You are on page 1of 6

Jurnal Biologi Sumatera, Januari 2008, hlm. 1 – 6 Vol. 3, No.

1
ISSN 1907-5537

SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN OLEH


PEDAGANG JAMU GENDONG UNTUK MERAWAT KULIT WAJAH
DI KECAMATAN MEDAN BARU

Juliati Br. Tarigan, Cut Fatimah Zuhra, dan Herlince Sihotang


Departemen Kimia FMIPA – USU

Abstract

Result of survey for pedagang jamu gendong gived of information about vegetable used for skin care of
face applied to face and drinked. Pedagang jamu gendong only three Kelurahan obtained from Six kelurahan at
the Kecamatan Medan Baru such as Kelurahan Padang Bulan, Titi Rante, and Babura, they were live grouped.
Only three from all Vegetable used for skin care of face that was contained alkaloid, flavonoid,
terpenoid/steroid, saponin, and tannin compounds such as lempuyang gajah (Zegiber zorumbet Val.), temu
giring (Curcuma heyneana Val. V.Zyp), temu kunci (Kaempferia pandurata). Material applied to skin care of
face commonly contained of compounds bioactive flavonoid and saponin. Material applied to drink commonly
contained alkaloid, flavonoid and terpenoid/steroid.

Keywords: phytochemistry screenning, jamu gendong, alkaloid, flavonoid, terpenoid

PENDAHULUAN disebabkan karena bahan-bahan alami lebih dapat


diterima oleh tubuh dibandingkan bahan sintetik.
Perawatan kecantikan secara tradisional Tumbuhan yang dapat digunakan tentunya tumbuhan
merupakan salah satu manifestasi kebudayaan yang yang memang dikenal sejak dahulu kala bermanfaat
diturunkan secara turun temurun dan telah menjadi dalam perawatan kulit wajah dan biasanya telah
satu bentuk seni kecantikan. Penilaian bentuk dan diolah sedemikian rupa dalam bentuk jamu-jamuan
rupa serta norma-norma kecantikan berubah sesuai yang dapat diminum atau dioleskan langsung pada
dengan tuntutan jaman, dan dipengaruhi oleh wajah. Merawat diri dari dalam sangat perlu untuk
perkembangan teknologi. Banyak usaha yang telah memastikan kesehatan tubuh yang seterusnya akan
dilakukan oleh para ahli kecantikan dalam perawatan menyempurnakan kecantikan luar. Dengan demikian
kecantikan baik menggunakan alat-alat modern jamu dan kecantikan merupakan pasangan kembar
maupun dengan pemakaian jamu-jamu tradisional. yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dan
Perawatan kulit wajah merupakan bagian dari kecantikan merupakan idaman setiap orang khususnya
perawatan kecantikan yang telah dikenal sejak jaman wanita.
dahulu kala dan telah menjadi bagian dari kebudayaan Jamu dibuat dari bahan asli tumbuh-
masyarakat. tumbuhan, daun, akar, buah-buahan dan bunga-
Perawatan kulit wajah dengan bahan sintetik/ bungaan yang mempunyai khasiat untuk merawat
kimia sering kali menimbulkan masalah, dimana kesehatan dan kecantikan (Mursito, 1999).
ikatan kimia yang terjadi antara bahan kimia dengan Kandungan senyawa kimia aktif yang terdapat pada
kulit wajah sering kali menyebabkan terjadinya iritasi. tanaman adalah alkaloida, flavonoida, terpenoida,
Sebagai contoh minyak mineral yang sering steroida, tanin dan saponin yang dapat diketahui
digunakan sebagai bahan dasar formulasi kosmetik dengan cara skrining fitokimia (Achmad, 2006).
perawatan wajah dapat menimbulkan komedo. Hal ini Umumnya tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat dalam
terjadi karena ukuran molekul dari minyak mineral perawatan kulit wajah ini sering dipasarkan oleh
yang pada umumnya besar akan menyebabkan sukar pedagang jamu gendong dalam bentuk cairan yang
menyerap ke dalam pori-pori kulit sehingga dapat dikemas dalam botol ataupun dalam bentuk lulur jika
menyumbat pori-pori tersebut dan menimbulkan ada konsumen yang memesannya. Jamu yang dijual
komedo (Anonim 1, 2005). pedagang jamu gendong ini biasanya merupakan jamu
Oleh karena itu trend yang popular saat ini hasil racikan sendiri atau dicampurkan dengan jamu
adalah back to nature atau kembali ke alam yaitu yang telah dikemas secara modern. Dalam prakteknya,
dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan/herbal pembeli akan menyampaikan keinginannya atau
sebagai bahan utama perawatan kulit wajah. Hal ini keluhan sakitnya pada pedagang jamu dan selanjutnya

