You are on page 1of 17

ABSTRAK

Dalam perencanaan pondasi tiang harus memperhatikan karakteristik tanah


di lapangan serta beban struktur atas bangunan karena hal ini akan mempengaruhi
desain pondasi yang akan digunakan. Metode yang digunakan untuk menghitung
daya dukung ujung tiang adalah metode Meyerhoff, Janbu, dan Terzaghi. Daya
dukung selimut tiang menggunakan metode alfa dan beta. Perhitungan penurunan
menggunakan metode penurunan pada tanah lempung. Perhitungan daya dukung
lateral menggunakan metode Poulos. Perhitungan tulangan pilecap dan tulangan
pondasi menggunakan SKSNI T15-1991-03. Perhitungan dengan menggunakan
program Florida Pier metode elemen hingga akan menghasilkan penurunan,
defleksi lateral, momen akibat beban vertikal dan momen akibat beban horisontal.
Berdasarkan perencanaan maka pondasi yang akan digunakan adalah
pondasi tiang bor dengan diameter 1 m yang mempunyai kedalaman 33 m. Tebal
pilecap yang digunakan sebesar 0,8 m dan menggunakan tulangan dengan
diameter 22 mm – 25 mm. Pondasi tersebut menggunakan tulangan utama dengan
diameter 13 mm dengan jumlah tulangan 10 batang dan menggunakan tulangan
pengikat spiral dengan diameter 12 mm.

Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

1
PENDAHULUAN
Penyelidikan tanah diperlukan untuk menentukan stratifikasi (pelapisan)
tanah dan karakteristik teknis tanah sehingga perancangan dan konstruksi pondasi
dapat dilaksanakan dengan ekonomis. Biasanya informasi dari hasil penyelidikan
tanah tidak hanya untuk perancangan pondasi saja, melainkan untuk evaluasi dan
rekomendasi pekerjaan yang lain, seperti kestabilan galian dan cara dewatering.
Dengan demikian pihak kontraktor juga dapat menyiapkan peralatan yang sesuai
dengan kondisi tanah dan dapat memperkirakan biaya secara lebih terinci.
Informasi mengenai pondasi dari bangunan sekitar lokasi proyek harus diperoleh
sebelum proses perancangan.
Karakteristik tanah pada suatu lokasi pada umumnya amat variabel dan
dapat berbeda drastis dalam jarak beberapa meter. Oleh sebab itu penyelidikan
tanah harus dapat mencakup informasi kondisi tanah sedekat mungkin dengan
kenyataan untuk mengurangi resiko akibat variasi tersebut dan jumlahnya cukup
untuk menentukan rancangan yang mendekati kenyataan. Perencanaan pengujian
tanah menjadi bagian dari eksplorasi tanah dan perancangan pondasi.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah merencanakan dan menganalisa pondasi
tiang pancang dan tiang bor berdasarkan pembebanan aksial dan lateral yang
disesuaikan dengan kondisi tanah hasil penyelidikan di lapangan.

2
LANDASAN TEORI
Pondasi Tiang
Secara umum pondasi tiang adalah elemen struktur yang berfungsi
meneruskan beban kepada tanah, baik beban dalam arah vertikal maupun
horisontal. Pondasi tiang memperoleh daya dukungnya dari gesekan antara
selimut tiang dengan tanah dari tahanan ujungnya. Tiang yang memiliki tahanan
ujung lebih tinggi daripada tahanan selimutnya disebut tiang tahanan ujung (tip
bearing piles) sebaliknya bila tahanan selimutnya lebih tinggi maka disebut tiang
gesekan (friction piles).
Berdasarkan metode instalasinya, pondasi tiang pada umumnya dapat
diklasifikasikan atas tiang pancang dan tiang bor.
Tiang Pancang
Sebuah tiang yang dipancang ke dalam tanah sampai kedalaman yang
cukup untuk menimbulkan tahanan gesek pada selimutnya atau tahanan ujungnya
disebut pondasi tiang pancang. Pemancangan tiang dapat dilakukan dengan
memukul kepala tiang dengan palu atau getaran atau dengan penekanan secara
hidrolis.
Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban pondasi ke
lapisan tanah yang dalam dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih baik dan
dapat digunakan pula untuk menahan gaya angkat akibat tingginya muka air tanah
dan gaya gempa.
Tiang Bor
Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara penggalian sebuah lubang
bor yang kemudian diisi dengan material beton dengan memberikan penulangan
terlebih dahulu. Pondasi tiang bor mempunyai karakteristik khusus karena cara
pelaksanaannya yang dapat mengakibatkan perbedaan perilakunya dibawah
pembebanan dibandingkan dengan tiang pancang.
Karena kedalaman dan diameter dari tiang bor dapat divariasi dengan
mudah, maka jenis pondasi ini dipakai baik untuk beban ringan maupun untuk
struktur berat seperti bangunan bertingkat tinggi dan jembatan.

