You are on page 1of 19

TUGAS

PRAKTEK ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA


DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

Oleh:
Kelompok G-1
1. Lilyana 1080849
2. Cynthia Santoso 1080868
3. Angelina Santoso 1080869
4. Melya 1080870
5. Stevie Pramudita W 1080871

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2008
DAFTAR ISI

Halaman

Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Tinjauan Pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.3 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
Bab II Metode Kerja
2.1 Sarana. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2 Prosedur. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Bab III Hasil Praktikum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Bab IV Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Bab V Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Daftar Pustaka
Lampiran : 1. Grafik 1. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi
2. Grafik 2. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan
Darah
3. Grafik 3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi
4. Grafik 4. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan
Darah
5. Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah
6. Tabel 2. Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut
Nadi dan Tekanan Darah
7. Tabel 3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut
Nadi dan Tekanan Darah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan pustaka
1.1.1 Denyut Nadi
Denyut nadi sendiri merupakan pelonggaran dan
penyempitan dari arteri yang terjadi setiap detak jantung ventrikel
kiri sehingga tercipta sebuah gelombang tekanan. Denyut nadi dari
orang sehat berkisar antara 70-76 denyut/detik pada saat posisi orang
tersebut dalam keadaan istirahat. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan denyut nadi selain dari posisi tubuh yang
berubah ialah perasaan seseorang.
Denyut nadi arteri adalah gelombang tekanan yang
merambat 6-9 meter per detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.
Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak
dekat permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang keras.
Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan
tangan. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri.
Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung,
pembuluh darah dan sirkulasi.
1.1.2 Tekanan darah
Setiap manusia memiliki tekanan darah dalam
memberlangsungkan kehidupan. Tekanan darah adalah daya dorong
darah ke semua arah paada seluruh permukaan yang tertutup yaitu
dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
berasal dari aksi pemompaan jantung yang memberikan tekanan
yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah
mengalir melalui sisitim peredaran darah tertutup karena ada
perbedaan gradien tekanan anatar ventrikel kiri dan atrium kanan.
Tekanan ventrikular kiri berubah dari 120 mmHg saat
sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole. Tekanan aorta
berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80
mmHg, tekanan diastole tetap dipertahankan dalam arteri karena
adanya efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan
aorta adalah 100mmHg.
Perubahan tekanan sirkulasi sistemik yaitu darah mengalir
dari ........... (dengan tekanan 100mmHg menuju arteri dengann
perubahan tekanan dari 100 mmHg sampai 40 mmHg) ke arteriol
(dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung
vena) masuk ke ......... (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke
5 mmHg) menuju ke vena cava superior dan inferior (dengan
tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0
mmHg).
Faktor-faktor yang memepengaruhi tekanan darah:
• Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah
jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan
frekuensi jantungnya).
• Tahanan perifer terhadap aliran darah
Tekanan darah berbanding terbalik dengan
tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki
beberapa faktor penentu yaitu:
 Viskositas darah
Semakin banyak kandungan protein dan sel
darah dalam plasma, semakin besar tahanan
terhadapa aliran darah. Peningkatan hematokrit
menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia,
kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
 Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh semakin besar
tahanan terhadap aliran darah.
 Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan
radius pembuluh sampai pangkat ke empatnya. Jika
radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi
pada vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat
16 kali lipat dan tekanan darah akan turun. Jika
radius pembuluh dibagi 2, seperti yang terjadi pada
vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan
meningkat 16 kali lipat dan teanan darah akan naik.
Karena panjang pembuluh dan viskositas darah
secara normal konstan, maka perubahan dalam
tekanan darah didapat dari perubahann radius
pembuluh darah.
Dari kontraksi dan relaksasi yang dilakukan jantung, aliran
darah yang masuk ke dalam arteri mengakibatkan tekanan darah naik
dan turun pada setiap detak jantung, sehingga tekanan darah dapat
diukur dan terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Tekanan sistolik adalah tekanan darah dalam puncak
kontraksi ventricular.
2. Tekanan diastolic adalah yaitu tekanan saat ventrikel
jantung berelaksasi.
Pengaturan tekanan darah juga dipengaruhi oleh pengaturan
saraf, yaitu pusat vasomotorik pada medula otak yang mengatur
tekanan darah, pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor yang
mengatur curah jantung. Selain dipengaruhi oleh pengaturan saraf,
pengaturann tekanan darah juga dipengaruhi oleh pengaturan kimia
dan hormonal. Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung ataupun
tidak langsung dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya
hormon medula adrenal, hormon antideuretik dan oksitosin,
angiotensin, berbagai amina dan peptida dan prostaglandin.
Tekanan darah yang diukur secara tidak langsung dapat
melalui metode auskultasi dengan menggunakan
sphygmomanometer. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan
untuk menghentikan aliran darah arteri brachial, sebuah manometer
raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb memompa manset untuk
menghentikan aliran darah arteri brachial dan sebuah katup untuk
mengeluarkan udara dari manset. Sebuah stetoskop dipakai untuk
mendeteksi bunyi korotkoff yaitu bunyi semburan darah yang
melalui sebagian pembuluh darah tertutup. Tekanan darah rata-rata
paada pria dewasa muda adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah pada
wanita dewasa muda biasanya lebih kecil 10mmHg dari tekanan
darah pria dewasa muda.
Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset
lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan
tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena
kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba,
tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg
lebih rendah dibanding dengan yang diukur dengan metode
auskultasi.
Dengan stetoskop kita dapat mendengar denyut jantung normal yang
biasanya dideskripsikan sebagai “lub,dub,lub,dub...”. Bunyi “lub”
dikaitkan dengan penutupan katup atrioventrikular (A-V) pada permulaan
sistole, dan bunyi “dub” dikaitkan dengan penutupan katup semilunaris
(aorta dan pulmonaris) pada akhir sistole. Bunyi “lub” disebut bunyi
jantung yang pertama, dan “dub” sebagai bunyi jantung kedua karena
siklus normal jantung dianggap dimulai pada permulaan sistole ketika
katup A-V menutup.
Penyebab bunyi jantung adalah getaran pada katup yang tegang
segera setelah penutupan bersama dengan getaran darah yang berdekatan,
dinding jantung, dan pembuluh-pembuluh jantung.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh
posisi tubuh dan latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah
untuk mempelajari dan mengetahui oengaruh posisi tubuh dan latihan fisik
terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

