You are on page 1of 11

RANCANGAN KEGIATAN

PELAKSANAAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA


( KIR )

Oleh :
Chabib Junaedi

MADRASAH ALIYAH NEGERI


MAN KROYA
KABUPATEN CILACAP
2009 - 2010

Kelompok Ilmiah Remaja


KELOMPOK ILMIAH REMAJA

A. PENDAHULUAN
Kelompok Ilmiah Remaja sering disingkat dengan KIR. Apakah yang dimaksud
dengan KIR tersebut ?
KIR merupakan rombongan belajar atau regu yang berperan aktif dalam
mengungkapkan multi kasus yang tejadi dalam bentuk tulisan ilmiah ataupun dapat
menciptakan suatu product sebagai problem solving dari kasus tersebut.
Sebenarnya KIR itu sendiri tidak harus peserta didik yang sedang menuntut ilmu
di suatu lembaga pendidikan formal tertentu seperti SMP /MTs ataupun SMA /MA,
tetapi siapa saja yang berusia remaja dan senang dengan penelitian penelitian ilmiah.
Namun karena anak anak usia remaja itu biasanya adalah anak anak yang sedang
belajar di jenjang pendidikan dasar atau menengah, maka KIR akan tumbuh subur
pada Sekolah sekolah tersebut, sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk status KIR itu sendiri adalah bersifat netral. Artinya KIR berperan
independen terhadap isme isme kelompok apa saja yang ada di masyarakat, tidak
mengeblok terhadap suatu agama tertentu, dan murni secara keilmuan.
Sehingga apapun hasil tulisan yang menjadi productnya maupun bentuk hasil
karyanya tidak dapat divonis mendiskreditkan unsur unsur tertentu .
Meskipun demikian KIR akan berlaku santun, objectif, dan tetap
mengedepankan kebesaran Tuhan pada setiap tulisan tulisannya.
Bagaimana cara menjadi anggota KIR?
KIR berbeda dengan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Kalau ekstrakurikuler
selain KIR penjaringannya lewat brosur pilihan hobby. Tetapi untuk KIR tidak hanya
sekedar hobby, tetapi peserta harus benar benar memiliki kompetensi yang
diandalkan.
Oleh karena itu para calon anggota yang ingin masuk ke dalam kegiatan ini
harus melalui proses seleksi yang akurat. Dan penjaringan inipun juga harus terbuka,
transparan, jujur dan objectif.
Kemudian jika tahapan proses seleksi sudah dapat dilalui maka para calon yang
terjaring memasuki tahapan selanjutnya yaitu tahapan diklat terhadap berbagai unsur
penunjang. Diklat ini berdurasi waktu antara 10 sampai dengan 35 hari.
Adapun unsur unsur penunjangnya adalah seperti bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, Teknologi dan informatika ( TIK ), jurnalistik, statistika, workshop, analisis
kultural kemasyarakatan dan praktikum laboratorium.
Karena KIR ini berada di sekolah maka banyak pihak dalam hal ini unsur unsur
sifitas akademik menghendaki bahwa para siswa yang terjaring sebagai anggota KIR

Kelompok Ilmiah Remaja 1


sekaligus dipersiapkan sebagai calon peserta OSN ( olimpiade sekolah tingkat
Nasional ).
Untuk kegiatan berikutnya adalah latihan mengungkap suatu kasus yang
topiknya sudah ditentukan, kemudian menuliskannya dalam bentuk pemaparan ilmiah.
Kemudian dari tulisan ilmiah tersebut dicoba untuk diseminarkan dalam suatu forum
dan kepadanya disilahkan untuk mempertahankan argumentasinya secara ilmiah
bukan secara debat kusir.
Pada tahap awal penulisan karya ilmiah yang diseminarkan adalah beregu. Dan
tiap regunya ada dua atau tiga orang. Bila tahapan ini sukses akan ditingkatkan pada
penulisan karya ilmiah yang di seminarkan secara perorangan.
Tidak hanya itu peserta juga dapat dibawa untuk menulis karya ilmiah dalam hal
media yang dapat untuk mengatasi masalah masalah tertentu seperti membuat
generator mutli energi, membuat mesin pengolah sampah organik menjadi pupuk
serba guna dan lain lain.
Untuk seminar perihal media multi guna ini selain pemaparan secara deskripsi
juga dilakukan secara demonstrasi media. Untuk menunjang proses ini memang
diperlukan suatu Laboratorium Workshop , agar peserta dapat berkaya lebih
optimal.
Untuk menjalankan proyek ini memang membutuhkan kerja sama dari berbagai
pihak baik itu guru, pelatih dan ruangan yang memadai yang berkaitan dengan setiap
kompetensi yang ada termasuk anggaran yang besar.
Jelas kegiatan ini akan mandul bila konsep ini hanya dianggap sebagai tulisan
tanpa makna dan lebih parah lagi jika asumsinya beralih pada paparan yang
dianggapnya sebagai koran bekas atau yang sejenisnya.

