You are on page 1of 21

MAKALAH BUMI dan TATA SURYA

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima
planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit
(meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat
planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar.
Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di
luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9
juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779
juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta
km). Sejak pertengahan 2008, ada lima obyek angkasa yang diklasifikasikan sebagai
planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus.
Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya
diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan
sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan
Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit
alami, yang biasa disebut dengan “bulan” sesuai dengan Bulan atau satelit alami Bumi.
Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu
dan partikel lain.
A. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut:

1. Mendefinisikan makna bumi dan tata surya.


2. Mendefinisikan planet-planet yang ada di tata surya.
3. Mendefinisikan teori-teori terjadinya tata surya.
4. Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui makna bumi dan tata surya.


2. Dapat mengetahui terjadinya tata surya,
3. Menambah wawasan tentang bumi dan tata surya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tata Surya

Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup empat
planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh, Tata Surya
bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper,
bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua
objek melampaui Neptunus.

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam
tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet adalah sebuah
badan yang mengedari matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk
bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua
objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki delapan planet:
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan
status planetnya karena tidak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk
Kuiper. Planet kerdil adalah benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi matahari,
mempunyai massa yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri tetapi belum dapat
membersihkan daerah sekitarnya. Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah
planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris. Objek lain yang mungkin
akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar.

Planet kerdil yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus biasanya disebut “plutoid”.
Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari matahari adalah benda kecil Tata Surya

Ilmuwan ahli planet menggunakan istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat
yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu digunakan untuk menamai bahan bertitik lebur
tinggi (lebih besar dari 500 K), sebagai contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum
terdapat di Tata Surya bagian dalam, merupakan komponen pembentuk utama hampir
semua planet kebumian dan asteroid. Gas adalah bahan-bahan bertitik lebur rendah
seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah
tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti
air, metana, amonia dan karbon dioksida, memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat
kelvin. Bahan ini merupakan komponen utama dari sebagian besar satelit planet
raksasa. Ia juga merupakan komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering
disebut “es raksasa”), serta berbagai benda kecil yang terletak di dekat orbit Neptunus.

Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan
kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, ‘volatiles’ dapat ditemukan
sebagai es, cairan, atau gas di berbagai bagian Tata Surya.

B.     Matahari

Matahari dilihat dari spektrum sinar-X

Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem
Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini
menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan
fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini
dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum
optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning  yang berukuran tengahan,


tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan
bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, matahari termasuk cukup besar
dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu
sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang
terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih
cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret
utama, dan matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang
yang lebih cemerlang dan lebih panas dari matahari adalah langka, sedangkan bintang-
bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum.

Dipercayai bahwa posisi matahari pada deret utama secara umum merupakan “puncak
hidup” dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi
nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat
kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang “populasi I”. Bintang kategori
ini terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih
banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium (“metal” dalam sebutan
astronomi) dibandingkan dengan bintang “populasi II”. Unsur-unsur yang lebih berat
daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian
meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam
semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini. Bintang-bintang tertua
mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan
metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai
pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet
adalah hasil penggumpalan metal.

1. C. Medium antarplanet

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan


partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin matahari. Semburan partikel
ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam, menciptakan
atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling tidak sejauh 100 SA (lihat
juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet. Badai geomagnetis pada
permukaan matahari, seperti semburan matahari (solar flares) dan pengeluaran massa
korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan
cuaca ruang angkasa. Struktur terbesar dari heliosfer dinamai lembar aliran heliosfer
(heliospheric current sheet), sebuah spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis
matahari terhadap medium antarplanet. Medan magnet bumi mencegah atmosfer bumi
berinteraksi dengan angin matahari. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan
magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa. Interaksi antara angin matahari dan
medan magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dekat kutub
magnetik bumi.

Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar
Tata Surya. Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya.
Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan medan magnet
matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat
radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi, meski tidak diketahui
seberapa besar.

Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah mirip
piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata
Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini kemungkinan
terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan
planet-planet. Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan
mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.

1. D. Tata Surya Bagian dalam

Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan
asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam
melingkup dekat dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari
jarak antara Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam. Dari kiri ke kanan: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki
komposisi batuan yang padat, hampir tidak mempunyai atau tidak mempunyai bulan
dan tidak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama adalah
mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan
logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus,
Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat
permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di
antara matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

1) Merkurius

Merkurius (0,4 SA dari matahari) adalah planet terdekat dari matahari serta juga
terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya
di samping kawah meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes,
kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer
Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari
permukaannya karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak
Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar
planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan (“akresi”)
penuhnya terhambat oleh energi awal matahari.