3
Daya Dukung Tiang
Kapasitas aksial tiang tunggal adalah kemampuan ultimit tiang tunggal
untuk dapat menahan beban diatasnya serta untuk menahan gaya friksi yang
ditimbulkan oleh beban tersebut. Pondasi tiang mengalihkan beban kepada tanah
melalui dua mekanisme : gesekan selimut dan tahanan ujung. Gesekan selimut
diperoleh sebagai akibat adhesi atau perlawanan geseran antara selimut tiang
dengan tanah disekitarnya, sedangkan tahanan ujung timbul karena desakan ujung
pondasi terhadap tanah.
Perhitungan daya dukung ujung tiang pada tanah kohesif dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode Meyerhoff, metode Janbu,
dan metode Terzaghi.
Perhitungan daya dukung selimut tiang dilakukan dengan menggunakan
metode Alpha dan metode Beta.

Penurunan
Penurunan adalah menentukan besar penurunan dan mencari selang waktu
terjadinya penurunan. Untuk mengetahui hal tersebut perlu diketahui besar gaya-
gaya luar yang bekerja pada tanah pondasi, tegangan di dalam tanah pondasi yang
disebabkan oleh beban dan struktur lapisan tanah pondasi dan juga sifat-sifat
ketahanan terhadap tekanan dari setiap lapisan. Penurunan dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Penurunan segera, adalah penurunan yang langsung terjadi sewaktu gaya-gaya
luar bekerja, yakni termasuk perubahan elastis pondasi dan juga hampir
seluruh penurunan pada tanah berpasir adalah termasuk dalam penurunan
langsung.
2. Penurunan konsolidasi primer, adalah penurunan yang terjadi sebagai hasil
dari pengurangan volume tanah akibat aliran air meninggalkan zona tertekan
yang diikuti oleh pengurangan kelebihan tekanan air pori (excess pore water
pressure).

4
3. Penurunan konsolidasi sekunder, adalah penurunan yang tergantung dari
waktu setelah konsolidasi primer selesai, dimana tegangan efektif akibat
bebannya telah konstan.

Penentuan Tulangan Tarik dan Geser Pondasi


Perencanaan pemakaian tulangan mengikuti sesuai dengan peraturan
SKSNI T15-1991-03.

Penentuan Dimensi dan Tulangan Penutup Kepala Tiang


Tebal pile cap akan dipilih sedemikian agar dapat memenuhi ketentuan
SKSNI T15-1991-03 psl 3.4.1.1.

5
METODE PENELITIAN
Analisis Dengan Program Florida Pier
Florida Pier terdiri dari tiga pre-processor, yaitu :
1. Flpier_gen (generator), adalah sebagai tempat menginput data yang
dibutuhkan oleh parameter – parameter di dalamnya.
2. Flpier_NT (engine), adalah sebagai tempat menjalankan data yang telah
dimasukkan di Flpier_gen.
3. Flpier_plot, adalah sebagai tempat untuk memperlihatkan hasil output dari
program yang sudah dijalankan di Flpier_NT. Output yang dihasilkan berupa
diagram momen, diagram defleksi, dan diagram penurunan.

Data Struktur Atas Bangunan


Bangunan ini terdiri dari 10 lantai, berikut data – data struktur atas
bangunan ini :
a. jumlah lantai = 10 lantai.
b. luas bangunan = 125 x 30 m.
c. dimensi kolom = 100 x 100 cm.
d. penggunaan bangunan = rumah sakit.
e. lokasi = lebak bulus.

Data Tanah Berdasarkan SPT


Data karakteristik tanah berguna dalam menentukan jenis pondasi yang
akan digunakan. Berikut data tanah untuk bangunan ini :

6
0m
Clay, dark brown, stiff clay and coarse sand high plasticity.
N-SPT = 15, Cu = 4,5 ton/m2, Φ = 13°, γ = 1,853 ton/m3.

