You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dunia penulisan merupakan suatu hal yang sangat biasa
dilakukan oleh masyarakat. Semua orang, baik yang memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi, maupun orang yang “biasa-biasa saja” dapat
menghasilkan suatu tulisan.

Tulisan-tulisan yang menjamur di media masa belakangan ini dapat


dikategorikan sebagai artikel. Tulisan tersebut banyak tersebar di berbagai media,
baik cetak maupun elektronik. Apalagi perkembangan blog yang mengalami
peningkatan pesat beberapa dekade ini.

Namun, hal ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Dampak
positifnya, penulisan makin berkembang. Kita tidak perlu susah-payah mencari
sumber untuk suatu kepentingan tertentu. Sedangkan dampak negatifnya, banyak
artikel, terutama yang dipublikasikan pada media elektronik, khususnya blog tidak
memiliki kaidah-kaidah penulisan artikel yang baik dan benar. Bahkan
keabsahannya terkadang harus kita teliti terlebih dahulu.

Terdapat banyak jenis artikel yang beredar di media-media, salah satunya


adalah artikel ilmiah. Artikel ilmiah sendiri ada yang disebut sebagai artikel
ilmiah saja, ada pula yang disebut sebagai artikel ilmiah populer. Setiap media
masa menuntut standar penulisan berbeda-beda agar suatu artikel ilmiah dapat
dimuat. Jelas terdapat aturan baku dalam penulisan artikel ilmiah. Peringkat
populer yang disandangnya cenderung mengacu pada menarik tidaknya artikel
tersebut untuk dibaca dan mudah dimengerti maksudnya.

Menurut Arswendo Atmowiloto, aktivitas mengarang itu mudah. Namun


beberapa pihak berpendapat bahwa menulis itu gampang-gampang susah. Jika
dibandingkan dengan menulis artikel ilmiah, maka menulis artikel ilmiah populer
lebih sulit lagi, sebab hingga kini tidak ada ‘guideline’ yang baku dalam penulisan
artikel ilmiah populer. Setiap media memiliki gaya tulisan yang menjadi ciri

1|Page
khasnya masing-masing. Penulis yang ingin agar tulisannya dimuat dalam suatu
media harus belajar mengenali karakter media tersebut. Menulis artikel ilmiah
populer adalah seni menemukan,meramu sudut pandang yang baru, unik dan
cerdas dari suatu fakta serta menggugah rasa ingin tahu dan belajar pembaca
awam.

Lalu mengapa menulis? Beberapa alasan yang mengemuka diantaranya


adalah menulis, merupakan salah satu bentuk pengalaman ilmu pengetahuan.
Banyak para pakar yang mengisi kolom-kolom dalam media dengan tulisan ilmiah
yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, menulis juga dapat memberikan
income tambahan, menambah popularitas, dan menjadi kredit poin bagi mereka
yang pada institusinya mensyaratkan karya tertentu berupa tulisan untuk
rekomendasi kenaikan pangkat. Manfaat yang dirasakan langsung oleh penulis
melalui aktivitas menulisnya adalah bertambahnya pengetahuan. Lagi-lagi
mengapa? Menulis artikel ilmiah populer tidak sama dengan menulis diary atau
buku harian, karena dalam proses membutuhkan referensi yang banyak dan up to
date serta analisis yang tajam. Sehingga penulis akan membuka lebih banyak
buku, jurnal, koran, atau majalah yang mendukung tulisannya.

Banyak bidang yang memanfaatkan artikel ilmiah populer sebagai media


menyimpulkan ilmu pengetahuan. Masing-masing bidang memiliki cara
penyampaiannya sendiri-sendiri. Terdapat beberapa kesulitan menuliskan artikel
ilmiah populer pada bidang teknik dan komputer. Di dalamnya pasti terdapat
istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh masyarakat awam. Jadi, harus ada
penjelasan di dalamnya mengenai istilah-istilah tersebut. Tetapi juga terdapat
batasan-batasan agar tulisan tersebut tidak terlalu panjang dan bertele-tele, serta
mudah dipahami dengan cepat oleh pembacanya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan disajikan pada makalah yang kami susun kali
ini antara lain adalah:

1. Apa pengertian artikel ilmiah populer?

2|Page
2. Bagaimanakah ciri-ciri artikel populer?

3. Bagaimanakah cara menulis artikel ilmiah populer yang benar?

4. Bagaimana cara menyusun artikel ilmiah populer yang menarik dan


mudah dipahami?

5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penulisan artikel ilmiah
populer tentang komputer untuk masyarakat umum?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah kali ini memiliki tujuan, baik umum maupun khusus.
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dalam hal keterampilan menulis. Sedangkan tugas
khususnya antara lain adalah menyajikan pengertian, bagaimana ciri-ciri, cara
menulis yang benar, serta cara menyusun artikel ilmiah populer yang benar dan
mudah dipahami. Selain itu, makalah ini juga membahas masalah hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menulis artikel ilmiah populer, khususnya di bidang
ilmu komputer, agar menarik dibaca dan dapat dimengerti oleh masyarakat pada
umumnya.

3|Page
BAB 2

ISI

2.1 Apakah itu artikel ilmiah popular

Apakah arti ilmiah populer itu? Artikel ilmiah populer adalah salah satu jenis
karya ilmiah yang membahas masalah aktual dengan proses penggarapan yang
sesuai dengan proses berpikir ilmiah akan tetapi penyajian, khususnya
pembahasannya menyesuaikan dengan khalayak (baca : populasi) pembaca umum.
Apakah artinya penyajian yang menyesuaikan dengan khalayak atau populasi
pembaca umum? Anda harus menyadari bahwa media publikasi artikel ilmiah
populer adalah media penerbitan umum, seperti harian atau koran. Dan mingguan
atau majalah berita. Oleh karena itu karakteristik pembacanya pasti beragam :
tingkat pendidikan, minat dan sebagainya. Nah ketika Anda menulis artikel ilmiah,
Anda harus dapat menyajikan pokok-pokok pikiran Anda dalam tulisan tersebut
untuk karakter pembaca yang demikian itu.

2.2 Ciri artikel ilmiah popular

1. Menggunakan pilihan kata bahasa Populer daripada pilihan kata bahasa


ilmiah

Pada artikel ilmiah populer pilihan kata ilmiah yang hanya


dipahami kalangan tertentu sekiranya dihindari dan diganti dengan pilihan
kata yang dipahami oleh banyak orang. Contohnya sebagai berikut,

Pilihan kata imiah Pilihan kata populer


Analogi Kiasan
Final Akhir
Formasi Susunan
Konklusi Kesimpulan
kontradiksi kontradiksi

4|Page
2. Gaya penulisannya mudah dipahami

3. Kerangka penulisannya setidaknya terdiri dari Pendahuluan,isi, dan


kesimpulan.

Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan


artikel iptek populer dengan artikel ilmiah; setidaknya mengandung tiga
komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang
berisi kesimpulan dan saran. Namun untuk artikel iptek populer,
pemisahan itu sengaja dibuat tidak begitu nyata.

4. Dikembangkan berdasarkan cara berpikir ilmiah

Inilah yang membedakan antara artikel ilmiah populer dengan artikel


populer. Artikel ilmiah populer harus tetap dikembangkan dengan cara berpikir
ilmiah yang logis dan kritis.

2.3 Cara menulias artikel ilmiah yang baik dan benar

Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model


tersebut bisa dikelompokkan pada tingkat kerumitannya. Model yang paling
mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer merupakan tulisan
ringan yang tidak njelimet dan bersifat hiburan. Termasuklah di dalamnya
gosip. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas. Dalam menulis
artikel ilmiah populer yang benar ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan, antara lain :

1. Menguji Gagasan

Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah


menentukan atau memastikan topik atau gagasan apa yang hendak
dibahas. Ketika sudah menentukan gagasan tersebut, kita bisa melakukan
sejumlah pengujian. Pengujian ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut
(Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989: 44).

a. Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang?


b. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang
tajam?
c. Apakah gagasan itu terikat waktu?
d. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik?
e. Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit (bila
ditujukan agar diterbitkan di media massa)?

5|Page
2. Penggarapan Artikel Ilmiah Populer

Ketika hendak menghadirkan artikel, kita tidak hanya diperhadapkan


pada satu kemungkinan. Soeseno (1982: 16-17) memaparkan setidaknya
lima pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan artikel tersebut.

a. Pola pemecahan topik

Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup


pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian
yang lebih kecil dan sempit kemudian menganalisis masing-masing
bagian tersebut.

b. Pola masalah dan pemecahannya

Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih


dari satu) yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang
ditemakan dengan jelas. Kemudian menganalisis pemecahan
masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang
bersangkutan.

c. Pola kronologi

Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan waktu


peristiwa yang terjadi.

d. Pola pendapat dan alasan pemikiran

Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan


hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang
digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang mendorong
ke arah pernyataan pendapat itu.

e. Pola pembandingan

Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu


topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola
dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun tulisan.

