You are on page 1of 15

SEMEN

Definisi :
Bhn non logam kegunaan u restorasi jangka panjang
Bhn non logam kegunaan u restorasi jangka panjang
Bahan yang digunakan sebagai base,lhuting dan lining pada penyemenan gigi
Setiap bahan yang menjadi massa keras setelah dicampur air
Sebagai bahan tambal mempunyai tekanan lebih rendah dari pada amalgam
Bahan tambal yang merekat pada struktur gigi
Bahan tambal non logamyg digunakan untuk restorasi gigidalam jangka panjang
maupun pendek serta melekatkan gigi tiruan

Fungsi
- Merekatkan gigi tiruan & peralatan orthodontic,serta meratakan post dan pasak
untuk retensi restorasi
- Sebagai kavitas lining
- Untuk pengisi saluran akar
- Restorasi gigi susu
- Restorasi estetik pada gigi depan
- Penutup fissure
- Pelapik kavitas
- Untuk melindungi pulpa terhadap trauma

Jenis :
Seng Fosfat
Seng Oksida Eugenol
Polikarboksilat
Silikat
Silikofosfat
Ionomer Kaca
Ionomer Kaca modifikasi Logam
Resin
Kalsium Hidroksida

Syarat
tidak menimbulkan reaksi alergik
tidak mutagenik
Tidak larut saliva dan cairan mulut
Hrs tdk bersifat racun
Tdk mengiritasi jar.pulpa dan lainnya
Perlindungan jar.pulpa terhadap pengaruh restorasi
-sifat mekanis harus memenuhi persyaratan untuk tujuan penggunaan bahan
tersebut,misalnya semen untuk cavity lining haruslah menghasilkan kekuatan yang
cukup dalam waktu cepat untuk memungkinkan bahan tambal dimasukkan kedalam
cavitas

-bersifat bakteriositas bila dimasukkan kedalam cavitas yang masih mengandung sisa
karies
-Biokompatibilitas
-sifat adhesive terhadap gigi dan material restorasi
-menyerupai sifat optis jar. Gigi dan mempunyai sifat reologi
-mempunyai penyegel(kekuatan tepi) untuk mencegah kebocoran marginal
-memounyai sifat optic yaitu, menyerupai sifat optis jaringan gigi
-mempunyai ikatan dengan email dan dentin dan dpt melekat dengan email dan dentin
-mempunyai sifat anti karies karena melepaskan flour

Faktor kegagalan
-Perbandingan bubuk dan air tidak tepat
-Cara pengadukan
-Cara pengerasan (contoh pada bracket)
-Kontaminasi bahan lain
-Adanya kontaminasi atau penambahan air pada saat penambahan adonan sehingga
mempercepat reaksi pengerasan ,jadi waktu manipulasi cepat.
-jika email tidak ada resiko untuk bocor sangat besar
-kebocoran miko pada foramen ,menyebabkan cairan masuk, jaringan periapikal
sepanjang interfacial antara bahan pengisi saluran akar
-karna kurangnya daya adhesi antara bahan semen dan gigi

Seng Fosfat
Fungsi :Bahan perekat untuk Restorasi dan Peralatan Ortodontik, sebagai basis
tambalan
Manipulasi :
Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan,
campurkan sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat
aduk dengan putaran melawan jarum jam
tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis
waktu pengerasan yang memadai adalah 5-9 menit, buang kelebihan tumpatan
Komposisi :
Oksida seng 90% dan magnesium 10 %
Kekurangan dan Kelebihan :
Sifat :
Daya larut relatif rendah di dalam air
Keasamanan  semen cukup tinggi

Seng Oksida Eugenol


Fungsi :Bahn perekat smntara dan permanen restorasi, digunakan sebagai tambalan
sementara, sebagai bahan pelapik, bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal
dan pada perawatan pulpotomi
restorasi sementara dan menengah
bahan perekat/pengikat sementara dan permanen untuk restorasi
Klasifikasi :
empat jenis OSE ,semen OSE
Tipe1 digunakan untukn semen sementara.
Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di
luar mulut.
Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas

Manipulasi :
Dicampur antara bubuk dengan liquid dan bubuk / pasta dan pasta dengan komposisi
seimbang agar didapat adonan berbentuk dempul
Komposisi :
Oksida seng dan eugenol
         
Kekurangan dan Kelebihan :
Kekurangan :
mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan

Kelebihan :
daya antibakteri
kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro
memberikan perlindungan terhadap pulpa
Sifat :
PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling
sedikit mengiritasi
Sifat fisik , rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan
Kekuatannya berkisar 3 – 55 Mpa, tergantung kegunaanya

