaha sebagai pemilik
perusahaan dadapat menilai:
 Besar kecilnya imbalan usaha untuk wirausaha;
 Berhasil tidaknya di dalam pengelolaan usahanya;
 Dapat tidaknya para wirausaha mempertahankan kontinuitas perusahaannya.
b. Manajer Perusahaan
Analisis laporan keuangan usahadapat digunakan sebagai dasar :
 Menyusun rencana usaha yang akan datang;
 Untuk mengukur system pengendalian usaha intern;
 Untuk menentukan kebijaksanaan manajer perusahaan.
c. Investor, Banker, dan Kreditor
Dengan adanya analisis laporan keuangan usaha, akan diketahui mengenai
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Dengan demikian, mereka
dapat menentukan:
 Memberi tidaknya pinjaman modal usaha;
 Menghantikan investasi usahanya atau tidak;
 Mengubah pinjamannya menjadi modal usahanya.
d. Pemerintah
Dengan adanya analisis laporan keuangan usaha, maka pihak pemerintah akan:
 Menetapkan besarnya pajak;
 Menetapkan kebijaksanaan tentang masalah tenaga kerja dan pertumbnuhan
ekonomi nasional.
e. Tenaga Kerja
Dengan mengetahui hasil analisis laporan keuangan usaha. Dapat diketahui
prospek/kemajuan perusahaan sehingga memungkinkan tenaga kerja dalam
menentukan sikap:
 Pindah kerja ke perusahaan lain;
 Perasaan aman di dalam bekerja;
 Senang dengan adanya promosi jabatan;
 Meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

4. Analisis perhitungan rugi/laba


Analisis laporan perhitungan laba/rugi adalah suatu analisis laporan yang menunjukan
tentang pendapatan, biaya, dan rugi/laba suatu usaha selama periode tertentu. Analisis
laporan perhitungan rugi/laba perlu disusun secara sistematis dan logis. Didalam
menyusun analisis laporan rugi/laba usaha dasarnya yaitu:
a. Bagian pertama adalah menunjukan penghasilan yang diperoleh perusahaan milik
wirausahawan. Dalam hal ini dapat dilihat dari harga poko barang/jasa yang dijual
sehingga akan diperoleh laba kotor
b. Bagian kedua adalah menunjukan biaya-biaya usaha yang terdiri atas biaya
penjualan, biaya administrasi dan biaya umum
c. Bagian ketiga adalah hasil lain-lain dan beban lainnya yang bukan berasal dari
usaha pokok perusahaan. Disini misalnya biaya bunga pendapatan sewa dan
sebagainya.
127

d. Bagian keempat adalah menunjukan rugi/laba incidental sehingga akan diperoleh


rugi/laba bersih sebelum pajak penghasilan. Disini misalnya laba penjualan aktiva
tetap surat berharga dan lain-lainnya
5. Analisis laporan laporan modal/laporan laba yang di tahan
Laporan laba yang ditahan merupakan salah satu dari perubahan yang di tahan
merupakan salah stu dari laporan perubahan posisi keuangan yang berasal dari
kegiatan usaha perusahaa dalam suatu periode trtentu. Disini penyusutan rugi/laba
yang ditahan menyangkut rugi/laba incidental.
128

MENYUSUN PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA

A. PROSES PERENCANAAN PENGEM-BANGANUSAHA


1. Pengertian dan prinsip perencanaan pengembangan usaha
Sebelum melangkah lebih jauh ke realisasi pengembangan usaha, sebaiknya kita
terlebih dahulu memahami pengertian dan prinsip perencanaan pengembangan usaha.
Apa sebabnya wirausaha diharuskan membuat perencanaan pengembangan usahanya?
Pada umumnya perencanaan pengembangan usaha itu adalah mengatur proses kegiatan
usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan
pengadaan peralatan usaha untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pengembangan usaha itu ialah keseluruhan proses hal-hal yang akan
dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang sudah
ditentukan. Dengan perkataan lain, perencanaan pengembangan usaha itu adalah sebuah
selling document tertulis yang disiapkan dan mengungkapkan daya tarik, serta harapan
sebuah usaha at'au bisnis kepada penyandang dana potensial. Jadi, perencanaan
pengembangan usaha itu, merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha
dengan menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal untuk
memulai pengembangan usaha.
Perencanaan pengembangan usaha itu, merupakan proses menentukan dengan tepat,
apa yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan. Perencanaan pengembangan usaha
itu, merupakan perkembangan sistematis dari program tindakan dan ditujukan pada
pencapaian tujuan usaha yang telah disepakati dengan proses analisis, evaluasi, dan
seleksi di antara kesempatan-kesempatan pengembangan usaha yang ada. Jadi, tujuan dari
adanya perencanaan pengembangan usaha itu ialah membentuk usaha dan pengembangan
secara terkoordinasi dalam organisasi. Di sini sudah jelas, jika wirausaha tidak membuat
pengembangan usahanya, biasanya tidak ada koordinasi dan akan terjadi timbulnya
ketidakefisienan di dalam pelaksanaannya. "No Planing No Future" (tanpa perencanaan
tidak ada masa depan).
Selanjutnya, permasalahan perencanaan pengembangan usaha akan menjadi aktual
dan hangat ketika banyak wirausaha yang mengajukan permohonan kredit bank tidak
diladeni karena tidak mempunyai perencanaan usahanya. Berdasarkan penelitian,
perencanaan pengembangan usaha itu ibarat kompas, saat wirausaha berada di dalam
hutan. Perencanaan pengembangan usaha itu merupakan alat yang paling ampuh untuk
menentukan prioritas mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan dan kegagalan di
dalam pengembangan usahanya.
Jika dijabarkan, perencanaan pengembangan usaha itu merupakan cita-cita, tujuan,
sasaran, dan target yang diharapkan wirausaha sebagai berikut.
a. Cita-cita dalam mengembangkan usaha
Cita-cita wirausaha di sini ialah suatu hal yang luhur dan yang hendak dicapai dalam
tujuan pengembangan usahanya.
b. Tujuan dalam pengembangan usaha
129

Tujuan dalam pengembangan usaha di sini merupakan hasil akhir yang hendak
dicapai dan dapat diukur, berapa lama waktunya dan berapa biayanya dan dituangkan
di dalam berbagai sasaran pengembangan usahanya.
c. Target dalam pengembangan usaha
Adapun yang menjadi target di dalam pengembangan usaha adalah hasil yang ingin
dicapai dalam waktu yang lebih singkat. Misalnya, target untuk 6 bulan atau 1 tahun.
d. Sasaran dalam pengembangan usaha
Sasaran dalam pengembangan usaha ialah hasil yang hendak dicapai dalam periode
tertentu. Misalnya, dalam waktu 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun.

Bagi wirausaha yang melaksanakan prinsip perencanaan pengembangan usaha,


banyak keuntungannya di dalam berorientasi ke masa depan kegiatan usahanya.
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat bertindak dan berusaha untuk
mengembangkan usahanya dan membantu kepentingan konsumen, pemasok, karyawan,
dan sebagainya. Adapun prinsip-prinsip di dalam pembuatan perencanaan pengembangan
usaha itu, sebagai berikut:
a. perencanaan pengembangan usaha harus dapat diterima oleh semua pihak dan dapat
dilaksanakan
b. perencanaan pengembangan usaha harus dibuat secara fleksibel dan realistis
c. perencanaan pengembangan usaha harus mencakup seluruh aspek kegiatan usahanya
d. perencanaan pengembangan usaha harus merumuskan cara-cara kerja yang efektif dan
efisien.
Prinsip perencanaan pengembangan usaha ini, sudah mencakup misi perusahaan,
tujuan yang ingin dicapai, pemilihan, perluasan, dan penentuan pedoman kebijakan
wirausaha. Seperti kita ketahui bahwa arah kemajuan perusahaan masa mendatang,
prinsipnya ada pada perencanaan pengembangan usaha.
Perencanaan pengembangan usaha pada prinsipnya tergantung pada berhasil tidaknya
langkah-langkah koordinasi usaha dan pengendaliannya. (Danggun)
Perencanaan pengembangan usaha me-rupakan alat yang paling ampuh untuk
menentukan prioritas, mengukur kemampuan, keberhasilan, dan kegagalan.
2. Manfaat dan tujuan perencanaan pengembangan usaha
Kebijaksanaan wirausaha di dalam pengembangan usahanya, bertujuan untuk mening-
katkan potensi dan partisipasi aktif dalam proses pembangunan nasional. Perencanaan
pengembangan usaha itu, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan
pemerataan pembangunan, melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.
Perencanaan pengembangan usaha yang disusun oleh wirausaha dengan mengacu
pada sasaran usaha, target usaha, petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, strategi, taktik,
program, biaya, dan bimbingannya. Dengan membuat perencanaan pengembangan usaha,
wirausaha akan .dapat mengantisipasi dan menganalisis pelaksanaannya. Di dalam
pelaksanaannya, mungkin manfaat perencanaan pengembangan usaha itu untuk sementara
belum ada. Akan tetapi atas kegigihan dan perjuangan wirausaha, secara pelan-pelan dan
pasti akan dirasakan manfaat dari adanya perencanaan pengembangan usaha.
Adapun manfaat dari perencanaan pengembangan usaha itu, di antaranya:
1. sebagai alat untuk membimbing jalannya pelaksanaan pengembangan usaha
2. mengamankan kelangsungan hidup pengembangan usaha
3. meningkatkan kemampuan manajerial dalam rangka pengembangan usaha
4. sebagai pedoman wirausaha dalam pelaksanaan pengembangan usaha
5. sebagai alat untuk mengetahui yang akan terjadi dalam rangka pelaksanaan pe-
ngembangan usaha
130

6. sebagai alat berkomunikasi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha


7. sebagai alat untuk memperkecil risiko dalam pelaksanaan pengembangan usaha
8. memperbesar peluang usaha dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
9. sebagai alat pengendalian pengembangan usaha
10. sebagai alat memudahkan bantuan kredit modal usaha dari bank dalam rangka pe-
ngembangan usaha
11. sebagai pedoman pengawasan pelaksanaan pengembangan usaha.
Perencanaan pengembangan usaha akan berhasil, sejauh kegiatan-kegiatan usaha
berkaitan langsung pada kebutuhan dan sasaran-sasaran perubahan. Perencanaan
pengembangan usaha yang baik, akan tampak dalam perumusan tujuan-tujuan dan
sasaran perusahaan. Selanjutnya, perencanaan pengembangan usaha itu mempunyai
tujuan sebagai perlindungan dan kesepakatan perluasan usaha. Berdasarkan pengamatan
penulis, tujuan perencanaan pengembangan usaha itu ialah untuk melancarkan pencapaian
tujuan usaha.
Adapun tujuan perencanaan pengembangan usaha, secara lebih terperinci sebagai berikut:
a. membantu wirausaha untuk berorientasi ke masa depan dalam pengembangan usaha
b. mengkoordinasikan keputusan dan menentukan gagasan dalam pengembangan usaha
c. membantu wirausaha meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar
dalam rangka pengembangan usaha
d. membantu wirausaha meningkatkan akses dan penguasaan teknologi dalam rangka
pengembangan usaha
e. membantu wirausaha meningkatkan akses sumber modal usaha dan memperkuat
struktur modal dalam pengembangan usaha
f. membantu wirausaha meningkatkan ke-mampuan organisasi dan manajemen dalam
rangka pengembangan usaha.
Para wirausaha di dalam merencanakan pengembangan usahanya, sebaiknya
menetapkan tujuan yang akan menuntun perusahaan melalui pembuatan keputusan.
Tujuan perencanaan pengembangan usaha tersebut, harus berisi pernyataan yang
melibatkan manajemen dan program usaha.
3. Kegiatan perencanaan pengembangan usaha
Pada umumnya, kegiatan perencanaan pengembangan usaha itu sebagai berikut.
a. Melaksanakan kewirausahaan
Di dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaan, mencakup tugas-tugas seperti
mengadakan kontak dengan para bankir, para akuntan, pengacara, dan orang-orang
yang mau membantu finansial dalam rangka pengembangan usaha.
b. Melaksanakan aspek-aspek usaha
Di dalam melaksanakan aspek-aspek usaha yang dianggap rutin adalah meliputi
laporan keuangan bulanan, memonitor serta merevisi anggaran, dan manajemen
produksi dalam rangka mengembangkan usaha.
Dengan adanya perencanaan pengembangan usaha, maka wirausaha akan dapat:
1) menstabilkan kesempatan kegiatan kerja dalam rangka pengembangan usaha
2) menggunakan kapasitas produksi dalam rangka pengembangan usaha
3) menyusun anggaran biaya operational untuk pengembangan usaha.
Seorang wirausaha diharapkan mampu menggarap perencanaan
pengembangan usaha untuk jangka pendek dan merumuskannya untuk mencapai
sasaran dan tujuannya. Pembuatan perencanaan pengembangan usaha itu, harus
mencakup beberapa jenis kegiatan di antaranya:
1) mempelajari dan meramalkan kemajuan untuk masa depan usahanya
131

