You are on page 1of 7

Makalah Sistem Administrasi Negara RI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan segala limpahan nikmatnya sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan alam Nabi Besar Muhammad Saw. Dan semoga limpahan rahmat dan keselamatan
tercurahkan pula kepada para sahabat dan seluruh umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperluas Pengetahuan.
Ucapan terima kasih penulis terutama disampaikan kepada:
1. Ibu / Bapak dosen pembimbing yang telah memeberikan tugas beserta pengajaran dalam
bidang studi ini.
2. Ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada orang tua yang telah membantu dengan
materi.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan tidak adanya kesalahan dan
kehilafan sebab itu penulis berharap untuk diberi kritikan dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini .
Wassalamu’alaikaum.Wr.Wb

Watampone, Januari 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Administrasi Negara RI 2
B. Pengertian Hukum Administrasi Negara
C. Obyek Hukum Administrasi Negara
D. Sumber-sumber Hukum Administrasi
E. Bentuk-bentuk Perbuatan Pemerintah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti Sistem
Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti
sempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ Nasional
serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-
faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-
fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan
dalam UUD 1945 dengan amandemennya.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem
Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945
merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

B. Rumusan Masalah
1. Siswa Menjelaskan Sistem Administrasi Negara RI ?
2. Siswa menjelaskan Pengertian hukum administrasi Negara ?
3. Menjelaskan Obyek Administrasi Negara ?
4. Menjelaskan sumber-sumber administrasi Negara ?
5. Menjelaskan Bentuk-bentuk perbuatan Pemerintah ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Administrasi Negara RI


Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem :
• Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yang saling bergantung.
• Sistem terdiri dari gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan tujuan
sebagai suatu keseluruhan
• Sistem adalah kompleks unsur-unsur yang saling berinteraksi.
Komponen-komponen (unsur) dlam Administrasi Negara dilihat dari Analia Sistem :
1. Lingkungan
2. Input (dari lingkungan)
3. Konversi (pengubahan/proses pengubahan)
4. Output
5. Feed back

1) Lingkungan
Mencakup berbagai macam gejala (sosial, eonomi, politik, budaya, hankam)
Gejala adalah masalah/bajan yang dapat digunakan oleh pemerintah (Adm. Negara) di dalam
membuat suatu kebijaksanaan. Gejala tersebut mungkin dapat mempercepat (membantu) atau
menghambat (menghalangi) pemerintahan (Adm Negara) di dalam membuat suatu keputusan.
Lingkungan terdiri dari :
a. Langganan ( Siapa saja yang mendapatkan pelayanan barang dan jasa )
b. Pasar ( yang menentukan biaya dari barang dan jasa yang akan dikomunikasikan )
c. Golongan kepentingan ( anggota masyarakat dan pejabat pemerintah, baik yang mendukung
maupun yang menolak kebijakan pemerintah )
d. Badan badan lain yang menjadi konsumen daripada kebijaksanaan

2) Input dari lingkungan


Input dapat dikatakan sebagai suatu transmisi yang dikirim dari lingkungan ke dalam proses
konversi
Input dapat berupa :
Tuntutan :
• Masyarakat menuntut barang-barang dan jasa-jasa dari negara untuk mereka konsumsikan.
Contoh : pendidikan; kesehatan; rekreasi; keamanan; dll.
• Masyarakat menuntut pengaturan perilaku pihak-pihak lain. Contoh : perilaku dari alat-alat
negara.
• Masyarakat dapat menuntut kebebasan kebebasan dalam rangka melakukan kegiatan-kegiata
spiritual. Contoh : ibadah; merayakan hari besar agama.

Suatu tuntutan pada hakekatnya adalah analitis, tidak harus melukiskan sifat interaksi antara
rakyat engan administrator; suatu tuntutan dapat berbentuk permintaan bukti akan suatu jasa.
Sumber-sumber kekayaan :
• Sumber daya manusia
• Kekayaan alam/sumber daya alam
• Skill
• Teknologi
• Uang/keuangan
• Metode-metode

Dukungan, oposisi/sifat masa bodoh :


Kewajiban membayar pajak
Kesediaan penerimaan pengaturan perilaku yang dibuat oleh pemerintah
Bagaimana sikap masyarakat terhadap perilaku administrator (mendukung atau menolak )
Saluran input kedalam proses konversi ini tidak saja berasal dari sektor swasta, namun juga
berasal dari badan-badan pemerintah yang lain : lembaga eksekutif, lembaga legislatif, lembaga
yudikatif. Input dapat berupa Undang-undang; instruksi-instruksi; peraturan pemerintah;
penilaian kepala eksekutif; penilaian hakim; dsb

