You are on page 1of 34

Ê Ê

   


 Ê  
Konjungtiva dan kornea merupakan bagian mata yang mudah berhubungan
dengan dunia luar. Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis, yang bisa diakibatkan
oleh infeksi bakteri atau virus, dapat pula terjadi akibat asap, angin dan sinar kuat, selain
daripada alergi, demam dan penyakit lain. Konjugtivitis dapat mengakibatkan mata
merah, bengkak, sakit, panas, gatal, dan seperti kelilipan.
Penglihatan akan menurun bila terdapat suatu proses yang mengakibatkan media
penglihatan terganggu. Media penglihatan tersebut adalah kornea, cairan mata, lensa
mata, dan badan kaca.
Peradangan pada kornea disebut keratitis, yang merupakan kelainan akibat
terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan menyebabkan kornea menjadi
keruh, sehingga tajam penglihatan akan menurun. Keratitis selain disebabkan oleh
infeksi, dapat juga diakibatkan beberapa faktor lainnya, seperti mata yang kering,
keracunan obat, alergi atau konjungtivitis kronis.

Ê
  
Tujuan pembelajaran pada modul 4 blok 16 ini adalah mempelajari tentang reaksi
terhadap adanya kelainan yang terjadi pada mata manusia, khususnya dengan gejala mata
merah tanpa gannguan penglihatan, yang meliputi konjungtivitis akut, pterigium-
pterigium iritans, episkleritis-skleritis. Selain itu juga kita dapat mempelajari dari
diagnose bandingnya bahkan komplikasi dan gejala yang ditimbulkan. Modul 4 ini
digambarkan dengan jelas di skenario sehingga dapat mengarahkan ke learning objective
yang harus dicapai.

c
Ê Ê
Ê   


ë 
ë 
‘ |njeksio Konjungtiva : pelebaran pembuluh darah arteri konjungtiva posterior yang dapat
diakibatkan infeksi, trauma.
‘ Hiperlakrimasi : peningkatan sekresi dari glandula lakrimalis sebagai manifestasi
dari adanya infeksi, benda asing untuk fungsinya menmbersihkan
mata.

ë 
   
1.‘ Mengapa mata rio merah dan nyeri ?
2.‘ Mengapa ada kotoran yang lengket sehingga kelopak sulit di buka ?
3.‘ Mengapa penglihatannya silau ?
4.‘ Mengapa penglihatannya normal ?
5.‘ Mengapa dapat terjadi injeksio konjungtiva, secret purulen, hiperlakrimasi ?
6.‘ Bagaimana hubungan flu berat dengan keluhan ?
7.‘ Mengapa ketika bangun pagi matanya lengket (ada sekret) hubungan dg aktivitas tidur ?
8.‘ Bagaimana hubungan bermain sepak bola dengan mata merah ?
9.‘ Apa diagnose banding kasus tersebut ?

ë 
 

1.‘ Mata merah disebabkan oleh infeksi virus & bacteri, alergi, benda asing. Mekanisme
terjadinya mata merah :
î‘ Hiperemi Konjungtiva akibat bertambahnya asupan pembuluh darah.
î‘ Berkurangnya pengeluaran darah (misalnya pembendungan pembuluh darah).
î‘ Terjadi pelebaran arteri konjungtiva yg superficial.
î‘ Pecahnya satu dari kedua pembuluh darah [ tertimbun di bawah jaringan konjungtiva.


2.‘ Kotoran/secret yang lengket disebabkan oleh :
î‘ Peningkatan aktivitas sel-sel goblet pada konjungtiva bulbii oleh karena reaksi radang
akibat infeksi bakteri, mengingat secret yang dihasilkannya lengket serta purulen.

3.‘ Penglihatan silau disebabkan karena :


î‘ Sensitif terhadap cahaya yg bias disebabkan oleh :
‘Penyakit mata bangian Luar: Konjungtivitis, Keratitis
‘Penyakit mata bagian dalam : Katarak, Albini, Miopi
‘Sekret yang menutupi Kornea [ Silau

4.‘ Penglihatan Normal padahal mata terlihat merah menandakan tidak terjadi peradangan
atau defek yang mengenai bagian mata yang untuk refraksi (kornea, lensa, dan retina)

5.‘ |njectio konjungtiva, hiperlakrimasi, dan secret yang purulen terjadi karena adanya reaksi
radang, dimana reaksi radang akan mengakibatkan dilatasi pembuluh darah, peningkatan
aktivitas sel-sel goblet, serta menstimulasi produksi air mata.

6.‘ Hubungan flu berat dengan keluhan sekarang:


î‘ Vaya tahan tubuh menurun [ memudahkan infeksi sekunder.
î‘ Penyebaran infeksi bakteri. H.|nfluenza yg bisa secara langsung atau hematogen.
î‘ |nfeksi primer [ faringokonjungtivitis (biasanya karena adenovirus)

7.‘ Tidur [ kelopak menutup [ suhu mata menjadi sama dengan suhu tubuh [ baik untuk
pertumbuhan kuman saat radang [ secret menumpuk.
Jenis-jenis secret dapat membantu dalam menentukan penyebab terjadinya peradangan :
î‘ Serous: dikarenakan Alergi/virus
î‘ Purulen : Gonokok (N.gonoree)

Mata sulit dibuka bisa juga karena :


‘ Kelemahan Otot mata (petosis)
‘ Pseudoptosis (palpebra bengkak)

8.‘ Main Bola [ paparan debu dan benda asing [ menyebabkan iritasi mata [ kompensasi [
hiperlakrimasi

u
9.‘ Viagnose banding :
î‘Konjungtivitis akut
î‘Konjungtivitis bakteri
î‘Konjungtivitis virus
î‘Konjungtivitis dikarenakan benda asing
î‘Konjungtivitis Alergi

ë ë


a     
    

a       


       


     
 

      
  

   
  


  



 

        



     




¦
ë 

 !
1.‘Mengetahui anatomi dan fisiologi mata
2.‘Megetahui definisi, etiologi, patomekanisme, gejala klinik, diagnose dan penatalaksanaan
dari :
î‘ Mata merah, nyeri, hiperlakrimasi, penglihatan silau, sulit membuka mata, hipersekret,
edem kelopak mata.
î‘ Konjungtivitis akut : bakteri, dan virus.
î‘ Mata merah tanpa gangguan penglihatan dan tidak kotor.

ë " 
  
Setelah diskusi kelompok kecil yang pertama kami berusaha untuk mencari literature-
literature yang akan didiskusikan lagi pada diskusi kelompok kecil kedua. Selain untuk
menjelaskan learning objective, juga untuk menjawab pertanyaan yang mungkin belum
terjawab sepenuhnya.















Œ
ë #ë
 
     

     Ê
Fungsinya :
a.‘ memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior
b.‘ Mensekresi bagian berminyak dari lapisan film air mata
c.‘ Menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea
d.‘ Mencegah mata menjadi kering
e.‘ Memiliki pungta tempat air mata mengalir ke sistem drainase lakrimal
Kelopak mata terdiri dari :
a.‘ Suatu lapisan permukaan kulit
b.‘ Otot-otot orbikularis
c.‘ Suatu lapisan kolagen kuat (lempeng tarsal)
d.‘ Suatu lapisan epitel, konjungtiva, berlanjut sampai ke bola mata

Otot levator berjalan ke arah kelopak mata atas dan berinsersi pada lempeng tarsal.
Otot ini dipersarafi oleh saraf ketiga. Kerusakan pada saraf ini atau perubahan-perubahan
pada usia tua menyebabkan jatuhnya kelopak mata (ptosis). Suatu otot polos dasar yang
muncul dari permukaan profunda levator berinsersi pada lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi
oleh sistem saraf simpatis. Jika persarafan simpatis rusak (seperti pada sindrom Horner) akan
terjadi ptosis ringan.
Tepi kelopak mata adalah letak sambungan mukokutan. Sambungan ini mengandung
muara kelenjar minyak meibom yang terletak di lempeng tarsal. Kelenjar ini mensekresikan
komponen lipid dari film air mata. Vi medial, pada kelopak mata atas dan bawah, dua
pungtan kecil membentuk bagian awal sistem drainase lakrimal.
Sistem drainase lakrimal, air mata mengalir pungtan atas dan bawah dan kemudian ke dalam
sakus lakrimalis melalui kanalikuli atas dan bawah. Kanalikuli-kanalikuli membentuk
kanalikulus komunis sebelum memasuki sakus lakrimalis. Vuktus nasolakrimalis berjalan
dari sakus ke hidung. Kegagalan bagian distal duktus nasolakrimalis untuk membentuk
saluran sempurna pada saat lahir biasanya merupakan penyebab mata berair dan lengket pada
bayi. Vrainase air mata merupakan suatu proses aktif. Tiap kedipan kelopak mata membantu
memompa air mata melalui sistem ini.