BAB II
METODE KERJA

2.1 Sarana
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Stopwatch
2. Sphygmomanometer (tensimeter)
3. Stethoscope
4. Bangku
5. Metronom

2.2 Prosedur
2.2.1 Memeriksa Denyut Nadi
1. Membaringkan manusia coba (MC) terlentang tenang 2-3
menit di meja periksa/tempat tidur dengan kedua lengan diletakkan
di samping tubuh.
2. Memeriksa denyut nadi Arteri radialis dextra dengan ujung
jari II-III-IV yang diletakkan rapat sejajar satu dengan yang lain,
longitudinal di atas Arteri radialis tersebut. Kemudian menentukan
frekuensi (berapa kali permenit) dan iramanya (teratur atau tidak).

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah secara Palpasi


1. Membaringkan manusia coba terlentang, lengan yang
hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di samping tubuh.
2. Memasang manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu
ketat atau terlalu longgar), sekitar 3 cm di atas fossa cubiti.
3. Meraba dan merasakan denyut Arteri radialis dextra.
4. Memutar sekrup pada pompa udara searah jarum jam
sampai maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu
memompakan udara ke dalam manset. Pada suatu saat denyut
Arteri radialis dextra menghilang (tak teraba). Kemudian
meneruskan memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer
sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut Arteri
radialis dextra tadi mulai menghilang.
5. Mengeluarkan udara dari manset secara perlahan dan
berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam). Mencatat tinggi air raksa pada
manometer dimana denyut Arteri radialis teraba kembali. Ini
menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi.