Polikarboksilat
Fungsi :Bahn perekat smntara dan permanen restorasi
Manipulasi :
Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan,
campurkan sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat
aduk dengan putaran melawan jarum jam
tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis
waktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan
Komposisi :
Cairan : larutan air dari asam poliakrilat dari asam akrilik dengan asam karboksilat
lain yang tidak jenuh, misal asam itakonik
Bubuk : oksida seng dengan ejumlah oksida magnesium
Kekurangan dan Kelebihan :
Kelebihan :
Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
Kekurangan :
tidak sekaku semen fosfat
modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat

Sifat :
tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan menurangi kekentalan
semen
waktu pengerasan lebih pendek ketimbang seng fosfat yaitu sekitar 2,5 menit
daya larut rendah
pH cairan sekitar 1,7 tetapi dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya

Silikat
Fungsi : Restorasi gigi anterior
Komposisi :
Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), senyawa fluorida,beberapa garam kalsium

Kekurangan dan Kelebihan :


Kelebihan :
Warnanya sesuai ngan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior

Kekurangan :
kekuatan tensilnya kurang baik
mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya

Sifat :
terikat secara kimiawi dengan struktur gigi(kekuatan ikatan denngan email akan lebih
besar daripada dengan dentin)
Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng
fosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan 5 menit untuk seng fosfat
Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa
Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen seng fosfat
Sifat biologi , pH kurang dari 3 pada dimasukan dalam kavitas, dan tetap barada
dibawah 7
Daya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organik
dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar

Silikofosfat
Fungsi :
Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan gigi desidui,
bahan perekat fixed restoration, bahan band orthodontics, juga sebagai bahan
pembuatan die
Manipulasi :
manual diatas glass lab maupun secara mekanis dengan menggunakan amalgamator
Komposisi :
campuran/ kombinasi antara bubuk seng oksida dan silikat
Kekurangan dan Kelebihan :
Sifat :
mekanis, flsis, kimia, adhesif dan biologis yang cukup baik.
strength yang tinggi, kelarutan yang rendah dalam rongga mulut, serta memiliki
kandungan fiuorida yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karies sekunder dan
dapat meremineralisasi email dan dentin

Ionomer Kaca
Fungsi :
Bahan perekat restorasi & restorasi gigi anterior
Kaping pulpa dan pengisis saluran akar
Perekatan alat Ortodontik
Perantara gigi dengan tambalan komposit
Sebagai bahan reparasi sekeliling pinggir restorasi lama

          Klasifikasi :
Tipe I (konvensional) sebagai bahan perekat restorasi
Tipe II sebagai bahan restorasi

Ada 4 :
Ionomer Kaca konvensional
Ionomer Kaca hybrid
Kaca tricure
Ionomer Kaca metal
         
Komposisi :
Liquid : Terdapat cairan asam tartaric yang dapat meningkatkan stabilitas
material,poliakrilik acid
Powder : Kaca kalsium fluoro aluminosilikat yang larut dalam asam (poliakrilik acid)

Manipulasi :
Ada 2 :
Mekanis : Menggunakan amalgamator
Manual :
Ada 3 cara ( sircular motion , figure eight, fold and press motion )
Menggunakan alat (semen spatel(untuk mengaduk), plastis instrument(untuk
memasukkan ke dalam cavitas))
Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik
Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh hingga buram

Cara Pengerasan :
Menggunakan sinar
Didiamkan

Kelebihan dan Kekurangan :

          KELEBIHAN
            Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air
            Kemampuan berikatan dengan email dan dentin
            Memiliki angka retensi gigi
            Biokompabilitas
Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna dengan gigi)
Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.
Bersifat adhesi.
Tidak iritatif.
Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah karies
lebih lanjut.
Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.
Daya larut yang rendah.
Bersifat translusent atau tembus cahaya.
Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.
Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas, yaitu menunjukkan
efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari
bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap
koloni streptococcus mutant (mount, 1995).

          KEKURANGAN
          Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar
            Tidak tahan terhadap keausan
            Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin
            Setelah restorasi butuh proteksi
            Kekerasan kurang baik
            Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan
            Dapat larut dalam asam dan air

Sifat :
Mampu melepaskan fluor,tetapi belum banyak digunakan sebagai
siller(perekat,berwarna hitam,bersifat getas) saluran akar
Hampir sama dengan semen silikat (kekuatan,transparan,kandungan fluoride semen
nya lebih unggul dari semen jenis Zinc Okside)
Mempunyai sifat adesif
Sebagai insulator terhadap thermal shock(perubahan suhu mendadak)
Mempunyai sifat flow

