Professional Documents
Culture Documents
PROYEK AKHIR
Oleh :
NIM : 5250302034
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ABSTRAK
Arif Prabowo, 2005, Sistem Pngapian CDI Pada Honda GL Pro 1997, Proyek
akhir : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek akhir tahun 2005 dengan judul “Sistem Pengapian Pada Honda
GL Pro 1997” telah dipertahankan dihadapan sidang penguji tugas akhir Fakultas
Pada hari :
Tanggal :
Pembimbing Penguji I
Penguji II
Drs. Suratno
NIP. 130368005
Dekan,
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Sesungguh nya hidup itu hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
3. Jadikan hari ini menjadi lebih baik dari hari kemarin, dan besok harus
PERSEMBAHAN :
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya atas
dengan judul “Sistem Pengapian CDI Pada Honda GL Pro 1997” ini dengan baik.
Laporan proyek akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
tidak terlepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
miliki, saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan lapoaran ini.
Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis hanya memohon kepada Allah SWT
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... ii
C. Tujuan .................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................... 4
C. Komponen ............................................................................... 19
D. Kerusakan................................................................................ 24
vi
F. Pembahasan ............................................................................. 34
A. Simpulan ................................................................................. 36
B. Saran ....................................................................................... 37
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Generator..................................................................................... 7
viii
Gambar 21. Batas Air Dalam Baterai ............................................................ 33
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
juga terjadi pada dunia otomotif, khususnya sepeda motor. Sepeda motor
merupakan alat transportasi darat yang banyak digunakan oleh manusia, seiring
dengan banyaknya aktifitas diluar rumah yang selalu berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya. Untuk itu sepeda motor merupakan alat yang cocok untuk
otomotif yang semakin canggih salah satunya adalah sistem pengapian pada
sepeda motor.
Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting dalam sepeda motor.
Sistem tersebut berfungsi sebagai penghasil bunga api pada busi untuk
membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah terkompresi. Sistem
pengapian ini sangat berpengaruh pada tenaga dan daya yang dibangkitkan
Sistem pengapian yang dipakai pada sepeda motor Honda GL Pro 1997 adalah
xi
Sebelumnya sistem pengapian pada sepeda motor menggunakan sistem
pengapian konvensional. Dalam hal ini sumber arus yang dipakai ada dua
macam, yaitu dari baterai dan ada pula yang dari generator. Perbedaan yang
mendasar dari sistem pengapian tersebut adalah pada sistem pengapian baterai
Sistem tersebut sudah tergantikan oleh banyaknya sistem pengapian CDI pada
Dalam sistem CDI busi juga tidak mudah kotor karena tegangan yang
dihasilkan oleh kumparan sekunder koil pengapian lebih stabil dan sirkuit yang
ada dalam unit CDI lebih tahan air dan kejutan karena dibungkus dalam
cetakan plastik. Pada sistem ini bunnga api yang dihasilkan oleh busi sangat
besar dan relatif stabil, baik dalam putaran tinggi maupun putaran rendah. Hal
ini berbeda dengan sistem pengapian magnet dimana saat putaran tinggi api
yang dihasilkan akan cenderung menurun sehingga mesin tidak dapat bekerja
secara optimal. Kelebihan inilah yang membuat sistem pengapian CDI yang
Sistem pengapian CDI pada sepeda motor sangat penting, dimana sistem
xii
kemudian disalurkan ke busi. Bila sistem pengapian mengalami gangguan atau
kerusakan, maka tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak akan maksimal.