2) Venus

Venus (0,7 SA dari matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti
bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya
juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi
dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit.
Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, kemungkinan
besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini
aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan
magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal
dari gunung berapi.

3) Bumi

Bumi (1 SA dari matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-
satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang
diketahui memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-
planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi memiliki
lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya,
karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.
Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di
dalam Tata Surya.

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan
Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara
ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara
-70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760
milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis
planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.

Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai
10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok
sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi
air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida,
dan gas lain.

Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku
setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang
bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800
kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi
setebal kurang lebih 85 kilometer.

Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental
Drift) yang menghasilkan gempa bumi.

Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik
terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter.
Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau
terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km . 2
4) Mars

Mars (1,5 SA dari matahari) berukuran lebih keci dari bumi dan Venus (0,107 massa
bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon
dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons
dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus
terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya
yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang
diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.

E.      Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-
satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk
beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah
ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering
disebut “es” dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi
dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet
jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang mengorbit matahari.
Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan
Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa
keduanya dikategorikan sendiri sebagai raksasa es. Keempat raksasa gas ini semuanya
memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah
dari bumi.
5) Yupiter

Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan
seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber
panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada
atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang
diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan
Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan
inti yang panas.Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran
lebih besar dari Merkurius.

6) Saturnus

Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan
dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya
sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau
95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata
Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum
dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski
hampir terdiri hanya dari es saja.Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan
merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup
berarti.

7) Uranus

Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di
antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari
matahari dengan bujkuran poros 90 derajad pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang
sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi
panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon,
Umbriel, Ariel dan Miranda.

8) Neptunus
Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa
bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam
tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus.Neptunus memiliki 13 satelit yang
diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair.
Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade).
Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan
Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer,
dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara
umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya
lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya
jarak dari matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi,
yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan
mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun.
Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan tahun.
Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet
berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok
komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal.
Sebagian komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi
menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan
volatilesnya telah habis karena panas matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper adalah sebuah cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi
komposisi utamanya adalah es. Sabuk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri dari
benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti
Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Para
ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang
berdiameter lebih dari 50 km, tetapi diperkirakan massa total Sabuk Kuiper hanya
sepersepuluh massa bumi. Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan
memiliki orbit di luar bidang eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi “sabuk klasik” dan resonansi. Resonansi
adalah orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit
Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama bermula pada Neptunus
sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus,
dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA. Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan
sebagai cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1.

Pluto dan Charon

Pluto dan ketiga bulannya

Pluto (rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah objek terbesar sejauh ini di Sabuk
Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sebagai planet yang
kesembilan, definisi ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatnya definisi formal
planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bidang
ekliptika) dan berjarak 29,7 SA dari matahari pada titik prihelion (sejarak orbit
Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tidak jelas apakah Charon, bulan Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan
sebagai satelit atau menjadi sebuah planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya
mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-
Charon sebuah sistem ganda. Dua bulan yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga
mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2
resonansi dengan Neptunus, yang berarti Pluto mengedari matahari dua kali untuk
setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang
sama disebut plutino.

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) adalah dua objek
terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea adalah sebuah objek
berbentuk telur dan memiliki dua bulan. Makemake adalah objek paling cemerlang di
sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL dan 2005 FY , pada tahun
61 9

2008 diberi nama dan status sebagai planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh
lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) dan lain seperti Pluto, keduanya tidak
dipengaruhi oleh Neptunus, sebagai bagian dari kelompok Objek Sabuk Kuiper klasik.

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) adalah objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan
menyebabkan mulainya debat tentang definisi planet, karena Eris hanya 5%lebih besar
dari Pluto dan memiliki perkiraan diameter sekitar 2.400 km. Eris adalah planet kerdil
terbesar yang diketahui dan memiliki satu bulan Dysnomia. Seperti Pluto, orbitnya
memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke
matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bidang ekliptika sangat membujur.

Heliopause

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang bergerak pada
kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang.
Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari
matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari matahari pada daerah searah
jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi
kencang, membentuk struktur oval yang dikenal sebagai heliosheath, dengan kelakuan
mirip seperki ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan
berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan
telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan
84 SA dari matahari. Batasan luar dari heliosfer, heliopause, adalah titik tempat angin
matahari berhenti dan ruang antar bintang bermula.

