You are on page 1of 45

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


SMA NEGERI PLUS 7 BENGKULU

Oleh :
INDAH FIJAYANTHI
A1E007023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL )
MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU
PERIODE TAHUN 2010/2011

Oleh:
Nama : INDAH FIJAYANTHI
Npm : A1E007023
Prodi : Pendidikan Fisika

Telah Diperiksa dan Disahkan Oleh Guru Pamong, Dosen Pembimbing, dan
Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

Bengkulu, Januari 2011


Dosen Pembimbing Guru Pamong

Marwan, S.Pd
Nyoman Rohadi, M.Sc NIP. 198003 200312 1 001

NIP. 19560913 19503 1 004


Mengetahui,
Kepala Sekolah
Kota Bengkulu

Eko purwoko, S.Pd


NIP.19641210 199412 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akhir Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) Universitas Bengkulu Periode 2010/2011 yang telah dilaksanakan di SMA
Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan materil
maupun moril, terutama kepada:
1. Ketua Tim Unit PPL Universitas Bengkulu
2. Dosen pembimbing
3. Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
4. Guru pamong
5. Kepala Staf Tata Usaha SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
6. Bapak dan Ibu dewan guru SMA Plus Negeri 7 Kota Begkulu
7. Seluruh mahasiswa praktikan praktik pengalaman lapangan SMA Plus Negeri
7 Kota Bengkulu
8. Seluruh siswa-siswi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
Praktikan menyadari bahwa dalam aplikasi pembelajaran maupun pembuatan
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu praktikan sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga
laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dan rekan-rekan pembaca lainnya.

Bengkulu, Januari 2011

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pembuatan Laporan ................................................................ 2
1.3. Manfaat Penelitian............................................................................... 3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 5


2.1. Pengenalan Lapangan dan refleksi ..................................................... 5
2.2. Mengajar terbimbing dan refleksi ....................................................... 9
2.3. Mengajar mandiri dan refleksi ............................................................ 11
2.4. Kegiatan non akedemik dan refleksi ................................................... 13
2.5. Masalah pembelajaran yang dipecahkan pratikan dengan PTK ......... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................


3.1. Kesimpulan ........................................................................................
3.2. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

1. Rpp (siklus I, II, dan III)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusian Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan salah satu usaha perbaikan
proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan
memahami perilaku siswa dalam belajar. Usaha untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah terus-
menerus dilaksanakan dan diaplikasikan dengan bentuk mata kuliah lapangan
seperti praktik mengajar di sekolah langsung atau yang biasa dikenal dengan
sebutan PPL.
Program PPL merupakan salah satu program akademis yang wajib
dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu. Mata kuliah
PPL pada dasarnya dapat memberikan “life skills” bagi mahasiswa, yaitu
pengalaman belajar yang kaya, dapat memperluas wawasan, melatih dan
mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan
keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam
memecahkan masalah pembelajaran.
PPL merupakan suatu bentuk program kumulatif, aplikatif dan kreatif dari
seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan baik
berupa kegiatan mengajar maupun tugas keguruan lainnya. Dengan kegiatan
inilah diharapkan agar nantinya mahasiswa yang PPL mampu mengaplikasikan
ilmu-ilmu yang didapat di bangku perkuliahan agar dapat diterapkan pada
kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah – sekolah dimana dia
ditempatkan.
Selain itu, program PPL merupakan suatu program dalam pendidikan
prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai
kemampuan keguruan yang utuh dan terpadu. Setelah menyelesaikan
pendidikan, mereka siap secara mandiri mengembangkan tugas sebagai guru
yang professional.
Program PPL ini berlangsung dalam beberapa tahap, yang terdiri dari :
1. Tahap Pembekalan (24 – 31 Agustus 2010)
2. Tahap Observasi-orientasi (2 – 4 September 2010)
3. Tahap Mengajar Latihan Terbimbing (20 September – 30 Oktober 2010)
4. Tahap Mengajar Mandiri (1 November – 4 Desember 2010)
5. Tahap Ujian (10 - 15 Januari 2011)
Tahap pembekalan dilaksanakan di kampus diikuti oleh dosen
pembimbing, guru pamong, dan mahasiswa.
Tahap observasi - orientasi dilaksanakan pada minggu pertama dengan
tujuan agar mahasiswa calon guru “familiar” dengan lingkungan sekolah
mahasiswa PPL sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dan merasa aman di
sekolah. Mahasiswa juga mengobservasi kegiatan guru pamong mengajar.
Dalam kegiatan observasi ini mahasiswa dibimbing untuk memperoleh
pengalaman dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
akademik, kegiatan administrasi, kegiatan nonakademik, dan mengidentifikasi
masalah dalam pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
Tahap pelatihan mengajar terbimbing dilaksanakan mulai minggu ketiga
sampai minggu keenam. Segala usaha pengelolaan hendaknya diarahkan agar
pada tahaap ini praktikan dapat berlatih mengintegrasikan berbagai
kemampuan keguruan secara utuh dalam situasi nyata di sekolah menengah di
bawah bimbingan para pembimbing. Pendekatan pembimbingan dilaksanakan
dengan supervisi klinis, dimana sebelum praktikan mulai mengajar terlebih
dahulu harus melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing dan guru
pamong. Dengan suasana bimbingan dibuat sehangat dan seakrab mungkin
antara dosen pembimbing, guru pamong dan praktikan. Prosedur
pembimbingan pada latihan terbimbing dilaksanakan dengan cara praktikan,
guru pamong, dan dosen pembimbing menyepakati salah satu aspek
keterampilan dasar mengajar yang akan dilatih dalam kegiatan belajar
mengajar. Latihan terbimbing dilaksanakan dengan menggunakan acuan
delapan keterampilan dasar mengajar.
Tahap pelatihan mengajar mandiri merupakan tahap akhir dari kegiatan
PPL. Praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan
secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di
sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi.
Fokus materi pembimbingan ditujukan pada pengembangan kemampuan
profesional guru, yakni kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan
keterampilan, pengelolaan proses belajar mengajar, penampilan diri sendiri,
dan dampaknya terhadap siswa. Dalam pelatihan keterampilan ini praktikan
diberi kesempatan secara mandiri untuk merencanakan, melaksanakan, dan
menilai hasilnya.
Ujian praktik mengajar dilaksanakan jika guru pamong dan dosen
pembimbing telah berpendapat bahwa pencapaian kualitas hasil pelatihan
sudah baik dan praktikan sudah siap untuk mengikuti ujian. Untuk menilai
ujian praktik mengajar ini digunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG) 1 dan APKG 2.

B. Tujuan Pembuatan Laporan


Tujuan pembuatan laporan ini pada umumnya didasarkan pada
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan tugas-tugas keguruan serta
nonmengajar lainnya. Sedangkan tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah
sebagai laporan bagi praktikan mengenai hal-hal apa saja yang telah dilakukan
selama program PPL.
Secara umum tujuan PPL yaitu mempersiapkan tenaga pengajar di
sekolah. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan khusus program PPL ini
adalah:
1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran
dan manajerial di sekolah, dalam rangka melatih dan mengembangkan
kompetensi keguruan atau kependidikan
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal,
dan menghayati permasalahan, lembaga kependidikan baik yang terkait
dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial kelembagaan
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasi ke dalam keadaan yang
sebenarnya
4. Memacu pengembangan sekolah dengan cara menumbuhkan motivasi atas
dasar kekuatan sendiri
5. Membantu memecahkan permasalahan pembelajaran, khususnya
penyelenggaraan di sekolah tempat PPL
6. Meningkatkan hubungan kemitraan antara FKIP UNIB dengan Dinas
Diknas, Depag, sekolah dan lembaga terkait lainnya

