Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Until now, karst area is assumed as not suitable for settlement. This research is able to gather information of karst
usage. This research was aimed to determine karst classification based on dale lineament, karst hill and coastal form.
The method of research that use was an image interpretation of Landsat TM7 with lineament analysis of dale and hill of
karst and it was expressed as a roset diagram which was supported by field observation. According to the image
analysis it can be determined that the karst area of Wonosari was classified as three classes: I. Rongkop-Saptosari range,
II. Purwasari-Girisubo range, and III. Wonosari-Semanu-Ponjong range.
Umur batuan tersebut diperkirakan Oligosen yang berasosiasi dengan batupasir tufa gampingan
Akhir (Sartono, 1964) atau mungkin hingga dan kepingan koral pada breksi gunung api
Miosen Awal. Formasi Mandalika tersebut mewarnai satuan ini pada bagian tengan. Bagian
tertindih oleh satuan batuan yang berumur Miosen atas satuan ini terdapat batulempung dan serpih,
yang termasuk dalam formasi Wuni, Formasi ketebalannya sekitar 15 sentimeter, mempunyai
Semilir dan Formasi Wonosari. Nama lain satuan struktur longsoran bawah laut. Secara keseluruhan
ini adalah “Old Andesite Formation” ketebalan satuan ini diperkirakan 460 meter.
(Bemmellen, 1949).
Formasi Semilir menindih selaras Foermasi
3. Formasi Nglanggran Kebobutak, secara setempat tidak selaras,
Terdiri dari breksi gunung api, angglomerat dan kemudian menjemari dengan Formasi Nglanggran
lava andesit-basalt dan tuff. Batuan ini menempati dan Formasi Oyo menindih secara tidak selaras.
bagian utara daerah Inventarisasi tersingkap di Formasi Semilir menindih selaras satuan di
Sungai Dengkeng, Kecamatan Nglipar. Batuan bawahnya. Runtutannya terdiri dari tuff, serpih,
pembentuk utamanya breksi gunung api, tidak tuff batuapung dasitik, breksi dasitik, breksi
berlapis, dengan komponen dari batuan andesit batuapung, batupasir, dan batulempung. Bothe
hingga basal, berukuran 2 hingga 50 sentimeter. (1928) menyebutkan jika satuan ini jarang
Lensa batugamping koral terdapat di bagian mengandung fosil dan beberapa jenis foraminifera
tengah dari satuan ini. Batupasir gunung api yang ditemukannya menunjukkan lingkungannya
epiklastika dan tuff berlapis baik terdapat sebagai adalah laut. Ismoyowati & Sumarno (1975)
sisipan dan sebarannya setempat. Struktur menemukan satuan yang berlokasi tipe di gunung
sedimen perairan sejajar, perlapisan bersusun, dan semilir (Pematang Baturagung) ini merupakan
cetakan beban memberikan indikasi adanya aliran endapan turbidit yang terbentuk di lingkungan
longsoran (debris flow). Pada lapisan bagian atas Bathial (Ismoyowati & Sumarno, 1975 ; Rahardjo
permukaannya ererosi yang menunjukan adanya 1995).
arus kuat. Hadirnya batugamping koral
menunjukkan lingkungan laut. Lingkungan 5. Formasi Sambipitu
pengendapan batuan ini adalah laut yang disertai Terdiri dari batupasir dan batulempung. Satuan ini
dengan longsoran bawah laut. menempati bagian utara. Satuan ini bagian
bawahnya disusun oleh batupasir kasar tidak
Formasi semilir ditindih selaras oleh satuan berlapis dan batupasir halus, secara setempat
batuan gunung api yang dikenal sebagai Formasi diselingi serpih, batulanau gampingan, lensa
nglanggaran. Satuan ini tidak mengandung fosil, breksi andesit, klstika lempung dan fragmen
dan umurnya diduga akhir Miosen Awal hingga karbon.
permulan Miosen Tengah (Samosusastro, 1956).
Formasi Nglanggaran berlokasi tipa di Gunung Arus turbidit telah membentuk struktur sedimen
Nglanggran, di Pematnag Baturagung Utara perlapisan bersusun, perairan sejajar, dan
Wonosari. gelembur gelombang. Bagian atas dari satuan ini
terdapat struktur sedimen perlapisan bersusun,
Formasi Nglanggran berumur Miosen Awal perairan sejajar, silang siur dan gelembur
hingga Miosen Tengah, ketebalannya sekitar 530 gelombang yang memberikan indikasi adanya
meter, Formasi ini menjemari dengan Formasi endapan longsoran bawah laut kemudian
semilir, tertindih selaras dengan formasi berkembang menjadi arus turbidit. Runtutan
Sambipitu, selanjutnya tertindih tidak selaras sedimen klasik Formasi Sambipitu menindih
dengan Formasi Oyo dan Formasi Wonosari. selaras satuan gunung api di bawahnya. Formasi
Sambipitu mempunyai lokasi tipe di Desa
4. Formasi Semilir Sambipitu, Utara Wonosari. Umur satuan ini
Tediri dari tuff, breksi batuapung dasitan, diperkirakan Miosen Tengah dengan ketebalan
batupasir tuffaan dan serpih batuan ini menempati sekitar 230 meter.
bagian utara dari bagian daerah inventarisasi.