3m
Sand, black, loose silty sand to sand trace shell fragment non plasticity.
N-SPT = 10, , Cu = 2,5 ton/m2, Φ = 0°, γ = 1,670 ton/m3.

7,5 m

Silty clay, grey, very soft silty clay and shell fragment trace fine sand high
plasticity.
N-SPT = 6, , Cu = 1 ton/m2, Φ =0°, γ = 1,561 ton/m3.

19 m
Silty clay, black, soft silty clay and organic meter high plasticity.
N-SPT = 6, , Cu = 1,6 ton/m2, Φ = 0°, γ = 1,459 ton/m3.

21 m
Sandy clay, grey, stiff sandy clay high plasticity.
N-SPT = 20, , Cu = 2,6 ton/m2, Φ = 6°, γ = 1,738 ton/m3.

26 m
Clay, black, stiff clay high plasticity.
N-SPT = 15, , Cu =2,6 ton/m2, Φ = 6°, γ = 1,738 ton/m3.

29 m
Clay, black, stiff clay and white gravelly sand high plasticity.
N-SPT = 18, , Cu = 2,6 ton/m2, Φ = 6°, γ = 1,738 ton/m3.

31,5 m
Clay, dark grey to black, stiff clay thine lense fine sand medium plasticity.
N-SPT = 21, , Cu = 2,6 ton/m2, Φ = 6°, γ = 1,738 ton/m3.

33 m

Gambar 1 Penampang Tanah

7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
Tahap ini dimulai dengan menentukan rencana penggunaan bangunan, luas
bangunan, karakteristik tanah, dan pembebanan struktur atas. Berdasarkan hasil
perhitungan manual menggunakan beberapa metode, maka didapatkan nilai daya
dukung ujung tiang (tabel 1), daya dukung selimut tiang (tabel 2), nilai daya
dukung ultimit,penurunan , momen akibat beban horisontal (tabel 3), tulangan
tarik dan tulangan geser pondasi (tabel 4), tebal pilecap dan tulangan pilecap
(tabel 5).

Tabel 1 Daya Dukung Ujung Tiang


Daya Dukung Ujung
Meyerhoff (ton) Janbu (ton) Terzaghi (ton)
Qp 18,369 61,387 66,898

Tabel 2 Daya Dukung Selimut Tiang


Daya Dukung Selimut
Alpha (ton) Beta (ton)
Qs 221,841 189,202

8
Tabel 3 Hasil Perhitungan Manual
P P Daya
No Label Diameter tiang aksial Jumlah Dukung Penurunan Momen
Ultimit
Frame (m) (ton) (ton) Tiang (ton) (m) (ton.m)
1 301 1 325 333,240 4 250,589 2,563 51,336
2 371 1 325 358,227 5 250,589 2,068 64,170
3 381 1 325 334,896 5 250,589 2,068 64,170
4 391 1 325 345,896 5 250,589 2,068 64,170
5 511 1 325 340,845 5 250,589 2,068 64,170
6 571 1 325 622,374 8 250,589 2,792 102,672
7 581 1 325 631,245 8 250,589 2,792 102,672
8 781 1 325 624,936 8 250,589 2,792 102,672
9 791 1 325 642,942 8 250,589 2,792 102,672
10 861 1 325 355,060 5 250,589 2,068 64,170
11 871 1 325 330,655 4 250,589 2,563 51,336
12 881 1 325 334,255 5 250,589 2,068 64,170
13 891 1 325 337,487 5 250,589 2,068 64,170
14 931 1 325 366,235 5 250,589 2,068 64,170
15 951 1 325 340,925 5 250,589 2,068 64,170
16 961 1 325 374,681 5 250,589 2,068 64,170
17 1001 1 325 360,380 5 250,589 2,068 64,170
18 1031 1 325 332,311 4 250,589 2,563 51,336
19 1071 1 325 370,079 5 250,589 2,068 64,170
20 1091 1 325 347,042 5 250,589 2,068 64,170