C. MANFAAT PPL
1. Bagi mahasiswa
a. Menambaah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses
pendidikan di sekolah
b. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara
interdisipliner sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam
mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah
c. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan
dan pemecahan masalah pendidikanyang ada di sekolah
d. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah
e. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan
sebagai motivator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai
problem solver

2. Bagi sekolah
a. Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon
guru atau tenaga kependidikan profesional
b. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam
merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah

3. Bagi FKIP UNIB


a. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah/lembaga guna
pengembangan kurikulum dan iptek yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat
b. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai
permasalahan untuk pengembangan penelitian dan pendidikan
c. Terjalin kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah daerah dan
instansi terkait untuk pengembangan tri darma perguruan tinggi

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Lapangan Dan Refleksi


2.1.1 Pengenalan Lapangan
Praktik pengalaman lapangan (PPL) diawali dengan pelaksanaan
pengenalan suasana sekolah atau lebih dikenal sebagai observasi yang
dilaksanakan selama 2 hari pada minggu pertama kegiatan PPL, terhitung mulai
tanggal 2 September sampai 4 September 2010. Observasi fisik dilakukan
terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah, sedangkan observasi non fisik berupa
interaksi sosial antara kelompok-kelompok yang ada serta administrasi di SMA
Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.
Hal ini bertujuan agar praktikan mengenal dan menyesuaikan diri lebih
awal dengan lingkungan sekolah, sehingga dari sini diharapkan mahasiswa calon
guru terbiasa dengan lingkungan sekolah tempat mahasiswa praktik, misalnya
penyusunan program sekolah, pengelolaan sarana dan prasarana, kegiatan
akademik, administrasi sekolah, kegiatan exstrakulikuler, pola hubungan sosial
yang ada di sekolah, manajemen sekolah dan lain sebagainya. Dari sini
diharapkan calon guru akan lebih beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan
akhirnya akan memudahkan dalam proses belajar-mengajar, karena observasi dan
pengenalan lapangan sangat membantu proses praktikan untuk lebih akrab dengan
lingkungan sekolah tempat praktikan melakukan praktik.
Pelatihan Tugas-Tugas Keguruan Lainnya
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
ini selain kegiatan mengajar, praktikan juga melakukan kegiatan tugas piket guru.
Pembagian waktu tugas piket ini disesuaikan dengan kesepakatan bersama oleh
para praktikan PPL.
Daftar hadir siswa SMA Plus Negari 7 Kota Bengkulu diisi pada pagi hari
sebagai daftar hadir pagi dan juga mengisi daftar absen pulang, ketika pelajaran
akan dimulai. Setiap guru bidang studi juga mempunyai daftar hadir siswa
tersendiri. Bagi siswa yang tidak hadir tanpa keterangan, siswa yang bolos akan
diberikan sangsi. Siswa yang datang terlambat biasanya dikenakan sanksi terlebih
dulu sebelum mendapat izin masuk. Sanksi yang biasa diberikan yaitu disuruh
guru piket untuk melakukan kebersihan sekolah seperti menyapu, mengelap kaca
dan lain-lain.
Dalam pembagian tugas piket ini praktikan mendapat tugas giliran piket
yaitu pada hari Jum’at dari jam 07.15 – 11.15 WIB. Tugas guru piket adalah
membunyikan bel-bel pada jam-jam tertentu, mengisi jam kosong, memindahkan
nama siswa ke buku absen siswa, mengabsen guru yang tidak hadir, menjaga
ketertiban dan keamanan sekolah.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan oleh guru bervariasi,
diantaranya: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Dalam
penyajian materi guru menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, sehingga
mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan waktu sudah cukup efektif. Gerak guru
di dalam fleksibel; serta pandangan guru tersebar keseluruh arah. Strategi yang
digunakan oleh guru untuk memotivasi siswanya dengan cara memberikan
pertanyaan menyebar kepada keseluruh siswa dan memperbanyak tanya jawab,
diskusi, memberi penekananan pada bagian yang penting pada pokok bahasan
sehingga siswanya menjadi aktif dan secara tidak langsung guru memegang
kendali di dalam kelas dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Selain itu mahasiswa juga mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan kegiatan akademik, misalnya cara guru mengajar serta perangkat-
perangkat yang diperlukannya dalam kegiatan belajar mengajar. Informasi-
informasi tersebut diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung
ataupun dengan melakukan wawancara langsung kepada guru dan pegawai yang
ada di sekolah tersebut.

Selain itu, observasi juga dilakukan pada peserta didik. Dari hasil
observasi diketahui bahwa prilaku siswa didalam kelas bervariasi kadang-kadang
tenang dan kadang-kadang ribut. Umumnya siswa yang duduk didepan sebagian
memperhatikan dengan focus pada penjelasan guru bahkan merespon baik
pertanyaan yang diberikan oleh guru, sedangkan siswa yang duduk dibelakang
kurang memperhatikan.
2.1.1.1 Kondisi fisik sekolah
Sekolah tempat praktikan melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) adalah Sekolah Menengah Atas Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, yang terletak
dijalan Jenggalu Lingkar Barat Kota Bengkulu. Dengan luas tanah yang
digunakan:
Nama Sekolah : SMU Plus Negeri 7 Bengkulu
Keadaan Bulan : JULI 2010
Luas Bangunan : 1.175 M2
Luas Pekarangan : 28.603 M2
Luas Tanah (Bersertifikat) : 29.778 M2/No. AM. 289381
Daya Listrik (Ada/Tidak Ada) : Ada Kapasitas : 2200 Watt/220 Volt
No Sarana/Prasarana Kondisi   Ket
Urut   B RR RMD RB Jumlah  
1RUANG            
  a. Ruang Kelas V     21  
  b. Ruang Guru V     2  
  c. Ruang Kep.Sekolah V     1  
  d. Ruang TU V     1  
  e. Ruang BP     1  
  f. Ruang Perpustakaan V     1  
  g.Ruang Keterampilan V      
  h. WC/KM V     9  
  I. Ruang Jaga V     -  
  j. Gudang V     1  
2RUANG LAB            
  a. Lab IPA   V      
  b. Lab.Kimia V        
  c. Lab.Biologi        
  d. Lab Bahasa V     1  
  e. Lab.Komputer V       1  
3ALAT KANTOR/P.PEND          
  a. Komputer     V 11  
  b. Mesin Tik V     V 2  
  c. Mesin Stensil V     V 2  
  d. Brangkas     V 1  
  e. OHP     V 7  
  f. Telepon   V 2  
  g. Televisi     V 3  
  h. Tipe Recorder V   V 2  
  I. Alat Kesenian V      
  j. Olah Raga V        
  k. IPS          
  L. Bahasa     V    
  M.Lab IPS (SLTP)            
  Lab. Kimia V 1  
  Lab. Biologi V 1  
  Lab. Fisika V 1  
4ALAT KETERAMPILAN            
  a. Elektro            
  b. Otomotif            
  c. Jasa (Mesin Tik)            
  d. Pertukangan            
  e. PKK            
  f. Pertanian            
  g. Lainnya/Mulok            
Keterangan
B : Baik
RR : Rusak Ringan
RMD : Rusak Masih Dapat Diperbaiki
RB : Rusak Berat
Untuk SLTP Disesuaikan Dengan Daya yang ada

 Kondisi Sekolah
 Keadaan bangunan sekolah
Kondisi bangunan sekolah termasuk ruang kelas dan ruang
lainnya dalam keadaan baik, hanya saja pintu WC siswa rusak.
 Kondisi Lingkungan Sekolah
Kondisi lingkungan sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
sangat kondusif untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM)
karena siswanya mudah dipantau oleh gurunya, dekat dengan ruang
guru
2.1.1.2 Potensi Guru
No Nama Jumlah
1 Guru Pembina 20 orang
2 Guru Penata Tingkat 1 4 Orang
3 Guru Penata 10 Orang
4 Guru Penata Muda Tingkat 1 7 Orang
5 Guru Penata Muda 26 orang
6 Guru Tidak Tetap 12 Orang

