You are on page 1of 18

Kromatografi Lapis Tipis

Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007

Bagian ini merupakan pengantar ke topik kromatografi lapis tipis. Meskipun anda adalah seorang
pemula yang mungkin lebih mengenal kromatografi kertas, penjelasan tentang kromatografi
lapis tipis sama mudahnya dengan kromatografi kertas.

Pelaksanaan kromatografi lapis tipis


Latar Belakang

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-


komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini.

Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)
dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa
komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda
bergerak pada laju yang berbeda. Kita akan membahasnya lebih lanjut.

Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang
seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras.

Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis
seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet,
alasannya akan dibahas selanjutnya. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.

Kromatogram

Kita akan mulai membahas hal yang sederhana untuk mencoba melihat bagaimana pewarna
tertentu dalam kenyataannya merupakan sebuah campuran sederhana dari beberapa pewarna.
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut
dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di
lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta,
pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk.

Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia
bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas
pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada.

Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia
terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya
ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia
dengan uap mencegah penguapan pelarut.

Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai
perbedaan bercak warna.

Gambar menunjukkan lempengan setalah pelarut bergerak setengah dari lempengan.

Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan memberikan
pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna untuk kombinasi tertentu dari
pelarut dan fase diam.

Perhitungan nilai Rf

Jika anda ingin mengetahui bagaimana jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari
campuran, anda dapat berhenti pada bahasan sebelumnya. Namun, sering kali pengukuran
diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul.
Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh
bercak warna masing-masing.

Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan
posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.

Pengukuran berlangsung sebagai berikut:


Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rf=jarak yang ditempuh oleh komponen


jarak yang ditempuh oleh pelarut

Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1.7 cm dari garis awal, sementara
pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf untuk komponen berwarna merah menjadi:

Jika anda dapat mengulang percobaan ini pada kondisi yang tepat sama, nilai Rf yang akan
diperoleh untuk setiap warna akan selalu sama. Sebagai contoh, nilai Rf untuk warna merah
selalu adalah 0.34. Namun, jika terdapat perubahan (suhu, komposisi pelarut dan sebagainya),
nilai tersebut akan berubah. Anda harus tetap mengingat teknik ini jika anda ingin
mengidentifikasi pewarna yang tertentu. Mari kita lihat bagaimana menggunakan kromatografi
lapis tipis untuk menganalisis pada bagian selanjutnya.

Bagaimana halnya jika substansi yang ingin anda analisis tidak berwarna?

Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna.

Menggunakan pendarflour

Mungkin anda masih ingat apa yang telah saya sebutkan bahwa fase diam pada sebuah
lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya
menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika anda
menyinarkannya dengan sinar UV, akan berpendar.

Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-
bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa jika anda
menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan
posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.
Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, anda harus menandai posisi-posisi dari bercak-
bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda
mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.

Penunjukkan bercak secara kimia

Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan
jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah
contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.

Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi
dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.

Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah
bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.

Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat
dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak
sebagai bercak-bercak kecoklatan.

Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah
bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.

Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat
dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak
sebagai bercak-bercak kecoklatan.

Penggunaan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa

Anggaplah anda mempunyai campuran asam amino dan ingin menemukan asam amino-asam
amino tertentu yang terkandung didalam campuran tersebut. Untuk sederhananya, mari kira
berasumsi bahwa anda mengetahui bahwa campuran hanya mungkin mengandung lima asam
amino.

Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-bercak kecil
yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan pada disamping tetesan yang
akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai
dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang
telah diketahui ditandai 1-5.

Bagian kiri gambar menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir mencapai bagian atas dari
lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak. Gambar kedua menunjukkan apa yang terjadi
setelah lempengan disemprotkan ninhidrin.

Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat membandingkan bercak-
bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang telah diketahui melalui posisi dan
warnanya.

Dalam contoh ini, campuran mengandung asam amino 1, 4 dan 5.

Bagaimana jika campuran mengandung lebih banyak asam amino daripada asam amino yang
digunakan sebagai perbandingan? Ini memungkinkan adanya bercak-bercak dari campuran yang
tidak sesuai dengan asam amino yang dijadikan perbandingan itu. Anda sebaiknya mengulangi
eksperimen menggunakan asam amino lain sebagai perbandingan.

Bagaimana kromatografi lapis tipis berkerja?

Fase diam-jel silika


Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom
oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom silikon
berlekatan pada gugus -OH.

Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan
bagian kecil dari permukaan silika.

Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan
atraksi dipol-dipol..

Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium
pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian
digunakan serupa untuk alumina.

