You are on page 1of 197

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3

PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK


DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PERANAN LESSON STUDY DALAM PROSES TRANSFORMASI


BUDAYA BELAJAR GURU BASE BANGIL
KABUPATEN PASURUAN

Agus Daheri
Prayitno

SMP Negeri 1 Rembang-Pasuruan


SMP Negeri 2 Rembang

Abstrak: Peran guru sebagai pendidik dalam berbagai perkembangan jaman selalu tetap penting.
Kenyataan ini menuntut guru harus menjadi sosok yang memiliki budaya belajar sepanjang hayat,
karena situasi dan kondisi lingkungan siswa yang mereka hadapi mengalami perubahan, jika hal
tersebut tidak dilakukan maka secara profesioanal guru akan mengalami penurunan kualitas, daya
kreativitas dan pembelajarannya tidak menyenangkan peserta didik.

Bagaimana agar guru tetap bisa menjaga profesionalatasnya, daya kreativitas dan pembelajarannya
disenangi peserta didik, maka guru harus terus menerus mengembangkan budaya belajarnya, agar
kompetensinya terus meningkat. Dalam mengembangkan budaya belajar tersebut, guru tidak mungkin
melakukan sendiri, ia membutuhkan guru lainnya baik teman guru satu mata pelajaran, serumpun
bahkan berbeda mata pelajaran yang satu sekolah sekolah atau lain sekolah.

Lesson Study merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan guru dalam mengembangkan budaya
belajarnya, karena Lesson Study tidak dapat dilakukan secara individu, harus dilaksanakan secara
bersama-sama bisa dengan sesama guru dalam mata belajaran berbasis MGMP atau sesama guru antar
mata pelajaran dalam satu sekolah dalam bentuk Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS) bisa
dilaksanakan

Tiga rangkaian kegiatan Lesson Study yang berupa PLAN-DO-SEE. Pada setiap bagian dalam rang-
kain PLAN-DO-SEE tersebut guru mengalami proses pembelajaran, interaksi dan sinergi.Jika diikuti
dengan sungguh-sungguh maka guru yang mengikuti Lesson Study akan mengalami transformasi bu-
daya belajar, baik secara individu maupun secara berkelompok.

Home Base Bangil merupakan salah satu tempat pengembangan Lesson Study di Kabupaten Pasuruan.
Pada awalnya dilaksanakan berbasis MGMP dan dalam perkembangannya hingga saat ini telah banyak
masing-masing sekolah yang terus melaksanakan dan mengembangkan LSBS. Manfaat Lesson Study
antara lain membantu guru dalam melaksanakan tugasnya, terutama dalam kaitannya dengan pengem-
bangan profesionalisme guru yang bermuara pada penyelenggraaan PBM di kelas. Dengan demikian
Lesson Study merupakan program pengembangan dan peningkatan kualitas profesi guru yang berksi-
nambungan.

Kata kunci: guru, budaya belajar, lesson study

Lahirnya UU Nomor 14 tahun 2005 tentang yang terpenting dari Undang-undang tersebut
Guru dan Dosen merupakan upaya pemerintah menegaskan bahwa guru merupakan suatu profesi,
meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Hal untuk itu seorang guru dituntut harus profesional.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 1


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Sorang guru yang profesional harus memiliki dilakukan secara individu, harus dilaksanakan
komptensi paedagogik, profesi, kepribadian dan secara bersama-sama bisa dengan sesama guru
social. Karena situasi dan kondisi yang dihadapi dalam mata belajaran berbasis MGMP atau sesama
oleh guru senantiasa mengalami perubahan, maka guru antar mata pelajaran dalam satu sekolah dalam
gurupu dituntutut tanggap dengan perubahan- bentuk Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS)
perubahan itu sehingga dalam keempat aspek bisa dilaksanakan
komptensinya selalu mengalami proses up date Home Base Bangil merupakan salah satu
alias tidak “jadul”. tempat pengembangan Lesson Study di Kabupaten
Dalam kondisi bagaimanapun, baik dalam era Pasuruan. Pada awalnya dilaksanakan berbasis
perkembangan IPTEK, era perkembangan info.- MGMP dan dalam perkembangannya hingga saat
masi dan komunikasi berbasis IT dan bahkan ini telah banyak masing-masing sekolah yang terus
dalam era globalisasi seperti sekarang ini eksistensi melaksanakan dan mengembangkan Lesson Study
dan peranan guru masih dan akan tetap penting Berbasis Sekolah (LSBS).
dalam dunia pendidikan. Kenyataan ini menuntut
guru harus menjadi sosok yang memiliki budaya TUJUAN PEMBAHASAN
belajar sepanjang hayat, karena situasi dan kondisi
lingkungan siswa yang mereka hadapi mengalami Untuk memparkan kondisi pembelajaran di
perubahan, jika hal tersebut tidak dilakukan maka Bangil sebelum dan sesudah pelaksanaan Lesson
secara profesioanal guru akan mengalami Study
penurunan kualitas, daya kreativitas dan Untuk memaparkan bagaimana perananan
pembelajarannya tidak menyenangkan peserta Lesson Study dalam mengubah paradigma guru
didik. terhadap pembelajaran
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya Untuk memaparkan bagaimana Lesson Study
untuk meningkatkan kualitas profesi gru, anatar mampu mentransformasikan budaya belajar di
lain melalui pelatihan, seminar, lokakarya bahkan kalangan guru di Bangil
ada yang melalui pendidikan formal dengan pem-
berian beasiswa pada guru utnuk menempuh BATASAN MASALAH
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Namun
Sangat disayangkan karena program pelatihan Lesson Study ialah model pengkajian pem-
tersebut hanya berdampak terhadap peningkatan belajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
pengetahuan para guru semata, karena kurangnya berdasarkan prisnsip-prinsip kolegalitas dan mutual
implementasi dalam pelaksanaan tugas, begitu learning untuk membanguan komunitas belajar.
kembali ke kelas pasca pelatiahan semua kembali Transfromasi adalah proses perubahan dari
sebagaimaan biasa, soalah-olah tidak pernah terjadi guru konvensional menjadi guru yang terus
apa-apa terhadap guru tersebut, sehingga dalam melakukan proses belajar untuk meningkatkan
pembelajaran sehari-hari masing sering kita kompetensinya.
temukan beberapa hal yang seharusnya tidak perlu Budaya Belajar Guru ialah sebuah perubahan
terjadi. perilaku dari guru yang tidak mau belajar menjadi
Bagaimana agar guru tetap bisa menjaga guru yang mau belajar sepanjang hayat.
profesionalatasnya, daya kreativitas dan pembela- Base Bangil merupakan salah satu tempat
jarannya disenangi peserta didik, maka guru harus pelaksanaan program LS di Kabupaten Pasuruan
terus menerus mengembangkan budaya relajarnya,
agar komptensinya terus meningkat. Dalam me- HOME BASE BANGIL, PROSES
ngembangkan budaya belajar tersebut, guru tidak TRANSFORMASI BUDAYA BELAJAR GURU
mungkin melakukan sendiri, ia membutuhkan guru
lainnya baik teman guru satu mata pelajaran, Bangil Sebelum Penerapan Lesson Study, Guru
serumpun bahkan berbeda mata pelajaran yang satu Merasa Paling Pandai
sekolah sekolah atau lain sekolah.
Lesson Study merupakan wahana yang murah Sebagian besar peserta MGMP IPA Lesson
dan berksinambungan yang bisa dimanfaatkan oleh Study home base Bangil, sebelum bergabung da-
guru dalam mengembangkan budaya belajarnya. lam Lesson Study, merasa bahwa sebagai guru,
Lesson Study dalam pelaksanaannya tidak bisa bisa maka dirinya sudah dapat mengajar dengan baik,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 2


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

karena selalu melakukan persiapan dengan mem- ngalaman, ibarat gelas kosong, maka perlu terus
baca materi, sehingga saat pembelajaran semua diisi. Sedang dirinya lebih berpengalaman, lebih
materi sudah dijelaskan dengan gamblang. dahulu mengetahui, sehingga layaklah merasa lebih
Sebagian besar sudah melakukan membuat RPP, pandai
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan
RPP, dan melakukan evaluasi dan semua itu dirasa Home Base Bangil pada Awal Rintisan Lesson
sudah cukup memenuhi kebutuhan sebagai seorang Study
guru. Pada awal-awal peristisan Lesson Study di
Dalam praktek pembelajaran sehari-hari home Bangil, program dikenakan terhadap guru
masih sering ditemukan dalam melaksanakan tu- Matematika dan IPA, yang diikuti oleh guru yang
gasnya guru melakukan beberapa kesalahan dan berasal dari SMP/MTs negeri dan swasta. Hal yang
sebagian beranggapan bahwa kesalahan itu sebagai menarik pada awal program ini berjalan ialah, se-
sebuah kewajaran. Diantaranya, yang sering terjadi bagian besar peserta merasakan adanya perbedaan
dalam penyelengaraan proses pembelajaran, guru dengan program MGMP yang berlangsung sebe-
tidak membuat persiapan tertulis lebih dahulu lumnya. Umumnya dalam forum-forum MGMP,
dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran guru bertemu, membahas materi bersama, berdis-
(RPP), sebagian beranggapan dirinya menjadi guru kusi tentang materi-metari essensial, kemudian me-
sudah lama, semua materi pasti sudah hafal di luar nyusun secara bersama perangkat pembelajaran,
kepala, sehingga tidak perlu menyusun persiapan saat itu, dalam menyusun perangkat pembelajaran
pembelajaran secara tertulis. Kalaupun terpaksa hanya termotivasi untuk memenuhi tuntutan ad-
harus menyusun RPP secara tertulis, itupun dila- ministrasi dan ada hasil fisik yang bisa dalaporkan
kukan hanya semata-mata untuk memenuhi tuntut- ke sekolah, sama sekali tidak terpikirkan bagaima-
an administrasi, atau karena akan ada pengawasan na pelaksanaannya di sekolah masing-masing.
dari pihak yang berwenang. Apakah perangkat yang telah disusun benar-benar
Kedua, ialah mengabaikan berbagai fenomena dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak, itu bu-
yang muncul di kelas selama proses pembelajaran, kan hal yang penting. Di dalam Lesson Study se-
tidak peduli apakah peserta didik benar-benar mua hal yang terjadi selama ini benar-benar terko-
belajar pada saat itu, konsentrasinya pada materi reksi.
pembelajaran atau sedang melamun, pandangannya
kosong atau tidak bukan hal-hal yang patut diper- Pertama Melakukan PLAN
hatikan dan dicermati dan dicari latar belakang
permasalahannya sehingga bisa segera diambil Pada awalnya memang sangat sulit membuat
langkah-langkah yang strategis guna membantu suatu perencanaan pembelajaran secara bersama-
peserta didik. Semua diabaikan dan mengambil sama. Hal tersebut terjadi karena beberapa hal
langkah-langkah penanganan setelah peserta didik diantaranya;
berperilaku negatif.  Meskipun sudah lama menjadi guru ternyata
Ketiga, ialah mengabaikan keberagaman da- pemahaman masing-masing guru waktu itu
lam diri peserta didik. Mereka seolah sosok pribadi terhadap RPP masih sangat minim,
yang seragam, begitu diberi penjelasan materi,  Bukanlah hal yang mudah memadukan
diuraikan humus-rumus dan hukum maka semua berbagai aspirasi dan keinginan dari masing-
beres selanjutnya adalah kerjakan soal-soal latihan masing guru karena perbedaan pengalaman dna
di LKS dan kumpulkan pada akhir jam belajarl. cara pandang terhadap sesuatu proses
Semau dianggap, sudah mengerti uraian guru pasti pembelajaran,
bisa mengerjakan soal. Jika ada yang menyimpang  Minimnya modal metodologi pembelajaran
tidak mampu mengerjakan soal, maka dituduh saat yang dimiliki oleh sebagain besar guru pada
guru menerangkan kurang memperhatikan. Jarang waktu itu,
ada reward dan umpan balik, bahkan peserta didik  Minimnya pengalaman dalam melakukan
mungkin tidak pernah tahu mana pekerjaan yang pengamatan terhadap peserta selama proses
benar dan salah. pembelajaran,
Keempat.Guru merasa paling pandai.  Karena sudah lama meninggalkan bangku
Perasaan itu muncul karena semua peserta didik kuliah, bisa terjadi dalam hal keilmuan juga
usianya relatif sangat muda, belum banyak pe- mengalami penurunan, sehingga juga

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 3


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

berpengaruh dalam penyusunan sebuah forum refleksi ialah menyampaikan hasil ”pemo-
rencana pembelajaran tretan” terhadap peserta didik. Mengapa peserta di-
 Semua merasakan bahwa hanya membuat dik A tidak berhasil bekerjasama dalam kelompok-
sebuah RPP demikian beratnya proses dilalui. nya, mengapa peserta didik B tidak konsentrasi
Saat itu semua peserta dituntut berfikir secara dalam pembelajaran, mengapa peserta didik C
proyektif, jika perencanaan dirancang sedemi- tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran dan
kian rupa, maka akan seperti apakah pelaksana- lain sebagaimnya. Dari permasalahan-permasalah-
an di kelas, bagaimana reaksi peserta didik, hal an yang mengemuka itulah maka dilakukan penin-
apakah yang akan terjadi pada mereka? jauan bahkan revisi secara menyeluruh terhadap
segala kelengkapan dalam sebuah pembelajaran,
Awal-awal Menjadi Observer bisa bentuk RPP-nya, media yang digunakan,
LKPD yang diterapkan atau bahkan instrumen
Observer disebut juga pengamat, tugasnya
evaluasinya.
adalah mengamati proses pembelajaran berlang-
Begitulah kurang lebih gambaran singkat
sung. Dalam melakukan pengamatan biasanya
awal-awal pelaksanaan LS di home base Bangil.
observer dibekali beberapa kelangkapan, yaitu (1)
Seiring dengan perjalanan waktu, secara bertahap,
RPP, (2) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD),
semua mengalami proses perubahan, terutama di
(3) denah tempat duduk kelompok beserta daftar
kalangan peserta yang secara konsisten tetap
nama kelompok, dan (4) lembar observasi. Selama
bergiat dalam LS hingga hari ini.
proses mengamati, guru harus berlatih mengamati
bagaimana aktivitas peserta didik selama pembela-
jaran berlangsung dan harus menghindari terlalu HOME BASE BANGIL SAAT INI
banyak mengamati guru model. Pada awal-awal
melakukan observasi dalam sebuah open class, Kemajuan-kemajuan yang Telah Dicapai
sebagian besar peserta kurang berhasil menangkap Kini sebagian besar peserta LS di home basi
berbagai fenomena yang terjadi dalam kelas, teruta- bangil, terutama kelompok mata pelajaran IPA
ma yang berkaitan dengan peserta didik. Semua telah mencapai beberapa kemajuan dalam
seolah-oleh biasa-biasa saja dan tidak ada yang mengikuti LS, meskipun program pendampingan
istimewa dan tidak ada yang perlu direkam serta dosen UM mulai mengalami pengurangan namun
tidak ada yang perlu dilaporkan. Catatan-catatan berkat peranan para senior dan fasilitator maka,
yang dilaporkan justru lebih banyak mengarah kegiatan LS tetap eksis hingga hari ini dan para
kepada bagaimana guru model melakukan proses peserta mengalami kemajuan yang berarti.
pembelajaran. Padahal dalam LS, hal terpenting
yang harus dihindari ialah terlalu banyak menyoroti Dalam Hal Melakukan PLAN
guru model dan disinilah letak perbedaan LS
dengan mikro teaching. Sebagian besar para peserta dapat mengikuti
dan melakukannya dengan mudah, hal tersebut
Awal-awal Melakukan Diskusi Refleksi terjadi karena mereka memiliki modal yang cukup
baik dari segi pengalaman dan pengeahuan.
Setelah melakukan observasi dan merekam Kemajuan itu terlihat dari kian cepatnya proses
semua hal yang berhasil diamati, tibalah saatnya penunjukan guru model, penyusunan RPP,
melakukan proses diskusi refleksi terhadap proses penentuan media pembelajaran, peralatan dan
pembelajaran yang baru berlangsung. Karena be- bahan pendukung serta perangkat dan instrumen
lum begitu terampil menangkap berbagai fenomena evaluasi. Fakta tersebut sangat berbeda jika
yang ada dalam sebuah proses pembelajaran, maka dibandingkan dengan pada awal-awal mereka
catatan yang berhasil dihimpun lebih banyak me- berlesson study.
nyoal bagaimana guru model melakukan proses Selanjutnya mereka menjadi sangat kritis
pembelajaran, kelemahan-kelemahannya, kesalah- dalam berbagai forum diskusi, baik pada forum
an konsep yang dilakukan, dan sebagainya. Akhir- membuat perencanaan pembelajaran (plan). Selalu
nya forum refleksi tidak ubahnya ajang pengadilan diawali dengan menelaah karakterisatik materi,
terhadap guru model-peristiwa ini sempat menjadi- mulai dari kompetensi dasar, indikator dan tujuan
kan beberapa guru trauma untuk tampil lagi sebagai pembelajaran, pemilihan media strategi dan model
guru model. Hal yang seharusnya terjadi dalam

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 4


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pembelajaran yang tepat serta perancangan bijak, jauh dari kesan menggurui dan menjatuhkan.
instrumen penilain hingga LKPD. Selain itu setiap temuan yang diangkat dalam
Pada tahap apakah apersepsi yang dilakukan- forum diskusi refleksi senantiasa disertai memberi-
nya sudah benar-benar membuka skemata peserta kan solusi, sehingga guru model menjadi sangat
didik dan berpautan dengan materi serta mampu terbantu.
menggugah motivasi mereka untuk belajar? Dari beberapa pengalaman mengikuti ke-
Adakah peserta didik benar-benar dapat belajar dan giatan Do (0pen class) yang dilanjutkan kegiatan
terjadi perubahan tingkah laku? Adakah media dan refleksi, sebagain besar guru model pada saat per-
strategi pembelajaran yang digunakan cukup me- tama menyampaikan kesannya setelah melakukan
madai dalam menghantarkan peserta didik menca- open class sebelum memperoleh respon dari
pai tujuan pembelajaran? peserta yang lain selalu mengungkapkan kejujuran-
Semua hal tersebut mengemuka dalam setiap nya, bahwa pembelajarannya sangat banyak memi-
forum diskusi plan dan refleksi liki kekurangan.

Tidak Campur Tangan Saat Melakukan Pasang Surutnya Semangat


Observasi
Pada tahun-tahun berikutnya setelah berjalan
Para peserta juga mengalami kemajuan yang sekian waktu, lebih-lebih pada saat program dosen
sangat berarti, kini mereka kian trampil dalam pendamping mulai berkurang, demikian pula dari
melakukan ”pemotretan”, bahkan sangat tajam dan aspek dukungan dana juga mulai mengalami
mendetail dan pembidikan sangat terfokus kepada penurunan, pelaksanaan Lesson Study menghadapi
fenomena yang terjadi pada diri peserta didik, ”terpaan badai”. Sebagian peserta mulai mengalami
sedang terhadap guru model meskipun terpaksa pasang surut semangat. Sebagian guru ada yang
dilakukan prosentasenya sangat kecil. mengalami kejenuhan dan meresa tidak memper-
Dalam hal menempatkan diri sebagai oleh apa-apa dari Lesson Study, sehingga undur
observer, sudah dilakukan secara tepat, mereka diri. Bahkan ada sebagian kepala sekolah yang
benar-benar sudah mengambil jarak terhadap menarik gurunya dari peserta lesson study dengan
peserta didik, dalam arti tidak campur tangan beberapa alasan dan pertimbangan bahkan sempat
dalam proses pembelajaran, meskipun ia melihat mengeluarkan opini yang terkesan ”nggembosi”,
ada peserta didik yang ada di dekatnya sedang bahwa waktu guru terlalu banyak tersita dalam
melakukan suatu kesalahan atau sedang mengalami kegiatan LS sehingga terpaksa meninggalkan seko-
kesulitan dang sangat memerlukan bantuan. lah alias tidak mengajar. Lesson Study hasilnya
Keadaan itu justru bisa ia jadikan sebagai sebuah tidak bisa dirasakan seketika dan tidak serta merta
temuan yang patut diangkat dalam forum duskusi dapat mendongkrak nilai hasil ujian nasional
saat refleksi. peserta didik. Selain itu hasil lesson study juga
tidak bisa langsung berkontribusi terhadap prestasi
Tidak Lagi Menyerang Guru Model Saat sekolah secara umum, yang bisa dibanggakan dan
Diskusi Refleksi layak sebagai catatan prestasi sekolah.
Saat menyampaikan hasil observasi dalam Patah Tumbuh Hilang Berganti
diskusi refleksi, para peserta rata-rata sudah
mampu mengangkat berbagai fenomena menarik Apapun kenyatannya, masa sulit itu agaknya
yang dijumpai selama pembelajaran. Dalam memang harus dijalani. Namun ada secercah
penyampaian penemuannya tidak sekedar di- harapan baru. Pada awal tahun pembelajaran
sampaikan secara fulgar apa adanya, akan tetapi 2010/2011 semangat itu bergelora kembali, mereka
disertai juga landasan teori, latar belakang dan yang pataah semangatnya, tumbuh kembali, yang
argumen-argumen lain yang diangkat dari hilang diganti dengan yang baru bahkan memiliki
pengalaman selama berlesson study. Kemajuan ini motivasi yang lebih kuat. Kondisi ini diperkuat
dicapai bersamaan dengan kian trampilnya peserta dengan kian seringnya tenaga fasilitator mendapat
menghindari membidik guru model bila dijumpai program pelatihan, yang kemudian hasilnya
adanya ketidak beresan dalam PBM. Kalaupun disebarluaskan kepada seluruh peserta.
terpaksa harus ”menyentil” guru model, maka
sentilan itu dilakukan dengan bahasa yang lebih

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 5


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Terbentuknya dan Terlaksananya LSBS di guru IPA dalam Lesson Study di home base
Home Base Bangil Bangil, yaitu:
1. Terjadinya peningkatan penguasaan penyusun-
Setelah berjalan dalam kurun waktu empat an rencana pembelajaran (RPP)
tahun lebih, maka Lesson Study kian menampak- 2. Terjadinya peningkatan penguasaan materi dan
kan hasilnya dalam proses peningkatan prgesi bahan pembelajaran.
pendidik. Pelaksanaaannya yang semula berbasis 3. Terjadinya peningkatan penguasaan metodolo-
MGMP, dimana hanya melibatkankan kalangan gi dan strategi pembelajaran.
guru IPA dan Matematika kini diperluas kepada 4. Terjadinya peningkatan kepedulian terhadap
guru non MIPA dalam bentuk kegiatan Lesson peserta didik
Study Berbasis Sekolah LSBS). Para penggagas 5. Terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran
LSBS umumnya adalah mereka yang telah telah 6. Terjadinya peningkatan prestasi hasil belajar
lama menekuni Lesson Study berbasis MGMP peserta didik.
hingga memiliki motivasi yang kuat guna Pada sisi yang lain kepala sekolah juga sangat
mengajak kolega satu sekolah mengembangkan terbantu dengan keikutsertaan guru mereka dalam
profesinya melalui Lesson Study. Dari lima SMP Lesson Study, karena sangat memudahkan dalam
Negeri dan satu MTs Negeri di Home Base pelaksanaan supervisi di sekolah. Guru-guru yang
Bangil, empat diantaranya yaitu SMP Negeri 1 sudah sangat terampil dalam berlesson study, tidak
Bangil, SMP Negeri 2 Bangil, SMP Negeri 3 pernah gentar menghadapi supervisi kepala seko-
Bangil dan SMP Negeri 1 Rembang telah berhasil lah, karena mereka sudah sering melakukan dan
melaksanakan LSBS, adapun SMP Negeri 2 mengikuti open class, bahkan mereka sangat gem-
Rembang sedang dalam proses perintisan dan bira sebab bisa menunjukkan hasil yang mereka
persiapan, untuk itu pada bulan Mei 2010 telah peroleh selama mengikuti lesson study.
dilakukan pelaksanaan Work Shop Lesson Study
bagi seluruh guru di SMP Negeri 2 Rembang, Terbentuknya Komunitas dan Budaya Belajar
sebagai bentuk kegiatan pengenalan Lesson Study
dan pemberian bekal awal dalam pelaksanaan Home base Bangil pada akhirnya merupakan
LSBS. Sedangkan untuk Mts Negeri 1 Bangil sebuah potret komunitas belajar. Di dalam komuni-
sedang dalam tahap perjuangan untuk pelaksanaan tas itu guru-guru peserta lesson study secara berke-
LSBS di sekolah tersebut. Adapun beberapa SMP sinambungan mengembangkan budaya belajar,
dan MTs Swasta yang masih tetap aktif dalam karena diantara mereka terjadi saling interaksi, si-
forum Lesson study berbasis MGMP IPA yang nergi, mengasah diri dalam rangka meningkatkan
dilaksanakan setiap hari Sabtu adalah SMP A Yani kompetensi dan profesioanalime. Pada akhirnya
Bangil, SMP Yadika Bangil, SMP 1 Muhammadi- mereka menyadari bahwa tantangan profesi sebagai
yah Bangil, SMP Al Qoidi Bangil, SMP Darut guru dari waktu ke waktu kian besar dan menuntut
Tauhid Bangil, SMP Roudhotul Ulum Bangil, Mts perubahan besar pada diri mereka. Perubahan besar
Ma’arif Bangil, Mts Wachid Hasyim Bangil, dan dan mendasar itu terutama pada perubahan pola
MTs Darul Ulum Rembang. pikir, bahwa gurupun harus terus menerus belajar
sepanjang hayat. Karena mereka merupakan ujung
Peranan Kepala Sekolah tombak dalam pembentukan pola pikir para gene-
rasi penerus. Belajar sepanjang hayat tidak bisa
Ada faktor pendukung yang cukup berpenga- dilakukan sendiri, harus bersama-sama, sehingga
ruh, dalam terselenggaranya Lesson Study berbasis ada proses pertukaran, saling memberi dan mene-
MGMP di home Base Bangil, yaitu dukungan dan rima dan hal tersebut sangat dimungkinkan terjadi
peranan kepala sekolah dalam menetapkan dalam lesson study. Di dalam lesson study tidak
kebijakan dengan mengirimkan guru mereka untuk ada senioritas, yang ada hanyalah kebersamaan
tetap mengikuti kegiatan tersebut. Setidaknya para untuk mencapai kemajuan. Semua peserta dalam
kepala sekolah menyadari bahwa keikutsertaan lesson study terus menerus melakukan proses
guru mereka dalam kegiatan tersebut telah membe- pembelajaran, tidak ada kecangguan, karena proses
rikan kontribusi positip, baik terhadap guru peserta belajar bukan dilihat sebagai sebuah perintah, tetapi
dan terhadap sekolah secara umum. Ada beberapa menjadi sebuah kebutuhan dan didasari sebuah
indikator yang bisa dilihat dari hasil keikutsertaan keyakinan dengan cara itulah kompetensi dan pro-
fesionalismenya terus terasah. Sehingga pada

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

akhirnya belajar menjadi sebuah trend budaya di ningkatan pengetahuan guru semata sedikti sekali
kalangan guru. berpengaruh terhadap keinerja mereka di lapangan,
Komunitas belajar itu pada akhirnya benar- karena tidak adanya imlementasi dalam pelak-
benar terbentuk, tidak hanya terjadi antara guru sanaan tugas.
dengan guru saja akan tetapi juga terjadi antara Untuk itu diperlukan model pelatihan dalam
guru dengan peserta didik. Guru-guru dan para bentuk lain yang tidak hanya berdampak terhadap
peserta didik merupakan komponen penting dalam peningkatan pengetahuan guru tetapi berdampak
sebuah komunitas belajar, dimana antara guru dan juga terhadap kinerja mereka, tentunya pelatihan
peserta didik juga terjadi interaksi saling membela- itu harus dilakukan secara berkesinambungan, dan
jarkan. biaya yang murah. Lesson Study memenuhi harap-
an itu semua. Lesson Study ialah suatu model pem-
KESIMPULAN binaan profesi pendidik melalui pengkajian pembe-
lajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlan-
Di dalam situasi dan kondisi bagaimanapun daskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual lear-
juga peranan dan fungsi guru masih sangat penting ning untuk membangun komunitas belajar.
dan relevan dalam dunia pendidikan. Oleh karena Home base Bangil sebagai salah satu tempat
itu guru senantiasa dituntut untuk selalu mengasah pelaksanaan lesson study bagi guru MIPA berbasis
dirinya agar bisa menyesuaikan dan memposisikan MGMP merupakan salah satu bentuk komunitas
dirinya dirinya secara tepat dalam segala warna belajar, dimana para guru secara bersama melaku-
perubahan. Untuk itu pemerintah selalu melakukan kan pengkajian pembelajaran secara berkesinam-
program peningkatan kemampuan kompetensi guru bungan sehingga menjadi insan-insan yang memili-
agar kualitas profesionalisme mereka tetap terjaga ki pola pikir belajar sepanjang hayat dan mengem-
dan mengalami peningkatan, namun seringkali bangkan budaya belajar.
program pelatihan itu hanya berdampak pada pe-

DAFTAR RUJUKAN

Bush, Tony, Coleman, M, 2006, Leadeship and Strate- Hendaya, Sumar, dkk, 2007, LESSON STUDY, Band-
gic Management in Education, Jogjakarta, IR- ung, FPMIPA UPI dan JIKA
CisoD. Mulyasa, E, 2005, Menjadi Guru Profesional, Mencip-
Daheri, A, Sigit, D, 2009, “Pelaksanaan Lesson Study, takan pembelajaran yang kreatif dan menye-
di Mata Guru MIPA SMPN/S dan MTsN/S Pe- nangkan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
serta MGMP MIPA Berbasis Lesson Study di Syafi’i, Muzamil, 2006, Memacu Pendidikan sebagai
Home Base Bangil Kabupaten Pasuruan”. Investasi Masa Depan, Malang, Pustaka Kayu
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Tangan.
Lesson Study, UM Malang tanggal 17 Oktober
2009.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 7


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

MENUJU SEKOLAH UNGGULAN YANG INOVATIF

Bettin Juniaria Herina Sutrisnowati

Abstrak: Sekolah unggul sangat dibutuhkan dalam perkembangan budaya, terutama sekolah unggul di
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa jenjang SD
merupakan fondasi atas jenjang persekolahan lebih lanjut (di atasnya), misal jenjang Sekolah Menengah
dan perguruan tinggi. Untuk itu, perlombaan untuk menciptakan sekolah unggul di jenjang SD
hendaknya menjadi ajang yang kompetitif untuk selalu diupayakan. Jika hal yang demikian ini
disambut baik oleh para pengambil kebijakan, maka hal yang perlu diperhatikan secara mendasar
adalah pemilahan, pemilihan dan penetapan tenaga-tenaga yang potensial dan profesional untuk
mengelolanya. Pelaksanaan pendidikan untuk mewujudkan sekolah unggul dilaksanakan oleh para
teknorat pendidikan utamanya para guru, kepala sekolah. Untuk itu, peningkatan kualitas dan
profesionalisme para guru dan kepala sekolah perlu ditingkatkan. Hal ini akan mempengaruhi
profesionalitas dalam mengelola kelas, mengelola kurikulum, mengelola proses pembelajaran dan
penilaian, mengelola peralatan dan media pembelajaran, serta meningkatkan kedisiplinan para guru dan
kepala sekolah. Selain itu, masih perlu dipikirkan peningkatan tingkat kesejahteraan para guru, kepala
sekolah, serta tenaga kependidikan lainnya. Pembinaan, pembelajaran dan peningkatan profesionalitas
para guru, kepala sekolah kiranya dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan KKG dan KKKS.

Kata kunci: sekolah unggulan, inovatif

Salah satu persoalan klasik yang menimpa yang terkenal dengan sebutan Manajemen Pening-
dunia pendidikan adalah masih dirasakan oleh se- katan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) .
mua pihak bahwa mutu pendidikan kita masih ter- Bertolak dari fenomena dan realitas sebagai-
golong rendah. Di jajaran regional Asia Tenggara mana dipaparkan di atas, berbagai pihak telah ber-
saja Indonesia berada di bawah Singapura, Malay- tanya, “Apa yang salah dalam penyelenggaraan
sia, Piliphina, dan Brunei Darussalam. Indonesia pendidikan kita ini?” Mulyasa (2002) menyatakan
sedikit lebih baik dari Laos, Vietnam, dan Kam- ada tiga faktor yang menjadi sebab mutu pendi-
bodia (data: BPS Pusat). Kemerosotan mutu pendi- dikan kita tidak mengalami peningkatan secara
dikan ini terutama dirasakan pada jenjang pendi- signifikan dan merata. Pertama; adalah kebijakan
dikan dasar dan menengah. Untuk mengatasi hal ini dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggu-
berbagai upaya telah diupayakan untuk mening- nakan pendekatan input-output analisis yang tidak
katkan mutu pendidikan nasional kita. Upaya terse- dilaksanakan secara konsekuen. Kedua; penyeleng-
but diantaranya: semakin diperbanyak melaksana- garaan pendidikan nasional dilakukan secara sen-
kan pelatihan dan pemantapan kerja guru, pening- tralistik. Ekses dari sistem ini adalah sekolah seba-
katan sumber daya manusia tenaga pendidik dan gai penyelenggara pendidikan pada tataran satuan
kependidikan, pemberdayaan perpustakaan dengan pendidikan yang terdepan sangat dipengaruhi oleh
mempertajam pemanfaatan dan fungsi serta mem- kebijakan dan keputusan birokrasi pusat. Dampak
perbanyak pengadaan buku-buku, peningkatan dari hal ini adalah titik sinambungnya antara kebu-
sarana dan prasarana pendidikan, dan juga diada- tuhan sekolah dengan yang diputuskan oleh biro-
kan pembinaan peningkatan manajemen sekolah krasi tersebut (sistem Top Down). Dalam jangka
panjang sistem ini akan mengebiri kreativitas,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 8


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kemandirian, daya aksplorasi dan akselerasi, dan langkah menata manajemen menuju sekolah
insisiatif sekolah untuk mengembangkan dan me- unggulan?”
majukan serta meningkatkan mutu pendidikan
nasional kita. Ketiga; adalah peran seta masyarakat TUJUAN
(dewan sekolah), khususnya orang tua siswa dalam
ikut serta berpartisipasi dalam penyelenggaran pen- Tujuan mengangkat masalah dengan judul
didikan masih relatif tergolong minim. Kalau toh Menuju Sekolah Unggulan yang Inovatif secara
ada partisipasi dari masyarakat sebagai kultur dan umum ingin mengatasi berbagai problema tersebut,
budaya serta lingkungan pendidikan barulah yaitu (1) mengatasi problematika kuantitas, (2)
sebatas pada pendanaan saja. mengatasi problematika kualitas, (3) mengatasi
Berdasarkan ketiga faktor diatas, saya selaku prablematika relevansi, dan (4) menjelaskan proses
manajer di lembaga ini mengajak kepada semua perubahan yang efektif dan strategis yang sesuai
pihak untuk menjalin kerjasama yang potensial dalam menyongsong pasar bebas yang penuh
antara sekolah – masyarakat – dan pemerintah persaingan secara ketat.
(dalam konsideran Undang-undang Nomor 22 Secara khusus tujuan yang hendak dicapai
tahun 1999), yaitu salah satu tujuannya adalah adalah meletakkan kerangka dasar berpikir dan
memberdayakan peran serta masyarakat termasuk landasan pelaksanaan sekolah dasar unggulan yang
dalam peningkatan sumber dana dan penyelengga- inovatif yang diidam-idamkan oleh masyarakat.
raan pendidikan. Selain itu penyusunan makalah ini diharapkan juga
Dari uraian dan paparan di atas tentu saja dapat digunakan sebagai pedoman dan arahan bagi
perlu dilakukan berbagai upaya perbaikan. Salah Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, dan tenaga
satu upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan pendidik dan kependidikan dalam menyelenggara-
reorientasi penyelenggaraan pendidikan. Artinya, kan pendidikan di lembaga sekolah dasar, khusus-
upaya membedah manajemen pendidikan secara nya di Sekolah Dasar. Tujuan khusus ini secara rin-
optimal segera dilakukan. Pembedahan manajemen ci dipetakan sebagai berikut :
pendidikan ini hendaknya diarahkan pada orientasi 1. Peningkatan kualitas hasil pendidikan dan pe-
pendidikan berbasis daerah yang bertumpu pada ngajaran
kekuatan dan keunggulan lokal. Reorientasi mana- 2. Pencapaian target kurikulum yang optimal
jemen pendidikan yang mengarah pada keunggulan 3. Peningkatan daya serap dan menetapkan stra-
lokal ini bisa berbentuk pengakuan tentang tegi PBM
“otonomi sekolah” dalam pengertian yang umum. 4. Pemantapan mekanisme tata kinerja
Berbicara sekolah unggulan tentu tidak bisa 5. Pendayagunaan sarana dan prasarana
terlepas dari peran dan keberadaan lembaga se- 6. Pendayagunaan seluruh potensi sekolah (ter-
kolah dasar. Artinya jenjang lembaga pendidikan masuk masyarakat lingkungan)
yang terbawah ini harus memperoleh perhatian 7. Penciptaan lingkungan sekolah sebagai wiyata
semua pihak, karena jenjang sekolah dasar ini mandala yang handal.
merupakan pondasi awal pendidikan di negeri kita
ini. Maksudmya lembaga sekolah dasar harus LINGKUP PEMBAHASAN
berani melakukan perubahan-perubahan yang esen-
sial menuju kearah perkembangan yang lebih Ruang lingkup pembahasan dalam makalah
berdaya. Untuk itu, penyelenggaraan pendidikan ini meliputi: (1) konsep sekolah dasar unggulan, (2)
pada jenjang satuan pendidikan dasar ini haruslah kondisi objektif,(3) permasalahan dan hambatan
dilaksanakan secara efektif dan optimal menuju yang timbul, dan (4) berbagai cara mengatasi
sekolah dasar unggul dan mandiri. Kendala yang sebagai alternative jalan keluar yang elegan.
mendasar untuk menuju sekolah unggulan yang
mandiri adalah adanya berbagai problem. Problem KONSEPSI SEKOLAH UNGGULAN DAN
tersebut antara lain keseimbangan antara kuantitas- INOVATIF
kualitas relevansi. Lembaga sekolah yang menge-
depankan kuantitas, maka kualitas dan relevansi Konsep Dasar Sekolah Unggulan
out put tentu kurang terjaga dengan baik.
Dalam makalah ini yang menjadi permasa- Sekolah unggulan diartikan sebagai lembaga
lahan pokok adalah: “Bagaimana langkah- pendidikan (baca:sekolah) yang menerima input

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 9


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sebagaimana sekolah yang bukan unggulan, namun Tanggon, Terampil dan Trengginas. Manusia yang
out putnya di atas rata-rata standar kelulusan yang Tri Shakti Wiratama adalah manusia yang memili-
memproses input biasa (siswa kebanyakan ) namun ki daya ketanggapan dan kepekaan yang andal
outputnya unggul dalam bidang olahraga, unggul terhadap perkembangan dan perubahan, memiliki
dalam bidang IPTEK dan IMTAQ, unggul dalam daya kekuatan dan ketabahan, bersemangat dalam
bidang pengembangan usaha). Dengan kata lain meraih cita-cita dan memiliki skill dan kemampuan
sekolah unggulan adalah sekolah yang menerima yang memadai untuk menguasai IPTEK yang
input siswa biasa kemudian dikelola dengan proses berlandaskan pada IMTAQ.
yang unggul hasilnya merupakan out put yang
unggul. Ciri Khas Sekolah Unggulan
Untuk mencapai out put yang unggul proses Ciri khas sekolah unggulan adalah melak-
yang dilaksanakan harus unggul (baca: inovatif). sanakan proses pembelajaran dengan unggul.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran Artinya proses pembelajaran dikemas secara
diperlukan sumber daya guru yang unggul. Keung- inovatif, kreatif, enjoy, dan menyenangkan bagi
gulan ini tidak hanya diukur dari level dan tingkat siswa maupun bagi guru. Dengan kata lain sekolah
pendidikan saja, namun bisa dilihat dari sikap, unggulan hendaknya menyiapkan tenaga pendidik
semangat, dan kemauan guru dalam menyongsong dan tenaga kependidikan yang unggul dalam
perkembangan dan perubahan. Artinya guru terus merancang, menyusun strategi, teknik, dan
mau belajar sepanjang hayat, melalui pendidikan langkah-langkah dalam penyelenggaraan
jalur formal, informal, maupun jalur non formal. pendidikan. Proses pembelajaran dikembangkan
Dalam hal ini guru mau mengasah, mengasuh, dan secara bertanggung jawab, berdisiplin, berbudaya,
saling memberi menerima sesama sejawat, berakhlak mulia, dan secara profesional. Adapun
berkolaborasi sesama ahli, dan sebagainya. sasaran keunggulan yang dicapai dan tampak oleh
Selain itu, sekolah unggulan juga sangat masyarakat adalah:
didukung oleh sarana, prasarana, fasilitas yang me- 1. Unggul dalam merekam data, informasi kema-
madai, terutama fasilitas pembelajaran. Penciptaan juan belajar baik secara formal maupun non
sekolah unggulan mengandung konsekuensi formal. Teknik penyebaran dan pengumpulan
penataan, pemberdayaan semua aspek pendidikan. informasi dilaksanakan secara terpadu,
Aspek yang perlu diberdayakan lebih akurat antara integrative, partisipatif semua masyarakat
lain: (1) pemberdayaan manajemen sarana, per- lingkungannya.
alatan, inventaris, (2) pemberdayaan manajemen 2. Pelayanan pendidikan kepada masyarakat da-
personalia, (3) peberdayaan manajemen proses pat dilaksankan secara mudah, cepat, menye-
pembelajaran, (4) pemberdayaan manajemen nangkan, akurat.
keuangan dan anggaran, serta (5) penataan 3. Pencapaian hasil belajar siwa tidak diban-
lingkungan baik dalam ruangan kelas maupun dingkan dengan hasil prestasi di kelompok
lingkungan luar ruangan kelas. Pendek kata untuk maupun standar normal, namun dibandingkan
menuju sekolah ungggulan semua potensi yang ada dengan kemampuan awal sebagai input, dan
harus diberdayakan seoptimal mungkin. Tentunya hasil prestasi belajar tidak untuk menghakimi.
dengan menganalisis faktor hambatan dan kekuatan 4. Pelayanan informasi mudah diakses oleh se-
yang ada. mua pihak guna mengetahui perkembangan
Dengan berlandaskan pada konsepsi dan peserta didik secara dini.
konsep sekolah unggulan, di kota-kota besar metro- 5. Para siswa mampu mengeksplorasi dan memo-
polis bermunculan sekolah-sekolah seperti Ciputra, tivasi diri untuk menanggapi berbagai perma-
Al Azar, Tarakanita, dan sebaginya. Jika kita amati salahan dan mampu menemukan jalan ke-
sekolah-sekolah memang memenuhi persyaratan luarnya sebagai alternative solusinya.
untuk berlevel sekolah unggulan. Hal itu tentunya Untuk mewujudkan berbagai keunggulan di
didukung oleh peralatan yang memadai, penataan atas, guru dituntut melakukan penilaian (secara
manajemen yang memadai pula. Sekolah-sekolah kuantitatif maupun secara kualitatif) secara terus
unggulan seperti itu banyak diminati oleh masyara- menerus dan secara berkelanjutan. Guru harus
kat. Sekolah-sekolah unggulan tersebut memiliki memandang bahwa penilaian merupakan bagian
out put yang unggul pula, yaitu insan manusia yang integral dengan kegiatan belajar mengajar. Penilai-
“Tri Shakti Wiratama“, manusia yang Tanggap, an yang dilakukan oleh guru dapat dilaksanakan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 10


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dengan sasaran penilaian proses (dengan penilaian melalui pemantapan kerja guru, pelatihan guru, dan
rubrik) dan penilaian hasil prestasi dengan pelatihan manajemen pendidikan.
mengadakan tes, kuis menyelesaikan tugas, dan Bagi masyarakat kelompok pengusaha dapat
sebagainya. Dengan demikian guru selalu dituntut membantu sekolah dengan jalan menjadi fasilitator
untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) atau perantara kerja sama sekolah dengan dunia
secara terus-menerus. Tentunya untuk menuju usaha.
sekolah unggulan tidak hanya peran guru saja yang Melakukan kerjasama dalam bantuan pen-
harus diperbaiki dan diupayakan meningkat. Ada danaan, bantuan tenaga dan pikiran, bantuan loya-
beberapa hal lain yang harus memperoleh perhatian litas membangun opini masyarakat lingkungan
dan penggaraapan secara optimal. terhadap pencitraan dunia pendidikan (sekolah)
Hal lain yang harus memperoleh penggarapan kearah yang positif dan unggul.
yang memadai adalah membangun kesadaran dan Melakukan kerja sama dalam tukar informasi
sikap semua pihak untuk mau dan mampu dalam rangka pembinaan dan pengarahan para
mengelola empat pilar manajemen berwawasan siswa guna terbentuknya kepribadian yang andal.
keunggulan. Keempat pilar yang perlu Dalam praktik pelaksanaannya kerja sama
diberdayakan adalah (1) pengembangan program dan bantuan masyarakat dapat dilakukan melalui
yang berorientasi pada mutu, (2) pemberdayaan perorangan, kelompok, organisasi (dewan sekolah),
manajemen SDM yang berorientasi pada organisasi alumni, maupun melalui kelompok-
kemandirian, (3) pemberdayaan manajemen peran kelompok profesionalisme. Pada dasarnya untuk
serta dan partisipasi yang berorientasi pada menuju sekolah unggulan, partisipasi, peran serta
komitmen, dan (4) pemberdayaan manajemen masyarakat dengan segala potensi yang ada masih
keuangan dan anggaran yang berorientasai pada sangat diperlukan.
akuntabilitas dan tranparansi.
Satu hal lagi yang harus memperoleh peng- Strategi Pembelajaran Sekolah Unggulan
garapan secara memadai untuk menuju sekolah Sebelumnya telah disinggung bahwa sekolah
unggulan adalah pemberdayaan manajemen peran unggulan sangat bertumpu pada proses
serta dan partisipasi masyarakat dalam mengelola pengelolaannya, termasuk pengelolaan pembe-
pendidikan. Sebagaimana amanat Undang-Undang lajaran. Strategi pembelajaran sekolah unggulan
RI No. 22 Tahun 1999 pada salah satu selalu bertumpu pada wawasan para gurunya dalam
konsiderannya berbunyi, “hal-hal yang mendasar menyongsong dan menyikapi perkembangan dan
pada undang-undang ini adalah mendorong untuk perubahan IPTEK. Artinya, strategi pembelajaran
memberdayakan masyarakat, menumbuhkan sekolah unggulan hendaknya bertumpu pada
prakarsa dan daya kreativitas serta meningkatkan berbagai model dan variasi strategi, teknik dan
peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan langkah-langkah pembelajaran. Perancangan
fungsi DPRD. Daerah kabupaten dan kota strategi pembelajaran hendaknya diselaraskan
berkedudukan sebagai daerah otonom mempunyai dengan paradigma baru pendidikan kita. Paradigma
kewenangan dan kekuasaan untuk membentuk dan baru pendidikan kita mengadopsi konsepsi Freire
melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan (1986) yakni pendidikan berdasarkan paradigma
inspirasi masyarakatnya. Masyarakat harus kritis. Konsepsi Freire tentang pendidikan adalah
berperan aktif dalam semua sendi kehidupan memanusiawikan kembali manusia. Freire
termasuk di dalamnya di bidang pendidikan dan membagi kesadaran manusia (para siswa) dalam
kesehatan. belajar ke dalam tiga kelompok.
Bertolak dari kenyataan sebagaimana dipapar- Kelompok pertama adalah kesadaran magis,
kan di atas, maka peran serta masyarakat untuk kelompok ini tidak mampu menghubungkan antara
mempercepat reformasi di bidang pendidikan konsep pendidikan dengan kenyataan yang terjadi
antara lain dapat berupa: di dunia nyata (baca: yang terjadi dalam
Melakukan kerja sama dengan pihak sekolah masyarakjat). Peserta didik hanya menerima
dalam merencanakan, menyusun rencana strategis sesuatu yang dogmatis tentang kebenaran yang
sekolah (Rentraskol) dalam rangka upaya diberikan oleh pendidik tanpa ada mekanisme
meningkatkan mutu. pemahaman makna dalam kehidupan
Bagi masyarakat kelompok cendekia dan ahli bermasyarakat. Kelompok kedua, adalah kesadaran
dapat melakukan kerja sama dan sumbang saran naïf, pendidikan dalam konteks ini tidak

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 11


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mempertanyakan sistem dan struktur peltihan.  Kukuhkan dan fokuskan pembelajaran


Sistem dan struktur yang selama ini ada dianggap (pendekatan tematik)
paling baik dan paling benar. Peserta didik dipaksa  Tentukan hasil dan sasaran dengan AM-
harus bisa diadaptasi dengan sistem dan struktur BAK ( apa manfaatnya bagiku )
yang telah ada. Dalam hal ini peserta didik (siswa)  Visualisasikan tujuan pembelajaran
dijadikan objek pendidikan, tidak dimanusiawikan.  Anggaplah kesalahan sebagai umpan balik.
Kesadaran ketiga, adalah kesadaran kritis.  Pasanglah poster atau hasil karya siswa di
Kelompok ini memandang bahwa peserta didik sekeliling dinding kelas.
(siswa) sebagai subjek pendidikan, sebagai 2. Presentasikan dengan benar
manusia yang dimanusiakan. Artinya, siswa diajak  Opinikan potret proses pembelajaran yang
merancang strategi dan langkah-langkah kegiatan akan dilaksanakan secara utuh.
pembelajaran. Siswa juga diajak menentukan
 Gunakan semua gaya (teknik/strategi)
materi ajar, sistem penilaian proses, dan akhirnya
pembelajaran dengan kreatif dan arif.
siswa menemukan persoalan serta menemukan
 Petakan pikiran dan kecerdasan siswa
jalan pemecahan persoalan tersebut secara
anda.
kesadaran diri.
3. Pikirkan
Berangkat dari konsepsi Freire di atas kiranya
 Berpikirlah kreatif dan arif
perancangan strategi, teknik, dan langkah-langkah
pembelajaran hendaknya selalu dikonfirmasikan  Berpikirlah kritis – konseptual – analitik –
bersama para siswa sebagai subjek pendidikan reflektif .
(sekarang dikenal dengan pendekatan PAIKEM).  Lakukan pemecahan masalah secara
Out put pendidikan semacam ini menghasilkan kreatif dan arif.
manusia yang mampu dan bisa mengintegrasikan 4. Ekspresikan
antara IQ, EQ, SQ, dan kecerdasan lainnya.  Gunakan dan praktikan dalam permainan
Dengan demikian strategi dan teknik serta langkah- semua proses pembelajaran.
langkah pembelajaran harus mencerminkan :  Bermainlah peran dalam proses pembela-
1. Siswa belajar guru menjadi fasilitator/tutor. jaran
2. Siswa banyak tahu tentang apa-apa atas bim-  Diskusikan bersama siswa semua langkah-
bingan guru. langkah pembelajaran.
3. Siswa harus berpikir dan guru memberikan 5. Praktikkan
keleluasaan siswa berpikir.  Lakukan proses pembelajaran di luar kelas
4. Siswa berbicara dan melakukan guru meng- dengan berbagai permainan.
awasi dan mengarahkan.  Banyak-banyaklah siswa melakukan
5. Siswa memilih dan menentukan pilihannya sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
guru menurutinya  Ubahlah perilaku siswa seperti perilaku
6. Siswa bertindak atas pikirannnya guru mem- guru.
bayangkan tindakan siswa selanjutnya. 6. Tinjau, evaluasi, dan rayakan.
7. Siswa memilih apa yang harus dibahas dalam  Biasakan siswa menyadari terhadap apa
proses pembelajaran guru menyesuaikan. yang telah dilakukan.
8. Siswa sebagai subjek dalam proses pembela-  Ajaklah para siswa mengevaluasi hasil
jaran guru hanya memberikan berbagai pan- kerjanya.
dangan yang berkaitan dengan kehendak  Lakukan evaluasi secara berkelanjutan.
siswa.
Untuk menciptakan proses pembelajaran
KONDISI OBYEKTIF SEKOLAH
sebagaimana diuraikan di atas, terdapat enam kiat
guru dalam langkah-langkah pembelajaran. Ke- Lingkungan Fisik
enam kiat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ciptakan kondisi yang benar Penataan lingkungan sekolah sangat menen-
 Orkestrakan lingkungan tukan terhadap berlangsungnya pembelajaran.
 Ciptakan suasana positif bagi siswa dan Lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, dan
guru teduh akan membuat para siswa, para guru, dan
semua fungsionaris sekolah merasa betah berlama

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 12


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

– lama di sekolah. Mereka akan merasa nyaman Hal ini akan dapat meningkatkan motivasi,
belajar dan melakukan kegiatan di sekolah. Untuk semangat para siswa dalam mengikuti proses
itu penataan ruang kelas idealnya diubah – ubah pembelajaran.
setiap hari (bisa berbentuk lingkaran, bentuk U, Lingkungan sekolah yang lain yang harus
bentuk L, atau bisa saling berhadapan). Penataan mendapatkan perhatian adalah dibangunnya pa-
lingkungan dalam ruangan maupun luar ruangan tung-patung di sudut halaman sekolah, perkebunan
(taman, tempat rekreasi, tempat bermain, tempat sekitar gedung sekolah, kantor pos, kantor desa/ke-
olahraga dan gelar seni, ruang baca di luar perpus- lurahan, kantor instansi pemerintahan atau swasta,
takaan) hendaknya ditata dan disediakan sedemiki- kelompok kesenian lokal dan daerah, kebudayaan
an rupa agar siswa merasa senang belajar berlama- masyarakat sekitar lingkungan sekolah (misal: upa-
lama. Usahakan dibangun tempat duduk di sudut- cara adat, pakaian adat setempat, dan sebagainya).
sudut lokasi yang teduh untuk berkerumun para Hal ini penting diperhatikan dan diberdayakan,
siswa santai, berdiskusi, kalau mungkin untuk karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan
ruang baca di luar ruang perpustakaan sekolah. media pembelajaran yang positif dan efektif.
Lingkungan fisik yang lain yang tidak boleh
diabaikan adalah penataan dan penyediaan ruang Keuntungan Memberdayakan Lingkungan
toilet, kamar mandi (kamar kecil) dan WC harus Pada paparan di atas telah saya singgung
tetap bersih, segar baunya, nyaman, dan tetap bahwa memberdayakan lingkungan sekolah sangat
terjaga rapi. Diupayakan setiap hari kamar mandi perlu mendapat perhatian serius. Hal ini kiranya
dan WC dibersihkan dengan busa penyegar. Pada wajar, karena lingkungan sekolah yang dapat dike-
dasarnya lingkungan sekolah baik luar maupun lola dengan baik dan benar akan dapat memberikan
dalam harus tetap dijaga kebersihannya, kerapian- kontribusi efektif bagi keberhasilan pelaksanaan
nya, dan kenyamanannya. proses pembelajaran. Ini merupakan salah satu ciri
Pemberdayaan Lingkungan sekolah unggul, yaitu unggul dalam proses. Upaya
memberdayakan lingkungan sekolah akan
Lingkungan sekolah baik di dalam ruangan, memberikan kontribusi dan keuntungan, antara
di luar ruangan, halaman, dan lingkungan sekitar lain:
sekolah dapat diberdayakan untuk tempat dan 1. Lingkungan merupakan sumber belajar secara
sumber belajar. Taman, misalnya dapat nyata (realistik). Artinya para siswa mem-
dimanfaatkan sebagai tempat, sumber, dan media pelajari sesuatu dengan kenyataan yang ada,
pembelajaran. Ruangan kelas sebagai tempat utama sesuai dengan keberadaan yang sesungguhnya.
untuk kegiatan pembelajaran hendaknya ditata dan Belajar dengan memanfaatkan lingkungan
diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan menghasilkan daya pemahaman dan daya
membosankan. Letak meja dan bangku bisa ditata keterbatasan siswa menjadi lebih mantap, tidak
melingkar, bentuk U, bentuk L, saling berhadap- terjadi verbalisme (tahu tetapi tidak mengerti).
hadapan, dan sebagainya. Selain itu, di dalam Selain itu, siswa belajar sesuai dengan
ruang kelas hendaknya diupayakan ada globe, peta, kehendaknya, sesuai dengan kebutuhannya,
gambar-gambar yang dapat digunakan sebagai menarik, enjoy dan menyenangkan, serta
sumber dan media yang ampuh dalam proses mudah diperoleh (tidak perlu pengadaan
pembelajaran, ada grafiks, bagan, dan sejenisnya, khusus)
dan yang tidak kalah pentingnya diupayakan ada 2. Siswa akan lebih banyak belajar dengan
beberapa tulisan yang berisi motto, petuah, memanfaatkan lingkungan daripada membaca
pepatah, dan sebagainya yang ditempel atau buku-buku. Belajar dengan memanfaatkan
digantung di dalam ruang kelas. Lebih baik lagi di lingkungan berarti para siswa belajar untuk
dinding ruang kelas baik luar maupun bagian menemukan kebermaknaan proses dan hasil
dalam ditempel atau digantung hasil karya para belajar. Artinya, para siswa lebih memiliki
siswa, baik hasil tugas mandiri maupun yang sesuatu yang dipelajarinya, karena mereka
berupa hasil tugas portofolio. menggali, memperoleh, masalah dan mereka
Manfaat dari tulisan tersebut adalah bisa sendiri yang menemukan cara pemecahannya.
dijadikan sumber dan media pembelajaran yang Ini yang disebut belajar dengan menerapkan
efektif. Para siswa akan merasa senang karena ada strategi inquiri. Misalnya, siswa akan
penghargaan atas hasil kerja dan hasil karyanya. mempelajari perkembangan tumbuhan, bunga,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 13


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dan sebagainya maka siswa akan melihat 3. Mengembangkan keragaman potensi, minat
sendiri, mencatat, mengolah informasi sendiri dan bakat, kecerdasan intelektual, emosional,
dan akhirnya membuat simpulan sendiri. spiritual dan kinestetik peserta didik secara
3. Siswa akan memiliki daya apresiasi yang optimal sesuai dengan tingkat perkembangan-
tinggi terhadap lingkungan. Hal ini dapat nya.
membina kepribadian siswa untuk menum- 4. Sesuai tuntutan dunia kerja dan kebutuhan
buhkan rasa menghargai terhadap lingkungan kehidupan manusia di era global kini.
sekitarnya. Dengan demikian pada gilirannya 5. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
nanti para siswa akan memiliki kesadaran yang dan seni
tinggi terhadap fungsi, kegunaan dan 6. Kecakapan personal, sosial, akademi dan vo-
pelestarian lingkungan. kasional.
4. Siswa akan memiliki pengalaman baru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.Mereka PERMASALAHAN, HAMBATAN DAN
akan terbiasa melakukan pengamatan, pen- SOLUSINYA
catatan, diskusi antar teman, memilih, meng-
aklasifikasikan, menggali informasi dan me- Beberapa Hambatan
ngolahnya, menganalisa informasi. Pendek
kata belajar dengan memanfaatkan lingkungan Dalam membangun bidang pendidikan untuk
akan mendidik dan melatih siswa membiasa- menuju sekolah unggul, terdapat beberapa hambat-
kan diri meneliti. Dalam kurun waktu tertentu an yang perlu mendapatkan perhatian. Hambatan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan tersebut hamper terjadi di berbagai bidang, antara
alam dan lingkungan sekolah akan melahirkan lain:
para peneliti pemula. 1. Bidang Pengajaran ( Kurikulum )
5. Siswa akan terbiasa melakukan penelitian, Kurangnya daya paham terhadap kandungan
evaluasi, analisis terhadap lingkungan, dan isi dan amanat kurikulum (KBK, KTSP) oleh para
pada gilirannya nanti mereka akan mampu guru, para teknisi pendidikan. Hal ini menyebabkan
mempertimbangkan dengan matang hal–hal aplikasi kurikulum di lapangan (di tingkat pembe-
yang positif yang akan mereka gunakan dalam lajaran di kelas) kurang optimal. Indikator perihal
menata pergaulan di masyarakatnya. Siswa ini antara lain, kurang mampunya para guru, teknisi
yang benar-benar memiliki pemahaman dan pendidikan dalam menjabarkan isi silabus (untuk
kepribadian menghargai lingkungan akan me- kurikulum KBK) maupun isi matrik BSNP (untuk
miliki kesadaran yang tinggi untuk memilih kurikulum KTSP) dalam program pengembangan
dan memilah nilai-nilai kehidupan yang baik dan penyesuaian.
dan positif dalam pergaulan di dalam Dengan sifat fleksibelitas, kesesuaian pe-
masyarakat. Dengan kata lain mereka tidak ngembangan yang menjadi amanat KBK dan
akan terjerumus ke dalam pergaulan yang KTSP memberikan keleluasaan dan kebebasan
melanggar hukum. guru untuk merencanakan, menyusun perangkat
kurikulum, justru menyulitkan bagi guru yang eng-
Pengembangan Model Integrasi Pendidikan gan berkreatif dan berinovatif untuk menentukan
Kecakapan Hidup dan menetapkan strategi pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber pembelajaran (baca:
Pendidikan kecakapan hidup dikembangkan guru menjadi lebih kebingungan)
dengan memperhatikan beberapa hal berikut: Tidak ditetapkannya metode dalam kurikulum
1. Pembentukan kepribadian peserta didik secara membuat guru kesulitan menentukan dan memilih
utuh baik keimanan, ketaqwaan, dan akhlaq metode yang tepat untuk melaksanakan proses
mulia. pembelajaran.
2. Mengakomodasikan semua mata pelajaran Dengan ditetapkannya target pencapaian pada
untuk dapat menunjang peningkatan iman, dan akhir semester sangat membatasi kreativitas dan
taqwa serta akhlak mulia, secara meningkatkan inovasi guru dalam melakukan eksperimen dalam
toleransi dan kerukunan antar umat beragama pelaksanaan proses pembelajaran.
dengan mempertimbangkan norma-norma
agama yang berlaku

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 14


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Belum ditetapkannnya standarisasi proses dan Adanya jumlah siswa yang over kuantitas
standarisasi penilaian menambah kesulitan para dalam kelas sehingga menghambat kelancaran, dan
guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. ketidakoptimalan pelaksanaan pembelajaran dan
Belum ditetapkannya rambu-rambu pelaksa- pencapaian tujuan pembelajaran.
naan pembelajaran Kertakes dan Mulok membuat Belum meratanya animo masyarakat dalam
proses pembelajarannya belum bisa optimal. menetapkan dan memilih sekolah yang terdekat
dengan tempat tinggalnya. Masyarakat masih
2. Bidang Ketenagaan terobsesi memilih sekolah favorit dan tidak favorit.
Minimnya wawasan dan kemampuan guru Banyaknya siswa bermutasi dengan tidak
serta tenaga kependidikan lainnya akan mengham- mengindahkan ketentuan yang berlaku.
bat upaya peningkatan profesionalisme guru dan
tenaga kependidikan yang ada 5. Bidang Anggaran (keuangan)
Belum tumbuhnya kesadaran guru dan tenaga Kurang tertibnya pembukuan anggaran dan
kependidikan lain terhadap pemanfaatan waktu pembukuan belanja menyebabkan sulitnya pengen-
akan menghambat kelancaran pelaksanaan tugas- dalian (control) dan pengawasan (baca: keuangan
tugas pokoknya. partisipasi masyarakat, keuangan sekolah/BOS, ke-
Belum tumbuhnya kesadaran diri guru dan uangan buku, dan sumber lain yang diperbolehkan)
tenaga kependidikan lainnya tentang tugas pokok Kurangnya pengawasan penggunaan anggar-
(tupoksi) masing-masing akan menghambat ap- an dan belanja baik oleh Dewan sekolah, pejabat
likasi dan pelaksanaannya. terkait, personel sekolah.
Masih terdapat beberapa guru dan tenaga ke- Belum atau kurangnya impas antara penye-
pendidikan lainnya belum atau masih kurang diaan jumlah anggaran dengan jumlah belanja yang
memiliki kompetensi yang memadai untuk melak- diperlukan.
sanakan tugas-tugas pendidikan.
Masih banyaknya beban tugas-tugas tam- 6. Bidang Humas
bahan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya Belum terjalinnya hubungan timbal balik
sehingga menghambat pelaksanaan tugas-tugas antara masyarakat/Dewan sekolah pihak sekolah
pokok yang harus dilaksanakan. dan pihak pengambil kebijakan dan keputusan.
Belum adanya jaminan karir dan prestasi guru Belum terbedayakan dengan optimal pe-
dan tenaga kependidikan lainnya secara esensial manfaatan potensi dan kekuatan masyarakat seba-
sehingga menimbulkan keengganan dan rasa malas gai kekuatan pendukung pendidikan.
untuk meningkatkan profesionalismenya. Belum atau kurangnya kesadaran masyarakat
(keluarga) dalam ikut serta dan partisipasi untuk
3. Bidang Sarana dan Prasarana mendidik putra-putrinya, khususnya di lingkungan
Kurang tersedianya sarana pokok yang me- keluarga dan lingkungan masyarakat.
madai (ruang kelas, ruang kantor, gudang, ruang Belum muncul niatan pihak sekolah untuk
UKS beserta peralatannya, ruang perpustakaan dan mengadakan kerja sama antara pihak sekolah den-
buku-buku bacaan/referensi, kamar mandi dan WC, gan dunia usaha.
alat peraga dan alat-alat olahraga, seni, alat praktik)
Kurang tersedianya secara memadai sarana 7. Bidang Supervisi
penunjang (tempat bermain, tempat olahraga dan Belum terencananya kegiatan supervise seca-
seni, tempat ibadah, tempat rekreasi/ taman, ke- ra rutin dan terus menerus secara berkesinambung-
bun). an.
Kurang tersedianya secara memadai peralatan Supervisor dalam melakukan supervises ma-
untuk kegiatan ekstrakulikuler. sih berkutat pada bidang administrasi, belum men-
Kurang tersedianya secara memadai peralatan yentuh pembinaan SDM untuk mengacu pada ter-
dan tempat penyimpanan sarana dan prasarana wujudnya profesionalisme yang andal.
yang ada. Kurangnya perancangan mekanisme dan
Kurang terpenuhinya peralatan untuk men- instrument supervisi yang memadai dan efektif.
ciptakan 6 K.
8. Bidang Kegiatan Ekstrakulikuler
4. Bidang Kesiswaan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 15


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Belum terbiasanya sekolah menyusun kegiat- tindakan kelas (PTK) untuk menemukan strategi
an ekstrakulikuler secara terprogram, sistematik, dan metode yang paling sesuai untuk pembelajaran
dan teruji. ke depan.
Kurangnya penyediaan waktu untuk pelak- Setiap tri bulan diadakan loka karya, work-
sanaan program ekstrakulikuler di bawah kendali shop, pelatihan bagi guru khusus tentang strategi
dan pangawasan sekolah. dan metode pembelajaran, dan sistem evaluasinya.
Kegiatan yang bersifat ekstrakulier masih di-
laksanakan secara temporer (biasanya kalau akan 3. Bidang Sarana dan Prasarana
ada perlombaan dan pertandingan). Penyediaan dan pengadaan alat-alat peraga
dan media pembelajaran, alat-alat olahraga,seni,
ibadah, dan kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan
Solusi yang ditawarkan setiap awal semester.
Dengan berbagai hambatan yang diprediksi Diupayakan dibangun gedung untuk pe-
menjadi ganjalan untuk membangun sekolah me- nyimpanan peralatan walaupun sederhana pada
nuju sekolah yang unggul, kiranya perlu dipikirkan setiap sekolah.
cara mengatasinya. Solusi yang ditawarkan dalam Diupayakan penataan lingkungan secara
hal ini adalah sebagai berikut: optimal agar tercipta suasana aman, nyaman dan
1. Bidang Pengajaran (kurikulum) tenang.
Segera digelar secara merata sosialisasi ten- Pengadaan buku-buku bacaan, buku-buku
tang KBK dan KTSP di seluruh wilayah dan selu- pelajaran, dan buku-buku referensi lain yang
ruh instansi/lembaga secara berjangka dan teren- memadai.
cana, terprogram dan continue. Disediakan tempat-tempat yang indah, teduh,
Setiap semester diadakan diklat dan workshop dan strategis untuk ruang baca di alam terbuka.
bagi para guru dalam rangka upaya meningkatkan Penyediaan dan pengadaan peralatan dan
wawasan, kemampuan, dan profesionalisme. kelengkapan laboratorium MIPA
Ditekankan pada semua guru untuk membuat Diciptakannya ruang kelas sebagai ruang
silabus dan KTSP sesuai dengan bidang tugas bahasa, ruang baca, dan ruang belajar.
pokoknya masing-masing (pengembangan dan Penyediaan dan penataan tempat bermain,
penyesuaian) tempat berekreasi, tempat duduk-duduk siswa,
Disediakan anggaran melalui APBD dan tempat olahraga, dan tempat berlatih kesenian.
APBN sebagai beasiswa untuk para guru yang
melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan yang 4. Bidang Kesiswaan
lebih tinggi, Ditetapkan satu kelasnya maksimal berisi 30-
Diadakan pertemuan pada awal tahun pem- 35 orang siuswa
belajaran untuk menyusun standar proses secara lo- Ditetapkannya sistem rayonisasi berdasarkan
cal/regional, menyusun KTSP termasuk Kertakes wilayah kedaerahan.
dan Mulok. Permutasian dalam satu wilayah tidak di-
jinkan.
2. Bidang Ketenagaan
Dalam rapat dinas hendaknya diarahkan pada 5. Bidang Anggaran (keuangan )
pembinaan para guru dan tenaga kependidikan Anggaran dan keuangan sekolah dan dari
lainnya, dan bukan informasi serta bersifat instruk- sumber lain dibukukan secara transparan, akunta-
tif belaka. beliti dan mudah dikontrol oleh pengawas yang di-
Diberikan peluang seluas-luasnya bagi para tunjuk.
guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk Diadakan penambahan pendanaan dari
meneruskan stuidi, baik yang bersifat kedinasan APBD/APBN sehingga ada perimbangan antara
maupun bersifat perorangan. persediaan dana dengan jumlah kebutuhan.
Setiap satu bulan sekali diadakan mikro teach- Diperluasnya penggalian sumber dana dari
ing antar guru antar sekolah dalam satu gugus kerja partisipasi masyarakat, perusahaan, donator, dan
atau gugus wilayah. diadakan sistem bapak angkat/bapak asuh.
Setiap akhir pembelajaran satu kompetensi
dasar (KD) ditekankan guru mengadakan penelitian 6. Bidang Humas

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 16


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Diperluasnya jaringan kerjasama dan partisi- Selain itu, kemauan, semangat dan kreativitas
pasi masyarakat untuk mendukung kegiatan seko- para guru, sangat diperlukan dalam menuju sekolah
lah. unggul. Bahkan kemauan dan semangat para guru
Dibangun kerjasama untuk memberdayakan untuk mengubah diri menuju profesionalisme
potensi masyarakat berdasarkan kompetensinya, merupakan faktor terpenting dalam menuju sekolah
masing-masing guna mendukung program sekolah. unggul. Para guru yang terus-menerus memperkaya
Dijalin kerja sama dengan perusahan yang wawasan, pengetahuan, dan mau belajar menguasai
bersifat tidak mengikat. teknologi yang dilandasi oleh keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
7. Bidang Supervisi modal paling fundamental dalam menuju sekolah
Diadakan secara rutin dan berkala pengawas- ungggul. Para guru yang selalu peduli dengan
an pelaksanaan pendidikan di persekolahan oleh profesinya yaitu dalam proses pembelajaran
pejabat yang berwenang. (mendidik, mengajar, melatih) merupakan factor
Diperluasnya petugas supervisor yang mema- terdepan untuk menuju sekolah unggul.
dahi dengan tingkat keahliannya. Sekolah unggul bukan karena mengelola
Sasaran supervisi menyangkut administrasi, input para siswa yang sudah unggul (intelegency
SDM, Teknis edukasi dengan segala perangkatnya. cerdas dan genius), tetapi mengelola para siswa
Ditetapkannya secara baku instrumen super- yang tingkat intelegency normal (biasa-
visi. biasa/normal) setelah mengalami proses
pembelajaran maka out putnya menjadi unggul
8. Bidang Kegiatan Ekstrakulikuler dalam segala bidang. Jadi faktor yang sangat
Perlu adanya kegiatan ekstrakulikuler yang menentukan untuk menuju sekolah unggul adalah
terprogram, terstruktur dan koordinatif dengan ketrampilan para guru dalam mengelola
baik. manajemen pembelajaran (SDM guru memadai)
Perlu adanya pengaturan waktu (terjadwal). dan bukan karena inputnya unggul. Peralatannya
Perlu bekerja sama dengan tenaga ahli di modern (baca: unggul), sarana dan prasarananya
bidangnya masing-masing. terlengkap. Walaupun tidak bisa dinafikkan bahwa
hal tersebut sangat mendukung dan sangat
PENUTUP diperlukan untuk menuju sekolah unggul.
Peralatan, sarana dan prasarana yang tersedia
Untuk menuju sekolah unggul diperlukan dengan memadai dan ditopang oleh SDM para
kerja keras. Hal itu difokuskan pada (1) pem- guru dalam mengelola pembelajaran memadai,
berdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), (2) maka terciuptanya sekolah unggul akan mudah
pemberdayaan Sumber Daya Lingkungan (SDL), diwujudkan. Tentunya hal ini didukung oleh
(3) pengadaan peralatan, sarana dan prasarana yang kebijakan yang mendukung dan relevan dengan
memadai, (4) optimalisasi pemberdayaan per- visi dan misi sekolah unggul, yaitu: imtaq dan
pustakaan sekolah, (5) pemberdayaan pengelolaan Iptek, tanggap, tanggon, terampil dan trengginas.
KBM, dan (6) pemberdayaan Sumber Pendanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan Kota 1996/1997. Pedoman Mulayasa, E. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah.
Pengelolaan Gugus Sekolah. Malang: Bidang Jakarta: Direktorat Perbukuan Departemen
Dikmenum Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2001. Pengelolaan Sekolah yang Efektif. Soebroto, J.B. 1995. Kedaulatan Rakyat Gerakan
Surabaya: Sub bagian Pembinaan tenaga edukasi Meningkatkan Mutu Pendidikan Surabaya: Bina
dinas P dan K provinsi Jawa timur Ilmu
Depdiknas. 2001. Kurikulum Sekolah Dasar 1994. Syri L. Zulkarnaen.1995. Guru berwawasan lingkungan.
Jakarta: Puskur Dirjend Dikdasmen. Surabaya: Bina Ilmu.
Indra Fachrudi, Soekarto. 1998. Mengantar Bagaimana
Memimpin Sekolah yang Baik. Jakarta: Erlangga

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 17


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

OPTIMALISASI PENERAPAN METODE-METODE BELAJAR


UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
TERHADAP MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI
LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA
LABORATORIUM UM

Dewi Setiawati

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala-gejala sosial.Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya obyek sosiologi
adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia di dalam masyarakat. Untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi maka diperlukan pemilihan
metode-metode belajar yang tepat dan bervariasi.Pemilihan metode belajar yang digunakan sebaiknya
memberikan pengalaman belajar yang memuat Life Skill. Life Skill yang dikembangkan untuk bidang
studi Sosiologi di tingkat SMA adalah General Life Skill dan Akademic Life Skill. Optimalisasi metode-
metode belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sosiologi melalui
kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah di SMA Laboratorium UM memberi banyak manfaat, antara
lain meningkatkan motivasi belajar dan kebutuhan-kebutuhan untuk berprestasi, meningkatkan rasa
ingin tahu siswa yang berasal dari dalam diri siswa, meningkatkan kecakapan berfikir untuk menggali
informasi dan mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah, mengembangkan
kecakapan social seperti kecakapan berkomunikasi lisan dan tertulis, dan kecakapan bekerjasama.
Penggunaan metode belajar yang bervariasi dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran sosiologi, hal ini disebabkan siswa lebih dihadapkan pada usaha untuk
mempelajari dan memahami suatu pengertian pada konsep,bukan dihadapkan pada konsep-konsep
kering yang harus dihafalkan.

Kata kunci: sosiologi, motivasi belajar, metode belajar, lesson study

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka lainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yang
macam gejala-gejala sosial. Misalnya antara gejala dilihat dari sudut hubungan antar manusia di dalam
ekonomi dengan agama, gejala keluarga dengan masyarakat.
moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan politik dan lain sebagainya, Sosiologi juga pada mata pelajaran sosiologi maka diperlukan pe-
mengkaji hubungan dan pengaruh timbal balik an- milihan metode-metode belajar yang tepat dan ber-
tara gejala sosial dan gejala non sosial misalnya variasi. Pemilihan metode belajar yang digunakan
gejala geografis, biologis dan sebagainya yang sebaiknya memberikan pengalaman belajar yang
telah dikemukakan oleh Pitirim Sorokin dalam memuat kecakapan hidup life skill yang dapat dimi-
Soerjono Soekanto (2003:19). liki oleh siswa. Kecakapan hidup merupakan keca-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 17


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani benar-benar siap untuk mencapai proses dan hasil
menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan belajar yang ingin dicapai
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara pro- Lesson Study mulai dipelajari dan dicontoh
aktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi oleh para pakar pendidikan di Indonesia sejak
sehingga mampu mengatasinya. tahun 2005 bekerjasama dengan pihak IMSTEP-
Life skill yang dikembangkan untuk bidang JICA Jepang. Lesson Study muncul sebagai salah
studi Sosiologi di tingkat SMA adalah general life satu alternatif guna mengatasi masalah rendahnya
skill dan academic life skill (Kecakapan akademik). kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia.
General life skill dibagi menjadi dua yaitu personal Pendidikan di Indonesia pada umumnya masih
skill (kecakapan personal) dan sosial skill (ke- bersifat bagaimana guru mengajar dari pada siswa
cakapan sosial), Kecakapan personal itu sendiri ter- atau peserta didik belajar, sehingga suasana
diri dari self awareness skill (kecakapan mengenal pembelajaran di kelas terkesan berpusat pada guru
diri) dan thinking skill (kecakapan berpikir). Keca- (teacher center) bukan berpusat pada siswa
kapan-kecakapan hidup tersebut dapat dirinci yaitu (student center).
Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran seba- Pelaksanaan Lesson Study ada dua tipe yaitu
gai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study
dan kesadaran akan potensi diri, Kecakapan berpi- berbasis MGMP. Lesson Study berbasis sekolah
kir meliputi kecakapan menggali informasi, meng- dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang
olah informasi, mengambil keputusan dan kecakap- studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan
an memecahkan masalah;Kecakapan sosial melipu- dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil
ti kecakapan komunikasi lisan, komunikasi tertulis pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah
dan kecakapan bekerjasama dan Kecakapan akade- yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan
mik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel, Sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang
menghubungkan variabel, merumuskan hipotesis SMA LAB UM telah melaksanakan Lesson Study
dan kecakapan melaksanakan penelitian (Depdik- berbasis sekolah (LSBS), hal ini tentunya telah
bud , 2004:5) memberi dampak positif bagi siswa dan guru dalam
General life skill dan academic life skill dapat melaksanakan proses belajar mengajar. Melalui
dikembangkan dengan mengembangkan berbagai kegiatan LSBS guru dapat mengembangkan
variasi metode-metode belajar yang dapat menum- metode-metode pembelajaran dengan lebih
buhkan motivasi belajar pada siswa melalui ke- bervariasi. Kegiatan LSBS di SMA LAB UM juga
giatan Lesson Study Berbasis Sekolah. dilaksanakan oleh guru bidang studi IPS termasuk
Lesson Study yaitu suatu model pembinaan juga guru pengajar mata pelajaran Sosiologi.
profesi pendidik melalui pengkajian pembe- Penggunaan metode belajar yang bervariasi dapat
lajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan terhadap mata pelajaran sosiologi menjadi lebih
mutual learning untuk membangun learning baik dan mampu membuat siswa untuk lebih
community (Tim Penulis JICA-IMSTEP, 2006). bersemangat dalam belajar karena sedikit demi
Lesson study telah memberikan pengalaman-peng- sedikit siswa akan merasa terlepas dari pemikiran
alaman yang membangun bagi guru. Terutama da- yang beranggapan bahwa pelajaran ilmu sosial
lam bagaimana merencanakan proses pembelajaran adalah pelajaran yang berkaitan erat dengan
yang menarik dan mampu mencapai tujuan kegiatan menghafal dan mendengarkan ceramah
pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru dan guru tanpa memahami penjelasan yang telah
siswa, dimana perencanaan dan implementasi pem- disampaikan oleh guru.
belajaran yang dibuat adalah dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Lesson Study OPTIMALISASI METODE-METODE BELAJAR
adalah suatu proses pembelajaran yang yang sangat UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
berharga tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi BELAJAR SISWA TERHADAP MATA
guru seperti terdapat pepatah mengatakan bersakit- PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI LESSON
sakit dahulu lalu bersenang-senang kemudian, bagi STUDY BERBASIS SEKOLAH
saya pepatah ini menunjukkan proses persiapan
sampai dengan pelaksanaan lesson study Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya Sosiologi
memerlukan waktu, tenaga dan mental guru yang merupakan bagian integral dari pendidikan umum,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 18


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

bila pendidikan umum selalu diarahkan kepada yang diampunya agar peserta didik mampu; (1)
penyediaan tenaga terdidik yang dapat mengikuti meningkatkan rasa ingin tahunya, (2) mencapai
dan melibatkan diri dalam proses pembangunan, keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai
maka IPS khususnya Sosiologi juga tidak boleh dengan tujuan pendidikan, (3) memahami
ketinggalan akan hal itu. Ilmu Sosiologi perkembangan ilmu pengetahuan dengan
memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam kemampuan mencari sumber informasi, (4)
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.Tetapi mengolah informasi menjadi pengetahuan, (5)
sampai saat ini disinyalir motivasi siswa untuk menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan
belajar sosiologi belum memuaskan bahkan rendah masalah, (6) mengkomunikasikan pengetahuan
walaupun saat ini sosiologi adalah mata pelajaran pada pihak lain, dan (7) mengembangkan belajar
ciri khas untuk jurusan IPS dan sudah merupakan mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.
salah satu mata pelajaran yang di UAN-kan. Untuk mencapai mutu pendidikan sesuai dengan
Kenyataan ini disebabkan oleh beberapa hal antara standar pengelolaan pendidikan tersebut maka para
lain guru kurang memotivasi siswa untuk guru di SMA LAB UM berusaha meningkatkan
memahami isi dari materi dan manfaat mempelajari mutu kegiatan pembelajaran dengan cara merujuk
sosiologi. perkembangan metode-metode pembelajaran yang
Guru Sosiologi sering kali hanya mengguna- mutahir dengan menggunakan metoda
kan metode ceramah sehingga pelajaran sosiologi pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat
hanya dianggap sebagai pelajaran yang untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui
membosankan dan hanya berisi konsep-konsep kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah.
kering yang harus dihafalkan. Hal ini sejalan Melalui kegiatan Lesson Study Berbasis Seko-
dengan pendapat kaum Gestalis yang menyesalkan lah maka terciptalah suasana belajar yang positif
penggunaan metode menghafal disekolah dan diantaranya guru dapat berbagi dengan sesama
mereka menghendaki agar siswa belajar dengan teman sejawat untuk saling berbagi pengetahuan
pengertian, bukan hafalan akademis (Irwanto, tentang variasi model-model pembelajaran dengan
1991:122). Untuk mengatasi masalah-masalah berbagai kelemahan dan kelebihannya melalui
yang dihadapi oleh guru dan murid dalam proses pengamatan (sebagai observer) ataupun melakukan
belajar mengajar maka perlu ditingkatkan motivasi pembelajaran kolaborasi dengan tujuan
pada siswa untuk belajar dan motivasi pada guru meningkatkan kemampuan mengajar dan belajar
untuk meningkatkan profesionalitasnya melalui mengelola kelas melalui kegiatan sebagai observer
kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah maupun sebagai guru model dalam pelaksanaan
Motivasi belajar pada siswa hendaklah Lesson Study Berbasis Sekolah. Hal ini senada
dianggap sebagai sesuatu yang terkait dengan dengan pendapat Lewis (2002) yang menyatakan
kebutuhan berprestasi, kebutuhan sosial, bahwa lesson study memiliki peran yang cukup
memperoleh rangsangan, kebiasaan dan perasaan besar dalam melakukan perubahan secara
ingin tahu yang berasal dari dalam diri siswa. sistematik dan tidak hanya memberi sumbangan
Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai energi terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi
dalam diri seseorang yang mendorong dan juga terhadap peningkatan sistem pendidikan yang
menimbulkan gerak untuk melakukan aktifitas lebih luas.
belajar.Dari pengertian itu motivasi merupakan Kegiatan Lesson Study yang telah dilaksana-
faktor yang sangat menentukan secara langsung kan oleh guru-guru sosiologi di lingkungan SMA
belajar seseorang yang akan membawa dampak LAB UM telah memberikan dampak yang cukup
terhadap hasil belajar siswa. Dengan kata lain signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar
semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa siswa terhadap mata pelajaran sosiologi dengan
maka makin besar pula aktifitas yang akan mencapai hasil belajar yang cukup memuaskan.
dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Di Kegiatan Lesson Study sedikit demi sedikit mampu
dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan memberikan pengalaman belajar yang memuat
Nasional nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei kecakapan hidup life skill yang diharapkan tercapai
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh melalui materi-materi dalam pelajaran sosiologi di
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah tingkat SMA yaitu General life skill dan Akademic
dijelaskan bahwa setiap guru bertanggung jawab life skill.Model belajar yang digunakan oleh guru
terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran Sosiologi di SMA LAB UM antara lain model

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 19


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

STAD, JIGSAW, CIRC, LEMPAR Lesson Study Berbasis Sekolah sedikit demi
BERSAMBUNG, dll. Optimalisasi metode-metode sedikit mampu memberikan pengalaman-penga-
belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa laman belajar yang positif kepada siswa dan guru
terhadap mata pelajaran sosiologi melalui kegiatan dengan berbagai macam kelebihan dan kekurang-
Lesson Study Berbasis Sekolah di SMA annya. Kegiatan LSBS pada dasarnya telah membe-
Laboratorium UM memberi banyak manfaat bagi rikan dampak positif pada guru dan siswa antara
semua pihak, baik bagi guru maupun peserta didik. lain; Guru dapat mengetahui dan mengembangkan
Beberapa manfaat yang didapat sebagai berikut. metode-metode pembelajaran secara bervariasi,
Tercipta suasana belajar dengan teman sejawat,
Dampak positif LSBS pada guru baik melalui kegiatan sebagai observer maupun
kegiatan kolaborasi, Guru bisa mengembangkan
 Guru dapat mengetahui dan mengembangkan
suatu skenario pembelajaran dari hasil pengamatan
metode-metode pembelajaran secara bervariasi
yang telah dilakukan, Guru bisa menambah penge-
 Tercipta suasana belajar dengan teman sejawat,
tahuan tentang bagaimana memotivasi siswa dari
baik melalui kegiatan sebagai observer
hasil pengamatan, Guru bisa menambah pengeta-
maupun kegiatan kolaborasi.
huan tentang bagaimana menguasai kelas dengan
 Guru bisa mengembangkan suatu scenario menejemen yang baik dari hasil pengamatan. Dam-
pembelajaran dari hasil pengamatan yang telah pak LSBS bagi siswa antara lain: Meningkatkan
dilakukan
motivasi belajar dan kebutuhan-kebutuhan untuk
 Guru bisa menambah pengetahuan tentang berprestasi, Meningkatkan rasa ingin tahu siswa
bagaimana memotivasi siswa dari hasil yang berasal dari dalam diri siswa, Meningkatkan
pengamatan kecakapan berfikir untuk menggali informasi,
 Guru bisa menambah pengetahuan tentang mengolah informasi, mengambil keputusan dan
bagaimana menguasai kelas dengan memecahkan masalah, Mengembangkan kecakap-
menejemen yang baik dari hasil pengamatan. an social seperti kecakapan berkomunikasi lisan
dan tertulis, dan kecakapan bekerjasama.
Dampak positif LSBS bagi siswa
Lesson Study adalah suatu proses pembela-
 Meningkatkan motivasi belajar dan kebutuhan- jaran yang yang sangat berharga tidak hanya bagi
kebutuhan untuk berprestasi siswa tetapi juga bagi guru seperti terdapat pepatah
 Meningkatkan rasa ingin tahu siswa yang mengatakan bersakit-sakit dahulu lalu berse-
berasal dari dalam diri siswa nang-senang kemudian, bagi saya pepatah ini
 Meningkatkan kecakapan berfikir untuk meng- menunjukkan bahwa proses persiapan sampai de-
gali informasi, mengolah informasi, ngan pelaksanaan lesson study memerlukan waktu,
mengambil keputusan dan memecahkan tenaga dan mental guru yang benar-benar siap
masalah. untuk mencapai proses dan hasil belajar yang ingin
 Mengembangkan kecakapan social seperti dicapai.
kecakapan berkomunikasi lisan dan tertulis,
dan kecakapan bekerjasama.

PENUTUP

Optimalisasi metode belajar dengan meng-


gunakan model-model pembelajaran yang berva-
riasi dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa
untuk belajar Sosiologi. Penggunaan metode-
metode belajar yang bervariasi melalui pelaksanaan
Lesson Sudy Berbasis Sekolah sedikit demi sedikit
dapat mengembangkan Life Skill siswa, dimana
untuk bidang studi Sosiologi Life Skill yang
berusaha dikembangkan adalah General Life Skill
dan Akademic Life Skill.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 20


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

DAFTAR RUJUKAN

Soekanto Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran MIPA dan
Jakarta; PT Raja Grafindo Persada Non MIPA tanggal 26 November 2007 di
Irwanto. 1991, Psikologi Umum Buku Panduan FMIPA-UM.
Mahasiswa. Jakarta; Gramedia Pustaka. Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A Handbook of
Depdikbud.2003. Pedoman khusus Pengembangan Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia,
Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Sosiologi. PA: Research for Better Schools, Inc.
Chotimah, Husnul. 2007. Terciptanya masyarakat Tim Lesson Study. 2007. Rambu-rambu Pelaksanaan
belajar di SMA Laboratorium Universitas Negeri Lesson Study. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Malang Melalui Kegiatan Lesson Study. Makalah Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 19
disampaikan pada Seminar Nasional Exchange Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007 Tentang
Experience dengan Tema Lesson Study sebagai Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan
Model Pengembangan Kemampuan Guru dalam Pendidikan Dasar dan Menengah.

