Professional Documents
Culture Documents
Q
FD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau
jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian
menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan
suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau
jasa yang dihasilkan. Penyebaran fungsi mutu (Quality Function
Deployment) adalah alat perencanaan yang digunakan untuk membantu bisnis
memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun
spesifikasi desain dan pabrikasi.
QFD pertama kali dikembangkan di Jepang pada tahun 1972 oleh Mitsubishi
untuk digunakan digalangan kapalnya di Kobe. Pada tahun 1978 Yoji Akao dan
Shigeru Mizuno menyusun konsep ini dan mempublikasikanya. Sejak itu proses
dikembangkan oleh Toyota dan pemasoknya yang telah menggunakannya dalam
rancangan mobil. Kini teknik itu digunakan secara luas di jepang dan telah mulai
digunakan di Amerika dan eropa oleh perusahaan-perusahaan seperti DEC,
Hewlett Packard, AT&T, Texas Instrument, ITT, Ford, Chrysler, General Motors,
Procter & Gamble, Polaroid dan Deere & Company. Di Jepang alat ini telah
digunakan dan telah berhasil mengendalikan rancangan dan pembuatan suatu
jajaran produk yang luas termasuk barang-barang elektronik, mobil, barang-barang
rumah tangga, rangkaian elektronik terpadu (IC), pakaian, dan rancangan untuk
kenyamanan setempat, penjualan eceran, dan perumahan.
3) Para anggota tim harus dipilih secara hati-hati. Seorang wakil harus diambil
dari fungsi-fungsi pemasaran, rekayasa, pembuatan produk, dan mutu.
Mereka juga harus dipilih karena kemampuan mereka menyumbangkan
pikiran kepadatim proyek serta kemampuan mereka mencari pendekatan
kepada gagasan-gagasan baru dengan pikiran yang terbuka.
4) Wawasan proyek dan tujuan tim harus secara jelas dirumuskan sejak dari
permulaan.
5) Pemimpin tim yang ditunjuk haruslah orang yang memahami proyek itu dan
dapat memimpin sebuah tim. la bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
setiap anggota tim menyumbangkan tenaga dan pikirannya, dan proyek
tersebut mencapai tujuannya.
6) Seorang penyedia sarana yang memaklumi proses QFD dapat membantu tim
tersebut menggunakan pendekatan Rumah Mutu.
7) Sebuah proyek yang relatif mudah harus dipilih bagi matriks yang pertama
sehingga tim tersebut dapat mempelajari bagaimana menggunakan Rumah
Mutu. Sebuah proyek yang melibatkan perancangan kembali suku cadang
yang ada mungkin merupakan satu titik awal yang bagus.
8) Tim itu harus membuat penyajian resmi tentang kesimpulan mereka kepada
manajemen. Satu keputusan yang beralasan untuk menerima atau menolak
kesimpulan-kesimpulan itu kemudian harus dibuat secepatnya.
Metode QFD ini mengakui bahwa seseorang yang membeli atau sebagian
besar yang mempengaruhi keputusan pembelian untuk produkadalah orang
penting dalam penentuan keberhasilan komersial dari sebuah produk. Jika
pelanggan tidak membelinya, maka produk tersebut bagaimanapun rancangan
akan mengalami kegagalan secara komersial. Oleh karena itu, suara para
pelanggan memiliki prioritas dalam penentuan atribut produk. Ini berarti juga
harus berusaha menjaga identitas pelanggan, mendengarkan dengan cermat
terhadap apa yang mereka katakan dan menentukan karakteristik rekayasa
produk.
Menentukan Karakteristik
Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen
terhadap suatu produk. Umumnya konsumen menyatakan pendapatnya
mengenai suatu produk ke dalam atribut -atribut yang sangat umum, sehingga
yang terpenting dalam tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan
konsumen dengan baik untuk menghindari kesalahan interpretasi.
Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai untuk
pengukuran parameter karakteristik teknis dalam memuaskan keinginan
konsumen dan meningkatkan produknya melebihi produk pesaing.
