You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, kombinasi dari

hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa

seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari pesaingnya

(Kotler, 2003:575). Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, peran merek

akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak hanya cukup menawarkan

produk berkualitas tinggi untuk merebut konsumen, melainkan juga perlu

meningkatkan kekuatan mereknya di pasar.

Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan

merek produk, menarik minat konsumen terhadap merek produk dan mencuri

kesadaran konsumen atas produk atau jasa tersebut adalah melalui iklan. Fungsi

iklan selain promosi juga berfungsi menginformasikan suatu produk atau jasa dan

sebagai media mengingatkan konsumen terhadap suatu merek produk atau jasa.

Fenomena dewasa ini menunjukkan konsumen terlalu banyak disuguhi iklan.

Seperti terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur,

iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen, sehingga menumbuhkan sikap

terhadap iklan, merek, dan lain-lain. Sikap terhadap iklan mempengaruhi sikap

terhadap merek yang kemudian mempengaruhi pilihan merek. Pembentuk sikap

terhadap merek menurut Belch and Belch (2004:158) dipengaruhi secara langsung

oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek yaitu

Universitas Sumatera Utara


merupakan pernyaataan mental yang menilai positi atau negatif, bagus atau tidak,

suka atau tidak suka suatu produk (Assael, 2001 : 82).

Banyak konsumen atau audience yang tidak terlalu menyukai iklan atau

menghindari iklan. Ini dapat dibuktikan berdasarkan sebuah survey yang

dilakukan oleh LOWE (sebuah lembaga penelitian) Indonesia yang menunjukkan

bahwa sebanyak 53% pemirsa televisi di Indonesia mengganti saluran begitu

televisi memasuki tayangan iklan (Tempo, 2005). Situasi ini sangat tidak

diharapkan oleh perusahaan-perusahaan pengiklan yang selama ini mengandalkan

iklan televisi untuk mempromosikan produknya. Ini dapat mengakibatkan

berkurangnya minat dan kesadaran konsumen atas merek. Oleh karena itu

perusahaan pengiklan mulai melirik cara-cara lain dalam mempromosikan

produknya di luar iklan televisi tradisional, salah satunya adalah melalui Product

Placement.

Product placement merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh banyak

perusahaan pengiklan untuk menampilkan produknya dengan kesan bahwa

keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara

televise (Belch, 2004: 450). Pengertian lain Product Placement adalah sebuah

aktivitas komunikasi pemasaran dengan mempromosikan sebuah merek melalui

film, program-program TV, dan berbagai media entertainment lainnya. Tujuan

dari Product Placement ini adalah untuk menangkap “exposure” para penonton

sehingga merek tersebut secara sengaja mendapatkan perhatian dari penontonnya.

Product Placement tersebut terjadi karena adanya permasalahan yang dihadapi

iklan tersebut, salah satu alasannya adalah product placement mampu mengatasi

Universitas Sumatera Utara


zipping (audience mempercepat bagian iklan ketika menyaksikan tayangan ulang

film atau acara televisi dalam rekaman video) dan zapping (audience mengganti

saluran televisi untuk menghindari iklan) (Graw dan Hill, 2007:284).

Product placement bukan suatu hal yang asing lagi dalam dunia

pemasaran. Product placement kini telah tersebar dan muncul hampir di setiap

film dan program televisi. Product placement memberi pemasar cara-cara

alternatif untuk mengekpos merek produknya melalui suatu medium untuk

menerimanya. Oleh karena itu, kini semakin banyak perusahaan yang

mengiklankan produknya melalui product placement, karena pesan yang ingin

disampaikan lebih efektif dan langsung mengenai target audience yang

diharapkan (Graw dan Hill, 2007:286). Secara umum konsep ini hampir disebut

mirip dengan strategi sponsorship, namun hal yang membedakan adalah bahwa

keberadaan product placement tidak menyebutkan kata ‘sponsor’ dalam tampilan

film atau acara televisi yang diikutinya, karena tampil sebagai bagian dari acara

televisi tersebut. Tingginya kegiatan product placement dalam komunikasi merek

produk industri mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik di dalam

mempengaruhi sikap konsumen terhadap sebuah merek (Avery and Ferraro,

2000).

Product placement dipelopori oleh Lumiere bersaudara yang menampilkan

produk bermerek Lever Bros, yang sekarang dikenal sebagai Unilever, pada film-

film bisu di tahun 1890an. Mobil Buick dan kulkas General Electric banyak

digunakan sebagai property pada film-film Warner Bros di tahun 1920 hingga

1930 an. Jadi Product placement di Amerika bukanlah suatu hal yang baru.