2) menentukan sasaran dan tujuan, beserta fasi-litas yang diperlukan dalam


pengembangan usaha
3) membuat perencanaan anggaran biaya pengembangan usaha
4) membuat kebijaksanaan dalam rangka pengembangan usaha
5) menentukan prosedur kerja dalam pengembangan usaha
6) membuat program kerja dan perhitungan pengembangan usaha.
Adapun kegiatan perencanaan pengembangan usaha jangka panjang dapat
dibagi menjadi beberapa tahap, sehingga jangka waktu untuk setiap tahap akan
menjadi jangka pendek. Di dalam memonitor kegiatan pengembangan usaha jangka
panjang, wirausaha harus membuat daftar pemeriksaan bahwa setiap tahap
perencanaan dapat dilaksanakan menurut jadwal. Selanjutnya perencanaan
pengembangan usaha yang dibuat wirausaha, harus dapat dieksperimenkan dengan
metode, taktik, dan teknik yang baru.
Perencanaan pengembangan usaha membantu dalam menetapkan hasil-
hasilnya setelah menyelesaikan tugas-tugas dalam kewirausahaan. (Rhenaldi)
Perencanaan pengembangan usaha merupakan suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan seorang wirausaha dalam mengelola usaha.
(Atesuna)
4. Langkah perencanaan pengembangan usaha
Di dalam langkah pengembangan usaha, wirausaha harus berusaha agar sisa
pendapatannya diperbesar untuk memupuk modal usahanya. Jika modal usahanya dapat
ditingkatkan jumlahnya, diharapkan pendapatan bersih usahanya akan bertambah.
Semakin bertambah pendapatan bersih usahanya, akan semakin terbuka pula kesempatan
bagi wirausaha untuk mengembangkan usahanya. Minat wirausaha mengembangkan
usahanya, karena adanya desakan produk usahanya banyak terserap oleh pasar. Wirausaha
yang mempunyai sikap mendahulukan kepentingan pengembangan usahanya, namun tidak
mengorbankan kebutuhan hidupnya, sangatlah mulia dan dapat dianggap wajar.
Di dalam pelaksanaannya, wirausaha harus mengikuti 5 (lima) langkah dasar proses
perencanaan pengembangan usahanya yaitu:
a. menganalisis lingkungan internal dan eksternal usahanya (kekuatan, kelemahan,
peluang, ancaman). Langkah ini merupakan salah satu tahapan yang amat penting dan
dapat dilaksanakan dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan menggunakan
analisis SWOT, perusahaan yang akan dikembangkan wirausaha, akan menyiapkan
jalan keluarnya secara rasional, tegas, dan lugas dalam menghadapinya
b. memformulasikan strategi pengembangan usaha jangka pendek dan jangka panjang
(misi, visi, strategi, dan kebijakan)
c. menerapkan rencana strategi pengembangan usaha (program, anggaran, dan prosedur)
d. mengevaluasi kinerja strategi perencanaan pengembangan usaha
e. melakukan follow-up dengan feed back yang berkesinambungan.
Selanjutnya wirausaha perlu menyusun perencanaan pengembangan usaha dengan
baik, karena langkah ini merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan
dikembangkan. Adapun langkah-langkah dasar proses perencanaan pengembangan usaha
yang perlu disusun dan ditempuh, sebagai berikut:
1. menjelaskan masalah-masalah perencanaan pengembangan usaha
2 mendapatkaninformasi yang lengkap dan dapat dipercaya dalam rangka perencanaan
pengembangan usaha
3. menganalisis dan menggolongkan informasi yang banyak mengandung peluang usaha
4. memperkirakan adanya hambatan perencanaan pengembangan usaha
132

5. menyusun urutan dan waktu secara terperinci untuk perencanaan pengembangan


usaha
6. memilih perencanaan pengembangan usaha yang diusulkan
7. menentukan pengganti perencanaan pengembangan usaha yang lebih baik dan dapat
dilaksanakan
8. memeriksa kemajuan-kemajuan perencanaan pengembangan usaha yang akan
dilaksanakan.
Langkah perencanaan pengembangan usaha, pelaksanaannya berusaha mencari dan
merinci profit, neraca perusahaan, serta proyeksi aliran kas. Membuat perencanaan
pengembangan usaha itu ialah memikirkan, menimbangnimbang, memutuskan, dan
menentukan hal-hal berikut:
a. apa yang akan dikerjakan wirausaha dalam perencanaan pengembangan usahanya?
b. kapan perencanaan pengembangan usaha itu dilaksanakan?
c. bagaimana cara wirausaha melaksanakan perencanaan pengembangan usahanya?
d. di mana perencanaan pengembangan usahaitu akan dilaksanakan wirausaha?
e. siapa-siapa saja yang terlibat dan ditugaskan melaksanakan perencanaan
pengembangan usaha?
Perencanaan pengembangan usaha boleh berbunyi sangat profesional, namun hasil-nya
bisa saja nol besar jika tidak ditunjang oleh sifat-sifat baik yang dimiliki wirausaha.
(Danggun)
Ide usaha atau bisnis tanpa realisasi, akan membuat orang menjadi tukang mimpi yang
akhirnya frustasi dan bukan prestasi. (Atesuna)
Ada 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan wirausaha dalam pelaksanaan perencanaan
pengembangan usaha, yaitu:
a. bukan ramainya pasar yang harus diperhatikan, tetapi banyaknya produk/jasa yang ter-
serap dan terjual di pasar;
b. keuntungan akan tercipta jika jumlah produk yang terjual berada di atas atau
melampaui titik balik modal usaha.
Agar usaha atau bisnisnya berhasil, diharap-kan wirausaha merencanakan
pengembangan usaha jangka pendek dan jangka panjang. Adapun prosesnya ialah dengan
merumuskan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tanpa mengetahui tujuan dan
sasarannya, wirausaha tidak akan dapat menyusun perencanaan pengembangan usahanya
dengan baik. Dalam proses perencanaan pengembangan usahanya, wirausaha harus
mampu mengantisipasi masa depan usahanya dan keberhasilannya, dengan asumsi
berdasarkan pada logika.
Adapun proses perencanaan pengembangan usaha seperti materi yang sudah
dijelaskan di atas, langkah-langkahnya sebagai berikut:
Langkah pertama : Wirausaha harus menentukan tujuan pengembangan usahanya.
Selanjutnya mengumpulkan fakta-fakta, data-data, dan informasi
mengenai kondisi kegiatan usaha yang akan dikembangkan.
Langkah kedua : Wirausahawan mengum-pulkan fakta-fakta, data-data, dan
informasi mengenai situasi dan kondisi usaha yang akan
dikembangkan.
Langkah ketiga : Wirausaha mengadakan pembahasan atau analisis mengenai fakta-
fakta dan data-data, serta informasi yang didapatkan. Selanjutnya
wirausaha mencari peluang, mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam mengambil langkah-langkah pengembangan
usahanya.
133

Langkah keempat : Wirausaha merumuskan sasaran pengembangan usaha secara


tegas, tepat, dan bertanggungjawab.
Langkah kelima : Wirausaha merumuskan ber-bagai tnacam alternatif dan memilih
yang terbaik untuk dapat merealisasikan pengembangan usaha.
Langkah keenam : Wirausaha merumuskan perencanaan strategi pengembangan
usaha dalam jangka panjang.

Langkah ketujuh : Wirausaha merumuskan perencanaan taktis pengembangan usaha


dalam jangka pendek.

Langkah kedelapan : Wirausaha menyusun anggaran biayanya.


Kebulatan tekad, antusiasme, ketekunan, keuletan, dan kebijakan, akan sangat me-
nentukan keberhasilan dalam pengembangan usaha. (Ategawa)
Perencanaan pengembangan usaha merupakan proses menentukan dengan tepat apa
yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya. (Rhenaldi)

B. KERANGKA PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA


1. Lokasi perusahaan
Para wirausaha sebenarnya telah lama mengenal dan membuat kerangka perencanaan
pengembangan usahanya.. Kerangka perencanaan pengembangan usaha yang akan dibuat
oleh wirausaha harus mencakup visi dan misi perusahaan, pengembangan strategi usaha,
dan kebijakannya. Pengembangan usaha yang dikelola dengan benar dan sesuai dengan
kerangka perencanaan, prinsip manajemen, serta kondisinya mendukung, maka secara
empiris akan memberikan hasil yang optimal. Di dalam menerapkan kerangka usaha yang
ditunjang dengan adanya evaluasi usaha, teknologi usaha, dan manajemen usaha yang
tepat, memungkinkan wirausaha dapat mengembangkan usahanya.
Adapun kerangka perencanaan pengembangan usaha yang akan disusun oleh
wirausaha harus mencakup nama dan lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan tersebut
menyangkut:
a. Lokasi kantor, merupakan tempat kediaman perusahaan.
b. Lokasi badan usaha, merupakan tempat kedudukan perusahaan.
Seperti kita ketahui, tempat kedudukan itu berarti tempat badan usaha, sedangkan
tempat kediaman berarti tempat perusahaan berdiri. Selanjutnya untuk menetapkan lokasi
pabrik/ industri, seorang wirausaha perlu memper-hitungkan beberapa hal, antara lain:
1) dekat dengan sumber material
2) dekat dengan pasar potensial
3) mudah mendapatkan air dan bahan baku
4) mudah mendapatkan tenaga kerja
5) mudah mendapatkan fasilitas transportasi
6) mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat dan masyarakat.
Kerangka perencanaan pengembangan usaha lainnya harus mencakup, antara lain:
1) konsumen yang dituju
2) pasar yang akan dimasuki
3) partner yang akan diajak bekerja sama
4) personal yang dipercaya untuk menjalankan usaha
5) jumlah modal usaha yang diperlukan
6) penyebaran pfomosi usaha.
2. Aspek perencanaan pengembangan usaha
134