B. SELEKSI KEANGGOTAAN
Anggota KIR perekrutannya perlu melalui uji kemampuan koqnitip dan uji
ketrampilan spikomotor. Atau lebih ringkasnya tahapan pencarian keanggotaan KIR
harus melaui uji kompetensi dengan standar mutu yang telah ditentukan.
Dengan demikian untuk menjadi anggota KIR tidak hanya sekedar hobby saja,
tetapi memang harus benar benar teruji secara komprehensif. Mengapa harus
demikian ? Ya karena anggota KIR dituntut untuk dapat mengungkap suatu kasus
sekaligus dapat memberikan problem solvingnya secara ilmiah.
Sehingga temuan temuan yang menjadi objek penelitiannya dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, dapat memuaskan semua pihak dan tidak menjadikan sumber
konflik yang dapat merugikan semua pihak.

Kelompok Ilmiah Remaja


2
Untuk menjajagi keanggotaan ini sebagai langkah pembuka adalah dengan
membuka loket pendaftaran yang diumumkan secara luas kepada publik khususnya
warga terdidik pada suatu sekolah.
Sudah barang tentu kepanitiaan ini harus valid dulu sambil menyiapkan
instrumen instrumen yang memang diperlukan termasuk menentukan pihak pihak
mana yang harus terlibat.
Bila logistik untuk keperluan loket pendaftaran dirasa cukup, maka tahapan
berikutnya adalah menyiapkan alat alat ukurnya guna keperluan seleksi.
Kalau kita bicara alat ukur didalamnya harus ada kisi kisi pembuatan soal dan
kompetensi apa saja yang semestinya harus dijadikan menu alat ukur.
Setelah kisi kisi itu sudah tersedia dapat segera melangkah ke dapur pengolahan
soal yang diselenggarakan oleh sebuah tim penyusun soal. Tim ini meliputi panitia,
guru dan pelatih yang kompetitip.
Sebelum soal yang sudah siap cetak ini masuk ke dapur print out, maka naskah
naskah soal ini perlu diteliti ulang untuk meminimasi tingkat kesalahan yang
kemungkinan dapat terjadi.
Adapun mata ujian yang diperlukan untuk proses seleksi adalah Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, TIK, Matematika Dasar, Fisika, Kimia, Biologi,
Geografi, Ekonomi Akuntansi, pengetahuan umum Jurnalistik dan pengetahuan
umum Statistik.
Dengan mengambil rata rata tiap disiplin ilmu sebanyak 10 soal, maka jumlah
soal yang tersedia ada 120 butir. Untuk tiap item soal jika dikerjakan maximum 3
menit rata rata. Maka waktu untuk mengerjakan soal ini dapat disediakan waktu
maximum 150 menit.
Bila kegiatan seleksi dilakukan ditempat terbuka atau aula maka untuk
pengawasan tiap 15 sampai 20 orang diawasi oleh satu orang pengawas ujian.
Bentuk soal yang paling mudah dalam hal mengoreksi dapat dipilih model
Pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban yang semuanya menggunakan kaidah C3
( analisa ).
Apabila peserta seleksi sangat banyak maka dapat menggunakan sistem seleksi
gugur. Artinya apabila peserta seleksi , dalam menjawab soal ternyata salah maka
kepadanya diberi nilai negatif satu ( -1 ), dan apabila peserta seleksi didalam
menjawab soal ternyata benar kepadanya diberi nilai plus empat ( +4 )
Dengan menerapkan sistem seleksi gugur akan didapatkan peserta seleksi yang
benar benar terandalkan. Tetapi jika seleksi menggunakan sistem konvensional maka
kwalitas dari peserta tidak dapat dijamin secara utuh
Disamping ujian seleksi secara tertulis khusus bidang MIPA masih harus
mengikuti seleksi praktikum tingkat dasar.

