Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Chabib Junaedi
A. PENDAHULUAN
Kelompok Ilmiah Remaja sering disingkat dengan KIR. Apakah yang dimaksud
dengan KIR tersebut ?
KIR merupakan rombongan belajar atau regu yang berperan aktif dalam
mengungkapkan multi kasus yang tejadi dalam bentuk tulisan ilmiah ataupun dapat
menciptakan suatu product sebagai problem solving dari kasus tersebut.
Sebenarnya KIR itu sendiri tidak harus peserta didik yang sedang menuntut ilmu
di suatu lembaga pendidikan formal tertentu seperti SMP /MTs ataupun SMA /MA,
tetapi siapa saja yang berusia remaja dan senang dengan penelitian penelitian ilmiah.
Namun karena anak anak usia remaja itu biasanya adalah anak anak yang sedang
belajar di jenjang pendidikan dasar atau menengah, maka KIR akan tumbuh subur
pada Sekolah sekolah tersebut, sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk status KIR itu sendiri adalah bersifat netral. Artinya KIR berperan
independen terhadap isme isme kelompok apa saja yang ada di masyarakat, tidak
mengeblok terhadap suatu agama tertentu, dan murni secara keilmuan.
Sehingga apapun hasil tulisan yang menjadi productnya maupun bentuk hasil
karyanya tidak dapat divonis mendiskreditkan unsur unsur tertentu .
Meskipun demikian KIR akan berlaku santun, objectif, dan tetap
mengedepankan kebesaran Tuhan pada setiap tulisan tulisannya.
Bagaimana cara menjadi anggota KIR?
KIR berbeda dengan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Kalau ekstrakurikuler
selain KIR penjaringannya lewat brosur pilihan hobby. Tetapi untuk KIR tidak hanya
sekedar hobby, tetapi peserta harus benar benar memiliki kompetensi yang
diandalkan.
Oleh karena itu para calon anggota yang ingin masuk ke dalam kegiatan ini
harus melalui proses seleksi yang akurat. Dan penjaringan inipun juga harus terbuka,
transparan, jujur dan objectif.
Kemudian jika tahapan proses seleksi sudah dapat dilalui maka para calon yang
terjaring memasuki tahapan selanjutnya yaitu tahapan diklat terhadap berbagai unsur
penunjang. Diklat ini berdurasi waktu antara 10 sampai dengan 35 hari.
Adapun unsur unsur penunjangnya adalah seperti bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, Teknologi dan informatika ( TIK ), jurnalistik, statistika, workshop, analisis
kultural kemasyarakatan dan praktikum laboratorium.
Karena KIR ini berada di sekolah maka banyak pihak dalam hal ini unsur unsur
sifitas akademik menghendaki bahwa para siswa yang terjaring sebagai anggota KIR
B. SELEKSI KEANGGOTAAN
Anggota KIR perekrutannya perlu melalui uji kemampuan koqnitip dan uji
ketrampilan spikomotor. Atau lebih ringkasnya tahapan pencarian keanggotaan KIR
harus melaui uji kompetensi dengan standar mutu yang telah ditentukan.
Dengan demikian untuk menjadi anggota KIR tidak hanya sekedar hobby saja,
tetapi memang harus benar benar teruji secara komprehensif. Mengapa harus
demikian ? Ya karena anggota KIR dituntut untuk dapat mengungkap suatu kasus
sekaligus dapat memberikan problem solvingnya secara ilmiah.
Sehingga temuan temuan yang menjadi objek penelitiannya dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, dapat memuaskan semua pihak dan tidak menjadikan sumber
konflik yang dapat merugikan semua pihak.
Chabib Junaedi