Ionomer Kaca modifikasi Logam


Fungsi :
Untuk restorasi gigi posterior sebagai alternatif amalgam, restoratif konserfatif  kelas
1
Klasifikasi :
          Metode 1 : mencampur bubuk logam amalgam yang berpartikel sfersis dengan
bubuk ionomer tipe II sering disebut semen gabungan logam  campur perak
            Metode 2 : mencampur bubuk kaca dengan partikel perak  dengn pemanasan
tinggi sering disebut cermet
Manipulasi :
Komposisi :
Kaca ionomer dan partikel logam
Kekurangan dan Kelebihan :
Sifat :
Peningkatan ketahanan terhadap keausan
Waktu pengerasanya cepat
Potensi adhesi dan gaya tahanya terhadap karies
Resin
Fungsi : kegunaan khusus dan umum
Bahan perekat untuk restorasi dan peralatan ortodontik
Sebagai jembatan berikatan resin
Bracket ortodontik
Restorasi kaca keramik
Manipulasi :
          Tardapat 2 macam , yaitu bubuk – liquid, pasta – pasta
Campurkan dengan ratio secukupnya
Kedua komponen diaduk diatas kertas aduk khusus selama 20 – 30 detik
Saat pembuangan kelebihan semen saat yang kritis, jika kelebihan semen dibuang
pada keadaan karet akan mengakibatkan semen tertarik keluar dan mengakibatkan
karies sekunder. Yang terbaik saat membuang kelebihan semen segera setelah
restorasi dipsang dengan benar.

Pada sementasi untuk inlay, mahkota dan jembatan yang seluruhnya keramik.
Untuk mendapatkan retensi yang terbaik, permukaan bawah dari restorasi kaca-
keramik biasanya dietsa dan dioles lapisan silane sebelum disemen.
Komposisi :
Matriks resin dengan bahan pengisi anorganik yang telah diproses dengan silane,
organofosfonat hidroksietil metakrilat (HEMA), 4-metakrilat trimellitik anhidrat
Kekurangan dan Kelebihan :
Kekurangan :
Mengiritasi pulpa
Sifat :
Tidak mudah larut dalam cairan mulut

Kalsium Hidroksida
Fungsi : Untuk bahan penutup pulpa dan basis penahan panas
manipulasi
Ada 2 :
a. Mekanis : Menggunakan amalgamator
b. Manual :
Ada 3 cara ( sircular motion , figure eight, fold and press motion )
Menggunakan alat (semen spatel(untuk mengaduk), plastis instrument(untuk
memasukkan ke dalam cavitas))
Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik
Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh hingga buram

Cara Pengerasan :
a. Menggunakan sinar
b. Didiamkan
Daftar pustaka :

         Lasminda Syafiar, drg., M. Kes.


         Sitti Chadidjiah A.Z., drg.Universitas Sumatera Utara
         Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro,
Tokyo Quintescence Publishing Co., 1982.
         John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London,
Eidenburgh Boston, Melbourne, Be
         J.Philips: Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi

GIC (Glass Ionomer Cement)

Well, tugas PSAF yang saya tidak kerjakan ini, ternyata sangata berguna untuk
praktek ekskavasi kemarin..
Ah, bodohnya diriku tidak mengerjakan essay ini,padahal ini sangat penting..
Jujur, kemarin gw capek bgt..T_T jadi gk sempet ngerjain deh..
Yaudah, gw ngerjainnya di blog gw aja lah:

GIC:

Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan gigi restoratif digunakan dalam
kedokteran gigi untuk mengisi gigi dan luting semen. Materi ini didasarkan pada
reaksi silikat serbuk kaca dan polyalkenoic asam. Bahan Gigi berwarna diperkenalkan
pada tahun 1972 untuk digunakan sebagai bahan restoratif untuk gigi anterior
(terutama untuk mengikis daerah, Kelas III dan rongga V). Saat berikatan kimia pada
jaringan keras gigi dan melepaskan fluoride dalam waktu yang relatif lama, aplikasi
modern GICs telah diperluas. Diinginkan sifat semen Ionomer kaca membuat mbahan
yang bermanfaat dalam pemulihan lesi membusukkan gigi atau tulang di daerah
rendah stres seperti permukaan halus dan kecil dalam rongga anterior proksimal gigi
primer. Hasil dari studi klinis, tidak mendukung penggunaan restorasi konvensional
Ionomer kaca atau logam-diperkuat di gigi primer.

