You are on page 1of 17

DRAFT USULAN

Reformulasi Tata Institusi


 Usulan Terkait Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Dasar Pasal 2
PMII berasaskan Pancasila
Pertanyaan ringan: Apa konsepsi Pancasila yang digunakan oleh PMII?
Menurut kami perlu ada semacam buku atau catatan yang dibuat oleh PMII terkait dengan
konsepsi Pancasila yang digunakan sebagai asas.
2. Anggaran Dasar Pasal Pasal 3
PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensi, dan
profesional.
Usulan Perubahan: PMII bersifat kemahasiswaan, ke-Islam-an, dan ke-Indonesia-an.
Argumentasi: i) Independensi tidak perlu diterangkan sebagai sifat karena tidak ada klausul
yang menegaskan keterikatan PMII dengan kekuatan politik apapun. Jadi, dengan sendirinya
sudah tidak lagi dibutuhkan. Secara historis, deklarasi independensi PMII-NU dapat dilihat
dalam konteks ketika saat itu NU masih menjadi partai politik. ii) kemasyarakatan sudah
menyatu dengan kebangsaan atau ke-Indonesia-an. Tidak ada bangsa atau negara tanpa
masyarakat dan sebaliknya. iii) profesional merupakan sifat yang dalam konteks PMII dapat
dilihat dalam profesi dan posisinya sebagai mahasiswa. Jadi, mau tidak mau atau suka tidak
suka kata profesional sudah inheren dan tidak terpisahkan dengan sifat kemahasiswaan.

3. Anggaran Dasar Pasal 4


Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya, dan komitmen terhadap cita-
cita kemerdekaan Indonesia
Pertanyaan ringan: Apa definisi dan karakteristik taqwa, berbudi luhur, cakap dan
bertanggungjawab mengamalkan ilmunya? Apa cita-cita kemerdekaan Indonesia?
Menurut kami perlu ada penjelasan terhadap pasal ini.
4. Anggaran Dasar Pasal 5 ayat 1
Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta
peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.
Usulan Perubahan: Merekrut dan membentuk mahasiswa Islam Indonesia sesuai dengan
asas, Nilai Dasar Pergerakan, dan tujuan PMII
5. Anggaran Dasar Pasal 5 ayat 2

1 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII
serta mewujudkan pribadi insan ulul albab.
Usulan perubahan: Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan
asas, Nilai Dasar Pergerakan, dan tujuan PMII
6. Anggaran Rumah Tangga Pasal 2
Usaha:
1. Melakukan dan meningkatkan amar ma’ruf nahi munkar
2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan Iptek
3. Meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam melalui kontekstualisasi pemikiran,
pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam sesuai dengan perkembangan budaya
masyarakat
4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerjasama untuk kesejahteraan umat manusia, umat
Islam, dan mahasiswa serta usaha sosial kemasyarakatan
5. Mempererat hubungan dengan ulama dan umara demi terciptanya ukhuwah Islamiyah,
ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah
6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman,
pengalaman, dan pengamalan Pancasila secara kreatif dan bertanggungjawab
Usulan Perubahan
Pemetaan usaha berdasarkan tujuan
1. Bertaqwa dan berbudi luhur
Peningkatan pengetahuan ke-Islam-an melalui kontekstualisasi pemikiran, pemahaman,
internalisasi, dan pengamalan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunah wal jama’ah.
2. Cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya
Meningkatkan kualitas keilmuan, terutama sesuai dengan disiplin akademiknya, dan
bekerjasama dengan berbagai komponen masyarakat dan negara untuk mengamalkan
ilmunya agar tercapai kesejahteraan masyarakat Indonesia.
3. Komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan
Memupuk dan meningkatkan semangat kebangsaan melalui upaya pemahaman,
internalisasi, dan pengamalan Pancasila
7. Anggaran Rumah Tangga Pasal 3
Anggota Biasa adalah :
a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan atau
yang sederajat.

