You are on page 1of 3

Nama : Happy Linda Christanti (081644673)

Hariyati (081644660)

Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif:


1. Asumsi ontologis: realitas bersifat objektif dan singular terpisah dari peneliti; peneliti independen
dari yang diteliti (asumsi epistemologis), bebas nilai dan menghindarkan bias (asumsi aksiologis);
formal, berdasar definisi, impersonal dan menggunakan bahasa kuantitatif (asumsi retoris); proses
deduktif, sebab akibat, desain statis kategori membatasi sebelum studi, bebas konteks, generalisasi
mengarah pada prediksi, eksplanasi dan pemahaman, akurasi dan reliabilitas melalui validitas dan
reliabilitas (asumsi metodologis). Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan
data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif
yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat
diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia
teliti (etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan.

2. Penelitian kuantitatif memiliki tujuan menjeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan
untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan
untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti, menguji teori, mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

3. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti Peneliti menggunakan teknik
manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas.

4. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis
terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan
norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.

5. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian yang
tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).

6. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi

7. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi.
8. Penelitian kuantitatif menggunakan paradgma positivistik-ilmiah. Segala sesuatu dikatakan ilmiah
bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan
(Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk
percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik. Penelitian kuantitatif sering bertolak dari
teori, sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima
atau menolak teori).

9. Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat. Peneliti


seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X
mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y,
penelitian eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan
seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan
hanya melalui teknikteknik penelitian melainkan juga melalui analisis statistik.

10. Mengenai waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan. Peneliti dapat
menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data; jumlah tenaga yang
diperlukan; berapa lama pengumpulan data akan dilakukan; dan jenis data yang akan dikumpulkan
sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah
dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan penyajian data – termasuk
tabel-tabel yang akan dipergunakan — sudah dapat ditentukan.
11.
Ciri- Ciri Pokok Penelitian Kualitatif
1. Naturalistic Inquiry Mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,;
terbuka pada apapun yang timbul.
2. Inductive analysis Mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan kategori, dimensi, dan
kesaling hubungan.
3. Holistic perspective Seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih
dari sekedar penjumlahan
4. Qualitative data Deskriptif terinci, kajian dilakukan secara mendalam
5. Personal contact dan insight Peneliti memounyai hubungan langsung dan bergaul erat dengan
orang-orang dan situasi, gejala yang sedang dipelajari
6. Dynamic system Memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus
berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan
7. Unique case orientation Menganggap setaip kasus bersifat khusus dan khas
8. Context sensitivity Menempatkan temuan dalam dalam konteks sosial, historis dan waktu
9. Emphatic netrality Penelitian dilakukan secara netral agar objektif tapi bersifat empati
10. Design flexibility Design penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka, beradaptasi sesuai perubahan
yang terjadi (tidak bersifat kaku.

Kuantitatif Kualitatif
Realitas merupakan bentukan komunitas
Asumsi Fakta adalah realitas yang obyektif sosial
Variabel sulit diukur, kompleks, dan saling
Variabel dapat diidentifikasi dan diukur terkait
Terlepas dari obyek pengamatan Termasuk dalam obyek yang diamati
Tujuan Generalisasi hasil Menjelaskan konteks suatu fenomena
Prediktif Interpretatif
Penjelasan sebab akibat Memahami perspektif pelaku
Proses Dimulai dengan teori dan hipotesis Diakhiri dengan hipotesis/teori
Manipulasi dan pengendalian variabel Mengikuti data dan hasil temuan
Menggunakan instrumen pengukuran formal Peneliti sebagai instrumen
Deduktif Induktif
Analisa terhadap komponen temuan Mencari pola dalam temuan
Mencari konsensus/generalisasi Mengungkap kompleksitas fenomena
Mereduksi data ke dalam angka Data numerik/statistik sebagai pelengkap
Peran Lepas dan imparsial Keterlibatan personal dan parsial
Peneliti Pengungkapan obyektif Pemahaman empatik

You might also like