Professional Documents
Culture Documents
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
hukum yang timbul dalam masyarakat sangat kompleks. juga tentang gerakan Islamisasi pengetahuan yang dimotori
Padahal teks-teks nas itu terbatas sedangkan problematika oleh Ismail al-Faruqi, inti pokok pikiran gerakan ini adalah
hukum yang memerlukan solusi tidak terbatas, hal ini menyeimbangkan wahyu dan akal sebagai sumber
disebabkan oleh perubahan sosial budaya yang terus bergerak pengetahuan Islam. Terhadap ilmu-ilmu sekuler dilakukan
karena pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh Islamisasi ilmu dengan merestorasi fungsi wahyu sebagai
karenanya hukum Islam harus senantiasa mampu mengikuti sumber pengetahuan, dan terhadap ilmu-ilmu keislaman
dan menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi melalui termasuk hukum Islam dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan dan pembaharuan metodologi hukum Islam empiris dan historis yaitu merestorasi fungsi akal sebagai
itu sendiri. sumber pengetahuan. Inilah kemudian yang dikenal dengan
Hukum Islam sebagai suatu pranata sosial memiliki metode terpadu hukum Islam dan sosial (a unified to shari’ah
fungsi; Pertama, sebagai kontrol sosial. Kedua sebagai nilai and social inference).3
baru dan proses perubahan sosial. Hukum lebih merupakan Di Indonesia sendiri juga banyak dilontarkan para
produk sejarah sebagai justifikasi terhadap tuntutan pemiki-pemikir yang mengarah pada pembaharuan pemikiran
perubahan sosial, budaya, dan politik. Oleh karenanya dalam Islam termasuk misalnya mengembalikan peran misi rasional
konteks ini hukum Islam dituntut akomodatif terhadap dan empiris Islam. misalnya lima program reinterpretasi yang
persoalan umat tanpa kehilangan prinsip-prinsip dasarnya, ditawarkan oleh Kuntowijoyo, antara lain : (1) perlunya
sebab kalau tidak, maka hukum Islam akan mengalami dikembangkan penafsiran sosial struktural dari pada
kemandulan fungsi bagi kepentingan umat. Karena apabila penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan
para mujtahid/para pemikir hukum tidak memiliki yang terdapat dalam al-Qur’an. (2) mengubah cara berpikir
kemampuan dan keberanian untuk mereformulasi dan subjektif kepada cara berpikir objektif. Tujuannya adalah
mengantisifasi setiap persoalan dalam masyarakat dan menyuguhkan Islam pada cita-cita objektif. Di sini
menyelesaikan hukumnya, maka hukum Islam akan dicontohkan tentang Zakat. Dimana secara subjektif tujuan
kehilangan aktualitasnya. 2 zakat adalah untuk membersihkan harta dan jiwa kita.
Dalam konteks ini para sarjana-sarjana muslim sudah Adapun secara objektif, zakat berrtujuan untuk mewujudkan
banyak memberikan sumbangan pemikiran untuk kesejahteraan sosial. Disini kemudian dapat dikembangkan
pembaharuan hukum Islam. antara lain misalnya; lebih luas upaya Islam dalam mewujudkan kesejahteraan
Fazlurrahman yaitu ajaran nilai moral Islam dimana hukum sosial disamping zakat. (3) mengubah Islam yang bersifat
merupakan interpretasi nilai moral itu untuk menghadapi normatif menjadi teoritis. Selama ini kecenderungan dalam
situasi sosial, an-Na’im dengan teori pesan kedua Islam, dan menafsirkan ayat pada tataran normatif, dan kurang
Syahrur melalui teori limit (nazariyyah al-hudud). Begitu dikembangkan menjadi kerangka-kerangka teori ilmu. (4)
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
mengubah pemahaman yang a historis menjadi historis. Dan kemudian pencarian sebuah metodologi alternatif dalam
terkahir (5) merumuskan formulasi-formulasi wahyu yang studi-studi keislaman modern saat ini sangat dibutuhkan dan
umum (general) menjadi formulasi-formulasi yang spesifik menjadi sebuah keniscayaan bagi umat Islam. 5