GICs umumnya diklasifikasikan menjadi lima tipe dasar:


- Semen Ionomer Konvensional
- Modifikasi Resin GIC (Konvensional dengan penambahan HEMA)
- Semen Ionomer Hibrida (Juga dikenal sebagai Dual-Cured Glass Ionomer Cement)
- Tri-Cure GIC
- Metal-Reinforced GIC

Komposisi dan Persiapan:


Aplikasi termasuk campuran bubuk dan cair. Jenis aplikasi menetapkan viskositas
dari semen, yang disesuaikan dengan memvariasikan distribusi ukuran partikel dan
rasio serbuk-ke-cair.

GIC POWDER
Serbuk kalsium asam-larut fluoroaluminosilicate mirip dengan silikat kaca namun
dengan rasio alumina-silikat yang lebih tinggi meningkatkan reaktivitas dengan
cairan. Bagian fluoride bertindak sebagai fluks dari "keramik". Lantanum, Strontium,
Seng Oksida Barium atau aditif memberikan radioopacity. Fusion bahan baku untuk
membentuk kaca yang seragam dengan memanaskan mereka untuk suhu 1100 ° C
hingga 1500 ° C. kaca, adalah tanah menjadi bubuk memiliki bubuk partikel berkisar
antara 15-50 μm. Persentase bahan baku adalah:

* Silika 41.9%
* Alumina 28.6%
* Aluminium Fluoride 1.6%
* Kalsium Fluoride 15.7%
* Natrium Fluoride 9.3%
* Aluminium Fosfat 3.8%

GIC Liquid
Awalnya, cairan untuk GIC adalah larutan asam poliakrilat dalam konsentrasi sekitar
40 sampai 50%. Cairan sangat kental dan cenderung gel dari waktu ke waktu. Dalam
sebagian besar semen saat ini, asam adalah dalam bentuk co-polymer dengan itaconic,
asam maleat atau tricarboxylic. Asam ini cenderung meningkatkan reaktivitas cairan,
penurunan viskositas dan mengurangi kecenderungan untuk gelasi. asam tartarat juga
hadir dalam cairan. Hal ini meningkatkan karakteristik penanganan dan meningkatkan
waktu bekerja, tapi waktu pengaturan lebih pendek. Viskositas tartrat asam yang
mengandung semen umumnya tidak berubah selama hidup rak semen. Namun,
perubahan yang dapat terjadi ketika viskositas semen melampaui tanggal tersebut.
Sebagai sarana untuk memperpanjang waktu kerja GIC, beku-kering dan bubuk kaca
bubuk polyacid ditempatkan dalam botol yang sama bedak. cair ini terdiri dari air atau
air dengan asam tartrat. Ketika bubuk dicampur dengan air, bubuk asam melarutkan
dan menyusun kembali asam cair dan proses ini diikuti oleh reaksi asam-basa. Semen
jenis ini kadang-kadang disebut sebagai gelas air Ionomer Ionomer settable atau
keliru seperti kaca anhidrat.

Manipulasi
Untuk mencapai pemulihan jangka panjang dan prostesis itu tetap kuat, pertimbangan
manipulatif sebagai berikut untuk GIC harus dipenuhi:
1. Permukaan gigi yang disiapkan harus bersih dan kering
2. Kelebihan semen harus dihapus pada waktu yang tepat
3. Permukaan harus diselesaikan tanpa pengeringan yang berlebihan
4. Restorasi perlindungan permukaan harus dipastikan untuk mencegah keretakan atau
peluruhan.

Keuntungan
- Adhesi yang melekat pada struktur gigi
- Biokompatibel
- Menghambat peluruhan Fluoride dan Timbulnya Karies
- Persiapan Kavitas Minimal diperlukan, sehingga mudah digunakan pada anak-anak

Kegunaan
Tipe I untuk Luting Semen
Tipe II Untuk restorasi
Tipe III Liners dan Basis
Tipe IV Fissure Sealants
Tipe V Semen Ortodontik
Tipe VI Core Build Up

Referensi:
* Phillips' Science of Dental Materials by Kenneth J. Anusavice
* Dental Materials: Properties and Manipulation by Robert Craig, John M. Powers
and John C. Wataha
* Applied Dental Materials by J. F. McCabe, Angus Walls and John N. Anderson
* Introduction to Dental Materials, R van Noort, 2002, p137
* Glass-Ionomer Cement, Alan D. Wilson and John W.McLean, 1988
* Acid-base Cements, A.D. Wilson and J.W. Nicholson, 1993, p116
Keunggulan Semen Glass Ionomer

Keunggulan dari bahan restorasi glass ionomer antara lain:

1. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.


2. Bersifat adhesi.
3. Tidak iritatif.
4. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah
karies lebih lanjut.
5. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.
6. Daya larut yang rendah.
7. Bersifat translusent atau tembus cahaya.
8. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.
9. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas, yaitu
menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa.
Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri,
terutama terhadap koloni streptococcus mutant (Mount, 1995).