Universitas Sumatera Utara


2 TARIGAN ET AL. J. Biologi Sumatera

pedagang jamu akan meracik jamu tersebut. Untuk itu selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender
sangat diperlukan pengetahuan dari pedagang jamu kemudian disimpan dalam wadah yang dilengkapi
terutama untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan kapur tohor. Untuk sampel buah dan bunga
dengan khasiat dari jamu yang diraciknya tersebut. digunakan dalam bentuk basah dimana terlebih dahulu
Pengetahuan akan khasiat jamu ini sangat penting dihaluskan dengan menggunakan blender.
agar konsumen lebih yakin dan mendapatkan jamu
yang tepat sesuai dengan keinginannya. Demikian Skrining Fitokimia
juga untuk para pedagang jamu sendiri akan lebih Skrining fitokimia serbuk simplisia dan
percaya diri dalam memasarkan jamunya. sampel dalam bentuk basah meliputi pemeriksaan
Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti kandungan senyawa alkaloida, flavonoida, terpenoida/
tertarik untuk meneliti tentang tumbuhan yang steroida, tanin dan saponin menurut prosedur yang
digunakan oleh pedagang jamu gendong sebagai telah dilakukan oleh Harbone (Harbone, 1987) dan
bahan jamu yang bermanfaat dalam perawatan kulit Depkes (Depkes, 1995).
wajah dan sekaligus meneliti kandungan senyawa
kimia alkaloida, flavonoida, terpenoida/steroida, tanin Pemeriksaan Alkaloida
dan saponin yang terdapat pada masing-masing Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5
tumbuhan tersebut dengan cara skrining fitokimia. gram kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N
dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air
BAHAN DAN METODE selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat yang
diperoleh dipakai untuk test alkaloida sebagai berikut:
Bahan-Bahan 1) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan dengan 2
Bahan-bahan yang digunakan adalah tetes pereaksi Bouchardat, reaksi positif ditandai
Tanaman hasil survei, NaOH 10%, Serbuk logam Mg, dengan terbentuknya endapan berwarna coklat
HCl pekat, FeCl3 1%, H2SO4 pekat, Serbuk logam Zn, sampai hitam.
Asetat anhidrida, Kalium iodida, Iodium, Bismut (II) 2) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes
nitrat, HNO3, Raksa (II) klorida, Cerium sulfat 1%, pereaksi Dragendorff, reaksi positif ditandai
NaOH 2N, Etanol 95%, Metanol, Eter, dan Etil asetat. dengan terbentuknya warna merah atau jingga.
3) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan dengan 2
Metode tetes larutan pereaksi Mayer, reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya endapan menggumpal
Pengumpulan Sampel berwarna putih atau kuning.
Informasi mengenai tumbuhan yang 4) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan dengan 2
digunakan sebagai sampel diperoleh melalui tetes pereaksi Wagner, reaksi positif ditandai
wawancara dengan pedagang jamu gendong yang dengan terbentuknya endapan berwarna coklat.
berdomisili di Kecamatan Medan Baru dengan cara
mengisi kuesioner tentang tumbuhan yang diketahui Prosedur yang sama juga dilakukan untuk
oleh pedagang jamu gendong berkhasiat dalam sampel dalam bentuk basah.
perawatan kulit wajah. Pertanyaan yang diajukan
sebagai berikut: nama tumbuhan, bagian yang Pemeriksaan Flavonoida
digunakan, fungsinya dan cara pemakaian. Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5
gram lalu ditambahkan 10 ml metanol, direfluks
Pengolahan Sampel selama 10 menit, disaring panas-panas melalui kertas
Bagian tumbuhan yang digunakan oleh saring. Filtrat diencerkan dengan 10 ml air suling,
pedagang jamu gendong dalam perawatan kulit wajah, setelah dingin ditambahkan 5 ml eter, dikocok hati-
dibeli di pasar tradisional dengan memilih bahan yang hati, lalu didiamkan sebentar. Lapisan metanolnya
sesuai, jika tidak ada dijual di pasar maka diambil dari diambil, diuapkan pada temperatur 400C, sisanya
rumah warga yang menanam tumbuhan tersebut. dilarutkan dalam 5 ml etil asetat, disaring. Filtratnya
Setelah dikumpulkan, dibersihkan dengan air bersih, digunakan untuk uji flavonoida dengan cara berikut:
kemudian ditiriskan selanjutnya untuk sampel daun 1) Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara sampai kering, sisanya dilarutkan dalam 2 ml
terbuka dan untuk sampel dalam bentuk akar/rimpang etanol 95%, lalu ditambahkan 0,5 gram serbuk
dikeringkan dahulu 1 hari dalam bentuk utuh di bawah seng dan 2 ml asam klorida 2 N, didiamkan
sinar matahari, kemudian diiris tipis dan dikeringkan selama 1 menit, kemudian ditambahkan 10 tetes
dengan menggunakan alat pengering yang dilengkapi asam klorida pekat. Jika dalam waktu 2 – 5 menit
dengan lampu pijar sampai menjadi kering,