½
Organon visus dibagi 3 bagian yaitu :
â‘Bulbus oculi ( bola mata)
â‘Nervus opticus
â‘Organon visus accesoria : otot mata, palbebra, apparatus lakrimaris, saraf dan pembuluh
darah.

Mata terletak 1/3 bagian depan rongga orbita. Viameternya kira-kira 24 mm. Bola mata
dibedakan menjadi dinding dan isi:
1.‘ Vinding bola mata dari luar ke dalam yaitu :
ù‘Tunica fibrosa : cornea dan sklera
ù‘Tunica vasculosa : iris, corpus ciliare dan choroidea
ù‘Tunica nervosa : retina
2.‘ |si bola mata
ù‘Humor aqueous
ù‘Lensa
ù‘'orpus ciliaris

£
Ê   
!" !# $ %
 

Kornea memiliki ketebalan 0,5 mm dan terdiri atas :
a.‘ ppitel, suatu lapisan skuamosa anterior yang menebal di perifer pada limbus dimana
lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva. Limbus mengandung sel germanitivum
atau sel stem.
b.‘ Stroma dari serabut kolagen, substansi dasar, dan fibroblas yang menjadi dasar kornea.
Bentuk serabut kolagen yang reguler dan diameternya yang kecil menyebabkan
transparansi kornea.
c.‘ pndotel, suatu lapisan tunggal dari sel yang tidak mengalami regenerasi yang secara
aktif memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol hidrasi dan transparansi
kornea.
Kornea terletak anterior dari tunica fibrosa, siftnya transparan. Kornea bersifat avaskular, dan
berfungsi sebagai :
m‘ pelindung bola mata
m‘ media refraksi

ë 
Terletak posterior tunica fibrosa.
a.‘ Terbentuk dari serabut kolagen yang saling berkaitan dengan lebar yang berbeda-beda,
terletak diatas substansi dasar dan dipertahankan oleh fibroblas.
b.‘ Ketebalannya bervariasi, 1 mm disekitar papil saraf optik dan 0,3 mm tepat di posterior
insersi otot.
Fungsinya ialah :
‘melindungi trauma
‘mempertahankan bentuk bola mata

!" & $"$ %


 
a.‘ Melekat di perifer pada bagian anterior korpus siliaris.
b.‘ Membentuk pupil dibagian tengahnya, suatu celah yang dapat berubah ukurannya
dengan kerja otot sfingter dan dilator untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke
mata.

è
c.‘ Memiliki lapisan batas anterior yang tersusun dari fibroblas dan kolagen serta stroma
seluler dimana otot sfingter terbenam didalamnya pada batas pupil.
d.‘ Terdapat lubang pada bagian medialnya yang disebut pupil. Fungsi dari pupil ialah
mengatur jumlah cahaya masuk mata.
e.‘ Valam iris terdapat stroma iris yang mengandung kolagen, vasa, saraf, sel-sel pigmen,
M. Sphinter pupillae, dan M. Vilatator pupillae.
‘ a    
  terletak dalam stroma iris, diinervasi saraf parasimpatis. Bila
muskulus ini kontraksi akan menyebabkan meyempitnya pupil (miosis).
‘ a     
  diinervasi oleh saraf simpatis. Bila muskulus ini kontaksi akan
menyebabkan dilatasi pupil (midriasis).

 ë  
Korpus siliaris terbagi menjadi tiga bagian, yakni :
c ‘   
a.‘ Terdiri dari otot polos yang tersusun dalam satu cincin yang menutupi prosesus
siliaris.
b.‘Vipersarafi oleh sistem parasimpatis melalui saraf kranialis ketiga.
c.‘ Bertanggungjawab untuk perubahan ketebalan dan kelengkungan lensa selama
akomodasi. Serabut zonula yang menyangga lensa mengalami penegangan selama
pengelihatan jauh. Kontraksi otot siliaris merelaksasi zonula ini dan menyebabkan
kelengkuangan lensa bertambah sehingga menambah kekuatan fraksinya.
 ‘  
  
Terdapat sekitar 70 prosesus siliaris radial yang tersusun dalam satu cincin disekitar
bilik posterior. Prosesus ini bertugas untuk mensekresi akueous humor.
a.‘ Tiap prosesus siliaris dibentuk oleh epitel dua lapis (lapisan berpigmen di bagian luar
dan lapisan tanpa pigmen di bagian dalam) dengan stroma vaskular.
b.‘Kapiler stroma berfenestrasi, sehingga konsistuen plasma dapat memasukinya.
c.‘ Taut erat antara sel-sel epitel tanpa pigmen menghasilkan suatu sawar yang
mencegah terjadinya difusi bebas ke bilik posterior. Taut erat ini penting untuk
sekresi aktif akueous oleh sel tanpa pigmen.
d.‘Sel epitel memperlihatkan banyak pelipatan ke dalam, yang secara bermakna
meningkatkan daerah permukaannya untuk transpor cairan dan bahan terlarut.

ÿ
u ‘    
a.‘ Pars plana terdiri dari stroma yang relatif avaskuler yang ditutupi oleh lapisan epitel
dua lapis.
b.‘|nsisi bedah dapat dibuat dengan aman melalui dinding sklera di daerah ini untuk
mendapatkan akses ke ruang vitreous.

Fungsi corpus ciliaris yaitu :


‘Menggantung lensa
‘Akomodasi (M. 'iliaris)
‘Produksi humor aqueuos

'  
a.‘ Vibentuk oleh arteriol, venula dan anyaman kapiler berfenestrasi yang padat.
b.‘ Melekat longgar sklera.
c.‘ Memiliki aliran darah yang banyak.
d.‘ Memberi nutrisi lapisan luar retina bagian dalam dan mungkin berperan dalam
homeostasis temperaturnya.
Membran dasarnya bersama dengan membran dasar epitel pigmen retina (pPR) membentk
membran Bruch yang aselular, yang berfungsi sebagai sawar difusi antara koroid dan retina.
Fungsi choroid adalah memberi nutrisi pada retina.

!"  '$ %


Ë

‘a 

 : daerah berwarna kuning pada retina terletak sebelah temporal discus
n.optici. Bagian tengahnya redapat J' " !$ yang fungsinya mengatur ketajaman
penglihatan.
‘ 
    : merupakan tempat masuknya arteri dan vena retina centralis.
Merupakan struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10 lapisan terpisah, terdiri
dari fotoreseptor (sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapi diantaranya (sel
ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Bertanggung jawab untuk melepas
cahaya menjadi sinyal listrik. |ntegrasi awal dari sinyal-sinyal ini juga dilakukan oleh
retina.



c
Reseptor pada retina ada dua yaitu :
‘   , berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih dan penglihatan dalam gelap.
‘ 

, berfungsi untuk penglihatan warna dan penglihatan terang.