Bentuk dari ujung luar heliosfer kemungkinan dipengaruhi dari dinamika fluida dari
interaksi medium antar bintang dan juga medan magnet matahari yang mengarah di
sebelah selatan (sehingga memberi bentuk tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9
SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar
230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan matahari
seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum ada kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah
mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit
NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan
mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin matahari. Dalam pada itu, sebuah tim
yang dibiayai NASA telah mengembangkan konsep “Vision Mission” yang akan khusus
mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri dari
bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya merupakan sumber komet berperioda panjang.
Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya)
sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung
komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-
planet bagian luar. Objek Awan Oort bergerak sangat lambat dan bisa digoncangkan
oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya
pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.

Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip Pluto dengan
orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada
aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun
2003, menegaskan bahwa Sedna tidak merupakan bagian dari piringan tersebar
ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi
Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna adalah objek
pertama dari sebuah kelompok baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105.
Sebuah benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit
3.420 tahun. Brown menjuluki kelompok ini “Awan Oort bagian dalam”, karena
mungkin terbentuk melalui proses yang mirip, meski jauh lebih dekat ke matahari.
Kemungkinan besar Sedna adalah sebuah planet kerdil, meski bentuk kebulatannya
masih harus ditentukan dengan pasti.

Terjadinya Bumi dan Tata Surya

Telah dikemukakan bahwa galaksi terdiri dari berjuta-juta bintang dengan segala jenis,
bentuk, dan ukurannya. Salah satu diantara jutaan bintang tersebut adalah matahari
yang mempunyai sejumlah anggota yang disebut Tata Surya. Jadi, sebuah tata surya
terdiri dari satu matahari dan senua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Tata
surya dikelilingi oleh delapan planet, termasuk planet bumi.

Berikut ini dijelaskan beberapa hipotesis terjadinya bumi dan tata surya :

1. Hipotesis Kabut

Hipotesis yang sering dinamakan hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang
paling tua dan terkenal. Imanuel Kant (1724-1804), seorang ahli filsafat berkebangsaan
Jerman, membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Dikatakan bahwa di
jagad raya terdapat gunpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tenngah
kabut itu lama-kelamaan menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan
bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satrelitnya.

1. Hipotesis Planetesimal

Thomas C. Chamberlin (1843-1982) seorang ahli geologi dan ilmuan dari Amerika
menyampaikan teori yang dikenal sebagai Teori Planetesimal (berarti planet kecil)
dalam penelitiannya The Origin of the Earth (asal mula bumi) pada tahun 1916.

Manurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang
banyak. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu
jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun
bintang itu. Sebagian dari massa matahari itu tertarik kearah bintang.
Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke
permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari.
Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet kecil dan
beredar pada orbitnya.

1. Hipotesis Pasang Surut Gas

Pada tahun 1917 sarjana Inggris, James Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries,
menggunakan teori tentang terjadinya planet-planet. Hipotesisnya dikenal dengan nama
Hipotesis Tidal James-Jeffries. Menurut hipotesis ini pada suatu saat sebuah bintang
yang hamper sama besarnya dengan matahari melintas di dekat matahari. Hal ini
menimbulkan terjadinya pasang pada matahari. Pasang itu berbentuk seperti cerutu
yang sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami
perpecahan menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil. Butir-butir tetesan yang terbesar
diantaranya karena daya tariknya dapat menarik butir-butir yang kecil, sehingga
akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan sebesar planet-planet yang ada sekarang. Hal
yang sama juga terjadi pada pembentukkan satelit dari planet.

1. Hipotesis Peledakan Bintang

Teori ini dikemukakan oleh astronomi dari Inggris, Fred Hoyle pada tahun 1956.
Kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bitang (matahri juga bintang) dan pada
mulanya juga berevolusi satu sama lain. Ada juga diantaranya ynag memadat dan
mungkin juga terjerat ke dalam orbit keliling matahari. Banyak bintang yang meledak
akan bebas di ruang angkasa. Teori ini didukung banyak ahli astronomi, karena banyak
bintang ganda atau bitang kembar telah diketahui memang ternyata ada.Keberatan
terhadap teori ini adalah kebanyakan bintang di dalam 25 tahun cahaya matahari, agak
serupa dengan matahari dan sangat stabil.