Kelima pola penggarapan artikel di atas dapat dikombinasikan satu dengan


yang lain sejauh dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah tulisan yang kaya
dan menarik.

2. Menulis Bagian Pendahuluan

6|Page
Untuk bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk
pendahuluan yang bisa digunakan (Soeseno 1982: 42).

a. Ringkasan

Pendahuluan berbentuk ringkasan ini secara nyata mengemukakan


pokok isi tulisan secara garis besar.

b. Pernyataan yang menonjol

Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti


kalimat kekaguman untuk membuat pembaca terpesona.

c. Pelukisan

Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk


menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan
bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu
nantinya.

d. Anekdot

Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan


kepada nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.

e. Pertanyaan

Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap


sebagai pendahuluan yang bagus.

f. Kutipan orang lain

Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh


rasa pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang
akan dikemukakan dalam artikel nantinya.

g. Amanat langsung

Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah


tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada
perorangan.

Meskipun merupakan pendahuluan, bagian ini tidaklah mutlak ditulis


pertama kali. Mengingat tugasnya untuk memancing minat dan
mengarahkan pembaca ke arah pembahasan, sering kali menulis bagian
pendahuluan ini menjadi lebih sulit daipada menulis judul atau tubuh
tulisan. Oleh karena itu, Soeseno (1982: 43) menyarankan agar
menuliskan bagian lain terlebih dahulu.

7|Page
2. Menulis Bagian Pembahasan atau Tubuh Utama

Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian.


Masing-masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi
kesempatan agar pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas
sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soeseno 1982: 46).
Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku.

Pada bagian ini, bisa dibahas topik secara lebih mendalam. Uraikan
persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila
diperlukan.

3. Menutup Artikel

Kerangka besar terakhir dalam suatu karya tulis ialah penutup.


Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan,
bisa juga berupa saran, imbauan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005:
88).

Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak harus secara terang-


terangan menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan".
Penutupan artikel bisa kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan
(Soeseno 1982: 48). Gaya pamit itu bisa ditandai dengan pemarkah seperti
"demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa pertanyaan
yang menggugah pembaca.

4. Pemeriksaan Isi Artikel

Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu dilakukan


ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk memudahkan
pengoreksian artikel, beberapa pertanyaan berikut perlu untuk dijawab
(Pranata 2002: 129-130).

Untuk pembukaan, misalnya, apakah kalimat pembuka bisa


menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang
dituangkan? Jika tulisannya berupa tulisan serius, adakah kata-kata yang
sembrono? Apakah pembukaannya menyediakan cukup banyak informasi?
Untuk isi atau tubuh, apakah kalimat pendukung sudah benar-benar
mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan
dengan ide pokok? Apakah ada urutan logis antarparagraf? Untuk
simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup semua
ide tulisan?

Selain langkah-langkah penullisan artikel ilmiah populer diatas, ada beberapa hal
yang dituntut dalam menghasilkan artikel ilmiah populer yang benar, diantaranya:

1. Asli, bukan jiplakan / saduran / terjemahan


2. Topik aktual, sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

8|Page
3. Mengandung unsur baru, baik data konkret, pandangan baru, saran-saran,
dan/atau opini.
4. Cara penyajian tidak berkepanjangan tapi padat, singkat, mudah
ditangkap, gaya enak dibaca. Panjang karangan maksimal 5,5 halaman
kuarto dengan ketikan dua spasi, tulisan diharapkan jelas dan bersih (tanpa
coretan)
5.

2.4 Menulis atrikel ilmiah popular yang menarik dan mudah dipahami

Meski bertajuk ilmiah, artikel ilmiah populer yang sejak semula ditujukan untuk
pembaca atau masyarakat umum dari berbagai latar belakang dan dimuat dalam media
elektronik maupun cetak, sedapat mungkin disajikan dalam bentuk yang menarik dan
mudah dipahami. Walaupun disajikan dengan cara yang menarik dan mudah
dipahami, tetapi tidak menghilangkan unsur bahasan ilmiah yang terdapat di
dalamnya. Permasalahan yang dibicarakan di sini adalah sebagai upaya agar gagasan
ilmiah yang ditulis oleh penulisnya menjadi artikel yang populer, karena penyajiannya
yang menyenangkan dan mudah dipahami khalayak umum.

Terdapat beberapa hal dalam penulisan artikel ilmiah populer ayng perlu
diperhatikan, agar tulisan tersebut menjadi sesuatu yang menarik untuk dibaca, mudah
dipahami, serta dapat menginspirasi pembacanya dengan informasi pengetahuan yang
terdapat di dalamnya. Dan sebagai tambahan, agar gagasan penulis yang tersirat di
dalam artikel dapat tersampaikan kepada pembaca sebagaimana maksud dari penulis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut antara lain adalah:

1. Pemilihan topik yang aktual dan sedang hangat dibicarakan


2. Mengandung unsur dan sudut pandang yang baru
3. Penguasaan topik oleh penulis
4. Pemilihan kata dalam judul yang menarik
5. Mengingat bahwa artikel tersebut ditujukan untuk kepentingan khalayak umum
6. Membuka artikel dengan paragraf awal yang menarik
7. Penyajian komponen-komponen utama artikel yang luwes
8. Memiliki kerangka atau batasan-batasan tulisan sehingga lebih terarah dan
maksud yang ingin disampaikan tidak ”kabur”
9. Tulisan disajikan tidak terlalu panjang, tetapi singkat, padat, jelas, mudah
ditangkap, dan enak untuk dibaca
10. Panjang kalimat tiap paragrafnya harus diperhatikan

9|Page
11. Pemilihan kata-kata yang menarik, sederhana,mudah dimengerti, populer dan
hidup, serta menghindari telalu banyaknya penggunaan istilah-istilah yang
berat
12. Menambahkan ilustrasi yang membantu memberikan gambaran kepada
pembaca

Poin-poin tersebut di atas merupakan sedikit dari sekian banyak metode yang dapat
dilakukan agar artikel populer menjadi semakin menarik dan mudah dipahami. Tetapi
paling tidak dapat dijadikan referensi atau acuan dalam penulisan artikel ilmiah
populer, khususnya artikel di bidang Ilmu Komputer yang syarat akan istilah-istilah
asing dan cukup sukar dipahami.

Pemilihan topik yang aktual dan sedang hangat dibicarakan. Sama halnya
dengan berita, artikel juga harus memperhatikan betul apa yang disebut aktualitas.
Suatu yang menarik pembaca salah satunya adalah tulisan yang menyajikan hal yang
sedang hangat dibicarakan. Sehingga pembaca seakan-akan dapat ikut terlibat di
dalamnya dan memiliki pengetahuan tentang apa yang sedang dibicarakan oleh dunia.
Jika topik yang disajikan aktual pada saat pembaca membaca tulisan tersebut, maka
akan semakin merangsang keingintahuan pembaca, karena pembaca sendiri tentunya
tidak mau ketinggalan informasi yang sedang beredar dan sedang dibicarakan oleh
umum. Namun jika topik yang diangkat tidak aktual pada saat itu, atau tidak
mengikuti tren yang berkembang pada saat itu, maka artikel tersebut akan dirasa basi
atau bahkan kurang bermanfaat oleh pembacanya, karena dianggap sudah ketinggalan
jaman. Misalnya saja, jika dalam sebuah artikel yang berhubungan dengan dunia ilmu
komputer mengangkat masalah pengenalan dan penanggulangan virus Brontok, yang
meskipun pada waktu lalu sangat hangat dibicarakan, tetapi disajikan pada saat
sekarang yang mana virus tersebut sudah tidak lagi hangat dibicarakan atau bahkan
bisa dikatakan basi, karena terdapat jenis virus-virus lain yang terbaru menyebar pada
saat ini dan sedang hangat-hangatnya dibicarakan karena kemampuannya yang
membahayakan dan perlu dicari solusinya. Itulah mengapa, penulis harus mengetahui
informasi-informasi yang sedang hangat dibicarakan pada saat tulisan tersebut dibuat
dan dimuat, agar menarik minat pembaca sebanyak-banyaknya.