2 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
b. Mahasiswa Islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan
atau yang sederajat atau telah mencapai gelar sarjana S1, S2, atau S3 tetapi belum
melampau jangka waktu 3 (tiga) tahun.
c. Anggota yang belum melampaui usia 35 tahun.
Kader adalah :
a. Telah dinyatakan berhasil menyelesaikan PKD dan follow up-nya
b. Sebagaimana pada ayat (2) point (a) baik yang menjadi pengurus rayon dan seterusnya
maupun yang telah menggetahui kajian-kajian, aktif melakukan advokasi di masyarakat
maupun telah memasuki wilayah profesional.
Usulan Perubahan
Anggota Biasa adalah :
a. Mahasiswa Islam Indonesia yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi
dan atau yang sederajat yang telah mengikuti dan di bai’at pada saat Mapaba.
b. Mahasiswa Islam Indonesia yang sedang atau telah menyelesaikan program studi pada
perguruan tinggi dan atau yang sederajat atau telah mencapai gelar sarjana S1 (9 tahun),
S2 (12 tahun), atau S3 (15 tahun).
c. Anggota yang belum melampaui usia 33 tahun.
Kader adalah :
a. Telah dinyatakan berhasil menyelesaikan (PKD)
b. Sebagaimana pada ayat (2) point (a) baik yang menjadi pengurus rayon dan seterusnya
maupun yang telah menggetahui kajian-kajian, aktif melakukan advokasi di masyarakat
maupun telah memasuki wilayah profesional.

Perubahan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan Anggaran Rumah Tangga dapat dilihat di
bagian berikutnya.

3 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
 Usulan Terkait Kongres
1. Kongres diadakan sesuai dengan berakhirnya masa khidmat PB PMII yakni setiap 2 tahun 6
bulan;
2. Peserta Kongres terdiri dari utusan PKC dan PC PMII se-Indonesia yang masing-masing
mendelegasikan tiga orang peserta;
3. PKC dan PC mendapatkan hak bicara dan suara;
4. Kongres membahas perubahan atau penetapan:
a. Anggaran Dasar;
b. Anggaran Rumah Tangga, dan;
c. Peraturan Organisasi
5. Kongres mengagendakan:
a. Pembacaan Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB PMII;
b. Pandangan Umum PKC dan PC atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB PMII;
c. Pandangan Ketua Umum PB PMII atas Pandangan Umum PKC dan PC;
d. Penilaian PKC dan PC atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB PMII;
e. Demisioner PB PMII, dan;
f. Memilih Ketua Umum PB PMII dan Formatur.

4 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
 Usulan Terkait Muspimnas
1. Musmpinas diadakan minimal satu kali dalam satu periode PB PMII
2. Peserta Muspimnas terdiri dari unsur PB PMII dan PKC PMII. Dari unsur PB PMII yakni: Ketua
Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris-sekretaris
Bidang, dan Ketua Lembaga-lembaga. Adapun dari unsur PKC yakni: Ketua Umum, Sekretaris
Umum, dan salah satu Ketua Bidang;
3. Muspimnas dilakukan selambat-lambatanya 1 tahun tiga bulan setelah Kongres PMII;
4. Muspimnas membahas:
a. Laporan kemajuan (progress report) PB PMII secara tertulis yang antara lain terdiri dari:
a) laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; b) laporan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; c) laporan database kader
nasional;
b. Laporan kemajuan (progress report) PKC PMII secara tertulis yang antara lain terdiri dari:
a) laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; b) laporan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; c) laporan database kader,
jumlah dan status PC, dan jumlah komisariat;
c. PKC mengevaluasi dan memberikan usulan-usulan kegiatan yang perlu dilakukan oleh PB
PMII;
d. PKC memberikan usulan tempat penyelenggaraan Kongres.
5. Muspimnas memutuskan:
a. Prioritas kegiatan yang perlu dilakukan oleh PB PMII berdasarkan usulan atau masukan
dari PKC.
b. Tempat penyelenggaraan Kongres.