Apa yang memisahkan senyawa-senyawa dalam kromatogram?

Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan melarutkan senyawa-senyawa
dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-senyawa akan cenderung
bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut.

Bagaimana cepatnya senyawa-senyawa dibawa bergerak ke atas pada lempengan, tergantung


pada:

 Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut. Hal ini bergantung pada bagaimana besar
atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut.
 Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Hal ini tergantung pada
bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan jel silika.

Anggaplah bercak awal mengandung dua senyawa, yang satu dapat membentuk ikatan hidrogen,
dan yang lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van der Waals yang lemah.

Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih kuat
dibanding senyawa lainnya. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari
senyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada
permukaan.
Penjerapan bersifat tidak permanen, terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang
terjerap pada permukaan jel silika dan yang kembali pada larutan dalam pelarut.

Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu terlarut
dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara waktu proses penjerapan
berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti bahwa semakin kuat senyawa
dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas lempengan.

Dalam contoh yang sudah kita bahas, senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan
menjerap lebih kuat daripada yang tergantung hanya pada interaksi van der Waals, dan
karenanya bergerak lebih jauh pada lempengan.

Bagaimana jika komponen-komponen dalam campuran dapat membentuk ikatan-ikatan


hidrogen?

Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut dalam
pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa dengan
jel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini akan
mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar dari permukaan silika.

Bagaimanapun, hal ini memungkinkan senyawa-senyawa tidak terpisahkan dengan baik ketika
anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat membantu dengan baik-
termasuk memungkinkan perubahan pH pelarut.

Ini merupakan tingkatan uji coba ? jika satu pelarut atau campuran pelarut tidak berkerja dengan
baik, anda mencoba pelarut lainnya. (Berikan tingkatan dimana anda dapat berkerja, seseorang
telah berkerja keras untuk anda dan anda hanya menggunakan campuran pelarut yang telah anda
berikan dan segala sesuatunya akan berkerja dengan sempurna!)

Kromatografi Kertas
Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007

Bagian ini mengantarkan penjelasan tentang kromatografi kertas, termasuk didalamnya


kromatografi dua arah.

Pelaksanaan kromatografi kertas

Latar belakang

Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-


komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama.

Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung
pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan
membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang
berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Kita akan melihat alasannya pada halaman
selanjutnya.

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak
adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

Kromatogram kertas

Anda mungkin telah menggunakan kromatografi kertas sebagai salah satu hal pertama yang
pernah anda kerjakan dalam bidang kimia untuk pemisahan, misalnya campuran dari pewarna-
pewarna yang menyusun warna tinta tertentu. Ini merupakan contoh yang mudah, mari memulai
dari hal itu.

Anggaplah anda mempunyai tiga pena biru dan akan mencari tahu dari tiga pena itu, yang mana
yang digunakan untuk menulis sebuah pesan. Sampel dari masing-masing tinta diteteskan pada
garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang
minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam
gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai M.

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak
diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas di gantungkan
karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar.
Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip
kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada
bawah wadah.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia
terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan
penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.
Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran
tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada
perbedaan bercak warna.

Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut telah bergerak hampir seluruhnya ke atas.

Dengan sangat mudah dijelaskan melihat dari kromatogram akhir dari pena yang ditulis pada
pesan yang mengandung pewarna yang sama dengan pena 2. Anda juga dapat melihat bahwa
pena 1 mengandung dua campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya mengandung
pewarna tunggal terdapat dalam pena 3.

Nilai Rf

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut;
beberapa laiinya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah
konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya
jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat..

Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai
berikut:

Rf=jarak yang ditempuh oleh senyawa


jarak yang ditempuh oleh pelarut
Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm dari garis dasar, sedangkan
pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf untuk komponen itu:

Dalam contoh kita melihat ada beberapa pena, tidak perlu menghitung nilai Rf karena anda akan
membuat perbandingan langsung dengan hanya melihat kromatogram.

Anda membuat asumsi bahwa jika anda memiliki dua bercak pada kromatogram akhir dengan
warna yang sama dan telah bergerak pada jarak yang sama pada kertas, dua bercak tersebut
merupakan senyawa yang hampir sama. Hal ini tidak selalu benar. Anda dapat saja mempunyai
senyawa-senyawa berwarna yang sangat mirip dengan nilai Rf yang juga sangat mirip. Kita akan
melihat bagaimana anda menemukan masalah itu pada penjelasan selanjutnya.

Bagaimana halnya jika substansi yang anda ingin identifikasi tidak berwarna?