Pada sepeda motor Honda GL Pro 1997 memakai sistem pengapian CDI yang
berbeda dengan sebelumnya. Perbedaan tersebut teletak pada sumber arus yang
digunakan. Sumber arus pada Honda GL Pro 1997 adalah baterai. Hal ini
sebagai sumber arus. Kelebihan dari penggunaan baterai adalah tegangan yang
Atas dasar latar belakang itulah, maka pada laporan tugas akhir ini penulis
sepeda motor honda GL Pro 1997 dalam judul “SISTEM PENGAPIAN CDI
1. Sistem pengapian CDI berperan sangat penting unutk menjamin bahwa sepeda
motor, gangguan yang mungkin terjadi dan cara mengatasi gangguan tersebut
B. Rumusan Masalah
mengenai sistem pengapian CDI sepeda motor Honda GL Pro 1997 dengan
xiii
1. Bagaimana konstruksi dan cara kerja sistem pengapian sepeda motor Honda
GL Pro 1997.
2. Gangguan kerusakan apa sajakah yang biasa terjadi pada sistem pengapian
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konstruksi, fungsi dan cara kerja sistem pengapian CDI
2. Mengetahui kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pengapian CDI sepeda
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan proyek akhir berikut
kerja sistem pengapian CDI pada sepeda motor Honda GL Pro 1997.
2. Sebagai masukan bagi pemilik sepeda motor Honda GL Pro 1997 dalam
CDI.
xiv
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan proyek akhir ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Bagian awal
kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi
Bab II Analisis sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997, yang
membahas mengenai kajian, konstruksi, dan cara kerja sistem pengapian CDI
tersebut, analisis cara kerja komponen, serta cara mendeteksi dan mengatasi
kerusakan pada sistem pengapian CDI sepeda motor Honda GL Pro 1997.
3. Bagian penutup
xv
BAB II
A. Kajian Teori
menghasilkan percikan bunga api listrik dan membakar campuran bahan bakar
serta udara yang terkompresi dalam ruang bakar akan mengawali proses
api listrik adaah sekitar 10.000 volt – 20.000 volt. Sistem pengapian ini sangat
bunga api pada elektroda busi. Tanpa adanya tahapan tersebut maka pembakaran
1. Baterai
xvi
Baterai merupakan sumber arus bagi lampu-lampu pada kendaraan.
Selain itu baterai juga berfungsi sebagai sumber arus pada sistem pengapian.
Prinsip kerja dari baterai adalahpada saat kutup positif (timbal oksida) dan
kutup negatif (timbal) bereaksi dengan larutan elektrolit (asam sulfat) maka
akan terjadi pelepasan muatan elektron. Elektron yang bergerak dari kutub
2. Generator
Dalam sebuah generator terdiri dari dua bagian yaitu rotor yang
prinsip bahwa pada saat terdapat garis gaya magnet yang terputus oleh lilitan
kawat, maka pada lilitan kawat tersebut akan timbul gaya gerak listrik induksi.
Arus listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak balik atau AC (Alternating
Curent). Arus tersebut yang akan menyuplai sebagian besar arus saat motor
Gambar 1. Generator
(Sumber : Daryanto, 2004)
3. Pemutus arus
Pemutus arus ada dua macam yaitu dengan memakai platina atau
xvii
seperti pada sakelar. Platina berfungsi sebagai pemutus arus yang mengalir ke
kumparan primer pada koil pengapian. Dengan bekerjanya platina ini maka
tegangan sekitar 10.000 volt pada kumparan skunder. Bekerjanya platina ini
diatur oleh poros kam, sehingga waktu atau saat penyalaan dari gas bahan
bakar dalam silinder dapat diatur menurut ketentuan yang telah ditetapkan.