Aspek-aspek perencanaan pengembangan usaha yang harus dikembangakan sesuai


dengan kebutuhan dalam memenuhi kerangka pengembangan usaha, di antaranya sebagai
berikut.
a. Aspek perusahaan
Mengevaluasi aspek perusahaan sangat bermanfaat untuk mengetahui strategi
kerangka perencanaan pengembangan usaha.
b. Aspek pemasaran dan pasar
Pada umumnya evaluasi terhadap aspek pemasaran dan pasar, diarahkan dalam
rangka pengembangan usaha. Adapun untuk mendapatkan informasi mengenai fakta
dan data pengembangan usaha, harus dibandingkan dengan target usaha sebelumnya,
antara lain mengenai:
1) segmentasi, targetnya, dan posisi produk di pasar
2) strategi bersaing yang diterapkan wirausaha dalam rangka pengambangan usaha
3) kegiatan aspek pemasaran melalui bauran pemasaran (marketing mix)
4) nilai penjualan produk dan jasa
5) market share yang dikuasai perusahaan dalam rangka pengembangan usaha.
Aspek pemasaran dan pasar ini perlu dilak-sanakan evaluasinya, antara lain
mengenai:
1) pengetahuan konsumen, kebutuhan konsumen, dan keinginan pasar potensial
terhadap produk jasa;
2) sikap konsumen, perilaku konsumen, dan kepuasaan konsumen terhadap produk
dan jasa.
c. Aspek operasional
Ada beberapa hal yang perlu dievaluasi berkaitan dengan aspek operasional
perusahaan, yaitu:
1) kualitas produk, model produk, dan manfaat produk
2) teknologi yang akan dipakai perusahaan dalam rangka pengembangan usaha
3) kapasitas produksi perusahaan
4) persediaan bahan baku dan barang jadi.
d Aspek sumber daya manusia
Ada beberapa hal yang perlu dievaluasi dari SDM dalam rangka
pengembangan usaha, antara lain produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja,
pelatihan kerja, pengembangan usaha, dan kepemimpinannya.
e. Aspek keuangan
Tujuan mengevaluasi usaha dari aspek keuangan sangat penting untuk mengetahui,
apakah realisasi investasinya sudah sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka
pengembangan usaha.
Di sini analisis dan evaluasinya dapat ditinjau dari segi keuntungan atau laba dengan
mem-bandingkan antara pengeluaran dan pendapatan usaha. Aspek keuangan ini,
berhubungan dengan ketersediaan dana, biaya usaha, kemampuan untuk membayar
utang dan menilai, apakah usahanya dapat berkembang atau tidak.
3. Analisis perencanaan pengembangan usaha
Adapun analisis kerangka pengembangan usaha yang sesuai dengan hasil evaluasi
sangat bergantung pada pada beberapa hal berikut ini.
a. Minat wirausaha
Di dalam pelaksanaannya mengelola usaha, apakah wirausaha berminat
mengembangkan usaha dalam bidang industri, bidang kerajinan, bidang perdagangan,
atau dalam bidang jasa.
b. Modal usaha
135

Di dalam rangka pengembangan usaha, apakah wirausaha sudah menyediakan modal


awal dan apa saja yang sudah dimilikinya.
c. Relasi
Wirausaha harus mengetahui dan memahami, apakah ada keluarga atau teman-teman
yang sudah menekuni usaha yang sama dan apakah usaha yang akan dikembangkan
ada relevansinya dengan usaha yang sedang digelutinya.
d. Peluang usaha
Wirausaha harus mengetahui dan berusaha mencari peluang usaha dalam rangka
perencanaan pengembangan usaha dan harus disesuaikan dengan hasil evaluasi. Agar
kerangka perencanaan pengembangan usaha dapat dilaksanakan dengan baik, maka
wirausaha harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1) Apa dan siapa saja yang mungkin akan meng-hambat pengembangan usaha?
2) Apa dan siapa saj a yang mungkin akan meng-halangi pengembangan usaha?
3) Apa dan siapa saja yang mungkin akan meng-gagalkan pengembangan usaha?
4) Apa dan siapa saja yang mungkin akan mengganggu pengembangan usaha?
5) Apa dan siapa saja yang dapat mendorong dan membantu pengembangan usaha?
6) Apa dan siapa saja yang mungkin dapat me-nolong pengembangan usaha?
7) Apakah ada instansi pernerintah atau lembaga swasta, yang akan membantu
pengembangan usaha?
Di dalam pelaksanaannya, kebulatan tekad wirausaha, antusiasme, ketekunan,
kesungguhan, dan kebijakannya sangat menentukan keberhasilan di dalam
pengembangan usahanya. Selanjutnya agar lebih jelas, sistematika kerangka
perencanaan pengembangari usaha harus berdasarkan bulan berapa dan tahun berapa.
Hal-hal yang dapat membantu wirausaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya
yaitu:
1. menetapkan pengembangan usaha
2. menganalisis kekuatan dan kelemahan pengembangan usaha
3. memilih produk yang disenangi konsumen
4. melaksanakan riset pasar
5. menetapkan pasar yang potensial
6. memilih lokasi perusahaan yang strategis
7. menyiapkan keuangan usaha
8. menyiapkan produksi produk
9. menyiapkan manajemen usaha
10. menyiapkan sumber daya manusia
11. menyiapkan pemasaran produk
12. menyiapkan promosi dan distribusinya
13. menyiapkan anggaran biaya untuk pengembangan usaha
14. menganalisis dan mengevaluasi pengembangan usaha.
Adapun syarat-syarat pelaksanaan kerangka pengembangan usaha yang
berdasarkan hasil analisis dan evaluasi di atas, sebagai berikut:
1. adanya kedudukan pasar yang kuat dan potensial
2. adanya kemampuan menghasilkan laba
3. adanya sumber daya manusia yang ahli dan terampil
4. adanya sumber daya yang cukup
5. adanya sarana dan prasarana yang memadai
6. adanya tanggungjawab sosial
7. adanya etos kerja wirausaha di dalam mengembangkan usaha.
136

Perencanaan pengembangan usaha membantu dalam menetapkan hasil-


hasimya setelah menyelesaikan tugas-tugas positif dalam kewirausahaan. (Rhenaldi)
Perencanaan pengembangan usaha merupakan suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan berwirausaha. (Aditya)
C. KARAKTERISTIK PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA
1. Motif perencanaan pengembangan usaha
Perencanaan pengembangan usaha itu adalah merangkum berbagai pengetahuan dan
aktivitas yang harus dipelajari oleh wirausaha secara teliti dan seksama. Perencanaan
pengembangan usaha itu bukanlah sekedar proses memilih usaha atau bisnis yang
disenangi oleh para wirausaha. Wirausaha di dalam melaksanakan perencanaan
pengembangan usahanya dan menghasilkan barang dan jasa didorong oleh adanya tujuan
tertentu yang dalam hal ini disebut motif usaha. Motif usaha itu merupakan dorongan agar
kegiatan usaha yang dilaksanakan wirausaha dapat memberikan keuntungan dalam
pengembangan usahanya.
Pada umumnya motif di dalam perencanaan pengembangan usaha itu sebagai berikut:
a. berusaha mencari laba atau keuntungan
b. berusaha memperoleh pendapatan
c. berusaha memberikan pekerjaan kepada para
karyawan
d. berusaha mempertahankan kegiatan pasar
e. berusaha memberi jaminan hidup padakegiatan usahanya
f. berusaha mengembangkan usahanya.
Seorang wirausaha yang akan melaksanakan perencanaan pengembangan usaha, harus
mempunyai semangat kewirausahaan, sehingga mampu mengorganisasi dan
menggabungkan berbagai jenis produksi. Dalam melaksanakan perencanaan
pengembangan usaha, wirausaha harus dapat mengelolanya dengan benar dan sesuai
dengan prinsip manajemen, serta diarahkan ke masa depan usahanya.
Untuk melaksanakan motif perencanaan pengembangan usahanya, langkah pertama
yang harus dijalankan wirausaha ialah menumbuhkan dan meningkatkan 'citra positif
berusaha dalam dirinya. Menurut W.. Keith Schilif( Rising Stars and Fast Fades. 1994
ada 8 (delapan) hal yang membuat wirausaha meraih kesuksesan di dalam pengembangan
usahanya yaitu:
a. peluang pasar yang baik
b. keunggulan dan persaingan
c. kualitas barang dan jasa
d. inovasiyangberproses
e. dasar budaya perusahaan
f. menghargai pelanggan dan pegawai perusahaan
g. manajemen yang berkualitas
h. dukungan modal yang kuat
Tetaplah optimis dan pereaya diri menghadapi usaha atau bisnis dalam situasi dan kondisi
apapun. (Rhenaldi)
Wirausaha yang baik tak pernah melecehkan suatu reneana pengembangan usaha biarpun
sepele. (Ategawa)
2. Faktor perencanaan pengembangan usaha
Keberhasilan wirausaha dalam pengembangan usahanya adalah suatu pernyataan
penyesuaian antara rencana usaha dengan proses pelaksanaan dan hasil yang didapat.
Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan pengembangan usaha sebagai
berikut:
137

a. adanya perencanaan pengembangan usaha yang tepat dan mantap, serta dapat dilak-
sanakan
b. adanya visi dan misi serta dedikasi yang tinggi dari wirausaha dalam rangka
pengembangan usaha
c. adanya sumber daya manusia yang handal dan terampil, serta teknologi yang tinggi
d. adanya manajemen usaha yang baik, tepat, danrealistis
e. adanya komitmen yang tinggi di dalam mengelola usaha untuk mencapai tujuan
pengembangan usaha
f. adanya dana atau modal yang cukup dalam rangka pengembangan usaha
g. adanya sarana prasarana yang lengkap sebagai penunjang pengembangan usaha
h. adanya keterampilan dan pengalamandi dalam pengembangan usaha
i. adanya kecocokan minat atau interes terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumen
j. adanya kepuasan konsumen terhadap barangdan jasa yang dibeli
k. adanya faktor internal dan eksternal berupa peningkatan akan barang dan jasa yang
dipasarkan.
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis, faktor-faktor keberhasilan pengembangan
usaha akan menimbulkan:
1. persaingan usaha
2. berkembangnya usaha-usaha baru
3. mencari daerah pemasaran baru
4. mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada.
Selanjutnya dalam rangka pengembangan usaha, wirausaha harus dapat meningkatkan
pemasaran, penjualan, permodalan, promosi,penetrasi pasar, laba usaha, aset usaha, unit
usaha, dan peningkatan usaha.
3. Karakteristik perencanaan pengembangan usaha
Perencanaan pengembangan usaha hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga
kriterianya dapat terpenuhi. Ada beberapa karakteristik penting yang harus diperhatikan
dan dibuat oleh wirausaha sebagai berikut:
a. perencanaan pengembangan usaha, hendaknya didasarkan pada fakta dan data, serta
asumsi yang sangat valid
b. perencanaan pengembangan usaha, hendaknya menspesifikasikan kriteria kerja yang
akan dimonitor dan dikendalikan
c. perencanaan pengembangan usaha hendaknya memberikan strategi untuk mencapai
tujuannya
d. perencanaan pengembangan usaha harus memberikan kesinambungan, agar
memenuhi tujuan dan sasarannya
e. perencanaan pengembangan usaha hendaknya dibuat secara singkat, sederhana, dan
fleksibel
f. perencanaan pengembangan usaha hendaknyamenggunakan sumber daya yang ada
g. perencanaan pengembangan usaha, keberhasil annya tergantung pada fleksibilitas
usaha
h. perencanaan pengembangan usaha yang berhubungan dengan organisasi, harus
diuraikan untuk mengimplementasikan kegiatan usaha.
D. TEKNIK PENGEMBANGAN USAHA
1. Tahapan pengembangan usaha
Dalam teknik pengembangan usaha, selalu mengarah pada skill khusus internal yang
bisa menciptakan produk inti yang unggul untuk memperkuat pangsa pasar. Teknik
138