Universitas Sumatera Utara


Produk- produk telah ditempatkan secara strategis dalam sebuah film dari seabad

yang lalu. Di Indonesia, perkembangan penggunaan product placement sudah

semakin sering terjadi. Misalnya, dalam film D’Bijis, yang pada beberapa scene

secara gamblang memperlihatkan beberapa produk seperti Class Mild atau Gery

Chocolate sebagai latar pada beberapa scene. Dalam film “Mengejar Mas-Mas”

menampilkan produk- produk seperti Ritz mesis coklat, Momogi, dan harian

kompas serta beberapa nama seperti Samsung, KFC, Lucky Strike.

Product placement juga banyak dijumpai dalam program ajang pencari

bakat yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi contohnya program Indonesian

idol 2007 dan Mamamia Show 2007 yang menampilkan beberapa produk yaitu

Wafer, Tango, Kacang Kayaking dalam acara TV Indonesian idol (RCTI) serta

Tolak Angin Tolak Angin Flu dan Pop Mie dalam acara TV Mamamia Show

(Indosiar), testimoni mengenai sebuah produk yang dibawakan oleh selebritis

yang beritanya ditayangkan dalam acara Insert (TransTV) yang menunjukkan

seolah-olah selebritis menggunakan produk tersebut, dan acara sulap Cinta (Juga)

Kuya yang menampilkan So Good. Contoh yang lain adalah product placement

yang ada pada program Take Me Out Indonesia (Indosiar), testimoni produk yang

dibawakan oleh para kontestan dan pembawa acaranya. Product Placement juga

tak luput dari siaran berita, yaitu siaran berita ” Apa Kabar Indonesia “ yang

ditayangkan di TV One. Produk – produk yang ditampilkan adalah biskuit

Malkis Roma, Kopi Enak, Mi Seedap. Produk ini ditempatkan diatas meja

presenter dan di munculkan di TV flash acara ini.

Universitas Sumatera Utara


Peran product placement begitu luas dalam berbagai media partisipasinya,

secara khusus peneliti membatasi penelitian ini hanya untuk meneliti pengaruh

product placement terhadap sikap audience atas merek dalam acara televisi saja.

Penelitian ini menggunakan acara televisi Take Me Out Indonesia sebagai media

yang dijadikan contoh studi kasus untuk mengaplikasikan product placement pada

acara televisi. Salah satu acara yang menampilkan banyak produk/merek yang

dibawakan oleh presenter dan para kontestan yang sudah mendapat pasangan.

Dengan promosi melalui product placement mau tidak mau penonton tentunya

akan melihat produk- produk yang ditampilkan. Produk atau merek yang sering

ditampilkan adalah Kacang Garuda, Gery Chocolatos, Mounte, E-Juss.

Kemunculan produk itu sendiri dapat membantu membangun jalan cerita acara

televisi tersebut.

Program TV Take Me Out Indonesia adalah sebuah program televisi yang

lisensinya dipegang Fremantle Media yang merupakan program acara perjodohan

(berformat game-show). Acara mirip kontak jodoh dan merupakan acara yang

menyedot banyak perhatian pemirsa televisi Indonesia. Di Indonesia Take Me Out

tayang di Indosiar. Ini merupakan penayangan pertama kalinya di Asia, tayangan

perdana 19 Juni 2009. Di sini para lajang usia 20 – 40 akan menemukan pasangan

hidupnya. Program Take Me Out sendiri hadir di indosiar selama satu jam, setiap

Jumat malam Pkl. 21.30 WIB dan retrun Setiap Sabtu, Pkl. 14.30 WIB dipandu

oleh Host yang dijuluki The Heartrob, Choky Sitohang dan Yuanita Christiani.

Peneliti memilih acara televisi Take Me Out Inonesia sebagai objek

penelitian, karena beberapa pertimbangan dan alasan pendukung, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1. Merupakan acara televisi yang mempunyai rating tertinggi sejak versi

pertamanya di munculkan (yang umumnya menjadi daya tarik pengiklan

karena menjadi gambaran singkat akan popularitas acara televisi tersebut)

Tabel 1.1
Program TV Terfavorit ABI 2009
NO 12 Program TV Favorit Votes
1 Take Me Out Indonesia (INDOSIAR) 22%
2 Opera Van Java (TRANS|7) 17%
3 Cinta Fitri Season 3 (SCTV) 13%
4 Playlist (SCTV) 12%
5 Mario Teguh : The Golden Ways (METROTV) 7%
6 Tawa Sutra Bisaa Ajaa (ANTV) 6%
7 Realigi (TRANSTV) 5%
8 Silet (RCTI) 5%
9 Gong Show (TRANSTV) 5%
10 Apa Kabar Indonesia Malam (TVONE) 3%
11 Djarum Indonesia Super League 2008-2009 (ANTV) 3%
12 Be A Man Angkatan II (GLOBALTV) 2%
Sumber:http://pangeran229.wordpress.com/thread/take-me-out-indonesia
2. Merupakan acara televisi dengan format mencari jodoh, yang banyak

diminati muda-mudi khususnya para mahasiswa.

