You are on page 1of 4

PERJANJIAN DITEGUHKAN DALAM ISHAK (Kejadian 26:1-35)

Kehidupan Ishak adalah bagian dari penggenapan janji Allah kepada Abraham
(Kejadian 17:21 “Tetapi perjanjian-Ku akan kuadakan dengan Ishak, …”)
Ishak dilahirkan di masa tua Abraham, dalam keadaan dimana Abraham telah
diberkati Allah dengan melimpah, dengan harta kekayaan yang begitu banyak. Ia
telah melewati berbagai peristiwa sejak ia dilahirkan, dimasukkan dalam perjanjian
Allah dan Abraham dengan tanda sunat (Kej 21:4), ambil bagian ketika Abraham
dicobai Allah (Kej 22), dan tentu saja telah hidup dalam pengenalan akan Allah sejak
ia masih kanak-kanak. Ketika Abraham meninggal, Abraham mewariskan semua harta
yang dimilikinya kepada Ishak (Kej 25:5).
Kejadian 26:1-35 mengisahkan kejadian yang dialami oleh Ishak setelah
kematian Abraham. Kisah ini dimulai dengan kenyataan adanya kelaparan di negeri
dimana Ishak tinggal (ay 1). Ishak telah tumbuh dalam pengenalan akan janji Allah,
telah berdiam di tanah yang dijanjikan. Tapi kini ia diuji: Dapatkah Ia berpegang pada
janji Allah apabila tanah yang dijanjikan bahkan tidak dapat menghasilkan makanan
untuk dimakan. (Bandingkan dengan kisah Abraham, Kejadian 12).
Ishak pergi ke Gerar, untuk mencari penghidupan yang lebih baik untuk ia
dan keluarganya. Tapi bukan sekedar pergi untuk mencari penghidupan, tetapi yang
lebih penting lagi adalah untuk mentaati perintah Allah. Allah sendiri datang dan
menyatakan diri kepada Ishak (Bandingkan Kejadian 12, 15, 17). Allah selalu
mengambil prakarsa, datang dan menyatakan diri pada manusia. (ay 2-5)
> Jangan pergi ke Mesir, diam di negeri yang akan dikatakan Allah
> Janji penyertaan, berkat dan keturunan
> Allah akan menepati sumpahnya karena Abraham telah mendengarkan firman Allah
dan memelihara kewajibannya (perintah,ketetapan dan hukum)
Perjalanan dan keputusan yang diambil Ishak adalah perjalanan imannya sendiri,
lepas dari ketergantungannya terhadap Abraham. Tapi ia telah belajar banyak dari
perjalanan iman Abraham, yang taat tanpa syarat kepada Allah, bahkan ketika Allah
memerintahkan Abraham pergi dan melakukan sesuatu yang ujungnya masih sangat
sulit untuk dimengerti. Dan Ishak telah meneladani kehidupan Abraham, menjadi
pewaris janji Allah kepada Abraham, dan oleh karena itu juga menunjukkan
ketaatannya kepada Allah. Keputusannya adalah keputusan untuk mempercayakan
hidupnya kepada Allah, sama seperti yang telah dilakukan Abraham sebelumnya.
Ishak telah menunjukkan ketaatan dan pergi ke Gerar, tinggal dan menetap
di sana (ay 6). Tapi Ishak juga ternyata melakukan kesalahan yang sama seperti yang
dilakukan oleh Abraham dahulu, dengan menyangkal bahwa Ribka adalah isterinya
supaya ia selamat (ay 7). Ketaatan Ishak kepada Allah belum sepenuhnya dibarengi
dengan penyerahan diri secara total kepada Allah, termasuk mempercayakan
keselamatannya kepada Allah. Ia masih memakai pertimbangan-pertimbangan
manusia dan mengandalkan usaha manusia untuk mengusahakan keselamatannya.
Dosa yang dilakukannya mungkin saja membuka jalan kepada dosa yang lain, dan
mungkin juga menjadi batu sandungan bagi orang lain (ay 10). Tapi Allah tidak
membiarkan Ishak terus jatuh, sama seperti Ia telah melepaskan Abraham dari
penyangkalannya terhadap isterinya, demikian juga Allah telah melakukannya bagi
Ishak. Dan melalui Abimelek, Allah menjamin keselamatan Ishak di tengah-tengah
bangsa Filistin (ay 11).
Jaminan keselamatan telah membuka jalan bagi Ishak untuk mengusahakan
kesejahteraan bagi kehidupannya (ay 12). Dan Allah memegang perjanjiannya dengan
Abraham dan Ishak, memberkati apa yang dilakukan Ishak. Apa yang diusahakannya