Mengandung unsur dan sudut pandang yang baru. Meskipun artikel yang
dibuat memuat topik yang sedang aktual dan hangat dibicarakan, namun akan menjadi
menjemukan juga jika topik yang diangkat disajikan dengan sudut pandang yang

10 | P a g e
sama. Dapat dibayangkan betapa bosannya pembaca, ketika seumpama teradapat
beberapa artikel dengan topik yang sama disajikan pada halaman yang sama, dan
dikembangkan dengan sudut pandang yang sama pula, meskipun oleh penulis yang
berbeda, tanpa adanya unsur yang baru. Maka pembaca tidak akan penasaran lagi
bahkan bisa menebak apa yang akan disampaikan oleh penulis berdasarkan artikel-
artikel lain yang telah dibaca sebelumnya. Maka dari itulah, dibutuhkan kejelian
dalam menyikapi suatu permasalahan yang akan diangkat dengan sudut pandang yang
sama sekali berbeda dengan penulis lain. Dengan begitu, pembaca juga akan
mendapatkan cara pandang yang baru mengenai hal yang diangkat, sehingga
wawasan pembaca semakin luas pula.

Penguasaan topik oleh penulis. Dalam penulisan artikel ilmiah populer, sangat
diperlukan penguasaan topik oleh penulisan. Penguasaan topik tersebut dapat berasal
dari disiplin ilmu, keahlian, atau bahkan berdasarkan pengalaman dari penulisnya.
Artikel yang dimuat dan ditujukan untuk khalayak umum harus dapat diuji
kebenarannya, sehingga tulisan tersebut harus berdasar. Selain itu, dengan penguasaan
topik oleh penulis maka apa yang akan disampaikan akan terarah dan jelas. Terarah di
sini berarti penulis benar-benar mengetahui seluk-beluk akan apa yang ditulisnya
sehingga tulisannya hanya terfokus pada topik tersebut. Jelas dalam artian, penulis
mengerti poin-poin apa yang akan disampaikan sehingga pembaca merasa jelas atas
apa yang dibacanya. Penulis yang tidak begitu menguasai topik yang diangkat,
tulisannya cenderung melebar dan menimbulkan banyak pertanyaan dari pembaca atas
ketidakjelasan mereka.

Pemilihan kata dalam judul yang menarik. Sering kali judul artikel menjadi
gerbang yang menarik pembaca. Jika dari judulnya saja kurang menarik atau biasa-
biasa saja, maka bisa jadi pembaca urung mambacanya, meskipun isi dari artikel
tersebut sangat menarik dan penting bagi pembaca. Judul artikel ilmiah populer di
samping harus diusahakan singkat dan padat sebagaimana judul karya ilmiah lainnya,
terdapat syarat lain yaitu berdaya pikat. Artinya judul artikel ilmiah populer harus
dapat menarik perhatian pembaca bukan sekadar karena topiknya melainkan karena
rumusannya. Untuk itu rumusan judul artikel ilmiah populer dapat juga bersifat
populis atau mengikuti kecenderungan pola penggunaan bahasa masyarakat umum.
Keanehan juga dapat menarik perhatian orang. Oleh karena itu judul artikel ilmiah
populer juga dapat dirumuskan secara aneh. Pasti yang menimbulkan rasa ingin tahu
pun dapat menarik pembaca. Karena artikel pada dasarnya merupakan tulisan ilmiah

11 | P a g e
populer, jangan sampai judul yang ditulis dapat menimbulkan banyak tafsiran atas
isinya.

Mengingat bahwa artikel tersebut ditujukan untuk kepentingan khalayak


umum. Artikel ilmiah populer ditulis bukan ditujukan hanya untuk kaum akademisi,
namun untuk khalayak umum dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda.
Sehingga sedapat mungkin gagasan-gagasan yang dikembangakan dalam artikel
tersebut menyangkut kepentingan khalayak umum juga. Penulis juga dapat
memposisikan dirinya sebagai pembaca umum ketika mencoba membaca tulisannya
kembali. Apakah tulisan tersebut telah memenuhi kebutuhan dari pembaca yang
bersifat umum atau belum. Sehingga tulisan tersebut dapat lebih bermanfaat untuk
banyak orang.

Membuka artikel dengan paragraf awal yang menarik. Selain melihat dari
judulnya, biasanya pembaca menilai apakajh artikel tersebut menarik atau tidak, denga
mambaca paragraf awalnya. Jadi meskipun judulnya sudah menarik dan mengundang
rasa ingin tahu, namun jika penyajian kalimat pada awal paragraf sudah menjemukan
dan tidak menarik, maka terdapat bisa jadi pembacanya malas untuk meneruskan
membaca artikel tersebut. Salah satu langkah yang dapat memancing selera dari
pembaca adalah dengan memberikan anekdot, atau cerita singkat karena menarik dan
mengesankan dan biasanya mengenai orang penting dan berdasarkan kejadian nyata.
Atau dapat juga artikel tersebut diawali dengan paragraf kutipan. Kutipan ini dapat
berasal dari berbagai sumber, baik tertulis maupun tidak tertulis. Anekdot ataupun
kutipan yang digunakan sebagai paragraf pembuka tentunya yang memiliki hubungan
dengan topik yang akan ditulis. Karena selain mengarahkan pemikiran pembaca, hal
tersebut juga dapat sebagai pancingan ide yang akan dekembangkan oleh penulis di
bagian isi. Sehingga penulis tidak dibingungkan lagi dengan masalah bagaimana
membuka paragraf artikelnya.

Penyajian komponen-komponen utama artikel yang luwes. Secara substansial,


tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer dengan artikel
ilmiah. Setidaknya mengandung tiga komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi
dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran. Namun untuk artikel iptek
populer, pemisahan itu sengaja dibuat tidak begitu nyata. Artinya, penulis tidak perlu
menulis sub-judul dalam tulisan dengan Pendahuluan, Isi dan Penutup, dapat
mengganti sub-judul lain yang lebih menarik, tapi tetap mengandung ketiga komponen
di atas. Bagian-bagian yang lazim ada dalam artikel ilmiah populer adalah teras dan

12 | P a g e
isi. Bagian pendahuluan dan simpulan yang lazim ada pada jenis karya ilmiah yang
lain, pada artikel ilmiah populer belum tentu ada atau belum tentu digunakan oleh
penulis tertentu.

Memiliki kerangka atau batasan-batasan tulisan sehingga lebih terarah dan


maksud yang ingin disampaikan tidak ”kabur”. Sudah seyogyanya, jika dalam
menulis artikel, sebelumnya telah dibuat kerangkanya. Hal ini dilakukan agar tulisan
tetap terfokus pada apa yang ingin disampakan oleh penulis. Dengan adanya
kerangka-kerangka yang membatasi, maka penulis akan terbimbing dari mana ia mulai
menulis, apa saja yang harus disampaikan melalui isi, dan kapan harus menutup
dengan kesimpulan atau penguatan atas isi tulisannya. Sehingga pembaca benar-benar
ikut terarah pula dan mendapatkan apa yang dimaksud oleh penulis dengan jelas dan
tidak ”kabur” atau melebar ke mana-mana.

Tulisan disajikan tidak terlalu panjang, tetapi singkat, padat, jelas, mudah
ditangkap, dan enak untuk dibaca. Kecenderungan dari pembaca artikel adalah
membaca artikel yang pendek atau tidak terlalu panjang, tetapi informasi didapat
dengan jelas. Jadi dapat dibayangkan jika artikel yang ditulis terlalu panjang, apalagi
artikel tersebut berkaitan dengan ilmu sains misalnya Ilmu Komputer yang dapat
dibilang cukup sulit bagi kebanyakan pembaca awam. Maka pembaca akan jenuh atau
bahkan urung mambacanya karena ketakutan dengan panjangnya tulisan tersebut.
Oleh karena itu, hal ini sangat perlu diperhatikan untuk menarik minat pembaca. Dan
lagi, tulisan yang terlalu panjang cenderung sukar dipahami, karena penjelasannya
yang bertele-tele.

Panjang kalimat tiap paragrafnya harus diperhatikan. Hindarilah penggunaan


kalimat-kalimat panjang karena kalimat jenis ini akan menyulitkan pemahaman
pembaca. Meski demikian tidak berarti semua kalimatnya harus pendek-pendek.
Jelasnya variasikanlah penggunaan kalimatnya sehingga tulisan menjadi enak dibaca.
Panjang artikel ilmiah populer cukuplah antara dua puluh sampai dengan tiga puluh
paragraf. Jangan terlampau panjang bahkan dapat kurang dari dua puluh paragraf,
misalnya enam belas paragraf. Itu juga bergantung panjang pendeknya paragraf.