Dalam beberapa kasus, dimungkinkan membuat bercak menjadi tampak dengan mereaksikannya
dengan beberapa pereaksi yang menghasilkan produk yang berwarna. Contoh yang baik yaitu
kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.

Anggaplah anda mempunyai campuran asam amino dan ingin memisahkan asam amino tertentu
yang terdapat dalam campuran. Untuk menyederhanakan, mari berasumsi bahwa anda telah
mengetahui kemungkinan campuran hanya mengandung lima asam amino yang umum.

Setetes larutan campuran ditempatkan pada garis dasar kertas, dan dengan cara yang sama
ditempatkan asam amino yang telah diketahui diteteskan disampingnya. Kertas lalu ditempatkan
dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah
M, dan asam amino yang telah diketahu ditandai 1 sampai 5.

Posisi pelarut depan ditandai dengan pinsil dan kromatogram lalu dikeringkan dan disemprotkan
dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa
berwarna, utamanya coklat atau ungu.
Gambar di sebelah kiri menunjukkan kertas setelah dilalui pelarut hampir pada bagian atas
kertas. Bercak masih belum tampak. Gambar kedua menunjukkan apa yang mungkin tampak
setelah penyemprotan ninhidrin.
Tidak diperlukan untuk menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat membandigkan
bercak dalam campuran dengan asam amino-asam amino yang telah diketahui berdasarkan posisi
dan warnanya.

Dalam contoh ini, campuran mengandung asam amino yang diberi tanda 1, 4 dan 5.

Bagaimana jika campuran mengandung asam amino lain selain dari asam amino yang anda
gunakan untuk perbandingan? Akan terdapat bercak dalam campuran yang tidak sesuai dari asam
amino yang telah diketahu. Anda harus mengulangi percobaan menggunakan asam amino-asam
amino sebagai bahan perbandingan.

Kromatografi kertas dua arah

Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan
substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa.

Saya akan kembali membicarakan tentang senyawa-senyawa berwarna karena lebih mudah
melihat apa yang terjadi. Ada dapat mengerjakannya secara sempurna hal ini dengan senyawa-
senyawa yang tidak berwarna – tetapi anda harus menggunakan banyak imajinasi dalam
menjelaskan apa yang terjadi !

Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan kedepan
dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai
pelarut mendekati bagian atas kertas.

Dalam gambar, posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering. Posisi ini ditandai
sebagai SF1 yaitu pelarut depan untuk pelarut pertama. Kita akan menggunakan dua pelarut yang
berbeda

Jika anda melihatnya lebih dekat, anda dapat melihat bahwa bercak pusat besar dalam
kromatogram sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai Rf
yang hampir sama. Tentunya, nilai-nilai ini bisa saja sama, keduanya memiliki warna yang sama;
dalam hal ini anda tidak dapat mengatakan bahwa ada satu atau lebih pewarna dalam dalam
bercak itu.
Apa yang anda kerjakan sekarang adalah menunggu kertas kering seluruhnya, dan putar 90o dan
perlakukan kromatogram kembali dengan pelarut yang berbeda.
Hal yang sangat tidak dipercaya bahwa dua bercak yang membingungkan akan memiliki nilai Rf
dalam pelarut kedua sama halnya dengan pelarut yang pertama, dengan demikian bercak-bercak
akan bergerak dengan jumlah yang berbeda.

Gambar berikutnya menunjukkan apa yang mungkin terjadi pada berbagai bercak pada
kromatogram awal. Posisi pelarut kedua juga ditandai.

Tentunya anda tidak dapat melihat bercak-bercak dalam posisi awal dan akhir; Bercak-bercak
telah bergerak! Kromatogram akhir akan tampak seperti ini:

Kromatografi dua arah secara seluruhnya terpisah dari campuran menjadi empat bercak yang
berbeda.

Jika anda akan mengidentifikasi bercak-bercak dalam campuran, secara jelas anda tidak dapat
melaksanakannya dengan perbandingan substansi pada kromatogram yang sama seperti yang kita
lihat pada contoh sebelumnya menggunakan pena atau asam amino-asam amino. Anda dapat
berakhir dengan kekacauan pada bercak-bercak yang tanpa arti.

Meskipun demikian, anda dapat bekerja dengan nilai Rf untuk setiap bercak-bercak dalam
pelarut-pelarut, dan kemudian membandingkan nilai-nilai yang anda telah ukur dari senyawa
yang telah diketahui pada kondisi yang tepat sama.

Bagaimana kromatografi kertas bekerja?