3) Konversi
Yang berfungsi sebagai pelaku kegiatan-kegiatan administratif dalam proses ini adalah : unit-unit
administratif yang dilaksanakan oleh para administrator.
Bekerja dipengaruhi oleh : input; keadaan dan susunan organisasi dari proses konversi yang
bersangkutan, untuk 1. pengambilan keputusan, 2. pelaksanaan keputusan, 3. pengendalian, 4.
tindakan. Dengan melibatkan personil yang bekerja atas dasar :
a. Struktur organisasi yang ada,
b. Prosedur yang telah ditetapkan,
c. Keahlian, pengalaman pribadi dan kecenderungan yang dimiliki,
d. Cara-cara yang telah ditetapkan bagi para administrator dalam melakukan pengawasan
terhadap bawahan.
4) Outputs
Yang dihasilkan oleh administrasi negara dapat berupa :
• Barang dan jasa seperti diinginkan masyarakat.
• Pengaturan berbagai macam perilaku
• Penyampaian informasi, dll
( Perwujudan dari tuntutan-tuntutan atau keinginan-keingainan; baik masyarakat, maupun cabang
pemerintahan yang lain )

5) Feed back
• Mengambarkan pengaruh dari outputs terdahulu yang telah dinilai oleh konsumen
(cocok/kurang cocok/tidak cocok)
• Dengan harapan untuk dijadikan inputs baru dalam konversi berikutnya.
• Untuk menghasilkan output baru yang lebih sesuai.
Mekanisme umpan balik ini merupakan bukti berkelanjutannya interaksi antara para
administrator dengan sumber-sumber masukan dan konsumen/pemakai output mereka.
Mekanisme ini juga menunjukkan bahwa proses selalu dinamis dan sirkuler.
Definisi kerja dari Sistem Administrasi Negara :
Suatu proses dinamik yang berkelanjutan dan bersifat sirkuler, dimana masukan diubah menjadi
keluaran, yang selanjutnya keluaran akan menjadi umpan balik sebagai masukan baru bagi
pengubahan baru untuk menghasilkan keluaran baru, dalam rangka mewujudkan kebijakan
pemerintah/Negara.

B. Pengertian Hukum Administrasi Negara


a. Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu
hubungan antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara itu
berfungsi. (R. Abdoel Djamali).
b. Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugasnya. (Kusumadi
Poedjosewojo.)
c. Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istinewa yang
diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. (E. Utrecht.)
d. Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang harus diperhatikan oleh para
pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam menjalankan tugasnya. (Van Apeldoorn.)
e. Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum
antara jabatan-jabatan dalam negara dengan warga masyarakat. (Djokosutono.)
Istilah hukum administrasi negara adalah terjemahan dari istilah Administrasi recht (bahasa
Belanda).

C. Obyek Hukum Administrasi Negara


Pengertian obyek adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Dengan pengertian
tersebut, yang dimaksud obyek hukum administrasi negara adalah pokok permasalahan yang
akan dibicarakan dalam hukum administrasi negara.
Berangkat dari pendapat Prof. Djokosutono, S.H., bahwa hukum administrasi negara adalah
hukum yang mengatur hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dan para warga
masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa obyek hukum administrasi negara adalah pemegang
jabatan dalam negara itu atau alat-alat perlengkapan negara dan warga masyarakat.
Pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya obyek hukum administrasi adalah sama dengan
obyek hukum tata negara, yaitu negara (pendapat Soehino, S.H.). pendapat demikian dilandasi
alasan bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara sama-sama mengatur negara.
Namun, kedua hukum tersebut berbeda, yaitu hukum administrasi negara mengatur negara dalam
keadaan bergerak sedangkan hukum tata negara dalam keadaan diam. Maksud dari istilah
”negara dalam keadaan bergerak” adalah nahwa negara tersebut dalam keadaan hidup. Hal ini
berarti bahwa jabatan-jabatan atau alat-alat perlengkapan negara yang ada pada negara telah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan dengan fungsinya masing-masing. Istilah ”negara dalam
keadaan diam” berarti bahwa negara itu belum hidup sebagaimana mestinya. Hal ini berarti
bahwa alat-alat perlengkapan negara yang ada belum menjalankan fungsinya. Dari penjelasan
diatas dapat diketahui tentang perbedaan antara hukum administrasi negara dan hukum tata
negara.