Pada platina waktu akan terbuka, akan timbul bunga api. Untuk menghindari
Selain penggunaan platina juga ada sistem yang mampu bekerja untuk
memutus arus ke kumparan primer koil pengapian tanpa adanya percikan api,
yaitu sistem CDI. Pemutusan arus yang dilakukan oleh unit CDI adalah
dengan cara menahan arus dalam kondensor saat SCR mati dan
4. Kondensor
menurut kapasitas dan dalam waktu tertentu. Oleh sebab itulah kondensor
dapat digunakan sebagai peredam atau penghisap arus listrik ekstra yang
timbul akibat adanya tegangan induksi diri pada kumparan primer yang dapat
menimbulkan bunga api listrik pada platina. Kondensor ini biasanya dibuat
Pada sistem CDI kondensor berada pada unit CDI yang telah dikemas
dalam cetakan plastik. Dalam unit CDI ini kondensor berfungsi untuk
xviii
pengapian saat SCR hidup. Dalam sistem CDI tidak akan terjadi loncatan
bunga api listrik seperti pada penggunaan platina sehingga kerja yang
5. koil pengapian
Arus listrik yang datang dari generator ataupun baterai akan masuk
kedalam koil. Arus ini mempunnyai tegangan sekitar 12 volt dan oleh koil
tegangan ini akan dinaikkan sampai mencapai tegangan sekitar 10.000 volt.
Dalam koil terdapat kumparan primer dan skunder yang dililitkan pada plat
besi tipis yang bertumpuk. Pada gulungan primer mempunyai kawat yang
dililitkan dengan diameter 0,6 sampai 0,9 mm dengan jumlah lilitan sebanyak
dengan diameter 0,05 sampai 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 20.000
lilitan. Karena perbedaan pada jumlah gulungan pada kumparan primer dan
skunder maka pada kumparan skunder akan timbul tegangan kira-kira 10.000
volt. Arus dengan tegangan tinggi ini timbul akibat terputus-putusnya aliran
terputusnya arus listrik pada kumparan primer, maka dibutuhkan suatu sakelar
atau pemutus arus. Dalam hal ini bisa memakai platina (contac breaker) atau
sistem CDI. Gambar dari koil penyalaan dapat dilihat pada gambar 1.
Lilitan Primer
Lilitan Skunder
Ke Busi
Pembungkus
Dari CDI
xix
Inti Besi
5. Busi
api listrik di dalam silinder ruang bakar. Bunga api listrik ini akan diloncatkan
dengan perbedaan tegangan 10.000 volt diantara kedua kutup elektroda dari
busi. Karena busi mengalami tekanan, temperatur tinggi dan getaran yang
sangat keras, maka busi dibuat dari bahan-bahan yang dapat mengatasi hal
tersebut. Pemakaian tipe busi untuk tiap-tiap mesin telah ditentukan oleh
pabrik pembuat mesin tersebut. Jenis busi pada umumnya dirancang menurut
keadaan panas dan temperatur didalam ruang bakar. Secara garis besar busi
dibagi menjadi tiga yaitu busi dingin, busi sedang (medium type) dan busi
panas.
dengan cepat sekali. Jenis ini biasanya digunakan untuk mesin yang
temperatur dalam ruang bakarnya tinggi. Busi panas adalah busi yang
menyerap serta melepaskan panas dengan lambat. Jenis ini hanya dipakai
untuk mesin yang temperatur dalam ruang bakarnya rendah. Gambar bagian-
xx
Mur terminal
Insulator
Rumah metal
Gasket
Inti dari tembaga
Ulir
Elektroda center Celah busi
Elektroda Massa
Tipe panas
Tipe dingin
Gambar 3. Busi
(Sumber : Hadi Suganda, Katsumi Kageyama,2004)
xxi
Penggantian titik kontak dengan unit CDI dimaksutkan untuk menghindari
motor sulit dihidupkan karena pada titik kontak mudah sekali teroksidasi, aus, dan
sensitif terhadap air. Bila titik kontak platina teradi hal – hal tersebut maka akan
dengan unit CDI maka kemungkinan kerusakan dan gangguan akan dapat
diminimalkan, sehingga akan diperoleh sistem pengapian yang lebih baik. Bila
Rotor
Koil pengisian
Unit CDI
Koil pengisian
Koil pengapian
Koil Pulsa
1. Timing circuit yang berfungsi untuk memberikan arus secara otomatis pada
xxii
2. Charge coil (koil pengisian) berfungsi untuk menghasilkan arus listrik yang
3. Unit CDI berfungsi untuk menyalurkan arus menuju kumparan primer dalam
5. Busi yang berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik guna
Dalam sebuah sistem pengapian CDI, arus yang dibangkitkan oleh koil
pengisian akan disimpan dalam kapasitor yang ada di dalam unit CDI. Sebelum
masuk kapasitor tersebut arus telah diubah menjadi arus searah (DC) oleh dioda.