5 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
 STRUKTUR PB PMII
Ketua Umum
Ketua Bidang Kaderisasi
Ketua Bidang Penataan Aparatur Organisasi
Ketua Bidang Komunikasi dan Kerjasama Jaringan
Ketua Bidang Pengembangan Minat, Bakat, dan Akademik
Sekretaris Umum
Sekretaris Bidang Kaderisasi
Sekretaris Bidang Penataan Aparatur Organisasi
Sekretaris Bidang Komunikasi Jaringan
Sekretaris Bidang Pengembangan Minat, Bakat, dan Akademik
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara

Biro-biro
Biro Pengembangan Kaderisasi (terdiri dari 5 orang)
Biro Kesekretariatan (terdiri dari 5 orang)
Biro Hubungan antar OKP, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan (terdiri dari 5 orang)
Biro Hubungan Internasional (terdiri dari 3 orang)
Biro Penelitian dan Pengembangan (terdiri dari 5 orang)

Lembaga-lembaga
1. Lembaga Pengembangan Perempuan PMII (terdiri dari 7 orang)
2. Lembaga Hukum dan Advokasi (terdiri dari 5 orang)
3. Lembaga Ekonomi (terdiri dari 5 orang)

Keterangan
1. Posisi Biro Pengembangan Kaderisasi di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Kaderisasi;
2. Posisi Biro Kesekretariatan di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Penataan Aparatur
Organisasi;
3. Posisi Biro Hubungan antar OKP, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Kemasyarakatan di bawah
Ketua dan Sekretaris Bidang Komunikasi dan Jaringan;

6 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
4. Posisi Biro Hubungan Internasional di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Komunikasi dan
Jaringan;
5. Posisi Biro Penelitian dan Pengembangan di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Minat,
Bakat, dan Akademik;
6. Posisi Lembaga langsung berada di bawah Ketua Umum;
7. Ketua dan Sekretaris Lembaga memiliki hak berpendapat dan suara di dalam Rapat Pleno PB
PMII, dan;
8. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja lembaga harus mendapat persetujuan Ketua
Umum.

Tugas Pokok Biro


1. Biro Pengembangan Kaderisasi
a. Memfasilitasi penyediaan instruktur dan narasumber materi-materi wajib bagi setiap
penyelenggaraan PKL;
b. Menyelenggarakan Sekolah Instruktur Kader;
c. Menyelenggarakan Sekolah Aswaja dan Pancasila;
d. Menyusun hand book kaderisasi. Handbook kaderisasi bisa dipublikasikan dalam format
e-book;
e. Melakukan evaluasi atas penyelenggaraan kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh PKC
dan PC;
2. Biro Kesekretariatan
a. Menerima dan memproses setiap pengajuan SK PKC dan PC;
b. Memberikan rekomendasi pengesahan hasil Konfercab dan Konferkoorcab pada saat
Rapat Pleno;
c. Meng-upgrade database keanggotaan setiap enam bulan sekali, dan;
d. Menilai dan memberikan rekomendasi pada saat Rapat Pleno mengenai setiap sengketa
atau konflik di tingkat PKC dan PC.
3. Biro Hubungan antar OKP, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Kemasyarakatan
a. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai OKP, Perguruan Tinggi, dan
organisasi atau lembaga kemasyarakatan;
b. Melakukan kajian mengenai isu-isu politik nasional.
4. Biro Hubungan Internasional
a. Melakukan komunikasi dan kerjasama pendidikan dan budaya dengan berbagai
Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal negara-negara sahabat;

7 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
b. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai lembaga dunia dan organisasi
kepemudaan dunia atau negara lain, dan;
c. Melakukan analisis dan memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum dan Sekretaris
Umum atau melalui Rapat Pleno terkait dengan penyikapan PMII terhadap isu-isu
internasional.
5. Biro Penelitian dan Publikasi
a. Meneliti berbagai wacana sosial, agama, politik, ekonomi, dan budaya baik lokal
nasional, dan internasional;
b. Meneliti dan mengembangkan pengetahuan dan teknik yang berbasis disiplin akademik
eksakta.
c. Mengembangkan dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian baik yang dilakukan oleh
biro penelitian dan pengembangan PB PMII maupun kader-kader PMII baik di tingkat
komisariat, cabang, dan korcab;
d. Mengembangkan berbagai macam kerjasama penelitian dengan berbagai macam
lembaga profit dan non-profit serta negara dan non-negara;
e. Bersama biro kesekretariatan mengelola situs PB PMII, dan;
f. Menyusun dan mempublikasikan handbook organisasi yang terdiri dari: AD/ART,
Peraturan Organisasi, Islam Ahlussunah Wal Jama’ah, Pancasila, Nilai Dasar Pergerakan,
dan Sejarah PMII. Handbook organisasi dapat diformat dalam bentuk e-book.