pengembangan usaha yang memanfaatkan sumber daya internal adalah untuk


menciptakan kemampuan dan meningkatkan nilai tambah agar mencapai tujuan.
Adapun sumber daya usaha yang dapat me-nunjang teknik pengembangan usaha di
antaranya:
a. adanya tanah, bahan baku, pabrik/bangunan usaha
b. adanya bakat dan keahlian wirausaha di dalam memimpin pengembangan usaha
c. adanya modal atau biaya yang cukup dalam rangka pengembangan usaha
d. adanya manajemen usaha yang diterapkan oleh wirausaha
e. adanya tenaga kerja yang ahli dan terampil didalam menjalankan pengembangan
usaha
f. adanya teknologi usaha yang diterapkan di dalam pengembangan usaha
g. adanya kemitraan usaha dan modal ventura dalam rangka pengembangan usaha.
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi, memberikan
pengaruh positif kepada kehidupan wirausaha dalam melaksanakan pengembangan
usahanya. Akan tetapi di balik pengaruh positif tersebut, ada pula pengaruh lainnya yaitu
semakin menajamnya persaingan usaha. Di samping itu banyak para konsumen yang
menuntut kualitas barang dan jasa yang lebih baik.
Adapun teknik pengembangan usaha yang berdasarkan evaluasi, pada umumnya memiliki
tahapan-tahapannya. Di bawah ini dipaparkan tahapan teknik pengembangan usaha yang
sifatnya umum dan digunakan dalam rangka pengembangan usaha, sebagai berikut:
a. pengumpulan data dan fakta dalam rangka pengembangan usaha
b. pengolahan dan menganalisis data serta fakta pelaksanaan pengembangan usaha
c. melaksanakan evaluasi data dan fakta pelaksanaan pengembangan usaha
d. pelaporan hasil evaluasi pengembangan usaha
e. tindak lanjut hasil evaluasi pengembangan usaha.
Selanjutnya di dalam organisasi perusahaan hal-hal yang menyangkut bidang-bidang
paling utama atau penting di dalam rangka pengembangan usaha, tekniknya sebagai
berikut.
1) Teknik manajemen keuangan
Di dalam teknik manajemen keuangan usaha, harus mampu menentukan arah penggunaan
dana, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Teknik ini pada umumnya
berkisar pada 3 (tiga) hal yaitu:
a) bagaimana perusahaan memperoleh modal usaha
b) bagaimana alokasi keuangan usaha
c) bagaimana keuntungan usaha.
2) Teknik manajemen operasional
Di dalam teknik manajemen operasional, paling tidak harus memiliki 2 (dua) komponen,
yaitu:
a) sarana usaha
b) prasarana usaha.
Dalam rangka pengembangan usaha, dari dua komponen itu, jika dijabarkan akan
menjadi beberapa bidang yaitu inventarisasi, pengendalian kualitas produk, pembiayaan
produksi, prosedur pembelian barang, produktivitas tenaga kerja,jadwal produksi,
penggunaan fasilitas kerja, dan penggunaan peralatan kerja.
3) Teknik manajemen sumber daya manusia
Dalam rangka pengembangan usaha, teknik manajemen sumber daya manusia
berkisar pada pengadaan SDM, penggunaan, dan pengelolaan atau pelatihannya. Tahap
pengadaan SDM akan mencakup hal-hal perencanaan, rekruitmen, seleksi, dan orientasi.
Adapun tahap penggunaannya, wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus mem-
139

perhatikan kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas dan tangung
jawabnya.
4) Teknik manajemen pemasaran
Dalam teknik manajemen pemasaran, hendak-nya dapat mendukung implementasi
bidang pemasaran produk agar dapat dikendalikan perusahaan, di antaranya produk,
harga, tempat usaha, dan promosi usaha.
Teknik manajemen pemasaran yang dijalan-kan wirausaha, hendaknya mencermati
analisis segmentasi pasar, target, posisi dan situasi persaingan dalam pengembangan
usaha. Hal ini dilakukan agar perencanaan pengembangan usaha berjalan lancar.
2. Langkah teknik pengembangan usaha
Teknik pengembangan usaha, baik untuk wirausaha baru maupun untuk wirausaha
lama, terlebih dahulu harus memahami langkah-langkahnya. Masalah ini akan
menyangkut ke-berhasilan di dalam pengembangan usaha. Adapun langkah-langkah
teknik pengembangan usaha sebagai berikut:
Langkah Pertama: Seorang wirausaha harus menetapkan gambaran pasaran hasil
produksinya, di antaranya:
a. mencari konsumen yang dituju dan biasanya suka membeli produk
b. menentukan banyaknya produkyang dibutuhkan atau diinginkan konsumen
c. menetapkan harga jual produk yang sesuai dengan daya beli konsumen
d. membuat ukuran model-nya, dan macam produk yang diminati konsumen
e. menciptakan mutu produk dan manfaat yang diminati konsumen.
f. menciptakan kemasan/ bungkus yang disenangi konsumen
g. menciptakan selera dan minat konsumen, serta tanggapannya terhadap produk.
Langkah Kedua : Wirausaha harus menciptakan saluran distribusi secara tepat, agar hasil
produksi perusahaan cepat sampai ke tangan konsumen, di antaranya:
a. disalurkan langsung ke tangan para konsumen. Apakah secara door to door atau
langsung dijual ke pasar
b. disalurkan secara tidak langsung, misalnya di-titipkan melalui penyalur (agen),
dititipkan melalui warung-warung atau di toko-toko kepunyaan orang lain
c. disalurkan secara semi langsung, misalnya bisa dijual di toko-toko sendiri, di pabrik
sendiri, dan sebagainya.
Langkah ketiga : Wirausaha harus dapat memproduksi produk yaitu:
a. membentuk produk dengan menggunakan mesin-mesin modern
b. membuat bungkus/ke-masan produk yang me-narik dan disenangi konsumen
c. membuat warna produk yang menarik dan disenangi konsumen
d. membuat jenis dan bentuk produk yang diminati konsumen
e. membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen.
Langkah Keempat: Wirausaha harus dapat mengawasi dan mengendalikan produk, di
antaranya:
a. mengawasi hasil produksi dan pengendaliannya
b. membuat catatan hasil pengawasan/pengendalian produk, terutama kualitas dan
manfaatnya
Langkah Kelima : Wirausaha harus dapat mencari dan memperoleh bahan baku di
antaranya:
a. mencari bahan baku dengan mudah
b. menyiapkan persediaan bahan baku dengan cukup
c. menyiapkan dan melaksanakan transportasi dengan baik
d. mencari dana menyediakan tenaga kerja yang terampil.
Langkah Keenam : Wirausaha dapat memelihara sarana dan prasarana, di antaranya:
140

a. meningkatkan pemeliharaan dan merawat fisik pabrik dan bangunan lainnya


b. mengoptimalkan pelaksanaan ketatausahaan, pembukuan, administrasi dan peraturan-
peraturan pemerintah
c. menerapkan efisiensi peng-gunaan waktu pengem-bangan usaha, tenaga kerja, dan
pembiayaan usaha
d. melaksanakan dan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen usaha.
Demikian langkah-langkah teknik pengem-bangan usaha yang perlu diperhatikan wira-
usaha.
Lihat kemungkinannya, jangan lihat keadaannya untuk menggapai keberhasilan dan
langkahnya yang paling utama adalaa tumbuhkan citra positif pada diri sendiri
(Dr.D.J.Swartz).
Setiap perjuangan dan kekalahan akah/: meningkatkan keahlian dan kekuatan, serta
mempiertebal keyakinan di dalam pengembangan usaha (Dizadin).
E. REALISASI USAHA PENGEMBANGAN
Banyak wirausaha yang berhasil mengembangkan usahanya dan menjadikan
perusahaannya menjadi besar, padahal dulunya mereka itu adalah pengusaha kecil.
Karena, wirausaha tersebut perjuangannya sangat gigih dan tidak mengenal lelah demi
keberhasilan usahanya. Ketika itu, masa-masa sulit, rawan, dan kritis dapat dilalui oleh
wirausaha sebagai pemilik perusahaan di dalam rangka pengembangan usahanya.
Sebenarnya banyak cara dalam merealisasikan pengembangan usahanya itu. Adapun
cara merealisasikan pengembangan usaha, di antaranya dengan mengembangkan
perusahaan yang sudah ada, mendirikan perusahaan yang baru, membeli perusahaan lain,
dan sebagainya. Selanjutnya dalam mengembangkan usaha, wirausaha sebagai pemilik
perusahaan hams cepat tanggap terhadap adanya perubahan-perubahan di dalam
masyarakat dan perusahaannya.
Agar lebih jelas, di bawah ini diuraikan strategi cara merealisasikan pengembangan
usaha yang dijalankan oleh wirausaha.
1. Strategi pengembangan usaha yang sudah ada
Di dalam merealisasikan strategi pengembangan usaha yang sudah ada, caranya
sebagai berikut.
a. Strategi pengembangan produk
Strategi pengembangan produk ini, akan menyangkut pasar dan produk secara
langsung. Selanjutnya jika situasi pasar yang sudah ada memungkinkan banyak
harapan bagi produk baru, maka strategi pengembangan produk ini dapat
dilaksanakan. Dalam penetapan strategi pengembangan produk ini, bukan dari
pengembangan hasil penjualan tahun-tahun lalu yang dapat digunakan untuk
ramalan permintaan pasar. Strategi pengembangan produk yang dipasarkan dan di-
tawarkan bukan produk lama, tetapi produk baru atau produk yang sudah
diperbaharui.
Strategi pengembangan produk ini, menyangkut masalah kualitas, model, desain,
dan manfaat produk yang diminati dan disenangi konsumen. Strategi yang
dijalankan wirausaha ini, ditujukan dalam rangka merealisasikan pengembangan
usaha.
b. Strategi diversifikasi produk
Di dalam pelaksanaan strategi diversifikasi produk ini, wirausaha sebagai pemilik
perusahaan liarus membuat studi kelayakan usaha secara lengkap. Strategi ini jika
kita perhatikan, bagaikan mendirikan perusahaan baru dan adanya pasar baru.
Selanjutnya wirausaha dalam merealisasikan pengembangan usaha, perlu
memperhatikan dan memahami masalah strategi pemasaran produk. Pada
141

prinsipnya strategi diversifikasi produk dan pasar, mengandung arti bahwa


wirausaha harus membuat produk baru yang berbeda dengan yang sudah ada agar
diminati konsumen dalam rangka merealisasikan pengembangan usaha.
c. Strategi penetrasi pasar
Pada prinsipnya pengembangan strategi penetrasi pasar yang dijalankan oleh
wirausaha ini, dilaksanakan dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah lebih
besar ke pasar lama. Adapun rentetan dari peningkatan produksi dan strategi
penetrasi pasar ini, dimulai dari sistem perbekalan, proses produksi,
ketenagakerjaan, dan keuangan usaha. Jika permintaan pasar yang dapat diambil
ternyata lebih besar daripada produksi, maka wirausaha sebagai pemilik
perusahaan harus cepat tanggap dan segera memanfaatkannya demi pengembangan
usaha.
d. Strategi manajemen usaha
Di dalam pelaksanaan strategi manajemen usaha, pada prinsipnya merupakan suatu
transisi pengambilan keputusan manajerial dalam merealisasikan pengembangan
usaha. Oleh karena itu, kelancaran dalam strategi manajemen usaha, telah menjadi
salah satu hal yang sangat penting bagi wirausaha dalam rangka merealisasikan
pengembangan usaha.
e. Strategi menyisihkan keuangan
Menurut pengamatan penulis, banyak wirausaha yang tidak dapat mengembangkan
usaha karena cenderung menggunakan sebagian besar keuntungan usahanya untuk
dikonsumsi. Di lain pihak, ada wirausaha yang tidak dapat mengembangkan usaha
karena tidak dapat menyisihkan keuntungan usahanya. Hal itu terutama sebagai
akibat dari tidak diadakannya pemisahan harta milik perusahaan dengah harta,milik
pribadi. Akibatnya tanpa disadari setiap keuntungan usaha, bahkan modalnya,
dipergunakan untuk dikonsumsi Oleh karena itu, untuk mengatasinya wirausaha
sebagai pemilik perusahaan harus berusaha mengembangkan strategi ini dengan
cara sebagai berikut.
1) Memanfaatkan dana-dana penyusutan
Apabila penyisihan laba untuk menambah modal usaha belum memungkinkan,
sedangkan jumlah permintaan hasil produksi cukup banyak maka wirausaha
sebagai pemilik perusahaan dapat memanfaatkan dana-dana penyusutan yang
belum terpakai. Pemanfaatan dana-dana penyusutan ini sifatnya untuk
sementara, sampai dana-dana tersebut tiba waktunya untuk dipakai. Strategi
yang dijalankan wirausaha ini adalah dalam rangka merealisasikan
pengembangan usaha.
2) Menyisihkan laba-laba yang diperoleh
Dalam rangka merealisasikan pengembangan usahanya, diharapkan wirausaha
sebagai pemilik perusahaan dapat menyisihkan laba-laba yang diperolehnya
dan dimasukkan ke dalam modal usahanya. Jika hal ini dilaksanakan terus-
menerus, berarti akan menambah kekayaan perusahaan. Dengan adanya
kegiatan usaha ini, mengakibatkan modal usaha akan bertambah besar,
labanya lebih meningkat, dan dapat merealisasikan pengembangan usaha.
3) Penjualan aktiva-aktiva yang tidak terpakai
Aktiva-aktiva tetap yang dirasa tidak terpakai lagi, misalnya mesin-mesin,
perlengkapan kantor, dan sebagainya, sebaiknya dijual atau disewakan saja.
Strategi yang dilaksanakan oleh wirausaha ialah dalam rangka menambah
modal usaha dan merealisasikan pengembangan usahanya. Tindakan
142