Arus yang masuk dalam timing circuit akan mengalir sebagai sinyal pengapian
yang menyalakan SCR yang berfungsi sebagai sakelar thyristor. Pada saat SCR
terpicu oleh sinyal sehingga menyala (dalam keadaan ON), maka gate atau pintu
akan dilepaskan menuju kumparan primer koil pengaian untuk kemudian mengalir
kembali ke kapasitor, sehingga pada kumparan skunder koil akan timbul tegangan
induksi atau tegangan tiba-tiba (high voltage surge) yang membuat busi
memercikkan bunga api listrik. Tegangan yang dihasilkan oleh koil pengapian
akan tergantung pada perbandingan jumlah lilitan pada kumparan primer dan
kumparan skunder. Atau dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa pada saat
magnet yang dipasang pada rotor melewati kutub selatan, arus akan mengalir
melalui koil pengapian sehingga pada busi akan muncul percikan bunga api
xxiii
listrik. Oleh sebab itu saat pengapian pada sistem pengapian CDI ditentuka oleh
. Koil pengapian
Koil eksistesi
Busi
Koil pulsa
Prinsip kerja unit CDI dalam sistem pengapian ini adalah pada saat arus
mengalir dari koil eksistensi maka arus AC tersebut akan diubah menjadi arus
searah dan disimpan dalam kapasitor. Arus yang diinduksikan di dalam koil pulsa
mengalir melalui aliran sinyal ignition dan menyalakan thyristor (SCR). Pada saat
Dengan kata lain, bila magnit yang ditetapkan pada rotor melewati koil
pulser maka arus akan mengalir ke koil pengapian untuk kemudian bunga api
dihasikan oleh busi. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa timing dari
xxiv
pengapian ditentukan oleh penetapan posisi dari koil pulsa. Ini berarti bahwa
digunakan sampai sekarang ini. Sifat - sifat dari sistem CDI yaitu sebagai berikut:
2. Tidak terjadi loncatan bunga api yang melintasi celah titik-titik kontak platina,
dan karenanya voltase skunder stabil sehingga start dan performa yang sangat
3. Saat putaran tinggi bunga api yang dihasilkan oleh busi lebih stabil sehingga
4. Pemeliharaan mudah karena tidak ada persoalan aus pada titik-titik kontak dan
6. Busi tidak mudah kotor karena voltase skunder yang lebih tinggi.
7. Sirkuit yang ada di dalam sistem CDI dibungkus dalam cetakan plastik,
sentrifugal yang terjadi pada bobot governor disaat mesin berputar. Gaya
xxv
waktu pengapian. Sedangkan pada sistem pengapian CDI, pemajuan waktu
Seperti terlihat pada gambar dibawah, voltase koil pulsa bertambah bila
kecepatan rotor naik. Pada saat yang sama voltase naik lebih cepat. Ini berarti
bahwa voltase mencapai “gate trigger level” dari thyristor lebih cepat dengan
perbedaan sudut engkol. Pada gambar 6 menunjukkan posisi (a) adalah keadaan
saat mesin pada posisi stasioner (800-900 rpm), (b) saat mesin pada kecepatan
sedang(+ 4000 rpm) dan posisi (c) adalah saat mesin pada kecepatan tinggi
(+ 7000 rpm).
xxvi
B. Konstruksi dan cara kerja sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro
1997
Sistem pengapian CDI pada sepeda motor Honda GL Pro 1997 memakai
arus searah (DC) yang disuplai secara langsung dari aki. Konstruksi sistem
Magnet SCR
Tr
Baterai
CDI pada sepeda motor Honda GL Pro 1997 adalah terdiri dari baterai, koil pulsa,
unit CDI, koil pengapian, timing circuii, sakelar utama (main switch)dan busi
(spark plug).