Kelompok Ilmiah Remaja


3
Sebagai tahap akhir penjaringan anggota KIR adalah pemeriksaan fisik dari
setiap peserta. Atau uji kesehatan peserta.

C. BILIK KEANGGOTAAN KIR


Hasil seleksi melalui ujian tertulis dan praktik merupakan embrio dari KIR.
Meskipun demikian keanggotaan ini masih harus menunggu terbitnya kartu tanda
keanggotaan.
Dari kartu tanda keanggotaan inilah panitia dapat memilah menjadi beberapa sub
sub bidang. Contoh sub sub bidang itu misalnya. Sub bidang eksak, Sub
bidang Sosial, Sub bidang lingkungan, sub bidang budaya – seni-dan
olah raga. Setiap sub sub bidang ini ditandai dengan warna kartu yang berbeda.
Dari setiap sub sub bidang tadi akan disempurnakan dengan menghadirkan
seorang pelatih atau guru yang berkompetensi dalam bidang tersebut.
Pada setiap sub bidang tersebut terdapat ketua, sekretaris, bendahara seksi
penelitian dan humas serta anggota. Mereka saling kompak satu sama lain dan siap
untuk diterjunkan ke arena apa saja untuk melakukan penelitian.
Diharapkan para anggota KIR terus meningkatkan hubungan komunikasi
sehingga kekompakan sebagai sebuah team akan kokoh.
Untuk meningkatkan kwalitas dari KIR itu sendiri maka setiap anggota KIR
untuk proaktif mengikuti lomba lomba karya ilmiah, baik itu yang diselenggarakan
oleh Diknas, LP3S, MGMP SMA, Kanwil Depag maupun penelitian penelitian yang
bersihat lokal atau interen Sekolah
Selain dari pada itu anggota KIR dipersiapkan untuk menjadi duta pada kegiatan
OSN atau Olimpiade Sekolah tingkat Nasional.
Untuk OSN yang sudah berlangsung diantaranya adalah Fisika, Kimia, Biologi,
Ekonomi, Kebahasaan dan Matematika.
Walaupun banyak cabang di OSN ini tetapi utusan dari tiap sekolah hanya 1 dan
2 mata ujian OSN, khususnya untuk Sekolah Sekolah Swasta yang miskin siswa dan
beberapa siswa Madrasah.
Kendala yang mereka hadapi rata rata adalah pada persoalan iuran kegiatan
selama berlangsungnya OSN, yang tergolong sangat tinggi sebab SOP Sekolah tidak
cukup untuk menopang kegiatan ini jika diikuti seluruhnya.
Sebab yang menjadikan tingginya iuran OSN adalah dicabutnya dana bantuan
yang dulu pernah dikucurkan oleh Pemerintah Daerah ( Pemda ) mulai tahun sekarang
2009.
Demikian juga dengan kegiatan KIR, sevalid apapun personil personil KIR dari
hasil seleksi tetap akan mandul terhadap product tulisan tulisan ilmiahnya dan juga
hasta karyanya bila tidak ditopang oleh dana atau anggaran yang memadai.

Kelompok Ilmiah Remaja


4
D. KEGIATAN KIR
Karena KIR itu sendiri merupakan kegiatan ekstra, maka dalam kiprahnya KIR
harus dapat menunjang kegiatan Intrakurikuler Sekolah.
Untuk keanggotaan baru jelas kiprahnya adalah pra pendidikan dasar dalam
bentuk Diklat atau Pendidikan dan Pelatihan selama selang waktu 10 sampai 35 hari.
Kalau kegiatan diklat yang umum tiap harinya adalah 8 jam kegiatan. Maka untuk
waktu yang paling pendek 10 hari saja, memerlukan waktu 80 jam. Dan yang paling
lama 35 hari, memerlukan waktu 280 jam.
Kalau kegiatan ini dilakukan di Sekolah setelah pulang belajar pada waktu sore,
bila kita ambil 1,5 jam saja untuk waktu 80 jam yang pendek, dapat dilaksanakan
selama 53 hari non stop. Jika kegiatan KIR satu kali dalam tiap minggunya maka kita
butuh waktu 53 minggu. Bila dalam satu bulan ada maximum 5 minggu, maka
kegiatan ini dapat berlangsung selama kurang lebihnya 10 bulan berjalan. Ya kurang
lebihnya 1 tahun kegiatan.
Jadi kegiatan ini lebih tepat kalau diterapkan di kelas 10 ( Sepuluh ). Baru
kemudian pada saat memasuki kelas 11 ( sebelas ) mulai diterjunkan ke berbagai
arena penelitian.
Pada kegiatan Diklat ini mata diklat yang dirasa baru adalah Jurnalistik dan Ke
Statistika an.
Untuk dua mata Diklat ini memang gurunya perlu mengundang dari luar yang
benar benar berkompetensi di bidang itu. Yaitu dari PWI dan kantor urusan statistik
daerah. Sedangkan mapel mapel lainnya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TIK,
Matematika Dasar, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi Akuntansi dapat
ditangani sendiri.
Selama peserta mengikuti diklat ini diharapkan para peserta merasa tertantang
untuk segera melaksanakan kegiatan Penelitian. Walaupun sebenarnya waktu untuk
diklat yang dijatah 80 jam itu dapat dirasa belum memadai
Paling tidak peserta sudah dibekali dengan kail dan umpan untuk mulai menjadi
peneliti peneliti muda.
Bila para peserta sudah mulai terjun ke dunia penelitian maka mulai terasa
kemanfaatan dari diklat ini, walaupun tergolong pendek.
Di dunia ini memang segalanya tidak ada yang sempurna termasuk disini
rencana kegiatan Diklat KIR.
Karena belum sempurna inilah maka para peserta KIR, akan berevolusi menuju
ke arah sempurna menjadi seorang peneliti peneliti yang profesional.
Namun sebaliknya jika kegiatan ini langsung divonis sempurna maka hasilnya
justru sebaliknya. Tidak ada yang menguntungkan. Maka dalam teori gerak parabola
jika sebuah benda dilempar telah mencapai puncak pada akhirnya akan turun kembali.