Lapisan-lapisan retina dari luar ke dalam adalah :


a.‘ lapisan pigmen
b.‘ lapisan batang dan kerucut yang menonjol pada lapisan pigmen
c.‘ membran pembatas luar
d.‘ lapisan inti luar yang mengandung badan sel batang dan kerucut
e.‘ lapisan pleksiform luar
f.‘ lapisan inti dalam
g.‘ lapisan pleksiform dalam
h.‘ lapisan ganglionik
i.‘ lapisan serabut saraf optik
j.‘ membran pembatas dalam

Sesudah cahaya melewati susunan lensa mata dan humor vitreus, cahaya memasuki
retina dari sebelah dalam dan berakhir di lapisan batang dan kerucut yang ada di sisi luar
retina.
Vibagian tengah retina ada suatu daerah yang kecil yang disebut fovea. Fovea
berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci. Vi bagian tengah fovea terdapat fovea sentralis
(terdiri dari sel-sel kerucut yang mendeteksi lebih rinci bayangan visual). Vi bagian ini
pembuluh darah, sel ganglion, lapisan sel inti dalam dan lapisan pleksiform terletak tersebar
di satu sisi.
Segmen luar kerucut berbentuk meruncing. Sel batang biasanya lebih pipih dan lebih
penjang daripada kerucut. Namun, hal sebaliknya terjadi pada bagian perifer retina. Vi sini
sel batang berdiameter 2-5 mikrometer, sedang sel kerucut 5-8 mikrometer.

pmpat segmen fungsional utama sel batang dan kerucut adalah :


a.‘ 
: ditemukan fotokimiawi peka cahaya. Valam sel batang ada rodopsin dan
dalam sel kerucut ada pigmen warna. Valam sel kerucut ada piringan piringan yang
merupakan suatu susunan lipatan dari membran sel. Hal ini juga ditemukan pada basis
sel batang namun semakin kearah ujung sel batang maka piringan akan terpisah dari
membran.

cc
b.‘    : mengandung sitoplasma sel dan organela sitoplasmik  yang paling
penting adalah mitokondria (menyediakan energi).
 ‘ 
 

d.‘ Ê    : merupakan bagian sel batang dan kerucut yang berhubungan dengan
sel neuron berikutnya, yakni sel horisontal dan sel bipolar.

Pigmen hitam melanin dalam lapisan pigemn mencegah pantulan cahaya dari bagian
lengkung bola mata. Tanpa pigmen ini, cahaya akan dipantulkan ke semua jurusan dalam
bola mata dan menyebabkan kekacauan penyinaran di retina sehingga tidak menimbulkan
kontras titik gelap dan terang yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan yang tepat.
Lapisan pigmen juga menyimpan vitamin A yang akan mengalami pertukaran keluar masuk
melewati membran segmen luar sel batang dan sel kerucut. Vitamin A merupakan prekursor
bagi pigmen fotosensitif.
Perdarahan nutrisi untuk lapisan dalam retina berasal dari arteri retina sentralis yang
masuk bagian dalam mata bersama saraf optik dan selanjutnya bercabang untuk mensuplai
seluruh permukaan dalam retina.
Lapisan luar retina melekat pada koroid, yang merupakan jaringan kaya pembuluh
darah di antara retiina dan sklera. Lapisan luar retina (segmen luar sel batang dan sel kerucut)
bergantung dari difusi pembuluh darah koroid untuk nutrisinya (oksigen)

Terdapat empat neuron pada retina :


a.‘     , menjalarkan sinyal secara horizontal apada lapisan fleksiform luar dari
sel batang dan sel kerucut ke sel bipolar.
b.‘    , menjalarkan sinyal vertikal dari sel batang, kerucut, dan sel horizontal ke
pleksiform dalam.
c.‘     , menjalarkan sinyal dalam dua arah, baik secara langsung darii sel bipolar
ke sel gaglion atau secar horizontal dalam lapisan pleksiform daalm dari akson sel
bipolar ke dendrit sel ganglion atau amakrin lainnya.
d.‘    , Menjalarkan sinyal keluar dari retina melalui saraf optik ke dalam otak.







c
Ê   
$ 
a.‘ Merupakan elemen refraktif terpenting kedua pada mata ; kornea dengan film air
matanya merupakan elemen terpenting pertama.
b.‘ Bertumbuh sepanjang hidup.
c.‘ Visangga oleh serabut zonula yang berjalan diantara korpus siliaris dan kapsul lensa.
d.‘ Terdiri dari kapsul kolagen dibagian luar yang dibawah bagian anteriornya terletak
lapisan sel epitel satu lapis. Ke arah ekuator epitel menghasilkan serabut lensa.

Serabut zonula mentransmisikan perubahan pada otot siliaris sehingga memungkinkan


lensa mengubah bentuk dan kekuatan refraksinya.
Serabut lensa merupakan bagian besar massa lensa. Serabut ini merupakan sel
memanjang yang tersusun dalam lapisan-lapisan yang melengkung si ejuator lensa. Serabut-
serabut ini bertemu dianterior dan posterior untuk menembus surtura lensa. Vengan
pertambahan usia, serabut yang letaknya didalam kehilangan nucleus dan organel
intraselulernya.
Serabut yang usianya tertua ditemukan disentral dan membentuk nukleus lensa;
serabut perifer menyusun korteks lensa.
|ndeks refraksi lensa yang tinggi berasal dari kandungan protein yang tinggi dari
serabut lensa.

(  )$
Merupakan cairan yang mengalir bebas, secara terus-menerus dibentuk dan
reabsorbsi. Vibentuk di processus siliaris, diproduksi rata-rata 2-3 ml tiap menit. Aliarn
humor aqueuos dari canera okuli posterior mengalir melalui pupil ke camera okuli anterior.
Vari sini, cairan mengalir ke bagian depan lensa dan ke dalam sudut antara kornea dan iris [
melalui retikulum trabekula [ masuk ke kanalis schlemm [ dialirkan ke vena ekstraokular /
vena ciliare.
Kanalis schlemm : suatu saluran venosa di batas antara iris dan kornea.

( &! $


Bersifat bening dan transparan. Tidak memiliki pembuluh darah, terdapat asam
hialuronat. Humor vitreus terletak di belakanvg lensa dan di depan retina.

cu
    

Mata, organ yang mengandung reseptor penglihatan, menyediakan visi, dengan
bantuan dari organ aksesori. Organ aksesori ini mengandung kelopak mata dan apparus
lakrimal, yang mana melindungi mata dan seperangkat otot ekstrinsik yang mana
menggerakkan mata.
Lapisan pelindung luar bola mata yaitu sklera, dimodifikasi di bagian anterior untuk
membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkas sinar yang akan masuk ke
mata. Vi bagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan yang mengandung banyak pembuluh
darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata.
Kornea adalah transparan, berbentuk kubah jendela yang menutupi bagian depan dari mata.
|tu sangat kuat membelokkan permukaan, menyediakan 2/3 kekuatan focus mata. Seperti
kristal pada arloji yang memberikan kita jendela yang jelas untuk melihat. Karena tidak ada
aliran darah dalam kornea, itu jelas normal dan mempunyai permukaan yang berkilau.
Kornea sangat sensitif ± terdapat banyak ujung saraf dalam kornea dibandingkan dimanapun
selain di badan. Kornea orang dewasa tebalnya hanya ½ millimeter dan terdiri atas lima
lapisan : epithelium, selaput bowman, stroma, selaput descement dan endothelium.
ppithelium adalah lapisan sel yang melindungi permukaan kornea. Hanya sekitar 5-6
lapisan sel tebal dan terjadi regenerasi dengan cepat ketika kornea mengalami cedera. Selaput
bowman berada dibawah epithelium karena lapisan ini sangat liat dan susah untuk melakukan
penetrasi, selaput bowman melindungi kornea dari cedera. Stroma merupakan lapisan paling
tebal dan berada dibawah selaput bowman. Terdiri dari sedikit serat kolagen yang mengalir
paralel satu sama lain. Bentuk khusus ini dari serat kolagen memberikan kornea kejelasan.
Selaput descement berada diantara stroma dan endothelium hanya berada dibawah descement
dan hanya satu lapisan sel yang tebal. Lapisan ini memompa air dari kornea dan menjaganya
tetap bersih. Jika terjadi kerusakan atau penyakit, sel ini tidak akan melakukan regenerasi.
Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang difiksasi ligamentum
sirkular lensa (zonula zinii). Zonula melekat dibagian anterior koroid yang menebal yang
disebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung serat-serat otot melingkar dan
longitudinal yang melekat dekat dengan batas korneosklera. Vi depan lensa terdapat iris yang
berpigmen dan tidak tembus pandang, yaitu bagian mata yang berwarna. |ris mengandung
serat-serat otot sirkular yang menciutkan dan serat-serat radial yang melebarkan pupil.
Perubahan garis tengah pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai lima kali lipat dari
jumlah cahaya yang mencapai retina. Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh


zat gelatinosa jernih yang disebut korpus vitreous. Aqueous humor, suatu cairan jernih yang
memberi makan kornea dan lensa, dihasilkan dikorpus siliaris melalui proses difusi dan
transport aktif dari plasma. 'airan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli
anterior (ruang anterior mata). Valam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui
jaringan trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemm, suatu saluran antara iris dan kornea.
Lapangan penglihatan, ketika kedua mata menatap sebuah objek, gambar difokuskan
bersersesuaian dengan bagian tiap retina. Lapangan kiri penglihatan , di sini adalah biru,
difokuskan pada sebelah kanan tiap retina; tetapi pesan yang berupa gambar difokuskan pada
bagian yang berbeda dari tiap retina relatif ke hidung. Lapangan penglihatan sebelah kiri
difokuskan pada retina kiri pada sisi yang paling dekat dengan hidung ± bagian nasal, tetapi
difokuskan pada retina kanan pada sisi terjauh dari hidung ± bagian temporal.
Menggabungkan ³lapangan penglihatan´ kedalam penuh dengan arti yang melibatkan
proses pindah silang pada optik chiasma.. serabut optik dari bagian nasal dari pindah silang
tiap retina dan mengikuti serabut dari bagian tiap retina pada sisi berlawanan. Gabungan
serabut dari bidang optik. Begitu bidang optik kiri mengandung impuls gambar dari lapangan
penglihatan kanan dan bidang optik kanan mengandung ini dari lapangan penglihatan. Sinaps
pada kiri/kanan thalamus, serabut dilanjutkan sebagai radiasi optik ke akhir dari korteks
kanan dan kiri lobus occipitalis. Lokasi luka pada bagian penglihatan menentukan hasil cacat
penglihatan. Sebagai contoh, destruksi saraf penglihatan menghasilkan kebutaan pada kedua
mata. Kehilangan seluruh radiasi optik kanan, contohnya bisa terjadi pada stroke, penglihatan
terhalang dari lapangan penglihatan kiri dan vice versa.
Pergerakan mata, enam otot berdempet ke sklera mengendalikan pergerakan mata
dalam orbit. pnam otot ini diatur oleh saraf kranial ||| (okulomotor), |V (trochlear) dan V|
(abducens).
Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial
1. Rektus superior Ke atas Okulomotor (|||)
2. Rektus inferior Ke bawah Okulomotor (|||)
3. Rektus medialis Ke dalam arah hidung Okulomotor (|||)
4. Rektus lateralis Jauh dari hidung Abducens (V|)
5. Oblique superior Ke bawah dan masuk Trochlear (|V)
6. Oblique inferior Ke atas dan keluar Okulomotor (|||)


Gangguan pergerakan mata dapat mnyebabkan gambar gagal difokuskan pada bagian
bersesuaian dari retina, ini menghasilkan penglihatan ganda (diplopia). Atau sama dalam
kasus paralysis satu mata tidak dapat menetapkan semua object, dihasilkan dalam monocular,
dari pada binocular, penglihatan.
Ketika cahaya bersinar pada satu mata, kedua pupil berkontriksi , konstriksi ini adalah
refleks cahaya pupil. optik atau saraf kranial || terdiri dari 80% visual dan serabut pupil
afferent. 'ahaya impuls ke dalam mata menyebabkan retina menyebarkan impuls ke saraf
optik, bidang optik, otak tengah, dan korteks visual dari lobus occipitalis. |ni adalah otot
afferent dari refleks cahaya. Vi otak tengah, serabut pupil menyebarkan dan disebarkan
dengan serabut silang ke depan nucleus p  dari okulomotor, atau saraf kranial
|||. Beberapa serabut tinggal pada sisi yang sama. Saraf kranial ketiga adalah otot efferent,
yang mana berangkat melalui badan ciliary ke otot sphincts dari iris yang menyebabkannya
berkontraksi. pfek langsungnya adalah konstriksi dari pupil mata bagian atas yang mana
cahaya bersinar. Refleks dekat terjadi ketika pelaku melihat jarak dekat. Ada tiga bagian dari
refleks dekat yakni akomodasi, menyebarkan, dan konstriksi pupil. akomodasi didefenisikan
sebagai fokus dekat dari mata yang mana diakibatkan oleh peningkatan kekuatan lensa oleh
kontraksi dari otot ciliary, di inerfasi oleh saraf kranial |||.
Reseptor, setiap sel batang dan kerucut dibagi menjadi segmen luar, segmen dalam yang
mengandung inti-inti reseptor dan daerah sinaps. Segmen luar adalah modifikasi silia dan
merupakan tumpukan teratur sakulus atau lempeng dari membrane. Sakulus dan membrane
ini mengandung senyawa-senyawa peka cahaya yang bereaksi terhadap cahaya dan mampu
membangkitkan potensial aksi di jaras penglihatan . segmen luar sel batang selalu
diperbaharui oleh pembentukan lempeng-lempeng baru ditepbagian dalam segmen dsan
proses fagositosis lempeng tua serta dari ujung luar oleh sel-sel eptel berpigmen.
Fotoreseptor terdiri atas dua jenis sel, yaitu koni (kerucut) dan basillli (batang). Sel
basilli yang lebih banyak, berfungsi untuk melihat dalam cahaya remang-remang, tidak untuk
melihat warna. Koni berfungsi untuk melihat cahaya terang dan warna. Lateral terhadap
bintik buta terdapat daerah lonjong disebut macula lutea, demgam cekungan kecil dipusatnya
yang disebut fovea sentralis. Fovea sentralis hanya mengandung koni; macula mengandung
kebanyakan koni, yang makin berkurang kea rah perifer. Retina perifer hanya mengandung
basilli. Agar melihat jelas, berkas cahaya harus jatuh tepat pada fovea sentralis, yang
besarnya hanya seujubg jarum pentul.
Semua bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya untuk mencapai retina
disebut media refraksi, yaitu kornea, lensa dan korpus vitreous. Mata normal akan