PENGARUH LESSON STUDY TERHADAP KETERAMPILAN


DALAM MELAKSANAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
YANG MENARIK PADA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
(INTEGRASI PKN)

Gianto

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa cenderung pasif pada mata pelajaran
PKn, siswa merasa kurang tertarik karena pembelajaran terlalu banyak ceramah, materinya itu-itu saja
seperti pancasila, UUD 1945, GBHN dan lain-lain, dari SD sampai SMA sama saja. Pendidikan anti
korupsi yang terintegrasi dalam bidang studi Pkn adalah suatu materi yang sangat strategis untuk
menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik dan mempunyai wawasan pemahaman dan sikap
anti korupsi. Siswa sering melihat contoh-contoh baik di media massa maupun elektronik tentang
tindakan korupsi, ini yang membuat pembelajaran anti korupsi mengalami kesenjangan yang tinggi
antara realitas dan idealitas. Idealnya disamping mereka sangat tertarik dengan pembelajaran anti
korupsi yang dinyatakan dengan terlibat aktif, dalam proses pembelajaran, siswa merasa senang dengan
pendidikan itu serta mempunyai sikap anti korupsi. Lesson study dapat meningkatkan kesiapan guru
dalam membuka diri untuk selalu membuat atau mencoba model-model pembelajaran yang inovatif.
Kepercayaan pada diri seorang guru harus disertai dengan kemampuan profesionalitas dalam
pembelajaranya, sehingga dapat mengorganisasikan semua potensi yang ada pada diri siswa dan dapat
memanagemen kelas menjadi kelas yang kondusif serta kreatif yang penuh dengan keaktifan siswa
dalam belajar. Melalui kegiatan Lesson study keterampilan dalam melaksanakan strategi pembelajaran
yang menarik pada bidang pendidikan anti korupsi yang terintegrasi pada pelajaran PKn dapat
meningkat.

Kata kunci: Lesson study, strategi, pembelajaran PKn

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 1


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Perubahan sistem pendidikan di Indonesia dalam proses pembelajaran dengan menerapkan/


merupakan implikasi dari perubahan paradigma mengimplementasikan macam-macam model pem-
pendidikan yaitu pendidikan yang bersifat behavio- belajaran yang efektif yang bersifat kontruktivis.
ristik menjadi pendidikan yang bersifat konstrukti- Dengan demikian pembelajaran yang efektif adalah
fistik. Dalam hal ini telah terjadi perubahan suasana pembelajaran yang tidak sekedar menghasilkan
dalam proses belajar mengajar, yaitu pembelajaran penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga me-
yang semula berpusat pada guru mengalami peru- ngembangkan ketrampilan belajar pada diri siswa
bahan menjadi pembelajaran yang berpusat pada yang mempelajarinya. Untuk itu yang seharusnya
peserta didik. diterapkan adalah paradigma pembelajaran yang
Paradigma tersebut disikapi oleh pemerintah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
dengan adanya perubahan kurikulum yang bertuju- untuk menjadi pelaku utama di dalam kegiatan
an untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pe- belajar. Guru sebagai fasilitator dan bertugas mem-
ngetahuan, keterampilan, dan kemampuan meme- bantu agar proses belajar siswa dapat berlangsung
cahkan masalah dengan menggunakan prinsip dan produktif, efektif dan efisien. Agar proses belajar
proses sains. Kurikulum 2006 menuntut guru agar siswa dapat berlangsung produktif, efektif dan
lebih kreatif dalam menetapkan indikator pembela- efisien perlu dikembangkan model-model pembela-
jaran sesuai dengan kondisi peserta didik dan sara- jaran inovatif yang akan merangsang dan akan
na prasarana yang disediakan oleh sekolah. Guru mengaktifkan semua perangkat belajar siswa, yaitu
merasa lebih ’leluasa’ dalam menentukan tujuan semua sensori eksternal dan struktur kognitif yang
hasil belajar akan tetapi tetap mengacu pada telah dimiliki. Sensori eksternal berfungsi sebagai
standart kompetensi dan kompetensi dasar yang te- penerima informasi baru yang harus dipelajari,
lah ditetapkan oleh pemerintah seperti yang tertu- sementara struktur kognitif adalah perangkat bela-
ang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Republik jar non fisik yang akan memproses informasi yang
Indonesia nomor 22 tahun 2006. diterima agar menjadi bermakna. Selanjutnya,
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 ten- makna yang dikembangkan dari informasi yang
tang sistem pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal diperoleh lewat perangkat sensorik akan memper-
3, menegaskan bahwa tujuan pendidikan Nasional kaya struktur kognitif dan meningkatkan kapasitas
adalah” .... Untuk berkembangnya potensi peserta belajar siswa. Pembelajaran yang kurang menarik
didik agar menjadi manusia yang beriman dan ber- membuat siswa cenderung pasif, siswa merasa
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak kurang tertarik karena pembelajaranya monoton,
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan terlalu banyak ceramah, materinya itu itu saja ya
menjadi warga negara yang demokratis serta UUD 1945, GBHN, dll dari SD sampai SMA sama
bertanggungjawab”. Agar tujuan pendidikan nasio- saja. Pendidikan anti korupsi yang terintegrasi da-
nal tersebut dapat diwujudkan secara komprehen- lam bidang study PKn adalah suatu materi yang
sif, pemerintah telah melakukan berbagai strategi. sangat strategis untuk menjadikan siswa menjadi
Dalam standart isi ditegaskan bahwa PKn termasuk warga negara yang baik dan anti terhadap tindakan
cakupan kelompok mata pelajaran kewarganegara- korupsi yang sudah mengakar di bumi Indonesia.
an dan kepribadian, dimaksudkan untuk peningkat- Dengan pembelajaran anti korupsi diharapkan sis-
an kesadaran dan wawasan peserta didik akan sta- wa mempunyai wawasan pemahaman dan sikap
tus, hak dan kewajibanya dalam kehidupan berma- anti korupsi. Siswa sering melihat contoh-contoh
syarakat berbangsa dan bernegara, serta peningkat- yang tidak baik tentang korupsi, baik di media ce-
an kualitas dirinya sebagai manusia. Selain itu tak maupun elektronik. Ini yang membuat pembe-
perlu ditanamkan kesadaran wawasan kebangsaan, lajaran anti korupsi mengalami kesenjangan yang
jiwa patriotisme dan bela negara, penghargaan ter- tinggi anatar realitas dan idealitas.
hadap Hak asasi manusia, kemajuan bangsa, peles- Masalah yang timbul di dalam proses
tarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demo- pembelajaran tidak boleh dibiarkan karena tidak
krasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, akan terselesaikan dengan sendirinya, justru sema-
ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku kin lama akan semakin menjadi kompleks dan se-
anti korupsi, kolosi dan nepotisme. makin luas dimensinya. Beberapa model pembela-
Mengingatkan semakin tingginya tuntutan jaran inovatif yang dikembangkan dapat dicobakan
masyarakat terhadap mutu pelayanan pendidikan, sebagai perlakuan dalam bentuk penelitian tindakan
maka guru perlu melakukan pendekatan/strategi kelas (PTK). Dengan ini guru berupaya menyele-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 22


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

saikan masalah yang dihadapi dengan cara yang lihat teman sejawat saat mengajar dikelas, namun
lebih dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah setelah melaksanakan lesson study guru makin
dan tidak sekedar melalui ”trial and error”. Pe- percaya diri dan membuka diri untuk open class.
ngembangan model-model pembelajaran inovatif
oleh guru dapat dilakukan adopsi-adaptasi model- PENGETAHUAN BERKEMBANG MELALUI
model yang ditawarkan dan sudah pernah diguna- LESSON STUDY
kan oleh guru-guru lain dengan menyesuaikan kon-
teks untuk memperoleh hasil yang optimal. Interaksi yang terjadi dalam suatu kegiatan
lesson study, baik sebagai guru model maupun se-
RUMUSAN MASALAH
bagai observer secara kontruktif menunjang per-
kembangan pengetahuan pada diri seorang guru.
Dari latar belakang tersebut di atas terdapat Dengan melakukan interaksi dalam berbagai tahap-
beberapa permasalahan yaitu : an kegiatan memungkinkan terjadinya sharing pe-
1. Bagaimanakah guru harus mengasah kepro- ngetahuan. Dengan demikian, dapat meningkatkan
fesionalanya? pengetahuan baik bahan ajar maupun implementasi
2. Bagaimana pengetahuan berkembang melalui dari model yang sedang digunakan melalui kegiat-
lesson study (metode Simulasi)? an observer. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
3. Apakah manfaat mengikuti lesson study? Observer dapat melakukan kegiatanya secara men-
dalam tentang respon dan perilaku siswa saat
TUJUAN
mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir.
Latar belakang observer yang beragam akan meng-
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hasilkan variasi pengamatan. Guru mendapat ba-
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah nyak masukan secara menyeluruh, mulai dari im-
1. Untuk mendeskripsikan model-model pem- plementasi model pembelajaran, bagaimana mem-
belajaran dengan (metode simulasi), dalam bentuk kelompok yang heterogen, bagaimana
mengasah profesionalitas guru. mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, serta
2. Untuk mengetahui perkembangan pengetahuan bagaimana menangani siswa yang belum berperan
guru malaui kegiatan lesson study maksimal dalam proses pembelajaran. Beragamnya
3. Untuk mengetahui manfaat lesson study! hasil pengamatan dan temuan masing-masing ob-
server dapat digunakan sebagai masukan dan re-
BAGAIMANAKAH GURU HARUS MENGASAH
nungan yang sangat menarik bagi masing-masing
KEPROFESIONALANNYA guru yang terlibat kegiatan tersebut. Hal inilah
yang memungkinkan terjadinya pertukaran penge-
Kegiatan lesson study merupakan alternatif tahuan secara maksimal sehingga masing-masing
untuk mengasah kemapuan profesional seorang pihak pada akhirnya mampu memperoleh pengeta-
guru. Lesson study adalah suatu model pembinaan huan dari pembelajaran yang telah dilakukan secara
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran maksimal.
secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan
prinsip kolegalitas dan mutual learning. Lesson MANFAAT MENGIKUTI LESSON STUDY
study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan,
(merencanakan), do (melaksanakan), dan see (me- Beberapa manfaat lesson study bagi guru ada-
refleksi) yang berkelanjutan. Jadi LS merupakan lah: Pertama, guru semakin percaya diri, hal itu ter-
cara peningkatan mutu pendidikan yang tidak per- jadi karena semakin banyak observer berarti akan
nah berakhir (Continous improvement). Dengan te- semakin banyak masukan yang di dapat. Dampak-
rus meningkatkan model pembelajaran, maka guru nya, akan semakin senpurna rencana pembelajaran
akan mengalami peningkatan dalam pembaharuan tersebut. Kedua, mendewasakan profesi guru, ada-
dan perkembangan, baik dari strategi pembelajaran nya saran dan kritik dari teman sejawat akan sema-
maupun profesionalitasnya. Realisasi dari hal kin memperkaya wawasan dan ilmu yang dimiliki.
tersebut yaitu guru selalu termotivasi untuk me- Ketiga, tidak canggung saat diamati, semakin se-
nampilkan model pembelajaran yang inovatif da- ring bergabung pada kegiatan lesson study maka
lam setiap pembelajaranya sehari-hari. Apabila pa- guru tersebut akan semakin banyak ilmu, Keem-
da awalnya guru merasa risih dan nervous untuk di- pat, tumbuhnya rasa kesejawatan yang tinggi di

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 23


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

antara guru. Semakin sering mengikuti kegiatan katkan profesionalitas seorang guru mau tidak mau
lesson study, semakin mendorong guru untuk sela- harus mengembangkan potensi yang ada pada diri-
lu belajar dan diskusi bersama dalam mewujudkan nya agar mampu mengikuti perkembangan zaman
cita-cita menjadi guru yang profesional, Kelima, yang semakin Global, dan penuh nilai-nilai demo-
memperkaya wawasan model pembelajaran ino- krasi yang mengharuskan untuk selalu menerima
vatif. kritikan dan saran yang bersifat membangun/kons-
truktif. Kepercayaan pada diri seorang guru harus
KESIMPULAN disertai dengan kemampuan profesionalitas dalam
pembelajaranya, sehingga dapat mengorganisasi-
Dari beberapa masalah yang timbul selama kan semua potensi yang ada pada diri siswa dan
pembelajaran pendidikan anti korupsi dalam ke- dapat memanajemen kelas menjadi kelas yang kon-
giatan lesson study adalah kesiapan guru dalam dusif serta kreatif yang penuh dengan keaktifan
membuka diri untuk selalu membuat atau mencoba siswa dalam belajar.
model pembelajaran yang inovatif. Untuk mening-

TANTANGAN DAN PELUANG MELAKSANAKAN


LESSON STUDY

Herawati Susilo

Jurusan Biologi FMIPA dan PPS Universitas Negeri Malang; Koordinator LEDIPSTI Program; Pemulis Buku
Lesson Study Berbasis Sekolah: Guru Konservatif menuju Guru Inovatif.
HP: 08123271741 and email address: herawati_susilo@yahoo.com

Abstrak: Melaksanakan Lesson Study (LS) di LPTK merupakan salah satu upaya yang dapat
dilaksanakan dosen untuk meningkatkan keprofesionalan diri dan mahasiswa calon guru. Hal ini tidak
mudah dilaksanakan, tetapi bukanlah hal yang mustahil. Makalah ini bermaksud mengupas tantangan
dan peluang dalam melaksanakan Lesson Study di LPTK. Makalah ditulis berdasarkan penelitian
tindakan dan penelitian deskriptif yang dilaksanakan dalam tahun 2008-2010 baik di Universitas Negeri
Malang (UM) maupun di LPTK lain yang penulis dampingi setelah mendapat Hibah LS Ditnaga sejak
tahun 2009 dan 2010.Tantangan yang dihadapi dosen adalah bagaimana menyajikan pembelajaran yang
menghadirkan SI bu PAIKEM (Sajian Instuksional berupa Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan), karena ada kecenderungan guru akan membelajarkan siswanya sesuai
dengan bagaimana mereka dibelajarkan. Tantangan terberat dosen adalah bagaimana berkomitmen
melaksanakannya (dapat ketemu bersama melaksanakan setiap tahapan LS) dalam rangka memberikan
hak kepada mahasiswa untuk belajar sebaik-baiknya mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pelaksanaan LS di LPTK harus didukung oleh upaya cermat menjadwalkan kegiatan LS pada awal
semester agar dapat diatur waktu di mana para dosen dapat ketemu bersama untuk berLS. Peluang
melaksanakan LS bergantung kreativitas dosen dalam berupaya melaksanakannya. Salah satu bentuk
kreativitas dosen adalah berupa upaya melaksanakan LS dalam perkuliahan untuk materi yang
dianggap sulit dibelajarkan kepada mahasiswa. Penulis berupaya mempraktikkan LS saja atau
menggabungkan LS dengan PTK dalam melatih mahasiswa melakukan Pemantapan Kemampuan
Mengajar (PKM) ataupun melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah maupun di UM.
Peluang yang dapat diraih oleh dosen yang melaksanakan LS di LPTK adalah peluang

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 24


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mengembangkan bahan ajar, menemukan strategi pembelajaran baru, melakukan penelitian, dan
menulis karya ilmiah berdasarkan hasil LS yang dilaksanakannya.

Kata kunci: Lesson Study, Tantangan, Peluang, LPTK

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Pe- Lebih lanjut dikemukakan pula dalam buku
merintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. tersebut bahwa perkuliahan yang tidak inovatif pa-
Salah satu upaya yang dianggap penting untuk da LPTK akan berakibat kurang baik terhadap
meningkatkan keprofesionalan guru dan dosen penyiapan generasi mendatang. Guru yang dihasil-
adalah penyebarluasan Lesson Study (LS). LS telah kan LPTK tersebut tidak inovatif dan kreatif. Gaya
mulai dilaksanakan di tingkat Pendidikan Dasar mengajar guru tersebut akan cenderung meniru
terutama tingkat SMP mulai tahun 2006 di tiga dosennya, kalau dosennya banyak menerapkan
kabupaten yaitu Pasuruan dengan LPTK pendam- metode ceramah dalam perkuliahan maka guru
ping Universitas Negeri Malang (UM), Bantul de- yang dihasilkan akan menggunakan metode cera-
ngan LPTK pendamping Universitas Negeri Yog- mah pula dalam mengajar siswanya. Dengan demi-
yakarta (UNY), dan Sumedang dengan LPTK pen- kian akan banyak guru yang tidak dapat beradaptasi
damping Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). dengan perkembangan jaman dan tidak kreatif da-
Keberhasilan pelaksanaan LS di tingkat Pendidikan lam membelajarkan siswanya. Sementara perkem-
Dasar dirasakan perlu juga disebarluaskan ke ting- bangan teknologi yang begitu cepat terutama tek-
kat perguruan tinggi, yaitu ke LPTK-LPTK yang nologi informasi dan dunia maya yang terdapat di
menyiapkan para calon guru agar calon guru yang dalamnya dapat menggoda siswa untuk tidak
dihasilkan juga mengetahui apa itu LS, bagaimana belajar. Apabila guru tersebut tidak dapat beradap-
melaksanakannya, dan apa manfaatnya apabila me- tasi dengan perkembangan teknologi maka metode/
laksanakannya. strategi pembelajaran yang monoton tidak mampu
Selain itu LS juga disebarluaskan ke LPTK bersaing dengan godaan dunia maya dan tidak
karena ditengarai bahwa perkuliahan di LPTK juga mampu menarik perhatian siswa untuk belajar serta
menunjukkan masih adanya kekurangan dalam tidak menantang siswa untuk berpikir. Pengaruh
proses pembelajaran, yaitu antara lain seperti yang negatif dunia maya melalui face book telah me-
disebutkan dalam Buku I LEDIPSTI (2009:2) nyebabkan banyak siswa menjadi korban kriminali-
sebagai berikut. tas.
Proses perkuliahan yang dilakukan kebanyak- Dalam buku I tersebut dituliskan bahwa bebe-
an dosen hanya terbatas pada memberikan pe- rapa penyebab rendahnya mutu perkuliahan di per-
ngetahuan hafalan, dan kurang menekankan pada guruan tinggi, antara lain sebagai berikut.
aspek kognitif yang tinggi, seperti ketajaman daya Pada umumnya para dosen bekerja sendirian
analisis dan evaluasi, berkembangnya kreativitas, dalam mempersiapkan dan melaksanakan perku-
kemandirian belajar, dan berkembangnya aspek- liahan. Apabila dosen tersebut inovatif dalam mem-
aspek afektif. Mahasiswa pasif dan pengetahuan belajarkan mahasiswa maka kreativitasnya tidak
yang diperoleh seringkali tidak berguna dalam berimbas terhadap dosen lain karena tidak ada
hidup dan pekerjaannya. sharing di antara dosen tentang proses belajar
Materi perkuliahan kurang berorientasi pada mengajar. Ketika dosen yang kreatif meninggal
bidang ilmunya, hasil penelitian lapangan, dan maka kreativitasnya hilang pula.
kebutuhan jangka panjang. Dosen menggunakan Pada umumnya dosen memiliki ego yang
pola pembelajaran yang cenderung sama dari tahun tinggi, merasa super, tidak mudah menerima
ke tahun. Perubahan kurikulum tidak memberikan masukan untuk perbaikan perkuliahan, padahal
dampak pada perubahan materi ajar, metode, dan tidak ada perkuliahan yang sempurna, selalu ada
strategi pembelajaran. celah untuk perbaikan.
Kompetensi/tujuan perkuliahan kebanyakan
masih terbatas pada ranah kognitif dan psikomotor Mindset dosen tersebut perlu diperbaiki agar
tingkat rendah. dosen dapat berkolaborasi dan mau sharing dengan
dosen lain serta terbuka untuk perbaikan perkuliah-
an. Pendekatan Lesson Study merupakan alternatif

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 25


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perbaikan mindset dosen dalam memperbaiki 7. Meningkatkan upaya pemenuhan hak belajar
proses perkuliahan. Itulah sebabnya mulai tahun setiap mahasiswa.
2008 Direktorat Tenaga Ditjen Dikti membentuk 8. Menemukan model pembelajaran inovatif ala
Tim Kerja yang mempersiapkan Program Perluas- Indonesia untuk mahasiswa di LPTK.
an Lesson Study untuk Penguatan LPTK (Lesson 9. Meningkatkan kualitas Program Latihan Pro-
Study Dissemination Program for Strengthening fesi (PLP) atau Program/Praktik Pengalaman
Teacher Education in Indonesia – LEDIPSTI). Lapangan (PPL) mahasiswa melalui penerapan
Penulis diminta menjadi koordinator program ini. Lesson Study.
Melalui program ini ditawarkan Hibah LS kepada 10. Mendiseminasikan hasil-hasil kegiatan Lesson
LPTK yang berminat mengajukan proposal. LPTK Study ke Jurusan/Program Studi Non-MIPA
yang terseleksi untuk memperoleh hibah akan me- agar dapat diimplementasikannya.
nerima hibah selama 3 tahun. Ada 3 batch seleksi 11. Mengimplementasikan kegiatan Lesson Study
proposal yaitu tahun 2008 untuk Hibah mulai di sekolah.
2009-2011, tahun 2009 untuk Hibah mulai 2010-
2012, dan 2010 untuk Hibah mulai 2011-2013. Istilah “tantangan” menurut KBBI (1989) ber-
Penulis beranggapan bahwa ada tantangan arti “hal atau objek yang menggugah tekad untuk
yang berat dalam penyebarluasan LS di LPTK. meningkatkan kemampuan mengatasi masalah”,
Secara ringkas, tantangan yang ada berupa bagai- dapat juga berarti “rangsangan (untuk bekerja lebih
mana menghadirkan SI bu PAIKEM (Sajian Ins- giat, dsb). Penulis memilih istilah “tantangan”
truksional berupa Pembelajaran Aktif, Inovatif, untuk penyebarluasan LS ke LPTK karena LS ini
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam kelas. merupakan sesuatu yang relatif “baru” dalam
Secara lebih lengkap, tantangan itu tersaji dalam sistem pendidikan di Indonesia, dan bukan berasal
Buku I, yang dinyatakan dalam bentuk Tujuan Pe- dari budaya kita. Penulis menghubungkan kata
nyebarluasan LS ke LPTK, yaitu sebagai berikut “tantangan” ini dengan kata “peluang” yang artinya
(Buku I, 2009:9). Tantangan bagi dosen adalah “kesempatan” karena penulis beranggapan tantang-
bagaimana menanggapi tawaran mempelajari LS an melaksanakan LS di LPTK itu juga dapat diu-
dan berupaya melaksanakan LS itu sedemikian ru- bah menjadi peluang untuk berkreasi, untuk me-
pa dengan komitmen yang tinggi sehingga tujuan manfaatkan “sarana” LS ini dalam rangka mening-
yang tertulis berikut ini dapat tercapai sesuai yang katkan keprofesionalan dosen dan mahasiswa calon
diharapkan pemerintah (dalam hal ini Direktorat guru yang dibinanya.
Ketenagaan Dirjen Dikti yang memberikan Hibah Tujuan yang dituliskan di atas dapat dibaca
LS bagi dosen di LPTK). sebagai suatu tantangan oleh dosen-dosen di LPTK
1. Meningkatkan pemahaman dosen LPTK me- sasaran, yaitu dalam arti bagaimana dapat menca-
ngenai konsep, prinsip, dan praktik Lesson pai tujuan tersebut. Sekaligus hal ini berarti kesem-
Study. patan untuk berkreasi mencari cara mencapai tu-
2. Meningkatkan keterampilan dosen dalam me- juan.
laksanakan Lesson Study agar keprofesionalan-
nya meningkat. METODE PENELITIAN
3. Meningkatkan kolegialitas antardosen dalam
membelajarkan mahasiswa melalui tukar peng- Desain penelitian adalah Penelitian Tindakan
alaman dalam kegiatan Lesson Study. yaitu Penulis melaksanakan kegiatan pendamping-
4. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas an ke LPTK yang memperoleh Hibah LS dari
perkuliahan oleh dosen (iklim keterbukaan, DIKTI sejak tahun 2009 maupun sejak tahun 2010.
tanggungjawab, kerja terencana dan terevalu- Penulis mengunjungi LPTK yang bersangkutan
asi). dan mengambil data selama pendampingan dengan
5. Membangun komunitas belajar antardosen, an- merekam kejadian yang ada di lapangan. Kegiatan
tarmahasiswa, dan antara mahasiswa dengan pendampingan untuk setiap LPTK yang mendapat
dosen di LPTK. hibah LS dilaksanakan selama 4 kali dalam setahun
6. Meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa yaitu berupa pendampingan pertama untuk menso-
di LPTK terutama dalam aspek proses kognitif sialisasikan apa, mengapa, dan bagaimana LS di
tingkat tinggi dan aspek afektif. LPTK, kedua untuk melaksanakan Do dan See
semester genap, ketiga untuk Seminar hasil LS

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 26


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

semester genap dan Monev Internal, ke empat Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam kelas
untuk melaksanakan Do dan See semester gasal. umumnya telah dicoba laksanakan di LPTK yang
Penulisan dilengkapi dengan pengalaman dalam didampingi. Pembelajaran yang dilakukan umum-
Penelitian Tindakan yang penulis laksanakan di nya berupa pembelajaran kooperatif dengan tipe
kampus UM dalam kapasitas peneliti sebagai dosen kooperatif yang bervariasi. Pembelajaran yang ti-
yang kebetulan dipercaya sebagai koordinator Pro- dak menggunakan strategi kooperatif juga dilaksa-
gram Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur nakan, misalnya di kelas besar dengan mengguna-
Pendidikan untuk Guru IPA SMP tahun 2008 dan kan pengaturan tempat duduk huruf U, dengan
2009, maupun sebagai Koordinator Program IPA menggunakan kombinasi sajian power point, penje-
Terpadu S2 RSBI untuk Guru SMP di Jawa Timur lasan dosen dan penugasan menulis di papan tulis.
tahun 2009/2010. Perlu dipahami bahwa bagaimanapun kerasnya
upaya dosen untuk menghadirkan SI bu PAIKEM
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ini, tetap tidak mudah menyenangkan semua ma-
hasiswa karena adanya perbedaan sikap, minat, ke-
Pada tahun 2009 ada empat LPTK yang di- mampuan, dan karakter mahasiswa, sekaligus kare-
damping oleh dosen-dosen UM yaitu Universitas na adanya perbedaan sikap, minat, kemampuan,
Negeri Manado (Unima), Universitas Negeri Sura- dan karakter dosen.
baya (Unesa), Universitas Nusa Cendana (Undana), Dosen yang menjadi dosen model pada
dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). pelaksanaan LS bervariasi, ada LPTK yang dosen
Pendampingan pada tahun 2010 dilaksanakan modelnya adalah dosen senior yang mau memberi-
terhadap 4 LPTK lain yaitu Universitas Negeri Ma- kan contoh kepada para dosen yang lebih yunior
kassar (UNM), Universitas Negeri Gorontalo dibandingkan dirinya, tapi ada juga LPTK yang
(UNG), Universitas Tadulako (Untad), dan Univer- memberikan kesempatan kepada dosen yunior
sitas Negeri Mataram (Unram). untuk menjadi dosen model.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi selama Untuk setiap mata kuliah yang diLSkan, ada
pendampingan di LPTK yang telah disebutkan di- yang dosen modelnya hanya satu orang untuk 4
peroleh data dan dipikirkan pembahasan mengenai kali pertemuan, ada juga yang dosen modelnya 2, 3
bagaimana LPTK menjawab tantangan pelaksana- atau bahkan 4 orang, artinya setiap kali pertemuan
an LS maupun memanfaatkan peluang melaksana- ganti dosen model.
kan LS sebagai berikut. Mata kuliah yang diLSkan bervariasi, ada
Sosialisasi LS oleh pendamping perlu dilak- yang mata kuliah materi bidang studi, ada yang
sanakan sebelum pembuatan jadwal kuliah semes- mata kuliah PBM.
ter genap. Hal ini dimaksudkan agar dapat direnca- Materi kuliah yang diLSkan sedapat mungkin
nakan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) mana dipilih yang relatif lebih sulit membelajarkannya ke
yang akan melaksanakan LS, berapa mata kuliah mahasiswa. Dengan mengkaji pembelajaran mela-
dan mata kuliah apa saja yang akan diLSkan dalam lui LS, diharapkan dapat dipikirkan bersama bagai-
KBK tersebut, siapa saja kelompok dosen yang mana cara terbaik membelajarkan materi sulit ter-
akan melaksanakan LS untuk mata kuliah tersebut. sebut.
Sekalian juga dijadwalkan kapan LS akan dilaksa- Pada umumnya dosen sudah berupaya mem-
nakan, apa materi dalam mata kuliah tersebut yang buat RPP sebelum pembelajaran dan membahas
dikaji melalui LS, siapa dosen model dan siapa RPPnya pada saat Plan dan merevisi RPP tersebut
observernya untuk setiap LS dan kapan dilaksana- sebelum Do. Dosen Model juga menyiapkan pe-
kan Plan, Do, dan See untuk 4 kali LS dalam satu rangkat pembelajaran lainnya berupa media pem-
semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengupaya- belajaran dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM),
kan agar semua dosen yang terlibat dalam kelom- selain itu kelompok dosen juga menyiapkan lembar
pok LS dapat hadir dalam semua kegiatan LS yang pengamatan untuk mengamati kegiatan mahasiswa
dijadwalkan, karena tantangan utama terlaksananya dalam belajar.
LS di LPTK adalah menghadirkan semua dosen Tidak semua kelompok dosen di LPTK dapat
pada waktu yang sama untuk melaksanakan semua melaksanakan kegiatan LS sebanyak 4 kali dalam
tahapan LS. satu semester untuk setiap mata kuliah yang di-
Upaya mendatangkan SI bu PAIKEM (Sajian LSkan, ada yang melakukannya sebanyak 3 kali sa-
Instruksional berupa Pembelajaran Aktif, Inovatif, ja, terutama pada semester genap yang merupakan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 27


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

semester pertama pengimplementasian LS. Umum- an Melalui Jalur Pendidikan. Angkatan 1 program
nya keadaan ini dapat diperbaiki untuk pelaksana- ini (2008) diikuti oleh 26 mahasiswa, angkatan
an pada semester gasal. kedua (2009) diikuti oleh 34 orang mahasiswa
Tidak semua dosen yang sudah terdaftar seba- yang merupakan guru-guru IPA SMP di Indonesia
gai anggota kelompok pelaksana LS dapat hadir bagian Timur. Pada tahun 2009/2010 penulis men-
pada semua kegiatan LS yaitu Plan, Do, See. Kare- jadi koordinator Program S2 RSBI IPA Terpadu
na berbagai kesibukan, ada dosen yang terpaksa mahasiswanya mendapat beasiswa dari Dinas Pen-
tidak dapat mengikuti salah satu kegiatan. Ada ke- didikan Provinsi Jawa Timur. Program ini diikuti
lompok dosen di LPTK tertentu yang sebagai gan- oleh 32 orang guru IPA. Selain itu penulis juga
tinya, mengajak mahasiswa semester 7 atau 8 untuk menjadi dosen pembimbing PPL Mahasiswa S2
ikut berLS di kelas-kelas yang lebih awal agar RSBI bagi guru Biologi SMA yang juga mendapat
dapat memperoleh lebih banyak observer, sekaligus beasiswa dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
membelajarkan mahasiswa berLS. Timur. Program ini diikuti oleh 6 orang guru. Pada
Ada LPTK tertentu yang menggunakan LS tahun 2008/2009 dan 2009/201010 penulis juga
sebagai salah satu sarana untuk memperoleh ide menjadi dosen pembina PPL bagi mahasiswa S2
dan sumbangan pikiran dosen sekelompok LS me- Pendidikan Biologi. Jumlah mahasiswa peserta
ngenai bagaimana mengintegrasikan hal tertentu PPL pada tahun 2009/2010 sebanyak 29 orang, se-
yang menjadi minat kelompok dosen tersebut ke mentara pada tahun 2010/2011 sebanyak 24 orang.
dalam materi mata kuliah. Contohnya adalah di Pengalaman melaksanakan LS di Universitas Ne-
Undiksha, ada keinginan mengintegrasikan nilai- geri Malang (UM) baik sebagai tantangan maupun
nilai budaya yang terpelihara dalam bentuk dalam menjadikannya peluang membelajarkan diri
kebijakan lokal ke dalam materi kuliah. sendiri dan membelajarkan mahasiswa pada semua
Belum semua dosen memahami hakikat LS program di atas diuraikan sebagai berikut.
dalam arti apa filosofi awal yang mendasarinya, Melalui Program Pemantapan Kemampuan
mengapa melakukannya, dan bagaimana melaksa- Mengajar (PKM) bagi Mahasiswa peserta Program
nakannya kalau didasari dengan filosofi awal Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pen-
tersebut. Pada umumnya LPTK masih banyak risau didikan penulis melatih guru melaksanakan Pene-
mengenai bagaimana melaksanakannya sesuai de- litian Tindakan Kelas (PTK) yang sekaligus diga-
ngan petunjuk dalam Buku I LEDIPSTI. Tantang- bungkan dengan Lesson Study sehingga diketemu-
annya adalah bagaimana menemukan alasan yang kan cara bagaimana menggabungkan keduanya se-
dapat disepakati bersama untuk seluruh LPTK di demikian sehingga kekurangan yang ada pada PTK
Indonesia sehingga bisa menjadi alasan perlunya dapat diatasi dengan kelebihan pada LS sementara
melaksanakan LS di LPTK di Indonesia. kekurangan LS dapat diatasi dengan kelebihan
Sudah ada dosen yang menyadari bahwa LS pada PTK. Makalah yang menguraikan mengenai
adalah “tulang punggung” perbaikan pelaksanaan kegiatan ini dipresentasikan di Penang, Malaysia
perkuliahan di LPTK, karena itu dosen mengguna- (Susilo, 2009a).
kan LS untuk mengupayakan perbaikan-perbaikan Melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
dalam hal perencanaan perkuliahan, pemilihan me- Mahasiswa S2 RSBI Biologi, penulis melatih guru
dia, pengembangan materi perkuliahan, maupun melaksanakan PTK yang sekaligus digabung de-
asesmen. ngan Lesson Study. Keenam mahasiswa peserta
Tantangan lainnya adalah bagaimana meya- PPL dijadikan 2 kelompok yang terdiri dari 3
kinkan dosen pelaksana LS bahwa akan banyak mahasiswa per kelompok. Mahasiswa
manfaat yang mungkin dapat diperoleh apabila melaksanakan PPL di sekolahnya masing-masing.
mereka melaksanakan LS misalnya menjadikan LS Pada saat menjadi guru model, mahasiswa
sebagai peluang menulis dan mengembangkan ba- diobservasi oleh kedua orang temannya
han ajar, melakukan penelitian (misalnya dengan sekelompok. Pada kesempatan ini guru model juga
menggabungkan PTK dengan LS), menciptakan berupaya membelajarkan guru lain yang ada di
strategi pembelajaran baru, dan menulis karya sekolahnya untuk mengenal LS dan mengalami
ilmiah. sendiri kegiatan Do dan See, dengan menjadi
observer. Penulis mentargetkan mahasiswa paling
Pada tahun 2008 dan 2009 penulis menjadi sedikit menjadi guru model sebanyak 5 kali. Hal ini
koordinator Program Sertifikasi Guru dalam Jabat- berarti bahwa masing-masing mereka paling sedikit

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 28


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

melakukan LS sebanyak 15 kali selama PPL karena mereka lakukan. Pada tahun 2010/2011 ini ada
selain menjadi guru model sebanyak 5 kali, mereka lebih banyak mahasiswa yang melaksanakan PPL
wajib menjadi observer saat teman sekelompoknya di kelas penulis, yaitu 4 orang di kelas Metode
menjadi guru model, sehingga ada 10 kali Penelitian, 4 orang di kelas Teaching Biology in
observasi, masing-masing 5 untuk setiap teman English, dan 2 orang di kelas Biologi Umum. Ide
sekelompok. PPL ini menjadi PPL yang ”mahal” menarik yang muncul pada tahun ini adalah bahwa
karena keenam mahasiswa berasal dari enam kota ada kelompok yang terdiri dari 4 mahasiswa yang
yang berbeda di Jawa Timur. menjadi kelompok LS, namun 2 orang mahasiswa
Melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tersebut misalnya melakukan PPL di kelas yang
Mahasiswa S2 RSBI IPA Terpadu, penulis melatih penulis bina, sementara 2 orang lainnya melakukan
guru melaksanakan PTK yang sekaligus digabung LS di kelas yang dibina Pak Pudyo, karena mereka
dengan Lesson Study. Ketiga puluh dua mahasiswa sama-sama ingin mengalami bagaimana LS di
dibagi menjadi sekian kelompok mahasiswa yang kelas yang penulis bina, dan di kelas yang dibina
masing-masing kelompoknya terdiri dari 3 atau 4 Pak Pudyo. Mulai awal PPL semester ini, penulis
mahasiswa yang berasal dari kota yang sama atau mengupayakan untuk selalu mengikuti kegiatan
kota yang berdekatan. Mahasiswa melakukan PPL refleksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang
di sekolahnya masing-masing, sekaligus berLS di kelas yang penulis bina. Hasil yang
melakukan PTK untuk penelitian tesisnya. PTK penulis dapatkan dari pengalaman ikut berdiskusi
dilakukan dengan basis LS. PTK dibimbin oleh 2 dalam kegiatan refleksi tersebut antara lain: bahwa
orang dosen pembimbing. LS dilakukan minimal 5 refleksi dapat dilaksanakan dalam waktu 35 menit-
kali menjadi guru model pada saat melaksanakan satu jam bergantung jumlah observer dan pelak-
PTK, sekaligus minimal 10 kali menjadi observer sanaan pembelajarannya, selalu ada hal-hal yang
di kelas teman sekelompoknya. Laporan PTK dapat dibicarakan untuk diperbaiki pada
berupa tesis yang akan diujikan pada akhir pembelajaran berikutnya, dan selalu ada hal
semester keempat program, sementara laporan LS menarik yang dapat dipelajari dari guru model, dan
berupa portofolio PPL yang dikembangkan pada selalu ada pengalaman berharga yang dapat dipetik
akhir semester ketiga program. Pengalaman dari suatu proses pembelajaran. Selain itu
melaksanakan PTK berbasis LS dilaporkan dalam mahasiswa merasa beruntung boleh mempraktik-
kelas PPL yang berupa pertemua empat jam kan PPL berbasis LS yang diskusinya penulis ikuti.
seminggu di kampus. Ada kecenderungan mahasiswa tertentu bahkan
Melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mengikuti perkuliahan di kelas lain yang penulis
Mahasiswa S2 penulis melatih mahasiswa bina di mana mereka tidak berPPL yaitu di kelas
melaksanakan LS di sekolah (SMP atau SMA) atau Metpen RSBI yang perkuliahannya disajikan dalam
di kampus (Jurusan Biologi UM), bergantung bahasa Inggris untuk melatih diri mendengarkan
minat dan latar belakang pekerjaan mahasiswa. perkuliahan dalam bahasa Inggris maupun untuk
Umumnya mahasiswa yang latar belakan mendalami materi yang akan mereka sajikan dalam
pekerjaannya dosen memilih PPL di kampus, kelas PPL.
sementara mahasiswa yang latar belakang
pekerjaannya guru memilih PPL di sekolah. PPL Berdasarkan catatan dan hasil pengamatan
dilaksanakan secara berkelompok dengan anggota penulis yang telah dikemukakan di atas, penulis
kelompok saling bergantian menjadi guru model menyitir Lewis (2004) yang dalam membahas
dan observer. PPL di kampus dilaksanakan di kelas mengenai masa depan LS di Amerika Serikat dan
yang dibina oleh kedua dosen pembina PPL yaitu membandingkan pelaksanaan LS di AS dengan LS
penulis sendiri dan Bapak Pudyo Susanto. PPL di yang asal mulanya dilaksanakan di Jepang, menya-
kelas penulis tahun 2009/2010 dilaksanakan di takan bahwa setelah pelaksanaan LS di AS selama
kelas Biologi Umum (1 orang), Teaching Biology empat tahun (2000-2004) masih banyak tantangan
in English (1 orang), dan Metode Penelitian (1 yang harus mereka hadapi sebelum kemanfaatan
orang). Jadi ketiga orang mahasiswa tsb saling LS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
bergantian menjadi dosen model dan observer. dapat mereka rasakan. Juga masih perlu dilaksana-
Pada tahun lalu penulis tidak ikut menjadi observer kan penelitian lanjutan sebelum dapat disimpulkan
dalam LS yang mereka lakukan. Penulis juga tidak apa saja keadaan yang mendukung suksesnya pe-
ikut melaksanakan kegiatan refleksi diri yang laksanaan LS di AS.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 29


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Tantangan yang dihadapi dalam melaksana- Lesson Study. Fernandez dan Chokshi (2002)
kan LS di LPTK di Indonesia juga masih menung- menguraikan bahwa dosen di Amerika Serikat juga
gu hasil penelitian-penelitian tindakan berikutnya memiliki kecenderungan melakukan Lesson Study
oleh para dosen pelaksana LS yang mau mencari sebagai sesuatu yang “incidental” dan bukannya
sehingga dapat menemukan “LS ala Indonesia” “purposeful”. Agar dapat mencapai hasil optimal
karena sadar bahwa LS tidak dapat begitu saja yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran, Lesson
“dipinjam” dari orang Jepang yang memiliki sistem Study hendaknya dilakukan dengan tujuan
pendidikan yang sangat berbeda dengan sistem mendasar “mempelajari bagaimana mahasiswa
pendidikan di Indonesia. LS yang asal usulnya dari belajar” dan “bagaimana dapat membantu mahasis-
Jepang ini perlu diadaptasikan agar sesuai dengan wa belajar lebih baik”. Para pelaku Lesson Study di
sistem pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Do- Amerika Serikat yang melaporkan bahwa mereka
sen pelaksana LS perlu memahami secara menda- “belajar banyak” setelah melakukan Lesson Study
lam mengenai apa itu LS, mengapa LS sangat ber- selama beberapa waktu dianggapnya hanyalah
manfaat bagi guru-guru di Jepang, dan bagaimana secara kebetulan dan sambil lalu saja memperoleh
mengadaptasikan LS yang biasa dilakukan di pengetahuan tersebut. Jadi keinginan untuk sekedar
tingkat sekolah untuk dapat juga dilaksanakan di melakukan Lesson Study saja tidak cukup, kalau
tingkat LPTK. dosen tidak mendasarinya dengan keinginan untuk
Peluang untuk melaksanakan LS di LPTK “belajar sepanjang hayat”, berusaha melakukan
terbuka luas bagi semua dosen yang berkehendak yang terbaik untuk membelajarkan mahasiswa de-
baik mau melayani dengan pelayanan terbaik bagi mi kemaslahatan mahasiswa, dan hanya mau mela-
mahasiswa yang dipercayakan kepadanya untuk kukannya “apabila ada biaya”nya. Keinginan
dididik dan dibina. Ditnaga Dikti untuk segera menyebarluaskan Les-
son Study ini ke seluruh LPTK di Indonesia tidak-
PENUTUP lah cukup apabila direspons dengan cara melaksa-
nakan Lesson Study hanya agar sudah ber”Lesson
Hambatan dan Kesulitan Melaksanakan Lesson Study” dan hanya sekedar melakukannya agar tidak
Study di LPTK ketinggalan jaman tanpa membawa “ruh” yang
menghidupinya, yaitu “keinginan untuk belajar
Penulis menyitir kembali hambatan dan kesu- sepanjang hayat membantu membelajarkan
litan yang pernah penulis kemukakan pada work- mahasiswa”.
shop LS di FMIPA (Susilo, 2009b). Pada saat itu Kesulitan yang mungkin dihadapi dosen
penulis menyebutkan bahwa ada dua hambatan Indonesia adalah “sulit menerima kritikan yang
budaya dalam pelaksanaan LS yang berasal dari diberikan oleh orang lain”. Penulis berharap bahwa
budaya Jepang tersebut. melalui LS dosen akan terbiasa menerima kritikan
Hambatan budaya pertama yang penulis yang diberikan tidak secara langsung, dalam arti
kemukakan adalah kecenderungan dosen yang tidak langsung dikatakan bagaimana tadi dosen
kurang memiliki komitmen dan kesungguhan hati model mengajar, tetapi melalui pengamatan oleh
untuk melakukan yang terbaik (”do the best”, tetapi observer mengenai bagaimana mahasiswa yang
lebih cenderung memilih sikap sedang-sedang, dibelajarkannya itu belajar.
cukupan atau mediocre). Memang hidup adalah Penulis mengemukakan hambatan dan kesu-
pilihan dan masing-masing kita bebas untuk me- litan ini bukannya untuk menakut-nakuti para
milih bagaimana kita akan bersikap. Penulis sangat dosen yang berkeinginan untuk mencoba melak-
berharap bahwa setelah mengenal dan melaksan- sanakannya. Dengan mengetahui dan menyadari
akan LS, dosen mengalami sendiri “nikmatnya” adanya hambatan-hambatan dan kesulitan dalam
berupaya melakukan yang terbaik, dan kemudian melaksanakan Lesson Study ini diharapkan para
memilih selalu berupaya melakukan yang terbaik dosen dapat mengantisipasinya dan melakukan
dalam melayani mahasiswanya. upaya-upaya nyata untuk mengurangi hambatan
Hambatan budaya kedua adalah dosen kita dan mengatasi kesulitan yang mungkin terjadi
kurang memiliki sikap ”mau belajar sepanjang ha- dalam pelaksanaannya.
yat” (dan lebih tertarik melakukan sesuatu bila ”ada Akhirnya, penulis mengajak para dosen untuk
biaya”nya). Sepertinya hambatan ini juga dihadapi mencoba melaksanakan LS ini di LPTKnya
oleh dosen di seluruh dunia yang ingin melakukan masing-masing demi kemaslahatan mahasiswa ma-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 30


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sing-masing dan anak-anak bangsa yang dipercaya- banyak penelitian terkait pembelajaran yang dapat
kan untuk mereka didik kelak, dengan menghadapi ditimbanya, dan makin banyak tulisan mengenai
tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang pelaksanaan LS yang dapat disajikannya di forum-
untuk menjadi makin profesional karena makin forum ilmiah. Semoga.
mengenali bagaimana cara terbaik membelajarkan
siswa, makin berkembang bahan ajarnya, makin

DAFTAR RUJUKAN

Fernandez, Clea dan Chokshi, Sonal. 2002. Reflections Professional Development. Makalah disajikan
on Implementing Lesson Study in the United dalam 3rd International Conference on Science
States: “Incidental” versus “Purposeful” Learn- and Mathematics Education di Penang, Malaysia,
ing. 10-12 November 2009.
Lewis, C. 2002. Does Lesson Study Have a Future in the Susilo, H. 2009b. Lesson Study Sebagai Pilihan Sarana
United States? Nagoya Journal of Education and Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Penyia-
Human Develpment, January 2002, No. 1, pp. 1- pan Calon Guru MIPA di LPTK. Makalah disaji-
23 kan dalam Workshop Lesson Study bagi Dosen
Susilo, H. 2009a. Combining Lesson Study (LS) And FMIPA UM tanggal 19-20 Februari 2009 di
Classroom Action Research (CAR) for Teacher FMIPA UM Malang.

LESSON STUDY HARUSLAH DILAKSANAKAN


SECARA KONTINYU

Heri Prianto

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Seperti diketahui bersama bahwa Lesson Study bukan merupakan model ataupun metode
pembelajaran. Lesson Study merupakan salah satu cara membelajarkan siswa dengan sebenar-benarnya
belajar. Selama ini sebagian besar guru di Kota Malang bahkan di Indonesia masih menggunakan
metode yang konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para peserta didik yaitu
ceramah. Dengan menggunakan metode ceramah tersebut, tidak dipungkiri bahwa menjadi salah satu
penyebab peserta didik tidak termotivasi untuk belajar dikarenakan peserta didik merasa bosan karena
cara penyampaian materi pelajaran dilakukan secara monoton.

Berdasarkan hal di atas dalam makalah ini akan dipaparkan pengalaman tentang kegiatan Lesson Study
yang pernah diikuti. Lesson Study di Kota Malang telah dikenal kurang lebih 5 tahun yang lalu,
tepatnya semenjak bertugas sebagai pengajar bidang studi matematika di SMA Lab. UM. Lesson Study
merupakan salah satu cara pembelajaran yang diperoleh dari studi banding ke Jepang oleh pakar-pakar
pendidikan di Indonesia pada saat itu, yang kemudian bekerjasama dengan tiga Universitas di Indonesia
yaitu UNJ Jakarta, UNY Yogyakrta dan UM Malang. Dengan kerjasama ini diharapkan Lesson Study
menjadi gebrakan baru dan sumber inspirasi bagi para pendidik dalam berinovasi dan berkreasi dalam
rangka cara penyampaian pembelajaran sehingga menyebabkan peserta didik termotivasi dan semangat
dalam belajar secara mandiri.

Sejak saat itu sampai sekarang ini peran sebagai guru model dalam berbagai kegiatan sosialisasi Lesson
Study telah dialami. Namun, dari sekian kali menjadi guru model tersebut belum bisa diperoleh hasil,
dalam hal ini yang berkaitan dengan inovasi dan kreasi cara pembelajaran di kelas. Hal ini disebabkan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 31


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kegiatan yang diikuti (dalam hal ini menjadi guru model), masih menganggap hanya sekedar
melaksanakan tugas saja. Jadi setelah rangkaian kegiatan Lesson Study selesai dilakukan maka kegiatan
pun juga ikut selesai.

Berdasarkan pengalaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan Lesson Study jangan hanya
dilakukan satu kali dua kali, satu bulan dua bulan, tetapi Lesson Study sebaiknya dilakukan secara
kontinyu dan terus menerus sampai bisa dinikmati dan didalami betapa indahnya kegiatan pembelajaran
itu jika dilakukan dengan keadaan senang dan gembira baik pendidik maupun peserta didiknya. Maju
terus pendidikan Indonesia dengan benih-benih Lesson Study.

Kata kunci: Lesson Study, kontinyu.

Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pen- efisien.
didikan di setiap jenjang dan satuan pendidikan, Peraturan pemerintah tersebut
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Me- mengindikasikan bahwa sekarang pemerintah
nurut Sudarwan (2004:24) rendahnya mutu pen- menaruh perhatian terhadap poses pembelajaran.
didikan disebabkan oleh rendahnya mutu pembela- Usaha baik dari pemerintah ini harus
jaran, yang salah satunya adalah mutu proses ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan menjadi
belajar-mengajar. Rendahnya mutu pendidikan kenyataan yang akan berdampak terhadap
member dampak rendahnya mutu sumber daya pembangunan Indonesia di masa mendatang.
manusia Indonesia. Survey TIMSS (The Trends in
International Mathematics and Science Study) pada LESSON STUDY
tahun 2003 menunjukkan bahwa siswa-siswi SMP
kelas 2 Indonesia hanya bias menyelesaikan soal- Lesson Study merupakan oleh-oleh studi ban-
soal yang sifatnya hafalan, sedangkan soal-soal ding para pakar pendidikan Indonesia ke Jepang
yang membutuhkan penalaran tidak bias dalam rangka mengimplementasikan Peraturan
mengerjakan. Pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005. Lesson
Study dianggap cocok untuk meningkatkan mutu
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 19 pendidikan di Indonesia. Bentuk kerjasama antara
TAHUN 2005 pemerintah Jepang dan Indonesia adalah dengan
adanya kerjasama IMSTEP-JICA dengan tiga
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun Universitas yang menghasilkan sumber daya
2005 tentang Standart Nasional Pendidikan bidang pendidikan di Indonesia, yaitu Universitas
merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri
mutu pendidikan di Indonesia. Pasal 19 dari Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri
peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai berikut: Malang (UM). Tiga Universitas ini kemudian
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah dasar
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menengah disekitarnya untuk mengembangkan
menyenangkan, menantang, memotivasi pesera Lesson Study. Termasuk SMA Laboratorium UM
didik untuk berpartipasi aktif, serta memberikan pada saat itu. Lesson Study sudah berkembang di
ruang yang cukup bagi prakarsa, dan kemandirian Jepang sejak awal tahun 1990an. Melalui kegiatan
sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta tersebut guru-guru di Jepang mengkaji
psikologis peserta didik. pembelajaran melalui perencanaan dan observasi
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-
ayat (1), dalam pembelajaran pendidik memberikan siswanya aktif belajar mandiri.
keteladanan Lesson Study adalah bentuk kegiatan yang
Setiap satuan pendidikan melakukan dilakukan oleh guru/sekelompok guru yang beker-
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan jasama dengan orang lain (dosen, guru mata
proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan pelajaran yang sama, guru satu tingkat kelas yang
pengawasan proses pembelajaran untuk sama, atau guru lainnya) merancang kegiatan untuk
meningkatkan mutu belajar siswa dari

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 33


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang daerah Kalimantan Timur. Disamping study
guru dari perencanaan pembelajaran yang banding dari sekolah-sekolah tersebut, SMA
dirancang bersama/sendiri, kemudian diobservasi Laboratorium UM juga sering mengadakan open
oleh teman guru yang lain dan setelah itu mereka class yang dihadiri oleh guru, mahasiswa, dosen,
melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan dan pakar pendidikan dari dalam maupun luar
pembelajaran yang baru saja dilakukan. Refleksi negeri. Dengan adanya study banding dan open
bersama merupakan diskusi oleh para pengamat class tersebut tentunya guru-guru SMA
dan guru pengajar untuk menyempurnakan proses Laboratorium UM sering sekali bertindak sebagai
pembelajaran dimana titik berat pembahasan guru model Lesson Study. Namun demikian, dari
adalah pada bagaimana siswa belajar, kapan siswa hasil wawancara dan diskusi dengan teman-teman
belajar, kapan siswa mulai bosan belajar, kapan guru, peran menjadi guru model yang dilakukan,
siswa mendapatkan pengetahuannya, kapan siswa masih belum begitu banyak terlihat hasilnya dalam
mampu menjelaskan kepada temannya dan kapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa mampu mengajarkan kepada teman-teman- Bapak/Ibu guru sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh
nya di kelas. Pelaksanaan diskusi pada saat refleksi beberapa hal, salah satunya adalah para guru model
yang mengkritik penampilan guru sejauh mungkin masih merasa menjadi guru model dalam kegiatan
dihindari, dikarenakan hal tersebut tidak mem- Lesson Study hanyalah sekedar melaksanakan
punyai manfaat bagi kesinambungan kegiatan tugas saja. Setelah kegiatan Lesson Study berakhir
Lesson Study. berarti selesai juga tugasnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, supaya
PENGALAMAN MENGIKUTI KEGIATAN kegiatan Lesson Study bisa mengilhami dalam
LESSON STUDY menciptakan kegiatan pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
Lesson Study mulai diperkenalkan di memotivasi peserta didik untuk berpartipasi aktif
Indonesia sejak tahun 2005an. Termasuk SMA maka haruslah dilakukan secara kontinyu. Dalam
Laboratorium UM yang merupakan sekolah binaan hal ini sebaiknya kegiatan Lesson study harus
Universitas Negeri Malang dalam rangka ditangani oleh team khusus agar kegiatannya bisa
menciptakan kegiatan pembelajaran yang kreatif, terjadwal dengan baik sehingga Bapak/Ibu guru ti-
inovatif dan menyenangkan untuk kemajuan mutu dak merasa lagi hanya serasa sekedar melaksana-
pendidikan di Indonesia. Sejak saat itu seluruh kan tugas, dikarenakan Lesson Study dilaksanakan
civitas akademika SMA Laboratorium UM sangat secara rutin. Sehingga Lesson Study menjadi
akrap sekali dengan Lesson Study. Berkat Lesson rutinitas kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi
Study pula SMA Laboratorium UM menjadi tujuan dengan pelaksanaan Lesson Study secara kontinyu
sekolah-sekolah di Indonesia untuk diharapkan proses pembelajaran yang dilakukan
mengetahui/melihat secara langsung kegiatan pendidik tidak lagi bersifat teacher center tetapi
Lesson Study. Bahkan karena terlalu banyak yang pembelajaran dilakukan dengan cara kontruktivis-
ingin melakukan studi banding ke SMA tik yang melatih peserta didik untuk belajar secara
Laboratorium UM, dan dikhawatirkan dapat mandiri yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
mengganggu proses belajar-mengajar, karena menantang dan memotivasi untuk aktif dalam pem-
peserta didik merasa tidak enjoy dalam belajar oleh belajaran. Dengan Lesson study yang kontinyu
terlalu seringnya doibservasi maka pihak sekolah diharapkan juga siswa terbiasa menemukan,
membuat terobosan dengan mengadakan safari menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan
Lesson Study ke sekolah-sekolah khususnya dapat menghargai pendapat orang lain. Sehingga
sekolah di Jawa Timur. Dengan safari Lesson dengan Lesson study diharapkan mutu
Study, maka pihak SMA Laboratorium UM yang pembelajaran dapat diperbaiki yang menyebabkan
harus datang ke sekolah tersebut untuk mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
mensosialisasikan Lesson Study. Adapun sekolah- Mutu pendidikan yang baik diharapkan dapat
sekolah yang pernah dikunjungi oleh team Lesson menghasilkan mutu sumber daya manusia yang
Study SMA Laboratorium UM antara lain, MAN jauh lebih baik, sehingga sumber daya manusia
Turen, MAN 2 Boyolangu Tulunganggung, SMAN Indonesia bisa bersaing dengan dunia Internasional
1 Ponorogo, SMAN 1 Gresik, SMAN Bondowoso, di berbagai bidang.
SMAN Pamekasan dan salah satu sekolah di

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 34


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Dari uraian pengalaman kegiatan Lesson Stu- Dengan mengikuti kegiatan Lesson Study
dy di atas, untuk melaksanakan kegiatan Lesson guru sudah mulai membuka diri untuk memulai
Study secara kontinyu, tentunya sekolah harus perbaikan secara mendasar dalam peningkatan
melakukan langkah-langkah tertentu. Langkah- kualitas pembelajaran, yang intinya adalah membe-
langkah yang dapat dilakukan antara lain: lajarkan siswa. Dengan adanya kegiatan Lesson
1. Membentuk Team pengembang Pembelajaran Study suasana belajar menjadi lebih bergairah dan
Team ini beranggotakan guru-guru yang sudah menyenangkan, baik bagi siswa, guru, maupun
mendapatkan pelatihan tentang Lesson Study pengelola sekolah, inilah dasar yang diharapkan
dan guru koordinator mata pelajaran yang untuk mendorong terciptanya sekolah sebagai ko-
memiliki kemampuan mengajar yang baik. munitas belajar (learning community). Kegiatan
Tugas utama team ini adalah mengembangkan Lesson Study juga merupakan ajang diskusi ten-
kualitas pembelajaran di sekolah. Rincian tu- tang bagaimana meningkatkan cara belajar siswa
gasnya antara lain: diantara para guru dan bukan ajang untuk men-
2. Merancang kegiatan workshop untuk guru- gadili cara mengajar guru, akan mendorong tum-
guru dengan materi pendekatan pembelajaran buhnya rasa percara diri pada guru dan menguat-
konstruktivisme, penelitian tindakan kelas, ku- kannya rasa kesejawatan diantara guru, dengan ke-
rikulum berbasis kontruktivistik, penyusunan sadaran mencari metode yang terbaik bagaimana
instrument asesmen, teknik memotivasi siswa. membelajarkan peserta didik. Dengan pelaksanaan
3. Mempersiapkan tata aturan pelaksanaan Les- Lesson Study secara kontinyu diharapkan dapat
son Study baik bagi guru maupun pengamat memberikan sumbangan terhadap perkembangan
saat perencanaan (plant), pelaksanaan (do) mutu pendidikan di Indonesia, karena guru selalu
maupun saat refleksi (See). berinovasi, berkreasi, dan berdiskusi dengan teman
4. Mempersiapkan format pengamatan sejawat dalam rangka mencari model pembelajaran
5. Membuat jadwal pelaksanaan Lesson Study yang sesuai untuk membelajarkan peserta didik su-
dan mengumumkannya, yang berisi tanggal paya peserta didik bisa belajar dengan senang dan
pelaksanaan, guru yang akan tampil dan guru semangat yang inovatif, kreatif secara mandiri.
pengamat Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, baik
6. Membuat laporan pelaksanaan Lesson Study guru maupun peserta didiknya akan membawa
7. Merancang anggaran Lesson Study dalam dampak yang positif bagi guru maupun peserta
RAPBS, sehingga kegiatan Lesson Study dapat didiknya. Kegiatan pembelajaran yang menye-
dilaksanakan secara optimal dengan dukungan nangkan, terbuka, dan interaktif akan menghasil-
RAPBS. kana mutu sumber daya manusia yang handal dapat
8. Melakukan kontrol di dalam pelaksanaan den- bersaing diberbagai bidang. Kegiatan ini kalau di-
gan mengikuti langsung kegiatan Lesson lakukan secara terus menerus tidak menutup ke-
Study, dan menyelenggarakan rapat dinas den- mungkinan pendidikan di Indonesia bisa disejajar-
gan membahas laporan team pengembang ten- kan dengan pendidikan di negara-negara maju di
tang pelaksanaan Lesson Study yang sudah di- dunia dan menjadikan sumber daya manusia Indo-
laksanakan. nesia akan diperhitungkan di dunia Internasional

PENUTUP

DAFTAR RUJUKAN

Joharmawan, R. 2008. Lesson Study Sebagai Model Joharmawan, R. 2010. Reformasi Sekolah Melalui
Pengembangan Profesi Guru. Makalah disam- Kegiatan Lesson Study. Makalah disampaikan
paikan pada Workshop Lesson Study Guru Se- pada Workshop awal tahun pembelajaran
Jawa Timur di SMA Labortorium UM. 24 Mei 2010/2011 di SMA Laboratorium UM. 15 Juli
2008. 2010

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 35


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI LESSON STUDY TERHADAP


PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
DAN MUTU PENDIDIKAN

Hisyam

Abstrak: Lesson Study (LS) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.LS
menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang pembelajaran dan mengevaluasi
kesuksesan strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan
perolehan belajar siswa.guru bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu
pembelajaran yang dikembangkannya secara kooperatif. Seorang guru mengimplementasikan
pembelajaran dalam kelas, yang lain mengamati, dan mencatat pertanyaan dan pemahaman siswa.
Penggunaan proses LS dengan program-program pengembangan yang profesional tersebut merupakan
wahana untuk mengembalikan guru kepada budaya mengajar yang proporsional. Dengan demikian
maka Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar
(learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran
individual maupun manajerial. Penerapan Lesson Study adalah salah satu model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada
prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Kata kunci: Lesson Study, profesionalisme guru, mutu pendidikan

Isu tentang pendidikan di Indonesia masih dan relevansinya (Parawansa, 2001; Siskandar,
hangat untuk diperdebatkan, terutama yang 2003; Suyanto, 2001). Laporan United Nation
menyangkut kualitasnya. Kualitas pendidikan di Development Program (UNDP) tahun 2005
Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 36


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Indonesia menempati posisi ke-110 dari 117 olehan belajar siswa secara memadai. Program-
negara. Laporan UNDP tersebut mengindikasi- program pengembangan profesi guru tersebut
kan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia membutuhkan fasilitas yang dapat memberi pe-
relatif rendah. luang kepada mereka learning how to learn dan
Sadar akan hasil-hasil pendidikan yang to learn about teaching. Fasilitas yang dimaksud,
belum memadai, maka banyak upaya telah dila- misalnya lesson study.
kukan oleh pemerintah Indonesia untuk melaku- Lesson Study (LS) atau Kaji Pembelajaran
kan perbaikan. Upaya-upaya tersebut, adalah me- adalah suatu pendekatan peningkatan pembela-
lakukan perubahan atau revisi kurikulum secara jaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Di
berkesinambungan, program Musyawarah Guru Indonesia, LS telah diterapkan di tiga daerah
Mata Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (Malang, Yogyakarta, dan Bandung) sejak tahun
(PKG), program kemitraan antara sekolah de- 2006 melalui skema Strengthening In-Service
ngan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidik- Teacher Training of Mathematics and Science
an, proyek peningkatan kualifikasi guru dan do- (SISTTEMS) (Susilo, 2007 ). Di Bali, isu tentang
sen, dan masih banyak program lain dilakukan LS baru terdengar pada awal tahun 2007.
untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut. Program-program tersebut dianggap pen-
Upaya-upaya tersebut telah dilakukan ting, karena secara teoretis, LS menyediakan
secara intensif, tetapi pengemasan pendidikan suatu cara bagi guru untuk dapat memperbaiki
sering tidak sejalan dengan hakikat belajar dan pembelajaran secara sistematis (Podhorsky &
pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendi- Moore, 2006). LS menyediakan suatu proses
dikan yang dilakukan di Indonesia masih belum untuk berkolaborasi dan merancang lesson
seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan (pembelajaran) dan mengevaluasi kesuksesan
pembelajaran. strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan
Reformasi pendidikan seyogyanya dimulai sebagai upaya meningkatkan proses dan
dari bagaimana siswa dan guru belajar dan bagai- perolehan belajar siswa (Lewis, 2002; Lewis, et
mana guru mengajar, bukan semata-mata pada al., 2006; Yuliati, et al., 2006).
hasil belajar (Brook & Brook, 1993). Podhorsky Dalam proses-proses LS tersebut, guru
& Moore (2006) menyatakan, bahwa reformasi bekerja sama untuk merencanakan, mengajar,
pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya dan mengamati suatu pembelajaran yang dikem-
penciptaan program-program yang berfokus pada bangkannya secara kooperatif. Sementara itu,
perbaikan praktik mengajar dan belajar, bukan seorang guru mengimplementasikan pembelajar-
semata-mata berfokus pada perancangan kelas an dalam kelas, yang lain mengamati, dan men-
dengan teacher proof curriculum. catat pertanyaan dan pemahaman siswa. Penggu-
Dengan demikian, praktikpraktik pembela- naan proses LS dengan program-program pe-
jaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi ngembangan yang profesional tersebut merupa-
kegagalan siswa belajar. Praktik-praktik pembe- kan wahana untuk mengembalikan guru kepada
lajaran hanya dapat diubah melalui pengujian budaya mengajar yang proporsional (Lewis &
terhadap cara-cara guru belajar dan mengajar Tsuchida, 1998)
serta menganalisis dampaknya terhadap per- Lesson Study merupakan salah satu upaya
olehan belajar siswa. Agar hal ini terjadi, sekolah untuk meningkatkan proses dan hasil pembela-
perlu menciptakan suatu proses yang mampu jaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan
memfasilitasi para guru untuk melakukan kajian berkelanjutan oleh sekelompok guru.
terhadap materi pembelajaran dan strategi-stra- Selama pendidikan masih ada, maka selama
tegi mengajar secara sistematis, sehingga dapat itu pula masalah-masalah tentang pendidikan
memfasilitasi siswa untuk meningkatkan akan selalu muncul dan orang pun tak akan
perolehan belajar. henti-hentinya untuk terus membicarakan dan
Guru seyogyanya mulai meninggalkan cara- memperdebatkan tentang keberadaannya, mulai
cara rutinitas dalam pembelajaran, tetapi lebih dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafiah
menciptakan program-program pengembangan sampai dengan hal–hal yang sifatnya teknis-
yang profesional. Upaya tersebut merupakan operasional. Sebagian besar pembicaraan tentang
implikasi dari reformasi pendidikan dengan pendidikan terutama tertuju pada bagaimana
tujuan agar mampu mencapai peningkatan per- upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 37


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mencapai pendidikan yang bermutu dalam b. Pasal 32: Pembinaan dan pengembangan
rangka menciptakan sumber daya manusia yang guru meliputi pembinaan dan pengembangan
handal, baik dalam bidang akademis, sosio- profesi dan karier; Pembinaan dan pengem-
personal, maupun vokasional. bangan profesi guru meliputi kompetensi
Salah satu masalah atau topik pendidikan pedagogik, kompetensi kepribadian, kompe-
yang belakangan ini menarik untuk diperbin- tensi sosial dan kompetensi profesional.
cangkan yaitu tentang Lesson Study, yang mun- c. Pasal 34: Pemerintah dan pemerintah derah
cul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi wajib membina dan mengembangkan kuali-
masalah praktik pembelajaran yang selama ini fikasi akademik dan kompetensi guru pada
dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan masyarakat
secara konvensional yaitu melalui teknik komu-
nikasi oral. Praktik pembelajaran konvensional 2. PP No 19 Th 2005 Tentang Standar Nasional
semacam ini lebih cenderung menekankan pada Pendidikan
bagaimana guru mengajar (teacher-centered) a. Pasal 19 : Proses pembelajaran pada satuan
dari pada bagaimana siswa belajar (student- pendidikan diselenggarakan secara inter-
centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat aktif, inspiratif, menyenangkan, menan-
kita maklumi yang ternyata tidak banyak mem- tang, memotivasi peserta didik untuk ber-
berikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses partisipasi aktif, serta memberi ruang yang
dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah cukup bagi prakarsa, kreativitas dan keman-
kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajar- dirian sesuai bakat, minat dan perkembangan
an konvensional ke pembelajaran yang berpusat fisik serta psikologis peserta didik ; Setiap
kepada siswa memang tidak mudah, terutama di satuan pendidikan melakukan perencanaan
kalangan guru yang tergolong pada kelompok proses pembelajaran, pelaksanaan proses
laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran
ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan dan pengawasan proses pembelajaran untuk
sebagai salah satu alternatif guna mendorong terlaksananya proses pembelajaran yang
terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran efektif dan efisien.
di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih Tujuan utama Lesson Study yaitu untuk
efektif. 1) Meningkatkan pengetahuan tentang materi
Dalam tulisan ini, akan dipaparkan secara ajar
ringkas tentang apa itu Lesson Study dan 2) Meningkatkan pengetahuan tentang pem-
bagaimana tahapan-tahapan dalam Lesson Study, belajaran
dengan harapan dapat memberikan pemahaman 3) Meningkatkan kemampuan mengobservasi
sekaligus dapat mengilhami kepada para guru aktivitas belajar
(calon guru) dan pihak lain yang terkait untuk 4) Meningkatkan hubungan kolegalitas
dapat mengembangkan Lesson Study lebih lanjut 5) Meningkatkan hubungan antara pelaksanaan
guna kepentingan peningkatan mutu proses dan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan
hasil pembelajaran siswa. jangka panjang yang harus dicapai
6) Meningkatkan motivasi belajar, baik guru
Alasan Yuridis maupun siswa untuk selalu berkembang
1. Undang-Undang No 14 Th 2005 Tentang Guru 7) Meningkatkan kualitas rencana pembela-
Dan Dosen
jaran
a. Pasal 20: Dalam melaksanakan tugas profe-
8) Memperoleh pemahaman yang lebih baik
sionalnya, guru berkewajiban: merencanakan
tentang bagaimana siswa belajar dan guru
pembelajaran, melaksanakan proses pembe-
mengajar
lajaran yang bermutu, serta menilai dan
9) Memperoleh hasil-hasil tertentu yang ber-
mengevaluasi hasil pembelajaran; Mening-
manfaat bagi para guru lainnya dalam me-
katkan kualifikasi akademik dan mengem-
laksanakan pembelajaran
bangkan kompetensi secara berkelanjutan
10) Meningkatkan pembelajaran secara sistema-
sejalan dengan perkembangan Iptek dan seni.
tis melalui inkuiri kolaboratif

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 38


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

11) Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa
dimana seorang guru dapat menimba penge- besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di
tahuan dari guru lainnya. Jepang. Keberhasilan Jepang dalam
mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai
Manfaat Lesson Study diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk
Lesson Study sangat efektif bagi guru di Amerika Serikat yang secara gigih
karena telah memberikan keuntungan dan ke- dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine
sempatan kepada para guru untuk dapat: Lewis yang telah melakukan penelitian tentang
1) Memikirkan secara lebih teliti lagi tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993.
tujuan, materi tertentu yang akan dibelajar- Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar
kan kepada siswa, disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah
2) Memikirkan secara mendalam tentang tu- model dalam rangka meningkatkan proses
juan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa
masa depan siswa, misalnya tentang arti sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada
penting sebuah persahabatan, pengembangan awalnya, Lesson Study dikembangkan pada
perspektif dan cara berfikir siswa, serta ke- pendidikan dasar, namun saat ini ada
gandrungan siswa terhadap ilmu pengeta- kecenderungan untuk diterapkan pula pada
huan, pendidikan menengah dan bahkan pendidikan
3) Mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat tinggi.
digunakan dalam pembelajaran melalui bela- Lesson Study bukanlah suatu strategi atau
jar dari para guru lain (peserta atau partisipan metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan
Lesson Study), salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan
4) Belajar tentang isi atau materi pelajaran dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru lain sehingga dapat menambah penge- sekelompok guru secara kolaboratif dan
tahuan tentang apa yang harus diberikan berkesinambungan, dalam merencanakan,
kepada siswa, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan
5) Mengembangkan keahlian dalam mengajar, hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah
baik pada saat merencanakan pembelajaran proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus
maupun selama berlangsungnya kegiatan menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah
pembelajaran, upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip
6) Membangun kemampuan melalui pembela- dalam Total Quality Management, yakni
jaran kolegial, dalam arti para guru bisa memperbaiki proses dan hasil pembelajaran
saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan siswa secara terus-menerus, berdasarkan data.
masih kurang, baik tentang pengetahuan Lesson Study merupakan kegiatan yang
maupun keterampilannya dalam membela- dapat mendorong terbentuknya sebuah
jarkan siswa, komunitas belajar (learning society) yang secara
7) Mengembangkan “The Eyes to See Students” konsisten dan sistematis melakukan perbaikan
(kodomo wo miru me), dalam arti dengan di- diri, baik pada tataran individual maupun
hadirkannya para pengamat (obeserver), manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan
pengamatan tentang perilaku belajar siswa rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu
bisa semakin detail dan jelas. model pembinaan profesi pendidik melalui
8) Mendokumentasikan kemajuan kerjanya, pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
9) Memperoleh umpan balik dari berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip
anggota/komunitas lainnya, dan kolegalitas dan mutual learning untuk
10) Mempublikasikan dan mendiseminasikan membangun komunitas belajar. Sementara itu,
hasil akhir dari Lesson Study. Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to im-
Hakikat Lesson Study prove instruction, what could be more obvious
Konsep dan praktik Lesson Study pertama than collaborating with fellow teachers to plan,
kali dikembangkan oleh para guru pendidikan observe, and reflect on lessons? While it may be
dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya a simple idea, lesson study is a complex process,
disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah supported by collaborative goal setting, careful

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 39


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

data collection on student learning, and proto- diperoleh tentang proses pembelajaran akan
cols that enable productive discussion of difficult jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai
issues”. hal-hal yang detail sekali pun dapat digali.
Penggunaan videotape atau rekaman bisa
Dalam tulisannya yang lain, Catherine saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan
Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri- bukan sebagai pengganti.
ciri esensial dari Lesson Study, yang
Terkait dengan penyelenggaraan Lesson
diperolehnya berdasarkan hasil observasi terha-
Study, Slamet Mulyana (2007) mengetengahkan
dap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study,
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Les-
yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson
son study didahului adanya kesepakatan dari
Study berbasis MGMP. Lesson Study berbasis
para guru tentang tujuan bersama yang ingin
sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari
ditingkatkan dalam kurun waktu jangka pan-
berbagai bidang studi dengan kepala sekolah
jang dengan cakupan tujuan yang lebih luas,
yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas
misalnya tentang: pengembangan kemampu-
proses dan hasil pembelajaran dari semua mata
an akademik siswa, pengembangan kemam-
pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat
puan individual siswa, pemenuhan kebutuhan
lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study
belajar siswa, pengembangan pembelajaran
berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang
yang menyenangkan, mengembangkan kera-
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
jinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study
pendalaman kajian tentang proses pembelajaran
memfokuskan pada materi atau bahan pela-
pada mata pelajaran tertentu, yang dapat
jaran yang dianggap penting dan menjadi ti-
dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten
tik lemah dalam pembelajaran siswa serta
atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.
sangat sulit untuk dipelajari siswa.
Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus
Study Reseach Group dari Columbia University
yang paling utama dari Lesson Study adalah
menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri
pengembangan dan pembelajaran yang di-
unsur guru dan kepala sekolah, dan pihak lain
lakukan siswa, misalnya, apakah siswa
yang berkepentingan. Kepala sekolah perlu
menunjukkan minat dan motivasinya dalam
dilibatkan terutama karena perannya sebagai
belajar, bagaimana siswa bekerja dalam
decision maker di sekolah. Dengan keterlibatan-
kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan
nya dalam Lesson Study, diharapkan kepala
tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal
sekolah dapat mengambil keputusan yang pen-
lainya yang berkaitan dengan aktivitas, par-
ting dan tepat bagi peningkatan mutu pembela-
tisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam
jaran di sekolahnya, khususnya pada mata pe-
mengikuti proses pembelajaran. Dengan
lajaran yang dikaji melalui Lesson Study. Selain
demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya
itu, dapat pula mengundang pihak lain yang
tertuju pada bagaimana cara guru dalam
dianggap kompeten dan memiliki kepedulian
mengajar sebagaimana lazimnya dalam se-
terhadap pembelajaran siswa, seperti pengawas
buah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh
sekolah atau ahli dari perguruan tinggi.
kepala sekolah atau pengawas sekolah.
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam
4. Observasi pembelajaran secara langsung.
Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat.
Observasi langsung boleh dikatakan meru-
Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study
pakan jantungnya Lesson Study. Untuk me-
dilakukan melalui empat tahapan dengan
nilai kegiatan pengembangan dan pembela-
menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act
jaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup
(PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007)
dilakukan hanya dengan cara melihat dari
mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson
Study, yaitu: (1) Perencanaan (Plan); (2)
Plan) atau hanya melihat dari tayangan
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Se-
video, namun juga harus mengamati proses
dangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari Uni-
pembelajaran secara langsung. Dengan
melakukan pengamatan langsung, data yang

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 40


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

versity of Wisconsin mengetengahkan enam bagian yang harus dipertimbangkan dalam


tahapan dalam Lesson Study, yaitu: penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah
1) Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 perencanaan yang benar-benar sangat matang,
orang yang terdiri guru yang bersangkutan yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala
dan pihak-pihak lain yang kompeten serta kemungkinan yang akan terjadi selama
memilki kepentingan dengan Lesson Study. pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik
2) Develop Student Learning Goals: anggota pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap
tim memdiskusikan apa yang akan dibelajar- akhir pembelajaran.
kan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson
Study. 2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
3) Plan the Research Lesson: guru-guru men- Pada tahapan yang kedua, terdapat dua
desain pembelajaran guna mencapai tujuan kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan
belajar dan mengantisipasi bagaimana para pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang
siswa akan merespons. guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri
4) Gather Evidence of Student Learning: salah untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun
seorang guru tim melaksanakan pembela- bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau
jaran, sementara yang lainnya melakukan observasi yang dilakukan oleh anggota atau
pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari komunitas Lesson Study yang lainnya (baca:
pembelajaran siswa. guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah,
5) Analyze Evidence of Learning: tim mendis- atau undangan lainnya yang bertindak sebagai
kusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pengamat/observer)
pencapaian tujuan belajar siswa. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
6) Repeat the Process: kelompok merevisi tahapan pelaksanaan, diantaranya:
pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan taha- dengan RPP yang telah disusun bersama.
pan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses
dan tim melakukan sharing atas temuan- pembelajaran dalam setting yang wajar dan
temuan yang ada. natural, tidak dalam keadaan under pressure
yang disebabkan adanya program Lesson
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada
Study.
pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep
c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan
pengamat tidak diperbolehkan mengganggu
diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan
jalannya kegiatan pembelajaran dan
dalam penyelengggaraan Lesson Study, sebagai
mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
berikut:
d. Pengamat melakukan pengamatan secara
teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan
Dalam tahap perencanaan, para guru yang
lainnya, dengan menggunakan instrumen
tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi
pengamatan yang telah disiapkan
untuk menyusun RPP yang mencerminkan pem-
sebelumnya dan disusun bersama-sama.
belajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan
e. Pengamat harus dapat belajar dari pembe-
diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan
lajaran yang berlangsung dan bukan untuk
dan permasalahan yang dihadapi dalam pem-
mengevalusi guru.
belajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara
f. Pengamat dapat melakukan perekaman me-
membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan
lalui video camera atau photo digital untuk
fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya,
keperluan dokumentasi dan bahan analisis
sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata
lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak
yang akan digunakan untuk kepentingan
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
pembelajaran.
g. Pengamat melakukan pencatatan tentang
Selanjutnya, secara bersama-sama pula di-
perilaku belajar siswa selama pembelajaran
carikan solusi untuk memecahkan segala per-
berlangsung, misalnya tentang komentar atau
masalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
diskusi siswa dan diusahakan dapat mencan-
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 41


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

tumkan nama siswa yang bersangkutan, ter- untuk mengembangkan proses pembelajaran ke
jadinya proses konstruksi pemahaman siswa arah lebih baik.
melalui aktivitas belajar siswa. Catatan Pada tataran manajerial, dengan pelibatan
dibuat berdasarkan pedoman dan urutan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson
pengalaman belajar siswa yang tercantum Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh
dalam RPP. sejumlah masukan yang berharga bagi kepen-
tingan pengembangan manajemen pendidikan di
3. Tahapan Refleksi (Check) sekolahnya secara keseluruhan.
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang Kalau selama ini kepala sekolah banyak
sangat penting karena upaya perbaikan proses disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan,
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari dengan keterlibatannya secara langsung dalam
ketajaman analisis para perserta berdasarkan Lesson Study, maka dia akan lebih dapat
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh
yang telah dilaksanakan. guru dan siswanya dalam proses pembelajaran,
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk sehingga diharapkan kepala sekolah dapat
diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan
yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.
lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari pe-
nyampaian kesan-kesan guru yang telah mem- KESIMPULAN
praktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan
komentar atau kesan umum maupun kesan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
khusus atas proses pembelajaran yang dilakukan- kesimpulan sebagai berikut:
nya, misalnya mengenai kesulitan dan perma- 1) Lesson Study merupakan salah satu model
salahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP pembinaan profesi pendidik melalui peng-
yang telah disusun. kajian pembelajaran secara kolaboratif dan
Selanjutnya, semua pengamat menyampai- berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-
kan tanggapan atau saran secara bijak terhadap psrinsip kolegalitas dan mutual learning
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk membangun komunitas belajar.
(bukan terhadap guru yang bersangkutan). 2) Tujuan Lesson Study adalah: (1) memperoleh
Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat pemahaman yang lebih baik tentang
harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh bagaimana siswa belajar dan guru mengajar;
dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang
opininya. bermanfaat bagi para guru lainnya dalam
Berbagai pembicaraan yang berkembang melaksanakan pembelajaran; (3) meningkat-
dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi kan pembelajaran secara sistematis melalui
seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah
peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru
itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki dapat menimba pengetahuan dari guru
catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung lainnya.
dalam diskusi. 3) Ciri-ciri dari Lesson Study yaitu adanya: (a)
tujuan bersama untuk jangka panjang; (b)
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act) materi pelajaran yang penting; (c) studi
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah tentang siswa secara cermat; dan (d)
pengetahuan baru atau keputusan-keputusan observasi pembelajaran secara langsung
penting guna perbaikan dan peningkatan proses 4) Lesson study memberikan banyak manfaat
pembelajaran, baik pada tataran indiividual, bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat
maupun menajerial. mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b)
Pada tataran individual, berbagai temuan guru dapat memperoleh umpan balik dari
dan masukan berharga yang disampaikan pada anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru
saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentu- dapat mempublikasikan dan mendiseminasi-
nya menjadi modal bagi para guru, baik yang kan hasil akhir dari Lesson Study
bertindak sebagai pengajar maupun observer

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 42


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

5) Penyelenggaraan Lesson Study dapat dilaku- tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan
kan dalam dua tipe: (a) Lesson Study berbasis (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak
sekolah; dan (a) Lesson Study berbasis lanjut (act).
MGMP.
6) Lesson Study dilaksanakan berdasarkan
tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a)

DAFTAR RUJUKAN

Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to Podhorsky, C. & Moore, V. 2006. Issues in curriculum:
College Lesson Study. Lesson Study Improving instructional practice through lesson
Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In search of under- study. Tersedia pada http://www.lessonstudy.net.
standing: The case for Constructivist classrooms. Diakses pada tangal 15 Agustus 2007.
Virginia: Association for Supervision and Cur- Project. online: http
riculum Development. ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah).
Future in the United States?. Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004- Susilo, H. 2006. Apa dan Mengapa Lesson Study Perlu
1/lesson_lewis.htm Lesson Study Research Dilakukan untuk Meningkatkan Profesionalisme
Guru dan Dosen MIPA. Makalah. Disajikan
Group online:http://www.tc.edu/lessonstudy
dalam Seminar Peningkatan Profesionalisme
/whatislesson study. html
Guru dan Dosen MIPA melalui Lesson Study, di
Fernandez, C. & Yoshida, M. 2004. Lesson Study: A Singaraja, 25 November 2006.
Janese Approach to Improveing Mathematics
Sutopo & Ibrahim. 2006. Pengalaman IMSTEP dalam
Teaching and Learning. London: Lawlence Erl-
Implementasi Lesson Study. Makalah. Disajikan
baum Associated, Inc.
dalam Pelatihan kemitraan LPTK-Sekolah dalam
Fernandez, C., Yoshida, M., Chokshi, S., & Cannon, J. rangka
2001. An Overview of Lesson Study, ppt. online
peningkatan mutu Pendidikan MIPA, di Hotel
lsrg@columbia.edu, www.tc.edu/lessonstudy.
Yogyakarta, 27-29 Juli 2006.
Hill, S,. & Hill, T. 1993. The collaborative classroom: A
guide to co-operative learning Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http: //
en.wikipedia.org /wiki/ Lesson_ study
Lewis, C. 2002. Lesson study: A handbook of teacher-
led instructional change. Wang-Iverson, P. 2002. Why Lesson Study.
http://www.rbs.org/lesson_study/
Lewis, C., Perry, R., Hurd, J., & O’Connel, M. P. 2006.
Teacher collaboration: Lesson study comes of confenrence/2002/paper/wang.shtml.
age in North America. Tersedia pada Yoshida, M. 2002. Developing Effective Use of the
http://www. Lessonre- Blackboard through Lesson Study.
search.net/LS_06Kappan.pdf. Diakses pada http://www.rbs.org/lesson_study/confenrence/20
tanggal 15 Agustus 2007. Malvem Rood Austra- 02/paper/Yoshida_blacboard.shtml.
lia: Eleanor Curtain Publishing. Philadelphia: Re-
search for Better Schools.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 43


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI LESSON STUDY BER-


BASIS SEKOLAH DI SD-SMP NEGERI SATU ATAP (SATAP)
MERJOSARI MALANG

Husnul Chotimah

SMPN SATAP Merjosari Malang, E-mail: styoen@yahoo.co.id

Abstrak: Salah satu upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah adalah
dengan model satuan pendidikan SD-SMP Satu Atap (SATAP). Penulis sebagai guru yang
mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah di SD-SMP Negeri Satu Atap Merjosari, memiliki
tanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan di dua lembaga pendidikan tersebut. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan mensosialisasikan dan mengimplementasikan Lesson Study
berbasis sekolah. Kegiatan Lesson Study di SD-SMPN Satu Atap Merjosari semula dikoordinir oleh
kepala sekolah selanjutnya dikoordinir oleh koordinator urusan humas. Tugas koordinator urusan
humas adalah membuat jadwal open class, menentukan guru model dan pengamat, serta mengarsipkan
dan melaporkan kegiatan Lesson Study. Hasil signifikan yang nampak dari kegiatan Lesson Study
berbasis sekolah adalah tidak ada lagi kesenjangan antara guru yang mengajar di SD dan di SMP, guru
termotivasi untuk terus belajar, dan guru belajar menerima kekurangan dan kelebihan guru lain serta
terhindar dari penyakit ”megalomania”, sehingga kegiatan Lesson Study berbasis sekolah perlu diikuti
oleh sekolah lain khususnya sekolah SATAP.