wirausaha ini sangat tepat, daripada membiarkan aktiva-aktiva perusahaan me-


nganggur karena tidak terpakai.
4) Penjualan produk secara kontan
Di dalam strategi ini, wirausaha harus mengusahakan penjualan produknya
secara kontan denganjalan:
a) memberikan potongan harga kepada pelanggan yang melakukan
pembelian produk secara kontan
b) meningkatkan promosi hasil produksinya secara besara-besaran dan
terarah.
Berdasarkan uraian materi tersebut di atas, maka realisasi pengembangan
usaha bukan saja ditentukan oleh adanya modal dan organisasi, akan tetapi juga
dipengaruhi oleh adanya manajemen usaha. Selanjutnya wirausaha perlu
mengarahkan, mengkoordinasikan, dan merealisasikan pengembangan usaha.
Apabila wirausaha di dalam pelaksanaannya berhasil melampaui semua strategi
tersebut di atas, bukan mustahil akan dapat merealisasikan pengembangan usaha.
Akan tetapi dalam prakteknya, mengembangkan usaha itu bukan hal yang
gampang.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan realisasi pengembangan usaha,
wirausaha harus kerja keras, aktif, kreatif, dan penuh pengorbanan. Biasanya
merealisasikan pengembangan usaha dimulai dari usaha kecil-kecilan dan jika
sudah berjalan beberapa lama, baru akan tumbuh dan berkembang menjadi
perusahaan besar.
Meralisasikan pengembangan usaha dan membesarkannya, bukanlah hal yang
gampang seperti membalikkan telapak tangan (Atesuna).
Berhasilnya merealisasikan pengembangan usaha, tergantung pada sukses
tidaknya langkah-langkah koordinasi dan pengendaliannya (Dizadin).
2. Strategi membeli perusahaan lain
Strategi membeli perusahaan lain yang dilakukan wirausaha termasuk
merealisasikan pengembangan usaha. Strategi ini banyak keuntungannya, karena
fasilitas usaha sudah ada, keuntungan sudah nampak, produksi sudah berjalan, pasar
sudah ada, perizinan usaha sudah ada, hubungan dengan pihak Bank, pembekalan,
dan penyalur sudah terjalin baik. Akan tetapi banyak hal yang harus diselidiki oleh
wirausaha sehubungan dengan pembelian perusahaan lain, terutama mengenai posisi
dan kondisi perusahaan tersebut.
Agar lebih jelas, di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dan diselidiki ketika
membeli perusahaan lain, sebagai berikut:
a. periksalah kondisi fasilitasnya, peralatannya, mesin-mesinnya, dan badan
hukumnya
b. periksalah semua dokumen-dokumennya, termasuk perizinan usahanya
c. selidiki apa yang menyebabkan pemilik perusahaan lama menjualnya
d. selidiki bagaimanajalannya usaha perusahaan tersebut pada tahun-tahun terakhir
e. selidiki dan hubungi para relasi usahanya, terutama yang menyangkut perbekalan
dan pemasarannya.
3. Strategi suksesi atau alih generasi
Berdasarkan pengalaman, banyak perusahaan yang tadinya maju pesat kemudian
bangkrut atau gulung tikar karena wirausaha sebagai pemilik perusahaan umurnya
sudah tua, sakit, atau meninggal dunia. Kejatuhan atau kebangkrutan usaha ini,
disebabkan tidak adanya persiapan sukses atau alih generasi penerus yang dapat
merealisasikan pengembangan usahanya. Dalam upaya untuk melanggengkan dan
143

mengembangkan usahanya, suksesi atau kaderisasi sudah selayaknya dipersiapkan


sejak awal.
Mendidik kader penerus usaha yang potensial, berbakat, prestatif, kreatif, ulet,
dan tabah sangat penting. Kepada merekalah kelangsungan bidup dan perkembangan
usaha dipercayakan. Suksesi atau alih generasi penerus pengembang perusahaan
merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan. Sukses mengelola usaha ini,
hendaknya mulus atau lancar, sehingga keberhasilan generasi berikutnya dapat
tercapai dan dapat merealisasikan pengembangan usaha.
Seperti kita ketahui, tidak selamanya atau seumur hidup, seorang wirausaha dapat
bertahan atau terus memimpin perusahaannya. Di dalam prakteknya, kemampuan
wirausaha tersebut akan dibatasi oleh usia dan kondisi fisik. Suatu saat karena suatu
hal, mau tidak mau tampuk pimpinan perusahaan harus diserahkan kepada generasi
penerusnya agar bisa merealisasikan pengembangan usaha. Suksesi atau alih generasi
penerus perusahaan mungkin diambil dari pihak keluarga sendiri, atau tidak menutup
kemungkinan dari karyawan perusahaan yang paling setia, prestatif, aktif, kreatif,
sangat potensial, dan mampu merealisasikan pengembangan usahanya. Dalam rangka
merealisasikan pengembangan usahanya, wirausaha sebagai pemilik perusahaan perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. mendidik kader pimpinan perusahaan yang potensial, berbakat, pintar, prestatif,
aktif, inisiatif, dan produktif, dalam rangka merealisasikan pengembangan
usahanya;
b. menyiapkan kader pengganti atau peralihan usaha dari bentuk perseorangan
menjadi CV, Firma, atau menjadi PT.
Mengembangkan strategi suksesi adalah salah satu cara atau taktik di dalam
rangka merealisasikan pengembangan usaha.
Di dalam pelaksanaannya ada 5 (Lima) aspek yang harus dipahami dan
dipertimbangkan oleh wirausahawan sebagai pemilik perusahaan dalam rangka
mengembangkan aspek kontekstual.
a. Visi wirausaha
Pada umumnya wirausaha mempunyai harapan dan keinginan terhadap
keberhasilan kader atau penggantinya. Seorang pengganti atau penerus usaha,
diharapkan dapat memberikan visinya di dalam pengembangan usahanya.
b. Waktu sukses
Semakin dini waktunya mulai merencanakan suksesi atau alih generasi
penerusnya, maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan penggantinya
yang sesuai dengan kemampuan merealisasikan pengembangan usaha.
c. Kualitas sang pengganti
Ada beberapa karakteristik dan kualitas yang harus dimiliki oleh sang pengganti
atau penerus dalam rangka merealisasikan pengembangan usaha. Beberapa
karakteristik dan kualitas sang pengganti yang paling penting yaitu:
1) kejujurandan sehat jasmani dan rohani
2) energik dan mempunyai persepsi dalam merealisasikan pengembangan
usahanya
3) antusias merealisasikan pengembangan usaha
4) kepribadian yang baik dan sesuai dengan rencana pengembangan usaha
5) mempunyai kemampuan memecahkan masalah dalam merealisasikan
pengembangan usaha
6) mampu membuat perencanaan dalam merealisasikan pengembangan usaha
7) mempunyai minat dalam merealisasikan pengembangan usaha
144

8) mempunyai minat dalam mengembangkan sumber daya manusia


9) kreatif, prestatif, inovatif, dalam merealisasikan pengembangan usaha
10) mempunyai kemampuan dasar dan keahlian dalam merealisasikan
pengembangan usaha.
d. Faktor lingkungan
Dalam strartegi ini, kadang-kadang sang pengganti atau penerus perusahaan
dipengaruhi oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan
usaha. Dalam hal ini, sangat diperlukan pucuk pimpinan perusahaan yang mampu
merealisasikan pengembangan usaha.
e. Type of ventury
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan yang usianya sudah lanjut, sudah
sewajarnya bisa untuk diganti, Pelaksanaannya, agak sulit karena ada
permasalahan dalam perusahaan. Permasalahannya ditentukan oleh type of
ventury atau oleh tipe dan bentuk perusahannya. Wirausaha yang dikategorikan
sebagai orang yang banyak pengetahuan dan gagasan dalam pengembangan usaha,
sangat sulit untuk diganti.
f. Skills dan marketing
Seorang pengganti atau penerus usaha mempunyai skills dalam bidang memahami
pemasaran (marketing) merealisasikan pengembangan usahanya. Skills dan
kemampuan yang dimiliki calon pengganti atau penerus sangat penting dan
terpengaruh terhadap arah pengembangan usaha pada mas yang akan datang.
Selanjutnya apabila industry mencapai tahap kedewasaan, maka tuntutan kepada
snga pengganti atau penerus perusahaan akan mengalami perubahn. Perubahan
yang tejadi pada industry yang berteknologi tinggi akan berpengaruh pada
pemasaran yang perannya semakin penting dalam rangka pengembangan usaha.
g. Kekuatan suksesi
Menentukan suksesi atau penerus usaha berdasarkan perilaku atau karakter yang
diinginkan wirausaha sebagai pemilik perusahaan, pelaksanaannya memang agak
sulit. Jka pengganti atau yang ideal atau potensial tidak ada, maka penekanannya
harus harus diarahkan pada penerus yang ampu merealisasikan pengembangan
usaha. Dalam hal ini wirausaha harus menentukan suksesi atau penggantinya
dengan mempertimbangkan pada:
1. persoalan budaya usaha dan budaya keluarga yang mampu mengembangkan
usahanya
2. kepedulian wirausaha sebagai pemilik perusahaan terhadap pengembangan
usaha
3. kepedulian pengembangan keluarga pemilik perusahaan terhadap
pengembangan usahanya.
h. Merencanakan suksesi
cara-cara yang efektif dan efisien untuk mengatasi rencana suksesi atau alih
generasi penerus usaha, menurut Ivan Lansberg 1993 ada 4 langkah penting yang
perlu diingat yaitu sebagai berikut:
1. mendidik calon pengganti atau penerus
wirausaha sebagi pemilik perusahaan didalam memilih pengganti atau penerus
usahanya diumumkan secara terbuka. Akan tetapi pelaksanaannya banyak para
manajer puncak yang sangat ragu ketika pilihan pengganti atau penerus usaha
sudah ditetapkan. Masalahnya adany factor ego dari sang pengganti dan
terbukti hal itu sering kali merupakan batu sandungan dalam rangka mendidik
calon pengganti atau suksesi. Untuk memecahkan masalah ego ini wirausaha
145

sebagai sebagai pemilik perusahaan harus dapat mendidik calon penggantinya


secara baik, tepat dan professional.
2. mengidentifikasi sang pengganti
setiap pemilik perusahaan yang bertindak sebagai manejer harus
mengidentifikasi sang pengganti atau penerusnya di antaranya karakteristik
dan kemampuan di dalam merealisasikan pengembangan usaha. Kelangsungan
hidup dan pengembangan usaha merupakan bidang usaha yang perlu
diperhatikan dan direliasasikan.
3. menyetujui rencana suksesi
rencana suksesi atau penerus pimpinan perusahaan perlu disetujui agar
pengembangan usaha bisa direalisasikan. Pada perusahaan-perusahaan besar
hal ini sering dilaksanakan melalui pertemuan yang dirancang untuk
memastikan adanya kesesuaian dalam pemindahan kekuasaan.
Sedangkan pada perusahaan-perusahaan kecil biasanya memerlukan
pembicaraan antar pribadi tentang bagaimana tnggung jawab yang diserahkan
kepada sang pengganti atau penerus, semua rencana suksesi atau penerus
usaha diharapkan dapat merealisasikan pengembangan usaha.
Perkembangan usaha yang terlalu cepat dan mendadak tetapi tidak diikuti
dengan peningkatan teknologi dan manajemen mengakibatkan kegagalan usaha.
(Dizadin)
Terlambat mengadakan pembaharuan atau inovasi produk tehnik kerja dan
perubahan selera konsumen menyebabkan wirausha tidak akan dapat
merealisasikan pengembangan usahanya. (Danggun)

