Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh:
Prasaja Pricillia Sujatmiko
2010131019
Bisnis juga tidak lepas dari masalah. Bisnis akan terus memiliki masalah kecuali jika
bisnis tersebut berakhir. Seringkali ketika bisnis tidak dapat menyelesaikan masalah,
bisnis tersebut akan berakhir dengan hilangnya perusahaan. Entah hilang dalam artian
kehilangan kekuasaan (merger, akuisisi, konsolidasi), ataupun hilang dalam artian
sesungguhnya (likuidasi/pailit). Pada umumnya perusahaan akan sebisa mungkin
menghindari pailit.
Ada dua kejadian yang umum terjadi pada kasus pailitnya perusahaan. Pertama
adalah permohonan pailit oleh kreditor karena debitor melakukan wanprestasi dengan
tidak membayar hutangnya kepada kreditor. Kedua adalah permohonan pailit oleh
debitor sendiri karena ingin menghindari hukuman pidana. Walaupun demikian, sedikit
sekali perusahaan yang menyatakan perusahaannya pailit.
Permohonan pailit PT KLMI yang pertama diajukan oleh PT San Ching Indonesia pada
tanggal 29 Oktober 2008. PT San Ching menuding Kymco belum membayar utang
pemesanan barang sejumlah Rp502.289 juta. Saat itu karyawan KLMI bersama-sama
berusaha menggagalkan pailit PT KLMI. Pada Desember 2008, majelis hakim menolak
permohonan pailit tersebut karena PT KLMI dianggap berprestasi dan masih dapat
melunasi hutang pada PT San Ching.
Meskipun PT KLMI lolos dari gugatan pailit PT San Ching, PT KLMI mulai tersendat-
sendat sejak terjadinya sengketa pemegang saham pada Agustus 2007. Puncaknya
Presdir Su Kou Cang kabur ke Taiwan dan sejak Septermber 2008 seluruh karyawan
PT KLMI dirumahkan. Ketika itu manajemen berjanji akan memulai produksi kembali
pada Februari 2009. Produksi tidak pernah dimulai kembali dan sejak Juni 2009 PT
KLMI menyatakan tidak dapat membayar gaji karyawan. Pada April 2010, karyawan
yang tergabung dalam serikat pekerja akhirnya mengajukan permohonan pailit
bersama dua kreditor lain, PT Abdimetal Prakarsa, dan PT Amanda Vida Mitrama
(RSIA Amanda).
Dalam permohonan disertakan jumlah tunggakan gaji, iuran Jamsostek, dan THR
karyawan sejak Juni 2009 sebesar Rp7,656 miliar. PT Abdimetal Prakarsa mengajukan
tagihan sebesar Rp74,577 juta, dan PT Amanda menuntut tagihan sebesar Rp50,783
juta. Sebelumnya PT Abdimetal dan PT Amanda telah mengajukan somasi namun
tidak ada tanggapan.
Pada 29 April 2010, para kreditor menghadirkan kreditor lain sebagai berikut: PT Indo
Cipta Hasta Perkasa dengan jumlah tagihan Rp9,8 juta, PT Arpo Selaras Cemerlang
dengan tagihan Rp46 juta, CV Rino Multi Niaga dengan tagihan Rp17 juta, dan
MCE Seitmitsu Indonesia dengan tagihan Rp72 juta. Utang tersebut sejak tahun 2008
belum diselesaikan.
Pada 12 Mei 2010, PT KLMI dinyatakan pailit karena terbukti memiliki utang jatuh
tempo yang belum dibayar dan berutang kepada lebih dari satu kreditor. Majelis hakim
berpendapat permohonan telah memenuhi Pasal 2 butir 1 UU Kepailitan sehingga
permohonan pailit patut dikabulkan. Kurator yang ditunjuk untuk mengurus dan
membereskan aset pailit pada kasus PT KLMI adalah Ali Sumali Nugroho.
Masalah
Berdasar atas kasus yang telah dipaparkan, maka tulisan ini dibuat untuk mengetahui
tentang:
1. Apakah tindakan karyawan sebagai pemohon pailit sesuai dengan ketentuan
yang berlaku?
2. Apa penyebab terjadinya pengajuan permohonan pailit oleh karyawan?
3. Apa akibat dari pengajuan permohonan pailit oleh karyawan?
Analisis
Pengertian Kreditor dan Debitor
Kreditor menurut UU Kepailitan Pasal 1 butir 2 adalah orang yang mempunyai piutang
karena perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.
Debitor menurut UU Kepailitan Pasal 1 butir 3 adalah orang yang mempunyai utang
karena perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.
Pada Kasus PT KLMI, PT KLMI yang berbentuk badan hukum bertindak sebagai
debitor yang memiliki utang kepada pemasok dan karyawan. Dalam proses kepailitan
para direktur PT KLMI merupakan perwakilan perusahaan sebagai debitor. Utang
tersebut berdasarkan perjanjian dan dapat ditagih ke muka pengadilan. Perjanjian
yang dimaksud akan dijelaskan kemudian.