membawa hasil yang berlipat ganda sehingga ia kian lama kian menjadi kaya. (ay 12-
14). Tapi apa yang dialaminya itu ternyata membawa kecemburuan terhadap orang
Filistin (ay 14b), sehingga Ishak diusir dari tengah-tengah bangsa itu (ay 16). Ishak
pergi dan menerap di lembah Gerar (ay 17) dan mencoba mencari penghidupan yang
baru di tempat itu. Ia menjalani kehidupan seperti yang pernah dijalani oleh Abraham
dulu, dimana Abraham pernah mendapatkan penghidupan yang baik di tanah itu.
Tapi sumur-sumur yang pernah digali Abraham telah ditutup dan ditimbuni tanah
oleh bangsa Filistin (ay 15). Lalu Ishak mengusahakannya kembali, ia menggali
kembali sumur-sumur yang telah ditutupi tersebut. Ishak mempercayai janji Allah,
tetapi juga ia hidup sebagai orang yang berusaha, tidak duduk diam dan berpangku
tangan. Usaha Ishak diberkati Allah, dan didapati bahwa sumur-sumur yang digali
kembali tersebut menyediakan air yang berlimpah (ay 18-19). Tetapi kelimpahan
yang dialami oleh Ishak ternyata masih menjadi sumber kecemburuan n. dari bangsa
Filistin. Gembala-gembala Gerar merasa berhak atas sumur itu sehingga terjadilah
pertengkaran, dan Ishak menandainya dengan nama Esek  Pertengkaran (ay 20).
Sumur yang lain digali, tetapi terjadi lagi pertengkaran, sehingga Ishak menamakan
sumur itu Sitna  Permusuhan (ay 21). Dalam dua peristiwa ini Ishak mengalah dan
berusaha di tempat yang lain, sumur yang lain digali dan tidak menimbulkan
pertengkaran lagi. Ia menandainya dengan nama Rehobot  Kebebasan (ay 22).
Ishak telah melakukan pengembaraan dari satu tempat ke tempat yang lain,
dan melanjutkannya ke Bersyeba (ay 23). Allah kembali berprakarsa dan mengulangi
janji-Nya kepada Ishak. Setelah Ishak harus berhadapan dengan situasi-situasi yang
tidak menguntungkan di tengah-tengah bangsa Filistin, Allah datang untuk
meneguhkan kembali janji-Nya kepada Abraham dan Ishak (ay 24).
> Jangan takut
> Allah menyertai
> Allah memberkati
> Allah menganugerahkan keturunan yang banyak
Ishak meresponi penyataan Allah kepadanya sama seperti yang pernah dilakukan
oleh Abraham (Kej 12:7-8). Ia membangun mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama
TUHAN di sana (ay 25). Ia mendirikan kemahnya di sana dan menggali sumur untuk
sumber penghidupan.
Kehidupan taat dan penyerahan diri Ishak kepada Allah telah menjadi
kesaksian yang hidup bagi orang lain. Abimelek datang kepadanya untuk
menyatakan bahwa kehidupan Ishak telah membuat mereka melihat Allah bekerja,
dan melihat penyertaan Allah dalam kehidupan Ishak. Mereka dapat menyaksikan
adanya kuasa dan kekuatan, sehingga Abimelek berinisiatif untuk membangun
hubungan dengan Ishak dan mengikat perjanjian supaya Ishak mau hidup damai
dengan mereka. (ay 26-29) Bukankah mereka dahulu telah berbuat jahat kepada
Ishak, dan dalam pertimbangan manusia adalah pantas bagi Ishak bila ia membalas
mereka karena kini ia punya kekuatan? Tapi bukan itu yang ditunjukkan oleh Ishak, Ia
justru menunjukkan perhatiaannya dan membangun hubungan perdamaian dengan
mereka dengan bersumpah dan mengikat perjanjian damai (ay 30-31). Allah
memberkati sikap Ishak sehingga membukakan lagi baginya sumber penghidupan,
yaitu sumur yang digalinya menghasilkan air. Untuk mengingat sumpah dan
perjanjiannya dengan Abimelek, sumur itu dinamakannya Syeba Sumpah. (ay 32)
Hidup taat yang dibangun Ishak ternyata tidak diteladani oleh Esau, anak
kesayangannya. Ia memperisteri bangsa kafir sehingga menimbulkan kepedihan hati
bagi Ishak dan Ribka. (ay 34-35)

TAHUN 2009  berjalan dalam janji TUHAN


Apabila jatuh  bangkit lagi

You might also like