Cara kerja dari sistem pengapian yang ditunjukkan oleh gambar diatas
adalah pada saat kunci kontak ON arus mengalir dari baterai ke sekering
kemudian ke kunci kontak. Dari kunci kontak arus diteruskan ke kumparan primer
pada kumparan penguat arus di unit CDI sehingga arus stand by di kaki kolektor
transistor (Tr).
xxvii
Pada sepeda motor 4 tak setiap melakukan satu kali proses pembakaran
memerlukan dua kali putaran poros engkol. Saat putaran poros engkol yang
pertama pick up coil menghasilkan tegangan dan tegangan ini diatur oleh sirkuit
pengontrol waktu pengapian untuk mengaktifkan saklar pada kaki basis transistor
Apabila transistor hidup (ON) maka arus yang stand bay di kaki kolektor
transistor akan mengalir ke massa, sehingga timbul kemagnetan pada inti besi
kumparan penguat arus. Setelah pick up coil tidak menghasilkan arus lagi,
transistor transitor pada kumparan penguat arus akan mati. Hal ini menyebabkan
kemagetan pada inti besi kumparan penguat jadi hilang, sehimgga menimbulkan
Tegangan yang dihasilkan oleh kumparan skunder akan lebih besar dari
kumparan primer dan tegangan ini akan disearahkan oleh dioda untuk mengisi
kapasitor. Pada putaran poros engkol yang kedua, pick up coil kembali
menghasilkan tegangan. Tegangan yang dihasilkan ini diatur oleh ignition timing
control circuit untuk mengaktifkan SCR. Karea SCR aktif (ON) maka arus yang
10.000 volt. Tegangan ini akan diteruskan oleh kabel tegangan tinggi menuju ke
busi. Karena pada busi terdapat celah, maka akan menyebabkan loncatan bunga
xxviii
C. Komponen sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997
1. Baterai
Baterai pada sepeda motor Honda GL Pro 1997 dipakai sebagai sumber
arus lampu-lampu dan sistem pengapian. Apabila mesin sudah hidup tugas dari
baterai tersebut , maka kondisi baterai harus selalu dijaga. Salah satunya adalah
dengan jalan mengontrol ketinggian air dalam baterai yang akan selalu berkurang
karena dipengaruhi oleh reaksi kimia di dalam baterai itu sendiri. Apabila
menambah air dalam baterai pastiakanlah bahwa yang dipakai adalah air destilasi
dan jangan memakai air ledeng atau air lainnya. Selain itu kebersihan dari kedua
kutub baterai harus selalu dijaga untuk menjamin suplai arusberjalan dengan
Prinsip kerja baterai dalam menghasilkan arus listrik adalah pada saat
kutub positif (timbal dioksida) dan kutub negatif (timbal) bereaksi dengan larutan
elektrolit (asam sulfat) mak akan terjadi pelepasan muatan elektron. Elektron yang
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif itu akan menjadi arus listrik
xxix
2. Kunci kontak
baterai dengan seluruh sistem yang ada di sepeda motor (termasuk sistem
unit CDI . Pada saat kunci kuntak diputar ke posisi (ON), maka titik kontak yang
ada di kedua terminalnya akan saling behubungan, sehingga arus listrik dapat
Kunci kontak
Ke unit CDI
Baterai
3. Timing circuit
sinyal pengapian bagi SCR. Arus yang dihasilkan oleh magnet merupakan arus
bolak balik dan akan diubah menjadi arus searah oleh dioda.
