Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
oleh
Nama :Nurul Melti Indah Septiani
NIM :
Program Studi : Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa Dan Sastra Indonesia
iii
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual
mengalami perubahan kearah positif. Perubahan tersebut ditunjukan dengan
perilaku siswa yang kelihatan lebih serius dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan menulis cerpen.
Selanjutnya,dari hasil penelitian tersebut, maka penulis menyarankan
beberapa hal dalam rangka mengembangkan kemampuan menulis cerpen
sebagai berikut: 1) para guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya
memandang bahwa pembelajaran menulis cerpen merupakan bagian yang
penting dan tak terpisahkan dari mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
sehingga pembelajaran menulis cerpen ini hendaknya mendapat porsi yang
cukup dan tidak dilewati begitu saja.
2) para guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya lebih bervariasi dalam
memilih teknik dan media pembelajaran agar siswa menjadi lebih berminat
mengikuti proses pembelajaran dan tidak merasa jenuh. Salah satu alternatif
dalam menggunakan media pembelajaran adalah penggunaan teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita film yang diputar melalui media
audio visual yang telah terbukti dapat meningkatkan minat dan kemampuan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen secara aktif dan
menyenangkan. Hal ini dimungkinkan karena siswa lebih banyak menggunakan
alat inderanya yang mencakup pendengaran dan penglihatan. 3) para guru
Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya mengembangkan penggunaan media
audio visual secara kreatif dan efektif misalnya dengan cara memperbanyak
jenis cerita dan bahan ajar lain yang berhubungan kesusastraan. 4) hendaknya
media audio visual juga digunakan pada mata pelajaran yang lain secara
bervariasi dengan media-media yang lain.
iv
PERNYATAAN
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
v
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Selasa
Panitia Ujian
Ketua, Sekertaris,
Penguji I,
vi
Motto :
Jangan takut menyerah atas sesuatu yang baik untuk menuju sesuatu yang
lebih baik
(Kenny Rogers)
Manusia sejati adalah mereka yang tersenyum pada masalah, mengumpulkan
kekuatan dari penderitaan dan tumbuh berani dengan bercermin diri
(Thomas Paine)
Berbahagialah mereka yang memiliki impian dan mau berusaha untuk
mewujudkannya
(Anonim)
Persembahan
vii
PRAKATA
Puji syukur tiada terhingga ke hadirat Allah swt, atas segala limpahan
nikmat dan karunia yang diberikan kepada penilis, sehingga penulis memperoleh
bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
serta Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan
2. Drs. Agus Nuryatin M.Hum dan Drs. Mukh. Doyin M.Si, dosen
3. Bapak dan Ibu dosen jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
bermanfaat,
4. Drs. Surono, kepala SMA N 2 Tegal yang telah memberikan izin kepada
viii
5. Dra. Sri Mulyani R. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA N2 Tegal
dalam penelitian.
pelaksanaan penelitian.
Mba Dian, Mas Untung dan Mas Achyar terimakasih atas doa, motivasi,
9. Sahabat-sahabatku Ita, Wiwin, Mar, Kiki, Dani, Ari, dan Mas Fendi.
11. Teman-teman Florist kost, Roger dan Aee trimakasih atas bantuan fasilitas
Insya Allah jasa-jasa mereka akan saya kenang sepanjang hayat dan
semoga Yang Mahakuasa memberikan yang terbaik dan Ridlo-Nya kepada kita
ix
Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna
dan skripsi ini pun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca saya harapkan. Penulis juga sangat berharap
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. ii
SARI........................................................................................................... iii
PERNYATAAN......................................................................................... v
PENGESAHAN ......................................................................................... vi
PRAKATA................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
xi
2.2.2 Hakikat Cerita Pendek .................................................................. 15
xii
3.5.2 Tindakan ........................................................................................ 57
xiii
4.1.3.1 Hasil Tes ........................................................................... 99
Media Audio Visual Pada Siswa Kelas X4 SMA N 2 Tegal. ........ 117
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 128
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 18 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Sudut Pandang ....................................................................... 81
Tabel 19 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Gaya Bahasa .......................................................................... 82
Tabel 20 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Tokoh dan Penokohan ........................................................... 83
Tabel 21 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Kepaduan Antar Unsur .......................................................... 84
Tabel 22 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siklus II .................. 99
Tabel 23 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Tema ...................................................................................... 101
Tabel 24 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Alur ....................................................................................... 102
Tabel 25 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Latar ...................................................................................... 102
Tabel 26 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Sudut Pandang ...................................................................... 103
Tabel 27 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Gaya Bahasa ......................................................................... 104
Tabel 28 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Tokoh dan Penokohan .......................................................... 105
Tabel 29 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Aspek Kepaduan Antar Unsur .......................................................... 106
Tabel 30 : Tabel Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek ................ 119
Tabel 31 : Prosentase Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek ........ 120
Tabel 32 : Daftar Nilai Pra Tindakan ................................................................ 127
Tabel 33 : Daftar Nilai Siklus I ......................................................................... 128
Tabel 34 : Daftar Nilai Siklus II ......................................................................... 129
Tabel 35 : Observasi Siklus I ............................................................................. 130
Tabel 36 : Observasi Siklus II ............................................................................ 132
Tabel 37 : Rekap Observasi Perilaku Positif Siswa Siklus I .............................. 134
xvi
Tabel 38 : Rekap Observasi Perilaku Negatif Siswa Siklus I ............................ 135
Tabel 39 : Rekap Observasi Perilaku Positif Siswa Siklus II ............................ 136
Tabel 40 : Rekap Observasi Perilaku Negatif Siswa Siklus II ........................... 137
Tabel 41 : Rekap Observasi Peningkatan Perilaku Positif Siswa Siklus I ......... 138
Tabel 42 : Rekap Observasi Peningkatan Perilaku Negatif Siswa Siklus II ...... 139
Tabel 43 : Rekap Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ........................................ 140
Tabel 44 : Daftar Peningkatan Nilai 7 Aspek Pada Tiap Siklus ........................ 142
Tabel 45 : Daftar Peningkatan Prosentase Nilai 7 Aspek Pada Tiap Siklus ...... 143
Tabel 46 : Daftar Siswa Kelas X4 Tahun Pelajaran 2006/2007
SMA N 2 Tegal ................................................................................. 144
Tabel 47 : Rekapitulasi Hasil Angket Siklus I .................................................... 145
Tabel 48 : Rekapitulasi Hasil Angket Siklus II................................................... 147
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR DIAGRAM
xix
BAB I
PENDAHULUAN
informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung tetapi juga dapat
langsung
menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui
1
2
fakta, pesan sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para
pembacanya.
serba modern ini. Komunikasi akan lebih banyak berlangsung secara tertulis.
Keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa
yang terpelajar. Sehubungan dengan hal tersebut, ada seorang penulis yang
sangat penting. Siswa yang sering menulis akan menjadi terampil dan
kali menulis selalu tidak lancar. Bahkan sering pula macet dan gagal total.
menulis sebuah cerpen, cerpen itu sendiri merupakan salah satu genre sastra
berbentuk prosa yang berbeda bentuk dengan bentuk sastra yang lain
misalnya novel. Selain itu, cerpen merupakan cerita fiksi berbentuk prosa
sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian
Indonesia.
penting. Secara umum fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Media
(Pranggawidagda 2002:145).
karena audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran menulis cerpen. Media ini dapat membantu siswa dalam
belajar menulis cerpen karena media audio visual yang digunakan dalam
penelitian ini berupa video compact disc merupakan perpaduan antara media
suara (audio) dan media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam
dituangkan dalam menulis sebuah cerpen. Selain itu proses belajar mengajar
inspirasi dan ide-idenya yang akan digunakan untuk menulis sebuah cerpen.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor guru, siswa, dan
dan sulit menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Masalah yang muncul pada diri siswa ini dapat diatasi dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia yang disajikan dalam bentuk yang lebih menarik antara
lain dengan penggunaan media yang tepat yaitu penggunaan media audio
potensi diri para siswa. Pembelajaran menulis cerpen harus mendapat porsi
yang cukup karena banyak unsur-unsur yang perlu diketahui dan diajarkan
menggunakan sarana dan media yang ada untuk menarik minat siswa,
cerpen secara teori tanpa adanya media yang digunakan untuk mendukung
dituangkan atau disajikan dalam bentuk tulisan yang nantinya bisa menjadi
bertujuan agar pembahasan masalah tidak terlalu luas. Oleh karena itu,
7
akan diatasi dengan cara menggunakan sebuah media yang dapat membantu
merangsang daya imajinasi siswa dalam menulis sebuah cerita pendek yaitu
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
media audio visual dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam
beberapa pihak. Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan
manfaat praktis.
audio visual dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita.
dituangkan dalam sebuah cerita yang relatif singkat yang lebih dikenal
tertulis dan teknik pengandaian diri yang digunakan dalam penelitian ini
Sedangkan bagi penulis atau peneliti, temuan penelitian ini dapat dijadikan
karya penulisan.
BAB II
dihayati, diamati, dan dirasakan oleh seseorang dapat dipahami oleh orang
lain, apabila telah diungkapkan dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan.
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
(Tarigan, 1983: 3-4). Tetapi dalam menulis banyak hal yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah penggunaan bahasa, agar orang lain dapat
membaca tulisan yang ditulis maka di tuntut adanya bahasa yang mudah
10
11
siswa.
cerpen masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu untuk
Sebagai Tokoh Dalam Cerita Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas
X SMU N 2 Tegal.
yang relevan dengan penelitian ini. Setidaknya relevan dalam hal pemakaian
metode, media maupun desain penelitian. Pemakaian media dan metode pada
setiap penelitian tersebut desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,31 atau 18% dengan nilai
Cerita Pendek dengan metode karya wisata pada siswa kelas I3 MA Ma’hadut
peningkatan dari sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan siklus I
media Audio Visual penelitian yang dilakukan oleh Pangesti pada tahun 2005.
dengan media Audio Visual pada siswa kelas VII D SMP N 30 Semarang.
mengalami peningkatan sebesar 10,1% selain itu dengan adanya penelitian ini
tentang menulis cerpen sudah mulai banyak dilakukan meski masih terbatas,
melalui berbagai cara. Salah satu cara peningkatan keterampilan menulis yang
Dari beberapa penelitian tentang menulis cerpen di atas belum ada satu
para siswa dalam menulis cerpen oleh karena itu peneliti merasa perlu
selain itu kehadiran media audio visual dalam pembelajaran masih dianggap
sebagai hal yang baru oleh banyak sekolah serta memerlukan keterampilan
media elektronik lain seperti televisi dan tape recorder, namun seberapa besar
landasan teori tersebut terdiri atas teori tentang menulis cerpen, teknik
dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan
tertulis. Salah satu jenis kegiatan menulis adalah menulis kreatif dalam hal ini,
menulis cerpen termasuk salah satu kegiatan menulis kreatif. Sumiharja dkk
dalam Kusworosari
mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam
teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan
berbagai hal tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa
pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita, untuk
yang bermakna. Salah satu teks bersifat kreatif adalah teks cerpen seperti
penulisan cerpen.
dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan
yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Jadi sebuah cerita
yang pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam jenis cerita pendek, jika
menyuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang paling menarik
pada tokoh utama dan permasalahannya yang paling menonjol dan menjadi
tokoh cerita pengarang, dan juga mempunyai efek tunggal, karakter, alur, dan
itu tidak selalu “sendirian” ada peristiwa lain yang sifatnya mendukung
pada kejadian itu sendiri satu persatu. Apa yang terjadi di dalamnya lazim
cerita pendek adalah cerita fiksi yang bentuknya pendek dan ruang lingkup
bentuk ciptaan sastra. Unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas: alur atau plot,
dan tema.