2.2.3 Pengukuran Tekanan Darah secara auskultasi


1. Manusia coba tetap berbaring terlentang dengan manset
tetap terpasang di lengan kanan atas. Posisi lengan kanan tetap di
samping tubuh.
2. Menentukan letak Arteri Brachialis dextra secara palpasi
pada fossa cubiti, kemudian meletakkan diafragma stetoskop di
atas Arteri brachialis dextra tersebut.
3. Memutar sekrup pada pompa udara searah jarum jam
sampai maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu
pompakan udara ke dalam manset. Akan terdengar suara bising
Arteri brachialis dextra melalui stetoskop. Pada suatu saat suara
bising tersebut akan menghilang (tak terdengar). Meneruskan
memompa sampai tinggi air raksa dalam amnometer sekitar 20
mmHg lebih tinggi daripada titik di mana suara bising Arteri
Brachialis dextra tadi mulai menghilang.
4. Mengeluarkan udara dari manset secara pelan dan
berkesinambungan, maka anda akan mendengar suara-suara
Korotkoff I –V. Tekanan udara dimana terdengar Korofkoff I
menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi,
sedangkan tekanan dimana terdengar Korofkoff IV atau V
menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

2.2.4 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
1. a. Memilih 1 manusia coba (MC1)
b. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC
1 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.1.
c. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah
MC 1 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum
point 2.2.1.
d. Memilih 1 mahasiswa untuk mencatat data.
2. Membaringkan MC 1 terlentang selama 2-3 menit,
kemudian menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis
sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi
(masing-masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya
menghitung nilai rata-ratanya.
3. Menyuruh MC 1 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian
menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra
serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-
masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya menghitung nilai
rata-ratanya.
4. Menyuruh MC 1 berdiri tenang dengan sikap anatomis
selama 2-3 menit, kemudian menentukan frekuensi dan irama
denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan
kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-
turut) selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya.
Bila di dalam tiga akali pengukuran secara berturut-turut terdapat
perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.

2.2.5 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan


Darah
1. a. Memilih 1 mahasiswa coba (MC 2)
b. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC
2 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.2.
c. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah
MC 2 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum
point 2.2.2.
d. Memilih 1 mahasiswa untuk mencatat data.
2. Menyuruh MC 2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian
memeriksa frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta
tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing
diukur tiga akli berturut-turut). Memcatat frekuensi dan irama
denyut arteri radialis sinistra serta tekanan sistolik dan diastolik,
selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya.
3. Dengan manset tetap terpasang pada lengan atas kanan
(hubungan manset dengan skala manometer dilepas), MC 2
melakukan latihan fisik dengan cara “Step Test (naik turun
bangku)” 20 kali/menit selama 2 menit dengan dipandu oleh irama
metronom yang disetting pada frekuensi 80 ketukan per menit.
4. Setelah fase test berakhir, menyuruh MC 2 segera duduk,
memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan
darahnya masing-masing satu kali. Data ini diharapkan tercatat
tepat 1 menit setelah step test berakhir.
5. Meneruskan memeriksa frekuensi denyut arteri radialis
sinistra dan tekanan darah dengan interval 2 menit (menit ke-3,
menit ke-5, menit ke-7, dst) sampai nilainya kembali seperti
keadaan sebelum latihan.
Untuk setiap interval, pengukuran frekuensi denyut arteri radialis
sinistra dan tekanan darah hanya diukur satu kali.

BAB III
HASIL PRAKTIKUM

Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Denyut Nadi Tekanan Darah Tekanan Darah secara


secara Palpasi Auskultasi
1. 64 kali per menit 82 100/70
2. 56 kali per menit 80 100/69
3. 64 kali per menit 81 100/60

Tabel 2. Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan
Darah

Posisi Tubuh Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(auskultasi) (auskultasi)
1. 67 1. 100 1. 70
Berbaring 2. 64 2. 100 2. 68
terlentang 3. 66 3. 100 3. 73
Mean = 65,67 Mean = 100 Mean = 70,33
1. 72 1. 90 1. 60
Duduk 2. 81 2. 85 2. 60
3. 77 3. 82 3. 59
Mean = 76,67 Mean = 85,67 Mean = 59,67
1. 78 1. 90 1. 68
Berdiri 2. 86 2. 98 2. 70
3. 71 3. 101 3. 65
Mean = 78,33 Mean = 96,33 Mean = 67,67

Grafik 1. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi


Jumlah denyut

Posisi tubuh

Grafik 2. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah

Tekanan

Posisi tubuh
Tabel 3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan
Darah

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(auskultasi) (auskultasi)
1. 67 1. 98 1. 64
Pra latihan 2. 64 2. 98 2. 68
3. 79 3. 96 3. 56
Mean = 70 Mean = 97,33 Mean = 62,67
Menit ke-1
82 110 55
P
Menit ke-3
a 78 102 52
s
Menit ke-5
c 72 101 54
a Menit ke-7
70 100 60