Tugas Pokok Lembaga


1. Lembaga Pengembangan Kader Perempuan PMII
a. Melakukan pendidikan terhadap masyarakat dari lapisan apapun terkait dengan
pemahaman gender PMII;
b. Melakukan penguatan peran kader perempuan PMII;
c. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai organisasi perempuan negara
dan non-negara;
d. Melakukan jejaring dengan organisasi politik dan sosial dalam mempengaruhi legislasi
dan policy (kebijakan) yang berbasis gender mainstreaming.
2. Lembaga Bantuan Hukum
a. Melakukan advokasi di level nasional terhadap berbagai macam legislasi atau regulasi
yang dibuat oleh legislatif dan eksekutif;
b. Melakukan advokasi di level nasional terhadap regulasi dan policy (kebijakan) yang
dibuat oleh eksekutif;

8 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
c. Melakukan konseling dan bantuan hukum kepada masyarakat;
d. Melakukan pendampingan hukum bagi setiap kader atau pengurus yang terkena kasus
hukum saat melakukan advokasi di wilayah kerjanya;
e. Melakukan pendampingan hukum bagi PKC dan PC yang sedang melakukan advokasi,
dan;
f. Mengadakan pelatihan advokasi bagi pengurus PKC dan PC.
3. Lembaga Pengembangan Ekonomi
a. Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi kader PMII dan masyarakat;
b. Membuat badan usaha ekonomi jangka menengah dan panjang;
c. Melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder bagi penguatan ekonomi kader dan
masyarakat.

Keterangan: Tugas pokok tersebut dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan
strategic planning lembaga.

Rancangan susunan struktur Pengurus Besar PMII ini dibuat dengan berbagai pertimbangan:
1. Jumlah keseluruhan personel PB periode 2008-2010 yang mencapai lebih dari 120 orang
dinilai terlalu gemuk sehingga menjadi sangat tidak efektif. Dalam rancangan struktur yang
dibuat jumlah personelnya tidak lebih dari 53 orang sehingga memangkas setengah jumlah
dari periode saat ini;
2. Jumlah yang terlalu besar tersebut dilakukan formatur untuk mengakomodasi rekomendasi
atau usulan yang diberikan oleh PC atau bahkan ‘senior’. Ke depan proses akomodasi ini
semata-mata tidak hanya memperhatikan ‘niat baik’ formatur atau ketua dan sekretaris
bidang yang telah dipilih oleh formatur, melainkan juga harus lebih selektif dengan
memperhatikan faktor: 1) regulasi sebagaimana yang tertuang di dalam ART berupa
persyaratan seseorang bisa menempati posisi di dalam struktur PB PMII ; 2) kapasitas sesuai
dengan disiplin akademiknya atau talentanya, dan; 3) keterwakilan regional, dan;
3. Pemisahan struktur lembaga dari Bidang perlu dilakukan agar memberikan keleluasaan
merencanakan dan menjalankan program kerjanya dalam jangka menengah dan panjang
yang sudah barang tentu membutuhkan keberlanjutan (sustainable) setiap periode atau
masa khidmat PB PMII.