Karena keunggulan-keunggulan tersebut di atas maka bahan tumpatan semen glass


ionomer banyak digunakan sebagai bahan tumpatan tetap oleh dokter gigi dewasa ini.
Pada manula sering kali ditemukan kavitas kelas V atau karies yang terdapat pada
akar, karena pada manula biasanya sering didapatkan adanya retraksi gingiva yang
disebabkan proses degenerasi. Karies yang terdapat pada akar juga ditemukan pada
orang-orang yang cara menyikat giginya kurang baik dan benar, sehingga
menyebabkan abrasi pada daerah servikal. Oleh sebab itu, bahan semen glass ionomer
diunggulkan sebagai bahan tumpatan pada kasus tersebut, karena bahan tumpatan
semen glass ionomer merupakan bahan restorasi yang memenuhi persyaratan estetika,
bersifat adhesi, serta mempunyai sifat biokompabilitas.

Menurut Sockwell dan Heymann, l985 (cit. Raphael Triendra Untara), bahan
tumpatan yang memenuhi persyaratan estetika adalah yang sewarna atau hampir
mendekati warna gigi, baik gigi anterior maupun posterior tanpa mengesampingkan
faktor kekuatan, keawetan, dan biokompabilitas dari bahan tersebut. Di samping itu,
bahan tumpatan semen glass ionomer mempunyai estetik yang lebih baik
dibandingkan dengan tumpatan semen silikat, meskipun jika dibandingkan dengan
resin komposit faktor estetik dari bahan ini masih kurang baik. Dewasa ini dengan
berkembangnya bahan tersebut, faktor estetik tidak lagi menjadi masalah. Penggunaan
semen glass ionomer dengan sinar juga mulai banyak digunakan. Hal ini akan
menghemat waktu dokter gigi, waktu tindakan klinik lebih singkat, serta mempunyai
peningkatan PH yang relatif cepat. Karena itu, bahan ini juga direkomendasikan
sebagai bahan yang dapat meningkatkan perlekatan amalgam dengan jaringan gigi.

Beberapa Bahan Restorasi Gigi Plastis

Tujuan restorasi gigi tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya
kembali karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi
yang ideal pada saat ini masih belum ada meskipun berkembang pesat. Untuk dapat
diterima secara klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan yang akan kita pakai
sehingga jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita dapat segera mengenali
kebaikan dan keburukan dibanding dengan bahan yang lama. Dua sifat yang sangat
penting yang harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah harus mudah digunakan dan
tahan lama. Sedangkan sifat-sifat yang lainnya adalah:

1. Kekuatan tensilnya cukup.


2. Tidak larut dan tidak mengalami korosi dalam mulut.
3. Sifat eksotermisnya rendah dan perubahan volume selama pengerasannya dapat
diabaikan.
4. Tidak toksik dan tidak iritasi terhadapjaringan pulpa serta gingiva.
5. Mudah dipotong dan dipoles.
6. Derajat keausannya sama dengan email.
7. Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari serangan karies sekunder.
8. Koefisien muai termiknya sama dengan email dan dentin.
9. Difusi termiknya sama dengan pada email dan dentin.
10. Penyerapan airnya rendah.
11. Adhesif terhadap jaringan gigi.
12. Radio opak.
13. Warna translusensinya sama dengan email.
14. Tahan lama dalam penyimpanan.
15. Murah.

Bahan Restorasi Plastik

Beberapa bahan restorasi plastik yang selama ini banyak digunakan di kedokteran gigi
antara lain amalgam, silikat, komposite, dan semen glass ionomer. Bahan-bahan
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Dental Amalgam

Merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi, khususnya untuk
tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad ini, formulasinya tidak banyak
berubah, yang mencerminkan bahwa bahan tambalan lain tidak ada yang seideal
amalgam. Kelemahan utama amalgam terletak pada warnanya dan tidak adanya
adhesi terhadap jaringan gigi. Walaupun sifat fisik dan kimia bahan tumpatan
amalgam sebagian besar telah memenuhi persyaratan ADA specification no. l,
perlekatannya dengan jaringan dentin gigi secara makromekanik seperti retention and
resistence form, dan undercut tidak dapat melekat secara kimia.
Prinsip retention and resistance form (dove tail, box form dan retention groove) pada
lesi karies daerah interproksimal, selain mengangkat jaringan karies juga mengangkat
jaringan yang sehat untuk memperoleh retensi pada kavitas. Pada kavitas kelas II
dengan isthmus dan garis sudut bagian dalam yang lebar, akan melemahkan kekuatan
terhadap beban kunyah. Akibatnya, pasien banyak yang mengeluh karena seringkali
adanya fraktur pada tumpatan kelas II, baik pada tumpatan MO (Mesial Oklusal), DO
(Distal -, Oklusal), maupun MOD (Mesial - Oklusal - Distal).