2.1.1.3 Potensi Siswa

SISWA
NO KELAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 X-1 15 17 32
2 X-2 10 22 32
3 X-3 14 18 32
4 X-4 14 18 32
5 X-5 19 13 32
6 X-6 17 15 32
7 X-7 19 12 31
  Jumlah 108 115 223
8 XI IPA-1 8 24 32
9 XI IPA-2 8 24 32
10 XI IPA-3 15 17 32
11 XI IPA-4 12 20 32
12 XI IPA-5 12 20 32
  XI IPA 55 105 160
13 XI IPS-1 15 16 31
14 XI IPS-2 15 16 31
15 XI IPS-3 17 14 31
16 XI IPS-4 19 12 31
  XI IPS 66 58 124
  XI IPA-IPS 121 163 284
17 XII IPA-1 5 26 31
18 XII IPA-2 8 22 30
19 XII IPA-3 9 22 31
20 XII IPA-4 11 20 31
  XII IPA 33 90 123
21 XII IPS-1 19 13 32
22 XII IPS-2 17 15 32
23 XII IPS-3 12 20 32
  XII IPS 48 48 96
  XII IPA-IPS 81 138 219
TOTAL
310 416 726
(X+XI+XII)
2.1.1.4 Potensi Karyawan
No Nama Jumlah
1 Penata Muda Tingkat 1 2 Orang
2 Penata Muda 2 Orang
3 Pengatur muda 1 Orang
4 Satpam 1 Orang
5 Penjaga Sekolah 1 Orang
6 Kebersihan 1 Orang
7 Penjaga malam 1 Orang
8 Penjaga perpustakaan 1 Orang
9 Penjaga UKS 2 Orang
Selain tugas di atas, bagian administrasi juga mengurusi masalah penerimaan
murid baru, kepindahan murid, penerimaan guru baru maupun kepindahan guru,
pembayaran SPP dan hal-hal lain yang menyangkut sekolah.
Sedangkan kegiatan administrasi yang dilaksanakan oleh guru yang
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar adalah membuat RPP, silabus,
serta menyusun program semester dan program tahunan.

1. Pengelolaan daftar hadir guru


SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar berjumlah 79
orang yang terdiri dari guru Pembina (20 orang), Guru Penata tingkat 1 (4
orang) , Guru Penata (10 orang), Guru Penata Muda tingkat 1 (7 Orang), Guru
Penata muda (26 Orang), dan Guru Tidak tetap (12 Orang). Pengelolaan daftar
hadir guru menjadi tanggung jawab guru dibawah wewenang kepala sekolah,
dan informasi guru yang tidak hadir diperolaeh dari guru piket.

2. Pengelolaaan daftar hadir karyawan


Jumlah staf Tata Usaha (TU) dan karyawan di SMA Plus Negeri 7 Kota
Bengkulu adalah 12 orang yang terdiri dari piñata muda tingkat 1 (2 0rang),
Penata muda (2 orang), Pengatur muda(1 Orang),Satpam (1 orang), Penjaga
sekolah (1 orang), Kebersihan (1 orang), Penjaga malam (1 orang), Penjaga
perpustakaan (1 Orang), Penjaga UKS (2 Orang). Pengelolaan daftar hadir staf
TU dan karyawan langsung dikelola oleh TU di bawah wewenang kepala
bagian TU.

3. Pengelolaan daftar hadir siswa


Jumlah local SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu yaitu 23 Lokal yang terdiri
dari 7 lokal untuk kelas X, 5 Lokal untuk kelas XI IPA, 4 lokal untuk kelas XI
IPS, 4 lokal utntuk kelas XII IPA dan 3 lokal untuk kelas XII IPS. Untuk
pengelolaan daftar hadir siswa diserahkan pada masing-masing kelas, dan
setiap ketua kelas melaporkan siswa yang tidak hadir kepada guru piket.
Kemudian guru piket mendata dan mencatat kedalam buku absensi siswa.
2.1.2. Refleksi
Kegiatan observasi merupakan tahap pengenalan lapangan yang sangat
dibutuhkan oleh praktikan, karena melalui tahap ini praktikan dapat mengatahui
lingkungan sekolah dimana ia akan melaksanakan PPl. Selain itu hal ini akan
mendukung proses adaptasi bagi praktikan dalam praktik di lapangan tersebut.
Kegiatan ini mempunyai alokasi waktu selam 2 minggu. Pada pelaksanaan
observasi ini praktikan memperolah informasi melalui guru-guru, pegawai TU,
dan siswa-siswi. Adapun hal-hal yang diamati selama pelaksanaan pengenalan
lapangan pada tahap observasi adalah:
1) Keadaan fisik sekolah.
2) Keadaan lingkungan sekolah.
3) Fasilitas sekolah.
4) Guru dan siswa di sekolah.
5) Interaksi sosial yang terjadi di sekolah.
6) Tata tertib yang berlaku dan sebagainya.
Hal ini dilakukan agar praktikan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan belajar dan lingkungan sekolah. Keterangan lebih rinci tentang
keadaan lapangan telah diuraikan pada laporan awal. Melalui observasi praktikan
dapat menyimpulkan bahwa SMA Negeri Plus 7 Bengkulu merupakan sekolah
yang sudah baik dalam sarana dan prasarana sekolah.

2.2. Mengajar Terbimbing dan refleksi


2.2.1 Mengajar terbimbing dan Tugas-Tugas Lainnya Secara Terbimbing
Sebelum melakukan kegiatan atau proses belajar-mengajar, praktikan
melakukan sebuah kegiatan penting, yaitu observasi dan berkonsultasi dengan
guru pamong mengenai keterampilan dasar mengajar, setelah melaksanakan
observasi dan berkonsultasi dengan guru pamong tentang keterampilan dasar
mengajar, maka kegiatan selanjutnya adalah menerapkan keterampilan mengajar
tersebut di dalam kelas dengan pengawasan dari guru pamong atau yang disebut
dengan pelatihan keterampilan mengajar secara terbimbing. Kegiatan yang
praktikan lakukan dalam pelatihan ini adalah mengajar di kelas yang diawasi oleh
guru pamong. Kemudian setelah kegiatan belajar-mengajar selesai, maka
dilaksanakan diskusi dengan guru pamong untuk membicarakan kekurangan atau
kelemahan yang ada pada praktikan yang perlu diperbaiki di kegiatan mengajar
selanjutnya.
Tugas keguruan yang praktikan lakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun program tahunan
2. Menyusun program semester
3. Menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP)
4. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun.
5. Mengadakan evaluasi dan memberikan tugas rutin kepada siswa.
6. Mengoreksi hasil evaluasi dan tugas siswa.
7. Menganalisis hasil ujian siswa
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan dengan berdiskusi dengan guru
pamong. Kegiatan mengajar secara terbimbing ini merupakan bekal bagi
praktikan sebab bila praktikan dalam kegiatan terbimbing ini sudah
dianggap mampu menerapkan delapan keterampilan mengajar, maka
praktikan diperbolehkan melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri.
2.2.2. Refleksi
Pada pelaksanaan keterampilan mengajar, praktikan dapat mengamati
secara langsung bagaimana guru mengajar yang berkaitan dengan mata pelajaran
Fisika. Dalam hal ini guru yang diamati ialah guru pamong. Kegiatan ini
dilaksanakn pada waktu observasi-orientasi pembelajaran di kelas. Dari kegiatan
ini praktikan mendapat wawasan yang berarti dan dapat mengetahui bagaimana
cara mengajar yang baik. Setelah mengamati guru mengajar, praktikan mulai
melakukan pengajaran secara terbimbing, ini dimaksudkan untuk melatih
praktikan dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar yang didapat dari
sekolah.
Pada pelaksanaan mengajar secara terbimbing yang dilakukan praktikan
guru pamong akan mendampingi setiap kali praktikan mengajar, dan setelah
mengajar dilakukan diskusi/bimbingan antara praktikan dan guru pamong
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh praktikan.
Melalui bimbingan ini guru pamong selalu memberikan masukan-masukan
kepada praktikan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengajar. Dalam
bimbingan ini guru pamong memberikan masukan dalam pengelolaan kelas yaitu
dalam memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan interaksi antara siswa
dan guru sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif (menggunakan
metode yang bervariasi sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti proses
belajar mengajar). Adanya bimbingan ini sangat bermanfaat bagi praktikan karena
dengan adanya masukan-masukan/solusi pemecahan masalah yang sering
dihadapi praktikan dapat memberikan perbaikan dalam mengajar sehingga
praktikan dapat mengajar lebih baik lagi.
Pada tahapan pengajaran terbimbing ini setiap kali mengajar praktikan
terlebih dahulu memberikan lembar rencana pembelajaran kepada guru pamong.
Selama proses belajar mengajar berlangsung guru pamong mengamati kesesuaian
praktikan mengajar dengan lembar rencana pembelajaran yang dibuat (ketepatan
isi materi, sistematis penyampaian materi, dan ketepatan waktu) .
Selama pelaksanaan pengajaran terbimbing ini dilakukan kekurangan-
kekurangan yang telah dievaluasi oleh guru pamong tersebut direfleksikan oleh
praktikan sebagai berikut :
a. Pada tahapan pendahuluan praktikan masih kurang memberikan motivasi
kepada siswa (berupa pre-questioning atau apersepsi )
b. Pada kegiatan inti dalam memberikan materi, cara penyampain penjelasan
yang guru berikan lebih cenderung monoton, sehingga pada saat
pertengahan pelajaran siswa mulai merasa bosan dan cenderung ribut.
Refleksi ini dapat berguna bagi praktrikan untuk memperbaiki setiap kekurangan
yang dilakukan agar nantinya pengajaran yang selanjutnya dapat menjadi lebih
baik

