Professional Documents
Culture Documents
Penyempurnaan Proses Belajar Mengajar - Pokok-pokok Pedoman Proses Belajar Mengajar - BUKU
II - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek
Normalisasi Kehidupan Kampus – 1980
DAFTAR ISI
1. DISAIN INSTRUKSIONAL. ....................................................................................................................1
1.1. Asumsi Dasar Program Disain Instruksional. ..........................................................................1
1.2. Tahapan Kerja Disain Instruksional. .......................................................................................1
1.2.1. Penentuan Topik dan Tujuan Instruksional Umum. ................................................................1
1.2.2. Identifikasi Kemampuan Awal dan Karakteristik Mahasiswa. .................................................2
1.2.3. Perumusan Spesifikasi Tujuan Instruksional Khusus (TIK).....................................................2
1.2.4. Penyusunan program/rencana evaluasi hasil belajar mahasiswa...........................................4
1.2.5. Penentuan materi pelajaran. ...................................................................................................5
1.2.6. Pengembangan "pre-test" (uji-mula). ......................................................................................5
1.2.7. Pemilihan kegiatan belajar-mengajar dan sumber-sumber instruksional perlu. ......................5
2. PROSES MENGAJAR............................................................................................................................6
2.1. Dari mana pengajaran dimulai. ...............................................................................................7
2.2. Penentuan Pola Kegiatan Belajar Mahasiswa. .......................................................................7
2.3. Evaluasi Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Mahasiswa..........................................................7
2.4. Metodologi. .............................................................................................................................8
2.5. Prinsip-prinsip Belajar. ............................................................................................................8
2.5.1. Reinforcement Positif..............................................................................................................9
2.5.2. Meningkatkan Motivasi. ..........................................................................................................9
2.5.3. Proses mengajar yang berhasil. .............................................................................................9
i
penyempurnaan proses belajar menajar
1. Disain Instruksional.
1.1. Asumsi Dasar Program Disain Instruksional.
Asumsi dasar yang dipakai dalam Program Disain Instruksional yang diuraikan disini adalah sebagai
berikut (1 - p. 31) :
1. Perubahan positif (sikap, cara atau pola berfikir, pengetahuan dan keterampilan) mahasiswa
haruslah timbul/terjadi sebagai hasil dari usaha-usaha yang dilakukan oleh mahasiswa itu
sendiri,
2. "Pengajaran" oleh dosen hanyalah suatu alat atau cara atau pemicu atau apapun namanya,
yang dengan dilakukannya tindakan pengajaran ini, berbagai kegiatan belajar mahasiswa
menjadi berlangsung sedemikian rupa sehingga dalam diri mahasiswa tersebut terjadi
perubahan-perubahan positif (sikap, cara atau pola berfikir, pengetahuan dan keterampilan)
seperti yang diharapkan.
Jadi, tugas utama dosen adalah : menyediakan dan mengelola suatu proses belajar untuk mahasiswa
sedemikian rupa, sehingga dengan ini, perubahan-perubahan positif (sikap, cara atau pola berfikir,
pengetahuan dan keterampilan) dalam diri mahasiswa dapat terjadi seperti yang diharapkan.
1
penyempurnaan proses belajar menajar
3. pembatasan yang timbul dari karakteristik mahasiswa, biaya, fasilitas, berbagai sumber yang
diperlukan serta personil.
PENENTUAN TIU.
Tujuan Instruksional Umum (TIU) ≡ tujuan yang dinyatakan secara luas dan umum yang memberikan
ciri suatu program pendidikan atau pengajaran yang menggambarkan hasil pengajaran dari setiap
topik (1 - p. 35).
Contoh redaksi kalimat dalam TIU (1 - p. 35) :
1. untuk membangkitkan apresiasi terhadap suatu materi pelajaran,
2. untuk memperoleh keterampilan dalam suatu kegiatan,
3. untuk menjadi sadar terhadap kejadian-kejadian/gejala-gejala tertentu,
4. untuk mengembangkan kemahiran berfikir mahasiswa melalui pemecahan masalah,
interpretasi data (grafik dan tabel) yang berkaitan dengan ..................