Universitas Sumatera Utara


Vol. 3, 2008 J. Biologi Sumatera 3

terjadi warna merah intensif menunjukkan adanya adanya tanin. Prosedur yang sama juga dilakukan
flavonoida. untuk sampel dalam bentuk basah.
2) Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan
sampai kering, sisanya dilarutkan dalam 2 ml Pemeriksaan Saponin
etanol 95%, lalu ditambahkan 0,1 gram serbuk Serbuk simplisia ditimbang sebanyak
magnesium dan 10 tetes asam klorida pekat. Jika 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
terjadi warna merah jingga sampai warna merah ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan, kemudian
ungu menunjukkan adanya flavonoida. dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk
3) Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan busa setinggi 1 – 10 cm yang stabil tidak kurang dari
sampai kering, sisanya dilarutkan dalam 2 ml 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes
etanol 95%, lalu ditambahkan pereaksi NaOH asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin.
10%. Jika terjadi warna biru violet menunjukkan Prosedur yang sama juga dilakukan untuk sampel
adanya flavonoida. dalam bentuk basah.
4) Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan
sampai kering, sisanya dilarutkan dengan 2 ml HASIL DAN PEMBAHASAN
etanol 95%, lalu ditambahkan pereaksi FeCl3 1%.
Jika terjadi warna hitam menunjukkan adanya Hasil Penelitian
flavonoida.
5) Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan Hasil Wawancara
sampai kering, sisanya dilarutkan dengan 2 ml Berdasarkan pemantauan lapangan di
etanol 95% lalu ditambahkan pereaksi H2SO4 Kecamatan Medan Baru, pedagang jamu gendong
pekat. Jika terjadi warna hijau kekuning-kuningan hanya terdapat di 3 Kelurahan (ada 6 Kelurahan di
menunjukkan adanya flavonoida. Kecamatan Medan Baru) yaitu Kelurahan Padang
Bulan, Titi Rante, dan Babura.
Pemeriksaan Terpenoida/Steroida Hasil wawancara dengan pedagang jamu
Sebanyak 1 gram serbuk simplisia disari gendong memberikan informasi tentang tumbuhan
dengan 20 ml eter selama 2 jam, disaring kemudian yang sering digunakan dalam perawatan wajah baik
dilakukan pemeriksaan pada masing-masing pereaksi yang diminum ataupun dioleskan dalam bentuk lulur
dengan prosedur sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
1) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes
pereaksi Salkowsky (H2SO4 pekat). Apabila Tabel 1. Nama tumbuhan yang digunakan dalam
terbentuk warna merah menunjukkan adanya perawatan kulit wajah
terpenoida/steroida. Nama Bagian yang
Cara Pemakaian
2) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan dengan 2 Dioleskan/
Tumbuhan Digunakan Diminum
Lulur
tetes pereaksi Liebermann – Bouchard. Apabila Mangkokan Daun - √
terbentuk warna ungu atau merah yang berubah Kemuning Daun - √
menjadi biru ungu atau biru hijau menunjukkan Temu Mangga Rimpang - √
adanya terpenoida/steroida. Temu Giring Rimpang - √
3) Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan dengan 2 Temu Kunci Rimpang - √
Melati Bunga - √
tetes pereaksi cerium sulfat 1%. Apabila terbentuk Bengkoang Umbi (Pati) - √
warna coklat menunjukkan adanya terpenoida/ Daun yang
Asam Jawa - √
steroida. muda
Daun yang
Jambu - √
muda
Prosedur yang sama juga dilakukan untuk Daun yang
sampel dalam bentuk basah. Nangka - √
tua
Tomat Buah - √
Pemeriksaan Tanin Mentimun Buah - √
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 1 gram, Sirih Daun √ -
Kencur Rimpang √ -
disari dengan 10 ml air suling lalu disaring. Filtrat Temulawak Rimpang √ √
diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan Lempuyang Rimpang √ -
diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan dengan 1 – 2 Kunyit Rimpang √ √
tetes pereaksi besi (III) klorida 1%. Jika terjadi warna Jahe Rimpang √ -
Jeruk Nipis Buah √ √
biru kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


4 TARIGAN ET AL. J. Biologi Sumatera

Tabel 2. Hasil skrining fitokimia


Kandungan Kimia
Sampel
Alkaloida Flavonoida Triterpenoida Saponin Tanin
Daun Mangkokan - + - + -
Daun Sirih + + + - +
Daun Jambu + - + - +
Daun Nangka - + + - +
Daun Kemuning - + - + +
Kencur + + + - -
Temu Lawak + + + - +
Lempuyang + + + + +
Kunyit + + + - +
Jahe + + + - +
Temu Mangga + + + - +
Temu Giring + + + + +
Temu Kunci + + + + +
Daun Asam Jawa + + - - +
Bunga Melati + + - - +
Tomat + + + - -
Mentimun - - + + -
Bengkoang + - - + -
Jeruk Nipis - - + - -