2.3. Mengajar mandiri dan refleksi


2.3.1. Mengajar Mandiri
Setelah melakukan beberapa materi pada keterampilan mengajar
terbimbing selama satu bulan, praktikan melakukan kegiatan keterampilan dasar
mengajar secara mandiri. Jika keterampilan belajar-mengajar secara terbimbing
sudah dianggap mencukupi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
keterampilan mengajar secara mandiri. Pada saat keterampilan mengajar secara
mandiri, praktikan tidak lagi diamati atau dibimbing oleh guru pamong di kelas.
Namun, praktikan diberi kesempatan penuh untuk melatih diri secara mandiri
dalam menginterpretasikan seluruh keterampilan mengajar yang telah diperoleh
selama terbimbing untuk mengasah keterampilan mengajar. Tahapan ini
merupakan tahapan akhir dalam kegiatan PPL.
Dalam hal mengajar secara mandiri, praktikan diberi kesempatan untuk
merencanakan pembelajaran secara mandiri, dan guru pamong memberikan
perbaikan-perbaikan jika praktikan menemui kesulitan dalam proses
pembelajaran. Perbaikan-perbaikan yang diberikan berdasarkan diskusi yang
dilakukan praktikan dengan guru pamong. Kendala yang dihadapi pada tahap saat
pertama kali mengajar mandiri ini ialah adanya beberapa siswa yang masih
ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2.3.2. Refleksi
Setelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian
melaksanakan pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar
secara mandiri ini ialah mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui
tugas-tugas dan ulangan harian dan remedial.
Kendala yang dihadapi praktikan adalah pada saat proses belajar mengajar
berlangsung dan beberapa siswa yang ribut dan menganggu temannya yang lain
sehingga pada saat praktikan menjelaskan materi tidak tersampaikan dengan baik.
Selain itu dapat praktikan refleksikan sebagai calon guru sebaiknya praktikan
harus tegas dalam menegur atau memberi hukuman kepada siswa yang
mengganggu tersebut sehingga kegaduhan dalam kelas dapat cepat teratasi.
Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah ketika pemberian penilaian kepada
siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah
tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan.
Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan
solusi mengatasi masalah pada pelaksanaan mengajar terbimbing.

2.4. Kegiatan non akademik dan refleksi


2.4.1. Kegiatan Non Akademik
Kegiatan nonakademik adalah kegiatan di luar proses pembelajaran yang
biasa juga disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya
dilaksanakan di luar jam sekolah agar tidak mengganggu KBM. Kegiatan
ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah juga tidak kalah pentingnya dengan
kegiatan akademik. Melalui kegiatan ini siswa bisa menyalurkan minat dan bakat
mereka terhadap hal-hal yang positif dan bermanfaat. Selain itu, keikutsertaan
dalam kegiaatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu syarat untuk naik kelas.
SMA Plus Negeri 7 Bengkulu memiliki bermacam-macam kegiatan
ekstrakurikuler yaitu: Paskibra, Risma, Seni Tari, Seni Teater, Seni Musik
(Musik Dol), Tari Kreasi, PMR, SKR, dan English Club. Sedangkan dalam bidang
olahraga yaitu : Basket, Volley, dan Sepak Bola. Kegiatan-kegiatan ini biasanya
dilaksanakan di lapangan yang berada di tengah-tengah bangunan sekolah dengan
hari yang berbeda. Kegiatan ini juga dibina oleh salah satu guru.
Ada juga kegiatan nonakademik yang mungkin jarang dilakukan oleh
sekolah-sekolah lainnya. Kegiatan ini adalah kegiatan sapa pagi yang
dilaksanakan oleh guru piket. Teknis pelaksanaan kegiatan ini adalah guru yang
piket pada hari bersangkutan berdiri di dekat pintu gerbang sekolah, dan setiap
siswa yang datang menyalami guru tersebut. Kegiatan ini sangat baik, karena
selain menumbuhkan rasa hormat dan mempererat hubungan antara guru dan
siswa juga bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan siswa. Selain bersalaman
dengan siswa, guru juga berkewajiban memeriksa kelengkapan dan kerapian
siswa dalam berpakaian. Bila ada siswa yang tidak mematuhi peraturan maka dia
akan diberi sanksi oleh guru piket.
Kegiatan nonakademik lainnya yang juga sangat bermanfaat dilakukan
pada hari sabtu yaitu senam pagi dan hari jum’at siswa laki-laki ke masjid untuk
sholat jum’at disertai dengan kultum yang diisi oleh guru agama islam. Hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak hanya memiliki kecerdasan dalam akademis saja,
tetapi juga kecerdasan spiritual.
2.4.2. Refleksi
Sebagian besar kegiatan non akademik di SMA N Plus 7 Bengkulu ini
sudah berjalan dengan baik, seperti kegitan mingguan pembinaan rohani yang
dilaksanakan pada hari jumat sebelum jam pelajaran dimulai yaitu pukul 07.30-
08.10 WIB sudah dilaksanakan dengan rutin dan diikuti semua siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA N 7 Kota Bengkulu ini ada bermacam-
macam jenis kegiatan seperti pada tabel diatas, dan pelaksanaan ekstrakurikuler
tersebut dilakukan sore hari sesudah jam pelajaran siswa. Ekstrakurikuler ini
dimaksudkan untuk menyalurkan bakat siswa dan kegiatan diluar akademik,
dimana setiap siswa diwajibkan mengikuti satu ekstrakurikuler dan maksimal 2
ekstrakurikuler atau siswa tidak boleh mengikuti ekstrakurikuler lebih dari 2
dimaksudkan agar tidak mengganggu aktivitas akademik siswa tersebut.