Amalgam dapat disimpan lama dan dibandingkan dengan bahan restorasi lain. Bahan
ini tidak begitu mahal dan sampai tingkat tertentu kesalahan dalam manipulasi masih
menghasilkan tumpatan yang baik. Jika dibuat oleh operator yang trampil dan
lingkungannya mendukung, bahan tumpatan ini dapat tahan lama, namun umur
klinknya rata-rata 5 tahun. Amalgam cenderung mudah korosi di dalam lingkungan
mulut karena strukturnya yang heterogen, permukaannya yang kasar, dan adanya
lapisan senyawa oksida yang belum sempurna. Amalgam memerlukan beberapa jam
untuk mencapai kekerasan penuhnya. Jika ini telah dicapai, kekuatan kompresifnya
akan menyamai dentin.

Resin Komposit

Generasi resin komposit yang kini beredar mulai dikenal di akhir tahun enam
puluhan. Sejak itu, bahan tersebut merupakan bahan restorasi anterior yang banyak
dipakai karena pemakaiannya gampang, warnanya baik, dan mempunyai sifat fisik
yang lebih baik dibandingkan dengan bahan tumpatan lain. Sejak akhir tahun enam
puluhan tersebut, perubahan komposisi dan pengembangan formulasi kimianya relatif
sedikit. Bahan yang terlebih dulu diciptakan adalah bahan yang sifatnya
autopolimerisasi (swapolimer), sedangkan bahan yang lebih baru adalah bahan yang
polimerisasinya dibantu dengan sinar. Resin komposit mempunyai derajat translusensi
yang tinggi. Warnanya tergantung pada macam serta ukuran pasi dan pewarna yang
dipilih oleh pabrik pembuatnya, mengingat resin itu sendiri sebenarnya transparan.
Dalam jangka panjang, warna restorasi resin komposit dapat bertahan cukup baik.
Biokompabilitas resin komposit kurang baik jika dibandingkan dengan bahan
restorasi semen glass ionomer, karena resin komposit merupakan bahan yang iritan
terhadap pulpa jika pulpa tidak dilindungi oleh bahan pelapik. Agar pulpa terhindar
dari kerusakan, dinding dentin harus dilapisi oleh semen pelapik yang sesuai,
sedangkan teknik etsa untuk memperoleh bonding mekanis hanya dilakukan di email
perifer.

Semen Silikat

Semen yang didasari oleh terbentuknya reaksi antara kaca silikat dengan asam telah
digunakan di kedokteran gigi sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Warnanya sesuai
dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior. Akan tetapi,
karena kekuatan tensilnya kurang baik dan sangat regas, bahan ini tidak dapat
digunakan untuk restorasi sudut insisal dan permukaan oklusal gigi posterior. Di
samping itu, semen ini mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang
melekat di atasnya. Saat ini, semen silikat oleh dokter gigi mulai jarang digunakan
karena banyak kekurangannya.

Semen Glass Ionomer


Sebelum ditemukan semen glass ionomer oleh Wilson dan Kent pada 1972, semen
silikat merupakan bahan tumpatan plastis aterior yang paling banyak digunakan. Di
samping itu, resin komposit juga telah berkembang dengan pesat sehingga menjadi
tumpatan plastis anterior yang paling banyak dipakai. Walaupun demikian, pemakaian
glass ionomer tetap meningkat, khususnya karena bahan ini beradhesi ke dentin dan
email. Sejak pertama kali diperkenalkan, bahan ini dapat diperoleh dalam tipe yang
mengeras lebih cepat, tidak mudah larut, lebih translusens, dan estetikanya dapat
diterima.
Semen glass ionomer terbentuk karena reaksi antara bubuk kaca alumino-silikat yang
khusus dibuat dengan asam poliakrilat. Setelah tercampur, pasta semen ini
ditumpatkan ke kavitas pada saat bahan masih belum mengeras. Semen glass ionomer
yang berisi logam perak dalam bubuknya telah dikembangkan serta dikenal dalam
nama generiknya, yaitu cermet. Semen semacam ini mempunyai ketahanan terhadap
abrasi dan keradiopakannya, sehingga dapat digunakan pada gigi posterior. Walaupun
demikian, penggunaannya hanya pada kavitas yang masih terlindung, karena semen
ini tidak sekuat amalgam. Keunikan lain dari bahan semen glass ionomer adalah
kemampuannya untuk berikatan dengan dentin dan email secara kimia sehingga
menghasilkan penutupan yang baik. Bahan ini juga mempunyai sifat khas melepaskan
fluor sehingga bersifat antikaries. Dengan demikian, bahan ini direkomendasikan
untuk digunakan secara luas pada abrasi serviks, tanpa harus melakukan preparasi
kavitas. Keadaan ini, misalnya, terjadi pada situasi tidak adanya email untuk retensi
resin komposit, atau kalaupun ada hanya sedikit sekali. Semen glass ionomer dapat
digunakan sebagai restorasi tunggal atau dapat dipakai sebagai basis dan di atasnya
dilapisi oleh resin komposit (teknik sandwich).

