Professional Documents
Culture Documents
1. Latar Belakang
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh
Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato,
dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara
penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada
kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala
sesuatu. Thales berpenderian bahwa segala sesuatu tidak berdiri dengan sendirinya
melainkan adanya saling keterkaitan dan keetergantungan satu dengan lainnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi. diunduh tanggal 25 Oktober 2010. Mengenai
ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu,
ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya.
Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan
pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
Menurut Hornby (1974), filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang terbentuk
dari pencarian pengetahuan tentang watak dan makna kemaujudan atau eksistensi.
Filsafat dapat juga diartikan sebagai sistem keyakinan umum yang terbentuk dari kajian
dan pengetahuan tentang asas-asas yang menimbulkan, mengendalikan atau
menjelaskan fakta dan kejadian. Secara ringkas, dengan demikian, filsafat diartikan
sebagai pengetahuan tentang suatu makna. Hornby menyatakan pula bahwa
pengetahuan ialah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi jelas
mengenai kebenaran atau fakta. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang diatur dan
diklasifikasikan secara tertib, membentuk suatu sistem pengetahuan, berdasar rujukan
kepada kebenaran atau hukum-hukum umum.
Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari pengetahuan dengan jalan melakukan
pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha
membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan/penelitiannya. Dengan demikian, ilmu
merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut yang jelas dari
mana suatu ilmu pengetahuan berasal.
2. Pengertian Ontologi
1. Menurut bahasa,
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu.
Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2. Menurut istilah,
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan
ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak
(Bakhtiar , 2004).
3. Metafisika
Metafisika berasal dari bahasa Yunani meta yang berarti selain, sesuadah atau
sebalik, dan fisika yang berarti alam nyata. Maksudnya ilmu yang menyelidiki hakikat
segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak terbatas pada apa yang dapat ditangkap oleh
panca indra saja Hasbullah (dikutif surajiyo, 2005:115)
Dalam bahasa Inggris berakar dari bahasa Yunani ‘on’ berarti ada dan ontos
berarti keberadaan, logos berarti pemikiran Lorens Bagus : 2000). Sedangkan menurut
A.R. Lacey, ontologi berarti ‘” a central part of metaphisics” (bagian sentral dari
metafisika) sedangkan metafisika diartikan sebagai that which comes after physics, …
the study of nature in general (hal yang hadir setelah fisika, … studi umum mengenai
alam)
4. Asumsi
5. Peluang
Berdasarkan teori-teori keilmuan saya tidak akan pernah mendapatkan hal yang
pasti mengenai suatu kejadian, tanya seorang awam kepada seorang ilmuan. Ilmuan itu
menggelengkan kepala tidak, jawab seorang ilmuan sambil tersenyum apologetik, hanya
kesimpulan yang probabilistik. berdasar meteorology dan geofisika saya tidak pernah
merasa pasti bahwa esok hari akan hujan atau tidak akan hujan. Sambung orang awam,
kian penasaran. Seorang ilmuan hanya bisa mengatakan, umpamanya, bahwa dengan
probabilistik 0,8 esok tidak akan turun hujan.
”Apa artinya peluang 0,8 ini?” tanya orang awam.
Peluang 0,8 secara sederhana dapat diartikan bahwa probabilistik untuk turung
hujan esok adalah 8 dari 10 (yang merupakan kepastian). Atau sekiranya saya merasa
pasti (100 persen) bahwa esok akan turun hujan maka saya akan berikan peluang 1.0.
atau dengan perkataan lain yang lebih sederhana, peluang 0,8 mencirikan bahwa pada
10 kali ramalan tentang akan jatuh hujan, 8 kali memang hujan itu turun, dan dan dua
kali ramalan itu meleset.
Jadi, biarpun kita mempunyai 0,8 bahwa hari akan hujan namaun masih terbuka
kemungkinan bahwa hari tidak akan hujan?
”Benar demikian,” sahut ilmuan.
”Lalu apa keguanaan pengetahuan semacam itu?” kata orang awam.
Pertama harus saudara sadari bahwa ilmu tidak pernah ingin dan tidak pernah
berpretensi untuk mendapatkan penggetahuan yang bersifat mutlak. (dalam soal pretensi
6. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA