Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Yusuf dan Syaiful Anwar (1995: 151) menginformasikan bahwa negara maju
seperti Amerika, Eropa, dan sebagainya telah menerapkan metodologi pengajaran
bahasa Arab telah berjalan baik. Pengajaran bahasa Arab yang mereka lakukan disertai
alat-aJat peraga/media pengajaran (audio visiucd aids) tersedia lengkap. Sehingga
dalam waktu enam bulan sampai satu tahun saja orang sudah mampu mengikuti kuliah-
kuliah, memahami buku-buku, berkomunikasi/berkunjung ke negara-negara Arab.
Bahkan dapat menulis disertasi dengan bahasa Arab.
Hal demikian menjadi tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia. Khususnya
sekolah-sekolah agama maupurt perguruan tinggi Islam yang telah menggunakan
kurikulum yang berorientasi pada agama dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi,
Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengubah anak didik
sebelum dilibatkan dalam kegiatan tersebut menjadi anak didik sesudah mengalami
kegiatan tersebut dalam waktu tertentu. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu
pengajaran ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor metode
* Tenaga Pengajar Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjannasm
dan Staf Bahasa Arab pada Pusat Pelayanan Bahasa IAIN Antasari Banjarmasin-
2 FIKRAH, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2006
Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-pat
memiliki arti sebagai berikut;
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah N.K,
1985:125).
b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-
anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini, dkk, 1983:
106).
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin,
dkk, 1987: 100).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill
(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan melatih
siswa agar menguasai pelajaran dan terampil.
Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan
pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh
guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
2. Tujuan Metode drill (latihan Siap)
Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan
melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu.
Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan. (Pasaribu dan B.
Simandjuntak, 1986: 112).
Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1985: 125-126) dalam strategi belajar
mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini biasanya dipergunakan untuk tujuan
agar siswa:
a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,
mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam
olah raga.
AHMAD MURADI, Pelaksanaan Metode ... 5
Ha! ini berhubungan dengan metode drill dan metode Audio-Lingual (al-
Sam'iyyah al-Nuthqiyyah) di mana siswa dilatih menggunakan bahasa
dengan perubahan-perubahannya sesuai dengan objek, tentang sesuatu.
Oleh karenanya pemberian kosa ^ata/mu/raaat sangat diperlu-kan. Hal ini
berbeda dengan metode gramatika atau metode qcswaid wa tarjamah.
Sebab metode gramatika atau metode qawaid wa tarjamah dalam pembe-
lajarannya mengarah kepada diskusi dan analisis tentang susunan kalimat.
Dan ini hanya cocok bagi siswa yang sudah mempunyai dasar dalam
bahasa yang dipelajari /tingkat menengah dan atas bukan bagi pemula).
4. Bahasa adalah apa yang dikatakan secara aktif bukan apa yang mesti
dikatakan.
Maksudnya adalah siswa dibekali dengan ungkapan-ungkapan yang mas-
hur/resmt (/vshha) dan ungkapan-ungkapan yang tidak mashur/tidak resmi
('amiyyah). Serta dibekali dengan pola-pola kalimat dan contoh-contoh
yang bisa dipergunakan dalam berbicara. Dan bukan membekali siswa
dengan materi tentang perbedaan-perbedaan aksen (lahjah) antara satu
daerah (Arab) dengan daerah lain secara mendetail-
5. Bahasa dalam penuturannya berbeda-beda
Maksudnya adalah pengucapan, susunan, dan simantik serta aspek lainnya
antara bahasa ibu dengan bahasa asing itu berbeda. Oleh karenanya dalam
pembelajaran bahasa asing bagi pemula. Mereka hams meogucapkan
secara berulang-ulang (tardid) huruf demi huruf agar tidak terpengaruh
dengan bahasa ibu. Sehingga mereka dalam berbahasa sanggup secara
otomatis dan refleks seolah-olah sebagai bahasa ibu sendiri. Namun hal ini
dalam pelaksanaan dan pembiasaannya memerlukan usaha serius bagi
guru dan siswa.
Agar metode drill (latihan siap) dapat efektifdan berpengaruh positifterhadap
pembelajaran bahasa Arab, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Drill diberikan hanya pada bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
Semisal pelajaran muhadasah, guru dapat memberikan contoh teks percakapan
dan siswa dapat langsung menirukan apa yang telah didengarnya dari guru.
2. Drill harus memiliki tujuan yang lebih luas, di mana:
a. Siswa menyadari kalau pen-</r/7/-an yang dilakukan berguna untuk kehidupan
siswa selanjutnya, yaitu penguasaan bahasa Arab yang aktif dan komunikatif.
b. Siswa mempunyai sikap kalau pen-drill-aa. itu sebagai pelengkap belajar
selanjutnya.
AHMAO MURADI, Petaksanaan Metode ... 9
D. Penutup
Kemampuan guru dalam pengajaran bahasa Arab sangat penting khususnya
penguasaan terhadap mateode-metode pembelajarannya. Sehingga tujuan yang diha-
rapkan bisa tercapai.
Salah satu metode yang sering dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Arab
bagi pemula adalah metode drill (latihan siap). Metode drill (latihan siap) adalah suatu
cara menyajikan bahan pelajaran denganjalan melatih siswa agar menguasai pelajaran
dan terampii.
Di sinilah usaha sadar bagi guru untuk sclalu memperkaya dan mengembang-
kan diri terhadap penguasaan metode dan teknik pembelajaran.
Dengan pemahaman yang benar terhadap bahasa akan memungkin guru tepat
dalam memilih metode yang akan dipergunakan. Tentunya dengan memperhatikan
kemampuan siswa terhadap bahasa tersebut. Sehingga tercipta motivasi yang kuat,
proses belajar mengajar yang harmonis dan tercapai tujuan yang diharapkan.
DAFTARRUJUKAN
Badri. (tt.). Kamal dan Shah'h Muhammad Nashir. Usus Ta'Um al-hgah al-Ajna-
biyyah. Jakarta: LIPIA.
Dahlan, Juwairiyah. (1992). Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: al-
Ikhlas.
Ibrahim Badri, Kamat. (t.t.). Thuruq Ta 'Urn al-logah al-Ajnabiyyah, Fi al-Thuruq al-
'Aammah Fi Tadris al-logah. Jakarta: LIPIA.
Muhaimin dan Abdul Mujib. (1993). Pemiksran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Kaiya.
Sumardi, Muljanto. (1974). Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi
Metodohgi., Jakarta: Bulan Bintang.
Tsauri^ Ali. Asalib Tadris Maharah al-Logawiyyah, makalah dibacakan dalam Seminar
Meningkatkan Kualitas dan Menyamakan Metodik Didaktik Pengajaran di
LPBA Surabaya pada tanggal 7-8 Oktober 2000.
Yusuf, Tayar dan Syaifiil Anwar. (1997). Metode Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.