Kata kunci: Sosialisasi, implementasi, Lesson Study, SATAP

Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi kronologis masih berusia remaja. Diprediksi, mere-
oleh bangsa Indonesia adalah banyaknya siswa ka akan memasuki dunia kerja dan/atau termasuk
tamatan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang kelompok usia non produktif alias pengangguran.
pendidikan yang lebih tinggi. Para lulusan SMP Penyebab utama mereka adalah belum memiliki
yang tidak dapat melanjutkan pendidikan secara bekal kompetensi untuk memasuki dunia kerja.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 44


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Sementara itu sejak 1 Januari 2003 mulai diberla- jaran dan pengembangan keprofesionalan guru.
kukan AFTA (Asean Free Trade Area) tenaga ker- Lesson study terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu:
ja asing akan segera masuk Indonesia, sehingga ji- plan, do-see dan refleksi (Susilo, 2009). Lesson
ka kita tidak siap maka akan tertinggal dan menjadi study berbasis sekolah menurut Ibrohim (2008)
objek dari negara lain di negara sendiri (Suhardi, adalah lesson study yang dilakukan di suatu seko-
2010). lah dengan kegiatan utama berupa open lesson atau
Salah satu kebijakan pemerintah di bidang open class oleh setiap guru secara bergiliran pada
pendidikan adalah peningkatan pemerataan kesem- hari tertentu. Pada saat ada seorang guru ”mem-
patan memperoleh pelayanan pendidikan bagi se- buka kelas”, guru lain bertindak sebagai pengamat.
tiap warga negara, khususnya pendidikan dasar. Setelah kegiatan tersebut, semua guru, baik guru
Untuk memenuhi dan melaksanakan kebijakan model atau pengamat melakukan refleksi terhadap
tersebut sejak tahun 1994 telah diberlakukan wajib proses pembelajaran yang telah dilakukan dan
belajar 9 tahun yang mencakup program 6 tahun di diikuti.
SD/MI dan 3 tahun di SMP/MTs.
Dalam rangka penuntasan wajib belajar terse- SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI LESSON
but salah satu model satuan pendidikan yang diper- STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SD-SMPN
untukkan bagi masyarakat yang bermukim pada SATAP MERJOSARI
daerah yang sulit terjangkau ataupun kendala lain-
nya adalah SD-SMP SATU ATAP (SATAP). SD- SMPN Satu Atap (SATAP) Merjosari Malang
SMP SATAP adalah bentuk sekolah alternatif se- mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran
lain SMP terbuka. 2009/2010 dengan jumlah siswa 118 orang dan
SD-SMP Negeri Satu Atap Merjosari Malang, rombongan belajar (rombel) tiga kelas. Pada saat
adalah penyatuan 2 lembaga yaitu SDN Merjosari itu, dua kelas menempati ruang kelas SMP dan satu
4 Malang dan SMPN Satu Atap Merjosari. Lokasi kelas menempati ruang kelas SD. Guru pengajar di
dua lembaga tersebut berjarak sekitar 500 meter. SD-SMPN SATAP Merjosari berjumlah 18 orang.
SMP Negeri Satu Atap Merjosari merupakan satu- Di SD terdapat 7 orang guru, enam guru sebagai
satunya sekolah menengah pertama yang berada di guru kelas yang di antaranya juga mengajar olah
wilayah kelurahan Merjosari Kecamatan Lowok- raga dan pendidikan Agama Kristen, satu guru
waru. Sekolah tersebut mulai menerima siswa baru mengajar pendidikan Agama Islam. Sedangkan di
pada tahun ajaran 2009/2010. Pada tahun pelajaran SMP terdapat 11 orang guru, delapan guru ber-
2010/2011 telah memiliki 207 peserta didik dengan status pegawai negeri sipil (PNS) dan tiga guru
6 rombongan belajar. tidak tetap (GTT). Minimnya jumlah guru pada
Secara geografis SMP Negeri Satu Atap Mer- saat itu maka guru SD ada yang diperbantukan un-
josari berada di wilayah perbatasan Kabupaten Ma- tuk mengajar di SMP khususnya mata pelajaran
lang dan Kota Malang tepatnya di Perumahan Villa olah raga, seni budaya dan keterampilan, dan pen-
Bukit Tidar kelurahan Merjosari Kecamatan Lo- didikan agama kristen. Sedangkan guru SMP juga
wokwaru Kota Malang. Dengan batas wilayah se- mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai kom-
belah barat yaitu dibatasi oleh Desa Tegalweru Ke- petensinya. Misalnya, guru lulusan sarjana biologi
camatan Dau, batas sebelah Selatan adalah Peru- mengajar IPA (biologi, fisika dan kimia) dan TIK
mahan Graha Dewata Desa Landungsari, sebelah serta matematika. Keadaan tersebut berlangsung
utara adalah Perumahan Puncak Tidar kecamatan selama satu tahun pelajaran. Pada tahun pelajaran
Sukun, sebelah Selatan Timur Perumahan Joyo- 2010/2011 jumlah siswa mencapai 207 dengan
grand Kecamatan Merjosari. Jarak SMP Negeri enam rombel yang semuanya menempati ruang
Satu Atap Merjosari ke Kota Malang sebagai pusat kelas di SMP. Guru SD tidak lagi diperbantukan di
pemerintahan berjarak 15 km. SMP seiring dengan datangnya guru baru (CPNS),
Upaya pemerintah untuk melaksanakan wajib sehingga jumlah guru di SMP sebanyak 17 orang
belajar 9 tahun nampaknya perlu juga diikuti de- namun sampai tulisan ini selesai dibuat, masih
ngan upaya peningkatan mutu pendidikan khusus- terdapat guru yang harus mengajar tidak sesuai
nya di sekolah SATAP. Salah satu yang telah dan kompetensinya yaitu guru biologi mengajar IPA
akan terus dikembangkan adalah kegiatan lesson dan guru Fisika mengajar Matematika.
study berbasis sekolah. Lesson study adalah suatu Berdasarkan kondisi tersebut, Penulis sebagai
bentuk pendekatan peningkatan kualitas pembela- guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 45


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kepala sekolah di SD-SMPN SATAP Merjosari mahasiswa UM, mahasiswa UMM dan dihadiri
(SK WALI KOTA MALANG, Tanggal 24 Febru- oleh ketua komite sekolah dan seorang pengawas
ari 2010) merasa perlu melakukan upaya pening- SMPN SATAP, oleh penulis dipublikasikan mela-
katan mutu pendidikan/ pembelajaran sesuai de- lui program pendidikan kota Malang yaitu
ngan pengalaman yang pernah penulis lakukan di SEAMOLEC MULTISTUDIO (MALANG e-
SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang EDU), dan didokumentasikan pula pada CD yang
yaitu melalui kegiatan lesson study berbasis seko- dapat menjadi sumber belajar bagi guru lain.
lah. Dari beberapa kegiatan lesson study yang
Sebelum mendapat tugas tambahan tersebut, telah diimplementasikan, khususnya dari kegiatan
penulis telah memperkenalkan lesson study kepada refleksi penulis dapat belajar tentang guru SD dan
beberapa guru SMPN SATAP Merjosari (tanggal guru SMP. Guru SD adalah guru yang tahu
14 Agustus 2009) dengan cara penulis menjadi banyak tentang sedikit, sedangkan guru SMP
guru model dan guru lain menjadi pengamat. Hasil adalah guru yang tahu sedikit tentang yang
kegiatan tersebut telah penulis publikasikan pada banyak. Guru SD adalah guru kelas. Guru yang
Seminar Nasional Sains 2010 di Program Pasca mengajarkan seluruh mata pelajaran di kelas yang
Sarjana UNESA tanggal 16 Januari 2010. menjadi tanggungjawabnya kecuali mata pelajaran
Kegiatan selanjutnya yang penulis lakukan olah raga dan pendidikan agama. Mereka me-
setelah mendapatkan tugas tambahan sebagai ke- ngetahui banyak mata pelajaran tetapi hanya sedikit
pala sekolah, adalah mensosialisasikan lesson study yang mereka ketahui dan mereka ajarkan. Materi
melalui kegiatan workshop yang diselenggarakan yang mereka berikan kurang mendalam, bahkan
di sekolah (Maret 2010). Kegiatan sosialisasi di- cenderung salah konsep. Guru SD adalah guru
ikuti oleh guru SD-SMPN SATAP, mahasiswa yang memiliki dedikasi dan tanggungjawab yang
Universitas Negeri Malang (UM) yang sedang tinggi, tanpa mengenal lelah dan bosan karena
melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL), setiap hari selama setahun mereka bertemu dengan
dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ma- peserta didik yang sama. Guru SD mengenal lebih
lang (UMM) yang akan melaksanakan penelitian mendalam karakter peserta didik yang menjadi
tentang lesson study di SMPN SATAP Merjosari. tanggungjawab di kelasnya.
Pada kegiatan sosialisasi, penulis mempresen- Dalam kegiatan implementasi lesson study,
tasikan tentang apa, bagaimana dan mengapa karakter guru SD sebagai guru kelas yang menjadi
lesson study. Penulis juga menampilkan doku- ”raja” di kelasnya sangat menonjol. Semua kegiat-
mentasi kegiatan lesson study yang telah penulis an pembelajaran ”hanya” berdasarkan instruksi
lakukan baik sebagai ketua tim pengembang aka- guru. Guru yang menentukan kapan peserta didik
demis di SMA Laboratorium UM maupun sebagai harus mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan
ketua MGMP biologi SMA Kota Malang. Bukti- tugas. Bahkan, guru melarang peserta didik men-
bukti fisik tersebut penulis harapkan dapat ”meng- catat disela-sela guru mengajar. Guru SD cende-
gugah” minat guru SD-SMPN SATAP Merjosari rung teacher centered.
untuk melaksanakan lesson study berbasis sekolah. Guru SMP adalah guru bidang studi, mereka
Selanjutnya, penulis menyusun jadwal kegiat- hanya mengetahui mata pelajaran yang diampunya
an open class bagi guru SD, guru SMP, dan maha- sesuai kompetensi yang dimiliki. Mereka tahu ba-
siswa PPL dari UM. Tabel 1 adalah kegiatan lesson nyak tentang materi yang harus mereka belajarkan
study berbasis sekolah (tahap do/open class) yang bersama peserta didik. Mereka sudah mengetahui
telah dilaksanakan di SD-SMPN SATAP Merjosari materi lebih mendalam walaupun juga masih di-
pada tahun pelajaran 2009/2010. Pada saat itu temukan salah konsep. Guru SMP adalah guru
tahap plan yang berupa penyusunan perangkat yang mengajar di kelas secara paralel atau jenjang
pembelajaran disusun oleh guru model sendiri dan kelas berbeda dengan mata pelajaran yang sama.
dikonsultasikan kepada penulis. Semakin banyak jumlah peserta didik semakin sulit
Kegiatan lesson study berbasis sekolah di SD- guru mengenalnya. Apalagi diminta mengenal
SMPN SATAP Merjosari juga melibatkan pakar karakter peserta didik, menghafal nama saja juga
pendidikan dari Universitas Negeri Malang (UM) menjadi salah satu kesulitan guru.
sebagai konsultan, yaitu Prof. Dra. Herawati Susilo, Dalam implementasi kegiatan lesson study,
M.Sc, Ph.D. Kegiatan lesson study yang melibat- karakter guru SMP sebagai guru bidang studi yang
kan beliau, guru SD-SMPN SATAP Merjosari, tahu sedikit juga menonjol. Guru sulit menginte-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 46


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

grasikan mata pelajaran yang diampunya dengan guru SD yang bertugas di jenjang pendidikan dasar
mata pelajaran lain. Semua kegiatan pembelajaran dan guru SMP yang bertugas di jenjang pendidik-
hanya difokuskan pada materi yang dikuasai. Guru an menengah. Mereka terhindar dari penyakit me-
kurang melayani peserta didik yang mencoba galomania. Sebuah penyakit dimana guru lebih me-
mengkaitkan materi yang sedang dipelajarinya nyukai mencari dan membicarakan kekurangan
dengan bidang studi lain. guru lain, dan membicarakan kelebihan dirinya
Dari beberapa kali kegiatan lesson study yang (Susilo dkk., 2010).
telah dilaksanakan di SD-SMPN SATAP Merjo-
sari, penulis menemukan bahwa, baik guru SD PENUTUP
maupun guru SMP masih sulit menerapkan empat
dari tujuh elemen pendekatan kontekstual, di Pendidikan adalah tanggung jawab sekolah,
antaranya: (1) guru masih belum memberi banyak masyarakat dan pemerintah. Tanpa kerjasama dari
kesempatan peserta didik untuk bertanya (question- ketiga komponen tersebut, pendidikan tidak akan
ing), (2) guru masih kesulitan menerapkan penilai- berjalan dengan baik. Dalam upaya peningkatan
an autentik saat proses pembelajaran (authentic mutu pendidikan, masyarakat dalam hal ini komite
assessment), (3) guru belum melatih peserta didik sekolah perlu memiliki kontribusi yang positif
untuk menjadi model bagi temannya (modelling), dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
dan (4) guru belum melatih peserta didik untuk Berkenaan dengan hal tersebut, maka penulis
melakukan refleksi (reflection) terhadap pembela- memasukkan program lesson study berbasis seko-
jaran yang telah dilakukan. Sedangkan, tiga elemen lah sebagai salah satu program yang perlu didu-
pendekatan kontekstual yang sudah dilakukan oleh kung oleh komite sekolah. Sehingga pada tahun
guru yaitu: (1) membentuk masyarakat belajar pelajaran 2010/2011 program lesson study yang
(learning community) dengan meminta peserta di- dilaksanakan di SD-SMP SATAP mendapatkan
dik belajar kelompok, (2) melatih peserta didik bantuan dana dari komite sekolah selain dana dari
untuk menyusun konsep pembelajaran sendiri pemerintah berupa bantuan operasional sekolah
(constructivism), dan menemukan konsep (inquiry) (BOS), yang mana semua pendanaan tersebut telah
yang akan dipelajarinya. dituangkan dalam RAPBS SD-SMPN SATAP
Berdasarkan temuan tersebut, penulis me- Merjosari.
minta kepada guru untuk terus belajar agar dapat Selanjutnya, penulis merekomendasikan ke-
mengimplementasikan tujuh elemen pendekatan pada koordinator urusan humas untuk mengkoor-
kontekstual, walaupun tidak harus muncul dalam dinir kegiatan lesson study berbasis sekolah di SD-
satu pertemuan pembelajaran. Dengan demikian, SMPN SATAP Merjosari. Hal tersebut penulis la-
guru akan terbuka wawasannya untuk berupaya kukan karena koordinator humas harus mampu
memperbaiki pembelajaran yang telah mereka menjembatani antara guru yang bertugas di SD
lakukan. dengan guru yang bertugas di SMP, terutama da-
Hasil signifikan yang nampak dari kegiatan lam menyusun jadwal open class dan yang ber-
lesson study yang telah dilaksanakan di SD-SMPN tugas sebagai pengamat.
SATAP Merjosari, yaitu: guru SD dan guru SMP Pada tahun pelajaran 2010/2011 lesson study
saling belajar kelebihan dan kekurangan masing- berbasis sekolah di SD-SMPN SATAP Merjosari
masing. Guru SD tidak lagi merasa minder terha- dilaksanakan secara terprogram seminggu sekali.
dap guru SMP. Mereka menyadari bahwa mereka Tabel 2 adalah kegiatan lesson study berbasis
memiliki tugas yang sama dalam mencerdaskan sekolah yang telah dilaksanakan di SD-SMPN
anak bangsa, mereka menyadari bahwa mengajar SATAP Merjosari sampai penulisan makalah ini
bukan hanya sekedar gugur tugas. Guru SMP be- selesai disusun. Penulis berharap, kegiatan lesson
lajar bagaimana lebih ”dekat” dengan peserta didik. study yang telah diimplementasikan di SD-SMPN
Guru SD belajar bagaimana mendalami materi SATAP Merjosari dapat diikuti oleh sekolah lain
pelajaran. Mereka saling belajar dengan sejajar, khususnya sekolah SATAP yang pada tahun 2010
lesson study mengikis tirai ”kesenjangan” antara ini berjumlah 200 sekolah di Jawa Timur.

DAFTAR RUJUKAN

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 47


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Ibrohim, 2008. Lesson Study untuk Meningkatkan Susilo, Herawati, dkk. 2009. Lesson Study Berbasis
Efektifitas Praktik Pengalaman Lapangan Sekolah. Malang: Bayu Media
(PPL) bagi Mahasiswa Calon Guru. Makalah Susilo, Herawati, dkk. 2010. Lesson Study Berbasis
disajikan dalam Semlok Peningkatan MGMP. Malang: Surya Pena
Kemampuan Mengajar di UPT PPL UM, Gemilang
Tanggal 4 Juli.
Suhardi, Didik. 2010. Panduan Subsidi Keterampilan
SD-SMP Satu Atap. Makalah disampaikan pada
Workshop Keterampilan SD-SMP Satu Atap di
Hotel Sahid Jogjakarta Tanggal 2-6 Agustus.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 1


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Tabel 1. Lesson Study Berbasis Sekolah di SD-SMPN SATAP Merjosari Tahun Pelajaran 2009/2010

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 48


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 49


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PERBANDINGAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN


IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI LIMA NEGARA ASIA
(KAMBOJA, LAOS, MYANMAR, MONGOLIA, DAN
INDONESIA) DAN PERMASALAHANNYA

Ibrohim

Jurusan Biologi FMIPA UM,

Sekretariat Koordinator Lokal Kerjasama Teknis JICA FMIPA UM

Abstrak: Telah dilakukan kegiatan “Training and Dialogue Programs” dengan tema “Improvement of
Quality of Education through Lesson study in Asia” di JICA Hiroshima Interantional Centre, mulai
Tanggal 25 Agustus – 26 Sepetember 2010. Kegiatan diikuti oleh sepuluh orang perwakilan Negara-
negara Asia yang mendapat bantuan teknis dalam bidang pendidikan dari JICA. Kegiatan inti pada
program tersebut adalah masing-masing perwakilan menyampaikan job report tentang kondisi pembe-
lajaran dan implementasi lesson study di masing-masing negaranya, dilanjutkan analisis kurikulum
matematika dan sains SD dan SMP serta analisis contoh lesson plan. Pada kegiatan dialog juga dila-
kukan analisis video pembelajaran di masing-masing negara oleh peserta dan dosen narasumber. Pe-
serta training dan dialog juga diajak mengikuti kegiatan open class di 4 sekolah dasar di Hiroshima Pre-
fecture juga Tsukuba Elementary School - Tokyo. Kuliah reviu pemantapan lesson study dan pembela-
jaran diberikan oleh narasumber utama Prof. Takuya Baba dan Prof. Hiroki Fujii. Pada akhir program
masing perwakilan menyampaikan final report, yang didalamnya memuat peningkatan kompetensi pe-
serta dan rencana impelemntasi di negara masing-masing. Dari kegiatan tersebut di ketahui bahwa
masing-masing peserta telah mengimplementasi lesson study, namun waktunya bervariasi. Negara yang
paling awal adalah Indonesia (Tahun 2004/2005), kemudian Mongolia (2006-2009), Myanmar (2008-
2012), Kamboja (2008-2012), Myanmar (Tahun 2009) dan Laos (2010). Pada prinsipnya permasalahan
pembelajaran di kelas yang dihadapi oleh masing-masing negara tersbut hampir sama, yakni jumlah
murid yang besar, sarana kurang, dan pembelajaran cenderung teacher-centered. Dalam implementasi
lesson study tahapan yang dilakukan kurang lebih sama, yakni plan, do, dan see, hanya pada beberapa
negara ada beberapa tahap tamabahan (perluasan) serta sasarannya programnya berbeda, ada yang
dimulai dari teacher trainer (Kamboja), Dosen di Teacher College (Mongolia dan Myanmar), baru ke-
mudian ke guru di sekolah. Dari kegiatan dialog diketahui bahwa pengalaman pengembangan lesson
study Indonesia lebih awal dan lebih banyak dibanding dengan negara-negara peserta lainnya.
Demikian juga dukungan pemerintah dalam pengembangan dan diseminasi lesson study paling besar
terjadi di Indonesia.

Kata kunci: lesson study, lesson study di Asia

Pihak JICA (Japan International Cooperation waktu pelatihan adalah Juli 2010 sampai Maret
Agency) menyelenggarakan “Training and Dia- 2011. Pelaksanaan pelatihan dibagi menjadi tiga
logue Programs” dengan tema “Improvement of fase, yakni Prelimanry Phase in Home Country
Quality of Education through Lesson study in Asia” (Juli – Agustus 2010), Core Phase in Japan (25
dalam Japan Fical Year 2010, dengan Nomor Kode Agustus – 26 September 2010); dan Finalization
Program adalah J1004031/ID.1084090. Rentangan Phase in Home Country (September 2010 – Maret

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 50


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

2011). Rencananya pelatihan dan dialog ini akan ngunjungi Panasonic Centre Tokto, yang di da-
dilakukan untuk tiga angkatan. lamnya ada RiSuPia Panasonic Digital Network
Tujuan dari program adalah rencana aksi Museum. RiSuPia Panasonic Digital Network Mu-
untuk mempertukarkan dan implementasi lesson seum adalah semacam pusat pameran pendidikan
study untuk meningkatkan kualitas guru is shared sains dan teknologi yang dirancang serba digital.
and launched. Target dari program ini adalah seko- Makalah ini akan memaparkan tentang uraian
lah dasar, institusi pendidikan calon guru, pusat pe- perbandingan permasalah pembelajaran matemati-
latihan guru, dan kantor administrasi pendidikan. ka dan sains di sekolah dan implementasi lesson
Negara tagetnya adalah Kamboja, Indonesia, Laos, study di masing-masing negara, dengan harapan
Mongolia, dan Myanmar, dengan jumlah peserta dapat memperoleh manfaat untuk saling mening-
untuk setiap angkatan 10 orang. Dalam kesempatan katkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan
pertama Tahun 2010 ini Indonesia mendapat jatah lesson study.
mengirimkan 3 orang. Setelah melalui seleksi oleh
pihak JICA Kementrian Pendidikan Nasional dan PERMASALAH PEMBELAJARAN DAN
berkonsultasi dengan pihak Program PELITA IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI MASING-
JICA dan PMPTK, maka tiga orang peserta MASING NEGARA
tersebut adalah: Wiharno (Kepala SMPN Jetis 1
Bantul – DIY), Ade Sunawan (LPMP Jawa Barat) KAMBOJA
dan Ibrohim (Universitas Negeri Malang).
Kerajaan Kamboja merupakan negara asia de-
Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan sela-
ngan jumlah penduduk hampir mencapai 13,5 juta
ma masa inti (core phase) di Jepang adalah sebagai
jiwa, dan sebagian besar penduduk berpencaharian
berikut.
sebagai petani (960,4%). Dana pendidikan nasional
1. Masa orientasi tempat, sarana dan fasilitas
mencapai 17% (2009), dengan jumlah sekolah SD
pelatihan dan dialog, termasuk pengenalan
lebih dari 6.565 sekolah, dengan jumlah murid SD
ekonomi, politik dan kebudayaan Jepang.
lebih dari 2.262.000 dengan jumlah guru SD lebih
2. Presentasi Job Report dari masing-masing ne-
dari 45.500 orang. Jumlah SMP (Junior Seconadry
gara.
Education) mencapai 1.122 sekolah, murid lebih
3. Analisis kurikulum pendidikan matematika dan
dari 605.700 siswa, guru lebih dari 23.500 orang,
sains dari masing-masing negara
jumlah SMA (Upper Secondary Education)
4. Presentasi contoh lesson plan dari masing-
mecapai 349 sekolah, jumlah murid lebih dari
masing negara
292.400 siswa, dan guru lebih dari 81.350 orang
5. Analisis video pembelajaran matematika dan
(UNICEF & SIDA, 2009). Sistem penjenjangan
sains dari bebeerapa negara (Indonesia,
pendidikan hampir seperti Indonesia, yakni 9 tahun
Kamboja, dan Myanmar)
pendidikan dasar; 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan 3
6. Penayangan video diskusi tentang pendidikan
tahun SMA. Ujian nasional pada akhir SMP dan
dasar di Jepang.
SMA.
7. Mengikuti kegiatan open class di beberapa se-
kolah dasar (Primary Schools) Masalah Pembelajaran di Kelas
8. Reviu hasil kegiatan kunjungan sekolah dalam
rangak mengikui lesson study Masalah-masalah dalam pembelajaran/kelas
9. Reviu pemahaman peserta tentang lesson study yang dihadapi saat ini antara lain; 1) hanya bebe-
dan pembelajaran oleh Prof Takuya Baba dan rapa guru yang menerapkan belajar dalam kelompk
Prof. Hiroki Fujii. dengan metode “student-centered”; 2) umumnya
10. Presentasi final report dari masing-masing ne- murid cenderung menghafal pelajaran dan tidak
gara, termasuk di dalamnya rencana imple- memahami isinya secara baik; 3) kemampuan/
mentasi di negara masing-masing untuk fase kompetensi guru terbatas (kurang); 4) tidak ada
finalisasi. laboratorium di sekolah, hanya ada laboratorium di
RTTC namun tidak tersedia peralatan yang cukup.
Selain itu, untuk melengkapi wawasan, para
peserta juga diajak untuk mengunjungi Museum Implementasi Program Lesson study
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Kamboja merupakan salah satu negara yang
Sains dan Teknologi Jepang (MEXT), serta me- juga mendapatkan bantuan dari pihak JICA dalam

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 51


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pengembangan pendidikan. Salah satu bantuan ter- men; dan 5) dibutuhkan waktu lama untuk menyu-
sebut dilakukan mulai pertengahan era Tahun 90- sun lesson plan dengan pendekatan “inquiry based-
an melalui program STEPSAM (Science Teacher lesson”, karena sulit membuat pertanyaan kunci,
Education Project) dan ISMEC, dan penempatan dan terbatasnya kapasitas pelatih.
tenaga sukarelawan pada Pusat Pelatihan Guru di
tingkat provinsi dan regional (PTTCs/RTTCs), LAOS (LAO PEOPLES’ DEMOCRATIC
dengan perhatian utama pada pendidikan matemati- REPUBLIC/LAO PDR)
ka dan sains. Pada Tahun 2008, JICA meluncurkan Laos merupakan negara di Asia yang berte-
Program STEPSAM 2 untuk implementasi selama tangga dengan Thailand dan Vietnam, dengan
4 tahun (2008-2012). Tujuan program ini adalah jumlah penduduk lebih dari 6.205.000 orang
meningkatkan kulaitas PRESET (Pre-Service (Worldbank, 2008). Jumlah ini barangkali masih
Training) untuk pendidikan sains, dan menghasil- lebih banyak penduduk Jawa Timur.
kan model terbaik praktik INSET (In-Service
Training) untuk pendidikan SMP bidang sains. Permasalahan dalam Pembelajaran di Kelas
Dalam program dijalankan 4 kegiatan utama, yak-
ni: 1) Baseline and follow up survey (2008-2011); Menurut laporan Bouakhay dan Sitichak
2) Pelatihan untuk Direktur dan Pelatih pada TTC; (2010) permasalahan yang umum dalam pembe-
3) Implementasi lesson study pada TTCs beserta lajaran di kelas-kelas di Laos, khusunya bidang
monitoringnya (mulai akhir 2009); Perintisan mo- matematika dan sains antara lain: 1) guru belum
del terbaik INSET pada daerah terpilih. Pendekatan menggunakan media pengajaran dan bahan ajar
yang digunakan dalam STEPSAM 2 adalah lesson yang konkrit secara efektif; 2) umumnya guru be-
study (LS) dengan masukan-masukan teknis untuk lum mampu secara cukup (memadai) dalam meng-
memformulasikan dan mengembangkan pedagogi- organisasi belajar kelompok; 3) sebagian guru tam-
cal content knowledge (PKC) pada guru-guru sains. paknya tidak memahami bagiamana memajukan/
Tiga tahapan lesson study yang mereka terapkan meningkatkan pemahamanan siswa; 4) penggunaan
adalah Plan – Do – Check. alokasi waktu untuk setiap tahap mengajar belum
Veasna (2010) dalam laporan tugasnya menu- tepat; 5) guru menggunakan instrument asesmen
liskan lesson study is a professional development yang terbatas; 6) tes bulanan digunakan untuk me-
process that teacher engage in to systematically laporkan hasil belajar dari pada untuk perencanaan
examine and improve their practice through col- pengajaran berikutnya; 7) guru sering tidak menye-
laborative work involving: lesson planning, lesson diakan bantuan yang tepat untuk siswa yang memi-
implementation and observation, and reflective liki kemampuan rendah; 8) sebagian guru menga-
discussion on the lesson (MoEYS and JICA, 2008). lami miskonsepsi tentang konsep-konsep kunci da-
PKC is the knowledge of the how to teach a subject lam pembelajaran; dan 9) kadang-kadang guru ti-
in a given context, which requires the fusion of a dak dapat mencapai tujuan pengajaran
wide range of knowledge such as the subject matter
Implementasi Lesson study di Laos
one teaches, the level and ways of learners’ under-
standing, general pedagogy, and so forth. Konsep Implementasi Lesson study di Laos dengan
PKC lahir tahun 1986. bantuan JICA telah dimulai pada Bulan Maret 2010
Kondisi implementasi lesson study saat ini melalui Program “Improvement Teaching Scince
adalah sebagai berikut. 1) Implementasi di sekolah and Mathematics of Education” atau ITSME.
melalui pertemuan teknis satu bulan sekali; 2) Program ini akan dilaksanakan selama 3 tahun.
kurangnya keterampilan mengobservasi pelajaran Sasaran dari Program ITSME adalah Pendidikan
karena pelatihan dan instruktur senior yang masih Dasar (Primary Education). Jadi Program lesson
kurang; 3) kurangnya pengalaman dalam lesson study di Laos baru dimulai tahun ini. Tidak banyak
study, karena umumnya direktur dan pelatih di informasi yang dapat diungkap dari laporan dari
TTCs baru mendapat pelatihan lesson study dua Laos.
kali; 4) belum adanya kondisi yang memadai,
karena tidak ada ruang laboratorium untuk MYANMAR
eksperimen, bahan dan peralatan tidak cukup, ter-
Myanmar (Birma) merupakan Negara Asia
batasnya kemampuan pelatih, dan kurangnya
waktu untuk membuat teaching aid untuk eksperi- yang tergolong Negara sedang berkembang, de-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 52


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

ngan jumlah penduduk hanya sekitar 42,7 juta jiwa. Lesson study di Pendidikan/Sekolah Dasar
Sistem penjanjang pendidikan hampir sama dengan (Basic Education Primary Schools)
di Indonesia.
Lesson study pertama kali diterapkan di seko-
Masalah Pembelajaran Matematika dan Sains lah dasar di Myanmar sejak Tahun 2009 dengan
di Kelas tujuan meningkatkan keterampilan mendisain pem-
belajaran, keterampilan mengajar dengan LCA, dan
Situasi kelas di Pendidikan Guru di Myanmar keterampilan belajar siswa. Para master trainer
umumnya sangat padat, umumnya peserta didik (dari 20 EC) melatih para kelompok pelatih (ketua
perempuan. Sementara di sekolah dasar satu kelas kelompok guru dan kepala sekolah) di daerah sa-
bisa mencapai 70-80 orang, namun di daerah saran. Mereka nanti melatih guru di sekolah. Di
terpencil bisa hanya 15-20 siswa. Rasio guru-murid sekolah dasar lesson study dilaksanakan pada perte-
secara nasional mencapai 1 dibanding 40 siswa. muan kelompok guru sekali dalam dua bulan.
Kebanyakan guru mengajar dengan pendekat- Prosedur lesson study di dalam kelompok guru ada-
an teacher centered (TCA), ketika guru mencoba lah sebagai berikut. 1) Diskusi Awal; 2) Pelaksana-
pendekatan learner centered pada umumnya secara an Demonstrasi Pembelajaran dan Observasi; 3)
otomatis tidak disadari mereka kembali atau cende- Refleksi; dan 4) Penulisan Laporan untuk Proyek.
rung teacher centered lagi. Kebanyakan guru tidak Dalam tahap lesson study di kelompok ini tidak
memahami secara jelas bagaimana metode meng- dilakukan penyusunan persiapan mengajar, karena
ajar diaplikasi pada pendekatan LCA. Guru belum mereka tinggal menggunakan lesson plan yang ada
dapat memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi da- dalam teacher guide. Mereka tinggal mempersiap-
lam aktivitas belajar. kan bahan-bahan pengajaran yang digunakan yang
akan didiskusikan dalam diskusi awal. Pada prinsip
Implemetasi Lesson study di Myanmar
tahapan lesson study di Myanmar sama dengan di
Lesson study di Pendidikan Calon Guru Indonesia, yakni persiapan mengajar (plan), meng-
(Education College) ajar dan observasi (do), dan refleksi tentang pembe-
lajaran (see).
Lesson study telah diterapkan pada institusi Dengan melakukan lesson study tiga kali da-
pendidikan guru sejak Tahun 2009. Tujuannya un- lam satu semester, guru-guru mulai mampu merea-
tuk meningkatkan keterampilan mendisain pembe- lisasikan bagaimana mengawali pelajaran, memilih
lajaran, keterampilan mengajar dengan LCA, dan metode mengajar yang tepat, membuat pertanyaan
keterampilan belajar pada mahasiswa. Program di- yang memancing siswa berpikir, bagaimana me-
laksanakan pada Education College (EC) dari sa- nyusun aktivitas belajar siswa dan mengakses pen-
saran SCCA 2 (Strengthening Childe-Centered capaian/prestasi siswa pada akhir pelajaran. Secara
Approach). JICA expert memberikan workshop umum mereka dapat mengimplementasikan LCA
atau pelatihan pada dosen counterpart di 3 EC pada dalam kelas dan mengaplikasikan pengalaman
Februari Tahun 2009. Kemudian para dosen ini pembelajaran dan menerima masukan-masukan.
bersama tenaga ahli JICA member workshop ke- Para guru menjadi lebih tertarik pada pengajaran,
pada para dosen tentang metodologi subjek dan menjadi guru yang lebih bermutu melalui kritik
academic subject. Hasil dari workshop ini dipakai kekurangannya, dan mereka lebih mampu menyu-
untuk memperbaiki bahan workshop yang kemu- sun lesson plan yang lengkap. Para guru di sekolah
dian diberikan pada workshop untuk 17 EC sisa- dasar dapat mengikuti atau menggunakan lesson
nya. Sehingga sejak September Tahun 2009 selu- plan yang ada dalam teacher guide.
ruh EC di Myanmar (20 EC) telah mengimplemen-
tasikan lesson study. Masalah dalam Implementasi Lesson study
Setiap EC harus melakukan lesson study 3
kali dalam satu semester. Prosedur lesson study di Beberapa masalah yang ditemukan dalam
EC adalah sebagai berikut. 1) Persiapan pengajar- implementasi lesson study antar lain:
an; 2) Diskusi Awal; 3) Pelaksanaan Demonstrasi Kebanyakan guru belum cukup mampu me-
Pembelajaran dan Observasi; 4) Refleksi; dan 5) mahamai dan memiliki keterampilan dalam me-
Penulisan Laporan untuk Proyek. nyusun research theme dan mengimplementasikan-
nya. Mereka menjadi terbiasa untuk menggunakan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 53


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

teknik LCA/CCA yang dapat meningkatkan fokus evaluasi guru dan umumnya teacher-
keterampilan belajar siswa. centered.
Guru-guru yang menjadi fasilitator dalam sesi Saat ini banyak peneliti di Mongolia yang
refleksi belum dapat mengakomdasi pendapat yang mengacu pada teori konstruktivistik sebagai
berbeda dari para peserta (observer). Hal ini karena pandangan/paradigma baru. Menurut pandangan ini
keterampilan fasilitator masih masih lemah. konsep/pengetahuan tidak dapat ditransfer secara
Observer belum mampu melihat poin-poin yang mudah tetapi harus dibangun sendiri oleh siswa
harus didiskusikan dalam releksi berdasarkan hasil secara individual. Oleh karena itu metode mengajar
observasi. yang digunakan guru harus berubah. Lesson study
Guru-guru masih sungkan (reluctant) untuk di Mongolia sekarang tidak berfokus pada meng-
menyampaikan saran tentang kelemehan yang evaluasi guru tetapi pada bagaimana menerapkan
lainnya. Hal ini karena beberapa guru-guru malu metode mengajar mendukung pada kegiatan belajar
untuk berbicara di depan yang lain takut mereka siswa? mengapa siswa melakukan kesalahan?, juga
marah. mempertimbangkan pikiran-pikiran awal siswa.
Selama Tahun 2006-2009 Ministry of Educa-
MONGOLIA tion, Culture, and Science (MECS) and JICA
Mongolia adalah kecil yang terletak di tengah bekerjasama mengimplementasikan proyek
dataran Benua Asia, berbatas dengan China dan “Teaching Methods towards Improvement of Child
Rusia. Jumlah penduduk Mongolia kurang lebih Development” dengan tujuan untuk mengintroduksi
2.700.000 orang. dan mengimplementasikan metodologi untuk
motivasi belajar siswa yang lebih baik. Untuk
Situasi dan Permasalahan dalam Pembelajaran mencapai tujuan tersebut diperlukan pengorgani-
di Kelas sasian lesson study berdasarkan prinsip didaktik
modern. Metodologi baru (modern), aktivitas dan
Dalam pembelajaran di kelas metode menga- pengalaman guru-guru Jepang, tidak dapat atau
jar yang digunakan lebih cenderung akademis yang tidak mungkin untuk diaplikasikan secara langsung
mentransfer pengetahuan secara langsung kepada pada sektor pendidikan di Mongolia. Hal ini karena
siswa. Walaupun guru mencoba untuk terdapat perbedaan tingkat perkembangan antara
melaksanakan metode baru dimana siswa Jepang dan Mongolioa dalam hal kebiasaan atau
mengkonstruksi pengetahuannya, namun rasanya budaya penduduknya, lingkungan sekolah dan
tidak mungkin kalau hanya dengan sekali pelatihan. fasilitas, keterampilan dan pengetahuan guru, dan
Demikian juga para pelatih dan pengawas belum situasi dan kondisi kerja. Diperlukan usaha keras
memiliki pengalaman yang cukup untuk untuk memahami sifat-sifat khusus metodologi
melakukan lesson study dan diskusi. Jepang yang akan mendukung pengajaran dan
Kelas-kelas di Mongolia (khususnya pendi- pembelajaran.
dikan dasar) umumnya berisi 35-50 siswa. Oleh Para pengembang (dosen dan pelatih guru)
karena rasanya tidak mungkin jika pembelajaran melakukan kegiatan lesson study dengan open
dilakukan belajar berpasangan siswa berhadapan lesson tradisional, dan tidak dapat melakukan
dengan siswa dan sulit melibatkan semuanya. Isi lesson study berdasarkan metode didactik modern
materi pelajaran terlalu banyak dan berat. secara konstan. Hal ini karena sistem pengelolaan
Akibatnya waktunya tidak cukup untuk latihan dan lesson study dengan metode baru tidak dijalankan.
ekperimen yang efektif. Juga belum tersedia alat- Berkaitan dengan teori psikologi, yang
alat teknis dan bahan-bahan untuk pembelajaran. mennyarankan bahwa pengetahuan ditransfer dari
satu ke yang lain, maka hal yang paling penting
Implementasi Lesson study
adalah “bagaimana guru harus mengajar muridnya?
Menurut Saingbileg dan Delger (2010) sebe- Bagaimana isi pelajaran disampaikan kepada
lum ada lesson study, para guru umumnya men- murid?” dan perlu diketahui metode pengajaran di
transfer pengetahuan dari satu ke yang lainnya. Mongolia masih tradisional. Oleh karena itu
Guru-guru memang memiliki kemampuan untuk pengajaran masih bersifat teacher-centered. Kon-
menyampaikan pengetahuan tersebut. Untuk hal disi seperti ini masih tetap berlangsung.
seperti itu guru memang cukup baik. Pada kegiatan Pada tingkat administrasi sekolah tidak cukup
lesson study yang tradisional hanya bertujuan pada mengatasi masalah ini. Karena pemahaman para

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 54


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

administratur sekolah kurang, dan hanya berpikir sekolah yang besar. Untuk pelayanan pendidikan
bahwa guru harus melakukannya. Pekerjaan tersebut jumlah guru di Indonesia sudah mencapai
sebagai guru tidak lebih (menguntungkan). Karena 3 juta orang.
alasan-alasan sebagai berikut. Adaministrasi
sekolah tidak mendukung guru, dan mereka tidak Situasi dan Permasalah Pembelajaran
terlibat dan mengimplementasikannya; metode Matematika dan Sains di Kelas
evaluasi pengajaran guru, pengetahuan dan Permasalahan pembelajaran matematika dan
keterampilannya tidak berubah; Seluruh guru sains di Indonesia, sebetulnya tidak jauh dari yang
masih menggunakan metode mengajar lama, di sisi dialami oleh negara-negara tetangga di Asia
lain cara berpikir dan perilaku mereka juga tidak tersebut. Hanya barangkali di Indonesia sudah lebih
berubah; metode evaluasi pengetahuan dan ke- banyak kemajuan karena banyaknya program dari
terampilan murid juga tidak berubah. pemerintah pusat, daerah, lembaga pelatihan guru,
Jumlah guru ahli (spesialis) pada tingkat maupun perguruan tinggi yang mengitroduksikan
nasional tidak cukup tersedia untuk mengajarkan berbagai program, pendekatan, atau metode baru
lesson study. Hal ini karena ahli-ahli pendidikan di yang lebih inovatif, termasuk dalam kaitannya
MECS yang bekerja untuk proyek “Teaching dengan bantuan teknis kerjasama luar negeri,
Methods towards Improvement of Child seperti JICA. Menurut Sunawan, Ibrohim, dan
Development” tidak cukup keras menangani proyek Wiharno (2010) secara umum masih banyak
ini dan pemahaman antar mereka sendiri juga ditemui permasalah-permasalahan antara sebagai
berbeda-beda; Kurikulum universitas tentang berikut.
pedagogis juga tidak sejalan; demikian juga isi dan Sebenarnya guru sudah mulai memahami arti
metode dari pelatihan (INSET) juga tidak sejalan. pentingnya perubahan pandangan dari teacher-
Proyek “Teaching Methods towards Im- centered ke student-centered, namun masih banyak
provement of Child Development” memang telah guru yang mengalami kesulitan dalam praktiknya
dilakukan selama 3 tahun yang lalu. Proyek ini ber- di dalam kelas, akibat masih banyak guru yang
fokus pada teaching methods dan lesson study. tetap teacher-centered.
Proyek ini telah berhasil atau memuaskan. Kini Sudah banyak guru yang mencoba menerap-
tanggung jawab untuk menjaga implementasi, kan berbagai metode atau model-model pembela-
menyebarluaskan di seluruh daerah dan pengem- jaran yang lebih sesuai untuk pendekatan
bangan lesson study tergantung pada pimpinan de- konstruktivistik dan student-centered, namun
partemen/dinas pendidikan di daerah serta para umumnya masih terfokus pada penerapan sintaks
ahlinya (trainer). Demikian juga mestinya Menteri dari model tersebut, dan belum mampu
Pendidikan, Kebudayaan dan Sains telah memper- mengoptimalkan efektivitas pencapaian tujuan
baharui salah bagian dari definsi tugas guru, yang pembelajaran.
artinya lesson study merupakan indicator penting Dalam pembelajaran guru masih lebih banyak
dari tugas mereka, seperti telah dimulai di Provinsi bertanya kepada siswa, dengan pertanyaan-perta-
Dornod. nyaan what, when, where, dan masih kurang pada
Pada fase kedua, mulai Tahun 2010, Program pertanyaan why dan how. Fenomena ini mem-
“Teaching Methods towards Improvement of Child pengaruhi kemampuan siswa berpikir.
Development” berubah namanya menjadi “Institu- Guru masih kurang dalam memberikan per-
tional Strengthening and Further Improvement and hatian pada pengetahuan awal dan kemampuan
Advocasy os Child-Centered Teaching Methods”. berpikir siswa.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk Sebagian konsep-konsep sains dan matemati-
mengembangkan metode baru dalam lesson study ka masih disampaikan secara abstrak, kurang
yang sesuai dengan karakter khusus Mongolia dan terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari
melestarikan menejemen implementasi. (kontektual), akibatnya motivasi belajar siswa cen-
INDONESIA derung rendah.
Secara umum kompetensi professional
Indonesia merupakan Negara Asia Tenggara (penguasaan bahan ajar) dan kompetensi pedagogis
dengan penduduk yang paling besar, yakni hampir (kemampuan mengajar) masih terbatas.
mencapai 240 juta jiwa. Dengan penduduk yang Guru belum terbiasa menulis jurnal belajar
besar tentu saja juga memiliki penduduk usia atau mengajarnya sebagai alat untuk refleksi diri

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 55


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

tentang proses belajar pada siswa dan kemampuan guhnya kedua cara yang disebutkan di atas hanya
guru membelajarkan siswanya. suatu cara atau strategi mengimplementasikan les-
Guru merasa terlalu banyak beban mengajar son study secara perlahan-lahan melalui berbagi in-
dan tugas lain, sehingga hanya memiliki sedikit stitusi atau oragnisasi. Pada intinya lesson study
waktu membuat persiapan mengajar, memilih adalah kegiatan di dalam kelas/pembelajaran. Arti-
metode yang tepat, memperhatikan perbedaan antar nya, apa yang dipersiapkan guru secara kolaboratif
siswa, dan memeriksa pekerjaan siswa. dalam perencanaan pembelajaran diorientasikan
Banyak guru belum mampu menganalisis pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif di da-
kurikulum secara tepat dan menemukan konsep- lam kelas riil, bukan dalam peer teaching atau se-
konsep esensial yang harus ditemukan dan dikuasai kedar demonstrasi.
siswa. Saat ini lesson study di Indonesia telah me-
Guru masih banyak yang kesulitan membuat masuki fase-fase perkembangan lanjut yang kedua
motivasi yang tepat dan sesuai dengan konsep yang atau ketiga, yakni lesson study disebarluaskan me-
dipelajari. lalui berbagai program pelatihan. Sebutlah ada
Analisis tentang situasi dan permasalahan Program BERMUTU di PMPTK (Better Education
pembelajaran di Indonesia oleh tim perwakilan through Management and Universal Teacher Up-
Indonesia dalam kegiatan Dialog Lesson study grading), Program LEDIPSTI (Lesson study Dis-
Asia didasarkan pada pengalaman-pengalaman semination Program for Strengthening Teacher
masing-masing anggota sebagai guru dan kepala Education in Indonesia) yang digagas oleh Dire-
sekolah, sebagai widyaiswara di LPMP, dan torat Ketenagaan DIKTI (2008-2014), Program
sebagai dosen sekali gus pendamping kegiatan TEQIP (Teacher Quality Quality Improvement
lesson study dalam program kerjasama JICA. Program) kerjasama Universitas Negeri Malang
Tentu saja analisis ini sifat masih umum dan di dengan PT. PERTAMINA, dan ada Program Pe-
dasarkan pada pengamatan di daerah-daerah ningkatan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga
terbatas binaan JICA. Kependidikan kerjasama UPI, UM, UNESA de-
ngan Sampoerna Foundation - Teacher Institute
Implementasi Lesson study di Indonesia (SFTI). Seharusnya, yang terpenting setelah di-
Seperti diketahui Lesson study pertama kali diseminasikan atau dilatihkan konsep dan keteram-
dikenal pada dosen dan guru pada alkhir Tahun pilannya dilanjutkan dengan penerapan secara rutin
2004 atau awal 2005 melalui Program IMSTEP dan terus-menerus di sekolah, sampai para guru
(Indonesian Mathematics and Science Teaching menjadi berkompeten, professional, dan pembela-
Education Project; 2003-2005) fase tindak lanjut jaran di sekolah berlangsung efektif.
(follow up). Kemudian dilanjutkan sebagai kegiatan
utama dalam program SISTTEMS (Strengthening PEMBAHASAN DAN DISKUSI
In-Service Teacher Training of Mathematics and
Science Education at Junior Secondary Level; 2006 Permasalahan Pembelajaran di Kelas
-2008), dan saat ini didiseminasikan melalui Berdasarkan uraian tentang permasalahan
PELITA (Program for Enhancing Quality of pembelajaran yang dilaporkan oleh masing-masing
Junior Secondary Enducation; 2009-2012). perwakilan negara tersebut diketahui bahwa pada
Awalnya lesson study dikembangkan untuk dasarnya masalah yang muncul hampir sama,
memperbaiki kegiatan sejenis, yakni Piloting Pem- yakni: 1) umumnya guru masih bersifat teacher-
belajaran MIPA, yang juga dilakukan oleh program centered dalam melaksanakan pengajaran, walapun
IMSTEP sejak Tahun 2001. Tujuan dari kegiatan sudah mulai ada upaya untuk berubah ke student-
lesson study adalah meningkatkan kualitas pembe- centered; 2) masalah jumlah siswa dalam satu kelas
lajaran MIPA melalui peningkatan kompetensi yang besar dan kurangnya fasilitas laboratorium
guru dalam mepersiapkan dan melasanakan pem- untuk mendukung pembelajaran; dan 3)
belajaran secara kolaboratif pada tingkat MGMP kompetensi guru rata-rata masih rendah/kurang
(teacher cluster) Matematika dan IPA di Kota Ma- dalam penguasaan metode pengajaran,
lang, Bandung dan Yogyakarta. pemanfaatan media dan sumber belajar yang
Dalam perkembangannya, sejak Tahun 2007 kontekstual.
dikenalkan konsep lesson studi berbasis sekolah
(Entire School Lesson study) atau LSBS. Sesung-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 56


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Temuan-temuan yang dilaporkan oleh para Terkait dengan kompetensi guru dalam pe-
perwakilan negara-negara Asia tersebut cukup nguasaan metode dan media pembelajaran yang
beralasan dan dapat dipercaya mengingat masih kurang dapat dikemukan beberapa alasan
perwakilan tersebut berasal dari unsur guru, kepala sebagai berikut. Sebagaimana uraian sebelumnya,
sekolah, instruktur dari pusat pelatihan guru dan dengan perubahan perkembagan zaman, yakni abad
juga dosen perguruan tinggi. teknologi informasi dan globalisasi, maka aliran
Terkait dengan pengajaran yang masih cen- informasi begitu cepat sehingga tidak sesuai lagi
derung teacher-centered walaupun sudah ada menjadikan guru sebagi satu-satunya sumber
pelatihan dan upaya-upaya lain untuk mendorong informasi. Oleh karena itu pembelajaran yang
digunakannya pendekatan student-centered, dapat cocok untuk era saat ini adalah mengikuti
dipahami karena umumnya para guru tersebut paradigma student-centered dan konstruktivisme.
adalah hasil pendidikan di lembaga pendidikan Siswa lah yang belajar untuk menemukan dan
guru di masa lalu yang juga masih menggunakan membangun konsepnya melalui interaksi dengan
sistem pengajaran yang juga teacher-centered. Di berbagai sumber belajar, dan kemudian
dalam pikiran para guru umumnya pengajaran di memanfaatkannya sesuai minat, bakat,
sekolah adalah suatu proses untuk menyampaikan kebutuhannya. Guru beralih fungsi menjadi
pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada siswa. fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan belajar
Hal ini juga sejalan dengan sistem evaluasi yang siswa.
juga masih menuntut siswa dapat menjawab Dengan paradigma dan aliran filososfis yang
pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang konsep berbeda, maka melahirkan pendekatan dan metode
pengetahuan yang telah mereka pelajari. Mereka pembelajaran yang berbeda pula. Menghadapi
lupa bahwa aspek keterampilan berpikir dan munculnya berbagai pendekatan dan metode baru
bertindak serta tumbuhnya sikap positif/baik lebih ini banyak kalangan guru di negara-negara Asia
penting. Pengetahuan yang mereka miliki tersebut yang belum mampu mengakomodasinya.
seharusnya menjadi dasar untuk bersikap dan Masih diperlukan waktu agar para guru menyadari
bertindak, dan bukan sekedar untuk menjawab soal perubahan ini dan segera belajar secara mandiri
saat ujian. Pemahaman yang kurang tepat dan melalui berbagai media komunikasi dan informasi
tuntutan evaluasi akhir yang seperti inilah yang baru yang sangat mudah, yakni internet. Namun
mengarahkan guru untuk kembali ke paradigma juga perlu dicatat, bahwa dukungan fasilitas
teacher-centerede tersebut. Information Technologi (IT) ini juga belum ter-
Terkait dengan jumlah siswa yang terlalu sedia secara memadai di negara-negara tersebut.
besar dan kurangnya fasilitas laboratorium meru- Terkait dengan masih rendahnya kompetensi
pakan faktor yang lebih terkait dengan aspek guru Darling-Hammond & McLaughlin (1999)
ekonomi atau kemampuan pemerintah dan berpendapat bahwa salah satu akar permasalahan-
masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan nya adalah pendekatan pembinaan guru yang
pendidikan. Aspek ini sulit untuk diatasi guru, kurang mendukung terciptanya proses belajar guru
tetapi pemerintah dan masyarakatlah yang harus yang efektif dan bermakna. Selain itu Knapp et al
mengubah kebijakan dan pandangannya. Namun (2003) berpendapat bahwa proses belajar guru
demikian perlu dicatat, dalam kasus di Indonesia, selama ini juga kurang mengembangkan kapasitas
banyak sekolah yang sesungguhnya memiliki kepemimpinan guru. Seperti diketahui jumlah pro-
cukup media dan peralatan laboratorium tetapi gram pelatihan guru di Indonesia sangat banyak
tidak dimanfaatkan secara optimal oleh guru dalam dan menelan biaya yang besar, namun demikian
pembelajaran karena alasan-alasan klasik, yakni dampaknya terhadap peningkatan kompetensi guru
merepotkan, tidak menguasai, menyebabkan target dan kualitas pembelajaran masih belum dirasakan
kurikulum tidak tercapai, dan tidak ada tuntutan secara signifikan.
dalam evaluasi akhir atau UN (Ujian Nasional).
Jika hal ini dikaitkan dengan standar kompetensi, Implementasi Lesson study dan
dapatkah semua kompetensi dalam pembelajaran Permasalahannya
sains dicapai oleh siswa jika tidak didukung dengan Sebagaimana uraian di atas, implementasi
penggunaan media atau peralatan laboratorium lesson study di Negara-negara Asia peserta dialog
yang memadai? umumnnya baru dimulai 1-3 tahun yang lalu, kecu-
ali di Indonesia sudah hampir 5 tahun. Oleh karena

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 57


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

itu pengalaman mereka dalam praktik lesson study theme, dan unsur budaya malu dalam
masih di bawah Indonesia. Mekanisme menyampaikan komentar (Myanmar dan
pengembangannya pun berbeda-beda. Ada yang Mongolia).
dimulai dari Teacher College atau perguruan tinggi Hal lain yang mengemuka dalam diskusi
baru kemudian ke sekolah (Myanmar), dari teacher adalah masalah kekhawatiran akan ketidak-berlan-
training centre (di Kamboja), dari sekolah dengan jutan dan penyebarluasan kegiatan lesson study.
melibatkan perguruan tinggi (Laos dan Mongolia). Menurut perwakilan beberapa negara hal tersebut
Sementara di Indonesia pengembangan lesson sangat bergantung pada departemen/dinas
study dimulai dari sekolah dan perguruan tinggi pendidikan dan para trainer atau tenaga ahlinya.
secara bersamaan. Artinya pada masa Tentu saja unsur guru yang berkepentingan untuk
pengembangan lesson study di MGMP para dosen meningkatkan kompetesinya juga menjadi kunci
menjadi pendamping sekaligus belajar melaksana- penting dalam implementasi lesson study.
kan tahapan lesson study (Kasus di Malang,
Bandung, dan Yogyakarta, 2004-2006). PENUTUP
Berdasarkan informasi laporan tulis dan lisan
dari para perwakilan dalam dialog dapat ditangkap Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa tidak semua unsur pendidikan memberikan bahwa lesson study telah banyak diterapkan
dukungan yang cukup terhadap pengembangan dan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan dan
implementasi lesson study. Tantangan dan pembelajaran di Negara-negara Asia, khususnya
hambatan yang dialami antara lain: 1) umumnya Negara yang mendapatkan bantuan teknis dari
para administratur di sekolah dan dinas pendidikan JICA. Strategi pengembangan dan implementasi-
kurang mendukung karena pemahaman yang ku- nya berbeda-beda, ada yang dimulai dari perguruan
rang tentang program tersebut (Mongolia); 2) tinggi, lembaga pelatihan, atau dari sekolah, dan
kurangnya dukungan laboratorium dalam ada juga yang secara bersamaan antara sekolah dan
pembelajaran sains (Kamboja); dan 3) kemampuan perguruan tinggi.
guru yang masih rendah dalam menyusun research

DAFTAR PUSTAKA

Ade Sunawan, Wiharno, Ibrohim. 2010. Job Report of MoEYS and JICA, 2008. Science Teacher Education
Indonesia on Training and Dialogue Lesson Project (STEPSAM 2).
study Asia Program JFY 2010 in JICA Hi- Nant Malar Than & Hlaing Thet Htar, 2010. Job Report
roshima International Centre - Japan (Bahan Pre- of Myanmar on Training and Dialogue Lesson
sentasi). study Asia Program JFY 2010 in JICA Hi-
Bouakhay, Souphaone & Sithichack, Douangsamone, roshima International Centre - Japan (Bahan Pre-
2010. Report on Teaching Mathematics of Lao sentasi).
PDR on Training and Dialogue Lesson study Shagdarsuren, Saingbileg & Tsogzolmaa, Delger. 2010.
Asia Program JFY 2010 in JICA Hiroshima In- Job Report of Mongolia on Training and Dia-
ternational Centre - Japan (Bahan Presentasi). logue Lesson study Asia Program JFY 2010 in
Darling-Hammond, L. & McLaghlin, M. 1999. Investing JICA Hiroshima International Centre - Japan
in Teaching as Learning Profession: Policy Prob- (Bahan Presentasi).
lems and Prospect. In Linda Darling-Hammond UNICEF & SIDA, 2009. 2005-09 Education Indicators;
& Gary Sykes (Eds): Teaching as Learning Pro- Ministry of Education, Youth & Sports, Kingdon
fession. Handbook of Policy and Practice. San of Cambodia.
Francisco Jossey-Bass. Veasna, Thean, 2010. Job Report of Cambodia on Train-
JICA. 2010. General Ingormation of Training and Dia- ing and Dialogue Lesson study Asia Program
logue Programs on Improvement of Quality of JFY 2010 in JICA Hiroshima International Cen-
Education through Lesson study in Asia JFY tre - Japan (Bahan Presentasi).
2010.
Knapp, M., Copland, M., Ford., B., Markholt, A.,
McLaughlin, M., Milliken, M., & Talbert, J.
(2003). Leading for learning: Sourcebook. Con-
cepts and Examples. Center for the Study of
Teaching and Policy. University of Washington

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 58


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PERANAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN


LIFE SKILLS SISWA

Indarijanti

SMP N egeri 2 Winongan

Abstrak: Proses pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa
bertahan hidup atau bahkan mewarnai kehidupan. Karena itu pembelajaran di sekolah tidak hanya
sekedar mengenal, mengingat atau memahami ilmu pengetahuan. Mereka harus mampu memanfaatkan
ilmu pengetahuan yang dipelajarinya untuk bekal mereka dalam mengenali dan mengatasi masalah
kehidupan atau bahkan dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Kecakapan untuk
bisa bertahan hidup atau bahkan mewarnai kehidupan ini dikenal dengan istilah Life Skills atau
Kecakapan Hidup. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa dengan mengikuti kegiatan Lesson
Study (Studi Pembelajaran). Berdasarkan hasil angket yang diisi para guru peserta MGMP Lesson Study
mata pelajaran IPA Home Base Gondangwetan Kabupaten Pasuruan sebanyak 17 orang dapat
disimpulkan bahwa Lesson Study dapat meningkatkan kecakapan personal, kecakapan sosial dan
kecakapan akademik siswa melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diharapkan dapat
membentuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis dan analitis ) dan kreatif
yang ke depan diharapkan menjadi manusia-manusia berhasil dalam kehidupannya. Adapun beberapa
upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecakapan hidup teresebut adalah dengan
membiasakan siswa untuk kerja kelompok dalam memecahkan masalah, berdiskusi, melakukan
presentasi, menemukan konsep melalui eksperimen, pemberian poin pada aktivitas siswa saat
pembelajaran di kelas. membiasakan siswa untuk disiplin dan guru memberi contoh dalam bentuk
perilaku positif yang dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan kecakapan personal, kecakapan
sosial dan kecakapan akademik.

Kata kunci: lesson study, life skills siswa

Sekolah merupakan lembaga pendidikan for- yang bermanfaat bagi kehidupan. Kecakapan untuk
mal yang bertugas dan bertanggung jawab dalam bisa bertahan hidup atau bahkan mewarnai kehi-
mengembangkan potensi siswa secara optimal dupan ini dikenal dengan istilah Life Skills atau
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. Untuk Kecakapan Hidup. Kecakapan hidup dimasukkan
mengembangkan potensi tersebut dapat dilakukan dalam pendidikan dasar dan menengah, baik formal
melalui proses belajar mengajar yang ditandai maupun non formal sebagaimana ditetapkan dalam
dengan adanya perubahan tingkah laku demi ter- Standar Nasional Pendidikan pasal 13. (Sumber:
capainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Modul Pelatihan Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya Pembelajaran Bermakna 2, DBE 3)
dimaksudkan untuk membantu siswa bertahan hi- Tujuan pendidikan kecakapan hidup menurut
dup atau bahkan mewarnai kehidupan. Karena itu Depdiknas adalah memberdayakan anak muda (re-
pembelajaran di sekolah tidak hanya sekedar me- maja) untuk mengembangkan pengetahuan dan
ngenal, mengingat atau memahami ilmu pengeta- kecakapan yang diperlukan untuk bertahan hidup
huan. Mereka harus mampu memanfaatkan ilmu dalam semua lingkungan dengan menggunakan
pengetahuan yang dipelajarinya untuk bekal mere- sumber-sumber yang ada dalam rangka mening-
ka dalam mengenali dan mengatasi masalah kehi- katkan kualitas hidup mereka. (Sumber: Modul
dupan atau bahkan dalam menciptakan sesuatu

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 59


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran pendidikan harus mencoba membuat anak-anak
Bermakna 2, DBE 3) didik kreatif sejak dini melalui proses pembelajaran
Menurut PP No. 19 tahun 2005 tentang di kelas dalam suasana saling membelajarkan untuk
Standar Nasional Pendidikan, pasal 19: proses maju bersama-sama (Syamsuri dan Ibrohim, 2008).
pembelajaran pada satuan pendidikan diselengga- Oleh sebab itu guru perlu menerapkan tehnik-
rakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, tehnik mengajar yang dapat melatih ketrampilan
menantang, memotivasi peserta didik untuk ber- berpikir kritis dan kreatif siswa agar dapat memberi
partisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cu- bekal pada siswa untuk belajar memecahkan per-
kup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian se- masalahan kehidupannya kelak dan dapat mengem-
suai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik bangkan kecakapan hidup (life skills) siswa.
dan psikologis peserta didik (Hendayana dkk, Salah satu upaya untuk meningkatkan ke-
2007). Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut mampuan guru dalam menciptakan pembelajaran
diharapkan guru dapat meningkatkan proses dan yang dapat melatih ketrampilan berpikir kritis dan
kualitas belajar siswa. Untuk menciptakan proses kreatif siswa dan dapat mengembangkan kecakap-
pembelajaran bermutu yang diharapkan dalam an hidup (life skills) siswa.adalah dengan mengikuti
peraturan tersebut, diperlukan guru yang memiliki kegiatan Lesson Study (Studi Pembelajaran).
kemampuan untuk mengembangkan pembelajaran Pelaksanaan MGMP Lesson Study (Study
bermutu (guru yang berkualitas). Proses pembela- Pembelajaran) untuk bidang studi IPA di Kabupa-
jaran di kelas hendaknya berpihak pada siswa, yang ten Pasuruan telah memasuki semester sembilan.
memperhatikan karakteristik siswa (student center). Melalui Study Pembelajaran tersebut guru-guru bi-
Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa dang studi matematika dan IPA dapat menerapkan
diharapkan dapat membentuk siswa yang memiliki berbagai pendekatan, model dan metode pembela-
kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis dan ana- jaran yang berorientasi pada siswa aktif, kreatif,
litis) dan kreatif yang ke depan diharapkan menjadi dan saling membelajarkan (collaborative learning).
manusia-manusia berhasil dalam kehidupannya Ketrampilan yang diperoleh saat mengikuti MGMP
(Syamsuri dan Ibrohim, 2008). Lesson Study (Study Pembelajaran ) dapat dicoba
Sejauh ini mutu pendidikan di Indonesia lebih dan dikaji di kelas nyata yaitu di kelasnya sendiri.
banyak diukur dari hasil bukan dari proses, meski- Guru tidak hanya menonton melainkan dilatih
pun landasan yuridis formal Kurikulum (KTSP) mencatat data, menganalisis dan dan mencari jalan
menekankan pentingnya proses, bukan hanya hasil. keluar sesuai dengan situasi dan kondisi nyata di
Kurikulum mementingkan evaluasi berbasis kelas sekolah masing-masing. Dengan demikian telah
tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Jika dalam banyak kemajuan dan dampak Lesson Study (Studi
pembelajaran di sekolah lebih ditekankan pada Pembelajaran) terhadap kompetensi dan kualitas
hasil akhir dan bukan proses, akibatnya hasil bela- proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut
jar siswa tidak membekas. di atas penulis ingin mengungkapkan apakah Les-
Jadi selama ini sistem pendidikan dan pem- son Study (Studi Pembelajaran) dapat meningkat-
belajaran di sekolah telah salah orientasi. Tidak he- kan kecakapan hidup (life skills ) siswa di Home
ran kalau mutu pendidikan di Indonesia masih ren- Base Gondangwetan Kabupaten Pasuruan.
dah. Jumlah lulusan banyak, jumlah pengangguran
juga terus bertambah. Sarjana Pertanian banyak KAJIAN PUSTAKA
tetapi mengapa Indonesia masih mengimpior
beras? Sarjana Hukum banyak tetapi mengapa Kecakapan Hidup ( Life Skills )
belum dapat meningkatkan kesadaran hukum pada
masyarakat? Pertanyaan serupa juga dapat diaju- Kecakapan hidup adalah kecakapan yang me-
kan kepada sarjana lain yang lebih mengutamakan mungkinkan orang dapat secara positif dan adaptif
bekerja dibalik meja, tidak mau menganalisis menguasai situasi dan tuntutan hidup sehari-hari,
permasalahan masyarakat tetapi justru larut sebagai seperti berpikir kreatuf dan kritis, mengambil kepu-
masalah itu sendiri (Syamsuri dan Ibrohim, 2008). tusan yang tepat, memecahkan masalah dan ber-
Berdasarkan uraian di atas terkesan bahwa sikap tanggung jawab (Sumber: Depdiknas). Di In-
saat ini pendidikan telah berhasil meluluskan siswa/ donesia pendidikan kecakapan hidup didasarkan
mahasiswa namun gagal membentuk mereka seba- atas konsep bahwa anak muda perlu 1) learn to
gai insan kreatif. Untuk itu secara perlahan sistem know, 2) learn to do, 3) learn to live, dan 4) learn

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 60


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

to be. Oleh karena itu kecakapan hidup terbagi atas Kecakapan Akademik
4 kategori yaitu:
1. Kecakapan hidup akademik (know) Kecakapan akademik membantu anak untuk
2. Kecakapam hidup personal (do) menjadi siswa yang efektif dan untuk
3. Kecakapam hidup sosial (be) mengembangkan kecakapan yang diperlukan untuk
4. Kecakapan hidup vokasional (live with others) sukses dalam pendidikan yang lebih tinggi dan
lingkungan profesional seperti kecakapan meneliti,
Dalam sistem pendidikan di Indonesia keca- memecahkan masalah dan teknologi. Kecakapan
kapan hidup tersebut mencakup kompetensi seperti akademik berguna untuk membantu anak untuk
yang tertera di bawah ini: menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
untuk mengambil keputusan yang tepat, untuk
Kecakapan Kecakapan Kecakapan menerapkan kecakapan meneliti dan untuk
Personal Akademik Sosial menyerap pengatahuan baru dengan cepat. Orang
 Bertakwa  Menguasai pen-  Bekerja dalam yang kurang memiliki kecakapan akademik
kepada Tuhan getahuan kelompok
Yang Maha Esa  Menggunakan  Menunjukkan
mengalami drop out sekolah, yang ternyata
 Berakhlak mulia kecakapan tanggung jawab berkaitan dengan perilaku kriminal, kehamilan
 Percaya kepada ilmiah sosial sebelum nikah, pengangguran dan kemiskinan
diri sendiri  Bersikap ilmiah  Bertanggung
 Kecakapan be-  Berpikir ilmiah jawab
(Sumber: Modul Pelatihan Pengajaran Profesional
lajar mandiri  Berpikir strate-  Mengendalikan Dan Pembelajaran Bermakna 2, DBE 3).
 Berpikir ra- gis emosi
sional  Kecakapan be-  Berinteraksi Kecakapan Sosial
 Menghargai diri lajar sepanjang dengan
sendiri hayat masyarakat
Kecakapan sosial yang dimiliki seorang anak
 Mencerminkan  Kecakapan ber-  Berpartisipai
harkat dan komunikasi dalam budaya bermanfaat dalam hal :
martabat  Berpikir kritis, lokal dan global 1. Ketahanan dalam menghadapi krisis pada masa
sebagai kreatif dan  Mengembang-
makhluk Tuhan kan potensi fisik
yang akan datang dan peristiwa kehidupan
mandiri
 Optimalisasi po-  Mengambil  Bersikap sportif yang menyebabkan stress
tensi diri keputusan  Disiplin 2. Kemampuan untuk jalan keluar yang aman dan
 Memecahkan  Kerja sama
masalah
tepat untuk mengatasi sikap agresi dan frustasi
 Hidup sehat
 Kecakapan me- 3. Bertanggung jawab terhadap keselamatan
neliti dan sekolah, keberhasilan akademik dan perilaku
mengeksplorasi
 Kemampuan
positif
menggunakan Siswa yang kurang memiliki kecakapan sosial
teknologi akan:
(Sumber: Modul Pelatihan Pengajaran Profesional Dan 1. Menghadapi kesulitan dalam hubungan
Pembelajaran Bermakna 1, DBE 3)
interpersonal dengan orang tua, guru dan
teman sebaya
Adapun manfaat dari masing-masing keca-
2. Mengalami penolakan yang tinggi dari teman
kapan hidup tersebut adalah sebagai berikut.
sebaya
Kecakapan Personal 3. Penolakan oleh teman sebaya ada kaitannya
dengan kekerasan di sekolah
Kecakapan personal sangat penting untuk 4. Menunjukkan tanda-tanda depresi, agresi dan
membantu membangun harga diri yang tinggi, kecemasan
akhlak mulia, dan penghargaan serta kasih sayang 5. Memiliki prestasi akademik yang rendah
kepada orang lain dalam masyarakat. Mereka yang 6. Sering terlibat dengan tindakan kriminal sesu-
kecakapan personalnya tidak berkembang ternyata dah menjadi orang dewasa (Sumber: Modul
tidak menghargai perasaan orang lain, Pelatihan Pengajaran Profesional Dan pembe-
merendahkan orang yang kurang beruntung, lajaran Bermakna 2, DBE 3)
menderita pelecehan fisik atau kata-kata dan Keberhasilan pengembangan kecakapan
kehilangan kesempatan karena rendahnya harga hidup ini tergantung pada sejauh mana anak dapat
diri, menunjukkan perilaku yang tidak bermoral, melihat orang-orang yang memberi contoh tentang
tidak sopan atau melanggar hukum Negara. sifat-sifat tersebut dan lingkungan yang nyaman
yang diberikan kepada anak untuk berlatih meng-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 61


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

gunakan kecakapan ini seperti di keluarga atau di ningkatkan kompetensinya melalui kegiatan Lesson
kelas. Siswa yang memiliki kecakapan hidup Study (Studi Pembelajaran) berbasis MGMP yang
memberi manfaat bagi individu, masyarakat dan dilakukan di masing-masing Home Base di
pemerintah daerah. Manfaat tersebut adalah: Kabupaten Pasuruan setiap dua minggu sekali. Hal
1. Bagi individu: ini sesuai dengan pendapat Lewis (2002) dalam
 Memiliki kecakapan, pengetahuan dan pe- Syamsuri dkk. (2008) tentang manfaat Lesson
mahaman untuk bekerja di perusahaan Study (Studi Pembelajaran) sebagai berikut:
atau menjadi wirausahawan Meningkatkan keprofesionalan guru, sebab
 Memiliki kemampuan untuk secara suk- dengan Studi Pembelajaran guru melakukan: peng-
ses mendukung diri mereka sendiri dan kajian kurikulum, merumuskan tujuan pembelajar-
keluarga mereka an, menentukan metode pembelajaran yang sesuai
 Memiliki kesempatan untuk mengem- dan menentukan media. Selain itu guru melakukan
bangkan kecakapan mereka lebih lanjut. penelitian/pengkajian terhadap proses pembelajaran
dan pencapaian tujuan pembelajaran serta meng-
2. Bagi masyarakat: analisis dan melakukan refleksi.
 Mampu menciptakan lapangan pekerjaan Meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
baru dalam masyrakat karena: guru mengembangkan Studi Pembelajaran
 Mengurang kemiskinan berdasarkan “sharing” dan berkolaborasi dengan
 Mengurangi kesenjangan social guru lain, melakukan penelitian dengan mengkaji
pembelajaran, berdasarkan pada kelas nyata dan
3. Bagi pemerintah daerah: memfokuskan pada belajar siswa.
 Mampu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Menurut Susilo (2005) Lesson Study mentar-
 Dapat menumbuhkan ekonomi daerah dan getkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang
potensi pemasukan pajak mempengaruhi kegiatan belajar yang disebut
 Mengurangi urbanisasi (Sumber: Modul kebiasaan berpikir dan bersikap. Kebiasaan berpi-
Pelatihan Pengajaran Profesional dan kir dan bersikap yang dikembangkan selama berta-
Pembelajaran Bermakna 2, DBE 3) hun-tahun di Jepang berupa ketekunan, kerjasama,
tanggung jawab, dan kemauan untuk bekerja keras.
Agar dapat mengembangkan hal terebut guru perlu
PERANAN LESSON STUDY DALAM
bekerja sama sebagai suatu tim untuk memberikan
MENINGKATKAN LIFE SKILLS (KECAKAPAN
HIDUP) SISWA
lingkungan belajar yang koheren dan konsisten.
Mengapa guru-guru perlu mengembangkan
Salah satu prinsip yang perlu diperhatikan gu- life skills (kecakapan hidup) siswa? Berdasarkan
ru dalam mengembangkan komunitas belajar di ke- uraian di atas life skills (kecakapan hidup) sangat
las adalah guru hendaknya berupaya agar siswa berperanan dalam memberi bekal pada siswa untuk
belajar secara aktif dan kreatf serta berani mengko- mengenal dan mengatasi masalah kehidupan. Sis-
munikasikan pendapatnya. Proses pembelajaran wa yang memiliki kecakapan hidup yang baik diha-
hendaknya mendorong siswa melakukan kegiatan rapkan menjadi pribadi yang mandiri, ulet dan
fisik dan mental serta berlatih mengembangkan ke- mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan-
terampilan berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah yang nya.
dimaksud adalah berlatih menemukan masalah, Kecakapan hidup dapat diperoleh melalui be-
menyusun hipotesis, dugaan atau opini dari masa- lajar. Salah satu bentuk mengembangkan kecakap-
lah yang muncul, melakukan pengujian-pengujian, an hidup di sekolah adalah melalui pembelajaran
menyajikan data hasil pengujian (percobaan dalam kontekstual pada berbagai mata pelajaran di seko-
bentuk tabel grafik atau narasi deskriptif dan lah. Melalui pembelajaran kontesktual diharapkan
akhirnya berlatih menarik kesimpulan. Ini artinya kecakapan akademik, kecakapan personal dan
siswa dilatih untuk memecahkan permasalahan kecakapan sosial siswa dapat berkembang. Guru
secara aktif dan kreatif (Syamsuri dan Ibrohim, dapat menciptakan lingkungan belajar bagi siswa
2008). Melalui proses pembelajaran tersebut diha- dengan menerapkan model-model pembelajaran
rapkan dapat meningkatkan Life Skills atau Keca- yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada
kapan Hidup siswa. Untuk itu guru-guru perlu me- siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain secara

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 62


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

aktif Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajar- No. Kecakapan Personal Hasil angket
an kooperatif yang memungkinkan siswa untuk 1. Berakhlak mulia 35,3 %
mengembangkan, membangun, dan berlatih meng- 2. Percaya diri 64,7 %
gunakan kecakapan personal dan sosial berulang- 3. Kecakapan belajar mandiri 35,3 %
ulang. Hal tersebut dapat dilakukan oleh guru 4. Berpikir rasional 47,1 %
5. Menghargai diri sendiri 23,5 %
dengan mengikuti kegiatan MGMP Lesson Study
6. Optimalisasi potensi diri 58,8 %
yang nantinya merupakan bekal bagi guru untuk
diterapkan di kelasnya masing-masing.
Kecakapan sosial yang bisa dikembangkan
saat pembelajaran di kelas melalui kegiatan Lesson
METODE PENELITIAN Study adalah sebagai berikut:
Rancangan Penelitian Hasil
No. Kecakapan Sosial
angket
Rancangan penelitian yang digunakan dalam 1. Bekerja dalam kelompok 76,5 %
penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana 2. Menunjukkan tanggung jawab sosial 29,4 %
data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan 3. Bertanggung jawab 41,2 %
tanpa adanya pengujian hipotesa. 4. Mengendalikan emosi 41,2 %
5. Berinteraksi dengan masyarakat 23,5 %
Teknik Pengumpulan Data 6. Bersikap sportif 41,2 %
7. Disiplin 29,4 %
Data dikumpulkan dengan metode angket 8. Kerja sama 52,9 %
9. Hidup sehat 11,8 %
yang diisi oleh para guru peserta MGMP Lesson
Study mata pelajaran IPA Home Base Gondang-
Kecakapan akademik yang bisa dikembang-
wetan Kabupaten Pasuruan sebanyak 17 orang
kan saat pembelajaran di kelas melalui kegiatan
Tempat dan Subjek Penelitian Lesson Study adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui peranan Lesson Study No. Kecakapan akademik


Hasil
dalam meningkatkan life skills (kecakapan hidup) angket
siswa disebarkan angket pada para guru peserta 1. Menguasai pengetahuan 47,1 %
2. Bersikap ilmiah 64,7 %
MGMP Lesson Study mata pelajaran IPA Home 3. Berpikir kritis, kreatif dan mandiri 76,5 %
Base Gondangwetan Kabupaten Pasuruan. 4. Mengambil keputusan 35,5 %
Subjek penelitian adalah para guru peserta 5. Memecahkan masalah 47,1 %
MGMP Lesson Study mata pelajaran IPA Home 6. Kecakapan berkomunikasi 47,1 %
7. Kemampuan menggunakan teknologi 23,5 %
Base Gondangwetan Kabupaten Pasuruan.

Instrumen Penelitian Berdasarkan data di atas dapat diketahui bah-


wa kegiatan MGMP Lesson Study dapat mening-
Instrumen penelitian berupa hasil angket yang katkan kecakapan personal, kecakapan sosial dan
yang diisi oleh para guru peserta MGMP Lesson kecakapan akademik siswa. Percaya diri merupa-
Study mata pelajaran IPA Home Base Gondang- kan kecakapan personal yang menduduki prosen-
wetan Kabupaten Pasuruan sebanyak 17 orang. tase tertinggi yaitu 64,7%, sedangkan bekerja
dalam kelompok merupakan kecakapan sosial yang
HASIL PENELITIAN meduduki prosentase tertinggi yaitu 76,5% dan
berpikir kritis, kreatif dan mandiri merupakan keca-
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi para kapan akademik yang menduduki prosentase
guru peserta MGMP Lesson Study mata pelajaran tertinggi yaitu 76,5%.
IPA Home Base Gondangwetan diperoleh data Adapun upaya yang dilakukan guru untuk
bahwa kegiatan Lesson Study dapat menngkatkan mengembangkan kecakapan personal, kecakapan
kecakapan personal, kecakapan akademik dan sosial dan kecakapan akademik siswa adalah seba-
kecakapan sosial siswa. gai berikut :
Adapun kecakapan personal yang bisa di- 1. Membiasakan siswa untuk kerja kelompok
kembangkan saat pembelajaran di kelas melalui dalam memecahkan masalah saat pembelajaran
kegiatan Lesson Study adalah sebagai berikut: di kelas.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 63


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

2. Membiasakan siswa untuk mengungkapkan jaran IPA Home Base Gondangwetan dapat disim-
pendapatnya melalui kegiatan diskusi pulkan bahwa:
3. Melatih siswa untuk mengungkapkan hasil Kegiatan MGMP Lesson Study dapat mening-
kerja kelompok melalui kegiatan presentasi. katkan kecakapan personal, kecakapan sosial dan
4. Membiasakan siswa untuk menemukan sesuatu kecakapan akademik siswa.
konsep melalui kegiatan eksperimen. Lesson Study (Studi Pembelajaran) mening-
5. Menggunakan sistem poin, dimana semua akti- katkan wawasan guru tentang metode pembelajaran
vitas siswa saat pembelajaran diberi poin. inovatif yang dapat meningkatkan kecakapan per-
6. Membiasakan siswa bersikap disiplin saat me- sonal, kecakapan sosial dan kecakapan akademik
ngikuti pelajaran maupun pada saat mengum- siswa.
pulkan laporan kegiatan. Para guru hendaknya mengimplementasikan
7. Memberi contoh dalam bentuk perilaku sehari- berbagai metode pembelajaran inovatif yang dapat
hari agar siswa terbiasa bersikap disiplin, meningkatkan kecakapan personal, kecakapan so-
sportif dan dapat bekerja sama dengan teman sial dan kecakapan akademik siswa.
satu kelompok. Para guru hendaknya memberi contoh dalam
bentuk perilaku sehari-hari yang dapat memotivasi
KESIMPULAN DAN SARAN siswa untuk terbiasa bersikap disiplin, sportif dan
bertanggung jawab sehingga dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh kecakapan personal, kecakapan sosial dan kecaka-
para guru peserta MGMP Lesson Study mata pela- pan akademik siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Hendayana, S., D. Suryadi, M.A. Karim, Sukirman, Susilo, Herawati. 2005. Lesson Study: Apa dan
Ariswan, Sutopo, Asep Sutiman, Santoso, Harun Mengapa. Makalah disampaikan pada Seminar
Imansyah, Paidi, Ibrohim, Siti Sriyati, Anna dan Workshop Lesson Study dalam Rangka
Permanasari, Hikmat, Nurjanah, Ridwan Persiapan Workshop Kolaborasi FMIPA-
Joharmawan. 2007. Lesson Study: Strategi Untuk MGMPMIPA SMP dan SMA Kota Malang.
Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik ( Universitas Negeri Malang 21 Juni 2005.
Pengalaman IMSTEP – JICA). Bandung : UPI Tim DBE 3. 2007. Modul Pelatihan Pengajaran Profe-
Press. sional dan Pembelajaran Bermakna 1. DBE 3
Syamsuri, Istamar & Ibrohim. 2008. Lesson Study (Studi Tim DBE 3. 2009. Modul Pelatihan Pengajaran Profe-
Pembelajaran): Model Pembinaan Pendidik sional dan Pembelajaran Bermakna 2. DBE 3
secara Kolaboratif dan Berkelanjutan; dipetik
dari Program SISTTEMS – JICA di Kabupaten
Pasuruan – Jawa Timur 2006-2008). FMIPA
Universitas negeri Malang.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 64


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENERAPAN LESSON STUDY DENGAN PEMBELAJARAN


KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DEVISION) UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII B SMPN 2 WONOREJO

Izatul Laela

SMPN 2 Wonorejo, desa Wonosari, Email: izzahlaela@yahoo.co.id

Abstrak: Secara umum proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Wonorejo Kabupaten Pasuruan
belum berlangsung secara baik, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang motivasinya rendah
sehingga hasil belajarnya juga rendah. Untuk memperbaiki pembelajarannya maka guru mengikuti
Lesson Study (LS) berbasis MGMP di Home Base Kejayan. Pada kegiatan LS guru secara kolaborasi
merencakan RPP dan merancang model pembelajaranyang akan diterapkan secara bersama. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII B di SMP Negeri 2
Wonorejo Kabupaten Pasuruan. Subyek penelitian siswa kelas VII B berjumlah 36 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan motivasi siswa meningkat sebesar 7,68% sedangkan hasil belajarnya
meningkat sebesar 10,7. Ketuntasan belajar meningkat dari 55,6% menjadi 96,5%.

Kata kunci: Lesson Study, pembelajaran kooperatif STAD, motivasi, hasil belajar

Masalah yang terjadi di SMP Negeri 2 Wono- meningkatkan motivasi belajar dan dapat memper-
rejo Kabupaten Pasuruan adalah proses belajar baiki interaksi antara siswa yang mengalami kesu-
mengajar yang belum berlangsung secara baik, litan belajar dengan siswa yang tidak mengalami
diantaranya adalah pada umumnya para guru masih kesulitan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif
menggunakan metode konvensional dengan porsi ini, siswa bertanggung jawab atas keberhasilan be-
yang masih terlalu banyak. Hal ini mengakibatkan lajar dalam kelompok. Menurut Johnson dalam Lie
pengalaman belajar mengajar siswa sangat terbatas (2002) menunjukkan bahwa dengan pembelajaran
karena umumnya siswa belajar secara individual kooperatif akan menghasilkan siswa dengan presta-
tanpa ada interaksi atau berdiskusi dengan teman- si belajar yang lebih tinggi, hubungan yang positif
nya. Dampak berikutnya adalah rendahnya motiva- dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripa-
si dan hasil belajar siswa. Berbekal pengalaman da pembelajaran yang sifatnya individual menjadi-
mengikuti kegiatan Lesson Study dan melihat kan suasana belajar penuh persaingan dan memi-
kondisi proses belajar mengajar yang belum baik sah-misahkan siswa.
tersebut, guru mencoba menerapkan hasil-hasil Model pembelajaran STAD dipandang
selama mengikuti kegiatan Lesson Study berbasis sebagai model pembelajaran yang sederhana dapat
MGMP dari Home Base Kejayan melalui pembela- diterapkan diberbagai tingkatan. Model pebelajaran
jaran kooperatif model STAD (Student Teams STAD siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa
Achievement Devision). kelompok atau tim yang masing-masing terdiri dari
Pembelajaran kooperatif model STAD 4 atau 5 anggota kelompok. Setiap kelompok
menjadi pilihan untuk mengatasi masalah yang memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kela-
terjadi di kelas VII B, SMP Negeri 2 Wonorejo. min, ras, etnik maupun kemampuannya (Nurhadi,
STAD memiliki banyak kelebihan yaitu dapat 2003).

