Professional Documents
Culture Documents
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan rasa pahit, getir, asam, asin dan manis pada
makanan atau minuman yang kita cicipi, bukan? Pada dasarnya rasa makanan, minuman atau zat
tertentu yang terasa asam, pahit, getir, asin dan manis disebabkan karena sifat zat tersebut, yaitu sifat
yang berkaitan dengan asam, basa dan garam. Rasa asam terkait dengan suatu zat yang dalam ilmu
kimia digolongkan sebagai asam. Rasa pahit terkait dengan bahan lain yang digolongkan sebagai basa.
Namun, tidak semua yang mempunyai rasa pahit merupakan basa. Basa dapat dikatakan sebagai lawan
dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan, sehingga sifat asam
dan basa dihilangkan. Hasil reaksi antara asam dengan basa kita sebut garam. Adapun rasa manis terkait
dengan kehadiran sifat asam dan basa secara bersama-sama.Untuk memperoleh pengetahuan tentang
sifat asam, basa dan garam suatu zat lebih jauh lagi, silahkan baca artikel-artiikel kami pada tombol di
samping kiri Anda.
ASAM
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier, secara keliru berkeyakinan
bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung
oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena ia
tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah yang
memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang berarti "pembentuk asam". Setelah unsur klorin,
bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir
Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy, berkeyakinan bahwa semua asam
mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August
Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan
pengertian asam
PengertianAsam
Rasa asam menunjukkan bahwa suatu bahan mengandung asam. Kata asam(acid) berasal dari bahasa
Latin acidus yang berarti rasa asam. Sejak ratusan tahun yang lalu, para ahli kimia telah berhasil
memisahkan berbagai jenis asam dari sumber alami (tumbuhan dan hewan). Mereka menamainya
sebagai asam-asam organik. Ketika ilmu kimia semakin berkembang, para ahli dapat membuat asam
sulfat, asam klorida, asam nitrat dan berbagai asam lainnnya dari bahan mineral. Mereka
menamainya asam-asam mineral
Asam-asam mineral tersebut dikenal, setelah dikemukankannya definisi asam dari Arrhenius. Menurut
Arrhenius, suatu atom unsur penyusun senyawa kimia yang berinteraksi dengan atom unsur lainnya
dapat kehilangan sejumlah elektron atau memperoleh sejumlah elektron. Atom unsur yang kehilangan
elektron akan bermuatan positif. Sedangkan atom unsur yang mendapat tanbahan elektron akan
bermuatan negatif. Unsur yang bermuatan listrik positif atau negatif tersebut dinamakan ion. Contoh
ion antara lain adalah ion hidrogen (H+), ion natrium (Na+), ion klorida (Cl-), ion hidroksida (OH-), dan
lain-lain. Dengan demikian, pengertian asam menurut Arrhenius adalah sebagai berikut.
Asam adalah zat yang jika di larutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+)
Berdasarkan pengertian asam menurut Arrhenius tersebut, maka ketika suatu senyawa asam di larutkan
ke dalam air akan terbentuk ion hidrogen (H+) dan ion negatif menurut reaksi sebagai berikut.
Secara umum, asam mineral bereaksi lebih hebat daripada asam-asam organik. Mereka menamai asam
mineral itu sebagai asam kuat, sedangkan asam-asam organik sebagai asam lemah. Larutan asam dapat
encer atau pekat. Larutan encer mengandung hanya sedikit asam, sedangkan larutan pekat mengandung
banyak asam.
Sifat-sifat Asam
Dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas karbon dioksida dan air. Sebagai
contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan asam klorida. Pada reaksi ini terbentuk senyawa
kalsium klorida.
Dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai contoh, reaksi antara asam
sulfat dengan tembaga oksida. Pada reaksi tersebut, zat biasanya dipanaskan untuk mempercepat
reaksi. Zat lain yang terbentuk adalah tembaga sulfat. Pembentukkan tembaga sulfat ini dapat diamati
dari timbulnya warna biru pada larutan.
Walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik.
BASA
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam
air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH
lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama
kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa
dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan
basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Sifat-sifat basa :
Kaustik
Rasanya pahit
Basa kuat adalah basa yang dapat terionisasi 100% dalam air. Umumnya basa ini merupakan senyawa
yang tersusun dari ion golongan IA dan IIA dengan ion hidroksida (OH-). Contoh basa kuat adalah: NaOH,
Ca(OH)2, Mg(OH)2, KOH, dan sebagainya.