8.2 Langkah-langkah QFD
Tidak semua atribut produk yang teridentifikasi akan memiliki kualitas yang
sama pentingnya bagi pelanggan atau konsumen. Misalnya, mudah
digunakan dapat dinyatakan sebagai hal yang lebih penting dari pada mudah
dirawat. Demikian juga beberapa kebutuhan (seperti yang dicatat dalam
metode spesifikasi kinerja (yang dapat berupa kebutuhan atau permintaan
dari pada selera yang bersifat relatif.
Tim perancang juga perlu mengetahui atribut dari desain produk mereka
yang merupakan hal penting yang mempengaruhi per-sepsi konsumen dari
produk yang mereka miliki dan juga hal penting untuk menerapkan tingkat
kepentingan relatif dari para pelanggan. Demikian juga metode penelitian
pasar yang dapat membantu menciptakan preferansi yang relatif serta
memberikan konflrmasi apakah konsumen dapat mengatakan secara aktual
hal ini dapat direfleksikan.
Hasil dari langkah adalah alokasi bobot relatif untuk menetapkan atribut
yang dispesifikasikan oleh pelanggan. Secara normal, nilai persentase ini
ditetapkan setiap atribut, yaitu bobot untuk rangkaian atribut yang lengkap
ditambah pada total 100. Pelanggan sering melakukan penilaian tentang
atribut produk dalam istilah perbandingan dengan produk lainnya. Misalnya,
pembeli mobil dapat mengatakan bahwa mobil A terasa sangat responsive
dibandingkan dengan mobil B. Pemakaian perbandingan ini dapat dipahami
dengan sempuma, yang mengatakan konsumen bukanlah ahli dan hanya
dapat melihat berbagai kemungkinan dalam desain produk melalui
pengamatan terhadap produk yang dihasilkan. Informasi penelitian pasar
juga sering dikumpulkan oleh metode perbandingan antar produk. Dalam
pasar kompetitif, tim perencanaan juga mencoba untuk memastikan bahwa
produk ini akan memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih baik dari pada
produk baik. Kinerja dari persaingan ini akan dianalisa terutama menyangkut
kepada atribut produk yang memberikan bobot tertinggi pada kepentingan
relatif. Sebagian dari ukuran kinerja ini akan lebih bersifat objektif dan
kuantitatif, sementara itu dapat juga dibandingkan oleh para konsumen.
Bahkan bila ukuran objektif dapat dilakukan, hal ini dapat diperiksa terhadap
persepsi pelanggan yang tidak dapat dikaitkan dengan ukuran objektif.
Dalam merencanakan produk baru tidak ada produk pesaing lain tetapi
bahwa tidak seperti biasanya, sebagian besar rancangan produk bersaing
terhadap produk yang sudah ada dipasar. Dalam memperbaiki produk yang
ada, langkah yang demikian termuat dalam prosedur yang tidak hanya
menyoroti perbaikan dalam produk tim perancang tetapi juga di mana produk
ini telah memberikan keuntungan bagi beberapa persaingan yang dipertahan-
kan.
Seperti telah dikemukakan di atas, pelanggan bukanlah ahli dan oleh karena
itu tidak umum menspesifikasikan kebutuhan mereka dalam pengertian
karakteristik rekayasa yang mempengaruhi berbagai kebutuhan. Misalnya,
pembeli mobil yang mengetahui bagaimana rasa responsive, tetapi tidak
seperti itu mampu mengacu kepada istilah torsi mesin. Oleh karena itu sangat
penting bagi tim perancang mengidentifikasikan karakteristik rekayasa dari
produk yang memenuhi atau mempengaruhi kebutuhan pelanggan. Dalam hal
ini, keseluruhan bobot mobil, termasuk torsi mesin akan mempengaruhi
responsibilitasnya. Karakteristik rekayasa haruslah lebih real merupakan
karakteristik yang dapat diukur terhadap perencana rekayasa mampu
mengontrolnya. Juga dapat dipahami bagi pelanggan yang lebih besar tentang
kebutuhan mereka atau untuk mengharapkannya dalam berbagai subjek
frustasi, namun perencana rekayasa ini hanya dapat bekerja dalam sejumlah
parameter kuantitatif dari rekayasa yang dapat diidentifikasikan. Melalui
penyesuaian parameter ini, karakteristik yang digunakan para desainer akan
mempengaruhi kinerja atau persepsi pelanggan terhadap produk. Oleh karena
itu, akan sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai usaha dalam
mengidentifikasikan karakteristik rekayasa yang relevan dan memastikan
bahwa masing-masing dapat dinyatakan dalam unit yang dapat diukur.
