Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
2009
1
BABI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan adalah tidak
lain dari reaksi hospitalisasi serta dampak yang ditimbulkannya. Sebagaimana
komitmen dalam mengatasi hal tersebut baik secara individual maupun secara sosial
yaitu upaya menimalisirkan dampak serta memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi.
Berangkat dari sisi tersebut diatas permasalahan yang menjadi masalah pokok yang
harus mendapat perhatian utama dari pemerintah khususnya di dunia kesehatan.
Karena itu berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui dunia pendidikan
dan penyuluhan kepada masyarakat. Akan tetapi, dari berbagai upaya yang dilakukan
pemerintah tersebut kenyataannya belum banyak menjawab dari permasalahan yang
dihadapi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya yang dapat
menyingkapi arus hospitalisasi dan dampak yang menyertainya, antara lain :
1. Menumbuhkan rasa kesadaran pada tugas dan kewajibannya.
”Hospitalisasi” dan apa saja yang menjadi dampak dari permasalahan tersebut.
2
1.2 Rumusan Masalah
Sebagai dasar untuk mengatasi dampak dari hospitalisasi bagi anak dan dirinya
sendiri.
Bahan informasi tentang pentingnya peranserta lingkungan sosial untuk ikut serta
mengatasi permasalahan hospitalisasi.
3
BAB II
A. Pengertian Hospitalisasi
Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan
kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga
mengalami kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua yang kurang
mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas. Rasa cemas pada orang
tua akan membuat stress anak meningkat. Dengan demikian asuhan keperawatan
tidak hanya terfokus pada anak terapi juga pada orang tuanya.
4
Ketakutan, frustasi dan cemas, tingkat keseriusan penyakit, prosedur tindakan
medis, dan ketidaktahuan
Depresi, terjadi setelah masa
Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil yang terlibat dalam
hospitalisasi, metode pendekatan empirik menggunakan strategi, yaitu ;
1) Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada peserta didik.
2) Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran diri mereka sendiri
dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
5
- Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui
permainan.
6
d) Dramatic play / tole play
- Anak berfantasi menjalankan peran tertentu , contohnya ; perawat,
dokter, ayah, ibu, dan lain-lain.
6. Karakteristik social
a. Solitary play
- Dilakukan oleh balita (todler) atau pre school
- Bermain dalam kelompok, permainan sejenis, tak ada interaksi, tak
tergantung.
- Bermain dalam kelompok, aktivitas sama, tetapi belum terorganisasi
dengan baik
- Belum ada pembagian tugas, bermain dengan keinginannya
- School age / adolescent
- Permainan terorganisasi terencana, ada aturan-aturan tertentu
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
- Tahap perkembangan anak
- Status kesehatan
- Jenis kelamin
- Alat permainan
7
2) Masa todler (2-3 tahun)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak
dengan tahapnya.
- Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
- Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis\
- Pengingkaran / denial
- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya
3) Masa prasekolah (3-6 tahun)
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga menimbulkan
reaksi agresif.
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
4) Masa sekolah (6-12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan ;
- Meninggalkan lingkungan yang dicintai
- Meninggalkan keluarga
- Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
5) Masa remaja (12-18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Reaksi yang
muncul ;
- Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
- Tidak kooperatif dengan petugas
- Bertanya-tanya
- Menarik diri
- Menolak kehadiran orang lain
8
G. Gangguan peran orang tua dan keluarga
9
- Mengurangi / menimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa
nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
- Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
- Modifikasi ruang perawatan
- Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, surat menyurat,
bertemu teman sekolah
10
- Memberi kesempatan untuk sosialisasi
- Memberi support kepada anggota
Adapun dampak yang akan dialami bagi anak dan keluarga akan
menimbulkan stressdan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada
persepsi anak keluarga terhadap kerusakan penyaklit dan pengobatan.
11
Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawata, kenalkan perawata
disamping orang tua, ijinkan anak bertemu perawata sebelum prosedur
dilakukan
Bantu kunjungan saudara kandung
Permasalannya :
Rasa takut : pahami penyebab penyakit, dan lihat ekspresi verbal dan non
verbal
Ansietas : pahan alasan dipisahkan tetapi masih butuk keberadaan orang tua
dan lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman
Tidak berdaya : anak marah dan frustasi, lamanya imobilisasi dihubungkan
dengan menarik diri, bosan, perasaan antipasti. Peduli terhadap kehilangan
control emosi, menangis karena malu yang berlebihan karena pengobatan.
Gangguan citra diri: peduli terhadap perubahan tubuh, dapat mengalihkan rasa
nyeri dengan alihkan perhatian, takut terhadap pembedahan di area genital.
12
Berikan waktu diskusi
Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu
Permasalahan :
Rasa takut : paham bahwa penyakit beragam, menunjukkan sedikit rasa takut
tetapi bisa ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan.
Ansietas : pada orang tua penting tetapi tidak harus, peduli atas perpisahan
dengan guru dan teman, cemas terhadap PR sekolah dan perubahan peran
dalam kelompok.
Tidak berdaya : anak berusaha mandiri, mencoba berani selama prosedur
medis, kasar pada orang tua saat berusaha mandiri membuat stress, peduli
dengan cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku yang
berlebihan, merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit atau
hospitalisasi.
Permasalahan:
13
Ansietas : perpisahan dengan sekolah dan teman lebih bermakna dari pada
orang tua, menarik diri dikarenakan perubahan penampilan
Tidak berdaya : peduli terhadap kehilangan fungsi mandiri, sulit mengijinkan
bantuan secara fisik dan emosi saat marah, menarik diri atau frustasi.
Gangguan citra diri : peduli dengan ancaman terhadap perubahan terhadap
perkembangan identitas seksualitas dan peran sesuai gender, sangat
peduliterhadap perubahan citra diri, kuatir tentang tanggapan orang
lain/dikasihi, sulit bekerja sama jika pengobatan yang berhubungan dengan
perubahan citra diri
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
14
Daftar Pustaka
15