2.5. Masalah pembelajaran yang dipecahkan pratikan dengan


PTK
2.5.1. Masalah Pembelajaran yang dihadapi guru
Secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar, guru tidak terlalu
mendapatkan kesulitan yang begitu berarti karena semua permasalahan yang
ditemui masih bisa diatasi. Adapun beberapa masalah yang sering timbul di dalam
kelas antara lain ada beberapa siswa yang sering tidak masuk sekolah, siswa
sering ribut saat guru menerangkan pelajaran, siswa sering terlambat masuk kelas,
masih rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh masih rendahnya
kualitas input dan motivasi belajar siswa dan masih kurangnya fasilitas mengajar
di kelas.

2.5.2. Pemecahan Masalah


Untuk mengatasi permasalahan diatas, pratikan mencoba menerapkan PTK
yaitu penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media
Microsoft Power Point untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar
siswa yang dilakukan sebanyak tiga siklus di kelas X1 dan X3 SMA Negeri Plus 7
Kota Bengkulu tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa. Penerapan
model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point
ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan motivasi dalam proses belajar Fisika
sehingga hasil belajar siswa lebih baik.

Dalam penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media


Microsoft Power Point ini, faktor-faktor yang diamati adalah:
1. Kemampuan menjawab soal Siswa
Hasil belajar siswa yang akan dilihat adalah nilai rata-rata siswa pada setiap
siklus setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan
model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power
Point untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Keaktifan siswa
Keaktifan siswa yang akan dilihat adalah aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI)
dengan media Microsoft Power Point ini, dimana siswa secara mandiri
mengajukan pertanyaan kepada guru.
3. Respon Siswa
Respon siswa yang akan dilihat adalah tanggapan siswa terhadap penerapan
model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power
Point , guru akan memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa merespons
pertanyaan guru.
Langkah-langkah model pembelajaran Direct Intruction(DI)
a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
b. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan
c. Membimbing pelatiahan
d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapaan
Penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft
Power Point Fisika untuk meningkatkan hasil benajar dan aktivitas siswa ini
dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III
3.3 Tahap Refleksi Akhir
Tahap refleksi Akhir merupakan suatu upaya reflektif dari guru terhadap
permasalahan yang ada di kelas, baik proses belajar mengajar, kemampuan,
maupun aktivitas belajar siswa dengan berpedoman pada (a) Pencapaian hasil
belajar fisika dan (b) wawancara guru bidang studi fisika. Pembelajaran dilakukan
dalam tiga siklus dan data hasil pengamatan yang diperoleh setiap siklus dijadikan
bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Langkah-langkah dalam
tahap pelaksanaan tindakan adalah:
A. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini telah dilakukan: (a) pembuatan silabus konsep Dinamika I, (b)
penyusunan rencana pengajaran untuk subkonsep gaya, (c) membuat skenario
pembelajaran yang meliputi langkah-langkah pengajaran dan bentuk-bentuk
kegiatan guru dan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang telah
direncanakan, (d) menyusun lembar observasi guru dan siswa dan dijadikan acuan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus kedua, dan (e) membuat
alat evaluasi berupa soal tes objektif.
2) Tahap Pelaksanaan
Siklus I dapat diselesaikan sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan (2 jam
pelajaran hari rabu dan 1 jam pelajaran hari senin dan jumat di kelas). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berpedoman pada skenario
pembelajaran siklus I yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan penutup.
Tahap Pendahuluan, pada kegiatan awal, guru memberikan pertanyaan awal
tentang materi gaya yang akan diajarkan kepada siswa yang bertujuan untuk
mengarahkan pikiran siswa kearah konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru
memotivasi siswa dengan pertanyaan tentang tentang konsep atau materi gaya
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menarik perhatian siswa terhadap konsep
yang akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi siswa dengan pertanyaan
tentang konsep atau materi gaya dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap Inti, (1) Guru membimbing siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya
masing-masing, (2) guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, (3) Guru
menjelaskan mengenai batasan waktu dalam mengisi LDS, (4) Guru membagikan
LDS pada setiap siswa, (5) Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja
siswa dan maksud perintah masing-masing pertanyaan, (6) Guru berkeliling dan
mengawasi siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LDS, (7) Guru menengur
siswa yang tidak bekerja atau ribut, (8) Guru memberi aba-aba bahwa waktu
untuk menyelesaikan soal hampir selesai, (9) setelah semua siswa selesai, guru
membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara guru menunjuk salah
satu siswa secara acak untuk memaparkan jawabannya, (10) Guru memberikan
pujian verbal dan tepuk tangan kepada siswa yang bersedia memaparkan
jawabannya, (11) Guru mengarahkan siswa yang lain untuk membandingkan
jawabannya serta memberi kesempatan jika ada siswa yang inginbertanya.
Pengamatan (Observasing)
Proses pengamatan kelas dilaksanakan dalam tahap ini yang bertujuan untuk
mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas dengan
berpedoman pada lembar observasi guru dan siswa.
d. Refleksi
Pada tahap ini, refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh
kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk mengkaji kegiatan yang sudah
dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media komputer
berbasis PowerPoint, kemudian hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun
rencana perbaikan pelaksanaan siklus II.
B. Siklus II
Pada siklus ini melaksanakan langkah-langkah mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi berdasarkan refleksi siklus I. Artinya perencanaan
sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I (hasil yang baik pada siklus I
dipertahankan dan ditingkatkan serta yang kurang baik diperbaiki). Adapun tahap-
tahapnya yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini telah dilakukan: (a) pembuatan silabus konsep Dinamika I, (b)
penyusunan rencana pengajaran untuk subkonsep hukum Newton, (c) membuat
skenario pembelajaran yang meliputi langkah-langkah pengajaran dan bentuk-
bentuk kegiatan guru dan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang telah
direncanakan, (d) menyusun lembar observasi guru dan siswa dan dijadikan acuan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus ketiga, dan (e) membuat
alat evaluasi berupa soal tes objektif dan dibuat berdasarkan indikator
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Siklus II dapat diselesaikan sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan (2 jam
pelajaran hari rabu dan 1 jam pelajaran hari senin dan jumat di kelas). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berpedoman pada skenario
pembelajaran siklus II yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan penutup.
Tahap Pendahuluan, pada kegiatan awal, guru memberikan pertanyaan awal
tentang hukum Newton yang akan diajarkan kepada siswa yang bertujuan untuk
mengarahkan pikiran siswa kearah konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru
memotivasi siswa dengan pertanyaan tentang tentang konsep atau materi hukum
Newton dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menarik perhatian siswa terhadap
konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi siswa dengan pertanyaan
tentang konsep atau materi hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap Inti, (1) Guru membimbing siswa untuk duduk berdasarkan kelompok
masing-masing, (2) guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, (3) Guru
menjelaskan mengenai batasan waktu dalam mengisi LDS, (4) Guru membagikan
LDS pada setiap siswa, (5) Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja
siswa dan maksud perintah masing masing pertanyaan, (6) Guru berkeliling dan
mengawasi siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LDS, (7) Guru menegur
siswa yang tidak bekerja atau ribut, (8) Guru memberi aba-aba bahwa waktu
untuk menyelesaikan soal hampir selesai, (9) Setelah semua siswa selesai, guru
membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara guru menunjuk salah
satu siswa secara acak untuk memaparkan jawabannya, (10) Guru memberikan
pujian verbal dan tepuk tangan kepada siswa yang bersedia memaparkan
jawabannya, (11) Guru mengarahkan siswa yang lain untuk membandingkan
jawabannya serta memberi kesempatan jika ada siswa yang ingin bertanya.
c. Observasi
Melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
berlangsung baik terhadap guru maupun siswa. Selanjutnya di laksanakan
evaluasi.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk mengkaji kegiatan yang sudah dilakukan
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media komputer berbasis
PowerPoint, kemudian hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana
perbaikan pelaksanaan siklus III.
C. Siklus III
Pada siklus ini melaksanakan langkah langkah mulai dari tahap perencanaan,
pelaksaan, dan evaluasi berdasarkan refleksi siklus II. Artinya perencanaan sesuai
dengan hasil refleksi pada siklus II (hasil yang baik pada siklus II dipertahankan
dan ditingkatkan serta yang kurang baik diperbaiki). Adapun tahap-tahapnya
yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap ini telah dilakukan: (a) pembuatan silabus konsep Dinamika I, (b)
penyusunan rencana pengajaran untuk subkonsep gaya gesek, (c) membuat
skenario pembelajaran yang meliputi langkah-langkah pengajaran dan bentuk-
bentuk kegiatan guru dan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang telah
direncanakan, (d) menyusun lembar observasi guru dan siswa (terlampir) yang
digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dan dijadikan acuan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus kedua, dan (e) membuat alat
evaluasi berupa soal tes objektif dan dibuat berdasarkan indikator pembelajaran
yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Tahap Pelaksanaan
Siklus III dapat diselesaikan sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan (2 jam
pelajaran hari rabu dan satu jam pelajaran hari senin dan jum’at di kelas).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berpedoman pada
skenario pembelajaran siklus III yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan penutup.
Tahap Pendahuluan, (1) guru menampilkan judul dan indikator pembelajaran
yang disampaikan secara lisan kepada siswa. (2) memusatkan perhatian siswa
pada materi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan awal tentang materi
gaya gesek yang akan diajarkan kepada siswa yang bertujuan untuk mengarahkan
pikiran siswa kearah konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi
siswa dengan pertanyaan tentang tentang konsep atau materi gaya gesek dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat menarik perhatian siswa terhadap konsep yang
akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi siswa dengan pertanyaan tentang
konsep atau materi gaya gesak dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap Inti, (1) Guru membimbing siswa untuk duduk berdasarkan kelompok
masing-masing, (2) Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, (3) Guru
menjelaskan mengenai batasan waktu dalam mengisi LDS, (4) Guru membagikan
LDS pada setiap siswa, (5) Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja
siswa dan maksud perintah masing-masing pertanyaan, (6) Guru berkeliling dan
mengawasi siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LDS, (7) Guru menegur
siswa yang tidak bekerja atau ribut, (8) Guru memberi aba-aba bahwa waktu
untuk menyelesaikan soal hampir selesai, (9) setelah semua siswa selesai, guru
membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara guru menunjuk salah
satu siswa secara acak untuk memaparkan jawabannya, (10) Guru memberikan
pujian verbal dan tepuk tangan kepada siswa yang bersedia memaparkan
jawabannya, (11) Guru mengarahkan siswa yang lain untuk membandingkan
jawabannya serta memberi kesempatan jika ada siswa yang ingin bertanya. Dari
hasil jawaban siswa yang diperoleh terlihat bahwa pemahaman siswa tentang
Dinamika I sudah optimal karena sesuai dengan konsepsi fisika.
Tahap Penutup, (1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang telah disampaikan. (2) Siswa dengan bimbingan guru menarik
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. (3) Guru memberikan evaluasi (tes)
pada akhir pembelajaran.