9 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
 Usulan Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum dalam Setiap Jenjang
1. Setiap Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum dalam Kongres, Konferkoorcab, Konfercab, RTK,
atau RTR harus dimuat di dalam Peraturan Organisasi. Sifatnya final dan tidak bisa dirubah di
dalam proses pra pemilihan (Tatib Pemilihan). Kenapa hal ini perlu dilakukan? Dalam banyak
kasus Tatib Pemilihan seringkali dimanipulasi dengan memanfaatkan rendahnya
pemahaman pengurus atau kader terhadap regulasi yang ada di PMII. Walhasil, seringkali
Tatib justru menyalahi payung hukum di atasnya (AD/ART atau Peraturan Organisasi).
2. Perlu ada bulan khusus Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR. Mengapa perlu? Dalam
pengamatan kami seringkali pada saat digelarnya momentum pemilihan banyak institusi
yang baru melakukan regenerasi kepengurusan. Atau, dalam kasus lain regenerasi pengurus
baru dilakukan setelah digelarnya momentum pemilihan. Menurut pendapat kami, sangat
tidak bijak memberikan hak yang sama sementara bahan bacaannya sudah berbeda. Maksud
dari hal ini adalah pengurus baru hasil regenerasi tidak memiliki kesempatan yang sama
dengan pengurus lain yang sudah berjalan setengah atau bahkan sudah menjelang akhir
periode dalam menilai LPJ dan kapasitas seseorang untuk dipilih sebagai Ketua Umum.
Dengan demikian perlu di atur secara lebih rinci. Hak dan kewajiban bisa sama jika posisinya
sudah setara.
a) Regulasi terkait dengan hal ini perlu diatur di dalam ART atau PO;
b) PB menyusun kalender Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR;
c) Perlu ada pemahaman dan kemauan dari semua jenjang pengurus mengingat untuk
memulai hal ini bukan perkara mudah;
d) Pada masa transisional, perlu ada klausul yang menyatakan bahwa: i) PKC, PC, PK, dan
PR yang belum mencapai setengah tahun sejak kesepakatan ini menjadi regulasi di
dalam AD/ART maka bisa melanjutkan masa kepengurusannya hingga waktu
pelaksanaan regenerasi sebagaimana yang tercantum di dalam kalender regenerasi
pengurus yang disusun dan tetapkan oleh PB PMII. Pengurus yang telah melewati masa
enam bulan kepengurusan harus tunduk dan mengikuti kalender regenerasi pengurus
meskipun usia kepengurusannya hanya tujuh bulan; ii) Ketua Umum yang menjalankan
kepengurusannya dalam range 7-10 bulan (terhitung sejak tanggal SK) boleh
mencalonkan atau dicalonkan kembali dalam Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR,
dan; iii) Ketua Umum di atas 10 bulan tidak boleh mencalonkan atau dicalonkan kembali
dalam Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR.
Kenapa hanya perlu disusun dan tetapkan oleh PB PMII? Kalender regenerasi pengurus
sifatnya konstan tetapi dapat dirubah jika situasinya berbeda dengan masa normal yang

10 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
berpotensi menghambat digelarnya pelaksanaan regenerasi, misalnya terjadi gejolak
politik nasional yang disertai huru-hara atau misalkan terkait dengan liburan panjang
dalam Idul Fitri yang tidak memungkinkan kebanyakan anggota atau pengurus hadir.
KALENDER REGENERASI PENGURUS
Jenjang
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pemilihan
Kongres Februari - Mei - Agustus -
Konferkoorcab April - Juli - Oktober -
Konfercab Juni September Desember Maret Juni September
RTK Agustus November Februari Mei Agustus November
RTR Oktober Januari April Juli Oktober Januari
Contoh model kalender regenerasi pengurus.
3. Usulan kami mengenai mekanisme suara di dalam Kongres yakni proporsi suara berdasarkan
jumlah kader (bukan anggota). Apa motivasinya? Pertama, memotivasi dimilikinya database
yang terus up to date. Dalam hal ini, PC ‘dipaksa’ untuk menjalankan fungsi administrasi di
mana setiap kader teregistrasi dengan baik. Database yang dimiliki oleh PC menjadi input
bagi PKC dan PB sehingga PMII memiliki database kader baik lokal, provinsional dan
nasional. Up date database dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh PC kepada PKC dan PB.
Penyusunan database mengacu kepada formulir khusus yang dapat dikirimkan melalui pos
atau secara online melalui situs PB PMII; Kedua, merangsang pengurus cabang untuk
melakukan penguatan kaderisasi di mana salah satu bagian terpentingnya adalah melakukan
rekrutmen; Ketiga, proporsi suara berdasarkan mekanisme block vote yakni suara setiap PC
bergantung pada jumlah kader yang dimilikinya. Contoh dari hal ini adalah: jumlah kader di
bawah 200 orang maka jumlah suara yang dimilikinya adalah 1 (satu), jumlah kader 200-399
maka jumlah suara yang dimilikinya adalah 2 (dua), jumlah kader 400-699 maka jumlah
suara yang dimilikinya adalah 3 (tiga), dan jumlah kader di atas 700 maka jumlah suara yang
dimilikinya adalah 4 (empat). Pemilih tetap 1 (satu) orang dan kertas suara yang diberikan
juga hanya berjumlah 1 (satu) lembar tetapi nilai kertas suara tersebut berbeda sesuai
dengan aturan jumlah suara berdasarkan proporsi kader. Hal ini juga berlaku dalam
pemilihan Ketua Umum PKC dan PC tetapi dengan hitungan proporsi suara yang berbeda.
PKC memiliki suara pada saat Kongres. Suara PKC juga menggunakan mekanisme block vote.
PKC yang memiliki jumlah PC dibawah 12 mendapat 1 (satu) suara). PKC yang memiliki
jumlah PC lebih dari 12 mendapat 2 (dua) suara.
Catatan: block vote di atas hanya merupakan contoh.