Formasi ini di bagian bawahnya mempunyai 6. Formasi Wuni
struktur sedimen berlapis baik, perairan, silangsiur Terdiri dari agglomerat bersisipan batupasir tuffan
berskala menengah dan permukaan erosi. Lignit dan batupasir kasar. Satuan ini menempati secara
terisolasi di bagian selatan. Bagian bawah satuan pengerndapannya relatif stabil sehingga terumbu
ini disusun oleh breksi agglomerat, kayu dan batugamping tumbuh secara sempurna. Pada
bongkah terkersikan. Komponen agglomerat bagain lereng-lereng bukit terjal biasanya disusun
terdiri dari andesit dan basal berukuran 10 hingga oleh batugamping konglomeratan sebagai endpan
15 sentimeter, setempat bisa mencapai 2 meter. hancuran berupa talus yang mengelilingi bukit
Bagian tengah satuan ini terdapat sisipan tubuh terumbu tersebut.
batupasir tuffan, batulanau dan konglomerat.
Sisipan batugamping koral menempati bagian atas 9. Formasi Kepek
satuan ini. Penyusun utama Formasi Kepek adalah selang-
seling antara lempung, napal pasiran dan
Ketebalan satuan ini diperkirakan 150 meter. batugamping berlapis .Formasi ini siendapkan
Satuan ini ke arah barat berubah menjadi formasi dalam lingkungan laut dangkal terisolasi
Nglanggran, namun sulit dibedakan. Formasi ini
menjemari dengan Formasi Wonosari.
3. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
7. Formasi Oyo
Disusun oleh sedimen klasik gampingan terdiri 3.1 Geologi
dari batupasir gampingan, batugamping tuffaan,
batugamping berlapis bersisipan napal dan tuff. Berdasarkan interpretasi citra landsat TM 7 maka
Pengendapan batugamping ini berbarengan daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4. (empat)
dengan aktifitas gunung api sehingga tuff satuan batuan:
mewarnai endapan ini. Semakin ke arah atas 1. Satuan breksi pada citra umumnya nampak
unsur material gunung api berkurang. adanya pola lembah yang lurus dan sejajar serta
bentuk bukitnya lurus dan lebar.
Kemiringan lapisan ke selatan dengan derjat Satuan ini menenpati di sebelah utara pantai
kemiringan 200 - 250. lapisan ini mudah dikenali parangtritis sampai panggang dan disebelah timur
di lapangan sepanjang singkapan di Kali Oyo. Wonosari.
Pada batupasir gampingan, batugamping berlapis 2. Satuan batupasir satuan ini dapat
dan napal banyak dijumpai kandungan fosil. diinterpretasikan dengan mudah dari pembuatn
citra komposit saluran 457, satuan ini terdapt di
Formasi Oyo yang manindih tidak selaras dengan sebelah barat daya Wonosari.
satuan klasik dibawahnya terdiri dari batupasir 3.Satuan batugamping berlapis pada citra nampak
tuffaan, napal tuffaan, batugamping dan bentuk bukit umumnya berbentuk melengkung,
konglomerat, bersisipan tuff, konglomerat satuan ini terdapat di daerah wonosari.
batugamping dan breksi gampingan. Satuan ini 4.Satuan batugamping terumbu, pada citra
berlokasi tipe di Sungai Oyo di Gunung Tugu dan nampak dari bentuk lembah dan bentuk-bentuk
Gunung Temas (perbukitan Bayat), Rahardjo bukit yang berupa menara, asimetri , dan
(1995) menjumpai batugamping tuffaan berlapis poligonal, terdapatnya lembah-lembah yang
bersisipan nepal ; sedang di Gunung kampak ia melingkar seperti uvala dan dolina. Penjajaran
mengamati adanya perubahan fasies batugamping bukit-bukit nampak jelas dan dapat
menjadi batugamping algae dan batugamping diinterpretasikan lewat citra. Penyebaran
oral, sehingga lingkungannya berhimpun dengan batugamping terumbu ini mulai sebelah timur
terumbu. pantai Parangtritis sampai daerah Sadeng.
yang terdiri dari satuan breksi dan satuan akhirnya akan membentuk sitem pol pengaliran
batugamping berlapis. dibawah tanah. Pantai yang masuk ke daratan
2.Pola kelurusan lembah arah umumnya N 330 0 E akan mempunyai flora dan fauna yang khas. 4.
dan bukit yang arah umumnya N 335 0 E, Terdapatnya sungai permukaan yang tiba-tiba
(Gambar 2 A & B), pola ini terdapat mulai dari hilang merupakan salah satu ciri adanya sungai
daerah di kecamatan Saptosari dan kecamatan bawa tanah .