c. Observasi
Melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
berlangsung baik terhadap guru maupun siswa. Selanjutnya di laksanakan
evaluasi.
d. Refleksi
Setelah dilakukan analisi lembar tes dan observasi kemudian dilakukan refleksi
untuk mengkaji kegiatan yang telah dilakukan.
2.5.4.1 Pembahasan
1. Kemampuan menjawab soal
Dari hasil tes yang dilakukan setiap siklus, diketahui bahwa setelah
dilakukan teknik summarization maka kemampuan menjawab soal siswa
meningkat. Hal ini dapat diperoleh dari data yang ditunjukkan oleh tabel
berikut :
Tabel 5. Nilai hasil tes siswa setiap siklus
Siklus Nilai rata-rata Ketuntasan belajar Daya serap
siswa
I 75,3 65,4% 94,1%
II 75,75 75% 94,7%
III 90,35 100% 100%

Dari data diatas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
dicapai pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 75,3
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 75,75 berarti meningkat
0,45 dan pada siklus III nilai rata-rata adalah 90,35 berarti meningkat 14,6.
Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 65,4% sedangkan ketuntasan
belajar pada siklus II sebesar 75% atau meningkat sebesar 100%
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan
menggunakan model Direct Intruction(DI pada pokok bahasan Dinamika I
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N Plus 7 Kota
Bengkulu.
2. Keaktifan Siswa
Pada Akhir pembelajaran siklus I, siswa diberikan penjelasan
mengenai materi dan dijelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fisika
dengan menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power
Point. Pada siklus I ini, siswa masih belum terbiasa belajar melalui Model
pembelajaran ini. Siswa masih sangat memerlukan bimbingan baik untuk
menyelesaikan soal-soal maupun dalam membuat ringkasan teks yang
diberikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa masih
belum termotivasi untuk aktif dalam proses belajar mengajar.
Pada saat diminta mengerjakan soal-soal masih banyak siswa yang
masih bingung. Begitu juga saat diberikan pertanyaan yang membimbing
untuk menjawab soal yang diberikan tetapi setelah diberikan penjelasan dan
bimbingan oleh guru, sebagian siswa sudah mulai dapat membuatnya. Tetapi
masih banyak siswa yang hanya menunggu jawaban dari siswa lainya.
Bahkan ada siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelskan oleh guru.
Pada siklus I, keaktifan siswa melalui pembelajaran Fisika dengan
menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point
dilihat dari hasil pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat
berada pada kriteria cukup dengan skor keaktifan yang diperoleh adalah 16.
Dimana siswa berada pada tahap penyesuaian Fisika dengan menggunakan
Direct Intruction(DI) Rata-rata siswa masih terbiasa dengan modelyang
digunakan gurunya sebelum model Direct Intruction(DI) dengan media
Microsoft Power Point diterapkan. Namun waktu yang digunakan siswa
banyak yang terbuang karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran
Fisika dengan menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft
Power Point. Guru juga berkeliling untuk membimbing setiap siswa untuk
dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Pada saat pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif.. Selain
itu, masih dijumpai siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan
kegiatan belajar mengajar, seperti main, sibuk membuat gambar-gambar di
bukunya dan mengobrol.
Pada siklus II, keaktifan siswa melalui pembelajaran Fisika dengan
menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point
dilihat dari hasil pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat
berada pada kriteria baik dimana skor rata-rata kektifan siswa yang diperoleh
adalah 21. Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan, siswa sudah terlihat
aktif dan sudah terbiasa belajar melalui pembelajaran Direct Intruction(DI)
dengan media Microsoft Power Point.
Sehingga secara umum terlihat bahwa kriteria keberhasilan yang
ditetapkan telah tercapai, dengan melakukan perbaikan-perbaikan tindakan
dalam mengatasi masalah yang ada saat proses pembelajaran melalui model
Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point guna
meningkatkan keaktifan belajar Fisika siswa.