1. Hipotesis Kuiper

Informasi mutakhir mengenai komposisi bintang dan planet menyatakan bahwa planet-
planet dan matahari muncul pada saat yang sama. Astronom bernama Gerard P. Kuiper
(1905-1973) mengemukakan bahwa semesta terdiri dari formasi bintang-bintang.
Menurut dia, dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari
gas hydrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian
memadat menjadi bintang tunggal, yaitu matahari.

Peristiwa berikutnya kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh
adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar. Gaya ini menyebabkan awan yang lebih
kecil terpecah-pecah menjadi awan-awan yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet.
Setelah suatu periode waktu yang lama, protoplanet tersebut menjadi planet-planet
seperti yang dilihat sekarang ini. Jika kedua awan itu mempunyai ukuran yang sama,
maka akan terbentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat sering terjadi di
alam semesta.

Ketika matahari memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energy
radiasi dipancarkan. Energy itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang,
seperti hydrogen dan helium, dari awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet
yang paling dekat ke matahari.

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

B
Kara Mer Ve M Yu Sat Ur Nep
u
kteri kuri nu ar pit urn an tun
m
stik us s s er us us us
i

4.49
14
22 2.8 8,25
Jarak 10 9, 77
7, 1.42 70, (30,
orbit 57,91 8,2 6 8,4
94 6,72 97 07)
(juta (0,3 1 0 1
(1, (9,5 (19
km) 9) (0, (1, (5,
52 4) ,19
(SA) 72) 0 20)
) )
0)

Wakt 0,
u 62
0,24 1, 1,
edara (2 11, 29, 84, 164,
(88 0 8
n 24 86 45 02 79
hari) 0 8
(tahu ha
n) ri)

Jang 58,6 24 23 24 9 10 17 16
ka 5 3,0 ja ja ja jam ja jam
m m
m m
2 56 37 47 7
rotas 55 14
hari ha m m men men
i me me
ri en en it it
nit nit
it it

Ekse
ntrisi 0, 0, 0,
0,20 0,0 0,0 0,0 0,00
tas 00 01 0
6 48 54 47 9
edara 7 7 93
n

Sudu
t
0,
inkli 3,3 1, 1,3 2,4 0,7
7,00 0 1,77
nasi 9 85 1 8 7
0
orbit
(°)

Sudu
t
inkli
nasi
23 25
ekuat 177 3,1 26,7 97, 29,5
0,00 ,4 ,1
or ,36 2 3 86 8
5 9
terha
dap
orbit
(°)

49.5
Diam
28
eter 12. 12 6. 142
4.87 120. 51.
ekuat 10 .7 8 .98
9 536 118
or 4 56 05 4
(km)

Massa
1,
(diba 0, 0, 317 14,
0,06 0 95,2 17,1
nding 81 15 ,8 5
0
Bumi)

Kepa
datan
mene 5,2 5, 3, 1,3 0,6 1,2
5,43 1,64
ngah 4 52 93 3 9 7
(g/c
m³)
-
Suhu +4 -
13
perm 37  89 
-173  3 
ukaa °C °C
°C °C -
n +4 +1 -
+167  - 10 -139  -201 
min. 64  5  197 
°C 55  8 ° °C °C
mene °C °C °C
+427  °C C
ngah +4 +
°C +
maks 97  58 
27 
. °C °C
°C

BAB III

PENUTUP

1. A. KESIMPULAN

Massa Tata Surya tidak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, dapat dihitung
dengan menambahkan semua massa obyek terbesar yang dihitung dan menggunakan
perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),  sabuk Kuiper
(sekitar 0,1 kali massa Bumi) dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)
dengan total massa 37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar
Matahari. Jika dikurangi dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya 31 kali massa
Bumi), sisanya 6 kali massa Bumi merupakan 1,3 persen dari massa keseluruhan.

Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA
jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto
berjarak sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya adalah
63.240 SA.

1. B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada pembaca
tentang bumi ban tata surya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dan dapat
memberikan refresnsi tentang bumi dan tata surya.

DAFTAR PUSTAKA

-                      Ischak, Drs. 1991. Geografi 2a, PT. Intan Pariwara, Yogyakarta.

-                      Tanudidjaja, Moh. Ma’mun. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Angkasa.

-                       Wikipedia.org

-                       BSE Depdiknas.go.id

-                      id.shvoong.com
-                      Google.com

You might also like