D. Sumber-Sumber Hukum Administrasi


Pada umumnya, dapat dibedakan menjadi dua :
a. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi kaidah hukum.
Sumber hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa dalam pergaulan masyarakat dan
peristiwa-peristiwa itu dapat mempengaruhi bahkan menentukan sikap manusia.
b. Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu. Agar berlaku
umum, suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat mempertahankannya.
1. Pengertian Sumber Hukum
Hukum dapat ditinjau dari berbagai aspek. Seseorang mampu menjelaskan hukum positif yang
berlaku dan secara bersamaan mampu menjelaskan dengan tegas sumber-sumber tempat hukum
positif itu dikaji. Ketika orang menulis suatu studi yang bersifat sejarah, maka sumber-sumber
hukum kebanyakan itu adalah sumber-sumber hukum lain seperti hasil-hasil tulisan ilmu
pengetahuan yang lama, notulen dari sidang rapat, dsb.
2. Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Dalam Tap MPR No. V/MPR/1973 tentang Peninjauan Produk-Produk yang Berupa ketetapan-
Ketetapan MPRS RI jo. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 tentang perlunya penyempurnaan
yang termaktub dalam pasal 3 Tap MPR No. V/MPR/1973, Pancasila Dinyatakan Sebagai
Sumber Dari Segala Sumber Hukum”. Yang artinya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup,
kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan
bangsa, prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk-bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari Budi Nurani Manusia.
Dalam Tap MPRS No. XX/MPR/1966, bahwa Pancasila itu mewujudkan dirinya dalam:
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
(Yang dimaksud adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno.)
b. Dekrit 5 Juli 1959
(Suatu keputusan Presiden RI, yang isinya:
a) Pembubaran Konstituante
b) Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
c) Pembentukan MPRS dan DPAS)
c. Undang-Undang Dasar Proklamasi, dan
(Adalah UUD 1945 yang terdiri dari Pembukaan / Preambule, batang Tubuh dan Penutup.)
d. Serat Perintah 11 Maret 1966.
(Berisi perintah kepada Letnan Jendral Soeharto, Mentri/Panglima AD, untuk dan atas nama
Presiden/Panglima Tertinggi ABRI.)
3. Sumber hukum dalam Arti Formal
Sumber-sumber hukum dalam arti formal diperhitungkan terutama “bentuk tempat hukum itu
dibuat menjadi positif oleh instansi Pemerintahan yang berwenang”. Dalam arti, bentuk wadah
suatu badan pemerintahan tententu dapat meciptakan badan hukum. Sumber Hukum (formal) di
Indonesia, diatur dalam MPRS No.XX/MPR/1966, berarti UUD 1945, Tap MPR, UU & PP
sebagai Pengganti UU (Perpu), PP, Keppres, Inpres, Permen, serta Instruksi Mentri & Surat
Mentri.

E. Bentuk-Bentuk Perbuatan Pemerintahan


Pengertian pemerintahan dibedakan menjadi dua :
1. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga kekuasaan yang
masing-masing terpisah satu sama lain. Ketiga kekuasaan itu adalah :
a. Kekuasaan legislatif.
b. Kekuasaan eksekutif.
c. Kekuasaan yudikatif.
Pemerintahan kekuasaan diatas berdasarkan teori Trias Politica dari Montesquieu. Tetapi,
menurut Van Vollenhoven, pemerintahan dalam arti luas berbeda dengan tori trias politica.
Menurut Van Vollenhoven pemerintahan dalam arti luas mencakup :
a. Tindakan / kegiatan pemerintahan dalam arti sempit (bestuur).
b. Tindakan / kegiatan polisi (politie).
c. Tindakan / kegiatan peradilan (rechts praak).
d. Tindakan membuat peraturan (regeling, wetgeving).
Sedangkan pemerintahan dalam arti luas menurut Lemaire adalah pemerintahan yang meliputi :
a. Kegiatan penyelengaraan kesejahteraan umum (bestuur zorg).
b. Kegiatan pemerintahan dalam arti sempit.
c. Kegiatan kepolisian.
d. Kegiatan peradilan.
e. Kegiatan membuat peraturan.
Sedangkan Donner berpendapat, bahwa pemerintahan dalam arti luas dibagi menjadi dua
tingkatan (dwipraja), yaitu :
a. Alat-alat pemerintahan yang menentukan hukum negara / politik negara.
b. Alat-alat perlengkapan pemerintahan yang menjalankan politik negara yang telah ditentukan.
2. Pemerintahan dalam arti sempit ialah badan pelaksana kegiatan eksekutif saja tidak termasuk
badan kepolisian, peradilan dan badan perundang-undangan. Pemerintahan dalam arti sempit itu
dapat disebut dengan istilah lain, yaitu ”administrasi negara”. Bentuk perbuatan pemerintahan
atau bentuk tindakan administrasi negara secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Perbuatan hukum / tindakan hukum.
2. Bukan perbuatan hukum.
Perbuatan pemerintahan menurut hukum publik dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Perbuatan menurut hukum publik bersegi satu.
2. Perbuatan menurut hukum publik bersegi dua.
Perbuatan menurut hukum publik bersegi satu, yaitu suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh
aparat administrasi negara berdasarkan wewenang istimewa dalam hal membuat suatu ketetapan
yang megatur hubungan antara sesama administrasi negara maupun antara administrasi negara
dan warga masyarakat. Misalnya, ketetapan tentang pengangkatan seseorang menjadi pegawai
negeri. Perbuatan menurut hukum publik bersegi dua, yaitu suatu perbuatan aparat administrasi
negara yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih secara sukarela. Misalnya mengadakan
perjanjian pembuatan gedung, jembatan dengan pihak swasta (pemborong).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-
faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-
fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan
dalam UUD 1945 dengan amandemennya.
Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem :
• Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yang saling bergantung.
• Sistem terdiri dari gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan tujuan
sebagai suatu keseluruhan
• Sistem adalah kompleks unsur-unsur yang saling berinteraksi.

B. Kritik Dan Saran


Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan Tidak adanya kesalahan
dan kehilafan sebab itu penulis berharap untuk diberi kritikan dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amal, Ichlasul. 2004. ”Sistem Pemerintahan RI.” Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Asshidiqie, Jimly. 2004. Etika Birokrasi Penegakan Hukum Dan “Good Governence.” Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

You might also like