You are on page 1of 14

TUGAS MAKALAH

KONFLIK DALAM
MASYARAKAT

OLEH:
KELOMPOK III

TAWAKKAL ( 28025 )

HAIDAR AKHMAD ( 28014 )

RISWANDI ( 28020 )

NUR FEBRIANTI ( 28019 )

NAUFAL RACHMATULLAH ( 28018 )

M. SYAWAL B. ( 28017 )

JURUSAN GAMBAR BANGUNAN


SMK NEGERI 5 MAKASSAR
2009
KATA PENGANTAR

Puji syakur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
sesuai dengan tenggang waktu yang diberikan.

Makalah ini merupakan apresiasi dari tugas siswa yang dapat dijadikan
sebagai wahana pembelajaaran bagi penulis dalam mengembangkan
kemampuan intelektualnya. Selain itu makalah ini juga merupakan sarana untuk
menambah pengalaman penulis dalam proses pendewasaan kerja sebagai
sumber daya manusia yang berkualitas.

Penyusunan hanya berharap makalah ini mampu menjadi sumber


informasi bagi pembaca. Pembahasan di dalamnya menyangkut konflik yang
terjadi di masyarakat dan cara mengatasinya..

Tiada sesuatu yang sempurna, begitupula dengan penyusunan makalah


ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan sebagai
cerminan bagi kami kedepannya.

Akhirnya, penyusun menyampaikan terimakasih kepada teman-teman dan


semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 10 september 2009

Penulis,

KELOMPOK III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..
1

1. LATAR BELAKANG……………………………………………… 1

2. RUMUSAN MASALAH………………………………………….. 3

3. TUJUAN PENULISAN…………………………………………….3

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………… 4

1. CONTOH KONFLIK DALAM MASYARAKAT…………………


4

2. TEORI PENYELESAIAN KONFLIK……………………………….


4

3. PENGENDALIAN KONFLIK……………………………………..
5

GAMBAR KONFLIK DAN


PENYELESAIANNYA…………………………. 8

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………9

1. KESIMPULAN…………………………………………………….. 9

2. SARAN……………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
10
Bab I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sejak zaman purbakala manusia telah mengenal bagaimana


cara berinteraksi dengan manusia lain. Ini dapat kita lihat dari sejarah
yang menyatakan bahwa manusia purba memiliki kelompok-kelompok
baik dalam mencari makan maupun berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain.

Interaksi merupakan kebutuhan kita sebagai makhluk sosial. Ini


tidak dapat kita pungkiri, karena bagaimanapun kita tidak bisa hidup
sendiri, meskipun biasa terjadi kesalah pahaman antar individu karena
adanya perbedaan atau pertentangan atau juga ketidakcocokan.

Dari sebuah ketidakcocokan biasanya terjadi konflik. Konflik adalah


suatu gejala sosial akan didapatkan dalam kehidupan bersama, artinya
konflik merupakan gejala yang bersifat universal. Tidak ada kehidupan
bersama tanpa adanya konflik, baik pada skala besar maupun skala kecil.
Baik menyangkut konflik antar individu, antar kelompok maupun antara
individu dengan kelompok dalam masyarakat.

Konflik yang terjadi di dalam masyarakat tidak boleh dibiarkan. Jika


dibiarkan, kemungkinan akan terjadi tindak kekerasan atau hal-hal lain
yang tidak dikehendaki.

Tidak disetiap konflik ada kekerasan. Konflik meruncing dan


meluas sehingga terjadi kekerasan adalah karena propaganda. Bahkan
propaganda yang meluas cenderung menjadi perdebatan, akibatnya
saling menyalahkan dan mengungkap pembenaran-pembenaran sendiri-
sendiri.
Konflik yang dibiarkan menjadi ajang perdebatan akan menjadi skala
besar yang semakin sulit diselesaikan. Jika semakin di blow-up oleh media
akan menjadi konsumsi terhadap pembentukan opini publik, baik publik
dalam negeri maupun luar negeri. Akibatnya muncul campur tangan yang
meluas. Lebih-lebih jika konflik tersebut berdampak kekerasan .
Dalam banyak hal, ditengah masyarakat memang banyak ketidaksamaan,
tetapi belum tentu menimbulkan konflik. Konflik hanya muncul, jika antar
pihak ada tujuan yang dipertentangkan. Sering pula pihak lain
menempatkan kepentingan dalam konflik untuk mencari keuntungan.
Maka konflik akan berkepanjangan dan semakin sulit serta tidak mudah
untuk diselesaikan.

Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa konflik sosial :

Konflik antarpribadi

Konflik antar individu, adalah konflik sosial yang melibatkan


individu di dalam konflik tersebut. Konflik ini terjadi karena adanya
perbedaan atau pertentangan atau juga ketidak cocokan antara individu
satu dengan individu lain. Masing-masing individu bersikukuh
mempertahankan tujuannya atau kepentinganya masing-masing.

Konflik antar etnik

Etnik atau suku bangsa, biasanya memiliki berbagai kebudayan


yang berbeda satu dengan lainnya. Sesuatu yang dianggap baik atau
sacral dari suku tertentu mungkin tidak demikian halnya bagi suku lain.
Perbedaan etnis

Konflik antar agama

Sifat agama yang demikian sering menimbulkan berbagai konflik


baik antar umat dalam satu agama, umat antar agama, maupun umat
beragama dengan pemerintah. Potensi konflik yang berkaitan dengan
agama tersebut pemerintah mencanangkan tiga kerukunan yaitu
kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar agama dan kerukunan
antara umat beragama dengan pemerintah.

Konflik antar Golongan atau Kelas Sosial

Konflik yang terjadi antar kelas sosial biasanya berupa konflik yang
bersifat vertical; yaitu konflik antara kelas atas dan kelas sosial bawah.
Konflik ini terjadi karena kepentingan yang berbeda antara dua golongan
atau kelas sosial yang ada.

Konflik antar Ras

Ras atau warna kulit merupakan ciri yang dibawa suatu


masyarakat sejak lahir. Mereka hidup dalam suatu komunitas dan
mengembangkan berbagai kesadaran kelompok dan solidaritas diantara
mereka. Oleh karena itu konflik yang terjadi karena perbedaan warna kulit
dapat meluas karena adanya solidaritas diantara mereka yang memiliki
warna kulit sama.

Konflik antar Negara

Konflik antar Negara adalah konflik yang terjadi antara dua Negara
atau lebih. Mereka memiliki perbedaan tujuan Negara dan berupaya
memaksakan kehendak negaranya kepada Negara lain.

2. Rumusan Masalah

a.) Bagaimana contoh konflik yang terjadi di masyarakat ?

b.) Bagaimana teori penyelesaian dari sebuah konflik ?

c.) Bagaimana pengendalian dari sebuah konflik ?

3. Tujuan Penulisan

a.) Tujuan umum

• Menanamkan rasa kesetiakawanan yang tinggi di dalam diri siswa.

• Menciptakan situasi yang harmonis dalam hubungan di berbagai


aspek.

b.) Tujuan Husus

• Menjelaskan apa itu konflik yang sebenarnya


• Menjelaskan pengaruh konflik dalam masyarakat

Bab II

PEMBAHASAN

1. Contoh konflik dalam Masyarakat

Konflik yang ada di kompleks jln. nikel 2 merupakan salah satu


contoh konflik antar golongan.

Golongan pemulung dan security meminta iuran kepada setiap


orang penghuni kompleks setiap bulannya. Namun hal ini sangat
ditentang oleh para penghuni kompleks. Pasalnya, pemulung dan di
kompleks tersebut tidak melakukan tugas sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat dilihat dengan masih banyaknya sampah yang bertumpuk di tempat
penampungan sampah, sehingga menghasilkan bau yang tidak sedap dan
tidak ada penanggulangan yang dilakukan untuk menangani hal tersebut.
Lain halnya dengan security. Security yang bertugas atau bertangggung
jawab atas keamanan dan ketertiban didalam kompleks juga tidak
melakukan tugasnya dengan baik. Buktinya, mangga dan sandal para
penghuni kompleks selalu raib oleh pencuri (Gambar 1.1). Meskipun
kelihatannya itu masalah kecil namun bagaimanapun security
bertanggung jawab atas hal tersebut.

Security dan pemulung yang tidak mau pekerjaannya hilang


(dipecat oleh RT), terus mengadakan perlawanan seolah tidak mau kalah
tehadap tekanan dari penghuni kompleks yang menyudutkannya.
Menurutnya, mereka telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal
tersebut memuncak dan menjadi sebuah konflik baru yang rumit.