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 65


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Deskripsi mengenai langkah-langkah metode Subyek penelitian adalah siswa kelas VII B
STAD terdiri dari: 1) penyajian kelas, (2) belajar semester genap tahun pelajaran 2009/2010
kelompok, (3) tes atau kuis, (4) skor peningkatan sebanyak 36 siswa. Pemilihan subyek penelitian
individu, dan (5) penghargaan kelompok. Guru ini didasarkan pada kenyataan siswa kelas VII B
menyajikan materi di depan kelas secara klasikal mempunyai motivasi belajar yang rendah sehingga
yang difokuskan pada konsep-konsep dari materi hasil belajarnya juga rendah. Di samping itu guru
yang akan dibahas saja. Selanjutnya siswa diminta belum pernah melaksanakan pembelajaran koope-
belajar dalam kelompok kecil untuk mengerjakan ratif model STAD di kelas ini sebelumnya. Jika
tugas yang diberikan oleh guru. Setelah belajar pembelajaran kooperatif model STAD ini
kelompok selesai diadakan tes atau kuis dengan dikenalkan pada siswa kelas VII maka diharapkan
tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemam- guru dan siswa menjadi terbiasa dengan
puan belajar siswa terhadap materi yang telah pembelajaran kooperatif model STAD.
dipelajari. Skor peningkatan individu dapat dilaku- Data penelitian berupa motivasi belajar dan
kan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran hasil belajar siswa kelas VII B. Data motivasi
yang dapat dicapai jika siswa bekerja keras dan diperoleh dari observasi motivasi yang
memperlihatkan hasil yang baik dibandingkan de- dilaksanakan pada saat pembelajaran dan angket
ngan hasil sebelumnya. Penghargaan kelompok ini motivasi yang dibagikan pada siswa pada akhir
diberikan dalam bentuk hadiah berupa tepuk ta- siklus. Hasil belajar didapatkan melaui tes tulis di
ngan atau pujian sebagai penghargaan atas usaha akhir siklus. Kriteria tuntas belajar jika siswa
yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Hal memiliki nilai minimal 60 (berdasarkan Kriteria
ini akan memotivasi siswa atau kelompok lain Ketuntasan Minimal atau KKM mata pelajaran
yang belum memperoleh predikat terbaik untuk be- IPA kelas VII SMPN 2 Wonorejo Kabupaten
lajar lebih giat dan meningkatkan kerjasama dalam Pasuruan tahun pelajaran 2009/2010). Sedangkan
kelompoknya. Guru juga mendeteksi kesalahan kelas dikatakan tuntas belajar bila 75% siswanya
konsep pada siswa dari hasil tes yang diberikan. tuntas belajar (sesuai kesepakatan ketuntasan
belajar kelas di SMPN 2 WonorejoKabupaten
METODE Pasuruan). Hasil belajar siswa dikatakan baik jika
siswa telah menunjukkan adanya peningkatan hasil
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian proses belajar dari siklus I ke siklus II. Selain itu
ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualita- juga ada catatan lapangan selama proses
tif ini dilakukan dengan alasan bahwa dalam me- pembelajaran berlangsung.
mecahkan masalah memanfaatkan suatu tindakan Teknik analisis data hasil catatan lapangan
nyata kepada subyek penelitian dengan menguta- selama proses pembelajaran adalah secara des-
makan makna dan proses pembelajaran sebagai kriptif. Tekniuk analisis terdiri dari tiga kegiatan
upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil yaitu: (1) mereduksi data, (2) penyajian data berupa
belajar siswa melalui penerapan pembelajaran narasi, dan (3) penarikan kesimpulan. Ketekunan
kooperatif model STAD. pengamatan dilakukan dengan pengamatan yang
Jenis penelitian ini adalah menggabungkan teliti, rinci dan terus menerus selama proses
antara Lesson Study dan Penelitian Tindakan Kelas pembelajaran berlangsung. Pengecekan teman
(PTK). Penelitian merupakan suatu upaya mem- sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai
perbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk
terutama dalam membelajarkan siswa. Tahapan memperoleh masukan baik dari segi metodologi
Lesson Study adalah Plan, Do, See yang akan maupun pelaksanaan tindakan (pada saat refleksi di
digabungkan dengan PTK. Prosedur pelaksanaan akhir pembelajaran).
PTK terdiri dari 4 tahap dari tiap siklus. Keempat
tahap tersebut meliputi perencanaan (plan), HASIL
pelaksanaan tindakan (action), observasi (observa-
tion) dan refleksi (reflection). Perencanaan tin- Siklus I
dakan dilaksanakan saat plan, pelaksanaan
tindakan dan observasi dilaksanakan pada saat do Pada siklus I dilaksanakan beberapa tahapan
dan refleksi dilaksanakan pada saat see (refleksi tindakan. Tahap-tahap tindakan dalam siklus I
dilakukan setiap akhir pembelajaran). terdiri dari perencanaan tindakan (plan), pelak-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 66


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sanaan tindakan dan observasi (do), refleksi (see). Melalui beberapa temuan pada siklus I maka
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I guru sebagai peneliti dan mendapat masukan dari
adalah guru bersama teman sejawat yang tergabung observer akan memperbaiki kekurangan-kekurang-
dalam kelompok musyawarah guru mata pelajaran an yang ditemukan pada siklus I, yaitu melalui
(MGMP) Biologi di Home Base Kejayan Kabupa- penyusunan rencana tindakan pada siklus II.
ten Pasuruan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, lembar kegiatan siswa, dan soal tes, Siklus II
membentuk kelompok belajar yang heterogen dari Berdasarkan hasil refleksi (dari 3 kali
segi kemampuan dan jenis kelamin, menyiapkan pertemuan), maka rencana tindakan pada siklus II
alat-alat mengajar yang digunakan untuk adalah sebagai berikut: guru dengan teman sejawat
pembelajaran sesuai dengan RPP dan LKS yang melakukan plan yaitu membuat rencana pelaksana-
sudah dibuat. Pembagian tugas dilakukan antara an pembelajaran dan lembar kegiatan siswa untuk
guru sekaligus sebagai peneliti dan observer (teman materi Klasifikasi Filum Arthropoda. Kemudian
sejawat). Pelaksanaan tindakan pada siklus I terba- menyiapkan instrument observasi motivasi siswa
gi menjadi 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan angket motivasi belajar siswa dan soal tes
dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Nopember 2009. siklus.
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 kali 40 Pelaksanaan tindakan pada siklus II terbagi
menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari menjadi 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama di-
Selasa, 10 Nopember 2009 dengan alokasi waktu laksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Nopember
yang sama dengan pertemuan pertama yaitu 2 kali 2009. Pertemuan pertama berlangsung selama
40 menit. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari 2X40 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada
Selasa, 17 Nopember 2009 dengan alokasi waktu hari Selasa tanggal 24 Nopember 2009 dengan
yang sama yaitu 2 kali 40 menit. Pada pertemuan alokasi waktu 2X40 menit. Pertemuan ketiga yang
yang ketiga inilah diadakan tes akhir siklus I. Tes merupakan pertemuan terakhir siklus II diadakan
dilakukan dengan membagi siswa menjadi dua tes akhir yaitu pada hari Selasa tanggal 1 Desember
tahap, hal ini dilakukan karena tempat duduk yang 2009. Hasil observasi motivasi pada siklus II
agak rapat sehingga mengurangi kemungkinan adalah 79,2
siswa untuk menyontek jawaban milik temannya. Pembelajaran kooperatif model STAD pada
Observasi terhadap motivasi siswa dila- siklus II dapat dikatakan berjalan cukup baik.
kukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa sudah mulai terbiasa bekerjasama dalam
Observer ada 2 orang rekan guru IPA, observer kelompok. Di samping itu, siswa sudah mulai
juga membuat catatan lapangan terhadap kejadian berani bertanya pada guru bila menemui kesulitan,
atau hal lain yang tidak tercantum pada lembar demikian juga berani berpendapat dalam kelom-
observasi. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa poknya.
pelaksanaan pembelajaran kooperatif secara ke- Hasil tes yang telah dilakukan pada siklus II
seluruhan telah berlangsung dengan baik. Hasil ini menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 siswa
observasi terhadap motivasi pada siklus I adalah yang belum tuntas belajar (97,2%) dengan rata-rata
sebagai sebesar 73,55 Temuan penelitian ini kelas 66,25.
menunjukkan bahwa siswa masih memerlukan
waktu untuk beradaptasi, terutama dalam hal
belajar kelompok, siswa kesulitan dalam hal PEMBAHASAN
bertanya dan tidak memiliki keberanian untuk Berdasarkan hasil analisa data tentang
berbagi pendapat dengan teman-temannya di depan motivasi belajar siswa yang telah dilakukan selama
kelas. 2 siklus pembelajaran, diperoleh hasil bahwa pem-
Hasil rata-rata persentase keberhasilan tindak- belajaran kooperatif model STAD (Student Team
an terhadap motivasi belajar siswa selama tiga kali Achievement and Devision) mampu meningkatkan
pertemuan pada siklus I menunjukkan hasil yang motivasi belajar siswa.
baik (69,73%). Sedangkan dari hasil tes yang telah Dari keenam komponen motivasi belajar yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa dari 36 siswa diamati, aspek usaha yang dideskripsikan siswa
terdapat 20 siswa yang tuntas belajar (55,56%). belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha me-
Rata-rata kelas juga masih tergolong kurang yaitu nyelesaikan semua tugasnya serta bertanya jika ada
59,86. yang kurang mengerti mengalami kenaikan jumlah

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 67


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

siswa yang muncul pada deskriptor. Motivasi sebesar 55,56% (20 siswa) dan siklus II sebesar
belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami 97,2% (35 siswa), berarti terjadi peningkatan
peningkatan sebesar 7,68% . sebesar 74,9%. Ini berarti bahwa pembelajaran
Hasil belajar pada penelitian ini menunjukkan kooperatif model STAD yang dilakukan dapat
bahwa dengan pembelajaran kooperatif model meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
STAD dalam dua siklus pembelajaran dapat me- Biologi siswa kelas VII B SMPN 2 Wonorejo
ningkatkan hasil belajar siswa, yaitu mengalami Kabupaten Pasuruan. Proses pembelajaran dengan
kenaikan sesebar 10,7%. Perbandingan hasil be- standar kompetensi Memahami Keanekaragaman
lajar dan motivasi dapat dilihat pada Tabel 1. Makhluk Hidup ini menerapkan metode kooperatif
model STAD, dimana metode ini dipandang seba-
Tabel 1. Hasil Pengamatan Motivasi Belajar gai model yang paling sederhana dan paling lang-
sung dari pembelajaran kooperatif. Dengan cara
dan Hasil Belajar pada Siklus I dan II
kooperatif, maka keberhasilan kelompok dapat di-
No Faktor Yang Siklus I Siklus II Peningkatan tingkatkan sebab permasalahan dan pemecahan
Diamati (%) masalah dipikirkan bersama (Slavin dalam Ibro-
1 Motivasi Bela- 73,55 79,2 7,68
jar
him, 2000). Pembelajaran kooperatif dapat me-
2 Hasi Belajar: ningkatkan motivasi belajar intrinsic. Hal ini
a.Rata-rata 59,86 66,25 10,7 penting sekali untuk menunjang keberhasilan siswa
Kelas 74,9 dalam belajar. Johnson & Johnson dalam Ibrohim,
b.Ketuntasan 55,56 97,2 (2000) menyatakan bahwa siswa yang belajar
Belajar (20 (35
siswa) siswa)
melalui pembelajaran kooperatif akan memiliki
pengalaman sains yang lebih baik. Menurut Slavin
dalam Ibrohim, 2000 belajar kooperatif yang
Dari Tabel 1 dapat dikemukakan terlihat ada-
nya peningkatan motivasi belajar sebesar 7,68% menggunakan pembelajaran kelompok dan akunta-
bilitas individu akan meningkatkan pencapaian
yaitu dari 73,55 menjadi 79,2. Jika dikaitkan de-
belajar siswa.
ngan aspek yang diamati dapat dikatakan bahwa
siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan ber-
usaha menyelesaikan semua tugasnya serta ber- KESIMPULAN DAN SARAN
tanya jika ada yang kurang dimengerti mengalami
Penerapan Lesson Study dengan mengguna-
kenaikan jumlah siswa. Demikian halnya dengan
kan RPP pembelajaran kooperatif model STAD
kondisi motivasi yang diterapkan yang meliputi
perhatian (attention), keterkaitan (relevance), ke- dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
Biologi siswa kelas VII B SMPN 2 Wonorejo
percayaan diri (convidence) dan kepuasan (satis-
Kabupaten Pasuruan.
faction) mengalami peningkatan pada siklus II.
Dari keseluruhan proses dan hasil penelitian
Peningkatan motivasi berupa perhatian disebabkan
yang diperoleh, terdapat saran bagi yang berminat
karena STAD menuntut siswa bertanggung jawab
secara individual dalam kelompok, sehingga ketika untuk melakukan penelitian serupa atau yang ingin
melanjutkan untuk mengembangkan penelitian ini.
STAD diterapkan perhatian siswa menjadi lebih
Saran-sarannya adalah sebagai berikut:
meningkat. Dalam belajar di dalam kelompok
Hendaknya mengukur seluruh hasil belajar
siswa berinteraksi untuk mengaitkan satu maslah
dengan masalah yang lain, hal ini eningkatkan siswa yang meliputi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif
keterkaitan (relevancy). Siswa menjadi lebih perca- dan psikomotor untuk mendukung validitas data.
Guru perlu menerapkan metode pembelajaran
ya diri ketika presentasi di depan kelas karena
kooperatif model STAD sebagai salah satu metode
siswa telah mendiskusikan permasalahan yang di-
alternative dalam kegiatan pembelajaran.
kemukakan guru dalam kelompoknya. Siswa juga
merasa puas karena dapat belajar lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya.
Nilai rata-rata kelas hasil tertulis pada siklus I
sebesar 59,86 dan siklus II sebesar 66,25 berarti
terjadi peningkatan sebesar 10,7%. Sedangkan
siswa yang dinyatakan tuntas belajar pada siklus I

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 68


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

DAFTAR RUJUKAN

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. BSNP- Kooperatif Model TPS dan Jigsaw. Prosiding
Standar Isi. Jakarta; Badan Standar Nasional Seminar Nasional UM.
Pendidikan Soeharto, dkk. 2003. Teknologi Pembelajaran. Sura-
Chotimah dan Dwitasari. 2007. Model-model baya: Penerbit Surabaya Intellectual Club.
Pembelajaran untuk PTK. Yayasan Pendidikan Susanto, Pudyo. 1992. Strategi Pembelajaran Biologi di
Universitas Negeri Malang. SMA Lab. UM Sekolah Menengah. Malang: FPMIPA Univer-
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. sitas Negeri Malang.
Jakarta: Rineka Cipta Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. dan Praktek. Bandung: Nusa Media.
Universitas Negeri Surabaya. University Press. Team Peneliti Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan
Lie, A. 2000. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo Kelas (Class Room Action Research). Jakarta.
Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Depdikbud.
Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Setyaningsih, dkk. 2009. Peningkatan Motivasi dan Ha-
sil Belajar Sains Biologi di SMPN 2 Sukorejo
Kabupaten Pasuruan melalui Pembelajaran

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 69


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PEMAHAMAN MAHASISWA PRAKTIKAN DI SMA


LABORATORIUM UM TENTANG LESSON STUDY

Jumiati

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Salah satu cara meningkatkan profesionalisme guru dengan melaksanakan lesson study.
Lesson study bisa terlaksana dengan baik jika memahami konsep secara benar, dipraktekkan secara
berulang-ulang dan berkesinambungan. Mahasiswa praktikan sebagai calon guru/calon dosen perlu
memahami secara benar konsep lesson study, agar bisa melaksanakan lesson study secara efektif. Peran
kampus/perguruan tinggi, pihak manajemen sekolah dan guru pamong sangat diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa praktikan tentang lesson study. Perguruan tinggi sebagai
pencetak tenaga guru perlu membuat program secara efektif agar para calon guru bisa memahami dan
melaksanakan lesson study dengan benar. Pihak manajemen sekolah perlu mensosialisasikan dan
memberikan pemantapan tentang lesson study dan membuatkan jadwal pelaksanaannya. Guru pamong
juga perlu memberikan kontribusi yang cukup dalam supervisi klinis tentang lesson study pada
mahasiswa bimbingannya. Dengan adanya kerjasama yang baik dari semua pihak diharapkan
mahasiswa praktikan benar-benar, mendapatkan pengalaman yang berharga selama praktik, sehingga
jika sudah lulus menjadi guru yang profesional.

Kata kunci: Lesson Study, Mahasiswa Praktikan

Untuk mendukung program pemerintah da- lesson study dalam pembelajarannya. Demikian
lam meningkatkan kualitas pendidikan, maka setiap juga halnya jika kedatangan guru baru ataupun
lembaga pendidikan sebaiknya memiliki kepekaan mahasiswa praktikan.
dan kepedulian untuk meningkatkan kualitas tena- Visi SMA Laboratorium UM “Unggul dalam
ga pendidiknya. Pendidik yang berkualitas Prestasi, Iman dan Sosial”, sedangkan misinya: (1)
merupakan salah satu indikasi menghasilkan menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, dan
peserta didik yang berkualitas. berjiwa sosial; (2) menciptakan masyarakat belajar
Lesson study hadir dan telah diperkenalkan (learning society) di sekolah; (3) menciptakan
cukup lama pada guru-guru di wilayah Jawa Ti- masyarakat sekolah yang mandiri, disiplin,
mur, dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas bertanggungjawab, dan santun; (4) menciptakan
pembelajaran agar menjadi guru profesional. iklim kerja yang kondusif, budaya dan etos kerja
Seiring dengan berjalannya waktu ada sekolah yang kuat dan kepemimpinan yang tangguh.
yang telah mengenal lesson study dan secara Berkaitan dengan visi yang kedua yakni
konsisten mengembangkan disekolahnya, namun menciptakan masyarakat belajar (learning society)
ada juga yang berjalan setengah-setengah dalam SMA Laboratorium UM senantiasa memberikan
pelaksanaannya, maksudnya pada awalnya kesempatan kepada siapapun yang ingin belajar,
dilaksanakan, lama kelamaan menghilang begitu baik dari para praktisi pendidikan yang berasal dari
saja. Lesson study berbasis sekolah akan terlaksana sekolah lain maupun mahasiswa yang ingin belajar
dengan baik jika mendapat dukungan dari semua mempraktekkan kompetensinya dalam program
pihak, mulai dari pimpinan sekolah, semua guru Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
dan komponen sekolah. Sekolah yang menerapkan SMA Laboratorium UM sama dengan
lesson study secara konsisten tentu akan beberapa sekolah lain, dalam rangka meningkatkan
mengkondisikan semua guru untuk menerapkan kualitas para calon guru memberikan kesempatan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 70


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kepada para mahasiswa program pendidikan untuk banyak kesempatan untuk membuat bermakna ide-
melaksanakan PPL di sekolahnya. Untuk itu ide pendidikan dalam praktik pembelajarannya
perguruan tinggi sebagai pencetak tenaga guru juga sehingga dapat mengubah perspektif tentang
harus senantiasa membekali mahasiswa dengan pembelajaran, dan belajar praktik pembelajaran
hal-hal baru yang menjadi budaya pembelajaran dari perspektif peserta didik, (h) mempermudah
masing-masing sekolah, sehingga pada saat guru berkolaborasi kepada pakar dalam hal
mahasiswa diterjunkan ke sekolah, mereka telah pembelajaran atau kesulitan materi pelajaran, (i)
siap dengan bekal yang diperoleh dari kampusnya. memperbaiki praktik pembelajaran di kelas, dan (j)
meningkatkan keterampilan menulis karya tulis
PEMBEKALAN PPL 1 TENTANG LESSON ilmiah atau buku ajar.
STUDY Mengingat begitu banyak manfaat yang bisa
diperoleh guru dengan melaksanakan lesson study
Sesuai dengan salah satu tujuan Kurikulum maka akan sangat baik bagi para mahasiswa
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah praktikan sebelum terjun di sekolah telah
meningkatkan mutu pendidikan melalui memahami apa, mengapa dan bagaimana
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam melaksanakan lesson study. Mulai tahun ajaran
mengembangkan kurikulum, mengelola dan 2009/2010 UPT Praktik Pengalaman Lapangan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia. (UPT PPL) Universitas Negeri Malang telah
Berkaitan dengan tujuan tersebut sekolah membuat program dan merealisasikan, mahasiswa
senantiasa meningkatkan kualitas tenaga praktikan dibekali dengan pengetahuan apa,
pendidiknya, baik guru maupun mahasiswa mengapa dan bagaimana lesson study. Materi
praktikan dalam kegiatan lesson study. Hal ini disampaikan pada saat pembekalan PPL1 di
sesuai dengan tujuan PPL yang terdapat dalam kampus. Dengan bekal pengetahuan yang dimiliki
Buku Petunjuk Pelaksanaan Program Praktik diharapkan mahasiswa mampu mempraktikkan di
Pengalaman Lapangan (PPL 1). Tujuan PPL adalah sekolah.
memberikan pengalaman praktis di lapangan Pada makalah ini penulis ingin memaparkan
melalui kegiatan magang, agar: (a) mahasiswa bagaimanakah pemahaman mahasiswa praktikan di
kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai SMA laboratorium UM tentang lesson study.
dengan bidang keahliannya, dan (b) mahasiswa Apakah dengan bekal pengetahuan yang telah
siap menjadi tenaga profesional dalam bidang dimiliki mahasiswa memiliki pemahaman yang
keahliannya. Dalam rangka mendukung tujuan benar tentang lesson study. Untuk mengetahui
tersebut tentu mahasiswa lebih memiliki rasa gambaran pemahaman mahasiswa tentang lesson
percaya diri dan semakin mantap memasuki study, penulis menyebarkan instrumen kepada
sekolah dimana dia akan mempraktikkan mahasiswa praktikan. Disamping itu dalam
kemampuannya jika memiliki bekal yang cukup. makalah ini penulis juga menguraikan tentang apa
Lesson Study sudah cukup lama dikenal dan peran perguruan tinggi dan sekolah dalam
dilaksankan di beberapa sekolah di wilayah Jawa meningkatkan pemahaman mahasiswa yang siap
timur. Tim Lesson Study (2007) menjelaskan praktik ke sekolah-sekolah tentang lesson study.
pengalaman di Indonesia menunjukkan bahwa
lesson study memberikan manfaat bagi guru, yakni: PEMAHAMAN MAHASISWA PRAKTIKAN
(a) mengurangi keterasingan guru (dari TENTANG LESSON STUDY
komunitasnya) dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya, (b) Mahasiswa praktikan di SMA Laboratorium
membantu guru untuk mengobservasi dan UM wajib melaksanakan lesson study, jadwal
mengkritisi pembelajannya, (c) memperdalam pelaksanaan telah diatur oleh ketua tim
pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan pengembang akademik dan evaluasi (Tim
dan urutan kurikulum, (d) membantu guru Akadasi). Dalam penyusunan jadwal, ditentukan
memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas siapa yang akan menjadi guru model dan siapa
belajar peserta didik, (e) meningkatkan kolaborasi yang menjadi observer. Namun pada saat makalah
antar sesama guru dalam pembelajaran, (f) ini disusun pelaksanaan lesson study untuk
meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran mahasiswa praktikan belum terlaksana. Hal ini
yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan disebabkan mulai mahasiswa praktikan masuk di
mutu lulusan, (g) memungkinkan guru memiliki sekolah yaitu bulan Agustus 2010 sampai dengan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 71


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

bulan September 2010, banyak waktu PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM


pembelajaran yang tidak efektif, yakni peringatan MEMAHAMKAN MAHASISWA PRAKTIKAN
HUT RI, liburan awal bulan Ramadhan, hingga TENTANG LESSON STUDY
libur Hari Raya Idul Fitri 1431 H dan pelaksanaan Kampus atau perguruan tinggi merupakan
Ujian Tengan Semester (UTS) Semester I tahun salah satu tempat yang strategis untuk menimba
ajaran 2010/2011. ilmu. Di tempat inilah berbagai informasi tentang
Jumlah mahasiswa praktikan di SMA
pendidikan bisa didapatkan. Banyak tenaga
Laboratorium UM semester gasal tahun ajaran
profesional yang siap memberikan informasi yang
2010/2011 sebanyak 23 orang, dengan rincian dianggap sulit. Untuk itu agar mahasiswa siap di-
Jurusan Pendidikan Akuntansi 6 orang, Pendidikan
terjunkan di sekolah-sekolah, pengenalan maupun
Ekonomi 4 orang, Teknik Elektro 3 orang, peningkatan pemahaman lesson study bisa lebih
Pendidikan Bahasa Jerman 4 orang, Pendidikan
disiapkan secara mantap baik secara konsep
Bahasa Inggris 1 orang, dan Bimbingan Konseling maupun secara praktis.
5 orang. Sesuai dengan jadual pelaksanaan lesson Perguruan tinggi sebagai pencetak tenaga
study untuk mahasiswa PPL dimulai pada minggu
guru yang profesional bisa ambil peran banyak
kedua bulan Oktober 2010. untuk peningkatan wawasan lesson study,
Mahasiswa praktikan tentu diharapkan bisa diantaranya dengan cara: (a) dalam proses
melaksanakan lesson study dengan baik, untuk itu perkuliahaan semester akhir lesson study tidak
mahasiswa praktikan harus memahami dengan baik
hanya diperkenalkan tetapi mulai dicoba untuk
langkah-langkahnya, hal ini sesuai dengan yang
dipraktekkan dalam proses perkuliahan; atau (b)
diungkapkan oleh Lewis (2002) menyatakan pembekalan lesson study tidak hanya dilakukan
bahwa lesson study akan terlaksana secara efektif dalam satu kali pertemuan dalam bentuk informasi
jika mengetahui langkah-langkah pelaksanaannya.
pada saat PPL1, tetapi bisa dilakukan beberapa
Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa
kali, dan sekaligus dengan praktiknya; atau (c)
praktikan tentang lesson study penulis telah
perguruan tingi bekerjasama dengan sekolah yang
memberikan angket kepada mahasiswa praktikan di berbasis lesson study, memberikan fasilitas kepada
SMA Laboratorium UM. Dari jumlah angket 23, para mahasiswa untuk melakukan pengamatan ke
yang terkumpul 21 (91%) diperoleh gambaran
sekolah-sekolah yang melaksanakan lesson study
bahwa meskipun baru 1 kali diberi pembekalan
secara open class, atau (d) lesson study dimasukkan
tentang lesson study ternyata rata-rata mahasiswa dalam satu mata kuliah khusus, dengan
praktikan cukup memahami lesson study dan rata- pembobotan SKS tertentu yang wajib ditempuh
rata baru mengenal lesson study pada saat
unuk semua program pendidikan.
pembekalan di kampus. Dari hasil angket yang
Cara mengembangkan keprofesionalan guru
terkumpul dapat menggambarkan tentang
yang efektif dapat dilakukan melalui lesson study.
pemahaman mahasiswa praktikan yakni: sebanyak Lewis (2002) mengadaptasi tulisan Darling
4% mahasiswa praktikan kurang paham, 73% Hammond (1999) menjelaskan ciri-ciri pelaksana-
cukup paham dan 23% paham. Kekurang pahaman
annya lesson study dapat dilihat pada Tabel 1.
mahasiswa praktikan rata-rata pada tugas sebagai
observer dalam pelaksanaan lesson study. Sedang-
kan langkah-langkah pelaksanaan lesson study rata-
rata telah memahaminya.

Tabel 1. Ciri-ciri Pelaksanaan Lesson Study


No Ciri Keterangan
1 Melalui pengalaman Melibatkan guru dalam tugas konkrit mengajar, melakukan asesmen,
(eksperimen) dan melakukan pengamatan terhadap peserta didik.
2 Fokus pengembangan berasal Pertanyaan dan keingintahuan guru menjadi dasar pengembangan
dari guru profesi.
3 Orang yang terlibat Melibatkan pakar dari dalam dan luar sekolah.
4 Kolaborasi Memungkinkan guru berbagi pengetahuan dan pengalaman.
5 Berpusat pada realitas Mengembangkan apa yang nyata dibelajarkan, bagaimana membela-
jarkannya.
6 Berkelanjutan Pelaksanaannya berkesinambungan, tidak hanya satu kali (one shot).

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 72


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

7 Berdasarkan bukti Merespon terhadap bukti mengenai proses dan hasil belajar peserta
didik serta perkembangan dalam kegiatan pembelajaran.
8 Tidak berdiri sendiri Dikaitkan dengan aspek-aspek lain perubahan yang terjadi di sekolah.

Lesson study mampu meningkatkan pola pikir Hakekat guru adalah: (a) orang yang memiliki
guru, guru menjadi lebih kritis, lebih terbuka, lebih minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari atau
inovatif, dan memiliki semangat belajar untuk lebih menambah ilmu dan menyampaikannya pada orang
baik. Hal ini sesuai dengan salah satu isi standar lain kapan saja, (b) orang yang berbakat, mempu-
kompetensi PPL 1, bahwa mahasiswa memiliki nyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan,
kemauan untuk mengembangkan sikap kritis terha- (c) orang yang tanggungjawab, mampu merubah
dap berbagai inovasi pendidikan yang berubah dan pengetahuan, sikap, kepribadian, dan keterampilan
berkembang, berani mencoba, dan mau melakukan peserta didiknya lebih baik, (d) orang yang
inovasi di bidang penyusunan perangkat, praktik mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi
mengajar, bimbingan studi kasus kesulitan belajar kemajuan anak didiknya lebih baik, dan (e) orang
bidang studi, dan manajemen pendidikan sekolah. yang mempunyai idealisme, mau mendengarkan
keluh kesah anak didiknya dan mampu
PERAN SEKOLAH DALAM MENINGKATAN memberikan solusinya (Thoifuri, 2007). Untuk itu
PEMAHAMAN MAHASISWA PRAKTIKAN guru pamong sudah selayaknya ambil peran yang
TENTANG LESSON STUDY cukup banyak dalam memberikan bimbingan
kepada mahasiswa praktikan dalam meningkatkan
Pada tahap awal mahasiswa praktikan masuk kemampuan mengajar.
sekolah di tempat praktik, diawali dengan acara Susanto (2004) mengungkapkan bahwa stra-
serah terima dari dosen pembimbing diserahkan ke tegi pelatihan dan pembimbingan latihan mengajar
pihak manajemen sekolah (kepala sekolah), dalam perkuliahan PPL dapat diterapkan dengan
dilanjutkan dengan acara perkenalan dengan guru tiga cara, yaitu pemodelan, kerja praktik, dan
pamong dan komponen sekolah yang terkait. Pada supervisi klinis. Menurut Trilaksiani (2010)
tahap inilah sekolah yang telah menerapkan Lesson Supervisi klinis adalah suatu strategi pelatihan
Study Berbasis Sekolah (LSBS) memberikan mengajar yang memberikan kesempatan kepada
gambaran awal tentang kondisi sekolah. mahasiswa untuk berkonsultasi dengan
Untuk lebih memantapkan pemahaman maha- pembimbing mengenai: (a) komponen mengajar
siswa praktikan tentang lesson study pihak yang ingin dilatihkan atau ingin dimantapkan
manajemen sekolah memberikan tambahan penguasaannya, (b) merefleksi kelebihan dan
wawasan, dengan tujuan saat mahasiswa praktikan kekurangan dari tampilan mengajarnya, dan (3)
masuk di sekolah sudah bernuansa lesson study. memperbaiki kekurangan dan memantapkan
Mahasiswa praktikan merupakan salah satu keterampilan yang sudah dikuasai. Jika sekolah
kekuatan sekolah, maka harus diberdayakan telah menerapkan lesson study maka 3 strategi
seoptimal mungkin. Mulyasa (2010) pelatihan dan pembimbingan latihan mengajar bisa
mengungkapkan dalam mengembangkan visinya terlaksana dengan baik.
kepala sekolah harus mampu mendayagunakan Susilo dkk. (2009) mengungkapkan lesson
kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan study akan mudah dilaksanakan bila guru memiliki
internal sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat lima sikap berikut ini: (1) semangat mengkritik diri
dibagi menjadi dua kelompok, yakni: (1) kekuatan sendiri, (2) keterbukaan terhadap masukan yang
yang berhubungan dengan apa yang sedang diberikan oleh orang lain, (3) guru pelaksana lesson
berlangsung di sekolah, dan (2) kekuatan yang study mengedepankan sikap mau mengakui
berhubungan dengan klien pendidikan, yaitu latar kesalahan, (4) bersikap terbuka terhadap ide orang
belakang sosial, aspirasi keuangan, sumber-sumber lain, tidak berusaha mencari hasil pemikiran sendiri
masyarakat, dan karakteristik lingkungan. yang “asli” atau “murni” yang terpenting adalah
hasil pemikiran itu dapat menggalakkan peserta
PERAN GURU PAMONG DALAM didik untuk belajar, (5) guru mau memberi
MENINGKATKAN PEMAHAMAN LESSON masukan secara jujur dan penuh respek. Guru
STUDY pamong harus senantiasa memberikan motivasi,
bimbingan atau petunjuk kepada mahasiswa
bimbingannya tentang sikap-sikap yang harus

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 73


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dimiliki agar mampu melaksanakan lesson study Dampak ketiga, miskonsepsi mengenai lesson
dengan baik. study menurut Lewis (2002) adalah bahwa lesson study
itu (1) adalah hanya berupa kegiatan merancang
pembelajaran, (2) berarti merancang pembelajaran mulai
DAMPAK NEGATIF KURANGNYA awal. (3) berarti menulis langkah-langkah pembelajaran
PEMAHAMAN LESSON STUDY yang kaku, (4) berarti menulis rancangan pembelajaran
yang “sempurna” untuk disebarluaskan ke guru yang
Pemahaman yang kurang tepat pada suatu konsep
lain, (5) “research lesson” adalah suatu pembelajaran
akan menimbulkan berbagai hambatan dalam
oleh para ahli, dan (6) lesson study adalah suatu
pelaksanaannya. Demikian halnya dengan kebenaran
penelitian dasar. Untuk itu pemahaman konsep yang
memahami konsep lesson study. Mahasiswa praktikan
salah menimbulkan paradigma tentang lesson study yang
ataupun siapa saja yang kurang memahami dengan baik
salah pula.
konsep lesson study memiliki dampak negatif.
Dampak negatif kurangnya pemahaman lesson
study, pertama guru/calon guru, dosen/calon dosen akan PENUTUP
mengalami kesulitan dalam menerapkan lesson study.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Susilo (2005) Agar bisa melaksanakan lesson study dengan baik,
menyatakan bahwa hambatan terbesar pelaksanaan mahasiswa praktikan harus memahami apa, mengapa
lesson study adalah kurangnya pemahaman dan dan bagaimana lesson study secara benar. Lesson study
komitmen guru mengenai apa, mengapa dan bagaimana, bukan sekedar pengetahuan yang hanya dipahami tetapi
melaksanakannya serta adanya miskonsepsi harus ada tindak lanjut untuk dilaksanakan. Dalam
mengenainya. Untuk itu guru/calon guru, dosen/calon rangka meningkatkan pemahaman lesson study bagi
dosen hendaknya mendalami dengan baik tentang lesson para mahasiswa praktikan tentu diperlukan kerjasama
study, baik melalui tulisan, seminar, pelatihan atau dari beberapa pihak yang terkait, baik bari pihak
pengamatan. kampus/perguruan tinggi, pihak manajemen sekolah
Dampak kedua, kurangnya motivasi untuk maupun guru pamong. Mengingat Lesson study bukan
mengetahui lebih banyak tentang lesson study dan model pembelajaran tetapi model pelatihan guru/calon
terlibaat didalamnya. Susilo (2005) mengungkapkan guru secara berkelanjuran. Falsafah lesson study adalah
hambatan lesson study adalah komitmen guru dan dosen guru belajar agar mengajar lebih baik dan akhirnya
untuk mau mempelajari dan melakukan lesson study itu. kualitas pendidikan akan meningkat, sehingga secara
Selanjutnya dijelaskan perlu kolaborasi lebih dari dua tidak langsung telah membantu program pemerintah
orang guru atau dosen untuk dapat mulai melakukan hal dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
ini dan perlu waktu khusus setiap minggu yang
disediakan untuk melakukan lesson study.

DAFTAR RUJUKAN

Lewis, C.C. 2002. Lesson Study: A Handbook of SMA Kota Malang di FMIPA Universitas Negeri
Teacher Led Instructional Change. Philadelphia, Malang, tanggal 21 Juni 2005.
PA: Research for Better Schools. Inc. Thoifuri. 2007. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Ra-
Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: SAIL Media Group
Suatu Panduan Praktis. Bandung: Rosdakarya. Tim Lesson Study. 2007. Rambu-rambu Pelaksanaan
Susanto. 2004. Pemodelan Kerja Praktik dan Supervisi Lesson Study. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Klinis sebagai Pola Pembimbingan Efektif dalam Trilaksiani. 2010. Buku Petunjuk Teknis Praktik
Pelatihan Praktik Keterampilan Mengajar. Maka- Pengalaman Lapangan Bidang Studi Pendidikan
lah disajikan Workshop Guru Pamong Mengenai Akuntansi. Universitas Negeri Malang UPT
Pembimbingan dan Penilaian PPL, September Program Pengalaman Lapangan 2009/2010.
2004. UPT Program PPL. 2010. Buku Petunjuk Pelaksanaan
Susilo, H. dkk. 2009. Lesson Study Berbasis sekolah: Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan
Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif. Ma- Universitas Negeri Malang. Universitas Negeri
lang: Bayumedia Malang: UPT Program Pengalaman Lapangan
Susilo, H. 2005. Lesson Study: Apa dan Mengapa. 2009/2010.
Makalah disajikan Seminar dalam Workshop
Lesson Study dalam rangka persiapan Workshop
Kolaborasi FMIPA-MGMP MIPA SMP dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 74


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN PROFESI GURU MELALUI LESSON


STUDY DI SDN RAMPAL CELAKET I KOTA MALANG

Kartini

SDN Rampal Celaket I Malang

Abstrak: Pembelajaran di Sekolah Dasar memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk
watak dan karakter peserta didik, karena pendidikan di tingkatan Sekolah Dasar berlangsung paling
lama bila dibandingkan dengan pendidikan di tingkat menengah. Sementara itu guru sekolah dasar
memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk mengembangkan profesionalismenya, karena guru
Sekolah Dasar pada umumnya adalah guru kelas atau guru semi bidang studi yang memiliki jam
mengajar yang sangat padat.Untuk mengatasi hal tersebut perlu kegiatan yang bisa mengakomodasi
kebutuhan guru sekolah dasar, tanpa menyita banyak waktu (meninggalkan peserta didik). Lesson
study, merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan di tingkatan sekolah manapun termasuk di Sekolah
Dasar. Dengan kegiatan ini diharapkan guru dapat membuka wawasan tentang pembelajaran,tidak
merasa paling pintar dan senior serta yang terpenting mau untuk diamati dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Lesson study merupakan barang baru untuk Sekolah Dasar khususnya di SDN
Rampal Celaket I Malang, sehingga dalam pelaksanaannya Kepala Sekolah harus memberikan contoh,
arahan, dan penjelasan yang sangat rinci agar pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah. Lesson
study di SDN Rampal Celaket I Malang, dilaksanakan mulai dari kelas I sampai kelas 6 secara
bergiliran mulai Tahun Pelajaran 2009/2010. Pengamat Lesson study terdiri Kelapa Sekolah,guru
bidang studi (Agama, Bahasa Inggris, Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK), Olah Raga), atau guru
kelas kelas yang pada saat pelaksanaannya Lesson study siswanya sedang olah raga. Berdasarkan
angket yang dibagikan oleh Kepala Sekolah kepada guru di dapatkan kesimpulan sebagai
berikut:Seratus presen (100%) guru setuju terhadap pertanyaan yang menyatakan bahwa: (1) Lesson
study mampu memotivasi untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran; (2) Lesson study
mampu mengubah guru dalam membelajarkan peserta didik; (3) Lesson study mampu meningkatkan
profesionalisme guru; (4)Lesson study mampu menjalin komunikasi yang baik antar guru; (5) pengamat
Lesson study selalu mendapatkan pengalaman yang berharga, dengan alasan mereka dapat memperbaiki
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan setelah mengamati guru lain mengajar. Hasil angket dari
siswa menunjukkan rata-rata siswa SDN Rampal Celaket I Malang menginginkan Lesson study dapat
dilaksanakan 1-2 kali dalam satu minggu, dengan alasan kegiatan ini dapat meningkatkan kebersamaan
antar peserta didik dan memotivasi belajar.

Kata kunci: Lesson Study, Peningkatan profesi guru, motivasi belajar siswa, SDN Rampal Celaket I
Malang

Pembelajaran di Sekolah Dasar memegang Sekolah Dasar pada umumnya adalah guru kelas
peranan yang sangat penting dalam membentuk atau guru semi bidang studi yang memiliki jam
watak dan karakter peserta didik, karena pendidik- mengajar yang sangat padat. Untuk mengatasi hal
an di tingkatan Sekolah Dasar berlangsung paling tersebut perlu kegiatan yang bisa mengakomodasi
lama bila dibandingkan dengan pendidikan di ting- kebutuhan guru sekolah dasar, tanpa menyita ba-
kat menengah. Sementara itu guru sekolah dasar nyak waktu (meninggalkan peserta didik).
memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk Lesson study, merupakan kegiatan yang dapat
mengembangkan profesionalismenya, karena guru dilaksanakan di tingkatan sekolah manapun terma-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 75


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

suk di Sekolah Dasar. Dengan kegiatan ini diharap- hingga secara keilmuan serta pengalaman sudah
kan guru dapat membuka wawasan tentang pembe- tidak perlu diragukan lagi.
lajaran,tidak merasa paling pintar dan senior serta Sarana dan prasarana yang ada di sekolah
yang terpenting mau untuk diamati dalam melaksa- sudah relatif lengkap antara lain Laboratorium
nakan proses belajar mengajar. Lesson study meru- Komputer, Laboratorium Bahasa, serta Perpustaka-
pakan barang baru untuk Sekolah Dasar khususnya an yang cukup memadai, karena sekolah ini meru-
di SDN Rampal Celaket I Malang, sehingga dalam pakan gabungan dari 3 sekolah yang di regroup
pelaksanaannya Kepala Sekolah harus memberikan SDN Rampal Celaket I, II, dan III. Untuk mening-
contoh, arahan, dan penjelasan yang sangat rinci katkan profesionalisme guru, lesson study dilak-
agar pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah. sanakan sejak Tahun Pelajaran 2009/2010 sampai
Lesson study di SDN Rampal Celaket I dengan sekarang. Paparan berikut akan mengurai-
Malang, dilaksanakan mulai dari kelas I sampai kan pelaksanaan Lesson Study Berbasis Sekolah
kelas 6 secara bergiliran mulai Tahun Pelajaran yang dilaksanakan di SDN Rampal Celaket I,
2009/2010. Pengamat Lesson study terdiri Kelapa Malang. Namun sebelumnya akan diuraikan ten-
Sekolah,guru bidang studi (Agama, Bahasa Inggris, tang struktur organisasi yang ada di SDN Rampal
Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK), Olah Raga), Celaket I Malang.
atau guru kelas kelas yang pada saat pelaksanaan-
nya Lesson study siswanya sedang olah raga. STRUKTUR ORGANISASI DI SDN
Berdasarkan angket yang dibagikan oleh Ke- RAMPAL CELAKET I MALANG
pala Sekolah kepada guru di dapatkan kesimpulan
bahwa seratus presen (100%) guru setuju terhadap SDN Rampal Celaket I Malang berada di wi-
pertanyaan yang menyatakan bahwa: layah kecamatan Klojen, sehingga secara otomatis
1. Lesson study mampu memotivati untuk mela- semua kegiatan berada di bawah bimbingan Unit
kukan perubahan dalam proses pembelajaran Pelaksana Teknis Pendidikan Dasar (UPT) keca-
2. Lesson study mampu mengubah guru dalam matan Klojen. Di Kecamatan Klojen sendiri terdiri
membelajarkan peserta didik dari 7 gugus, SDN Rampal Celaket I merupakan
3. Lesson study mampu meningkatkan profe- Sekolah Inti yang berada di wilayah gugus 7.
sionalisme guru Secara orgasisasi di Sekolah Dasar tidak ada
4. Lesson study mampu menjalin komunikasi wakil Kepala Sekolah seperti Struktur Kedinasan
yang baik antar guru yang ada di SMP maupun SMA. Namun untuk me-
5. Pengamat Lesson study selalu mendapatkan mudahkan koordinasi dalam tugas sejak Tahun Pe-
pengalaman yang berharga, dengan alasan lajaran 2009/2010 di SDN Rampal Celaket I Ma-
mereka dapat memperbaiki proses pembelajar- lang dibentuk koordinator-koordinator sebagai
an yang akan dilaksanakan setelah mengamati berikut:
guru lain mengajar 1. Koordinator Kurikulum : Supriyadi, S.Pd
2. Koordinator Kesiswaan: Iwan Roelyanto, S.Pd
Berdasarkan angket siswa didapatkan kesim- 3. Koordinator Sarana Prasarana: Drs. Sutarjo
pulan sebagai berikut: Rata-rata siswa SDN Ram- 4. Koordinator Humas dan Pembina Dewan
pal Celaket I Malang menginginkan Lesson study Anak: Sugianto, Ama. Pd
dapat dilaksanakan 1-2 kali dalam satu minggu,
dengan alasan kegiatan ini dapat meningkatkan MENGENAL LESSON STUDY
kebersamaan antar peserta didik dan memotivasi
belajar. Lesson Study merupakan “Barang baru” bagi
SDN Rapal Celaket I Malang, adalah salah guru Sekolah Dasar khususnya di SDN Rampal
satu sekolah Dasar di Tengah Kota Malang, yang Celaket I Malang. Untuk memperkenalkan kegiat-
terletak di jalan Tretes Selatan 26 Malang. Sekolah an tersebut kepada para guru sekolah mengadakan
ini memiliki 13 rombongan belajar dengan jumlah workshop tentang Apa, Mengapa, dan bagaimana
siswa 485 orang dengan rincian sebagai berikut: Lesson Study pada tanggal 27 Nopember 2010.
Kelas 1 sampai dengan 5 masing-masing 2 kelas Kegiatan ini dilanjutkan dengan pembelajaran de-
dan kelas 6 terdiri dari 3 kelas. Jumlah pengajar se- ngan guru model Dra. Kartini, M.Pd. Kegiatan
banyak 26 orang dan mayoritas sudah sarjana se- Pembelajaran dilaksanakan di kelas VIB dengan
materi IPA, pada konsep Perubahan Benda. Kegiat-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 76


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

an ini ternyata mendapat sambutan yang luar biasa mereka merasa enjoy walaupun diamati teman
dari para guru maupun siswa. Hal ini terlihat dari seprofesi, tidak merasa terganggu saat mengajar.
jawaban siswa terhadap angket yang dibagikan, di Bahkan Ibu Retno Mustiningsih, S.Pd, salah satu
mana 100% menjawab pembelajaran hari itu sangat guru senior yang mengajar di kelas I SDN Rampal
menarik, dan siswa tidak merasa terganggu walau- Celaket I Malang menyatakan beliau sangat senang
pun pembelajaran saat itu diamati oleh semua guru dengan adanya kegiatan Lesson Study berbasis
yang ada si sekolah. Siswa tetap enjoy memberi- Sekolah ini karena sebenarnya hal seperti inilah
kan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dibe- yang beliau impikan sejak lama (mengajar diamati
rikan guru model. Bahkan jawaban-jawaban angket teman seprofesi dan juga Kepala Sekolah sehingga
siswa tidak beda dengan jawaban yang diberikan bisa tahu dimana kekurangannya, untuk bisa
oleh siswa SMA Laboratorium Malang yang sudah memperbaikki lagi pada pengajaran berikutnya.
mengenal Lesson Study lebih lama. Hal inilah yang Untuk guru yang masih baru, pada umumnya
memotivasi penulis untuk mengembangkan kegiat- merasa merasa nerves, bahkan kadang sampai lupa
an Lesson Study di SDN Rampal Celaket I Malang. menggunakan media yang sudah disiapkan berhari-
Foto-foto kegiatan Terlampir secara lengkap dapat hari. Ini yang dialami oleh Ibu Dian Purana Sari,
di lihat di Lampiran 1. S.Pd. Pada saat refleksi beberapa pengamat me-
nyampaikan bahwa, alangkah baiknya
IMPLEMENTASI STUDY DI SDN RAMPAL CE- pembelajaran tadi seandainya menggunakan media
LAKET I MALANG gambar yang sesuai tema yang di bahas. Nah
ternyata beliau sudah mempersiapkan, tapi karena
Setelah semua guru mengenal Lesson Study nerves lupa menggunakannya. Inilah salah salah
beserta manfaatnya, akhirnya disepakati bahwa su- manfaat Lesson Study, dengan sering diamati oleh
pervisi Kepala Sekolah dilaksanakan dalam bentuk teman lain, akan membuat kita semakin percaya
Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS). Alham- diri dan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi
dulillah kegiatan LSBS mendapat sambutan yang semakin menarik
luar biasa dari semua guru. Siswa kelas 1 sampai 6, mereka menyatakan
Permasalahan yang muncul adalah bagaimana tidak terganggu dengan adanya pengamat. Bahkan
mengatur guru model, pengamat dan moderator merasa merasa bangga pada saat pembelajaran di
dalam kegiatan Lesson Study di Sekolah Dasar? amamati oleh Bapak/Ibu guru dari kelas lain (ke-
Hal ini mengingat guru Sekolah dasar adalah guru giatan seperti ini baru merekan rasanya/temui saat
kelas dan guru semi bidang study. Untuk mengatasi ini)
hal tersebut maka pelaksanaan Lesson Study Ber-
basis Sekolah (LSBS) di SDN Rampal Celaket I HASIL ANGKET GURU TERHADAP
Malang di atur sebagai berikut: PELAKSANAAN LESSON STUDY BERBASIS
Guru model dam moderator diatur secara ber- SEKOLAH DI SDN RAMPAL CELAKET I
gantian, sehingga dalam pelaksanaannya semua MALANG
guru mendapat giliran.
Pengamat terdiri dari guru yang pada saat Berdasarkan angket yang dibagikan kepada
Lesson Study siswa sedang mengikuti pembelajaran seluruh guru didapatkan kesimpulan bahwa seratus
olahraga, agama, Seni Budaya dan Ketrampilan presen (100%) guru setuju terhadap pertanyaan
(SBK) atau Bahasa Inggris. Contoh jadwal kegiat- yang menyatakan bahwa:
an secara lengkap dapat di lihat di Lampiran 2. 1. Lesson study mampu memotivati untuk mela-
kukan perubahan dalam proses pembelajaran
2. Lesson study mampu mengubah guru dalam
HASIL REFLEKSI KEGIATAN LESSON STUDY
DI SDN RAMPAL CELAKET I MALANG
membelajarkan peserta didik
3. Lesson study mampu meningkatkan profe-
Secara umum semua guru di SDN Rampal sionalisme guru
Celaket I Malang sangat mendukung terhadap ke- 4. Lesson study mampu menjalin komunikasi
giatan Lesson Study. Kesimpulan hasil refleksi da- yang baik antar guru
pat dikelompokkan menjadi 2: 5. Pengamat Lesson study selalu mendapatkan
Untuk guru yang sudah senior pada umumnya pengalaman yang berharga, dengan alasan
menyambut baik kegiatan ini, dan pada umumnya mereka dapat memperbaiki proses pembelajar-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 77


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

an yang akan dilaksanakan setelah mengamati dengan kesadaran bersama untuk


guru lain mengajar meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Merubah sikap secara kolektif dalam satu satu-
HASIL ANGKET GURU TERHADAP PELAK- an pendidikan (hasil yang berbeda dengan mo-
SANAAN LESSON STUDY DI SDN RAMPAL CE- del pelatihan guru yang biasa dilakukan)
LAKET I MALANG sehingga mampu menjaga kesinambungan pro-
ses peningkatan kualitas guru yang pada
Berdasarkan angket yang dibagikan kepada akhirnya akan meningkatkan kualitas
siswa di dapatkan kesimpulan sebagai berikut: pendidikan nasional.
Semua siswa SDN Rampal Celaket I Malang 4. Menciptakan suasana belajar yang lebih
menginginkan Lesson study dapat dilaksanakan 1-2 bergairah dan menyenangkan, dan terjadi
kali dalam satu minggu, dengan alasan kegiatan ini interaksi yang sangat positif bagi siswa-siswa,
dapat meningkatkan kebersamaan antar peserta siswa-guru, guru-guru maupun guru dengan
didik dan memotivasi belajar. maupun pengelola sekolah. Hal inilah yang di-
harapkan menjadi pendorong terciptanya
KESIMPULAN sekolah bagi komunitas belajar (learning
community).
Kesimpulan yang dapat diperoleh dengan 5. Berani mengakui kesalahan sendiri, mem-
mengikuti kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah berikan saran yang konstruktif dengan penuh
(LSBS), adalah guru mampu dan mau: penghormatan adalah dasar yang kuat untuk
1. Membuka diri untuk memulai perbaikan secara meningkatkan kesejawatan (collegality) yang
mendasar dalam peningkatan kualitas semakin kuat. Hal inilah yang khirnya dapat
pembelajaran, yang intinya adalah bagaimana menghilangkan rasa senioritas diantara sesama
membelajarkan siswa sehingga harapannya guru.
siswa bisa belajar sebagaimana belajar. 6. Mengakui bahwa dalam diri masing-masing
Dengan membuka diri untuk menerima saran masih terdapat kekurangan, sehingga memun-
dari teman secara langsung mengakibatkan culkan tekat untuk selalu belajar dan belajar
terjadinya keberanian untuk melakukan (keinginan belajar sepanjang hayat).
perubahan dalam mengelola proses belajar
mengajar sehingga akan meningkatkan kualitas
guru.
2. Menjalin kerjasama dengan dunia luar (Baca
teman sejawat) karena kegiatan ini akan
mendorong rasa percaya diri dan saling
percaya di antara guru yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesejawatan profesi guru,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 78


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Lampiran 1.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 79


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Kegiatan plan, do, see and refleksi pada Lesson Study di SDN Rampal Celaket I Malang.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 80


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Lampiran 2
JADWAL SUPERVISI/ LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS)
Semester I SDN Rampal Celaket I Malang
Tahun Pelajaran 2010/2011

No Hari/Tgl Jam Ke Bidang Studi Kelas Pengajar Pengamat


1. Lilik Indrawati 3. Ninis W.
1. Senin, 16 Agustus 2010 2-3 IIA Iwan R
Mat 2. Retno M
1. Kartini 3. Rahayu A.
2. Rabu, 18 Agustus 2010 2-3 IA Retno M
B Ind 2. Sugianto
Rahayu A 1. M.B Krisandari 3. Mislan
3. Kamis, 19 Agustus 2010 2-3 IIIB
Mat 2. Nanik Y
1. Kartini 3. Ninis W.
4. Sabtu, 21 Agustus 2010 2-3 IIB Dian P
PKn 2. Mislan 4. Supriyadi
1. Lilik I 3. Ninis W.
5. Senin, 23 Agustus 2010 2-3 VA Purwati
IPS 2. Retno M
1. Iwan R 3. Supriyadi
6. Selasa, 24 Agustus 2010 1-2 VIA Ninis W
Mat 2. Dian P
1. Kartini 3. Rahayu A.
7. Rabu, 25 Agustus 2010 1-2 IB Lilik I
Mat 2. Sugianto
1. M.B Krisandari 3. Mislan
8. Kamis, 26 Agustus 2010 1-2 Agama IIIA Si Pujiarti
2. Nanik Y 4. Sugianto
B Ind 1. Kartini 3. Iim F
9. Jumat, 27 Agustus 2010 2-3 VIC Mislan
2. Purwati
BY 3. Kartini 3. Ninis W.
10. Sabtu, 28 Agiustus 2010 1-2 VB
SBK Kartika S 1. Mislan 4. Supriyadi
1. Lilik I 3. Ninis W.
11. Senin, 20 September 2010 2-3 IIIB Sugianto
Mat 2. Retno M
MB 1. Iwan R 3. Supriyadi
12. Selasa, 21 September 2010 2-3 IVB
B Ind Krisandari 2. Dian P
1. Kartini 3. Rahayu A.
13. Rabu, 22 September 2010 2-3 Mat VIB Supriyadi 2. Sugianto
1. M.B Krisandari 4. Sugianto
14. Kamis, 23 September 2010 1-2 VIB Eko 2. Nanik Y 5. Supriyadi
B. Ing 3. Mislan
1. Iwan R
15. Selasa, 28 September 2010 1-2 B Ind VB Iim F 2. Dian P
3. Supriyadi
1. Kartini
16. Rabu, 29 september 2010 1-2 Mat IVA Nanik Y 2. Sugianto
3. Rahayu A

Malang, 4 Agustus 2010


Kepala Sekolah,

Dra. Kartini, M.Pd


NIP 19630919 198902 2 002
Catatan.
A. Ibu/Bapak Guru yang namanya tercantum dalam jadwal mohon segera mempersiapkan segala kebutuhan
untuk proses pembelajaran yang meliputi:
1. Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)
2. Assesmen Penilaian
3. Work Sheet yang dipergunakan (Bila diperlukan)
B. Kepada Ibu/bapak Pengamat mohon bisa meluangkan waktu, agar kegiatan Supervisi dalam bentuk Lesson
Study Berbasis Sekolah (LSBS) dapat berjalan lancar
C. Atas perhatian disampaikan terimakasih

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 81


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENULISAN KARYA


ILMIAH MELALUI “RESEARCH LESSON”
DALAM LESSON STUDY

Lia Yuliati

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Salah satu aspek kompetensi guru yang cukup penting adalah kemampuan mengembangkan
diri secara berkelanjutan dalam kompetensi kepribadian. Pengembangan diri ini dapat dilakukan dengan
pengembangan kemampuan diri dalam mengkomunikasikan gagasan dan pengalamannya dalam forum
ilmiah, baik dalam lisan maupun tertulis. Kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan pengalaman
dalam bentuk tertulis dituangkan dalam penulisan karya ilmiah. Kemampuan menulis karya ilmiah
berkembang melalui lesson study yang dikolaborasi dengan penelitian tindakan kelas. Tema penelitian
ditentukan dalam research lesson yang juga merupakan permasalahan penelitian. Hasil lesson study
yang dikolaborasi dengan PTK memberi peluang bagi guru dan pendidik lainnya untuk
mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah.

Kata kunci: lesson study, menulis karya ilmiah, penelitian tindakan kelas, research lesson.

Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Kompetensi guru yang ditetapkan


Pendidikan Nasional, telah merumuskan standar Kepmendiknas tercantum dalam Penjelasan
kompetensi guru yang diarahkan pada peningkatan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang
kualitas guru dan pola pembinaan guru yang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
terstruktur dan sistematis. Standar kompetensi guru Kompetensi pedagogik yaitu merupakan
tersebut diartikan sebagai suatu ukuran yang kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang
ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan
penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta
bagi seorang guru agar berkelayakan untuk didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d)
menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan
kualifikasi, dan jenjang pendidikan. pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f)
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan potensi yang dimilikinya.
bertindak (Pusat Kurikulum, 2002; Siskandar, Kompetensi profesional merupakan
2003). Kompetensi bersifat personal dan kompleks kemampuan penguasaan materi pembelajaran
serta merupakan kesatuan yang utuh yang secara luas dan mendalam yang meliputi: (a)
menggambarkan potensi, pengetahuan, konsep, struktur, dan metoda
keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren
seseorang yang terkait dengan profesi tertentu dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar
diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-
untuk menjalankan profesi tersebut (Depdiknas, konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
2003). (e) kompetisi secara profesional dalam konteks

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 82


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya menulis guru. Selain itu, belum tumbuh budaya
nasional. menulis di sekolah. Hal ini dapat terlihat dari
Kompetensi sosial yaitu merupakan kemam- proses pembelajaran yang jarang mampu
puan pendidik sebagai bagian dari masyarakat merangsang murid agar tergerak untuk menulis.
untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) Atau paling tidak guru mau mengintegrasikan
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi kegiatan menulis dengan mata-mata pelajaran.
secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan Kegiatan atau tugas tulis menulis lebih banyak
peserta didik, sesama pendidik, tenaga dibebankan pada guru Bahasa Indonesia.
kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. kesulitan menulis karya ilmiah. Salah satunya
Kompetensi kepribadian yaitu merupakan melalui research lesson dalam lesson study.
kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) Research lesson adalah rencana pelaksanaan
stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) pembelajaran (RPP) yang ditulis berdasarkan hasil
berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi kolaborasi dengan guru lain, pelaksanaan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) pembelajaran oleh guru model yang diamati guru
mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) lain, pembahasan pembelajaran dalam sesi refleksi,
mengembangkan diri secara berkelanjutan. perbaikan RPP, pelaksanaan pembelajaran
Salah satu aspek kompetensi yang cukup pen- kembali, dan pelaporan. Makalah ini akan
ting adalah kemampuan mengembangkan diri membahas upaya pengembangan kemampuan
secara berkelanjutan dalam kompetensi menulis karya ilmiah melalui kegiatan lesson study
kepribadian. Pengembangan diri ini dapat dengan fokus pembahasan pada research lesson.
dilakukan dengan berbagai cara, salah satu
diantaranya adalah pengembangan kemampuan diri KEMAMPUAN PENULISAN KARYA ILMIAH
dalam mengkomunikasikan gagasan dan
pengalamannya dalam forum ilmiah, baik dalam Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah
lisan maupun tertulis. Kemampuan laporan tertulis dan dipublikasikan yang
mengkomunikasikan gagasan dan pengalaman memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
dalam bentuk tertulis dituangkan dalam penulisan telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
karya ilmiah. dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
Berbagai kendala dialami ketika seseorang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan
hendak menuangkan gagasan dan pengalamannya (Firman, 2004). Jenis-jenis karangan ilmiah
dalam bentuk tertulis. Pada guru, kendala guru diantaranya adalah laporan penelitian, makalah
menulis karya ilmiah tersebut berdampak pada ba- seminar atau simposium, artikel jurnal, yang
nyaknya guru yang tertahan pangkat/golongannya semuanya itu merupakan produk dari kegiatan
pada level IV/a. Berdasarkan data Nomor Unik ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi yang
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) terkandung dalam karya ilmiah tersebut menjadi
Desember 2009, ada 569,611 orang guru yang acuan atau referensi bagi ilmuwan lain dalam
bergolongan IV-A dan hanya 13.773 orang guru melaksanakan penelitian atau pengkajian
bergolongan Ivb. Sementara itu, guru yang selanjutnya.
bergolongan III-D sebanyak 311.283 orang dan Suatu karya ilmiah akan diakui keberadaan-
dalam waktu dekat akan naik pangkat ke golongan nya jika dipublikasikan dalan forum ilmiah atau
IV-A. Banyaknya guru bertahan di golongan media publikasi tertulis seperti jurnal atau majalah
tertentu (4a) karena untuk naik ke 4b guru ilmiah. Sistematika penulisan karya ilmiah bersifat
diwajibkan membuat karya ilmiah berupa laporan fleksibel dan beragam, dalam arti bergantung pada
hasil penelitian. permintaan penerbit atau penyelenggaran forum
Indikator lain yang menunjukkan kesulitan ilmiah. Secara umum, karya ilmiah mencakup
guru dalam menulis karya ilmiah adalah jumlah jawaban dari pertanyaan-pertanyan berikut: Apa
penerbitan buku yang ditulis oleh guru relatif masih yang menjadi masalah?; kerangka acuan teoritik
kurang dibandingkan dengan jumlah guru ada apa yang digunakan untuk memecahkan masalah?;
sekitar 2,7 juta orang. Kurangnya jumlah bagaimana cara yang telah dilakukan untuk
penerbitan tersebut bagaimanapun sedikit- memecahkan masalah tersebut?; apa yang
banyaknya berkorelasi dengan kemampuan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 83


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

ditemukan?; dan makna apa yang dapat diambil Research lesson adalah rencana pelaksanaan
dari temuan tersebut? pembelajaran (RPP) yang ditulis berdasarkan hasil
Seorang penulis atau seorang peneliti yang kolaborasi dengan guru lain, pelaksanaan pembela-
hendak membuat tulisan, agar mampu melakukan jaran oleh guru model yang diamati guru lain, pem-
kegiatan menulis dengan baik, diperlukan bekal bahasan pembelajaran dalam sesi refleksi, perbai-
yang memadai. Marahimin (2001) menyebut kan RPP, pelaksanaan pembelajaran kembali, dan
seorang penulis harus mengetahui beberapa hal pelaporan.
yang berkaitan dengan petunjuk umum yang harus Research lesson merupakan rencana peneli-
dikuasai, sebelum penulis itu memilih bentuk tian dapat dibangun dalam format tiga kolom. Ko-
tulisan yang akan diselesaikannya. Agar kegiatan lom pertama berisi langkah-langkah rinci tentang
menulis ini lancar, tanpa kendala yang berarti, pelajaran disertai dengan kegiatan belajar (dengan
maka seorang penulis harus memiliki bekal, yaitu perkiraan waktu yang dialokasikan untuk setiap
1) keinginan untuk membaca karena mrmbaca kegiatan), pertanyaan-pertanyaan guru, dan respon
adalah sarana utama menuju keterampilan menulis; siswa yang diantisipasi. Kolom kedua menjelaskan
2) memiliki latar belakang informasi dari materi kegiatan dukungan guru selama pelajaran. Kolom
yang akan ditulis; 3) memiliki gambaran seorang ketiga memberikan penilaian selama pembelajaran.
yang sempurna ibarat bulatnya bola (Well-rounded Untuk memudahkan pencatatan oleh pengamat,
Man); 4) memiliki kepekaan bahasa dan kepekaan denah tempat duduk siswa disatukan dengan ren-
terhadap subtansi atau materi. Kepekaan terhadap cana pembelajaran.
bahasa ialah peka terhadap hal-hal yang Pada saat melaksanakan lesson study, tim les-
menyangkut bentuk tulisan, paragraph, kalimat, arti son study memilih tema penelitian sesuai tujuan
kata, arti kiasan, bunyi kata, diksi dan lain-lain, pembelajaran yang disusun pada RPP. Tim kemu-
sedangkan kepekaan subtansi atau materi dian menentukan fokus penelitian tentang upaya
menyangkut isi tulisan; dan 5) menghindari tiga mencapai tujuan tersebut dan upaya-upaya yang
perasaan, yaitu rasa cepat puas, sikap ingin menang akan dilakukan. Pertanyaan krusial yang dapat dia-
sendiri dan cepat putus asa. jukan pada tahap ini adalah: What do we want stu-
dents to know and be able to do when this lesson is
“RESEARCH LESSON” DALAM LESSON STUDY concluded?

Lesson study merupakan salah satu strategi IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN


pengembangan profesional pendidik/guru. Kelom- KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAH
pok pendidik mengembangkan pembelajaran se- MELALUI LESSON STUDY
cara bersama-sama dan menentukan salah satu guru
untuk melaksanakan pembelajaran tersebut, se- Upaya pengembangan kemampuan menulis
dangkan guru lainnya mengamati belajar peserta karya ilmiah dalam lesson study dilakukan dapat
pendidik selama pembelajaran berlangsung. Pada difokus pada 2 hal yaitu penulisan pengalaman
akhir kegiatan, pendidik tersebut berkumpul dan melaksanakan lesson study dan penulisan laporan
melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran dikolaborasi dengan lesson study. Penulisan
berikutnya berdasarkan hasil diskusi (Richardson, pengalaman melaksanakan lesson study dilakukan
2004). dengan pembimbingan antar sejawat antar guru
Kegiatan lesson study merupakan suatu stra- atau dengan pembimbingan dari tim pendam-
tegi pembinaan profesi pendidik secara terencana pingan. Proses pembimbingan dilakukan secara
dan berkelanjutan melalui prinsip-prinsip kolegali- bertahap pada seluruh aspek kemampuan menulis
tas, mutual learning, dan learning community. Les- karya ilmiah.
son study merupakan siklus kegiatan kelompok Penulisan karya ilmiah melalui pelaporan
pendidik yang bekerja bersama dalam menentukan penelitian dapat dilakukan dengan kolaborasi PTK
tujuan pembelajaran, melakukan “research les- dan Lesson study. PTK dan lesson study merupa-
sons,” dan secara berkolaborasi mengamati, men- kan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengem-
diskusikan dan memperbaiki pembelajaran tersebut bangkan profesionalisme guru. Ada beberapa
(Lewis, 2002). Gambar 1 menunjukkan siklus persamaan antara PTK dan lesson study, yaitu 1)
dalam lesson study. PTK dan LS dilakukan dengan menggunakan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 84


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

siklus, terencana dan berulang; 2) PTK dan LS dengan menyesuaikan kegiatan dan waktu yang
dilaksanakan guru untuk memperbaiki dan akan dilakukan. Permasalahan pada PTK dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. dijadikan research lesson dalam lesson study.
Kolaborasi PTK dan lesson study dilakukan

2. Research Lesson
Salah satu pendidik melaksanakan
pembelajaran berdasarkan desain
yang telah disusun, sedangkan pen-
didik lain mengamati dan mengum-
pulkan data tentang belajar, berpikir,
perilaku peserta pendidik dan lain-
nya.

1. Identifikasi dan 3. Diskusi


Perencanaan Tujuan
Mengidentifikasi tujuan Menganalisis data yang
belajar peserta pendidik dan dikumpulkan pada saat
Merencanakan desain research lesson secara
pembelajaran, yang meliputi bersama-sama
“research lesson”yang diamati
secara berkolaborasi

4. Konsolidasi belajar
Menulis laporan yang mencakup
perencanaan pembelajaran, data
peserta pendidik hasil
pengamatan, dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan.
Jika diperlukan pendidik
memperbaiki dan mengulang
kembali pembelajaran.

Gambar 1. Skema Siklus dalam Lesson Study

Tabel 1. Penjadwalan PTK Berbasis Lesson Study


Lesson Study I PTK (Siklus 1) Kegiatan PTK berbasis Lesson Study
Plan Perencanaan I Mengidentikasi masalah awal
Menyusun perangkat pembelajaran (RPP, LKS,lembar obser-
vasi, alat tes ) untuk beberapa pertemuan (disesuaikan dengan
kebutuhan dan materi ajar)
Do-See-refleksi Tindakan I, Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 1
Do-See-refleksi Observasi I Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 2
Evaluasi I Postes siklus 1
Refleksi 1 Temuan siklus 1

Lesson Study II PTK (Siklus 2) Kegiatan PTK berbasis Lesson Study


Plan Perencanaan II Mengidentikasi masalah berdasarkan temuan siklus 1
Menyusun perangkat pembelajaran (RPP, LKS,lembar
observasi, alat tes ) untuk beberapa pertemuan (disesuaikan
dengan kebutuhan dan materi ajar)

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 85


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Do-See-refleksi Tindakan II, Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 3


Do-See-refleksi observasi II dan Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 4
Evaluasi II Postes siklus 2
Refleksi I1 Temuan siklus 2
Perencanaan PTK dilakukan pada tahap plan
pada lesson study. Pada saat plan lesson study di- KESIMPULAN
rancang perangkat pembelajaran (RPP, LKS,
lembar observasi dan soal tes) untuk siklus PTK. Lesson study merupakan wahana
Pada saat Do-See lesson study dilakukan pengembangan perofesionalisme guru, khususnya
pelaksanaan tindakan dan observasi PTK. Contoh kemampuan menulis karya ilmiah. Dalam upaya
penjadwalan PTK berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan meneliti, lesson study
dilihat pada tabel 1. dapat dikolaborasi dengan penelitian tindakan
Kolaborasi PTK dan lesson study memberi kelas. Tema penelitian dapat ditentukan dalam
peluang pada guru atau pendidikan lainnya untuk research lesson yang juga merupakan permasalahan
mengembangkan kemampuan menulis karya penelitian. Hasil lesson study yang dikolaborasi
ilmiah. Pada guru, melalui karya ilmiah hasil kola- dengan PTK memberi peluang bagi guru dan
borasi PTK dan lesson study diharapkan akan pendidik lainnya untuk mengembangkan
mengurangi kesulitan guru dalan naik pangkat kemampuan menulis karya ilmiah.
sehingga profesionalisme akan terus menerus ber-
kembanga secara berkelanjutan.

DAFTAR RUJUKAN

Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Richardson, J. 2004. Lesson study: Teacher learn how
Teacher-Led Instructional Change. Philedel- to improve instruction. National Staff Devel-
phia, PA: Research for Better School, Inc. opment Council (NSDC) (tersedia
Rahayu, S. 2006. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran http://www.nsdc.org).
dengan Lesson study. Makalah. Disajikan dan Susilo, H., Chotimah, H., Joharmawan, R., Jumiati,
Workshop Lesson study yang diselenggarakan sari, Y.D. & Sunarjo. 2009. Lesson Study Ber-
oleh FMIPA Universitas Negeri Malang, 6 basis Sekolah. Malang; Bayumedia Publishing.
April 2006.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 86


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENDUKUNG DAN KENDALA DALAM


MENYELENGGARAKAN LESSON STUDY
DI KABUPATEN FLORES TIMUR

Lilis Ika Herpianti Sutikno

SMP Negeri 2 Nekamese, Kab. Kupang, Nusa Tenggara Timur

Abstrak: Perlu kita tahu peranan dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik dalam hal meningkatkan
mutu pendidikan dirasa semakin berat. Oleh karena itu Pemerintah berupaya untuk menyiapkan pro-
gram – program yang dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing dari para tenaga pendidik yang
ada di setiap daerah, termasuk di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur.

Kabupaten Flores Timur terletak pada 8º04’ LS - 8º40’ LS dan 122º38’ BT - 123º57’ BT, beriklim tro-
pis dengan musim kemarau yang panjang rata-rata (8-9) bulan dan musim hujan yang relatif singkat
rata-rata (2-3). Dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara: Laut Flores, Sebelah Selatan: Laut
Sawu, Sebelah Timur: Kabupaten Lembata, Sebelah Barat: Kabupaten Sikka dengan luas wilayah:
5.983.38 km2. Luas Kabupaten Flores Timur terdiri dari: Luas daratan: 1.812.85 km (31%) dan Luas
lautan: 4.170.53 km2 (69%), secara umum untuk luas daratan terdiri dari: Flores Timur daratan:
1.066.87 km2 (58.85%), Pulau Solor: 226.34 km2 (12,48%), Pulau Adonara: 519.64 km2 (28,67%).
Kabupaten Flores Timur memiliki 18 kecamatan, 17 kelurahan dan 209 desa serta memiliki 10 jenis
persekolahan yang terdiri dari SD/MI 285 Sekolah, dengan jumlah guru semuanya 2669 yang berijazah
S1 hanya 111 guru. SMP/MTs 64 Sekolah, dengan jumlah guru semuanya 963 yang berijazah S1 hanya
33 guru. SMA/MA 19 Sekolah, dengan jumlah guru semuanya 414 yang berijasah S1 jumlah 218 guru,
dan berijasah S2 15 guru, dan SMK 7 Sekolah, dengan jumlah guru semuanya 150 guru yang berijasah
S1 jumlahnya 120 guru. Dengan gambaran singkat diatas menunjukkan bahwa di kabupaten Flores
Timur Guru profesional sangat kurang hal ini membuat pendidikan di kabupaten Flores Timur kurang
mendapatkan perhatian dari Departemen Pendidikan di Jakarta, ironis sekali di salah satu sekolah
bahkan dijumpai dalam rombongan kelas 9 belum fasih berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
bagaimana bisa meningkatkan mutu pendidikan jika hal ini terjadi di sekolah menengah pertama?, se-
mentara soal ujian nasional semuanya menggunakan bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempur-
nakan.

Dari data diatas, LPMP NTT peduli terhadap peningkatan sumber daya dan kompetensi dari guru
dalam pembelajaran di kelas melalui kegiatan bimtek Lesson Study, kami berharap di kabupaten Flores
Timur akan mengalami peningkatan kompetensi guru dalam mendidik dan mengajar menggunakan les-
son study yang maknanya adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembela-
jaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip kolegalitas dan mutual learning. Den-
gan lesson study bukan saja dapat meningkatkan kompetensi guru melainkan juga dapat mendongkrak
mutu kelulusan di kabupaten Flores Timur, serta sejalan dengan tuntutan Guru yang profesional dalam
mengembangkan pembelajaran di kelas, karena itu akses program perlu samapi ke desa kecil dan ter-
pencil sekalipun, walau harus menempuh kedaerah tersebut dengan menggunakan perahu kecil yang

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 87


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

membelah lautan dua kali dari Kota Larantuka (ibu kota kabupaten) menuju ke desa tersebut. Dengan
adanya program Bimtek Lesson Study, maka para guru mampu dan dapat melaksanakan lesson study
sesuai spesifikasi bidang yang diampu.

Mengingat pentingnya melaksanakan Lesson Study untuk guru maka diperlukan adanya sosialisasi
kegiatan ini sampai ke Flores Timur tempat dimana Gubernur NTT (Drs. Frans Leburaya) dilahirkan.
Target bimbingan kami ambil contoh di SMP Negeri 1 Larantuka, yang terletak di jantung kota Laran-
tuka Jalan Basoeki Rahmat Kelurahan Pukentobi Wangibao Larantuka, dan MTs Negeri Lamakera,
Jalan raya Lamakera, Desa Watobuku, Solor Timur, dimana kedua sekolah tersebut sama sekali belum
pernah mendengar istilah lesson study yang terdiri dari tiga komponen yaitu Plan (perencanaan), Do
(pelaksanaan), See (refleksi). SMP Negeri 1 Larantuka memiliki 267 siswa, 45 guru, dan berpendidikan
S1 berjumlah 18 guru, yang telah tersertifikasi 5 guru. Sedangkan MTs Negeri Lamakera memiliki 74
siswa, 9 guru, dan berpendidikan S1 berjumlah 8 guru, yang telah tersertifikasi 1 orang.

Konsep pembelajaran yang diterapkan di kedua sekolah tersebut adalah konsep pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi. Dimana guru mengajar didepan kelas sambil
berceramah / bercerita dan murid mendengarkan dengan seksama. Kedua sekolah yang kami kunjungi
semua menggunakan metode pembelajaran seperti diatas. Hal ini membuat siswa tidak aktif dalam
belajar, siswa menjadi pasif dan mendengarkan saja. Dari pihak guru tidak diketahui siswa mana yang
aktif dan siswa mana yang pasif, pembelajaran seperti ini hanya satu arah dan berpusat pada guru saja.
Pembelajaran seperti ini mematikan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal ini membuat
prestasi belajar anak turun.

Dengan pembelajaran menggunakan Lesson Study hal seperti diatas dapat diminimalisir, dan membuat
siswa menjadi aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran di kelas. Dengan Lesson Study
menumbuhkan keberanian anak untuk menyampaikan pendapat dimuka kelas. Bagi guru
menumbuhkan kreatifitas juga lebih inovatif dalam menyampaikan materi di kelas.

Adapun beberapa manfaat Lesson Study bagi guru adalah: (1) Guru semakin percaya diri, hal itu terjadi
karena semakin banyak observer berarti akan semakin banyak masukan yang di dapat. Dampaknya,
akan semakin sempurna rencana pembelajaran tersebut. (2) Mendewasakan profesi guru, adanya saran
dan kritik dari teman sejawat akan semakin memperkaya wawasan dan ilmu yang dimiliki. (3) Tidak
canggung saat diamati, semakin sering bergabung pada kegiatan Lesson Study maka guru tersebut akan
semakin banyak ilmu. (4) Tumbuhnya rasa kesejawatan yang tinggi diantara guru. Semakin sering
mengikuti kegiatan lesson study, semakin mendorong guru untuk selalu belajar dan diskusi bersama
dalam mewujudkan cita-cita menjadi guru yang profesional. (5) Memperkaya wawasan model
pembelajaran inovatif.

Lesson Study bermanfaat sangat besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Nusa Tenggara Timur
khususnya Kabupaten Flores Timur maka dengan semangat juang Raden Ajeng Kartini saya
mengembangkan Lesson Study ini sampai ke Kabupaten Flores Timur, semoga bermanfaat untuk
peningkatan Etos kerja di bidang pendidikan, juga mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.

Kabupaten Flores Timur terletak pada 8º04’ Luas daratan: 1.812.85 km (31%), Luas lautan:
LS - 8º40’ LS dan 122º38’ BT - 123º57’ BT, 4.170.53 km2 (69%). Secara umum untuk luas
beriklim tropis dengan musim kemarau yang daratan terdiri dari: Flores Timur daratan: 1.066.87
panjang rata-rata (8-9) bulan dan musim hujan km2 (58.85%), Pulau Solor: 226.34 km2 (12,48%),
yang relatif singkat rata-rata (2-3) bulan. Pulau Adonara : 519.64 km2 (28,67%).
Batas Kabupaten Flores Timur adalah sebagai Wilayah Administrasi Pemerintahan terdiri
berikut, Sebelah Utara: Laut Flores, Sebelah dari: 18 Kecamatan, 17 Kelurahan, dan 209 Desa.
Selatan: Laut Sawu, Sebelah Timur: Kabupaten Kabupaten Flores Timur terdapat 10 jenis
Lembata, dan Sebelah Barat: Kabupaten Sikka. persekolahan yaitu:
Luas Wilayah Kabupaten Flores Timur 1. TK / RA (Data tidak di ketahui)
keseluruhan adalah 5.983.38 km2, yang terdiri dari:

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 88


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

2. SD / MI / SDLB yang terdiri dari SD/MI 285


Sekolah, dengan jumlah guru semuanya 2669
(rata-rata satu sekolah mendapat 9 Guru)
sedang yang berijazah S1 hanya 111 guru.
3. SMP/MTs 64 Sekolah, dengan jumlah guru
semuanya 963 yang berijazah S1 hanya 33
guru.
4. SMA/MA 19 Sekolah, dengan jumlah guru
semuanya 414 yang berijasah S1 jumlah 218
guru, dan berijasah S2 15 guru.
5. SMK 7 Sekolah, dengan jumlah guru
semuanya 150 guru yang berijasah S1
jumlahnya 120 guru.
Dengan gambaran singkat diatas
menunjukkan bahwa di kabupaten Flores Timur
Guru profesional sangat kurang hal ini membuat
pendidikan di Kabupaten Flores Timur kurang
mendapatkan perhatian dari Departemen
Pendidikan di Jakarta, ironis sekali di salah satu Perjalanan menuju MTs Negeri Lamakera dimulai
sekolah bahkan dijumpai dalam rombongan kelas 9 dengan menumpang perahu dari Larantuka menuju ke
belum fasih berbahasa Indonesia dengan baik dan Tobilota, di dalam perahu kami berdesak-desakkan
benar, bagaimana bisa meningkatkan mutu dengan ikan hasil tangkapan nelayan yang akan di
pendidikan jika hal ini terjadi di sekolah menengah olah menjadi ikan kering. Agar tidak mabuk laut saya
pertama?, sementara soal ujian nasional semuanya pindah di dek perahu yang atasnya memuat sepeda
menggunakan bahasa Indonesia menurut ejaan motor penumpang di bawah.
yang disempurnakan.

SASARAN

Kami memilih 2 sekolah, SMP Negeri di


Kota Larantuka (Ibukota FloresTimur), dan satu
Madrasah Negeri di Desa terpencil, jarak kedua
sekolah ini dipisahkan oleh dua lautan (Dari
Larantuka menuju Tobilota menumpang perahu
dengan kendaraan sepeda motor dimuat dalam
perahu agar memudahkan saya dalam perjalan
darat dari Waewerang Timur menuju Waewerang
Barat berjarak kurang lebih 35 Km, dan saya
menempuh perjalanan tersebut dengan ojek yang
saya tumpangi dari Kota Larantuka), sesampainya
di Waewerang barat kami masih menunggu perahu
kecil yang membawa saya sampai ke Desa
Watobuku Lamakera Solor Timur perjalanan yang
sungguh sangat melelahkan sekaligus Kendaraan kami diturunkan dari perahu, dan siap meng-
menyenangkan. antar saya lewat jalan darat dengan kendaraan ojek saya
menuju Waewerang Barat, yang berjarak kurang lebih
35 Km, dengan jalan sempit, licin serta di guyur oleh
hujan rintik-rintik di sepanjang perjalan.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 89


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Alasan saya memilih SMPN 1 Larantukan


karena Kepala SMPN 1 Larantuka adalah ketua
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS),
sehingga Kegiatan Lesson Study nantinya dapat
disampaikan kepada rekan-rekan kepala sekolah di
Kabupaten Flores Timur.
1. Keadaan di SMP Negeri 1 Larantuka
Potensi di lingkungan sekolah yang
mendukung program kegiatan belajar mengajar
adalah: Lingkungan yang tenang, Sarana air yang
memadai, Lingkungan/halaman dan tanaman
sekolah yang indah, bersih dan hijau, Berada di
pusat Kota Larantuka (Ibukota Flores Timur).

Perjalanan darat saya berakhir di Waewerang, dan saat-


nya saya naik perahu lagi menuju Ke Desa seberang
(Desa Watobuku Lamakera).
Seperti inilah perjalan saya dari Waewerang menuju
Desa Watobuku, Lamakera, Solor Timur. Perjalanan me-
nuju Desa Watobuku hanya dapat ditempuh dengan pe-
rahu kecil saja, dan harus menunggu hingga 2 jam lama-
nya, karena tidak pengalaman naik perahu kecil, saya
terjatuh saat hendak naik perahu (sungguh pengalaman
yang luar biasa indah dan tidak akan pernah terlupakan!).

Sekolah yang saya kunjungi tersebut adalah ;


1. SMP Negeri 1 Larantuka Suasana asri di lingkungan sekolah SMPN 1 Larantuka,
Jalan Basoeki Rahmat Kelurahan Pukentobi Flores Timur
Wangibao Foto dari kiri ke kanan; Pak Fransiskus Ndolu, Dra. Lilis
Larantuka - Flores Timur. I.H.Sutikno, SH, Drs. Arnoldus A. Langoday (Kepala
Sekolah), dan Bapak Wilibrodus Konstantinus
2. MTs Negeri Lamakera
Wungbelen, S.Pd (Ka Ur Kurikulum).
Jalan Raya Lamakera, Desa Watobuku, Solor
Timur.

Keadaan Guru / Tenaga Pendidik


No Ijazah tertinggi Status Kepegawaian
Jumlah Guru Tetap Jumlah Guru Tidak Tetap
1 S3 / S2 - -
2 S1 / D4 16 2
3 D3 12 1
4 Sarjana Muda - -
5 D2 3 -
6 D1 / PGSLP 11 -
7 SLTA - -
Jumlah 42 3

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 90


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Keadaan Siswa (3 Tahun terakhir)


No Keadaan Siswa Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah seluruh
Pelajaran (Orang) (Orang) (Orang) siswa
2007-2008 226 219 190 635
1 Jumlah siswa 2008-2009 267 235 184 686
2009-2010 267 284 174 689
2007-2008 6 6 6 18
2 Jumlah rombongan 2008-2009 6 6 6 18
belajar 2009-2010 6 7 6 19

Profil Tamatan (3 Tahun terakhir)


No Tahun % Rata-rata NEM Siswa yang
Pelajaran Kelulusan BINDO BING MAT IPA melanjutkan
ke SLTA (%)
1 2007 / 2008 44,21 7,02 4,22 4,38 5,04 99,45
2 2008 / 2009 75,18 7,48 5,66 4,66 5,74 99,68
3 2009 / 2010 97,70 7,32 5,84 4,76 5,85 99,80

Kondisi Orang Tua Siswa


 Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 201 = 29,17%
2 TNI / POLRI 46 = 5,45%
3 Karyawan Swasta 113 = 13,38%
4 Petani 374 = 39,57%
5 Pedagang / Swasta 82 = 9,71%
6 Nelayan 69 = 8,17
7 Lain – lain -
 Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (%)
1 SD 48
2 SLTP 22
3 Perguruan Tinggi 4

2. Keadaan MTs Negeri Lamakera dai, Lingkungan/halaman sekolah yang bersih, Ber-
Potensi di lingkungan sekolah yang mendu- ada di pesisir pantai Desa Watobuku, Lamakera
kung program kegiatan belajar mengajar adalah: Pulau Solor Timur.
Lingkungan yang tenang, Sarana air yang mema-

Keadaan Guru / Tenaga Pendidik


No Ijazah tertinggi Status Kepegawaian
Jumlah Guru Tetap Jumlah Guru Tidak Tetap
1 S3 / S2 - -
2 S1 / D4 6 -
3 D3 - 1
4 Sarjana Muda - -
5 D2 - -
6 D1 / PGSLP 1 -
7 SLTA - -
Jumlah 7 1

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 91


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Keadaan Siswa (3 Tahun terakhir)


No Keadaan Siswa Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Pelajaran (Orang) (Orang) (Orang) seluruh siswa
2007-2008 28 24 24 76
1 Jumlah siswa 2008-2009 24 29 20 73
2009-2010 24 20 30 74
Jumlah rombongan 2007-2008 1 1 1 3
2 belajar 2008-2009 1 1 1 3
2009-2010 1 1 1 3

Profil Tamatan (3 Tahun terakhir)


No Tahun Pelajaran % Kelulusan
1 2007 / 2008 40,00
2 2008 / 2009 43,33
3 2009 / 2010 90,00

PERMASALAHAN menanggani masalah bahasa daerah di lingkungan


sekolah.
Kedua sekolah yang saya kunjungi belum
pernah sama sekali mendengar kata Lesson Study/
istilah Lesson Study, hal ini sungguh membuat TUJUAN
saya bekerja ektra keras untuk memperkenalkan Adapun tujuan dari kegiatan Bimtek Lesson
model pembelajaran dari Negara Jepang yang Study yang saya laksanakan di Kabupaten Flores
merupakan sebuah gerakan pendidikan yang Timur adalah untuk:
dilakukan para guru dimaksudkan untuk Meningkatkan kemapuan Guru dalam proses
mengimplementasikan ”pengajaran berpusat pada belajar mengajar;
siswa” Menyampaikan informasi yang bersifat
Sekolah-sekolah di Kabupaten Flores Timur formal tentang pentingnya Lesson Study dalam
masih menggunakan pembelajaran individual, di- kegiatan pembelajaran di kelas untuk semua mata
mana siswa duduk sendiri-sendiri dan guru berdiri pelajaran;
di depan kelas sambil bercerita (ceramah berva- Sebagai Quality Assurance agar Program
riasi), seperti gambar di bawah ini suasana Bimtek lesson study dapat dilaksanakan sesuai sa-
pembelajaran di MTs Negeri Lamakera, Desa sarannya, dan dapat dikembangkan dalam wadah
Watobuku, Solor Timur. Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah
Untuk merubah pola pembelajaran ber Lesson Guru Mata Pelajaran (MGMP), serta melalui Mu-
Study memerlukan komitmen dari stake holder syawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat
yang ada. Di MTs Negeri Lamakera masih 90% Kabupaten Flores Timur.
dijumpai siswa tidak fasih menggunakan bahasa Meningkatkan mutu pendidikan dengan
Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini menjadi mendongkrak angka kelulusan
kendala tersendiri bagi rekan-rekan guru yang tidak
berasal dari daerah/Desa tersebut, dalam menyam-
paikan materi pelajaran di kelas, karena mau me-
rubah kearah yang lebih baik saya menempuh jalan
untuk bersilahturahmi kepada Kepala Desa
setempat untuk membantu pihak sekolah
menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan
bahasa daerah di lingkungan sekolah, sebab jika hal
ini dibiarkan berkelanjutan (disekolah mengguna-
kan bahasa daerah maka siswa kita juga yang
merugi). Alhamdulillah Kepala Desa bersedia
untuk bekerjasama dengan pihak sekolah dalam

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 92


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Kegiatan Lesson Study di SMP Negeri 1


Larantuka

Suasana pembelajaran di dalam kelas masih mengguna-


kan pembelajaran individual, dimana siswa duduk Pak Frans menjadi Guru Model pada kegiatan Do (Pelaksana-
sendiri-sendiri dan guru berdiri di depan kelas sambil an) sedang membimbing siswa dalam diskusi kelompok
bercerita (ceramah bervariasi). Gambar di ambil di MTs Pak Frans pada saat Kegiatan See (Refleksi), disamping kiri
Negeri Lamakera, Solor Timur. notulis, dan kanannya moderator.

Kegiatan Lesson Study di MTs Negeri


HASIL YANG DIHARAPKAN
Lamakera
Dalam kegiatan Bimtek di Kabupaten Flores
Timur khususnya di SMPN 1 Larantuka dan MTs
Negeri Desa Watobuku Lamakera Solor Timur ini
diharapkan stake holder yang ada memiliki
kemampuan:
1. Mengajar dengan menerapkan Lesson Study
secara benar pada setiap matapelajaran yang
ada, seperti yang telah di lakukan oleh Pak
Fans Ndolu di SMPN 1 Larantuka, dan Pak
Ismail di MTs Negeri Lamakera;
2. Meningkatnya kemampuan guru dalam pelak-
sanaan lesson study;
3. Adanya informasi yang bersifat formal tentang
pentingnya peranan guru masing-masing da-
lam kegiatan lesson study;
4. Terlaksananya Quality Assurance Program
LESSON STUDY sesuai sasaran di masing-
masing sekolah, dan dalam wadah Kelompok
Kerja Guru (KKG), Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah (MKKS). Pak Ismail dalam kegiata Do (Pelaksanaan)
Pak Ismail saat Kegiatan See (Refleksi)

KESIMPULAN

Secara garis besar lesson study dapat mem-


bantu guru dalam menyampaikan materi secara

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 93


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

berkolaborasi, dan manfaat lainnya adalah siswa menularkan kepada kepala sekolah lainnya di
menjadi aktif dan kreatif dalam menerima pelajar- sekolah terdekatnya.
an. Guru sangat antusias menerima positif Lesson
Para guru mata pelajaran dapat meningkatkan Study dalam setiap pembelajaran.
kemampuan/kompetensinya terutama dalam proses Guru meskipun banyak yang belum tersertifi-
belajar mengajar secara lebih berkualitas disamping kasi tetapi mau belajar, hal ini menumbuhkan rasa
itu dapat dibangun kolaborasi yang lebih efektif da- ingin berubah ke arah yang lebih baik.
lam rangka penguatan kapasitas dan profesionalis- Adapun Kendala Lesson Study di Kabupaten
me guru. Hal ini sangat berdampak positif untuk le- Flores Timur, yaitu: Secara keseluruhan stake
bih menggairahkan suasana pembelajaran karena holder pendidikan di Kabupaten Flores Timur
guru memiliki perencanaan yang lebih konprehen- belum pernah mendengar istilah Lesson Study.
sif dan ideal. Semua sekolah menggunakan pembelajaran
Lesson Study juga sangat membuka wawas- individual (pembelajaran berpusat pada Guru
an, menggugah kreatifitas dan investasi guru dalam sebagai satu-satunya sumber).
tugas-tugas keprofesionalan demi peningkatan Dijumpai siswa tidak fasih berbahasa Indone-
mutu pelaksanaan pembelajaran. Keseriusan dan sia dengan baik dan benar.
ketertiban guru model, observer dan semua guru Jarak satu sekolah dengan sekolah lainnya
peserta dalam kegiatan refleksi sungguh sangat berjauhan dan di pisahkan oleh lautan serta alat
membanggakan karena Lesson Study dapat meng- transportasi sangat terbatas.
gugah tanggung jawab moral terhadap keberhasilan Alat pendukung seperti listrik tidak menyala
belajar siswa secara kolaboratif pada pagi hari, dimana aktivitas sekolah sedang
Dalam pelaksanaan Lesson Study yang terjadi berlangsung.
pada SMP Negeri 1 Larantuka dapat di ketahui Di SMP Negeri 1 jumlah siswa yang melebihi
juga bahwa ada kesulitan yang dihadapi oleh Guru 25 dalam satu kelas menyulitkan Guru untuk ber
mata pelajaran jika Lesson Study akan diterapkan Lesson Study (idealnya dalan ber Lesson Study
oleh semua guru disetiap kelas. Kesulitannya ada- jumlah siswa/siswi dalam kelas tidak boleh lebih
lah jumlah siswa yang terlalu banyak akan menyu- dari 25 siswa/siswi saja).
litkan efektivitas pembelajaran; kesulitan lain ada- Dengan kegiatan Bimtek lesson Study di ka-
lah: kontinyuitas kesetiaan guru untuk menyiapkan bupaten Flores Timur diharapkan stake holder yang
bahan ajar yang lebih kreatif bagi siswa yang kola- ada dapat menerapkan Lesson Study dalam setiap
boratif, menyenangkan serta keterlibatan siswa se- pembelajaran.
cara maksimal belum cukup diandalkan. Di sam-
ping itu guru juga belum terbiasa dengan model
pembelajaran Lesson Study.
Secara keseluruhan Pendukung Lesson Study
di Kabupaten Flores Timur, yaitu: Kepala Sekolah
sangat ”welcome” menerima pembaharuan dalam
pembelajaran Lesson Study di sekolah masing-
masing, dan bersedia membimbing Guru serta

DAFTAR RUJUKAN

Argawinata, A.Z. Bagaimana melaksanakan Lesson JICA FPMIPA UPI. 2006. Lesson Study Suatu strategi
Study. Widyaiswara LPMP Jabar. untuk meningkatkan keprofesionalan pendidik.
Syamsuri, I. dan Ibrohim. Lesson Study. UPI Press
Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nonaka. 2005. Knowledge Creation Makalah Presenta-
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Do- si pada Seminar Nasional yang diselenggarakan
sen Universitas Indonesia.
Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Saito, E., Harun I., Kuboki, I. and Tachibana, H. 2006.
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pen- Indonesian Lesson Study in Practice: Case
didikan Nasional Study of Indonesian Mathematics and Sciene
Teacher Education Project. Journal of In-
Service Education. 32 (2):174, 184

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 94


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

GURU DAN SISWA: “LESSON STUDY ADALAH MESIN ATM”

Moch. Khabib Shaleh

SMA LAboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak:

Kata kunci: lesson study, kooperatif, konstrutikvistik, ATM.