Dalam kimia, teori Brønsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes
Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori ini, asam
Brønsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau "mendonorkan"
kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brønsted sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau
"menerima" kation hidrogen (proton).
Air sebagai asam maupun basa. Satu molekul H2O berperan sebagai basa dan menerima H+ menjadi
H3O+; H2O yang lainnya berperan sebagai asam dan melepaskan H+ menjadi OH-.
Ketika sebuah senyawa yang berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat basa
yang menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam basa Brønsted–Lowry dapat didefinisikan
sebagai reaksi:
Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan
asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel
dan dapat berjalan terbalik maupun ke depan.
Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam reaksi asam asetat (CH3CO2H)
dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.
Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan ion hidronium, H3O+, adalah asam
konjugat dari air.
Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:
H2O mendonorkan proton kepada NH3. Ion hidroksida adalah basa konjugat dari air yang berperan
sebagai asam, sedangkan ion amonium adalah asam konjugat dari basa amonia.
Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+)
dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat
basa yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH-) dan
berkurangnya ion hidrogen (H+).
Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat keasaman atau
kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH-
di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion
OH- di dalam air.
Garam
Apabila suatu larutan asam dengan larutan basa dicampurkan dalam suatu bejana, maka ion H+ (dari
asam) akan bereaksi dengan ion OH- (dari basa) membentuk air. Reaksi antara ion H+ dengan OH-
tersebut dapat di tuliskan sebagai berikut.
Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetral (netralisasi). Hal ini karena selain air, hasil reaksi
antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun
basa. Zat netral yang di maksudkan di sini adalah garam. Mengingat reaksi netralisasi dapat
menghasilkan garam, maka reaksi ini juga di kenal dengan istilah reaksi penggaraman. Secara sederhana,
reaksi netralisasi atau reaksi penggaraman dapat di tuliskan sebagai berikut.
Contoh sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium
hidroksida (NaOH), yang akan membentuk natrium klorida NaCl (garam dapur) dan air.
Pada dasarnya, reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi kehidupan manusia. Reaksi
netralisasi tidak hanya terbatas pada pembentukkan garam dan air. Dalam kehidupan sehari-hari banyak
dijumpai prinsip atau reaksi netralisasi, termasuk dalam bidang kesehatan dan pertanian.
Asam klorida encer dalam lambung yang berlebihan Digunakan obat yang mengandung
dapat menyebabkan gangguan pencernaan (penyakit basamagnesium hidroksida atau aluminium
maag) hidroksida untuk menetralisir kelebihan asam
lambung
Mulut kita mengandung zat yang dapat merusak gigi Pasta gigi sebagai penetral
dan menimbulkan bau mulut
Tanah yang terlalu asam akibat polusi (misal: hujan Tanah diberi kalsium oksida, kalsium hidroksida,
asam) dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau kalsium karbonat sebelum ditanami.
dengan baik
Hujan Asam
Gas-gas sisa, baik yang berasal dari kendaraan bermotor atau pabrik, mengandung gas belerang
dioksida dannitrogen oksida. Gas-gas ini dilepas ke udara sehingga menimbulkan polusi. Gas-gas
tersebut juga larut dalam titik-titik air di awan sehingga membentuk larutan asamsulfat dan asam
nitrat. Ketika terjadi hujan, larutan-larutan ini bercampur dan turun bersama hujan. Inilah yang
dinamakan dengan hujan asam.
Hujan asam merugikan manusia dan lingkungan. Berikut adalah dampak yang ditimbulkan oleh hujan
asam:
Hujan asam dapat menyebabkan matinya tumbuhan dan ikan. Asam yang terdapat dalam air hujan
dapat bereaksi dengan mineral dalam tanah. Tumbuhan menjadi kekurangan mineral sehingga mati atau
tidak tumbuh dengan baik. Hujan asam juga dapat melarutkan alumunium dari mineral dalam tanah dan
bebatuan, kemudian menghanyutkannya ke sungai sehingga dapat meracuni ikan dan mahluk air
lainnya.
Hujan asam yang bereaksi dengan logam dapat merusak jembatan, mobil, kapal laut, dan rangka
bangunan. Hujan asam dapat merusak bangunan (gedung/ rumah) yang terbuat dari batu kapur