MENGEVALUASI KEGIATAN USAHA

A. KONSEP EVALUASI KEGIATAN USAHA


1. Pengertian dan tujuan evaluasi kegiatan usaha
Dari perencanaan usaha atau bisnis sampai pada evaluasinya hendaknya dapat
dilaksanakan secara baik, agar berdaya guna dan berhasil guna. Artinya, apa yang
dievaluasinya, siapa yang me-ngevaluasi dan bagaimana hasil evaluasinya. Apa dan
mengapa usaha atau bisnis perlu dievaluasi? Evaluasi usaha atau bisnis itu adalah suatu
146

proses penilaian terhadap kinerja kegiatan usaha atau bisnis yang meliputi analisis dan
penafsiran hasil usaha atau bisnis yang sudah dicapainya.
Dengan perkataan lain, evaluasi usaha atau bisnis merupakan penilaian maju
mundurnya usaha atau bisnis dalam suatu periode tertentu. Secara lebih luas pengertian
evaluasi usaha atau bisnis adalah penilaian seluruh kegiatan usaha atau bisnis yang
diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (pro-
dusen, pedagang, dan industri) dalam rangka memperbaiki standar kualitas usaha atau
bisnisnya. Seperti kita ketahui bahwa evaluasi usaha atau bisnis pengertiannya lebih luas
daripada pengertian evaluasi perusahaan, karena perusahaan merupakan bagian dari usaha
atau bisnis. Jadi, evaluasi perusahaan fokusnya lebih mengarah pada evaluasi organisasi.
Adanya data-data kuantitatif (angka-angka) dalam kegiatan usaha atau bisnisnya akan
membantu wirausaha dalam mengevaluasi maju mundurnya usaha atau bisnis. Begitu
pula dengan adanya data-data kuantitatif (angka-angka), wirausaha akan bisa mengukur
hasil-hasil yang telah dicapai di dalam usaha atau bisnisnya. Evaluasi pelaksanaan
kegiatan usaha atau bisnis perlu dibuat dan disusun oleh wirausaha secara sistematis,
logis, dan secermat mungkin. Evaluasi usaha atau bisnis adalah penilaian informasi
kegiatan usaha atau bisnis dan menciptakan komunikasi antara wirausaha dengan pihak
lain. Evaluasi usaha atau bisnis itu merupakan tahap yang sangat penting di dalam
manajemen usaha atau bisnis untuk memberikan feed back atas pelaksaanaan suatu
kegiatan yang telah direncanakan agar pelaksanaannya berada pada jalur yang behar.
Evaluasi usaha atau bisnis hendaknya dibuat secara komunikatif, jelas, dan mudah
dipahami oleh semua pihak yang terlibat perniagaan. Agar menjadi komunikatif,
sebaiknya evaluasi usaha atau bisnis disusun dalam bahasa yang lugas dan dapat
dimengerti. Evaluasi usaha atau bisnis, di-katakan lugas apabila bahasa yang
digunakannya langsung dapat menunjang persoalan yang nyata dan tidak bertele-tele.
Evaluasi dikatakan logis apabila segala keterangan yang disajikannya dapat dianalisis
dengan sebaik-baiknya. Agar lebih jelas, untuk mempelajari teknik pembuatan evaluasi
usaha atau bisnis, terlebih dahulu wirausaha harus memahami bahwa evaluasi itu
merupakan alat yang sangat penting. Di dalam proses pembuatan evaluasi usaha atau
bisnis itu, akan terungkap sejauh mana hasil suatu kegiatan telah dicapai apakah sesuai
atau tidak, apakah berhasil sesuai dengan perencanaannya. Evaluasi usaha atau bisnis
adalah suatu proses sejauh mana kegiatan usaha atau bisnis telah dicapainya, bagaimana
perbedaan pencapaiannya dengan standar tertentu, apakah ada selisihnya dan manfaatnya.
Kegiatan evaluasi usaha atau bisnis pembuatannya membutuhkan data-data yang lengkap
untuk dianalisis dengan alat-alat yang relevan guna menghasilkan informasi usaha atau
bisnis yang sesuai dengan kebutuhannya. Segala data usaha atau bisnis dapat dikatakan
sistematis apabila keterangan-keterangan yang dikemukakannya disusun dalam urutan
yang memperlihatkan adanya keterkaitan yang saling menunjang.
Maksud diadakan evaluasi usaha atau bisnis adalah untuk menganalisis kinerja usaha
atau bisnis, baik yang akan dilaksanakan untuk bahan pertimbangan, sedang
dilaksanakan, maupun yang sudah selesai dilaksanakan. Pada dasarnya yang perlu
dievaluasi dalam pelaksanakan kegiatan usaha atau bisnis, di antaranya:
a. bidang kegiatan usaha/bisnis
b. rugi/laba usaha/bisnis
c. bidang pemasaran dan penjualan produk
d. bidang keuangan usaha atau bisnis
e. bidang permodalan usaha atau bisnis
f. bidang administrasi dan pembukuan usaha/bisnis
g. bidang ketenagakerjaan dalam usaha/bisnis
147

h. bidang organisasi dalam usaha/bisnis.


Selanjutnya evaluasi usaha/bisnis sangat penting bagi segi aspek ekonomi, karena hal
ini merupakan salah satu faktor yang akan menentukan kelancaran, keberhasilan, dan
perkembang-annya. Adapun pertimbangan-pertimbangan lainnya dalam membuat
evaluasi usaha atau bisnis, sangat diperlukan untuk berhubungan dengan lembaga-
lembaga keuangan.
Sekarang para wirausaha sudah memahami mengapa kegiatan usaha atau bisnisnya
perlu dievaluasi. Memang perlu di evaluasi karena:
1. evaluasi merupakan alat perencanaan di dalam pengembangan usaha/bisnis
selanjutnya, baik bagi wirausaha sendiri, bagi para pejabat terkait, bagi lembaga-
lembaga pemberi bantuan kredit modal usahanya, dan sebagainya
2. evaluasi usaha/bisnis dapat digunakan sebagai pedoman atau alat pengawasan, apakah
nantinya usahanya dapat berkembang atau tidak
3. evaluasi usaha/bisnis dapat digunakan sebagai bahan masukan (input) untuk
mengembangkan usaha atau bisnisnya pada masa mendatang.
Dari penjelasan materi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari
evaluasi usaha atau bisnis, yaitu:
1. untuk mengetahui tingkat penguasaan pe-ngelolaan usaha/bisnis terhadap komponen
suatu keahlian wirausaha dalam mengembangkan kinerja bisnisnya
2. untuk mengetahui tingkatan usaha/bisnis dan sebagai pertimbangan dalam
mengembangkan usaha atau bisnisnya
3. untuk mengetahui sejauh mana kemajuan usaha/bisnisnya dan merupakan
pertimbangan dalam meningkatkan keberhasilan bisnisnya pada masa depan
4. untuk memperbaiki cara pelaksanaan dan pengembangan usaha atau bisnisnya;
5. untuk memperbaiki desain usaha/bisnisnya sehingga dapat meningkatkan
keberhasilannya
6. untuk mengurangi risiko kerugian usaha/ bisnis dengan menunjukkan beberapa
tindakan pencegahannya.
Proses evaluasi usaha/bisnis secara khusus dilaksanakan untuk menetapkan tingkat
keberhasilannya. (Rhenaldi)
Sistem dan proses evaluasi harus mampu mengungkapkan dan memberi gambran
tentang keberhasilan usaha/bisnis !yang sesuai dengan tujuannya. (Atesuna)
2. Landasan, prosedur, dan prinsip evaluasi kegiatan usaha
Evaluasi usaha/bisnis ditujukan untuk me-ngumpulkan informasi perkembangan dan
tingkat keberhasilan dalam jangka waktu tertentu. Evaluasi keberhasilan usaha/bisnis
yang dilakukan wirausaha dapat dibuat pada setiap akhir tahun.
Adapun proses pembuatan evaluasi usaha/ bisnis dapat dilakukan dengan 2 (dua)
pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
biasaya menggunakan metode statistika, sedangkan pendekatan kuantitatif biasanya
menggunakan dan memanfaatkan banyak model matematika.
Adapun yang menjadi landasan dalam melaksanakan pembuatan evaluasi usaha atau
bisnis yaitu:
a. adanya data yang lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan ke-
berhasilan usaha atau bisnisnya;
b. adanya bagian integral dari kegiatan usaha atau bisnis untuk memperoleh data
kemajuan dan perkembangannya.
Sedangkan yang menjadi prosedur dalam proses pembuatan evaluasi usaha atau bisnis
yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan apa yang akan dievalusi
148

Dalam dunia usaha atau bisnis, apa saja yang dapat mengacu pada program kerjanya
dan dapat dievaluasi oleh wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Di sini banyak
terdapat aspek-aspek yang dapat dan perlu dievaluasi.
b. Mendesain evaluasi usaha/bisnis
Sebelum evaluasi usaha atau bisnis dUakukan atau dilaksanakan oleh wirausaha,
terlebih dahulu harus menentukan desain evaluasinya. Hal ini dilakukan agar data-
data yang dibutuhkan lengkap, ada tahapan-tahapan kerja, ada orang-orangyang
dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan agar evaluasi jelas serta dapat diterima oleh
setiap pihak.
c. Pengumpulan data usaha/bisnis
Berdasarkan desain evaluasi usaha atau bisnis yang telah disiapkan, maka
pengumpulan data eveluasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku dan sesuai menurut kebutuhannya.
d. Pengelolaan data dan analisis evaluasi usaha/bisnis
Setelah data-data terkumpul, selanjutnya diolah dan dikelompokkan agar mudah
dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai dan menghasilkan fakta-
fakta yang benar dan dapat dipercaya. Di sini wirausaha harus dapat membandingkan
fakta-fakta dengan harapan usaha atau bisnisnya.
e. Pelaporan hasil usaha evaluasi usaha/bisnis
Pelaporan hasil evaluasi usaha bisnis, hendaknya didokumentasikan/diarsipkan secara
tertulis dan wirausaha harus menginformasikannya, baik secara lisan maupun secara
tulisan. Hal ini dilakukan agar hasil evaluasi usaha atau bisnis dapat dipahami dan
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Tindak lanjut hasil evaluasi usaha/ bisnis
Tindak lanjut hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya bisa dimanfaatkan untuk
mengambil keputusan dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi dalam
manajemen usaha atau bisnis wirausaha.
Dari penjelasan materi tersebut di atas, didapat kesimpulan bahwa proses pembuatan
evaluasi usaha atau bisnis, prosedur dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang jelas,
objektif, dan efektif, agar pihak-pihak yang memerlukan hasil evaluasi memiliki
kepercayaan terhadap usaha wirausaha tersebut.
Prinsip dalam melaksanakan evaluasi usaha/ bisnis sebagai berikut.
1. Evaluasi usaha/bisnis dapat dilakukan dengan cara:
a. kegiatan usaha secara menyeluruh
b. kegiatan usaha secara berkesinambungan
c. kegiatan usaha secara objektif
d. kegiatan usaha berorientasi pada tujuan usaha.
2. Evaluasi usaha/bisnis dapat dilaksanakan setiap akhir tahun untuk menetapkan tingkat
keberhasilan dan perkembangan.
3. Evaluasi usaha/bisnis dapat dilaksanakan sebagai bagian integral dari proses kegiatan.
4. Evaluasi usaha/bisnis dapat membantu me-ningkatkan efektivitas dalam kinerja
kegiatan.
5. Evaluasi usaha/bisnis hasilnya atau keguna-an, serta kemajuannya dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan perbaikan dalam pengelolaan usaha atau bisnis.
Dari penjelasan materi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip
evaluasi usaha/ bisnis adalah suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya
usaha atau bisnis dengan manfaatnya untuk menentukan suatu tujuan dan sebagai alat
penilaian keberhasilannya.
149