Hasil Skrining Fitokimia tersebut baik yang diminum maupun yang dioleskan
Hasil skrining fitokimia terhadap bagian adalah untuk menghaluskan dan menyegarkan kulit.
tumbuhan yang digunakan dalam perawatan kulit Apabila dibandingkan dengan literatur masih ada
wajah dengan menggunakan beberapa pereaksi untuk fungsi lain yang lebih spesifik misalnya untuk flek
mengetahui kandungan senyawa kimia alkaloida, hitam, jerawat dan lain sebagainya, misalnya
flavonoida, terpenoida/steroida, tanin dan saponin temulawak dan kencur dapat digunakan untuk obat
tercantum dalam Tabel 2. jerawat (Mursito, 2004). Jamu yang secara umum
diminum dalam perawatan kulit adalah jamu kunyit
Pembahasan asam sehingga kurang bervariasi dibandingkan
Bahan-bahan jamu yang terdapat di dalam literatur.
jamu gendong yang digunakan untuk perawatan kulit Berdasarkan skrining fitokimia diperoleh
wajah dapat digolongkan atas 2 jenis, yaitu: kandungan kimia pada masing-masing tanaman
1) Bahan cair yang umumnya diminum dan sebagai berikut:
merupakan hasil perasan simplisia yang segar. 1) Tumbuhan yang mengandung senyawa alkaloida
Bagian ini terutama mengandung temu-temuan adalah:
antara lain rimpang kencur, rimpang kunyit, - Daun Sirih - Daun Jambu
rimpang temulawak, rimpang jahe, dan rimpang - Rimpang Kencur - Rimpang Temulawak
lempuyang. Disamping itu ada juga bahan lain - Lempuyang Gajah - Rimpang Kunyit
yang selalu ditambahkan ke dalam jamu tersebut - Rimpang Jahe - Temu Mangga
yaitu: air gula, air perasa buah jeruk nipis, dan - Temu Giring - Temu Kunci
amilum beras. - Daun Asam Jawa - Bunga Melati
2) Bahan lulur yang biasanya dioleskan kekulit - Tomat - Bengkoang
wajah. Bagian ini terutama mengandung daun- 2) Hampir semua tumbuhan yang menjadi sampel
daunan yaitu daun mangkokan, daun kemuning, mengandung senyawa flavonoida kecuali daun
daun asam jawa serta temu-temuan yakni temu jambu, mentimun, buah jeruk nipis, dan
mangga, temu giring, temu kunci dan temulawak. bengkoang.
Bahan yang dibuat menjadi masker dalam 3) Untuk senyawa bioaktif terpenoida/steroida
perawatan kulit wajah adalah tomat, mentimun umumnya hampir semua tumbuhan sampel
dan bengkoang. memilikinya dan hanya 5 tumbuhan yang tidak
mengandung terpenoida/steroida yaitu daun
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari mangkokan, daun kemuning, daun asam jawa,
pedagang jamu gendong, umumnya fungsi dari jamu bunga melati, dan bengkoang.