dan empiris. 4 Namun secara sistematis dalam bentuk
metodologi belum terlihat jelas dalam perkembangan Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
pemikiran di atas. untuk itu di bawah ini secara sistematis Tidak dijadikannya wahyu sebagai sumber
dapat penulis sajikan untuk menjawab persoalan dalam studi pengetahuan dalam tradisi ilmiah Barat terutama dalam hal
Islam. pertentangan wahyu dengan akal. Dimana pengetahuan
Untuk mewakili pendekatan terpadu hukum Islam dan wahyu disingkirkan dari wilayah ilmu karena wahyu
sosial, penulis akan mengutip pandangan Louay Safi dalam disamakan dengan keyakinan mistik, sementara ilmu
tulisannya: Foundation of Knowledge: a Comparative Study didasarkan pada rasionalitas. 6 Tetapi upaya pemisahan ini
in Islamic and Western Method of Inquiry, terjemahannya merupakan pendapat yang keliru dan tidak dapat
berjudul : Ancangan Metodologi Alternatif: Sebuah Refleksi dipertahankan. 7 Dalam konteks ilmu sosial misalnya,
Perbandingan Metode Penelitian Islam dan Barat. Dalam pengaruh prinsip-prinsip transendental yang terpancar dari
tulisan ini, Safi membahas metode-metode penelitian dan wahyu tidak terbatas pada tataran dasar konseptual dan
pendekatan-pendekatan metodologis yang terkait dengan landasan motivasional ilmu-ilmu sosial, tetapi meluas sampai
keilmuan muslim klasik dan Barat modern. Kajian ini
pada pembentukan teoritis dari ilmu itu, misalnya gagasan
bertujuan tidak hanya memahami metode-metode yang tentang persamaan manusia yang menjadi teori poilitik
mempengaruhi perkembangan tradisi-tradisi muslim dan modern. Sementara konsep persamaan manusia dapat digali
Barat, tetapi lebih melihatnya sejauh mana metode-metode dari wahyu. Oleh karenanya untuk menghindari bahkan
itu dapat dimasukkan dalam sebuah metodologi Islam membuang jauh sikap apologis, hukum Islam harus mampu
modern guna menjawab problematika sosial dan intelektual mencakup dua hal yaitu secara deduktif dari nash dan
masyarakat. Karena selama ini metode yang digunakan dalam induktif (empiris) sebagai hasil penelitian atau kajian yang
menjawab berbagai persoalan adalah bersumber dari tradisi nyata. Karena selama ini hukum Islam terutama masalah
Barat atau tradisi muslim klasik. Metode-metode yang sosial belum dengan jelas dikembangkan secara metodologis.
berumber dari tradisi Barat memiliki banyak manfaat, tetapi
Konsekuensinya, bukan hanya dianggap normatif, namun
tidak luput dari kekurangan yang sangat serius yaitu tidak juga dianggap bahwa hukum Islam selama ini lebih bersifat
mengakui wahyu sebagai sumber pengetahuan. Sedangkan menghakimi atau bersifat memutus terhadap kasus yang ada,
metode muslim klasik lebih terpokus pada pemahaman teks- tidak dikembangkan secara keilmuan. 8 Begitu juga misalnya
teks suci dan kurang tertarik pada persoalan sosial. Inilah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syamsul Anwar bahwa
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
gagasan pemaduan wahyu dan akal dalam teori hukum Islam 1. Menghimpun ayat/nash yang relevan yang terkait
yang merupakan cikal bakal landasan epistimologis bagi dengan permasalahan yang dikaji. Antara lain melalui
pengembangan metode penemuan hukum Islam (syar’i) pendekatan linguistik.
secara khusus, dan metode penelitian hukum Islam secara 2. menganalisa, menafsirkan untuk medapatkan
umum sudah dimunculkan oleh Imam al-Ghazali, namun pemahaman yang tepat, bisa melalui interpretasi/
tidak didukung oleh pengembangan analisis empiris lebih penafsiran maudhu’i misalnya, ta’lili dan lain
lanjut sebagai wujud dari pemaduan wahyu dan akal sebagainya.
tersebut.9 3. mencari alasan hukum/kausasi hukum.