Meskipun kromatografi kertas sangat mudah pengerjaannya, tetapi sangat sulit dijelaskan apabila
membadingkannya dengan kromatografi lapis tipis. Penjelasannya tergantung tingkatan
pemilihan pelarut yang anda gunakan, dan beberapa sumber untuk mengatasi masalah secara
tuntas. Jika anda telah pernah melakukannya, ini sangat membantu jika anda dapat membaca
penjelasan bagaimana kromatografi lapis tipis bekerja.Struktur dasar kertas

Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu glukosa.

Sangat menarik untuk mencoba untuk menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa
senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan kertas. Dengan
kata lain, akan baik menggunakan beberapa penjelasan untuk kromatografi lapis tipis dan kertas.
Sayangnya, hal ini lebih kompleks daripada itu!

Kompleksitas timbul karena serat-serat selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer
sebagaimana halnya air yang timbul pada saat pembuatan kertas. Oleh karenanya, anda dapat
berpikir yakni kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari molekul-
molekul air yang berikatan pada permukaan.

Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi
kertas.

Kromatografi kertas menggunakan pelarut non polar

Anggaplah anda menggunakan pelarut non polar seperti heksana untuk mengerjakan
kromatogram.

Molekul-molekul polar da;am campuran yang anda coba untuk pisahkan akan memiliki sedikit
atraksi antara akan memiliki sedikit atraksi untuk molekul-molekul air dan molekul-molekul
yang melekat pada selulosa, dan karena akan menghabisakan banyak waktunya untuk larut
dalam pelarut yang bergerak. Molekul-molekul seperti ini akan bergerak sepanjang kertas
diangkut oleh pelarut. Mereka akan memiliki nilai Rf yang relatif tinggi.

Dengan kata lain, molekul-molekul polar akan memiliki atraksi yang tinggi untuk molekul-
molekul air dan kurang untuk pelarut yang non polar. Dan karenanya, cenderung untuk larut
dalam lapisan tipis air sekitar serat lebih besar daripada pelarut yang bergerak.

Karena molekul-molekul ini menghabiskan waktu untuk larut dalam fase diam dan kurang dalam
fase gerak, molekul-molekul tidak akan bergerak sangat cepat pada kertas.

Kecenderungan senyawa untuk membagi waktunya antara dua pelarut yang tidak bercampur
(misalnya pelarut heksana dan air yang mana tidak bercampur) disebut sebagai partisi.
Kromatografi kertas menggunakan pelarut non-polar kemudian menjadi tipe kromatografi
partisi.

Kromatografi kertas menggunakan air dan pelarut polar lainnya

Waktu akan mengajarkan anda bahwa partisi tidak dapat dijelaskan jika anda menggunakan air
sebagai pelarut untuk campuran anda. Jika anda mempunyai air sebagai fase diam, tidak akan
sangat berbeda makna antara jumlah waktu substansi menghabiskan waktu dalam campuran
dalam bentuk lainnya. Seluruh substansi seharusnya setimbang kelarutannya (terlarut setimbang)
dalam keduanya.

Namun, kromatogram pertama yang telah anda buat mungkin merupakan tinta menggunakan air
sebagai pelarut.

Jika air bertindak sebagai fase gerak selayaknya menjadi fase diam, akan terdapat perbedaan
mekanisme pada mekanisme kerja dan harus setimbang untuk pelarut-pelarut polar seperti
alkohol, misalnya. Partisi hanya dapat terjadi antara pelarut yang tidak bercampur satu dengan
lainnya. Pelarut-pelarut polar seperti alkohol rendah bercampur dengan air.

teknik analisis kromatografi kertas


Posted by admin.    
Topics: Laptops

Item Analysis for Set 3 Paper 2. From: azrien68. Reads: 55 D ask her for further information. 38.
39. 40. KERTAS SOALAN TAMAT. HALAMAN 13

Kimia Analisis; Kimia Anorganik; Kimia Fisika; Kimia Lingkungan Bagian ini mengantarkan
penjelasan tentang kromatografi kertas Kimia MIPA vs. Teknik Kimia, Yang Mana? Dengan 170

Teknik Pemisahan Kimia cara-cara optimasi, analisis kualitatif, aplikasi,GC-MS. Kromatografi


fluida superkritik Kromatografi cair: kromatografi kertas,kromatografi lapis

Pada kromatografi kertas sebagai penyerap digunakan sehelai kertas dengan susunan Diantara
sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara

1 2 3 4 5 6 12 Setelah menyelesaikan perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan teknik-


teknik analisis dengan metode kromatografi kertas dan penggunaannya dalam bidang farmasi
KROMATOGRAFI

KROMATOGRAFI KERTAS. NAMA Selain kertas Whatman dalam teknik kromatografi dapat
pula digunakan kertas Svehla, G. 1979. Vogel Buku Teks Analisis
Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni) akan 1914-1994) adalah
orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas.