xxx
4. Unit CDI
Dari baterai
Ke koil
Koil pulsa
Cara kerja dari rangkaian unit CDI diatas adalah saat ada arus yang
mengalir dari baterai, maka arus akan melewati kumparan penguat dan stand by di
kaki kolektor transistor (Tr). Saat transistor hidup karena adanya arus yang
dibangkitkan oleh koil pulsa, maka arus yang stand by di kaki kolektor transostor
akan mengalir ke massa. hal ini menyebabkan terjadinya kemagnetan pada inti
besi kumparan penguat. Jika koil pulsa tidak mengalirkan arus lagi maka
kemagnetan akan menjadi hilang, sehingga timbul tegangan induksi pada kedua
Pada putaran poros engkol yang kedua koil pulsa kembali menghasilkan
arus yang akan menghidupkan SCR. Karena SCR aktif maka arus yang ada
5. Koil pengapian
menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik pada celah
busi. Tegangan pada kumparan skunder diasilkan dari induksi bersama, dimana
xxxi
prinsip kerja dari induksi bersama yaitu apabila pada inti besi dililit dua buah
kumparan (kumparan primer dan skunder) dan pada kumparan primar dialiri arus
listrik kemudian arus listrik tersebut diputus secara tiba-tiba mak tegangan induksi
terjadi pada kedua kumparan tersebut. Besar tegangan induksi pada kumparan
Ep/Np = Es/Ns
Kumparan Primer
Baterai
Kunci kontak
6. Busi
yang berfungsi sebagai penghasil bunga api listrik sebagai reaksi dari tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh koil pangapian. Gambar busi pada sepeda motor dapat
xxxii
Mur terminal
Insulator
Rumah metal
Gasket
Inti dari tembaga
Ulir
Elektroda center Celah busi
Elektroda Massa
langkah masuk, busi tersebut didinginkan oleh campuran bahan bakar dan udara
secara tiba-tiba. Pada sepeda motor Honda GL Pro 1997, busi mengalami
perubahan suhu yang sangat cepat setiap dua kali putaran poros engkol. Tekanan
didalam silinder lebih rendah daripada tekanan atmosfir pada langkah masuk,
tetapi pada langkah kerja meningkat menjadi lebih dari 45 atm. Saat kondisi
Atas dasar itulah, maka pemilihan busi harus disesuaikan dengan kondisi
operasi mesin atau disesuaikan dengan nilai panas yang dimiliki oleh busi
tersebut. Nilai panas adalah kemampuan busi untuk meradiasikan sejumlah panas.
Nilai panas busi dapat diketahui melalui panjang unsur insulator (T). Busi dingin
lebih kecil, dan jalur perambatannya lebih pendek sehingga prosesnya akan lebih
xxxiii
cepat. Pada busi panas ujung insulatornya lebih panjang dengan permukaan
singgung dengan api lebih besar. Hal ini menyebabkan jalur perambatan panasnya
Busi yang baik menurut ciri-ciri fisiknya adalah dengan warna ulir kuning
keemasan, permukaan kutub negatifnya rata, serta menghasilkan bunga api yang
Pemilihan busi yang tepat dapat dilihat dari warna insulatornya, yaitu
berwarna coklat terang untuk pemakaian busi yang sesuai dengan kondisi operassi
mesin. Sepeda motor Honda GL Pro 1997 menggunakan busi dengan kode yaitu
Kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian CDI sepeda motor Honda
GL Pro 1997 dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan (suhu yang cepat
gangguan antara lain adalah kelembaban udara dan faktor cuaca. Sedangkan
kerusakan yang disebabkan oleh usia adalah karena pemakaian yang terus
menerus dengan kondisi dialiri arus, maka menyebabkan berubahnya sifat dan
spesifikasi komponen.
