You are on page 1of 1

Penggunaan Koloid

Dari contoh-contoh koloid yang telah disebutkan, kita dapat melihat kecenderungan industri
membuat produknya dalam bentuk koloid. Misalnya, industri kosmetik, industri makanan,
industri farmasi, dan lain-lain. Mengapa harus koloid? Hal ini dilakukan karena koloid
merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling
melarutkan secara "homogen" dan stabil (pada tingkat mikroskopis). Cat, sebagai contoh,
mengandung pigmen yang tidak larut dalam air atau medium cat, tetapi dengan sistem koloid
dapat dibuat suatu campuran yang "homogen" (merata) dan stabil.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegunaan koloid baik langsung maupun tidak langsung.
Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut:

1. Industri kosmetika
Bahan kosmetika seperti foundation, finishing cream dan deodorant berbentuk koloid dan
umumnya sebagai emulsi.
2. Industri tekstil
Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya
terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya serap
yang tinggi sehingga melekat pada tekstil.
3. Industri sabun dan deterjen
Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran
(minyak) dengan air.
4. Kelestarian lingkungan
Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu
alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang
terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.

You might also like