Pemilihan kata-kata yang menarik, sederhana,mudah dimengerti, populer


dan hidup, serta menghindari telalu banyaknya penggunaan istilah-istilah yang
berat. Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya

13 | P a g e
penulisannya sangat “academic-heavy” dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak
disertai padanannya dalam bahasa Indonesia.

Karenanya, cobalah tulis gagasan dan pemikiran Anda dalam bahasa yang
sederhana, populer dan hidup. Tempatkan diri Anda sebagai pembaca awam ketika
Anda sedang memeriksa hasil akhir tulisan Anda. Kalau Anda merasa istilah yang
digunakan masih terlalu “berat”, carilah padanan lain yang lebih pas – tentunya
dengan tidak mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya. Meskipun bersifat ilmiah
(karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan
untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para
pembaca umum. Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata
ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan
dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas
maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa
dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-
pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah. Penulisan ilmiah
populer merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada
tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah
dimengerti.

Menambahkan ilustrasi yang membantu memberikan gambaran kepada


pembaca. Sering kali pembaca lebih mudah memahami apa yang disampaikan pada
suatu artikel, berdasarkan ilustrasi yang disertakan pada tulisan, misalkan saja gambar,
grafik maupun tabel. Setidaknya, ilustrasi tersebut dapat membantu pembaca
membayangkan maksud dari penulis. Sehingga artikel tersebut jadi semakin mudah
dipahami, apalagi jika ilustrasi tersebut disajikan dengan menarik.

2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis artikel populer


tentang komputer untuk khalayak umum

1. Ketahui segmen/ tingkat pengetahuan dari pembaca


Tiap-tiap media massa memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. dan
hal ini cenderung spesifik tergantung dari jenis medianya. Memang ada
beberapa media massa yang tingkat pengetahuan pembacanya cenderung

14 | P a g e
merata, namun pada umumnya media massa cenderung memiliki level
pembaca yang cenderung spesifik. Ambil contoh, media kompas dikenal
dengan analisisnya yang tajam cenderung untuk kalangan intelektual
menengah keatas, berbeda dengan Jawa Pos yang penyajiannya ringan
dengan bahasa yangmudah dipahami untuk kalangan menengah.

Dengan mengetahui segmentasi tingkat pengetahuan pembaca, utamanya


tingkat pengetahuan terkait teknologi, akan mendorong kita untuk
membuat tulisan yamg lebih mudah dipahami. Semisal menulis artikel
tentang dunia komputer untuk majalah Intisari, akan berbeda dengan
menulis artikel yang sama untuk majalah Bobo, atau bahkan koran
Memorandum.

Selain itu, dengan cara ini pula kita bisa lebih bisa menyesuaikan artikel
jenis apa yang cocok untuk sebuah media. semisal Artikel dengan jenis
tutorial akan lebih cocok untuk majalah-majalah remaja, sedangkan artikel
berjenis berita, atau penyampaian teknologi terbaru akan lebih cocok di
media massa umum seperti koran.

2. Tak semua Istilah Layak untuk diterjemahkan


Penulisan pada artikel populer berbeda dengan penulisan pada artikel
ilmiah yang mensyaratkan penggunaan bahasa yang ilmiah dan baku. Pada
artikel populer, penggunaan bahasa-bahasa yang populer dan mudah
dipahami secara luas akan lebih baik dan disarankan. Semisal istilah
mouse dan keyboard tentu akan lebih baik digunakan daripada
menggunakan istilah "penunjuk" dan "papan tombol". Demikian juga
istilah-istilah yang lain.

Istilah-istilah di dunia komputer kebanyakan merupakan istilah asing yang


belum banyak memiliki terjemahannya. atau ketika sudah ada terjemahan
baku nya, maka kendala utamanya ialah terjemahan tersebut tidak populer.
Oleh karena itu, penggunaan istilah-istilah komputer yang lebih populer
akan lebih baik untuk lebih mempermudah pemahaman pembaca.

15 | P a g e
3. Beri Penjelasan Untuk Istilah-istilah yang sulit dipahami
Adapun untuk istilah-istilah yang tak terlalu populer di khalayak umum,
namun disisi lain, dari sisi terjemahan baku pun belum ada atau ketika ada,
akan terdengar aneh, maka akan lebih baik jika yang digunakan tetap
istilah yang lebih populer sambil diberikan penjelasan mengenai istilah
tersebut. Semisal istilah hub dan switch dalam terminologi jaringan, akan
lebih baik jika menggunakan kata tersebut, sekaligus memberi penjelasan
tentang fungsi dan istilah alat tersebut di sela-sela artikel atau di catatan
kaki daripada mencoba mencari-cari terjemahan dari alat tersebut.

Dengan cara ini, selain membuat pembaca lebih mudah memahami apa
yang coba kita sampaikan, pembca juga tidak perlu dipusingkan dengan
istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang tak hanya tak populer, namun
juga terdengar aneh dan tidak menarik.

4. Gunakan Permisalan/Analogi untuk penjelasan yang rumit


Istilah-istilah dalam dunia komputer kebanyakan membutuhkan penjelasan
yang rumit dan bertele-tele. Karena artikel populer ini kita tujukan untuk
khalkayak umum, maka penggunaan bahasa yang mudah dipahami tentu
akan lebih baik.

Semisal peng-analogi-an istilah-istilah tentang jaringan komputer dengan


terminologi lalu lintas sehari-hari akan lebih mudah dipahami daripada
sekedar menjelaskan ala kadarnya. Pengetahuan khalayak umum tentang
dunia teknologi komputer tentu tak bisa kita samakan dengan tingkat
pengetahuan kita yang sudah biasa berkecimpung disana. Oleh karena itu,
tentu akan lebih bijaksana apabila kita berbicara dan menjelaskan dengan
memposisikan diri kita seolah sejajar dengan pembaca umum. Salah satu
caranya ialah dengan meng-analogi-kan dengan apa yang kita dan
pembaca memiliki tingkat pengetahuan yang sama.

Penggunaan gambar ataupun ilustrasi akan lebih disarankan agar semakin


memperjelas pembaca untuk memahami.

16 | P a g e
5. Buatlah se-sederhana mungkin
Artikel tentang komputer di media massa umum kebanyakan ditujukan
bukan untuk memberi pengetahuan secara mendalam.Melainkan memberi
pengetahuan praktis sederhana, ataupun informasi-informasi yang sifatnya
cenderung umum. Oleh karena itu, penulisan artikel populer tentang
komputer untuk dunia umum sudah selayaknya dibuat semudah mungkin
untuk dipahami.

17 | P a g e
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Artikel ilmiah populer adalah salah satu jenis karya ilmiah yang membahas
masalah aktual dengan proses penggarapan yang sesuai dengan proses berpikir ilmiah
akan tetapi penyajian, khususnya pembahasannya menyesuaikan dengan khalayak (baca :
populasi) pembaca umum. Artikel ilmiah popular memiliki ciri ciri khusus yang
membedakannya dengan artikel ilmiah biasa. . Diantaranya pemilihan bahasa dan
kerangka penulisannya. Selain itu terdapat metode metode yang dapat dipergunakan
untuk menghasilkan artikel ilmiah popular yang baik dan benar. Seperti cara membangun
bagian bagian dari artikel tersebut Kemudian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar artikel ilmiah yang dibuat menjadi lebih mudah dipahami dan menarik pembaca.
Diantaranya pemberian illustrasi dan sudut pandang. Dalam artikel ilmiah popular yang
mengambil tema computer misalnya ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan .
Salah satu yang penting adalah pemilihan kata dimana tidak semua kosakata bisa
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

• Soeseno, Slamet. 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta:


Gramedia

• Pranata, Xavier Quentin. 2002. Menulis dengan Cinta: Belajar


Mandiri dan Mengajarkan Kembali Jurnalisme Kasih Sayang.
Yogyakarta: Yayasan ANDI

• Tartono, St. S. 2005. Menulis di Media Massa Gampang!.


Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

• http://bengkeljurnalistik.wordpress.com akses 4/3/2008 ;


22.19

• http://jurnalisme.wordpress.com/2006/06/05/kiat-menulis-
artikel-iptek-di-media/ akses 4/3/2008 ; 23.01

• http://www.unila.ac.id/berita/kegiatan-mahasiswa/event-
teknik-menulis-artikel-ilmiah.html / akses 4/3/2008 ; 23.05

• http://pelitaku.sabda.org/menulis_artikel_ilmiah_populer
akses 4/3/2008 ; 23.07

• http://www.widyamandala.org/news.php?
ID=2&action=detail&id=75 akses 4/3/2008 ; 23.10

19 | P a g e
Tulisan Ilmiah Populer, Kayak Gimana Sih?
September 14, 2007 oleh osolihin

Kalo kamu udah bisa membedakan dan membuat tulisan ilmiah dan populer,
maka sekarang kamu belajar membuat tulisan ilmiah populer. Ini memang
gabungan dua jenis tulisan yang bisa menjadi jembatan untuk memahamkan
istilah-istilah ilmiah dengan gaya bahasa yang populer. Jadi, jika tulisan ilmiah
hanya cocok untuk kalangan akademisi, dan tulisan populer untuk kalangan
manapun, maka tulisan bergaya ilmiah populer cocok bagi kedua kalangan
tersebut.

Itu sebabnya, membuat tulisan ilmiah yang disampaikan dengan gaya bahasa yang
populer, memerlukan keterampilan khusus yang bisa kita pelajari. Selain menjadi
jembatan bagi mereka yang awam untuk memahami masalah ilmiah, juga tulisan
bergaya ilmiah populer membuat pembaca menikmati citarasa tersendiri dari
sebuah bacaan. Bayangkan, betapa senangnya bisa mengetahui seluk-beluk
senjata nuklir, cara kerja senjata biologi dalam membunuh manusia dengan
bahasa yang mudah dicerna. Menyenangkan sekali bukan?

Sobat muda, untuk melihat contoh tulisan seperti ini, silakan baca majalah ilmiah
populer atau rubrik iptek di koran dan majalah umum. Sebab, di dalamnya banyak
dibahas teknologi yang ada sangkut pautnya dengan kehidupan manusia. Dengan
kata lain, disampaikan sebuah pembahasan tentang teknologi terapan. Itu akan
mudah dipahami oleh hampir semua orang.

20 | P a g e
Meski demikian, saya akan ngasih tip khusus buat kamu untuk membuat tulisan
iptek populer. Urusan data dan kerangka tulisan adalah mutlak diperlukan dalam
setiap tulisan apapun, termasuk menulis iptek (ilmiah) populer ini. Nah, supaya
berbau populer tema yang kamu bahas juga yang sifatnya dubutuhkan oleh siapa
pun enak dibaca, tapi nggak kehilangan sifat ilmiahnya. Contohnya kalo kamu
ngebahas tentang ban. Lebih spesifik lagi tentang ban mobil, ban motor, atau ban
pesawat terbang. Itu berbeda jenis lho. Bisa dijelaskan masing-masing fungsi, cara
penggunaan, model teknologi yang dipakai dan sejenisnya. Atau lebih khas dan
rinci lagi, misalnya tentang ban yang gundul. Penyebab dan akibatnya. Menarik
bukan?

Oke deh, dari penjelasan itu misalnya kita bisa rinci begini:

Ide umum : tentang mobil

Ide khusus : tentang ban

Topik : ban yang gundul

Tema : faktor-faktor penyebab ban gundul

Bahasan Tema : ban yang gundul bukan karena kualitas ban yang jelek atau ban
itu selalu

dipakai di jalanan yang terbuat dari semen

Rincian Tema : ban yang gundul di bagian tengah, ban yang gundul di bagian
pinggir,

ban yang gundul di bagian tengah tapi tidak merata (bergelombang)

Ada nggak tentang bahasan lain? Banyak sobat. Misalnya kamu mau nulis tentang
saraan komunikasi. Bisa kamu ceritakan mulai dari sejarah pengiriman surat
pertama kali, misalnya dikirim langsung (kurir), lalu meningkat memanfaatkan
jasa burung merpati, terus telegrap, telegram, sampe akhirnya sarana komunikasi
modern seperti telepon, juga ponsel (termasuk fiturnya yang oke semaxcam SMS,
EMS, dan MMS), termasuk e-mail tuh. Waduh, kebanyakan dong ceritanya?
He..he.. kamu bisa ringkas atuh.

Oke deh, kalo kebanyakan kamu bisa fokuskan kepada pembahasan tentang
ponsel, misalnya. Boleh juga tuh. Kamu bisa nyari data-data seputar teknologi
ponsel ini sejak yang pertama kali ponsel dibuat sampe sekarang. Lengkap beserta
fitur-fitur menarik en bikin gemes. Oke banget kan? Nah, soal data-data dan
istilah yang nggak akrab di telinga orang awam, kudu kamu jelaskan artinya.
Bahasa juga kudu kamu gunakan yang sesederhana mungkin agar bisa dimengerti
pembaca utama kita. Kalo remaja, ya, pake bahasa remaja. Kalo dewasa, gunakan
pilihan kata yang nyetel dengan kebanyakan pembaca. Insya Allah oke deh.

21 | P a g e
Mau nulis tentang teknologi senjata, termasuk senjata pemusnah massal juga
boleh. Silakan aja. Nggak ada yang ngelarang kok. Sah dan nggak usah bingung.
Untuk membahasnya, kamu kudu bisa meramu fakta, data, dan istilah-istilah
ilmiah yang dirangkai dengan kalimat-kalimat populer yang enak dibaca.
Misalnya, kamu pengen nulis tentang senjata biologis seperti biobom. Nah, seperti
halnya ketika menulis tentang ban, kamu bisa urutkan dulu dalam sebuah
kerangka karangan, apa yang akan kamu bahas tentang biobom itu. Boleh deh
saya kasih bocoran.

Ide umum : tentang senjata pemusnah massal

Ide khusus : tentang senjata biologis

Topik : biobom

Tema : cara kerja biobom. Kedahsyatan dan akibatnya untuk manusia

Bahasan tema : penemuan penting dalam sejarah persenjataan. Kebijakan-


kebijakan

politis yang menyertainya dalam proses pengembangan senjata tersebut.

Rincian tema : perang dan teror menjadi bagian tak terpisahkan dari penggunaan
senjata

biologis ini. Di sini, kita bisa mengeksplorasi data dan fakta dengan

sebanyak-banyaknya.

Lalu tulis deh dengan gaya bahasa yang enak dibaca. Sebagai contoh untuk tulisan
ini, bolehlah dibaca sebuah artikel berjudul: Biobom; The Poor Man’s Atom
Bomb. Artikel itu bisa kamu dapatkan di islamic digest, Insani edisi November
2002.

Jangan lupa, judulnya kudu menarik euy. Sebab, seperti yang udah secara khusus
saya tulis, judul ibarat sebuah ‘wajah’ tulisan. Kalo menarik dan memikat,
membuat orang penasaran untuk membacanya. Judul yang memble, meski tulisan
isinya oke punya, biasanya gagal memancing rasa penasaran pembaca untuk
melihat isi tulisan kita. Jadi, hati-hati dengan judul ya. Tapi yang pasti,
patokannya jangan ngikutin judul dalam karya ilmiah. Walaupun ada embel-
embel ilmiahnya, tulisan iptek populer tetap harus mengacu kepada ‘kaidah’
penulisan untuk konsumsi semua kalangan. Simpel, enak, dan tentunya menarik
untuk dibaca.

Sobat muda, ini sekadar mengingatkan aja, bahwa untuk mendapatkan tuilisan
iptek populer yang oke punya, harus getol mengumpulkan data. Bagusnya,
memang nggak mesti hanya bidang yang kamu kuasai banget, boleh juga bidang
iptek lainnya. Tentunya supaya nambah dong wawasan kita tenang iptek ini.

22 | P a g e
Untuk mengumpulkan data or bahan, sekarang asyik juga lho. manfaatkan saja
internet. Wow, itu udah bikin kita kaya dengan data. Jenis pembahasan apapun,
insya Allah bisa kita dapatkan dengan jumlah yang lumayan banyak.

Meski demikian, kalo kamu kebetulan nemuin data menarik di koran, tabloid, dan
majalah, sikat juga dong. Caranya, gunting artikel yang berkaitan dengan itu, tulis
tanggal dan nama medianya. Tempelkan di kertas folio. Simpan di rak buku.
Memang kegiatan ini agak kurang menyenangkan. Tapi, bisa dicoba deh,
utamanya bagi kamu yang belum memiliki sarana dokumentasi untuk menyimpan
file digital. Saya juga sering melakukan itu waktu belum punya komputer. Saya
koleksi hampir semua jenis tulisan tentang iptek populer. Selain menarik untuk
dibaca, saya simpan sebagai bahan bakar untuk menulis dalam kesempatan lain.
Sebuah data, bagi penulis adalah salah satu energi yang akan menggerakkan
kekuatan dan semangat untuk menulis. Tanpa data, penulis bukanlah apa-apa. Iya
dong, apa yang mau ditulis kalo nggak punya data sedikit pun.