adalah tidak dihasilkannya loncatan bunga api yang sempurna. Kerusakan tersebut
xxxiv
1. Harga tahanan terukur pada beberapa komponen tidak sesuai dengan
spesifikasi. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh usia pemakaian, atau akibat
GL Pro 1997
xxxv
4. Koil pengapian a. Tahanan kumparan primer. a. Ohm meter.
massa.
massa.
a.
sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 dalam keadaan baik dan layak
xxxvi
1. Pemeriksaan sekering
a. Secara visual
penghubung putus berarti sekering rusak, maka sekering perlu diganti dengan
yang baru.
b. Menggunakan multitester
meter. Kemudian letakkan kabel tester pada kedua ujung sekering. Bila jarum
bergarak berarti sekering dalam keadaan baik dan bila diam berarti sekering
putus.
a. Secara visual
kabel/terminal pada kunci kontak. Bila sambungan putus berarti aliran arus
b. Menggunakan multitester
multitester pda posisi ohm meter. Setelah itu letakkan kabel tester pada kedua
terminal kunci kontak. Bila jarum bergerak berarti kunci kontak dalam
keadaan baik. Kunci kontak terputus bila jarum tidak bergerak dan kunci
xxxvii
3. Pemeriksaan Busi
Untuk memeriksa bunga api, tutup busi harus dilepas terlebih dahulu
dan ditempelkan pada kepala silinder. Untuk mengetahui percikan pada busi,
staterlah motor dalam keadaan busi masih ditempelkan pada kepala silinder.
Bila api berwarna biru keputihanberarti masih baik dan bila berwarna merah
Busi menandakan dari kondisi operasi sepeda motor, oleh sebab itu
penentuan busi yang tepat dapat dilihat dari keadaan busi tersebut. Berikut ini
1) Busi normal
Bila bahan bakar yang digunakan tanpa timbal, maka isolator pada busi
nilai panas yang tidak tepat, campuran yang terlalu kaya dan elemen udara
yang tersumbat. Hal ini menyebabkan api yang dihasilkan tidak sempurna.
Untuk itu elemen saringan udara dan setelan karburator harus diperiksa, bila
tidak terjadi apa-apa busi harus diganti dengan yang satu tangga lebih panas.
xxxviii
3) Busi terbakar
penyebabnya adalah pemakaian busi yang tidak tepat atau campuran bahan
karburator atau dengan mengganti busi yang satu tingkat lebih dingin.
c. Celah busi
Celah busi adalah jarak antara elektroda tengah dengan elektroda massa.
Bila celah tersebut terlalu dekat kesalahan pengapian bisa terjadi dan bila
terlalu lebar bunga api tidak akan terjadi pada busi tersebut. Karena itu celah
busi harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Pada sepeda motor
Honda GL Pro 1997 celah businya adalah 0,8 – 0,9 mm. Pengukuran celah
xxxix
d. Membersihkan busi
Untuk menghilangkan karbon pada busi dapat dilakukan denga dua cara
busi pada alat pembersih busi. Biasanya 10-20 detik waktu pembersihan sudah
menggunakan sikat kawat halus. Karbon dihilangkan dari dalam busi dan
busi. Bila elektroda telah aus, kikirlah agar datar kembali. Dan yangterahir
xl
Gambar 16. Membersihkan busi dengan sikat
(Sumber :Hadi Suganda, Katsumi Kageyama, 2004)
salah satu kabel tester ke terminal positif ignition coil dan menempelkan kabel
yang satunya ke bodi ignition coil. Bila jarum menyimpang berarti kumparan
primer dalam keadaan baik. Tahanan yang harus terukur (Standart) adalah 0,4 –
0,6 ohm.