Grafik 3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi


Jumlah denyut

Waktu

Grafik 4. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah

Tekanan

Waktu

BAB IV
PEMBAHASAN
Tekanan darah dan denyut nadi seseorang juga dipengaruhi oleh posisi
tubuh seseorang, misalnya denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat
berbaring berbeda dengan denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat
duduk maupun berdiri. Dan jika seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi
dan tekanan darahnya juga berbeda.
Denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berbaring pada saat praktikum
merupakan denyut nadi dan tekanan darah yang terendah dibandingkan pada
posisi duduk dan berdiri karena pada posisi berbaring diasumsikan keadaan
istirahat biasanya ketegangan fisik dan psikis menurun.
Pada praktikum yang kami lakukan pada saat manusia coba berbaring
denyut nadi yang diperoleh 65,67 kali per menit, pada saat duduk denyut nadi
yang diperoleh 76,67 kali per menit, sedangkan pada saat berdiri denyut nadi yang
diperoleh 78,33 kali per menit. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori yang
ada yaitu semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar denyut nadi
yang dihasilkan. Pada saat berdiri dihasilkan denyut nadi paling besar karena
berdiri memerlukan energi yang lebih besar dan juga pada saat berdiri dipengaruhi
gaya gravitasi yang memperlancar aliran darah sehingga semakin banyak denyut
yang dihasilkan.
Pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan darah baik di sistole maupun
diastole dapat terlihat pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pada saat
berbaring didapatkan tekanan darah 100/70,33 mmHg, pada saat duduk
85,67/59,67 mmHg, sedangkan pada saat berdiri 96,33/67,67 mmHg. Data
tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat kegiatan yang
dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal tersebut
mungkin dikarenakan pada saat berbaring manusia coba bergurau, berbicara,
bergerak-gerak, kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi,
pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar.
Aktivitas tubuh juga dapat berpengaruh besar terhadap denyut nadi dan
tekanan darah. Pengaruh aktivitas utbuh terhadap denyut nadi dapat ditunjukkan
melalui hasil praktikum yang telah kami lakukan yaitu pada saat pra latihan
didapatkan denyut nadi 70 kali per menit. Pada saat setelah aktivitas naik turun
kursi, pada saat menit ke satu didapat denyut nadi 82 kali per menit,pada saat
menit ke tiga 78 kali per menit, pada saat menit ke lima 72 kali per menit, dan
pada saat menit ke tujuh diperoleh denyut nadi 70 kali per menit. Dari data yang
kami peroleh terlihat bahwa denyut nadi manusia coba pada saat setelah aktivitas
bertambah kemudian berangsur-angsur turun hingga kembali ke normal setelah
menit ke tujuh.
Hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa pada
saat beraktivitas jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh karena
itu, setelah selesai melakukan aktivitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga
kembali ke normal karena kebutuhan oksigen telah terpenuhi.
Aktivitas tubuh sangat mempengaruhi tekanan darah baik sistole maupun
diastole. Pada praktikum yang telah kami lakukan didapatkan data pada saat pra
latihan tekanan darah 97,33/62,67 mmHg, pada saat menit ke satu 110/55 mmHg,
pada saat menit ke tiga 102/52 mmHg, pada saat menit ke lima 101/54 mmHg,
dan pada menit ke tujuh 100/60 mmHg. Hasil yang telah kami peroleh tersebut
tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat aktivitas tubuh yang
dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal ini mungkin
dikarenakan kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi,
pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar, dan juga irama naik
turun kursi tidak sesuai prosedur.

BAB V
KESIMPULAN
Berikut kesimpulan yang dapat kami peroleh dari percobaan yang
telah kami lakukan:
• Denyut nadi berangsur-angsur naik sesuai denganposisi tubuhnya,
yakni berbaring, duduk dan berdiri.
• Tekanan darah tidak mulus naik seiring dengan beratnya aktivitas yang
dilakukan.
• Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur-angsur turun
setelah beristirahat.
• Tekanan darah pada saat selesai beraktivitas mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Marieb, Elaine N. 1994. Essentials of Human Anatomy & Physiology.


California: The Benjamin/Cummings Publishing Company, inc.

Sloane, Ethel. -. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

You might also like