Oke deh, sekarang langsung saja kamu siapkan tenaga dan pikiran untuk segera
menulis. Bahan-bahan udah siap, sekarang, Go! Menulis Go! [O. Solihin]

http://osolihin.wordpress.com/2007/09/14/tulisan-ilmiah-populer-kayak-gimana-
sih/

www.kharisma.de 1
Tips menulis ilmiah populer
Ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat (baca:
orang awam).
Sudah menjadi budaya, journal ilmiah ditulis dengan bahasa ilmiah untuk
kalangan elit. Kalau
sudah begitu jadinya, maka ilmu hanya menjadi milik kalangan elit, bukan milik
masyarakat.
Padahal peran utama iptek adalah untuk kemashlahatan penduduk bumi: semua
makhluk hidup.
Disinilah peran journalismus, menjadi PR iptek, menjadi sarana komunikasi antara
ilmu dan
masyarakat!
Karya ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian dengan
lengkap. Prinsip
utamanya adalah mencari sudut pandang yang unik dan cerdas, serta menggugah
rasa ingin
tahu pembaca awam. Sebetulnya menulis ilmiah populer mudah. Berbeda dengan
menulis
cerpen atau non-fiksi. Yang terpenting anda mengumpulkan fakta-fakta,
menyeleksinya,
menetapkan fokus dan meramu story. Ilmiah populer adalah salah satu jenis
tulisan feature.
Namun seringkali muncul problematika tertentu, yang menjadi karakteristik
penulisan ilmiah
populer.
Menyusun strategi sebelum menulis

23 | P a g e
Think twice before writing, kata Ken Golstein penulis dari Columbia School of
Journalism.
Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum anda masuk kepada
dramaturgi, sistematik
tulisan, detail, setidaknya anda harus memikirkan strategi berikut:
1. Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
2. Media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb)
3. Gaya penulisan apa yang paling tepat?
4. Kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan
anda?
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk ilmiah
populer, teknik itu
semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah populer sama dengan menterjemahkan
ilmu yang
ngejelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang
memahami ilmu
anda, apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini
menyebabkan
seorang ahli paham di bidangnya tapi gak mudeng dengan bidang lain.
Kepada siapa anda menyajikan tulisan?
Seberapa dalam informasi yang akan anda sajikan tergantung siapa pembacanya.
Karya
ilmiah populer di koran umum, tentunya lebih isinya lebih dangkal daripada di
majalah
scientific misalnya. Sifat tulisan untuk pembaca umum, lebih mengedepankan
unsur
entertainment, dibandingkan tulisan untuk komunitas spesifik (misalnya majalah
khusus
komputer). Selain dari segi isi, karya ilmiah populer untuk komunitas spesifik lebih
banyak
menggunakan technical jargon. Boleh saja, sebab disini istilah spesifik tidak
akan asing lagi
bagi pembacanya.
Media apa yang anda pilih?
Informasi untuk di internet, televisi, koran atau majalah berbeda cara
penulisannya.
Misalnya media televisi mempunyai kelebihan dapat menampilkan gambar.
Sehingga
penggunaan teks jauh lebih sedikit. Namun kelemahan media ini, waktu yang
tersedia jauh
lebih singkat daripada media cetak. Cotoh lain, perbedaan antara media cetak dan
online.
Media online dengan sifat revolusioner hyperlinks-nya, (dapat link kemana saja)
dapat
merubah alur membaca. Kelebihan sifat link ini, anda dapat mengarahkan
pembaca kepada
fokus yang anda tuju. Berbeda dengan media cetak misalnya buku, karakteristik
membaca
sifatnya linear. Anda mengarahkan pembaca melalui daftar isi.
www.kharisma.de 2
Gaya penuturan apa yang paling tepat?
Kerahkan imajinasi anda. Kira-kira bagaimana anda akan menyampaikan informasi
paling
tepat. Apakah dengan gaya reportase, menampilkan sosok yang bercerita, atau
tutorial
sifatnya.
Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca?
Pembaca koran bisayan lebih sedikit meluangkan waktu membacanya daripada
pembaca

24 | P a g e
majalah. Bukankah koran yang sudah seminggu dinyatakan tidak aktual lagi?
Umumnya
pembaca tidak mengorek-ngorek lagi koran yang sudah bertumpuk selama
setahun
lamanya. Semakin sedikit waktu yang tersedia, informasi yang anda sajikan
semakin
pendek dan harus cepat menuju sasaran.
Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik
Tulisan ilmiah populer anda dedikasikan untuk pembaca awam. Bukan expert
yang memang
berkecimpung di bidangnya. Posisikan diri anda pada pembaca. Pikirkan, mengapa
anda perlu
membagi ilmu anda? Apa yang membuat pembaca dapat tertarik dengan tulisan
anda? Beberapa
cara menggelitik motivasi pembaca:
Mengaitkan dengan kondisi aktual
Cth.: Masih segar dalam ingatan kita ketika beberapa waktu yang lalu, Kementrian
Komunikasi dan bersama-sama dengan komunitas telematika Indonesia
meluncurkan
satu konsep bulan telematika ICT (Information and Communication
Technology)
month yang akan jatuh pada bulan Agustus 2003. Tujuan utamanya adalah usaha
sosialisasi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi memberikan kontribusi
signifikan terhadap peningkatan kualitas kehidupan masyarakat…
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria
Wahono
Tulisannya dimulai dengan leading kondisi aktual. Sebagian pembaca mungkin
pernah
mendengar konsep bulan telematika yang sedang aktual. Tapi apa sebenarnya di
balik
konsep itu? Nah dari kondisi aktual inilah penulis membidik pembaca.
Mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari
Cth.: Sebenarnya menangis saat mengupas/memotong/mengiris bawang bisa
menyehatkan mata. Beberapa pakar percaya, air mata yang keluar karena
rangsangan hawa bawang membersihkan mata dan kelopaknya dari debu dan
kuman. Keluarnya air mata ini membuat mata bening dan berbinar.
pikiran-rakyat, Tak cengeng saat mengupas bawang Febdian Rusydi
Contoh diatas bernuansa entertainment, artinya topik yang dipilih mudah
dicerna,
membacanya bersifat refreshing. Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan
kejadian
sehari-hari. Siapa yang tidak pernah merasakan perihnya memotong bawang?
Lain halnya
dengan tulisan ilmiah hasil penelitian kandungan bawang berikut metodenya.
Siapa peduli
membacanya? Ilmiah populer yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari
membuat
pembaca merasa sedikit lebih clever setelah membacanya. Merasa puas
mengerti apa yang
terjadi disekitarnya. Dengan cara ini pembaca awam menjadi akrab dengan ilmu
di luar
spesialisasinya.
www.kharisma.de 3
Menyajikan value added
Cth.: Nama baik & nilai sebuah dotcom bisa jatuh bahkan menjadi tidak berharga
jika dotcom di bobol. Dalam kondisi ini, para hacker di harapkan bisa menjadi
konsultan keamanan bagi para dotcommers tersebut – karena SDM pihak
kepolisian
& aparat keamanan Indonesia amat sangat lemah & menyedihkan di bidang