Sering muncul kasus bahwa karakteristik rekayasa berinteraksi satu sama lain,
terutama dalam pengaruh mereka terhadap persepsi pelanggan dari produk.
Misalnya, mesin yang lebih berkekuatan yang jauh lebih berat, sehingga
peningkatan bobot kendaraan dan tidak ada meningkatkan responsifnya.
Interaksi ini dapat berupa negatif atau positif.
Cara pemeriksaan interaksi ini adalah untuk menambahkan bagian lain pada
matriks interaksi. Aksi baru ini akan ditambahkan pada matriks yang sudah
ada dan karena ini menghasilkan bentuk segitiga matriks dengan diagram yang
dihasilkan. Pekerjaan melalui matriks pembuktian akan memungkinkan
pemeriksaan yang sistematik dilakukan dari interaksi antara karakteristik
rekayasa dan apakah interaksi ini lebih negatif atau positif. Bagaimanapun
beberapa asumsi akan dapat dibuat menyangkut perencanaan akhir bila
menyelesaikan matriks pembuktian dan perlu diingat bahwa perubahan di
dalam konsep desain ini akan berubah di dalam bentuk interaksi.
Tentu saja dalam situasi kompetitif sangatlah penting untuk mengetahui apa
yang dicapai pesaing terhadap karakteristik produknya sehingga penelitian
yang lebih rinci dari produk pesaing sangat perlu dilakukan. Tim perencanaan
juga dapat menetapkan target bagi mereka yang mungkin lebih baik dari
pesaingnya. Kadang-kala juga dirasa perlu untuk melaksanakan percobaan
dengan pelanggan untuk menentukan target apa yang dapat diterima. Hal ini
sama untuk menentukan nilai spesifikasi kinerja.
Data atribut sepeda mini yang diinginkan oleh konsumen pada tabel 8.1.
Tabel 8.1. Data Atribut Sepeda Mini yang Diinginkan oleh Konsumen
ATRIBUT
No
Primer Sekunder Tersier
1 Desain Bentuk stang Melengkung
Bentuk tempat duduk Segitiga melengkung
Bentuk pedal Persegi
Dimensi Tinggi tempat duduk 50 cm
Jari-jari roda 20 cm
Tinggi stang 65 cm
Warna Merah hitam
Hiasan Stiker
2 Bahan Rangka Besi
Tempat duduk Busa
3 Fungsi Utama Alat transportasi
Tambahan Tempat tas
ATRIBUT Tingkat
No
Primer Sekunder Tersier kepentingan
1 Desain Bentuk stang Melengkung 3
Bentuk tempat Segitiga melengkung 4
Bentuk
duduk pedal Persegi 4
Dimensi Tinggi tempat duduk 50 3
Jari-jari
cm roda 20 cm 4
Tinggi stang 65 cm 4
Warna Merah hitam 4
Hiasan Stiker 3
2 Bahan Rangka Besi 5
Tempat duduk Busa 5
3 Fungsi Utama Alat transportasi 5
Tambahan Tempat tas 5
Tabel 8.3. Data Evaluasi Atribut dari Produk Pesaing yang Sejenis
Matriks aritara atribut produk dan karakteristik teknik dapat dilihat pada tabel
8.4.
