You are on page 1of 2

www.djohansjahmarzoeki-rationalthinking.

com

Ratu Adil

Ratu Adil Itu Bukan ManusiaMasih banyak dijumpai orang orang yang bermimpi lahirnya Sang Ratu Adil yang
membawa misi dari para dewa sebagaimana yang ada dialam kepercayaan.

Ratu Adil Itu Bukan Manusia

Djohansjah Marzoeki

Masih banyak dijumpai orang orang yang bermimpi lahirnya Sang Ratu Adil yang membawa misi dari para dewa
sebagaimana yang ada dialam kepercayaan. Mitos Ratu Adil barangkali lebih berasal dari budaya Jawa yang kental
dengan cerita wayang, dimana ungkapan bijak bestari diceritakan dalam lambang dongeng . Bagaimana
mengartikannya tergantung siapa yang punya cerita. Tidak jarang dibayangkan Ratu Adil sebagai seorang pangeran
dari kerajaan antah berantah atau seorang kesatria yang akan turun dari pertapaan seorang begawan yang ampuh.
Pangeran atau kesatria inilah yang seharusnya memimpin bangsa Indonesia. Sampai sekarang kehadiran ratu adil
masih menjadi harapan sebagian rakyat kita dan berbentuk manusia.
Dongeng yang berbau kepercayaan atau ramalan ini harus dijabarkan lebih rasional. Kriteria yang ditonjolkan dalam
“Ratu Adil “ adalah keadilan yang akan membawa kesejahteraan kedamaian dan kemajuan rakyatnya dan
akan berlangsung langgeng. Dengan kriteria yang begitu , jelas sudah, bahwa yang dimaksud dengan ratu adil
bukanlah manusia, karena sifat sifat yang superior itu tidak mungkin dimiliki oleh seorang manusia dan akan bisa
berjalan langgeng .Walau sampai kapanpun kita tidak akan menemukan manusia seperti itu karena keterbatasan
seseorang baik dalam kepribadian maupun umur. Jadi Ratu Adil tidak lain haruslah sesuatu yang abstrak, suatu sistem.
Suatu sistem sentral yang baik dan akan mempengaruhi sistem yang lain yang berada lebih rendah atau lebih periferi.
Karena itu Ratu adil adalah suatu bentuk pola fikir atau sistem,dimana suatu pola pikir maupun sistem, bisa saja
superior dan bisa berlangsung lama (langgeng). Pola pikir yang superior dan adil bagi bangsa ini adalah pola pikir yang
tidak memperbolehkan timbulnya kepentingan pribadi dan golongan didalam lembaga negara dan pemerintahan. Ratu
adil harus bijak pada seluruh rakyatnya, tanpa memihak, tanpa perduli nama golongan, nama agama, nama daerah,
nama teman ataupun keluarga.
Selama pola pikir yang demikian belum bisa dijalankan, maka ‘keadilan’ dalam RATU ADIL tidak
mungkin terwujud, sebaliknya yang ada, baik pada masa masa ini dan masa lalu adalah negara terlalu banyak
mengurusi kepentingan golongan dan kepentingan pribadi. Setelah pola fikir negara yang adil bisa ditegakkan dan dijaga
dengan Undang Undang atau aturan lain, maka giliran selanjutnya adalah membuat negara ini sejahtera, aman,
makmur dan maju.Cita cita seperti itu hanya mungkin terlaksana bila kita bekerja memakai software yang adil yang tidak
memihak, tidak perduli dengan kepentingan pribadi dan golongan dan sangat ketat terhadap kejujuran, ada alat ukur
dan ada sistematika. Kebenaran harus berada diatas kesalahan dan anti rekayasa. Software yang begitu itu tidak lain
adalah software ilmiah atau budaya ilmiah. Negara demokratis yang berbudaya ilmiah adalah cermin ratu adil. Dalam
negara seperti itu siapapun yang akan menjabat dalam tugas negara akan tetap sebagai ratu adil karena dia telah diberi
misi yang sama dalam pola pikir dan software dalam menjalankan negara. Dia tinggal mengembangkan negara
dengan berjuta alternatif yang dia mau pilih tetapi masih dalam konteks pola pikir yang tetap, demokratis dan budaya
ilmiah. Ratu adil akan langgeng. Dilapangan, sebagian masyarakat disibukkan mau mencari presiden yang hebat.
Pikiran orang, mau diarahkan untuk memilih satu dua dari sekian orang nama tokoh. Orang masih diajak bingung
dengan tokoh, bukan dengan sistem. Lalu apakah ada kriteria yang mau dipakai dalam memilih si Tokoh ini ?
Jawabnya tidak ada kriteria yang relevan dan dapat dipertanggung jawabkan terhadap fungsi yang diembannya, tidak
ada pegangan dan terserah anda.
Seperti yang diuraikan diatas, kalau kita inginkan suatu negara yang maju, makmur dan adil maka dia haruslah negara
demokratis dan ilmiah. Tokoh yang mau dipilih baik untuk presiden maupun pemimpin yang lain, haruslah memenuhi
syarat pokok itu dalam pola fikirnya. yang demokratis dan yang ilmiah. Bagaimana sih sikap ilmiah dan apa pula yang
tidak ilmiah? Tokoh yang asal bunyi, hanya berdasar kesan sesaat, emosi belaka, tidak lewat analisis dan tidak
mempergunakan fasilitas intelektual dan ilmu yang terkait yang sistematik dalam membuat keputusan kenegaraan,
maka mereka ini adalah tokoh yang tidak ilmiah atau tidak profesional.