Inilah kemudian diperlukannya pengembangan 4. membangun/membuat suatu aturan yang
penelitian hukum Islam yang tidak hanya bersumber dari umum/universal, asas-asas, atau nilai-nilai dasar.
teks-teks saja (bersifat sui-generis), tetapi juga mampu Sehingga menjadi sebuah teori yang nantinya dapat
memadukannya dengan pengalaman dalam kehidupan diterapkan dalam permasalahan yang ada. Atau dalam
manusia dan prilaku masyarakat melalui penelitian sui istilah hukum Islam yaitu suatu prinsip-prinsip
generis-empiris. Pemaduan ini dibangun secara dialektis, (qowa’id). 11
yaitu teks-teks dapat menjadi sumber dalam memberikan Prosedur Inferensi Tekstual
arahan tingkah laku dalam kehidupan, sebaliknya
pengalaman yang muncul dalam masyarakat dapat
memberikan gagasan bagaimana teks-teks nash itu dipahami Identifikasi pernyataan-pernyataan yang relevan
dan ditafsirkan.10 Secara umum pengembangan penelitian ini
bertujuan: pertama, mencakup prosedur untuk
menderivasikan aturan-aturan (hukum seperti pernyataan- Interpretasi (tafsir) pernyataan
pernyataan) baik dari wahyu maupun sejarah. Kedua,
metodologi ini memungkinkan terjadinya integrasi dari dua
sumber tersebut. Lebih lanjut akan dijelaskan di bawah ini.
Penjelasan (ta’lil) pernyataan
Analisa Tekstual
Untuk menderivasikan aturan-aturan dan konsep dari Sistemisasi aturan dan konsep yang telah
wahyu maka dapat dilihat prosedur inferensi tekstual berikut diderivasikan
dan bagan di bawahnya.:
Sumber : Louay Safi
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
3. mengidentifikasi aturan-aturan yang menyatukan Ilustrasi berikut dapat dijadikan contoh pemaduan
berbagai kategori antara hukum Islam dan sosial, misalnya tentang
4. identifikasi aturan-aturan dan tujuan general yang
membangun interaksi atau inter-relasi berbagai - Wasiat wajib untuk anak angkat dan orang tua angkat
kategori. Dalam kompilasi hukum Islam (KHI) pada pasal 209
5. terakhir melakukan sistemisasi aturan-aturan yang dinyatakan : bahwa harta peninggalkan anak angkat dibagi
diperoleh melalui prosedur-prosedur sebelumnya berdasarkan pasal-pasal 176 sampai 193, sedangkan terhadap
(menghilangkan kontrakdiksi). orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat
wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan anak
angkat. Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat,
Prosedur Inferensi tekstual dan Historis yang padu diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta
warisan orang tua angkatnya. 13
Analisa teks/fenomena ke dalam komponennya Istilah wasiat wajibah merupakan hal yang baru
diperkenalkan dalam istilah hukum Islam (figh), karena
dalam kitab figh klasik istilah ini tidak ditemukan, baru
kemudian pada abad ke-20 dan seterusnya diperkenalkan,
Pengelompokan pernyataan dan perbuatan yang seperti di Mesir, Tunisia, Syiria, Iran, Maroko, dan
sama ke dalam satu kategori Pakistan. 14 Ketentuan wasiat wajibah untuk anak angkat dan
orang tua angkat yang tercantum dalam KHI di Indonesia
yang memberikan hak waris kepada anak angkat dan orang
Identifikasi aturan yang menyatukan berbagai tua angkat merupakan ketentuan yang baru yang belum diatur
kategori dalam Al-Qur’an, karena dalam Al-Qur’an secara jelas tidak
mengakui keberadaan anak angkat atau orang tua angkat dan
karenanya tidak mempunyai akibat hukum. Oleh karena itu
kasus ini sangat menarik untuk dianalisa bagaimana dalam
Sistemisasi aturan yang diperoleh melalui kaitannya dengan pendekatan terpadu hukum Islam dan
prosedur teks/aksi Sosial.