Pengertian alur dalam cerita pendek atau dalam karya fiksi pada umumnya
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
kejadian kejadian kepada kita, tidak hanya dalam temporalnya tetapi juga
sebagai pola yang berbelit-belit tentang sebab dan akibat. Secara ringkas dapat
Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang
disusun secara logis dalam pengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat
lewatnya rentetan peristiwa yang tidak terputus-putus oleh sebab itu, suatu
kejadian dalam suatu cerita menjadi sebab akibat kejadian yang lain. Kejadian
18
atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya berupa perilaku yang tampak seperti
pembicaraan atau gerak gerik, tetapi juga menyangkut perubahan tingkah laku
tokoh yang bersifat non fisik, seperti perubahan cara berpikir, sikap
kepribadian dan sebagainya. Alur cerita rekaan terdiri dari alur buka, alur
tengah, alur puncak dan alur tutup. Alur merupakan tulang punggung suatu
cerita unsur alur yang penting adalah konflik dan klimaks. Konflik dalam fiksi
terdiri dari konflik internal dan konflik eksternal Baribin dalam Murdiati
(1985: 61-62).
atas lima bagian, yaitu (1) pemaparan atau pendahuluan, yakni bagian cerita
terlibat dalam cerita mulai bergerak. Mulai bagian ini secara bertahap
terasakan adanya konflik dalam cerita tersebut. Konflik itu dapat terjadi antara
tokoh dan tokoh, antar tokoh dan masyarakat sekitar, atau antar tokoh dengan
nuraninya sendiri, (3) seperti yang disebutkan di atas mulai memuncak, (4)
pemecahan dari semua peristiwa yang telah terjadi dalam cerita atau bagian.
Dilihat dari cara penyusunannya bagian-bagian alur tersebut, alur atau plot
cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus, alur sorot balik (flash back), dan
alur campuran. Disebut alur lurus apabila cerita disusun mulai dari awal
masalah. Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan
bergerak ke muka menuju titik awal cerita disebut alur sorot balik. Sedangkan
alur campuran yakni gabungan dari sebagian alur lurus dan sebagian alur sorot
balik. Tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak
menimbulkan kesan ada dua buah cerita atau peristiwa yang terpisah, baik
perwatakan dalam suatu fiksi biasanya dapat dipandang dari dua segi. Pertama
mengacu pada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita, yang kedua adalah
mengacu kepada pembauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang
membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita. Tokoh adalah yang
dua, yaitu tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh
Ada dua cara memperkenalkan tokoh dan perwatakan tokoh dalam fiksi
yaitu secara analitik dan secara dramatik. Secara analitik yaitu pengarang
yang tidak diceritakan langsung, tetapi hal itu disampaikan melalui pilihan
Tokoh
Tokoh adalah yang melahirkan peristiwa (Saleh Saad dalam Lukman Ali,
fiksi dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh
1) Pelaku utama / inti adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam
suatu cerita
3) Pelaku protagonis adalah pelaku yang memiliki watak yang baik sehingga
di senangi pembaca
4) Pelaku antagonis adalah pelaku yang tidak sesuai dengan apa yang di
8) Pelaku statis adalah pelaku yang tidak menunjukkan adanya perubahan atau
1) Tokoh sentral adalah tokoh utama yang diceritakan dalam cerita. Tokoh
2) Tokoh utama atau protagonis yakni tokoh yang memegang peran pimpinan.
menjadi:
1) Tokoh dasar/ sederhana atau pipih, yakni tokoh yang hanya diungkapkan
salah satu segi wataknya saja. Watak tokoh datar sedikit sekali berubah.
2) Tokoh bulat/ kompleks atau bundar, yakni tokoh yang wataknya kompleks,
Tokoh utama/protagonist
Tokoh sentral Tokoh antagonis
Tokoh wirawan/wirawati
Menurut fungsinya
Tokoh andalan
Tokoh bawahan
Tokoh Tokoh tambahan
Penokohan
Sedangkan yang dimaksud watak adalah kualitas tokoh, kualitas nalar dan
penokohan adalah pelukisan tokoh/ pelaku cerita melalui sifat-sifat, sikap dan
peristiwa terjadi termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang
di dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari, tahun, musim
atau periode sejarah dan sebagainya (Baribin 1985 : 63-64 dalam Murdiati).
Latar dibedakan menjadi dua yaitu latar sosial dan latar fisik (latar
kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat istiadat, cara hidup, bahasa dan
lain-lain. Adapun yang dimaksud latar fisik adalah latar di dalam wujud fisik.
A. Sayuti (1988:60) mengemukakan bahwa paling tidak ada empat unsur yang
detil-detil interior sebuah kamar / ruangan, (2) pekerjaan dan cara-cara hidup
Latar tidak hanya sebagai background saja, tetapi juga dimaksudkan untuk
akan membuat cerita tampak lebih hidup logis. Latar juga dimaksudkan untuk
perasaan dan emosi pembaca serta menciptakan mood atau suasana batin
pembaca
Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang memandang siapa
yang bercerita di dalam cerita itu atau sudut pandang yang diambil pengarang
untuk melihat suatu kejadian cerita. Sudut pandang ini berfungsi melebur atau
cerita fiksi, pengarang dapat memilih dari sudut mana ia akan menyajikannya.
Stanson dan William Kenney mengemukakan bahwa ada empat macam sudut
pandang yang dapat dipilih oleh pengarang, yaitu (1) sudut pandang first-
tokoh “aku” biasanya hanya menjadi pembantu atau pengantar tokoh lain yang
25
hanya muncul di awal atau di akhir cerita saja. Adapun di dalam sudut
berdialaog langsung dengan pembaca. Berbeda dengan hal itu adalah sudut
pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan
tumpuan cerita
tidak jauh beda dengan yang di kemukakan oleh Baribin dan Suharianto dalam
bukunya yang berjudul “Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi” dan “Dasar-Dasar
sudut pandang yaitu (1) pengarang sebagai tokoh cerita, (2) pengarang sebagai
tokoh samping, (3) pengarang sebagai orang ketiga, (4) pengarang sebagai
Yang dimaksud titik pandang atau point of view adalah cara pengarang
1987:90). Point of view pada dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut
(1982:36) jenis pusat pengisahan, yaitu (1) pengarang sebagai pelaku utama
cerita. Tokoh yang akan menyebut dirinya sebagai “aku” (2) pengarang ikut
main tetapi bukan sebagai pelaku utama, (3) pengarang serba hadir. Dalam hal
ini pengarang tidak berperan sebagai apa-apa. Pelaku utama cerita tersebut
orang lain dapat “dia” atau kadang-kadang disebut namanya tetapi pengarang
serba tahu apa yang akan dilakukan atau bahkan apa yang ada dalam pikiran
pelaku cerita, (4) pengarang peninjau, dalam pusat pengisahan ini pengarang
seakan-akan tidak tahu apa yang akan dilakukan pelaku cerita atau yang ada
sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan latar, dan sebagai peristiwa yang
e. Gaya
dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat
pikiran dan perasaan. Dengan cara yang khas itu kalimat-kalimat yang
cerpen, itulah gaya seorang pengarang. Dengan kata lain gaya adalah pribadi
pengarang itu sendiri. Dan sebagai pribadi, ia berada secara khas di dunia ini.
keterampilan pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa secara tepat dan
sesuai dengan watak pikiran dan perasaan. Setiap pengarang mempunyai gaya
f. Tema
Tema sering disebut juga dasar cerita: yakni pokok permasalahan yang
mendominasi suatu karya sastra. Ia terasa dan mewarnai karya sastra tersebut
tema adalah ide atau gagasan atau permasalahan yang mendasari suatu cerita
yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya
sastra.
g. Amanat
Amanat dapat diartikan pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral dan nilai-
(Zulfahnur 1996 : 26 dalam…). Dari tema cerita tergambar amanat yang ingin
sampaikan oleh pengarang. Menurut Suharianto (1983 :70) amanat ialah nilai-
nilai yang ada di dalam cerpen. Menurut Wiyanto (2005:84) amanat adalah
pendidikan ini tentu saja tidak disampaikan secara langsung. Pembaca karya
seluruhnya.
menyorot pada masalah manfaat yang dapat dipetik dari cerita yang dibaca,
oleh karena sebuah karya sastra yang jelek sekalipun akan memberikan
biasa, pada umumnya. Unsur kreativitas mendapat tekanan dan perhatian besar
karena dalam hal ini sangat penting peranannya dalam penggembangan proses
lain dari yang umum, bentuk berpikir yang cenderung jlimet dan menentang
arus. Pengertian kreativitas dapat juga mengacu pada pengertian hasil yang
Kusworosari)
berpikir kritis, (2) kepekaan emosi, (3) bakat, dan (4) daya imajinasi. Menurut
hakikatnya yaitu:proses penciptaan karya sastra. Proses itu di mulai dari (1)
munculnya ide dalam benak penulis, (2) menangkap dan merenungkan ide
tersebut (3) mematangkan ide agar menjadi jelas dan utuh. (4) membahasakan
ide tersebut dan menatanya (ini masih dalam benak penulis), dan diakhiri
Dalam penulisan kreatif sastra terdapat tiga unsur penting yakni: (1)
kreativitas, (2) bekal keterampilan bahasa, dan (3) bekal keterampilan sastra,
nilai-nilai artistic dan nilai-nilai kesenian. Terdapat dua tujuan yang dapat
mungkin menciptakan kembali secara kritis sebagai hal yang dijumpai dalam
teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri, ekspresif dalam arti
pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita untuk
dikomunikasikan kepada orang lain dalam dan melalui tulisan kreatif, sebagai
Berdasarkan kenyataan harus diakui bahwa ciri-ciri yang melekat pada pribadi
yang kreatif antara ciri yang satu dengan yang lainnya tidak bisa dipisahkan
secara tegas.
mengemukakan pendapat (4) kaya imajinasi (5) perhatian yang besar terhadap
31
(dalam Kusworosari)
proses kreatif itu bersifat personal. Setiap pengarang memiliki daya juang
kreatif yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dari aspek pribadi tersebut
kreatifitas merupakan suatu tindakan yang muncul dari tindakan pribadi yang
karakter yang ingin mereka bangun dalam tokoh tersebut sehingga dapat
maupun merubah jalan cerita dalam film menjadi sebuah cerpen yang menarik
sesuai daya khayal dan imajinasi yang mereka bangun lewat tokoh yang
mereka pilih.