membiaskan cahaya yang memasuki mata sedemikian rupa sehingga bayangannya tepat jatuh
tepat di retina, di fovea sentralis.
Mekanisme pembentukan bayangan. Mata mengubah energi dalam spekturm yang
dapat dilihat menjadi potensial aksi di nervus optikus. Panjang gelombang cahaya yang dapat
dilihat berkisar dari 397 nm sampai 723 nm. Bayangan benda di sekitar difokuskan di retina.
Berkas cahaya yang mencapai retina akan mencetuskan potensial didalam sel kerucut dan
batang. |mpuls yang timbul di retina dihantarkan ke korteks serebrum, untuk dapat
menimbulkan kesan penglihatan.
Vaya akomodasi , biula m. siliaris dalam keadaan istirahat, berkas sinar paralel yang
jatuh dimata yang optiknya normal (emetropia) akan difokuskan ke retina. Selama relaksasi
ini dipertahankan, maka berkas sinar dari benda yang kurang dari 6 m akan difokuskan di
belakang retina dan akibatnya benda tersebut akan nampak kabur. proses meningkatnya
kelengkungan lensa disebut akomodasi. Pada keadaan istirahat, ketegangan lensa
dipertahankan oleh tarikan ligamentum lensa. Karena bahan lensa mudah dibentuk dan
kelenturan kapsul lensa cukup tinggi, lensa dapat ditarik menjadi gepeng. Bila pandangan
diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal ini mengurangi jarak
antara tepi-tepi korpus siliaris dan melemaskan ligamentum lensa, sehingga lensa membentuk
mengerut membentuk benda yang lebih cembung. Pada orang berusia muda bentuk ini dapat
meningkatkan daya bias mata hingga 12 dioptri.
Selain akomodasi, terjadi konvergensi sumbu penglihatan dan konstriksi pupil bila
seseorang melihat benda yang dekat. Respon 3 bagian ini : akomodasi, konvergensi, sumbu
penglihatan, dan kontriksi pupil disebut respon melihat dekat.
Gangguan umum pada mekanisme pembentukan bayangan, pada beberapa orang, bola
mata berukuran lebih pendek daripada normal dan sinar yang sejajar difokuskan dibelakang
retina. Kelainan ini disebut hiperopia atau penglihatan jauh. Akomodasi yang terus menerus,
bahkan sewaktu melihat benda jauh dapat sedikit mengkompensasi kelainan, tetapi kerja otot
yang terus menerus akan melelahkan dan dapat menimbulkan nyeri kepala dan penglihatan
kabur. Konvergensi sumbu penglihatan yang terus menerus yang disertai akomodasi akhirnya
dapat menimbulkan juling (strabismus), kelainan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan
kacamata dengan lensa konveks, yang membantu daya bias mata dalam memperpendek jarak
fokus. Pada miopia (penglihatan dekat), garis tengah antero posterior bola mata terlalu
panjang. Miopia bersifat genetik. Pada orang berusia muda aktivitas pekerjaan yang berkaitan
dengan benda-benda dekat, misalnya belajar dapat mempercepat timbulnya miopia. Kelainan
ini dapat diatasi dengan kacamata lensa bikonkaf, yang membuat berkas cahaya sejajar

sedikit berdivergensi sebelum masuk ke mata. Astigmatisme adalah keadaan yang sering
dijumpai dengan kelengkungan kornea tidak merata. Bila kelengkungan disatu meridian
berbeda dengan kelengkungan dimeridian lain, berkas cahaya di meridian tersebut akan
dibiaskan ke fokus yang berbeda.yang kurang dari 6 meter akan difokuskan di belakang
retina dan akibatnya benda tersebut tampak kabur.


























   

Mata merah merupakan keluhan penderita yang sering kita dengar. Keluhan ini timbul
akibat terjadinya perubahan warna bola mata yang sebelumnya berwarna putih enjadi warna
merah.
Pada mata normal sklera terlihat berwarna putihkarena sklera dapat terlihat melalui
bagian konjugtiva dan kapsul tenon yang tipis dan tembus sinar. Hiperemia konjungtiva
terjadi akibat bertambahnya asipan pembuluh darah ataupun berkurangnya pengeluaran darah
seperti pada pembendungan pembuluh darah. Bila terjadi pelebaran pembuluh darah
konjungtiva atau episkleraatau perdarahan antarakonjungtiva dan sklera maka akanterlihat
warna merahpada mata yang sebelumnya berwarna putih.
Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada
peradangan mata akut, misalnya: konjungtivitis, keratitis, atau iridoskilitis. Pada
keratitis,pleksus arterikonjungtiva permukaan melebar, sedang pembuluh daraharteri
perikornea yang letak lebih dalam akan melebarpada iritis dan glaukoma akut kongestif. Pada
konjungtivitis di mana pembuluh darah superfisial melebar, maka bila diberi efineprin
topikanakan terjadi vasokonstriksi sehingga mata akan kembali putih.

Pada konjuntiva terdapat pembuluh darah :


â‘Arteri konjungtiva posterior yang memperdarahi konjuntivabulbi
â‘Arteri siliaris anterior atau episklera yang memberikan cabang:
m‘ Arteri episklera masuk kedalam bola mata dan arteri siliar posterior longus
bergabung membentuk arteri sirkular mayor atau pleksus siliar, yang akan
memperdarahi iris dan badan siliar.
m‘ Arteriperikornea, yang memperdarahi kornea.
m‘ Arteri episklera yang terletak di atas sklera,merupakan bagian arteri siliar anterior
yang memberikan perdarahan ke dalam bolamata.
Apabila terjadi pelebaran/vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah di atas maka akan
terjadi mata merah. Selain melebarnya pembuluh darah, mata merah juga dapat terjadi akibat
pecahnnya salah satu dari kedua pembuluh darah di atas dan darah tertimbun di bawah
jaringan konjungtiva. Keadaan ini disebut sebagai perdarahan subkonjungtiva.




cÿ
**& 

Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtival ini
dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva.
|njeksi konjungtival mempunyai sifat :
î‘ Mudah digerakan dari dasarnya. Hal ini disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat
secara longgar paad konjungtiva bulbi yang mudah dilepas dari dasarnya sklera.
î‘ Pada radang konjungtiva pembuluh darah ini terutama didapatkan di daerah forniks.
î‘ „Kuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya dari bagian
perifer atau artri siliar anterior.
î‘ Berwarna pembuluh darah merah yang segar.
î‘ Vengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan lenyap sementara.
î‘ Gatal, tidak ada fotopobia, pupil ukuran normal dengan reaksi normal.


  

Hiperlakrimasi merupakan keluhan yang sering ditemukan pada kelainan mata.
ptiologi terjadinya ada beberapa, yakni :
m‘ Primer : obstruksi duktus lakrimalis
m‘ Sekunder : psikogenik, adanya benda asing.
Hiperlakrimasi dapat ditemukan pada blefritis, konjungtivitis, keratitis, skleritis,
trauma mata, mata kerig, trikiasis, enteropoin, lagoftalmus dan pada setiap keadaan
konjungtiva seperti radang, alergi, jaringan ikat, kalazion dan terkena benda asing.


Ê  +

|ni merupakan keadaan tidak tahan atau terlalu sensitifnya mata terhadap cahaya,
mudah silau disertai dengan rasa nyeri/sakit. Keluhan ini terdapat pada radang mata luar
(konjungtivitis dan keratitis) radang mata dalam atau uveitisdan kelainan mata lainnya seperti
rangsangan pada kornea, migren, rangsangan saraf trigeminus, edema kornea, katarak,
psikogenik, neuritis retrobulbar,midriasis pupil, aniridia, miopia, albino, glaukomakongenital,
eksotropia, buta warna total dan kekeruhan kornea.sering ditemukan pada pasien campak dan
meningitis.


          ,
Ê  

*&Ê 
Suatu konjungtivitis yang disebabkan bakteri dapat saja akibat infeksi 
,

,   


,  
 
 ,   
 , dan p 
  Konjungtivitis bakteri ini mudah menular.
Gejala yang ditimbulkan antara lain secret mukopurulen dan purulen, kemosis
konjungtiva, edema kelopak, kadang disertai keratitis dan blefaritis. Terdapat papil pada
konjungtiva dan mata merah.