11 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
4. Mengingat semua jenjang PMII diharapkan dapat menjalankan kalender regenerasi maka
formatur Kongres tidak diperkenankan menyusun struktur lebih dari 15 hari terhitung sejak
hari berakhirnya Kongres. Adapun formatur Konferkoorcab dan Konfercab tidak
diperkenankan menyusun struktur lebih dari 10 hari terhitung sejak berakhirnya
Konferkoorcab dan Konfercab.

12 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
 Usulan Terkait Pengurus Koordinator Cabang
Daftar Inventarisasi Masalah
1. Fungsi PKC tidak memiliki kejelasan: tidak mempunyai otoritas instruktif terhadap PC;
2. Tidak semua PC berada di bawah PKC sehingga tidak ada standarisasi struktur dalam
‘organisasi kader’;
3. PKC masih dilihat sebagai institusi complement sehingga eksistensinya tidak terlalu
dibutuhkan meskipun ada wilayah atau provinsi yang sudah memenuhi persyaratan
pendirian PKC;
4. Meskipun banyak PC berada di bawah koordinasi PKC ternyata tidak semua PC mengajukan
surat permohonan rekomendasi SK dari PKC . Surat permohonan dari PC langsung ditujukan
kepada PB tanpa disertai surat rekomendasi.;
5. Adanya pasal karet masa kepengurusan yakni minimal 2 tahun dan maksimal 2 tahun 6
bulan.
Usulan Perubahan yang Ditawarkan
1. PKC berubah nama sehingga fungsinya tidak hanya sekedar mengkoordinasi, misalnya
Pengurus Wilayah. Ada atau tidak perubahan nama fungsinya harus tetap diperkuat;
2. PKC berbasis provinsi di mana terdapat minimal dua PC. Bilamana hal ini tidak dimungkinkan
seperti PC Denpasar maka kedudukannya berada di PKC Jawa Timur atau PKC NTB (bila nanti
terbentuk). Jika dibenarkan atas alasan geo-strategi maka khusus untuk PKC Jakarta
kedudukannya diperluas menjadi PKC Jabodetabek yang meliputi Pengurus Cabang Bekasi,
Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Ciputat (Tangerang Selatan).
3. PKC memiliki hak berpendapat dan bersuara dalam Kongres;
4. PKC membuat dan memiliki strategi pengembangan wilayah yang harus dipatuhi oleh
seluruh PC;
5. PKC diberikan otoritas untuk menegakkan disiplin kepengurusan di tingkat PC jika terjadi
pelanggaran-pelanggaran administratif;
6. Semua PC harus berada di bawah koordinasi PKC tanpa terkecuali;
7. Perlu ditegaskan bahwa PB tidak boleh mengeluarkan SK Pengurus Cabang tanpa terkecuali
bila tidak disertai rekomendasi tertulis dari PKC. Ada banyak kasus di mana PC yang telah
berada di dalam koordinasi PKC mendapatkan SK dari PB tanpa ada rekomendasi tertulis dari
PKC;
8. PKC dengan memperhatikan AD/ART, Peraturan Organisasi, dan Konsideran Konfercab wajib
memberikan rekomendasi tertulis kepada PB untuk memberikan SK PC;

13 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
9. Periode PKC adalah 2 tahun 3 bulan. Tidak boleh lebih dari 2 tahun 3 bulan dan tidak boleh
kurang dari 2 tahun 1 bulan 15 hari;
a. Jika terjadi Konferkoorcab Luar Biasa maka masa kepengurusan berikutnya hanya
melanjutkan sisa waktu dari periode sebelumnya. Ketua Umum yang terpilih dalam
Konferkoorcab Luar Biasa dapat dipilih kembali dalam Konferkoorcab berikutnya;
b. Jika terjadi sengketa dalam pemilihan dan secara otomatis mengakibatkan mundurnya
waktu regenerasi maka waktu kepengurusan tetap dihitung mulai dari Kalender
Konferkoorcab yang dibuat oleh PB PMII.