Seperti yang di jelaskan di atas tentang tokoh dan penokohan kita dapat
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita karena peneliti melihat bahwa
karakter sebuah tokoh sangatlah penting dan sangat berpengaruh dalam proses
pembuatan cerpen. Karena tanpa tokoh beserta karakternya sebuah cerita tidak
akan pernah bisa tercipta. Oleh karena itu, peneliti mengarahkan siswa untuk
memilih salah satu tokoh yang menarik dalam film yang telah diputarkan, dan
melalui karakter tokoh yang telah dipilih. Hal ini akan mempermudah siswa
untuk menuangkan idenya dalam membuat sebuah cerita yang menarik dan
informasi oleh setiap guru dengan siswa. Pesan atau informasi di sini dapat
Media adalah suatu alat yang digunakan dalam proses mengajar yang
pesan. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsang untuk belajar dengan segala alat lahir yang dapat
didengar dan dibaca. media merupakan alat, metode dan teknik yang
bahwa media adalah suatu alat lahir, metode, teknik dan jenis komponen yang
yang mudah, pemilihan itu didasarkan pada beberapa faktor yang saling
berhubungan sebagai berikut (1) situasi dan latar belakang pekerjaan yang
dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa, (4) nilai bahan pelajaran (perubahan
tingkah laku yang diharapkan terjadi, jumlah siswa yang dilatih, dan isi mata
tersebut .
penting. Secara umum fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Media
pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai (Sudjana dan
Rivai 2001: 2). Selain itu, media pembelajaran dapat menambah efektivitas
rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam
karena itu media dapat digunakan secara tepat, secara nyata membantu dan
penggunaan media yang dapat didengar sekaligus dilihat / disajikan dan alat
yang digunakan adalah berupa piringan bergambar dan bersuara seperti yang
kita kenal dengan sebutan VCD (Video Compact Disk). Penggunaan Audio
guru sebagai tenaga pengajar dan siswa dalam proses pembelajaran media
Audio Visual merupakan sinkronisasi antar media Audio dan media Visual,
yang sangat mendukung dan mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi
audien atau pendengar Audio Visual atau yang lebih dikenal dengan VCD.
VCD ( Video Compact Disk ) adalah sistem penyimpanan dan rekaman video
dimana signal Audio Visual direkam pada disket plastik bukan pita magnetik (
Arsyad. 2003:36).
d. Stereosound
Media Audio Visual mempunyai dua perangkat yaitu perangkat keras atau
dari Video Compact Disk adalah Player atau alat yang memproses perangkat
disk yang berisi data yaitu : film (jalan cerita) selain player dan kepingan disk
dan software ada alat yang membantu fungsi player dan kepingan disk dalam
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar tetapi juga aktivitas seperti
pengertian dan konsep yang abstrak kepada siswa (2) mengembangkan sikap-
sikap yang dikehendaki (3) mendorong siswa untuk melakukan kegiatan lebih
lanjut.
pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya
media, dan mencegah akibat buruk yang berhubungan dengan pemakaian arus
listrik
1. Persiapan
mengikuti langkah
pelajaran
2. Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat penyajian program yaitu
a. Posisi duduk siswa diatur pada posisi yang nyaman dan enak
visual. Guru menugasi siswa untuk menulis cerita pendek sesuai ide yang
sebagai salah satu tokoh dalam film yang dapat memudahkan siswa dalam
Visual dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita merupakan
dan dapat mengembangkan cerita dengan mudah sesuai karakter yang ingin
dibangun lewat pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita tersebut sehingga
39
seolah-olah siswa ikut masuk berperan dalam cerita dalam film yang
diputarkan agar dapat diubah menjadi cerpen yang menarik sebelum siswa
cerpen dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui
media audio visual. Dengan mengandaikan diri siswa akan lebih mudah untuk
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual pada
METODE PENELITIAN
tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
meningkat. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas
40
41
Masalah Hasil
Siswa Siswa
kurang terampil
terampil menulis
menulis cerpen
cerpen 1. Perencanaan 1. Perencanaan
3. Pengamatan 3. Pengamatan
jelas tentang siswa kelas X SMA N 2 Tegal seperti yang terdapat pada tabel
berikut:
42
1. X1 17 23 40
2. X2 17 22 39
3. X3 16 22 38
4. X4 18 21 39
5. X5 17 22 39
6. X6 18 20 38
7. X7 17 22 39
8. X8 17 22 39
subjek penelitian pada kelas X4 yang berjumlah 39 siswa dan terdiri dari 18 putri
dan 21 putra.
Variabel penelitian ini ada dua macam yaitu keterampilan menulis cerpen
dan pembelajaran melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita
diamati dari kesesuaian isi cerpen. Bagian-bagian inti lengkap seperti pembukaan,
isi dan penutup. Isi cerpen yang sesuai dengan judul dan alur cerita yang terarah.
Target penelitian ini adalah untuk menentukan solusi terhadap kondisi siswa yang
baru yaitu siswa terampil menulis cerpen dengan teknik pengandaian diri sebagai
membangkitkan rasa ingin tahu dan memunculkan ide yang sangat menarik di
mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Oleh karena itu media audio
visual dapat digunakan secara tepat, secara nyata membantu dan mempermudah
cerpen didahului dengan pemutaran VCD. Setelah pemutaran VCD, Posisi duduk
siswa diatur pada posisi yang nyaman dan enak, guru memberi penjelasan tata
tertib selama pemutaran VCD, siswa dapat mencatat hal-hal yang dianggap perlu.
pemutaran film dengan media audio visual. Guru menugasi siswa untuk menulis
cerita pendek sesuai ide yang didapat setelah menyaksikan pemutaran film dan
44
mengandaikan dirinya sebagai salah satu tokoh dalam film yang dapat
adalah tes dan nontes untuk mengukur peningkatan keterampilan menulis cerpen
melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio
visual. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes tersebut
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II, yang pada akhirnya
menulis cerpen melalui media audio visual dengan teknik pengandaian diri
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk
diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Pada hasil tes siklus I
dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan siswa dalam kegiatan
menulis cerpen, yang selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus
II, yang pada akhirnya setelah dianalisis hasil tes siklus II dapat diketahui
1. Tes yang berupa soal esai menulis cerpen dilaksanakan untuk mengetahui
2. Tema 10
3. Alur 20
4. Latar 10
5. Sudut pandang 10
6. Gaya Bahasa 10
Jumlah 100
(Cerpen)
mendukung peristiwa
mendukung peristiwa
48
mendukung peristiwa
mendukung peristiwa
yang diungkapkan
yang diungkapkan
yang diungkapkan
yang diungkapkan
cerita
Baik Pelukisan watak tokoh cukup tajam
menarik
yang menarik
yang menarik
menarik
berhasil mencapai skala nilai sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik
SB B C K
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Baik
K : Kurang Baik
a) Pedoman Observasi
dengan membuat catatan khusus mengenai perilaku siswa dalam kegiatan menulis
cerpen melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media
siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan pada siklus II. Peneliti
oleh guru mata pelajaran dan teman sejawat. Dalam observasi ini ketiga orang ini
b) Pedoman Wawancara
berbagai hal yang berkaitan dengan keterampilan menulis cerpen melalui media
audio visual dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita. Data
yang diambil mengenai kesan, pesan dan pendapat siswa terhadap pembelajaran
menulis cerpen.
subjek penelitian, namun hanya pada siswa yang terlihat menonjol dalam:
c) Pedoman jurnal
Teknik jurnal dalam penelitian ini ada dua yaitu, jurnal siswa dan jurnal
guru. Untuk jurnal siswa, siswa diminta untuk memberi tanggapan, kesan, kritikan
55
diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual yaitu cara peneliti
Dengan demikian akan terungkap kekurangan dan kelebihan para siswa pada saat
guru berisi catatan-catatan mengenai perilaku siswa dan respon siswa, keaktifan
pengandaian diri dengan media audio visual. Seperti yang diungkapkan di atas
setelah selesai pembelajaran menulis cerpen melalui media audio visual, penulis
visual.
d) Dokumentasi
nontes yang berupa gambar (foto) yang diambil peneliti pada proses
dokumentasi dalam penelitian ini yaitu pada inti kegiatan menulis cerpen, pada
saat para siswa menyaksikan pemutaran film dengan penuh perhatian dan
pemahaman akan isi cerita pada film yang ditayangkan dan pada saat siswa
mencoba menuangkan atau menuliskan cerita film tersebut menjadi sebuah cerpen
yang dikembangkan sendiri. Peneliti menanggapi hal ini perlu dijadikan sebagai
data. Hal ini dimaksudkan dapat sebagai bukti bahwa penelitian peningkatan
keterampilan menulis cerpen melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam
cerita dengan media audio visual benar-benar nyata dilakukan oleh peneliti
3.5 Siklus I
cerpen dengan menggunakan cara yang sudah biasa dilakukan guru. Selain itu
sebagai bahan kajian serta bahan pembanding dengan pembelajaran pada siklus
3.5.1 Perencanaan
(1) judul yang meliputi jenis mata pelajaran, kelas dan semester, kompetensi
dasar, indikator hasil belajar, dan alokasi waktu (2) langkah-langkah pembelajaran
yang meliputi apresiasi, kegiatan inti, dan penutup. (3) alat pelajaran dan metode
pembelajaran, (4) jenis penilaian, (5) sumber bahan, dan (6) lembar kerja siswa.