Berat Sepeda
Kekuatan Bahan
Usia Pakai
Komposisi Produk
Lamanya Pengecatan
Bentuk stang melengkung
Bentuk tempat duduk segitiga lengkung
Bentuk pedal persegi
Tinggi tempat duduk 50 cm
Jari-jari roda 20 cm
Tinggi stang 65 cm
Warna merah hitam
Hiasan stiker
Rangka besi
Tempat duduk busa
Fungsi utama alat transportasi
Fungsi tambahan tempat tas
Matriks antara atribut produk sepeda mini kelompok I dan karakteristik teknik
dapat dilihat pada tabel 8.5.
Tabel 8.5. Matriks antara Atribut Produk Sepeda Mini Kelompok II dan
Karakteristik Teknik
Berat Sepeda
Kualitas Mesin
Kekuatan Bahan
Usia Pakai
Ketebalan Busa
Lamanya Pengecatan
Komposisi produk
Bentuk stang melengkung X X X √ V √ x
Bentuk tempat duduk segitiga lengkung √ V X x x √ √
Bentuk pedal persegi X x X √ √ x √
Tinggi tempat duduk 50 cm X V X x √ √ V
Jari-jari roda 20 cm X x X x x √ V
Tinggi stang 65 cm X √ X √ V x V
Warna merah hitam V X V V V x X
Hiasan stiker X X √ X X x X
Rangka besi V X X V V V V
Tempat duduk busa V V X x √ V √
Fungsi utama alat transportasi X X X √ V V V
Fungsi tambahan tempat tas V X X x V √ √
Pada langkah ini, ditentukan target yang harus dicapai untuk masing-masing
karakteristik teknik, tingkat kesulitan pembuatan produk, tingkat kepentingan
dan perkiraan biaya tingkat masing-masing karakteristik teknik.
Tingkat kesulitan
Total bobot = 55
21
1. Komposisi produk = x 100 % = 38.18 % 3
55
17
2. Ketebalan busa = x 100 % = 30.91 % 3
55
9
3. Lamanya pengecatan = x 100 % = 16.36 % 1
55
11
4. Kualitas Mesin = x 100 % = 20 % 1
55
17
5. Kekuatan Bahan = x 100 % = 30.91 % 3
55
19
6. Usia pakai = x 100 % = 34.55 % 3
55
16
7. Berat sepeda = x 100 % = 29.09 % 3
55
Derajat kepentingan
32
1. Komposisi produk = x 100 % = 14.95 % ≈ 15%
214
25
2. Ketebalan busa = x 100 % = 11.68 % ≈ 12%
214
17
3. Lamanya pengecatan = x 100 % = 7.94 % ≈ 8%
214
31
4. Kualitas Mesin = x 100 % = 14.49 % ≈ 14%
214
38
5. Kekuatan Bahan = x 100 % = 17.76 % ≈ 18%
214
35
6. Usia pakai = x 100 % = 16.36 % ≈ 16%
214
36
7. Beratsepeda = x 100 % = 16.82 % ≈ 17%
214
3
1. Komposisi produk = x 100 % = 17.65 % ≈ 18%
17
3
2. Ketebalan busa = x 100 % = 17.65 % ≈ 18%
17
1
3. Lamanya pengecatan = x 100 % = 5.88 % ≈ 6%
17
1
4. Kualitas Mesin = x 100 % = 5.88 % ≈ 6%
17
3
5. Kekuatan Bahan = x 100 % = 17.65 % ≈18%
17
3
6. Usia pakai = x 100 % = 17.65 % ≈18%
17
3
7. Berat sepeda = x 100 % = 17.65 % ≈ 18%
17
Customer Perception
Data Persepsi konsumen dapat dilihat pada tabel 8.6 dan tabel 8.7.
Ketebalan Busa
Usia Pakai
Berat Sepeda
Komposisi Produk
Kekuatan Bahan
Kualitas Mesin
Tingkat Kesutitan 3 3 Lamanya Pengecatan
1 1 3 3 3
Derajat kepentingan 15 12 8 13 18 16 17
Perkiraan biaya 18 18 6 6 18 18 18
-ooOoo-