Evaluasi usaha atau bisnis diawali dengan menetapkan patokan keberhasilan yang
akan dijadikan acuan dalam pengembangannya. (Danggun)
Evaluasi usaha atau bisnis menyediakan informasi yang diperlukan dan menjadi alat
penggunaan sumber daya dalam keberhasilannya. (Rhenaldi)
3. Aspek-aspek evaluasi kegiatan usaha
Evaluasi usaha atau bisnis merupakan penganalisisan secara sistematis untuk meng-
gambarkan berhasil tidaknya usaha atau bisnis dan perkembangannya pada masa depan.
Dalam mengevaluasi usaha atau bisnis, wirausaha sebagai pemilik perusahaan perlu
memperhatikan:
a. kegiatan usaba atau bisnis hendaknya berhasil dan ada manfaatnya
b. kegiatan usaha atau bisnis hendaknya dapat meningkatkan nilai tambah bagi
lingkungan masyarakat di sekitarnya.
a. Aspek-aspek dalam pembuatan evaluasi usaha/bisnis
Adapun aspek-aspek dalam pembuatan evaluasi usaha atau bisnis yang harus
diperhatikan oleh wirausaha sebagai berikut.
1) Aspek teknis
Aspek ini berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran barang yang akan
digunakan, serta dihasilkan dalam kegiatan usaha atau bisnisnya. Dengan perkataan
lain, aspek teknis itu berhubungan dengan input dan output barang-barang yang akan
diproduksi serta dipasarkan kepada konsumen/pembeli/ pelanggan
2) Aspek manajerial, organisasi, dan lembaga
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan staf, pelaksana administrasi dan
berhubungan dengan aspek lembaga lainnya, misalnya dengan pemerintah,
perbankan, dan sebagainya. Aspek ini diharapkan dapat mempersatukan sumber daya
manusia dengan cara yang teratur dan mengatur orang-orang agar dapat
melaksanakan usaha atau bisnisnya untuk mencapai tujuan.
3) Aspek komersial
Aspek ini menyangkut masalah permintaan faktor produksi dan penganalisisan
penawaran untuk mencapai tujuan.
4) Aspek finansial
Asek ini menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang dengan
pemasukan uangyang dipergunakan dalam kegiatan usaha atau bisnis.
5) Aspek ekonomi
Aspek ini menyangkut sejauh mana peranan wirausaha di dalam mengelola usaha
atau bisnisnya terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Aspek ekonomi
ini akan menentukan besar kecilnya sumbangan usaha atau bisnisnya.
6) Aspek sosial
Aspek ini menyangkut dampak sosial yang disebabkan oleh adanya penggunaan
input dan output yang akan dicapai wirausaha di dalam usaha atau bisnis.
b. Standar yang dipakai wirausaha di dalam mengevaluasi usaha/bisnis
Sedangkan standar yang dipakai wirausaha di dalam mengevaluasi usaha atau bisnis,
dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek berikut ini.
1) Aspek layak
Dalam aspek ini, hendaknya proses evaluasi usaha atau bisnis yang dirancang dapat
di-laksanakan dengan baik dan benar, tidak hanya dilihat dari aspek teknis, tetapi juga
dari aspek lainnya.
2) Aspek manfaat
Dalam aspek ini, hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya bermanfaat bagi
manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
150

3) Aspek akurat
Dalam aspek ini, informasi atas hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya memiliki
tingkat ketepatan yang tinggi. Setelah dilakukan evaluasi, hendaknya informasi usaha
atau bisnis dapat dipakai untuk menilai apakah realisasi promosi usaha menyimpang
atau tidak.
Evaluasi usaha atau bisnis dapat dibuat wirausaha pada berbagai bidang pekerjaan
yaitu dalam bidang usaha, bidang organisasi, maupun dalam bidang perusahaan. Perencanaan
dan evaluasi merupakan beberapa aspek manajemen usaha atau bisnis yang sangat penting.
Di dalam dunia usaha atau bisnis, perencanaan dan evaluasi selalu memberi kesempatan pada
dunia manajemen untuk berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi komputer dan
sistem informasi.
c. Aspek usaha/bisnis yang akan di-evaluasi oleh wirausaha
Berikut ini ada beberapa aspek usaha atau bisnis yang akan dievaluasi oleh wirausaha,
di antaranya sebagai berikut.
1) Aspek strategi usaha/bisnis
Evaluasi aspek strategi usaha atau bisnis bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
implementasi dari strategi usaha atau bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Aspek sumber daya manusia
Ada beberapa hal penting dari aspek sumber daya manusia yang perlu dievaluasi oleh
wirausaha, antara lain mengenai produktivitas kerja, pengembangan kerja, dan kepe-
mimpinan.
3) Aspek keuangan
Tujuan mengevaluasi usaha atau bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui
apakah realisasi investasinya sesuai dengan rencana dan harapan. Adapun analisisnya
dapat ditinjau dari sudut laba atau keuntungan dengan membandingkan antara
pengeluaran dengan pendapatannya. Dalam aspek ini juga dievaluasi masalah
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek usaha untuk mem-bayar utang
dan menilai apakah usaha atau bisnisnya akan berkembang terus.
4) Aspek operasional
Evaluasi untuk aspek operasional di dalam usaha atau bisnis ada beberapa hal yang
penting, yaitu:
a) kualitas produk dan jasa
b) teknologi yang dipergunakan
c) kapasitas produksi
d) persediaan bahan baku dan barang jadi
e) model dan manfaat produk;
f) promosi dan pendistribusian produk

5) Aspek pemasaran dan pasar


Evaluasi aspek pemasaran dan pasar akan diarahkan untuk mendapatkan informasi
mengenai fakta tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang sudah
ditetapkan sebelumnya yaitu:
a) segmentasi pasar, target, dan posisi produk
b) strategi bersaing yang diterapkan
c) kegiatan pemasaran dan penjualan
d) nilai penjualan produk dan jasa
e) market share yang dikuasai perusahaan.
Evaluasi usaha atau bisnis yang balk adalah evaluasi yang memberikan dampak
positif pada perkembangan suatu program-program kinerja usahanya (Rhenaldi).
151

Dalam dunia bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada program
kerja usahanya (Atesuna).
4. Faktor dan manfaat evaluasi kegiatan usaha
Pada zaman sekarang, evaluasi usaha atau bisnis telah menjadi media informasi dan alat
komunikasi bagi para wirausaha untuk menuang-kan profil usaha atau bisnis yang akan
dikembangkan-nya. Selanjutnya, wirausahawan dapat merefleksi-kan perkembangan
usaha atau bisnis dan sekaligus dapat mencerminkan maju mundurnya perusahaan.
a. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan wirausaha di dalam membuat evaluasi kegiatan
dan perkembangan usaha
Dalam pelaksaannya, ada 4 (empat) faktor yang perlu diperhatikan wirausaha di
dalam membuat evaluasi kegiatan dan perkembangan usaha atau bisnis yaitu sebagai
berikut.
1) Tujuan evaluasi usaha/bisnis
Tujuan evaluasi usaha atau bisnis yang ingin dicapai harus spesifik dapat diukur,
dan ada kesatuannya.
2) Sub-sub tujuan evaluasi usaha/bisnis
Sub-sub tujuan evaluasi usaha atau bisnis harus dibuat secara berkesinambungan
dan menggambarkan kemajuan usahanya atau bisnisnya.
3) Evaluasi usaha/bisnis mendapat dukungan
Evaluasi usaha atau bisnis harus mendapat dukungan dari semua pihak.
4) Evaluasi usaha/bisnis dapat diantisipasi
Evaluasi usaha atau bisnis harus diantisipasi dan ada kemungkinan munculnya
alternatif strategi usaha atau bisnis yang dapat diformulasikan.
b. Kegunaan evaluasi kegiatan usaha/ bisnis
Adapun kegunaaan dari adanya evaluasi usaha atau bisnis yaitu:
1) untuk membuat studi kelayakan usaha atau bisnis
2) sebagai alat mengajukan kredit modal usaha atau bisnis ke bank atau ke lembaga
keuangan lainnya
3) sebagai bahan pertimbangan dalam mengem-bangkan usaha atau bisnisnya lebih
efektif dan efisien.
c. Manfaat evaluasi usaha/bisnis yang dibuat wirausaha
Adapun manfaat adanya evaluasi usaha atau bisnis yang dibuat wirausaha yaitu:
1. dapat menjadi sebuah gambaran awal, mengenai seberapa jauh kemampuan
manajerial wirausaha di dalam mengelola dan mengembangkan usaha atau bisnis
2. dapat memberikan informasi potensi pasar dan. perkiraan market share yang
mungkin dapat diraih;
3. untuk membandingkan antara perkiraan rencananya dengan hasil yang nyata
4. dapat menyediakan alat komunikasi dan informasi maju mundurnya usaha
5. dapat membantu dalam menguji strategi usaha atau bisnis dan hasil yang
diharapkannya.
d. Cara mendapatkan data dan fakta masa kini sebagai bahan evaluasi usaha/bisnis
Selanjutnya untuk mengetahui perkembangan usaha atau bisnis, wirausaha dapat
mengevaluasi dari sumber data-data dan fakta masa kini. Adapun untuk mendapatkan
data-data dan fakta masa kini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Evaluasi langsung
Evaluasi langsung adalah penilaian langsung dari dekat dan mencari tahu apa
yang dilaksanakan atau dilakukan di dalam kegiatan usaha atau bisnisnya.
Evaluasi langsung ini dapat memberikan gambaran langsung apa yang sedang
terjadi di lapangan kegiatan usaha atau bisnisnya. Cara evaluasi langsung ini
152