Alat pelajaran yang digunakan adalah media audio visual dengan CD film
remaja yang berjudul “Dealova” metode yang digunakan adalah ceramah, Tanya
pembelajaran dan penilaian terhadap hasil menulis cerpen para siswa. Hasil
menulis cerpen siswa diobservasi meliputi isi, kesesuaian judul, panjang cerpen,
lembar observasi.
3.5.2 Tindakan
Tanya jawab tentang berbagai macam film remaja yang digemari para siswa.
Tujuan dari apresiasi ini adalah menggali pengetahuan dan pengalaman siswa
tentang berbagai macam film remaja yang pernah dilihat. Di samping itu peneliti
58
observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa. Hasil penulisan cerpen siswa
diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan isi, panjang cerita, alur, pemilihan
3.5.4 Refleksi
kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti
dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisa digunakan sebagai kajian
3.6 Siklus II
menggunakan media audio visual yaitu dengan memutarkan sebuah film remaja
“Cinta Pertama”. Hasil pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik
59
dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga
3.6.1 Perencanaan
menemukan ide cerita, dan memilih karakter tokoh yang akan membantu siswa
dalam mengembangkan cerita yang akan ditulis, setelah itu siswa dapat menulis
Dalam siklus kedua ini peneliti juga mengamati kinerja siswa selama
apakah siswa lebih antusias menulis cerpen. Selain itu peneliti juga bertanya
pada siklus kedua dari pada pembelajaran pada siklus pertama beserta alasan-
alasannya. Hasil menulis cerpen siswa juga diobservasikan dengan cara yang
3.6.3 Refleksi
kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi
prosentase. Apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga menganalisa hasil
menulis cerpen siswa dengan dengan cara menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil
analisa dipergunakan sebagai bahan kajian dan bahan pembanding terhadap hasil
penilaian siklus pertama dalam bentuk prosentase. Apakah ada peningkatan rata-
rata nilai. Dengan demikian permasalahan seberapa besar peningkatan minat dan
diketahui
data yang diteliti. Dalam sub- bab ini dibahas bentuk dan validitas instrumen
dan dokumentasi yang berupa foto. Ada tiga jenis penilaian nontes yang
digunakan yaitu penilaian kinerja siswa, penilaian hasil menulis cerpen siswa, dan
wawancara dengan beberapa siswa tentang sikap, kesulitan, respon, dan motivasi
Penilaian hasil menulis cerpen para siswa dilakukan setelah mereka selesai
menuliskan atau menuangkan sebuah cerita dalam lembar kerja yang disediakan
pada siklus I maupun siklus II. Penilaian meliputi isi cerita, kesesuaian judul
dengan isi, pemilihan karakter tokoh, alur cerpen dengan menggunakan kriteria
1. Tema Sangat baik Sangat relevan dengan cerpen yang ditulis 9-10
Baik Relevan dengan cerpen yang ditulis 6-8
Cukup Cukup relevan dengan cerpen yang ditulis 3-5
Kurang Tidak relevan dengan cerpen yang ditulis 0-2
5. Gaya Bahasa Sangat baik Penggunaan bahasa yang sesuai dan tepat 9-10
instrumen penelitian untuk hasil menulis cerpen yang meliputi penilaian, isi
cerpen, kesesuaian isi dengan judul, pemilihan karakter tokoh, dan alur cerita.
Nilai setiap siswa diperoleh dari jumlah skor dikalikan bobot setiap aspek
N = Σ S x 10
Σ S = Jumlah skor
berikut :
ΣΝ
R =
Σr
63
Σ r = Jumlah responden
sebuah CD yang berisi film remaja berjudul ”Cinta Pertama”, satu unit VCD
3.7.3 Wawancara
setelah siklus kedua dilaksanakan terhadap siswa yang nilai hasil menulis cerpen
pada siklus II masih kurang dan siswa yang nilainya mengalami peningkatan
pada setiap siklus. Pengambilan data melalui dokumentasi foto dilakukan pada
pembelajaran yang terdiri dari (1) Kegiatan awal pembelajaran, (2) Kegiatan
belajar mengajar, (3) Kegiatan siswa menyaksikan film, (4) Kegiatan tanya jawab,
(5) Kegiatan menulis cerpen, (6) Kegiatan membacakan hasil menulis cerpen
gambaran perilaku siswa dalam penelitian. Foto yang diambil sebagai sumber data
yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan suatu alat penelitian
yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu dan penelitian. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes
sebanyak dua kali yakni pada kedua siklus dilakukan tes menulis cerpen melalui
media audio visual dengan teknik penandaian diri sebagai tokoh. Kekurangan
yang terdapat pada siklus pertama harus dapat diperbaiki pada siklus kedua.
Dalam penelitian ini siswa melaksanakan tugas secara individu yakni setiap siswa
tes adalah:
c. Mengarahkan siswa dalam proses pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita
d.Siswa ditugasi menulis cerpen melalui media audio visual dengan teknik
f. Peneliti mengukur kemampuan menulis siswa berdasarkan hasil tes pada siklus I
dan siklus II
siswa ditetapkan jika dapat mencapai nilai rata-rata kelas 75 dan batas ketuntasan
3.8.2 Nontes
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini ada tiga jenis teknik nontes yang
pembelajaran
1. Observasi
tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Adapun tahap observasi oleh
peneliti dibantu seorang teman dan peneliti. Adapun tahap penelitiannya yaitu:
penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan siswa menulis cerpen.
dipersiapkan
2. Wawancara
pada 4 siswa yaitu 2 siswa yang mendapat nilai tertinggi dan 2 siswa yang
mendapat nilai rendah. Penilaian ini didapat berdasarkan nilai tes siklus I dan
3. Jurnal
Setiap akhir pembelajaran menulis cerpen siswa menulis jurnal yang berisi
pesan dan kesan yang mereka hadapi dalam menulis cerpen, serta saran tentang
dalam cerita dengan media audio visual atau hal-hal yang ingin di kemukakan
4. Dokumentasi
foto dilakukan pada saat siswa melaksanakan proses pembelajaran yang terdiri
dari (1) Kegiatan awal pembelajaran, (2) Kegiatan belajar mengajar, (3) Kegiatan
siswa menyaksikan film, (4) Kegiatan tanya jawab, (5) Kegiatan menulis cerpen,
(6) Kegiatan membacakan hasil menulis cerpen Pengambilan foto dalam proses
pengamatan kinerja siswa dan penilaian hasil menulis cerpen. Hasil wawancara
setiap siswa pada siklus pertama dan siklus kedua berupa skor dijumlahkan dan
N1 = JS x 10
N2 = JS x 10
N2 = Nilai siklus 2
JS = Jumlah skor
hasil siklus pertama dengan siklus kedua. Selisih rata-rata nilai dari siklus pertama
dan kedua. Selisih rata-rata nilai dari siklus pertama dan kedua di prosentasekan
dengan rumus:
Ν R2 - Ν R1
ΡΡ = x 100 %
Ν R1
cerpen menggunakan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan
Hasil penelitian tindakan kelas diperoleh dari hasil tes dan nontes, baik
pada siklus I maupun siklus II. Hasil kedua tes tersebut terangkum dalam dua
bagian yaitu: siklus I dan siklus II. Hasil tes tindakan siklus I dan siklus II berupa
keterampilan siswa menulis cerita pendek melalui teknik pengandaian diri sebagai
tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Hasil tindakan siklus I dan siklus II
Hasil nontes siklus I dan siklus II diperoleh dari data observasi, jurnal,
wawancara dan dokumentasi foto. Hasil penelitian nontes siklus I dan siklus II
rata-rata masih rendah. Hal ini diketahui dari data yang peneliti peroleh dari guru
melakukan observasi masih banyak siswa yang kurang tertarik pada pembelajaran
bentuk cerpen, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti
69
69
70
Kesulitan-kesulitan siswa juga tampak dari hasil kerja siswa. Hasil yang
dicapai siswa masih rendah, hal ini terbukti dari isi cerpen yang tidak sesuai
dengan tema atau bahan pengajaran, isi cerpen tidak sesuai dengan judul, alur
yang tidak jelas, konflik dan karakter tokoh yang kurang sesuai. Seperti nampak
cerita pendek peserta didik mencapai nilai rata-rata 63,56 dalam kategori baik.
Dari 39 siswa tidak ada satupun siswa yang berhasil meraih predikat sangat baik
selanjutnya sebanyak 10 siswa atau 26 % memperoleh nilai baik yaitu antara 70-
84. ada 19 siswa atau 48 % memperoleh nilai cukup dengan skor antara 60-69
kemudian ada 10 siswa atau 26 mendapat nilai kurang dengan skor antara 0-59.
Hasil tes tersebut merupakan jumlah skor tujuh aspek penilaian yang
4.1.1.1 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tema Pra Tindakan
yang akan ditulis dalam menulis cerita pendek. Hasil penilaian tema dapat dilihat
aspek Tema untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal ada siswa
yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 39 siswa atau 100%.
Kategori cukup 3-5 dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang
mendapatkan. Jadi rata-rata pada aspek Tema dalam menulis cerita pendek
sebesar 6,46 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam
4.1.1.2 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Alur Pra Tindakan
ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian alur dapat dilihat pada tabel
berikut:
72
aspek Alur untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau maksimal tidak ada
siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-16 dicapai 29 siswa atau
74%. Kategori cukup 6-10 dicapai oleh 10 siswa atau 26% dan kategori kurang
dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata
pada aspek Alur dalam menulis cerita pendek sebesar 12,36 dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan alur pada cerpennya
sudah baik.
4.1.1.3 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Latar Pra Tindakan
Penilaian aspek Latar difokuskan setting tempat dan waktu yang akan
ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian Latar dapat dilihat pada tabel
berikut:
aspek Latar untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal tidak ada
siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 38 siswa atau
97%. Kategori cukup 3-5 dicapai oleh 1 siswa atau 3% dan kategori kurang
dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata
pada aspek latar dalam menulis cerita pendek sebesar 7,15 dengan demikian dapat
sudah baik.
4.1.1.4 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Sudut Pandang Pra Tindakan
Penilaian aspek sudut pandang difokuskan pada sudut pandang yang akan
digunakan oleh penulis yang akan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil
aspek Sudut Pandang untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal
tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 39
siswa atau 100 %. Kategori cukup dengan skor 3-5 dan kategori kurang dengan
skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan. Jadi rata-rata pada aspek Sudut
74
Pandang dalam menulis cerita pendek sebesar 6,72 dengan demikian dapat
4.1.1.5 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Gaya Bahasa Pra Tindakan
Penilaian aspek gaya bahasa difokuskan pada gaya bahasa yang akan
digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian gaya
aspek gaya bahasa untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal
tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 39
siswa atau 100 %. Kategori cukup 3-5 dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak
ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata pada aspek gaya bahasa
dalam menulis cerita pendek sebesar 6,79 dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kemampuan siswa dalam menentukan gaya bahasa pada cerpennya sudah
baik.