25 | P a g e
Teknologi Informasi & Internet. Apa boleh buat cybersquad, cyberpatrol swasta
barangkali perlu di budayakan untuk survival dotcommers Indonesia di Internet.
IlmuKomputer.com, Belajar menjadi Hacker, Onno W. Purbo
Bagi sebagian pembaca awam, hacker suatu dosa berat. Tapi penulis memilih
sudut
pandang yang unik: belajar hacker itu penting untuk keamanan. Dengan penyajian
ini,
pembaca merasa perlu belajar ilmu si penulis: ada value added dari topik yang
disajikan!
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru
Teknologi ini mula-mula dipraktekan di negara yang terkenal dengan budaya
gourmet alias
Perancis. Akhir-akhir ini banyak berkembang di Jerman. Bagaimana tidak, kompor
dengan
teknologi induksi banyak membawa keuntungan. Panasnya cepat, mudah diatur.
Dan yang
paling menentukan, permukaan kompor dari bahan keramik ini tidak panas sama
sekali.
Hanya isi panci anda yang menjadi panas! Amazing bukan? Tidak seperti kompor
listrik,
dengan teknologi induksi ini panas tidak terjadi pada permukaan kompor,
melaikan dalam
panci itu sendiri.
Kochen mit Induktion, Anja Anja Arp, Servize Zeit wdr.
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan dengan kebutuhan
masyarakat
adalah salah satu tugas penulisan ilmiah populer. Dengan memperkenalkan iptek,
tingkat
acceptance iptek itu sendiri semakin bertambah di kalangan masayarakat. Tidak
harus
melulu, kebutuhan sehari-hari, contoh lain sejenis misalnya manfaat penggunaan
software
SAP untuk bidang bisnis, teknologi baru operasi dengan laser di rumah sakit, dsb.
Dengan contoh-contoh diatas anda memahami perbedaan menyolok antara karya
ilmiah dan
ilmiah populer. Ilmiah populer seringkali mengangkat topik yang berkaitan dengan
masyarakat
awam.
Meramu karya ilmiah populer
Setelah mendapatkan topik yang pas dan bahan-bahan sudah terkumpul, tahap
berikutnya
meramu bahan-bahan menjadi tulisan yang menarik. Bagaimana memulai
menulisnya?
Terkadang tulisan mengalir, bila anda memposisikan diri anda pada pembaca:
seorang professor,
ibu rumah tangga, manajer, politikus, mahasiswa, atau apa saja. Pikirkan apa
yang kira-kira apa
yang diperlukan pembaca, pertanyaan apa yang akan mereka ajukan.
Leading
Struktur klasik karya ilmiah (skripsi, disertasi atau laporan penelitian) biasanya
diawali 20%
pembukaan (hasil penelitian aktual, problematika aktual), 60% inti isi tulisan
(metode penelitian,
pemecahan permasalahan), barulah 20% terakhir kesimpulan atau masukan untuk
penelitian ke
depan. Seringkali karya ilmiah berhenti pada hasil penelitian atau pada ilmu itu
sendiri.
www.kharisma.de 4
Tidak demikian halnya dengan sebuah karya ilmiah populer. Tulisan jenis ini
mencoba mengail

26 | P a g e
minat pembaca dari sejak awal tulisan. Siapa peduli dengan problematika
penelitian dan stand
terakhir penelitian. Yang penting pembaca mengetahui, apa pentingnya tulisan ini
bagi saya.
Oleh karena itu, leading (pembukaan) sebuah karya ilmiah populer harus
merangsang motivasi
pembaca. Leading memuat informasi singkat apa isi tulisan, tapi bukan
rangkuman yang
mengurai semuanya. Setelah membaca leading seharusnya masih tersisa
sejumlah pertanyaan
yang memotivasi pembaca mengetahui jawabannya dalam tubuh tulisan.
Pemaparan informasi
Pemaparan informasi dalam tubuh tulisan harus fokus, sesuai dengan tema yang
disitir dalam
leading. Buat alur yang menarik, sehingga pembaca mau mengikuti paragraf
demi paragraf
sampai selesai. Ada beberapa cara pemaparan yang baik
Haruskah alur berbentuk piramida terbalik?
Alur piramida terbalik berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke
detail yang
kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama.
Biasanya
model ini dipakai untuk penulisan hard news (berita singkat). Namun untuk
tulisan karya
ilmiah yang komplex dan panjang belum tentu model ini bisa dipakai. Sebab
terkesan
membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa
sudah cukup
dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih
lanjut.
Merubah numerasi dan pembagian bab
Anda pasti mengenal struktur klasik sebuah karya ilmiah: bab utama, sub bab,
dst. Atau
struktur tulisan dengan pembagian A, A.1, A.2, dst. Pembagian struktur seperti ini
terasa
sangat kaku bila anda gunakan dalam karya ilmiah populer. Namun harus diingat,
untuk
tulisan yang cukup komplex pembagian struktur seperti itu sangat membantu.
Gunakan kekuatan kata-kata atau teks untuk memperjelas struktur tulisan.
Misalnya pada
bab utama anda tuliskan rangkuman informasi yang mewakili sub-sub bab
selanjutnya.
Barulah sub-sub bab memuat detail informasi. Gunakan juga karakter tulisan yang
berbeda, misalnya bold atau besar huruf untuk menandakan sub kapitel. Dengan
begitu
penggunaan abjad atau numerasi yang terasa kaku bisa dihindari.
Alur kronologis
Artinya alur cerita mengikuti satuan waktu: jam, hari, bulan atau tahunan. Disini
patokan
waktu explisit tercantum. Contohnya: Karya ilmiah populer tentang pertumbuhan
tanaman
selama empat musim. Informasi disini akan terstruktur sesuai dengan kronologis
musim.
Alur proses
Mirip dengan alur kronologis. Disini alur mengikuti proses-proses yang berurutan.
Contohnya: tutorial software,
Deduksi
Penulisan ilmiah populer yang berdasar pada deduksi, memulai alur penjelasan
dari hal

27 | P a g e
yang umum menuju hal yang khusus. Contohnya: kebijakan pemerintah dalam
masalah
anggaran penelitian dan dampaknya bagi reset bidang teknologi kimia.
www.kharisma.de 5
Induksi
Induksi kebalikan dari deduksi: dimulai dari informasi atau fakta-fakta khusus
untuk
menentukan kesimpulan yang berlaku umum. Dalam journalimus induksi dapat
berupa
penjelasan, anekdot atau analogi yang menggambarkan prinsip umum.
Contohnya:
beberapa contoh dan fakta kerusakan lingkungan. Dari sini dapat diambil
kesimpulan
kebijakan politik yang harus diambil dalam rangka pelestarian lingkungan.
Reportase
Dengan jenis pemaparan ini, anda bertutur tentang apa yang anda rekam, lihat
atau
rasakan dari tempat kejadian. Dengan penuturan yang baik, pembaca akan
merasa live di
tempat kejadian. Sebuah reportase tidak harus menceritakan kejadian dari awal
sampai
akhir. Seringkali diambil fokus tertentu yang diangkat ke permukaan. Contoh
ilmiah populer
berbentuk reportase misalnya: seminar atau konferensi ilmiah, observasi kejadian
alam,
reportase sebuah experimen ilmiah, dsb.
Problematika penggunaan jargon
Seberapa jauh penulis bebas menggunakan jargon? Gunakan seperlunya secara
tepat. Anda bisa
memberikan definisi, terjemahan, atau penjelasan. Sering juga istilah-istilah asing
justru lebih
singkat, padat dan tepat. Namun anda harus berhati-hati terlalu banyak akan
menyulitkan
pembaca. Semuanya bergantung dimana dan untuk siapa tulisan akan anda
sajikan.
Menggunakan Defisini
Foodborne disease adalah penyakit yang timbul dari pencernaan dan
penyerapan
makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia. Penyakit ini erat
kaitannya
dengan kehidupan manusia. Jika tidak memperhatikan kebersihan makanan dan
lingkungan, maka merugikan manusia. Makanan yang berasal baik dari hewan
atau
tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisma penyebab
penyakit pada manusia.
www.kharisma.de, drh. Rochmiyati Setiadi
Dalam tulisan diatas foodborne disease adalah istilah baku yang sulit dibuang.
Penggunaan
istilah spesifik ini lebih ringkas dan juga tepat. Definisi cukup diberi sekali diawal.
Menggunakan Terjemahan
Bila tidak terlalu rumit, anda cukup memberikan terjemahan dalam kurung:
Beberapa obat-obatan yang termasuk didalamnya adalah antibiotika,
antihistamin
(anti alergi), analgetik (penghilang rasa nyeri), antipiretik (obat penurun panas),
antitusif (obat batuk), dan lain-lain.
www.kharisma.de, Melur Pandan Wangi.
Mencari padanan jargon dalam bahasa Indonesia yang singkat dan padat tidak
selalu
berhasil. Dalam kasus ini, bila tidak ada padanannya gunakan istilah aslinya,
dengan