2.5.5.Kesimpulan dan Saran


2.5.5.1. Kesimpulan
1. Pembelajaran fisika dengan menggunakan media komputer berbasis software
microsoft oppice point melalui model pembelajaran langsung (DI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Dinamika I di kelas X SMA
plus Negeri 7 Kota Bengkulu, yaitu pemahaman konsep dengan nilai rata-
rata siklus 1 sebesar 75,3, siklus II sebesar 75,75 dan siklus III sebesar
90,35, daya serap siswa siklus I sebesar 94,1%, siklus II sebesar 94,7%, dan
siklus III sebesar 100%, dan ke tuntasan belajar siklus I sebesar 64%, siklus
II sebesar 75% dan siklus III sebesar 100%. Sedangkan untuk hasil belajar
kinerja ilmiah dengan nilai rata-rata siklus I sebesar 76,25, siklus II rata-
ratanya sebesar 78,75, dan untuk siklus III dengan rata-ratanya 83,75.
2. Pembelajaran fisika dengan menggunakan media komputer berbasis berbasis
software microsoft oppice point melalui model pembelajaran langsung (DI)
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika pada konsep
getaran dan gelombang di kelas X SMA plus Negeri 7 Kota Bengkulu, pada
siklus 1 rata-rata skor sebesar 50,5 dengan kriteria baik, pada siklus II
sebesar 50,5 dengan kriteria baik, dan siklus III sebesar 55,5 dengan kriteria
baik.
2.5.5.2.Saran
Hasil PPL ini dengan menggunakan media komputer berbasis software
microsoft oppice point melalui model pembelajaran langsung (DI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Namun demikian, hasilnya ini tidak
dimaksudkan untuk generalisasi jika model ini akan dicobakan pada situasi kelas
yang lain, perlu diperhatikan pemilihan tingkatan pendidikan dan kelas yang tepat,
karena kemungkinan jika diterapkan pada tingkatan pendidikan dan kelas yang
tinggi akan mendapatkan hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dapat
disimpulkan bahwa:
1. Fasilitas yang ada di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu sudah baik,
namun perlu dikembangkan karena mengingat bahwa SMA Plus Negeri 7
Kota Bengkulu merupakan sekolah plus di Bengkulu.
2. Terjalin hubungan yang harmonis antarwarga sekolah yang dibuktikan
dengan tegur sapa antar sesama warga sekolah.
3. Kedisiplinan warga sekolah cukup terjaga yang dibuktikan dengan
peraturan siswa masuk pukul 07.15 WIB dan siswa yang terlambat
dilarang masuk sebelum mendapat izin dari instansi sekolah yang
bertugas.
4. Adanya kegiatan yang dapat meningkatkan/mengembangkan kreatifitas
siswa seperti kegiatan ekstrakurikuler.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan, harus mampu membuat para siswa
melaksanakan kegiatan belajar secara optimal dengan cara menggunakan
sumber belajar yang tersedia secara maksimal. Pemanfaatan sumber belajar
yang tersedia akan membantu dalam proses pemecahan masalah sekaligus
meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.
Tujuan praktik mengajar adalah untuk menghasilkan tenaga guru
kependidikan yang memiliki seperangkat keterampilan, nilai dan sikap serta
pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya secara cakap dan tepat
penggunaannya dalam penyelenggaraan kependidikan dan pengajaran baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini dapat dilihat dari prestasi-prestasi
yang diperoleh siswa baik dari bidang akademik maupun nonakademik.
Begitu juga dengan prestasi yang diperoleh oleh guru, yang sangat
berkompeten di bidangnya. Prestasi-prestasi yang diraih dalam bidang
akademik dan nonakademik tidak lepas dari potensi siswa dan peran guru
yang sangat besar. Sarana dan prasarana yang tersedia juga sangat menunjang
dalam kelancaran proses pembelajaran.
Kegiatan administrasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu juga berjalan
dengan baik dan lancar. Hal ini dikarenakan para karyawan saling bekerja
sama dalam melaksanakan tugas dan tugas-tugas yang ada ditangani oleh
orang yang memang berkompeten dibidangnya. Kegiatan administrasi di
sekolah sangat penting karena kelancaran kegiatan administrasi sekolah sangat
mempengaruhi berlangsungnya proses pembelajaran. Para karyawan
administrasi memberikan pelayanan kepada siswa, guru, maupun institusi lain
yang ingin memperoleh informasi tentang SMA Plus Negeri 7 Kota
Beengkulu.
Kegiatan nonakademik atau kegiatan ekstrakurikuler di SMA Plus Negeri
7 Kota Bengkulu sudah cukup banyak. Kegiatan nonakademik ini bernilai
positif karena setiap siswa bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam
diri mereka dengan memilih kegiatan nonakademik sesuai dengan bakat dan
minat yang dimiliki oleh diri mereka masing-masing. Prestasi-prestasi di
bidang nonakademik sangat membanggakan karena tidak kalah dengan
prestasi yang dicapai di bidang akademik.
Masalah pembelajaran yang dihadapi oeh guru dalam pengelolaan kelas
tidak terlalu besar karena guru-guru di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
sangat profesional sehingga masalah pembelajaran tersebut dapat teratasi.
Namun, hal ini berbeda bagi praktikan, masalah pembelajaran yang ada dapat
menjadi masalah karena praktikan belum banyak pengalaman dan belum
menguasai keterampilan dasar mengajar sepenuhnya.

B. Saran
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, praktikan yang sedang
melaksanakan PPL seharusnya dapat membantu seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan sekolah untuk menambah pengalaman dan mengasah
kemampuan yang dimiliki agar dapat menjadi seorang guru profesional sesuai
dengan bidang masing-masing. Sebagai seorang guru, praktikan harus bisa
memecahkan semua masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Kondisi sekolah yang nyaman akan semakin meningkatkan prestasi
belajar. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana serta pelayanan harus selalu dilakukan demi kemajuan bersama.
Kemajuan pendidikan suatu sekolah ditentukan oleh semua komponen maka
seluruh komponen harus saling membantu untuk melakukan yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA

Unit Ppl Fkip Unib. 2010. Buku Panduan Praktik Pengalaman Lapangan. Unib
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : X/I (satu)
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Dinamika Partikel
Sub Poko Bahasan : Hukum Newton tentang Gerak
Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Pertemuan ke : I (satu)

I. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda
titik.

II. Kompetensi Dasar

2.3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak
lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan

III. Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia)
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan
sehari-hari.

IV. Tujuan Pembelajaran


Setelah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan mampu
1. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak.
2. Memformulasikan hukum II Newton
3. Menyebutkan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam
kehidupan sehari-hari.

V. Materi Pembelajaran
Hukum Newton tentang Gerak

VI. Metode Pembelajaran


Metode : - Diskusi

VII. Media/Alat Pembelajaran


Papan tulis, spidol, dan penghapus.
VIII.Sumber Belajar
a. Buku Fisika Yudhistira kelas X
b. Lembar Diskusi Siswa
c. Buku referensi yang relevan

IX. Langkah-langkah Pembelajaran

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


a. Pendahuluan 1. Guru 1. Siswa menjawab salam dan

Fase 1 mengawali pelajaran mengkondisikan agar siap


dengan mengucapakan belajar.
Menyampaikan
salam 2. Siswa mendengarkan guru
tujuan dan
2. Guru mengabsen.
memotivasi
mengkondisikan kelas agar 3. Siswa mendengarkan tujuan
siswa
siswa siap untuk belajar pembelajaran yang
3. Guru disampikan guru.
mengabsen siswa 4. Siswa menjawab pertanyaan
4. Guru guru.

menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5. Guru
memotivasi siswa dengan
memberikan sebuah
pertanyaan:
“Mengapa pada saat di
dalam mobil tubuh kita
akan bergerak ke depan
ketika mobil direm
mendadak?”

b. Inti 1. Guru menyajikan informasi 1. Siswa mencatat informasi


bahwa Hukum Newton yang disampaikan guru.
Fase 2
tentang Gerak terbagi
Menyajikan/me- menjadi tiga.
nyampaikan
informasi
Fase 3 2. Guru membimbing siswa 1. Siswa membentuk kelompok
dalam pembentukan diskusi.
Mengorganisasi-
kelompok diskusi yang 2. Perwakilan dari kelompok
kan siswa dalam
terdiri dari 5-6 orang. mengambil Lembar Diskusi
kelompok-
3. Guru membagikan Lembar Siswa.
kelompok belajar
Diskusi Siswa.