75
4.1.1.6 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan Pra
Tindakan
penokohan yang akan digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita
pendek. Hasil penilaian tokoh dan penokohan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 7 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan
4. Kurang 0-4
aspek tokoh penokohan untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau
maksimal ada 1 siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-16
dicapai 29 siswa atau 74%. Kategori cukup 6-10 dicapai oleh 10 siswa atau 26 %
dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor
kurang. Jadi rata-rata pada aspek tokoh dan penokohan dalam menulis cerita
pendek sebesar 12,33 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa
4.1.1.7 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Kepaduan antar unsur dalam
kesesuaian/ kepaduan antar unsur yang dapat membangun sebuah cerita yang
akan digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian
kepaduan antar unsur dalam cerpen dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 8 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Kepaduan antar unsur
aspek tokoh penokohan untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau
maksimal tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-16
dicapai 30 siswa atau 77%. Kategori cukup dengan skor 6-10 dicapai 9 siswa atau
23% dan kategori kurang dengan skor 0-4 tidak ada siswa yang mendapatkan skor
kurang. Jadi rata-rata pada aspek tokoh dan penokohan dalam menulis cerita
pendek sebesar 12,18 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa
Hasil tes menulis cerita pendek pada pra tindakan dapat dilihat pada
48
50
40
Persen (%)
26 26
30
20
10
0
Sangat Baik Cukup Kurang Sangat
Baik Kurang
Kategori
Diagram I
media audio visual dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita.
Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen siklus I terdiri atas tes dan nontes.
Hasil tes menulis cerita pendek siklus I ini merupakan data awal setelah
pengandaian diri sebagai tokoh. Kriteria perincian pada siklus I meliputi tujuh
aspek penilain, yakni: (1) Tema (2) Alur (3) Latar (4) Sudut pandang (5) Gaya
78
bahasa (6) Tokoh dan penokohan (7) Kepaduan antar unsur dalam cerpen. Secara
umum hasil tes keterampilan menulis cerita pendek melalui media audio visual
dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dapat dilihat pada tabel
1 berikut :
cerita pendek peserta didik mencapai nilai rata-rata 70,31 dalam kategori baik.
Dari 39 siswa tidak ada satupun siswa yang berhasil meraih predikat sangat baik
selanjutnya sebanyak 27 siswa atau 69 % memperoleh nilai baik yaitu antara 70-
84 ada 10 siswa atau 26% yang mendapat skor antara 60-69 kemudian ada 2
Hasil tes tersebut merupakan jumlah skor tujuh aspek penilaian yang
dalam cerpen.
79
yang akan ditulis dalam menulis cerita pendek. Hasil penilaian tema dapat dilihat
dalam aspek Tema untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal
ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 39 siswa atau
100%. Kategori cukup 3-5 dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa
yang mendapatkan. Jadi rata-rata pada aspek Tema dalam menulis cerita pendek
sebesar 6,59 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam
ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian alur dapat dilihat pada tabel
berikut :
80
dalam aspek Alur untuk kategori sangat baik dengan skor 20-18 atau maksimal
tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 16-12 dicapai 36
siswa atau 92%. Kategori cukup 6-10 dicapai oleh 3 siswa atau 8% dan kategori
kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-
rata pada aspek Alur dalam menulis cerita pendek sebesar 13,92 dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan alur pada cerpennya
sudah baik.
Penilaian aspek Latar difokuskan setting tempat dan waktu yang akan
ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian Latar dapat dilihat pada tabel
berikut
dalam aspek Latar untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal
tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 38
siswa atau 97%. Kategori cukup 3-5 dicapai oleh 1 siswa atau 3% dan kategori
kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-
rata pada aspek latar dalam menulis cerita pendek sebesar 7,15 dengan demikian
4.1.2.1.4 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Sudut Pandang Siklus I
Penilaian aspek sudut pandang difokuskan pada sudut pandang yang akan
digunakan oleh penulis yang akan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil
4. Kurang 0-2
dalam aspek Sudut Pandang untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau
maksimal tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8
dicapai 39 siswa atau 100 %. Kategori cukup dengan skor 3-5 dan kategori kurang
82
dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan. Jadi rata-rata pada aspek
Sudut Pandang dalam menulis cerita pendek sebesar 7,13 dengan demikian dapat
4.1.2.1.5 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Gaya Bahasa Siklus I
Penilaian aspek gaya bahasa difokuskan pada gaya bahasa yang akan
digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian gaya
dalam aspek gaya bahasa untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau
maksimal tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8
dicapai 38 siswa atau 97 %. Kategori cukup 3-5 dicapai oleh 1 siswa atau 3 % dan
kategori kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang.
Jadi rata-rata pada aspek gaya bahasa dalam menulis cerita pendek sebesar 13,67
4.1.2.1.6 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan
Siklus I
penokohan yang akan digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita
pendek. Hasil penilaian tokoh dan penokohan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 15 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan
4. Kurang 0-4
dalam aspek tokoh penokohan untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau
maksimal ada 1 siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-16
dicapai 36 siswa atau 92%. Kategori cukup 6-10 dicapai oleh 2 siswa atau 5 %
dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor
kurang. Jadi rata-rata pada aspek tokoh dan penokohan dalam menulis cerita
pendek sebesar 14,36 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa
4.1.2.1.7 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Kepaduan antar unsur
kesesuaian/ kepaduan antar unsur yang dapat membangun sebuah cerita yang
akan digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian
kepaduan antar unsur dalam cerpen dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 16 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan
dalam aspek tokoh penokohan untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau
maksimal tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-16
dicapai 39 siswa atau 100%. Kategori cukup dengan skor 6-10 dan kategori
kurang dengan skor 0-4 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-
rata pada aspek tokoh dan penokohan dalam menulis cerita pendek sebesar
Hasil tes keterampilan menulis cerita pendek pada siklus I dapat dilihat
69
70
60
50
Persen (%)
40
30 26
20
10 5
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
Kategori
Diagram 2
siswa mencapai 70,31 dalam kategori cukup. Untuk kategori sangat baik tidak ada
siswa yang dapat mencapainya. Kategori baik sebesar 72% kategori cukup baik
masih baru dan siswa masih merasa asing sehingga siswa perlu menyesuaikan
diri.
86
menulis cerita pendek melalui media audio visual dengan teknik pengandaian diri
sebagai tokoh dalam cerita pada siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal. Pengambilan
data observasi bertujuan untuk mengetahui respon perilaku siswa dalam menerima
pendek dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media
audio visual
3. Semua siswa aktif bertanya, menjawab dan berkomentar mengenai materi yang
4. Semua siswa membuat catatan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual
6. Semua siswa mengerjakan tugas menulis cerita pendek dengan serius dan tekun
87
7. Siswa mampu mengumpulkan hasil menulis cerita pendek dengan tertib dan
tepat
8. Siswa mampu merefleksi proses dan hasil pembelajaran menulis cerita pendek
dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio
visual.
Pada siklus I ini terdapat beberapa perilaku siswa yang dapat terdeskripsi
pengandaian diri sebagai tokoh melalui media audio visual belum semua siswa
dapat mengikuti dengan baik. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena pola
pembelajaran yang diterapkan merupakan hal baru bagi siswa sehingga perlu
Hasil observasi ini dapat diketahui bahwa belum ada perubahan atau
peningkatan tingkah laku yang cukup berarti. Hal ini dapat dibuktikan dengan
mengidentifikasi setiap aspek yang telah diobservasi oleh peneliti dengan bantuan
seorang teman.
Dari aspek pertama yaitu semua siswa aktif dan bersemangat mengikuti
dalam cerita melalui media audio visual dikatagorikan baik karena sekitar 85%
siswa yang begitu antusias mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual. Masih
banyak siswa yang asik bercerita dengan teman sebelahnya dan rame sendiri.
dengan baik. Selama pembelajaran berlangsung sebagian siswa atau 15% dari
88
jumlah siswa yang dengan serius memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus I
siswa belum terbiasa melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita
dengan media audio visual. Masih banyak yang bertanya karena kurang jelas
terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru karena mereka tidak memperhatikan
ketika dijelaskan
Aspek yang ketiga yaitu semua siswa aktif bertanya. Menjawab dan
berkomentar mengenai materi yang dijelaskan oleh guru. Hasil dari observasi
hanya 13% siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan oleh
guru.
Aspek yang keempat yaitu semua siswa membuat catatan mengenai materi
yang dijelaskan oleh guru termasuk dalam kategori cukup karena sekitar 90% dari
jumlah seluruh siswa mencatat meteri /hal-hal yang penting sisanya mereka masih
Aspek yang kelima yaitu semua siswa bersemangat dalam menulis cerita
pendek melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dengan media audio visual.
Siswa yang bersemangat menulis cerita pendek hanya sebesar 69% atau termasuk
Aspek yang keenam yaitu semua siswa mengerjakan tugas menulis cerita
pendek dengan serius dan tekun termasuk dalam kategori baik, karena hanya 77%
siswa yang serius dan tekun dalam mengerjakan tugas menulis cerita pendek.
Aspek yang ketujuh yaitu semua siswa mengumpulkan hasil menulis cerita
pendek dengan tertib dan tepat waktu. Pada siklus I ini dapat dikatakan termasuk
kategori cukup karena 69% siswa dapat mengumpulkan tugas menulis cerpen
dengan tertib tetapi masih ada sebagian siswa yang masih meminta tambahan
waktu
Aspek yang kedelapan yaitu siswa mampu merefleksi proses dan hasil
tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Pada aspek ini terlihat hanya 64%
Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal siswa. Pengisian
jurnal dilaksanakan oleh seluruh siswa dikelas X4 SMA N 2 Tegal tanpa kecuali
sebagai tokoh dalam cerita denan media audio visual. Tujuan diadakan jurnal
untuk mengetahui pesan, kesan, dan saran dari siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pesan, kesan dan saran tersebut terangkum dalam dua pertanyaan
yakni
(1) Apakah anda senang dengan materi menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan menggunakan media audio
visual ?
90
(2) Kesulitan apakah yang anda alami dalam menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
(3) Apakah melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan
(4) Apakah anda merasa lebih faham dan tertarik belajar menulis cerpen melalui
audio visual?