Menurut Mujiono, cit Mc. Lean et al (1985) dan Tyas et al (1989), semen glass
ionomer juga dapat meningkatkan perlekatan resin komposit, yaitu sebagai perantara
untuk menambah retensi tumpatan komposit. Dengan cara memberikan etsa asam
pada semen glass ionomer, akan terjadi erosi dan permukaan semen menjadi kasar.
Kekasaran permukaan ini dapat memberi retensi mekanis terhadap resin komposit.

Di samping itu, semen glass ionomer juga dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan perlekatan amalgam dengan jaringan dentin gigi, terutama pada karies di
bagian interproksimal. Di bagian ini pengangkatan jaringan keras sebagai retensi
kurang memungkinkan, karena dapat menyebabkan melemahnya struktur gigi akibat
jaringan sehat tinggal sedikit. Semen glass ionomer dapat ditumpatkan di kavitas yang
dalam tanpa mengiritasi pulpa, sekalipun tanpa diberi pelapik. Namun, agar tidak
timbul reaksi yang tidak diinginkan pada kavitas dengan dentin, sebaiknya tetap
digunakan pelapik. Biokompabilitas dari bahan ini sangat tinggi walaupun semennya
bersifat sangat asam. Hal ini mungkin disebabkan oleh besarnya molekul polyanion
sehingga asam tidak dapat memasuki tubulus. Namun, peradangan tetap timbul jika
semen langsung diletakkan di atas pulpa yang terbuka.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari bahan tumpatan ini, harus dijaga
kontaminasi antara bahan ini dengan saliva selama penumpatan dan sebelum semen
mengeras sempurna. Kontaminasi dengan saliva akan sangat berbahaya karena semen
akan mudah larut dan daya adhesinya akan menyusut. Untuk itu, kavitas harus dijaga
agar tetap kering dengan mengusahakan isolasi yang efektif. Setelah selesai
penumpatan, tumpatan sebaiknya ditutup dengan lapisan pernis yang kedap air selama
beberapa jam setelah penumpatan dilakukan. Hal ini untuk mencegah desikasi karena
hilangnya cairan atau semen melarut karena menyerap air.

Karena adanya beberapa keunggulan dari bagian tersebut itulah maka semen glass
ionomer saat ini secara luas digunakan oleh dokter gigi, terutama pada kavitas
servikal yang sering terjadi pada manula dan orang yang menyikat gigi dengan cara
yang kurang baik dan benar, serta pada karies yang pengambilan jaringan gigi yang
sehat sebagai retensi kurang memungkinkan.

Semen glass ionomer merupakan bahan tumpatan baru di bidang ilmu konservasi gigi
yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini. Semen glass ionomer
digunakan sebagai bahan restorasi tetap di kedokteran gigi sejak 1972, serta
disempurnakan dari tahun ke tahun sehingga menjadi bahan restorasi yang memenuhi
persyaratan baik estetik maupun kekuatan serta keawetan.

Kekurangan Bahan Semen Glass Ionomer

Di samping beberapa keunggulan yang dimiliki oleh bahan glass ionomer yang telah
kita bicarakan di atas, yaitu tidak iritatif, bersifat adhesi, dan mempunyai sifat
biokompabilitas yang tinggi. Bahan ini juga mempunyai kekurangan jika
dibandingkan dengan bahan tumpatan lain, misalnya dalam hal estestik. Bahan ini
masih kurang baik bila dibandingkan dengan resin komposit. Demikian juga
ketahanan terhadap abrasi juga kurang baik, terutama pada daerah kontak oklusal
yang luas. Di daerah tersebut akan mudah terjadi fraktur akibat kekuatan geser yang
tinggi. Di samping itu, glass ionomer juga bersifat porous dan sulit dipulas sehingga
menghasilkan permukaan tumpatan yang kurang halus. Oleh karena itu, dewasa ini
telah dikembangkan teknik restorasi sandwich yang pada hakikatnya semen glass
ionomer diaplikasikan dahulu dengan resin komposit, atau pada tumpatan gigi
posterior yang menggunakan amalgam.