28 | P a g e
penjelasan, definisi. Dapatkah anda membayangkan seandainya perintah dan
menu Word
ditulis dalam versi Indonesia?
www.kharisma.de 6
Banyak juga jargon yang sudah diterjemahkan dalam bahasa indonesia. Dalam
dunia
komputer misalnya: software (perangkat lunak), network (jaringan), application
(aplikasi),
computing (komputasi), dsb. Untuk tips, banyak-banyak membaca tulisan ilmiah
populer
dari jenis yang sama. Disitu anda mendapatkan feeling jargon apa saja yang
sering
digunakan atau memang belum ada padanannya.
Bila definisi dan terjemahan tidak cukup
Tidak selamanya terjemahan atau definisi dapat memperjelas. Seperti kata layer
yang
berarti lapisan dalam konteks tutorial Photoshop:
Berikutnya anda akan belajar menggunakan layer untuk membuat gambar kota
tua
berlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Pembaca paham layer berarti lapisan. Tapi pembaca yang sama sekali buta
software
Photoshop akan kesulitan. Oleh karena itu, bukan terjemahan dan definisi yang
diperlukan.
Tapi berikan analogi diluar dunia Photoshop yang mudah dimengerti:
Anda dapat menganalogikan prinsip kerja layer dengan tumpukan lembar
transparensi. Dengan step diatas Anda membuat lembar transparensi gambar
kota
tua dengan langit kosong (transparensi 1) dan transparensi bergambar langit biru
(transparensi 2). Bila anda menumpuk transparensi 1 dan 2 (dengan susunan
trasnparensi 2 paling bawah) maka akan menghasilkan gambar kota tua berlangit
biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Istilah asing: bila lebih mudah diingat, gunakan!
Tulisan yang sukses biasanya justru pendek, terbatasi secara tegas dan sangat
fokus. ''Less is more,'' lagi-lagi kata Hemingway. Umumnya tulisan yang baik
hanya
mengatakan satu hal.
Penaindonesia.com, Seperti tarian burung camar, Farid Gaban
Less is more, kalimat pendek dan mudah diingat. Bila diterjemahkan ke dalam
Indonesia
“sedikit justru sebetulnya lebih banyak” gregetnya kurang! Namun jangan juga
terlalu
mubazir dalam penggunaan bahasa asing.
Istilah asing: bila tak perlu, tinggalkan!
Penggunaan istilah asing yang rumit dalam satu paragraf, akan mengganggu
kenyamanan
pembaca. Ingat: Writing is giving service! Seperti soto dengan banyak „ranjau“
rempahrempah
daun salam, laus, jahe, daun jeruk. Anda akan terhenti menikmati soto karena
harus menyisihkan rempah! Jangan pernah berpikir: menggunakan istilah asing
agar
terlihat elit! Justru efek sebaliknya yang akan anda dapatkan.
Kadang-kadang pada suatu masa yang sama, dua orang pahlawan muncul secara
bersamaan, pada bidang yang sama, tapi dengan molaritas heroisme yang
relatif
berbeda. Salah satu diantara keduanya biasanya mengalami proses iconisasi
atau

29 | P a g e
simbolisasi, dimana ia dianggap sebagai simbol dari epoch dan genrenya.
Namun
pada community yang sudah dewasa dan matang, proses iconisasi itu biasanya
tidak
berlanjut dengan proses sakralisasi.
www.kharisma.de 7
Kata-kata yang bergaris bawah diatas sudah „di indonesiakan“. Namun pembaca
tersandung-sandung mencerna alinea diatas. Dijamin, pembaca harus
membacanya
minimal dua kali hingga memahami. Sering ya, kita temukan istilah asing yang
berlebihan.
Bila memang efisien, padukan dengan gambar
A picture tells thousand words, demikian kata pepatah. Seringkali kali gambar
atau grafik
lebih mudah dicerna daripada rangkaian kata-kata. Tapi perlu diingat, gambar saja
tidak
cukup harus disertai keterangan yang jelas. Contoh ini berlaku misalnya untuk
tutorial.
Gunakan scrennshot menu-menu software untuk memperjelas perintah.
Problematika angka
Penggunaan angka dalam karya ilmiah sudah lumrah. Terutama untuk
menunjukan akurasi atau
memperkuat argumentasi. Sama dengan penggunaan istilah asing atau jargon.
Pencantuman
angka cukup seperlunya. Bila terlalu banyak, perhatian pembaca akan tertuju
pada angka
dengan demikian kenyamanan membaca menjadi berkurang.
Angka sebagai penguat informasi
Cth.: Saat suhu udara mulai menghangat mulailah jenis bakteri ini berkembang
dengan pesatnya. Terlebih lagi bila ia berkembang pada jenis makanan tertentu
yang
memang rawan salmonella, yaitu makanan yang mengandung protein tinggi. Bila
kondisinya sangat menunjang, bakteri ini akan membelah diri setiap 20 menit
sekali,
satu bakteri akan berkembang dalam waktu 5 jam menjadi 45 000.
www.kharisma.de, Salmonella bahaya tak terlihat, Dian Suprapto.
Pencantuman angka disini memberi gambaran jelas: bakteri Salmonella pada
makanan
dapat bekembang demikian pesatnya.
Angka saja tidak cukup: perlu keterangan lanjut
Kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi pada kecepatan 50km/h. Sedangkan
pada
kecepatan 200 km/h lebih sedikit.
Tanpa keterangan lebih lanjut, angka-angka diatas terlihat sepintas tidak masuk
akal. Mengapa justru dengan kecepatan tinggi lebih jarang terjadi kecelakaan?
Jawaban logisnya terletak pada penjelasan, bahwa jarang kendaraan
berkecepatan
200km/h, sehingga lebih jarang terjadi kecelakaan. Namun sayangnya dalam
tulisan
itu tidak ada sama sekali.
Sama seperti contoh berikut:
Dalam 5 tahun terakhir ini, jumlah penerima hadiah Nobel bidang biologi dari
kalangan wanita meningkat 50 %.
Angka diatas tidak menunjukan data yang akurat. Bisa saja lima tahun terakhir
jumlahnya ada 4 wanita dan tahun ini menjadi 6 (hanya penambahan 2 orang).
www.kharisma.de 8
Pencantuman angka yang tidak perlu
Banyak penulis menyangka pencantuman angka selalu memberi kesan kompeten!
Sekali

30 | P a g e
lagi pertimbangkan baik-baik: apakah pencantuman angka memberi nilai
informasi plus
atau tidak. Ingat, Less is more, kata Hemingway. Angka berlebihan hanya akan
mengganggu kenyamanan membaca.
Cth.: Belum jelas terbukti apa penyebab over stimulasi ovarium atau dikenal
dengan
istilah OHSS (Ovarian Hyperstimulation Syndrom). Dikatakan kondisi kritis bagi
pasien bila terdeteksi hematokrit (> 43), pembengkakan ovarium (> 12 cm), dst

Bagi dokter angka-angka diatas penting untuk menegakkan diagnosa OHSS kritis.
Tapi bagi
pasien apa artinya? Sebab, pembaca tidak mengetahui berapa kekentalan darah
(hematokrit) yang normal, atau berapa besar ovarium dalam kondisi normal.
Untuk
membuat brosur kesehatan bagi pasien, lebih penting menerangkan simptom
yang dirasa
pasien. Dan tidak melulu angka-angka pengukur.
Multi interpretasi angka statistik
Cth.: Wanita terbukti sebagai manajer handal. Hanya 15 dari 1000 perusahaan
Jerman yang dimpimpin wanita mengalami bangkrut. Perusahaan yang dipimpin
manajer pria lebih banyak mengalami bangkrut: 21 dari 1000 perusahaan.
Witschaftsmagazin “DM“.
Angka diatas menimbulkan interpretasi ganda:
- Wanita memang betul-betul lebih handal daripada pria
- Wanita memimpin perusahaan di bidang yang tidak terlalu riskan
- Perusahaan yang dimpimpin manajer pria lebih cepat bangkrut? (apakah satuan
waktu untuk kedua kubu sama?)
- Persuahaan yang dipimpin manajer wanita lebih awet tidak bangkrut? (tapi toh
kalau satuan waktu sama, akankah jumlahnya lebih banyak?
Dengan contoh diatas, penulis belum berhasil memberikan informasi dengan
obyektif. Bila
anda mencantumkan angka statistik, perlu memjelaskan methode pengambilan
sample
serta satuan-satuan lagi yang mendukung. Membaca angka lebih payah daripada
membaca
teks. Mengapa tidak menggunakan grafik bila lebih membantu kenyamanan
membaca?
Penulis: Dian Suprapto.
Penulis menyelesaikan studi di bidang technical writing di university of applied
sciences
Karlsruhe.
Sumber:
- Wissenschaftsjournalismus, Winfried Göpfert, 2001
- Manuskript mata kuliah " Textverstehen – Textverständlichkeit –
Textoptimierung unter
Verständlichkeitsgesichtspunkten. Göpferich, Susanne, Technical Writing,
university of
applied sciences Karlsruhe, Germany.
- Göpferich, Susanne (1998): Interkulturelles Technical Writing: Fachliches
adressatengerecht vermitteln.
- Journalistisches Texten, Jürg Häusermann 2001.

http://kharisma.de/files/education/Tips%20menulis%20ilmiah%20populer.pdf

31 | P a g e

You might also like