Universitas Sumatera Utara


Vol. 3, 2008 J. Biologi Sumatera 5

4) Tumbuhan yang mengandung senyawa saponin ada dalam bentuk daun, bunga, rimpang dan buah/
adalah: umbi.
- Daun Mangkokan - Daun Kemuning 3) Dari keseluruh tumbuhan tersebut hanya 3
- Lempuyang Gajah - Temu Giring tumbuhan yang mengandung senyawa alkaloida,
- Bengkoang - Mentimun flavonoida, terpenoida/steroida, saponin dan tanin
5) Tumbuhan yang mengandung senyawa tanin yaitu lempuyang gajah, temu giring dan temu
adalah: kunci.
- Daun Sirih - Daun Jambu 4) Bahan yang digunakan sebagai lulur atau yang
- Daun Nangka - Daun Kemuning dioleskan ke wajah umumnya mengandung
- Temu Lawak - Lempuyang Gajah senyawa bioaktif flavonoida dan saponin.
- Kunyit - Jahe
- Temu Mangga - Temu Giring DAFTAR PUSTAKA
- Temu Kunci - Daun Asam Jawa
- Bunga Melati Achmad, S.A., 2006, Kimia Bahan Alam dan Potensi
Keanekaragaman Hayati, Workshop
Dari keseluruh tumbuhan tersebut hanya 3 Peningkatan Sumber Daya Manusia
tumbuhan yang mengandung senyawa alkaloida, Pengelolaan dan Penelitian Potensi
flavonoida, terpenoida/steroida, saponin dan tanin Keanekaragaman Hayati, Padang.
yaitu lempuyang gajah, temu giring, dan temu kunci. Anonim 1, 2005, 7 Bahan Kosmetik Harus Dihindari,
Berdasarkan hasil skrining fitokimia dan www.astaga.com
informasi dari para pedagang jamu gendong diketahui Anonim 2, 1997, Cosmetic Regulation Around The
bahwa bahan yang diminum umumnya mengandung World: Part 1 – The United State, SPC Asia.
senyawa alkaloida, flavonoida dan terpenoida, Darwis, D., 2006, Teknik Penelitian Kimia Organik
sedangkan bahan yang digunakan sebagai lulur atau Bahan Alam, Workshop Peningkatan Sumber
yang dioleskan ke wajah umumnya mengandung Daya Manusia Pengelolaan dan Penelitian
senyawa bioaktif flavonoida dan saponin. Berdasarkan Potensi Keanekaragaman Hayati, Padang.
literatur secara umum senyawa flavonoida berfungsi Departemen Kesehatan RI, 1989, Materia Medika
sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja Indonesia, Jilid VI, Jakarta.
radikal bebas (Hanani Endang, 2005) dan saponin Hanni, 2003, Membantu Menjaga Kesehatan Kulit,
berfungsi sebagai antimikroba (Robinson, 1995). Tumbuhan sebagai Bahan Kosmetik,
Radikal bebas sebagai hasil samping dari www.pikiran-rakyat.com
proses metabolisme merupakan penyebab kerusakan Hanani, E., A. Mun’im dan R. Sekarini, 2005,