3. Jumlah penonton yang besar (terkait dengan peran televisi sebagai media

yang paling luas jangkauannya).

4. Aktivitas Product Placement yang konsisten pada beberapa merek yang

ditampilkan setiap minggunya.

Komunikator pemasaran harus memiliki target audience yang jelas.

Pendengar (audience) dapat terdiri dari calon pembeli potensial atau pemakai

produk. Komunikator juga harus mengetahui karakteristik dari audiencenya. Ini

penting karena sikap seseorang terhadap suatu objek tergantung dari

keyakinannya, pengetahuan, perasaan dan niat. Salah satu target audience Take

Me Out Indonesia adalah mahasiswa, yang tidak terlepas dari pencarian pasangan

Universitas Sumatera Utara


hidup. Pada wawancara pra survey yang dilakukan pada Mahasiswa Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara dapat diperoleh bahwa dari 20 orang

mahasiswa, diketahui 17 orang menyukai acara Take Me Out Indonesia yang

ditayangkan oleh stasiun TV INDOSIAR mulai dari tayangan perdana sampai

sekarang, dan mengetahui keberadaan Product Placement (Kacang garuda,

Kacang Atom, Gery Chocolatos, Mountea, dan lain-lain, yang ditampilkan dalam

acara Take Me Out Indonesia. Pada penelitian ini merek produk yang dipilh

sebagai bahan penelitian adalah Gery Chocolathos, karena pada 17 orang yang

menyukai dan sering menonton acara TV Take Me Out Indonesia mengatakan

bahwa merek yang paling sering ditampilkan dalam acara TV Take Me Out

Indonesia adalah Gery Chocolatos. Mahsiswa Fakultas Sastra memberi respon

yang positif akan keberadaaan merek produk yang ditampilkan, karena

kemunculan produk itu sendiri merupakan bagian dari acara Take Me Out

Indonesia dan membantu membangun jalan cerita acara ini. Pada hasil pra survey

yang sudah dilakukan pada 20 orang mahasiswa, dimana 17 orang atau sekitar

85% menyenangi acara Take Me Out Indonesia dan menyadari keberadaan

Product Placement. Dengan ini penulis menyatakan Mahasiswa Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara layak menjadi responden untuk penelitian ini.

Berdasarkan alasan-alasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Product Placement terhadap Sikap

Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery

Chocoltos pada Acara TV Take Me Out Indonesia

Universitas Sumatera Utara


B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Product

Placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap Mahasiswa

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos

pada Acara TV Take Me Out Indonesia

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan,dalam hal ini merupakan hubungan antar variabel yang secara

logis diterangkan, dikembangkan, dan elaborasi dari perumusan masalah yang

telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur

(Kuncoro, 2003:44). Menurut Belch (2004:450) Product placement merupakan

suatu strategi yang dilakukan oleh banyak perusahaan pengiklan untuk

menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah-

olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi. Product placement

bertujuan untuk menangkap eksposur para penonton sehingga merek tersebut

secara sengaja mendapatkan perhatian dari penontonnya. Product Placement

sering sekali muncul di dalam cerita film dan acara televisi, sehingga para

audience mempunyai sikap tersendiri atas merek yang ditampilkan. Sikap atas

merek adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi

merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara

konsisten (Assael, 2001:282). Komponen sikap dibagi menjadi 3 kompenen yaitu:

Universitas Sumatera Utara


kognitif (kepercayaaan), afektif (evaluasi) dan konatif (tindakan). Maka ketiga

komponen sikap ini juga terdapat dalam sikap terhadap produk/merek (Assael,

2001: 283), yaitu:

1. Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran).

2. Brand evaluation adalah komponen afektif yang mewakili semua

evaluasi terhadap merek oleh konsumen. Kepercayaan terhadap

sesuatu merek adalah multi dimensional karena mewakili atribut merek

yang dipersepsikan konsumen.

3. Kecenderungan untuk bertindak adalah komponen konatif (tindakan)

dan pada umumnya komponen ini dengan melihat “ maksud untuk

membeli” dari seorang konsumen adalah penting dalam

mengembangkan strategi pemasaran.