9
Tabel 4 Tulangan Tarik Dan Tulangan Geser Pondasi
P
No Label Diameter P tiang aksial Jumlah Tulangan Tulangan
Frame (m) (ton) (ton) Tiang Tarik Geser
1 301 1 325 333,240 4 10D13 ø12-125
2 371 1 325 358,227 5 10D13 ø12-125
3 381 1 325 334,896 5 10D13 ø12-125
4 391 1 325 345,896 5 10D13 ø12-125
5 511 1 325 340,845 5 10D13 ø12-125
6 571 1 325 622,374 8 10D13 ø12-125
7 581 1 325 631,245 8 10D13 ø12-125
8 781 1 325 624,936 8 10D13 ø12-125
9 791 1 325 642,942 8 10D13 ø12-125
10 861 1 325 355,060 5 10D13 ø12-125
11 871 1 325 330,655 4 10D13 ø12-125
12 881 1 325 334,255 5 10D13 ø12-125
13 891 1 325 337,487 5 10D13 ø12-125
14 931 1 325 366,235 5 10D13 ø12-125
15 951 1 325 340,925 5 10D13 ø12-125
16 961 1 325 374,681 5 10D13 ø12-125
17 1001 1 325 360,380 5 10D13 ø12-125
18 1031 1 325 332,311 4 10D13 ø12-125
19 1071 1 325 370,079 5 10D13 ø12-125
20 1091 1 325 347,042 5 10D13 ø12-125

10
Tabel 5 Tebal Pilecap Dan Tulangan Pilecap
P
No Label Diameter P tiang aksial Jumlah Tebal Tulangan
Pilecap
Frame (m) (ton) (ton) Tiang (m) Pilecap
1 301 1 325 333,240 4 0,8 D22-150
2 371 1 325 358,227 5 0,8 D22-150
3 381 1 325 334,896 5 0,8 D22-150
4 391 1 325 345,896 5 0,8 D22-150
5 511 1 325 340,845 5 0,8 D22-150
6 571 1 325 622,374 8 0,8 D25-175
7 581 1 325 631,245 8 0,8 D25-175
8 781 1 325 624,936 8 0,8 D25-175
9 791 1 325 642,942 8 0,8 D25-175
10 861 1 325 355,060 5 0,8 D22-150
11 871 1 325 330,655 4 0,8 D22-150
12 881 1 325 334,255 5 0,8 D22-150
13 891 1 325 337,487 5 0,8 D22-150
14 931 1 325 366,235 5 0,8 D22-150
15 951 1 325 340,925 5 0,8 D22-150
16 961 1 325 374,681 5 0,8 D22-150
17 1001 1 325 360,380 5 0,8 D22-150
18 1031 1 325 332,311 4 0,8 D22-150
19 1071 1 325 370,079 5 0,8 D22-150
20 1091 1 325 347,042 5 0,8 D22-150

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program Florida


Pier, maka didapat nilai penurunan, defleksi, momen akibat beban vertikal dan
momen akibat beban horisontal sebagai berikut (tabel 6):

11
Tabel 6 Hasil Perhitungan Menggunakan Florida Pier

Momen Momen akibat


Label Diameter Jumlah Penurunan Defleksi (m) akibat beban horisontal
No Frame (m) Tiang (m) beban (kN.m)
Searah Searah vertikal Searah Searah
sumbu
x Sumbu y kN.m sumbu x Sumbu y
1 301 1 4 7,55E-02 2,00E-03 2,00E-03 1,00E+02 9,10E+01 1,90E+00
2 371 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
3 381 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
4 391 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
5 511 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
6 571 1 8 1,26E-01 2,29E-03 2,10E-03 5,90E+02 1,10E+02 1,00E+00
7 581 1 8 1,26E-01 2,29E-03 2,10E-03 5,90E+02 1,10E+02 1,00E+00
8 781 1 8 1,26E-01 2,29E-03 2,10E-03 5,90E+02 1,10E+02 1,00E+00
9 791 1 8 1,26E-01 2,29E-03 2,10E-03 5,90E+02 1,10E+02 1,00E+00
10 861 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
11 871 1 4 7,55E-02 2,00E-03 2,00E-03 1,00E+02 9,10E+01 1,90E+00
12 881 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
13 891 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
14 931 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
15 951 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
16 961 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
17 1001 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
18 1031 1 4 7,55E-02 2,00E-03 2,00E-03 1,00E+02 9,10E+01 1,90E+00
19 1071 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01
20 1091 1 5 3,16E-01 2,34E-03 3,65E-03 1,20E+03 1,10E+02 2,70E-01

Interpretasi Hasil Perhitungan


Berdasarkan perhitungan manual dengan menggunakan beberapa metode
maka interpretasi hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan digunakan perbandingan antara penggunaan tiang
pancang dengan dimensi 40 x 40 cm, 50 x 50 cm, dan 60 x 60 cm dengan
penggunaan tiang bor dengan diameter 60 cm, 80 cm, dan 100 cm. Dari hasil
perhitungan akhirnya digunakan pondasi tiang bor dengan diameter 100 cm
untuk tahap perencanaan.
2. Dalam menghitung daya dukung ujung tiang digunakan tiga metode yaitu
metode Meyerhoff, Janbu, Terzaghi. Dari hasil perhitungan dengan ketiga