Fase 4 1. Guru membimbing 1. Siswa (dibimbing oleh guru)


kelompok dalam mendiskusikan pengertian
Membimbing
mengerjakan Lembar Hukum I Newton dan
kelompok
Diskusi Siswa penerapannya dalam
bekerja dan
kehidupan sehari-hari.
belajar
2. Siswa dalam kelompoknya
mendiskusikan pengertian
Hukum II Newton dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Siswa mendiskusikan
dengan kelompoknya
mengenai hukum III
Newton.
Fase 5 1. Guru meminta perwakilan 1. Perwakilan beberapa
beberapa kelompok untuk kelompok mempresentasikan
Evaluasi
mempresentasikan hasil hasil diskusi kelompok
diskusi. secara klasikal dan
2. Guru menanggapi hasil kelompok yang lain
diskusi kelompok dan menanggapi.
memberikan informasi yang 2. Siswa mencatat informasi
sebenarnya. yang diberikan guru.
3. Guru memberikan beberapa 3. Siswa mengerjakan soal
soal mengenai Hukum yang diberikan guru
Gerak Newton.
Fase 6 1. Guru memberikan 1. Kelompok siswa yang
penghargaan kepada kinerjanya bagus menerima
Memberikan
kelompok siswa yang penghargaan dari guru.
Penghargaan
kinerjanya bagus.
c. Penutup 1. Guru menyimpulkan dan 1. Siswa mencatat kesimpulan
memberi penekanan pada materi pelajaran.
materi pelajaran 2. Siswa mencatat tugas yang
2. Guru memberikan tugas diberikan guru.
rumah berupa latihan soal.

X. Evaluasi
a. Aspek yang dinilai : koqnitif
b. Jenis tes : tertulis
c. Bentuk tes : Essay

XI. Soal
1. Gaya sebesar 2,5 N diberikan kepada benda bermassa 5 g. Hitunglah
percepatan yang dialami benda tersebut?
2. Sebuah truk yang bermassa 2.000 kg dan melaju dengan kecepatan 36
km/jam menabrak sebuah pohon dan berhenti dalam waktu 0,1 sekon.
Berapa besar gaya rata-rata pada truk selama berlangsungnya tanrakan?

XII. Kunci Jawaban

1.

2. m/s2

XIII. Tindak lanjut


Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : X/I (satu)
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Dinamika Partikel
Sub Poko Bahasan : Jenis-jenis Gaya
Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Pertemuan ke : II (dua)

I. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda
titik.

II. Kompetensi Dasar

2.4 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak
lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan

III. Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menyelidiki karakteristik gesekan statis dan kinetis.

IV. Tujuan Pembelajaran


Setelah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian gaya normal dan gaya berat
2. Membedakan gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.
3. Menggambarkan diagram gaya pada benda yang diletakkan pada bidang
datar dan bidang miring.
V. Materi Pembelajaran
Jenis-jenis Gaya

VI. Metode Pembelajaran


Metode : - Diskusi

VII. Media/Alat Pembelajaran


Papan tulis, spidol, dan penghapus.

VIII.Sumber Belajar
a. Buku Fisika Yudhistira kelas X
b. Lembar Diskusi Siswa
c. Buku referensi yang relevan

IX. Langkah-langkah Pembelajaran

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


a. Pendahuluan 1. Guru mengawali pelajaran 1. Siswa menjawab salam dan

Fase 1 dengan mengucapakan mengkondisikan agar siap


salam belajar.
Menyampaikan
2. Guru mengkondisikan kelas 2. Siswa mendengarkan guru
tujuan dan
agar siswa siap untuk mengabsen.
memotivasi
belajar 3. Siswa mendengarkan tujuan
siswa
3. Guru mengabsen siswa pembelajaran yang
4. Guru menyampaikan tujuan disampikan guru.
pembelajaran. 4. Siswa menjawab pertanyaan
5. Guru memotivasi siswa guru.

dengan memberikan sebuah


pertanyaan:
“Mengapa pada kita
menarik benda di atas tanah
datar terasa lebih berat
tarikannya dibandingkan
menarik benda di atas
keramik licin?”

b. Inti 1. Guru menyajikan informasi 1. Siswa mencatat informasi yang


bahwa gaya-gaya yang disampaikan guru.
Fase 2
berlaku pada hukum Newton
Menyajikan/me- terdiri dari gaya berat, gaya
nyampaikan normal, dan gaya gesek.
informasi
Fase 3 1. Guru membimbing siswa 1. Siswa membentuk kelompok
dalam pembentukan diskusi.
Mengorganisasi-
kelompok diskusi yang 2. Perwakilan dari kelompok
kan siswa dalam terdiri dari 4 orang. mengambil Lembar Diskusi
kelompok- 2. Guru membagikan Lembar Siswa.
kelompok belajar Diskusi Siswa.

Fase 4 1. Guru membimbing 3. Siswa (dibimbing oleh guru)


kelompok dalam mendiskusikan pengertian
Membimbing
mengerjakan Lembar gaya berat dan gaya normal.
kelompok
Diskusi Siswa 4. Siswa mendiskusikan
bekerja dan
dengan kelompoknya
belajar
tentang cara menggambar
diagram gaya berat dan gaya
normal.
5. Siswa dalam kelompoknya
mendiskusikan pengertian
gaya gesekan dan perbedaan
gaya gesekan kinetis dan
gaya gesekan statis.

Fase 5 1. Guru meminta perwakilan 1. Perwakilan beberapa


beberapa kelompok untuk kelompok mempresentasikan
Evaluasi
mempresentasikan hasil hasil diskusi kelompok
diskusi. secara klasikal dan
2. Guru menanggapi hasil kelompok yang lain
diskusi kelompok dan menanggapi.
memberikan informasi yang 2. Siswa mencatat informasi
sebenarnya. yang diberikan guru.
3. Guru memberikan beberapa 3. Siswa mengerjakan soal
soal mengenai gaya berat, yang diberikan guru
gaya normal, dan gaya
gesekan.

Fase 6 1. Guru memberikan 1. Kelompok siswa yang


penghargaan kepada kinerjanya bagus menerima
Memberikan
kelompok siswa yang penghargaan dari guru.
Penghargaan
kinerjanya bagus
c. Penutup 1. Guru menyimpulkan dan 1. Siswa mencatat kesimpulan
memberi penekanan pada materi pelajaran.
materi pelajaran 2. Siswa mencatat tugas yang
2. Guru memberikan tugas diberikan guru.
rumah berupa latihan soal.

X. Evaluasi
a. Aspek yang dinilai : koqnitif
b. Jenis tes : tertulis
c. Bentuk tes : Essay

XI. Soal
1. Koefisien gesekan statis antara sebuah lemari kayu dengan lantai kasar
suatu bak truk sebesar 0,45. Berapa besar percepatan maksimum yang
masih boleh dimiliki truk agar agar lemari tetap tidak bergerak terhadap
bak truk?

N
2.

fs maks
w

Sebuah balok kayu yang beratnya 20 N diam di atas lantai mendatar.


Jika koefisien gesekan statis antara ballok dengan lantai 0,4, berapa
besar gaya gesekan statis maksimumnya?
XII. Kunci Jawaban
1. Percepatan maksi 2. F y 0 F x 0
F x ma N  w 0 F  f s maks 0
 fs ma N w F  f s maks
s  N  m  a N  20 N f s maks   s  N
 s  m.g  m  a f s maks  (0,4)(20)  8 N
a  s  g
 (0,45)(9,8)
 4.41 m/s 2

XIII. Tindak lanjut


Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

You might also like