Kabel primer
pada terminal positif ignition coil dan kabel yang satunya kita tempelkan pada
kabel tegangan tegangan tinggi. Tahanan yang harus terukur (Standart) adalah
7 – 9 kOhm
Inti
xli
Gambar 18. Memeriksa kumparan skunder dengan multitester
(Sumber :Hadi Suganda, Katsumi Kageyama, 2004)
rapat kembali.
ohmmeter. Bila tahanannya tak terhingga atau kurang dari spesifikasi, unit CDI
harus diganti.
kabel terlebih dahulu. Kemudian tahanan antar ujung kabel diukur dengan
ohmmeter. Bila tahananya takterhingga atau kurang dari spesifikasi yaitu antara
.magnit
xlii
8. Pemeriksaan tahanan Kumparan pengisian
sambungan kabel magnet. Ujung dari kabel-kabel dan massa diukur tahanannya
pengisian harus diganti. Tahanan standartnya adalah 0,2 – 2 Ohm pada 20 0C.
9. Pemeriksaan Baterai
tersebut. Bila air kurang dari batas yang telah ditentuka harus segera di isi
kembali.
Batas maksimum
Batas minimum
Selain air, hal yang sangat penting adalah pengisian dalam baterai
xliii
mengukur berat jenis elektrolit menggunakan hidrometer. Untuk mengukur berat
jenis, masukkan hidrometer kedalam sel dan hisaplah elektrolit secara perlahan-
lahan. Bacalah pengamatan setinggi mata. Pembacaan harus diantara 1,23 – 1,26
pada suhu 20 0C. Bila pembacaan berada dibawah ambang batas maka aki dalam
kedaan kosong dan harus di isi kembali. Pengisian pada baterai dapat dilihat pada
gambar berikut.
Pipa gelas
Hidrometer
F. Pembahasan
yaitu kumparan pengisian, pick up coil, Unit CDI, ignition coil, dan busi.
Baterai pada sepeda motor Honda GL Pro dipakai sebagai sumber arus pada
sistem pengapian dan lampu-lampu. Bila mesin sudah hidup tugas baterai diambil
Fungsi dari sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 adalah untuk
menghasilkan loncatan bunga api pada busi yang digunakan sebagai awal
pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Syarat untuk sempurnanya sistem
pengapian CDI adalah harus ada tegangan listrik yang tinggi. Arus tegangan
xliv
tinggi ini harus mampu menghasilkan loncatan bunga api pada busi pada waktu
dan posisi yang tepat dengan langkah torak atau pada saat akhir langkah kompresi,
kemudian untuk yang terakhir adalah komponen dari sistem pengapian harus kuat
sebagai berikut :
1. Kebaikan
2. Kekurangan
xlv
Bila terjadi kerusakan pada sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro
1997, maka pengecekan dilakukan dari komponen yang paling ahir yaitu Busi.
Hal ini dilakukan karena busi merupakan komponen yang mudah rusak.
xlvi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 dapat
1. Sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 adalah berfungsi untuk
mengatur bunga api listrik pada busi untuk membakar campuran bahan bakar
2. Sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 terdiri atas baterai kunci
kontak, koil pulsa (Pick up coil), unit CDI, koil pengapian, dan busi. Dengan
prinsip ditimbulkannya loncatan bunga api pada busi karena adanya tegangan
tinggi tiba-tiba yang dialirkan oleh koil pengapian menuju busi. Koil
3. Kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro
1997 adalah tidak adanya bunga api listrik pada busi atau bunga api yang
4. Cara mendeteksi kerusakan pada sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro
1997 adalah dengan pengetesan loncatan bunga api yang dihasilkan oleh busi.
Bila api yang dihasilkan oleh busi tidak baik atau bahkan tidak ada berarti
xlvii
komponen yang mengalami kerusakan yaitu busi, koil pengapian, unit CDI,
B. Saran
berikut :
1. Untuk menghasilkan daya mesin yang baik dan waktu pengapian yang tepat,
maka konstruksi sistem pengapian CDI Honda GL Pro 1997 harus selalu
2. Perawatan pada sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 harus
3. Bila terjadi kerusakan pada sistem pengapian CDI Honda GL Pro 1997,
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
xlix
l