Secara jujur kami mengakui bahwa pembela- kreativitas siswa dalam belajar Bahasa dan Sastra
jaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP belum Indonesia.
berlangsung seperti yang diharapkan oleh guru Tujuan yang ingin dicapai dengan model
maupun siswa yang bersangkutan. Hal ini lebih kooperatif ATM, (1) seluruh siswa mampu terlibat
nyata kami rasakan saat mengajar teori kebahasaan. secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok; dan
Guru cenderung menggunakan teknik pembelajar- (2) siswa dengan mudah mengemukakan pendapat
an yang bercorak teoretis dan hafalan sehingga dan memberikan tanggapan terhadap pendapat
kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, teman sekelasnya.
dan membosankan. Mata pelajaran Bahasa dan Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian
Sastra Indonesia belum mampu melekat pada diri proses dapat diketahui bahwa aspek kedisplinan,
siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, minat, kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab
emosional, dan afektif kalau mereka dihadapkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
pada pemahaman kompetensi menulis artikel, menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Hal itu
membuat wacana, esai, analisis kesalahan berbaha- dibuktikan dengan banyaknya siswa yang masuk
sa, bahkan dalam kajian kesusastraan pun mereka kelas tepat waktu (97,5%), banyaknya siswa yang
seolah-olah tidak tertarik untuk mempelajarinya. bertanya selama kegiatan pembelajaran berlang-
Penggunaan metode diskusi kelompok pun sung (90%), banyaknya siswa yang terlibat dalam
belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam diskusi kelompok (97,5%), banyaknya siswa yang
kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, aktif dalam memecahkan masalah (97,5%), dan
dan menyenangkan. Hanya siswa tertentu yang banyaknya siswa yang mampu menyampaikan
terlibat dalam proses diskusi secara dialogis dan hasil diskusi secara individual (100%). Berdasar-
interaktif. Akibatnya, Bahasa dan Sastra Indonesia kan hasil penilaian proses dapat disimpulkan
belum mampu menjadi mata pelajaran yang disena- bahwa model kooperatif-ATM cukup efektif untuk
ngi dan dirindukan oleh siswa. Imbas lebih jauh mengembangkan sikap (afektif) siswa dalam aspek
dari kondisi pembelajaran semacam itu adalah kedisplinan, minat, kerja sama, keaktifan, dan
kegagalan siswa dalam mengembangkan pengeta- tanggung jawab.
huan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian
terhadap Bahasa dan Sastra. proses dapat diketahui bahwa siswa yang sudah
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran mampu menjelaskankan maksud karya modifikasi
tersebut muncullah inovasi pembelajaran Bahasa yang dibuatnya ketika mempresentasikan dan
dan Sastra Indonesia dengan model kooperatif bertanya jawab dengan audiens sekitar 15 siswa
ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Inovasi ini lahir (50%). Akan tetapi, pada aspek kelancaran
karena terinspirasi tahapan lesson study (do, see, berbicara, kejelasan vokal, ketepatan intonasi,
reflektion) dan dipandang mampu membangkitkan ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, ketepatan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 95


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mengungkapkan tokoh-tokoh cerita, kemampuan tokoh cerita, kemampuan menjelaskan karakteristik


menjelaskan karakteristik tokoh, kemampuan tokoh, kemampuan menjelaskan latar cerita, dan
menjelaskan latar cerita, dan kemampuan menulis kemampuan menulis kembali cerpen yang
kembali cerpen yang dibaca dengan memodifikasi didengar, dapat diterapkan dengan baik oleh siswa
kata/istilah/kosakata sesuai dengan pesan yang ketika menyusun karya fiksi maupun nonfiksi.(4)
diinginkan, menunjukkan hasil yang cukup Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya
signifikan. Siswa yang mampu menduplikasi karya kompetetif di kalangan siswa karena secara
yang dibaca 30 siswa (100%), siswa yang sudah kejiwaan siswa memiliki motivasi yang tinggi
lancar berbicara sebanyak 27 siswa (90%), siswa untuk tampil sebaik-baiknya secara individual dan
yang sudah mampu melakukan intonasi dengan memiliki keterlibatan emosional untuk menjaga
tepat sebanyak 24 siswa (80%), siswa yang mampu solidaritas kelompok ketika menyampaikan hasil
memilih kata dengan tepat sebanyak 24 siswa diskusi. (5) Kegiatan pembelajaran benar-benar
(80%), siswa yang sudah mampu menyusun berpusat pada siswa sehingga dapat menemukan
struktur kalimat dengan tepat sebanyak 24 siswa jawaban sendiri (inkuiri) terhadap permasalahan
(80%), siswa yang sudah mampu mengungkapkan yang didiskusikan. Guru hanya sebatas menjadi
tokoh-tokoh cerita sebanyak 24 siswa (80%), siswa fasilitator yang membantu siswa dalam
yang mampu menjelaskan karakteristik tokoh cerita menumbuhkembangkan potensi dirinya. (6)
sebanyak 27 siswa (90%), siswa yang mampu Kooperatif ATM ini akan dapat menjadi mesin
menjelaskan latar cerita sebanyak 27 siswa (90%), ATM sesungguhnya bagi siswa dan guru untuk
siswa yang mampu menulis kembali cerita yang membuat karya-karya lain.
dibaca dengan memodifikasi tokoh dan kata yang Secara jujur kami mengakui bahwa pembela-
bermuatan pesan sebanyak 30 siswa (100%). jaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP belum
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan berlangsung seperti yang diharapkan oleh guru
bahwa model kooperatif-ATM sebagai inovasi maupun siswa yang bersangkutan. Hal ini lebih
metode diskusi kelompok cukup efektif untuk me- nyata kami rasakan saat mengajar teori kebahasaan.
ngembangkan kemampuan siswa dalam membuat Guru cenderung menggunakan teknik
karya fiksi maupun nonfiksi pada aspek kelancaran pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan
berbicara, kejelasan vokal, ketepatan intonasi, sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku,
ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, ketepatan monoton, dan membosankan. Mata pelajaran
mengungkapkan tokoh-tokoh cerita, kemampuan Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu
menjelaskan karakteristik tokoh, kemampuan melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang
menjelaskan latar cerita, dan kemampuan menulis rasional, kognitif, emosional, dan afektif kalau
kembali cerpen yang dibaca. Akan tetapi, metode mereka dihadapkan pada pemahaman kompetensi
tersebut kurang efektif apabila dimaksudkan untuk menulis artikel, membuat wacana, esai, analisis
mengembangkan kemampuan presentasi hasil kesalahan berbahasa, bahkan dalam kajian
modifikasi kepada teman sekelas/audien. kesusastraan pun mereka seolah-olah tidak tertarik
Setelah melaksanakan model kooperatif-ATM untuk mempelajarinya.
kebermanfaatan yang diperoleh antara lain: (1) Penggunaan metode diskusi kelompok pun
praktis dan mudah dilaksanakan oleh setiap guru belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam
Bahasa Indonesia di SMP karena alat bantunya kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif,
mudah diperoleh dan mudah diterapkan dalam ke- dan menyenangkan. Hanya siswa tertentu yang
giatan pembelajaran. (2) Cukup efektif untuk me- terlibat dalam proses diskusi secara dialogis dan
numbuhkembangkan kedisplinan, minat, kerja interaktif. Akibatnya, Bahasa dan Sastra Indonesia
sama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa karena belum mampu menjadi mata pelajaran yang
metode diskusi kelompok model kepala bernomor disenangi dan dirindukan oleh siswa. Imbas lebih
menekankan kemampuan siswa secara individual jauh dari kondisi pembelajaran semacam itu adalah
meskipun dilaksanakan secara berkelompok. (3) kegagalan siswa dalam mengembangkan pengeta-
Cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan huan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif
siswa dalam membuat karya fiksi maupun terhadap Bahasa dan Sastra. Untuk menjawab
noonfiksi. Aspek kelancaran berbicara, kejelasan permasalahan tersebut, penulis mengusulkan
vokal, ketepatan intonasi, ketepatan pilihan kata, sebuah inovasi pembelajaran dengan menggunakan
struktur kalimat, ketepatan mengungkapkan tokoh-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 96


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

metode Kontruktivisme dengan model dalam prosesnya PBM yang menggunakan metode
pembelajaran ATM. konstruktivistik-kooperatif ini siswa dapat
Media pembelajaran dengan pendekatan menemukan pengalaman belajarnya secara
ATM ini sangat mudah didapatkan dan dipilih oleh maksimal di bawah bimbingan guru mulai dari
guru dan siswa. Media tersebut dapat berwujud menemukan masalah, menentukan jalan keluar, dan
karya-karya lagu (pop, rock, dangdut, campursari, menghasilkan karya berkualitas hasil
remik, rohani), cerpen, novel, dan karya ilmiah pembelajarannya.
yang disenangi atau menarik minat siswa. 1. Metode konstruktivistik model kooperatif yang
Selanjutnya, media tersebut telah ada sudah banyak diterapkan oleh guru.
ditranskripsikan/diperbanyak untuk dikaji bersama- Model yang dimaksud diantaranya:
sama oleh siswa. 2. Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) yang menggunakan langkah pembela-
METODE DAN PENDEKATAN YANG SUDAH jaran di kelas dengan menempatkan siswa ke
ADA SAMPAI SAAT INI dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis
kelamin, dan suku.
Saat ini metode pembelajaran Bahasa dan 3. Team-Assisted Individualization (TAI) yang
Sastra Indonesia yang sudah ada dan banyak lebih menekankan pengajaran individual
dilaksanakan di SMA adalah diskusi kelompok. meskipun tetap menggunakan pola kooperatif.
Dengan menggunakan metode ini, para siswa 4. Cooperative Integrated Reading and Composi-
diharapkan dapat saling belajar bekerja sama dan tion (CIRC) yang digunakan untuk pembela-
saling berkomunikasi secara lisan sehingga mampu jaran membaca dan menulis tingkat tinggi.
memecahkan masalah yang didiskusikan. Berdasar- 5. Jigsaw yang mengelompokkan siswa ke dalam
kan pengalaman empirik di lapangan, penggunaan tim beranggotakan enam orang yang memela-
metode diskusi kelompok memiliki keunggulan ter- jari materi akademik yang telah dibagi-bagi
sendiri dibandingkan dengan metode ceramah. menjadi beberapa subbab.
Melalui metode ini, kegiatan pembelajaran tidak 6. Learning together (belajar bersama) yang
lagi berpusat pada guru. Siswalah yang lebih aktif melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelom-
terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pok beranggotakan empat atau lima siswa het-
guru hanya memosisikan diri sebagai fasilitator erogen untuk menangani tugas tertentu.
pembelajaran. 7. Group Investigation (penelitian kelompok)
Menurut Zaini dkk. (2004) keunggulan lain berupa pembelajaran kooperatif yang berciri-
yang dimiliki metode diskusi kelompok, di kan penemuan.
antaranya: (1) membantu siswa belajar berpikir Dalam pelaksanaan di kelas, model
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan pembelajaran di atas dapat dengan mudah
dengan memberikan kebebasan siswa dalam diterapkan pada mata pelajaran MIPA (menurut
praktik berpikir; (2) membantu siswa mengevaluasi penulis). Hal ini lebih terasa saat guru menjadi
logika dan bukti-bukti bagi posisi dirinya atau pengamat lesson study yang dilaksanakan oleh
posisi yang lain; (3) memberikan kesempatan guru MIPA, serangkaian kegiatan pembelajaran
kepada siswa untuk memformulasikan penerapan dapat dilihat dengan baik dan berhasil guna mulai
suatu prinsip; (4) membantu siswa menyadari akan proses sampai dengan evaluasinya. Namun, untuk
suatu problem dan memformulasikannya dengan pelajaran non-MIPA guru perlu memilih dan
menggunakan informasi yang diperoleh dari memililah dalam penerapan dalam pembelajaran.
bacaan atau ceramah; (5) menggunakan bahan- Saat guru non-MIPA (penulis sebagai guru
bahan dari anggota lain dalam kelompoknya; dan Bahasa dan Sastra Indonesia) tertarik untuk
(6) mengembangkan motivasi untuk belajar yang mengujicobakan. Hasilnya, (1) belum semua siswa
lebih baik . terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi
Diskusi kelompok yang sudah menjadi kelompok; dan (2) siswa masih mengalami
pilihan terbanyak guru dalam menyampaikan kesulitan mengemukakan pendapat dan
pembelajaran ini berpayung pada metode memberikan tanggapan terhadap pendapat teman
pembelajaran kontruktivistik model kooperatif sekelasnya. Untuk itu, kami tertantang untuk
yang telah ada. Metode ini memberikan sistematika berinovasi mengembangkan model kooperatif
pembelajaran yang manusiawi bagi siswa. Artinya, dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 97


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran 2. Pemilihan Materi Ajar (disesuaikan dengan


tersebut muncullah inovasi pembelajaran Bahasa tingkat kemampuan dan perkembangan jiwa
dan Sastra Indonesia dengan model kooperatif siswa yang diintegrasikan dengan penanaman
ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Inovasi ini lahir nilai budi pekerti).
karena terinspirasi tahapan lesson study dan 3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
dipandang mampu membangkitkan kreativitas Pembelajaran (RPP): RPP dijadikan sebagai
siswa dalam belajar Bahasa dan Sastra Indonesia. pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar bisa berlangsung runtut dan
MODEL KOOPERATIF-ATM sistematis.
4. Menggandakan media amat, tiru, dan
Model kooperatif-ATM sebagai inovasi modifikasi sejumlah siswa.
pembelajaran yang mengadopsi tahapan Lesson 5. Membuat nomor dada siswa tiap kelompok
Study ini dalam praktiknya menggunakan media dan denah kelompok.
dan sistematika tertentu. Penyusunan Instrumen Penilaian: lembar
tugas diskusi kelompok; lembar penilaian sikap
Media (afektif); rubrik penilaian; dan daftar nilai.
Media Amati (See) Pelaksanaan Kegiatan
Media amati (pengamatan) yang digunakan Langkah-langkah penggunaan model
dalam model pembelajaran kooperatif-ATM ini kooperatif-ATM Bahasa dan Sastra Indonesia
antara lain: kliping; majalah, bulletin, koran (media dapat dideskripsikan berikut ini:
massa dan internet); cerpen, novel, puisi (karya 1. Siswa berkelompok sesuai dengan nomor
sastra); artikel ilmiah dan popular; baik asli depannya masing-masing. Siswa bernomor 1
maupun fotokopi. berkelompok dengan siswa nomor depan 1,
dan seterusnya, hingga terbentuk menjadi
Media Tiru (Do)
delapan kelompok.
Media tiru (menirukan) yang digunakan 2. Siswa membaca media amat dan lembar tugas
dalam model pembelajaran kooperatif-ATM ini 3. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok
antara lain: lembar media amat dan contoh media Setiap siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok
tiru; tugas diskusi kelompok; lembar penilaian untuk mengerjakan tugas sebagai berikut:
sikap (afektif). 1) menentukan jumlah larik/bait/bagian-bagian kar-
ya ilmiah yang dibaca
Media Modifikasi (Refleksi) 2) menentukan kata yang bermakna sama (sino-
nim untuk meniru karya) atau menggantinya
Media modifikasi yang digunakan dalam
dengan objek yang mempunyai kemiripan ben-
model pembelajaran kooperatif-ATM ini antara
tuk/makna/fungsi/keadaan.
lain: rubrik penilaian; dan daftar nilai.
3) menentukan pesan baru/pengalaman baru/pe-
Sistematika Pelaksanaan Model Kooperatif- nelitian baru dengan karya yang dibaca dengan
ATM menentukan kata inti yang ingin diganti.
4) mengubah karya yang telah dibaca dengan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan da- kreasi siswa (berdasarkan kata/istilah yang te-
lam pelaksanaan model ini adalah sebagai berikut. lah dipilihnya)
5) memodifikasi karya (menulis kembali) yang te-
Persiapan lah dibaca dengan tujuan/pesan lain yang di-
Ada lima hal yang dilakukan dalam tahap inginkan.
persiapan, antara lain sebagai berikut. Guru menunjuk siswa bernomor tertentu pada
1. Pengembangan Silabus (dikembangkan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi
berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran kelompoknya.
Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum Anggota kelompok memberikan tanggapan
Berbasis Kompetensi). terhadap hasil diskusi kelompok lain dengan mem-
berikan alasan yang logis. Anggota kelompok yang
ditunjuk untuk menyampaikan hasil diskusi kelom-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 98


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pok atau anggota kelompok yang lain diperbo- HASIL PELAKSANAAN MODEL
lehkan untuk menanggapi balik terhadap tanggapan KOOPERATIF ATM
kelompok lain.
Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pro-
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
ses dapat diketahui bahwa aspek kedisplinan, mi-
diskusi dan memberikan penilaian terhadap kelom-
nat, kerjasama, keaktifan, dan tanggung jawab sis-
pok yang jawabannya paling bagus. Guru meminta
wa selama kegiatan pembelajaran berlangsung me-
siswa yang menjadi anggota kelompok terbaik un-
nunjukkan hasil yang cukup signifikan. Hal itu
tuk maju ke depan kelas. Semua anggota kelompok
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang masuk
yang lain berdiri dan memberikan aplaus meriah
kelas tepat waktu (97,5%), banyaknya siswa yang
kepada anggota kelompok terbaik.
bertanya selama kegiatan pembelajaran
Berdasarkan pengalaman siswa pada diskusi
berlangsung (90%), banyaknya siswa yang terlibat
kelompok, siswa diminta untuk mendengarkan
dalam diskusi kelompok (97,5%), banyaknya siswa
pembacaan karya yang telah dimodifikasi ke-
yang aktif dalam memecahkan masalah (97,5%),
mudian berpasangan dengan teman sebangku untuk
dan banyaknya siswa yang mampu menyampaikan
mengerjakan tugas sebagai berikut:
hasil diskusi secara individual (100%). Berdasar-
1. menjelaskan makna karya modifikasinya;
kan hasil penilaian proses dapat disimpulkan bah-
2. menjelaskan bagian karya yang dijadikan se-
wa model kooperatif-ATM cukup efektif untuk
bagai sumber modifikasinya;
mengembangkan sikap (afektif) siswa dalam aspek
3. menunjukkan perubahan kosakata/kata/istilah
kedisplinan, minat, kerjasama, keaktifan, dan tang-
terkait dengan pesan yang ingin disampaikan;
gung jawab.
4. mampu menulis kembali cerpen dengan meng-
Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian
andaikan diri sebagai tokoh peneliti/penyair.
proses dapat diketahui bahwa siswa yang sudah
Guru menyimpulkan hasil diskusi.
mampu menjelaskankan maksud karya modifikasi
Evaluasi Proses Pembelajaran yang dibuatnya ketika mempresentasikan dan
bertanya jawab dengan audiens sekitar 15 siswa
Ada dua jenis penilaian yang digunakan, yaitu (50%). Akan tetapi, pada aspek kelancaran
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian berbicara, kejelasan vokal, ketepatan intonasi,
proses dilakukan selama kegiatan diskusi kelom- ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, ketepatan
pok berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengungkapkan tokoh-tokoh cerita, kemampuan
mengikuti kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil menjelaskan karakteristik tokoh, kemampuan
dilakukan berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan menjelaskan latar cerita, dan kemampuan menulis
siswa ketika memaparkan hasil diskusi kelompok. kembali cerpen yang dibaca dengan memodifikasi
Dalam penilaian proses digunakan lembar kata/istilah/kosakata sesuai dengan pesan yang
penilaian sikap (afektif) yang terdiri dari aspek: (1) diinginkan, menunjukkan hasil yang cukup
kedisiplinan; (2) minat; (3) kerjasama; (4) signifikan. Siswa yang mampu menduplikasi karya
keaktifan; dan (5) tanggung jawab. yang dibaca 30 siswa (100%), siswa yang sudah
Dalam penilaian hasil digunakan rubrik peni- lancar berbicara sebanyak 27 siswa (90%), siswa
laian untuk mengetahui kompetensi siswa dalam yang sudah mampu melakukan intonasi dengan
membuat karya baru (fiksi maupun nonfiksi. Ada tepat sebanyak 24 siswa (80%), siswa yang mampu
beberapa aspek yang dinilai, yaitu (1) kelancaran memilih kata dengan tepat sebanyak 24 siswa
menyampaikan pendapat/tanggapan; (2) kejelasan (80%), siswa yang sudah mampu menyusun
vokal; (3) ketepatan intonasi; (4) ketepatan pilihan struktur kalimat dengan tepat sebanyak 24 siswa
kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6) (80%), siswa yang sudah mampu mengungkapkan
kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan tokoh-tokoh cerita sebanyak 24 siswa (80%), siswa
mengungkapkan data maupun cerita disertai data yang mampu menjelaskan karakteristik tokoh cerita
tekstual; (8) kemampuan menjelaskan karakteristik sebanyak 27 siswa (90%), siswa yang mampu
bagian-bagian karya yang dimaksud dengan data menjelaskan latar cerita sebanyak 27 siswa (90%),
yang mendukung; (9) kemampuan menjelaskan siswa yang mampu menulis kembali cerita yang
kata/istilah/kosakata yang dimodifikasi; (10) dibaca dengan memodifikasi tokoh dan kata yang
kemampuan menulis kembali karya dengan bermuatan pesan sebanyak 30 siswa (100%).
mengandaikan diri sebagai penyair/peneliti.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 99


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan maupun nonfiksi. Aspek kelancaran berbicara,
bahwa model kooperatif-ATM sebagai inovasi kejelasan vokal, ketepatan intonasi, ketepatan
metode diskusi kelompok cukup efektif untuk pilihan kata, struktur kalimat, ketepatan
mengembangkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan tokoh-tokoh cerita, kemampuan
membuat karya fiksi maupun nonfiksi pada aspek menjelaskan karakteristik tokoh, kemampuan
kelancaran berbicara, kejelasan vokal, ketepatan menjelaskan latar cerita, dan kemampuan menulis
intonasi, ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, kembali cerpen yang didengar, dapat diterapkan
ketepatan mengungkapkan tokoh-tokoh cerita, ke- dengan baik oleh siswa ketika menyusun karya
mampuan menjelaskan karakteristik tokoh, fiksi maupun nonfiksi.
kemampuan menjelaskan latar cerita, dan Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya
kemampuan menulis kembali cerpen yang dibaca. kompetetif di kalangan siswa karena secara
Akan tetapi, metode tersebut kurang efektif apabila kejiwaan siswa memiliki motivasi yang tinggi
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan untuk tampil sebaik-baiknya secara individual dan
presentasi hasil modifikasi kepada teman sekelas/ memiliki keterlibatan emosional untuk menjaga
audien. solidaritas kelompok ketika menyampaikan hasil
diskusi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat
pada siswa sehingga dapat menemukan jawaban
Setelah melaksanakan model kooperatif-ATM sendiri (inkuiri) terhadap permasalahan yang didis-
kebermanfaatan yang diperoleh antara lain: kusikan. Guru hanya sebatas menjadi fasilitator
Praktis dan mudah dilaksanakan oleh setiap yang membantu siswa dalam
guru Bahasa Indonesia di SMP karena alat Bantu- menumbuhkembangkan potensi dirinya.
nya mudah diperoleh dan mudah diterapkan dalam Kooperatif ATM ini akan dapat menjadi
kegiatan pembelajaran. mesin ATM sesungguhnya bagi siswa dan guru
Cukup efektif untuk menumbuhkembangkan untuk membuat karya-karya lain.
kedisplinan, minat, kerjasama, keaktifan, dan
tanggung jawab siswa karena metode diskusi ke-
lompok model kepala bernomor menekankan
kemampuan siswa secara individual meskipun
dilaksanakan secara berkelompok.
Cukup efektif untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam membuat karya fiksi

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 100


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SEJARAH LEWAT


LESSON STUDY DALAM RANGKA PENINGKATAN
KUALITAS BELAJAR SISWA SMA LABORATORIUM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Made Ari Sambodo

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan seni tersendiri yang harus dimilki seorang
guru, jika guru kurang mampu berperan dalam pengembangan pembelajaran maka akan berakibat
kurangnya minat siswa untuk belajar, padahal sekolah dan guru merupakan merupakan satu komponen
sistem yang terkait serta menjadi bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan. Daya minat
rendah, dan kejenuhan siswa dalam pembelajaran sejarah di SMA Lab UM mendorong guru untuk
selalu meningkatkan kemampuannya. Penerapan lesson study bagi pembelajaran sejarah dengan
kooperatif dan kolaborasi memberikan kesempatan luas pada guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Berbagai cara dilakukan supaya pembelajaran menjadi inovatif dan menyenangkan.
Hasil pengembangan pembelajaran sejarah lewat penerapan Lesson study ternyata mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di SMA Lab UM.

Kata kunci: lesson study, peningkatan kualitas belajar, pengembangan pembelajaran sejarah

Bukan menjadi rahasia umum bahwa pelajar- belajar siswa, menurut Sciefelbein & Simon (1981)
an sejarah adalah mata pelajaran yang membosan- dalam Jumadi, tiga aspek yang menentukan adalah
kan, menjenuhkan dan kadarluwasa. Kita sebagai (a) sumber belajar, (b) proses belajar di sekolah,
pendidik tentunya tidak dapat sepenuhnya menya- dan (c) kecakapan guru. Faktor lain yang menenu-
lahkan siswa. Sebagian besar substansi pembelajar- kan keberhasilan dalam belajar adalah (1) indivi-
an sejarah adalah penyuguhan fakta, data dan inter- dual siswa; berkaitan dengan jenis kelamin, umur,
pretasi masa lampau (Kartodirdjo, 1992) Persoalan sikap terhadap sekolah, (2) lingkungan sekolah;
yang menarik adalah mengapa dalam proses belajar berkaitan dengan lokasi sekolah, tekanan sosial,
mengajar sejarah siswa menjadi bosan, mengapa tekanan kelompok, jumlah waktu mengerjakan
siswa selalu jenuh, atau mungkin beranggapan apa pekerjaan rumah, dan (3) latar belakang siswa yang
yang terjadi pada masa lampau tidak mungkin meliputi status sosial ekonomi, keluarga, tingkat
untuk dihadirkan kembali. Sebagian siswa meng- integensi siswa. Karakteristik siswa, keluarga, se-
anggap mata pelajaran sejarah sebagai kelas dua kolah dan guru menentukan tujuan akhir pembela-
setelah ilmu alam, karena siswa berasumsi bahwa jaran di sekolah. Aspek-aspek tersebut bermuara
untuk apa kita mempelajari masa lampau yang pada manusia sebagai makhluk yang berfikir,
telah usang, apa gunanya kita belajar sejarah, masa berperasaan dan berbuat (Natawijaya, 1978).
lampau yang sudah lewat tidak perlu diteliti atau Polemik permasalahan pembelajaran sejarah
dipelajari. yang kompleks itu muncul sudah lama, apabila kita
Tujuan utama proses belajar mengajar adalah kaji lebih mendalam, revisi kurikulum (GBPP)
bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa tahun 1975, 1984, 1994, dan suplemen 1999 masih
(baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik). behavioristik (teacher centered) walaupun kita
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil telah mengenal sistem CBSA (cara belajar siswa

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 101


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

aktif), Perubahan paradigma Kurikulum Berbasis study terutama dengan rumpun IPA yang telah
Kompetensi 2004 (Competence Based Curriculum) memiliki pengalaman.
dan terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 3. Melakukan pemetaan kompetensi dasar KBK
(KTSP 2006) berimplikasi pada proses pem- 2004 dan KTSP 2006 mata pelajaran sejarah
belajaran, bahwa strategi belajar mengajar akan kelas X, XI dan XII, untuk mendapatkan
menentukan terjadinya proses belajar mengajar deskripsi lengkap substansi yang paling
yang selanjutnya akan menentukan hasil belajar. dominan tingkat kesulitannya.
Proses pembelajaran bukan lagi terpusat pada guru 4. Konsultasi perencanaan lesson study dengan
tetapi bagaimana memaksimalkan peran siswa da- tim pengembang SMA LAB.
lam proses belajar (student centered).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pelaksanaan lesson study di SMA LAB
(KTSP) memberikan kesempatan kepada guru berlangsung sejak tahun pelajaran 2004/2005 sam-
bagaimana supaya siswa lebih giat memacu dirinya pai sekarang. Lesson study ini dilakukan oleh
lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan kompetensi semua guru mata pelajaran. Kegiatan lesson study
yang diharapkan guna meningkatkan hasil belajar. meliputi 3 (tiga) hal yaitu: perencanaan (planning),
Lesson Study adalah sarana yang tetap bagi per- implementasi (action) pembelajaran dan observasi
baikan mutu pembelajaran serta refleksi (reflection).
Kontribusi lesson study untuk peningkatan Beberapa fakta sebagai hasil implementasi
kualitas proses belajar mengajar di SMA LAB lesson study di SMA LAB pada pembelajaran seja-
berkembang tidak hanya pada ilmu-ilmu alam teta- rah disajikan dalam tabel 1.
pi ilmu-ilmu sosial terutama mata pelajaran sejarah,
mengembangkan pembelajaran yang efektif, PERBAIKAN PEMBELAJARAN SEJARAH
efisien, menarik dan tepat berdampak pada peserta
didik yang semakin siap untuk mengolah pengeta- Dalam rangka peningkatan profesional guru
huan dan keterampilan hidup yang diperlukan di SMA LAB UM serta memaksimalkan pembela-
lingkungan sosialnya. jaran ilmu sosial khususnya sejarah, pelaksanaan
lesson study ternyata terbukti telah memberikan
LESSON STUDY DAN PEMBELAJARAN kontribusi yang luar biasa terutama: (1) pada
SEJARAH DI SMA LABORATORIUM kegiatan perencanaan pembelajaran sehingga
pemahaman materi mudah tercapai; (2) dapat
Proses belajar mengajar sejarah yang berkem- merancang lenbih matang alat ukur hasil belajar
bang selama ini adalah transfer ilmu yang berorien- yang sesuai, baik pada aspek ulangan, soal-soal,
tasi pada teacher centered dengan konsep 4W+1H sampai dengan analisisnya; (3) pada perbaikan-
(why, where, when, who dan how). Ini merupakan perbaikan materi, sumber belajar (kajian dan
salah satu faktor penyebab kurang minatnya siswa sumber pustaka) dan proses belajar mengajar; (4)
terhadap pelajaran sejarah terutama siswa di SMA pada payung kognitif (daya serap pengetahuan),
LAB UM, selain itu juga kurang kreatifnya guru afektif (kesadaran belajar, dan hubungan personal);
dalam membangun model, teknik serta strategi (5) pada kerjasama antar/lintas rumpun mata
pembelajaran. pelajaran, antar guru yang sinergi dan
Berangkat dari permasalahan di atas, mulai berkesinambungan; (6) membangun kesadaran
tahun 2005 rumpun IPS yang terdiri atas sejarah, siswa pentingnya kerjasama/kooperatif dalam
sosiologi, antropologi melakukan revolusi pembe- proses pembelajaran; (7) penggalian kesadaran
lajaran secara total terutama: bahwa sejarah bukanlah imajinasi tetapi hasil dari
1. Merencanakan perbaikan teknik, strategi dan kreasi bangunan fakta yang disusun berdasarkan
model, tujuannnya adalah merubah paradigma alur peristiwa, dikembangkan dalam berbagai
pembelajaran yang konvensional menjadi bentuk narasi, dan (8) pada peningkatan proses dan
kooperatif. hasil belajar di kelas.
2. Mengadakan pertemuan rutin satu minggu
sekali setiap hari sabtu di SMA LAB secara
interen rumpun IPS serta lintas rumpun untuk
sharing berkaitan dengan pelaksanaan lesson

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 102


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Tabel 1. Kondisi Siswa, Guru dan Sumber PENUTUP


Belajar
Sentralistik pembelajaran yang bersumber
Aspek Kondisi sebelum Kondisi setelah pada guru sudah waktunya untuk ditinggalkan
Lesson study Lesson study karena ternyata tidak mampu untuk memaksimal-
Siswa  Motivasi belajar  Motivasi belajar
kurang, kurang meningkat, siswa
kan pembelajaran khususnya mata pelajaran
minat, jenuh serta tertarik dengan sejarah. Lesson study adalah salah satu bentuk
memandang sejarah fakta-fakta kolaborasi dalam pembelajaran menghadirkan
tidak penting sejarah makna dalam pengembangan profesionalisme guru.
 Selalu pasif dalam  Siswa berkolabo- Tindak lanjut perbaikan pembelajaran sejarah di
proses belajar ratif aktif dalam
mengajar pembelajaran SMA LAB dengan lesson study sangat berdampak
 Kemampuan  Mampu meng- positif pada perbaikan kualitas pembelajaran.
mendeskripsikan organisasi secara Pengaruh nyata sangat terasa bagi guru dan siswa.
dan menganalisis kronologis fakta Inovatif, pengembangan terpadu pada proses
data sejarah rendah sejarah
 Kurang mampu  Mampu kreatif
pembelajaran, berkarya dalam membangun keber-
dalam merumuskan dalam membuat samaan adalah modal bagi tercapainya tujuan
kesimpulan kesimpulan pembelajaran.
walaupun belum
baik
 Kemampuan  Aktif dalam DAFTAR RUJUKAN
bertanya dan diskusi dan
merangkai argumen cukup berani Gottchalk,L. 1985. Understanding History:A Primary of
rendah berdebat Historical Method (diterjemahkan oleh Nugroho
 Kurang bekerja  Aktif dalam Notosusanto). Jakarta : UI Press
sama dalam pembelajaran Jumadi (tanpa tahun) Evaluasi Hasil kegiatan Piloting
kelompok kelompok JICA-IMSTEP semester II 2004/2005 untuk
Guru  Teacher Centered  Dominasi guru bidang studi Fisika pada kelas XI IPA. Makalah
dalam mulai berkurang disajikan pada seminar Exchange Experience of
pembelajaran
IMSTEP di MIPA UM 5-6 September 2005
 Chalk and talk,  Kegiatan dan
merupakan metode sumber belajar Kartodirdjo. S, 1992. Pendekatan Ilmu Sosial
idola dalam terpusat pada Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : Gramedia
kegiatan siswa Natawijaya. 1978. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
pembelajaran
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.
 Tidak terbiasa  Dapat berkolabo-
bekerjasama rasi dengan guru Depdikbud
dengan guru lain se rumpun maupun Susilo, H. 2007. Metodologi Pengembangan Inovasi
antar rumpun Pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Sumber  Teaching material  Mempersiapkan Kelas. Makalah Pelatihan PTK guru Biologi
Belajar kurang mendapat- teaching material SMA/MA Negeri/Swasta Tingkat Jawa Timut di
kan perhatian Batu 10-11 November 2007.
 Kurang memanfa-  Menggunakana alat
atkan alat dan dan media yang
sumber belajar sesuai

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 103


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MGMP SMA


DI KABUPATEN BONDOWOSO

Mohammad Ikhsan

Guru SMA Negeri 1 Prajekan-Bondowoso; Ketua MGMP Biologi SMA Kab. Bondowoso; dan Wakil Ketua MGMP
Biologi SMA Propinsi Jawa Timur

Abstrak: Salah satu kegiatan terkini yang menawarkan peningkatan kualitas pendidikan dengan cara
meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dengan kegiatan Lesson Study yakni suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Sebagai suatu program pelaksanaan lesson study di Kabupaten Bodowoso terdapat faktor penghambat
dan pendukung. Pendukung (1) intern MGMP itu sendiri yakni: (a) antusiasme tinggi dari anggota
untuk belajar tentang Lesson study melalui pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar yang
diselenggarakan untuk maksud tersebut. (b) Anggota yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
tersebut mau menindak lanjuti dengan sosialisasi pada anggota yang lain melalui forum resmi MGMP.
(2) kedua (berasal dari faktor ekstern (a) MGMP mendapat bantuan dana Block Grant melalui LPMP.
(b) Dari hasil sosialisasi tersebut dilanjutkan dengan praktik pelaksanaan Lesson study berbasis
MGMP. Kendala (1) menentukan Guru Model adalah kendala utama yang masih menghambat
kelancaran pelaksanaan Lesson Study di Bondowoso. (2) Kendala kedua, diawal-awal merintis
pelaksanaan lesson study yang melibatkan Matapelajaran lain masih ada Kepala Sekolah yang tidak
mengijinkan Gurunya untuk mengikuti kegiatan Lesson Study dengan alasan pendanaan yang besar jika
harus mengirimkan sejumlah guru mata pelajaran sekaligus

Kata kunci: Lesson study, implementasi, pendukung, kendala

Berbagai upaya dalam rangka untuk mening- terutama Satuan Pendidikan sebagai ujung tombak
katkan mutu pendidikan di Indonesia telah pelaksanaan pendidikan.
dilakukan oleh Pemerintah. Melalui Peraturan Sedangkan pelaksanaan pendidikan di Satuan
Pemerintah no 19 tahun 2005 telah ditetapkan suatu Pendidikan banyak bergantung pada kwalitas tena-
Standar Nasional Pendidikan yang diharapkan ga pendidik dan tenaga kependidikannya. Terutama
dapat menjamin mutu pendidikan nasional dalam tingkat kompetensi tenaga pendidik amat mewarnai
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan keberhasilan di satuan pendidikan tersebut.
membentuk watak serta peradaban bangsa yang Berdasarkan Permen no 16 Tahun 2007 tentang
bermartabat. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Untuk mewujudkan hal tersebut ada 8 standar Guru disebutkan bahwa kompetensi standar yang
pendidikan yang akan digarap, antara lain yaitu harus dimiliki oleh seorang pendidik meliputi 4
Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar kompetensi utama, yaitu: kompetensi pedagogik,
Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidik- kepribadian, sosial dan professional.
an, Standar Pengelolaan, Standar Penilaian, Standar Salah satu kompetensi pedagogi yang harus
Sarana Prasarana, dan Standar Pembiayaan. dimiliki oleh seorang tenaga pendidik adalah
Kedelapan SNP itu harus diupayakan terwujud mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
melalui langkah-langkah yang terencana dan terus metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
menerus oleh setiap komponen pendidikan secara kreatif dalam mata pelajaran yang
diampunya. Implementasinya adalah kemampuan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 104


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pendidik dalam penguasaan kelas sehingga dapat disebarkan dibeberapa kabupaten/kota melalui
membuat peserta didik belajar dengan optimal. MGMP maupun workshop-workshop dan pelatih-
Kemampuan ini harus terus-menerus ditingkatkan an-pelatihan (Susilo, 2009).
oleh seorang pendidik melalui berbagai aktifitas Sementara informasi tentang Lesson Study
yang dapat dilakukan, baik itu pelatihan-pelatihan, sudah sampai di Kabupaten Bondowoso sejak
workshop-workshop, pertemuan MGMP, dll. Salah tahun 2006, terutama yang dialami MGMP Biologi
satu kegiatan terkini yang menawarkan peningkat- SMA Bondowoso. Melalui kegiatan Desiminasi
an kualitas pendidikan dengan cara meningkatkan Lesson Study yang diselenggarakan oleh MGMP
kompetensi tenaga pendidik adalah Lesson Study. Biologi SMA Jawa Timur dan Workshop Lesson
Lesson Study yaitu suatu model pembinaan Study yang diselenggarakan oleh SMA Lab UM
profesi pendidik melalui pengkajian pembe- bekerjasama dengan MGMP Biologi SMA Kota
lajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan Malang konsep Lesson study mulai masuk di Bon-
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan dowoso (Susilo, 2010). Beberapa guru termasuk
mutual learning untuk membangun komunitas guru Biologi SMA juga pernah mendapat
belajar (http://edu-articles.com). Dengan demiki- sosialisasi tentang lesson study yang diselipkan
an, Lesson Study bukan metoda atau strategi dalam kegiatan workshop-workshop yang diseleng-
pembelajaran tetapi melalui kegiatan Lesson Study garakan oleh Diknas Jawa Timur.
pendidik dapat menerapkan berbagai metoda/strate- Bermula dari informasi ini kemudian ditindak
gi/model/media pembelajaran yang sesuai dengan lanjuti dengan sosialisasi pada anggota MGMP
situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi Biologi yang lain melalui pertemuan rutin, yang
pendidik. Lesson study dapat dilakukan oleh dilanjutkan dengan beberapa kali praktik pelaksa-
sejumlah pendidik dan pakar pembelajaran yang naan Lesson study berbasis MGMP. Kegiatan ini
mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu mendapat apresiasi yang cukup bagus dari anggota
perencanaan (planning), implementasi pem- MGMP Biologi termasuk dari anggota MGMP non
belajaran dan observasi (do-see) serta refleksi Biologi di Kabupaten Bondowoso. Dengan berbe-
(reflection) terhadap perencanaan dan kal motivasi tersebut dan keinginan segera menye-
implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka barkan kegiatan Lesson Study di Kabupaten
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bondowoso, pengurus dan anggota MGMP Biologi
Menurut Koji Sato (2009) Lesson study ada sepakat untuk melaksanakan kegiatan workshop
dua yaitu Lesson study berbasis sekolah dan Lesson sosialisasi Lesson Study untuk mata pelajaran
study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran MIPA (Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi).
(MGMP). Lesson study berbasis sekolah adalah Berkat dukungan semua pihak, baik dari Diknas,
Lesson study yang diterapkan oleh sekolah, yang Pengawas, MKKS, Kepala sekolah, dan seluruh
melibatkan semua guru tanpa melihat jenis mata peserta workshop kegiatan ini sukses besar.
pelajaran yang diampunya. Sedangkan Lesson
study berbasis MGMP adalah Lesson study yang PELAKSANAAN LESSON STUDY BERBASIS
dilaksanakan oleh masing-masing MGMP, dengan MGMP
begitu pesertanya adalah hanya salah satu jenis
mata pelajaran yang melaksanakan lesson study. Pelaksanaan Lesson Study berbasis MGMP di
Ke depan mungkin bisalebih dikembangkan lagi Kabupaten Bondowoso dirintis pertama kali oleh
sesuai kebutuhan. Bahkan di Kabupaten Bondowo- MGMP Biologi SMA. Pada periode tahun 2006
so salah satu SMP telah mengembangkan jenis dan 2007 MGMP Biologi memulai kegiatan Les-
Lesson Study yang berbasis rumpun mata pelajaran. son Study mata pelajaran Biologi 3 kali yang dise-
lenggarakan di SMA Negeri 2 Bondowoso (Guru
SOSIALISASI LESSON STUDY BERBASIS
model: Mohammad Ikhsan, S.Pd.), SMA Negeri 1
MGMP Tapen-Bondowoso (Guru Model : Sari Purwanti,
S.Pd.) dan di SMA Negeri 3 Bondowoso (Guru
Lesson Study sudah mulai diperkenalkan di Model: Hj. Ambasiatus Sofie, S.Pd.). Pada tahun
Indonesia sejak tahun 2003-2005 di 3 Universitas 2007 ini juga MGMP Biologi menyelenggarakan
yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), lesson study mata pelajaran MIPA di SMA Negeri
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Univer- 2 Bondowoso, dengan guru model Drs. Makhrus
sitas Negeri Malang (UM). Sejak itu kemudian Syamsul Hadi (Matematika), Danu, S.Pd. (Kimia),

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 105


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Drs. Sapra’i (Fisika) dan Wiwik Haryati, S.Pd. secara rutin. Sedangkan MGMP Penjasorkes sete-
(Biologi). Selanjutnya pada tahun 2008 melaksana- lah kegiatan Lesson study blockgrand sampai saat
kan lesson study di SMAN 1 Prajekan (guru mo- ini belum bisa mengimplementasikan dalam pro-
del: Sari Purwanti, S.Pd.) dengan dana Blockgrand gramnya.
MGMP. Pada tahun 2009 juga melaksanakan MGMP MIPA (Matematika, Fisika, Kimia,
Leson study di SMAN 1 Sukosari dengan guru Biologi) yang sudah melaksanakan sosialisasi dan
model Afifah, S.Si. Jadi dapat dikatakan bahwa praktik Lesson study, namun hanya MGMP Biologi
pada MGMP Biologi lesson study sudah yang melakukan implementasi lanjutan dan masuk
merupakan kegiatan rutin tahunan yang sudah dalam program kegiatan secara rutin.
terprogramkan. MGMP yang secara mandiri telah melakukan
Sementara pelaksanaan Lesson study pada sosialisasi dan praktik Lesson Study adalah Bahasa
MGMP SMA yang lain kondisinya bermacam-ma- Indonesia dan Ekonomi. Namun diantara dua
cam. Ada yang melaksanakan Lesson study ber- MGMP ini yang menindak lanjuti dengan kegiatan
basis MGMP setelah memperoleh Dana hibah Blok LS secara teratur adalah MGMP Ekonomi. Semen-
Grand MGMP, ada yang sudah melaksanakan se- tara MGMP lain sampai saat ini belum ada laporan
cara mandiri dan terprogram walaupun tidak dapat tentang sosialisasi dan praktik Lesson study ber-
dana Block grand, dan ada yang belum melaksa- basis MGMP.
nakan kegiatan Lesson Study sama sekali. Data Pola sosialisasi dan pelaksanaan Lesson study
perolehan Dana Block grand dan pelaksanaan yang diteruskan dengan program implementasi
Lesson study pada MGMP di kabupaten Bondowo- Lesson study yang terprogram di Bondowoso bisa
so sampai periode 2009/2010 dapat dilihat pada dikelompokkan sebagai berikut:
tabel 1. Pola pertama (berasal dari faktor intern
MGMP itu sendiri), tahap-tahap terbentuknya seba-
Tabel 1. Data Perolehan Dana Block Grand gai berikut:
dan Pelaksanaan Lesson Study  Diantara para anggotanya ada yang memiliki
MGMP SMA Di Kabupaten antusiasme tinggi untuk belajar tentang Lesson
Bondowoso Sampai Tahun Pelajaran study melalui pelatihan-pelatihan atau seminar-
2009/2010 seminar yang diselenggarakan untuk maksud
tersebut.
Sosiali- Praktik Implemen-  Anggota yang telah memiliki pengetahuan dan
Mata Block
No sasi tasi
Pelajaran Grand pengalaman tersebut mau menindak lanjuti
Teoritis Lanjutan
1 Pendidikan - - - - dengan sosialisasi pada anggota yang lain
Agama
melalui forum resmi MGMP.
2 Bahasa - V V -
Indonesia  Pengurus dengan didukung anggota yang lain
3 Bahasa - - - - kemudian menindak lanjuti hasil sosialisasi ini
Inggris
4 Matematika - V V -
dengan mencoba menerapkan Lesson study di
5 Fisika - V V - MGMP nya.
6 Kimia - V V -  Jika tahap ini berhasil, maka akan diteruskan
7 Biologi V V V V
8 Sejarah - - - -
dengan penyusunan program dan pelaksanaan
9 Geografi - - - - Lesson study secara teratur.
10 Ekonomi - V V V Pola seperti ini di Bondowoso terjadi pada
11 Sosiologi - - - -
MGMP Biologi dan Ekonomi
12 Pkn V V V V
13 Penjasorkes V V - -
14 Pendidikan - - - - Pola kedua (berasal dari faktor ekstern),
Seni tahap-tahap terbentuknya sebagai berikut:
15 TIK - - - -
 MGMP mendapat bantuan dana Block Grant
Dari tabel di atas dapat kita amati bahwa melalui LPMP. Salah satu kegiatannya dalam
MGMP Biologi dan PKn dalam pelaksanaan Les- bentuk kegiatan sosialisasi Lesson study.
son study dapat bantuan dari dana Blockgrand  Dari hasil sosialisasi tersebut dilanjutkan
MGMP dan selanjutnya bisa mengimplementasi- dengan praktik pelaksanaan Lesson study
kan kegiatan ini dalam program kegiatan MGMP berbasis MGMP.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 106


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

 Jika tahap ini berhasil, maka akan diteruskan ulur antara MKKS dan MGMP Kabupaten (bukan
dengan penyusunan program dan pelaksanaan MGMP Biologi) sebagai penyelenggara. Akhirnya
Lesson study secara teratur. kegiatan ditunda sampai batas waktu yang tidak
Pola seperti ini di Bondowoso terjadi pada ditentukan, hingga tulisan ini dibuat kegiatan itu
MGMP PKn belum terlaksana.
Di Bondowoso, sebagaimana kebanyakan di-
HAMBATAN DAN DUKUNGAN PELAKSANAAN tempat lain masih banyak guru yang belum
LESSON STUDY BERBASIS MGMP mengerti pentingnya Lesson Study dan tidak tahu
apa itu Lesson Study. Sehingga masih banyak guru
Setelah sosialisasi Lesson Study sebagai hasil yang berkeyakinan Lesson Study perlu diketahui
kegiatan di SMAN 9 Malang, pada forum pertemu- walau tidak harus dipraktikkan. Penulis sendiri
an rutin MGMP Biologi Kabupaten Bondowoso pernah diundang MGMP mata pelajaran tertentu
ada kesepakatan untuk melaksanakan Lesson Study yang saat itu mendapat bantuan Dana untuk
untuk Biologi. Sempat terjadi perdebatan saat sosialisasi masalah Lesson study, penulis hanya
penentuan siapa yang menjadi Guru Model. Usulan diminta untuk sekedar menyampaikan teorinya
pertama dari anggota senior menghendaki yang dengan waktu yang amat terbatas sekali. Ketika pe-
tampil sebagai guru model yang muda-muda nulis bertanya kapan akan dilaksanakan praktiknya,
karena masih memiliki semangat dan kreatifitas panitia menjawab nanti jika ada waktu pertemuan
yang tinggi. Sementara usulan dari yang yunior kembali akan dilaksanakan sendiri. Penulis
menghendaki guru model dari yang senior karena bertanya dalam hati, Bagaimana mereka melak-
lebih berpengalaman. Akhirnya, forum sepakat sanakan sendiri sementara yang mereka terima
menghendaki Penulis (Ketua MGMP Biologi) hanya kulitnya saja? Jadi, nampaknya disini
yang tampil sebagai guru modelnya. Ternyata un- masalah mental sebagian Guru sendiri untuk
tuk tahap-tahap berikutnya kendala untuk menentu- meningkatkan profesionalismenya masih kurang.
kan Guru Model adalah kendala utama yang masih Sepertinya kegiatan dilaksanakan hanya untuk
menghambat kelancaran pelaksanaan Lesson Study formalitas saja. Yang penting dilaksanakan, bukan
di Bondowoso. Sampai akhirnya untuk yang penting isi pelaksanaannya.
menentukan Guru Model disepakati dengan cara Sedangkan dukungan terutama berasal dari
diundi terlebih dahulu. Siapapun yang keluar pengurus MGMP yang memiliki kesadaran dan
namanya berdasarkan undian, dialah yang harus komitmen yang tinggi terhadap kemajuan organisa-
menjadi Guru Model berikutnya. si. Beberapa kali pelaksanaan Lesson Study di
Kendala kedua, diawal-awal merintis pelak- MGMP Biologi Kabupaten Bondowoso dimulai
sanaan lesson study yang melibatkan Matapela- dari dorongan para pengurus. Begitu juga saat pe-
jaran lain masih ada Kepala Sekolah yang tidak nentuan guru model ditawarkan pada akhirnya para
mengijinkan Gurunya untuk mengikuti kegiatan pengurus yang memulai memberi contoh untuk
Lesson Study dengan alasan pendanaan yang besar tampil.
jika harus mengirimkan sejumlah guru mata Sejak pertama kali kegiatan Lesson Study di-
pelajaran sekaligus. Sampai akhirnya Ketua MKKS perkenalkan di MGMP Biologi Kabupaten
saat itu meyakinkan perlunya guru-guru itu Bondowoso, semakin banyak anggota yang dulu
mengikuti kegiatan Lesson Study untuk mening- pasif kembali aktif mengikuti pertemuan dan
katkan profesionalismenya. Bahkan ditekankan kegiatan yang dilaksanakan pengurus. Ketertarikan
agar Kepala Sekolah juga hadir untuk mengetahui ini dirasakan juga oleh MGMP mata pelajaran yang
kegiatan Lesson Study tersebut seperti apa. lain. Tak jarang penulis mendengar kata pujian
Dukungan inilah yang membuat sukses Workshop secara langsung atau tidak langsung dari guru mata
Lesson study MIPA saat itu. pelajaran lain untuk aktifitas yang dilakukan
Permasalahan serupa muncul, ketika desakan MGMP Biologi. Bahkan ada beberapa orang guru
dari guru-guru matapelajaran non MIPA juga mata pelajaran lain yang tidak malu-malu ikut
menghendaki diadakannya Lesson Study seperti ‘nimbrung’ saat Lesson Study digelar. Dukungan
yang diadakan oleh mata pelajaran Biologi dan ini yang membuat pengurus semakin percaya diri,
MIPA. Selain masalah pendanaan yang meng- sehingga berani memprogramkan kegiatan Lesson
hambat, waktu pelaksanaan, dan masalah besarnya Study untuk mata pelajaran Matematika dan IPA.
jumlah guru yang harus dikirim, juga terjadi tarik

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 107


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Adanya dukungan dari stake holder (Diknas, positif dari Kepala Dinas, Pengawas, Ketua MKKS
Pengawas, MKKS, Kepala Sekolah). Wujud dari dan seluruh Kepala sekolah yang hadir saat itu
dukungan ini di Kabupaten Bondowoso antara lain memberikan motivasi yang sangat berarti bagi
terjadi saat dilaksanakan Workshop Lesson Study perkembangan MGMP di Bondowoso.
untuk MIPA tahun 2008. Kehadiran dan apresiasi

DAFTAR PUSTAKA

http://edu-articles.com/menuju-guru-yang- Sato, Koji, 2009, Laporan Implementasi Lesson Study di


profesional-melaui-lesson-study/. Diakses: Indonesia di bawah Program Sistems dan Pelita:
Selasa, 23 September 2008. Kemajuan dan Permasalahan yang diadakan
Mendiknas, 2007, Peraturan Menteri no. 16 tahun 2007 pada 17 Oktober 2009, http:// fmipa.um.ac.id/
tentang Standar Nasional Kualifikasi Akademik Susilo, Herawati, dkk, 2009, Lesson Study Berbasis
dan Kompetensi Guru, Jakarta, Depdiknas. Sekolah, Guru Konservatif
Pemerintah RI, 2005, Peraturan Pemerintah no. 19 menuju Guru Inovatif, Malang, Bayumedia Publishing.
tahun 2005 tentang Standar Nasional Susilo, Herawati, dkk, 2010, Lesson Study Berbasis
Pendidikan, Jakarta. MGMP, Malang, Bayumedia Publishing.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 108


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

OPTIMALISASI PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER


MELALUI KEGIATAN PENDAMPINGAN LESSON STUDY
DI SEKOLAH MITRA

Muhardjito

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Peran guru sangat penting dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
peserta didik menjadi calon generasi penerus bangsa yang bermartabat dan berbudaya. Terkait dengan
peningkatan keprofesionalan guru sebagai ujung tombak pendidikan berbasis karakter, guru perlu diber-
dayakan agar dapat mengimplementasikan pendidikan berbasis karakter dalam kelas pembelajaran.
Lesson study merupakan salah satu corak pendekatan peningkatan keprofesionalan guru. Kegiatan
lesson study di sekolah mitra/kabupaten Pasuruan melibatkan dosen Universitas Negeri Malang sebagai
pendamping guru. Berdasarkan fakta yang penulis temukan selama masa pendampingan, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat guru di sekolah mitra masih sedikit yang mengimplemen-
tasikan pendidikan berbasis karakter dalam kelas pembelajaran mereka. Berdasarkan temuan tersebut,
dosen pendamping diharapkan dapat mengoptimalkan pendidikan berbasis karakter dalam kegiatan
lesson study di sekolah mitra dengan memberi contoh RPP pendidikan berbasis karakter.

Kata kunci: Lesson study, RPP, pendidikan berbasis karakter

Negara kita memerlukan sumberdaya anak. Hakikat, fungsi, dan tujuan pendidikan
manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai nasional tersebut menyiratkan bahwa melalui
sebagai pendukung utama pembangunan. Untuk pendidikan hendak diwujudkan peserta didik yang
memenuhi sumberdaya manusia tersebut, secara utuh memiliki berbagai kecerdasan, baik
pendidikan memiliki peran yang sangat penting. kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual
Hal ini sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 maupun kecerdasan kinestetika. Pendidikan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, yang nasional mempunyai misi mulia (mission sacre)
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi terhadap individu peserta didik.
mengembangkan kemampuan dan membentuk Sejauh ini, pemerintah telah melakukan
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat berbagai upaya untuk melaksanakan misi mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. terhadap peserta didik di antaranya dengan
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembang- memberi perhatian lebih terhadap guru sebagai
nya potensi peserta didik agar menjadi manusia ’agent’ utama pelaksana misi mulia tersebut. Per-
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang hatian yang diberikan antara lain berupa turunnya
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Undang-undang Nomor 15 tahun 2005 tentang
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang Guru dan Dosen, Permendiknas RI No. 18 tahun
demokratis serta bertanggung jawab. 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan.
Secara filosofis “Bapak” Pendidikan Harapan pemerintah guru terus mengembangkan
Nasional-Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa keprofesionalannya agar mampu menghasilkan
pendidikan merupakan daya upaya untuk anak bangsa yang cerdas, bermartabat, dan berdiri
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan sejajar dengan bangsa lain.
batin, karakter), dan pikiran (intellect) anak. Universitas Negeri Malang (UM) sebagai
Bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan agar salah satu lembaga perguruan tinggi negeri yang
kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak- menghasilkan calon guru, terus berupaya melaku-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 109


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kan ”pembenahan” terhadap calon guru maupun dituntut muatan soft skill. Namun penerapannya
guru yang telah memiliki kelas pembelajaran di tidaklah mudah sebab banyak tenaga pendidik tidak
suatu lembaga pendidikan. Salah satu kegiatan memahami apa itu soft skill dan bagaimana
yang dilaksanakan adalah lesson study (LS), baik penerapannya. Soft skill merupakan bagian
lesson study berbasis sekolah maupun lesson study keterampilan seseorang yang lebih bersifat pada
berbasis MGMP. kehalusan atau sensitivitas perasaan terhadap
Tahun 2006-2008, telah terjalin kerjasama lingkungan di sekitar. Mengingat soft skill lebih
antara Bupati Pasuruan, Rektor UM, dan JICA mengarah kepada keterampilan psikologis maka
dalam pengembangan LS di Kabupaten Pasuruan. dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata
Selanjutnya mulai tahun pelajaran 2008/2009 ke- namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa
giatan LS di Kabupaten/Kota Pasuruan disponsori dirasakan antara lain adalah perilaku sopan, di-
oleh Sampoerna Foundation. Tugas UM, dalam hal siplin, keteguhan hati, kemampuan kerjasama, dan
ini para dosen FMIPA yang telah ditunjuk oleh membantu orang lain. Keabstrakan kondisi tersebut
Dekan FMIPA melakukan pendampingan dalam mengakibatkan soft skill tidak mampu dievaluasi
pengembangan LS di Kabupaten/Kota Pasuruan. secara tekstual karena indikator-indikator soft skill
lebih mengarah kepada proses eksistensi seseorang
PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER dalam kehidupannya. Pengembangan soft skill
yang dimiliki oleh setiap orang tidak sama
Menurut Ali Ibrahim Akbar (dalam Kemente- sehingga mengakibatkan tingkatan soft skill yang
rian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal dimiliki masing-masing individu juga berbeda.
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian,
2010), bahwa praktik pendidikan di Indonesia budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
cenderung lebih berorentasi pada pendidikan temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah
berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang lebih berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan
bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh
namun kurang mengembangkan kemampuan soft (http://www.intasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/-
skill yang tertuang dalam emotional quotient (EQ), konsep-pendidikan-karakter, 2010). Karakter
dan spiritual quotient (SQ). Pembelajaran di mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes),
berbagai sekolah bahkan perguruan tinggi lebih perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan
menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa
maupun nilai hasil ujian. Banyak guru yang Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
memiliki kompetensi baik adalah peserta didik kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku,
yang memiliki nilai hasil ulangan/ujian tinggi. sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan
Seiring perkembangan jaman, pendidikan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter
yang hanya berbasiskan hard skill yaitu jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
menghasilkan lulusan yang hanya memiliki prestasi dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter
dalam akademis, harus mulai dibenahi. Sekarang mulia.
pembelajaran juga harus berbasis pada Nilai-nilai Karakter dikelompokkan menjadi
pengembangan soft skill (interaksi sosial) sebab ini lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia
sangat penting dalam pembentukan karakter anak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan serta kebangsaan. Berikut adalah daftar nilai-nilai
masyarakat. Pendidikan soft skill bertumpu kepada utama yang dimaksud dan deskripsi secara ringkas.
pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat
menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan. Nilai karakter dalam hubungannya dengan
Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata- Tuhan
mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis 1. Religius
(hard skill) saja, tetapi juga oleh keterampilan Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang
mengelola diri dan orang lain (soft skill). yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
Sebenarnya dalam kurikulum tingkat satuan Ketuhanan dan/atau ajaran agama.
pendidikan (KTSP) berbasis kompetensi jelas

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 110


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Nilai karakter dalam hubungannya dengan Nilai karakter dalam hubungannya dengan
diri sendiri sesama
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya men- 1. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang
jadikan diri sebagai orang yang selalu dapat diper- lain
caya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan
baik terhadap diri dan pihak lain apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang
3. Bertanggung jawab lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksa- lain.
nakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang se- 2. Patuh pada aturan-aturan sosial
harusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, ma- Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan
syarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), ne- berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan
gara dan Tuhan YME. umum.
4. Bergaya hidup sehat 3. Menghargai karya dan prestasi orang lain
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat meng- masyarakat, dan mengakui serta menghormati ke-
ganggu kesehatan. Disiplin merupakan tindakan berhasilan orang lain.
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada 4. Santun
berbagai ketentuan dan peraturan. Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang
5. Kerja keras tata bahasa maupun tata perilaku terhadap semua
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- orang.
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna 5. Demokratis
menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang
sebaik-baiknya. menilai sama hak dan kewajiban diri dan orang
6. Percaya diri lain.
Sikap yakin kemampuan diri sendiri terhadap
Nilai karakter dalam hubungannya dengan
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan hara-
lingkungan
pan.
7. Berjiwa wirausaha 1. Peduli sosial dan lingkungan
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar,
cara produksi baru, menyusun operasi untuk pen- dan mengembangkan upaya-upaya untuk memper-
gadaan produk baru, memasarkannya, serta menga- baiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu
tur permodalan operasinya. ingin memberi bantuan bagi orang lain dan
8. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif masyarakat yang membutuhkan.
Berpikir dan melakukan sesuatu secara ken- 2. Nilai kebangsaan
yataan atau logika untuk menghasilkan cara atau Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah di- menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
miliki. atas kepentingan diri dan kelompok.
9. Mandiri 3. Nasionalis
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergan- Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
tung kepada orang lain dalam menyelesaikan tugas- menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghar-
tugas. gaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
10. Ingin tahu fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya un- 4. Menghargai keberagaman
tuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari Sikap memberikan respek/hormat terhadap
apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar. berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, si-
11. Cinta ilmu fat, adat, budaya, suku, dan agama.
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghar- Pengembangan atau pembentukan karakter
gaan yang tinggi terhadap pengetahuan. diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh
sekolah dan stakeholders-nya untuk menjadi pija-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 111


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di lesson study, guru-guru secara kolaboratif 1)
sekolah. Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya mempelajari kurikulum, merumuskan tujuan
adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. pembelajaran dan tujuan pengembangan peserta
Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik didik (pengembangan kecakapan hidupnya), 2)
akan mendorong peserta didik tumbuh dengan ka- merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan
pasitas dan komitmennya untuk melakukan berba- tersebut, 3) melaksanakan dan mengamati suatu
gai hal yang terbaik dan melakukan segalanya den- research lesson (“pembelajaran yang dikaji”)
gan benar dan memiliki tujuan hidup. Masyarakat kemudian 4) melakukan refleksi untuk
juga berperan membentuk karakter anak melalui mendiskusikan pembelajaran yang dikaji dan
orang tua dan lingkungannya. menyempurnaannya, serta merencanakan
Pengembangan karakter dalam suatu sistem pembelajaran berikutnya. Lewis, Perry, dan Murata
pendidikan adalah keterkaitan antara komponen- (2006) menggambarkan Daur Kaji Pembelajaran
komponen karakter yang mengandung nilai-nilai (Lesson Study Cycle) seperti Gambar 1.
perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak Berkenaan dengan kegiatan lesson study,
secara bertahap dan saling berhubungan antara mulai tahun pelajaran 2009/2010 penulis telah
pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau melakukan 23 kali pendampingan LS baik di
emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik tingkat SMP maupun di tingkat SMA.
terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, Di SMP yang dilakukan oleh penulis sebagai
bangsa dan negara. pendamping adalah plan, do, dan see. Saat plan
Pengembangan karakter sementara ini yang dilakukan guru secara individu membuat RPP
direalisasikan dalam pelajaran agama, pelajaran dan tidak ditelaah oleh anggota LS yang lain. Hal
kewarganegaraan, atau pelajaran lainnya, yang ini tidak sesuai dengan prinsip LS yang
program utamanya cenderung pada pengenalan menekankan bahwa pada kegiatan plan seharusnya
nilai-nilai secara kognitif, dan mendalam sampai ke semua anggota LS terlibat secara penuh, baik plan,
penghayatan nilai secara afektif. Pengembangan do, dan see. Hal yang menarik pada saat kegiatan
karakter seharusnya membawa anak ke pengenalan do, para siswa sudah tidak merasa terganggu
nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara dengan kehadiran para observer. Kelebihan para
afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. guru juga demikian. Artinya, para guru sudah tidak
Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin lagi ragu dalam melaksanakan pembelajaran
yang amat penting yang harus terjadi dalam diri sebagai guru model walaupun di dalam kelas
anak, yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat pembelajaran terdapat observer.
(tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini Dari hal-hal yang ditemui dalam pendamping-
disebut Conatio, dan langkah untuk membimbing an LS, penulis melihat ada beberapa yang sudah
anak membulatkan tekad ini disebut langkah dan belum dilakukan guru yang berkaitan dengan
konatif. Pendidikan karakter mestinya mengikuti pendidikan berbasis karakter.
langkah-langkah yang sistematis, dimulai dari
pengenalan nilai secara kognitif, langkah memaha- MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN
mi dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah BERBASIS KARAKTER PADA KEGIATAN
pembentukan tekad secara konatif. Ki Hajar PENDAMPINGAN LS
Dewantoro menterjemahkannya dengan kata-kata
cipta, rasa, karsa. LS merupakan salah satu sarana untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis karak-
ter karena bukan pelatihan tetapi langsung praktik.
PENDAMPINGAN LESSON STUDY
Penulis menawarkan pendidikan berbasis karakter
Lesson study adalah suatu bentuk utama melalui salah satu contoh RPP berikut.
peningkatan kualitas pembelajaran dan
pengembangan keprofesionalan guru yang dipilih
oleh guru-guru Jepang. Dalam melaksanakan

1. MEMPELAJARI KURIKULUM
DAN MERUMUSKAN TUJUAN
Mengidentifikasi tujuan jangka panjang
pendidikan peserta didik dan tujuan
pengembangan diri (karakteristik yang
diinginkan).
FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG,Mempelajari
9 Oktober 2010 Kurikulum dan Standar, 112
mengidentifikasi topik yang diminati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

4. MELAKUKAN REFLEKSI
Diskusi formal Mengenai Pembelajaran di mana pengamat:
1. Berbagi data mengenai pembelajaran yang dikaji.
2. Menggunakan data untuk menjelaskan bagaimana peserta 2. MERANCANG PEMBELAJARAN
didik belajar, mempertanyakan bukti bahwa tujuan jangka Memilih atau merevisi Research Lesson
panjang pendidikan dan pengembangan diri peserta didik Merancang pembelajaran meliputi:
telah diupayakan pencapaiannya dan isu-isu PBM lainnya 5. Tujuan jangka panjang.
3. Mendokumentasikan hasil pengamatan, menggabungkan 6. Perkiraan mengenai apa yang dipikirkan peserta
dan melancarkan pembelajaran berikutnya didik
4. Menyusun pertanyaan baru menuju daur kaji pembelajaran 7. Rancangan mengenai bagaimana mengumpul-
berikutnya. kan data
8. Model dan strategi pembelajaran
9. Rasional mengapa memilih pendekatan itu

3. MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN
Salah seorang guru melaksanakan pembelajaran
sesuai rancangan/skenario yang telah dibuat.
Guru lainnya mengamati dan mengumpulkan data
mengenai kegiatan peserta didik (berpikir, be-
lajar, berpartisipasi, berperilaku)

Gambar 1. Daur Kaji Pembelajaran, diadaptasi dari Lewis, Perry, dan Murata (2006:4)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Z


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi

KOMPETENSI DASAR
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor

A. Indikator

Kognitif:
a. Produk
Menjelaskan konsep perpindahan kalor secara konduksi
Menyebutkan 3 contoh benda yang bersifat konduktor panas
Menyebutkan 3 contoh benda yang bersifat isolator panas
Menunjukkan 3 contoh penerapan perpindahan kalor secara konduksi
Menjelaskan konsep perpindahan kalor secara konveksi
Menganalisis contoh penerapan perpindahan kalor secara konveksi
Menjelaskan konsep perpindahan kalor secara radiasi
Menjelaskan manfaat radiasi dalam kehidupan sehari-hari

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 113


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konduksi, dan radiasi

b. Proses
Melakukan percobaan untuk menunjukkan peristiwa konduksi, konveksi dan radiasi
Psikomotorik
Merangkai alat percobaan konduksi, konveksi dan radiasi

Afektif:
Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun
Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi
pendapat orang lain.

B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
Produk:
Setelah melakukan praktikum peristiwa konduksi, siswa dapat menjelaskan konsep perpindahan kalor secara
konduksi
Setelah memanaskan benda yang bersifat konduktor dan isolator panas, siswa dapat menyebutkan 3 contoh
benda yang bersifat konduktor panas
Setelah memanaskan benda yang bersifat konduktor dan isolator panas, siswa dapat menyebutkan 3 contoh
benda yang bersifat isolator panas
Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menunjukkan 3 contoh penerapan perpindahan kalor secara konduksi
Setelah mengamati demosntarsi tentang peristiwa konveksi udara, siswa dapat menjelaskan konsep perpindahan
kalor secara konveksi
Setelah diberi permasalahan tentang proses terjadinya angin, siswa dapat menganalisis contoh penerapan
perpindahan kalor secara konveksi
Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep perpindahan kalor secara radiasi
Setelah melakukan diskusi , siswa dapat menjelaskan manfaat radiasi dalam kehidupan sehari-hari
Setelah berlatih secara mandiri siswa dapat menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konduksi, dan
radiasi

b. Proses
Disediakan alat dan bahan, siswa dapat melakukan percobaan untuk menunjukkan peristiwa konduksi, konveksi
dan radiasi sesuai kriteria kinerja.

Psikomotorik
Disediakan alat dan bahan, siswa dapat melakukan merangkai alat percobaan konduksi, konveksi dan radiasi
sesuai dengan kriteria penilaian

Afektif:
Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti,
jujur, dan berperilaku santun
Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan
menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi

C. Materi Pembelajaran
Perpindahan kalor :
Konduksi
Konveksi
Radiasi

D. Metode Pembelajaran : - Diskusi-Tanya Jawab


- Eksperimen

Model Pembelajaran : 1. Pembelajaran berbasis masalah


2. Pembelajaran kooperatif-TPS

E. Sumber Belajar

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 114


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika I (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas


Handayani, Sri, & Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas X. (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas
LKS

F. Alat/Bahan
Bejana
Pembakar Spiritus
Air Panas dan Gelas
Mentega
Batang logam besi, tembaga, kuningan, alumunium, kaca, kayu, plastik

G. Kegiatan Belajar Mengajar


Pertemuan I (2 x 45 menit)
Penilaian
No Aktivitas Pembelajaran
1 2 3
A
Orientasi siswa kepada masalah (15 menit)
1 Guru mengajukan pertanyaan materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengajukan permasalahan dengan meminta siswa mengaduk air panas
2 dengan sendok dan sumpit. Guru mengajukan pertanyaan: apa kamu rasakan?
Mengapa demikian?
Kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapakah badan kita terasa panas
saat terkena cahaya matahari padahal jarak matahari dan bumi jauh dan ada ru-
ang hampa antara bumi? Kemudian guru mengajak siswa menjawab pertanyaan
tersebut dengan melakukan percobaan.
3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 1-4 yang akan dicapai
4 Guru menjelaskan prosedur kegiatan yang akan dilakukan siswa

B Mengorganisasi siswa untuk belajar (10 menit)

Guru membagi siswa dalam kelompok kerja dengan anggota 3-5 orang per
5
kelompok
Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan
6
sesuai lembar kerja yang dibagikan pada setiap anggota kelompok
7 Siswa melakukan percobaan dengan panduan LKS dan bimbingan guru

C Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (25 menit)

Guru mengarahkan kegiatan siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang hasil


8
percobaan pada setiap kelompok secara bergiliran.
Guru memeriksa data hasil percobaan siswa dan mendorong siswa berdiskusi
9 secara berkelompok untuk menganalisis data tersebut dengan menjawab pertan-
yaan-pertanyaan yang ada pada LKS.
D Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (20 menit)
Siswa membuat laporan (prosedur, skema percobaan, data, hasil analisis data,
10
kesimpulan) dalam lembar pajangan yang disediakan
Laporan dipajang di dinding kelas, kemudian setiap kelompok mencermati hasil
11
karya kelompok lain dan membandingkannya dengan hasil karya kelompoknya
Guru membimbing diskusi kelas dengan meminta 2 siswa untuk mempresenta-
12 sikan hasil karyanya. Siswa lain diminta memperhatikan presentasi temannya
dan memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dengan santun
E Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (20 menit)
Guru mengajak siswa untuk merefleksi kegiatan percobaannya dan memband-
13
ingkan hasilnya dengan kajian konsep yang digunakan
14 Guru memberikan penguatan konsep dengan meluruskan kesalahan konsep yang

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 115


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dimiliki siswa
Guru mengajukan kembali permasalahan di awal pembelajaran dan menjawab
15
permasalahan tersebut dengan konsep yang dibahas
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau menyampaikan usulan agar
16
kegiatan pembelajaran lebih baik.
Siswa diberi tugas untuk mengamati proses merebus air di rumah masing-
17
masing. Hasil pengamatan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Penilaian
No Aktivitas Pembelajaran
1 2 3 4
A Pendahuluan(10 menit)
1 Guru mengecek apakah siswa telah melaksanakan tugas yang diberi-
kan pada pertemuan sebelumnya
Guru (dibantu siswa) mendemonstrasikan konveksi udara
2 dan menanyakan bagaimana proses kerjanya sehingga asap bisa
bergerak ke dalam kotak? (Fase-1)
Guru (dibantu siswa) mendemonstrasikan proses radiasi dengan
meminta siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5-9 yang akan dicapai.
3
(Fase-1)

B Kegiatan Inti (60 menit)

1 Guru memberikan LKS 02 kepada setiap siswa. (Fase-2)


Guru menjelaskan aturan pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-
2
Share). (Fase-2)
Setiap siswa diminta menemukan jawaban LKS 02 dengan membaca
3
buku siswa halaman 1-3, kira-kira selama 10 menit. (Fase-3 dan 4)
Kemudian setiap 2 siswa (sebangku) diminta mendiskusikan jawaban
4 mereka hingga ditemukan jawaban yang mereka anggap paling
benar, dalam waktu  5 menit. (Fase-3 dan 4)
Secara acak beberapa pasangan siswa diminta menjawab pertanyaan-
5 pertanyaan dalam LKS 02, hingga terjawab semuanya. Pasangan
yang lain boleh bertanya atau menanggapi. (Fase-3 dan 4)
Guru memberikan penilaian terhadap jawaban atau tanggapan setiap
6
anggota kelompok. (Fase-5)
Guru memberikan penguatan pada konsep-konsep yang sudah benar,
7 dan meluruskan pendapat atau jawaban-jawaban siswa yang belum
benar. (Fase-5)
Guru membimbing sambil melakukan penilaian kinerja (Fase-4 dan
9
6)
C Penutup (10 menit)
Guru memberikan penghargaan pada kelompok siswa yang kiner-
1
janya paling baik (Fase-6)
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya atau menyam-
2
paikan usulan agar kegiatan pembelajaran lebih baik.

Pertemuan III (1 x 45 menit)


Ulangan materi perpindahan kalor dengan menggunakan instrumen penilaian produk

H. Penilaian
Teknik : Penilaian Produk

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 116


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Penilaian Kinerja
Lembar Observasi

Lembar Observasi Perilaku Berkarakter

Nama: ___________________________ Kelas: ___________ Tanggal: __________

Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian dengan skala sebagai berikut:
A = sangat baik
B = baik dan
C = cukup baik
D =kurang baik sehingga perlu penanganan khusus

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

No Karakter yang diamati A B C D


1 Jujur

2 Bekerja teliti

3 Berpikir kreatif

4 Berpikir kritis dan logis

5 Berperilaku santun
Malang, 2010
Pengamat

( )

DAFTAR RUJUKAN

Akhmad Sudrajat. 2010. Konsep Pendidikan Karakter. sional. Direktorat Jenderal Manajemen Pendi-
Kemendiknas. dikan Dasar dan Menengah Direktorat pembi-
http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Pendi naan Sekolah Menengah Pertama
dikan/konsep-pendidikan-karakter diakses Nur, M. 2008. Pembelajaran Kooperatif, cetakan kedua.
tanggal 27 September 2010 Surabaya: PSMS UNESA.
Johnson, DavidW. & Johnson, Roger T. 2002. Meaning-
ful Assessment. A Manageable and Cooperative
Process. Boston: Allyn & Bacon
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indo-
nesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Permendiknas RI No. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi
guru dalam jabatan. Kementerian Pendidikan Na-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 117


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN


RENCANA PEMBELAJARAN

Mudjihartono

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Pada awal-awal dilaksanakan kegiatan Lesson Study, kualitas RP yang dihasilkan oleh para
guru IPA SMP dan MTs di kabupaten Pasuruan masih banyak yang kurang berkualitas. Hal ini
tergambar dari langkah-langkah pembelajaran yang termuat dalam RP masih berpusat pada guru
(teacher centered), belum nampak pemanfaatan media pembelajaran yang tersedia, belum ada
penyelenggaraan kegiatan diskusi, dan belum ada penggunaan metode eksperimen, yang kesemuanya
itu dapat digunakan untuk peningkatkan daya nalar, kreativitas, dan keterampilan siswa. Selain itu
kesalahan teknis ada yang fatal, karena dapat mengakibatkan salah konsep. Hal ini bisa muncul karena
langkah-langkah percobaan yang kurang operasional. Untuk menghasilkan RP & LKS yang berkualitas
memerlukan perbaikan secara bertahap. Setelah mereka mengikuti kegiatan Lesson Study selama
beberapa tahun ini, telah tampak peningkatan kualitas RP yang mereka hasilkan.

Kata kunci: kemampuan guru, implementasi lesson study, RPP

Kegiatan Lesson Study bagi guru-guru SMP tode eksperimen, yang kesemuanya itu dapat digu-
dan MTs di Kabupaten Pasuruan yang berbasis nakan untuk peningkatkan daya nalar, kreativitas,
MGMP (Musyawarah Guru Matapelajaran) IPA, dan keterampilan siswa. Setelah mereka mengikuti
telah berlangsung sejak tahun 1996. Dalam kurun kegiatan Lesson Study selama beberapa tahun ini,
waktu tersebut tak terasa telah banyak peningkatan telah tampak peningkatan kualitas RP yang mereka
kemampuan dan keterampilan para guru yang hasilkan. Peningkatan kualitas dalam penyususnan
mengikuti kegiatan Lesson Study ini dalam bidang RP ini, tercermin dari susunan RP yang mereka ha-
pembelajaran, sebagai modal untuk meningkatkan silkan, sudah mengalami peningkatan yang cukup
keprofessionalan mereka, seperti banyak dikemu- signifikan, yang ditandai dengan adanya kegiatan
kakan para dosen pendamping dari UM, maupun pembelajaran yang telah berpusat pada siswa
dari para tenaga ekspert JICA, yang ditulis dalam (Student Centered), banyak memanfaatkan media
bebagai makalah seminar maupun dalam buletin pembelajaran, banyak rencana kegiatan diskusi ke-
yang diterbitan JICA. lompok, dan banyak kegiatan eksperimen yang
Dalam tulisan ini pemaparan dan pembahasan akan dilaksanakan.
peningkatan kemampuan dan keterampilan guru
dalam bidang pembelajaran, akan dfokuskan dalam PAPARAN HASIL OBSERVASI DAN
hal peningkatan kualitas pennyusunan Rencana KEGIATAN PENYUSUNAN RP & LKS
Pembelajaran (RP) oleh guru, karena dari RP yang
berkualitaslah nantinya diharapkan akan dihasilkan Selama kegiatan pendampingan LS berlang-
hasil pembelajaran yang berkualitas juga. sung penulis telah melaksanakan tugas pendam-
Pada awal-awal dilaksanakan kegiatan Lesson pingan selama 2,5 tahun, dengan melakukan pen-
Study, kualitas RP yang dihasilkan oleh para guru dampingan di 5 wilayah kegiatan/kecamatan, yaitu:
IPA SMP dan MTs di kabupaten Pasuruan masih (1) Bangil, (2) Gondang Wetan, (3) Tutur, (4)
banyak yang kurang berkualitas. Hal ini tergambar Nguling, dan (5) Pandaan. Dalam kurun waktu
dari langkah-langkah pembelajaran yang termuat tersebut, penulis telah banyak mengamati dan me-
dalam RP masih berpusat pada guru (teacher cen- lakukan pembimbingan dalam pembuatan RP,
tered), belum nampak pemanfaatan media pembe- yang penuh suka-duka dan memerlukan kesabaran
lajaran yang tersedia, belum ada penyelenggaraan dan semangat pengabdian yang tinggi, karena
kegiatan diskusi, dan belum ada penggunaan me- pelaksanaan kegiatannya dilakukan pada hari libur

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 118


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dan tempat-tempat yang dikunjunginya kadang- lajaran RP & LKS tersebut disempurnakan lagi
kadang cukup jauh dan jalannya turun naik jurang dalam kegiatan refleksi. Jadi RP & LKS tersebut
yang dalam di daerah perbukitan, apalagi kalau selain telah bersifat stdent centered juga telah
musim hujan situasinya cukup mengerikan. mengalami penyempurnaan melalui ujicoba lang-
Pada awalnya memang sulit untuk meng- sung pada para siswa.
arahkan para guru dalam pembuatan RP yang Bagi para guru yang di sekolahnya mempu-
kegiatannya bersifat student centered, hal ini dise- nyai media pembelajaran/peralatan sebagaimana
babkan karena kebiasaan para guru sebelum- nya tercantum dalam daftar peralatan yang ada dalam
yang masih bersifat teacher centered. Keengganan RP & LKS terlampir, dapat langsung mengguna-
para guru pada awal kegiatan Lesson Study untuk kan RP & LKS yang tersebut. Namun demikian
menggunakan kegiatan pembelajaran yang bersifat sebelum digunakan, sebaiknya para guru yang akan
student centered, antara lain karena mereka ku- menggunakan RP & LKS tersebut terlebih dulu
rang/tidak menguasai beberapa metode dan model mencobanya, karena ada perbedaan karakter alat
pembelajaran yang mendukung proses pembela- yang digunakan menimbulkan perbedaan perbedan
jaran yang bersifat student centered, misalnya hasil, sehingga pada saat digunakan oleh para
mereka belum begitu menguasai metode diskusi, siswa, kekurangan-kekurangannya sudah dapat di-
metode eksperimen, metode simulasi, metode ker- antisipasi terlebih dulu.
ja lapangan, metode turnamen, dll. Selain itu mere-
ka juga banyak yang belum kenal/menguasai bebe- PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI DALAM
rapa model pembelajaran yang selaras dengan pem- PEMBUATAN RP & LKS
belajaran yang bersifat student centered, seperti
model pembelajaran STAD, Problem Posing, Sebagaimana dipaparkan di depan bahwa
INQUIRY, TPS, JIG SAW, dll. untuk menghasilkan RP & LKS yang berkualitas
Seiring dengan jalannya waktu dari bulan memerlukan perbaikan secara bertahap. Dan pada
kebulan, dari tahun ke tahun, dengan penuh kesa- setiap tahap perbaikan diperlukan diskusi/tukar
baran dan keuletan para dosen pendamping dari pikiran, perenungan, kajian literature dan serang-
UM dan kadangkala juga dari tenaga expert Lesson kaian uji-coba. Uji coba LKS yang dibuat oleh guru
Study JICA, mereka para guru yang mengikuti model perlu dilakukan oleh guru model dkk.
kegiatan program Lesson Study dibimbing dan sebelum digunakan dalam proses pembelajaran
dilatih menyusun RP yang menggunakan berbagai siswa, bahkan setelah penggunaan dalam proses
metode dan model-model pembelajaran yang pembelajaran RP & LKS tersebut masih terbuka
selaras dan mendukung proses pembelajaran yang untuk dilakukan perbaikan seperlunya. Hal ini
bersifat Student Centered. Akhirnya seiring dengan disebabkan karena sering kali suatu konsep yang
jalannya waktu yang cukup panjang yang hampir 3 disusun di atas meja, pada saat digunakan banyak
tahun, maka para guru yang mengikuti program dijumpai kekurangan secara teknis, sehingga dapat
kegiatan Lesson Study di Kabupaten Pasuruan menghambat jalannya percobaan atau bahkan bisa
tersebut sekarang telah dapat membuat RP yang menghasilkan salah data dan pada akhirnya bisa
relatif berkualitas dan bersifat Student Centered. menghasilkan salah konsep. Selain itu ujicoba oleh
Contoh RP yang dimaksud, dapat dilihat di lam- guru juga berguna untuk mengukur alokasi waktu
piran dari naskah ini. yang memadai untuk setiap jenis percobaan yang
Beberapa contoh RP & LKS yang terlampir dilaksanakan, sehingga nantinya efisiensi waktu
dalam naskah ini adalah RP & LKS yang pembuat- dapat dikendalikan.
annya telah melalui beberapa kali penyempurnaan.
Pertamakali konsep naskah RP & LKS dibuat oleh Contoh Kesalahan/Kekurangan Secara Teknis
guru model, kemudian diperbaikki dalam diskusi dalam Ujicoba oleh Guru Model
dengan teman-teman guru lain yang bidang studi- Kesalahan/kekurangan secara teknis yang
nya sama, dan selanjutnya kerja laboratorium diuji- sering muncul dalam ujicoba oleh guru model,
coba dulu oleh guru model beserta teman-teman- misalnya pada percobaan pengukuran kalor jenis
nya tadi dibawah bimbingan dosen pendamping, zat, yaitu untuk massa air yang dipanaskan, semula
jika dalam tahap ini masih ada kekurangan, dirancang dalam LKS sebesar 10 ml, 20 ml, dan 30
khususnya pada LKS, maka akan disempurnakan. ml untuk kenaikan suhu setinggi 10oC. Setelah
Kemudian setelah digunakan dalam proses pembe- diujicoba oleh guru model dkk, ternyata dengan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 119


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

menggunakan massa air sebesar itu terlalu besar, ping sebagai penyebab terjadinya perbedaan yang
karena membutuhkan waktu pemanasan yang mencolok tentang titik didih air di tempat tersebut.
terlalu lama (40 menit), pada hal alokasi waktu Untuk menguji dugaan/hipothesis ini maka peng-
keseluruhan pertemuan saat itu hanya 90 menit, ukuran titik didih air dianjurkan untuk dilakukan
sehingga kemungkinan tidak cukup waktunya. sekali lagi dengan memasukkan seluruh reservoar
Setelah didiskusikan antara guru model dkk. maka, air raksa yang ada pada ujung thermometer
massa air yang dipanaskan dikurangi menjadi 5 ml, kedalam air mendidih. Hasilnya ternyata ketiga
10 ml, dan 15 ml saja. Ternyata untuk massa suhu air mendidih yang diukur dengan 3 ther-
sebesar ini waktu yang diperlukan untuk pemanas- mometer yang berbeda tadi sama yaitu 97oC. Jadi
an sampai 10oC, hanya membutuhkan waktu 20 untuk mengukur suhu titik didih air teknisnya,
menit, dan waktu ini cukup ideal, tidak terlalu seluruh reservoar thermometer harus tercelup
menyita waktu, sehingga untuk kegiatan yang lain dalam air mendidih yang diukur. Jika tidak seluruh-
masih cukup waktunya. nya tercelup dalam air akan menghasilkan titik
Selain itu kesalahan teknis ada yang fatal, didih yang berbeda-beda, yang akhirnya akan men-
karena dapat mengakibatkan salah konsep. Hal ini dapatkan kesimpulan yang salah, yaitu titik didih
bisa muncul karena langkah-langkah percobaan air berbeda-beda tergantung pada thermometer
yang kurang operasional. Contoh untuk kesalahan pengukurnya. Dengan demikian langkah-langkah
teknis dimaksud adalah, pada saat mengukur titik kegiatan siswa dalam rancangan LKS yang dibuat
didih air pada tempat tertentu atau pada ketinggian guru model dkk tadi, harus didirevisi dulu sebelum
tertentu. Dalam rancangan LKS, yang bertujuan digunakan siswa dalam percobaannya di kelas, agar
untuk mengetahui titik didih air di tempat sekolah tidak menghasilkan salah konsep.
mereka, perintah dalam rancangan LKS menyata- Dari contoh-contoh kesalahan teknis dalam
kan, “Rebuslah air sampai mendidih kemudian percobaan-percobaan di atas, dapat kita peroleh
ukurlah suhu air mendidih tersebut dengan kesimpulan bahwa betapa pentingnya tahap uji-
menggantungkan thermometer di permukaan air” ( coba LKS oleh guru, sebelum LKS digunakan oleh
termometer tidak boleh menyentuh dasar bejana siswa, sehingga dapat diantisipasi terlebih dahulu
yang sedang dipanaskan dengan api bunsen). oleh guru jika ada kekurangan-kekurangan yang
Ternyata hasil ujicoba oleh guru model dkk. untuk terjadi dalam rancangan LKS tersebut.
perintah tersebut memperoleh hasil percobaan yang
perbedaannya cukup mencolok pada 3 kelompok, Kekurangan/Kelemahan Rancangan RP &
yaitu 93oC, 95oC, dan 97oC. Dalam hal ini diguna- LKS yang Ditemukan setelah Refleksi
kan tiga thermometer yang berbeda untuk setiap Setelah para guru peserta program Lesson
percobaan yang dilakukan oleh 3 kelompok guru Study melakukan kegiatan refleksi, diketahui
yang mengikuti LS. beberapa kekurangan/kelemahan rancangan RP &
Memang guru model dkk menganggap bahwa LKS, antara lain dsebabkan oleh hal-hal sebagai
perbedaan titik didih air di tempat terse- but secara berikut, (1) rancangan kegiatan pada LKS kurang
mencolok diakibatkan oleh adanya 3 thermometer sinkron atau kurang mendukung terhadap pengua-
yang berbeda tersebut. Akan tetapi setelah ditun- saan kompetensi yang diharapkan, (2) rancangan
jukkan oleh dosen pendamping bahwa kalau ketiga kegiatan pada LKS, seringkali bahasanya kurang
thermometer tersebut dimasukkan bersamaan komunikatif atau kurang dipahami maksudnya oleh
dalam air panas dalam bejana yang sama, ternyata siswa, hal ini terlihat dari seringnya siswa mena-
ketiga thermometer tersebut menunjukan angka nyakan maksud perintah kerja dalam LKS tersebut
yang sama pula. Ini berarti perbedaan titik didih air pada gurunya karna dalam kelompok terjadi per-
secara secara mencolok tersebut bukan karena bedaan penafsiran terhadap perintah tersebut.
perbedaan thermometer yang digunakan.
Hasil pengamatan oleh dosen pendamping
terhadap 3 kelompok guru yang melaku- kan KESIMPULAN
ujicoba LKS tersebut menunjukkan bahwa volume Dari uraian di depan diperoleh kesimpulan,
reservoar air raksa yang tercelup dalam air men- bahwa setelah melalui pembimbingan/pendam-
didih tidak sama, ada yang tercelup sedikit, ada pingan yang intensip dan penuh kesabaran oleh
yang tercelup separo, dan ada yang tercelup selu- dosen pendamping dalam jangka waktu yang lama
ruhnya. Dari fakta ini diduga oleh dosen pendam- untuk pembuatan Rencana Pembelajaran (RP) dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 120


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Lembar Kerja Siswa (LKS), maka telah dapat di- kompetensi dasar yang diharapkan, tidak salah
hasilkan RP & LKS yang berkualitas, yaitu RP & konsep, dan waktu yang digunakan menjadi lebih
LKS yang memungkinkan siswa mampu memiliki efisien.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 121


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN VALUE


CLARIFICATION TECHNIC (VCT) UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN TERHADAP
KONSTITUSI, PENGALAMAN OPEN CLASS LESSON STUDY
DI SMP NEGERI 2 GEMPOL

Ninik Masruroh

SMP Negeri 2 Gempol

Abstrak: Pembelajaran PKn dengan metode pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) telah
dilaksanakan pada saat open class lesson study di SMP Negeri 2 Gempol Pasuruan dengan materi Pe-
nyimpangan-Penyimpangan terhadap Konstitusi. Tiga tahapan lesson study telah dilaksanakan mulai
dari Plan, Do, dan See. Hasil Refleksi menunjukkan bahwa metode pembelajaran VCT dapat mening-
katkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini diketahui dari analisa hasil observasi (instrumen non tes)
selama proses pembelajaran yang berupa pedoman observasi/ pengamatan yang telah dibuat guru untuk
mengamati tindakan atau aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Catatan obser-
vasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas, partisipasi, dan kooperatif peserta didik.
Analisa hasil observasi “dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif melalui metode Value
Clarification Technic (VCT) menunjukkan adanya peningkatan aktivitas, partisipasi, dan kooperatif pe-
serta didik yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik”. Berdasarkan hasil penelitian
disarankan untuk menerapkan metode VCT untuk materi yang lain.