Begitu juga tokoh yang sekalipun menyandang banyak gelar akademis, Prof.Dr. Ir. atau Prof .Dr. MA, tetapi yang
digembar gemborkan hanya masalah masalah emosional dan cara cara yang dipakai juga cara emosional, maka
mereka hanya gelarnya saja yang akademik tetapi pola pikirnya tidak akademik atau tidak ilmiah.Pola fikir dan
kebenaran ilmiah tidak pernah memihak. Didalam budaya ilmiah akan mengandung analisis, reasoning yang rasional
dan terdapat sistematika. Tanpa pola pikir dan sikap yang ilmiah maka negara kita tidak akan berubah dan akan
terancam terpecah belah. Dengan tokoh non ilmiah seperti itu siapapun yang jadi presiden, yang jadi pemimpin, kita
akan terlalu banyak berspekulasi apakah dia bisa adil, bisa jujur dan bisa tercipta sistematika dalam menanggulangi
masalah masalah negara. Negara tanpa demokrasi, keadilan , tanpa kejujuran dan tanpa sistematika maka negara
seperti itu hanya jadi alat bulan bulanan pejabat, rakyat akan dijadikan alat, akan diadu satu golongan kepada golongan
yang lain. Pejabat akan berjuang membodohi rakyat. Beruntunglah Singapore yang mempunyai negara yang republik,
demokratis dan ilmiah. Sekalipun kecil terbukti dia menonjol kemakmurannya, majunya, dan damainya. Negara
http://www.djohansjahmarzoeki-rationalthinking.com Powered by Joomla! Generated: 12 January, 2010, 17:41
www.djohansjahmarzoeki-rationalthinking.com

berpola fikir kepentingan publik sebagai tujuan utama (bukan golongan) dan software-nya ilmiah untuk semua proses
kenegaraan.
Turun kejalan besar-besaran ditahun 1998 berjuang untuk reformasi dinegara ini, kini telah macet atau kehilangan
arah, karena sejak semula tidak pernah dijabarkan secara jelas, isinya apa dan bagaimana melaksanaakan reformasi.
Suatu penjabaran yang ilmiah oleh DPR tentang’ isi reformasi dan langkah langkah yang akan diambil’
sejauh ini belum riil. Bukankah DPR sekarang dan pemerintah sekarang adalah hasil karia demonstrasi besar besaran
Gerakan reformasi 1998 ? Banyak orang yang mengharapkan hasil reformasi, kini kecewa atau pesimistis karena
pola pikir negara tetap yang lama dan software kerjanya pemerintah pun tetap, hanya reaktif terhadap kesan
sesaat.Reformasi negara seperti yang dicita citakan dalam tahun 1998 pada hakekatnya adalah membuat negara ini
berubah menjadi lebih demokratis dan lebih berbudaya ilmiah. Garapan itu adalah gambaran cita cita RATU ADIL
sebagai yang ada dalam mitosnya. Tetapi adanya Ratu Adil sebagai suatu sistem, haruslah dibuat, diperjuangkan dan
diciptakan sendiri oleh bangsa ini, bukan turun dari langit.

http://www.djohansjahmarzoeki-rationalthinking.com Powered by Joomla! Generated: 12 January, 2010, 17:41

You might also like