Fakultas Teknik; Fakultas Hukum; Fakultas Ekonomi; FIB; FPsi; FISIP; FKM; FASILKOM;
FIK Fraksi eter kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi kertas dua dimensi
dengan

other species that would interfere in the Teknik. pemisahan fisik campuran komponenanalysis
KROMATOGRAFI Kromatografi. KertasKromatografi yang sering digunakan

Kromatografi ialah satu teknik pengasingan bahan kimia secara fizikal yang penting.
Kromatografi kertas; Kromatografi lajur; Kromatografi gas; Kromatografi lapisan nipis

http://starwrite.biz/search/teknik+analisis+kromatografi+kertas

Penentuan Ni(II) dengan kromatografi lapis tipis


Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu kromatografi yang berdasarkan proses adsorpsi. Tahapan
analisis dengan kromatografi lapis tipis sama seperti pada kromatografi kertas. Kelebihan kromatografi
lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas adalah waktu elusi lebih pendek dan dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif.

Sebagai fasa diam dapat digunakan silika atau alumina yang dilapiskan pada lempeng kaca atau
aluminium. Jika fasa diam berupa silika gel maka bersifat asam, jika fasa diam alumina maka bersifat
basa. Fasa gerak atau larutan pengembang biasanya digunakan pelarut campuran organik atau bisa juga
campuran pelarut organik – anorganik.

Baik silika maupun alumina merupakan suatu adsorben yang bersifat polar, dengan demikian cuplikan
akan ditahan berdasarkan perbedaan kepolaraanya. Oleh karena itu dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa atau ion yang sifatnya polar. ion atau senyawa akan mempunyai Rf yang spesifik,
dengan demikian melalui kromatografi lapis tipis dapat diperoleh informasi secara kualitatif.

Perhitungan Rf sama halnya seperti pada kromatografi kertas. Sampel cair dengan jumlah tertentu
ditotolkan pada plat KLT dan dielusi dalam larutan pengembang. Senyawa yang terdapat dalam sampel
akan terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa gerak bergerak naik karena gaya
kapiler dan dihentikan ketika mencapai 3/4 panjang plat.

Analisis kuantitatif pada kromatografi lapis tipis dapat dilakukan dengan jalan melarutkan kembali ion
atau senyawa yang sudah terpisahkan kemudian ditentukan serapannya (karena pada umumnya untuk
pengenalan digunakan pereaksi berwarna). Dalam hal ini jumlah cuplikan yang ditotolkan harus
kuantitatif. Ni(II) adalah suatu ion logam yang bersifat polar sehingga dapat dipisahkan dari komponen
lain menggunakan kromatografi lapis tipis.
Fasa gerak yang dipakai bisa menggunakan campuran pelarut organik-anorganik misalnya aseton-HCl.
Dalam suasana basa Ni(II) dapat bereaksi dengan dimetilglioksim (DMG) membentuk kompleks warna
merah. Secara kuantitatif warna merah dari kompleks Ni-DMG dapat ditentukan dengan
spektrofotometri sinar tampak. Cara kerja dalam menentukan Ni(II) dalam kromatografi lapis tipis
adalah menotolkan terlebih dahulu 1 ml larutan cuplikan yang mengandung Ni(II) pasa plat KLT dengan
jarak 1cm dari tepi.

Lalu disiapkan pengembang campuran aseton : HCl 6M (10:2) dan dimasukkan plat KLT kedalam bejana
pengembang lalu dibiarkan beberapa saat hingga fasa gerak mencapai 3/4 bagian plat. Angkat plat dan
beri tanda jarak tempuh fasa gerak dengan pensil dan dikeringkan dengan hair dryer. Setelah kering
letakkan plat diatas gelas kimia berisi larutan amoniak sampai plat jenuh dengan uap amoniak.
Kemudian semprot dengan larutan dimetilglioksim (DMG) dan tentukan harga Rf-nya. Setelah itu kerok
noda yang terbentuk kemudianekstrak dengan 5X1 ml kloroform dan ukur serapannya pada panjang
gelombang 366nm, dari situ kita akan dapat menentukan kadar Ni(II) dalam cuplikan.

shofyan

http://community.um.ac.id/showthread.php?72435-Penentuan-Ni(II)-dengan-kromatografi-lapis-
tipis
d. kromTOGRAfi cair
library.usu.ac.id

You might also like