(5) Berilah kesan dan pesan tentang pembelajaran menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual yang telah
diajarkan!
Dari hasil jurnal siklus I, dapat diketahui 35 siswa atau sebanyak 90%
tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Siswa merasa senang karena
siswa tentang menulis cerpen dan selama proses belajar mereka merasa rilek
menganggap menulis cerita pendek adalah hal yang sulit dan mereka juga masih
seperti dalam cerita yang di perkenalkan oleh guru (peneliti). kemudian sebanyak
35 siswa atau 90 % siswa memberikan pesan yang baik yang dapat mendukung
proses pembelajaran. Siswa merasa butuh terhadap materi yang disampaikan oleh
91
mendukung pembelajaran.
positif, yakni saran yang dapat mendukung pembelajaran menulis cerita pendek. 4
pembelajaran
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual dapat
dikatakan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat pada keaktifan siswa ketika
Minat siswa tersebut juga didukung dengan pemutaran film remaja yang
sesuai dan disukai para siswa sehingga siswa sudah terkondisi dengan sendirinya
dengan rasa tertarik mereka terhadap cerita film yang diputarkan yang bisa
Tingkah laku siswa dalam kelas sudah baik mereka tampak serius
memahami isi cerita film yang sedang diputarkan tetapi masih ada beberapa anak
Pada siklus I sasaran wawancara terhadap empat orang siswa terdiri atas
dua siswa yang mendapatkan nilai baik dan dua orang yang mendapatkan nilai
(2) Jenis cerpen apa yang biasanya anda sukai? Berikan alasannya!
(3) Apakah anda senang dengan pembelajaran menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
(4) Apakah yang menyebabkan anda senang atau tidak senang dengan
(5) Apakah anda lebih mudah menerima dan memahami isi cerita melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
(6) Apakah kesulitan yang anda alami dalam menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
selesai peneliti mewawancari dua siswa yang terlihat aktif dan serius mengerjakan
saat pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti juga mewawancarai dua siswa
yang terlihat kurang semangat mengikuti pelajaran hal ini dilakukan sebagai
sebelumnya guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia telah mengajarkan
pembelajaran menulis cerpen dan pada umumnya mereka menjawab bahwa jenis
cerpen yang biasa ditulis yaitu cerpen yang bertemakan cinta. Dua orang siswa
menjawab kalau mereka senang menulis cerpen melalui teknik pengandaian diri
sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual, mereka merasa lebih
tokoh yang sesuai sedang dua siswa yang lain mereka merasa kesulitan karena
tidak terlalu jelas mencerna isi film yang diputarkan dan sulit memilih karakter
tokoh yang sesuai. Dari ke empat siswa mereka masih merasa kesulitan dalam
melalui teknik pengadaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio
visual meliputi kegiatan menampilkan sebuah film remaja yang digemari oleh
terhadap cerita dan tokoh-tokoh dalam film tersebut yang akan membantu dan
mempermudah siswa dalam menulis sebuah cerita pendek. Dokumentasi foto ini
pengandaian diri sebagai tokoh dengan media audio visual. Dokumentasi foto
pelajaran dari gambar diatas terlihat kondisi kelas dan siswa yang beraneka
penjelasan guru .
95
materi atau hal-hal penting yang harus diperhatikan siswa dalam menulis cerpen
Pada gambar 3 diatas tampak para siswa begitu senang dan serius
isi dan karakter tokoh dalam film yang telah dilihat kepada guru dan guru
film tersebut yang bisa dijadikan gambaran dan memudahkan mereka dalam
Pada gambar diatas tampak siswa begitu serius menulis sebuah cerita
terlihat serius dalam menuliskan sebuah cerita pendek dengan teknik pengandaian
diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual yang telah diajarkan
oleh peneliti. Hasil siklus I sudah mencapai target namun rata-rata hasil menulis
siswa masih minim yakni 70,31. sebagian siswa masih sulit dalam menentukan
Berdasarkan penelitian pada siklus I ini dapat diketahui bahwa hasil yang
diperoleh siswa belum memuaskan baik dari segi tes maupun nontes. Dari hasil
tes menulis cerita pendek diperoleh hasil nilai siswa masih sudah mencapai target
yang diinginkan namun hasilnya masih minim, yakni hanya mencapai rata-rata
70,31 hal ini disebabkan adanya sedikit kendala yakni sebagian siswa sulit
menentukan tema cerita dan karakter tokoh yang sesuai. Disamping itu
hasil perilaku siswa belum mengalami perubahan perilaku yang cukup berarti, hal
ini di sebabkan masih banyak siswa yang kurang tertarik untuk menulis sebuah
cerpen dan penggunaan teknik pengandaian diri hal ini dikarenakan teknik ini
baru mereka ketahui dan belum memahami benar bagaimana penggunaan teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dan penggunaan media audio visual dalam
menulis cerita pendek pada siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal masih dalam kategori
yang cukup dan belum memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata kelas
pendek masih tergolong normal dan belum tampak perubahan yang berarti.
Pada siklus II penelitian dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih
audio visual dan teknik pengandaian diri sebagai tokoh, maka hasil penelitian
yang berupa hasil tes kemampuan menulis cerpen siswa meningkat dari kategori
cukup meningkat ke kategori baik. Meningkatnya nilai tes ini diikuti pula dengan
peningkatan perilaku siswa yang lebih aktif, kreatif, dan lebih terbuka dalam
cerita melalui media audio visual. Hasil selengkapnya mengenai tes dan nontes
Hasil tes menulis cerita pendek pada siklus II ini merupakan data kedua
siklus I, namun masih tetap menggunakan teknik pengandaian diri melalui media
audio visual. Kriteria penilaian pada siklus ini masih tetap sama seperti pada
siklus I meliputi 7 aspek yaitu: (1) Tema (2) Alur (3) Latar (4) Sudut pandang (5)
Gaya bahasa (6) Tokoh dan penokohan (7) Kepaduan antar unsur dalam cerpen.
Secara umum hasil tes menulis cerita pendek melalui pendekatan keterampilan
cerpen siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal masuk dalam kategori baik, secara klasikal
mencapai nilai rata-rata 75,21 yang berada diantara skor 70-84. Dari 39 siswa, ada
1 siswa atau 3% yang mendapat nilai sangat baik yaitu pada rentang nilai 85-100,
34 siswa atau 87 % mendapatkan nilai baik yaitu pada rentang nilai 70-84, 4 siswa
atau 10% mendapat nilai cukup baik yaitu pada rentang nilai 60-69 dan tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai kurang yaitu pada rentang 0-59. Peningkatan
beberapa faktor yang melingkupinya, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor
internal dapat dilihat dari kemampuan siswa yang semakin meningkat, siswa
mulai paham dengan apa yang diajarkan guru atau peneliti. Latihan menulis cerita
pendek secara terus menerus akan berdampak positif pada kemampuan siswa
yakni kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek semakin meningkat. Faktor
eksternal yang tak kalah pentingnya adalah strategi atau pendekatan yang
digunakan oleh guru atau peneliti, dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh
peneliti dan siswa melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita
dengan media audio visual. Melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam
cerita dengan media audio visual guru atau peneliti dapat mengatasi persoalan
yang dialami oleh siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal. Sekarang siswa kelas X4
sudah bisa menulis cerita pendek dengan baik dan mempehatikan 7 aspek dalam
101
cerpen seperti : (1) Tema (2) Alur (3) Latar (4) Sudut pandang (5) Gaya bahasa
(6) Tokoh dan penokohan (7) Kepaduan antar unsur dalam cerpen.Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil pencapaian skor siswa yang mengalami peningkatan pada
yang akan ditulis dalam menulis cerita pendek. Hasil penilaian tema dapat dilihat
dalam aspek Tema untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal
ada 3 siswa atau 8% yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 36
siswa atau 92%. Kategori cukup 3-5 dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak
ada siswa yang mendapatkan. Jadi rata-rata pada aspek Tema dalam menulis
cerita pendek sebesar 7,77 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan
ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian alur dapat dilihat pada tabel
berikut
3. Cukup 6-10
4. Kurang 0-4
dalam aspek Alur untuk kategori sangat baik dengan skor 20-18 atau maksimal
ada 6 siswa atau 15% yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 16-12
dicapai 33 siswa atau 85%. Kategori cukup 6-10 dan kategori kurang dengan skor
0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata pada aspek Alur
dalam menulis cerita pendek sebesar 15,38 dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kemampuan siswa dalam menentukan alur pada cerpennya sudah baik.
Penilaian aspek Latar difokuskan setting tempat dan waktu yang akan
ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian Latar dapat dilihat pada tabel
berikut
103
dalam aspek Latar untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau maksimal ada
2 siswa atau 5% yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8 dicapai 37
siswa atau 95%. Kategori cukup 3-5 dan kategori kurang dengan skor 0-2 tidak
ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata pada aspek latar dalam
menulis cerita pendek sebesar 7,69 dengan demikian dapat dikatakan bahwa
4.1.3.1.4 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Sudut Pandang Siklus II
Penilaian aspek sudut pandang difokuskan pada sudut pandang yang akan
digunakan oleh penulis yang akan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil
dalam aspek Sudut Pandang untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau
maksimal ada 1 siswa atau 3% yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8
dicapai 38 siswa atau 97 %. Kategori cukup dengan skor 3-5 dan kategori kurang
dengan skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan. Jadi rata-rata pada aspek
Sudut Pandang dalam menulis cerita pendek sebesar 7, 69 dengan demikian dapat
4.1.3.1.5 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Gaya Bahasa Siklus II
Penilaian aspek gaya bahasa difokuskan pada gaya bahasa yang akan
digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian gaya
4. Kurang 0-2
dalam aspek gaya bahasa untuk kategori sangat baik dengan skor 9-10 atau
maksimal ada 1 siswa atau 3% yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 6-8
dicapai 38 siswa atau 97 %. Kategori cukup 3-5 dan kategori kurang dengan skor
105
0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata pada aspek gaya
bahasa dalam menulis cerita pendek sebesar 7,64 dengan demikian dapat
4.1.3.1.6 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan
Siklus II
penokohan yang akan digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita
pendek. Hasil penilaian tokoh dan penokohan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 23 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Tokoh dan Penokohan
4. Kurang 0-4
dalam aspek tokoh penokohan untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau
maksimal ada 1 siswa atau 3 % yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-
16 dicapai 38 siswa atau 97%. Kategori cukup 6-10 dan kategori kurang dengan
skor 0-2 tidak ada siswa yang mendapatkan skor kurang. Jadi rata-rata pada aspek
tokoh dan penokohan dalam menulis cerita pendek sebesar 14,92 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan tokoh dan
4.1.3.1.7 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Kepaduan antar unsur
kesesuaian/ kepaduan antar unsur yang dapat membangun sebuah cerita yang
akan digunakan oleh penulis dan ditampilkan dalam cerita pendek. Hasil penilaian
kepaduan antar unsur dalam cerpen dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 24 Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Aspek Keterpaduan Antar Unsur
4. Kurang 0-4
dalam aspek tokoh penokohan untuk kategori sangat baik dengan skor 18-20 atau
maksimal tidak ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan skor 12-16
dicapai 29 siswa atau 74%. Kategori cukup dengan skor 6-10 dicapai 10 siswa
atau 26%. dan kategori kurang dengan skor 0-4 tidak ada siswa yang mendapatkan
skor kurang. Jadi rata-rata pada aspek tokoh dan penokohan dalam menulis cerita
pendek sebesar 14,10 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa
90 87
80
70
60
persen (%)
50
40
30
20
10
10 3
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
Kategori
Diagram 3
Hasil Tes Menulis Cerita Pendek Siklus II
menulis cerita pendek melalui media audio visual dengan teknik pengandaian diri
sebagai tokoh dalam cerita pada siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal. Pengambilan
data observasi bertujuan untuk mengetahui respon perilaku siswa dalam menerima
pembelajaran menulis cerita pendek melalui media audio visual dengan teknik
pendek dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media
audio visual
3. Semua siswa aktif bertanya, menjawab dan berkomentar mengenai materi yang
4. Semua siswa membuat catatan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual
6. Semua siswa mengerjakan tugas menulis cerita pendek dengan serius dan tekun
7. Siswa mampu mengumpulkan hasil menulis cerita pendek dengan tertib dan
tepat
8. Siswa mampu merefleksi proses dan hasil pembelajaran menulis cerita pendek
dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio
visual.