2. Teori Penyelesaian Konflik

Dalam upaya menyelesaikan konflik, ada banyak nilai lokal yang


bisa menjembatani penyelesian konflik. Tidaklah berlebihan bahwa
pendahulu kita memilikinya dan mewariskannya sebagai anugerah Tuhan
YME. Nilai-nilai tradisi budaya, agama dan kepercayaan itu yang
seharusnya kita semaikan kembali. Nilai-nilai kearifan lokal ini semakin
dirasakan penting untuk ditumbuhkembangkan, ditengah terjadinya krisis
moral dewasa ini. Disemaikan dan ditumbuhkembangkan berarti cara
merajut kembali keakraban tradisional. Tentu saja diharapkan menjadi
akar tumbuhnya rasa persatuan dan solidaritas diantara perbedaan-
perbedaan yang ada.

3. Pengendalian konflik

Konflik yang meruncing dan meluas sehingga terjadi kekerasan


adalah karena propaganda. Bahkan propaganda yang meluas cenderung
menjadi perdebatan, akibatnya saling menyalahkan dan mengungkap
pembenaran-pembenaran sendiri-sendiri. Konflik yang terlanjur memarah
seperti itu tidak boleh dibiarkan. Jika dibiarkan kemungkinan akan terjadi
tindak kekerasan atau hal-hal lain yang tidak dikehendaki terjadi dalam
kehidupan masyarakat (Gambar 1.2). Ada beberapa cara yang biasa
digunakan sebagai upaya menyelesaikan konflik dalam masyarakat.
Uraian berikut ini menjelaskan hal tersebut.
Akomodasi

Cara lain yang sering digunakan dalam penyelesaian konflik adalah


melalui cara akomodasi. Akomodasi adalah upaya yang dilakukan untuk
mempertemukan yang berkonflik guna menyelesaikan permaslahan yang
ada. Ada bebrapa metode yang termasuk dalam akomodasi yang sering
digunakan dalam penyelesaian konflik, metode tersebut adalah sebagai
berikut.

Paksaan

Paksaan adalah upaya penyelesaian konflik dengan menggunakan


kekuatan atau kekuasaan dan pengaruh, terutama terhadap mereka yang
lebih lemah kedududukanya.

Pembersihan pedagang kaki lima di kota-kota besar biasanya


diselesaikan dengan kekerasan atau paksaan. Mereka biasanya
diperingatkan lebih dahulu untuk tidak berjualan dan membongkar tenda
dan lapak yasng digunakan untuk berjualan. Pada hari yang sudah
ditentukan mereka tidak mengindahkan peringatan tersebut dan akhirnya
dibongkar paksa oleh Polisi Pamong Praja. Mereka biasanya melakukan
perlawanan seadanya, dan biasanya sia-sia perlawanan mereka, karena
mereka berada pada pihak yang salah dan lemah.

Kompromi

Kompromi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melakukan


tawar menawar terhadap bentuk penyelesaian dari konflik tersebut.
Kesepakatan mereka adalah hasil dari kompromi antara kedua belah pihak
yang bersengketa.

Sengketa atas tanah dan rumah tinggal, dengan membayar ganti


rugi sejumlah uang kepada pihak lain yang bersengketa dan ganti rugi
tersebut diterima dengan senang hati adalah bentuk kompromi yang
dilakukan guna menyelesaikan konflik yang ada.

Arbitrasi

Jika kedua belah pihak yang berkonflik tidak dapat menyelesaikan


sendiri permaslahan konfliknya dan membutuhkan bantuan pihak ketiga
maka catra ini disebut sebagai arbitrasi. Pihak ketiga mencoba untuk
mencarikan penyelesaian dari keduanya. Jika keduanya mencapai kata
sepakat maka pihak ketiga berhasil dalam menyelesaikan konflik yang
terjadi.

Arbitrasi bisa dilakukan oleh perwakilam dari kedua belah yang


berkonflik, maupun oleh perseorangan yang memiliki kapasitas sebagai
juru damai. Diplomasi yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencegah
terjadinya perang antara dua Negara dapat digolongkan dalam arbitrasi
tersebut.

Konsiliasi

Konsiliasi merupakan salah satu cara penyelesaian konflik agar


tidak terjadi kerugian pada kedua belah pihak yang berkonflik. Misalnya
konflik antara karyawan perusahaan dengan perusahaan dalam hal ini
direksi. Konsiliasi dilakukan agar perusahaan tidak dirugikan dan buruh
tidak dirumahkan. Perselisian yang ada misalnya menuntut kenaikan
upah, sambil menunggu penyelesaian dari perusahaan mereka tetap
bekerja dan perusahaan tetap memberikan gaji sesuai dengan gaji
sebelumnya.