kulit. Bahan ini berupa molekul atau atom yang tidak Identifikasi Senyawa Antioksidan Dalam
stabil karena mempunyai susunan elektron yang tidak Spons Callyspongia Sp. dari Kepulauan
normal. Keberadan radikal bebas itu dapat Seribu, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II,
mempengaruhi produksi enzim yang berfungsi No. 3. Jakarta
mempertahankan fungsi sel antara lain menyebabkan Harbone, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun
kerusakan kolagen dan elastin sehingga kulit menjadi Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
kendur dan tidak elastis. Radikal bebas dapat berasal Terbitan Kedua, ITB Bandung.
dari luar tubuh berupa makanan yang banyak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2006,
mengandung bahan pengawet, pewarna, asam lemak Program Iptekda – LIPI: Intermediasi Iptek
tidak jenuh, pestisida, radiasi ultraviolet, asap rokok, Menuju Dunia Bisnis, LIPI, Jakarta.
dan lain-lain (Mursito, 1999). Manitto, P., 1981, Biosintesis Produk Alami,
Penerjemah Koensoemardiyah, IKIP Semarang
KESIMPULAN Press, Semarang.
Mursito, B., 2004, Tampil Percaya Diri Dengan
1) Dari 6 Kelurahan yang terdapat pada Kecamatan Ramuan Tradisional, Penebar Swadaya,
Medan Baru, pedagang jamu gendong hanya Jakarta.
terdapat pada 3 Kelurahan yakni Kelurahan Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan
Padang Bulan, Titi Rante, dan Babura, dimana Tinggi, Penerjemah Padmawinata K., ITB
umumnya mereka tinggal secara berkelompok. Bandung, Bandung.
2) Terdapat 19 jenis tumbuhan yang biasa digunakan Ronald, 2006, Obat-obatan Ramuan Tradisional, CV
dalam perawatan kulit wajah baik yang digunakan Yrama Widya, Bandung.
dengan cara dioles/lulur atau diminum dalam Rostamailis, 2005, Perawatan Badan, Kulit dan
bentuk jamu. Bagian tumbuhan yang digunakan Rambut, Rineka Cipta, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


6 TARIGAN ET AL. J. Biologi Sumatera

Salisbury, F. dan Ross, C., 1995, Fisiologi Tumbuhan, Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam,
Penerjemah Lukman D.R. dan Sumaryono. Cetakan Pertama, UGM Press, Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, H., 1991, Spektroskopi, Cetakan Yuliani, S., 2001, Prospek Pengembangan Obat
Pertama, Liberty, Yogyakarta. Tradisional Menjadi Obat Fitofarmaka,
Jurnal Litbang Pertanian, 20 (3), Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

You might also like