Dari hasil observasi pada siklus II dapat diketahui perubahan tingkah laku
siswa kearah yang positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi setiap
aspek yang telah diobservasi / diamati oleh peneliti pada siklus II yaitu sebesar
69%. Ini berarti sebagian besar siswa mengalami peningkatan dari perilaku negatif
Aspek observasi yang pertama yaitu semua siswa antusias dan semangat
sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual dapat dikategorikan sangat
109
baik dengan pencapaian 92%. Siswa sudah mulai semangat dan antusias
dengan sangat baik. Pada siklus II 95% dari siswa memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru atau peneliti. Pada siklus II ini sudah ada peningkatan
Dari aspek observasi yang ketiga yakni siswa aktif bertanya dan menjawab
serta berkomentar mengenai materi yang disampaikan oleh guru atau peneliti.
namun sudah ada peningkatan karena 21% dari siswa aktif dalam bertanya dan
Aspek yang keempat yaitu semua siswa membuat catatan mengenai materi
yang dijelaskan oleh guru dapat dikategorikan sangat baik atau mencapai skor
100%. Semua siswa rajin menuliskan hal-hal yang penting dalam buku
catatannya.
pendek dengan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media
audio visual. Ketika siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru atau peneliti
Aspek yang keenam yaitu semua siswa mengerjakan tugas menulis cerita
pendek dengan serius dan tekun mencapai 87% atau masuk dalam kategori sangat
baik.
110
pendek dengan tertib dan tepat. Pada aspek ini mencapai persentase 97% atau
termasuk kategori sangat baik. Pada siklus II ini semua siswa mengumpulkan
Aspek yang kedelapan yaitu siswa mampu merefleksi proses dan hasil
tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Kemampuan siswa untuk
Jurnal yang digunakan pada siklus II masih sama dengan yang digunakan
pada siklus I, jurnal tersebut berisi tentang ungkapan perasaan siswa selama
pembelajaran menulis cerita pendek berlangsung. Jurnal siswa diisi oleh semua
pembelajaran menulis cerita pendek melalui media audio visual dengan teknik
Pengisian jurnal pada siklus II ini sudah pernah dilakukan siswa pada
siklus I. Siswa tampak senang memperoleh lembar jurnal dan ingin segera
mengisinya. Suasana pada saat siswa mengisi jurnal tampak tenang. Mereka
(1) Apakah anda senang dengan materi menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan menggunakan media audio
visual ?
(2) Kesulitan apakah yang anda alami dalam menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
(3) Apakah melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan
(4) Apakah anda merasa lebih faham dan tertarik belajar menulis cerpen melalui
audio visual?
(5) Berilah kesan dan pesan tentang pembelajaran menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual yang telah
diajarkan!
Dari hasil jurnal siklus II, dapat diketahui 39 siswa atau sebanyak 100%
tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Siswa merasa senang karena
siswa tentang menulis cerpen dan selama proses belajar mereka merasa rilek
(santai). Peningkatan ini disebabkan siswa telah mengenal teknik dan media yang
digunakan peneliti, kemudian mereka merasa teknik dan media yang digunakan
yang baik yang dapat mendukung proses pembelajaran. Siswa merasa butuh
terhadap materi yang disampaikan oleh peneliti. Namun 1 siswa lainnya atau 3 %
positif, yakni saran yang dapat mendukung pembelajaran menulis cerita pendek. 1
pembelajaran
Dari hasil penilaian di atas dapat diketahui bahwa dari aspek yang
diungkapkan dari jurnal yakni, pesan, kesan dan saran secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan siswa sudah mulai terbiasa dengan
Pada siklus II sasaran wawancara terhadap empat orang siswa terdiri atas
dua siswa yang mendapatkan nilai baik dan dua orang yang mendapatkan nilai
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
5. Apakah anda lebih mudah menerima dan memahami isi cerita melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
6. Apakah kesulitan yang anda alami dalam menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual?
Pada umumnya
selesai peneliti mewawancari dua siswa yang terlihat aktif dan serius mengerjakan
saat pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti juga mewawancarai dua siswa
yang terlihat kurang semangat mengikuti pelajaran hal ini dilakukan sebagai
sebelumnya guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia telah mengajarkan
pembelajaran menulis cerpen dan pada umumnya mereka menjawab bahwa jenis
cerpen yang biasa ditulis para siswa yaitu cerpen yang bertemakan cinta. Dua
orang siswa menjawab kalau mereka senang menulis cerpen menggunakan teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual, mereka
menemukan karakter tokoh yang sesuai sedang dua siswa yang lain mereka
merasa kesulitan karena tidak terlalu jelas mencerna isi film yang diputarkan dan
sulit memilih karakter tokoh yang sesuai. Dari ke empat siswa mereka sudah bisa
dengan teknik pengadaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio
visual meliputi kegiatan menampilkan sebuah film remaja yang digemari oleh
terhadap cerita dan tokoh-tokoh dalam film tersebut yang akan membantu dan
mempermudah siswa dalam menulis sebuah cerita pendek. Dokumentasi foto ini
pengandaian diri sebagai tokoh melalui media audio visual. Dokumentasi foto
Pada gambar 6 diatas tampak para siswa begitu senang dan serius
Pada gambar diatas tampak siswa begitu serius menulis sebuah cerita
siswa terlihat serius dalam menuliskan sebuah cerita pendek dengan teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual yang telah
diajarkan oleh peneliti. Hasil siklus II sudah mencapai target namun rata-rata hasil
tersenyum melihat ekspresi temannya yang sedang menghayati isi cerpen. Siswa
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari peneliti siklus II ini, sudah banyak
terjadi peningkatan nilai dan perilaku siswa kelas X4 SMA N2 Tegal. Pada siklus
II ini, rata-rata siswa mencapai 75,21 % nilai tersebut sudah melebihi standar nilai
117
yang ditargetkan. Hal ini disebabkan siswa sudah lebih memahami mengenai
cerita pendek, siswa sudah mulai terbiasa dengan teknik pengandaian diri sebagai
tokoh dalam cerita melalui media audio visual yang telah diterapkan. Dari
perilaku siswa sudah ada peningkatan dari siklus I pada siklus II, siswa sudah
4.2 Pembahasan
sebagai tokoh melalui media audio visual pada siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal.
Permasalahan yang kedua yaitu adakah perubahan perilaku siswa kelas X4 SMA
N2 Tegal.
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual dapat
sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual dari tahap siklus I ke siklus
II.
118
pengandaian diri sebagai tokoh melalui media audio visual siklus I terlihat bahwa
kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek belum memenuhi rata-rata yang
telah ditentukan. Hasil tes menulis cerita pendek siswa pada siklus I mencapai
tema dan karakter tokoh yang sesuai, siswa juga belum begitu memahami aspek-
aspek yang terdapat dalam penulisan cerita pendek. Siswa belum dapat mengemas
kata-kata hingga menjadi rangkaian kata yang menarik dan indah ke dalam bentuk
cerpen
sebagai tokoh dalam cerita melalui media audio visual. Hasil pada siklus II lebih
baik dari siklus I, hasil siklus II mengalami peningkatan. Lebih rinci peningkatan
kemampuan menulis cerpen melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam
cerita dengan media audio visual dapat dilihat pada tiap aspek penilaian yang
PT SI S II PT – S I SI – SII PT – S II
=65 = 66 = 78
= 62 = 70 = 77
=67 = 72 = 77
= 67 = 71 = 77
= 68 = 73 = 76
Penokohan = 62 = 72 = 75
unsur = 61 = 70 = 71
= 64 = 70 = 75
120
PT SI S II PT – S I SI – SII PT – S II
Penokohan
unsur
cerita pendek siklus I dan siklus II. Uraian tabel diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Hasil tes siklus I menulis cerita pendek dengan rata-rata nilai mencapai 70
atau dalam kategori baik karena dalam rentang 70 -84. tetapi nilai tersebut belum
memenuhi rata-rata nilai yang ditentukan yaitu 75. Nilai rata-rata tersebut
Pada aspek tema nilai rata-rata sebesar 66 masuk dalam kategori cukup.
