Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Muntah adalah mengeluarkan atau regurgitasi susu yang telah
diminum dan jumlah kecil. Muntah merupakan hal yang biasa pada bayi.
Muntah pada bayi harus di waspadai apabila muntah nyemprot, setiap
saat tanpa memendang cara pemberian minum, setiap kali habis minum
semua ASI/minuman dimuntahkan, serta muntahan berwarna hijau atau
bercampur darah.
Bayi sering meludahkan (gumoh, regulgitasi) sejumlah kecil susu
ketika atau setelah menyusu, seringkali disertai sendawa, hal ini adalah
normal. Kadang regurgitasi terjadi akibat terlalu cepat minum dan
menelan udara.
Regurgitasi yang sangat banyak bisa terjadi akibat pemberian susu
yang terlalu banyak. Jika susu di berikan melalui botol, regurgitasi bisa
dikurangi dengan menggunakan dot yang lebih keras dan lubangnya lebih
kecil. Lebih sering menyendawakan bayi selama menyusu juga bisa
membantu, baik pada bayi yang disusui dengan ASI maupun dengan susu
botol.
Memuntahkan sejumlah besar susu bisa menunjukkan adanya suatu
kelainan. Muntah memancar yang terjadi secara berulang bisa
menunjukkan adanya penyempitan atau penyumbatan pada lubang
lambung (stenosis pilorika). Penyumbatan pada usus halus menyebabkan
muntah berwarna kehijauan. Galaktosemia juga bisa menyebabkan
muntah, muntah disertai demam kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
(Nur Muslihatun : 101-102 )
Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi.
Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal)
dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda.
Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi
indikasi gangguan serius.
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi
lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang mengalir ke
bawah, bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif
dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak
dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung.
Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh
minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai
dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan
5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh yang berlebihan
dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu
pertumbuhan bayi.
2. Penyebab Gumoh Bayi:
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi
karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi
makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya
kapasitasnya sendiri.
2. Posisi menyusui.
Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara
si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke
saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot
kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap
keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara
yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
1. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru
kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep
penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi
sempurna.
2. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada
dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari
saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
3. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi
terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam
perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
3. Cara meminimalisir Gumoh atau muntah bayi :
1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring.
Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah
menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan
tekanan pada perut.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan
jumlah sedikit tapi sering.
5. Sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang
masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika
lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu
besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan
bayi Anda gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi
akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara
masuk.
8. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki
sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa
turun ke bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah. Segera
mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau
gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah
mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau
tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan
ditahan.
10. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini
justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam
paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada
bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini
terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang
berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut
dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan
tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan
keluar lewat hidung.
11. Hindari bayi tersedak. Bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke
saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan
berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah
masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan
merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar
setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik
jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan
muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil
ditepuk-tepuk punggungnya.
3. Perlu observasi
Adalah sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh
berlebihan pada bayi Anda yang mengarah pada hal patologis. Anda tak
perlu khawatir jika :
• Berat badan bertambah (dalam rentang normal)
• bayi tampak senang
• pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Anda perlu khawatir jika:
• Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan
• Infeksi dada berulang
• Muntah disertai darah
• Bayi dehidrasi
• Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayiantara
lain:
1. Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering.
4. Gumoh dan pencegahannya
Gumoh setelah minum susu adalah hal yang wajar. Gumoh tidak
sehabis minum susu berarti anda perlu hati-hati. Mungkin anak anda
menderita gastro esofageal refluks (GER). GER untuk mudahnya diartikan
muntah tetapi tidak sampai keluar dari mulut. Hanya sekali-sekali saja
minuman atau makanan keluar dari mulut. Walaupun tidak sampai keluar
dari mulut, makanan atau minuman yang keluar dari lambung dan kembali
ke kerongkongan dapat membahayakan anak. tetapi tidak perlu kuatir
karena dengan cara pemberian minum yang baik maka sebagian besar
GER dapat diatasi:
1. Posisi minum yang baik adalah kepala bayi harus lebih tinggi dari
tubuhnya. Oleh karena itu jangan memberikan minum kepada bayi
dalam posisi tidur terlentang. Sebaiknya anak digendong dalam
pelukan dan kepala tetap lebih tinggi dari badannya.
2. Bila menggunakan ASI, jangan biarkan bayi menghisap puting saja,
tetapi areola (bagian kecoklatan di sekitar puting ) juga harus masuk
atau menempel ke mulut bayi. Hal ini dapat mengurangi udara yang
masuk selama bayi menghisap asi. bila anak anda menggunakan dot,
pastikan kepala dot penuh dengan susu saat ditunggingkan dan akan
diberikan kepada bayi anda. jangan membiarkan anak minum
(menghisap) dot yang tidak terdapat udara pada kepala dotnya.
3. Tepuk2 punggung bayi sampai sendawa sesaat setelah di beri minum.
Jangan langsung membaringkan anak anda di tempat tidur.
4. jangan meletakkan bantal di kepala anak anda tetapi letakkan bantal
tersebut atau sesuatu yang bisa mengganjal di bawah tempat tidur
anak anda pada bagian bawah kepala. Jadi anak anda tidak tidur
dengan menggunakan bantal, tetapi tempat tidur yang digunakan
dalam kondisi miring, bagian kepala lebih tinggi dari pada bagian kaki.
Bila dengan cara di atas anak anda masih sering gumoh, segera
periksakan ke dokter anak terdekat. Lebih baik bila dokter anak sub
spesialis gastroenterology (pencernaan). Disitu anda akan diajarkan cara
mengentalkan susu dan mungkin akan diberi obat untuk mengurangi
gumohnya.(………………)
DAFTAR PUSTAKA
Nur muslihatun, Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita . Yogyakarta :
Fitramaya
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/bayi-anda-gumoh-atau-
muntah/
DAFTAR PUSTAKA
Nur muslihatun, Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita . Yogyakarta :
Fitramaya
http://id.answers.yahoo.com/question/index?id=20080108043427AAnd1nJ