You are on page 1of 4

PEMERIKSAAN FISIK

Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik.


Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat
keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus
pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien
mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut
mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.

Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan
klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana
tindakan keperawatan.

Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :

1. Inspeksi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk
dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh
satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit
kebiruan (sianosis), dan lain-lain.

2. Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah
instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur,
turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :

· Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.

· Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering


· Kuku jari perawat harus dipotong pendek.

· Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.

Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

3. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.

Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.

Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :

Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.

Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.

Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah
hepar.

Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah
caverna paru, pada klien asthma kronik.

4. Auskultasi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :

• Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan
mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
• Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat
ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema
paru.
• Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun
ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
• Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada
kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.

Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :


1. Head to toe (kepala ke kaki)

Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari :
keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan,
leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.

2. ROS (Review of System / sistem tubuh)

Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital,
sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat
membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.

3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982

Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan
memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-
penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat,
kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola
reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.

4. DOENGOES (1993)

Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene,
neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial,
penyuluhan / pembelajaran.

A. Suara Paru Normal


- Tracheal adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati glottis, lokasi di
atas trachea. Inspirasi = ekspirasi.
- Bronkial adalah udara yang melewati bronkus, lokasi diatas manubrium.
Inspirasi > ekspirasi.
- Bronkhio-vesikuler adalah suara yang dihasilkan udara saat melewati
bronkhi kecil dan bronkheoli, suara lebih rendah daripada suara bronchial
dan suara lebih kasar dari vesikuler. Terdengar jelas pada : anterior (daerah
percabangan bronkus, trachea ICS 2), posterior (diantara scapula), inspirasi =
ekspirasi.
- Vesikuler adalah udara saat melewati ductus alveolar dan alveoli, suara
terdengar diseluruh lapang paru, suaranya halus, rendah, inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi 3 : 1, terdengar paling jelas di perifer paru-paru,
inspirasi > ekspirasi.
B. Suara Paru Tambahan / Abnormal
- Rales (crekles) adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan
nafas yang penuh eksudat, biasanya terdengar saat inspirasi, tidak hilang
saat dibatukkan, terjadi pada pneumonia, TBC.
- Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang
penuh cairan / mukus, terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi.
- Wheezing adalah bunyi “ngiik. . .” terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi
karena penyempitan bronkus eksudat yang lengket pada pasien asma dan
bronkitis.
- Pleara Friction Rub adalah suara kering yang terdengar saat inspirasi
maupun ekspirasi pada peradangan pleura

http://nursingbegin.com

Akral dingin

Pembuluh darah yang mengalir pada tubuh kita, semaki ke daerah akral atau
distal semakin kecil, dari jantung kita punya pembuluh darah aorta yang
besar, kemudian mempercabangkan beberapa pembuluh arteri yang lebih
kecil dan akhirnya mempercabangkan pembuluh darah kapiler yang lebih
kecil, semakin kecil pembuluh darah maka jumlah darah yang mengalir
kesana semakin kecil, dan satu lagi, tubuh menganggap bagian akral atau
ujung-ujung jari tangan atau kaki bukan merupakan daerah yang vital, kalo
terjadi kekurangan cairan atau terjadi pendarahan maka bagian tubuh ini
akan dikorbankan oleh tubuh dengan tetap mempertahankan aliran darah
yang mengalir ke otak, ginjal dan paru tetap banyak dan aliran darah yang
mengalir ke daerah ujung atau kulit akan dikurangi, dengan cara
menyempitkan pembuluh darah kapiler
akhirnya suhunya akan menjadi dingin

Mengapa ekstremitas akral dingin?Jawab:Berkurangnya volume intravaskuler > TD naik >Hipoksia>O 2


sel menurun >
metabolisme di perifer menurun >> Pembentukan panas di jaringan perifer berkurang >> ekstremitas
Akral dingin

You might also like