Pengertian lain dari product placement adalah penempatan komersil yang

dilakukan melalui program media tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan

visibilitas sebuah merek atau produk dan jasa. Tingginya kegiatan product

placement dalam komunikasi merek produk industri mengindikasikan bahwa

pengiklan menggunakan teknik di dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap

sebuah merek (Avery and Ferraro, 2000). Dampak dari product placement ini

sangat nyata. Beberapa produsen yang melakukan product placement di acara TV

dan film mengatakan merek/produk mereka semakin luas dikenal dan semakin

diingat masyrakat. Sikap ini yang akan mengantar audience atau konsumen

melakukan pembelian. Sebagai contoh, pada acara TV “ Cinta (Juga) Kuya yang

menampilkan So Good di 13 episode acara ini, mengklaim bahwa sales So Good

Universitas Sumatera Utara


meningkat signifikan yaitu sekitar 150%. Pada penelitian ini, peneliti mengangkat

pengaruh Product placement terhadap sikap atas merek. Berdasarkan masalah

serta uraian diatas, maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Product placement (X) Sikap atas Merek (Y)


Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Belch dan Belch (2004: 157) dan Mowen (2001: 379) (diolah)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut: Terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan

antara Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery Chocolatos pada Acara TV

Take Me Out Indonesia

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Product Placement terhadap

Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek

Gery Chocolatos pada Acara TV Take Me Out Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian ini dapat sebagai sumbangan pemikiran kepada para

pemasar dalam mempromosikan produk- produknya dalam mengetahui

pengaruh product placement terhadap sikap audience atas merek

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dibangku

perkuliahan serta menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap

profesionalisme.

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan

dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metodologi Penelitian
1. Batasan Operasional

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah product placement (Variabel X)

dan sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery

Chocolatos (VariabelY)

2. Definisi Operasional Variabel

Pengertian definisini operasional yang akan diteliti merupakan suatu cara

mempermudah pengukuruan variabel penelitian. Selain itu juga bertujuan

untuk memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti. Defenisi

operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas ( X )

Varibel bebas dalam penelitian ini adalah Product Placement. Product

placement adalah sebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah

Universitas Sumatera Utara


produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa

keberadaan produk tersebut seolah-olah menjadi bagian dari cerita film

dan acara televisi. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 indikator,

yaitu:

1. Media yang digunakan

2. Pesan yang disampaikan melalui product placement

3. Daya tarik promosi menggunakan product placement

4. Paham terhadap product placement

b. Variabel terikat (Y)

Varibel terikat dalam penelitian ini adalah Sikap atas merek. Sikap atas

merek adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk

mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak

mendukung (negatif) secara konsisten. Sikap atas merek meliputi

komponen kognitif (kognisi) merek, afeksi (afektif) merek, konatif

merek.

1) Kognisi merek

Kognisi merek (kognitif) berhubungan dengan pengenalan,

pengetahuan dan kepercayaan atribut pada merek. Pada saat konsumen

menerima rangsangan sebuah iklan maka proses psikologi internal

akan bekerja yang dihubungkan dengan pengaktifan indera

2) Afeksi merek

Afektif memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap objek dan

atributnya atau emosi konsumen mengenai obyek sikap. Komponen

Universitas Sumatera Utara


afektif ini dapat beragan ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka

atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang.

3) Konatif merek

Konasi (konatif) berkenaan dengan untuk melakukan suatu tindakan

dan minat berkenaan dengan obyek sikap. Jadi komponen ini bukan

perilaku nyata, namun masih berupa keinginan untuk melakukan suatu

tindakan.

Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti

merumuskan variabel sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Pengertian Indikator Skala
ukur
Product Aktivitas komunikasi a. Media yang digunakan Likert
Placement (X) pemasaran dengan
mempromosikan sebuah b. Pesan yang
merek melalui film, disampaikan melalui
program-program TV, dan product placement
berbagai media
c. Daya tarik promosi
entertainment lainnya. menggunakan product
placement
d.Paham terhadap
product placement
Sikap atas Kecenderungan yang 1.Kognisi merek Likert
Merek (Y) dipelajari oleh konsumen a. Pengetahuan atribut
untuk mengevaluasi merek merek
dengan cara mendukung b. Pengenalan atibut
(positif) atau tidak merek
mendukung (negatif) c. Kepercayaan atibut
secara konsisten, yang merek
meliputi kognitif
(kepercayaa), afektif 2. Afektif merek
(evaluasi), konatif a. suka
(tindakan) b. bersimpatik
c. perhatian