dapat membantu dalam mengecek dan menilai kegiatan usaha atau bisnisnya
yang terjadi secara nyata.
2) Evaluasi tertulis
Evaluasi usaha atau bisnis secara tertulis akan menghasilkan data yang lengkap
dan dapat menentukan serta menggunakan metode statistik. Data evaluasi tertulis
ini dapat disimpan lama untuk dijadikan sebagai bahan studi perbandingan
kemajuan dan perkembangan usaha atau bisnis pada masa mendatang. Evaluasi
usaha atau bisnis tertulis yang dibuat oleh wirausaha ada yang berbentuk
deskriptif, berbentuk statistik, dan sebagainya. Sedangkan yang menjadi standar
dalam membuat evaluasi usaha atau bisnis adalah adanya alat ukur untuk
menjajagi penilaian yang sesuai dengan kenyataan keberhasilannya.
3) Evaluasi lisan
Evaluasi usaha atau bisnis secara lisan dapat dikatakan dan dilakukan wirausaha
dengan cara mengadakan serangkaian wawancara atau pertemuan kelompok
untuk mengadakan evaluasi secara informal. Evaluasi secara lisan ini dapat
dilakukan tehadap tenaga penjualan pada akhir kegiatannya dan ditujukan untuk
mengetahui maju mundurnya usaha atau bisnis.
Apabila ada hasil usaha atau bisnis yang berbeda antara yang dicapai dengan standar
evaluasi, maka wirausaha harus berusaha mencari permasalahan dan pemecahannya.
Evaluasi untuk aspekstrategiusaha/bisnis ialah bagaimana implementasi dan strategi
usaha/bisnis yang .telah ditetapkan, (Toshumi)
Hasil evaluasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan mengikuti standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi ke mana hasil evaluasi akan dilaporkan. (Shakura.)
B. MODEL DAN BENTUK EVALUASI KEGIATAN USAHA
1. Pelaporan evaluasi kegiatan usaha
Pelaporan evaluasi usaha atau bisnis memiliki macam-macam model atau bentuk. Hal
ini tergantung pada kebutuhan wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Setelah evaluasi
usaha atau bisnis dipresentasikan, sebaiknya hasil evaluasi dijadikan bahan masukan
dalam pengambilan keputusan atas permasalahan evaluasi yang akan dilaporkan. Langkah
proses pelaporan evaluasi usaha atau bisnis, selanjutnya dapat dilakukan untuk aspek-
aspek lain, baik kualitas analisisnya maupun kuantitas permasalahannya.
Menurut Cronbach (1980), laporan evaluasi yang baik adalah evaluasi yang
memberikan dampak positif pada perkembangan pelaksanaan suatu program usaha.
Adapun untuk model atau bentuk pelaporan evaluasi usaha, wirausaha dapat
menggunakan pola pelaporan riset usaha yang sesuai dengan kebutuhan yaitu mengikuti
standar yang telah ditetapkan oleh wirausaha.
Pelaporan hasil evaluasi usaha atau bisnis hendaknya menghasilkan informasi penting
dan berguna bagi wirausaha sebagai pemilik perusahaan. Jika terjadi penyimpangan
dalam laporan evaluasi usaha atau bisnis, maka wirausaha harus melakukan perubahan
evaluasi dan melakukan pengendaliannya. Agar laporan hasil evaluasi usaha atau bisnis
ada manfaatnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan, maka laporan evaluasi usaha
didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Model evaluasi kegiatan usaha
Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam melakukan evaluasi usaha atau bisnis.
Menurut Alkin (1969) model evaluasi usaha atau bisnis yang evaluasi usaha atau bisnis
dapat dibagi menjadi 5 (lima) macam.
a. System assessment
System assessment adalah sistem evaluasi usaha atau bisnis yang memberikan
informasi tentangkeadaan atau posisi sistem usaha. Evaluasi dapat menghasilkan
153

informasi mengenai posisi terakhir dari seluruh elemen program promosi yang sedang
diselesaikan.
b. Program planning
Program planning adalah program evaluasi usaha/bisnis yang membantu pemilihan
aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya.
c. Program implementation
Program implementation adalah evaluasi usaha atau bisnis yang menyiapkan
informasi, apakah programnya sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang
tepat sesuai dengan perencanaannya. Program ini adalah untuk mengevaluasi usaha
atau bisnis apakah program promosi yang dilaksanakan telah sesuai dengan
segmentasi, target, dan posisi di pasar.
d. Program implovement
Program implovement adalah program evaluasi usaha atau bisnis yang memberikan
informasi, apakah programnya berfungsi, bagaimana program kerjanya, dan
bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu
pelaksanaan kegiatannya.
e. Program certification
Program certification adalah program evaluasi usaha/bisnis yang memberikan
informasi mengenai nilai atau manfaat program. Program ini adalah untuk
mengevaluasi, apakah dampaknya pada konsumen potensial makin tertarik untuk
membeli produk atau untuk menjadi pelanggan.
Agar jelas, di bawah ini dimuat salah satu model evaluasi usaha atau bisnis.
Keterangan:
A1 = Faktor kegiatan usaha/bisnis yang akan dievaluasi
A1,A2 = Apa yang diinginkan dari faktor kegiatan (A1)
A2, A1 = Rentetan mengenai keinginan-keinginan atas faktor (A1)
A3, A5 = Adanya proses analisis data dan fakta (A1, A3), sehingga akan menghasilkan
nilai (A5)
A6 = suatu tolok ukur untuk menilai gap (perbedaannya)
A7 = hasil evaluasi menggunakan tolok ukur (A1) bahwa faktor (A1 memang
bermasalah.
A8 = hasil evaluasi menggunakan tolok ukur
(A6) bahwa faktor (A1 tidak bermasalah
A8, A9 = tindak lanjut hasil evaluasi usaha atau
bisnis.
Contoh:
Wirausaha sebagai pemilik perusahaan, misalnya melaksanakan penjualan produknya kepada
konsumen/pembeli/pelanggan.(A1). Dalam hal ini, wirausaha perlu mengevaluasinya.
Misalnya menurut perencanaan atau prakiraan laba usaha atau bisrtisnya untuk tahun 2003
sebesar Rp 500.000.000,00 (A1, A2). Pada data akhir bulan Desember 2003 telah terkumpul
data-data pengeluaran dan pemasukan dari seluruh transaksi dagang mulai bulan Januari
sampai bulan Hesember 2003 (A1, A3). Selanjutnya wirausaha melakukan kalkulasi secara
keseluruhan usaha dan akhirnya dapat diketahuai adanya laba bersih sebesar Rp
400.000.000,00. Dalam hal ini, dapat diketahui dari adanya informasi kegiatan usaha atau
bisnis pada (A5).
Sekarang coba Anda bandingkan selisih antara laba yang seharusnya dan laba yang
berdasarkan kenyataannya (antara A4 dan A5). Hal ini disebut gap (perbedaan). Selanjutnya
coba bandingkan nilai gap (perbedaan) ini dengan tolok ukur tertentu(A 6) berupa adanya
154

kebijakan usaha atau bisnis, misalnya jikagap (perbedaan) yang terjadi nilainya kurang dari
5%, maka penyimpangannya dianggap wajar. Dalam prakteknya, misalnya besar gap
(perbedaan) ternyata 1%, maka hasil evaluasi kinerja usaha atau bisnis dan sisa laba
bersihnya termasuk tidak ada masalah (A8).
Laporan hasil evaluasi usaha atau bisnis, akan menghasilkan informasi salah satu alternatif
dan rekomendasinya berupa adanya pernyataan suatu masalah. Hal yang dianggap masalah di
dalam laporan hasil evaluasi adalah adanya gap (perbedaan) yang berada di luar batas
toleransi, sehingga perlu disiapkan langkah-langkah pengendaliannya.
3. Format kegiatan evaluasi usaha
Melakukan evaluasi usaha atau bisnis memer-lukan alat-alat evaluasi yang tepat.
Penggunaan alat-alat evaluasi usaha tergantung pada apa yang akan dievaluasinya.
Jika yang akan dievaluasi aspek pemasaran dan penjualan produk, maka alat-alat yang
dipergunakan adalah alat-alat evaluasi pemasaran dan penjualan. Jika yang dievaluasi
aspek keuangan usaha, maka alat-alat yang dipergunakan tentu berhubungan dengan
masalah keuangan. Kesemuanya itu dapat dilakukan dalam jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
Wirausaha akan mengevaluasi kegiatan kerja usahanya untuk mengetahui apakah
perusahaan miliknya makin berkembang dan berhasil atau tidak. Evaluasi kegiatan usaha
ini dilakukan untuk menilai implementasi strategi di dalam perusahaan milik para
wirausaha.
Salah satu format evaluasi kegiatan usaha yang biasanya dipergunakan para wirausaha,
sistematisnya sebagai berikut.
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah Kegiatan Usaha
B. Identifikasi Masalah Kegiatan Usaha
C. Rumusan Masalah Kegiatan Usaha
D. Pembatasan penelitian kegiatan
E. Hipotesis penelitin kegiatan usaha

Bab 2 Prosedur penelitian kegiatan usaha


A. Gambaran umum kegiatan usaha
B. Metode desain penelitian kegiatan usaha
C. Variabel penelitian keiatan usaha
D. Teknik pengambilan sampel kegiatan usaha
E. Alat analisis kegiatan usaha
F. Proses analisis kegiatan usaha
Bab 3 Analisis dan pmbahasan kegiatan usaha
A. Gambaran umum kegiatan usaha
B. Struktur organisasi usaha
C. Analisis dan pembahasan kegiatan usaha
Bab 4 Kesimpulan dan saran kegiatan usaha
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
Adapun penjelasan format evaluasi kegiatan usaha itu dapat diuraikan di bawah ini:
A. Latar belakang masalah kegiatan usaha
Pada era globalisasi sekarang ini persaingan di segala sector usaha atau bisnis
semakin tajam dan ketat. Kondisi situasi tersebut ikut memicu tingkat persaingan di
155

segala bidang usaha atau bisnis yang dijalankan para wirausaha. Para wirasuaha didalam
pelaksanaan kegiatan usaha atau bisnisnya, akan berlomba-lomba untuk berusaha
menarik dan mempengaruhi sebanyak nmungkin para konsumen/pembeli/pelanggan
dengan memberikan pelayanan primanya.
Berbagai macam cara dilakukan para wirausaha untuk memaksimalkan rasa kepuasan
para pelanggannya, baik melalui pengembangan mutu produk, model produk, manfaat
produk, maupun kualitas pelayanannya.
B. Identifikasi masalah kegiatan usaha
Hal-hal yang dapat diidentifikasi untuk diteliti didalam pelaksanaan kegiatan usaha
adalh kepuasan para konsumen/pembeli/pelanggan atas layanan yang diberikan
wirausaha sebagai pemilik perusahaan, misalnya di dalam harga produk, model
produk, manfaat dan kualitas produk.
C. Rumusan masalah kegiatan usaha
Rumusan masalah evaluasi kegiatan usaha disini adalah sejauh mana rasa kepuasan para
konsumen/pembeli/pelanggan atas layanan yang diberikan wirausaha sebagai pemilik
perusahaan.
D. Pembatasan penelitian kegiatan usaha
Adapun pembatasan penelitian evaluasi kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Penelitian kegiatan usaha dilakukan secara terbatas par
konsumen/pembeli/pelanggan.
2. Wilayah penelitian kegiatan usaha dibatasi pada pasar atau tempat usaha tertentu.
3. Periode penelitian kegiatan usaha dilakukan dari bulan-bulan tertentu yang sudah
ditetapkan oleh wirausaha
4. Data-data primer kegiatan usaha diambil melalui pembagian secara kuisioner
E. Hipotesis penelitian kegiatan usaha
Hipotesis penelitian kegiatan usaha berdasarkan para identifikasi masalah yitu para
konsumen/pembeli/pelanggan merasa puas atas pelayanan wirausaha sebagai pemili
perusahaan.
F. Kesimpulan dan saran kegiatan usaha
Kesimpulan evaluasi kegiatan usaha secra keseluruhan mengenai kualitas pwrusahaan
milik wirausaha sangat maju dan berkembang serta memuaskan para
konsumen/pelanggan/pembeli.
Saran-saran di dalam evaluasi kegiatan usaha ialah kemajuan usaha, perkembangan
usaha, keuntungan usaha dan kepuasan para konsumen/pelanggan/pembeli dapat
dipertahankan bahkan terus ditingkatkan.
Evaluasi kegitan usaha adalah salah satu tahap paling penting dalam manajemen usah
yang berguna untuk memberikan feedback atas pelaksanaan suatu kegiatan usaha yang telah
direncanakan. (William jansen)
Evaluasi kegiatan usaha membutuhkan data-data untuk dianalisis dengan alat-alat yng
relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.(Ategawa)
156

You might also like