Kata kunci: metode VCT, lesson study, non tes

Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005, tetapi merupakan kegiatan yang menerapkan ber-
Bab I, Pasal 1, dinyatakan bahwa: guru adalah pen- bagai metode dan strategi pembelajaran yang se-
didik profesional dengan tugas utama mendidik, suai dengan situasi, kondisi, kemampuan komuni-
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, tas pembelajaran serta berbagai permasalahan yang
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pen- dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
didikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pen- Lesson Study dilaksanakan dalam 3 tahapan
didikan dasar, dan pendidikan menengah. Pemerin- yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan
tah Indonesia telah melakukan berbagai upaya see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan
dalam meningkatkan kompetensi guru yang meli- berkelanjutan pertama dilakukan oleh guru-guru
puti kompetensi paedagogik, kompetensi kepriba- MIPA mampu mengembangkan pembelajaran pe-
dian, kompetensi sosial, dan kompetensi profe- serta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut
sional. maka di SMP Negeri 2 Gempol dirasa penting
Lesson Study sebagai salah satu model alter- mengadakan program diseminasi lesson study un-
natif pembinaan kompetensi guru untuk mening- tuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Ne-
katkan kemampuan profesionalnya. Melalui lesson geri 2 Gempol Pasuruan melalui peningkatan kom-
Study dikembangkan pembelajaran yang dapat petensi guru dengan LSBS (Lesson Study Berbasis
mendorong peserta didik belajar secara aktif, ino- Sekolah) dengan sasaran semua guru baik MIPA
vatif, kreatif, dan menyenangkan. Lesson study bu- maupun NON MIPA.
kan merupakan metode atau strategi pembelajaran,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 122


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Pada era globalisasi ini kita tahu bahwa per- nya akan semakin meluas, lebih banyak waktu
kembangan dunia semakin pesat dan jaman akan digunakan guru untuk bekerja secara langsung
semakin maju. Hal ini memberikan dampak yang dengan individu peserta didik dan kelompok-
sangat besar terhadap perkembangan anak usia se- kelompok.
kolah, baik yang positif maupun yang negatif. Pen- Bertolak dari itu fungsi guru adalah
didikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah mem- mempermudah pesrta didik untuk belajar,
punyai peran yang sangat penting dalam mem- memberikan kondisi yang konduktif yang mampu
bentuk jiwa peserta didik, seiring dengan per- menciptakan pembelajaran yang bermakna secara
kembangan jaman saat ini, khususnya dalam signifikan bagi diri peserta didik. Sehingga salah
membentuk Kecerdasan Moral peserta didik. satu tujuan pendidikan nasional akan tercapai, yaitu
Prinsip-prinsip pembelajaran PKn, Mata mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
Pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang berkualitas.
bertujuan agar peserta didik mempunyai Berdasarkan pemikiran dan kenyataan di atas,
kemampuan antara lain dapat berpikir secara kritis, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan PKn
rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu yang komprehensip adalah dengan menerapkan
kewarganeegaraan dan peserta didik berkembang motode pembelajaran yang mampu memberikan
secara positif dan demokratis untuk membentuk motivasi atau gairah belajar peserta didik. Melalui
diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia Value Clarification Technic (VCT) dimaksudkan
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa untuk meningkatkan motivasi belajar PKn bagi
lain. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk peserta didik sehingga kompetensi dasar yang
perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, diharapkan dapat tercapai secara optimal sesuai
baik sebagai individu maupun sebagai anggota harapan kurikulum.
masyarakat, warga negara dan makhluk ciptaan Menurut Muhibbin Syah (2005:203) Ada em-
Tuhan Yang Maha Esa (Juknis PKn, 2006:2). pat macam metode mengajar yang dipandang
Pembelajaran PKn di sekolah membutuhkan representatif dan dominan dalam arti digunakan
berbagai metode yang cocok dan tepat dengan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada tiap
perkembangan jiwa anak didik dan perkembangan jenjang pendidikan formal. Tiga dari empat metode
jaman, sehingga pembelajaran PKn diharapkan tersebut bersifat khas dan mandiri, sedangkan yang
dapat memberikan berbagai bekal sikap dan ting- lain merupakan kombinasi antara satu metode
kah laku kepada anak untuk dapat dengan mudah dengan metode lainnya. Metode campuran ini
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. disebut Metode Plus bersifat terbuka artinya setiap
Berbagai kemungkinan dapat dikemukakan sebagai guru yang profesional dan kreatif dapat memo-
penyebab rendahnya motivasi peserta didik belajar difikasi atau merekayasa campuran metode tersebut
di sekolah antara lain: Rendahnya tingkat kecer- sesuai dengan kebutuhan dengan tidak
dasan peserta didik, rendahnya kemampuan peserta menyimpang dari prinsip-prinsip psikologis-
didik dalam menumbuhkan ide gagasan, peserta didaktis yang telah diakui keabsahannya dalam
didik kurang berani menyampaikan pendapat di dunia pendidikan, diantaranya adalah metode VCT
muka umum, kurangnya media pembelajaran, tidak (Value Clarification Technic) yaitu metode pena-
tepatnya metode yang digunakan guru dalam naman nilai kepada peserta didik.
proses pembelajaran, dan lain-lain. Keunggulan Metode Value Clarification
Hal tersebut biasanya dikarenakan adanya Technic (VCT) adalah:
tuntutan untuk menyelesaikan target kurikulum 1. Mendorong peserta didik berfikir kritis
yang harus terselesaikan dalam waktu yang telah 2. Mendorong peserta didik untuk mengekspersi-
ditentukan sebelumnya. kan pendapatnya secara bebas
Di sini peranan guru dalam pembelajaran PKn 3. Mendorong peserta didik untuk menyumbang-
bukan hanya bertanggung jawab dalam mem- kan pikirannya untuk memecahkan masalah
perkenalkan konsep-konsep, mendemons-trasikan bersama
keterampilan melalui contoh masalah dan menilai 4. Mengambil satu alternatif atau beberapa alter-
pekerjaan peserta didiknya secara tertulis, tetapi natif jawaban untuk menentukan sikap terha-
guru juga dituntut mampu berperan sebagai dap suatu masalah
fasilitator (pengarah) dan promotor (penggerak) Dengan metode ini diharapkan meningkatkan
bagi peserta didik. Guru harus menyadari peranan- motovasi dan inisiatif peserta didik dalam bentuk

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 123


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

keberanian menyampaikan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan kunci “Apa akibat adari penyimpangan
pertanyaan, sanggahan, kerja individu secara ter- terhadap UUD 1945?” selanjutnya mengaitkan
struktur, kerja kelompok serta tanggung jawab ter- materi dengan pengetahuan yang dimiliki peserta
hadap diri dan kelompoknya meningkat. Dengan didik melalui tanya jawab, contoh: Kapan
kata lain kualitas dan keberanian peserta didik berlakunya UUD 1945?, Berapa lama Bapak
dalam Kegiatan Belajar Mengajar meningkat. Suharto menjadi presiden?
Tahap Kegiatan Inti dimulai dengan tugas
METODE kajian pustaka secara berkelompok. Peserta didik
diminta membaca teks secara berulang-ulang
Adapun tahapan lesson study: dengan waktu yang telah ditentukan. Pengenalan
1. Plan materi dipertegas oleh guru model dalam kelompok
Kegiatan Plan (merencanakan) dilaksanakan dengan cara tutor sebaya, bagi peserta didik yang
seminggu sebelum open class oleh guru model mampu dimasing-masing kekompok diharapkan
dengan guru serumpun yaitu guru PKn kelas VII dapat membimbing teman-temannya, dan bagi
(Rachman Rudito, S.Pd) dengan bimbingan dan peserta didik yang kurang memahami tugasnya
petunjuk dari Kepala sekolah (Tri setyo Astutik, diharapkan untuk tidak malu bertanya ataupun
S.Pd., M.Pd.). Pada tahap ini dilakukan Pemilihan meminta bimbingan teman. Dilanjutkan dengan
Topik pembelajaran, mengkaji standar kompetensi kegiatan diskusi. Dalam kegiatan diskusi ini agar
dan kompetensi dasar, penetapan indikator dan lebih menarik dan memotivasi peserta didik untuk
tujuan pembelajaran, penetapan metode, strategi, mengembangkan nilai/life skillnya baik personal
dan media pembelajarn, penyusunan skenario skills maupun social skills, Lembar kerja Peserta
pembelajaran dan penulisan RPP. Pada Tahap Plan Didik menggunakan potongan-potongan kartu yang
disepakati materi dengan topik Penyimpangan- harus dikelompokkan. Peserta didik aktif mendis-
penyimpangan terhadap Konstitusi. Standar kusikan potongan-potongan kertas untuk
kompetensi “Memahami berbagai konstitusi yang dikelompokkkan pada tabel penyimpangan-
pernah digunakan di Indonesia” dengan penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1945-
kompetensi dasar “Menganalisis penyimpangan- 1949, periode 1959-1965, 1966-1999. Pada tahap
penyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di ini tampak adanya peningkatan baik aktivitas
Indonesia”. Dari skenario pembelajaran yang kami personal maupun kerja sama antar peserta didik.
buat harapan kami, kami dapat menanamkan Tahap ini peran guru sangat penting yaitu
nilai/life skill khususnya personal skill (aktivitas membimbing dan mendorong peserta didik untuk
peserta didik) dan social skill (keterampilan senantisa melakukan kerja sama. Seluruh aktivitas
kooperatif) sehingga mampu meningkatkan peserta didik dicatat dalam lembar observasi.
motivasi belajar. Dan harapan terakhir kami adanya Tahap ini diakhiri dengan kegiatan presentasi
peningkatan prestasi belajar pula. dan diskusi kelas. Disini sekaligus guru menanam-
Masukan saat Plan, kelompok belajar dibuat kan penguasaan konsep yang benar pada peserta
secara heterogen baik jenis kelamin maupun didik.
tingkat kecerdasan, dengan posisi duduk heterogen Tahap kegiatan Penutup, guru dan peserta
pula (laki-laki, perempuan, laki-laki, perempuan) 3 didik merefleksikan hasil pembelajaran hari ini dan
hari sebelum Do. penanaman nilai yaitu pentingnya kerja sama,
2. Do merenungkan pertanyaan kunci dengan memberi
Tahapan Do (Melaksanakan) sesuai dengan pertanyaan secara lisan. Untuk menanamkan nilai
jadwal LSBS, yaitu 17 Oktober 2008, cinta tanah air, guru memberi tugas rumah
Pembelajaran PKn menggunakan kelas model VIII membuat essay deskripsi tentang pemerintahan
A, Open class dihadiri oleh guru-guru SMP Negeri Orde Lama.
2 Gempol dan observer tamu yaitu kepala sekolah 3. See
SD Negeri Karangjati 3 (Sri Wahyuningsih, S.Pd). Kegiatan See (Merefleksi) dilaksanakan lang-
Pada pelaksanaan (Do). Dimulai dari tahap sung setelah open class. Kegiatan refleksi dimulai
pendahuluan, guru mengkoordinasikan kelas dan oleh moderator dengan memberi kesempatan
peserta didik untuk siap belajar, mengajak berdoa kepada guru model untuk menyampaikan
dan memuji kebersihan kelas, menyampaikan tema, pengalaman mengajarnya, alasan pemilihan metode
menjelaskan tujuan belajar, dan menyampaikan dan alasan pembuatan kelompok, sebelum para

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 124


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

observer menyampaikan hasil observasinya. Guru LKS sebagai salah satu media yang diguna-
model menjelaskan alasan pembagian kelompok kan pada pembelajaran ini mampu memotivasi sis-
dan posisi tempat duduk peserta didik, karena wa untuk menyelesaikan tugas. Dengan media po-
alasan agar terjadi aktivitas sosial yang tinggi antar tongan kertas yang berisi kkalimat yang harus dike-
peserta didik sehingga berkembang baik personal lompokkan sesuai dengan penyimpangan-penyim-
skills maupun social skills, juga memungkinkan pangan konstitusi pada tahun 1945-1949, 1959-
adanya tutor sebaya dalam proses pembelajaran, 1965, 1966-1998, hampir semua peserta didik ter-
Dengan demikian akan tercipta motivasi belajar libat aktif dengan media tersebut. Sedangkan peng-
yang tinggi. Guru model berharap mendapat gunaan power point untuk pembelajaran ini mampu
masukan-masukan dari para observer sehingga meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik.
dapat dijadikan sebagai acuan perbaikan untuk Siswa diam (berfikir, melamun, pasif, dll)
pembelajaran dengan materi yang sama di kelas atau beraktivitas lain (memainkan pensil, arloji,
lain. penggaris, dll)
Selanjutnya penyampaian hasil observasi dari Dari pengamatan observer ada seorang siswa
semua observer. Moderator mengingatkan kepada di kelompok 6 diam pasif sepertinya kurang se-
observer bahwa obyek observasi adalah peserta mangat mengikuti pelajaran hanya menengok ke
didik dan aktivitasnya selama proses pembelajaran. kiri ke kanan. Solusinya mungkin saat pembagian
Kegiatan refleksi bukan kegiatan menghakimi kelompok diratakan diberi siswa yang mampu se-
guru. Kegiatan refleksi diharapkan adanya temuan hingga bisa menjadi tutor sebaya. Juga ditemukan
masalah, penyebabnya, dan pemberian solusi, seorang siswa di kelompok 9 yang saat diterangkan
sehingga dapat diketahui pelajaran berharga yang mendengar sambil memainkan tangan di bawah
dapat dipetik dari pembelajaran tersebut. meja. Menurut observer dalam kesehariannya dia
memang kurang, untuk itu solusinya adalah guru
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih meningkatkan komunikasinya, sehingga
mampu meningkatkan kepercayaan diri.
Hasil Observasi
Pelajaran berharga yang bisa dipetik pada
Hasil observasi yang dilakukan oleh para pembelajaran
observer pada lembar pengamatan kegiatan Lesson
Study sebagai berikut: Pelajaran berharga dari pembelajaran ini
1. Interaksi siswa dengan siswa antara lain:
Interaksi peserta didik dengan peserta didik a. Pembelajaran ini melatih keberanian anak dan
pada umumnya cukup baik, salah satu indikatornya kelompok saling bertanggung jawab pada
adalah proses diskusi yang dilakukan peserta didik. pekerjaannya
Peserta didik cenderung aktif berdiskusi dengan b. Pembelajaran dengan metode diskusi, penu-
motivasi dari guru dan tutor sebaya. Dari fakta gasan, dan penanaman nilai meningkatkan mo-
yang disampaikan observer, peserta didik yang ku- tivasi belajar dan mempermudah memahami
rang aktif dalam interaksi siswa dengan siswa dise- materi pembelajaran
babkan adanya ketidakpercayaan diri pada peserta
Hasil Non Tes
didik tersebut. Solusinya frekuensi pendekatan
guru ditingkatkan mungkin dengan memberi re- Pada tabel 1 ditunjukkan hasil pengamatan se-
ward/pujian dan ditingkatkan tutor sebaya. lama proses pembelajaran dengan metode VCT
2. Interaksi siswa dengan guru menunjukkan adanya peningkatan aktivitas, partisi-
Dari hasil observer dapat disimpulkan interak- pasi, dan kooperatif peserta didik.
si peserta didik dengan guru sangat baik. Aktivitas Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi
guru melalui tanya jawab, mampu menumbuhkan selama proses pembelajaran di atas, kelompok
keberanian peserta didik untuk menjawab. Sedang- yang secara umum seluruh peserta aktif, kooperatif
kan pendekatan guru saat kegiatan diskusi mampu dan mampu menyelesaikan tugas. Kelompok yang
menumbuhkan keberanian peserta didik untuk ber- paling aktif pada pelaksanaan pembelajaran ini
tanya dan menumbuhkan kerja sama antar peserta adalah kelompok 9. Hal ini didukung oleh hasil
didik kerja kelompok yang benar semua dan tercepat se-
3. Interaksi siswa dengan media lesainya. Keaktifan dan motivasi peserta didik se-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 125


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

lama pembelajaran berdampak secara langsung pa- ngan perolehan rata-rata hasil belajar sebesar 82,23.
da hasil belajar siswa yang mana ditunjukkan de-

Tabel 1. Hasil Observasi

KELOMPOK
ASPEK JML KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 tidak aktif, perlu bimbingan
Peserta Didik Aktif 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42
dan motifasi
Peserta Didik Koop- 1 tidak aktif, perlu bimbingan
4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 43
eratif dan motifasi
Peserta Didik Menye-
4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 44
lesaikan Tugas

dengan siswa, siswa dengan guru, dan


Manfaat lesson study siswa dengan media
Dengan adanya LSBS di SMP Negeri 2  Untuk meningkatkan keberanian peserta
Gempol membawa dampak dan manfaat yang luar didik dalam mengembangkan
biasa baik bagi guru maupun peserta didik. keterampilan, mengungkapkan pendapat,
1. Bagi Guru ide, pertanyaan, dan saran
 Mengubah paradigma pembelajaran dari  Dapat meningkatkan prestasi belajar
teacher centered menjadi student centered peserta didik di sekolah
 Menjadikan guru lebih percaya diri, lebih
disiplin dalam menjalankan profesinya, KESIMPULAN
dan termotivasi untuk menambah ilmu,
kreatif, dan inovatif Pengembangan lesson study berbasis sekolah
(LSBS) sebagai salah satu model alternatif
 Menjadikan guru lebih terbuka, tidak malu
pembinaan kompetensi guru untuk meningkatkan
mengakui kekurangan dan kesalahan
kemampuan profesionalnya, membawa dampak
sendiri, dan berlapang dada menerima sa-
positif bagi proses pembelajaran. Kegiatan ini tidak
ran
hanya memotivasi guru semata, melainkan juga
2. Bagi Peserta didik
memotivasi peserta didik. Pembelajaran yang aktif,
 Dapat meningkatkan motivasi belajar,
inovatif, kreatif, dan menyenangkan khususnya
aktivitas belajar, juga life skills peserta
mata pelajaran PKn, pasti mampu meningkatkan
didik
pula pemahaman materi dan penanaman nilai-nilai
 Memungkinkan terjadinya situasi saling yang bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
belajar dan interaksi tiga arah, yaitu siswa

DAFTAR RUJUKAN

Aqib, Z. 2002. Profesionalisme Guru dalam Syah, M. 2005. Psikologi Pendidikan dengan
Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Coles, R. 2003. Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada Rosdakarya.
Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
Dirjen Dikdasmen, Direkturat Pendidikan Menengah Grasinda
Umum. 2006. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Tabrani, R.A. dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses
Pkn. Jakarta Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remaja Karya
Sudjana, N. 1987. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah
Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Bandung: Sinar
Baru Algensindo

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 126


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

LESSON STUDY MEMBEDAH CAKRAWALA


MENUJU PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
DI SMP NEGERI 2 PURWODADI

Nuzulul Kusindiyarli

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Purwodadi Kabupaten Pasuruan

Abstrak: Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar. Pelaksanaan Lesson Study di SMP Negeri 2 Purwodadi membawa
dampak positif bagi guru, siswa, dan sekolah. Guru mampu menyadari bahwa pelaksanaan
pembelajaran tidak hanya dimonopoli oleh guru saja. Pembelajaran harus bisa memberi dampak
perubahan positif terhadap kemajuan prestasi siswa. Pada awal kegiatan Lesson Study, guru-guru
merasa berat, canggung, grogi, dan takut. Namun ketika semua guru sudah merasakan dampak positif
terhadap kemampuan profesionalnya, maka Lesson Study merupakan salah satu jawaban untuk
membedah cakrawala menuju pembelajaran konstruktivis. Hal ini bisa meningkatkan kualitas
pembelajaran yang akhirnya tujuan pembelajaran pun bisa tercapai.

Kata kunci: Lesson Study, pembelajaran konstruktivistik

KONDISI OBJEKTIF PEMBELAJARAN bahkan ketakutan. Kalau mereka berani menjawab,


lebih cenderung bersama-sama teman yang lain
Dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran di seperti menyanyikan lagu secara koor. Akhirnya
kelas yang dilakukan oleh guru, selama ini masih ketika guru harus melaksanakan tes ternyata hasil
belum banyak diketahui oleh siapapun terutama yang didapat ternyata jauh dari harapan.
oleh orang luar; misalnya oleh kepala sekolah, Problem guru yang seperti ini perlu mendapat
pengawas, guru lain, bahkan orang tua siswa jalan keluar yang bijak sehingga guru bisa ber-
apalagi oleh komite sekolah dan tokoh masyarakat kembang kemampuannya dan siswa bisa lebih
sampai pejabat di luar pendidikan. Hal seperti ini dihargai sebagai makhluk unik yang perlu motivasi,
mengakibatkan guru kurang tertantang dan pengarahan dan bimibingan dari guru yang
bertanggung jawab terhadap proses maupun hasil dikemas dalam pembelajaran yang konstruktivistik.
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas-kelas. Kegiatan semacam ini semata-mata untuk
Para guru masih terlalu percaya diri terhadap menghargai keberadaan siswanya. Solusi yang bisa
kemampuannya sehingga hampir menganggap bah- dilaksanakan oleh guru untuk mengatasi hal-hal
wa pembelajaran yang dilaksanakan pasti berhasil tersebut adalah dengan melakukan Lesson Study,
dengan baik. Begitu yakinnya maka guru sehingga guru dapat melakukan review terhadap
membayangkan hasil yang diharapkan tentu saja kinerjanya yang selanjutnya dapat digunakan
harus sesuai dengan harapan sang guru. Namun sebagai masukan untuk memperbaiki kinerjanya
Kenyataannya sangat berbeda, mulai dari aktivitas, menuju guru yang professional.
kreativitas, keberanian siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sering membuat jengkel para guru.
Tidak jarang guru tersulut emosinya gara-gara PENGERTIAN LESSON STUDY
siswa hanya diam saja ketika diberi tugas maupun Lesson Study yaitu suatu model pembinaan
ketika diberi pertanyaan. Siswa tidak berani profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
menjawab, siswa ragu-ragu, siswa sangat pasif

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 127


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan Study karena memang di dalam Lesson Study ter-
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning sebut pilar-pilar konstruktivis bisa dilaksanakan
untuk membangun komunitas belajar. Dengan de- dan dikembangkan dari semua lini. Guru membuat
mikian, Lesson Study tersebut bukanlah suatu persiapan maksimal, siswa dihargai keberadaannya.
metoda atau strategi pembelajaran tetapi suatu Dan yang menarik dari kegiatan LS yang
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh yang dilaksanakan pada saat Open Class adalah
bisa saja menggunakan metoda dan strtegi terdapatnya tenaga observer yang bisa mengamati
pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisik dan memberi masukan serta gambaran proses
dan permasalahan yang dihadapi guru. Lesson pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Study dapat dilakukan oleh sejumlah guru dan Kegiatan ini bisa dilihat pada saat melaksanakan
pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap refleksi.
kegiatan, yaitu perencanaan (Planning), Kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 2 Pur-
Implementasi (Do) pembelajaran dan observasi wodadi setelah melaksanakan LSBS ternyata
serta refleksi (See) terhadap perencanaan dan memang bisa memberikan harapan bagi para guru
implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka untuk terus mengembangkan LS sebagai upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran. membedah cakrawala guru menuju pembelajaran
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat konstruktivistik.
diimplementasikan ke dalam program sekolah yang Hal ini bisa dibuktikan dari hasil beberapa re-
disebut dengan Lesson Study Berbasis Sekolah fleksi yang dilihat pada lembar observer maupun
(LSBS). Hal ini penting dilaksanakan karena per- diskusi ketika refleksi yang dilaksanakan bersama
kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan observer serta guru model serta didampingi
sangat pesat serta perkembangan pengetahuan oleh dosen pembimbing dapat diberikan gambaran
siswa sendiri ini perlu diimbangi dengan bahwa:
kemampuan guru yang memadai sebagai agen 1. Guru bisa secara terbuka berani menanyakan
pembelajaran. kepada kolega yang lain berkaitan dengan
Program kegiatan LSBS di SMP Negeri 2 rencana pembelajarannya.
Purwodadi ini setiap guru matapelajaran apapun 2. Guru berani tampil melaksanakan pembelajar-
akan mempunyai kesempatan untuk menjadi guru an di hadapan banyak orang.
model sesuai dengan jadwal yang sudah disusun. S- 3. Guru bisa lebih siap dengan segala perangkat
tiap semester minimal terdapat 16 guru. Hal ini mengajarnya.
dimungkinkan karena setiap satu bulan terdapat 4. Guru berusaha tampil sebaik mungkin.
empat guru. Dalam satu semester hanya diambil 4 5. Guru terus berusaha melaksanakan pembela-
bulan. LSBS dilaksanakan pada setiap hari Sabtu jaran di kelas sesuai dengan persiapan yang
yang diikuti oleh semua guru. Satu guru menjadi dibuat.
guru model dan guru yang lain menjadi observer. 6. Siswa mau bekerjasama sesama siswa, ber-
tanya kepada sesama teman maupun guru. Se-
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK dangkan siswa yang lain mau memberikan
tanggapan.
Pembelajaran Konstruktivistik merupakan 7. KBM dilaksanakan dengan penuh keceriaan,
model pembelajaran yang mengutamakan siswa se- gembira, antusias. Hal ini akibat dari pengaruh
cara aktif membangun pembelajaran mereka sen- guru yang mampu menghidupkan suasana di
diri secara mandiri dan mampu memindahkan kelasnya dengan persiapan yang matang.
informasi untuk menguasai materi yang kompleks. Kenyataan ini dapat memberi gambaran yang
Mengacu pada pemikiran yang menyatakan bahwa nyata bahwa dengan Lesson Study mampu men-
pada proses pembelajaran, guru memberikan gubah proses pembelajaran menjadi lebih hidup,
kesempatan kepada siswa dalam proses belajar dan aktif, dan kreatif, menarik. Proses ini terjadi karena
sosialisasinya yang berkesinambungan yang bero- guru mau mempersiapkan pembelajarannya dengan
rientasi pada model pembelajaran kooperatif. sangat maksimal walaupun ini masih dalam taraf
(Aronson, 1978) open class.
Pengertian konstruktivis yang sepertidi atas Walaupun demikian paling tidak guru di-
jelas bisa diwujudkan dengan mempraktikkan pem- harapkan bisa menyadari bahwa melaksanakan
belajaran yang dikemas dalam kegiatan Lesson pembelajaran tersebut memang perlu persiapan dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 128


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

ini akan sangat mudah dan tidak berat apabila terus Terbukti guru dan siswa mampu secara kreatif dan
berlatih lewat Lesson Study. Kalau kebiasaan ini kolaboratif melaksanakan pembelajaran di kelas.
bisa dibangun terus dan diikuti dengan pembinaan- Perlu juga dipahami dan diingat bahwa ber-
pembinaan yang signifikan terutama kepada guru dasar pengalaman yang selama ini terjadi adalah
yang memang layak harus mendapat rewart ya ha- sudah banyak guru yang telah mengikuti kegiatan
rus diberi penghargaan demikian untuk guru yang pelatiahan yang intinya adalah untuk meningkatkan
kinerjanya kurang bagus ya harus mendapatkan kemampuannya, namun setelah mengikuti kegiatan
sangsi. Kegiatan ini harus secara terus menerus di- tersebut masih belum juga berhasil membawa pe-
koordinasikan dengan semua jajaran terkait, maka rubahan. Hal seperti ini memang menjadi kendala.
bukan tidak mungkin ini akan bisa menjadikan ke- Semuanya dipulangkan kepada masing-masing in-
biasaan semua guru untuk mau dan mampu melak- dividu guru, maukah melaksanakannya atau hanya
sanakan pembelajarannya dengan sempurna. sebatas memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
saja. Sekali lagi faktor utama keberhasilannya ada-
PENUTUP lah terletak kemauan untuk melaksanakan hasil pe-
latihan tersebut. Sebaik apapun hasil dari mengikuti
Guru memang harus terbuka dalam setiap pelatihan tetapi kalau guru yang bersangkutan tidak
langkah kinerjanya terutama ketika melakukan per- ada semangat tinggi dan mau melaksanakannya
siapan, melaksanakan, dan mengevaluasi pem- maka semuanya tidak aka ada manfaatnya.
belajarannya. Hal ini sangat penting agar bisa men- Mudah-mudahan dengan upaya yang secara
ciptakan pembelajaran yang konstruktiv sehingga sadar dan bersama-sama untuk meningkatkan kua-
mampu mencapai tujuan belajar yang diharapkan. litas pendidikan di Indonesia melalui Lesson Study
Lesson Study merupakan salah satu solusi bisa tercapai sehingga generasi mendatang benar-
yang sudah terbukti pernah dan sedang dilaksa- benar merupakan generasi yang cerdas berkualitas
nakan di SMP Negeri 2 Purwodadi Pasuruan bisa baik moril maupun spiritual serta percaya diri.
menjawab permasalahan tersebut dengan baik. Terima kasih.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. dari IMSTEP. Jurnal Pendidikan “Mimbar
Jakarta: Depdiknas Pendidikan”. No.3 Th. XXIV:24
Saito, E, Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005 Penerapan
Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 129


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

LESSON STUDY MENINGKATKAN RESPONS


PESERTA DIDIK KELAS VIII-A DI SMP NEGERI 2
PURWOSARI PASURUAN

Saifuddin Adnan

SMP Negeri 2 Purwosari Pasuruan

Abstrak: Sebuah pembelajaran akan berjalan dengan baik jika berlangsung interaksi yang intens antara
peserta didik, sumber belajar dan lingkungan yang telah direkayasa sedemikian rupa oleh Guru dan
sekolah. Dari konsep pembelajaran seperti inilah maka lahir pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik, dimana peserta didik memiliki pengalaman langsung dalam interaksinya dengan sumber dan
media belajar agar terbentuk pembelajaran yang bermakna. Bagaimana upaya menemukan cara yang
terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia
yang handal, sudah sejak lama praktik pembelajaran cenderung dilakukan secara konvensional yaitu
melalui teknik komunikasi oral. Lesson Study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinam-bungan, dalam
mengaplikasikan prinsip-prinsip.Total Quality Management, Lesson Study merupakan kegiatan yang
dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society). Teori lain yang
dikemukakan oleh Thorndike dalam belajar berkaitan Stimulus dan Respons peserta didik, yaitu: 1)
Hukum kesiapan (Law of readiness), 2) Hukum latihan (Law of Exercise), dan 3) Hukum akibat (Law
of Effect). (file:///I:/stimulus dan respons Pembelajaran Guru.htm). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui respons peserta didik terhadap penerapan Lesson Study di SMP Negeri 2 Purwosari.
Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui respons peserta didik. Dari data angket yang
diberikan pada peserta didik, menunjukkan bahwa peserta didik memiliki kemauan, merasa terterik dan
tidak membosankan mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan Lesson Study khususnya pada
pelajaran IPA dengan rata-rata respons peserta didik terletak pada senang belajar dengan
menggunakan Lesson Study mencapai rata-rata 4,33. Saran yang dapat dikemukakan adalah: Dengan
adanya Lesson Study diharapkan guru-guru lebih bisa mengembangkan potensi dirinya, didalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat memberi
keleluasaan pada guru untuk mengembangkan potensi dirinya terutama untuk mengikutsertakan guru
dalam kegiatan MGMP, seminar, workshop dan kegiatan lainnya yang bersifat menunjang kreativitas
guru. Dan bagi peserta didik dapat lebih meningkat kemauan belajar dengan penerapan lesson study
karena guru lebih kreatif dan inovatif didalam menyajikan proses belajar mengajar.

Kata kunci: Respons, Lesson Study

Suatu rencana pembelajaran tidak selalu rumit cara peserta didik diajak ke lapangan sekolah untuk
dan bertele-tele, pembelajaran sederhana sudah mengamati secara langsung. Lesson Study
lebih dari cukup, karena pembelajaran selalu cukup bertujuan poses pembelajaran pada satuan
dan penuh dengan perkembangan-perkembangan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
tak terduga. Cara efektif membuat pembelajaran inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
atraktif dengan menggunakan hal-hal konkrit ini peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
terbatas pada benda-benda nyata, tetapi juga kegiat- memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
an atau tindakan yang konkrit juga dapat menarik kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat
perhatian peserta didik. Contohnya menghitung dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
komponen ekosistem dalam suatu kuadran. Dengan didik.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 130


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Lesson Study dapat memberikan sumbangan individu lain. 5) Tingkah laku ditentukan oleh ka-
terhadap pengembangan 8 keprofesionalan guru, pasitas dalam diri organisme manusia: Kapasitas
yakni: 1) Memikirkan dengan cermat mengenai itu berupa intelegensi dan abilitas sesuai dengan
tujuan dari pembelajaran, materi pokok, dan tingkat perkembangannya. Seorang-orang mampu
bidangstudi, 2) Mengkaji dan mengembangkan melakukan sesuatu perbuatan sesuai dengan tingkat
pembelajaran terbaik yang dapat dikembangkan, 3) kapasitasnya sendiri. 6) Tingkah laku yang dilan-
Memperdalam pengetahuan mengenai materi dasi Ambisi Sehat: Tingkah laku seorang-orang
pokok yang diajarkan, 4) Memikirkan secara yang dilandasi dengan ambisi yang sehat kerapkali
mendalam tujuan jangka panjang yang akan menghasilan produk terbaik, pada pada akhirnya
dicapai berkaitan dengan peserta didik, 5) membuahkan rasa percaya diri. (file:///I:/ubah-
Merancang pembelajaran secara kolaboratif, 6) perilaku-menuju-ranah-lesson-study.html)
Mengkaji secara cermat cara dan proses belajar Lesson study menjadi penting karena kegiatan
serta tingkah laku peserta didik, 7) itu bermanfaat meningkatkan kemampuan guru
Mengembangkan pengetahuan pedagogis yang dalam menguasai materi pelajaran, meningkatkan
kuat/penuh daya, dan 8) Melihat hasil pembelajaran keterampilan merencanakan pembelajaran, men-
sendiri melalui mata peserta didik dan kolega. ingkatkan keterampilan menerapkan metode dan
kologi peserta didik". file:///H:/berita.php.htm pelaksanaan pembelajaran secara umum, mening-
Sejumlah unsur yang menjadi ciri perubahan katkan kemampuan guru dalam melakukan penga-
tingkah laku seorang guru, menuju Lesson studi: 1) matan terhadap peserta didik yang sedang melak-
Tingkah laku dimotivasi: seseorang mau berbuat sanakan belajar, meningkatkan kemampuan kerja
sesuatu karena adanya tujuan yang hendak dicapai. sama dengan teman sejawat serta dengan memper-
(seseorang guru harus memahami secara holistic luas jaringan kerja, memperbaiki kinerja melalui
hal ikhwal “lesson studi”, apa dan mengapa lesson pelaksanaan tugas sehari-hari dan membuka isolasi
studi) Perubahan tingkah laku dimulai dari dalam kelas sehingga peningkatan kemampuan diperoleh
organisme yang bermotivasi, dan keadaan ini mun- dengan tidak mengurangi hak peserta didik untuk
cul berkat kebutuhan pada organisme (seseorang mendapat pelayanan belajar (pembaharu guru,
guru harus memahami, apa manfaat lesson studi). 2008).
2) Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah Lesson Study merupakan suatu cara efektif
laku yang sedang terarah pada tujuan: Motivasi yang dapat meningkatkan kualitas belajar dan
mengandung dua aspek yakni adaanya keadaan mengajar karena; (a) Lesson Study dilakukan dan
tegang (tension) atau ketakpuasan dalam diri seseo- didasarkan pada hasil ‘sharing‘ pengetahuan pro-
rang dan kesadaran bahwa tujuan tercapainya tu- fessional yang berlandaskan pada praktek dan hasil
juan akan mengurangi ketegangan tersebut. Ini ber- pengajaran yang dilaksanakan para guru; (b) Les-
arti pencapai tujuan adalah pengurangan ketegan- son Study menekankan pada kualitas belajar pe-
gan dan pemuasan kebutuhan. 3) Tujuan yang disa- serta didik; (c) Tujuan pembelajaran dijadikan fo-
dari oleh seorang-orang akan mempengaruhi ting- kus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran
kah laku di dalam upaya mencapai tujuan tersebut: di kelas; (d) Lesson Study mampu menjadi lan-
Konsekuensinya ialah tingkah laku bersifat selektif dasan bagi pengembangan pembelajaran karena
dan regulative. Seorang-orang memilih perbuatan/ berdasarkan pengalaman real di kelas; (e) Lesson
tindakan yang hanya mengacu ke arah pencapaian Study akan menempatkan para guru sebagai pe-
tujuan yang dapat memuaskan kebutuhannya. neliti pembelajaran (Lewis, 2002) diakses tgl 24
Lingkungan menyediakan kesempatan untuk ber- sep 2010.
tingkah laku tertentu, dan/atau membatasi tingkah Respons adalah istilah yang digunakan oleh
laku seorang-orang tertentu: Lingkungan sebagai psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rang-
situasi stimulus dalam satu sisi dapat memuaskan sang yang diterima oleh panca indera. Respons bi-
kebutuhan dan dalam sisi lain dapat membatasi asanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
pemuasan kebutuhan dengan cara tertentu. 4) dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
Tingkah laku dapat dipengaruhi oleh proses-proses Teori Behaviorisme menggunakan istilah re-
dalam organisme: Persepsi, pengalaman dan kon- spons yang dipasangkan dengan rangsang dalam
sepsi yang dimiliki seorang-orang untuk mempen- menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Respons
garuhi tingkah laku terhadap aspek-aspek tertentu adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya
dilingkungannya, misalnya sikap terhadap orang/ rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan re-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 131


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

spons dipasangkan atau dikondisikan maka akan tuk masing-masing pertanyaan, skor rerata adalah
membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang sebagai berikut.
yang dikondisikan. (file:///H:/Respons.htm) 1. Peserta didik memiliki kemauan yang tinggi
Thorndike, mengemukakan teori Stimulus untuk belajar adalah 4,30
dan Respons dalam belajar, respons peserta didik 2. Peserta didik sangat tertarik dan senang belajar
perlu dimunculkan dengan pemberian stimulus- biologi adalah 4,35
stimulus yang tepat, selanjutnya dapat dikemu- 3. Peserta didik lebih cepat memahami materi
kakan hukum belajar. Hukum belajar yang dikenal biologi adalah 4,23
dengan nama Law of effect, dalam hukum ini dika- 4. Peserta didik termotivasi untuk berprestasi
takan bahwa seorang peserta didik akan meningkat adalah 3,93
keberhasilannya dalam belajar jika respons peserta 5. Peserta didik lebih mudah mengingat materi
didik terhadap suatu stimulus memperoleh rein- pelajaran adalah 4,38
forcement atau penguatan yang berupa pujian atas 6. Peserta didik lebih bersemangat untuk belajar
keberhasilannya. Pemberian penguatan ini menim- biologi adalah 4,30
bulkan rasa senang bagi siwa, sehingga ada ke- 7. Peserta didik terbantu untuk berfikir kritis
cenderungan ia akan berusaha lebih keras dalam adalah 3,63
belajar untuk dapat memperoleh reinforcement 8. Peserta didik lebih meningkat kreatifitasnya
lagi. (file:///H:/stimulus dan respons Pembela- adalah 4,20
jaranGuru.htm) 9. Peserta didik lebih merasa dihargai dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis mengeluarkan pendapat adalah 4,08
Stimulus berdasarkan Teori Skinner’s Operant 10. Peserta didik memiliki keberanian untuk
Conditioning antara lain (1) Modifikasi Tingkah mengeluarkan pendapat adalah 4,25
Laku Guru, (2) Positive Reinforcement, (3) Nega- Skor rata-rata untuk respons peserta didik ter-
tive Reinforcement, (4) Hukuman, (5) Primary Re- hadap penerapan lesson study di SMPN 2 PUR-
inforcement, (6) Secondary or Learned Reinforce- WOSARI sebesar 4,16 atau berada pada skala si-
ment. Dan berdasarkan jenis-jenis stimulus tersebut kap sangat setuju atau sangat berminat.
dapat disebutkan beberapa bentuk stimulus yang Secara lengkap hasil angket responss peserta
diberikan guru dalam pembelajaran diantaranya (1) didik dapat dilihat pada gambar berikut:
penggunaan variasi metode dan strategi dalam be-
lajar melalui media, tehnik bermain, materi dan
buku penunjang, (2) pemberian nilai, (3) pemberian
hukuman, (4) pemberian hadiah, dan (5) pemberian
pujian atau penghargaan. Adapun Respon yang di-
tampilkan siswa dalam kelas antara lain (1) Respon
Perseptual, (2) Respon Emosional, dan (3) Respon
Behavior ( file:///I:/436.htm).

PEMBAHASAN

Lesson Study MGMP di SMPN 2 Purwosari


di mulai September 2006 sampai sekarang (2010- Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
2011), Dalam perjalanannya Lesson Study dilak- bahwa rata-rata respons peserta didik tertinggi ter-
sanakan di SMPN 2 Purwosari Pasuruan dilakukan letak pada kemauan peserta didik belajar dengan
melalui berbagai tahap: menggunakan lesson study. Melalui penelitian ini
A. Plan (membuat RPP) dapat dijelaskan secara umum bahwa penerapan
B. Do (melaksanakan Open Lesson) lesson study dapat meningkatkan perhatian, rele-
C. See (mengamati Open Lesson) vansi, keyakinan, dan kepuasan hal ini dapat me-
D. Refleksi (memberi komentar) lalui penerapan lesson study peserta didik lebih ce-
Dalam penelitian ini hasil analisis mengenai pat memahami materi termotivasi untuk mening-
respons peserta didik terhadap pelajaran dengan katkan kreatifitas, terbantu berfikir kritis, memiliki
penerapan lesson study di SMPN 2 Purwosari un- keberanian untuk mengeluarkan pendapat, merasa
lebih dihargai dalam mengeluarkan pendapat. Rata-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 132


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

rata skor yang paling rendah adalah nomor 7 dan 8 merasa terbiasa jika kepala sekolah masuk ke
mencapai skor 3,91 hal ini karena selama ini guru dalam kelasnya. Hal ini membuat kepala sekolah
masih kurang melatih peserta didik untuk berfikir tidak ragu lagi untuk masuk ke dalam kelas untuk
kritis dalam menyelesaikan tugas-tugas. mengamati pembelajaran.
Corebima (2002) menyatakan bahwa melalui
pendekatan kontekstual, peran guru dapat men- 2. Lebih mengenal karakter dan kompetensi
gubah pembelajaran dari “teacher centered” men- professional guru
jadi “student centered”, di mana pembelajaran akan Saat membuka kelas, kepala sekolah akan
menjadi semakin bermakna, sehingga para peserta mengamati pembelajaran mulai dari awal sampai
didik dapat berhasil dalam proses pembelajaran. dengan akhir dan dilanjutkan dengan diskusi
refleksi. Hal ini dapat mebuat kepala sekolah lebih
MANFAAT LESSON STUDY dekat dan lebih dalam melihat kreatifitas,
ketekunan, usaha-usaha keras seorang guru dalam
a. Peserta didik menjalankan tugasnya.
1. Kemampuan (diskusi, bertanya, menjawab) 3. Lebih dekat dengan guru
meningkat Saat diskusi refleksi akan terjadi pembicaraan
Alur informasi terjadi multi arah, dari guru ke antara guru dan guru, antara guru dan kepala
peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan dari sekolah. Saat itu fokus utama pembicaraan adalah
peserta didik ke peserta didik. Dominasi guru su- peserta didik dengan segala aktifitasnya. Dalam
dah banyak berkurang. Peserta didik lebih banyak forum tersebut tentunya etika saling memuji dan
mengeksplore gagasan dalam ruang diskusi yang mendukung antar anggota diskusi dijunjung tinggi.
berhasil diciptakan oleh guru. Banyak muncul tutor Kebiasaan refleksi tersebut akan berdampak
sebaya dalam kelas mereka, dan mereka merasa kedekatan antara guru dan guru, antara guru dan
senang dengan pembelajaran yang disajikan oleh kepala sekolah semakin baik.
guru.
4. Meningkatkan kemampuan menegerial guru
2. Kreatifitas tumbuh Dengan seringnya diadakan diskusi refleksi
Kenyataan ini dapat diamati dari berbagai tentunya sering adanya forum yang membicarakan
Open Class yang semakin lama semakin menarik tentang pembelajaran di dalam kelas. Hal ini
untuk disimak. Guru juga semakin kreatif dalam memudahkan kepala sekolah dalam mengatur guru
menyajikan pembelajaran. Pada dasarnya Lesson yang berkaitan dengan pembelajaran.
Study memberikan kontribusi positif bagi pertum-
buhan kreatifitas baik murid, guru, maupun kepala 5. Memberi contoh langsung dengan membuka
sekolah. kelas
Ketrampilan berdiskusi meningkat, terbiasa Beberapa kepala kepala sekolah telah
dengan perbedaan pendapat dan presentasi membuka kelas (jadi guru model) dalam kegiatan
Dalam beberapa Open Class tampak bahwa Lesson Study. Hal ini bertujuan untuk memberikan
mereka semakin dewasa dalam berdiskusi. Mereka motivasi bagi guru lainnya.
sudah biasa dengan perbedaan pendapat dan saling
menghargai dalam perbedaan tersebut. Perubahan 6. Komunikasi dengan bawahan tentang proses
perilaku peserta didik tersebut merupakan dampak pembelajaran meningkat
dari program Lesson Study. Jarang sekali ada diskusi antara guru dan
kepala sekolah tentang pembelajaran yang
b. Bagi Kepala Sekolah
langsung terakses ke kelas secara langsung.
1. Terbantu dalam supervisi kelas Dengan adanya kegiatan Lesson Study, semua hal
Sebelum program Lesson Study, guru merasa tersebut dapat dihadirkan antar guru maupun antara
kurang siap jika ada supervise kelas oleh kepala guru dan kepala sekolah.
sekolah. Hal ini membuat kepala sekolah agak ragu
atau sungkan jika masuk ke dalam kelas untuk 7. Lebih mengenal peserta didik
mengamati pembelajaran. Kini, para guru sudah Dengan seringnya kepala sekolah mengikuti
terbiasa dengan membuka kelas. Mereka sudah kegiatan Lesson Study, maka sering pula dia

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 133


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mengamati bagaimana peserta didik belajar. Hal ini GLOSARIUM


akan berdampak kepala sekolah akan lebih
mengenal karakter peserta didik. Berbagai macam Lesson Study Model pembinaan profesi
cara belajar peserta didik yang unik sering disoroti pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
dalam kegiatan diskusi refleksi. Kegiatan semacam kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
ini akan membuat guru dan kepala sekolah lebih prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
bijak dalam menangani masalah peserta didik. membangun komunitas belajar
Open Class Seorang guru model melakukan
pembelajaran di kelas dan guru yang lain bertindak
SARAN sebagai pengamat untuk melihat efektivitas model
Saran yang dapat dikemukakan adalah: pembelajaran yang telah dirancang.
Dengan adanya Lesson Study diharapkan guru- Plan Tahap perencanaan, yang bertujuan
guru lebih bisa mengembangkan potensi dirinya, untuk merancang pembelajaran yang dapat
didalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa
dan pengajar. Bagi kepala sekolah diharapkan Do Tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk
dapat memberi keleluasaan pada guru untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah
mengembangkan potensi dirinya terutama untuk dirumuskan bersama dalam perencanaan.
mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP, See Tahap refleksi, diskusi antara guru dan
seminar, workshop dan kegiatan lainnya yang pengamat yang dipandu oleh salah seorang yang
bersifat menunjang kreativitas guru. Dan bagi disepakati utnuk membahas pembelajaran yang
peserta didik dapat lebih meningkat kemauan telah dilakukan.
belajar dengan penerapan lesson study karena guru
lebih kreatif dan inovatif didalam menyajikan
proses belajar mengajar.

DAFTAR RUJUKAN

file:///D:/Program Pengembangan LessonStudy Di file:///I:/stimulus dan respon _Pembelajaran Guru.htm


Kabupaten Pasuruan dan Pengaruhnya Terhadap diakses 27 September 2010
Peningkatan Mutu Pendidikan_Fakultas file:///I:/Respon.htm siakses 27 September 2010
MIPAUM. htm diakses 26 September 2010 file:///I:/436.htm diakses 27 September 2010
file:///D:/ManfaatLessonStudiLessonStudiBagGuruPem Setriarini, Y. 2007. Peningkatan motivasi dan hasil
baharu.htm diakses 26 September 2010 pembelajaran biologi peserta didik kelas viii a
file:///D:/berita.php.htm diakses 26 September 2010 SMPN I Sukorejo melelui pembelajaran
file:///D:/lesson-study-manfaat-dan-aplikasinya.html kooperatif model Team Games Tournamen
diakses 26 September 2010 (TGT), pasuruan, perpustakaan SMPN I Sukpreja
file:///I:/macam-macam respon siswa dalam
pembelajaran.htm diakses 27 September 2010

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 134


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

MENUMBUHKAN SIKAP PROFESIONALISME GURU


MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

Siswanto

Abstrak: Lesson study merupakan suatu metode untuk meningkatkan profesional guru. Profesionalitas
yang salah satunya adalah sikap (attitude) yang ditunjukkan kepada diri sendiri maupun kepada orang
lain khususnya peserta didik. Sikap yang positif akan menumbuhkan minat, motivasi, kesungguhan
dalam belajar bagi peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar.

Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study menjaga agar peserta didik
selalu menjadi detak jantung kegiatan pengembangan profesi guru. Lesson study memberi kesempatan
pada guru untuk dengan cermat meneliti proses belajar serta pemahaman peserta didik dengan cara
mengamati dan mendiskusikan praktik pembelajaran di kelas.

Memang Lesson Study banyak menekankan pada pembelajaran di kelas namun dampak kegiatan ini
bisa pada aspek yang lain misal: peningkatan sarana pembelajaran, inovasi sekolah, perubahan visi dan
misi sekolah, sikap dan motivasi guru dan pimpinan sekolah, serta muncul aktivitas ektra kurikuler dan
lain-lain.

Lesson study berbasis sekolah yang dilakukan secara rutin akan muncul inovasi pada sekolah sehingga
dapat digunakan sebagai upaya memperbaiki citra publik sekolah, kegiatan bisa berlangsung dengan
baik perlu adanya komitmen kepala sekolah dan kemauan guru untuk memperbaiki diri.

Sikap yang harus ditumbuhkan dalam kegiatan belajar mengajar melalui lesson study diantaranya
adalah sikap penerimaan, sikap penerimaan ini berarti guru harus bisa menerima setiap keunikan
peserta didik, sebab setiap individu memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lain.

Sikap yang kedua adalah sikap empati, guru yang memiliki rasa empati dalam memberikan
pembelajaran maupun bimbingan kepada peserta didik, akan menghargai dan terbuka kepada siapa saja
yang menjadi peserta didik, tidak membeda-bedakan dan tidak memilih siapa yang menjadi prioritas
dalam proses pembelajaran.

Sikap pemahaman merupakan sikap yang ketiga. Pemahaman diri dan orang lain akan meumbuhkan
kepuasan dalam bekerja (meaningful work), hubungan sosial (social relationship) atau berkomunikasi
dengan orang lain secara akrab, menunjukkan kerja sama, memiliki pertimbangan sosial dan
pengarahan diri

Authenticity juga bermakna bahwa guru terbuka terhadap perubahan, memperluas diri terhadap
wawasan dan pengetahuan yang baru melalui penelitian dan pengkajian ilmu-ilmu baru untuk
digunakan sebagai pengembangan dalam pembelajaran.

Kata kunci: Sikap Profesionalisme Guru, Lesson Study

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 135


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Manusia pada hakikatnya berusaha untuk study dilakukan dalam siklus-siklus kegiatan yang
menjadi manusia yang sempurna dan mengingin- tiap siklusnya terdiri dari 3 tahapan (Plan, Do, See).
kan semua hal secara sempurna. Kesempurnaan itu Tahap pertama, Plan, membuat perencanaan
dapat diperoleh melalui usaha yang dilakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
secara sungguh-sungguh. Kesempurnaan itu dapat secara kolaboratif. Tahap kedua, DO, menerapkan
diusahan melalui interaksi dengan orang lain kare- rencana pembelajaran di kelas oleh seorang guru
na manusia merupakan makhluk sosial, kesempur- sementara guru lain mengamati aktifitas peserta
naan itu juga diusahakan dari diri sendiri sebab didik dalam pembelajaran. Tahapan ketiga, SEE,
manusia merupakan makhluk yang belajar, juga diskusi pasca pembelajaran untuk merefleksikan
manusia merupakan makhluk yang mampu dan efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan
potensial. Manusia yang sempurna bisa dikatakan langsung setelah pembelajaran selesai.
manusia yang profesional, guru sebagai individu Hasil refleksi merupakan masukan untuk
juga akan berusaha untuk menuju kesempurnaan perencanaan pada siklus berikutnya agar
atau profesionalisme. pembelajaran lebih baik dari siklus sebelumnya.
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk Setiap tahapan pengkajian pembelajaran harus
yang belajar, dalam setiap tingkah lakunya dilaksanakan secara kolaboratif dan tidak pernah
melibatkan orang lain dengan ditandai adanya berakhir melakukan perbaikan pembelajaran.
interaksi dengan orang lain, interaksi itu ditandai Pengetahuan materi ajar maupun
dengan melakukan komunikasi baik secara verbal keterampilan guru membelajarkan peserta didik
maupun non verbal. Setiap manusia akan memberi- dibangun dalam komunitas belajar melalui sharing
kan tanggapan dan reaksi yang berbeda-beda pada pendapat di antara anggota komunitas dengan lebih
setiap hubungan dengan orang lain. Sehingga da- menekankan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
lam memberikan tanggapan harus memiliki sikap learning. Dosen bisa saja berada dalam komunitas
yang sesuai dan dapat menumbuhkan perkem- belajar diantara guru-guru, akan tetapi dosen tidak
bangan bagi orang lain. perlu merasa superior dan tidak perlu menceramahi
Lesson study merupakan suatu metode untuk guru-guru.
meningkatkan profesional guru. Profesionalitas Lesson study memberi kesempatan nyata ke-
yang salah satunya adalah sikap (attitude) sebagai pada para guru menyaksikan pembelajaran
seorang guru. Guru sebagai tenaga pendidik tidak (teaching) dan pembelajaran atau proses belajar
hanya memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik (learning) di ruang kelas. Lesson
peserta didik namun juga sebagai guru study membimbing guru untuk memfokuskan
pembimbing (Teacher Guidance). Sebagai Guru diskusi-diskusi mereka pada perencanaan,
sikap yang harus dikembangkan, melalui kegiatan pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi
lesson study ini sebagai landasan untuk pada praktik pembelajaran di kelas.
meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik. Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya
Guru tidak hanya mengajar, mentranfer ilmu yang Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan profesi
dimiliki, namun juga memberikan bimbingan inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar
kepada peserta didik dalam memahami pelajaran. secara berkelanjutan mereka dapat memperbaiki
Guru yang memiliki sikap yang tepat dalam mutu pengalaman belajar peserta didik dalam
proses belajar mengajar akan memberikan rasa proses pembelajaran. Praktik ini mempunyai
nyaman, motivasi belajar, minat belajar yang tinggi sejarah panjang, dan secara signifikan telah mem-
tentunya yang diharapkan adalah prestasi yang bantu perbaikan dalam pembelajaran (teaching)
tinggi bagi para peserta didik. dan pemelajaran/proses belajar (learning) peserta
didik dalam kelas, juga dalam pengembangan
MENGENAL LESSON STUDY kurikulum. Banyak guru sekolah dasar dan sekolah
menengah di Jepang menyatakan bahwa lesson
Lesson study adalah model pembinaan profesi study merupakan salah satu pendekatan
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara pengembangan profesi penting yang telah
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- membantu mereka tumbuh berkembang sebagai
prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk profesional sepanjang karer mereka.
membangun komunitas belajar. Pelaksanaan Guru-guru Jepang menyelenggarakan lesson
pengkajian pembelajaran melalui kegiatan lesson study dalam berbagai bentuk dan cara. Lesson stu-

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 136


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dy dilaksanakan sebagai bagian dari pengembang- Penerimaan sebagai sikap dasar guru men-
an profesi berbasis sekolah yang dikenal dengan gacu kesediaan guru memiliki penghargaan tanpa
nama Konaikenshu dan diselenggarakan menurut mengunakan standart ukuran ataupun persyaratan
kelompok sekolah atau kelompok mata pelajaran. tertentu terhadap individu (peserta didik) sebagai
Lesson study juga dapat dilaksanakan antar manusia atau pribadi secara utuh. Guru yang memi-
sekolah. Di Jepang kegiatan lesson study liki sikap penerimaan, menerima keunikan diri dan
dilaksanakan menurut wilayah (seperti, kecamatan, pribadi peserta didik apa adanya. Sikap penerimaan
kabupaten, dsb.), kelompok guru (misalnya, akan menumbuhkan kepedulian (respek), kepe-
kelompok guru mata pelajaran di sekolah dan dulian menunjukkan secara tidak langsung bahwa
kelompok). Lesson study juga menjadi bagian dari guru menghargai martabat dan nilai peserta didik
pendidikan guru di tahun pertama mereka bertugas, sebagai manusia, yang diartikan sebagai menerima
serta sebagai bagian dari kegiatan asosiasi maupun kenyataan bahwa setiap peserta didik mempunyai
institusi pendidikan hak untuk memilih sendiri, memiliki kebebasan,
Karakteristik unik yang lain dari lesson study kemauan, dan kemampuan untuk membuat kepu-
adalah bahwa lesson study menjaga agar peserta tusannya sendiri, juga sikap penerimaan ini menun-
didik selalu menjadi detak jantung kegiatan jukkan bahwa guru memahami setiap peserta didik
pengembangan profesi guru. Lesson study memiliki kekuatan dan kemampuan yang sudah
memberi kesempatan pada guru untuk dengan menjadi sifatnya dan dapat menyatakan sifatnya ini
cermat meneliti proses belajar serta pemahaman dalam hidupnya.
peserta didik dengan cara mengamati dan Manusia diciptakan oleh Tuhan berbeda-beda
mendiskusikan praktik pembelajaran di kelas. dengan antara yang satu dengan yang lainnya, per-
Kesempatan ini juga memperkuat peran guru bedaan ini terletak pada potensi dan kemampuan
sebagai peneliti di dalam kelas. Guru membuat yang dimiliki. Manusia memiliki potensi untuk
hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan mengelola dirinya, termasuk mengatasi masalah-
cara tertentu, anak-anak akan belajar) dan masalah yang dihadapinya sehingga ia menjadi in-
mengujinya di dalam kelas bersama peserta dividu yang otonom dan mandiri, terlepas dari
didiknya. Kemudian guru mengumpulkan data ketergantungan terhadap manusia lain.
ketika melakukan pengamatan terhadap peserta Dengan kegiatan lesson study, guru akan le-
didik selama berlangsungnya pelajaran dan bih bisa menunjukkan sikap menerima dari setiap
menentukan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak peserta didik secara apa adanya, sebab manusia di-
di kelas. ciptakan oleh Tuhan secara unik, maksudnya antara
Selain itu, lesson study merupakan bentuk manusia yang satu dengan yang lainnya tidak ada
penelitian yang memungkinkan guru-guru yang sama. Sikap penerimaan juga akan membuat
mengambil peran sentral sebagai peneliti praktik guru lebih terbuka, dan mau menerima pendapat
kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan orang lain, iklas, dapat bekerja sama dengan pihak
peneliti yang otonom tentang pembelajaran lain yaitu memiliki kemauan untuk bersikap ter-
(teaching) dan pemelajaran atau proses belajar buka, tidak mempertahankan pendapatnya sendiri,
peserta didik (learning) di ruang kelas sepanjang mampu menerima kritikan dari orang lain, hati-hati
hidupnya. dalam memberikan keputusan.
2. Empati
SIKAP GURU YANG DIKEMBANGKAN DALAM Manusia adalah makhluk sosial sehinga seba-
KEGIATAN LS gian besar dari kehidupannya melibatkan interaksi
dengan orang lain. Cara seseorang dalam melaku-
Pergaulan antar manusia akan merasakan per- kan hubungan dengan orang lain melalui komu-
bedan reaksi orang lain, ada sebagian pribadi yang nikasi baik verbal maupun non verbal. Dari kegiat-
penuh pengertian dan selalu mendorong untuk an komunikasi, seseorang akan memberikan respon
selalu tumbuh, sedangkan yang lain sebagai suatu atas apa yang diterima dari orang lain. Respon yang
yang selalu menghambat perkembangan. Sebagai tepat akan memberikan penguatan atas tindakan
guru harus memiliki sikap yang harus dapat yang dilakukan terlebih bagi peserta didik yang
menumbuhkan perkembangan pada diri sendiri membutuhkan bimbingan dalam melakukan bela-
maupun pada orang lain, yaitu: jar.
1. Penerimaan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 137


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Pada dasarnya manusia cenderung akan men- bergaul dengan semua orang, dapat berhubung-
gambil stimulus yang menyenangkan dan an/berinteraksi dengan orang lain, mudah menye-
menghindarkan stimulus yang tidak menyenang- suaikan diri dengan berbagai situasi, beker-
kan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan ja/memberikan pembelajaran dengan penuh
dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang inisiatif, dan mudah menyesuaikan dengan
diterimanya. Pengalaman yang paling besar datang- perubahan.
nya dari orang yang memberikan pembelajaran 3. Pemahaman
atau ilmu di sekolah. Pengalaman yang menye- Merupakan sikap guru untuk menyelami as-
nangkan di sekolah akan terbawa terus sampai dia pek dari diri sendiri dan aspek yang dimiliki oleh
dewasa, khususnya pengalaman yang datangnya peserta didik, baik aspek kognitif, afektif dan psi-
dari para guru yang mengajar dikelas. Pengalaman komotorik. Dalam memahami peserta didik dapat
yang menyenangkan akan sering diulang-ulang dan di peroleh dari hasil observasi, catatan khusus, hasil
dilakukan secara terus-menerus, namun pengala- tes, hasil wawancara dan sebagainya. Sehingga
man yang tidak menyenangkan akan berusaha di- guru yang memiliki pemahaman kepada peserta
hindari bagaimanapun caranya. didik, akan memiliki itikad baik dan tulus untuk
Sikap empati merupakan kemampuan menyesuaikan diri dengan orang lain, dimanapun
seseorang untuk merasakan secara tepat apa yang berada, kapan pun dan bagaimana keadaaannya.
dirasakan dan dialami oleh orang lain. Dalam arti Pemahaman diri dan orang lain akan menum-
guru memiliki nilai yang dianut, agama yang di- buhkan kepuasan dalam bekerja (meaningful
anut, keyakinan, norma, maupun aturan yang diya- work), hubungan sosial (social relationship) atau
kini. Peserta didik juga memiliki nilai yang berkomunikasi dengan orang lain secara akrab,
diyakini, sebagai guru yang memiliki rasa empati menunjukkan kerja sama, memiliki pertimbangan
dalam memberikan pembelajaran maupun bim- sosial dan pengarahan diri. Dengan menyaksikan
bingan kepada peserta didik, akan menghargai dan praktik pembelajaran yang sebenarnya di ruang ke-
terbuka kepada siapa saja yang menjadi peserta las, guru-guru dapat mengembangkan pemahaman
didik, tidak membeda-bedakan dan tidak memilih atau gambaran yang sama tentang apa yang dimak-
siapa yang menjadi prioritas dalam proses sud dengan pembelajaran efektif, yang pada
pembelajaran. gilirannya dapat membantu peserta didik mema-
Peserta didik yang ada di dalam kelas memili- hami apa yang sedang mereka pelajari.
ki kemampuan dan pengalaman dalam belajar yang Setiap individu (peserta didik) memiliki moti-
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Guru vasi dalam melakukan segala tindakan yang dila-
yang memiliki sikap empati akan bisa kukan. Karena motivasi itu manusia akan berusaha
menempatkan diri sebagai guru yang mampu untuk memenuhinya. Motivasi merupakan pen-
melaksanakan proses belajar mengajar secara dorong atau pembangkit bagi terjadinya suatu ting-
efektif dan efisien. kahlaku, terutama dalam melakukan belajar. Se-
Prinsip lesson study yang lebih mengedepan- hingga bisa disebut sebagai tingkah laku yang ber-
kan pengoptimalan kemampuan peserta didik da- motivasi. Tingkah laku yang bermotivasi itu sendiri
lam memecahkan masalah dalam belajar, ini me- dapat dirumuskan sebagai tingkah laku yang dilatar
nunjukkan bahwa guru telah menerapkan sikap belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan
yang empati, ditunjukkan dengan guru lebih pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan
menghargai kemampuan peserta didik, terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan. Dalam
mempercayai dan menganggap orang lain rumusan tersebut, kita lihat beberapa unsur pada
khususnya peserta didik berguna. Sehingga harapan tingkah laku yang membentuk lingkaran motivasi
dari kegiatan lesson study agar guru lebih memiliki (motivational cycle), seperti digambarkan sebagai
itikad baik sebagai dasar dalam menyesuaikan diri berikut:
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan
orang lain lebih-lebih dengan keadaan peserta didik
yang bermacam-macam.
Semangat lesson studi sebagai pengembangan
sikap empati yang ditunjukkan dengan sifat yang
luwes dalam proses belajar mengajar akan lebih
menciptakan suasana yang menyenangkan, dapat

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 138


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kan kelemahan dan kelebihan diri dalam proses


belajar mengajar sebagai acuan pengembangan diri
untuk selalu mencari dan menemukan metode dan
wawasan/pengetahuan yang baru sebagai dasar
memberikan pembelajaran bagi kesuksesan peserta
didik.
Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia
merupakan pengembangan profesi yang dimotori
guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif
Gambar 1. Lingkaran Motivasi terlibat dalam proses perubahan pembelajaran dan
pengembangan kurikulum.
Motivasi pada dasarnya bukan hanya suatu Selain itu, kolaborasi dapat membantu
dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang mengurangi isolasi di antara sesama guru dan me-
diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Guru diha- ngembangkan pemahaman bersama tentang bagai-
rapkan bisa menumbuhkan motivasi dalam meme- mana secara sistematik dan konsisten memperbaiki
nuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan. guru yang proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah
memahami diri dan peserta didik dalam pemenu- secara keseluruhan.
han kebutuhan akan belajar akan berusaha men- Authenticity juga bermakna bahwa guru
dorong untuk terciptanya usaha belajar yang mak- terbuka terhadap perubahan, memperluas diri
simal dalam memenuhi kebutuhan berprestasi bagi terhadap wawasan dan pengetahuan yang baru
peserta didik. melalui penelitian dan pengkajian ilmu-ilmu baru
4. Kesejatian (authenticity) untuk digunakan sebagai pengembangan dalam
Kesejatian pada dasarkan menunjukkan pada pembelajaran. Sehingga kreatifitas guru akan
keselarasan (harmoni) yang mesti ada dalam pikir- muncul dan berkembang demi kelancaran dan
an dan perasaan guru dengan apa yang terungkap terwujudnya tujuan dalam belajar baik bagi peserta
melalui perbuatan ataupun ucapan verbalnya. didik maupun bagi guru itu sendiri.
Kesejatian ini menyatakan ekspresi yang khusus Kreatifitas memang memiliki resiko yang ha-
mengenai perasaan dan pengalaman orang lain. rus dihadapi, namun guru yang profesional bersedia
Seorang guru yang memiliki kesejatian tinggi mengambil resiko-resiko mencurahkan perhatian
selalu memelihara hubungan yang khusus dan pada hal-hal yang baru, media-media pembe-
selalu mencari jawaban mengenai apa, mengapa, lajaran, metode-metode pembelajaran yang baru
kapan, dimana, dan bagaimana dari sesuatu yang sebagai sarana untuk meningkatkan profesional-
dihadapi. Guru yang memiliki kekinian selalu isme guru.
memelihara keserasian dalam hubungan dengan Hakikat lesson study sebagai sarana dalam
orang lain dan mencegah orang lain melarikan diri mengkaji dan mempelajari seberapa efektifkah me-
dari masalah yang dihadapinya. tode, media maupun strategi pembelajaran yang
Sikap kesejatian menunjukkan dalam hidup dilakukan sebagai dasar untuk mengembangkan
tidak menunjukkan kepura-puraan, tetapi berusaha diri dari segi kemampuan akademik maupun non
untuk menjadi apa yang mereka pikirkan dan akademik.
mereka rasakan. Sikap kesejatian yang ditunjukkan
dalam lesson study akan selalu berusaha untuk
melakukan sesuatu tindakan dengan tulus, jujur,
lebih-lebih pada saat proses belajar mengajar.
Semangat lesson study yaitu mencari dan menemu-

DAFTAR RUJUKAN

Dewi, M.P. 2010. Lesson Study di SMA Laboratorium www.google.com/opini/achmad. diakses tanggal
UM: Laporan. Malang: SMA Laboratorium UM 1 September 2010 pukul 12.34 WIB
Lutfi, A. 2009. Mendongkrak Citra Melalui Lesson Siswanto. 2006. Sikap Dasar Konselor dan Ciri Pribadi
Study Berbasis Sekolah. (Online): Klien Kultur Jawa. Skipsi. Tidak diterbitkan. Ma-
lang: UM

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 139


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 139


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

MAWARIST, PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN


DENGAN LESSON STUDY DI KELAS XII BAHASA
SMA LABORATORIUM UM

Solikha

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Mawarist atau dalam istilah lain dikenal dengan faroid adaalah salah satu bagian ilmu fiqih
yang harus diajarkan kepada siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Materi ini
ada di dalam setiap kurikulum pendidikan Nasional hanya penempatannya saja pada catur wulan atau
semester yang berbeda.

Materi mawarist ini adalah materi yang selama ini dianggap materi yang paling sulit menurut siswa
maupun gurunya dan bahkan di Pondok pesantren yang merupakan pusat pendidikan islam ternyata
materi mawarist baru diberikan di tingkat akhir atau kadang di tingkat takhassus. Rosulullah SAW
bersabda yang artinya :” Pelajarilah ilmu faroid (ilmu mawarist), karena sesungguhnya ilmu faroid
adalah setengah dari ilmu atau suatu macam dari ilmu yang cepat dilupakan oreang dan yang akan
dicabut pertama kali dari umatku: (HR Ibnu Majah). Para Kyai atau ustadz di Pesantren sangat berhati-
hati dalam mengajarkan materi ini dan hanya diberikan kepada santri yang sudah senior saja agar tidak
terjadi peamahaman yang salah. Demikian pula materi ini hanya diberikan kepada siswa kelas tiga pada
kurikulum lama atau pada kelas XII pada kurikulum 2006. Pemberlakukan kurikulum 2006 atau
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berdasarkan kompetensi, mengharuskan siswa
menguasai standar kompetensi yang telah ditentukan, implikasinya guru dituntut lebih banyak agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru tidak lagi hanya sebagai tukang cearamah, sebagai satu-
satunya sumber belajar atau sekedar transfer ilmu. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, tidak ada ketegangana atau ketakutan apalagi kebosanan, tetapi tujuan belajar harus
tercapai sesuai dengan SK –KD yang ada.

Kelas XII Bahasa pada umumnya adalah siswa yang tidak dapat dimasukkan ke jurusan IPA maupun
IPS, sangat jarang siswa masuk jurusan bahasa karena betul-betul ingin masuk ke jurusan bahasa. Dan
pengalaman di SMA Laboratorium UM Malang siswa yang masuk bahasa adalah siswa yang tidak
tuntas salah satu atau dua mata pelajaran ciri khas IPA atau IPS, sementara mawarist adalah materi
pelajaran yang berujung pada perhitungan dan siswa tidak akan dapat menghitung jika suayart dan
rukunnya tidak dipahami, masih ditambah sebagian siswa belum lancar membaca al Qur`an, maka
terjadilah proses belajar mengajar yang membosankan.

Dengan Lesson study dan pendekatan Cooperative learning ternyata materi yang sealama ini dianggap
sulit sekali, dapat di sampaikan dengan lebih mudah. Dan oleh karenanya para guru khususnya guru
PAI harus membuka diri untuk perubahan yang begitu cepat dalam semua aspek pendidikan.

Kata kunci: Mawarist, menyenangkan, lesson study, XII BAHASA

Peningkatan sumber daya manusia (SDM) bangsa. Dalam upaya peningkatan SDM, maka
dalam dunia pendidikan tidak lepas dari peran dan upaya terus menerus dilakukan baik oleh
tugas guru sebagai ujung tombak kecerdasan suatu Depdiknas maupun masyarakat pemerhati

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 140


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pendidikan melalui seminar, workshop, dan yang tentang seluk beluk cara pengaturan harta pening-
semacamnya agar kualitas guru meningkat seiring galan (tirkah/harta waris) mulai dari hak yang beri-
dengan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi kaitan dengan si mayit maupun hak dan kewajiban
terhadap mutu pendidikan pada umumnya. Guru keluarga yang masih hidup, dasar hukumnya dalam
Agama, khususnya guru PAI di hadapkan pada Al Qur`an maupun al Hadist dan pendapat para sa-
suatu kenyataan bahwa sebagian pendapat habat, hingga cara menghitung dan sampai pada
masyarakat mengatakan: ” guru agama hanya bagaimana bila saat pembagian waris ada keluarga
pinter ceramah, mendongeng, khutbah dan hanya yang tidak mendapat tetapi hadir disitu atau ada
sebagian kecil saja yang sudah dapat orang lain yang juga ada di situ? bagaimana sua-
membelajarkan bagaimana siswa belajar. Hal ini sana psikologis dan sosioligis mereka, sampai hik-
dikarenakan guru enggan mempersiapkan diri mah yang dapat diambil dengan pengaturan harta
untuk menjadi fasilitator yang baik bagi siswa. waris. Rosulullah SAW bersabda, yang artinya “
Salah satu cara agar siswa belajar bagaimana Pelajarilah ilmu faroid karena ilmu faroid itu seten-
seharusnya belajar itu adalah dengan pendekatan gah dari seluruh ilmu atau ilmu yang mudah dilu-
peningkatan pembelajaran melalui lesson study. pakan orang dan ilmu yang akan dicabut per-
Kegiatan lesson study ini telah dikembangkan di tamakali dari umatku “ (HR Ibnu Majah). Dalam
SMA Laboratorium UM Malang sejak tahun 2005 hadist lain beliau bersabda: yang artinya: ”pelajari-
yang dikoordinir oleh Tim pengembang Akademik. lah ilmu faroid dan ajarkanlah kepada manusia,
Guru PAI sebagai salah satu pilar untuk men- karena aku adalah seorang yang akan menemui
sukseskan tujuan pendidikan Nasional hendaknya ajalnya dan ilmu ini juga suatu saat akan dicabut
mulai membuka diri mealakukan sharing kepada dari umatku yang kemudian akan memunculkan
teman serumpun atau teman lain rumpun. Hal ini fitnah sehingga berselisih antara dua orang dalam
penting agar cap atau stempel bahwa guru agama hukum faroid akan tetapi keduanya tidak menda-
adalah orang atau tukang ceramah dan pidato patkan seorangpun yang dapat menyelesaikan ma-
hilang, karena tugas guru tidak hanya sebatas salah tersebut: (HR Al Hakim) (Baharun, 2007).
transfer ilmu saja tetapi lebih dari itu, dan Berdasarkan dua hadist di atas maka para ulama
perekembangan teknologi informatika yang luar khususnya para ulama atau Kyai yang mempunyai
biasa menyebabkan guru bukanlah satu-satunya pesantren sangat berhati-hati dalam mengajarkan
sumber belajar. ilmu ini, mereka hanya mengajarkan ilmu ini
Lesson Study yang diperkenalkan melalui kepada santri yang sudah senior atau sudah tingkat
program IMSTEP JICA yaitu program kerjasama akhir atau takhassus, pun demikian di sekolah
teknis antara Pemerintah Indonesia dalam hal ini umum materi ini dari satu kurikulum ke kurikulum
Departemen Pendidikan Nasional dengan pemerin- berikutnya tidak pindah tempat selalu ada di kelas
tah Jepang dengan lembaga bantuan luar negerinya akhir jenjang sekolah menengah atas di kelas tiga
(JICA) dalam upaya meningkatkan mutu pen- atau dua belas.
didikan matematika dan sains (MIPA) dari sekolah Pemberian materi ini di sekolah (SMA/ SMK)
dasar sampai perguruan tinggi dari tahun 1998 sangat dibatasi oleh waktu yang terbatas dengan
sqmpqi 2005. Pada tahap berikutnya SMA caskupan materi yang banyak dan penghitungan
Laboratorium UM Malang kemudian menerapkan yang cukup rumit, akibatnya siswa akan men-
hasil piloting ini untuk semua mata pelajaran yang galami kebingungan dan kebosanan, belum di-
ada termasuk di dalamnya PAI. tambah lagi dengan ketidakmampuan siswa mem-
baca Al Qur`an. Inilah kendala yang ada yang se-
MAWARIST DENGAN PEMBELAJARAN CO- lama ini dialami oleh sebagian guru agama islam di
OPERATIVE LEARNING MELALUI tingkat sekolah menengah atas, dan masalah akan
LESSON STUDY bertambah jika guru agama tidak pintar mate-
matika. Maka terjadilah pembelajaran yang me-
Mawarist adalah materi dari mata pelajaran bosankan, pembelajaran yang membingungkan
Pemdidikan Agama Islam yang seringkali menjadi yang pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak akan
materi yang paling sulit untuk dipelajari karena dis- tercapai dengan baik. Dalam menghadapi hal yang
ini ada ilmu matematika yang mengiringinya dan seperti ini maka perlu dilakukan perubahan strategi
terkadang siswa kesulitan ketika memasuki soal pembelajaran yang dapat meningkatkan profesion-
penghitungan waris. Ilmu Mawarist adalah ilmu alitas guru serta motivasi belajar para siswa. Guru

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 141


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

harus kreatif dalam membelajarkan bagaimana Lesson Study adalah suatu metode pembela-
siswa belajar dengan baik. jaran yang dikembangkan di Jepang. Di negara
Perkembangan strategi pembelajaran di ber- asalnya lesson study disebut Jugyokenkyuu. Jugyo,
bagai belahan dunia, termasuk Indonesia, “memak- wich means lesson, and kenkyu, wich means study
sa” para guru mengikuti mealakukan perubahan or research (Yoshida, 1999 dalam Lewis, 2002). Is-
termasuk guru PAI di sekolah. Diantara banyak tilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto
strategi belajar mengajar yang dilakukan salah Yoshida.
satunya adalah cooperative learning. Pola pikir yang dipakai untuk mengembang-
kan lesson study adalah mengembangkan profe-
COOPERATIVE LEARNING sionalitas seorang guru dengan mendorong guru
(PEMBELAJARAN KOOPERATIVE) agar melaksanakan sebuah proses pembelajaran
yang efektif, proses kolaboratif dimana kelompok
Cooperative learning (Pembelajaran coopera- guru mengidentifikasi suatu masalah pembelajaran,
tive) merujuk pada berbagai macam metode penga- merancang suatu skenario pembelajaran yang me-
jaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok– liputi kegiatan mencari buku, artikel tentang topik
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama yang akan dibelajarkan, kemudian membelajarkan
alainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Pem- peserta didik sesuai dengan skenario, salah seorang
belajaran kooperative bukanlah gagasan baru guru melaksanakan pembelajaran dan yang lain
dalam dunia pendidikan, tetapi metode ini hanya mengamati, mengevaluasi dan merevisi skenario
digunakan untuk tujuan atau tugas tertentu saja. pembelajaraan, mengevaluasi dan membagikan ha-
Tetapi hasil-hasil penelitian yang dilakukan para silnya kepada guru lain (mendesiminasikan).
ahli menunnjukkan bahwa pembelajaraan koopera- Lewis (200:1) mendefinisikan lesson study
tive ternyata dapat meningkatkan pencapaian pres- sebagai berikut: As We will see, lesson study is a
tasi para siswa, juga akibat lainnya yang positif cycle in which teachers work together to consider
seperti terbangunnya hubungan antar personal their long term goals for student, bring those goals
dalam kelompok atau dengan kelompok lain, ker- to life in actual ”research lesson ” and collabora-
jasama saling membantu antar teman. Dan inilah tively observer, discuss, and refine the lessons.
inti dari pembelajaran kooperative (Slavin, 2009). Fernandez dan Yoshida (2004:7-9) menge-
Metode–metode yang dipakai dalam pembelajaran mukakan ada 6 langkah dalam proses melaksana-
kooperative bermacam-macam seperti STAD, kan lesson study yaitu : (1) Collaboratively plan-
TGT, JIGSAW, CIRC, TAI Kelima metode ini ning the study lesson, (2) seeing the study lesson in
melibatkan penghargaan tim, tanggungjawab indi- action, (3) discussing the study lesson, (4) Revising
vidual, dan kesempatan sukses yang sama dengan the lesson (optional), (5) teaching the new version
cara yang berbeda. Metode pembelajaran koopera- of the lesson, (6) sharing reflections abaut the new
tive yang lain sweperti Group investigaton, learn- version of te lesson dari pengertian diatas maka pe-
ing together, complex instruction, structure dy- laksanaan lesson study ada empat aspek yang perlu
namic methods yang merupakan pengembangan dicermati, yakni aspek perencanaan (planning),
dari cooperative learning. Tipologi cooperative aspek pelaksanaan (doing), aspek observasi, dan
learning adalah: a) tujuan kelompok, b) tanggung aspek refleksi.
jawab individual, c) kesempatan sukses yang sama, Proses menyeluruh dari Lesson study digam-
d) kompetisi tim, e) spesialisasi tugas, dan f) adap- barkan sebagai berikut:
tasi terhadap kebutuhan kelompok. a. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelom-
pok. Kerjasama ini meliputi:
LESSON STUDY 1). Perencanaan.
2) Praktek mengajar.
Lesson study pertama kali diperkenalkan oleh 3). Observasi.
para teanaga ahli Japan International Cooperation 4). Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
Agency (JICA) dalam rangkaian kegiatan follow b. Salah satu guru dalam kelompok tersebut
up program dari Indonesian mathematics and sci- melakukan tahap perencanaan yaitu membuat
ence teaching education project (IMSTEP) pada rencana pembelajaran yang matang dilengkapi
akhir tahun 2004 . dengan dasar-dasar teori yang menunjang.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 142


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

c. Guru yang telah membuat rencana ADA APA DENGAN MAWARIST ?


pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di
kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa
mengajar terlaksana. materi mawarist ketika disajikan dengan metode
d. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut pembelajaran yang konvensional sering mengalami
mengamati proses pembelajaran sambil kendala, seperti pengalaman penulis ketika meng-
mencocokkan rencana pembelajaran yang telah ajarkan materi ini di kelas (sekolah menengah) dan
dibuat. Berarti tahap observasi terlalui. bahkan di perguruan tinggi mengalami “kegagalan”
e. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang terbukti ketika dilakukan evaluasi siswa yang
yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendapatkan nilai 75 atau lebih hanya sekitar 40
mendiskusikan pengamatan mereka terhadap %. Setelah mencoba dengan lesson study dengan
pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap cooperative learning model STAD ternyata ada
ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini peningkatan pada pemahaman siswa terhadap
juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan materi waris, terutama pada bagian menghitung
untuk pembelajaran berikutnya. waris.
f. Hasil pada (5) selanjutnya diimplemen-tasikan Pada pertemuan pertama guru merencanakan
pada kelas/pembelajaran berikutnya dan pembelajaran dengan lesson study artinya ada guru
seterusnya kembali ke (2). (www, lain yang menjadi pengamat selama PBM
http/dik.inovatif.co.id. Diakses tgl 23 januari berlangsung, kemudian ada umpan balik dari siswa
2008). maupun pengamat, dan refleksi dari para observer.
Salah satu masalah yang terjadi pada Sebelum kegiatan berlangsung guru menge-
pembelajaran PAI adalah model pembelajaran yang lompokkan siswa dalam beberapa kelompok ma-
dikembangkan. Dengan masalah ini tampaknya sing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa
lesson study cukup menjanjikan untuk dapat berdasarkan tempat duduknya denagan cara siswa
dijadikan solusi. Model pembelajaran yang akan menghitung 1,2,3,4 dari deretan paling depan
dikembangkan untuk PAI adalah hasil pikiran membuat satu kelompok dst sampai siswa habis,
bersama seluruh guru PAI yang ada. Hasil kepada masing-masing siswa diberikan materi da-
perencanaannya kemudian dilaksanakan seorang sar hukum tentang waris dalam Qs. An–nisa ayat 7
Guru, sementara Guru yang lain mengamati -12, 176, dan Qs. Al Baqoroh 180 Dalil yang
jalannya pembelajaran. Temuan atau hasil cukup panjang untuk siswa membaca dan
pengamatan kemudian dijadikan bahan refleksi memahaminya dan sehingga memerlukan waktu
bersama, dan hasil refleksi dipergunakan untuk minimal satu kali pertemuan. Para siswa diminta
menyempurnakan pembelajaran berikut. Dengan mengidentifikasi kandungan ayat tersebut secara
cara seperti ini pembelajaran PAI diharapkan akan berkelompok, masing-masing anak mendapat tugas
mengurangi dominasi guru dalam berceramah. satu atau dua ayat untuk dipahami dan menjelaskan
Kerjasama dalam perencanaan, dalam hal ini isinya. Dalam diskusi kelompok ternyata muncul
menysun satu RPP bersama antara guru bukan kreatifitas siswa dalam menjelaskan apa yang
pekerjaan yang mudah. Pada tahap pelaksanaan menjedi tugasnya, seperti ada yang membuat tabel.
seorang guru harus dengan sadar, iklas, bersedia Ada yang membuat pohon keluarga dengan bagian
untuk melaksanakan pembelajaran berdasarkan masing-masingnya, ada yang membuat peta konsep
rancangan bersama tersebut. Guru lain kemudian dan sebagainya. Setelah PBM selesai dan
menyiapkan perangkat untuk melakukan observasi dilanjutkan dengan refleksi. Hasil dari refleksi ini
ketika temannya melaksanakan pembelajaran. kemudian dijadikan dasar untuk memperbaiki RPP
Setelah selesai bersama-sama Guru yang yang akan ditampilkan pada pertemuan berikutnya.
melaksanakan pembelajaran dan Guru yang Pada pertemuan kedua ini melanjutkan materi
mengamati duduk bersma untu melakukan refleksi yang samma tetapi dengan RPP yang sudah
terhadap semua aspek yang berkiatan dengan diperbaiki dan para observer masih mengikuti
proses pembelajaran. Hasil refleksi ini jalannya PBM. Kali ini melakukan diskusi kelas,
dipergunakan kembali utuk menyempurnakan RPP masing-masing kelompok yang sudah melakukan
yang sudah dilaksanakan, dan RPP yang baru yang diskusi dan merangkum hasil diskusi kelompoknya
sduah di revisi disiapkan kembali utnuk kemudian mempresentasikan di depan kelas dalam
menyempurnakan proses pembelajaran. diskusi panel. Masing-masing kelompok mendapat

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 143


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kesempatan yang sama untuk menyampaikan saran dan kritik dari pengamat maupun kesan dan
paparan hasil diskusi kelompoknya. Antusias para pesan siswa yang mungkinb menyinggung
siswa dalam diskusi kelas ternyala luar biasa. Hal perasaan. Hanya saja untuk kegiatan lesson study
yang demikian tidak akan muncul ketika diperlukan persiapan yang panjang dan mungkin
pembelajaran dilakukan dengan ceramah saja. Guru memerlukan biaya lebih dibanding ketika hanya
hanya meanambah atau mempertegas materi yang dengan ceramah dan tanpa pengamat.
belum jelas atau menyempurnakan jawaban dari Pada waktu lampau kita mengenal Tim
masing-masing kelompok yang belum sempurna. Teaching, yang bentuk kegiatannya hampir sama
Pada pertemuan ketiga para siswa diberi dengan lesson study. Akan tetapi Tim Teaching
lembar kegiatan siswa dan mereka dapat tidak melangkah sampai pada tahap observasi dan
mengerjakan soal-soal yang berisi teori dan praktek hasilnya kemudian dijadikan bahan refleksi untuk
menghitung mawarist ternyata hasilnya cukup menyempurnaan pembelajaran berikutnya.
memuaskan lebih dari 75 % siswa dapat menjawab Semoga dengan lesson study kita lebih bijak
dengan benar. ketika mendapat masukan, kritikan orang lain
walau yang memberi masukan jauh lebih muda,
KESIMPULAN kita akan tetap belajar dan belajar terus hingga
akhir hayat (life long education, uthlubul ilma
Dari pengalaman lesson study yang ada baik minal mahdi ilal lahdi).
sebagasi observer atau guru model banyak manfaat Pada akhir makalah ini akan penulis sampai-
yang dapat diambil dalam rangka meningkatkan kan tips melaksanakan lesson study berbasis
profrsionalitas, kualitas guru maupun peningkatan sekolah antara lain: (1) memilih koordinator
motivasi belajar siswa termasuk pemahaman rumpun bidang studi dan memintanya untuk tampil
terhadap materi yang ada. Guru dilatih untuk berani pertama mengajar, (2) siap menghadapi situasi
dilihat guru lain dalam satu rumpun maupun beda ”kacau” dan gugup pada awal kegiatan lesson
rumpun dalam jumlah yang tidak dibatasi, study, (3) bekerjasama dengan sejawat dan praktisi
demikian pula siswa juga dilatih belajar dengan se lain, (4) siap melaksana kan lesson study terus
alami mungkin meskipun di lihat dan diamati oleh menerus, dan (5) siap mendengar pendapat pihak
banyak orang yang mungkin mereka kenal atau lain.
tidak. Guru juga dilatih untuk berbesar hati jika ada

DAFTAR RUJUKAN

Baharun, S.H. 2007. Bagaimanakah anda membagikan Marzuki, M. 1980. Pokok-pokok ilmu mawarist. Sema-
harta warisan dengan benar ?. Bangil Pasuruan: rang: Penerbit Mujahidin.
Yayasan Pondok Pesantren Darullughoh Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning. Bandung:
Wadda`wa. Nusa Media.
Departemen Agama RI. 1998. Al Qur`an dan Syamsuri, I. 2008. Lessson Study. Malang: FMIPA UM.
terjemahnya dengan transliterasi. Semarang: PT.
Karya Thoha Putra.
Fathurrohman, P. 2007. Strategi Belajar Mengajar
melaui penanaman konsep umum dan konsep
islam. Bandung: PT Refika Aditama.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 144


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENERAPAN THINK PAIR SHARE DENGAN KARTU KATA


KUNCI DALAM PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
ENGLISH FOR TOURISM UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPENDAPAT SISWA
DENGAN BER-LESSON STUDY

Sri Hariyati

Program Studi Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Kegiatan pembelajaran materi Muatan Lokal English for Tourism membutuhkan kreatifitas
dan seni, agar materi yang banyak menekankan pada praktek berbicara ini tidak membuat peserta didik
merasa bahwa materi muatan lokal ini sulit untuk di pahami dan dipraktekkan. Model pembelajaran
English for Tourism yang penulis lakukan selama ini seringkali secara berselang seling menerapkan
model konvensional atau “ceramah”, diskusi kelompok dan bermain peran. Pengamatan penulis tentang
model pembelajaran yang telah dilakukan tersebut, kualitas interaksi kelas masih relatif kurang optimal,
distribusi kemampuan pada peserta didik kurang merata, yaitu cenderung memusat pada kelompok
atas, peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, sementara itu kegiatan pembelajaran
English for Tourism membutuhkan banyak kemampuan untuk praktek speaking dalam
mempromosikan tempat pariwisata. Permasalahan yang penulis temui adalah peserta didik mengalami
kesulitan mengajukan ide atau pendapat karena tidak dapat menemukan kosa kata untuk membuat
kalimat promosi, sehingga mereka seringkali menghafal kalimat yang ingin disampaikan. Oleh karena
itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran materi Muatan Lokal, English for Tourism maka
penulis merasa perlu mengupayakan metode pembelajaran yang lebih menarik, dengan melakukan
kegiatan Lesson Study. Penulis memilih Lesson Study dengan metode Think Pair Share dengan media
Kartu Kata Kunci dan ini telah penulis ujicobakan di kelas X. Dari pelaksanaan yang sudah
berlangsung, peserta didik mulai merubah kegiatan menghafal kata-kata saat mendiskripsikan tempat
wisata menjadi kegiatan berpikir cepat dalam membuat kalimat berbahasa Inggris dengan bantuan
kartu-kartu kata kunci. Pada tahap Think, peserta didik mengerjakan tugas secara mandiri dan penulis
memberi konsep kalimat promosi berbahasa Indonesia untuk disampaikan dalam Bahasa Inggris
dengan bantuan kartu kata kunci. Kesulitan yang dialami pada tahap Think ini akan dibantu
penyelesaiannya dengan meminta peserta didik melakukan tahap berikutnya yaitu Pair, penulis
meminta peserta didik mendiskusikan ide kalimat yang muncul berdasarkan kata kunci dengan teman
sebangku. Jawaban dari mereka ini memiliki beberapa kemungkinan, diantaranya masing-masing
peserta didik dapat memecahkan masalah, salah satu saja yang bisa memecahkan masalah atau dua-
duanya tidak dapat menjawab masalah. Apapun kemungkinan yang muncul, hasil diskusi tersebut
dapat dimantapkan dengan melanjutkan kegiatan pada tahap Share. Pada tahap ini dua peserta didik
sebangku ini bergabung dengan dua peserta didik sebangku yang lain, mereka berbagi hasil ide kalimat
berdasarkan kata kunci dan saling menyepakati jawaban. Kemudian penulis meminta mereka
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas serta memberikan rewards pada peserta didik dan
kelompok yang mampu menjawab dengan benar. Lesson Study dengan metode Think Pair Share
dengan kartu kata kunci yang penulis terapkan pada pembelajaran Muatan Lokal, English for Tourism
ini, dapat membantu peserta didik mengurangi kebiasaan menghafal saat mengemukakan pendapat
dalam Bahasa Inggris. Kartu-kartu kata kunci yang ditampilkan dapat melatih siswa berpikir spontan
tentang kalimat yang akan diungkapkan dan tahapan Think Pair Share memotivasi peserta didik untuk
mampu bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain dalam memecahkan masalah.