$%&$'(ë)*Ë+&Ë&*$
Konjungtivitis bakteri akut disebabkan  
,    
   ,

 ,   , dan  
.Gambaran klinis berupa konjungtivitis
mukopurulen dan konjungtivitis purulen.Selain itu hiperemi konjungtiva, edema kelopak,
serta papil dan kornea yang jernih.Meskipun perjalanan penyakitnya akut, tetapi dapat
berubah menjadi kronik.
Pada konjungtivitis bakteri sebaiknyaq dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dan
jika ditemukan kuman penyebab maka pengobatannya disesuaikan dengan kuman yang
ditemukan.
Pengobatan sebelum pemeriksaan mikrobiologik biasanya diberikan antibiotic tunggal
seperti neosporin, basitrasin, gentamisin, kloramfenikol, tobramisin, eritromisisn dan
sulfa.Bila pengobatan tidak memberikan hasil setelah 3-5 hari, maka pengobatan dihentikan
dan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.
Apabila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, maka diberikan antibiotic
spectrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4-5 kali sehari.Salep mata
sebaiknya dipakai sebelum tidur (sulfasetamid 10-15% atau kloramfenikol).Apabila tidak
sembuh dalam satu minggu, sebaiknya lakukan pemeriksaan resistensi dan pemeriksaan
duktus nasolakrimalis untuk memeriksa adanya obstruksi atau defisiensi air mata.





c
$%&$'(ë'$Ë*
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai
dengan secret purulen.Gonokokus merupakan kuman yang sangat pathogen, virulen dan
bersifat invasive sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat.
Pada neonates, infeksi konjungtiva terjadi saat berada pada jalan lahir, sedangkan
pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut.
Vi klinik, penyakit ini bisa berupa     
 (bayi berusia 1-3 hari),
!
  
 (usia lebih dari 10 hari) dan !
  

.
Pada oftalmia neonatorum, terdapat secret purulen padat dengan masa inkubasi antara 12 jam
sampai 5 hari, disertai perdarahan subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik. Pada orang
dewasa terdapat 3 stadium, yaitu infiltrative, supuratif dan resolusi.
Pada stadium infiltrative ditemukan kelopak dan konjungtiva yang kaku disertai rasa
sakit pada perabaan.Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar dibuka.Terdapat
pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva bulbi merah, kemotik
dan menebal.Pada orang dewasa selaput konjungtivalebih bengkak dan menonjol dengan
gambaran spesifik gonore dewasa.Selain itu, terdapat pula tanda-tanda infeksi umum.Pada
umumnya menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki
didahului pada mata kanannya.
Pada stadium supuratif terdapat secret yang kental.Pada bayi biasanya mengenai
kedua mata dengan secret kuning kental.Kadang secret dapat berupa serous yang kemudian
menjadi kental dan purulen.Berbeda dengan oftalmia neonatorum, pada orang dewasa secret
tidak terlalu kental.Selain itu terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin
pada permukaan konjungtiva.
Pada orang dewasa penyakit ini biasanya berlangsung selama 6 minggu dan tidak
jarang ditemukan pembesaran disertai rasa sakit kelenjar periaurikula.
Viagnosis pasti penyakit ini adalah pemeriksaan secret dengan pewarnaan metilen
biru dimana akan terlihat diplokokus di dalam sel leukosit. Vengan pewarnaan gram akan
terdapat sel intraseluler atau ekstraseluler dengan sifat gram negative. Pemeriksaan
sensitivitas juga bisa dilakukan pada agar darah dan coklat.
Pengobatan segera dimulai bila terlihat pada pewarnaan gram positif diplokokus
batang intraseluler dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore.Pasien dirawat dan diberi
pengobatan dengan penisilin salep dan suntikan, pada bayi diberikan 50.000„/kgBB selama 7
hari.


Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan garam
fisiologik setiap ¼ jam. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam. Penisilin tetes mata
dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1 menit
sampai 30 menit.Kemudian salep diberikan setiap 5 menit sampai 30 menit. Visusul
pemberian salep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
Pada stadium penyembuhan (resolusi) semua gejala sangat berkurang.Pengobatan
dihentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali
berturut-turut negative.
Penyulit yang dapat terjadi adalah tukak kornea marginal terutama di bagian atas yang
sering berbentu cincin.Tukak ini mudah perforasi akibat adanya daya lisis kuman
gonokokus.Pada anak-anak sering terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering pula
terjadi perforasi kornea.Perforasi kornea dapat mengakibatkan endoftalmitis dan
penoftalmitis sehingga terjadi kebutaan total.
Pencegahan yang lebih aman ialah membersihkan mata bayi segera setelah lahir
dengan larutan borisi dan salep kloramfenikol.

,))$*$)Ë&
Oftalmia neonatorum merupakan konjungtivitis yang terjadi pada bayi dibawah usia 1
bulan. Penyebabnya antara lain:
-‘ Konjungtivitis kimia seperti nitras argenti, terjadi dalam 24 jam sesudah penetesan
nitras argenti profilaktik untuk gonore. Pengobatan dengan pembilasan sisa obat dan
bahan penyokong.
-‘ Konjungtivitis stafilokokus, masa inkubasi lebih dari 5 hari dan diobati dengan
antibiotic topical seperti tobramisin untuk pseudomonas.
-‘ Konjungtivitis inklusi (klamidia), masa inkubasi 5-10 hari dan diobati dengan tetrasiklin
atau eritromisisn (gram +) dan tobramisin (gram -).
-‘ Konjungtivitis neiseriam, masa inkubasinya 2-5 hari dan diobati dengan penisilin
topical dan parenteral.
-‘ Konjungtivitis virus, dapat dibawa langsung setelah lahir atau dengan masa inkubasi 1-
2 minggu setelah lahir. Viobati dengan trifluorotimidin.
-‘ Konjungtivitis jamur, diobati dengan anti jamur.


u
$%&$'(ë)$'&)Ë
Konjungtivitis angular terutama didapatkan di daerah kantus interpalpebra, disertai
eskoriasi kulit di sekitar daerah meradang.Konjungtivitis ini disebabkan a "  " 
dengan gejala secret mukopurulen dan pasien sering mengedip.
Pengobatan yang sering diberikan adalah tetrasiklin atau basitrasin.Vapat juga diberi
sulfa zincii yang bekerja mencegah proteolisis.Penyulit yang sering ditimbulkan adalah
blefaritis.

$%&$'(ë&+&Ë&*$
Merupakan konjungtivitis dengan gejala umum konjungtivitis kataral
mukoid.Penyebabnya adalah   
atau basil Koch Weeks.
Terdapat hyperemia konjungtiva dengan secret berlendir yang mengakibatkan kedua
kelopak melekat terutama pada waktu bangun pagi. Sering ada keluhan seperti adanya halo
atau gambaran pelangi yang sebaiknya dibedakan dengan halo glaukoma. Gejala penyakit
terberat terjadi pada hari ketiga dan bila tidak diobati akan berjalan kronis.
Pengobatan dengan membersihkan konjungtiva dan antibiotic yang sesuai.Penyulit
yang sering timbul adalah tukak kataral marginal pada kornea atau keratitis superficial.


*&& 
V*),)Ë$'$%&$'()
Konjungtiva demam faringokunjungtiva disebabkan oleh infeksi virus. Kelainan ini
akan memberikan gejala demam, faringitis, sekret berair dan sedikit, yang mengenai satu atau
kedua mata. Biasanya yang disebabkan adenovirus tipe 3 dan 7, terutama mengenai remaja,
yang disebabkan melalui droplet atau kolam renang. Masa inkubasi 5-12 hari, yang
menularkan 12 hari, dan bersifat epidemik. Mengenai satu mata yang akan mengani mata
lainnya dalam ,inggu berikutnya.
 Berjalan akut dengan gejala penyakit hiperemia konjungtiva, folikel pada
konjungtiva, sekret serous, fotofobia, kelopak bengkak dengan pseudomembran. Pada kornea
dapat terjadi keratitis superfisial, dan atau subepitel dengan pembesaran kelenjar limfe
preurikel.
 Pengobatanya hanya suportif karena dapat sembuh sendiri.Viberikan kompres,
astringen, lubrikasi, pada kasus yang berat dapat diberikan antibiotik dengan steroid
topikal.Pengobatannya biasanya simptomatik dan antibiotik untuk mencegah infeksi
sekunder.