Kelompok Ilmiah Remaja


5
E. PENUTUP
Sebagai penutup pada pemaparan kegiatan pembetukan Kelompok Ilmiah
Remaja atau KIR ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Kegiatan ilmiah adalah kegiatan murni keilmuan yang bersifat sangat independent
atau netral terhadap kegiatan apapun dan tidak ada unsur unsur atau muatan
muatan politis didalamnya.
2. Kegiatan dalam KIR ini ada dua arah
A Kegiatan yang berhubungan dengan pengungkapan suatu kasus dalam
berbagai bidang seperti Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi dan Sosial Budaya
yang pada akhirnya berbentuk Karya Tulis Ilmiah.
B Kegiatan yang berhubungan dengan ketrampilan membuat product atau
hasta karya yang berkaitan dalam berbagai bidang seperti seni, tehnik dan
informatika.
3. Kegiatan KIR lebih banyak berorientasi pada pengembangan bakat meneliti pada
generasi muda, agar terbentuk kelompok kelompok ilmuan muda.
4. Bila generasi muda suka meneliti maka diharapkan akan banyak temuan temuan
baru yang akan didapatkan dengan lisensi bangsa sendiri.
5. Memupuk dan mengembangkan calon calon ilmuan dunia dari bangsa sediri
sehingga diharapkan nama nama mereka kelak akan menghiasi halaman ilmuan
dunia yang punya hak paten.
6. Kami selaku perintis di Satuan Pendidikan ini mengharapkan bantuan baik moril
dan juga materiil termasuk juga para sponsor untuk ikut mendorong dan turut
mensukseskannya
Demikian uraian singkat tentang penyelenggaraan KIR semoga akan mencapai
sasaran yang diharapkan.
Sebagaimana pesan pesan penyaji dalam tulisan ini di depan bahwa tulisan ini
memang belumlah sempurna. Oleh karena itu perlu pengembangan dan kritikan dari
semua pihak untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Untuk semua generasi muda, marilah kita tingkatkan semangat untuk ikut
menjadi seorang peneliti pada berbagai bidang. Karena usia muda adalah usia yang
paling potensial untuk meraih sebuah kesuksesan.
Marilah berbondong bondong untuk dapat ikut serta mengikuti seleksi calon
anggota KIR, semoga ilmu yang kita miliki akan selalu terjaga keberadaannya.