Glass ionomer juga dapat membantu meningkatkan perlekatan amalgam dengan


jaringan gigi menggunakan bahan ini sebagai basis atau liner pada kavitas sebelum
ditumpat amalgam. Dengan demikian, bahan ini dapat menghambat kerusakan tepi,
mengurangi preparasi jaringan sehat gigi, meningkatkan dukungan mahkota gigi, serta
meningkatkan resistensi terhadap fraktur.

Kesimpulan

Penggunaan bahan semen glass ionomer untuk restorasi gigi sebaiknya menggunakan
bahan restorasi yang tepat. Bahan tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan,
misalnya tidak iritatif, bersifat adhesi, mengandung fluor sehingga dapat mencegah
karies yang lebih lanjut, serta mempunyai sifat biokompabilitas yang baik.
Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V, menurut
klasifikasi G.V. Bkack, ditemukan pada manula, pada orang yang kurang baik dan
benar cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana preparasi jaringan sehat gigi
kurang memungkinkan. Akibatnya, preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil
jaringan yang sehat sehingga penggunaan semen glass ionomer diunggulkan sebagai
bahan restorasi pada kasus-kasus tersebut. Karena bahan restorasi ini mempunyai
kemampuan untuk berikatan dengan dentin dan email secara kimia, maka tidak
diperlukan pengambilan jaringan yang sehat dalam preparasi kavitasnya.
Walaupun semen glass ionomer dapat ditumpatkan di kavitas dalam tanpa mengiritasi
pulpa serta tanpa diberi lapisan pelapik, agar tidak menimbulkan reaksi yang tidak
diinginkan sebaiknya bahan pelapik tetap diberikan. Di samping itu, untuk
mendapatkan hasil yang baik dari bahan restorasi ini, haruslah diperhatikan adanya
isolasi pada daerah kerja, karena bahan restorasi ini sangat berpengaruh terhadap
kontaminasi cairan mulut (saliva).

Ada 2 cara untuk mencegah kontaminasi dengan cairan mulut, yaitu menggunakan
rubber dam dan memakai gulungan kapas (cotton roll).

Saran

Banyak kegagalan terjadi karena teknik pengerjaan yang buruk. Oleh karena itu,
operator (dokter gigi) harus dapat menghilangkan atau paling tidak memperkecil hal-
hal yang dapat menyebabkan kegagalan. Operator disarankan untuk:

1. Memilih bahan restorasi yang tepat untuk suatu kasus, khususnya untuk restorasi
gigi kelas V dan pada manula, sebagai basis dari tumpatan kelas II dari tumpatan
amalgam dan teknik sandwich dari tumpatan komposite, semen glass ionomer
direkomendasikan untuk restorasi tersebut.
2. Cara manipulasi bahan yang baik.
3. Teknik isolasi pada saat penumpatan dilakukan.
4. Preparasi yang cukup.

Apabila operator memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka akan memperkecil


faktor-faktor kegagalan.

Daftar Pustaka
1. Ali Nurdin, Penggunaan semen Glass Ionomer sebagai upaya meningkatkan
perlekatan tumpatan amalgam dengan jaringan gigi, Majalah Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga, vol 34 nomor 3a, Agustus, 2001.
2. Cecilia G. J. Lunardi, Soeyatmi Iskandar, Sri Kunarti Prijambodo, Resin komposit
untuk restorasi gigi posterior simposium sehari Mempertahankan Gigi Selama
Mungkin, Surabaya: FKG, 1989.
3. Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de
Janeiro, Tokyo Quintescence Publishing Co., 1982.
4. John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London,
Eidenburgh Boston, Melbourne, Berlin, Blackwell Scientific Publication Vienna,
1990.
5. Moch. Mujiono, Kekuatan Geser Resin Komposit pada Semen Ionomeri Gelas
yang dietsa, Majalah Kedokteran Gigi Universitas Airlangga vol. 29, no 3, Juli-
September 1996.
6. Narlan Sumawinata, Restorasi Gigi, edisi 2, Jakarta Kedokteran EGC, 1993.
7. Raphael Tri Endra Untara, Perbedaan integritas marginal gingival antara restorasi
seme ionomer kaca dan resin komposit teknik sanwich pada erosi - abrasi servikal:
Laporan Penelitian, Yogyakarta, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada,
1998.
8. Rasinta Tarigna, Kesehatan Gigi dan mulut, edisi revisi, cetakan IV, Jakarta,
Kedokteran ECG, 1995.

You might also like