Aspek penggunaan alur nilai rata-rata sebesar 70 masuk kategori cukup. Aspek
penggunaan latar nilai rata-rata sebesar 72 masuk dalam kategori baik. Aspek
penggunaan sudut pandang nilai rata-rata 71 masuk dalam kategori baik. Aspek
gaya bahasa nilai rata-rata 73 masuk dalam kategori baik. Aspek penentuan
karakter tokoh/ penokohan nilai rata-rata 72 masuk dalam kategori baik. Aspek
Kemampuan siswa menulis cerpen pda siklus I belum bias mencapai nilai
rata-rata hal ini disebabkan oleh beberapa factor yang melingkupinya, seperti
faktor internal dan eksternal. Factor internal ini dapat dilihat dari hasil menulis
cerita pendek dalam aspek kebahasaan dan aspek kesastraan yang masih kurang.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian tiap aspek menunjukan hasil yang
kurang memuaskan. Faktor eksternal berasal dari penggunaan teknik dan media
Hasil tes menulis cerita pendek siklus II diperoleh rata-rata sebesar 75,21
dalam kategori baik, karena berada dalam rentang 70-84. Pencapaian nilai tersebut
Pada aspek tema nilai rata-rata sebesar 78 masuk dalam kategori baik.
Aspek penggunaan alur nilai rata-rata sebesar 77 masuk ktegori baik. Aspek
penggunaan latar nilai rata-rata sebesar 72 masuk dalam kategori baik. Aspek
penggunaan sudut pandang nilai rata-rata 71 masuk dalam kategori baik. Aspek
gaya bahasa nilai rata-rata 76 masuk dalam kategori baik. Aspek penentuan
122
karakter tokoh/ penokohan nilai rata-rata 75 masuk dalam kategori baik. Aspek
Kemampuan siswa menulis cerpen pda siklus II sudah bisa mencapai nilai
rata-rata. Karena pada siklus II ini nilai rata-rata siswa mencapai 75 hal ini
mendukung atau mempermudah siswa dalam menulis sebuah cerita pendek yang
sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual dari pratindakan, siklus I,
80
70
60
Nilai Rata-rata
50
40 75
64 70
30
20
10
0
PT SI S II
sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual pada siklus I dan siklus II.
Dari hasil nontes yaitu melalui observasi pada siklus I kesiapan siswa untuk
cerita dengan media audio visual terlihat, sikap siswa dalam menerima materi
pembelajaran juga belum terfokus. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
siswa yang mengobrol sendiri, adanya siswa yang bercanda dan tidak bersemangat
mengikuti pembelajaran
pelajaran sudah mulai terliat dan sikap siswa dalam menerima pelajaran sudah
mulai terfokus, sebagian besar siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru
dan mereka nampak serius memperhatikan isi cerita film beserta karakter para
tokoh dalam film yang diputarkan, hanya beberapa siswa saja yang masih tetap
mengobrol sendiri
senang terhadapteknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media
audio visual. Menurut sebagian besar siswa kelas X4 SMA N 2 Tegal yang
cerpen karena kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dapat diatasi dengan teknik
tersebut.
124
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual dalam
dalam menulis cerpen. Selain itu teknik tersebut juga dapat memotivasi dan
sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Siswa juga dapat
tentang cerpen dan bagaimana menulis cerpen. Selain itu pembelajaran menulis
cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu siswa semakin
tertib dan aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui teknik
pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dengan media audio visual. Dari hasil
foto (gambar 5) menunjukkan aktivitas saat menulis cerpen pada siklus I, terlihat
masih ada siswa yang melakukan perilaku negatif yaitu bercanda dengan
temannya saat proses belajar di kelas, sedangkan pada siklus II yang ditunjukkan
pada gambar 7, siswa terlihat sangat serius dalam menulis cerpen. Berdasarkan
kedua gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa dalam
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menulis cerpen melalui
keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Selain itu, terdapat perubahan perilaku
125
yaitu dari perilaku negatif ke perilaku positif siswa dalam mengikuti proses
PENUTUP
5.1 Simpulan
peningkatan sebesar 11,63 atau 18,30 %. Hasil rata-rata tes menulis cerpen
tokoh dalam cerita dengan media audio visual pada siswa kelas X4 SMA
menulis cerpen melalui teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita
126
127
5.2 Saran
memilih teknik dan media pembelajaran agar siswa menjadi lebih berminat
mengikuti proses pembelajaran dan tidak merasa jenuh. Salah satu
teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita film yang diputar
melalui media audio visual yang telah terbukti dapat meningkatkan minat
dalam cerita dapat membantu siswa dalam menulis cerpen karena siswa
lebih banyak menggunakan alat inderanya yang mencakup pendengaran
dan penglihatan.
3. Para guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya mengembangkan
penggunaan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita dan media
audio visual secara kreatif dan efektif misalnya dengan cara
kesusastraan.
4. Hendaknya media audio visual juga digunakan pada mata pelajaran yang
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana dan Achmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru
Algensindo
128
151
A. STANDAR KOMPETENSI
Mampu mengungkapkan pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai
bentuk tulisan sastra melalui menulis puisi, menulis cerpen, atau
menciptakan karya sastra berdasarkan berbagai latar/ setting.
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis berbagai karya sastra (Puisi & Cerpen)
C. INDIKATOR
Menulis cerpen berdasarkan 7 aspek dalam cerpen
Mengembangkan ide dalam bentuk cerpen
D. MATERI POKOK
Menulis Cerpen
E. SKENARIO PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
1. Guru bertanya jawab tentang cerpen dan bertanya tentang film favorit
yang bisa dilihat siswa
2. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari
152
INTI
1. Guru mengenalkan kepada siswa media audio visual yang akan
dipergunakan dalam pembelajaran menulis cerpen
2. Guru memutarkan sebuah film yang digunakan dalam pembelajarn
untuk menarik perhatian dan minat siswa
3. Siswa menyaksikan pemutaran film dengan perhatian/konsentrasi
penuh pada cerita film
4. Siswa dibantu guru mengidentifikasi unsur-unsur dalam film tersebut
yang dapat digunakan untuk menulis cerpen
5. Siswa mengandaikan dirinya menjadi salah satu tokoh dalam film dan
mengembangkan cerita sesuai daya imajinasinya
6. Siswa menulis sebuah cerpen berdasarkan pengandaian diri sebagai
tokoh dan mengembangkan cerita sesuai keinginannya
PENUTUP
1. Guru beserta siswa merefleksi unsur-unsur dan cara yang
digunakan dalam menulis cerpen
2. Guru beserta siswa menyimpulkan pembelajaran menulis cerpen
F. MEDIA / SUMBER
Media : TV dan VCD
Sumber :
1) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X
2) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X,
Erlangga
G. PENILAIAN
1. Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan
153
2. Penelitian hasil
Buatlah sebuah cerpen berdasarkan pengandaian diri sebagai tokoh
dalam cerita film yang telah diputarkan
A. STANDAR KOMPETENSI
Mampu mengungkapkan pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai
bentuk tulisan sastra melalui menulis puisi, menulis cerpen, atau
menciptakan karya sastra berdasarkan berbagai latar/ setting.
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis berbagai karya sastra (Puisi & Cerpen)
C. INDIKATOR
Menulis cerpen berdasarkan 7 aspek dalam cerpen
Mengembangkan ide dalam bentuk cerpen
D. MATERI POKOK
Menulis Cerpen
E. SKENARIO PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
1. Guru bertanya jawab tentang pembelajaran menulis cerpen pada
pembelajaran sebelumnya
2. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang dipelajari
155
INTI
1. Guru memutarkan sebuah film yang digunakan dalam pembelajarn
untuk menarik perhatian dan minat siswa
2. Siswa menyaksikan pemutaran film dengan perhatian/konsentrasi
penuh pada cerita film
3. Siswa dibantu guru mengidentifikasi unsur-unsur dalam film tersebut
yang dapat digunakan untuk menulis cerpen
4. Siswa mengandaikan dirinya menjadi salah satu tokoh dalam film dan
mengembangkan cerita sesuai daya imajinasinya
5. Siswa menulis sebuah cerpen berdasarkan pengandaian diri sebagai
tokoh dan mengembangkan cerita sesuai keinginannya
PENUTUP
1. Guru beserta siswa merefleksi unsur-unsur dan cara yang digunakan
dalam menulis cerpen
2. Guru beserta siswa menyimpulkan pembelajaran menulis cerpen
F. MEDIA / SUMBER
Media : TV dan VCD
Sumber :
a. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X
b. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X,
Erlangga
G. PENILAIAN
1. Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan
156
2. Penelitian hasil
Buatlah sebuah cerpen berdasarkan pengandaian diri sebagai tokoh
dalam cerita film yang telah diputarkan
Nama :
No/Kelas :
FORMAT ANGKET
Berilah tanda ( √ ) pada setiap pertanyaan siswa yang sesuai dengan skala
penelitian yang tersedia dibawah ini:
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
KS : Kurang setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
158
Nama :
No/Kelas :
Nama :
No/Kelas :
Responden :
No Responden :
Hari dan tanggal :
Tempat :
Kelas :
Waktu :
Topik :
Nama :
No/Kelas :
Nama :
No/Kelas :
Nama :
No/Kelas :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
165
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
166
.............................................................................................................................................
149
cerpen dengan
baik
6. Saya senang 15 38.46 16 41.03 8 20.51 - - - -
dengan media
audio visual
(pemutaran film)
yang digunakan
oleh guru dalam
pembelajaran
7. Suasana kelas 5 12.82 18 46.15 13 33.33 2 5.13 1 2.56
dapat membantu
pemahaman
siswa dalam
menulis cerpen
8. Saya senang 7 17.95 23 58.80 9 23.08 - - - -
dengan
pembelajaran
menulis cerpen
dengan teknik
pengandaian diri
sebagai tokoh
dalam cerita
9. Saya dapat 10 25.64 20 51.28 9 23.08 - - - -
menggungkapkan
dan menuangkan
ide dan gagasan
dalam cerpen
10. Pembelajaran 14 35.90 23 58.97 2 5.13 - - - -
yang dilakukan
oleh guru
sekarang lebih
menyenangkan
147
cerpen dengan
baik
6. Saya senang 13 33.33 22 56.41 4 10.26 - - - -
dengan media
audio visual
(pemutaran film)
yang digunakan
oleh guru dalam
pembelajaran
7. Suasana kelas 9 23.08 15 38.46 10 25.64 4 10.26 1 2.56
dapat membantu
pemahaman
siswa dalam
menulis cerpen
8. Saya senang 9 23.08 22 56.41 8 20.51 - - - -
dengan
pembelajaran
menulis cerpen
dengan teknik
pengandaian diri
sebagai tokoh
dalam cerita
9. Saya dapat 13 33.33 22 56.41 4 10.26 - - - -
menggungkapkan
dan menuangkan
ide dan gagasan
dalam cerpen
10. Pembelajaran 7 17.95 25 64.10 7 17.95 - - - -
yang dilakukan
oleh guru
sekarang lebih
menyenangkan