Kelompok Ilmiah Remaja


6
PROGRAM KERJA PENYELENGGARAAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
TAHUN PENYELENGGARAAN 2009 2010
MADRASAH ALIYAH NEGERI KROYA

Ekstrakurikuler Rencana Program Target Anggaran Keterangan

Kelompok Ilmiah Remaja


Kelompok Ilmiah 1. Pembentukan Panitia kegiatan KIR Terbentuk Sebuah Kepanitian yang
Remaja handal
2. Persiapan penyediaan logistik untuk Terpenuhinya sarana logistik
perekrutan anggota KIR baru
3. Pertemuan panitia dengan unsur Membuat kisi kisi untuk menentukan
unsur terkait dalam pembentukan target soal guna menjaring keanggotaan
kisi kisi soal untuk penjaringan KIR
anggota KIR.
4. Pertemuan unsur unsur terkait untuk Membuat soal perekrutan anggota
membuat soal soal tes
5. Rencana pembuatan kartu tanda Tersedia kartu tanda anggota KIR
anggota KIR
6. Rencana Penyelenggaraan Diklat Realisasi kegiatan Diklat KIR untuk
KIR untuk anggota pemula pemula untuk durasi waktu 80 jam
7. Mencoba menerjunkan anggota Kegiatan awal peneliti muda pemula
7
baru menjadi peneliti muda
8. Evaluasi kerja peneliti muda Studi Banding antar kelompok KIR
untuk menjamin kemanfaatan bidang
KIR
9. Rencana kerja membuat lomba Kegiatan lomba karya ilmiah untuk

Kelompok Ilmiah Remaja


karya ilmiah tingkat sekolah /
siswa SMP/MTs edisi awal dan atau
madrasah . Termasuk tim juri
Lomba hasta karya atau ketrampilan
penilai hasil karya. Dan hadiah
bidang elektronika dan komputer
yang akan diberikan kepada para
pemenang lomba.

10. Rencana pemanggilan para peserta


Kegiatan seminar dalam rangka untuk
lomba untuk dapat
mempresentasikan haril karya para
mempresentasikan hasil karyanya
peserta Lomba Karya Ilmiah ( LKI )
dalam forum seminar terbuka

11. Rencana penganugerahan tanda


Upacara penyematan piagam dan tanda
penghargaan kepada para pemenang
penghargaan kepada para pemenang

Kroya, Juli 2009


Koordinator

Chabib Junaedi

Kelompok Ilmiah Remaja


SUMBER DANA
Dana dan kegiatan bagaikan sebuah mata uang , yang disana ada nilai numerik
dalam bentuk angka dan nilai artistiknya dalam bentuk gambar.
Baik gambar dan angka dalam sebuah mata uang tidak mungkin dapat
dihilangkan atau dihapus, tanpa melalui tahap persetujuan dari yang berwenang.
Demikian pula dalam sebuah kegiatan baik intra maupun ekstra kedua duanya
merupakan proses sebab akibat. Artinya bila disebabkan dibuat sebuah kegiatan maka
akan mengakibatkan diperlukan pendanaan.
Kalau kita menengok ke mata uang tadi maka untuk profil gambar tertentu akan
mengisyaratkan numerik angka untuk mata uang itu. Maksudnya dengan hanya
melihat profil gambar di mata uang itu maka kita dapat menerka kira kira berapa nilai
numerik uang tersebut.
Kalau suatu kegiatan dianggap sebagai sebuah profil gambar mata uang maka
kita sudah dapat menerka berapa nilai pendanaan yang harus dikeluarkan. Artinya kita
jangan selalu melecehkan dengan nilai murah pada suatu kegiatan yang berasumsi
tidak ada dana untuk sebuah aktifitas.
Untuk dari mana asal usul dana itu, sebenarnya ini sudah menjadi SOT pada
suatu lembaga atau UPT berwenang. Yang mestinya sudah diplot untuk pengeluaran
satu periode tahunan.
Jika dana ini terpaksa dibebankan ke seluruh siswa untuk aktifitas di Sekolah
maka prosesnya harus terbuka dan transparan. Kalau dapat memang harus ada sponsor
untuk memperkuat keuangan ini. Sponsor itu tidak mesti harus dari pihak swasta yang
selalu berikatan bisnis tetapi dari pihak pihak non swastapun sangat diharapkan, misal
bantuan dari Kelurahan, Kecamatan, kepala Madrasah/ Sekolah, Depag, Bupati dan
Dinas atau departemen lain untuk ikut berperan serta di dalamnya.
Anggaran pada aktifitas KIR ini memang tidak sedikit, kalau benar benar
diinginkan ada kwalitasnya kecuali bila asumsi kita adalah yang penting ada kegiatan
tidak perlu berfikir tentang kwalitas.
Sebab selain kita membutuhkan kerja sama dengan pihak pihak terkait
pendukung KIR, yang membutuhkan biaya sangat banyak juga budged untuk
penyelenggaraan juga sangat besar anggarannya. Belum lagi untuk jaminan kesehatan
dan keselamatan selama melakukan penelitian juga anggarannya sangat besar.

You might also like