2
penyempurnaan proses belajar menajar
3
penyempurnaan proses belajar menajar
TIK haruslah secara spesifik menunjukan apa yang akan dipelajari oleh mahasiswa serta diklasifikasi
baik dalam aspek kognitif, afektif ataupun psikomotor (1 - p. 40).
Rumusan TIK haruslah terdiri dari suatu "action verb", content reference" dan "performance standard"
(1 - p. 40).
Hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Sehubungan dengan TIK yang telah dirumuskan, hal-hal penting yang perlu dilakukan adalah :
1. ditetapkan dan difungsikannya TIK sebagai kriteria acuan dalam mengukur dan menentukan
tingkat kemajuan belajar dan tingkat kemampuan mahasiswa,
2. ditetapkan dan difungsikannya TIK sebagai dasar dalam pengembangan alat evaluasi
keberlangsungan dan hasil proses kegiatan belajar-mengajar.
3. ditetapkan dan difungsikannya TIK sebagai petunjuk bagi para penyusun disain instruksional
dalam menentukan materi dan strategi instruksional,
4. ditetapkan dan disampaikannya TIK kepada fihak-fihak terkait sebagai suatu konfirmasi dan
informasi yang menjelaskan tingkat kemampuan dan keterampilan yang diharapkan dari
mahasiswa setelah menyelesaikan masing-masing satuan pelajaran.
5. disampaikannya TIK kepada mahasiswa sebagai informasi yang menjelaskan :
• apa dan untuk apa sebenarnya pelajaran (mata kuliah) ini dipelajari,
• apa yang akan dipelajari dan dinilai dalam mengikuti pelajaran (mata kuliah) ybs.
4
penyempurnaan proses belajar menajar
5
penyempurnaan proses belajar menajar
1. masalah efisiensi yang bertalian dengan penggunaan waktu yang dimiliki mahasiswa, serta
fasilitas dan peralatan yang ada,
2. perbedaan kesempatan, kecepatan dan langgam belajar mahasiswa,
3. metoda penyampaian yang lebih baru (walaupun sebetulnya tidak baru) yang lebih memacu
interaksi antara mahasiswa-mahasiswa dan/atau dosen-mahasiswa secara positif,
4. jawaban terhadap pertanyaan sbb. :
apakah dengan metoda penyampaian yang dipilih akan dapat dicapai kondisi-kondisi
sebagai berikut:
• perhatian mahasiswa terarah pada hakekat tugas belajar yang spesifik, sehingga
mahasiswa akan mengetahui dengan pasti tentang apa yang diharapkan darinya,
• motivasi belajar mahasiswa bangkit/meningkat,
• "interest" (ketertarikan) akan pelajaran bangkit dan menguat,
• umpan balik dapat diperoleh dengan segera,
• terbuka kesempatan bagi mahasiswa untuk maju sesuai dengan kemampuan dan
kesempatannya masing-masing,
• frustasi dan kegagalan dapat terhindarkan,
• proses "transfer of learning" pada situasi-situasi baru diluar kelas menjadi meningkat,
• sikap-sikap positif terhadap diri sendiri, dosen, materi pelajaran dan proses pendidikan
pada umumnya menjadi berkembang dan semakin mantap.
Pola metoda dasar umum yang biasa digunakan dalam mengajar dan belajar adalah sebagai berikut
(1 - pp. 45-46) :
1. Presentasi : memberikan informasi kepada mahasiswa melalui ceramah, tulisan di papan
tulis, demonstrasi, pertunjukan dengan alat-alat audiovisual (film, slides, transparant, .........),
dlsb.
2. Studi independen : mahasiswa belajar secara individual dengan membaca text, pemecahan
soal/masalah, membuat laporan tertulis/paper, menggunakan perpustakaan, kerja di
laboratorium, dlsb.......
3. Interaksi : belajar melalui interaksi dosen-mahasiswa dan/atau mahasiswa-mahasiswa
secara positif melalui diskusi, tanya jawab, seminar, dlsb.....