12
metode tersebut maka metode yang digunakan adalah metode Janbu dengan
nilai daya dukung sebesar 61,387 ton.
3. Dalam menghitung daya dukung selimut tiang digunakan dua metode yaitu
metode alpha dan beta. Dari hasil perhitungan kedua metode maka dalam
perencanaan digunakan metode beta dengan nilai daya dukung selimut sebesar
189,202 ton.
4. Dari hasil perhitungan daya dukung ultimit didapatkan bahwa penjumlahan
antara daya dukung tiang metode Janbu dengan daya dukung selimut tiang
metode beta adalah sebesar 250,589 ton.
5. Dari hasil perhitungan daya dukung ijin didapatkan nilai sebesar 83,530 ton
dari hasil membagi nilai daya dukung ultimit dengan faktor keamanan dengan
nilai FK = 3.
6. Pada hasil perhitungan jumlah tiang pondasi digunakan tiga konfigurasi
kelompok tiang yaitu 4 tiang, 5 tiang dan 8 tiang.
7. Pada perhitungan daya dukung kelompok tiang didapatkan untuk 4 tiang daya
dukung kelompok tiang pondasi sebesar 1002,356 ton, untuk 5 tiang daya
dukung kelompok tiang pondasi sebesar 1252,945 ton, dan untuk 8 tiang daya
dukung kelompok tiang pondasi sebesar 2004,712 ton.
8. Dari perhitungan penurunan untuk 4 tiang sebesar 2,563 m, untuk 5 tiang
sebesar 2,068 m, dan untuk 8 tiang sebesar 2,792 m.
9. Dari hasil perhitungan daya dukung lateral didapatkan nilai defleksi untuk 4
tiang sebesar 15,556 ton, untuk 5 tiang sebesar 19,445 ton, dan untuk 8 tiang
sebesar 31,112 ton.
10. Dari hasil perhitungan dimensi pondasi didapatkan tebal pilecap untuk 4 tiang,
5 tiang, dan 8 tiang sebesar 0,8 m.
11. Dari hasil perhitungan penulangan pondasi digunakan tulangan tarik
berukuran 10D13 dan tulangan geser Φ 12 – 125 untuk 4 tiang, 5 tiang dan 8
tiang.
12. Dari hasil perhitungan penulangan pilecap digunakan tulangan D22-150 dan
D16-150 untuk 4 tiang dan 5 tiang, dan digunakan tulangan D25-175 dan
D16-150 untuk 8 tiang.
13
Berdasarkan perhitungan menggunakan program Florida Pier maka
interpretasi hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan bahwa
penurunan akibat beban vertikal untuk 4 tiang pondasi adalah sebesar 7,55E-
02 m, untuk 5 tiang pondasi adalah sebesar 3,16E-01 m, dan untuk 8 tiang
pondasi adalah sebesar 1,26E-01 m.
2. Dari hasil perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan bahwa
defleksi akibat beban horisontal untuk 4 tiang pondasi searah sumbu x adalah
sebesar 2,00E-03 m dan searah sumbu y sebesar 2,00E-03 m. Untuk 5 tiang
pondasi searah sumbu x adalah sebesar 2,34E-03 m dan searah sumbu y
sebesar 3,65E-03 m. Untuk 8 tiang pondasi searah sumbu x adalah sebesar
2,29E-03 m dan searah sumbu y sebesar 2,10E-03 m.
3. Dari hasil perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan bahwa
momen maksimum akibat beban vertikal untuk 4 tiang pondasi adalah sebesar
1,00E+02 kN.m, untuk 5 tiang pondasi adalah sebesar 1,20E+03 kN.m, dan
untuk 8 tiang pondasi adalah sebesar 5,90E+02 kN.m.
4. Dari hasil perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan bahwa
momen maksimum akibat beban horisontal untuk 4 tiang pondasi searah
sumbu x adalah sebesar 9,10E+01 kN.m dan searah sumbu y sebesar
1,90E+00 kN.m. Untuk 5 tiang pondasi searah sumbu x adalah sebesar
1,10E+02 kN.m dan searah sumbu y sebesar 2,70E-01 kN.m. Untuk 8 tiang
pondasi searah sumbu x adalah sebesar 1,10E+02 kN.m dan searah sumbu y
sebesar 1,00E+00 kN.m.

