Professional Documents
Culture Documents
Secara garis besar, sejarah drama dunia dibagi dalam dua periode
utama, yaitu periode drama lama atau klasik, dan periode baru atau drama
modern. Pada masa drama klasik terbagi lagi menjadi beberapa periode,
yaitu masa Yunani Kuno, yaitu masa awal mula lahirnya drama, meskipun
masih dalam bentuk tradisi masyarakat, Kemudian masa Romawi Kuno,
Abad Pertengahan dan masa Renaissance. Sementara pada masa drama
modern terdapat masa Neoklasik, Romantik, Realisme, Simbolisme,
Ekspresionisme, dan Absurdisme.
1. Drama Klasik
Dari masa Yunani Kuno ini lahir tokoh drama terbesar di zaman
Yunani, yaitu Sophacles, tiga karya terbesarnya yaitu Oedipus, Oedipus
Sang Raja, dan Antigone. Ketiga karya tersebut merupakan drama
berbentuk tragedi karena menceritakan kesengseraan kehidupan manusia.
Selain Sophacles, tokoh drama lainnya yaitu Aristhopanes, berbeda dengan
Sophacles yang mengusung drama tragedi, karya-karya Aristhopanes
bersifat komedi-drama, di antaranya Lysistrata, The Frog, The Waps, dan
The Clouds. Ada juga Aeschylus, tokoh yang pertama kali mengenalkan
tokoh protagonis dan antagonis mampu menghidupkan peran. Karyanya
yang terkenal adalah Trilogi Oresteia.
Selain itu, Euripides juga merupakan tokoh dalam Yunani Kuno, karya-
karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, dan Cyclops.
Ada juga Manander yang karyanya berpengaruh kuat pada jaman Romawi
Kuno.
Ada tiga jenis drama yang berkembang di masa ini, yaitu tragedi,
komedi, dan pastoral. Drama pastoral adalah drama yang bercerita tentang
dewa/malaikat dengan para penyebar agama. Di Italia pada masa
renaissance juga berkembang pembaharuan drama yang sekarang kita
kenal dengan opera. Pengarang hebat yang lahir di masa renaissance
adalah William Shakespeare dengan karya-karya dramanya yaitu The
Taming of the Schrew, Mid Summer Night Dream, King Lear, Anthony and
Cleopatra, Hamlet, Macbeth, Romeo and Juliet, dan lain-lain.
2. Drama Modern
2.1. Neoklasik
2.2. Romantik
2.3. Realisme
2.4. Simbolisme
2.5. Ekspresionisme
Istilah ekspresionisme diambil dari gerakan seni rupa pada akhir abad
ke-19. Sebagai gerakan teater, ekspresionisme baru muncul tahun 1910 di
Jerman. Sukses pertama ekspresionisme dicapai oleh Walter hasenclever
dengan dramanya Sang Anak, puncak aliran ini adalah pada saat perang
dunia I dan mulai merosot tahun 1925.
2.6. Absurdisme
MAKALAH
SEJARAH DRAMA
Disusun oleh:
Abdul Hafid Ismail
MAKALAH
SEJARAH DRAMA
Disusun oleh:
Yuni Dwi Meliyani
SEJARAH DRAMA
Yang disebut drama klasik adalah pada zaman Yunani dan Romawi. Pada masa kejayaan
kebudayaan Yunani dan Romawi banyak sekali karya drama yang bersifat abadi, terkenal
sampai kini.
Pada awal pemerintahan Raru Elizabeth I di Inggris (1558-1603), drama berkembang dengan
pesatnya. Teater-teater didirikan sendiri atas prakarsa sang ratu. Shakespeare, tokoh drama
abadi adalah tokoh yang hidup pada jaman Elizabeth.
Ciri-ciri naskah drama jaman Elizabeth, adalah:
1. naskah puitis,
2. dialognya panjang-panjang,
3. penyusunan naskahnya lebih bebas, tidak mengikuti hukum yang sudah ada,
4. laku bersifat simultan, berganda dan rangkap,
5. campuran antara drama dan humor.
Tokoh besarnya adalah William Shakespeare (1564-1616), dengan karya-karyanya “The
Taming of the Schrew”, “Mid Summer Night Dream”, “King Lear”, “Anthony and Cleopatra”,
“Hamlet”, “Macbeth”, dan sebagainya. Hampir semuanya telah diterjemahkan oleh Trisno
Sumardjo, Muh. Yamin, dan Rendra.