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
8.
A. Qodri Azizy, Ekletisisme Hukum Nasional:Kompetisi Hukum konferensi internasional tentang ilmu ekonomi Islam yang
Islam dan Hukum Umum (Yogyakarta: Gama Media, 2002), p. 45-46. dilaksanakan di Mekkah pada tahun 1976, konferensi internasioanl
9.
Syamsul Anwar, Teori Hukum Islam Al-Ghazali dan Pengembangan tentang Islam dan tata ekonomi yang baru yang diadakan di London
Metode Penemuan Hukum Syair’ah, dalam M. Amin Abdullah pada tahun 1977, dua seminar tentang fiskal dan moneter Islam yang
(et.al.), Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multikurtur (Yogyakarta : dilaksanakan di Mekkah tahun 1982 dan Islamabad (1981),
Kurnia Kalam Semesta, 2002), p. 198. konferensi tentang perbankan Islam dan strategi untuk kerjasama
10.
Syamsul Anwar, ……..Mazhab Yogya, p. 162. ekonomi yang dilaksanakan di Badan-badan Jerman Barat pada tahun
11.
Louay Syafi, Op.Cit, p. 218-222. 1982, serta konferensi internasional kedua tentang ilmu ekonomi
12.
Ibid, p. 223-227. Islam yang dilaksanakan di Islamabad pada tahun 1983. dari
13.
Cik Hasan Bisri, (et.al.), Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan konferensi ini memperlihatkan sumbangann yang berharga dalam
Agama:dalam Sistem Hukum Nasional (Jakarta: Logos, 1999), p. upaya untuk penghapusan riba dari perekonomian modern.
206. Bandingkan dalam M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam,
14.
Kasus ini merupakan salah satu penjelasan M. Atho’ Mudzhar dalam penerjemah : Ikhwan Abidin Basri (Jakarta : Gema Insani Press,
melihat pendekatan Hukum Islam dengan sosial, lihat tulisannya 2001).
23.
Membaca Gelombang Ijtihad: Antara Tradisi dan Liberasi Adiwarman A.K., Perbankan Syari’ah memiliki Keunggulan, Koran
(Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1998), p. 163-164. Harian Kedaulatan Rakyat, Edisi, 18 Maret 2002.
15. 24.
Fenomena ini misalanya terlihat sejak dari munculnya pemikiran Lihat M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah; Dari Teori ke Praktek
ekonomi Islam pada dekade 50-an dan baru berkembang luas sejak (Jakarta : Gema Insani Press, 2001).
tahun 90-an sampai saat ini. Lihat dalam M. Akhyar Adnan,
Metodologi Konvensional dan Penelitian Ekonomi Islami, dalam M.
Amin Abdullah, dkk., Antologi Studi Islam: Teori & Metodologi
(Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000), p. 294-297.
16.
Ibid, p. 301.
17. 1
Syamsul Anwar,……………..Tafsir Baru dalam Studi Islam dalam
Era Multikurtur Op.Cit, p. 202-203.
18.
Ibid, p. 203-204.
19.
M. Dawam Rahardjo, Perspektif Deklarasi Makkah menuju Ekonomi
Islam, (Bandung : Mizan, 1989), Cet.1, p. 86.
20.
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Keunggulan Ekonomi Islam,
penerjemah : M. Hashem (Jakarta : Pustaka Zahra, 2002), Cet.1, p.
167-168.
21.
M. Umer Chapra, Masa Depan Ekonomi Islam : Sebuah tinjauan
Islam, penerjemah : Ikhwan Abidin B (Jakarta : Gema Insani Press,
2001), p. 229.
22.
Keinginan ini terutama misalnya permasalahan bebas riba. Kontribusi Ade Candra Kusuma,Calon Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu
para ekonom muslim dalam aspek ini antara lain diselenggarakannya Hukum UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Alumnus Program S2 IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta (2003).
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005
68 Ade Candra Kusuma Pembaharuan Penemuan Hukum Islam: 69
Pendekatan Terpadu Hukum Islam dan Sosial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005 Hukum Islam. Vol. 12 No. 10. September 2005