Tanjungsari. Pola kelurusan lembah dan bukit 2. Kawasan karst kelas 2.
umumnya panjang-panjang. Satuan batuan berupa Kawasan ini mempunyai kritreria sebagai
batugamping terumbu. pengimbuh air bawah tanah, mempunyai jaringan
3.Pola kelurusan lembah N 2820 E dan bukit yang gua-gua yang tidak aktif. Kawasan ini terdapat di
arah umumnya N 5 0 E , (gambar 3 A &B), pola daerah Purwosari dan Girisobo dari citra bahwa
ini terdapat di daerah kecamatan Girisobo, bentuk pola kelurusan lembah pendek dan sempit yang
lembah dan bukit panjang. Pola ini menempati menidenditikasikan bahwa daerah ini bukan
satuan batugamping terumbu. merupakan daerah penyimpan air. Keberadaan
4. Pola kelurusan lembah yang arah umumnya N batugamping di sini berbeda dengan batugamping
40 0 E ( gambar 4) dan kenmpakan bukitnya di kawasan kelas 1, dikawasan kelas 2
berbentuk melengkung. Pola ini menempati batugampingnya relatif lebih tipis karena berada
satuan batugamping berlapis. di daerah tinggian, sehingga proses pelarutan pada
daerah lembah tidak seintensif pada kawasan
3.2 Bentuk Pantai kelas 1.
3. Kawasan karst kelas 3
Berdasarkan interpretasi citra bentuk pantai dapat Kawasan ini tidak memiliki kriteria seperti diatas,
digolongkan menjadi 3 : kawasan ini terletak di daerah Wonosari yang
1. Pantai curam dan lurus, pantai ini terdapat dicirikan olah adanya bukit-bukit yang bentuknya
disebelah timur Parangtritis sampai sebelah barat melengkung. Bentuk bukit yang demikian
pantai Baron. disebabkan karena daerah ini terdiri dari
2.Pantai landai - curam, pantai ini dicirikan oleh perselingan batugamping berlapis, batupasir
adanya beberapa teluk, pada citra nampak pantai gampingan dan napal. Yang mempunyai tingkat
berkelok, pantai ini terdapat di Saptosari dan pelarutan yang berbeda.
Tanjungsari.
3.Pantai landai - curam, pantai ini disamping 4. KESIMPULAN
adanya teluk juga tanjung, pada citra nampak
pantai yang berkelok. Pantai ini terdapat di dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai
Girisobo. berikut:
1. Pemfilteran akan membantu menajamkan pola
3.3 Klasifikasi kelurusan lembah dan bukit.
2. Pengelompokan arah kelurusan lembah dan
Pengklasifikasian daerah karst berdasarkan pada bukit dapat membantu di dalam pengkelasan
keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya kawasan karst.
Mineral 1456.k/20/MEM/2000 tentang pedoman 3.Bentuk pantai dapat dibagi 2 yaitu curam dan
pengelompokan kawasan karst: landai - curam.
1. Kawasan karst kelas 1
Berfungsi sebagai kawasan yang menyimpan air, 5. DAFTAR PUSTAKA
terdapat gua-gua dan sungai bawah tanah yang
aktif, gua-gua yang ada peninggalan sejarah. Edward A. Beaumont and Norman H. Foster,
Berdasarkan hasil penelitian dari pola kelurusan 1992, Remote Sensing, The American Association
lembah (sturktur) dapat dilihat bahwa kelurusan di of Petroleum Geologist, Oklahoma, USA.
daerah ini umumnya panjang dan lebar, pola
demikian dapat diterangkan bahwa proses Gabrielsen,R.H. 1990. characteristic of joints and
pelarutan di daerah ini berjalan sangat intensif, faults. Rock Joint. Balkema,Roterdam ; barton &
dengan lembah yang luas akan sangat mudah Stephansson Ltd.
untuk menampung air hujan yang kemudian
diteruskan melalui pori=pori gerowong yang pada
LAMPIRAN
1
12 Apparent Strike
15 max planes / arc
9 at outer circle
6 Trend / Plunge of
Face Normal = 0, 90
3 (directed away from viewer)
No Bias Correction
W 12 9 6 3 3 6 9 12 E
9
62 Planes Plotted
Within 45 and 90
12 1
Degrees of Viewing
Face
S
Gambar 1 A
N1
12 Apparent Strike
15 max planes / arc
9 at outer circle
6 Trend / Plunge of
Face Normal = 0, 90
3 (directed away from viewer)
No Bias Correction
W 12 9 6 3 3 6 9 12 E
9
21 Planes Plotted
Within 45 and 90
12 Degrees of Viewing
Face
1
S
Gambar 2A
8 Apparent Strike
10 max planes / arc
6 at outer circle
4 Trend / Plunge of
1 Face Normal = 0, 90
2 (directed away from viewer)
No Bias Correction
W 8 6 4 2 2 4 6 8 E
2 1
6
22 Planes Plotted
8 Within 45 and 90
Degrees of Viewing
Face
S
Gambar 3A