Golongan Kreditor
Penentuan golongan kreditor di dalam kepailitan adalah berdasarkan Pasal 1131
sampai dengan Pasal 1138 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) jo.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (“UU KUP”);
dan Undang-Undang Kepailitan. Golongan kreditor tersebut meliputi:
PT KLMI sebagai termohon pailit telah memenuhi syarat permohonan pailit, yaitu:
- memiliki dua atau lebih debitor, antara lain ketiga pemohon pailit (PT Abdimetal,
PT Amanda, dan para karyawan) serta kreditor lain di luar pemohon pailit (PT
Indo Cipta Hasta Perkasa, PT Arpo Selaras Cemerlang, CV Rino Multi Niaga,
dan MCE Seitmitsu Indonesia)
- tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang sudah jatuh waktu (dibuktikan
dengan tagihan-tagihan utang dan pembukuan perusahaan)
Berdasarkan keterangan di atas, Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
memutuskan bahwa PT KLMI telah memenuhi syarat permohonan pailit dan
mengabulkan permohonan pailit dari karyawan dan kreditor pemohon dengan
menyatakan PT KLMI pailit pada 12 Mei 2010.
Perikatan yaitu:
a. Suatu hubungan hukum antara dua orang ("pihak") atau lebih.
Pihak yang satu berhak dan pihak lain berkewajiban memenuhi hak (R. Subekti,
1976:1).
b. Hubungan hukum dalam hukum kekayaan, di satu pihak ada
hak, pihak lain ada kewajiban (J. Satrio, 1993:12).
c. Perikatan berarti memberi sesuatu, tidak berbuat sesuatu (Pasal
1234 KUHPdt).
Pengertian Wanprestasi:
a. Tidak melaksanakan apa yang disanggupi
b. Melaksanakan apa yang disanggupi, tetapi tidak sesuai dengan janji;
c. Terlambat memenuhi janji; dan
d. Melakukan sesuatu yang tidak dibolehkan dalam perjanjian.
Pada kasus PT KLMI, terdapat perjanjian berupa perjanjian utang piutang dagang
dengan kreditor konkuren yang didasari surat bukti transaksi dan perjanjian
pembayaran upah buruh yang didasari UU Ketenagakerjaan serta (apabila ada)
kontrak manajemen dengan tenaga kerja. Dengan demikian PT KLMI selaku debitor
memiliki utang yang timbul karena perjanjian. Dengan tidak dibayarnya utang kepada
kreditor konkuren dan upah buruh kepada karyawan, PT KLMI melakukan wanprestasi
karena tidak melaksanakan apa yang disanggupi. Wanprestasi ini terjadi karena tidak
adanya itikad baik dari debitor untuk melunasi utangnya. Kelangsungan usaha kreditor
konkuren jadi tidak terjamin karena utang yang belum dilunasi debitor, dan
kelangsungan hidup para karyawan jadi tidak menentu karena gaji tidak dibayar sejak
Juni 2009 sampai permohonan kepailitan diajukan pada bulan April 2010. Segala
upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan telah ditempuh dan tidak
membuahkan hasil sehingga akhirnya para kreditor mengajukan permohonan
kepailitan ke Pengadilan Niaga.
Akibat Permohonan Pailit Pada Kreditor, Debitor, Karyawan, dan Pihak Lain
Akibat dari putusan pailit pada kasus PT.KLMI:
- Debitor : Kehilangan hak menguasai dan mengurus harta kekayaannya. Hak
untuk mengurus harta pailit diserahkan kepada Kurator. Utang-
utangnya dihapuskan dan penyitaan sebelumnya dibatalkan.
- Kreditor : Mendapatkan jaminan pembayaran atas seluruh atau sebagian utang
PT KLMI, apabila dapat mengajukan dokumen bukti yang lengkap
pada Kurator.
- Karyawan : Mendapatkan pembayaran atas utang gaji PT KLMI dari harta pailit.
- Pelanggan : Operasional yang berhenti membuat produk sepeda motor Kymco
berhenti dipasarkan di Indonesia.
Kesimpulan
1. Tindakan karyawan PT KLMI sebagai pemohon pailit sesuai dengan ketentuan
yang berlaku yaitu Undang-Undang Kepailitan. Karyawan selaku kreditor terkait
utang harta pailit berhak menuntut debitor (PT KLMI) atas utang gaji karyawan
yang menjadi hak karyawan dengan dasar UU Ketenagakerjaan.
2. Terjadinya wanprestasi atas perjanjian pembayaran gaji karyawan serta tidak
adanya itikad baik untuk menyelesaikan sengketa tersebut menyebabkan
kelangsungan hidup karyawan tidak menentu. Jalan mediasi telah dilakukan tetapi
tidak membuahkan hasil. Demi kelangsungan hidupnya karyawan akhirnya
menempuh jalan mengajukan permohonan untuk mempailitkan PT KLMI.
3. Pengajuan permohonan pailit suatu perusahaan tidak hanya mempengaruhi
debitor dan kreditor. Pailitnya PT KLMI akan berdampak pada seluruh pihak lain
yang memiliki hubungan kepentingan dengan perusahaan seperti pelanggan.
Dengan diputuskannya pailit PT KLMI, kreditor konkuren dapat menerima
pembayaran atas utang yang tertunggak. Status karyawan juga meningkat dari
buruh perusahaan yang tidak dibayar gajinya menjadi buruh dari perusahaan yang
pailit dengan jaminan pembayaran gaji yang tertunda dari harta PT KLMI.
REFERENSI
* http://202.153.129.35/berita/baca/lt4bbb062ea031d/operasional-berhenti-kymco-
dipailitkan-lagi
* http://metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/05/12/17683/PT-Kymco-
Lippo-Diputuskan-Pailit
* http://www.primaironline.com/berita/ekonomi/pemohon-pailit-kymco-bawa-4-
kreditur
* Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan
Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
* Materi kuliah Dr. Sentosa Sembiring, S.H., M.H. dalam PPA FE Unpar 2011