*Ë)$%&$'(ë*+V*
Keratokunjungtivitis epidemi disebabkan adenovirus 8 dan 19. Mudah menular
dengan masa inkubasi 8-9 hari dan masa infeksius 14 hari.
Mata berair berat, seperti kelilipan, perdarahan subkonjungtiva, folikel terutama
konjungtiva bawah, kadang-kadang terdapat pseudomembran.Kelenjar preurikel membesar.
Biasanya gejala akan menurun dalam waktu 7-15 hari.
Pengobatannya dengan antivirus dan alfa interferon tidak umum untuk konjungtivitis
adenovirus.Astringen diberikan untuk mengurangi gejala dan hiperemia.Pemberian antibiotik
adalah untuk mencegah infeksi sekunder.Steroid dapat diberikan bila terlihat adanya
membran dan infiltrasi subepitel.


$%&$'(ë-*Ë+*
Vapat merupakan manifestasi primes herpes dan terdapat pada anak-anak yang
mendapat infeksi dari pembawa virus. Pada konjungtivitis ini akan terdapat limfadenopati
preurikel dan vesikel pada kornea yang dapat meluas membentuk gambaran dendrit.


Perjalanan penyakit biasanya akut dengan folikel yang besar disertai terbentuknya jaringan
parut besar pada kornea.



! -ë  
Konjungtivitis herpes simpleks merupakan infeksi berulang pada mata.Sering disertai
infeksi herpes pada kulit dengan pembesan kelenjar preurikel. Pengobatannya dengan obat
antivirus.



! (  ./  
Herpes Zoster disebut juga single, zona, atau posterior ganglionitis akut. Virus herpes
zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf trigeminus. Bila yang terkena
adalah ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata.
Herpes zoster dapat mengenai semua umur dan umumnya pada usia lebih dari 50 tahun.
Kelainan yang terjadi akibat herpes zoster tidak akan melampui garis median kepala.
Herpes zoster dan varisela memberikan gambaran yang sama pada konjungtivitis seperti mata
hiperemia, vesikel dan pseudomembran pada konjungtiva, papil, dengan pembesaran kelenjar
preurikel.
Viagnosa biasanya ditemukan sel rasaksa pada pewarnaan Giemsa, kultur virus, dan
sel inklusi intranuklear.
Pengobatannya dengan kompres dingin.Pada saat ini Asiklovir 400 mg/hari untuk
selama 5 hari merupakan pengobatan umum. Walaupun diduga steroid mengurangkan
penyulit akan tetapi berakibat penyebaran sistemik. Pada 2 minggu pertama dapat diberikan
analgetika untuk menghilangkan rasa sakit.
Pada kelainan permukaan dapat diberikan salap tetrasiklin. Steroid tetes deksametason
0,1% diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis, dan iritis. Glaukoma yang terjadi akibat
iritis diberikan preparat steroid dan glaukoma.


$%&$'(ë$&ë
Merupakan penyakit oklugenital disebabkan oleh infeksi klamidia, yang merupakan
penyakit kelamin, dengan masa inkubasi 5-10 hari.Klamidia menetap di dalam jaringan
uretra, prostat serviks, dan epitel rektum untuk beberapa tahun sehingga mudah terjadi infeksi
ulang.Penyakit ini dapat bersifat epidemik karena merupakan swimming pool konjungtivis.
Konjungtivitis oklugenital pada bayi 3-5 hari setelah lahir.Pada bayi dapat
memberikan gambaran konjungtivitis sedang pada orang dewasa dapat dalam beberapa


bentuk, konjungtiva hiperemik, kemotik, pseudomembran, folikel yang nyata terutama pada
kelopak bawah dan tidak jarang memberikan gambaran seperti hipertrofi papil disertai
pembesaran kelenjar preurikel.Pengobatannya dengan tetrasiklin atau sulfisoksasol tropikal
dan sistemik.


$%&$'(ë$*0')ë*
Visebabkan virus New 'astle, dengan gambaran klinik sama dengan faringo-
konjungtiva. Penyakit ini biasanya terdapat pada pekerja peternakan unggas yang ditulari
virus New 'astle.„mumnya penyakit ini bersifat unilateral, walaupun dapat juga bilateral.
Konjungtivitis ini memberikan gejala influenza dengan demam ringan, sakit kepala,
atau nyeri sendi. Konjungtivitis ini akan memberikan keluhan rasa sakit pada mata, gatal,
mata air, penglihatan kabur dan fotophobia. Penyakit ini sembuh dalam jangka waktu kurang
dari 1 minggu.
Pada mata akan terlihat edema palpebra ringan, kemosis, dan sekret yang sedikit, dan
folikel-folikel yang terutama ditemukan pada konjungtiva tarsal bagian bawah. Pada kornea
ditemukan keratitir epitelial atau keratitis subepitel.Pembesaran kelenjar getah bening
preurikel yang tidak nyeri tekan.
Pengobatan yang khas sampai saat ini tidak ada, dan dapat diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder disertai obat-obat simptomatik.

$%&$'(ë-*Ë)'*+V*)&
Konjungtivitis hemoragik epidemik akut merupakan konjungtivitis disertai timbulnya
perdarahan konjungtiva.Penyakit ini pertama kali ditemukan di Ghana Afrika pada tahun
1969 yang menjadi pandemik.Konjungtivitis yang disebabkan infeksi virus pikorna, atau
enterovirus 70.
Masa inkubasi 24-48 jam, dengan tanda-tanda kedua mata iritatif, seperti kelilipan,
dan sakit periorbita.pdema kelopak, kemosis konjungtiva, sekret seromukos, fotofobia
disertai lakrimasi.
Terdapat gejala akut dimana ditemukan adanya konjuimtiva folikular ringan, sakit
periorbita, keratitis, adenopati preurikel, dan yang terpenting adanya perdarahan
subkonjungtiva yang dimulai dengan ptekia. Pada tarsus konjungtiva terdapat hipertrofi
folikular dan keratitis epitelial yang berkurang spontan dalam 3-4 hari.


Penyakit ini dapat sembuh sendiri sehingga pengobatan hanya simptomatik.
Pengobatan antibiotika spektrum luas, sulfasetamid dapat dipergunakan untuk mencegah
infeksi sekunder. Pencegahan adalah dengan mengatur kebersihan untuk mencapai penularan.














          ,
 


Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak antara celah kelopak mata bagian
nasal maupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea. Pterigium berbentuk segitiga
dengan puncak dibagian sentral atau didaerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila
terjadi iritasi, maka bagian pterigium berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata.
Viduga disebabkan oleh iritasi kronis debu, cahaya sinar matahari, dan udara panas.
ptiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan
degenarasi.
Pterigium dapat tidak memeberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata
iritatif, merah, dan mungkin menimbulkan asigmat. Pterigium dapat disertai dengan keratitis
pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), dan garis besi (iron line dari Stocker)
yang terletak diujung pterigium. Viagosa bandingnya adalah pseudopterigium, pannus dan
kista dermoid.
Pengobatan tidak diperlukan karena bersifat rekuren, terutama pada pasien muda. Bila
pterigium meradang dapat diberikan steroid atau tetes mata dekongestan. Pengobatan
pterigium adalah dengan konservatif atau pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan
akibat terjadinya astigmatisne irreguler atau pterigium yang menutupi media penglihatan.
Lindungi mata dari sinar matahari, debu dan udara kering dengan kacamata
pelindung. Bila ada tanda radang beri air mata buatan bila perlu diberi steroid. Bila terdapat
dellen beri air mata buatab dalan bentuk salep. Bila diberi vasokonstriktor maka diperlukan
kontrol 2 minggu dan bila ada perbaikan dihentikan.


Merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering
pseudopterigium terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva
menutupi kornea. Letak pseudopterigium ini pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan
proses kornea sebelumnya.

ÿ
Beda dengan pterigium adalah selain letaknya, pseudopterigium tidak harus ada celah
kelopak atau fisura palpebra juga pada pseudopterigium dapat diselipkan sonde dibawahnya.
Pada pseudopterigium selamanya terdapat ada kelaina korne, seperti tukak.

 ,  


Pingekula adalah benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua,
yang matanya sering mendapatkan rangsangan sinar matahari, debu, dan angin panas. Letak
bercak ini terletak terutama pada bagian nasal. Pingekula merupakan degenerasi hialin
jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk dalam pingekula akan tetapi
bila meradang atau terjadi iritan, maka sekitar bercak terlihat pembuluh darah yang melebar.
Pada pingekula tidak perlu pengobatan, akan tetapi bila ada tanda peradangan
(pingekulitis) dapat diberikan antiradang.

  Ê*& 


Hematoma subkonjungtiva dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh
(umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakain antikoagulan,
dan batuk rejan). Perdarahan subkonjungtiva juga dapat terjadi karen trauma secara langsung
atau tidak langsung, yang kadang-kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang terjadi.
Pada fraktur basis kranii akan terlihat hematom kacamata karena berbentuk kacamata yang
berwarna biru pada kedua mata.
Besarnya perdarahan dapat kecil atau meluas diseluruh konjungtiva. Warna merah
pada konjungtiva pasien memeberikan rasa khawatir sehingga datang kedokter. Warna merah
akan berubah menjadi hitam setelah beberapa lama. Biasanya tidak perlu pengobatan karena
kan diserap spontan dalam 1-3 minggu.

 
ppiskeritis merupakan rekasi radang jaringan ikat vaskuler yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera. Radang episklera dan sklera mungkin disebabkan rekasi
hipersensitif terhadapa penyakit sistemik, seperti tuberkulosis, reumatoid atritis, lues, SLp,
dan lainnya. Merupakan suatu reaksi toksik, alergik dan infeksi. Kelainan ini dapat terjadi

u
spontan atau idiopatik. „munya mengenai satu mata dan utamanya pada perempuan usia
pertengahan dengan bawaan penyakit reumatik.
Keluhan pasien berupa mata kering, dengan nyeri ringan, mengganjal dengan
konjungtiva kemotik.
Bentuk radang yang terjadi pada episklerosis mempunyai gambaran khusus, yaitu
berupa benjolan setemapat dengan batas jelas dan warna merah ungu dibawah konjungtiva.
Bila benjolan ditekan dengan kapas akan memeberikan rasa sakit yang menjalar sekitar mata.
Bila dilakukan pengangkatan pada episklerisis konjungtiva diatasnya, maka akan mudah
terangkat dari pembuluh darah yang meradang. Perjalanan penyakit mulai dari akut dan
terdapat riwayat berulang dan dapat berminggu-minggu atau beberapa bulan.
Terlihat mata merah pada satu sektor yang disebabkan melebarnya pembuluh darah
dibawah konjungtiva. Pembuluh darah ini mengecil bila diberi fenil efrin 2.5 topikal.
Pengobatan yang diberikan pada episkleritis adalah vasokonstriktor. Pada keadaan berat
diberikan kortikosteroid tetes mata, sistemik atau salisilat.
Kadang-kadang merupakan kelainan berulang yang ringan. Pada episkleritis kornea
dan uvea terlihat normal. ppiskleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif menyerang
tempat sama atau berbeda dengan lama sekitar 4-5 minggu. Penyulit adalah terjadinya
peradangan yang lebih dalam pada sklera (skleritis).

 
Skleritis biasanya terjadi karena penyakit sistemik. Lebih sering disebabkan penyakit
jarinag ikat, pasca herpes, sifilis, gout, dan gout. Kadang-kadang disebakan tuberkulosis,
bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi, benda asing, dan pasca bedah. Skleritis
dibedakan skleritis anterior ifus dan nodular, dan skleritis posterior.
Skleritis nbiasanya terlihat bilateral dan juga sering pada perempuan. Skleriti jarang
terjadi dibanding episkleritis akan tetapi penyebabnya sama.
Terdapat perasaan sakit yang berat dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu yang dapat
membangunkan sewaktu tidur. Mata merah berair, fotofobia, dengan penglihatan menurun.
Terlihat konjungtiva kemotik dan sakit sehingga sering diduga selulitis orbita. Skleritis tidak
mengeluarkan kotoran, terlihat benjolan sedikit biru-jingga. Kadang-kadang mengenai
seluruh lingkaran kornea, sehingga terlihat seperti skleritis anular.
Skleritis sering terjadi bersamaan dengan iritis atau siklitis dan koroditis anetrior. Bila
sembuh akan terjadi penipisan sklera yang tidak tahan terhadap tekanan bola mata sehingga
uc
terjadi stafiloma sklera yang berwarna biru. Terdapat peradangan sklera, episklera, dan
konjungtiva dengan melebarnya pembuluh darah yang tidak kembali dengan pemberian
fenillerin. Pengobatannya dengan antiinflamasi steroid ataupun nonsteroid atau
imunosupresif lainnya.
Penyulit skleritis adalah keratitis perifer, glaukoma, granuloma subretina, uveitis,
ablasi retina eksudatif, proptosis, katarak dan hipermetropi.
Penyulit pada kornea dalam bentuk keratitis sklerotikan, dimana terjadi kekeruhan
bola kornea akibat peradangan sklera. Bentuk peradanga adalah segitiga yang terletak dekat
dengan skleritis yang sedang meradang. Hal ini terjadi akibat gangguan susunan serat
kolagen stroma. Tidak terjadi neovaskularisasi ke kornea. Proses penyembuhan kornea
berupa jernihnya kornea yang dimulai dari bagian sentral.

u
Ê Ê



 $!(- 
Suatu konjungtivitis yang disebabkan bakteri dapat saja akibat infeksi

, 
,   


,  
 
 ,  

 , dan p     Konjungtivitis bakteri ini mudah menular. Gejala yang
ditimbulkan antara lain secret mukopurulen dan purulen, kemosis konjungtiva, edema
kelopak, kadang disertai keratitis dan blefaritis. Terdapat papil pada konjungtiva dan mata
merah.
Konjungtiva demam faringokunjungtiva disebabkan oleh infeksi virus. Kelainan
ini akan memberikan gejala demam, faringitis, sekret berair dan sedikit, yang mengenai
satu atau kedua mata. Biasanya yang disebabkan adenovirus tipe 3 dan 7, terutama
mengenai remaja, yang disebabkan melalui droplet atau kolam renang.
Bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi non infeksi, dapat berupa reaksi
cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti reaksi
terhadap obat, bakteri dan toksin. Vikenal beberapa macam bentuk konjungtivitis alergi
seperti konjungtivitis flikten, konjungtivitis vermal, konjungtivitis atopi, konjungtivitis
alergi bakteri, konjungtivitis alergi akut, konjungtivitis alergi kronik, SSJ, pemfigoid
okuli da sindrom Syrogen.

Keratititis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti


bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai
ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea. „veitis
adalah suatu inflamasi pada traktus uvea.

uu
    

1.‘ Vaughan Vaniel, G. 2002.   - . (/
Fourteen edition. McGraw Hill
'ompanies New York. Hal 1112-1150.
2.‘ |lyas, Sidatra. 2001. (/ !  . FK„|. Jakarta.




You might also like