Kata kunci: Think Pair Share, Kartu Kata Kunci, English for Tourism, Lesson Study

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 145


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

English for Tourism adalah bahasa Inggris mengerjakan tugas-tugas tentang kepariwisataan
yang digunakan dalam konteks kepariwisataan dan (afektif), dengan materi ajar seperti ini maka
pariwisata selalu membutuhkan kegiatan promosi. penulis mencoba ber-Lesson Study dengan
Pembelajaran Muatan Lokal English for Tourism menerapkan model pembelajaran Think Pair
membutuhkan kreatifitas dan seni, agar materi yang Share (Berpikir Berpasang Berbagi) dengan
banyak menekankan pada praktek berbicara ini kartu kata kunci. Model pembelajaran ini
tidak membuat peserta didik merasa bahwa materi diharapkan dapat membuat peserta didik
muatan lokal ini sulit untuk dipahami dan mengembangkan ketrampilan berfikir dan
dipraktekkan. menjawab dalam komunikasi antara satu dengan
Materi pelajaran English for Tourism dapat yang lain, serta bekerja saling membantu dalam
berupa teks-teks yang ada di brosur wisata, ma- kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian
jalah atau koran wisata, sehingga isi percakapan dari model pembelajaran Think Pair Share itu
yang tampil seringkali menggunakan model sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie
pendiskripsian tentang suatu tempat pariwisata. (1981) bahwa Think Pair Share adalah
Kalimat-kalimat yang terucap saat mendeskripsi- pembelajaran yang memberi peserta didik
kan suatu tempat wisata membutuhkan ketrampilan kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama
berbicara spontan, dan hal ini tidak mudah dengan orang lain.
dilakukan oleh peserta didik. Peserta didik lebih Ketrampilan lain yang ingin penulis kem-
suka menghafal kalimat-kalimat terlebih dahulu bangkan adalah memotivasi peserta didik untuk
sebelum tampil di depan kelas, hal ini mem- berani berpendapat. Dalam hal ini, guru sangat
pengaruhi penampilan mereka, misalnya mata berperan penting untuk membimbing peserta didik
sering melihat ke atas seperti layaknya orang melakukan diskusi, sehingga tercipta suasana
menghafal, padahal dalam kondisi normal, saat belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan
berbicara biasanya kita akan menatap lawan bicara. menyenangkan. Dengan demikian, model pembe-
Dampak lain dari menghafal kalimat saat lajaran Think Pair Share, dapat diharapkan mampu
percakapan adalah, bila ada kalimat yang lupa, memotivasi peserta didik dapat memecahkan ma-
ekspresi lucu akan muncul, sehingga suasana kelas salah, memahami suatu materi secara berkelompok
menjadi riuh karena suasana lucu tersebut. dan saling membantu antara satu dengan yang
Sementara itu, model pembelajaran lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mem-
English for Tourism yang penulis lakukan selama presentasikan di depan kelas sebagai salah satu
ini seringkali secara berselang seling menerapkan langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran
model konvensional atau “ceramah”, diskusi yang telah dilakukan. Penggunaan kartu-kartu kata
kelompok dan bermain peran. Pengamatan penulis kunci juga diharapkan mampu melatih peserta
tentang pembelajaran yang telah penulis lakukan didik untuk aktif menemukan ide kalimat dan
tersebut memiliki beberapa kekurangan, antara lain, berpendapat, sehingga kombinasi Think Pair Share
kualitas interaksi kelas masih relatif kurang dengan kartu kata kunci dapat menjadi sarana
optimal, distribusi kemampuan pada peserta didik pembelajaran yang membuat peserta didik mampu
kurang merata, yaitu cenderung memusat pada berpikir mandiri, bekerja sama dan berani
kelompok atas dan peserta didik kurang aktif dalam mengemukakan pendapat.
proses pembelajaran, maka dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran materi Muat- MELATIH KEBERANIAN BERPENDAPAT
an Lokal, English for Tourism untuk Kelas X, PESERTA DIDIK
penulis merasa perlu mengupayakan kegiatan
Lesson Study dengan metode pembelajaran yang Tidak mudah membuat peserta didik ter-
menarik, sehingga dapat memotivasi peserta didik motivasi untuk aktif berpendapat, oleh karena itu
untuk mampu menuntaskan materi dengan baik. penulis berupaya dalam Lesson Study dengan
Pemilihan metode pembelajaran yang berkua- model pembelajaran Think Pair Share dengan
litas merupakan tanggung jawab seorang guru, kartu kata kunci ini dapat membantu peserta didik
sementara itu pembelajaran English for Tourism untuk aktif berpendapat. Media kartu-kartu kata
banyak menekankan pada usaha memahami dunia kunci ini penulis tampilkan dalam pembelajaran
kepariwisataan (kognitif), melakukan kegiatan English for Tourism, dengan asumsi bahwa kartu
promosi (psikomotorik), dan bersikap aktif dalam ini dapat membantu peserta didik menemukan ide

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 146


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kalimat tanpa harus menghafal. Untuk pelatihan Materi yang disajikan pada peserta didik
kemampuan berpendapat tersebut, peneliti meng- adalah membuat konsep kalimat promosi dalam
kombinasikan penggunaan kartu-kartu kata kunci bahasa Inggris. Konsep percakapan dalam bahasa
dengan metode pembelajaran Think Pair Share. Indonesia diberikan secara tertulis di dalam lembar
Sementara itu, model pembelajaran Think kerja peserta didik, peserta didik harus menyampai-
Pair Share dengan kata kunci ini adalah model kan konsep tersebut dalam bahasa Inggris dengan
yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu: bantuan kata-kata kunci yang berupa kosa kata
Tahap-1: dalam bahasa Inggris. Tujuan dari latihan ini adalah
Think, guru mengajukan pertanyaan/issue untuk melatih peserta didik agar mampu mempro-
yang berhubungan dengan materi sambil guru mosikan suatu tempat wisata dalam bahasa Inggris
membagikan kartu kata kunci. Peserta didik me- tanpa menghafal tapi cukup dengan memahami
mikirkan secara mandiri beberapa saat. konsep makna yang ingin disampaikan dengan
bantuan kata-kata kunci dalam bahasa Inggris.
Tahap-2: Lesson Study dengan model pembelajaran
Pair, guru meminta peserta didik berpasangan think pair share dan media kartu kata kunci dapat
untuk mendiskusikan apa yang dipikirkan. diikuti peserta didik dengan baik dan manfaat dari
strategi pembelajaran ini dapat diperoleh peserta
Tahap-3: didik dengan optimal. Hal ini bisa dilihat dari indi-
Share, guru meminta kepada peserta didik kator yang dicapai peserta didik, yaitu:
yang berpasangan bergabung dengan pasangan lain  tahap think, peserta didik mampu berpikir
dan sharing atau berbagi dalam kelompok mendis- mandiri menggunakan pengetahuan awal,
kusikan ide kalimat dan kemudian mempresentasi- tahap ini dilakukan peserta didik tanpa diberi
kan di depan kelas tanpa menghafal tapi cukup de- penguatan terlebih dahulu dari guru.
ngan bantuan kartu kata kunci saja.  tahap pair, peserta didik mampu membanding-
kan dan mendiskusikan konsep yang telah
Penulis berupaya membuat peserta didik ber- dibuat pada tahap think dengan pasangannya,
ani berpendapat dan berlatih mengembangkan ide tahap ini dilakukan peserta didik dengan lancar
secara mandiri dan kelompok dengan bantuan karena peneliti memperbolehkan mereka
kartu-kartu kata kunci dan pelatihannya dengan melihat lembar kerja hasil pada tahap think dan
langkah-langkah yang ada di tahapan Think Pair diantara waktu kegiatan pair guru memberi
Share. Penulis melakukan “terapi” ini beberapa penguatan pemahaman materi.
kali, pada pertemuan pertama, peserta didik mung-  tahap share, peserta didik membentuk
kin agak lama menemukan ide kalimat tapi setelah kelompok, kemudian membandingkan dan
kartu-kartu kata kunci semakin banyak ditam- mendiskusikan hasil kerja pada tahap pair.
pilkan, maka peserta didik dapat lebih cepat dalam Tahap ini dilakukan peserta didik dengan
menemukan ide kalimat, sehingga pada saat tahap lancar dan cepat karena guru juga memberi
Share peserta didik dapat melakukan presentasi penguatan pemahaman. Kemudian hasil dis-
promosi tempat wisata dengan lebih lancar. kusi dipresentasikan didepan kelas, adanya
Reward yang diberikan pada peserta didik, proses bertahap think pair share, membuat
membuat mereka semakin terpacu untuk aktif konsep kalimat promosi dalam Bahasa Inggris
berpendapat. yang telah didiskusikan terserap dengan baik,
sehingga peserta didik dapat melakukan
MANFAAT YANG DI PEROLEH DARI LESSON kegiatan presentasi dengan lancar tanpa perlu
STUDY DENGAN MODEL PEMBELAJARAN menghafal.
THINK PAIR SHARE DENGAN KARTU KATA
KUNCI DALAM MEMBANTU LANGKAH
BERPIKIR PESERTA DIDIK UNTUK LEBIH
LANCAR BERBICARA ENGLISH FOR
TOURISM

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 147


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian. Suatu Pendeka- Naisbitt, John. 1994. Global Paradox. (On Line)
tan Praktik. Jakarta; Rineka Cipta (http://www.naisbitt.com/bibliography/globa
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Class- l-paradox.html, diakses tanggal 27 Januari
room Action Research). Jakarta : Direktorat 2009, jam 23.18 WIB)
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Di- Susilo, Herawati. 2003. Konsep dan Prosedur Penelitian
rektorat Pendidikan Menengah Umum. Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi
Deklarasi Bali. 2000. Pengembangan Pariwisata Guru dan Dosen MIPA. Makalah Seminar Ex-
Daerah. (On Line) change Experience dan Workshop Pembelajaran
(http://www.opensubscriber.com/message/p MIPA Konstektual Menyongsong Implementasi
piindia@yahoogroups.com/5349138.html, KBK di Malang tanggal 9 – 12 Juli 2003. Tim
diakses tanggal 27 Januari 2009, jam 23.05 WIB) Pelatih Proyek GSM. (1999). Penelitian
Ischaq, M. F. 1997. Action Research. Malang: Depdi- Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
knas Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kasbollah, Kasihani. 1988. Penelitian Tindakan Kelas Tim PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Jakarta: Depdikbud (Classroom Action Research). Bahan Pelatihan
Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah.
Kemmis,S & Mc. Taggart, R. 1988. The Action Re-
Jakarta: Proyek PGSM, Dikti.
search Planner. Victoria: Deakin University
Smith’s, Valene L. 1995. Tourism. Dalam Robert W.
Press
McIntosh, Charles R.
Lyman, Frank. 1981. Think Pair Share. (On Line)
Goldner, J.R. Brent Ritchie, John Wiley and sons. Inc.
http://www.wcer.wisc.edu/archive/CL1/CL/
Yudhoyono, Susilo Bambang. 2009. Pariwisata. (On
doingcl/thinkps.htm, diakses tanggal 27
Line)
Januari 2009, jam 22.32 WIB) (http://istana.ri.go.id/id/index.php?option=com_c
Muhajirin, Imam. 2008. The Great Teacher. (On Line) ontent&task=view&id=8864&Itemid=707,
(http://smacepiring.forums- diakses tanggal 27 Januari 2009, jam 22.50
free.com/workshop-the-great-teacher- WIB)
t68.html, diakses tanggal 27 Januari 2009, jam
22.11 WIB)

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 148


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU NON


MIPA DI SEKOLAH YANG MENERAPKAN LSBS

Sri Rahayu Lestari

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, E-mail: sri.rahayu.lestari@bio.um.ac.id

Abstrak: Kegiatan Lesson Study (LS) di SMPN 1 Bangil telah dilaksanakan pada berbagai mata
pelajaran. Salah satu pelajaran yang saat ini giat melakasanakan LS adalah mata pelajaran sejarah.
Sebelum ada LS pelajaran sejarah biasanya diajar oleh guru dengan panduan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat sendiri oleh guru. Penerapan LS menyebabkan guru berinteraksi
dengan guru lain yang sebidang studi atau serumpun untuk membicarakan RPP. Guru meminta rekan
sejawat untuk mengoreksi RPP yang telah dipersiapan untuk mengajar dan mengubahnya apabila ada
masukan dari teman sejawat yang dianggap penting dan membawa manfaat dalam pembelajaran di
kelas. Penerapan pembelajaran dengan RPP yang telah mendapat masukan dari rekan sejawat
mengakibatkan guru lebih percaya diri di depan kelas, guru juga menggunakan banyak variasi model
pembelajaran. Salah satu kegiatan pembelajaran sejarah yang diikuti penulis saat menghadiri LSBS
adalah dengan bermain peran. Permainan peran yang dilakukan oleh siswa mengakibatkan aktivitas
siswa tinggi, kemampuan mengingat materi yang dipelajari juga lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan jawaban yang diberikan oleh siswa ketika guru
bertanya dan meminta siswa menyimpulkan materi yang dipelajari di akhir pembelajaran. Peningkatan
aktivitas siswa tersebut disebabkan peningkatan keterampilan guru dalam mengajar. Peningkatan
keterampilan guru yang dimaksud adalah peningkatan dalam mengelola materi pembelajaran,
peningkatan dalam mengelola kelas dan peningkatan keterampilan menerapkan pembelajaran dengan
berbagai model.

Kata kunci: LSBS, mata pelajaran non MIPA, sejarah

Kegiatan Lesson Study (LS) telah dilakukan kepala sekolah rata-rata mereka menyatakan guru
di sekolah menengah pertama Kabupaten Pasuruan yang telah mengikuti LS berbasis MGMP meng-
sejak tahun 2005. Selama lima tahun dilaksanakan alami peningkatan kemampuan mengajar. Dari
telah banyak kemajuan yang dialami oleh guru hasil supervisi di dalam kelas guru peserta LS lebih
maupun pembelajarannya. Lesson Study selama 4 baik dalam mengelola kelas, mereka menggunakan
tahun dikhususkan pada pelaksanaan pembelajaran berbagai variasi mengajar, dapat menimbulkan an-
matematika dan IPA. Pada beberapa sekolah di tusiasme bagi peserta didik dan guru tersebut lebih
Kabupaten Pasuruan sejak tahun kedua telah mene- percaya diri di depan kelas. Hasil supervisi tersebut
rapkan Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS). memberikan ide dan semangat bagi beberapa ke-
LSBS bertujuan untuk mengenalkan Lesson Study pala sekolah untuk menerapkan LSBS secara man-
pada guru seluruh mata pelajaran di sekolah, diri. Pada awal penerapan LSBS secara mandiri ini,
sehingga tidak hanya guru MIPA saja yang me- pihak sekolah mengadakan workshop tentang LS
ngenal Lesson Study. Pada awal pelaksanaan LSBS dengan nara sumber dari Universitas Negeri Ma-
hanya ada dua sekolah yang melaksanakannya, di lang dan guru-guru peserta LS berbasis MGMP
tahun berikutnya terjadi peningkatan jumlah seko- yang ada di sekolah tersebut. Pada awal pelaksa-
lah yang menerapkan LSBS. Kepala sekolah seba- naan open class guru merasa terpaksa untuk mem-
gai manager dengan kesadaran sendiri mulai mene- buka kelasnya, mereka merasa tidak nyaman dilihat
rapkan LSBS. Dari hasil diskusi penulis dengan teman/kolega guru. Namun dengan perencanaan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 149


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

pembelajaran yang dilakukan bersama-sama guru rangkaikan cerita pada gambar tersebut mulai awal
makin lama makin merasa nyaman, mereka merasa sampai akhir. Salah satu peserta didik mengacung-
pembelajaran yang dilakukan adalah milik bersa- kan tangan dan menceritakan rangkaian kejadian
ma. yang ada pada gambar. Selanjutnya guru meminta
SMPN 1 Beji adalah salah satu sekolah yang siswa bermain peran sesuai dengan skenario yang
menerapkan LSBS sejak tahun 2009, antusiame telah dibuat. Pada saat bermain peran siswa tampak
guru di SMPN 1 Beji dalam melaksanakan LSBS antusias, dapat menggambarkan dengan baik mate-
sangat besar, hal ini tampak pada pengeplotan ja- ri yang saat itu dipelajari. Setelah selesai bermain
dual yang dilakukan oleh koordinator LSBS. Da- peran, guru meminta siswa duduk kembali dalam
lam satu semester ada 12 guru yang akan membuka kelompok. Selanjutnya siswa diminta untuk men-
kelas dari berbagai mata pelajaran. Guru dengan diskusikan lembar kerja (LK) yang telah dibagikan
senang membuka kelas untuk dilihat teman/kolega guru. Pada saat mendiskusikan LK, 90% siswa
guru lain. Hasil diskusi penulis dengan guru yang bekerja dalam kelompok dan tidak berbicara di luar
telah membuka kelas menyatakan bahwa dengan materi pembelajaran. Setelah selesai mendisku-
pembelajaran yang diamati oleh oleh orang lain, sikan LK, siswa menempelkan hasil diskusi di
guru akan mendapat banyak saran untuk perbaikan tempat yang telah disediakan. Kegiatan berikutnya
pembelajaran yang berikutnya. Guru juga merasa siswa mempresentasikan hasil diskusi dan ditang-
perencanaan pembelajaran yang dilakukan bersama gapi oleh teman dari kelompok lain. Pada kegiatan
teman semata pelajaran atau serumpun membuat presentasi kelas, siswa dapat menguraikan dan
mereka merasa percaya diri di depan kelas. Salah menjelaskan hasil diskusi yang mereka tempelkan
satu matapelajaran yang diikuti penulis ketika di papan. Beberapa siswa belum dapat menyampai-
LSBS di SMPN 1 Beji berlangsung adalah pela- kan pendapat ketika presentasi di depan. Guru
jaran sejarah. Gambaran pelaksanaan pembelajaran melakukan pembimbingan ketika siswa mengalami
dapat digambarkan seperti uraian berikutnya. kesulitan dalam presentasi atau dalam menjawab
pertanyaan. Pada akhir pembelajaran siswa diminta
PELAKSANAAN LSBS DI SMPN 1 BEJI PADA guru untuk membuat kesimpulan. Pada saat pembe-
MATA PELAJARAN SEJARAH lajaran semua observer (guru yang mengikuti
pembelajaran) mengikuti tata tertib dan tidak
Penulis mengikuti LSBS pada mata pelajaran mengganggu pembelajaran. Observer mencatat ke-
sejarah pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 2010. Topik jadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlang-
yang dibahas adalah memahami usaha persiapan sung.
kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar pada Kegiatan setelah pembelajaran selesai diikuti
mata pelajaran tersebut adalah Mendeskripsikan dengan refleksi. Refleksi dihadiri oleh 10 guru dari
peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses rumpun yang sama. Hasil refleksi dapat digambar-
terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia, kan sebagai berikut. Guru merasa senang mendapat
Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indo- kesempatan untuk membuka kelas dan dihadiri
nesia oleh guru lain. Guru menyatakan belum dapat sepe-
Pada saat plan penulis tidak mengikuti ke- nuhnya mengajar dengan baik, namun kompetensi
giatannya, namun guru menyatakan plan dikerja- pembelajaran telah dicapai. Guru mengharapkan
kan bersama-sama dengan guru serumpun untuk masukan dan kritik dari rekan sejawat apabila ada
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ketidaksempurnaan dalam pembelajaran. Observer
(RPP) pada topik yang akan dijadikan bahan untuk menyatakan guru telah dapat membelajarkan siswa
membuka kelas. dengan baik, siswa tekun dalam mengerjakan LK
Kegiatan pembelajaran pada saat pembelajar- dan berdiskusi dalam kelompok. Siswa dapat mem-
an dapat digambarkan sebagai berikut. Kegiatan presentasikan hasil diskusi dan dapat menjawab
pendahuluan, diawali dengan memberikan apersep- pertanyaan yang diberikan temannya saat diskusi.
si meminta siswa menempelkan gambar di papan Siswa yang bisanya ramai dalam pembelajaran hari
tulis. Selanjutnya guru menanyakan pada peserta tersebut menjadi aktif, hal ini kemungkinan guru
didik apakah yang mereka ketahui dari gambar menggunakan metode pembelajaran yang berbeda
tersebut. Peserta didik menjawab kegiatan yang di- dengan biasanya. Pembelajaran berharga yang
lakukan oleh pelaku pada gambar yang ditempel di diperoleh observer antara lain merencanakan pem-
papan tulis. Selanjutnya guru meminta siswa me- belajaran bersama teman semata pelajaran sangat

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 150


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

membantu guru ketika tampil di depan kelas, de- kaman bisa saja digunakan hanya sebatas peleng-
ngan metode yang bermacam-macam saat pembe- kap, dan bukan sebagai pengganti. Dua tipe
lajaran menyebabkan siswa menjadi aktif, dengan penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study
menerapkan LS di pembelajaran akan meningkat- berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis
kan keterampilan guru dalam mengajar. MGMP. Lesson Study berbasis sekolah
dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang
PEMBAHASAN studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan.
dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil
Kegiatan LS pada pelajaran sejarah yang telah pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah
dilakukan oleh guru memberikan banyak pelajaran yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan.
berharga bagi teman sesame guru, karena LS meru- Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP meru-
pakan suatu kegiatan yang dapat mendorong ter- pakan pengkajian tentang proses pembelajaran
bentuknya sebuah komunitas belajar (learning so- yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata
ciety). LS menyebabkan individu secara konsisten pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian
dan sistematis memperbaiki diri. Melalui pengkaji- tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran
an pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjut- tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat
an berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih
learning akan membangun komunitas belajar. diperluas lagi. Dari hasil refleksi dapat diperoleh
Dalam LS guru akan berkolaborasi dengan sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-
teman sejawat akan mempunyai tujuan jangka keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan
panjang, misalnya tentang pengembangan kemam- proses pembelajaran, baik pada tataran individual,
puan akademik siswa, pengembangan pembelajar- maupun manajerial. Pada tataran individual,
an yang menyenangkan, mengembangkan kerajin- berbagai temuan dan masukan berharga yang
an siswa dalam belajar (Lewis, 2007). LS juga disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan
memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para
yang dianggap penting sehingga guru bersama te- guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun
man sejawat berusaha menyelesaiakan masalah ini observer untuk mengembangkan proses
Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pembelajaran ke arah lebih baik.
pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan Keterlibatan kepala sekolah sebagai peserta
siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat Lesson Study, akan menyebabkan kepala sekolah
dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa akan memperoleh sejumlah masukan yang berhar-
bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa ga bagi kepentingan pengembangan manajemen
melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan.
hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, Kepala sekolah memegang peranan penting dalam
partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mewujudkan learning society di sekolah, sehingga
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, keterlibatan kepala sekolah dalam LS sangat pen-
pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada ting. Komitmen kepala sekolah dalam melaksana-
bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana kan LSBS juga sangat diperlukan sehingga guru
lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang di- juga bersemangat dalam melaksanakan kegiatan
laksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas se- LS. Bila LSBS dilaksanakan secara terus menerus
kolah. Observasi langsung boleh dikatakan meru- dan konsisten maka akan tercipta guru yang
pakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai profesional.
kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang
dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya KESIMPULAN
dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat Lesson Study (LS) merupakan sarana untuk
dari tayangan video, namun juga harus mengamati meningkatkan profesionlisme guru. Pelaksanaan
proses pembelajaran secara langsung. Dengan me- LSBS pada sekolah secara terus menerus akan da-
lakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh pat meningkatkan keterampilan guru dalam pelak-
tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat sanaan pembelajarannya. LSBS dapat perlu komit-
dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali men dari kepala sekolah dan seluruh komponen
pun dapat digali. Penggunaan videotape atau re- yang ada di sekolah tersebut.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 151


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

DAFTAR RUJUKAN

Anonimous, 2003. IMSTEP JICA Report. Ditjen DIKTI Joharmawan, R. 2006. Pengalaman Pelaksanaan Lesson
– Depdiknas. Study di SMA Laboratorium UM, makalah
Anonimous, 2008. Laporan Survei Akhir Program dalam sosialisasi Lesson Study kepada Dosen
SISTTEMS. Ditjen PMPTK, JICA dan IDCJ. FMIPA, Universitas Negeri Malang: Malang
Hendayana, S. 2007. Lesson Study: Suatu Strategi Untuk Karim, M. 2006. Apa, Mengapa dan bagaimana lesson
Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik Study. makalah dalam sosialisasi Lessoon Study
(Pengalaman IMSTEP-JICA), UPI Press: kepada Dosen FMIPA, Universitas Negeri
Bandung. Malang: Malang

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 152


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

LESSON STUDY; MENUJU PENDIDIKAN KARAKTER

Sugeng Mardiyanto

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Abstrak: Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19
ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 4 tahun pengalaman saya menjadi guru
GTT (guru Tidak Tetap) disekolah negeri bisa dikatakan masih sangat muda, namun semua
pengalaman saya tersebut tidak membuat saya puas dan merasa menjadi seorang guru yang seutuhnya,
sampai akhirnya saya diterima di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang tertanggal 17 Juni
2009 saya merasa baru menemukan arti seorang guru yang sebenarnya, lewat diselenggarakannya
Lesson Study disekolah tersebut. Awalnya saya merasa amat asing dan terbebani, karena disekolah
sebelumnya saya hanya membuat perangkat dan mengajar sesuai dengan perangkat tersebut, tidak ada
prinsip collegial dan collaborative bahkan refleksi dengan guru lain, penasihat dan para pakar setelah
mengajar. Namun setelah saya terpilih sebagai guru model dan melaksanakan Lesson Study, baru saya
menemukan karakter yang sesungguhnya dari seorang pendidik dan pengajar. Karakter itulah yang
menurut pandangan saya seharusnya dilakukan disemua sekolah baik negeri maupun swasta, saya
bergumam dalam hati, seandainya semua sekolah terutama yang negeri menerapkan prinsip Lesson
Study saya yakin semua Standar Kompetensi bahkan Pembelajaran Proses dapat terlaksana dengan
baik, bahkan UAN (Ujian Akhir Nasional) bukan lagi hal yang menakutkan bagi semua pihak.
Seringkali Pembelajaran hanya mencari aspek kognitif intelektualitas ansich dan melupakan bahkan
membuang aspek afektif yang membentuk karakter, sehinggga seringkali kita jumpai makna
pendidikan dewasa ini menjadi hambar akan makna dan kosong akan isi, melulu hanya berbicara nilai
terbaik matematika dan melupakan pengejawantahan makna sifat terpuji dan berbudi pekerti yang
luhur. Penulis yakin lewat Lesson Study Pendidikan Nasional, para guru dan murid akan menjadi lebih
berkarakter, untuk membuktikan keyakinan penulis, saya akan paparkan lebih lanjut dalam artikel saya
yang sederhana ini. Jalan terpenting untuk mempertinggi mutu sekolah-sekolah itu ialah mempertinggi
mutu pendidiknya (Mr. Muhammad Yamin)

Kata kunci: Lesson study, Pendidikan, Pengajar, Komponen Pendidikan, Karakter.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 adalah perubahan yang relatif permanen dalam
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengo-
1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada lahan atas pengalaman yang diperolehnya dan
satuan pendidikan diselenggarakan secara praktik yang dilakukannya.
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, Melihat dari dua acuan yang digunakan dalam
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, sektor pendidikan tersebut kami melihat tidak ada
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, yang salah secara teoritis pada peraturan
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, pemerintah tersebut namun seringkali tidak
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis aplikatif ketika diterapkan dalam pembelajaran.
peserta didik. Bahkan kami juga sering melihat kata kompetensi
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan hanya digunakan untuk mengukur aspek
Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23 Novem- intelektualitas pebelajar; dengan bukti lampiran
ber 2007 menyebutkan bahwa makna belajar PerMendiknas No. 41 Tahun 2007 memaknai

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 153


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kompetensi sebagai 1) Seperangkat tindakan (Hornby dan Panwell, 1972). Menurut Kamus
cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki Lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas membedakan seseorang dari yang lain, tabiat,
dibidang tertentu, 2) Keseluruhan sikap, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak,
keterampilan, dan pengetahuan yang dinyatakan mempunyai kepribadian (Kamisa, 1997). Dalam
dengan ciri yang dapat diukur. Penulis melihat Dorland’s Pocket Medical Dictionary (1968)
adanya ambiguitas kata kompetensi yang dimaknai dinyatakan bahwa karakter adalah sifat nyata dan
dengan kata cerdas dan melaksanakan tugas berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Di dalam
pekerjaan tertentu. Dengan demikian siswa yang kamus psikologi dinyatkan bahwa karakter adalah
beriman, bertaqwa dan beramal sholih belum kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau morl,
dianggap memenuhi kompetensi sebelum bahasa misalnya kejujuran seseorang; biasanya
inggrisnya 7,5 atau matematikanya 7. itulah mempunyai kaitan dengan sifat-sifat relative tetap
kiranya yang menjadikan pendidikan dinegara ini (Dali Gulo, 1982).
tidak pernah menemukan capaian yang pasti semua Dan dapat dinyatakan bahwa karakter adalah
hanya semu dan kamuflase rhetoris semata. kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlah
Dari satu Menteri ke Menteri lainnya, dari atau budi pekerti individu yang merupakan
satu Peraturan ke peraturan lainnya dan dari satu kepribadian khusus yang membedakan dengan
PerMen ke PerMen bahkan dari satu kurikulum ke individu lain (M. Furqon, 2009).
kurikulum lainnya, bahkan dari satu nama
DepDikBud menjadi nama DepDikNas lainnya Lesson Study
selalu menyisakan kontroversi utamanya bagi guru Lesson Study diperkenalkan di Indonesia
yang berjibaku dilapangan, belum selesai satu melalui kegiatan piloting yang dilaksanakan dalam
kurikulum diaplikasikan muncul kurikulum baru proyek follow-up IMSTEP-JICA di tiga perguruan
yang berseberangan. tinggi yaitu UPI, UNY, dan UM. Di UM sendiri
Namun memang sudah hal yang biasa tidak lessson study diperkenalkan di Malang secara
ada yang tidak berubah, semua harus berubah formal oleh JICA expert Eisoke Saito, Ph.D. pada
namun dengan catatan, perubahan selalu membawa bulan januari 2004, selanjutnya diikuti kegiatan
pada perbaikan bukan penghancuran. pengimplementasian lesson study di SMA
Dewasa ini pemerintah meluncurkan sistem labotarium Universitas Negeri Malang (I Made
baru untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih Sulandra, 2006). Lesson Study merupakan hal yang
terintegrasi dengan budaya bangsa yang beragama, baru bagi sebagian sebagian besar guru. Lesson
bermoral, dan berbudi pekerti yang luhur yaitu Study diadopsi dari Jepang dan diuji cobakan di
pendidikan karakter atau character building di beberapa sekolah sebagai pilot project, diantaranya
sekolah-sekolah diseluruh nusantara. Bandung (dibawah UPI), di Yogyakarta (dibawah
UNY), dan di Malang (dibawah UM).
TINJAUAN TEORI DAN FILOSOFIS Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya
Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan profesi
Pembelajaran inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta secara berkelanjutan mereka dapat memperbaiki
didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu mutu pengalaman belajar siswa dalam proses
lingkungan belajar atau usaha sengaja, terarah dan pembelajaran. Istilah lesson study sendiri
bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang diciptakan oleh Makoto Yoshida. Praktik ini
agar orang lain dapat memperoleh pengalaman mempunyai sejarah panjang, dan secara signifikan
yang bermakna, usaha ini merupakan kegiatan telah membantu perbaikan dalam pembelajaran
yang berpusat pada kepentingan peserta didik (teaching) dan pemelajaran/proses belajar
(Sisdiknas, PerMendiknas No 41 Tahun 2007). (learning) siswa dalam kelas, juga dalam
pengembangan kurikulum. Banyak guru sekolah
Karakter dasar dan sekolah menengah di Jepang menyatakan
bahwa lesson study merupakan salah satu
Secara harfiah karakter artinya kualitas mental pendekatan pengembangan profesi penting yang
atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi telah membantu mereka tumbuh berkembang

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 154


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sebagai profesional sepanjang karer mereka pembaharuan, sekarang mari kita lihat apa definisi
(Yoshida, 1999) dan pembentuk altar sakral bernama metode itu:
Lesson Study yang dalam bahasa Jepang Metode pengajaran dari kata “Metho” yang
disebut Jugyokenkyu adalah bentuk kegiatan yang berarti melalui atau melewati, sehingga metode
dilakukan oleh seorang guru/sekelompok guru pengajaran berarti jalan atau cara yang harus dilalui
yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru untuk mencapai tujuan tertentu dalam hal ini tujuan
mata pelajaran yang sama/guru satu tingkat kelas pengajaran (BambangPrawiro, 1991).
yang sama, atau guru lainya), merancang kegiatan Semakin majunya ilmu tentang mengajar
untuk meningkatkan mutu belajar siswa dari (Metodologi Pengajaran), maka ada kriteria jenis
pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang metode modern dan metode tradisional. Kriteria
guru dari perencanaan pembelajaran yang yang dipergunakan pada umumnya adalah
dirancang bersama/sendiri, kemudian di observasi keaktifan siswa, metode dan dasar psikologis dari
oleh teman guru yang lain dan setelah itu mereka metode-metode itu.
melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan Menurut W. Gulo (2002) bahwa metode
yang baru saja dilakukan. Refleksi bersama pengajaran adalah berbagai metode pengajaran
merupakan diskusi oleh para pengamat dan guru yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar
pengajar untuk menyempurnakan proses mengajar (W. Gulo, 2002)
pembelajaran dimana titik berat pembahasan pada Secara umum metode-metode itu dapat
bagaimana siswa belajar, kapan siswa belajar, digolongkan ke dalam 2 jenis (Prawiro, 1991):
kapan siswa mulai bosan mendapatkan 1. Metode interaksi secara individual.
pengetahuan dan kapan siswa mampu menjelaskan 2. Metode interaksi secara kelompok.
kepada temannya dan kapan siswa mampu Melihat dari definisi yang diberikan W Gullo
mengajarkan kepada seluruh kelas (Joharmawan, penulis sepakat pada kalimat “bahwa metode
2006). pengajaran adalah berbagai metode yang perlu
Dr. Ibrohim, dosen Fakultas MIPA dari dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar”
Universitas Negeri Malang, telah mencoba penulis berpendapat itu artinya tidak ada
merumuskan definisi operasional lesson study, pembatasan dan kata final untuk satu Metode saja
sebagai berikut. ”Lesson study adalah proses sedang yang lainya bukan metode dan melihat
kegiatan pengkajian pembelajaran secara definisi yang diajukan para pendahulu memang
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- perlu untuk sebatas memperluas wacana namun
prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk bukan kalam Illahi yang harus diikuti dan berdosa
membangun learning community” jika mengingkarinya. Apakah pada lesson study
(www.suparlan.com). tidak ada interaksi individual dan kelompok?,
justru dalam lesson study keduanya hadir
LESSON STUDY SEBUAH METODE berdampingan bukan terpisah-pisah, apakan pada
PENGAJARAN KARAKTER lesson study tidak ada ekpositori?. Pengumpulan
data dan pengolahan data? Justru sebelum
Prof. Dr. M.J. Rice, profesor ilmu-ilmu sosial melakukan lesson study kedua hal itu harus
di Universitas Georgia, Amerika Serikat dilakukan sebelumnya dan dikaitkan dengan
memandang bahwa lesson study bukanlah metode temuan setelah lesson study, justru pada metode
pembelajaran, ia mengelompokkan metode lain ada kekurangan yang itu ditutupi pada lesson
mengajar hanya dalam 4 (empat) klasifikasi, yang study yaitu refleksi. Pada bagian ini guru model
keempat kelompok itu berada dalam satu kontinum tidak hanya melihat kebenaran berdasarkan
yang terkait satu dengan yang lainnya, yaitu: (1) paradigmanya namun ia juga mendapatkan
ekspositori, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan pencerahan dari beragam sumber yang akan
data, dan (4) proyek (www.suparlan.com) , Dr. menjadikan metode pengajarannya semakin
Ibrohim, dosen Fakultas MIPA dari Universitas paripurna.
Negeri Malang memandang Lesson Study hanya
sebuah kegiatan pengkajian pembelajaran LANGKAH-LANGKAH LESSON STUDY
(www.suparlan.com), kedua pendahulu tersebut
sepakat menempatkan kata metode sebagai sebuah
altar sakral yang tidak boleh ada ijtihad dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 155


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Robinson (2006) mengusulkan ada delapan namun afektif pembentukan karakter juga dapat
tahap berdasarkan pada banyaknya kegiatan yang terimplementasi bukan hanya bagi pebelajar namun
diperlukan dalam pelaksanaan lesson study, yakni: juga bagi para pengajar.
1. Pemilihan topik lesson study
2. Melakukan revisi silabus untuk UNSUR PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM
mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk LESSON STUDY
topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang
ada dalam buku pelajaran. Selanjutnya bekerja Melihat aplikasi pada praktek lesson study
dalam kelompok untuk menyusun rencana penulis menemukan terjadinya proses
pembelajaran. pembentukan karakter, dapat dilihat dari beberapa
3. Setiap tim yang telah menyusun rencana bukti:
pembelajaran menyajikan atau mempresentasikan Lesson study dapat diterapkan pada semua
rencana pembelajarannya, sementara kelompok bidang studi dan jenjang pendidikan. Dari aspek ini
lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh kita melihat bahwa lesson study memecah
rencana pembelajaran yang lebih baik. polarisasi yang selama ini terjadi yang
4. Guru yang ditunjuk oleh kelompok membedakan antara ilmu sains dengan ilmu sosial,
menggunakan masukan-masukan tersebut untuk antara pengajar kelas dasar dan kelas lanjut, dari
memperbaiki rencana pembelajaran. sini kita belajar untuk menumbuhkan toleransi dan
5. Guru yang ditunjuk tersebut saling menghargai antara satu sama lain.
mempresentasikan rencana pembelajarannya di Lesson study dapat diterapkan pada sekolah
depan semua anggota kelompok lesson study untuk yang berbeda mulai dari desa hingga kota mulai
mendapatkan balikan. dari negeri hingga swasta, mulai dari sekolah
6. Guru yang ditunjuk tersebut memperbaiki terfavorit hingga sekolah biasa, dari sini kita dapat
kembali secara lebih detail rencana pembelajaran belajar untuk bersilaturahmi dan menjalin
dan mengirimkan pada semua guru anggota hubungan collegial antar guru hingga dapat
kelompok, agar mereka tahu bagaimana menghapuskan dikotomi dan dominasi serta
pembelajaran akan dilaksanakan di kelas. patronisasi sepihak.
7. Para guru dapat mempelajari kembali Lesson study dapat menjadi jembatan
tentang rencana pembelajaran tersebut dan penghubung antar strata keilmuan, dari
mempertimbangkannya dari berbagai aspek pelaksanaan lesson study kita dapat belajar bahwa
pengalaman pembelajaran yang mereka miliki, tidak ada kata paling pintar dan sebaliknya, tidak
khususnya difokuskan pada hal-hal yang penting ada kata sempurna selama proses belajar, semua
seperti: hal-hal yang akan dilakukan guru, saling memberi dan menerima tanpa tendensi serta
pemahaman siswa, proses pemecahan oleh murid, melatih kedewasaan berfikir dan berpendapat.
dan kemungkinan yang akan terjadi dalam Lesson study dapat menjadi media melatih
implementasi pembelajarannya. kejujuran, kejujuran para guru untuk membuat
8. Guru yang ditunjuk tersebut melaksanakan perangkat pembelajarannya sendiri, jujur untuk
rencana pembelajaran di kelas, sementara guru menilai diri sendiri apakah dirinya telah menjadi
yang lain bersama dosen/pakar mengamati sesuai guru yang baik atau belum, jujur untuk berkata
dengan tugas masing-masing untuk memberi bahwa selama ini ia masih belum sempurna.
masukan pada guru. Pertemuan refleksi segera Lesson study mengajarkan kepada kita
dilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaan kelegaan hati dan keikhlasan hati untuk menerima
pembelajaran, untuk memperoleh masukan dari setiap otokritik yang muncul dan disampaikan pada
guru observer, dan akhirnya komentar dari dosen saat refleksi.
atau pakar luar tentang keseluruhan proses serta Lesson study juga mengajarkan bahwa kita
saran sebagai peningkatan pembelajaran, jika harus memiliki sifat tanpa pamrih dalam
mereka mengulang di kelas masing-masing atau memberikan ilmu dengan cara terbaik, sehingga
untuk topik yang berbeda Krisnawan (2010). pebelajar dapat meraih capaian yang maksimal.
Berdasarkan langkah-langkah yang ada dalam Lesson study adalah cermin pengabdian tanpa
tahap pelaksanaan lesson study diatas penulis yakin batas bagi setiap guru dalam menjalankan
bahwa esensi dan tujuan pendidikan akan tercapai profesinya sebagai pendidik, pengajar, dan
bukan hanya aspek kognitif intelektualitasnya saja Pembina.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 156


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Lesson study menunjang kesuksesan Dibalik euphoria tersebut, ternyata lesson


pembelajaran berbasis proses yang akan study menyimpan segudang manfaat, bahkan salah
menjadikan pendidikan wadah bagi pebelajar untuk satunya selaras dengan program yang baru
memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dicanangkan oleh pemerintah yaitu pendidikan
kehidupannya. karakter, ditengah carut marutnya bangsa dengan
setumpuk problema dilematisnya diyakini karena
PENUTUP hilangnya karakter kebangsaan yang diamanatkan
dalam pembukaan undang-undang dasar 45 yaitu
Lesson study memang sebuah terobosan baru negara yang berbudaya dan berbudi pekerti yang
dalam dunia pendidikan yang diawali oleh Makoto luhur, alasan itulah yang menjadikan pendidikan
Yoshida seorang peneliti yang menuliskan lesson karakter menjadi rasional.
study sebagai disertasi doktoralnya di Universitas Dengan lesson study pendidikan karakter
Lewis and Clark College, seiring dengan semakin dapat diawali dari pendidik sebagai komponen
berkembangnya ilmu pendidikan dan pembelajaran terbentuknya pendidikan yang berkualitas, dengan
menjadikan lesson study banyak diadaptasi dan menjadikan para pendidik lebih memiliki karakter
diadopsi oleh sekolah-sekolah ditanah air, secara langsung maupun tidak akan berdampak
gelombang lesson study semakin besar dan tidak pada pada pembentukan karakter pada peserta
dipungkiri menjadi salah satu metode yang paling didik, insya Allah. Amin
jitu dalam mencapai standar kompetensi
pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Hidayatullah, M.F. 2009. Membangun Insan Berkarakter Suparlan. 2008. Lesson Study Dan Peningkatan
Kuat dan Cerdas. Surakarta:Yuma Pustaka. Kompetensi Guru, artikel dalam situs pribadi.
http://edu-articles.com/category/lesson-study www.suparlan.com
Joharmawan, R. 2006. dikutip didalam artikel dalam Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
situs pribadi. www.suparlan.com , Grasindo
Prawiro, B. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Yoshida, M. 1999. Lesson Study: A Case Study of a
Surakarta:UNS press Japanese Approach to Improving Instruction
Krisnawan, S.R. 2010. Penerapan Metode Lesson Study Through School-Based Teacher Development.
dalam Pembentukan Pendidikan yang Disertasi Doktoral yang tidak diterbitkan, The
Berkarakter karya ilmiah. Surakarta University of Chicago.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 157


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI KEGIATAN LESSON STUDY DALAM


KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Sunu Prihantono

SD Negeri Merjosari 4 Malang

Abstrak: Lesson Study merupakan hal baru dalam metodologi kegiatan pem-belajaran di Indonesia.
Sejak diperkenalkan dan diujicobakan di tiga Perguruan Tinggi di Indonesia pada tahun 2004 dan
kemudian dicobaterapkan secara meluas melalui lembaga- lembaga pendidikan di bawahnya, ternyata
Lesson Study masih terasa asing bagi sebagian besar guru Sekolah Dasar terutama di daerah pinggiran
dan pelosok. Didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Bab IV pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang
guru dituntut untuk dapat memiliki sebuah pendekatan, metode, dan teknik-teknik tertentu yang dapat
menciptakan kondisi kelas pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Sehingga pada akhirnya akan diperoleh kondisi kelas yang termotivasi, aktivitas yang tinggi serta hasil
belajar yang memuaskan. Hal yang paling mendasar dipahami oleh penulis tentang lesson study adalah
plan-do- see reflection. Ketiga hal tersebut memiliki makna dan pengem-bangan yang sangat luas dan
fleksibel dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang akan, se-
dang dan telah dilaksanakan guru- siswa dan tim kolaboratornya. Dalam keterbatasan ini penulis men-
coba untuk menjembatani permasalahan pembelajaran yang terjadi di Sekolah Dasar dengan membahas
sebuah model pembelajaran yang bertitik tolak dari pendekatan Lesson Study. Didasari pemikiran
bahwa dengan Lesson study guru akan lebih jujur menilai kekurangan dan kelebihan, serta membiasa-
kan diri menerima kritik dan saran dari para kolaboratornya, penulis yakin akan adanya keberhasilan
dalam mendidik dan meningkatkan prestasi siswa di tingkat SD.

Kata kunci: lesson study, pembelajaran, sekolah dasar

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno- Salah satu dampak dari semakin cepatnya
logi global yang sangat pesat saat ini membawa perkembangan pengetahuan dan hasil teknologi
dampak yang sangat besar dalam kehidupan manu- adalah, berkembangnya berbagai macam bentuk
sia dalam bersosialisasi, berpikir dan berperilaku. metode, pendekatan, desain dan teknologi di dunia
Pengetahuan dan hasil teknologi berkembang tidak pendidikan. Negara kitapun akhirnya terseret dalam
lagi dalam hitungan bulan atau tahun namun ham- arus dan deraan perkembangan tersebut. Diantara
pir setiap detik lahir pengetahuan dan hasil sekian banyak metode, pendekatan, desain dan
teknologi terbaru dan tercanggih. Hal tersebut teknologi pendidikan yang menyerbu dunia pen-
membawa dampak terutama pada pola berpikir dan didikan kita adalah Lesson Study (LS) yang konon
berperilaku manusia untuk lebih cepat dan praktis berasal dari negeri matahari terbit. Setelah sempat
dalam mengambil keputusan dan tindakan. Pola diujicobakan di tiga perguruan tinggi nasional di
berpikir dan berperilaku semacam itu tentunya ti- Jawa Barat, Yogyakarta dan Malang pada tahun
dak dapat dikatakan dengan pola pikir dan perilaku 2004, akhirnya LS dicobaterapkan pada lembaga-
yang serba instan, namun sudah menjadi tuntutan lembaga pendidikan di bawahnya (SLTA, SLTP
dan kebutuhan dalam masyarakat modern yang dan SD).
semakin kompleks.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 158


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Pada kenyataannya gaung implementasi LS memberikan sumbangan pemikiran dalam


pada tingkatan lembaga-lembaga itu digambarkan pengembangan pendidikan seperti mereka? Dengan
seperti corong suara terbalik. Gema sangat kuat adanya LS ini adakah terbuka peluang bagi para
pada level paling tinggi secara simultan mengeru- guru untuk menjadi ilmuwan-ilmuwan baru pada
cut tebalik sampai di tingkat paling rendah. Pada level tertentu?
tataran Perguruan Tinggi terasa sangat dipenuhi Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya
oleh hingar-bingar luar biasa perkembangan jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk
teknologi pendidikan, namun pada tataran pendidi- melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di
kan dasar hampir-hampir tak tersentuh olehnya. Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut
Penulis yang berada di pinggiran barat kota Malang dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar
ternyata tak tersentuh oleh gaung tersebut. Padahal para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-
sudah beberapa kali mengikuti pelatihan MBS dan proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi
PAKEM. Namun LS tak pernah digaungkan di dengan guru-guru untuk merencanakan (plan),
sana. mengamati (observe), dan melakukan refleksi
Penulis merasa beruntung dengan berdirinya (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih
SD-SMP Negeri Satu Atap (SD-SMPN Satap) lanjut, dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah
Merjosari pada tahun 2009 yang mulai efektif suatu proses yang kompleks, didukung oleh
menerima murid baru pada tahun pelajaran 2009- penataan tujuan secara kolaboratif, percermatan
2010. Awal mula berdirinya SD-SMPN Satap Mer- dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan
josari dilatar bekakangi oleh besarnya angka drop kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang
out dan perkawinan usia di bawah umur masyara- produktif tentang isu-isu yang sulit. LS pada
kat di sekitar SDN Merjosari 4. Dengan berdirinya hakikatnya merupakan aktivitas siklikal
SD-SMP Satu Atap ini diharapkan masyarakat di berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis
sekitar SD Merjosari 4 akan memiliki kesadaran dalam pendidikan (Santyasa Wayan, 2009). Skema
menuntaskan pendidikan tingkat dasar 9 tahun. siklus LS dapat kita dapat kita lihat pada Gambar 1.
Keberadaan SD-SMPN Satap Merjosari di sisi lain Berdasarkan Gambar 1 ternyata kegiatan
telah membaurkan guru Kelas di tingkat SD den- implementasi dari LS membuat seorang guru dan
gan para guru Mata Pelajaran di tingkat SMP. tim kolaboratornya untuk selalu aktif dalam
kegiatan keilmuwanan (baca: kegiatan ilmiah).
KEGIATAN IMPLEMENTASI LESSON STUDY Penulis melihat adanya peluang yang besar dalam
DI SDN MERJOSARI 4 implementasi LS di SD untuk lebih dekat dengan
lembaga pendidikan tinggi dan menjalin kerjasama
Setelah mengalami tiga kali pergantian ke- yang erat dengannya. Melalui kolaborasi antara
pemimpinan dalam kurun waktu satu tahun, guru dan dosen yang telah mengembangkan LS
pendekatan LS mulai diperkenalkan oleh Kepala maka terbukalah peluang itu. Terbukti dengan
Sekolah terakhir yaitu Dra. Husnul Chotimah, pelaksanaan implementasi LS di SD- SMPN Satap
M.Pd. Pengenalan LS terjadi sekitar bulan Mei Merjosari pada saat melaksanakan LS dalam
2010. Pada awal pengenalan itu mungkin terjadi rangka mengisi acara dalam TV Edukasi Kota
sedikit misunderstanding diantara guru SD yang Malang sekitar bulan Mei 2010. Tim kolaborator
baru mengenal LS dan guru-guru SMP yang sudah yang bergabung di dalamnya diantaranya adalah
mengenalnya terlebih dahulu. Berbekal rasa ingin Prof. Dra. Herawaty Susilo, M.Sc. Ph.D. salah
tahu yang agak lambat menyikapinya, penulis seorang Guru Besar dari Universitas Negeri
sedikit demi sedikit mencoba mencaritahu apa Malang (UM).
sebenarnya LS itu. Lewat tayangan video amatir,
buku-buku dan internet, penulis akhirnya sedikit
lebih mengenal apa dan bagaimana LS tersebut.
Pada benak kita terkadang pernah terbesit
pemikiran, betapa para ilmuwan di bidang
pendidikan terdahulu memiliki pemikiran luar biasa
dalam teori- teori pendidikan. Kapankah kita dapat

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 159


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Penulis sendiri tidak mengalami secara lang- lain telah menyebabkan yang lain “sedikit
sung dalam kegiatan implementasi tersebut, namun terbakar,” dalam artian terbakar semangatnya untuk
mengikuti pemutaran videonya. Kesan- kesan yang memperbaiki kinerja dalam melaksanakan kegiatan
datang dari teman- teman guru SD yang mengikuti pembelajaran di kelasnya agar tidak tertinggal oleh
LS-pun beragam. Beberapa yang tergabung sebagai rekan guru yang lain. Secara tidak langsung
tim kolaborator menilai bahwa LS sama dengan perbaikan kinerja dalam merecanakan dan
pembelajaran PAKEM yang telah dimodifikasi me- melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelasnya
lalui perencanaan dalam pembuatan indikator- membawa perubahan pada tingkah laku
indikator pengamatan terhadap pelaksanaan pem- pembelajaran siswa menjadi lebih baik pula.
belajaran. Sedangkan beberapa orang yang mem- Penulis belum mendapatkan kesempatan
perhatikan lewat tayangan video merasa bingung melaksanakkan LS baik sebagai guru model
karena dalam tayangan tersebut tidak disertai den- maupun observer karena pada saat itu sedang
gan monolog yang cukup untuk menjelaskan apa mempersiapkan kelas VI (enam) untuk
yang sebenarnya terjadi dan telah dilaksanakan. menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Dalam hal ini penulis berada pada posisi kedua Nasional (UASBN). Namun demikian penulis
yaitu hanya menyaksikan tayangan video. dapat mencatat bahwa kegiatan LS di SD terdapat
Selanjutnya pada saat kegiatan LS tersebut di- beberapa kendala antara lain:
laksanakan sesuai jadwal di SDN Merjosari 4, yaitu Guru SD adalah guru kelas, jumlah guru guru
sekitar bulan Juni 2010. LS dilaksanakan di kelas I terbatas. Sulit mendapatkan observer kecuali Kepa-
(satu), kelas IV (empat) dan di kelas V (lima). la Sekolah. (Catatan: di SD-SMPN Satap
Kesan dari pelaksanaan di SD ini menurut penulis Merjosari, guru SMP menjadi observer di SD, dan
telah terjadi semacam motivasi dari adanya pujian guru SD menjadi observer di SMP)
dan kritik terhadap tiga guru model yang Kegiatan refleksi yang baik dilaksanakan
melaksanakannya. Seorang guru yang mendapat setelah kegiatan do, see, namun di SD jika hal itu
hasil reflesksi baik lebih banyak dari seorang yang dilakukan akan membuat kelas pembelajaran

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 160


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kosong, karena ditinggalkan oleh guru kelas untuk di SDN Merjosari 4, penulis mengambil beberapa
melaksanakan refleksi. hikmah, antara lain bahwa implementasi kegiatan
Dari beberapa kendala tersebut penulis LS:
berharap jumlah guru SD lebih banyak dari jumlah Membuka peluang masuknya berbagai
kelas, minimal ada guru Pendidikan Agama dan inovasi dan kreativitas kegiatan belajar mengajar di
Guru Olah raga. Karena di SD Merjosari 4 guru SD.
Olah raga juga mendapat tugas sebagai Guru Kelas. Membuka peluang lebih besar bagi SD untuk
Kegiatan do, see atau open class sebaiknya bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Tinggi
dilaksanakan pada jam- jam terakhir sehingga yang telah mengembangkan Lesson Study terutama
kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan dengan para pakar dan ilmuwan yang ada di
sekolah berakhir. Hal itu untuk menghindari Perguruan Tinggi.
terjadinya kelas yang ditinggalkan oleh guru Dapat dijadikan sebuah rangkaian kegiatan
kelasnya untuk mengikuti kegiatan refleksi. ilmiah dan penulisan karya ilmiah yang selama ini
jarang dilakukan oleh guru di tingkat SD.
PENUTUP Adalah peluang seorang guru untuk menjadi
ilmuwan dan berperan serta dalam dunia ilmu
Mencermati pelaksanaan LS di tingkat pengetahuan khususnya ilmu pendidikan dan
sekolah dasar khususnya yang telah dilaksanakan teknologi pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Santyasa Wayan, 2010. Implementasi Lesson Study Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di
dalam Pembelajaran. Makalah Disajikan dalam Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari
”Seminar Implementasi Lesson Study dalam 2009.
Pembelajaran bagi Guru- Guru TK, Sekolah

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 161


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN


PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY

Susriyati Mahanal

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Pengembangan professional guru dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti workshop,
seminar, konferensi, kursus atau pelatihan. Lesson study adalah model potensial untuk meningatkan
professional guru. Guru yang professional adalah guru mampu menyelesaikan permasalahan tugas-
tugas keguruan. Guru yang profesional dituntut mempunyai kemampuan menyusun program
pengajaran dan mengimplementasikan program pembelajaran tersebut dengan berbagai strategi
pembelajaran yang inovatif. Landasan teoritis lesson study adalah konstruktivisme sosial yaitu
pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial dan pengalaman individu. Melalui lesson study guru
melakukan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kesejawatan dan mutual learning untuk membangun learning community. Kegiatan lesson study yang
dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan memberikan manfaat yang banyak bagi para
guru dan siswa. Salah satu manfaatnya adalah peningkatan guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran.

Kata kunci: peningkatan kemampuan guru, perangkat pembelajaran, lesson study

Pengembangan profesional guru di Indone- para guru kembali ke kelas. Lesson study (LS)
sia, sering disebut in-service training atau staf merupakan sebuah alternatif bentuk pengem-
development, telah dilakukan untuk tujuan yang bangan profesional guru. Lesson study dikem-
berbeda dengan berbagai bentuk. In-service bangkan di Jepang selanjutnya diadopsi oleh
training mempunyai beberapa tujuan antara lain, berbagai Negara termasuk Indonesia.
yaitu (1) untuk sertifikasi guru, (2) untuk me- Sejak tahun 2006 Strengthening In-Service
ningkatkan kualitas para guru, (3) mempersiap- Teacher Training of Mathematics and Science
kan guru untuk peran baru, dan (4) dissemination Education at Junior Secondary Level
kurikulum. Program pengembangan profesional (SISTTEMS) merupakan program kerjasama
guru pada umumnya dalam bentuk workshop, antara JICA dengan UPI, UNY, dan UM dengan
seminar, konferensi, dan kursus atau pelatihan. program baru lesson study yang bertujuan mem-
Upaya pengembangan professional guru yang bantu guru di Indonesia untuk meningkatkan
demikian telah dikritik oleh banyak peneliti mutu pembelajaran di kelas dan membantu para
karena diselenggarakan dengan waktu yang siswa agar dapat belajar dengan baik. Program
singkat dan tidak berkesinambungan, tidak ini dilaksanakan di tiga Kabupaten yang dipilih
koheren, dan tidak kontekstual. Kritik yang sama dari 3 Propinsi. Di Jawa Timur program ini
dilakukan oleh para pendidik karena tidak me- dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan.
miliki kontinyuitas dan tidak mempunyai ke-
mampuan untuk menghasilkan perubahan yang Landasan Teoritis Lesson Study
efektif dalam praktek keguruan dan belajar Munculnya pendekatan pembelajaran ber-
siswa. Pada akhirnya pengembangan profes- basis konstruktivisme merupakan alternatif
sional guru yang demikian cenderung tidak upaya pengembangan profesi guru. Pembelajaran
menghasilkan perbaikan atau tidak menyebabkan berbasis kontruktivis dimaknai peserta didik
perubahan yang signifikan dalam praktek ketika

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 162


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri  Kemampuan menguasai landasan pendidik-


ketika terlibat dalam kegiatan dan sosial. an termasuk tujuan pendidikan yang harus
Borko dan Putman (1995) dalam Rock. & dicapai.
Wils (2005) berpendapat bahwa pembelajaran  Kemampuan pemahaman psikologi pendidik-
berbasis kontruktivisme berlaku bagi siswa dan an.
orang dewasa termasuk guru. Selanjutnya dike-  Kemampuan penguasaan materi pelajaran
mukakan prinsip-prinsip pembelajaran kontrukti- (bidang studi).
visme (‘student centered’) dapat digunakan  Kemampuan menyusun program pembelajar-
untuk merancang peningkatan proesionalisme an.
guru.  Kemampuan mengimplementasikan berbagai
Vygotsky seorang tokoh konstruktivisme strategi/metode pembelajaran
sosial menegaskan bahwa prinsip konstruktivis-  Kemampuan merancang dan memanfaatkan
me sosial adalah pengetahuan dibangun melalui media dan sumber belajar.
interaksi sosial dan pengalaman individu. Jadi,
 Kemampuan melaksanakan evaluasi pembe-
construvctivism sosial menekankan bahwa lajaran.
pengetahuan dibentuk sebagai respons terhadap
interaksi sosial melalui negosiasi sosial, wacana, Peningkatan kemampuan guru menyusun
refleksi, dan penjelasan. Prinsip ini mendukung perangkat pembelajaran IPA melalui Lesson
gagasan bahwa guru harus dilibatkan dalam Study
kegiatan-kegiatan yang memerlukan berinteraksi Lesson Study yaitu suatu model in-servis
secara lisan dan mengharuskan mereka sering training profesi guru melalui pengkajian pem-
berkomunikasi baik dengan pemula dan ahli belajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
dalam bidang studi mereka. Selama proses lesson berlandaskan prinsip-prinsip kesejawatan dan
study, kolaborasi profesional terjadi sebagai guru mutual learning untuk membangun learning
dari berbagai tingkat pengalaman kerja sama community. Secara umum, pelaksanaan lesson
dalam kelompok-kelompok untuk belajar melalui study di Indonesia meliputi kegiatan sebagai
pelaksanaan pembelajaran dan penelitian pem- berikut. 1) Plan: guru yang tergabung dalam
belajaran. MGMP mengidentifikasi masalah kemudian me-
Villegas-Reimers (2003) dalam Ono dan ngembangkan perangkat pembelajaran (jika
Ferreira (2010) menunjukkan bahwa perspektif perlu narasumber memberikan konsultasi atau
baru pengembangan profesional guru sebagai komentar). 2) Do: mengimplementasikan pe-
berikut: rangkat pembelajaran yang sudah disusun dalam
 berdasarkan konstruktivisme; real teaching oleh salah satu anggota MGMP
 sebagai proses jangka panjang; (guru model), mengamati proses pembelajaran
 sebagai suatu proses yang terjadi dalam oleh observer (anggota MGMP, guru bidang
konteks tertentu; studi lain, Kepala Sekolah, dan nara sumber;
 terkait erat dengan reformasi sekolah; focus pengamatan pada aktivitas siswa belajar. 3)
 dipahami sebagai sebuah proses kolaboratif; See: guru model dan observer berdiskusi untuk
melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pe-
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut rangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembe-
bahwa teori konstruktivisme sosial menyediakan lajaran serta dampaknya bagi belajar siswa.
kerangka kerja yang mendukung penggunaan Berdasarkan pengamatan dan refleksi, guru yang
proses lesson study sebagai model potensial tergabung dalam MGMP Lesson Study melaku-
untuk meningkatkan profesional guru. Guru yang kan perbaikan-perbaikan baik terhadap perang-
professional adalah guru yang yaitu mempunyai kat pembelajaran maupun implementasinya.
kemampuan yang berhubungan dengan penye- Melalui kegiatan Lesson Study yang dilaksanan
lesaian tugas-tugas keguruan. Tingkat kepro- secara terus menerus dan berkesinambungan
fesionalan guru dapat dilihat dari kompetensiya. tampaknya secara efektif bisa membangun
Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan budaya sekolah pada aspek berikut. 1) Melalui
kompetensi keguruan antara lain sebagai berikut. diskusi pada sesi refleksi, guru menjadi terbiasa
untuk menerima masukan dan rekomendasi dari
orang lain, mengungkapkan kelemahan dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 163


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

kekuatan pelajaran mereka, berbagi ide untuk Lesson study merupakan suatu model
mengembangkan praktek mengajar kelas yang pelatihan atau pengembangan kemampuan guru
lebih baik, dan menunjukkan hal-hal penting atau yang berbasis kebutuhan riil guru dan dilakukan
titik-titik penting dari kegiatan kelas yang di- di sekolah secara terus menerus. Jika prinsip dari
amati. 2) Walaupun banyak pengamat yang Lesson study ini diterapkan secara konsisten
datang datang di dalam ruang kelas sementara maka akan memberikan manfaat yang banyak
pelaksanaan pelajaran, kegiatan tersebut berjalan bagi para guru dan siswa. Salah satu manfaatnya
dengan baik seperti jika pengamat tidak ada. 3) adalah peningkatan guru dalam menyusun
Sebagai dampak dari pelaksanaan pelajaran, perangkat pembelajaran.
siswa cenderung berperan aktif dalam pembe- Selama 4 tahun terlibat pada kegiatan LS di
lajaran seperti membahas permasalahan dalam Pasuruan baik LS tingkat SMP/MTs maupun
kelompok kecil (diskusi kelompok) dan diskusi SMA penulis telah mendampingi para guru di
kelas, bertanya dan menjawab pertanyaan, beberapa home base yaitu Kejayan, Beji,
mengajukan argumentasi, dan mempresentasikan Pandaan, Gondang Wetan, Bangil, Pasuruan
hasil diskusi kelompok. Kota, dan Purwosari. Penulis menengarai terjadi
Sejak tahun 2006 Kabupaten Pasuruan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun
dipilh sebagai tempat untuk pengembangan perangkat pembelajaran IPA/Biologi. Indikator
profesi guru IPA dan Matematika melalui lesson peningkatan kemampuan para guru dalam
study yang bekerjasama antara tim expert Jica menyusun perangkat pembelajaran yaitu bila
dengan Dirjen PMPTK melalui perguruan tinggi perangkat pembelajaran yang disusun sudah
terdekat yaitu Universitas Negeri Malang (UM). sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh
Konsekwensinya, semua komponen yang terlibat Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) atau
dalam pengembangan profesi guru secara standar untuk sertifikasi guru. Berikut dijabarkan
terjadwal dan berkesinambungan melakukan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun
pendampingan Lesson Study terhadap guru-guru perangkat pembelajaran IPA.
MIPA SMP/MTs di Kab. Pasuruan.
Selama 4 tahun berjalan dengan LS ternyata 1. Peningkatan Kemampuan Menyusun RPP
banyak guru MIPA yang merasakan manfaatnya, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan selalu ingin meningkatkan pembelajaran di berisi petunjuk dan skenario pembelajaran atau
kelasnya. Secara teoritis LS menyediakan suatu merupakan panduan dalam mengelola kegiatan
cara bagi guru untuk dapat meningkatkan pembelajaran. RPP merupakan jabaran lebih
kompetensi pedagogik yang ditunjukkan oleh rinci dari silabus yang memuat sekurang-ku-
kemampuan guru dalam menyusun perangkat rangnya 5 komponen pokok yaitu tujuan pembe-
pembelajaran kemudian mengimplementasikan- lajaran, materi pembelajaran, metode, media dan
nya dalam proses belajar mengajar di kelas. sumber pembelajaran, dan komponen evaluasi
Pelaksaanaan lesson study di Pasusruan (PP. No. 19 Tahun 2005 bab IV Pasal 20).
mengikuti siklus Plan-Do-See. Penyusunan pe- Menurut Mahanal (2009) RPP memuat
rangkat pembelajaran adalah wujud dari persiap- komponen-komponen: identititas mata pelajaran,
an yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar. alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, dasar, indikator kompetensi dan atau tujuan
alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan di- pembelajaran, materi pelajaran, alat dan bahan,
gunakan dalam proses pembelajaran. Penyusun- pendekatan/srategi pembelajaran, skenario pem-
an Perangkat pembelajaran pada tahap plan yang belajaran, sumber belajar dan penilaian.
akan diimplementasikan pada waktu tahap do. Beberapa kekurangan RPP yang disusun
Perangkat pembelajaran yang disusun selama guru pada awal mengikuti kegiatan LS yaitu
plan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain:
(RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan instrument  Rumusan indikator kompetensi atau tujuan
untuk mengevaluasi siswa. Tahap see, guru pembelajaran menggunakan kata kerja yang
model dan observer yang terlibat dalam lesson tidak terukur misalnya ‘memahami’ atau
study melakukan refleksi, berdiskusi memberi menggunakan kata kerja yang menunjukkan
tanggapan dan masukan untuk perbaikan plan tingkat kognitif rendah misalnya ‘menyebut-
dan implementasinya (do). kan’

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 164


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

 Rumusan indikator kompetensi hanya untuk 2. Peningkatan Kemampuan Menyusun Lembar


hanya aspek kognitif. Kerja Siswa
 Perumusan tujuan pembelajaran tidak LKS merupakan panduan bagi siswa untuk
memenuhi ABC (Audience, Behavior, dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
Condition) mencapai keberhasilan proses belajarnya.
 Materi ajar hanya ditulis judul dari materi Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
pokok pada umumnya disalin dari judul yang penyusunan LKS oleh guru-guru dibeberapa
tertera pada buku paket dari penerbit tertentu, Home Base di Kabupaten Pasuruan pada awal
jadi tidak mengacu pada tujuan yang diru- kegiatan LS antara lain sebagai berikut. 1) LKS
muskan. yang disusun tidak sesuai dengan sintaks strategi
pembelajaran. 2) Bentuk LKS ‘seragam’ apapun
 Metode pembelajaran yang tertera pada RPP
strategi pembelajarannya yaitu dengan sistema-
pada umumnya tertulis strategi direct
instruction; tika yang menyajikan judul kegiatan, tujuan,
prosedur kerja, serta pertanyaan-pertanyaan ter-
 Skenario pembelajaran: rincian scenario
kait dengan judul kegiatan. 3) LKS yang disusun
pembelajaran tidak sesuai dengan sintaks
oleh guru pada umumnya hanya meminta siswa
strategi pembelajaran yang tertera pada RPP.
untuk mengisi titik-titik atau tidak menyajikan
Contohnya: strategi pembelajaran yang
pertanyaan yang menantang untuk berpikir dan
ditulis adalah kooperatif Jigsaw tetapi rincian
berkreatifitas. 4) Sering kali guru hanya me-
skenario pembelajarannya meliputi eksplora-
mindah LKS yang sudah jadi dari penerbit ter-
si, ekspansi, eksplanasi, dan evaluasi.
tentu tanpa dimodifikasi., 5) Perintah/petunjuk
Padahal sintaks tersebut milik strategi siklus
pada LKS tidak jelas sehingga mmbingugkan
belajar. Akibatnya guru bingung mengimple-
siswa.
mentasikan dalam pembelajaran.
Melalui LS kemampuan para guru dalam
Secara bertahap kemampuan guru dalam
menyusun LKS mengalami peningkatan yang
menyusun RPP mengalami peningkatan, yaitu
signifikan, yang bisa dilihat dari bentuk LKS
sebagai berikut:
yang tidak lagi “seragam” dalam arti sudah di-
 Rumusan indikator kompetensi atau tujuan
sesuaikan dengan sintaks strategi pembelajaran.
pembelajaran sudah menggunakan kata kerja
Guru tidak lagi sekedar menyalin LKS yang
yang terukur serta menunjukkan tingkat
sudah jadi dari penerbit tertentu. Selain itu LKS
kognitif C3 sd C6.
yang disusun memuat langkah-langkah pembe-
 Pemilihan materi pelajaran mengacu pada lajaran sesuai dengan sintaks strategi pembe-
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. lajaran, berisi pertanyaan-pertanyaan yang me-
Materi pelajaran sudah diuraikan secara nantang berpikir, berimajinasi, bekreatifitas, pe-
singkat yaitu tentang konsep-konsep dan mahaman konsep, serta pertanyaan arahan pena-
prinsip-prinsip esensial yang harus dipelajari rikan kesimpulan. Melalui LS, LKS yang di-
siswa sesuai dengan indikator kompetensi/ susun oleh guru sudah memenuhi criteria yang
tujuan pemelajaran. dianjurkan oleh BSNP (2006) yaitu menyajikan
 Strategi pembelajaran yang tertulis pada RPP judul kegiatan, menginformasikan indicator
sudah menggunakan staregi berbasis kompetensi, sumber belajar yang akan dipakai,
kontruktivisme seperti kooperatif STAD, alat dan bahan yang diperlukan, prosedur kegiat-
TPS, Jigsaw dll. Jadi tidak hanya menulis an pengamatan atau penyelidikan yang mendo-
strategi pembelajaran direct instruction atau rong keingintahuan siswa dan berbagai sikap
ceramah dan tanya jawab. ilmiah, pertanyaan yang menantang berpikir,
 Rincian skenario pembelajaran sudah sesuai pertanyaan yang mengarah kepada pemahaaman
dengan sintaks strategi pembelajaran yang konsep, dan pertanyaan arahan penarikan
tertulis pada RPP. Pada scenario pembela- kesimpulan. Pelaksanaan pembelajaran semakin
jaran juga ditulis kegiatan yang harus dila- dipahami oleh siswa apabila LKS memuat
kukan siswa dan guru untuk mencapai tujuan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai
pembelajaran yaitu menguasai indicator dengan sintaks strategi pembelajaran.
kompetensi yang diharapkan.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 165


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

3. Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun Alat evaluasi yang disusun sudah mengacu pada
Evaluasi indicator kompetensi atau tujuan pembelajaran
Evaluasi di gunakan untuk mengukur hasil ranah 3) Soal yang dibuat sudah mengukur
belajar dan mengumpulkan informasi proses be- kognitif tinggi.
lajar siswa. Penyusunan instrumen hasil belajar
mengacu pada indicator kompetensi atau tujuan PENUTUP
pembelajaran. Lesson Study merupakan model yang
Beberapa permasalahan terkait penyusunan potensial untuk meningkatkan keprofesionalan
instrumen evaluasi oleh guru pada awal kegiatan guru utamanya terkait dengan penyusunan
LS sebagai berikut. 1) Pada umumnya instrumen perangkat pembelajaran. Peningkatan kemampu-
yang disusun berupa tes (soal) yang memerlukan an ini disebabkan pada Lesson Study, guru
jawaban pendek. 2) Digunakan untuk mengukur harus diaktifkan untuk melakukan refeksi pe-
penguasaan konsep atau ranah kognitif saja. 3). ngalaman mereka, untuk mengevaluasi pema-
Tidak mengukur ranah afektif atau psikomotor. haman mereka, dan untuk menjelaskan pema-
4) Soal yang disusun hanya untuk mengukur haman mereka kepada orang lain. Melalui
aspek kognitif rendah. 5). Soal yang disusun kegiatan Lesson Study, guru berpeluang untuk
tidak mengukur indicator kompetensi atau tidak merenung, menganalisis, membuat langkah-
sesuai dengan tujuan pembelajaran. langkah tindakan, mengevaluasi, dan berbagi
Kemampuan guru dalam menyusun alat pemahaman dengan guru lain. Dengan demikian
evaluasi setelah mengikuti LS mengalami pe- melalui kegiatan Lesson Study dapat mening-
ningkatan seiring dengan kemampuan merumus- katkan professional guru, karena melalui Lesson
kan indicator kompetensi. Peningkatan kemam- Study guru akan: 1) belajar, melakukan
puan guru dalam menyusun alat evaluasi ditun- (berbuat), dan merefleksi, 2) berkolaborasi
jukkan antara lain sebagai berikut. 1) Alat eva- dengan guru lain, 3) melihat dari dekat peker-
luasi yang disusun tidak hanya mengasses ranah jaan siswa, 4) dan berbagi pengalaman.
kognitif tetapi juga mengasses ranah afektif. 2)

DAFTAR RUJUKAN

BSNP. 2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Sum, L. C. 2003. Lesson study: Enhancing teacher’s
Pembelajaran Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: language proficiency through collaborative proc-
Depdiknas. esses. ELTC ETeMS conference 2003: managing
Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. curricular change 2 – 4 december 2003. (Online).
Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Buku 3. (http://www.eltcm.org/eltc/Download/paper
Pedoman Penyusunan Portofolio. Jakarta: bank%20 PDFs/ Pay-
Kementrian Pendidikan Nasional. ing%20LIP%20Service.pdf). diakses tgl. 4 Ok-
Ono, Y. and Ferreira, J. 2010. A case study of continu- tober 2010.
ing teacher professional development through Supriatna. A. Tanpa tahun. Issues of education for sus-
lesson study in South Africa. South African Jour- tainable development (ESD) In teacher education
nal of Education. Copyright © 2010 EASA Vol curriculum in indonesia: progress and chalanges.
30:59-74. P. 59-76. (Online) (http://www.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Stan- unescobkk.org/fileadmin/user_upload/esd/docum
dar Nasional Pendidikan. ents/workshops/esdnet07/reports/Indonesia_-
Rock. T.C. & Wils, C. 2005. Improving Teaching _Universitas_Pendidikan_Indonesia.pdf.) diak-
through Lesson Study. Teacher Education Quar- ses 4 Oktober 2010.
terly, Winter 2005. P. 77-92.
Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Sisttems Newsletter. 2008. Tahapan-tahapan dalam
Lesson Study. Februari 2008 (N0.9)

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 166


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

LESSON STUDY BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN


PROBLEM POSING DAN MIND MAPPING UNTUK
PENINGKATAN DAYA SERAP SISWA

Taufik Hidayat

Abstrak: Lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Tujuan utama lesson
study yaitu untuk: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan
guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam me-
laksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
(4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari
guru lainnya. Manfaat yang yang dapat diambil lesson study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumen-
tasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan (3) guru
dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari lesson study. Lesson study dapat dila-
kukan melalui dua tipe yaitu berbasis sekolah dan berbasis mgmp. Lesson study dilakukan berdasarkan
tahapan-tahapan yang terdiri dari: (1) perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); refleksi (check); dan
tindak lanjut (act).

Pembelajaran dengan problem posing ini menekankan pada pembentukan atau perumusan soal oleh
siswa secara berkelompok. Setiap selesai pemberian materi guru memberikan contoh tentang cara pem-
buatan soal dan memberikan informasi tentang materi pembelajaran dan bagaimana menerapkannya
dalam problem posing secara berkelompok.

Penulis memilih kegiatan Lesson Study tersebut dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang berbasis
model pembelajaran problem posing dan mind mapping untuk meningkatkan daya serap siswa dalam
mata pelajaran TIK.

Problem Posing, adalah jenis model pembelajaran yang mengharuskan kepada peserta didik untuk
mengajukan soal beserta penyelesaiannya. Dalam Mind Mapping, guru membentuk kelompok-
kelompok kecil siswa. Tiap kelompok diminta untuk mengajukan sebuah soal menantang terkait den-
gan materi yang sedang dibahas. Setelah dikerjakan, perwakilan kelompok diminta untuk memaparkan
secara serentak hasil dari tugas guru. Sesuai dengan sintaks Lesson Study, maka kegiatan ini dilak-
sanakan secara Team Teaching melalui tahapan Plan, Do, dan See. Jadi, kegiatan ini harus dirancang
dahulu, dilaksanakan, dan kemudian direfleksi. Harapan hasil dari kegiatan ini adalah: (1) aktivitas be-
lajar siswa dapat meningkat, dan (2) hasil belajarnya juga meningkat.

Oleh karena itu, maka disarankan agar kegiatan Lesson Study dapat dilaksanakan dalam bentuk pembe-
lajaran yang berbasis model pembelajaran problem posing dan mind mapping, yang diharapkan dapat
meningkatkan daya serap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.

Kata kunci: Problem Posing, Mind Mapping, Lesson Study

Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh sulitan dalam pemahaman konsep, pemecahan ma-
guru, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam salah (problem solving), penalaran (reasoning),
belajar. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain ke- penerjemahan soal, komunikasi, dan lain-lain. Oleh

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 167


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

karena itu upaya untuk meningkatkan mutu pen- lain. Model pembelajaran problem posing mulai
didikan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh masuk ke Indonesia pada tahun 2000.
berbagai pihak yang peduli kepada dunia pendidi- Problem Posing mempunyai beberapa arti,
kan. problem posing adalah perumusan masalah yang
Kurikulum yang sedang dikembangkan saat berkaitan dengan syarat-syarat soal yang telah
ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dipecahkan atau alternatif soal yang masih relevan
(KTSP) tahun 2006. KTSP adalah kurikulum op- (Suharta, 2000).
erasional yang disusun dan dilaksanakan oleh Pada prinsipnya, model pembelajaran
masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini problem posing adalah model pembelajaran yang
merupakan pengembangan dari Kurikulum mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal
Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. sendiri melalui belajar (berlatih soal) secara
Keberhasilan pembelajaran berdasarkan mandiri (Suyitno Amin, 2004). Problem posing
kompetensi yang ditetapkan sejak awal kegiatan adalah perumusan soal sederhana atau perumusan
pembelajaran. Dengan demikian semua pihak yang ulang masalah yang ada dengan perubahan agar
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran lebih sederhana dan dapat dikuasai.
(guru dan siswa) telah mengetahui arah Dalam pembelajaran khususnya TIK (Tekno-
pembelajaran. Untuk melaksanakan kegiatan logi Informasi), sebenarnya pengajuan masalah
pembelajaran diperlukan langkah-langkah agar (problem posing) menempati posisi yang strategis.
tujuan yang ditetapkan tercapai. Hal-hal yang harus Dalam hal ini siswa harus menguasai materi dan
dilakukan adalah menggunakan strategi urutan penyelesaian masalah. Hal tersebut akan
pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok. tercapai jika siswa memperkaya khazanah
Agar proses pembelajaran berhasil, guru pengetahuannya tidak hanya dari guru melainkan
diharapkan mampu menerapkan metode yang tepat perlu belajar mandiri.
dan sesuai dengan pengajaran bidang studi, guru Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif,
diharapkan menanamkan prinsip-prinsip yang ada. efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita, secara
Dalam hal ini sebelum siswa menyelesaikan menarik, mudah dan berdaya guna.
sebuah soal, siswa harus memahami soal tersebut Dengan menggunakan metode ini siswa dapat
secara menyeluruh. Ia harus tahu apa yang membuat beberapa kesimpulan-kesimpulan atau
diketahui, apa yang dicari, teorema yang harus bahkan ide-ide baru yang bisa diterapkan untuk
digunakan dan cara penyelesaiannya. mengembangkan diri.
Mengingat begitu pentingnya strategi dalam
penyelesaian sebuah masalah, maka untuk LESSON STUDY BERBASIS MODEL
menyelesaikan sebuah soal yang pada PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
kenyataannya siswa masih kesulitan dalam
memahami dan menyelesaikan soal tersebut, sangat Betapapun tepat dan baik bahan ajaran bidang
diperlukan langkah-langkah untuk mempermudah studi yang ditetapkan belum menjamin akan
pemahamannya. Salah satu strategi yang efektif tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
dalam menciptakan pembelajaran aktif dan Berbagai kesulitan yang dialami siswa dalam
menyenangkan tentunya dengan melibatkan siswa pembelajaran, yang salah satunya adalah kesulitan
dalam kegiatan diskusi di kelas. Pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan menjadi
dengan suasana belajar aktif dan memberikan kendala dalam proses belajar mengajar yang
strategi dalam penyelesaian soal, salah satunya dilaksanakan. Dalam proses belajar mengajar perlu
dapat diterapkan dengan model pembelajaran lebih menekankan keterlibatan secara optimal para
Problem Posing. peserta didik secara sadar. Salah satunya yaitu
dengan penerapan model pembelajaran problem
TINJAUAN TEORI
posing.
Problem posing adalah suatu model
Problem posing mulai dikembangkan pada pembelajaran. Pengertian problem posing adalah
tahun 1997 oleh Lynn D. English dan awal perumusan ulang soal agar lebih sederhana dan
mulanya diterapkan dalam mata pelajaran dapat dikuasai. Jadi problem posing adalah suatu
matematika (Suyitno Amin, 2004). Kemudian model pembelajaran yang memberikan peluang
model ini dikembangkan pada mata pelajaran yang kepada siswa untuk menyusun/ membuat soal

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 168


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sendiri berdasarkan situasi yang diadakan dan dikatakan pembelajaran problem posing efektif
diselesaikan oleh siswanya sendiri. Pembelajaran untuk kemampuan dalam menyelesaikan beberapa
problem posing dapat dilakukan secara kooperatif permasalahan yang umum maupun khusus.
atau dalam kerja kelompok. Dalam proses pembelajaran problem posing
Pada prakteknya, terutama pada saat penulis ini penulis menemukan beberapa hal, tugas yang
mencoba menerapkan hal ini pada bidang studi diberikan kepada siswa adalah membuat soal yang
yang melibatkan beberapa ketrampilan dan sejenis dengan soal yang diberikan oleh guru.
menuntut penyelesaian masalah akan lebih tepat Sebagian siswa kebingungan dan merasa pembe-
jika dikerjakan secara kelompok kerjasama lajaran ini sulit. Namun, siswa yang mengalami
dibanding secara kompetisi dan individu. kesulitan tidak segan-segan dalam bertanya kepada
Kelompok kerjasama antara teman sebaya guru. Hasil ini menunjukkan bahwa persentase
menjadikan proses pembelajaran benar-benar siswa yang menyatakan bahwa soal itu rumit
dinikmati oleh siswa, karena interaksi kelompok sebelum mengikuti pembelajaran ini sebesar
dapat menimbulkan kebutuhan saling memiliki. 33,33%, persentase siswa yang menyatakan bahwa
Interaksi-interaksi sosial dalam kelompok secara soal itu rumit setelah mengikuti pembelajaran ini
otomatis akan meningkatkan status sosial siswa berkurang menjadi 23,81%. Hal ini bisa terjadi
dalam kelas. Siswa di dalam kelompok akan karena kemampuan setiap siswa dalam memahami
berusaha keras untuk mendorong teman-teman materi berbeda setiap individunya, jadi diperlukan
sekelasnya supaya berhasil dalam pembelajaran. beberapa cara dalam menyampaikan materi agar
Pada pembelajaran problem posing ini dapat dengan mudah di rekam oleh siswa.
aktivitas siswa selama pembelajaran meningkat,
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
terus mengalami peningkatan, sehingga dapat

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Matematika. Makalah Seminar Nasional
Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. UNNES, 27 Agustus 2001 (tidak diterbitkan).
Sukestiyarno. 2001. Problem Posing: Strategi Suharta. 2002. Pengembangan Strategi Problem Posing
Menumbuhkan Kreatifitas Siswa Belajar Dalam Pembelajaran Kalkulus Untuk
Memperbaiki Kesalahan Konsepsi. Jakarta.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 169


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN PROFESIONALISME PENDIDIK DAN


KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PELAKSANAAN
LSBS TAHUN KE-2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010
DI SMPN 2 GEMPOL PASURUAN

Tri Setyo Astutik


Yayuk Sudarwati

SMPN 2 Gempol

Abstrak: LSBS di SMPN 2 Gempol pada tahun pelajaran 2009-2010 yang lalu merupakan
pelaksanaan tahun ke-2. Semua komponen sekolah saling bekerjasama komitmen untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah melalui kegiatan LSBS. Open class dan Refleksi dilakukan tiap hari
Sabtu sesuai jadwal yang sudah direncanakan awal tahun pelajaran. Sedangkan Plan diselesaikan oleh
guru sendiri atau bersama guru serumpun mapel sebelum hari Sabtu. Manfaat LS dapat dirasakan
sendiri oleh guru dan siswa. Semua guru saling kerjasama meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan metode, media dan inofasi-inofasi yang lain dalam pembelajaran. Siswa berperan aktif
dalam proses belajar . LSBS terbukti membentuk masyarakat belajar.