14 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
 Pengurus Cabang
Daftar Inventarisasi Masalah
1. Masih adanya Pengurus Cabang yang berbasis Kecamatan padahal seharusnya PC berbasis
Kabupaten atau Kota;
2. Masih adanya status PC istimewa yang tidak jelas definisi dan konsepnya. Kenapa ada PC
yang tidak memiliki komisariat? Kenapa masih ada PC yang enggan membentuk komisariat
padahal di sekitarnya terdapat beberapa perguruan tinggi?;
3. Masih adanya mindset yang menyatakan bahwa PC adalah institusi federal yang boleh atau
tidak mematuhi instruksi PB PMII;
4. Adanya pasal karet dalam masa kepengurusan yakni minimal satu tahun dan maksimal 1
tahun 6 bulan.

Perubahan yang Ditawarkan


1. Semua PC harus berbasis Kabupaten atau Kota. Tidak ada lagi PC berbasis atau bernama
kecamatan;
2. Semua status keistimewaan PC harus dihapus mengingat posisi setiap PC setara dalam hak
dan kewajiban;
3. Semua PC harus mematuhi instruksi Pengurus Besar mengingat PMII adalah institusi kader
yang memiliki kedisiplinan terhadap nilai dan institusi kepemimpinan;
4. Semua PC yang akan mengadakan kegiatan PKL harus mengajukan permohonan
persetujuan dan mendapatkan persetujuan dari PB PMII;
5. Semua PC yang akan mengadakan kegiatan PKL harus didampingi oleh instruktur kader PB
PMII yang berperan sebagai fasilitator dan narasumber materi-materi kunci;
6. Semua PC yang akan mengadakan kegiatan PKD harus didampingi oleh instruktur kader PKC
PMII yang berperan sebagai fasilitator dan narasumber materi-materi kunci;
7. PC harus menyediakan beberapa narasumber yang akan menyampaikan materi-materi inti
dalam kegiatan Mapaba yang diselenggarakan oleh PK dan PR;
8. Periode PC adalah 1 tahun 3 bulan. Tidak boleh lebih dari 1 tahun 3 bulan dan tidak boleh
kurang dari 1 tahun 2 bulan 15 hari.
a. Jika terjadi Konfercab Luar Biasa maka masa kepengurusan berikutnya hanya
melanjutkan sisa waktu dari periode sebelumnya. Ketua Umum yang terpilih dalam
Konfercab Luar Biasa dapat dipilih kembali dalam Konfercab berikutnya.

15 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
b. Jika terjadi sengketa dalam pemilihan dan secara otomatis mengakibatkan mundurnya
waktu regenerasi maka waktu kepengurusan tetap dihitung mulai dari Kalender
Konferkoorcab yang dibuat oleh PB PMII.

16 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta
Catatan Kecil
Jika beberapa formula perubahan tadi berhasil disepakati maka bisa jadi dalam Kongres yang akan
dilangsungkan pada bulan Februari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan tidak akan berjalan
sebagaimana lazimnya mengingat PB PMII belum memiliki database. Bisa jadi, format Kongres
adalah Pendemisioneran dan Pemilihan Ketua Umum dan Formatur terlebih dahulu, baru kemudian
pembahasan dan penetapan AD/ART dan Peraturan Organisasi.

Did You Know?


Kenapa ada nama KOPRI jika ada KOHATI?
Kenapa ada nama Pengurus Koordinator Cabang (PKC) jika ada Badan Koordinasi Cabang (BADKO)?
Kenapa ada istilah Nilai Dasar Pergerakan (NDP) jika ada Nilai Dasar Perjuangan (NDP)?

17 | Reformulasi Tata Kaderisasi


PKC PMII DKI Jakarta

You might also like