14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan dan analisis pondasi yang telah dilakukan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perencanaan kembali maka didapat desain pondasi tiang bor
dengan diameter 1 m dengan panjang tiang 33 m. Tulangan tiang pondasi
digunakan tulangan tarik berukuran 10D13 dan tulangan geser Φ 12 – 125
untuk 4 tiang, 5 tiang dan 8 tiang. Tebal pilecap yang digunakan adalah 0,8 m.
2. Hasil perhitungan manual daya dukung ujung tiang dengan metode Meyerhoff
sebesar 18,369 ton, metode Janbu sebesar 61,387 ton, dan metode Terzaghi
sebesar 66,898 ton. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut digunakan metode
Janbu.
3. Hasil perhitungan manual daya dukung selimut tiang dengan metode alpha
sebesar 221,841 ton, dan metode beta sebesar 189,202 ton. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut digunakan metode beta.
4. Berdasarkan hasil persentase daya dukung ujung tiang dengan daya dukung
selimut tiang dengan diameter 1 m didapatkan nilai sebesar 3,082 %.
5. Berdasarkan hasil perhitungan manual didapatkan bahwa tulangan pondasi
yang digunakan adalah tulangan tarik berukuran 10D13 dan tulangan geser Φ
12 – 125 untuk 4 tiang, 5 tiang dan 8 tiang. Penggunaan tulangan tersebut
sesuai dengan peraturan SK SNI T-15-1991-03.
6. Berdasarkan perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan nilai
penurunan akibat beban vertikal berkisar antara 7,55E-02 m sampai 3,16E-01
m, jika dibandingkan dengan perhitungan manual didapat nilai penurunan
berkisar antara 2,068 m sampai 2,792 m, maka nilai penurunan yang paling
besar adalah penurunan dengan perhitungan manual.
Hasil perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan nilai
defleksi akibat beban horisontal berkisar antara 2,00E-03 m sampai 3,65E-03
m, jika dibandingkan dengan perhitungan manual didapat nilai defleksi
berkisar antara 1,56E+01 m sampai 3,11E+01 m, maka nilai defleksi yang
paling besar adalah defleksi dengan perhitungan manual.
15
Hasil perhitungan menggunakan program Florida Pier didapatkan nilai
momen maksimum akibat beban horisontal berkisar antara 2,70E-01 kN.m
sampai 1,10E+02 kN.m, jika dibandingkan dengan perhitungan manual
didapat nilai momen maksimum akibat beban horizontal sebesar 51,336 kN.m
sampai 102,672 kN.m, maka nilai momen maksimum akibat beban horisontal
yang paling besar adalah dengan perhitungan manual.
Perbedaan hasil perhitungan antara perhitungan manual dengan program
Florida Pier dikarenakan pada perhitungan manual menggunakan 1 dimensi,
sedangkan program Florida Pier menggunakan 3 dimensi.

Saran
Berdasarkan perancangan dan analisa yang telah dilakukan sebaiknya
dalam perencanaan pondasi berikutnya diperhitungkan juga beban gempa dimana
pada laporan ini tidak masuk dalam perhitungan.

16
DAFTAR PUSTAKA
1. Bowles, Joseph E.. Analisa dan Desain Pondasi, Erlangga, Jakarta, 1993
2. Dipohusodo, Istimawan. “Struktur Beton Bertulang: berdasarkan SK SNI T-
15-1991-03”. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994.
3. Geotechnical Engineering Center, ”Manual Pondasi Tiang”, Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung, 2000.
4. Hardiyatmo, Hari Christady, “Teknik Fondasi 1”, Beta Offset, Yogyakarta,
2002.
5. Hardiyatmo, Hari Christady, “Teknik Fondasi 2”, Beta Offset, Yogyakarta,
2003.
6. Hoit, Marc., McVay., Hays, Cliff. Florida Pier Version NT 1.74, Civil
Engineeering, University of Florida, Florida.
7. Kusuma Gideon, “Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang : berdasarkan
SK SNI T-15-1991-03 Seri Beton 1”, Erlangga, Jakarta 1993.
8. Poulos H.G., and Davis E.H., Pile Foundation Analysis And Design, Wiley,
Singapore.
9. SKBI – 1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1987.

17

You might also like