Kata kunci: pelaksanaan LSBS, profesionalisme pendidik, kualitas pembelajaran

Pengalaman pelaksanaan LSBS tahun Kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah


pertama selama tahun pelajaran 2008 - 2009 merupakan sarana tepat untuk peningkatan kualitas
membantu guru-guru SMP Negeri 2 Gempol pembelajaran di sekolah yang dapat meningkatkan
sebagai upaya peningkatan pengetahuan, wawasan mutu sekolah dan mencetak guru yang profesion-
dan keterampilan dalam mempersiapkan nal.
pembelajaran, pengembangan silabus, Pelaksanaan LSBS di SMPN 2 Gempol
pengembangan LKS, pengembangan kegiatan dalam tahun pelajaran 2009 – 2010 yang lalu
laboratorium dan melatih ketrampilan merupakan kegiatan rutin tahun ke-2. Terdapat
pembelajaran di kelas. Kegiatan pendampingan perubahan jadwal pelaksanaan LSBS pada tahun
guru secara berkesinambungan di sekolah dirasa ke-2. Pada tahun ke-1 di laksananakan hari Jumat
sangat membantu guru dalam meningkatkan rasa pukul 08.20 sampai selesai, pada tahun ke-2 diubah
percaya diri, membantu penyelesaian masalah yang hari Sabtu jam 10.00 WIB hingga selesai. Hal ini
dihadapi guru, serta memberi dorongan untuk membawa dampak yang cukup berarti bagi
senantiasa meningkatkan pengetahuan dan tercapainya tujuan LSBS di SMPN 2 Gempol
ketrampilan dalam pembelajaran. Melalui Lesson sebab dapat mengevaluasi bersama semua
Study, guru dalam satu kelompok mata pelajaran Observasi Open class tiap hari Sabtu secara leluasa
dapat saling belajar tentang metode pembelajaran tanpa dibatasi waktu solat Jumat.
dalam tahap perencanaan pembelajaran, tahap
pelaksanaan di kelas dan diskusi tentang metode TUJUAN LSBS
tersebut setelah mengamati bersama salah seorang
guru mempraktikkan rancangan pembelajaran yang Menciptakan pembelajaran yang kolaboratif
telah dirancang bersama di dalam kelas dan kooperatif antara guru dengan siswa, siswa
sesungguhnya. Serta dapat memahami bagaimana dengan siswa, guru dengan guru yang serumpun
siswa belajar.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 170


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

atau yang tidak secara berkelanjutan, sehingga untuk diterapkan dalam pengembangan LS di
membentuk komunitas belajar secara konsisten. sekolah
Untuk melakukan reformasi sekolah secara  Merancang anggaran kegiatan Lesson Study
berkesinambungan baik individu, kelompok dalam RAPBS dan SSN, sehingga kegiatan
ataupun system. Lesson Study dapat dilaksanakan secara
Ingin menciptakan Proses pembelajaran yang optimal dengan dukungan dana RAPBS dan
berkualitas di SMPN 2 Gempol yaitu pembelajaran dari SSN . Anggaran kegiatan Lesson Study
PAIKEM (Pembelajaran yang Aktif, Inofatif, berupa Anggaran untuk: transport team
Kreatif, Efisien dan Menyenangkan) pengembang, Biaya Pelaksanaan Workshop (
Untuk meningkatkan profesionalisme Guru transport nara sumber, transport peserta
dalam hal memahami strategi belajar, memahami workshop, Konsumsi dan ATK ), biaya
kondisi Siswa, dan menciptakan kreatifitas Guru pembelajaran rutin, dikeluarkan dari RAPBS.
dalam memilih metode dan media pembelajaran. Konsumsi untuk pelaksanaan Lesson Study di-
Sasaran Kegiatan Lesson Study Berbasis bantu dari anggaran SSN.
Sekolah di SMP Negeri 2 Gempol adalah semua Di dalam pelaksanaan Lesson Study
warga sekolah SMP Negeri 2 Gempol terdiri dari diharapkan:
Kepala Sekolah, 36 guru dan 11 Staf Tata Usaha. Semua guru selain guru pengajar menjadi
Diharapkan dengan adanya Kegiatan Lesson Study guru pengamat yang terdiri dari guru yang
Berbasis Sekolah di SMP Negeri 2 Gempol ini mengajar mata pelajaran yang sama maupun
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di berbeda dengan mata pelajaran yang diajarkan saat
sekolah yang pada akhirnya dapat meningkatkan Lesson Study.
mutu pembelajaran di sekolah. Kegiatan Plan dilaksanakan disela–sela KBM
atau di hari MGMP mata Pelajaran yang akan
PELAKSANAAN PROGRAM LSBS melakukan Open Class
Catatan:
Persiapan
Pelaksanaan Jadwal LSBS
Untuk merancang Kegiatan Lesson Study di
sekolah pada tahun ke-2 ini, maka dilakukan Rencana LSBS di SMPN 2 Gempol tahun ke-
beberapa hal: 2 disusun pada awal tahun pelajaran 2009-2010.
1. Menyusun Team Pengembang Lesson Study: Berdasarkan hasil evaluasi bersama pelaksanaan
Team ini beranggotakan semua guru yang su- LSBS dilakukan pada hari Sabtu, bukan hari Jumat
dah terbentuk pada tahun pertama sesuai SK pem- seperti pada tahun ke-1, sebab pada hari jumat
bagian tugas. Dalam team terdapat 2 orang fasilita- refleksi tidak dapat dilakukan secara optimal
tor JICA Pelita sebagai aset sekaligus panitia LS di karena terbatas harus berakhir pukul 11.30 WIB
SMPN 2 Gempol. Tugas utama Team ini adalah menjelang sholat Jumat.
mengembangkan kualitas pembelajaran di sekolah Beberapa keuntungan yang kami peroleh
melalui pelaksanaan LS. Rincian tugasnya adalah : setelah rutin melaksanakan Lesson Study pada hari
 Mempersiapkan tata aturan pelaksanaan Les- Sabtu khususnya bagi guru:
son Study baik bagi guru maupun bagi penga- 2. Pelaksanaan refleksi lebih leluasa, semua guru
mat saat perencanaan, pengamatan maupun mendapat kesempatan belajar menyampaikan
saat refleksi. hasil pengamatan dengan cara yang lebih bijak.
 Mempersiapkan format pengamatan baru 3. Semua guru dapat saling belajar dari
sesuai perkembangan. pengalaman mengamati dan diskusi refleksi
 Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan Lesson 4. Semua guru menyadari pentingnya inovasi
Study dan mengumumkannya yang berisi pembelajaran, serta pemakaian media dan alat
peraga dalam pembelajaran
tanggal pelaksanaan, guru yang akan tampil
5. Mau memakai ide orang lain (tidak hanya
dan guru pengamat.
pemikirannya sendiri) dan mau memberi ma-
 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Lesson
sukan yang jujur dan benar serta respek terha-
Study.
dap tanggapan guru yang lain.
 Selalu memperhatikan informasi pengetahuan
terbaru mengenai LS dari pelatihan-pelatihan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 171


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

6. Menyadari pentingnya bekerja secara kolabo- guru-guru pada saat refleksi sehingga tidak keting-
ratif (bekerja bersama-sama ), untuk merenca- galan informasi dari nara sumber baik dari UM
nakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pem- atau dari Expert JICA
belajaran yang dilakukan
Ada waktu untuk menyampaikan pengeta-
huan baru dari pelatihan fasilitator JICA kepada

Tabel 1. Jadwal Kegiatan LSBS tahun Pelajaran 2009-2010


Hari / Tanggal Mata pelajaran Guru Pengajar Kegiatan Kelas Jam Pelajaran
Sabtu
B. Inggris Sudarso, S.Pd Do – See 9 5–6
8-8-2009
Sabtu
Matematika Dwi Prasetyo,S.Pd Do – See 8 5–6
15-8-2009
Sabtu
Geografi Drs. M. Ali Do – See 7 5–6
22-8-2009
Sabtu
Bhs. Inggris Nurul H., S.Pd Do – See 8 5–6
29-8-2009
Sabtu
Bhs. Indonesia Tutut M.,S.Pd Do – See 9 5–6
3-10-2009
Sabtu
PKn Ninik M.,S.Pd Do – See 9 5–6
10-10-2009
Sabtu
Agama Drs. Kh. Mutohirin Do – See 8 5–6
17-10-2009
Sabtu
Seni Budaya Rahman R.,S.Pd Do – See 7 5–6
24-10-2009
Sabtu
TIK Oong AS.,S.Kom Do – See 8 5–6
31-10-2009
Sabtu
Penjas Agus BW.,S.Pd Do – See 8 5–6
7-11-2009
Sabtu
BK Retno A.,S.Pd Do – See 7 5–6
14-11-2009
Sabtu
Matematika H Kusnul A.,S.Pd Do - See 7 5–6
21-11-2009
Sabtu
Fisika Yayuk S.,S.Pd Do – See 9 5–6
5-12-2009
Sabtu
Sejarah Rini Y.,S.Pd Do – See 7 5–6
12-12-2009
Sabtu
Biologi Lilis S.,S.Pd Do – See 9 5–6
9-01-2010
Sabtu
Bhs. Daerah Dra.Woro Dwi L Do – See 8 5–6
16-01-2010
Sabtu
Ekonomi Iguh Fitra Z.,S.Pd Do – See 7 5–6
23-01-2010
Sabtu
Agama Muyasaroh,S.Pdi Do – See 8 5–6
30-01-2010
Sabtu
6-02-2010 KTK Titik Sutarti,S.Pd Do – See 9 5–6
Sabtu
Fisika Korie Suzana,S.Pd Do – See 7 5–6
13-02-2010
Sabtu
B. Indonesia Drs.Rumus A Do – See 9 5–6
20-02-2010
Sabtu
27-02-2010 Geografi Bagong SE,S.Pd Do – See 8 5–6
Sabtu
Biologi Masniyah,S.Pd Do – See 8 5–6
6-03-2010

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 172


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Sabtu
Ekonomi Suliyah,S.Pd Do – See 7 5–6
13-03-2010
Sabtu
Bhs. Inggris Cahyo P,S.Pd Do – See 8 5–6
20-03-2010
Sabtu
Bhs. Indonesia Supriyati,S.Pd Do – See 7 5–6
27-03-2010
Sabtu
B. Inggris Nurul K,S.Pd Do – See 7 5–6
3-04-2010
Sabtu M.Mahendra
BTQ Do – See 8 5–6
10-04-2010 H.,S.Pdi
Sabtu
Matematika Rustamaji,S.Pd Do – See 9 5–6
17-04-2010
Sabtu
Bahasa Daerah Winarno, S.Pd Do – See 7 5–6
24-04-2010
Sabtu
Matematika Nur Rosidah,S.Pd Do – See 8 5–6
1-05-2010
Sabtu
8-05-2010

Tabel 2. Data Guru SMP Negeri 2 Gempol berdasarkan Rumpun Mata Pelajaran
No Rumpun Mata Pelajaran Mata Pelajaran Banyaknya Jumlah
1 Agama - 2 2
2 PPKn - 2 2
3 Bahasa Indonesia - 3 3
4 Bahasa Inggris - 4 4
Fisika 2
5 IPA 4
Biologi 2
Geografi 2
6 IPS Ekonomi 1 5
Sejarah 2
7 Matematika - 5 5
8 Penjas - 1 1
9 KTK Ketrampilan 2 2
10 TIK Komputer 1 1
11 Bahasa Daerah Bahasa Jawa 1 1
12 BTQ - 1 1
13. Seni Budaya - 1 1
14. BK - 1 1
Jumlah 33

MASYARAKAT BELAJAR class LSBS. Karena keterbatasan dana pada


semester II intensitas pendampingan berkurang.
Kegiatan LSBS di SMPN 2 Gempol selalu Hal ini tidak mengurangi semangat guru-guru
mendapat dukungan dari berbagai pihak yang me- SMPN 2 Gempol untuk tetap melaksanakan LS.
rupakan anggota masyarakat sekolah antara lain: Komite Sekolah
Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, dalam Kepala Sekolah, selalu mendampingi
hal memberikan semangat dan memantau pelaksanaan LS tiap hari Sabtu, mendorong
perkembangan pelaksanaan LSBS. Sesuai semangat, turut merefleksi, memberi masukan dan
Ketentuan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan menindaklanjuti supervisi pembelajaran riil di
bahwa semua sekolah yang berstatus SSN harus kelas. Peran kepala sekolah sangat besar dalam
sudah melaksanakan LSBS keberhasilan peningkatan kualitas pembelajaran di
Narasumber UM, pada semester 1 tahun sekolah melalui LS.
pelajaran 2009-2010 narasumber hampir selalu Seluruh Guru berperan penting. Berjalan atau
hadir tiap satu bulan sekali mendampingi saat open tidak LSBS tergantung pada kemauan guru-guru

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 173


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

untuk saling belajar. Melalui pembiasaan LS secara Meningkatnya pengetahuan guru tentang
otomatis guru-guru di SMPN 2 Gempol suka materi pengajaran dan strategi pengajaran.
berdiskusi mengenai metode, media, model Mau memakai ide orang lain (tidak hanya
pembelajaran dan lain-lain. Tidak lagi ada kata pemikirannya sendiri) dan mau memberi masukan
malu bertanya tentang pengetahuan baru, dan tidak yang jujur dan benar serta respek terhadap
ada juga ada yang bersikap menonjol. Tercipta tanggapan guru yang lain.
suasana kerjasama yang nyaman antar guru untuk Menyadari pentingnya bekerja secara
meningkatkan pengetahuan sesuai keperluan kolaboratif (bekerja bersama-sama), untuk
masing-masing merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
Staf TU, turut membantu persiapan dan pembelajaran yang dilakukan.
pelaksanaan LS rutin.
Siswa, sebagai subyek pendidikan di kelas Bagi siswa:
mulai menunjukan hasil pelaksanaan LS. Aktifitas Semangat belajar siswa dalam mengikuti
siswa dalam pembelajaran meningkat, kemampuan kegiatan belajar mengajar di kelas meningkat
menjawab, diskusi dan menganalisa soal Kualitas aktifitas belajar siswa didalam kelas
meningkat, tidak takut bertanya, tidak takut meningkat
mengemukakan pendapat, terbiasa diamati saat Terjadi saling belajar antar siswa sehingga
belajar dan tidak terganggu kehadiran pengamat, siswa mendapat kesempatan maju bersama.
terbiasa bersikap apabila ada tamu dari luar sekolah Mampu mengurangi kesenjangan hubungan
mengingat intensitas kunjungan di SMPN 2 antara siswa yang pandai dengan yang kurang
Gempol cukup banyak. Pendukung tersebut diatas pandai.
merupakan unsur masyarakat yang turut belajar Melatih siswa untuk berani mengemukakan
dalam LSBS sebab semua unsur terlibat saling ide-ide yang dimilikinya.
mendukung pelaksanaan LSBS untuk mencapai Secara kuantitatif nilai Ujian Nasional
tujuan seperti tertera diatas diantaranya untuk meningkat
melakukan reformasi sekolah baik secara indifidu,
kelompok ataupun sistem, ke arah yang lebih PROFESIONALISME PENDIDIK
berkualitas tentunya.
Jumlah OC (Open Class) semua guru makin
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN bertambah banyak bersamaan dengan pelaksanaan
LSBS rutin tiap hari Sabtu. Plan, pembuatan RPP
Pembelajaran di kelas terjadi melibatkan pasti sudah disiapkan oleh guru sendiri atau
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan bersama guru serumpun. Semua guru wajib
siswa dan siswa dengan media untuk memperoleh mengikuti observasi dan refleksi sehingga dapat
pengalaman belajar yang bermanfaat bagi siswa menyerap pengalaman megarahkan pembelajaran
maupun bagi guru sendiri. yang lebih baik dari open class yang diamati. Hal
Dengan adanya Lesson Study Berbasis ini memberi dampak positif, selain manfaat yang
Sekolah di SMP Negeri 2 Gempol ada manfaat yang sudah dijabarkan diatas. Guru menjadi
yang dapat dirasakan oleh beberapa pihak baik terbiasa dan lebih siap diamati sewaktu-waktu oleh
secara langsung maupun secara tidak langsung. Kepala Sekolah, maupun oleh tamu dari luar
Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai sekolah bila ada kunjungan mendadak. Tiap guru
berikut: telah membekali diri dengan metode pembelajaran
Bagi guru: melalui LSBS. Inovasi pembelajaran secara tidak
Terjadinya perubahan pola pengajaran guru terencana lebih sering menjadi bahan perbincangan
dari pengajaran yang berpusat pada guru menjadi dalam rumpun mata pelajaran untuk
pembelajaran yang lebih menarik dan terintegrasi mempermudah pemahaman siswa dalam belajar.
dengan baik. Aktifitas LSBS di SMPN 2 Gempol menarik
Meningkatnya motivasi guru untuk senantiasa perhatian masyarakat di sekitar sekolah. Sekolah
memperbaiki diri dalam menyajikan pembelajaran Dasar di wilayah kecamatan Gempol pada hari
menggunakan metode, model pembelajaran, media Sabtu bila ingin melihat sekaligus belajar Lesson
yang sesuai dan inovatif Study sering datang mengamati Open Class dan
Refleksi. Bapak Ibu Dosen UM sering

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 174


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mendampingi sekaligus memantau perkembangan lebih jeli, lembar observasi sudah berubah 4 kali
LS di SMPN 2 Gempol. Dinas Pendidikan lebih meluas seiring kemampuan observer yang
Kabupaten juga memonitor pelaksanaan LSBS lebih baik
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Cara menyampaikan kritik dan saran sudah
Kemajuan kualitas guru dalam memfasilitasi lebih bijaksana berdasarkan fakta siswa belajar,
pembelajaran setelah pelaksanaan LSBS menarik diawali menyampaikan kelebihan-kelebihan guru
minat berbagai sekolah dan instansi yang terkait model baru memberikan saran untuk perbaikan
dunia pendidikan untuk berkunjung melihat Lesson tanpa memperbesar kekekurangan untuk
Study di SMPN 2 Gempol. Kunjungan tersebut menjatuhkan guru model
antara lain : Cara Moderator mengarahkan diskusi
TOT Nasional I, Guru Model Ninik Masruroh mengalami perbaikan. Awal Refleksi diskusi
(PKn), materi: Bela Negara, 15 Juli 2009 mengupas perkelompok. Kedua, mengupas
TOT 21 Oktober 2009. Guru model: H perkelompok juga tapi masalah yang sama tidak
Khusnul Aini, S.Pd (Matematika). Kunjungan boleh disampaikan. Ketiga, moderator
MGMP Jasmine Sampang Madura, TOT Jatim mengarahkan diskusi refleksi pertahap
Kunjungan manitoring LS Prof Koji Sato. pembelajaran (pendahuluan, kegiatan inti,
Guru model: Yayuk Sudarwati, S.Pd (Fisika) penutup). Terbaru, moderator mengarahkan
Materi: Pesawat Sederhana, Tuas, tanggal 19 menyelesaikan tiap masalah siswa dalam belajar.
Oktober 2009 Hasil yang lain dari berbagai masukan dalam
Kunjungan Monitoring LS Prof, Izzumi pendampingan dan kunjungan monitoring tersebut
Nisitani 2 hari berturut- turut. Guru Model: Yayuk diantaranya adalah:
Sudarwati, S.Pd (Fisika), Materi: Rangkaian Listrik Kemampuan menulis karya-karya ilmiah
Seri-Paralel guru-guru SMPN 2 Gempol bertambah baik.
Monitoring LS Prof Masaki Sato. Guru model Dalam Seminar Nasional II LS di UM tahun 2009
Dwi Prasetyo, S.Pd (MAT) MATERI: Persamaan lalu, 7 guru menulis makalah, 4 yang lain sebagai
Kuadrat peserta. Seminar Nasional Tahun ini ada 10 guru
Kunjungan Monitoring LS Prof. Izzumi menulis makalah. 8 guru ikut seminar sebagai
Nisitani tg 2 sampai tg 6 Januari 2010. Guru Model peserta.
Yayuk S, S.Pd (Fisika). Materi: Getaran, open class Beberapa guru SMPN 2 Gempol yang sudah
tg 2 dan tg 5 Januari. Guru Model Dwi Prasetyo, diamati oleh Expert JICA selama kunjungan
S.Pd (Mat). Materi: keliling lingkaran, open class tersebut baik berperan sebagai guru model, sebagai
tg 4 dan tg 6 Januari 2010. observer yang baik dan sebagai moderator, terpilih
Kunjungan Guru-Guru MGMP Tumpang sebagai nara sumber (Resears Person) Nasional.
Malang 5 dan 6 Januari 2010 melihat dan belajar Tugas nara sumber antara lain adalah memberi
Lesson Study masukan kepada sekolah-sekolah yang ingin
Monitoring LS olah Prof Yoko Takimoto, belajar Lesson Study di Jawa Timur dan lebih luas
guru model Korie Suzana, S.Pd (Fisika) materi: di wilayah Indonesia Timur.
Lensa Plan Paralel, 16 April 2010 Tugas yang sudah dijalankan antara lain
Monitoring Prof Murase, Guru Model Lilis adalah mengikuti program kegiatan Technical
Suryani, S.Pd (Bio) Materi: Pencemaran air, Exchange ke Minahasa Utara yang diselenggarakan
tanggal 17 dan 19 Mei 2010 oleh JICA Pelita pada tanggal 24 sampai 29
10. TOT untuk Guru dan Dosen Wilayah Agustus 2010 lalu. Nara sumber terdiri dari 10
Indonesia Timur, Guru Model: Lilis Suryani, S.Pd fasilitator, 3 Kepala Sekolah, 3 dari Dinas
(Bio) materi: Ekskresi, 28 Juli 2010 Pendidikan Kabupaten Pasuruan.
Refleksi dari nara sumber, Dosen Um dan Peserta dari SMPN 2 Gempol yaitu:
Expert JICA, selama Monitoring sangat bermanfaat Tri Setyo Astutik, S.Pd. M.Pd (Kepala Sekolah);
dalam memperbaiki kualitas guru-guru SMPN 2 Dwi Prasetyo, S.Pd (Matematika); Yayuk
Gempol dalam melakukan observasi , Sudarwati, S.Pd (Fisika); Lilis Suryani, S.Pd
menyampaikan saran dalam refleksi, dan cara (Biologi)
menjadi moderator.
Kemampuan mengopservasi tingkah laku KESIMPULAN
siswa dalam kelompok belajar makin meluas dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 175


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Berdasarkan program kegiatan lesson study mencapai harapan yang lebih baik. Lesson study
berbasis sekolah yang kami susun ini dan dengan bukanlah proses instan, namun harus terus
pengertian bahwa tidaklah mudah untuk dapat dilakukan secara berkesinambungan
menghasilkan mutu pendidikan yang dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia SARAN
seperti yang diharapkan pada tujuan Pendidikan
Nasional kecuali adanya program yang terarah, Bagi sekolah yang belum melaksanakan
komitmen, kejujuran, kerja keras dan keiklasan Lesson Study, jangan ragu-ragu untuk belajar dan
serta kerjasama yang baik dari berbagai komponen memulai melaksanakannya, sebab sebenarnya
pendukung sekolah. Lesson Study merupakan kebutuhan semua guru
Dalam rangka menuju tercapaiannya untuk meningkatkan kompetensi diri sekaligus
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, kami sebagai cara yang efektif meningkatkan kualitas
memandang bahwa Lesson Study Berbasis Sekolah pendidikan di sekolah.
(LSBS) adalah cara yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan. Namun LSBS di SMPN 2
Gempol masih perlu dilanjutkan terus untuk

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 176


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN


BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN
ORKESTRASI PEMBELAJARAN SAINS DALAM PROGRAM
LESSON STUDY

H. Winarto

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini banyak bergantung pada peran komputer sebagai
alat bantu dalam mengatasi dan menyelesaikan berbagai masalah, baik yang menyangkut aspek
manajemen maupun aspek operasional di dalam proses pem-belajaran. Melibatkan komputer berserta
berbagai produknya sebagai alat bantu dalam menyelesaikan masalah, merupakan salah satu prosedur
yang tepat dan menjadi jaminan keberhasilannya. Salah satu tahap kegiatan Lesson Study adalah Tahap
Perencanaan (Plan), merupa-kan tahap membuat rencana proses pembelajaran yang akan diamati. Inti
dari tahap ini ada-lah menyusun RPP dan LKS secara bersama-sama, kemudian menyiapkan media
pembela-jaran serta berbagai bahan ajar sesuai tuntutan skenario pembelajaran.Keterbatasan fasilitas
laboratorium menjadi kendala utama dalam pembelajaran sains, sehingga diperlukan inova-si dan
terobosan baru dalam rancang bangun media pembelajaran tiruan berupa animasi berbantuan komputer.
Keberadaan peralatan canggih sejenis komputer dalam sebuah proses pembelajaran selain dapat
menjelaskan masalah secara lebih detil diharapkan pula dapat menambah support mental siswa dalam
belajar. Sehingga dapat meningkatkan orkestrasi pembelajaran secara keseluruhan. Program aplikasi
praktis SWiSHmax memberikan solusi tepat dan cepat dalam upa-ya membuat animasi sains. Berbagai
fasilitas dan teknik praktis dapat dioperasikan secara terpadu untuk membuat animasi yang dapat
menggambarkan rangkaian peristiwa/ proses alam secara detil sehingga mudah dicermati dan dipahami.
Teknik rancang bangun Media Berbantuan Komputer meliputi Desain Operasi Program dan Storyboard
menjadi salah satu dokumen penting dalam bahasan ini, karena dapat menggambarkan isi program
secara keseluruhan dan menjadi pelengkap manakala produk ini dijadikan bahan portofolio. Sejumlah
tips dan trik pembuatan animasi sains dengan program aplikasi SWiSH-max meliputi: animasi gerak
dengan opsi khusus efek, pemanfaatan sistem layer dalam efek simulasi, sistem sprite dalam animasi
kompleks, animasi gerak relatif dalam kasus relativitas, tampilan efek tiga dimensi (3D), dan perspektif
kecondongan (skewness).

Kata kunci: SWiSHmax, orkestrasi, animasi

Memasuki era globalisasi dan era komuni- teri pembelajaran, serta siswa sebagai penerima
kasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan informasi. Ketercapaian program pendidikan da-
dan teknologi menjadi semakin pesat. Fenomena lam meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
tersebut mengakibatkan adanya dinamika dan sangat bergantung ketiga unsur di atas.
persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, Fokus utama yang sedang giat dilakukan
salah satunya dalam bidang pendidikan. saat ini, dalam rangka meningkatkan mutu pendi-
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu dikan kita adalah meningkatkan ketrampilan
proses komunikasi dan informasi dari pendidik guru untuk menjadi guru professional, melalui
kepada peserta didik yang melibatkan berbagai proses sertifikasi guru beserta rangkaian kegiat-
unsur: pendidik sebagai sumber informasi, annya. Bahkan pemerintah Indonesia telah beker-
media sebagai sarana penyampaian ide dan ma- ja sama dengan Japan International Cooperation

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 177


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Agency (JICA) dalam meningkatkan mutu pendi- model dituntut memiliki kepekaan dan kreativi-
dikan matematika dan sains (MIPA) dari sekolah tas untuk mengatasi masalah agar konsentrasi
dasar hingga perguruan tinggi. Program kerja siswa dalam belajar tidak terganggu. Para peng-
sama ini menekankan pada kegiatan studi pem- amat bertugas mengobservasi siswa belajar, me-
belajaran (lesson study) yang mana merupakan liputi: interaksi antar siswa baik dalam kelompok
sebuah gerakan pendidikan yang dilakukan para maupun dengan kelompok lain, interaksi siswa
guru, dimaksudkan untuk mengimplementasikan dengan guru sepanjang proses pembelajaran,
“pengajaran berpusat pada siswa”. interaksi siswa dengan media pembela-jaran dan
Studi pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar maupun lingkungan sekitar, ba-
bentuk penerapan konsep komunitas belajar gaimana gerak tubuh siswa yang mencerminkan
(learning community). Komunitas belajar adalah aktif belajar, dan hal-hal lain yang berkaitan de-
sekelompok orang yang menukarkan nilai atau ngan aktivitas siswa dalam belajar.
kepercayaan dan saling belajar dari yang lain Pada tahap refleksi (see), tim guru segera
untuk meningkatkan pengetahuannya. Jadi ko- melakukan diskusi mengemukakan hasil penga-
munitas belajar dalam konteks pendidikan adalah matan dan temuannya selama proses pembelajar-
sekelompok guru, siswa, atau pimpinan sekolah an. Dari refleksi ini diharapkan kesimpulan ten-
yang melakukan aktivitas`saling belajar dalam tang kondisi belajar siswa serta kendala-kendala
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendi- dalam proses pembelajarannya. Jika terdapat ke-
dikan di sekolah (Istamar S. & Ibrohim, 2008). lebihan-kelebihan selama proses pembelajaran,
Tiga tahap studi pembelajaran, yakni: (1) maka kelebihan tersebut dapat dijadikan pegang-
Perencanaan (Plan), (2) Pelaksanaan (Do) dan an dan contoh pada proses pembelajaran berikut-
(3) Melihat kemba-li/Refleksi (See). Ketiga ta- nya. Jika terdapat kekurangan, maka dapat dicari
hapan tersebut merupakan rangkaian kegiatan jalan keluarnya secara bersama-sama, tanpa
yang dilakukan guru secara terus menerus untuk menyalahkan guru model maupun siswa.
meningkatkan kemampuan dan kualitas menga- Mencermati proses studi pembelajaran
jar. (lesson study) di atas, agar proses pembelajaran
Pada tahap perencanaan (plan), tim guru benar-benar berpusat pada siswa berjalan efektif
secara bersama-sama mengkaji kurikulum diperlukan media pembelajaran yang tepat untuk
(KTSP), menyusun RPP dengan menentukan ma- menjembatani pesan verbal guru untuk dapat di-
teri pembelajaran yang akan disajikan, menyusun laksanakan secara riel oleh siswa. Dengan kema-
indikator dan pengalaman belajar siswa, menen- juan teknologi yang pesat pada masa sekarang
tukan metode pembelajaran yang efektif, menyu- ini, orang mulai mengalihkan perhatian pada
sun skenario pembelajaran, menetapkan media media yang melibatkan banyak indra, tidak ha-
pembelajaran yang tepat, menyusun LKS (jika nya pendengaran dan penglihatan saja, namun
diperlukan), dan menyusun evaluasi. Bila perlu dapat melibatkan seluruh indra manusia sehingga
dilakukan simulasi untuk mengantisipasi terjadi- terwujud kinerja aktif untuk memahami, meng-
nya hal-hal yang tidak diinginkan pada saat hayati, dan menyelesaikan masalah yang ada
pelaksanaan pembelajaran. Terutama sekali bila dalam materi pembelajaran.
menggunakan media/peralatan laboratorium. Keberadaan komputer sebagai alat bantu
Pada tahap pelaksanaan (do) salah seorang dalam kehidupan manusia sangat dirasakan man-
anggota tim menjadi guru model untuk melaksa- faatnya. Hampir dalam seluruh sendi kehidupan,
nakan kegiatan pembelajaran dikelas. Sedangkan terasa kurang sempurna manakala tidak melibat-
guru lainnya menjadi pengamat yang meng- kan komputer sebagai alat bantu untuk menyele-
observasi pembelajaran yang dilakukan guru saikannya.
model. Pada proses pembelajaran, guru model Demikian pula halnya dalam dunia pen-
hendaknya berorientasi pada prinsip bahwa siswa didikan, peranan komputer menjadi salah satu ja-
harus aktif, kreatif, saling membelajarkan dan minan ketercapaian tujuan pembelajaran. Pembe-
setiap siswa berhak untuk belajar. Skenario pem- lajaran sains misalnya, memerlukan komputer se-
belajaran yang telah disusun bersama menjadi bagai alat bantu untuk memperjelas peristiwa
panduan utama, walaupun kemungkinan ber- maupun konsep yang tidak kasat mata, cende-
ubah/berkembang sesuai dengan situasi dan kon- rung empiris dan matematis. Untuk itu diperlu-
disi di lapangan sulit dihindarkan. Untuk itu guru kan program aplikasi komputer yang praktis dan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 178


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

mudah untuk merancang bangun media pembela- C. PROGRAM APLIKASI PRAKTIS


jaran yang dapat meng-gambarkan detil berbagai SWISHMAX
peristiwa alam, bahkan dapat membuat miniatur
alam raya yang luas ini ke dalam layar komputer. Komputer bukan merupakan barang baru
dalam masyarakat kita, bahkan sudah jauh
B. MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN merambah ke dalam seluk kehidupan. Namun
KOMPUTER secara jujur diakui hingga saat ini keberadaan
Perkembangan kurikulum nasional hingga kita sebagian besar masih sebatas sebagai peng-
saat ini cukup menggembirakan. Hal itu ditandai guna (operator) belum banyak yang menca-pai
dengan dicapainya kesepakatan tentang standar tahap rancang bangun (programmer). Hal ini di-
kompetensi yang merupakan target kecakapan sebabkan oleh masih sulitnya memahami bahasa
hidup (life skill) yang hendak dicapai dalam dan prosedur pemrograman yang tersedia dalam
setiap proses pembelajaran. berbagai perangkat lunak (software) yang ada.
Kurikulum 2004 Bidang Studi Sains mem- Untuk keperluan animasi dan rancang
berikan penekanan pada pentingnya penguasaan bangun media pembelajaran berbantuan kompu-
proses sains di samping pemahaman konsep ter tersedia sebuah program aplikasi praktis ber-
sains dan penerapannya (DEPDIKNAS, 2003). nama SWiSHmax. Program aplikasi ini berbasis
Salah satu cara untuk memenuhi tuntutan di Windows, resolusinya sangat tinggi, sehingga
atas adalah dengan menghadirkan media pembe- dapat menggambarkan obyek-obyek animasi de-
lajaran yang memadai di dalam kelas sehingga ngan sempurna dan menggerakkannya secara
tercipta proses pembelajaran yang kondusif, akurat/detil. Aplikasi ini dilengkapi dengan efek
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenang- dan skrip yang memadai sehingga dapat mening-
kan (PAIKEM). katkan kreasi dalam membuat media interaktif.
Alat-alat laboratorium mutlak diperlukan Program aplikasi SWiSHmax merupakan
sebagai media dalam pembelajaran sains, namun aplikasi alternatif dan program bantu Macro-
terkadang tidak dapat mengungkap kondisi yang media Flash dalam merancang bangun animasi
lebih detil dari suatu peristiwa alam. Sebagai dua dimensi yang praktis dan mudah. Apabila
contoh; pada peristiwa konduksi kalor, alat-alat dengan Macromedia Flash dibutuhkan waktu dan
laboratorium hanya dapat menunjukkan dan me- langkah panjang untuk sebuah animasi kom-
ngukur gejala fisis yang diakibatkan oleh peristi- pleks, dengan SWiSHmax hal itu dapat dilaku-
wa konduksi tersebut. Sementara proses sesung- kan secara cepat dan ringkas.
guhnya tentang getaran-getaran molekul yang Hal lain yang menonjol dalam SWiSHmax
merambat dan mengakibatkan peristiwa konduk- adalah produk akhir program dapat dieksport
si tersebut tidak dapat ditunjukkan. Untuk itu di- dalam berbagai bentuk file aplikasi yaitu:
butuhkan program komputer yang dapat meng-  File .swf, dapat diekskusi SAFlashPlayer,
gambarkan proses di atas secara animatif bahkan Macromedia Flash, dan Power Point.
dengan gerak lambat (slow motion) agar mudah  File .HTML, dapat ditampilkan dalam jendela
dicermati dan dipahami. browser dalam sistem Internet.
Dalam sistem Pembelajaran Berbantuan  File .EXE, dapat diekskusi langsung oleh
Komputer, pemanfaatan komputer sebagai tool sistem komputer tanpa player khusus.
(alat bantu) dan tutor (pengajar). Sebagai tool,  File .AVI, dapat diekskusi oleh VideoPlayer
komputer dapat merekam/menyimpan data untuk maupun program lainnya. File .AVI berupa
selanjutnya diapresiasikan sesuai dengan pro- file video dan dapat digabung dengan file
gram yang telah dirancang. Hasilnya dapat diin- video produk kamera digital.
formasikan dalam bentuk informasi kata, angka,
maupun grafis. Sebagai tutor untuk suatu subyek, Secara garis besar berbagai hal praktis dan
komputer harus diprogram. Siswa belajar dengan mudah dari program aplikasi SWiSHmax dapat
bantuan komputer atau bahkan diajar oleh kom- dipaparkan sebagai berikut:
puter dengan mengekskusi program yang telah 1. Dukungan Perangkat Keras (Hardware) dan
dirancang sebelumnya. Perangkat Lunak (Software)

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 179


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Untuk mengoperasikan aplikasi ini diperlu-  Kolom Tool yang berisi tool-tool untuk
kan set Personal Komputer (PC) dengan spesifi- menggambar dan mengedit obyek-obyek
kasi pendukung minimal: movie.
 Sistem Operasi Windows  Kolom Options yang berisi opsi untuk menga-
95/98/ME/NT4/2000/XP. tur tool yang terseleksi, antara lain opsi skala,
 Prosesor Pentium 2. pengaturan ulang ukuran obyek, rotasi, kecon-
 Internal Memori 64 MB. dongan, perspektif, dan kepepatan.
 Resolusi monitor 800 x 600, dengan warna  Kolom View yang berisi opsi untuk mengatur
tampilan 256. presentase tampilan area kerja.
 Hard Disk 20 GB.
 Software Aplikasi SWiSHmax. Terdapat berbagai macam papan panel yang
dapat digunakan untuk mengatur opsi di dalam
2. Jendela Kerja SWiSHmax membuat movie, antara lain: panel Layout, un-
Jendela kerja SWiSHmax dirancang secara tuk mengatur dan mengedit obyek di dalam
terbuka sehingga setiap langkah yang diwakili movie, panel Timeline untuk mengontrol waktu
tool dapat dioperasikan dengan tepat dan cepat obyek ditampilkan dan animasi di dalam scene
tanpa harus mencari dalam kapsul menu. Bentuk yang sedang diedit, panel Shape untuk mengatur
jendela kerja SWiSHmax adalah sebagai berikut: properti obyek, panel Script untuk melihat atau
mengedit skrip event atau action yang diterapkan
pada scene atau obyek, panel Transform untuk
mengatur opsi transformasi obyek, panel Tint
untuk mengatur transformasi warna obyek, panel
Content untuk menampilkan isi (obyek) di
dalam movie, panel Align untuk mengatur per-
ataan posisi obyek, panel Guides untuk menga-
tur opsi garis bantu (grid, guide, dan ruler),
panel Export untuk mengatur opsi pengeksporan
movie, dan panel Debug untuk mengetahui
jalannya skrip.

3. Menggambar Obyek Shape


Unsur utama dalam animasi adalah gambar
yang dapat mencerminkan kondisi obyek yang
Bagian penting dari jendela kerja ini adalah sebenarnya. SWiSHmax menyediakan tool-tool
Baris Menu (Title Bar) terletak di bagian paling untuk menggambar berbagai obyek shape, seperti
atas, menampilkan informasi nama movie (file) garis, lingkaran, kurva, dan lainnya. Komponen-
yang sedang diedit. Komponen di bawah baris komponen shape ini selanjutnya dapat dirangkai
judul adalah Baris Menu (Menu Bar), berisikan untuk membangun obyek kerja yang diinginkan.
perintah-perintah atau opsi pengeditan movie. Bahkan SWiSHmax mendukung penggunaan
Sebagai contoh, menu File New untuk mem- grafik vector di dalam movie. Sebagai catatan,
buat movie baru. Selanjutnya adalah Baris Tool grafik vector adalah obyek yang akan tetap ter-
(Tool Bar), berisi tool-tool yang dapat digunakan lihat tajam meskipun ukuran maupun tampilan-
sebagai alternatif perintah dalam baris menu. Se- nya diatur ulang.
bagai contoh, tool New merupakan alternatif SWiSHmax juga menyediakan koleksi
penggunaan pe-rintah File New. Untuk me- berbagai bentuk obyek shape yang unik yang
mudahkan penggunaan, baris tool dibagi dalam dapat disisipkan ke dalam area kerja, obyek ini
beberapa ma-cam yaitu: Standart Tool, Insert tersimpan di dalam tool AutoShape.
Tool, Control Tool, Grouping Tool, dan Export Agar perspektif obyek lebih tampak seperti
Tool. obyek tiga dimensi, tersedia pengaturan property
Bagian penting lainnya adalah Kotak Tool line dan fill objek shape. Dimaksudkan untuk
(Tool Box), terdiri dari tiga kolom, yaitu: mengatur warna gradasi dan transparansi area fill

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 180


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sehingga dapat ditampilkan sebuah obyek ber- Secara umum ada beberapa hal yang harus
efek tiga dimensi dari gambar dua dimensi. diperhatikan dalam merancang bangun media
4. Menyisipkan Obyek Movie pembelajaran, yaitu: karakteristik sasaran, tujuan
Untuk mendukung tampilan movie, dapat yang diharapkan, pengembangan materi, pe-
disisipkan obyek-obyek seperti teks, image ngembangan alat evaluasi, dan uji coba produk.
bitmap, grafik vector, video dan yang lainnya. Langkah awal pengembangan media adalah
Obyek yang disisipkan selanjutnya dapat diedit membuat rancangan terpadu sesuai dengan
dalam berbagai transformasi seperti transformasi skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan.
skala, transformasi resize, transformasi rotasi, Sadiman (2002:98) menggambarkan langkah-
transformasi kecondongan, dan transformasi langkah tersebut dalam bentuk bagan sebagai
distorsi. Bila diperlukan dapat dilakukan berikut:
pengaturan sumbu transformasi terlebih dahulu.

5. Menggunakan Efek
SWiSHmax menyediakan 230 efek animasi
yang dapat diterapkan pada obyek movie, serta
dapat dimodifikasi opsi animasinya. Selain itu
dapat juga dimungkinkan untuk membuat efek
sendiri. Dengan adanya efek pada obyek dapat
mengontrol posisi dan gerakan obyek sehinnga
tercipta animasi peristiwa alam yang sesuai
dengan skenario movie. Gambar 1. Bagan Model Pengembangan Media
Pembelajaran
6. Menggunakan Sprite
Sprite adalah obyek yang mempunyai Pengembangan media harus mengacu pada
timeline sendiri. Di dalam sprite bisa terdapat naskah program yang telah dirancang secara
lebih dari satu obyek dan setiap obyek dapat terpadu. Untuk itu diperlukan data sesuai dengan
dianimasi. Oleh karena itu sprite bisa di sebut rancangan yang ada seperti gambar obyek, musik
movie di dalam movie. pengiring, narasi, gambar latar belakang, dan
Sebagaimana movie, sprite juga bisa disisipi teks keterangan. Selanjutnya data tersebut di-
berbagai tipe objek seperti grafik, image, dan integrasikan menggunakan program aplikasi
teks. Bahkan untuk membangun animasi kom- SWiSHmax sesuai dengan skenario yang telah
pleks dapat disisipkan sprite ke dalam sprite. disusun sebelumnya.
Landasan utama dalam pembuatan media
7. Mengatur Navigasi dan Interaksi Movie pembelajaran adalah mengacu pada upaya
dengan Skrip maksimalisasi pemanfaatan seluruh alat indera
Fasilitas ini memungkinkan membangun siswa. Guru berupaya untuk menampilkan rang-
program animasi bersifat interaktif, karena dapat sangan (stimulus) yang dapat diproses dengan
mengatur interaksi didalam movie atau interaksi berbagai alat indera. Semakin banyak alat indera
dengan movie lainnya. Dengan skrip, sebuah yang digunakan untuk menerima dan mengolah
obyek dapat difungsikan sebagai tombol kendali informasi semakin besar pula kemungkinan
untuk mengontrol jalan movie seca-ra keseluruh- informasi tersebut dimengerti dan dipertahankan
an. Melalui skrip dapat pula disisipkan file sound dalam ingatan (Latuheru, 1988).
sekaligus mengatur opsinya. Dari landasan di atas, agar produk media
Sejumlah fasilitas di atas merupakan pembelajaran komunikatif dan mencapai sasaran,
jaminan bahwa program aplikasi SWiSHmax diperlukan ketrampilan tambahan (Skill dan
merupakan pilihan tepat dalam rancang bangun Brainware) dalam pembuatannya di samping du-
media pembelajaran berbantuan komputer. kungan perangkat keras (Hardware) yang mema-
dai. Ketrampilan tersebut meliputi: imaginasi;
D. RANCANG BANGUN MEDIA membuat jalan cerita dan konsep animasi, kreati-
PEMBELAJARAN BERBANTUAN vitas; menuangkan imajinasi ke dalam stage,
KOMPUTER sketsa/perspektif; membuat obyek animasi sesuai

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 181


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

aturan perspektif ruang, sense of music; mengu- 2. Storyboard


asai ilustrasi musik/bunyi untuk menghidupkan Storyboard berisi detil dari program secara
proyek ani-masi. keseluruhan. Pada umumnya di dalam produksi
Sebagai produk yang dirancang secara multimedia storyboard menjadi panduan utama
matang dan sistematis, media pembelajaran ber- bagi tim kerja dalam menyelesaikan produknya.
bantuan komputer dilengkapi dengan deskripsi Storyboard berisi: No./Nama Scene, Visual dan
langkah pembuatan media dan menjadi doku- Isi Scene, Efek Animasi dan Ilustrasi, Text/Nara-
men pendamping produk yaitu: 1) Desain opera- si, dan Durasi. Berikut ditunjukkan potongan
sional program dan 2) Storyboard rancang ba- storyboard program ini (selengkapnya dapat dili-
ngun program. Kedua dokumen ini merupakan hat pada Lampiran 1).
kelengkapan minimal bagi sebuah produk media
berbantuan komputer yang dapat memberikan
informasi singkat tentang isi dan tujuan program,
di samping agar produk dapat dipergunakan
untuk keperluan lebih luas, seperti sebagai ber-
kas fortofolio dan sebagainya (Hand-out MMTC,
2002). Dalam bahasan ini akan dibahas produk
media berbantuan komputer bidang fisika dengan
pokok bahasan Gerak Lurus.

1. Desain Operasional Program


Rancang bangun media ini dikembangkan
berdasarkan standar pendidikan yang telah dis-
usun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan ditetapkan dengan Permen Diknas,
seperti Standar Isi dan Standar Kompetensi
(Permen Diknas No. 22 dan 23), Standar Proses
dan Standar Penilaian (Permen Diknas No. 41).
Struktur manajemen program media ini dapat
digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. Cuplikan Storyboard Program

E. HASIL RANCANG BANGUN MEDIA PEM-


BELAJARAN POKOK BAHASAN
GERAK LURUS
Deskripsi hasil pembuatan media ini dipa-
parkan secara berurutan sesuai dengan hirarkinya
pada desain operasional program, diawali dari
tampilan Menu Utama hingga Latihan Soal.

Gambar 2. Desain Operasional Program

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 182


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Gambar 4. Scene Menu Utama Gambar 5. Scene Animasi GLB

Gambar 6. Grafik v vs t dan S vs t pada GLB Gambar 7. Analisa Grafik GLB

Gambar 8. Animasi GLBB dipercepat Gambar 9. Grafik v vs t dan S vs t pada GLBB


dipercepat

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 183


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Gambar 10. Analisis Grafik GLBB dipercepat Gambar 10. Analisis Grafik GLBB dipercepat
( vo = 0) (vo > 0)

Gambar 11. Animasi GLBB diperlambat Gambar 12. Grafik v vs t dan S vs t GLBB
diperlambat

Gambar 13. Garafik a vs t Gambar 14. Analisis Grafik v vs t

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 184


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

St=vot -1/2 at2

Gambar 15. Analisis Grafik v vs t Gambar 16. Latihan Soal

E. KESIMPULAN DAN SARAN 4. Resolusi grafis yang dihasilkan sangat bagus


Dari serangkaian kegiatan rancang bangun karena berbasis Windows.
media pembelajaran menggunakan program Saran-saran dapat disampaikan untuk
aplikasi SWiSHmax ini dapat disimpulkan hal- pengembangan media pembelajaran ini:
hal sebagai berikut: 1. Mengingat penting dan strategisnya kebera-
1. Diperlukan desain operasional program dan daan media pembelejaran berbantuan kompu-
storyboard yang jelas dan detil sesuai dengan ter untuk meningkatkan orkestrasi pembelajar-
skenario animasi yang diinginkan. Hal ini an, perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan
dimaksudkan juga sebagai doku-men panduan secara bertahap dan berkesinambungan bagi
bagi tim kerja (team work) manakala harus guru dan dosen agar dapat merancang bangun
mengerjakan proyek yang cukup besar dan media sejenis secara mandiri.
tidak bisa diselesaikan secara individu. 2. Diperlukan dukungan teknis dari semua pihak
2. Program aplikasi SWiSHmax sangat praktis terkait agar guru/dosen mendapat akses yang
untuk membuat media pembelajaran berbantu- mudah dan cepat untuk merancang bangun
an komputer karena dilengkapi berbagai fasi- media ini.
litas yang sangat mudah dalam pengoperasian-
nya.
3. Animasi kompleks (berantai) dapat dibangun
dengan mudah mempergunakan system sprite
(movie di dalam movie).

F. DAFTAR PUSTAKA

Istamar S.dan Ibrohim. Lesson Study (Studi --------------------. 2003. Pengembangan Silabus berbasis
Pembelajaran). Malang: FMIPA UM Kompetensi Berorientasi Kecakapan Hidup.
Latuheru, John. 1988. Media Pembelajaran dalam Jakarta: DEPDIKNAS.
Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: ---------------------. 2002.Hand Out Pelatihan Pembuatan
DEPDIKBUD Dirjen Dikti. Media Pembelajaran berbasis
Sadiman, Arief, S, dkk. 2002. Media Pendidikan. Multimedia. Yogykarta: MMTC.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syarif, Arry Maulana. 2005. Animasi Flash dengan
SWiSHmax. Yogyakarta: Andi

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 185


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

TEKNIK PENDOKUMENTASIAN LESSON STUDY


MELALUI FOTO DAN VIDEO

Yoyok Adisetio Laksono

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Abstrak: Dokumentasi merupakan kegiatan perekaman informasi secara permanen. Dokumentasi


merupakan salah satu kegiatan penting dalam lesson study karena dokumentasi bisa menjadi bukti
otentik saat refleksi. Cara mendokumentasi ada banyak cara diantaranya adalah melalui foto dan video.
Agar diperoleh hasil yang baik maka diperlukan kemampuan dalam melakukan persiapan peralatan,
memahami lesson plan, teknik pengambilan gambar, dan teknik sunting video. Pendokumentasian
dalam lesson study merupakan kegiatan yang melibatkan kemampuan teknis mengoperasikan peralatan
dengan kemampuan estetika yang dianut dalam dunia fotografi dan perfilman.

Kata kunci: dokumentasi, lesson study, foto, video

Lesson study merupakan kegiatan kolabora- Dokumentasi melalui kaset video menjadi
tif yang bertujuan untuk meningkatkan penting karena merupakan fakta kelakuan siswa
keprofesionalan guru yang memiliki tiga pilar selama proses pembelajaran berlangsung. Doku-
kegiatan yang saling terkait, yaitu (a) plan, (b) mentasi video merupakan pelengkap dari data
do, dan (c) see. Setiap kegiatan lesson study pengamat yang sedikit banyak bersifat subyektif.
merupakan kegiatan yang sangat berharga
sehingga dokumentasi kegiatannya sangat 1. Persiapan
berguna bagi guru atau pihak lain yang tidak Langkah awal dalam proses dokumentasi
mengikuti lesson study tersebut secara langsung. adalah mengetahui dan memahami apa yang
Dokumentasi adalah kegiatan perekaman akan terjadi dalam do. Dengan memahami hal
informasi dalam bentuk permanen. Perekaman tersebut maka kehilangan kejadian penting dapat
dapat dilakukan diantaranya melalui teks, foto, dihindari atau dikurangi. Pemahaman dilakukan
atau pita video. Dalam makalah ini pembahasan dengan mempelajari hasil dari plan berupa RPP.
lebih dititikberatkan kepada dokumentasi foto Petunjuk berikut ini dapat digunakan untuk
dan pita video karena dokumentasi teks yang mempelajari hasil dari plan.
berupa RPP, data pengamatan siswa, dan kesim- 1. Apakah indikator dan tujuan pembelajaran?
pulan sudah dibahas dalam materi lesson study. Pengetahuan tentang indikator dan tujuan
Dari tiga kegiatan lesson study maka doku- pembelajaran yang akan dicapai sangat mem-
mentasi yang penting untuk dilakukan adalah ke- bantu didalam mengambil gambar kegiatan
giatan do dan see. Hal ini terjadi karena do meru- yang harus direkam. Hal ini wajar karena
pakan aksi nyata dari plan sedangkan see meru- tujuan pembelajaran biasanya diturunkan dari
pakan pemaparan data selama pengamatan. Di indikator yang dapat diukur sehingga hasil
dalam do dokumentasi yang utama adalah kela- dokumentasi dapat dipakai sebagai fakta-fakta
kuan dan aktivitas siswa selama proses pembela- pendukung ketercapaian pembelajaran.
jaran. Sementara untuk see dokumentasi terfokus 2. Model dan metode pembelajaran apa yang
kepada apa yang dirasakan guru dan pendapat digunakan?
para peserta. Sebagai kendaraan pencapaian tujuan pembe-
lajaran maka model dan metode pembelajaran

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 186


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

sangat menentukan dinamika dikelas. Model 1. Apakah batery sudah penuh?


pembelajaran memiliki kerangka kerja atau Jika batery belum penuh maka harus dicharge
sintaks yang jelas dan terukur sehingga sampai penuh. Batery merupakan sumberdaya
memudahkan proses pendokumentasian. Dari video dan berguna terutama saat harus me-
hal ini bisa ditentukan kapan melakukan shoot ngambil gambar berkeliling ke seluruh kelas.
terhadap guru atau siswa. 2. Apakah ada batery cadangan dan sudah diisi
3. Bagaimana urutan kegiatan pembelajaran? penuh?
Urutan pembelajaran tercantum dalam Batery cadangan sangat berguna saat lama
kegiatan pembelajaran yang biasanya terdiri waktu pengambilan gambar melebihi kemam-
dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu (1) pendahuluan, puan batery utama.
(2) kegiatan inti, dan (3) penutup. Terkait de- 3. Apakah mode perekaman diatur sesuai dengan
ngan langkah 2 di atas maka model dan meto- waktu kegiatan?
de pembelajaran nampak di kegiatan nomor Kamera video modern memiliki fasilitas untuk
(2) yaitu kegiatan inti. Dari kegiatan inti, pada merekam dalam mode lama LP (long play)
RPP yang baik, biasanya sudah tercantum be- atau SP (short play). LP mampu merekam 90
rapa lama suatu kegiatan dilaksanakan, se- menit dan SP merekam selama 60 menit. Jika
hingga dokumentasi bisa diperkirakan dengan mutu gambar bukan merupakan hal yang uta-
benar. ma maka mode LP disarankan digunakan un-
4. Siapa siswa atau kelompok yang harus men- tuk shooting dalam waktu yang lama. Jika mu-
dapat perhatian khusus? (Siswa kurang, rata- tu gambar merupakan prioritas maka gunakan
rata, dan terpandai) mode SP yang berakibat memendeknya waktu
Salah satu pertanyaan hasil pembelajaran yang perekaman.
ingin dijawab melalui LS adalah apakah siswa 4. Apakah jumlah kaset kosong yang tersedia se-
telah belajar terutama siswa yang termasuk suai dengan waktu yang ada dan sudah di-
kategori kurang. Dengan mendokumentasikan coba?
siswa yang kurang maka fakta-fakta apakah Panduan ini terkait dengan panduan nomor 3
pembelajaran yang dilakukan oleh guru berha- dimana waktu perekaman dibagi dengan lama
sil dapat ditunjukkan saat refleksi. Jika me- waktu mode perekaman akan menentukan
mungkinkan bisa saja seluruh dokumentasi ha- jumlah kaset yang digunakan. Sebagai contoh
nya merekam siswa-siswa yang kurang mam- jika waktu perekaman adalah 130 menit maka
pu. Hal ini akan menjadi kajian menarik untuk untuk mode LP diperoleh 130/90 ~ 2 kaset.
melihat bagaimana tingkah laku siswa tersebut Untuk mode SP diperoleh 130/60 ~ 3 kaset.
menanggapi perintah atau tugas yang diberi- 5. Apakah perekaman kamera dan suara
kan oleh guru atau interaksi dengan teman- berfungsi dengan baik?
temannya. Hanya yang harus diperhatikan Setiap kaset yang akan digunakan untuk
bahwa proses perekaman diusahakan sedemi- merekam sebaiknya dicoba untuk merekam
kian rupa sehingga siswa yang kurang mampu selama 20 detik dan diputar ulang untuk meli-
tidak terganggu jia direkam terus menerus. hat hasil perekamannya. Jika gambar video ha-
5. Bagaimana denah tempat duduk siswa? sil putar ulang bergaris-garis hitam maka itu
Denah tempat duduk sangat membantu petu- pertanda bahwa head perekam sudah kotor
gas dokumentasi untuk merekam siswa yang dan harus dibersihkan dengan kaset pember-
harus mendapat perhatian khusus. sih. Jika tidak ada suara yang terdengar maka
periksalah apakah mic luar sudah dihidupkan.
Setelah memahami apa yang akan terjadi 6. Apakah fungsi-fungsi kamera berfungsi
selama do maka dokumentasi akan dapat dengan baik?
dilaksanakan dengan baik terutama peristiwa apa Periksalah semua fasilitas yang nantinya akan
saja yang harus direkam dan juga menyangkut dipergunakan dan aturlah agar kamera sudah
hal-hal teknis seperti pengaturan kamera untuk diatur sesuai kebutuhan pada langkah 3. Perik-
perekaman yang lama (Long Play mode), atau salah zoom, autofokus, volume suara perekam,
daya tahan batery. tombol rekam dan seterusnya. Sebaiknya ja-
Petunjuk berikut ini dapat digunakan untuk ngan berasumsi bahwa karena kemarin kamera
persiapan teknis. ini bekerja dengan baik maka pasti kali ini

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 187


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

juga bekerja dengan baik, karena hal itu belum guru. Kamera biasanya diletakkan di dekat
tentu terjadi karena kamera adalah peralatan pintu masuk.
elektronika yang bisa rusak. 4. Rekam saat guru membuka pembelajaran ke-
7. Apakah kabel rol AC tersedia? mudian perlahan alihkan kamera ke siswa
Kabel rol diperlukan untuk mendukung alter- dengan bingkai seluruh ruang.
natif pencatudayaan jika di lokasi shooting 5. Mulai bersiap mengarahkan kamera ke siswa
tersedia jaringan listrik. Sebaiknya saat yang kemungkinan besar menjawab saat guru
shooting menggunakan daya listrik jika me- memberi pertanyaan.
mungkinkan bila dibandingkan menggunakan 6. Saat berdiskusi atau praktikum rekamlah
batery sepenuhnya. sekelompok siswa dalam satu bingkai.
8. Apakah tripod atau singlepod tersedia? 7. Jika diinginkan untuk lebih mengetahui se-
Tripod atau singlepod selain berguna untuk cara detil apa yang dilakukan oleh siswa
menghasilkan gambar yang stabil juga meng- maka zoomlah kamera sedemikian sehingga
hemat tenaga bagi kamerawan. nampak satu atau dua siswa dengan mata ma-
sih terlihat. Kamera bisa didekatkan ke
Sebaiknya langkah persiapan dilakukan kelompok yang akan direkam.
maksimal sehari sebelum do dilaksanakan. Hal 8. Jika ada guru menjelaskan kepada suatu
ini penting karena jika ada permasalahan terha- kelompok maka rekamlah sedemikian se-
dap kamera atau piranti lain, seperti kaset, hingga guru dan sekelompok siswa nampak
batery, dan lain-lain bisa dicari penggantinya. dalam satu bingkai dengan wajah siswa yang
bertanya menghadap kamera.
2. Kejadian yang Direkam 9. Rekamlah kegiatan diskusi atau praktikum
Dalam proses do terjadi banyak peristiwa untuk tiga kategori siswa yaitu pandai, rata-
yang spontan. Jika dianalogikan dengan program rata, dan kurang.
televisi maka pembuatan dokumentasi lesson 10.Selalu awas dengan kejadian spontan dengan
study bisa disamakan dengan program reality memandang sekeliling meski saat itu sedang
show. Namun dengan berbekal plan yang sudah merekam satu kegiatan. Disini tripod dan
dipahami maka antisipasi peristiwa spontan bisa kamera yang memiliki LCD di sayap sangat
dilakukan. Sebagai contoh jika guru memberikan berguna.
pertanyaan yang merangsang siswa untuk menja- 11.Jangan merekam tepat di antara siswa dan
wab maka kamera bisa disiapkan untuk meng- papan tulis. Carilah posisi sedemikian rupa
arah ke siswa yang berkemungkinan besar men- sehingga tidak mengganggu pandangan siswa
jawab, yaitu siswa terpandai, atau jika diinginkan ke papan tulis.
untuk mengetahui reaksi siswa yang kurang
maka kamera bisa diarahkan ke siswa tersebut. Panduan di atas adalah panduan yang tidak
Panduan berikut ini bisa digunakan untuk harus ditepati kecuali panduan nomor 1 dan 2
merekam proses do. yang sifatnya wajib, sehingga jika diperlukan
1. Siswa adalah aktor utama sehingga apapun melakukan sesuatu diluar panduan ini dan tidak
yang dilakukan di kelas harus direkam. Guru melanggar panduan nomor 1 dan 2 maka hal itu
adalah aktor pembantu yang tidak harus diperbolehkan. Petugas dokumentasi boleh
direkam. Adapun pengamat adalah figuran. berkeliling ke seluruh kelas merekam siswa
2. Peraturan bagi pengamat berlaku untuk petu- terutama saat diskusi kelompok atau praktikum.
gas dokumentasi, yaitu dilarang mengganggu
proses pembelajaran. Terkait dengan proses 3. Videografi dan Fotografi
pembuatan film dimana saat shooting biasa- Didalam rangka dokumentasi lesson study
nya memakai lampu studio maka lampu dengan kamera video atau kamera foto maka
demikian dilarang karena siswa akan silau beberapa prinsip videografi dan fotografi (yang
dan terganggu. Pencahayaan sebaiknya meng- untuk selanjutnya disebut videografi) perlu
gunakan cahaya alami atau lampu kelas. diketahui agar hasilnya baik. Prinsip-prinsip ini
3. Letakkan kamera di pinggir depan sedemikian dapat dilacak keberadaannya dengan melihat
sehingga tidak mengganggu pandangan siswa hasil karya para profesional melalui film dan
dan kamera masih bisa merekam kegiatan foto. Prinsip utama dari videografi adalah sama,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 188


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

yaitu media penyampai pesan. Videografi setara 2. Ambil sebanyak-banyaknya. Lebih baik kele-
dengan cerpen dan novel yang juga media bihan video daripada kekurangan sebab lesson
penyampai pesan, hanya saja yang membedakan study tidak bisa diulang lagi.
adalah medianya, yaitu melalui media audio 3. Biarkan obyek yang bergerak. Saat shooting
visual. Oleh karena itu prinsip penyampaian usahakan kamera diam dan tidak goyang.
pesan yang baik dan benar harus dipegang. Tripod atau singlepod sangat berguna. Jika
Ada tiga hal yang terkait dengan pembuatan obyek yang menjadi fokus berpindah maka
video yaitu skenario, shooting, dan editing. ikutilah perpindahannya hanya jika obyek
Skenario sudah dibuat lewat plan sehingga tugas tersebut berpindah sedemikian sehingga
dokumentasi tinggal shooting dan editing. Untuk obyeknya tidak utuh. Kemampuan antisipasi
shooting secara profesional memang seharusnya gerakan dengan mengetahui apa yang
menggunakan kamera yang baik namun karena dilakukannya sangat penting.
biasanya kamera demikian sangat mahal maka 4. Ikuti aturan tiga (rule of thirds). Aturan ini me-
shooting dengan handycampun bisa terlihat netapkan obyek-obyek dalam bingkai ditem-
profesional dengan mengadopsi ciri-ciri shooting patkan dalam garis-garis khayal datar dan te-
yang baik. gak yang membagi bingkai dalam 9 daerah
yang sama. Untuk manusia maka mata dari
Shooting obyek diletakkan pada garis datar atas. Untuk
Shooting merupakan kegiatan penting da- sekelompok orang maka salah satu atau
lam produksi film atau video. Sebagian besar semuanya bisa diletakkan digaris datar atau te-
biaya dan usaha pembuatan film adalah pada gak. Harap diperhatikan bahwa hukum tiga ini
peristiwa shooting. Jika dianalogikan dengan janganlah diikuti secara ketat. Jika memung-
pembuatan film kartun atau komik maka kinkan untuk mengikuti hukum tiga maka
shooting adalah proses menggambar atau dalam lakukanlah jika tidak maka kompromikanlah.
bahasa rekayasa adalah implementasi. Jika 5. Komposisi estetik. Pastikan obyek terekam
mempelajari teknik shooting maka mau tidak penuh, tidak terpotong, tidak tertutup, atau
mau harus pula mempelajari tentang teknik terganggu oleh obyek lain. Beberapa prinsip
pencahayaan (lighting). Namun, seperti yang komposisi yang bisa diterapkan adalah: obyek
sudah dijelaskan di atas, lampu studio sangat berjumlah ganjil lebih menarik daripada
terang dan panas yang mengakibatkan siswa genap, obyek-obyek tertata berkaitan dalam
terganggu sehingga penggunaan lampu dilarang satu makna atau pesan tertentu.
selama proses dokumentasi lesson study. 6. Bingkai 10%. Apa yang diamati dalam kamera
Petunjuk berikut ini dapat digunakan untuk video akan berbeda luasnya saat ditampilkan
melakukan shooting yang baik yang dipakai oleh di televisi. Hampir 10% daerah pinggir video
para profesional yang bisa ditiru dengan akan lenyap saat diputar di televisi. Untuk itu
handycam. saat merekam obyek usahakan lebihkan kira-
kira 10% lebih jauh agar obyek tidak hilang.
1. Shooting adalah membuat pesan. Ambil gam- Pada beberapa software editing biasanya di-
bar sedemikian sehingga pesan tersampaikan. tunjukkan daerah aman (safe area) untuk letak
Sebagai contoh pesan yang akan disampaikan teks.
adalah guru memberi petunjuk kepada seke- 7. White balancing. Lakukan penyesuaian warna
lompok siswa. Dalam shooting pesan seperti dengan mengaktifkan white balance secara
ini maka harus ada guru, sekelompok siswa, manual dari kamera. Dengan tindakan ini
dan suasana di kelas dalam satu bingkai. Jika maka warna akan nampak natural dan tetap.
tidak memungkinkan, misalnya guru berbicara 8. Matikan Auto Exposure. Auto exposure meru-
di depan kelas, maka shootlah guru kemudian pakan fasilitas bukaan kamera yang akan
alihkan kamera, baik secara kontinyu atau cut- mengecilkan atau membesarkan diafragma
to-cut, ke siswa. Biasanya fokus utama (mata kucing) kamera sehingga gambar ter-
direkam terakhir dan lebih lama karena lihat jelas meski di tempat gelap. Namun
gambar terakhir adalah hal yang paling diingat fasilitas ini akan mengganggu saat mengambil
oleh manusia. obyek yang berlatar belakang terang, misalnya
obyek di depan jendela atau pintu terbuka,

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 189


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

dimana obyek akan menjadi gelap. Sebagai selesai, setelah itu zoom dihentikan, dan
acuan nilai bukaan biasanya adalah di tengah tunggu tiga detik baru dipotong.
ruangan. Dengan matinya auto exposure maka 4. Tuntaskan suara. Jika suara merupakan hal
kejelasan gambar obyek akan terjaga. yang penting maka potonglah suara pada
9. Jangan terlalu sering Zoom. Sebelum merekam bagian dimana kalimat lengkap diucapkan.
lakukan zoom ke bingkai yang tepat baru 5. Tuntaskan peristiwa. Jika ada adegan menarik
merekam. Jika harus melakukan zoom maka maka tuntaskan adegan tersebut meskipun
lakukanlah dengan kecepatan yang sedang. adegan berlangsung agak lama.
Tripod sangat berguna dalam proses zoom 6. Jangan memberi transisi aneh-aneh. Para
karena mencegah gambar goyang. profesional biasanya hanya melakukan transisi
cut-to-cut (tanpa transisi) atau fade in (gelap
Beberapa aturan di atas merupakan salah ke nampak) dan fade out (nampak ke gelap)
satu panduan yang dipegang oleh videografer untuk pergantian antar peristiwa.
profesional, yaitu mematikan segala hal yang 7. Jangan menganimasi teks berlebihan. Para
berbau otomatis dari kamera. Fasilitas lain yang profesional biasanya juga menggunakan cut-
tidak digunakan dalam kamera adalah autofocus, to-cut atau fade in dan fade out terhadap teks.
namun karena obyek dalam lesson study sangat Kalaupun melakukan animasi biasanya
spontan dan cepat maka biarkanlah aotufocus animasi yang sederhana. Ingat teks gunanya
tetap berjalan. adalah untuk dibaca. Untuk menggambarkan
suatu kegiatan dengan teks ada dua macam
Editing cara yang ditempuh. Pertama memberi judul
Salah satu prinsip editing adalah menjaga dahulu dengan latar belakang hitam selama
logika dan emosi penonton dalam satu kesatuan waktu yang cukup untuk membaca baru
topik video. Media audio visual harus mampu kemudian adegan yang dimaksud ditampilkan.
membawa penonton pada emosi dan logika yang Kedua dengan memberi teks yang muncul di
tepat. Sebagai contoh untuk adegan yang meng- bawah tanpa animasi.
gambarkan semangat maka musik yg cepat harus 8. Hindari teks dengan font dekoratif. Teks
dipasang. Juga jika ada narasi atau teks di video dengan font dekoratif relatif sulit dibaca.
yang mengatakan tentang pegunungan maka Sebaiknya gunakan teks yang cenderung
visualisasi pegunungan harus muncul jika tidak mudah dibaca seperti keluarga font arial.
misalnya yang muncul adalah sawah maka Kerugian lain dari font dekoratif adalah
kesatuan logika tidak tepat dan logika penonton hilangnya detil teks dan tentu saja semakin
pasti terusik. Disinilah peran besar editor yang menyulitkan membaca saat dijadikan VCD.
harus mampu menjaga agar video tampak me- 9. Musik instrumentalia. Sebaiknya musik tidak
narik dengan menjaga emosi dan logika. Hal dipasang saat tampilan lesson study. Pasanglah
utama yang ditangani oleh editor adalah harmoni musik disisipkan saat muncul teks judul dan
antara gambar, suara, musik, dan waktu (timing). akhir video. Pilih musik instrumentalia.
Panduan berikut ini digunakan untuk meng-
edit video. Diantara panduan edit video yang telah diba-
1. Jangan terlalu lama menyampaikan satu pesan. has tidak berlaku untuk video yang ditampilkan se-
Penonton akan bosan jika untuk menampilkan cara penuh. Panduan tersebut sebagian cocok untuk
siswa berdiskusi ditampilkan selama 10 menit. pemotongan video 1 jam menjadi misalnya 10
Potonglah jika siswa nampak sudah berdiskusi menit.
dan lanjutkan dengan kelompok lain. Demikianlah telah disampaikan teknik-teknik
2. Tiga detik. Untuk adegan monoton, seperti dokumentasi dalam lesson study yang mengambil
siswa mendengarkan guru, tampilkan saja sebagian panduan pembuatan video secara profe-
selama 3 detik. Biasanya aturan ini digunakan sional. Panduan yang telah diberikan tidak harus
untuk gambar yang bernarasi. Nilai ini adalah semuanya dipatuhi secara ketat. Panduan bisa
nilai yang lentur, bisa lebih setengah sampai diikuti dengan sedikit perubahan disesuaikan
satu detik. dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat lesson
3. Tuntaskan zoom. Jika ada adegan direkam study.
dengan zoom maka tunggulah sampai zoom

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 190


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS


GURU SMPN 1 SUKOREJO MELALUI LESSON STUDY
BERBASIS SEKOLAH (LSBS)

Yus Setriarini

SMP Negeri 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan

Abstrak: Lesson study telah memberikan banyak manfaat bagi guru utamanya dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran. Lesson Study yang didesain dengan baik akan melatih guru dalam
melakukan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam proses pembelajaran. Implementasi Lesson
Study Berbasis Sekolah (LSBS) di SMPN 1 Sukorejo Pasuruan mampu memberdayakan keterampilan
berpikir kritis guru. Tujuan penulisan ini adalah memberikan gambaran secara deskriptif tentang
keterampilan berpikir kritis guru-guru SMP Negeri 1 Sukorejo Pasuruan setelah mengimplementasikan
LSBS. Penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu: 1)
inventori keterampilan berpikir kritis, 2) RPP dan 3) ) lembar observasi. Data yang diperoleh
dideskripsikan dan dianalisis secara statistik deskriptif. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa:
guru-guru SMPN 1 Sukorejo Pasuruan telah mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis
mengenai lesson study dengan baik pada saat dilaksanakan LSBS. Dari hasil lembar inventori diketahui
bahwa: implementasi LSBS lebih mampu memberdayakan keterampilan berpikir kritis pada aspek
mengingat dan mengaplikasikan yaitu sebesar 73,00, kemudian diikuti oleh aspek kemampuan
mengevaluasi sebesar 72,00, aspek mensintesis 68,00 dan aspek memahami dan menganalisis sebesar
62,00. Rerata keterampilan berpikir kritis guru-guru SMPN 1 Sukorejo sebesar 68,00 dengan kriteria
baik.

Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, LSBS

Tuntutan keluaran (outcomes) pembelajaran Amerika justru tidak dapat menghasilkan sarjana
yang mandiri pada abad pengetahuan atau abad 21 MIPA yang memuaskan, sebaliknya produksi sar-
dewasa ini berbeda dengan abad pertanian dan jana MIPA Amerika justru berada di bawah negara
abad industri. Ada tujuh keterampilan yang diperlu- industrialis lainnya. Karenanya dikembangkan pro-
kan untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri pada gram pembelajaran berpikir kritis yang diterapkan
abad pengetahuan, antara lain yaitu keterampilan mulai dari sekolah menengah hingga ke perguruan
berpikir dan berbuat secara kritis, termasuk di tinggi, yang disebut program Formal Critical
dalamnya mampu memecahkan masalah, melaku- Thinking Program (Schafersman, 1991).
kan penyelidikan, melakukan analisis dan mengelo- Ahli lain juga mengemukakan bahwa ke-
la proyek. Apabila memiliki keterampilan berpikir terampilan berpikir kritis dan kreatif (critical and
kritis, maka akan dapat melakukan analisis, sintesis creatif thinking skill) merupakan salah satu tuntutan
dan evaluasi serta dapat menerapkan informasi abad 21 yang ditandai dengan kompetisi global. Ini
yang diperolehnya untuk situasi yang berbeda berarti bahwa pendidikan nasional diharapkan
(kontekstual) (Dwiyogo, 2008). mampu menghasilkan manusia Indonesia yang
Pentingnya melakukan pembelajaran berpikir cerdas untuk mengembangkan potensi dan karakter
kritis di dalam kelas dilakukan pertama kali oleh peserta didik, sehingga memiliki kemampuan un-
Amerika. Didorong oleh fakta bahwa di Amerika tuk memecahkan masalah hidup yang dihadapi ser-
Serikat, sebagian besar penduduknya (97%) telah ta dapat membentuk manusia yang mampu berpikir
“melek” sains (IPA), namun pada kenyataannya, kritis, kreatif, dan inovatif (Sanjaya, 2006).

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 191


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Schafersman (1991) menganggap pembela- dinir kegiatan pengembangan pendidikan, ke arah


jaran yang berpusat pada pengajaran fakta semata kualitas pendidikan yang lebih baik sesuai dengan
adalah pengajaran yang sia-sia dengan alasan fakta tujuan pendidikan nasional melalui kegiatan Lesson
dan konsep yang dipelajari dalam suatu bidang study. Lesson Study muncul sebagai salah satu al-
ilmu akan berkembang setiap harinya, sehingga apa ternatif guna mengatasi masalah rendahnya kualitas
yang harus disampaikan pada peserta didik juga atau mutu pendidikan di Indonesia. Lewis (2002)
akan bertambah dengan sendirinya. Cara yang dalam Prasetyo (2008) menyatakan bahwa Lesson
lebih efektif dalam pemberian pembelajaran adalah Study memiliki peran yang cukup besar dalam
dengan mengajarkan pada peserta didik bagaimana melakukan perubahan secara sistematik dan tidak
berpikir, yakni bagaimana menggunakan fakta dan hanya memberi sumbangan terhadap pengetahuan
konsep yang diketahuinya untuk membangun satu keprofesionalan guru, tetapi juga terhadap pening-
ide baru. katan sistem pendidikan yang lebih luas.
Moore (2005) menambahkan bahwasanya
perilaku seseorang yang memilki kemampuan ber- LSBS DI SMPN 1 SUKOREJO
pikir kritis adalah memiliki keterbukaan pemikiran
dan kemauan untuk mencari pemecahan berbeda. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabu-
Sedangkan menurut Schafersman (1991) seseorang paten Pasuruan bagi sekolah yang berstandar nasi-
yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan onal (SSN) untuk melaksanakan Lesson study
dapat menanyakan pertanyaan, mengumpulkan berbasis sekolah. SMP Negeri1 Sukorejo adalah
informasi yang relevan, mengklasifikasikan infor- salah satu sekolah yang berstandar nasional jadi
masi dengan efisien dan kreatif, dapat beralasan wajib mendukung program tersebut dengan melak-
dengan logis dan dapat sampai pada kesimpulan sanakan kegiatan Lesson Study Berbasis SMPN 1
yang dapat dipercaya mengenai dunia. Sukorejo. Lesson Study Berbasis Sekolah telah
Salah satu aspek yang dapat dijadikan tolak dilaksanakan di SMPN 1 Sukorejo mulai tahun
ukur kemajuan suatu negara yaitu kemajuan di ajaran 2008/2009 hingga sekarang (2010/ 2011).
bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peran- Dalam program ini guru-guru SMPN 1 Sukorejo
an strategis dan memberikan kontribusi yang telah mendapatkan pengarahan, panduan, pelatihan
sangat besar dalam mengembangkan dan me- dan juga pendampingan dari Kepala Bidang
ningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan tentang kebijakan Dinas Pendidikan
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam men- Kabupaten Pasuruan dan Fasilitator JICA dalam
capai pembangunan yang adil, makmur dan sejah- kegiatan Workshop Lesson Study Berbasis Sekolah
tera. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya dan di SMPN 1 Sukorejo. Atas komitmennya dalam
melakukan terobosan baru di bidang pendidikan, melaksanakan LSBS, maka SMPN 1 Sukorejo
agar keterbelakangan bangsa Indonesia khususnya menjadi ‘wadah atau tempat belajar’ bagi pihak
di bidang pendidikan tidak semakin terpuruk. luar (guru, mahasiswa, pengawas, dosen baik dari
Seiring dengan perkembangan IPTEK, penge- pulau Jawa sendiri maupun dari Luar pulau jawa
tahuan guru harus selalu disegarkan. Kegiatan NTT/Minahasa) dalam melakukan penulisan yang
seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan terkait dengan pelaksanaan Lesson Study. Dari ta-
media untuk penyegaran guru baik materi subyek hun ke tahun implementasi Lesson Study di SMPN
maupun pedagogi. Sayangnya, tidak sedikit kepala 1 Sukorejo mengalami perkembangan. Hal ini
sekolah yang tidak mengijinkan guru untuk memberikan dampak positif bagi guru-guru dan
berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum memberikan kontribusi yang besar terhadap pe-
diskusi dalam kegiatan MGMP misalnya. Seharus- ningkatan pembelajaran khususnya di SMPN 1
nya kepala sekolah mendorong bahkan memfasili- Sukorejo (Hasil angket, 2009).
tasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan- Lesson Study yang didesain dengan baik akan
kegiatan ilmiah. menjadikan guru yang profesional dan inovatif.
Profesionalisme guru perlu terus ditingkatkan, Dalam meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun
salah satunya melalui kegiatan Lesson Study. 2005 pemerintah dan DPR RI telah mensahkan
Dalam upaya peningkatan SDM (Sumber Daya Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang
Manusia) khususnya guru tersebut, Kabupaten Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menun-
Pasuruan bekerjasama dengan FMIPA-UM dalam tut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan
proyek Sisttem-JICA mulai tahun 2006 mengkoor- pembinaan guru agar guru menjadi profesional.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 192


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Guru yang menyatakan dirinya profesional harus dan lebih lanjut, jika seseorang mampu mengga-
terus menerus meningkatkan layanan profesinya bungkan atau menghubungkan hal-hal yang berada
untuk meningkatkan kemaslahatan anak didiknya. di dalam lingkup konsep sehingga membentuk
Guru yang profesional selalu melakukan perbaik- suatu kesimpulan tertentu, berarti seseorang terse-
an-perbaikan, yakni dalam hal: perencanaan, pelak- but telah berpikir sintesis. Selanjutnya, jika seseo-
sanaan, dan evaluasi dalam proses pembelajaran. rang telah dapat memutuskan atau menyimpulkan
Kegiatan Lesson Study diharapkan mampu melatih suatu gejala sesuai dengan kriteria evaluative,
guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran berarti seseorang sudah berpikir pada tingkat
dengan baik, melakukan pemantauan terhadap evaluasi.
pembelajarannya dengan baik, mampu melakukan Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah
evaluasi/penilaian terhadap proses pembelajaran- (LSBS) di SMPN 1 Sukorejo merupakan salah satu
nya serta memiliki kemampuan berpikir kritis se- upaya/strategi yang diyakini mampu member-
hingga mampu memecahkan segala kendala yang dayakan keterampilan berpikir kritis guru, khusus-
terjadi di sekitarnya. nya guru-guru SMPN 1 Sukorejo. Berdasarkan
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa proses latar belakang tersebut maka dalam penulisan ini,
berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep penulis menggunakan lembar inventori keteram-
dalam diri seseorang. Proses berpikir tidak dapat pilan berpikir kritis berupa pertanyaan-pertanyaan
berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dengan jawaban terbuka seputar Implementasi
selalu dilatih. Ini pula yang menjadi alasan pen- Lesson Study dan pelaksanaanya di sekolah. Ada-
tingnya membelajarkan berpikir pada seseorang pun tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mem-
(guru dan peserta didik) di sekolah, karena proses berikan gambaran secara deskriptif tentang kete-
berpikir harus dilatih. Kemampuan berpikir tidak rampilan berpikir kritis guru-guru SMPN 1
berkembang dengan sendirinya sejalan dengan Sukorejo setelah menerapkan Lesson Study
pertambahan usia seseorang. Kemampuan berpikir Berbasis Sekolah (LSBS).
ini akan berkembang dengan baik apabila memang Dalam upaya memperoleh data yang akurat
sengaja dikembangkan. Kegiatan pembelajaran serta refleksi terhadap keterampilan berpikir kritis
yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik pada kegiatan lesson study berbasis sekolah yang
untuk mengembangkan kemampuan berpikir meru- dijadikan salah satu program unggulan Dinas
pakan faktor yang sangat penting. Penggunaan Pendidikan Kabupaten Pasuruan, penulis menye-
pendekatan, strategi, motode, serta teknik pembe- barkan lembar inventori keterampilan berpikir
lajaran yang tepat dan memang disengaja untuk kritis kepada seluruh guru-guru SMPN 1 Sukorejo
menumbuhkan kemampuan berpikir seseorang baik yang PNS maupun yang non PNS yang
merupakan tindakan yang dapat melatih kemam- terlibat kegiatan Lesson Study berbasis sekolah.
puan berpikir. Instrumen yang digunakan pada penulisan ini
Untuk melihat apakah seseorang memiliki yaitu: 1) inventori keterampilan berpikir kritis, 2)
kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari RPP, dan 3) lembar observasi LSBS. Kemudian
berbagai indikator. Popham (1995) menyebutkan data yang diperoleh dideskripsikan dan dianalisis
bahwa terdapat 6 (enam) tingkat berpikir yaitu secara statistik deskriptif, pengelompokan kategori
mengingat (knowledge), memahami (comprehen- nilai yang diperoleh dilakukan dengan mengguna-
sion), mengaplikasikan (aplication), menganalisis kan skala 5 dengan 5 kriteria diadaptasi dari peni-
(analysis), menerapkan (synthesis), dan mengeva- laian acuan patokan Universitas Negeri Malang
luasi (evaluation). Seseorang dikatakan berpikir (UM) Tahun 2006. Hasil lembar inventori keteram-
mengingat bila dapat menyebutkan definisi konsep pilan berpikir kritis selengkapnya dapat dilihat pada
tanpa memahami maknanya. Jika konsep tersebut Tabel 1.
ditanyakan kepada seseorang dan orang tersebut Dari hasil lembar inventori dapat dijabarkan
dapat menjelaskan dengan kalimat sendiri, berarti sebagai berikut: diketahui bahwa implementasi
orang tersebut termasuk dapat berpikir memahami. LSBS lebih mampu memberdayakan keterampilan
Bila seseorang dapat mengaplikasikan konsep yang berpikir kritis pada aspek mengingat dan meng-
sudah dipahami, berarti sudah berpikir aplikasi. aplikasikan yaitu sebesar 73,00, kemudian diikuti
Bila seseorang sudah dapat menguraikan hal-hal oleh aspek kemampuan menevaluasi sebesar 72,00,
yang terkait dengan konsep yang dipahami secara aspek mensintesis 68,00 dan aspek memahami dan
rinci, berarti orang tersebut sudah berpikir analisis, menganalisis sebesar 62,00. Rerata keterampilan

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 193


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

berpikir kritis guru-guru SMPN 1 Sukorejo sebesar waktu sesuai dengan implementasi di kelas, penen-
68,00 dengan kriteria baik. Keterampilan berpikir tuan media/sumber belajar, dan penentuan/pemilih-
kritis guru SMPN 1 Sukorejo selengkapnya dapat an strategi atau metode pembelajaran sehingga
dilihat pada Gambar 1. dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam
belajar.
Tabel 1. Hasil Inventori Keterampilan Berpikir
Kritis KESIMPULAN DAN SARAN

No Indikator Persentase Kategori Dari pembahasan mengenai Lesson Study


1 Mengingat 73.00 Baik untuk memberdayakan keterampilan berpikir kritis
2 Memahami 62.00 Sedang
di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
3 Mengaplikasikan 73.00 Baik
4 Menganalisis 62.00 Sedang Berpikir kritis pada prinsipnya adalah
5 Mensintesis 68.00 Baik kemampuan untuk menilai dan mengevaluasi suatu
6 Mengevaluasi 72.00 Baik argumen atau pernyataan yang diberikan dengan
cara menganalisis bukti-bukti yang mendukung
pernyataan tersebut, dan mengesampingkan asumsi
atau opini yang tidak didukung oleh bukti yang
kuat.
Berpikir kritis penting untuk dikembangkan
tidak hanya untuk peserta didik tapi guru juga
sehingga memiliki karakter berpikir saintifik yang
cocok dengan tuntutan pengembangan berpikir
kritis dan menuju perubahan sosial masyarakat
yang sangat penting.
Cara yang dilakukan untuk dapat mengem-
bangkan berpikir kritis untuk guru yaitu Salah.
satunya.dengan.Mengikuti Kegiatan Lesson.Study
Gambar 1. Hasil Inventori keterampilan (LSBS).
Berpikir Kritis Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS) di
SMPN 1 Sukorejo harus senantiasa terus dilaksa-
Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa nakan dan ditingkatkan, yaitu dengan melibatkan
implementasi LSBS di SMPN 1 Sukorejo yang para pakar pendidikan (dosen) sehingga guru-guru
bertujuan memberdayakan keterampilan berpikir lebih termotivasi dan mendapatkan pengetahuan
kritis pada semua indikator masih menunjukkan atau ide-ide baru terkait dengan penyusunan ren-
pada indikator kemampuan guru dalam hal meng- cana pelajaran. Dengan adanya keterlibatan dari
ingat dan mengaplikasikan yaitu sebesar 73.00. para pakar pendidikan, maka memudahkan guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam membuat perencanaan, melakukan peman-
oleh penulis terhadap Rencana Pelaksanaan Pem- tauan/monitoring terhadap pembelajaran, serta me-
belajaran (RPP) yang dibuat oleh guru-guru SMPN lakukan penilaian proses pembelajaran. Hal ini
1 Sukorejo diketahui bahwa guru-guru SMPN 1 nantinya akan lebih mampu memberdayakan ke-
Sukorejo telah mampu melakukan perencanaan mampuan berpikir kritis guru-guru SMPN 1 Suko-
pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rejo pada khususnya.
beberapa aspek, diantaranya: perencanaan alokasi

DAFTAR RUJUKAN

Dwiyogo, W.D. 2008. Pembelajaran Visioner. Bekasi: Popham, W. James. Classroom Assesment. What
media Visioner Teachers Need to Know. Boston: Allyn and
Moore, K.D. 2005. Effective Instructional Strategies Bacon.
From Theory to Practice. SAGE Publication: Sanjaya,.W. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi
Thousand Oaks. p: 325 Standar Proses pendidikan. Jakarta: kencana
Prenada media.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 194


PROSIDING SEMINAR NASIONAL LESSON STUDY 3
PERAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK
DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Schafersman, S.D. 1991. An Introduction To Critical http://www.freeinquiry.com/critical.thin


Thinking. http://www.proquest- king.html. Diakses tanggal 28 November
umi.com/pqdweb/critical_thinking, diakses 2008.
tanggal 29 November 2008 Sudrajat, A. 2008. Lesson Study untuk Meningkatkan
Schafers- Proses dan Hasil Pembelajaran. Artikel Diter-
mean,.S.D..1999..An.Introduction.to.Critical.Th bitkan Februari 22, 2008. Kurikulum dan Pem-
inking.. belajaran. Diakses 2 Desember 2008.

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, 9 Oktober 2010 195

You might also like