3. Konatif merek
a. niat membeli
b. akan mengkonsumsi
Sumber: Belch(2004),mowen (2001) diolah peneliti

3.Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan penulis dalam proses pengelolaan data

adalah dengan menggunakan Skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat

setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai berbagai

pertanyaan mengenai perilaku, obyek, orang atau kejadian. Pada penelitian ini

responden memilih salah satu jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing

jawaban diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah

Universitas Sumatera Utara


ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsirkan sebagai posisi

responden dalam skala likert (Sugiyono, 2008:132)

Universitas Sumatera Utara


Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :
Sangat setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Kurang setuju : diberi skor 3
Tidak setuju : diberi skor 2
Sangat tidak setuju : diberi skor 1

4. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Waktu penelitia ini dari bulan Mei- Juni 2010.

5. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, dimana elemen adalah

unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Kuncoro,

2003:108). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas

Sastra, Universitas Sumatera Utara yang menonton acara TV Take Me Out

Indonesia.

a. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro, 2003:108). Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63)

alternatif formula yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel

pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:

n = jumlah sampel

Universitas Sumatera Utara


Zα = Z tabel dengan tingkat signifikan tertentu

P = proporsi populasi yang diharapkan memiliki karateristik tertentu

q = ( 1- p), Proporsi pupulasi yang diharapkan tidak memiliki krateristk

tertentu

d = tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi.

Berdasarkan hasil pra survey terhadap 20 orang mahasiswa Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara, diketahui 17 orang atau sekitar 85% memiliki

karateristik yang sesuai dengan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah Purposive sampling, yaitu mengambil sejumlah

responden yang memiliki kriteria tertentu. Kriteria sampel yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Menyenangi dan mengikuti acara Take Me Out Indonesia minimal 5 kali.

2. Menyadari dan mengetahui adanya Product Placement dalam acara Take

Me Out Indonesia.

Penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan

yang dapat ditoleransi sebesar 5 % adalah sebagai berikut:

85.15
n = (1,67) 2
52
= 142,2= 142 ( pembulatan)

Maka sampel dari penelitian ini adalah 142 orang responden.

Universitas Sumatera Utara


6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:

a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada
responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain diluar

tujuan penelitian ini. Analisis data sekunder yang relevan dengan topik

penelitian diambil melalui:

1. Studi kepustakaan buku-buku yang memberikan masukan teori

2. Penelitian terdahulu yang dipublikasikan melalui website

3. Jurnal-jurnal perilaku konsumen dan psikologi yang diperoleh dari

internet

7. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah:

a. Kuesioner
Daftar pertanyaan diberikan kepada Mahasiswa Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara yang telah ditetapkan menjadi sampel atau

responden penelitian.

b. Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data denga menggunakan data dari buku-buku dan

literatur yang berhubungan dengan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


8. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner). Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program

SPSS 15.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat kepercayaan alat

ukur. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala

yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel (Situmorang, 37:2008). Pengujian dilakukan

dengan program SPSS 15.0 for windows. Butir pertanyaan yang sudah

dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach

Alpha > 0,80 (Kuncoro, 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan

reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach

Alpha < 0,80 (Kuncoro, 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan

tidak reliabel.

Universitas Sumatera Utara


Uji validitas dan reabilitas akan dilakukan di pada 40 orang mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang pernah menonton acara

Take Me Out Indonesia minimal 5 kali

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif


Analisia deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,

menyajikan dan menginterprestasikan data sehingga diperoleh gambaran yang

jelas mengenai masalah yang sedang dihadapi dan hasil perhitungan.

b. Analisis Regresi Linier Sederhana


Metode analisis regresi linier sederhana berfungsi untuk mengetahui

pengaruh/hubungan anatara variabel bebas (product placement) dan variabel

terikat (sikap audience atas merek). Peneliti menggunakan bantuan program

software SPSS versi 15,0 untuk mendapatkan hasil yang lebih terarah. Rumus

perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y= a + bX+ e

Dimana:

Y = Sikap atas merek

X = Product placement

a = Nilai intercept (konstanta)

b1 = Koefisien arah regresi

e = Standar error

Universitas Sumatera Utara


c. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)


Uji - t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas (X) yaitu product Placement terhadap variabel bebas

Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek

Gery Chocolatos (Y).

Ha : b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (X) yaitu Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery Chocolatos

(Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 %

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5 %

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin

besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti

model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2

Universitas Sumatera Utara


semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan

pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu

variabel independen maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara

You might also like