2. Proses Mengajar.
Sehubungan dengan kegiatan mengajar, hal terpenting diantara hal-hal penting lainnya adalah :
kemampuan dosen untuk meningkatkan proses belajar mahasiswa (1 - p. 81).
Proses mengajar tidaklah terbatas pada proses mempengaruhi pemilikan pengetahuan si mahasiswa,
tapi juga proses mempengaruhi sikap, interest, apresiasi dan tingkah laku mahasiswa (1 - p. 81).
Mengajar adalah proses pembuatan keputusan profesional dan penjabarannya menjadi tindakan-
tindakan yang menyebabkan proses belajar mahasiswa menjadi semakin baik, lebih efisien, lebih
dapat diramalkan dan lebih ekonomis (1 - pp. 81-82).
Dalam konteks belajar-mengajar, keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan seorang dosen dapat
dikelompokkan dalam 3 katagori sbb. (1 - p. 82):
a. yang berhubungan dengan tugas-tugas belajar mahasiswa,
b. yang berhubungan dengan tingkah laku mahasiswa,
c. yang berhubungan dengan tingkah laku dosen.
Mengajar, sebenarnya, dapat didefinisikan sebagai : suatu tingkah laku yang sadar yang membuat
proses belajar mahasiswa menjadi berlangsung, atau berlangsung lebih intensif dan/atau menjadi
lebih efisien dibandingkan dengan kalau tidak ada tingkah laku tersebut (1 - p. 84).
Cakupan tingkah laku mengajar dapat berupa sebuah senyuman sederhana atau tepukan yang
memberi dorongan kepada mahasiswa, sampai pada suatu penyajian proses yang kompleks yang
6
penyempurnaan proses belajar menajar
didisain dan diprogram dengan sangat bagus sehingga menghasilkan proses belajar yang dapat
diramalkan, efisien dan efektif (1 - p. 84).
7
penyempurnaan proses belajar menajar
2.4. Metodologi.
Perlu untuk ditekankan bahwa tidak ada metodologi (pada dirinya) benar atau tidak benar, tidak ada
satu cara mengajar yang paling baik. Keabsyahan dari pernyataan suatu metoda mengajar baik
atau tidak hanyalah dapat ditentukan setelah dinilai sejauh mana efektifitas penerapan metoda
tersebut dalam mendukung tercapainya suatu tujuan belajar tertentu (1 - p.91 ).
Salah satu indikator sukses atau gagalnya seorang dosen melakukan suatu kegiatan pengajaran
dapat dilihat dari : (setelah suatu tujuan pendidikan yang pantas ditetapkan) sejauh mana dosen ybs.
mampu menterjemahkan prinsip-prinsip belajar secara efektif menjadi kenyataan tindakan dan
kegiatan dengan (melalui) mana mahasiswa menjadi dapat mencapai tujuan pendidikan (1 - p. 91).
8
penyempurnaan proses belajar menajar
Didalam mempribadikan prinsip-prinsip belajar, seorang dosen mempunyai kemungkinan yang tak
terhingga banyaknya untuk menyatakan kemampuan seni-mengajar-nya, ia dapat dan harus
memasukkan vitalitas dirinya, kepribadiannya dan keterampilan khususnya didalam menerapkan
prinsip-prinsip yang melandasi semua keberhasilan belajar mahasiswa (1 - p. 92).
Hasil pengamatan yang jeli atas segala situasi dan kondisi yang terjadi dalam kelas sebenarnya
dapat mengungkapkan bahwa : belajar yang berhasil itu adalah hasil dari perumusan kriteria
keberhasilan yang tepat/sesuai, diterapkan berdasarkan keputusan dan tindakan mengajar yang
mencerminkan kepribadian dan gaya dosen tetapi serasi/selaras dengan prinsip-prinsip belajar
(1 - p. 93).
Suatu pelajaran dengan rumusan tujuan yang tidak tepat, atau cara mengajar yang melanggar
prinsip-prinsip dasar belajar, pasti akan gagal, betapapun dramatis atau cemerlangnya dosen dalam
usaha mengajarnya (1 - p. 93).
9
penyempurnaan proses belajar menajar
10