Toleransi

Toleransi adalah upaya menyelesaikan konflik yang di dasarkan


pada pemahaman mereka akan perbedaan yang terdapat pada mereka
yang bermasalah. Kesadaran diri sendiri ini sebagai perwujudan dari
perbedaan yang ada pada pihak lain. Misalnya dia seorang perokok, di
dalam bis yang dia tumpangi bersama penumpang yang lain, mereka
tidak merokok, bukan karena tidak punya rokok, melainkan mereka
menyadari bahwa jika mereka merokok asapnya akan mengganggu
seluruh penumpang bis tersebut.

Penghentian untuk sementara waktu

Istilah cooling down ( mendinginkan lebih dahulu) adalah salah


satu bentuk penyelesaian konflik. Agar konflik tidak kemudian menjadi
besar dan menimbulkan kekerasan biasanya dilakukan penundaan
penyelesaian konflik tersebut. Dengan penundaan digharapkan emosi dari
mereka yang berkonflik dapat dikurangi sehingga penyelesaian konflik
tidak dengan emosi, melainkan dengan pikiran yang jernih.

Penyelesaian di Pengadilan

Jika upaya-upaya penyelesaian konflik di artas tidak dapat


diselesaikan melalui metode di atas, maka cara terkhir membawa
permasalah tersebut ke pengadilan. Penyelesaian konflik akan dilakukan
oleh lembaga pengadilan berdasarkan fakta dan bukti-bukti penyidikan
yang ada.

Keputusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat


mereka yang berkonflik, sehingga kedua belah pihak harus menerima dan
menjalankan sesuai dengan keputusan pengadilan yang ada. Jika pada
tingkat Pengadilah Negeri yang ada mereka belum puas atas putusan
pengadilan, maka mereka berhak mengajukan banding ke tingkat yang
lebih tinggi lagi (Gambar 1.3).
GAMBAR KONFLIK DAN PENYELESAIANNYA
Gambar 1.1

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Bab III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Konflik merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, setiap
orang tidak akan bebas dari konflik. konflik akan muncul di berbagai aspek
kehidupan, dalam rumah tangga, dalam masyarakat dalam wilayah sosial,
ekonomi apalagi dalam wilayah politik. Konflik bahkan konflik bisa
dikatakan sunnatullah yang harus dihadapi dengan baik, dikelola secara
baik agar bisa melahirkan hal-hal yang konstruktif dan bisa menjauhkan
diri dari tindakan kekerasan termasuk tumpah darah.

Konflik yang muncul di tengah masyarakat juga punya intensitas


yang berbeda-beda, apalagi jika melibatkan kelompok dan etnistias
tertentu. Sedangkan konflik yang bersifat personal atau conflict of interest
meski tidak membahayakan, pasti memberikan pengaruh apalagi terjadi
di perusahaan atau kantor akan berakibat pada produktivitas dan kinerja
dalam organisasi. Khusus dalam soal ini (konflik internal kantor)
khususnya sesama staf, maka ada beberapa hal perlu di perhatikan akan
konflik tidak akan berlangsung lama.

2. Saran

Lebih baik mencegah dari pada mengobati, demikian kira-kira


bunyi pepatah yang menempatkan dimensi pencegahan sebagai kerja-
kerja yang efektif. Perlu memperhatian beberapa hal penting; dengan
mendekatkan fakta, dengan mengabaikan rumor dan perasaan yang
buruk yang tercipta dari isu-isu yang menjengkelkan. Mendengarkan
kepedulian, perhatian, dan tujuan dari orang lain. Mengkomunikasikan
secara teratur, bersikap terbuka dengan rencana dan pemikiran anda,
guna mengurangi potensi kegurigaan dan permusuhan.

Mendorong konflik yang sehat, yang berhubungan dengan ide-ide


dan perubahan, perkecil konflik antar peribadi yang menantang
kemampuan atau kendali setiap orang. Mengembangkan kepekaan,
sehingga cepat memahami isu-isu yang mungkin memecah belah,
sebelum isu tersebut dihembuskan secara luas dan tidak seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

a) Nugroho, Agus. 2009. Nugroho’s Articels. Jakarta: agusnugroho.com

b) WangMuba. 2009. Berbagai Macam Konflik Dalam Masyarakat.


wangmuba. com.

c) WangMuba. 2009. Pengendalian Konflik Dalm Masyarakat. wangmuba.com

d) Maszen7 Website. 2008. Cara Mengatasi Konflik. www.


maszen7@yahoo.co.id

You might also like